#hutkali2k18
Explore tagged Tumblr posts
meeeeeong · 7 years ago
Text
Jika kelak.
Jika kelak, tidak kamu temukan aku di layar ponselmu lagi dan membuatmu berpikir aku sudah tidak peduli, ketahuilah bahwa kemarin ada aku yang sering tersenyum tatkala mengetik dan membalas pesanmu meski pesanmu hanya satu buble chat saja.
.
Jika kelak, tidak kamu temukan aku dalam pencarianmu dan membuatmu merasa resah, ketahuilah kemarin ada aku yang sering bertanya keadaanmu karena begitu khawatir di mana pun kamu berada.
.
Jika kelak, tidak kamu temukan aku bercerita di setiap malammu, ingatlah kemarin aku begitu antusias merangkai kata untuk bisa aku ceritakan padamu meski responmu tidak bersemangat untuk membacanya.
.
Jika kelak, kamu temukan aku menunjukkan sikap abai terhadapmu dan membuatmu kesal, ketahuilah kemarin ada aku yang tiap saat selalu menanti kabarmu meski kamu perlu ditanya lebih dulu.
.
Jika kelak, tidak kamu temukan aku mengatakan “aku rindu” lagi, ingatlah, betapa kemarin aku sangat berharap kamu bisa meluangkan waktu untuk sekadar meneleponku, meski aku tahu sebuah temu masih begitu mahal untukku.
.
Jika kelak, aku benar-benar menghilang dari hidupmu dan itu membuatmu marah, ingatlah kemarin aku begitu siap selalu ada di sampingmu.
.
Jika kelak, semua itu terjadi, percayalah aku merasa bersyukur karena telah dipertemukan denganmu dan menjadi pilihanmu meski di akhir cerita ada yang harus memilih pergi.
.
Terimakasih, pernah begitu bahagia memilihku meski banyak pilihan yang lebih pantas untuk menjadi pendampingmu.
Rumah, 6 Feb 2018
557 notes · View notes
katatanparasa · 7 years ago
Text
Ada yang sulit dijelaskan, ketika ditanya "kenapa" menjawabnya hanya "tidak apa-apa".
Butuh waktu sendiri? Untuk berfikir atau meratapi hal tak dimengerti? Mencoba menafsirkan dengan hati, yang berujung sesak dalam hati.
Lelah? Pasti. Ketika yang menuai lara tak tau diri. Hanya menangis ditiap malam berganti.
Ingin menyerah? Pernah, tapi urung terjadi. Ketika sahabat yang selalu menyemangati tak pernah pergi. Diri ini tersadar bahwa cobaan tak ada yg melebihi kemampuan tiap pribadi. Maka bersabarlah dan tetap rendah diri.
Untuk kalian yang selalu ada disaat aku hilang arah, terimakasih untuk tidak berubah. Semoga kita selalu seperti ini, beriringan tanpa berniat pergi.
Untuk kalian @menyapadalamkata @nurislamiahs dan kak rhy (tumblrnya ga ku temuin) terimakasih bersedia menjadi orang-orang yang berarti.
@kitakalimantan
35 notes · View notes
kameliafayy · 7 years ago
Text
Awalnya ku tak ku hiraukan perasaan ini, pikirku cukup menjalaninya seperti hari-hari biasa. Ia menghampiriku dengan tatapan teman, seraya menyapa dan menyunggingkan senyumnya.
Tak ada yang spesial. Ia hanya sedikit ingin tahu, batinku. Aku pun berjalan melaluinya, seanggun wanita pada umumnya. Ia tidak berjalan disisiku.
Semua berubah, ketika perasaan itu muncul atas sebuah kenyamanan yang tercipta. Ia tak banyak bicara, namun tatapannya benar ku rasakan ada sebuah ketulusan, ketenangan, dan kegigihan. Kita pun bertukar cerita sampai larut malam.
Kencan pertama kita berdua, dua tempat wisata sembari refresing bersama. Kita mengira hujan padahal suara air mancur dalam ruangan, dihiasi kerlipan lampu, kita duduk bersebelahan. Tidak ada yang kusesali sedikitpun sampai sekarang.
