Tumgik
#gong gamelan jawa
ferci9918 · 14 hours
Text
Tari Jaran Kepang (Ponorogo)
Tumblr media
Tari Jaran Kepang (atau sering juga disebut Kuda Lumping) adalah salah satu bentuk tarian tradisional yang sangat terkenal di Indonesia, khususnya di Jawa, termasuk di daerah Ponorogo. Tarian ini biasanya menampilkan sekelompok penari yang menunggangi kuda buatan (terbuat dari anyaman bambu yang dihias), sambil melakukan gerakan-gerakan atraktif yang dinamis. Tari Jaran Kepang tidak hanya memiliki nilai estetika dalam gerak dan kostum, tetapi juga melibatkan elemen mistis yang kerap kali hadir dalam penampilannya.
Asal Usul dan Sejarah
Asal Usul: Tari Jaran Kepang atau Kuda Lumping dipercaya telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan di Jawa, seperti Kerajaan Mataram atau Majapahit. Tarian ini berkembang sebagai bentuk penghormatan kepada para prajurit berkuda yang berperang untuk kerajaan, dan menggambarkan kegagahan serta keberanian para ksatria.
Ponorogo: Di Ponorogo, Tari Jaran Kepang sering kali dikaitkan dengan kesenian Reog, karena kedua tarian ini biasanya dipentaskan secara bersamaan atau sebagai bagian dari pertunjukan yang lebih besar. Dalam konteks Reog Ponorogo, Jaran Kepang mewakili para prajurit berkuda yang setia mengikuti Sang Raja dalam peperangan.
Karakteristik Tari Jaran Kepang
Properti Utama - Kuda Lumping: Properti utama dalam tarian ini adalah kuda yang terbuat dari anyaman bambu, dihias dengan warna-warna cerah dan dilengkapi dengan pernak-pernik seperti bulu atau kain. Kuda ini disebut jaran kepang, dan meskipun hanya berupa tiruan, para penari memperlakukannya seolah-olah seperti kuda sungguhan dalam gerakan tari.
Gerakan Tari: Gerakan dalam Tari Jaran Kepang biasanya enerjik dan dinamis, mencerminkan semangat prajurit yang sedang berperang. Gerakan tersebut meliputi menari sambil "menunggang" kuda kepang, meloncat, berputar, serta melakukan gerakan yang menggambarkan pertempuran dan keberanian.
Kostum: Penari Jaran Kepang mengenakan kostum yang mencerminkan prajurit atau ksatria, biasanya berupa pakaian tradisional Jawa yang dihiasi dengan selendang, ikat kepala, serta aksesoris lainnya yang memperkuat karakter prajurit. Warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau sering digunakan untuk menciptakan kesan yang megah dan atraktif.
Musik Pengiring: Tari Jaran Kepang diiringi oleh musik gamelan Jawa, yang terdiri dari kendang, gong, saron, kenong, dan alat musik tradisional lainnya. Irama gamelan yang dimainkan cenderung cepat dan berirama kuat untuk mendukung gerakan yang dinamis dari para penari. Selain itu, ada juga bagian dalam pertunjukan yang diiringi dengan tembang atau nyanyian Jawa.
0 notes
billasyahfitri999 · 15 hours
Text
Tari Remo (Jombang, Jawa Timur)
Tumblr media
Tari Remo adalah tarian tradisional yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Tarian ini merupakan bagian penting dari kebudayaan Jawa dan sering dipentaskan dalam berbagai acara, termasuk perayaan, acara budaya, dan pertunjukan seni. Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang Tari Remo:
Sejarah dan Asal Usul
Asal Usul: Tari Remo memiliki akar budaya yang dalam dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-19. Tarian ini awalnya digunakan untuk menyambut tamu dan merayakan peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Konteks Sosial: Tari ini sering dipentaskan pada acara-acara formal seperti pernikahan, khitanan, dan acara adat lainnya, serta dalam pertunjukan seni di berbagai festival.
Karakteristik Tari Remo
Gerakan: Gerakan Tari Remo sangat dinamis dan bersemangat, mencerminkan sifat dan karakter penari yang kuat. Gerakan tangan, kaki, dan badan sangat teratur, menciptakan harmoni dan keindahan dalam pertunjukan.
