Tumgik
#ieltspare
aanjaniposts-blog · 7 years
Text
Untold Story
Hari itu hari jum’at. Bertepatan dengan akhir periode pula. Seolah seperti suatu agenda khusus, beberapa member English Studio yang sudah menyelesaikan programnya selalu mengajak untuk farewell party. Well..farewell party yang biasa kami lakukan tidak pernah lepas dari secangkir kopi dan serentetan cerita masa lalu, kadang juga masa depan sih... tergantung mood aja mau menceritakan yang mana hehe.
Berhubung kelas yang saya pegang terdiri dari 2bulan, jadi kelas kami tidak memiliki agenda semacam itu. Tapi ternyata ada salah satu member dikelas Band 5 yang mengajak kak IB (tutor Band 5) untuk sekadar having a little chit chat sebelum semuanya kembali ke kampung halaman masing-masing. Yaaah.. karena selama beberapa bulan terakhir saya dan kak IB tidak pernah terpisahkan, kami pun datang bersama.
Selesai kelas, kami langsung menuju tempat yang telah dijanjikan. Suasana sedikit canggung diawal karena saya baru kenal dengan mereka malam itu juga, tapi lama kelamaan saya bisa blend in dengan lingkungan sekitar. Obrolan dibuka oleh Mr. Bukhari. Beliau adalah salah satu member yang berasal dari Aceh dan sudah memiliki jam terbang tinggi di kancah internasional karena sering bekerja sama dengan International NGO untuk menggarap beberapa proyek di berbagai kawasan di Indonesia. Banyak yang beliau ceritakan, walaupun sebagian besar adalah promosi haha. Iya.. mempromosikan daerah asalnya. Pantainya. Pulaunya. Wisata malamnya. Makanannya. And of course, its weeds hahahha. Honestly, it becomes the part I’ve been waiting for the most.
Kemudian, diskusi dilanjutkan oleh Nabilla. Well..she’s warm, outgoing, and cool. Secara keseluruhan, malam itu dia bercerita tentang rencananya untuk mengikuti WHV (Working Holiday Visa). Sebenarnya saya sudah sering mendengar beberapa member yang memang belajar IELTS untuk alasan WHV, tapi entah kenapa malam itu seolah Nabilla dikirim untuk menginspirasi saya. Maybe, it has something to do with her way explaining particular subject. Dia bercerita panjang lebar. Bagaimana awal mula saudara-saudaranya berangkat untuk mengadu nasib di negeri kangguru, bagaimana mereka mendapatkan pekerjaan hingga bagaimana mereka kini bisa menikmati hasil jerih payahnya. And I said to myself “It’s pretty promising”.
1 note · View note
aimakassar-blog · 5 years
Text
IELTS SPEAKING BUAT PEMULA
Hai guys….perkenalkan nama saya Ai, saat ini aku lagi ngambil IELTS class di English Studio (ES). Nah, karena ini adalah hari ke-5 saya belajar di ES, maka wajiblah diriku membuat satu tulisan buat kalian pembaca pejuang  IELTS.  Tulisan pertama ini mengenai  “SPEAKING IELTS” berhubung materi yang saya dapatkan di kelas Masterclass by Mr. Alif pada lima hari pertama  yang salah satunya adalah SPEAKING, maka dari itu saya akan berbagi materi mengnai pengenalan speaking bagi IELTS pemula.  
Salah satu tes yang menurut saya sulit pada IELTS selain writing section adalah speaking section karena pada bagian ini, Examiner akan menguji kemampuan kita dalam berkomunikasi. Dalam Speaking IELTS terbagi atas TIGA PART.
PART 1 (SHORT CONVERSATION)
Pertanyaan pada part ini sangat ringan, ini adalah sesi pemanasan dan semua pasti bisa menjawab pertanyaan di part ini. Misalnya saja, pertanyaan mengenai tempat tinggal, hoby, keluarga, dan jenis transportasi di daerah kita. Adapun waktu yang digunakan 3-4 menit.
PART 2 ( BERBICARA SELAMA 2 MENIT)
Pada part ini, peserta akan berbicara selama 2 menit, namun sebelumnya peserta akan diberi sebuah Card  yang berisi pertanyaan dan Examiner akan memberikan alokasi waktu 1 menit buat prepare dalam menjawab pertanyaan dalam Card tersebut.  Alokasi waktu dalam part ini sebanyak 3 menit.
PART 3 (DISKUSI)
Pada part ini peserta akan diberi pertanyaan oleh Examiner yang berhubungan dengan part 2, namun dalam part 3 ini pertanyaannya sangat bersifat global. Jadi pada part ini peserta akan harus memiliki banyak pengtahuan agar dapat menjawab pertanyaan dari Examiner.
Ok itu saja yah sedikit share mengenai Speaking test dalam IELTS. Saya pengen sih share lebih banyak, namun tugas homework (writing task 2 dari Mr Alif) belom kelar. So, sampe sini saja yah guys. Semangat Belajar. Dan terima kasih ES….
1 note · View note
aissavasektia-blog · 5 years
Text
Hai .. ini adalah hari ke-7 dalam periode ini, artinya saatnya membuat jurnal tentang materi apa saja yang sudah di dapat selama 7 hari ini. Dan kali ini saya akan menuliskan tentang materi Reading for ielts.