Aku ingat, jaket putih belang hitam yang ku taruh di badanmu saat kita pulang.. Kau menggenakan kemeja itu, aku tau kau kedinginan. Tak terasa ku menginjakkan kaki jam 11 malam di rumah. Aaaah, seandainya ku dapat mengulang waktu itu kembali.
Ingin sekali ku bersandar di pundaknya, berceloteh manja. Namun ku sadar, saat itu.. Aku bukan siapa-siapanya.
1 Februari 2018 - 21.09 Wib
@kitakalimantan
28 notes · View notes
tussyac · 7 years ago
Text
Dia masih saja berkutat di fase pendefinisian mana yang benar dan mana yang salah, mana yang lebih baik dan mana yang kurang baik.
Kemudian akhirnya dia justru kembali menyalahkan diri sendiri, menyesali kesimpulannya yang tidak tuntas lagi.
———
Bandung, 3 Februari 2018
cc: @kitakalimantan
10 notes · View notes
rikanurdiani · 7 years ago
Text
AKU
Kamu yang mengenaliku, Terimakasih telah sudi berkenalan denganku. Pribadi yang terlalu kaku..
Kamu yang mengetahuiku, terimakasih telah sudi mengobrol denganku. Pribadi yang selalu tampil malu..
Kamu yang akrab denganku, terimakasih telah sudi membersamaiku. Pribadi yang terlalu banyak keliru..
Kamu yang dekat denganku, terimakasih telah sudi menjadi sahabatku. Pribadi yang lemah dan selalu ingin dibantu..
Terimakasih untukmu dan maaf dariku 🙏🙏
Jakarta || 06.38
Ahad, 4 Februari 2018
__Rindu Khaulah
Cc : @kitakalimantan
9 notes · View notes
talkofnothing · 7 years ago
Text
Untuk Kamu yang Jauh Dari Gapaiku | #FebruariMenulisSuratCinta | #Day2
Saat jarak pandangku tak mampu lagi meraihmu, entah mengapa hati ini masih kerap mengingatmu. Menggelikan rasanya. Kamu yang tidak pernah bisa aku gapai, yang mampir sebentar dan tak pernah tinggal, ternyata meninggalkan kesan yang begitu mendalam hingga sekarang.
Sayang sekali, kamu sudah jauh dari jangkauanku. Sungguh ingin sekali aku masih bisa berbincang sederhana, atau sekedar bertegur sapa. Tak akan ada rasa yang berlebih, hanya kekaguman yang akan aku pendam sendiri, sama seperti waktu itu. Yang ingin aku rubah adalah posisiku dulu yang seperti penganggu. Mungkin sekarang, aku bisa jadi lebih menyenangkan sebagai teman berbincang.
Tapi entahlah. Waktu begitu cepat berlalu, membawamu semakin jauh menuju semesta yang baru. Semesta yang sulit ku tuju. Beruntungnya aku dulu sempat mengenalmu.
Dulu saat kamu masih diluar radar komplotan serigala muda lain, aku sudah mengintaimu dari kejauhan. Bersembunyi di semak-semak, aku melihatmu seperti rusa muda yang begitu anggun dengan gerak-gerik yang tak biasa. Dari kejauhan serigala penyendiri ini mengintai dengan seksama. Menunggu waktu yang tepat menancapkan gigitan pertama.
Aku mengingat dulu saat pertama kali mendekatimu. Bermula dari sebuah pesan palsu, perbincangan kita berlanjut mulai dari situ. Sungguh cara yang menyedihkan untuk mendekati wanita.
Aku hanya berupaya menjaga jarak supaya kamu tetap ada dalam radarku. Sayangnya aku tak cukup ahli strategi hingga akhirnya, perjalanan setelahnya hanya menyisakan aku yang terobsesi dan kamu yang menjadi obyek obsesiku.
Selanjutnya, bahkan perbincangan kita tak sungguh-sungguh berguna. Tak ada pembahasan spesial. Semuanya hanya omong kosong anak muda tanggung yang sok dewasa. Bahkan aku tak pernah tau kepribadianmu sebenarnya, minatmu, cara pandangmu. Padahal inilah yang amat penting untuk ku tahu.