Pakaian: Penari Tari Remo mengenakan pakaian tradisional Jawa yang berwarna cerah, seringkali berupa kebaya untuk wanita dan blangkon serta batik untuk pria. Kostum ini biasanya dilengkapi dengan aksesori seperti selendang, hiasan kepala, dan perhiasan lainnya.
Musik: Tari ini diiringi oleh gamelan, alat musik tradisional Jawa yang terdiri dari berbagai instrumen seperti kendang, gong, dan saron. Irama gamelan memberikan nuansa yang khas dan menggugah semangat dalam pertunjukan.
Makna dan Simbolisme
Ekspresi Kebudayaan: Tari Remo mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa, seperti rasa hormat kepada tamu dan pengungkapan rasa syukur.
Menyambut Tamu: Tarian ini biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu atau memulai acara, sehingga memiliki makna simbolis sebagai pengantar kebahagiaan dan keramahan.
Pertunjukan
Kumpulan Penari: Tari Remo dapat dipentaskan oleh sekelompok penari, baik pria maupun wanita, yang menunjukkan kolaborasi dalam gerakan.
Interaksi dengan Penonton: Penari sering berinteraksi dengan penonton, menjalin hubungan yang lebih dekat dan menciptakan suasana yang hangat.
Perkembangan
Pelestarian Budaya: Tari Remo terus dilestarikan oleh komunitas seni di Jombang dan sekitarnya, dengan berbagai grup seni yang mengajarkan dan mempentaskan tarian ini untuk generasi muda.
0 notes
toto7788 · 3 days
Text
keragaman alat musik tradisional gamelan dari jawa,sunda,bali,dan lombok
Tumblr media
Gamelan Jawa
Gamelan Jawa dikenal dengan kehalusan dan kedamaian dalam setiap permainannya. Alat musik utama yang digunakan dalam gamelan Jawa antara lain:
Gong: Alat musik besar yang menjadi patokan tempo, umumnya dimainkan di akhir lagu.
Kendang: Drum dua sisi yang berfungsi untuk memimpin ritme.
Saron: Alat musik perkusi yang terbuat dari metal, seperti sebagai melodis utama.
Slenthem: Alat musik dengan nada rendah dan memberikan warna pada suara gamelan.
Rebab: Alat musik gesek yang menjadi pengiring vokal.
Melodi dalam gamelan Jawa cenderung lebih lembut dan berlarut-larut, memberikan nuansa yang merenung dan meditatif.
BACA SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH INI
klik link disini
klik link disini
0 notes
pardomuansitanggang · 3 months
Text
ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT, PARDOMUANSITANGGANG.COM – Jawa Barat memiliki berbagai alat musik tradisional yang kaya akan budaya dan sejarah. Alat musik ini digunakan dalam berbagai upacara, pertunjukan seni, dan kegiatan sosial. Berikut adalah beberapa alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat: 1. Angklung Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyangkan. Setiap angklung menghasilkan satu nada tertentu, dan beberapa angklung dimainkan bersama untuk menghasilkan melodi. Angklung sering digunakan dalam berbagai acara dan memiliki nilai budaya yang tinggi. UNESCO telah mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. 2. Calung Calung mirip dengan angklung karena juga terbuat dari bambu, namun cara memainkannya berbeda. Calung dimainkan dengan cara dipukul. Ada dua jenis calung, yaitu calung rantay yang dimainkan dengan cara dipukul sambil digantung, dan calung jinjing yang dimainkan dengan cara dipukul sambil dipegang. 3. Kendang Kendang adalah alat musik perkusi yang terbuat dari kulit dan kayu. Alat musik ini sering digunakan dalam gamelan dan berbagai kesenian tradisional Sunda. Kendang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan atau stik. 4. Suling Sunda Suling Sunda adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Suling ini memiliki suara yang khas dan digunakan dalam berbagai jenis musik tradisional Sunda, termasuk degung dan kacapi suling. 5. Kacapi Kacapi adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu dan memiliki dawai yang dipetik untuk menghasilkan suara. Kacapi sering digunakan dalam musik kacapi suling dan pantun Sunda. Ada dua jenis kacapi, yaitu kacapi rincik yang memiliki suara lebih lembut dan kacapi indung yang memiliki suara lebih besar dan berfungsi sebagai melodi utama. 6. Tarawangsa Tarawangsa adalah alat musik gesek yang mirip dengan rebab. Alat musik ini biasanya dimainkan bersama dengan kacapi dalam pertunjukan yang dikenal sebagai tarawangsa. Musik tarawangsa sering digunakan dalam upacara adat dan memiliki nuansa magis. 