#ieltskampunginggris
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hai .. ini adalah hari ke-7 dalam periode ini, artinya saatnya membuat jurnal tentang materi apa saja yang sudah di dapat selama 7 hari ini. Dan kali ini saya akan menuliskan tentang materi Reading for ielts.
Di dalam reading for ielts kita perlu memperhatikan beberapa macam soal yang di berikan, yaitu :
1. Summary Completion, yaitu mengisi atau melengkapi bagian yang kosong dalam suatu paragraf ringkasan. Kita bisa menemukan jawaban itu dari passage yang tersedia. Untuk menemukan jawaban untuk mengisi titik titik itu kita perlu mencari kata kunci dalam paragraf, jawaban ada di sekitar kata kunci.
2. Heading (judul paragraf), yaitu kita di tugaskan untuk menentukan heading dalam setiap paragraf yang tersedia. Heading bisa di artikan juga sebagai inti dari suatu paragraf, biasa nya terdapat di awal atau di akhir tiap paragraf.
3. Menentukan (True, False, or Not Given) dalam beberapa pernyataan, dalam tugas ini kita harus cermat. Selalu cari keyword nya dahulu agar mudah untuk mencari jawabannya di dalam passage.
4. Short-answer, yaitu menjawab pertanyaan singkat. Dalam tugas ini lakukan dengan cara skimming (membaca cepat), biasa nya jawaban tidak lebih dari tiga kata dan/atau nomor.
Jadi, hal yang terpenting dalam mengerjakan soal reading adalah pertama kita harus scanning (mencari keyword) dalam tiap paragraf dan skamming (membaca cepat) ini di karenakan kita tidak mempunyai banyak waktu untuk membaca dengan detail paragraf itu. Dan juga kita harus memperhatikan sinonim dari sebuah kata, karena terkadang yang muncul di sebuah pernyataan dengan di paragraf adalah sinonim nya, jadi harus ekstra hati-hati. Dan kita juga harus tau dan bisa memahami memparafrasekan sebuah kata.
Baiklah, sekian jurnal yang bisa saya tulis berdasarkan pemahaman saya terhadap materi yang saya dapatkan dalam reading, semoga dapat di pahami 🤗
#englishstudio #englishstudioindonesia #englishstudiopare #ieltspare #ieltsenglishstudio #beasiswaieltspare #kampunginggrispare #kampunginggris #ieltskampunginggris
#englishstudio englishstudioindonesia englishstudiopare ieltspare ieltsenglishstudio beasiswaieltspare kampunginggrispare kampunginggris ielt#ieltskampunginggris
1 note
·
View note
Text
Untold Story
Hari itu hari jum’at. Bertepatan dengan akhir periode pula. Seolah seperti suatu agenda khusus, beberapa member English Studio yang sudah menyelesaikan programnya selalu mengajak untuk farewell party. Well..farewell party yang biasa kami lakukan tidak pernah lepas dari secangkir kopi dan serentetan cerita masa lalu, kadang juga masa depan sih... tergantung mood aja mau menceritakan yang mana hehe.
Berhubung kelas yang saya pegang terdiri dari 2bulan, jadi kelas kami tidak memiliki agenda semacam itu. Tapi ternyata ada salah satu member dikelas Band 5 yang mengajak kak IB (tutor Band 5) untuk sekadar having a little chit chat sebelum semuanya kembali ke kampung halaman masing-masing. Yaaah.. karena selama beberapa bulan terakhir saya dan kak IB tidak pernah terpisahkan, kami pun datang bersama.
Selesai kelas, kami langsung menuju tempat yang telah dijanjikan. Suasana sedikit canggung diawal karena saya baru kenal dengan mereka malam itu juga, tapi lama kelamaan saya bisa blend in dengan lingkungan sekitar. Obrolan dibuka oleh Mr. Bukhari. Beliau adalah salah satu member yang berasal dari Aceh dan sudah memiliki jam terbang tinggi di kancah internasional karena sering bekerja sama dengan International NGO untuk menggarap beberapa proyek di berbagai kawasan di Indonesia. Banyak yang beliau ceritakan, walaupun sebagian besar adalah promosi haha. Iya.. mempromosikan daerah asalnya. Pantainya. Pulaunya. Wisata malamnya. Makanannya. And of course, its weeds hahahha. Honestly, it becomes the part I’ve been waiting for the most.
Kemudian, diskusi dilanjutkan oleh Nabilla. Well..she’s warm, outgoing, and cool. Secara keseluruhan, malam itu dia bercerita tentang rencananya untuk mengikuti WHV (Working Holiday Visa). Sebenarnya saya sudah sering mendengar beberapa member yang memang belajar IELTS untuk alasan WHV, tapi entah kenapa malam itu seolah Nabilla dikirim untuk menginspirasi saya. Maybe, it has something to do with her way explaining particular subject. Dia bercerita panjang lebar. Bagaimana awal mula saudara-saudaranya berangkat untuk mengadu nasib di negeri kangguru, bagaimana mereka mendapatkan pekerjaan hingga bagaimana mereka kini bisa menikmati hasil jerih payahnya. And I said to myself “It’s pretty promising”.