Di dalam reading for ielts kita perlu memperhatikan beberapa macam soal yang di berikan, yaitu :
1. Summary Completion, yaitu mengisi atau melengkapi bagian yang kosong dalam suatu paragraf ringkasan. Kita bisa menemukan jawaban itu dari passage yang tersedia. Untuk menemukan jawaban untuk mengisi titik titik itu kita perlu mencari kata kunci dalam paragraf, jawaban ada di sekitar kata kunci.
2. Heading (judul paragraf), yaitu kita di tugaskan untuk menentukan heading dalam setiap paragraf yang tersedia. Heading bisa di artikan juga sebagai inti dari suatu paragraf, biasa nya terdapat di awal atau di akhir tiap paragraf.
3. Menentukan (True, False, or Not Given) dalam beberapa pernyataan, dalam tugas ini kita harus cermat. Selalu cari keyword nya dahulu agar mudah untuk mencari jawabannya di dalam passage.
4. Short-answer, yaitu menjawab pertanyaan singkat. Dalam tugas ini lakukan dengan cara skimming (membaca cepat), biasa nya jawaban tidak lebih dari tiga kata dan/atau nomor.
Jadi, hal yang terpenting dalam mengerjakan soal reading adalah pertama kita harus scanning (mencari keyword) dalam tiap paragraf dan skamming (membaca cepat) ini di karenakan kita tidak mempunyai banyak waktu untuk membaca dengan detail paragraf itu. Dan juga kita harus memperhatikan sinonim dari sebuah kata, karena terkadang yang muncul di sebuah pernyataan dengan di paragraf adalah sinonim nya, jadi harus ekstra hati-hati. Dan kita juga harus tau dan bisa memahami memparafrasekan sebuah kata.
Baiklah, sekian jurnal yang bisa saya tulis berdasarkan pemahaman saya terhadap materi yang saya dapatkan dalam reading, semoga dapat di pahami 🤗
#englishstudio #englishstudioindonesia #englishstudiopare #ieltspare #ieltsenglishstudio #beasiswaieltspare #kampunginggrispare #kampunginggris #ieltskampunginggris
1 note · View note
suhadjerah-blog · 5 years
Text
Belajar IELTS sesi Speaking di English Studio Pare Kediri
Speaking test adalah salah satu dari 4 skills yang akan di tes pada IELTS. Dalam mengasesmen skill speaking terbagi menjad 3 bagian /part, yaitu part 1 berupa style question, part 2 style task dan part 3 style questions. Sesuai dengan namanya, mereka memiliki keunikan dan cara menjawab yang berbeda. Sebagai tambahan, pada pada sesi ini diperlukan kelihaian dalam berpikir cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan pertanyaan yang akan dilemparkan oleh examiner. Manajemen waktu juga diperlukan agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.
Sesi – sesi speaking test IELTS :
1)    Part 1 – Style Question
Examiner pada part ini akan memberikan pertanyaan berupa hal hal / topik yang common disekitar kita. Part ini berlangsung sekitar 5 menit dengan jumlah pertanyaan sebanyak 4 – 5 buah. Berikut contoh  pertanyaan dengan topik teknologi :
1.    Do you enjoy using technology?
2.    Do you use the internet for your studies?
3.    Do you have our own computer?
Pada part ini karena waktu yang terbatas / tidak banyak juga hanya sekedar brainstorming sebelum masuk ke part selanjutnya yang lebih challenging, maka kalian hanya perlu menjawab sekitar 2 – 3 sentences. Jawab singkat,padat dan tepat. Berikut contoh menjawab pertanyaannya :
“Do you enjoy using technology?”
Answer : “Well.... Eventhough I’m not computer buff nor a techie one, either but I do keen to use some kind of technologies such as computer and handphone. I use my gadget to browse several necessary resources.”
2)    Part 2 – Style task
Examiner pada part ini akan memberikan pertanyaan berupa 4 poin yang membuat kalian berbicara panjang sampai dengan 2 menit waktu yang ada. Jangan khawatir sebelum kalian diminta untuk berbicara,examiner akan memberi waktu 1 menit untuk berpikir dan menulis kira kira apa sih yang akan di speak up related to topic. Jika waktu selesai, maka examiner akan menghentikan kalian walau misalnya masih ada yang akan dibicarakan. Part ini memang melatih tempo dan manajemen waktu kita.
Contoh pertanyaan pada part ini ialah :
Describe an item of technology you have that is very important. You should say :
1.    What the technology is
2.    When you got it
3.    How often you use it
4.    How different your daily life would be without it
 Sebagai tips, waktu 1 menit digunakan hanya untuk menulis poin poin yang akan dibicarakan. Lebih mudahnya membuat mind mapping seperti dibawah ini :
Tumblr media
  3)    Part 3 – Style Questions
Part ini mirip dengan part lainnya tetapi diperlukan fokus topik sesuai pertanyaan serta lebih detail menuangkan informasi dan yang paling penting bisa menjelaskanny dalam waktu 4  - 5 menit. Tutor saya di English Studio Kampung Inggris Pare memberikan tips untuk memuat deep talk sekitar 4 – 5 sentences. Grammar dan penggunaan vocab yang uncommon menjadi poin lebih.