Jika kamu sebuah buku, bisa dibilang aku tertarik karena sampulmu. Sederhana, tapi mempesona. Sayangnya setelah aku membuka bungkus plastiknya, aku tak pernah membaca isi bukunya.
Berpikir bahwa kamu juga tertarik padaku adalah hal paling gila yang pernah aku pikirkan. Entah kebodohan apa yang meracuni kepalaku hingga aku senaif itu. Maafkan aku yang dulu begitu bodoh. Aku masih terlalu muda. Aku hanya sedang berharap dengan begitu picik, hingga berfantasi bahwa kita tengah bertautan.
Nyatanya, hanya aku sendirian dalam perahu imajinasiku. Sedangkan kamu, ada di tepian pantai. Kebetulan kamu masih terjangkau jarak pandangku. Hingga manis parasmu menghipnotisku masuk dalam alam bawah sadar yang cukup kebablasan. Membuatku berharap terlalu dalam untuk bisa berdua bersama menggurat warna di masa muda kita. Akhirnya aku hanya sebatas noda. Noda yang sudah kau hilangkan sejak lama dengan kisah-kisah yang jauh lebih luar biasa, lebih berwarna.
Tak apa. Perahuku sudah meluncur ke tangah samudra. Aku sudah bisa melihat ikan marlin, hiu, hingga lumba-lumba. Kamu entah sudah sampai mana. Apakah masih di pantai membangun istana, beranjak ke kota, atau mungkin kamu sudah meluncur ke luar angkasa. Yang jelas kamu sudah berangsur hilang dari pandangan mata.
Jika saja ada kesempatan aku untuk bertemu. Aku ingin menyapamu. Memberikan sedikit senyuman tulus dan memberikan selamat atas pencapaian hidupmu. Terima kasih untuk sedikit warna yang kamu tinggalkan untuk masa mudaku.
Purworejo, 2 Februari 2018
 CC : @kitakalimantan @noroum
9 notes · View notes
parviscandelis · 7 years ago
Text
Media Sosial
Hawa dingin kembali menjadi selimut malam nan panjang. Jika para makhluk semesta—yang juga makhluk berakal—begitu menunggu malam karena menjadi waktu melepas lelah. Maka lain halnya denganku dan teman-teman. Miris memang, kalian yang selalu mengagung-agungkan akal hingga dinobatkan makhluk paling sempurna oleh sang Maha Pencipta, nyatanya menggunakan akal kalian dengan kurang bijaksana.
Dinding-dinding putihku selalu penuh dengan remah-remah yang sering kalian sebut luapan perasaan, status atau apapun itu aku dan kawan-kawanku tak begitu peduli. Karena yang selalu kurasakan adalah kotor yang amat berlebihan, lalu lelah yang juga jauh dari kata wajar.
Bagaimana bisa?
Pertanyaan yang sangat lucu, karena seharusnya akulah yang bertanya demikian. Bagaimana bisa kalian menghamburkan waktu untuk fokus terlalu terlena pada peradaban ilusi dan memilih lari dari peradaban nyata? Kadang bahkan aku ingin bertanya, bagaimana bisa kalian melupakan ibadah dan segala hal penting lainnya hanya demi mencoretkan tulisan yang penuh akan keluhan penabung dosa di kehidupan abadi?
Aku sering mendengar kalian sesama makhluk semesta berkata menggunakan kaumku sebagai media komunikasi. Sebuah alasan yang selalu menjadi hal wajar bagi kalian, sebuah kemudahan yang kaumku tawarkan memang memudahkan kalian memangkas jarak. Namun sungguh aku jengah dengan segala tabungan dosa yang berceceran.
Lagi-lagi siapa yang patut dipersalahkan Tuhan?
Yogyakarta, 5 Februari 2018 -desinuristanti-
cc : @kitakalimantan
7 notes · View notes
secarikrindu · 7 years ago
Text
Februari
Adalah bulan dimana aku meletakkan segala harap dan doa dibulan ini sedari tahun lalu. Semoga awal yang baik di hari pertama februari memberikan semangat bahwa masih tersisa 27 hari lagi untuk bersungguh-sungguh mewujudkannya. Bismillahirrahmanirrahiiiim
cc @kitakalimantan
5 notes · View notes
newstorybeginning · 7 years ago
Text
Semakin Jatuh Pada Februari
saat itu, tidak sengaja aku hendak meletakan sisa dari rasa ku, pada kamu yang sebelumnya tak pernah kenal aku.