#englishstudiopare#kampunginggris#learningielts#ceritatutor#behindthescenes#englishstudioforielts#ieltspreparation#kursusbahasainggris#ieltspare#ieltskampunginggris
1 note
·
View note
Text
Mengenal Writing Task 2 IELTS
Haii Guys….malam ini adalah malam terangker. Kenapa demikian??karena malam ini adalah malam ke-8, malam dimana semua peserta English Studio (ES) akan menuliskan hasil pertapaan selama belajar di ES di minggu ke-2. Nah enak kan guys, kalian cukup nongkrongin tulisan para pejuang EILTSnya ES and kalian akan dapet ilmu gratissss dari kami. Di tulisan sebelumnya saya telah berbagi mengenai SPEAKING, kali ini saya akan berbagi mengenai WRTING TASK 2 hasil dari ilmu Mr Alif yang baik hati.
Sebelum belajar di ES saya sangat benci yang namanya WRITING…yah, ini adalah salah satu section dalam IELTS yang tersulit menurut aku, karena dalam sesi ini peserta IELTS akan diberi tantangan menuliskan dua buah tulisan dalam waktu satu jam. Namun setelah belajar di ES dalam waktu 2 pekan, rasa benci itupun surut sedikit demi sedikit. Nah kali ini saya akan berbagi mengenai Writing Task 2 yah, karena selama 2 pekan ini Mr Alif hanya mengajarkan Wrting Task 2.
Di writing task 2, kita akan menuliskan sebuah essay dengan syarat minimum 250 kata. Selain itu, ada empat penilaian dalam writing Task 2 ini, yaitu:
1. Task Respon (TR), Dalam TR ini akan dinilai bagaimana kita bisa menjawab pertayaan dari soal.
2. Coheren dan Cohesion (CC), Dalam CC akan dinilai hubungan perparagraf pada tulisan kita.
3. Lexical Resource (LR), bagaimana penggunaan IDIOM
4. Gramatical Range and Acuracy (GRA); bagaimana subject verb agreementnya, singular atau pluralnya, spelling dan conjungtion yang kita gunakan dalam essay dah bener atau tidak.
Dalam menulis essay, ada empat paragraph yang diperlukan :
Introduction ( 1 paragraf)
Body Paragraph ( 2 Paragraph)
Conclusion (1 paragraph)
Biar kalian pada penasaran, nantilah yah aku jelasin cara nulis writing task 2 ( intro, body and conclusion), malam ini cukup hal-hal yang perlu dipahami dalam penilaian Wrting Task 2 saja dulu.
Thanks guys…..semangat belajar dan berjuang mengejar skor band yang kalian inginkan.
#englishstudio#englishstudioindonesia#englishstudiopare#ieltspare#ieltsenglishstudio#beasiswaieltspare#kampunginggris#kampunginggrispare#ieltskampunginggris
0 notes
Text
IELTS Writing task 2
Oke, saya akan mencoba menjelaskan cara menulis Writing Task 2 dalam test IELTS, jadi sekedar informasi bagi temen temen yang ingin mengikuti test IELTS pada bagian writing ada 2 tipe yaitu Writing task 1 dan Writing Task 2. Disini saya akan mencoba berbagi ilmu dari pengalaman saya belajar di English Studio Pare
Jadi untuk Writing Task 2 ada beberpa tipe soal yang sering muncul seperti : menanyakan opini (Agree or disagree) dan mendiskusikan tentang 2 pandangan ( pro dan contra) kemudian juga menyampaikan opini kita mengenai kedua hal tersebut. Untuk Writing Task 2 ini minimal harus 250 kata, atau paling banyak tidak lebih dari280 kata. Untuk mempermudah penulisan di Writing task 2 ini, saya membagi menjadi 4 bagian yaitu Introduction, Body Paragraph 1, Body Paragraph 2 dan trakhir Conclusion.
Pada bagian introduction biasakan memparaphrase kan soal kemudian tambahkan sedikit garis besar opini yang akan disaampaikan pada Body Paraghraph.
Contoh :
Currenly many countries that are prohibiting the alcoholic product, (paraphrase) this essay support the idea of it due to health, social problems and life style influence (garis besar topic yang akan dibahas)
Pada bagian Body Paraghraph berisi tentang topic yang akan dijelaskan , kemudian supporting sentences dan example. Pada setiap Body paraghraph terdiri dari masing masing bagian tersebut
Contoh:
Advertising alcoholic has to be banned because it can demage people health (topic), it may load to the liver cancer, brain demage and digestion problems. (supporting sentences) for Instances Russia hit the highest health issue related to alcohol (example
Part terakhir yaitu conclusion. Bagian ini berisikan ringkasan (summary) dan juga suggestion (Saran)
Contoh:
Inconclusion, advertising alcoholic beverages bring some adverse effect as the number of health concern and consumtivity to society, (summary) so the advertisement of alcoholic should be restricted and under the supervision of parent. (suggestion)
Oke, itu aja tips yang saya dapat dari tutor saya Mr. Alif, semoga bisa membantu dan bermanfaat…
#englishstudio
#englishstudioindonesia
#englishstudiopare
#ieltspare #ieltsenglishstudio
#beasiswaieltspare
#kampunginggrispare
#kampunginggris
#ieltskampunginggris
1 note
·
View note
Text
Beyond grateful
WE ARE BOUND TO BE TOGETHER
Sudah tiga minggu ini kami mengikuti kelas malam, kelas yang memang khusus diadakan untuk tutor dan para scholarship grantees yang ada di English Studio. Dikelas ini, kami mendapatkan materi yang berbeda dengan materi yang biasa kami bagikan dikelas pagi, well.. walaupun secara general yang dibahas tetap hal-hal yang berbau IELTS sih.