       Itulah pengalaman dan ilmu yang saya dapat selama 4 hari belajar IELTS level B2 di English Studio Kampung Inggris Pare. Memang speaking seems easy but we have to maintain our ideas, grammar, vocabs and tempo.
0 notes
awesomeriyuta-blog · 8 years
Text
Saya Percaya (Part 3)
...continued
Melanjutkan cerita kemarin, saya sakit di hari pertama datang ke Pare dan baru bisa mengikuti kelas sehari setelahnya. Meskipun belum benar-benar sembuh, saya memutuskan untuk masuk kelas. Itupun saya sudah merasa kehilangan banyak materi. Teman-teman sekelas sudah belajar menulis introduction untuk writing task 1, dan saya memutuskan untuk benar-benar berusaha masuk di tiap pertemuan.
Setelah seminggu pertama, kami mulai diberi tugas. Listening TED talks kemudian membuat rangkuman minimal 100 kata mengenai apa yang pembicaranya bahas, dan paraphrasing artikel. Seandainya saya waktu itu skeptis dengan metode yang diberikan, saya bisa saja menolak untuk mengerjakannya. Tapi tidak. Saya percaya kalau treatment yang diberikan berdasarkan alasan tertentu. Tiap hari kami latihan writing task 1 di minggu ke dua, dan tiap hari pula tulisan saya kembali penuh coretan dari Miss Adhis. Kadang saya iri dengan teman yang hanya diberi komentar sedikit. Grammar saya yang masih tidak karuan. Penggunaan to be (is, were, dsb) yang tidak sesuai, saya yang masih belum tahu penggunaan tenses perfect. Banyak hal yang rasa-rasanya saya tidak tahu.
Saya bisa saja menyerah saat itu. Saya bisa saja mengutuk sistem yang diberikan. Tapi tidak. Saya percaya kalau program ini adalah program berkelanjutan. Dan ini masih bulan pertama. Saya masih punya waktu dua bulan lagi.
Di bulan kedua, saya masih ingat bagaimana writing task 2 saya out of topic, atau writing task 1 yang tidak make sense karena efek thesaurus. Belum lagi tiap hari kami harus menghafal 30 lebih vocabulary beserta meaningnya. Lagi-lagi saya iri, ketika salah satu teman saya selalu dipuji karena ide nya yang pas dan tulisannya yang enak dibaca.
Saya bisa saja memilih untuk mundur seperti beberapa teman saya waktu itu. Tapi lagi-lagi saya berusaha percaya kalau menjalani semua ini berarti mengikuti tiap proses nya, tanpa berusaha mencari jalan singkat. Beberapa orang yang tidak sabaran mungkin akan malas-malasan datang atau memilih untuk mencari kursusan atau privat di tempat lain. Bagi saya, ini bukan masalah tempatnya. Ini justru tentang apa saya mau berusaha atau tidak. Bermasalah pada grammar berarti saya harus belajar lebih dibanding yang lain, jika saya bermasalah mengenai ide, maka saya harus membaca lebih banyak daripada teman saya untuk mengejar mereka.
Di bulan ketiga, minggu kedua  jika saya tidak salah, evaluasi writing saya waaktu itu benar-benar menjawab perjuangan saya sebelumnya. Writing task 2, saya sudah tidak out of topic, hanya sedikit kesalahan grammar, dan saya mendpatkan nilai tertinggi.
Seandainya saya menyerah di bulan pertama, atau di bulan kedua, saya mungkin akan berakhir menjadi orang yang terus-meneurs berpikir buruk mengenai English Studio. Tapi untungnya tidak. Saya percaya, dan saya membuktikannya. Mengikuti program Master Class betul-betul menjawab semua kegalauan saya.
English Studio menjadi salah satu tempat favorit saya belajar. Entah itu IELTS, atau ketika saya butuh lingkungan untuk membangkitkan semangat berjuang, dan saya memilih untuk kembali lagi kesini, mencoba untuk menginspirasi.
0 notes
reskinurfatima · 8 years
Text
FROM PARE TO PERTH (part2)
Setelah melewati beberapa pergulatan dihati, akhirnya, aku memutuskan untuk menyambangi KAMPUNG INGGRIS, PARE. Walaupun Jember dan Pare masih berada disatu provinsi; Jawa Timur, keberangkatanku kesana cukup melelahkan. Perjalanan yang kutempuh cukup membuatku out of breath karena harus menyeret koper dan tas jinjing naik turun bus. Kurang lebih 7 Jam perjalanan, aku pun tiba di Kampung Inggris-Pare yang konon katanya semua orang-orang fasih menggunakan bahasa nenek saya, ratu Elizabeth.
Kala itu, cuaca Kampung Inggris-Pare sangat ramah pun orang-orang yang berseliweran terlihat gegap gempita berangkat dan pulang kursus. Wait a minute, I smell something strange.. “Kenapa kok semua orang terlihat mengendarai sepeda?” Tanpa mendapat jawaban dari seseorangpun, akupun berlogika sendiri, mungkin kendaraan konvesional inilah yang paling tepat untuk para English Leaners di kampung Inggris-Pare. Dibandingkan dengan kendaraan bermotor, sepeda jauh lebih ekonomis, simpel dan tidak kesulitan untuk perubahan kepemilikannya. Maka tidak mengherankan lagi jika terdapat banyak usaha penyewaan sepeda yang tersebar dilingkungan tempat kursus.Untuk lebih lengkapnya akan saya bahas mengenai rental-merental sepeda ini di postingan saya berikutnya.