Percaya atau tidak, aku pernah mencintaimu, padahal kau dan aku tak pernah bicara. Bersama.
Jangan kan bicara, untuk bertegur sapa saja, kita hanya alakadarnya. Tahu atau tidak ? aku pernah merasa iri pada dia yang bisa dengan mudah bercakap ringan dengan mu. Ah entah lah, intinya aku tak seberani itu untuk memulai. Memulai apa ? rasa yang sesungguhnya.
Aku kesal, jujur saja. Harusnya yang bukan siapa-siapa tak berhak kesal atau bahkan marah, iya kan ? tapi inilah yang aku rasakan. Jujur tidak bisa. Tapi menanti pun, jauh lebih tidak mungkin. Aku sudah bertunangan dan hendak menikah, tapi aku masih mengharapkan engkau, yang seharusnya melirik mu pun aku dilarang.
Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai melakukan hal itu, diam-diam memperhatikan mu, diam-diam menitipkan seutas rindu melalui tatapan ku yang tak pernah bertemu. Diam-diam aku selalu menanti mu sepulang dari kantor, melihat mu turun dari lantai dua, membuat rasa lelahku hilang seketika.
Hingga aku terlena dan tak sadar Tuhan menegur ku. Bukan, Ini bukan teguran, tapi adalah hukuman atas dosa yang aku lakukan. 
Dia yang melingkarkan cincin pertunangan, pergi untuk selamanya. Aku terhenyak,  menanggis pun aku tak bisa. Aku tak kuasa mengingkari cincin yang sudah jelas ada di jari kiri manis ku. Seharusnya tak ku lakukan itu. Mencari celah untuk meletakkan rasa yang sudah menjadi milik orang lain. Orang lain yang dengan kesabarannya, selalu ada untuk ku dari kejauhan sana.
Seperti yang pernah aku katakan, kita memang tak pernah bicara bersama. Tapi di bulan Februari ini, dua bulan sebelum hari pernikahan ku, semua terasa berbeda. Untuk pertama kalinya, tatapan kita bertemu tak hanya itu kau juga menjabat tangan ku. 
“Nad... Nadine” Suaranya menggema di telinga ku saat itu. 
“Maafkan aku. Aku benar-benar menyesal, dan bersalah. Aku terlambat menolong nya”
“apa maksud mu ?”
“aku terlibat dalam kecelakaan lalulintas di bandara kemarin”
“....”
“aku pengemudi yak tang sengaja menabrak calon suami mu”
Cerita singkat ini di buat untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun KitaKalimantan, salam hangat selalu untuk @kitakalimantan
Yogyakarta~ 1 Februari 2018
4 notes · View notes
ulfatriana · 7 years ago
Text
Hari ke-3
Ini hari ketiga dibulan ini tapi rindu tetap saja hadir.
Datang dengan angkuhnya mengisi ruang-ruang sepi.
Memutar segala kisah yang melibatkan tentang kamu.
Kufikir perasaanku sudah tertata sebaik mungkin, nyatanya rindu memang tak bisa disepelekan.
Dia tahu jika kamu masih menjadi kelemahanku, menginginkanmu masih sebesar kemarin.
Dan kembali rindu mampu menguasaiku
Cc @kitakalimantan
3 notes · View notes
meeeeeong · 7 years ago
Text
.
Sekuat-kuatnya perempuan, ia tetaplah perempuan. Makhluk Tuhan yang paling rapuh perasaannya. Yang paling selalu butuh diyakinkan. Yang paling tidak bisa menutupi apa yang dirasakan. Yang paling mudah resah jika lelaki-nya tidak memberi kabar. Yang paling mudah marah jika lelaki-nya membuat kesalahan tapi juga mudah memaafkan.
.
Semandiri-mandirinya perempuan, ia tetaplah perempuan yang selalu ingin ditenangkan ketika hatinya sedang berantakan. Yang paling ingin didengarkan jika masalah datang menghadang. Yang paling suka diberi perhatian. Yang sulit mengontrol rasa jika sedang jatuh cinta.