Sedikit berbagi cerita, dipagi hari, mulai dari pukul 06.00 sampai 10.00 kemudian dilanjut lagi jam 13.00 sampai 17.00, kami mengisi materi dikelas, bertemu dan berbagi ilmu dengan para students. Setelah itu, pukul 19.00 sampai dengan 21.00 (kadang juga bisa sampai 21.30), kami mengikuti kelas malam tersebut. Rutinitas ini terus kami lakukan dari Senin hingga Jum’at.
Dan setiap kali pulang ke kos, pertanyaan pertama yang terlontar dari teman sekamar saya adalah ��miss ga capek apa tiap hari pulangnya malem terus?” Frankly, it sounds sooo hypocritical if I said I’m not. Tapi secara keseluruhan, saya merasa bahwa apa yang selama ini saya dapatkan melebihi segalanya. Saya tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan seperti ini. Belajar bersama orang-orang hebat dan generous, yang ikhlas berbagi ilmunya dengan saya, belajar mengenai hal-hal yang jaaaaaauuuuhhhh meleset dari background study saya. Intinya, saya sadar bahwa pengalaman seperti ini mungkin tidak akan pernah saya dapatkan ditempat lain.
Satu lagi, saya juga bersyukur sampai detik ini saya dan teman-teman masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa terus menuntut ilmu bersama. Kalian benar-benar war biasyaaaaaaaah !!!! Salut !
#behindthescenes#englishstudio#kampunginggrispare#ieltspreparation#ceritatutor#kursusbahasainggris#ieltspare#englishstudiopare#ieltskampunginggris
0 notes
Text
How lucky I am
Goodbyes are not forever. Goodbyes are not the end. They simply mean “I’ll miss you, until we meet again”
Hari ini dikelas malam kita membahas mengenai lucky. Sebelum memulai pada inti pembahasan, miss Rei—selaku mediator—memberikan kami kesempatan untuk menceritakan momen atau situasi dimasa lalu ketika kita merasa diri kita beruntung selama kurang lebih 2 menit. Saat itu kami dipasangkan dengan teman terdekat yang duduk disebelah kami dan lucky me I got Nuni as my neighbour. Before I’m gonna tell you what happen during our 2-minute talk, let me properly introduce her to y’all. Well.. Nuni adalah salah satu orang baru di tahun ke-23 saya. Kami dipertemukan di English Studio. Though I just barely know her for about a couple weeks ago, things are just completely different now. We are becoming closer and closer every single day.
Setelah 2 menit saya menceritakan “momen keberuntungan” menurut versi saya pribadi, tibalah giliran Nuni. At first, dia menceritakan bahwa dengan diberikan kesempatan untuk terus bernafas dan dikaruniai kesehatan serta tubuh yang selalu fit untuk melakukan segala aktifitas merupakan suatu bentuk “keberuntungan” bagi dia. Dia terus bercerita hingga sampai pada beberapa menit sebelum berakhir, dia mulai menceritakan tentang saya. And this little sweet thing had successfully made me cried yesterday. It’s a bit exaggerating memang, tapi that feeling was pure.
I don’t know, I’m not a kind of person who can easily talk about sweet things to others and that’s why my first reaction was crying. But in this occasion I want to let you know that I do feel lucky meeting you here. Meeting someone whom I can be crazy, silly and serious. I can just be me after several months I have been through darkness hahaha~~. Maybe this is the reason why Allah destined us knowing each other in English Studio, just like what Kak IB said “behind every event, there’s always a positive intention”, sorry kak for the little modification.
Satu pesan saya, just remember what Mr. Eddy said, “Hati-hati dengan apa yang kamu percaya.”
“Orang cenderung terlalu fokus membandingkan diri dengan orang lain hingga dia tidak menyadari potensi yang ada pada dirinya sendiri.”
We’ve been through several rejections, we’ve shared same sad story but this doesn’t mean we don’t deserve any goodness.
Thank you for coming to my life. Thank you for everything. Take care and I’ll see you when I see you.
#alumnienglishstudio#academicwriting#kursusbahasainggris#ieltspare#workingholidayvisa#ieltsforwhv#ieltskampunginggris#englishstudiopare
0 notes
Text
Now is not the time to make a short cut
There’s only one growth strategy: WORK HARD – William Hague
Short cut is designed just for a LOSER - unknown
Layaknya sebuah perang, IELTS juga membutuhkan strategi jitu. Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan overall score selangit, salah satunya adalah “gambling”. Sesuai dengan namanya, tak tik ini memang sangat beresiko dan cenderung untuk tidak dipilih oleh sebagian besar ielts catchers.
“Gambling” adalah sebuah term yang saya gunakan untuk menggambarkan suatu kondisi jika seorang ielts catcher memilih untuk menjawab soal reading passage section 3 dengan cara guessing, karena seperti yang kita ketahui, section 3 merupakan passage yang cenderung sulit untuk dikerjakan dan normally, kebanyakan ielts catchers memiliki sedikit waktu untuk mengerjakan bagian ini karena mereka terlalu terlena mengerjakan soal di section 1 dan 2.