Dalam sehari saja di kampung Inggris-Pare ini, saya langsung banyak mengorek informasi. Mulai dari menjamurnya usaha rental sepeda, laundry, warung makan, kost-kostan, hingga tempat bermain multiplayers game, semua menarik perhatian saya. Daya tarik Kampung Inggris-Pare yang telah menyerap banyak pelajar dari seluruh wilayah di Indonesia memberikan dampak positif pada berbagai jenis bisnis kecil menengah di Kampung kecil ini. Tentu saja, membludaknya pelajar Bahasa Inggris yang kian berdatangan adalah peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Kedatanganku di tahun 2012 ini, mempertemukanku dengan Mr.Eddy Suaib yang akrab di sapa Papap Eddy. Selama kurang lebih 3 bulan, aku memperoleh pengajaran dari beliau, seorang tutor yang sangat luar biasa. Alhasil, dalam sekejap kemampuan bahasa inggris ku langsung ter-upgrade. Yang awalnya suka banyak pause-nya saat speaking, akhirnya aku bisa menjadi sangat fluent. Belum lagi kemampuan academic writing-ku yang dulunya ZERO, hanya dalam 3 bulan aku bisa menjadi academic writer yang TE.O.PE. Thanks God. Semua kemampuan baru yang kudapat dari Mr. Eddy telah membulatkanku untuk mengikuti test bahasa Inggris bersertifikat sebagai persyaratan utama bagi pelajar yang ingin kuliah di Luar Negeri.
Tepat 25 Agustus 2014, Mr. Eddy merintis lembaga kursus baru “ENGLISH STUDIO”, saat itu aku sudah menjadi salah satu mahasiswa di CURTIN UNIVERSITY, Perth-Western Australia. Sebagai seorang Ex-student Mr. Eddy yang merupakan fonder English Studio, sangat tidak mungkin untuk aku meragukan kualitas pengajaran English Studio. In fact, English Studio kini merupakan favorite destination untuk para pemburu IELTS yang kian berdatangan ke PARE. Dengan semakin bertambahnya alumni English Studio yang telah mencapai GOAL mereka seperti yang telah aku alami, aku semakin percaya dengan track record English Studio.
Untuk info lengkap tentang Kampung Inggris Pare dan English Studio, akan lebih detail dipostingan saya selanjutnya. Keep your self updated !
Check this out http://es-indonesia.com/
http://belajar-ielts.blogspot.co.id/
0 notes
enyqanita · 5 years
Text
IELTS Writing task 2
Oke, saya akan mencoba menjelaskan cara menulis Writing Task 2 dalam test IELTS, jadi sekedar informasi bagi temen temen yang ingin mengikuti test IELTS pada bagian writing ada 2 tipe yaitu Writing task 1 dan Writing Task 2. Disini saya akan mencoba berbagi ilmu dari pengalaman saya belajar di English Studio Pare
Jadi untuk Writing Task 2 ada beberpa tipe soal yang sering muncul seperti : menanyakan opini (Agree or disagree) dan mendiskusikan tentang 2 pandangan ( pro dan contra) kemudian juga menyampaikan opini kita mengenai kedua hal tersebut. Untuk Writing Task 2 ini minimal harus 250 kata, atau paling banyak tidak lebih dari280 kata. Untuk mempermudah penulisan di Writing task 2 ini, saya membagi menjadi 4 bagian yaitu Introduction, Body Paragraph 1, Body Paragraph 2 dan trakhir Conclusion.
Pada bagian introduction biasakan memparaphrase kan soal kemudian tambahkan sedikit garis besar opini yang akan disaampaikan pada Body Paraghraph.
Contoh :
Currenly many countries that are prohibiting the alcoholic product, (paraphrase) this essay support the idea of it due to health, social problems and life style influence (garis besar topic yang akan dibahas)
Pada bagian Body Paraghraph berisi tentang topic yang akan dijelaskan , kemudian supporting sentences dan example. Pada setiap Body paraghraph terdiri dari masing masing bagian tersebut
Contoh:
Advertising alcoholic has to be banned because it can demage people health (topic), it may load to the liver cancer, brain demage and digestion problems. (supporting sentences) for Instances Russia hit the highest health issue related to alcohol (example
Part terakhir yaitu conclusion. Bagian ini berisikan ringkasan (summary) dan juga suggestion (Saran)
Contoh:
Inconclusion, advertising alcoholic beverages bring some adverse effect as the number of health concern and consumtivity to society, (summary) so the advertisement of alcoholic should be restricted and under the supervision of parent. (suggestion)
Oke, itu aja tips yang saya dapat dari tutor saya Mr. Alif, semoga bisa membantu dan bermanfaat…
#englishstudio
#englishstudioindonesia
#englishstudiopare
#ieltspare #ieltsenglishstudio
#beasiswaieltspare
#kampunginggrispare
#kampunginggris
#ieltskampunginggris
1 note · View note
aissavasektia-blog · 5 years
Text
Writing Task 1 for IELTS
Assalamualaikum .. kali ini saya akan berbagi ilmu tentang writing task 1 yang telah saya pelajari selama 4 hari di English Studio Kampung Inggris Pare .