.
Seseringnya perempuan pergi sendirian, sesuai fitrahnya ia akan butuh teman dalam perjalanan. Ia ingin berbagi kisah dengan seseorang yang dicintainya. Ia ingin ada yang melindunginya.
.
Begitulah perempuan. Banyak rahasia di dalamnya. Untuk memahaminya hanya satu cara. Cintai dia.
Rumah, 8 Februari 2018
Cc: @kitakalimantan
120 notes · View notes
katatanparasa · 7 years ago
Text
Sejak pertama kali bertemu dan aku mulai menaruh rasa. Aku berusaha mengenalmu dengan baik, secara terang-terangan ataupun stalking diam-diam. Susah? Pastinya. Tapi yang namanya suka tidak mengenal lelah. Aku terus berusaha memahamimu, menjadi teman yang baik untuk menarik perhatianmu.
Semua yang ku lakukan berbuah hasil. Kamu meresponsku dengan baik, dan kita menjadi dekat tapi tak terikat. Mengapa begitu? Karena kita masih ingin mengenal sifat satu sama lain. Aku terus memahamimu, sampai disaat kamu mulai bercerita tentang orang lain dalam obrolan kita. Ada sesak yang tiba-tiba tapi aku terus memahamimu.
Tepat dititik aku jenuh terus memahamimu dan kamu memahami orang lain,aku menghindar. Bukan aku tidak menyukai mu lagi, hanya saja melakukan hal sia-sia bukankah melelahkan? Aku masih tetap berteman denganmu, sekalipun cerita bahagiamu dengannya melukis luka dalam dada. Aku masih memahamimu yang akhirnya hilang dan berlalu.
@kitakalimantan
34 notes · View notes
kameliafayy · 7 years ago
Text
Entah enggan atau tak ingin. Menunggu atau memendamnya sendiri. Aku terbiasa berkeskpresi, jika ku salah menanti dalam hal yang tak pasti.. Jangan salahkan ku pergi dari sini.
7 Februari 2018 - 07.10 Wib
Cc @kitakalimantan
13 notes · View notes
adeseptayani12 · 7 years ago
Text
Lepaskanlah~
Lepaskanlah sesuatu yang memang tidak ingin digenggam oleh mu. bukankah rasanya sakit? menggenggam sesuatu namun sesuatu itu meronta ingin terlepas dari tanganmu. kamu tak akan kuat bila berlama-lama menahannya, membiarkan ia meronta dibalik jari-jarimu, ingin pergi.
lepaskanlah, jika hal itu bisa membuat yang digenggam dan menggenggam tak lagi melukai satu dengan yang lain. dapat membuat yang digenggam tak tersakiti dan yang mengggenggam merasa menyakiti.
Lepaskanlah, karena suatu saat akan ada yang dengan sukarela datang memintamu untuk mengenggamnya, meski pada genggaman terkuat hingga terlemahmu ia tak mengapa. baginya malah bahagia dan ingin kamu semakin erat saat menggenggamnya, dan sedih bila genggamanmu merenggang padanya. suatu saat itu pasti.
maka lepaskanlah sesuatu yang kini sungguh tidak ingin menjadikan kamu sebagai pengenggamnya. sebab untuk apa berlama-lama saling menyiksa diri?
tgr, 9 feb 2018
cc : @kitakalimantan
2 notes · View notes
rikanurdiani · 7 years ago
Text
Syukur
Jika kamu sedang dirundung gelisah, bersyukurlah. Karena Allah sedang menebarkan cintaNya
Jika kamu sedang dilanda masalah, bersyukurlah. Karena Allah sedang mengulurkan tangan bantuanNya
Jika kamu sedang begitu resah, bersyukurlah. Karena Allah sedang membuka pelukanNya
Bersyukurlah dengan terus mengingat nikmat-nikmatNya. Bukankah dengan hal itu pun bisa meringankan beban di fikiranmu?
Bersyukurlah dengan terus merasakan kehangatan cinta dan kasih sayangNya. Bukankah dengan hal itu pun bisa menambah semangat di dalam hati dan jiwamu?