Speaking personally, “gambling” bukanlah sebuah strategi, tapi jalan pintas. Kenapa? Alasannya adalah karena saya setuju dengan quote William Hague diatas. Tidak ada strategi yang lebih baik lagi selain dengan bekerja keras. Ingat, semuanya butuh proses, bahkan mie instan, yang namanya sudah jelas-jelas “instan” saja masih memerlukan proses, apalagi belajar IELTS. Jadi, sangat wajar sekali menurut saya jika kalian—para ielts catchers—saat ini merasa belum mampu untuk menaklukan reading test. Tapi jangan sampai juga kalian menggunakan alasan ini sebagai suatu bentuk justification untuk membenarkan kemalasan kalian, karena basically, hanya ada dua macam bentuk ikhtiar—berusaha dan berdoa. Jika kalian merasa kalian sudah berusaha mati-matian namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan, berarti memang ada yang salah dengan cara kalian berdoa, dan begitu juga sebaliknya.
So, jangan mudah menyerah pada keadaan jika kalian belum memberikan performa TERBAIK kalian, karena semuanya masih bisa diusahakan. Tetaplah bermimpi dan tetaplah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Ingatlah, jalan pintas hanya didesign untuk seorang pecundang.
#alumnienglishstudio#englishstudiopare#ieltskampunginggris#ieltsforwhv#workingholidayvisa#ieltspare#kursusbahasainggris#academicwriting#behindthescenes#ceritapejuangielts
0 notes
Text
Karena di atas langit masih ada langit
Above the sky there is always another sky and down below there is always someone who can only dream of what you have done, so be grateful !
Seperti padi, kian berisi kian merunduk. Mungkin peribahasa disamping sangat cocok untuk mendiskripsikan salah satu student saya. Dia baru bergabung tiga hari setelah kelas dimulai, entah kenapa, saya pun juga tidak menanyakan alasan keterlambatannya. Saya hanya berkenalan singkat dengannya sebelum kelas dimulai, saking singkatnya sampai-sampai saya hanya tahu nama dan darimana dia berasal. Hari terus berlalu dan keakraban kian terjalin. Semuanya begitu menyenangkan hingga tiba pada suatu hari, sebuah rahasia besar terbongkar.
Bermula dari saling follow di instagram, kami akhirnya lebih bisa mengetahui sosok dibalik anak baru ini. Dari semua orang yang pernah saya kenal, saya bisa mengatakan bahwa he is literally the smartest, I don’t know, maybe I am just too exagerate, but trust me, he really is. Dengan keluguan dan kerendah-hatian yang dia tunjukkan selama ini, ternyata dia menyimpan segudang prestasi. Banyak sekali kompetisi-kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional, yang telah dia ikuti. Bahkan dia saat ini telah diterima di salah satu kampus terbaik di Inggris lengkap dengan beasiswanya juga. Selain itu, dia juga ditawari untuk menempuh master and doctoral degree dalam waktu 3tahun. Tidak hanya itu saja, sekarang ini dia juga sedang dalam proses mematenkan suatu produk kesehatan dan kecantikan yang telah dia temukan. OMG, can you just imagine that???
Semalam bercengkerama dengannya membuat saya merasa yakin bahwa memang, Allah Maha Adil, dan Allah is the BEST planner. Siapa yang menyangka, seorang anak laki-laki yang menangis dua hari dua malam karena tidak diterima di kampus impiannya dulu, kini akan bersekolah di kampus terbaik ke-3 di Inggris. MasyaAllah...
Dari sini juga saya percaya bahwa diatas langit masih ada langit, oleh karena itulah, kita sebagai manusia, harusnya bisa lebih rendah hati dan juga lebih bisa bersyukur karena banyak orang diluar sana yang menginginkan untuk bisa berada di posisi kita saat ini.
So just bear in your mind guys—keep down to earth and be grateful!!
#alumnienglishstudio#academicwriting#kursusbahasainggris#ieltspare#workingholidayvisa#ieltsforwhv#ieltskampunginggris#englishstudiopare
0 notes
Text
Focusing on the result or the process?
Jadi kalau bekerja, orientasinya harus pada hasil. Bukan kepada proses. Kelihatannya sibuk sekali, tapi menghasilkan apa tidak – Dahlan Iskan
Menurut saya, belajar IELTS adalah sebuah perjalanan. Dan yang namanya perjalanan, kadang bisa berakhir bahagia kadang tidak. Semuanya bergantung pada seberapa jauh kita berusaha untuk mencapai tujuan. Namun, apakah selama ini orang lain benar-benar peduli dengan usaha kita? Hmm.. I guess NOPE. Disadari atau tidak, mereka cenderung menanyakan hasil dibandingkan proses.
Pada kenyataannya, sering kali setiap saya mengajar dikelas baru, teman-teman dikelas saya selalu menanyakan berapa score IELTS saya. Alasannya? Entahlah... Menurut saya tidak penting mengetahui kenapa mereka menanyakan hal ini, yang jelas selama ini hasil adalah yang menjadi concern mereka. Lalu, antara hasil dan proses, menurut kalian manakah yang lebih penting?
Berdasarkan quote Dahlan Iskan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya “hasil” adalah suatu hal yang digunakan untuk memotivasi kita—sang pelaku—dalam meraih sesuatu, atau biasa disebut juga dengan goal. Sebagai pelaku, kita memang dituntut untuk selalu berorientasi pada “hasil”, karena dengan begitu, fokus kita tidak akan terbagi. Hal ini tentunya akan sangat membantu kita dalam meraih tujuan.