Writing Task 1 biasnya berbentuk line chart , table , pie chart . Kita di wajibkan menulis 150 kata dalam waktu 20 menit .
Tips menulis Writing Task 1 :
Buatlah tulisan menjadi 3 paragraf, yaitu :
1. Introduction Paragraph, di paragraf ini kalian harus parafrase soal menggunakan bahasa kalian sendiri.
2. Overview, dan berisi tentang garis besar atau hal yang paling mencolok dari data yg di sajikan (trend), tapi tidak usah menjelaskan secara detail dan jangan mencantumkan angka.
3. Body Paragraph, berisi informasi penting dari dan kita harus membandingkan data satu dengan data lainnya. Isi dari body paragraph harus sesuai dengan overview yang sudah kita buat. Perhatikan grammar dan hindari pengulangan kata, karna itu dapat mengurangi score kita.
Berikut adalah beberapa vocabulary yang dapat kalian gunakan dalam writing task 1 untuk memperkecil resiko pengulangan kata.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat 🙏
#englishstudio #englishstudioindonesia #englishstudiopare #ieltspare #ieltsenglishstudio #beasiswaieltspare #kampunginggrispare #kampunginggris #ieltskampunginggris
0 notes
aimakassar-blog · 5 years
Text
Mengenal Writing Task 2 IELTS
Haii Guys….malam ini adalah malam terangker. Kenapa demikian??karena malam ini adalah malam ke-8, malam dimana semua peserta English Studio (ES) akan menuliskan hasil pertapaan selama belajar di ES di minggu ke-2. Nah enak kan guys, kalian cukup nongkrongin tulisan para pejuang EILTSnya ES and kalian akan dapet ilmu gratissss dari kami. Di tulisan sebelumnya saya telah berbagi mengenai SPEAKING, kali ini saya akan berbagi mengenai WRTING TASK 2 hasil dari ilmu Mr Alif yang baik hati.
Sebelum belajar di ES saya sangat benci yang namanya WRITING…yah, ini adalah salah satu section dalam IELTS yang tersulit menurut aku, karena dalam sesi ini peserta IELTS akan diberi tantangan menuliskan dua buah tulisan dalam waktu satu jam.  Namun setelah belajar di ES dalam waktu 2 pekan, rasa benci itupun surut sedikit demi sedikit. Nah kali ini saya akan berbagi mengenai Writing Task 2 yah, karena selama 2 pekan ini Mr Alif hanya mengajarkan Wrting Task 2.
Di writing task 2, kita akan menuliskan sebuah essay dengan syarat minimum 250 kata. Selain itu, ada empat penilaian dalam writing Task 2 ini, yaitu:
1.       Task Respon (TR), Dalam TR ini akan dinilai bagaimana kita bisa menjawab pertayaan dari soal.
2.       Coheren dan Cohesion (CC), Dalam CC akan dinilai hubungan perparagraf pada tulisan kita.
3.       Lexical Resource (LR), bagaimana penggunaan IDIOM
4.       Gramatical Range and Acuracy (GRA); bagaimana subject verb agreementnya, singular atau pluralnya, spelling dan conjungtion yang kita gunakan dalam essay dah bener atau tidak.
Dalam menulis essay, ada empat paragraph yang diperlukan :
Introduction ( 1 paragraf)
Body Paragraph ( 2 Paragraph)
Conclusion (1 paragraph)
Biar kalian pada penasaran, nantilah yah aku jelasin cara nulis writing task 2 ( intro, body and conclusion), malam ini cukup hal-hal yang perlu dipahami dalam penilaian Wrting Task 2 saja dulu.
Thanks guys…..semangat belajar dan berjuang mengejar skor band yang kalian inginkan.
0 notes
aanjaniposts-blog · 7 years
Text
Beyond grateful
WE ARE BOUND TO BE TOGETHER
Sudah tiga minggu ini kami mengikuti kelas malam, kelas yang memang khusus diadakan untuk tutor dan para scholarship grantees yang ada di English Studio. Dikelas ini, kami mendapatkan materi yang berbeda dengan materi yang biasa kami bagikan dikelas pagi, well.. walaupun secara general yang dibahas tetap hal-hal yang berbau IELTS sih.
Sedikit berbagi cerita, dipagi hari, mulai dari pukul 06.00 sampai 10.00 kemudian dilanjut lagi jam 13.00 sampai 17.00, kami mengisi materi dikelas, bertemu dan berbagi ilmu dengan para students. Setelah itu, pukul 19.00 sampai dengan 21.00 (kadang juga bisa sampai 21.30), kami mengikuti kelas malam tersebut. Rutinitas ini terus kami lakukan dari Senin hingga Jum’at.
Dan setiap kali pulang ke kos, pertanyaan pertama yang terlontar dari teman sekamar saya adalah “miss ga capek apa tiap hari pulangnya malem terus?” Frankly, it sounds sooo hypocritical if I said I’m not. Tapi secara keseluruhan, saya merasa bahwa apa yang selama ini saya dapatkan melebihi segalanya. Saya tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan seperti ini. Belajar bersama orang-orang hebat dan generous, yang ikhlas berbagi ilmunya dengan saya, belajar mengenai hal-hal yang jaaaaaauuuuhhhh meleset dari background study saya. Intinya, saya sadar bahwa pengalaman seperti ini mungkin tidak akan pernah saya dapatkan ditempat lain.