Cobalah fikirkan, sudah berapa banyak nikmat Allah yang kamu dustakan? Nikmat yang kecil sampai nikmat yang besar
Jadi sudahkah bersyukur hari ini? 😇
Jakarta || 17.21
Selasa, 6 Februari 2018
__Rindu Khaulah
Cc : @kitakalimantan
8 notes · View notes
talkofnothing · 7 years ago
Text
Untuk Kamu yang Menanam Nyanyian Merdu di Pikiranku | #FebruariMenulisSuratCinta | #Day5
Adalah waktu yang benar-benar jahat. Membawa segenap teror tentang perpisahan. Menghancurkan kondisi nyaman. Memaksa kita bertaruh pada masa depan.
Adalah waktu yang mengesalkan. Memupuskan harap yang terpendam lama. Mematahkannya begitu saja. Tanpa sempat usaha ini terlaksana.
Adalah waktu yang cepat berlalu. Membawa segenap ingatan kabur tak utuh. Menerbangkan memori semakin jauh tak tersentuh.
Aku membenci waktu yang tak bersahabat itu. Aku sudah kalah dengan jarak. Kamu yang sebelumnya begitu dekat di pandangan, mulai menjauh tak tersentuh. Aku sudah kalah dengan realita. Usahaku tak lekas berwujud nyata. Tapi aku masih berjuang dengan memori. Hingga detik ini ingatan tentang mu masih bersisa dalam kepala.
Kamu dan nyanyianmu, belum terkoyakan. Serbuan rayap tak cukup kuat merapuhkan, hantaman gelombang tak juga membuatnya terkikiskan.
Apa kabar, masihkah kamu ceria seperti biasanya disana? Aku selalu suka riangmu yang menghangatkan suasana. Seakan tak pernah ada haru. Meski sesak hati kadang menganggu, tapi bersamamu adalah keadaan yang menyenangkan.
Tentu saja sedih kerap menimpamu. Meski ada sayatan besar, tapi wajah yang selalu menebarkan senyuman, membuatmu tampak tangguh. Tahukah kamu, selama ini aku selalu mendapatkan kekuatan dari sikapmu itu.
Ingatkah kamu disetiap waktu kita bertemu, meski hanya memainkan lagu yang itu-itu saja, tapi suara merdumu selalu bisa mematahkan bosannya suasana.
Deretan lagu pop menjadi senjata kita bercerita. Kita akan bernyanyi, berteriak sekuat tenaga. Sesekali membagi rasa bahagia, dan seringnya kita hanya menebarkan rasa sendu dan pilu. Pada siang yang riang, senja yang bersahaja, hingga malam yang kelam. Kita akan menyanyikan perasaan hingga lupa waktu.
Aku sering memasang telinga mendengarkan, kemudian kita bergantian. Ada kenyamanan dalam setiap momen kita berbagi bercerita. Seolah kamu ada untuk meringankan masalahku, dan semoga aku juga begitu bagimu.
Nada suara yang ringan penuh kebahagiaan, nada suara berat penuh keraguan, hingga isak tangis yang menyakitkan pernah kita alami semua.
Deri setiap cerita kita tumbuh berdua. Membangun harmoni yang selaras, harmoni yang membuat terisinya hati yang berlubang besar. Melodiku mulai lengkap, laguku mulai terbangun. Jika saja waktu memberikan sedikit keringanan, mungkin saja kamu bisa mendengarkan lagu itu secara utuh.
Sungguh berbeda sejak kamu tak dekat disini. Aku sempat kehilangan pegangan. Belum juga ada yang mampu melengkapi melodiku. Belum ada yang bisa menyeimbangi harmoni yang sudah kita jalin.
Sungguh manis memori yang ku simpan tentangmu. Aku menjaganya tetap utuh jika saja suatu saat kamu kembali. Meski dengan kondisi yang berbeda, aku masih ingin menghabiskan waktu-waktu membosankan denganmu. Menyanyikan lagu-lagu baru yang kamu tahu. Hingga kemudian kita berpisah lagi dengan kelegaan. (YS)
Purworejo, 5 Februari 2018
CC: @kitakalimantan @noroum
1 note · View note