Sedangkan jika kita menempatkan diri sebagai seorang penonton, menurut saya, akan sangat lebih baik jika kita juga memperhatikan “prosesnya”, karena terkadang orang hanya bisa melihat apa yang tampak di permukaan tanpa mengindahkan dasarnya. Mereka melihat keberhasilan tanpa memperhatikan prosesnya. Jika dianalogikan, hal ini seperti “iceberg”.
Nah..apabila saya disuruh memilih apakah kita harus fokus terhadap hasil atau proses, jawabannya akan bergantung pada posisi kita—sebagai penonton atau pelaku.
#alumnienglishstudio#academicwriting#kursusbahasainggris#ieltspare#workingholidayvisa#ieltsforwhv#ieltskampunginggris#englishstudiopare
0 notes
Text
Comparison. Does it potentially make us better?
Comparison is the thief of joy – Theodore Roosevelt
Yet, people need a comparison to keep moving on – MOM SAID
Ibarat peribahasa “bagai sayur tanpa garam”, hidup akan hambar apabila tidak mengandung drama didalamnya. Yups, drama. It could be a fairy tale, or else a tragic one. Well.. after all, fairy tale only exists in disney movies, baby because life’s supposed to be challenging.
Nah.. episode kehidupan yang akan saya angkat hari ini adalah tentang “comparison”. Pasti kalian pernah dong mengalaminya kekeke~~. Comparison menurut Theodore Roosevelt adalah suatu kegiatan yang dapat mengurangi kebahagiaan, sedangkan menurut ibu saya, manusia tidak akan berkembang apabila tidak dibandingkan atau membandingkan diri dengan orang lain.
Didalam dunia pendidikan, entah itu formal atau informal, perbandingan adalah suatu hal yang wajar menurut saya. Umumnya, guru membandingkan satu murid dengan murid yang lain dengan tujuan untuk membuat mereka semakin termotivasi untuk belajar (well.. cliché touch, but trust me, you’re gonna understand once you’ll be a teacher). Tapi, adakalanya seorang guru juga dibandingkan dengan guru lain. Perbandingannya pun beragam, ada yang bilang miss A lebih generous saat memberikan nilai, ada lagi miss B suka memberikan tugas banyak, terus miss C galak, miss D kurang kompeten dalam memberikan materi, miss E, F, G sampai miss universe pun juga dibawa-bawa.
Saya sepenuhnya sadar bahwa manusia itu rupa-rupa warnanya. Mereka hidup dan besar di keluarga yang berbeda, memiliki pengalaman hidup yang berbeda, memiliki sifat dan karakter yang berbeda pula. Jadi, menurut saya, kita tidak bisa memaksa mereka untuk berhenti membandingkan. Lalu bagaimana kita harus menghadapi “perbandingan”? Well... here are some ideas that you may want to try: (p.s these ideas reflects on yourself)
Pada dasarnya, perbandingan itu terjadi karena adanya perbedaan pola pikir. Hal ini terjadi bukan karena orang lain yang berbeda, tapi kalian, (yes, YOU!), yang tidak bisa berpikir in their perspectives. So, jika kalian akan membandingkan orang lain dengan diri kalian sendiri atau membandingkan antar dua orang yang berbeda, first, cobalah untuk menyamakan pola pikir kalian dengan orang tersebut dengan begitu kalian akan lebih bisa memahami kenapa dia bersikap seperti itu and it is expected that the act of comparing two or more people can be minimized.
Terus bagaimana jika kita yang menjadi “korban perbandingan”? hmm.. there’s only one way out I guess: BE POSITIVE ! Sama seperti apa yang telah ibu saya katakan, perbandingan akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi (the power of MOM SAID). Anggaplah hal itu menjadi sebuah “self-reflection”, dengan begitu kita bisa mengetahui kekurangan kita and eventually we can be the best version of ourselves.
Just remember two things: 1. If you wanna comparing : the problem is on YOU, not on them. 2. If you’re a victim : be POSITIVE !
#englishstudiopare#ieltskampunginggris#ieltsforwhv#workingholidayvisa#ieltspare#kursusbahasainggris#academicwriting#alumnienglishstudio
0 notes
Text
Standing from the crowd
Why fit in when you were born to stand out? – Dr. Seuss
Don’t compare yourself with anyone in this world, if you do so, you are insulting yourself – Bill Gates
Malam itu seperti malam-malam sebelumnya. Kami, team pengajar ES, berkumpul disebuah ruangan yang sudah terasa seperti ‘rumah’. Topik pembahasan pada malam itu sama dengan topik yang telah kami diskusikan pada dua malam sebelumnya, yaitu logical fallecies atau bisa disebut dengan kesalahan dalam berpikir.
Sebenarnya saya pribadi merasa tidak ada yang istimewa pada hari itu. Semuanya berjalan seperti biasanya. Namun, suasana seketika berubah ketika miss Rei, pemateri, memberikan soal exercise kepada kami.
Soal tersebut terdiri dari sepuluh pertanyaan dan masing-masing pertanyaan berisi satu paragraf pendek. Kami diminta untuk menentukan jenis logical fallecies berdasarkan paragraf yang diberikan beserta dengan alasannya. Setelah kurang lebih 10menit mengerjakan, tibalah saatnya untuk ‘berdebat’.