7. Gamelan Degung Gamelan degung adalah seperangkat alat musik gamelan yang khusus digunakan dalam musik Sunda. Gamelan ini terdiri dari berbagai instrumen seperti gong, saron, bonang, dan kendang. Gamelan degung sering dimainkan dalam upacara adat dan pertunjukan seni. 8. Jentreng Jentreng adalah alat musik petik yang mirip dengan kecapi, tetapi ukurannya lebih kecil dan memiliki jumlah dawai yang lebih sedikit. Jentreng biasanya digunakan dalam musik tradisional Sunda sebagai pengiring lagu atau tarian. 9. Celempung Celempung adalah alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan. Celempung menghasilkan suara yang khas dan sering digunakan dalam berbagai pertunjukan musik tradisional Sunda. 10. Arumba Arumba (Alunan Rumpun Bambu) adalah ansambel musik yang menggunakan alat-alat musik yang terbuat dari bambu, seperti angklung, calung, dan beberapa instrumen lainnya. Arumba menghasilkan musik dengan suara yang harmonis dan sering dimainkan dalam pertunjukan musik modern maupun tradisional. Alat musik tradisional Jawa Barat tidak hanya memiliki keunikan dari segi bentuk dan cara memainkannya, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya dan sejarah yang penting bagi masyarakat Sunda. Melalui alat musik ini, kekayaan budaya Jawa Barat dapat terus dilestarikan dan dinikmati oleh generasi mendatang.
0 notes
produsenbajumuslim · 1 year
Text
Keajaiban Warisan: Memahami Alat Musik Tradisional dan Kekayaan Kebudayaan
Alat musik tradisional telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad. Mereka adalah cerminan dari kekayaan budaya, sejarah, dan identitas suatu daerah. Setiap alat musik tradisional memiliki cerita unik dan makna mendalam yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Artikel ini akan membahas tentang alat musik tradisional, keindahan musikalnya, dan pentingnya melestarikannya sebagai bagian dari keajaiban warisan budaya.
Pentingnya Alat Musik Tradisional dalam Kebudayaan
Alat musik tradisional memainkan peran penting dalam kebudayaan suatu masyarakat. Mereka digunakan dalam berbagai acara dan upacara adat, seperti upacara keagamaan, pernikahan, pertanian, penyambutan tamu, dan lain-lain. Selain itu, alat musik tradisional juga digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan emosi, menceritakan cerita-cerita legendaris, atau menyampaikan pesan-pesan moral kepada masyarakat.
Keanekaragaman Alat Musik Tradisional
Setiap daerah memiliki alat musik tradisional yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik budaya dan lingkungan lokal. Misalnya, di Indonesia, terdapat beragam alat musik tradisional seperti gamelan, angklung, sasando, siter, rebana, dan masih banyak lagi. Setiap alat musik memiliki teknik bermain yang khas dan menghasilkan bunyi yang unik.
Ciri Khas dan Suara yang Istimewa
Alat musik tradisional memiliki ciri khas dan suara yang istimewa. Beberapa alat musik menggunakan tabuhan, seperti gendang atau kendang, untuk menghasilkan ritme yang menghentak, sedangkan alat musik lainnya menghasilkan suara melodi yang indah, seperti sasando atau siter. Suara alat musik tradisional seringkali kental dengan nuansa alam, karena banyak dari mereka terbuat dari bahan-bahan alami seperti bambu, kulit binatang, atau kayu.
Melestarikan Warisan Budaya Melalui Alat Musik Tradisional
Sayangnya, dengan perkembangan zaman dan modernisasi, beberapa alat musik tradisional terancam punah atau terlupakan. Oleh karena itu, melestarikan alat musik tradisional menjadi sangat penting untuk menjaga kekayaan budaya dan sejarah suatu bangsa. Melalui pendidikan dan upaya penguatan budaya, generasi muda dapat belajar dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam alat musik tradisional.
Peran Pendidikan dalam Melestarikan Alat Musik Tradisional
Pendidikan memainkan peran kunci dalam melestarikan alat musik tradisional. Sekolah dan lembaga pendidikan harus menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar dan bermain alat musik tradisional. Selain itu, acara-acara budaya, festival, dan pertunjukan seni juga dapat menjadi platform untuk memperkenalkan alat musik tradisional kepada masyarakat lebih luas.