Satu lagi, saya juga bersyukur sampai detik ini saya dan teman-teman masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa terus menuntut ilmu bersama. Kalian benar-benar war biasyaaaaaaaah !!!! Salut !
0 notes
aanjaniposts-blog · 7 years
Text
How lucky I am
Goodbyes are not forever. Goodbyes are not the end. They simply mean “I’ll miss you, until we meet again”
Hari ini dikelas malam kita membahas mengenai lucky. Sebelum memulai pada inti pembahasan, miss Rei—selaku mediator—memberikan kami kesempatan untuk menceritakan momen atau situasi dimasa lalu ketika kita merasa diri kita beruntung selama kurang lebih 2 menit. Saat itu kami dipasangkan dengan teman terdekat yang duduk disebelah kami dan lucky me I got Nuni as my neighbour. Before I’m gonna tell you what happen during our 2-minute talk, let me properly introduce her to y’all. Well.. Nuni adalah salah satu orang baru di tahun ke-23 saya. Kami dipertemukan di English Studio. Though I just barely know her for about a couple weeks ago, things are just completely different now. We are becoming closer and closer every single day.
Setelah 2 menit saya menceritakan “momen keberuntungan” menurut versi saya pribadi, tibalah giliran Nuni. At first, dia menceritakan bahwa dengan diberikan kesempatan untuk terus bernafas dan dikaruniai kesehatan serta tubuh yang selalu fit untuk melakukan segala aktifitas merupakan suatu bentuk “keberuntungan” bagi dia. Dia terus bercerita hingga sampai pada beberapa menit sebelum berakhir, dia mulai menceritakan tentang saya. And this little sweet thing had successfully made me cried yesterday. It’s a bit exaggerating memang, tapi that feeling was pure.
I don’t know, I’m not a kind of person who can easily talk about sweet things to others and that’s why my first reaction was crying. But in this occasion I want to let you know that I do feel lucky meeting you here. Meeting someone whom I can be crazy, silly and serious. I can just be me after several months I have been through darkness hahaha~~. Maybe this is the reason why Allah destined us knowing each other in English Studio, just like what Kak IB said “behind every event, there’s always a positive intention”, sorry kak for the little modification.
Satu pesan saya, just remember what Mr. Eddy said, “Hati-hati dengan apa yang kamu percaya.”
“Orang cenderung terlalu fokus membandingkan diri dengan orang lain hingga dia tidak menyadari potensi yang ada pada dirinya sendiri.”
We’ve been through several rejections, we’ve shared same sad story but this doesn’t mean we don’t deserve any goodness.
Thank you for coming to my life. Thank you for everything. Take care and I’ll see you when I see you.
0 notes
aanjaniposts-blog · 8 years
Text
Now is not the time to make a short cut
There’s only one growth strategy: WORK HARD – William Hague
Short cut is designed just for a LOSER - unknown
Layaknya sebuah perang, IELTS juga membutuhkan strategi jitu. Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan overall score selangit, salah satunya adalah “gambling”. Sesuai dengan namanya, tak tik ini memang sangat beresiko dan cenderung untuk tidak dipilih oleh sebagian besar ielts catchers.
“Gambling” adalah sebuah term yang saya gunakan untuk menggambarkan suatu kondisi jika seorang ielts catcher memilih untuk menjawab soal reading passage section 3 dengan cara guessing, karena seperti yang kita ketahui, section 3 merupakan passage yang cenderung sulit untuk dikerjakan dan normally, kebanyakan ielts catchers memiliki sedikit waktu untuk mengerjakan bagian ini karena mereka terlalu terlena mengerjakan soal di section 1 dan 2.
Speaking personally, “gambling” bukanlah sebuah strategi, tapi jalan pintas. Kenapa? Alasannya adalah karena saya setuju dengan quote William Hague diatas. Tidak ada strategi yang lebih baik lagi selain dengan bekerja keras. Ingat, semuanya butuh proses, bahkan mie instan, yang namanya sudah jelas-jelas “instan” saja masih memerlukan proses, apalagi belajar IELTS. Jadi, sangat wajar sekali menurut saya jika kalian—para ielts catchers—saat ini merasa belum mampu untuk menaklukan reading test. Tapi jangan sampai juga kalian menggunakan alasan ini sebagai suatu bentuk justification untuk membenarkan kemalasan kalian, karena basically, hanya ada dua macam bentuk ikhtiar­—berusaha dan berdoa. Jika kalian merasa kalian sudah berusaha mati-matian namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan, berarti memang ada yang salah dengan cara kalian berdoa, dan begitu juga sebaliknya.
So, jangan mudah menyerah pada keadaan jika kalian belum memberikan performa TERBAIK kalian, karena semuanya masih bisa diusahakan. Tetaplah bermimpi dan tetaplah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Ingatlah, jalan pintas hanya didesign untuk seorang pecundang.