Pertanyaan pertama terlewati dengan mudahnya karena memang mayoritas dari kami memiliki jawaban dan alasan yang sama. Tetapi, tiba di soal kedua, satu dua tiga perbedaan mulai menyeruak. Kami terbagi menjadi lima kelompok dan semuanya saling unjuk pendapat. Jangan berharap kami akan menyerah begitu saja, karena hal ini tidak akan mungkin terjadi.
Lima belas menit berlalu, masing-masing individu yang tadinya memiliki suara pribadi nampaknya mulai terpengaruh oleh suara-suara yang mungkin menurut mereka masuk akal. Dan di titik inilah jawaban yang tadinya berwarna-warni seperti pelangi berubah menjadi monokrom yang hanya terdiri dari hitam dan putih dengan perbandingan pengikut yang sangatlah jomplang,“false cause” dipilih oleh dua orang saja dan “false appeal” dipilih oleh sekitar setengah dari jumlah peserta. Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 20.30, night class session pun diakhiri dan akan dilanjutkan dipertemuan selanjutnya.
Setibanya dirumah, saya merenungkan kembali kejadian yang baru saja saya alami. Saya teringat dengan apa yang telah ayah saya katakan berpuluh-puluh tahun yang lalu, “jadilah manusia yang mampu menari ditengah hujan tanpa setetes air pun membahasi baju”. Menurut saya analogi ini sangat tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi malam ini. Dengan perbedaan yang kita miliki, kita tetap berani menyuarakan isi hati tanpa takut dicaci maki.
#alumnienglishstudio#academicwriting#kursusbahasainggris#ieltspare#workingholidayvisa#ieltsforwhv#ieltskampunginggris#englishstudiopare
0 notes
Text
Learning is always interisting
When one teaches, two learn – Robert Heinlein
The capacity to learn is a GIFT, the ability to learn is a SKILL, the willingness to learn is a CHOICE – Brian Herbert
Suatu ketika kakak saya berkata kepada saya, “Kayanya belajar itu memang hobbymu, soalnya tiap aku perhatikan, kamu keliatan enjoy sekali ketika belajar. Tidak seperti anak-anak lain pada umumnya.” Saat itu juga saya mulai berpikir, “Apakah memang benar aku senang belajar? Ah.. tidak mungkin. Belum pernah aku tahu ada manusia yang hobby belajar. Itu hanya karangan kakak saja supaya aku semakin semangat belajar.” Dan setelah itu, saya tidak pernah sekalipun memikirkan hal ini lagi.
Sampai pada akhirnya saya lulus kuliah. Sebenarnya berbulan-bulan sebelum wisuda, saya sudah mulai memikirkan apa yang harus saya lakukan setelahnya, apakah bekerja atau melanjutkan kuliah lagi? Namun sampai pada hari H, saya belum menemukan pencerahan.
Kebanyakan teman-teman saya mungkin akan berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan saya pribadi merasa bahwa ketika seseorang lulus kuliah kemudian dia bekerja, siklus kehidupannya akan berhenti. Mereka cenderung tidak memiliki waktu untuk menikmati hidup karena terlalu fokus pada pekerjaan. Makanya itu, saya masih berpikir dua kali untuk bekerja.
Setelah satu dua bulan melakukan research dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada, saya pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah. Untuk itu, saya sudah mencatat beberapa hal yang perlu saya lakukan. Pertama, saya mengambil kursus IELTS Preparation di English Studio – Pare, kemudian saya mengambil IELTS test, mendaftar beasiswa dan mendaftar di universitas luar negeri.
Setelah semua proses terlalui dan sembari menunggu pengumuman beasiswa, saya bekerja di salah satu perusahaan jasa instalasi listrik. Kebetulan saat itu saya meng-handle proyek yang berlokasi di Gresik. Selama bekerja, saya merasa ilmu yang saya miliki tidak berkembang dan hal-hal yang saya hadapi setiap harinya kurang menantang.
Beberapa bulan berlalu. Pengumuman yang saya tunggu-tunggu akhirnya keluar, dan hasilnya mengecewakan. Saya tidak lolos seleksi. Setelah itu, saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya tersebut.
Saya pulang ke kampung halaman dan bertekad untuk mendaftar beasiswa lagi. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa lolos seleksi yang kedua. Mulai dari research, mentoring sampai dengan asking some experts, semuanya saya lakukan untuk bisa meloloskan diri. Singkat cerita, usaha yang saya lakukan belum juga menemukan titik temu.
Setelah hampir 2 bulan lamanya saya merenung dan mencoba untuk moving on, saya mendapatkan kabar bahwa English Studio membutuhkan tenaga pengajar. Berbekal sertifikat IELTS, pergilah saya mendaftarkan diri.
And here I am now, standing in front of the class, explaining the modules and having a small discussion with my students. It is a blast, really! Saya bertemu dengan orang-orang yang luar biasa hebatnya. Datang jauh-jauh dari luar provinsi, luar pulau hingga luar negeri. Mereka sangat bersemangat untuk menuntut ilmu demi melanjutkan cita-cita (yang mungkin sempat tertunda).
Disini saya berkesempatan untuk berbagi ilmu dan memanen ilmu. Mengetahui apa yang sebelumnya belum saya ketahui, mendiskusikan topik-topik hangat dan carut marut dunia sosial dan politik, suatu hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Selain itu, saya juga belajar untuk berpikir dari perspective yang berbeda, belajar untuk memahami karakter students saya satu per satu dan yang terpenting belajar untuk bisa selalu sabar menghadapi mereka. I am beyond gratefull and I will never take every single moment I spent here for granted.