Macam-Macam Alat Musik Tradisional Dari Berbagai Belahan Dunia
Alat musik tradisional memiliki keberagaman yang sangat kaya dan beragam di berbagai daerah dan budaya di seluruh dunia. Setiap alat musik tradisional memiliki karakteristik unik dan ciri khas tersendiri. Berikut adalah beberapa macam-macam alat musik tradisional dari berbagai belahan dunia:
1. Gamelan (Indonesia): Gamelan adalah kelompok alat musik tradisional dari Indonesia yang terdiri dari gong, kendang, saron, gender, dan beberapa alat musik lainnya. Gamelan dipergunakan dalam berbagai acara adat, upacara, tarian, dan pertunjukan seni di Indonesia.
2. Angklung (Indonesia): Angklung adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat, Indonesia, yang terbuat dari bambu. Setiap batang bambu menghasilkan satu nada, dan angklung dimainkan dengan cara digoyangkan. Angklung sering digunakan dalam musik rakyat dan tari-tarian di Indonesia.
3. Sitar (India): Sitar adalah alat musik tradisional dari India yang berbentuk seperti gitar dengan senar yang panjang. Sitar digunakan dalam musik klasik India dan menghasilkan suara yang khas dan indah.
4. Didgeridoo (Australia): Didgeridoo adalah alat musik tradisional dari suku Aborigin Australia. Alat musik ini terbuat dari batang pohon yang dibuat berongga. Suara didgeridoo dihasilkan dengan cara meniupkan napas ke dalamnya sambil menahan napas dari hidung.
5. Bagpipes (Skotlandia): Bagpipes adalah alat musik tradisional dari Skotlandia yang terdiri dari pipa dan bawaah pipa. Alat musik ini umumnya digunakan dalam pertunjukan musik rakyat Skotlandia.
6. Koto (Jepang): Koto adalah alat musik tradisional dari Jepang yang mirip dengan kecapi. Koto memiliki 13 hingga 17 senar dan dimainkan dengan menggunakan alat kikir khusus.
7. Djembe (Afrika Barat): Djembe adalah alat musik tradisional dari Afrika Barat yang berbentuk seperti drum. Djembe dimainkan dengan tangan dan sering digunakan dalam pertunjukan musik dan tari-tarian di Afrika.
8. Balalaika (Rusia): Balalaika adalah alat musik tradisional dari Rusia yang berbentuk seperti gitar dengan tiga senar. Balalaika sering digunakan dalam musik rakyat Rusia.
9. Pan Flute (Amerika Latin): Pan flute adalah alat musik tradisional dari Amerika Latin yang terbuat dari beberapa bilah bambu yang tersusun secara berjenjang. Suara pan flute dihasilkan dengan cara meniup ke dalam bilah bambu.
10. Bodhrán (Irlandia): Bodhrán adalah alat musik tradisional dari Irlandia yang berbentuk seperti drum. Bodhrán dimainkan dengan tangan dan sering digunakan dalam musik rakyat Irlandia.
Kesimpulan
Alat musik tradisional merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi suatu masyarakat. Melalui keindahan musikalnya, alat musik tradisional membawa keajaiban dari masa lalu yang dapat terus dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang. Penting bagi kita untuk melestarikan dan menghargai alat musik tradisional sebagai bagian dari kekayaan budaya kita, sehingga kita dapat terus merasakan keajaiban dan keindahan yang terkandung di dalamnya.