0 notes
aanjaniposts-blog · 8 years
Text
Karena di atas langit masih ada langit
Above the sky there is always another sky and down below there is always someone who can only dream of what you have done, so be grateful !
Seperti padi, kian berisi kian merunduk. Mungkin peribahasa disamping sangat cocok untuk mendiskripsikan salah satu student saya. Dia baru bergabung tiga hari setelah kelas dimulai, entah kenapa, saya pun juga tidak menanyakan alasan keterlambatannya. Saya hanya berkenalan singkat dengannya sebelum kelas dimulai, saking singkatnya sampai-sampai saya hanya tahu nama dan darimana dia berasal. Hari terus berlalu dan keakraban kian terjalin. Semuanya begitu menyenangkan hingga tiba pada suatu hari, sebuah rahasia besar terbongkar.
Bermula dari saling follow di instagram, kami akhirnya lebih bisa mengetahui sosok dibalik anak baru ini. Dari semua orang yang pernah saya kenal, saya bisa mengatakan bahwa he is literally the smartest, I don’t know, maybe I am just too exagerate, but trust me, he really is. Dengan keluguan dan kerendah-hatian yang dia tunjukkan selama ini, ternyata dia menyimpan segudang prestasi. Banyak sekali kompetisi-kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional, yang telah dia ikuti. Bahkan dia saat ini telah diterima di salah satu kampus terbaik di Inggris lengkap dengan beasiswanya juga. Selain itu, dia juga ditawari untuk menempuh master and doctoral degree dalam waktu 3tahun. Tidak hanya itu saja, sekarang ini dia juga sedang dalam proses mematenkan suatu produk kesehatan dan kecantikan yang telah dia temukan. OMG, can you just imagine that???
Semalam bercengkerama dengannya membuat saya merasa yakin bahwa memang, Allah Maha Adil, dan Allah is the BEST planner. Siapa yang menyangka, seorang anak laki-laki yang menangis dua hari dua malam karena tidak diterima di kampus impiannya dulu, kini akan bersekolah di kampus terbaik ke-3 di Inggris. MasyaAllah...
Dari sini juga saya percaya bahwa diatas langit masih ada langit, oleh karena itulah, kita sebagai manusia, harusnya bisa lebih rendah hati dan juga lebih bisa bersyukur karena banyak orang diluar sana yang menginginkan untuk bisa berada di posisi kita saat ini.
So just bear in your mind guys—keep down to earth and be grateful!!
0 notes
aanjaniposts-blog · 8 years
Text
Focusing on the result or the process?
Jadi kalau bekerja, orientasinya harus pada hasil. Bukan kepada proses. Kelihatannya sibuk sekali, tapi menghasilkan apa tidak – Dahlan Iskan
Menurut saya, belajar IELTS adalah sebuah perjalanan. Dan yang namanya perjalanan, kadang bisa berakhir bahagia kadang tidak. Semuanya bergantung pada seberapa jauh kita berusaha untuk mencapai tujuan. Namun, apakah selama ini orang lain benar-benar peduli dengan usaha kita? Hmm.. I guess NOPE. Disadari atau tidak, mereka cenderung menanyakan hasil dibandingkan proses.
Pada kenyataannya, sering kali setiap saya mengajar dikelas baru, teman-teman dikelas saya selalu menanyakan berapa score IELTS saya. Alasannya? Entahlah... Menurut saya tidak penting mengetahui kenapa mereka menanyakan hal ini, yang jelas selama ini hasil adalah yang menjadi concern mereka. Lalu, antara hasil dan proses, menurut kalian manakah yang lebih penting?
Berdasarkan quote Dahlan Iskan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya “hasil” adalah suatu hal yang digunakan untuk memotivasi kita—sang pelaku—dalam meraih sesuatu, atau biasa disebut juga dengan goal. Sebagai pelaku, kita memang dituntut untuk selalu berorientasi pada “hasil”, karena dengan begitu, fokus kita tidak akan terbagi. Hal ini tentunya akan sangat membantu kita dalam meraih tujuan.
Sedangkan jika kita menempatkan diri sebagai seorang penonton, menurut saya, akan sangat lebih baik jika kita juga memperhatikan “prosesnya”, karena terkadang orang hanya bisa melihat apa yang tampak di permukaan tanpa mengindahkan dasarnya. Mereka melihat keberhasilan tanpa memperhatikan prosesnya. Jika dianalogikan, hal ini seperti “iceberg”.
Nah..apabila saya disuruh memilih apakah kita harus fokus terhadap hasil atau proses, jawabannya akan bergantung pada posisi kita—sebagai penonton atau pelaku.
0 notes
aanjaniposts-blog · 8 years
Text
Comparison. Does it potentially make us better?
Comparison is the thief of joy – Theodore Roosevelt
Yet, people need a comparison to keep moving on – MOM SAID
Ibarat peribahasa “bagai sayur tanpa garam”, hidup akan hambar apabila tidak mengandung drama didalamnya. Yups, drama. It could be a fairy tale, or else a tragic one. Well.. after all, fairy tale only exists in disney movies, baby because life’s supposed to be challenging.