Sampai pada akhirnya saya mulai merenungkan lagi apa yang dikatakan kakak saya waktu itu. Dan untuk kali ini, sebagian dari diri saya mulai menyetujuinya.
#alumnienglishstudio#academicwriting#kursusbahasainggris#ieltspare#workingholidayvisa#ieltsforwhv#ieltskampunginggris#englishstudiopare
0 notes
Text
Oh~~ such a pleasure!
Dari dua artikel yang sudah pernah saya post, belum sedikit pun saya perkenalkan siapa diri saya sesungguhnya. Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukannya, okay.. namanya saya Dynar Anjani dan saat ini saya adalah salah satu pengajar di English Studio (ES). Saya baru bergabung dengan tim ES sekitar 2 minggu yang lalu.
Beberapa hari yang lalu, kami memiliki agenda gathering di salah satu tempat makan yang terletak di Desa Bendo, Pare, yang bernama Sribu Asri. Menariknya, tempat makan ini juga menyediakan kolam pemancingan ikan, sehingga para pengunjung bisa secara langsung menikmati hasil tangkapan mereka disini.
Dari Kampung Inggris, Pare, kami berangkat menggunakan odong-odong (semacam kereta kelinci yang ditarik dengan motor atau mobil) dengan lama perjalanan sekitar 20 menit. Kami melewati persawahan yang sangat luas yang menyajikan pemandangan yang menyejukkan mata dan mendamaikan jiwa. Setibanya disana, kami langsung memulai acara gathering dan ramah tamah. Acara ini memakan waktu selama kurang lebih 3 jam dan setelah ditutup dengan foto-foto, kami pun pulang.
Sebelum memulai perjalanan pulang, abang odong-odong menanyakan apakah kami juga ingin mampir di Candi Tego Wangi. Karena letak candi tersebut satu jalan dengan jalan kami pulang, akhirnya kami memutuskan untuk berkunjung. Sebenarnya, ada candi lain yang bisa digunakan sebagai referensi untuk memanjakan diri di Pare, namanya adalah Candi Surowono. Walaupun letaknya lebih dekat dengan kampung inggris, saya sendiri belum pernah mengunjunginya and hopefully I’m able to go there in a short time.
Candi Tego Wangi sendiri memiliki satu candi yang cukup besar dan beberapa candi kecil disekitarnya. Namun, teman-teman jangan membayangkan candinya sebesar Borobudur, karena dalam kenyataannya candi ini besarnya hanya sepersekian dari Candi Borobudur. Meski begitu, tempat wisata yang satu ini cukup ramai dan menurut saya, spotnya juga lumayan instagramable (sebuah istilah yang digunakan anak muda untuk mendiskripsikan tempat bagus yang bisa dipamerkan di akun instagram mereka). Bagi teman-teman yang ingin pergi kesini, saya sarankan untuk membawa shades atau payung karena tempatnya cukup panas dan jangan lupa juga untuk memakai sun block cause I really know the feeling.
Nah.. Selain spot-spot diatas, tempat wisata lain yang bisa dikunjungi adalah Gunung Kelud dan Simpang Lima Gumul (SLG). Ada banyak persewaan mobil dan/atau motor di Pare, jadi kalian tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana kalian bisa pergi ke tempat tersebut. Khusus untuk SLG, ada banyak angkutan umum yang siap mengantar kalian kesana (angkot P) sedangkan untuk pergi ke Gunung Kelud, I’m afraid there is no public transport.
Bagi kalian yang suka bermain air di pantai, kalian bisa pergi ke Tulungagung (sekitar 1,5jam dari Pare) atau ke Malang Selatan (sekitar 5jam perjalanan). Ada banyak pilihan pantai yang bisa kalian kunjungi, misalnya di Tulungagung ada Pantai Popoh, Pantai Ngalur, Pantai Sanggar, dsb. Sedangkan di Kabupaten Malang, ada Pantai Goa Cina, Pantai Sendang Biru, etc.
Okay.. sekian dulu sharing tentang holiday reference-nya. See you guys in the next post !
#ieltspreparation#alumnienglishstudio#academicwriting#kursusbahasainggris#ieltspare#workingholidayvisa#ieltsforwhv#ieltskampunginggris#englishstudiopare
0 notes
Text
Like Amsterdam like Pare
Life is simpler when you rule the world – Unknown
Salah satu cara untuk menguasai dunia adalah dengan mengedukasi diri sendiri. Dan untuk melakukannya, manusia memiliki berbagai cara, mulai dari membaca, berdikusi hingga berlatih. Tentunya selain cara-cara tersebut, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor eksternal.
Faktor eksternal bisa meliputi fasilitas belajar, misalnya buku, jaringan internet, teknologi penunjang dan ketersediaan pengajar, selain itu juga bisa datang dari lingkungan sekitar dimana kita menghabiskan waktu untuk belajar. Tidak dipungkuri bahwa manusia cenderung memilih tempat yang nyaman dan tenang untuk membantu mereka menyerap ilmu. Dan Pare, which is internationally known for studying English, adalah tempat yang tepat untuk memulai perjalanan ini.