0 notes
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com - Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ada satu gunung keren namanya Gunung Goong. Kayak namanya, dari gunung ini bakal kedengeran suara gong yang katanya adalah pertanda ada bencana. Hmmm bener gak sih? Setiap daerah di Indonesia pasti punya cerita tradisional yang dipercaya sama orang-orang. Nah, salah satunya ada di Desa Balagedog, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Ada bukit di desa itu yang punya misteri unik. Cerita yang diturunin dari generasi ke generasi di Desa Balagedog adalah, katanya bukit ini bisa nyemburin suara gong buat ngasih isyarat ke masyarakat setempat. Gong itu dibilang sebagai tanda bakal ada bencana. "Dulu katanya, pas mau ada kejadian atau bencana, suara gong dari gunung itu pasti kedengeran. Beberapa bulan setelah denger suara itu, biasanya ada kejadian. Entah itu bencana apa aja, tapi dulu memang gitu. Tapi sekarang mah udah jarang kedengeran lagi," kata Ketua RT/RW 08/04, Jojon Jumhana. BACA JUGA: Bandara Kertajati Majalengka Buka Kembali Rute Kuala Lumpur Jojon bilang suara gong yang keluar dari gunung itu katanya cuma bisa didengerin sama orang-orang tertentu. Tapi seiring perkembangan zaman, suara itu jarang banget didengerin sama warga setempat. "Aku pribadi sih belum pernah denger. Tapi katanya ada yang pernah denger. Dulu kan sering ada angin puting beliung gitu, itu sering. Katanya waktu ada puting beliung gitu, pasti kedengeran suara gong. Tapi nggak semua orang dengerin, cuma orang-orang tertentu aja," cerita dia. Cerita Warga "Tapi sekarang udah jarang banget deh ada yang denger suara itu. Kayaknya udah hampir nggak pernah. Mungkin karena zaman udah beda, tapi masyarakat masih aja percaya," tambahnya. BACA JUGA: Segarkan Mata dengan Keindahan Terasering Bukit Panyaweuyan Majalengka Jojon bilang, selain bisa keluarin suara gamelan atau gong, bentuk bukit itu juga mirip alat musik gong. Makanya, bukit itu disebut 'Gunung Goong'. "Bentuknya tuh emang kayak gong, melendung gitu. Selain sering kedengeran suara gong, bentuknya juga kayak gitu," jelas dia. Sementara itu, ada warga yang tinggal deket 'Gunung Goong', namanya Deni Marwan. Dia ngaku belum pernah denger suara gamelan atau gong dari bukit itu. Tapi dia tahu cerita mitos tentang suara itu yang udah terkenal banget. "Ceritanya sih suka ada suara gamelan, tapi aku belum pernah denger. Mitos suara gamelan itu udah dari dulu, cerita turun-temurun gitu. Aku yang generasi sekarang juga dikasih dongeng sama orang tua," cerita Deni. BACA JUGA: Penerbangan Umrah di Bandara Kertajati Majalengka Kembali Dibuka Dikelilingi 11 Bukit Deni cerita gimana suara dari bukit itu. Katanya, suaranya kayak konser musik tradisional. "Dulu emang ceritanya kental banget, entah itu karena hal mistis atau gimana. Rumahku deket Gunung Goong, tau nggak? Katanya suara gamelan itu mirip kayak orang lagi manggung, cuma kadang-kadang kedengeran juga suara gong," jelasnya. Oh iya, 'Gunung Goong' itu dikelilingi oleh 11 bukit, loh. Ada Gunung Wijung, Gunung Mastul, Gunung Koneng, Gunung Gandok, Gunung Teureup, Gunung Hanjuang. Lalu, Gunung Koromong, Gunung Kerud, Gunung Reuneuh, Gunung Wangun, dan Gunung Rompang. Keren banget kan? BACA JUGA: Dua Tari Topeng dari Majalengka, Sajian Kearifan Lokal yang Memukau Pasti seru banget kalau bisa explore tempat-tempat unik kayak gitu! Jadi, cerita tentang Gunung Goong ini memang udah lama banget dikenal di Desa Balagedog. Meskipun sekarang suara gongnya jarang kedengeran, tapi masyarakat masih percaya sama mitosnya. Mungkin aja zaman udah berubah, tapi nggak ada salahnya kita tetap menghormati dan menikmati keindahan cerita-cerita tradisional yang ada di daerah kita, kan? ***
0 notes
Video