Nah.. episode kehidupan yang akan saya angkat hari ini adalah tentang “comparison”. Pasti kalian pernah dong mengalaminya kekeke~~. Comparison menurut Theodore Roosevelt adalah suatu kegiatan yang dapat mengurangi kebahagiaan, sedangkan menurut ibu saya, manusia tidak akan berkembang apabila tidak dibandingkan atau membandingkan diri dengan orang lain.
Didalam dunia pendidikan, entah itu formal atau informal, perbandingan adalah suatu hal yang wajar menurut saya. Umumnya, guru membandingkan satu murid dengan murid yang lain dengan tujuan untuk membuat mereka semakin termotivasi untuk belajar (well.. cliché touch, but trust me, you’re gonna understand once you’ll be a teacher). Tapi, adakalanya seorang guru juga dibandingkan dengan guru lain. Perbandingannya pun beragam, ada yang bilang miss A lebih generous saat memberikan nilai, ada lagi miss B suka memberikan tugas banyak, terus miss C galak, miss D kurang kompeten dalam memberikan materi, miss E, F, G sampai miss universe pun juga dibawa-bawa.
Saya sepenuhnya sadar bahwa manusia itu rupa-rupa warnanya. Mereka hidup dan besar di keluarga yang berbeda, memiliki pengalaman hidup yang berbeda, memiliki sifat dan karakter yang berbeda pula. Jadi, menurut saya, kita tidak bisa memaksa mereka untuk berhenti membandingkan. Lalu bagaimana kita harus menghadapi “perbandingan”? Well... here are some ideas that you may want to try: (p.s these ideas reflects on yourself)
Pada dasarnya, perbandingan itu terjadi karena adanya perbedaan pola pikir. Hal ini terjadi bukan karena orang lain yang berbeda, tapi kalian, (yes, YOU!), yang tidak bisa berpikir in their perspectives. So, jika kalian akan membandingkan orang lain dengan diri kalian sendiri atau membandingkan antar dua orang yang berbeda, first, cobalah untuk menyamakan pola pikir kalian dengan orang tersebut dengan begitu kalian akan lebih bisa memahami kenapa dia bersikap seperti itu and it is expected that the act of comparing two or more people can be minimized.
Terus bagaimana jika kita yang menjadi “korban perbandingan”? hmm.. there’s only one way out I guess: BE POSITIVE ! Sama seperti apa yang telah ibu saya katakan, perbandingan akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi (the power of MOM SAID). Anggaplah hal itu menjadi sebuah “self-reflection”, dengan begitu kita bisa mengetahui kekurangan kita and eventually we can be the best version of ourselves.
Just remember two things: 1. If you wanna comparing : the problem is on YOU, not on them. 2. If you’re a victim : be POSITIVE !
0 notes
aanjaniposts-blog · 8 years
Text
Standing from the crowd
Why fit in when you were born to stand out? – Dr. Seuss
Don’t compare yourself with anyone in this world, if you do so, you are insulting yourself – Bill Gates
Malam itu seperti malam-malam sebelumnya. Kami, team pengajar ES, berkumpul disebuah ruangan yang sudah terasa seperti ‘rumah’. Topik pembahasan pada malam itu sama dengan topik yang telah kami diskusikan pada dua malam sebelumnya, yaitu logical fallecies atau bisa disebut dengan kesalahan dalam berpikir.
Sebenarnya saya pribadi merasa tidak ada yang istimewa pada hari itu. Semuanya berjalan seperti biasanya. Namun, suasana seketika berubah ketika miss Rei, pemateri, memberikan soal exercise kepada kami.
Soal tersebut terdiri dari sepuluh pertanyaan dan masing-masing pertanyaan berisi satu paragraf pendek. Kami diminta untuk menentukan jenis logical fallecies berdasarkan paragraf yang diberikan beserta dengan alasannya. Setelah kurang lebih 10menit mengerjakan, tibalah saatnya untuk ‘berdebat’.
Pertanyaan pertama terlewati dengan mudahnya karena memang mayoritas dari kami memiliki jawaban dan alasan yang sama. Tetapi, tiba di soal kedua, satu dua tiga perbedaan mulai menyeruak. Kami terbagi menjadi lima kelompok dan semuanya saling unjuk pendapat. Jangan berharap kami akan menyerah begitu saja, karena hal ini tidak akan mungkin terjadi.
Lima belas menit berlalu, masing-masing individu yang tadinya memiliki suara pribadi nampaknya mulai terpengaruh oleh suara-suara yang mungkin menurut mereka masuk akal. Dan di titik inilah jawaban yang tadinya berwarna-warni seperti pelangi berubah menjadi monokrom yang hanya terdiri dari hitam dan putih dengan perbandingan pengikut yang sangatlah jomplang,“false cause” dipilih oleh dua orang saja dan “false appeal” dipilih oleh sekitar setengah dari jumlah peserta. Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 20.30, night class session pun diakhiri dan akan dilanjutkan dipertemuan selanjutnya.
Setibanya dirumah, saya merenungkan kembali kejadian yang baru saja saya alami. Saya teringat dengan apa yang telah ayah saya katakan berpuluh-puluh tahun yang lalu, “jadilah manusia yang mampu menari ditengah hujan tanpa setetes air pun membahasi baju”. Menurut saya analogi ini sangat tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi malam ini. Dengan perbedaan yang kita miliki, kita tetap berani menyuarakan isi hati tanpa takut dicaci maki.
0 notes