Pare sendiri terletak di provinsi Jawa Timur, sekitar 19.8 km dari Kota Kediri. Pare adalah kota kecil yang kehidupan masyarakatnya masih sangat sederhana. Walaupun begitu, fasilitas yang ditawarkan kecamatan yang terletak di kabupaten Kediri ini tergolong lengkap. Berbagai jenis makanan mulai dari nasi pecel harga Rp 3.000,00 hingga soto seharga Rp 10.000,00 semuanya ada disini. Kebutuhan sehari-hari seperti peralatan mandi, obat-obat kesehatan, laundry, perlatan listrik dan mesin ATM juga tersedia.
Ada satu hal unik tentang Pare yang ingin saya bahas disini. Menurut saya, Pare adalah miniatur kota Amsterdam. Bagi teman-teman yang sudah pernah ke Amsterdam, mungkin kalian akan memiliki pendapat yang sama dengan saya ketika kalian datang ke Pare. Bagi yang belum, saya akan diskripsikan sekilas mengenai Amsterdam dan apa yang membuatnya sama dengan Pare.
Amsterdam memiliki culture yang unik dibandingkan dengan kota-kota lain di Belanda. Disana, masyarakat maupun wisatawan sangat gemar menggunakan sepeda untuk mobilitas. Bahkan jumlah bikers disana lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pengguna kendaraan bermotor. Sepeda-sepeda yang digunakan adalah jenis sepeda yang sama dengan yang digunakan di Indonesia pada umumnya bahkan ada sepeda yang berasal dari zaman dahulu, sepert sepeda unta.
Nah, di Pare pun juga seperti itu. Biking di Pare sudah seperti culture. Hampir semua English course participants menggunakan sepeda untuk menunjang mereka bermobilitas. Ada puluhan tempat persewaan sepeda yang tersedia di Pare. Harga sewanya pun beragam, disesuaikan dengan jenis sepeda yang direntalkan.
Untuk itu, bagi teman-teman yang tertarik untuk datang ke Pare, jangan ragu lagi. Sok atuh, mangga~~. Kapan lagi kalian bisa merasakan hidup seperti di Amsterdam dengan biaya hidup yang jauh lebih affordable.
Next, saya akan posting tentang tempat wisata di sekitar Pare dan Kota Kediri. Tempat dimana English course participants melepas penat.
#ieltspreparation#englishstudiopare#ieltskampunginggris#ieltsforwhv#workingholidayvisa#ieltspare#kursusbahasainggris#academicwriting#alumnienglishstudio
0 notes
Text
Starting point
Success does not lie in “RESULTS” but in “EFFORTS” “BEING” the best is not so important, “DOING” the best is all that matters – Unknown
Tuhan menaruhmu di tempat yang sekarang, bukan karena kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata – Dahlan Iskan
Salah satu mimpi terbesar saya adalah melanjutkan studi ke jenjang master di luar negeri. Dan saya sadar benar bahwa untuk mewujudkannya, saya harus bisa berbahasa Inggris at least fluently. Karena sebelumnya saya pernah belajar bahasa Perancis, yang akhirnya mengakibatkan bahasa Inggris saya berantakan, saya memutuskan untuk mengambil kursus bahasa Inggris dan automatically saya menetapkan pilihan untuk mengambil IELTS Preparation karena sertifikat IELTS dapat digunakan untuk dua keperluan sekaligus, yaitu untuk university enrollment dan scholarship application.
In fact, ada banyak lembaga bimbingan yang menawarkan program yang sama. Namun, setelah mencari informasi dan bahkan mengikuti beberapa placement test di berbagai tempat, saya memutuskan untuk mengambil di ENGLISH STUDIO (ES) – PARE karena alasan yang beragam.
First and foremost adalah dari segi ekonomi. Dibandingkan dengan fasilitas dan jam belajar yang ditawarkan, biaya yang saya keluarkan untuk mengikuti program IELTS preparation di ES sangatlah ekonomis. Waktu itu saya mengambil program Master Class (untuk mengetahui program-program lain yang ditawarkan ES, silakan kunjungi http://es-indonesia.com) dan di kelas ini, saya belajar selama kurang lebih 35 jam per minggu selama 3 bulan. Alasan selanjutnya adalah program yang lengkap dan ringkas. Dalam Master Class, students akan belajar mulai dari writing, reading, listening hingga speaking. Semua sub-section tersebut dikemas menjadi satu dan hal ini sangat memudahkan saya karena saya tidak perlu pusing-pusing mengatur jadwal sendiri untuk mengambil keempatya secara terpisah. Berikutnya, scoring atau ielts test simulation dilakukan secara berkala sehingga students maupun tutor yang mengajar bisa memantau perkembangan kemampuan bahasa Inggris para participants. Pertimbangan yang terakhir berasal dari lingkungan sekitar. Pare sendiri adalah kota yang sangat cocok untuk belajar dan hal ini sangat mendukung saya untuk bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
Nah sekian dulu postingan saya mengenai beberapa alasan yang membuat saya mengambil IELTS Preparation di ENGLISH STUDIO – Pare. Tetap ikutin postingan saya selanjutnya karena saya akan membahas mengenai kehidupan di Pare dan segala gegap gempitanya.
#englishstudiopare#ieltskampunginggris#ieltsforwhv#workingholidayvisa#ieltspare#kursusbahasainggris#academicwriting#alumnienglishstudio#ieltspreparation
0 notes
Photo
And my journey started from here
#englishstudiopare#ieltskampunginggris#ieltsforwhv#workingholidayvisa#ieltspare#kursusbahasainggris#academicwriting#alumnienglishstudio#ieltspreparation
0 notes