youtube
⛔ SUMINTEN EDAN || KETOPRAK SENIMAN JOGJA || SREAL PUNCAK GUNUNG SUMBING
NGURI KABUDAYAN NGGAYUH KAMULYAN =========================== https://youtu.be/ZVnpCBDqNFs —————————————————— https://youtu.be/KNybSkqNKiU —————————————————— seni budaya Nusantara sangat beragam dan penting di lestarikan karena sudah banyak terkikis oleh budaya luar dan mulai di kuasai dan di akui oleh negara lain. Tari Gambyong Tari Gambyong berasal dari daerah Surakarta. Awalnya, tarian yang berasal dari Jawa Tengah yang lebih terkenal dari tari Tayub ini hanya sebuah tarian rakyat dan diadakan ketika memasuki musim panen padi. Dewasa ini, tari gambyong diadakan saat acara sakral dan sebagai penghormatan pada tamu. Sejarah penamaan Gambyong pun diambil dari salah satu penari tempo dulu, di mana penari tersebut memiliki suara merdu dan tubuh yang lentur. Dengan kedua bakat tersebut Gambyong yang memiliki nama lengkap Sri Gambyong cepat terkenal dan dapat memikat banyak orang hingga akhirnya nama penari itu terdengar ke telinga Sunan Paku Buwono IV. Lalu Sri Gambyong diundang untuk menari ke dalam istana. Di sana, Sri Gambyong berhasil memikat orang-orang. Tariannya pun dipelajari dan dikembangkan hingga dinobatkan tarian khas Istana. Untuk jumlah penari tidak disyaratkan, namun untuk kostum yang biasa digunakan adalah kostum kemben sebahu dilengkapi dengan selendang. Pada dasarnya kostum tarian ini dimeriahkan dengan warna kuning dan hijau. Namun seiring perkembangan, warna pun tidak menjadi patokan. Musik pengiring tarian ini biasanya dari gamelan yang terdiri dari gong, kenong, gambang dan kendang. SUPPORT BY  : @Abie Alief   Jangan lupa like, comment, share & Subscribe … …!!!! _____________________________________ #seniman #jogja #yogyakarta #sreal #GENITO #PUNCAK #NgajiDiri #OlahRoso #OlahRogo #Musafir  #share #like #comment #YOUTUBER #BACKPACKER #CRICorp #SANTRIKILAT #Adventure #Pengembara #GuruSejati #GreenWarrior #NATURE #ADVENTURE #SKYMediaKomputindo #SKYKomp #SKYMedia #MAGELANG #BOROBUDUR #JAWATENGAH #GUNUNGSUMBING #WINDUSARI #ANDESBOND
0 notes
Photo
Tumblr media
PALING LARIS, WA/TELP +62 811-363-647, Gamelan Jawa Terbuat Dari Besi
PALING LENGKAP, Jual Gamelan Jawa Instagram, Jual Gamelan Jawa Jl, Jual Gamelan Jawa Zimbabwe,  Jual Gamelan Jawa Gong, Harga Gamelan Jawa komplit
KANTOR PEMASARAN PENGRAJIN GAMELAN JAWA JL Mawar No. 2 Malang 65141 (Utara Pasar Tawangmangu)
Langsung Owner 0811-363-647
#gamelan, #gamelanjawa, #gamelankyaikanjeng, #gamelanbali, #gamelankiaikanjeng, #gamelansunda, #gamelanmelayu, #gamelanjogja, #gamelanbanyuwangi, #gamelanjowo
0 notes
blogkulo · 4 years
Photo
Tumblr media
Gamelan Jawa merupakan seperangkat alat musik tradisional Jawa. Biasanya terdiri dari Gong, Kenong, Gambang, Celempung serta beberapa alat musik pendamping lainnya.
Keistimewaan alunan musik Gamelan Jawa adalah cenderung bersuara lembut, seperti sengaja menghadirkan suasana ketenangan jiwa.
Lebih detail mengenai ensambel Gamelan Jawa, terkait sejarah, jenis dan fungsi bisa dibaca di:
https://blogkulo.com/gamelan-jawa/
#gamelan #gamelanjawa #kesenianjawa #javaneseculture #budayajawa #javanese #musiktradisional #javanesemusic #java #indonesianculture #musikjawa #javaneseart #gamelanmusic #ethnicmusic
7 notes · View notes
bianmuhammad · 4 years
Text
MUSIK
Nah di blog pertama gue tadi, gue udah ngejelasin Alat musik Tradisional dari Jawa barat. masih tentang alat musik tradisional, karena gue akan ngasih tau kalian alat  musik tradisional dari 4 Daerah lagi nih, penasaran kan apa aja yuk langsung aja kita masuk ke daerah yang ke 2, masih di pulau jawa, yaitu jawa tengah. 
tapi sebelum gue ngejelasin ke alat alatnya, gue pengen kasih tau sedikit nih tentang sejarah kenapa ada alat musik di jawa tengah.
SEJARAH 
Berbicara sejarah alat musik tradisional Jawa Tengah didahului oleh keberadaan Gamelan. Saat kebudayaan Hindu-Buddha  mendominasi Indonesia adalah awal mula tibanya alat musik. Instrumen musik ini berkembang menjadi bentuk yang sekarang ini.
Berbeda dengan pengaruh India Barat dalam bentuk seni,  pengaruh India hanya dalam musik gamelan dalam gaya Jawa bernyanyi. Dalam mitologi Jawa, gamelan dibuat oleh Sang Hyang Guru di era Saka yaitu dewa yang memerintah sebagai raja dari seluruh Jawa.
Asalnya dari sebuah pegunungan Maendra di Medangkamulan yang kini disebut Gunung Lawu. Dia membutuhkan sinyal untuk dapat memanggil dewa-dewa lalu ia pun menciptakan gong. Untuk pesan yang lebih kompleks lagi, ia menemukan dua buah Gong yang lainnya, sehingga membentuk satu set gamelan asli.
NAHHH tadi di atas kan udh ada nih sejarahnya kann, sekarang baru deh kita masuk ke alat alat musik Tradisional nyaa. apa aja sii.. cussngengg....
2. ALAT MUSIK TRADSIONAL JAWA TENGAH
1. Kendang  
 Alat musik Kendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dimana cara memainkannya menggunakan tangan, tanpa perlu alat bantu. Kendang terdiri dari bermacam, pertama kendang yang berbentuk kecil adalah ketipung, kedua kendang yang bentuknya menengah adalah kebar sedangkan kendang yang besar adalah kendang kalih. Sebenarnya kendang lebih populer di Jawa Barat hal ini terjadi karena sejarah kendang dimulai di suku Sunda tersebut.
2.  Boning
Alat musik tradisional Jawa Tengah yang kedua adalah boning. Alat ini adalah instrumen melodi yang terkemuka di Degung Gamelan Sunda. Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan cara dipukul ataupun ditabuh pada bagian atasnya. Pada bagian atas bonang terdapat bentuk yang menonjol yang disebut dengan pencu (pencon). Sedangkan untuk memukul bonangn ada dua alat pemukulnya yang digunakan secara khusus. Alat pemukul ini disebut dengan bindhi.
3. Saron
Alat musik Saron adalah alat musik dalam instrumen gamelan ini  termasuk keluarga Balungan. Nama lain alat musik Saron adalah ricik. Dalam satu set gamelan terdapat 4 buah saron yang seluruhnya dalam versi Pelog dan Slendro. Bahan dasar untuk membuat Tabuh Saron adalah kayu berbentul seperti palu.
4. Demung
Alat musik Demung adalah salah satu alat musik tradisional Jawa Tengah yang termasuk keluarga Balungan. Dalam satu set Gamelan terdapat dua Demung yang mempunyai versi Pelog dan Slendro. Alat musik ini menghasilkan nada oktaf terendah dalam keluarga balungan.
Demung mempunyai wilahan yang relatif lebih tipis tetapi lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nadanya pun juga lebih rendah. Cara memainkan alat ini dengan cara menabuh sesuai nada, nada yang imbal, ataupun menabuh bergantian antara demung 1 dan demung 2.
5, Kenong
Alat musik ini merupakan salah satu alat musik yang masih masuk dalam wilayah Gamelan Jawa. Cara memainkannya dengan cara dipukul oleh satu alat bantu. Kenong adalah pengisi Akor atau Harmoni dalam permainan Gamelan.
Fungsi kenong sebagai penentu batas-batas gatra ataupun menegaskan irama. Kenong juga termasuk ke dalam alat musik berpacu dengan alat pemukul kayu yang dililitkan dengan kain. Biasanya dalam satu set terdiri dari sekitar 10 buah.
Sumber : https://www.romadecade.org/alat-musik-jawa-tengah/#!
1 note · View note
ferci9918 · 14 hours
Text
Tari Bedhaya (Yogyakarta)
Tumblr media
Tari Bedhaya adalah tarian klasik yang berasal dari keraton Yogyakarta dan Surakarta (Solo), di Jawa Tengah. Tarian ini memiliki makna spiritual yang mendalam dan dianggap sakral, terutama karena tarian ini memiliki kaitan erat dengan tradisi keraton dan digunakan dalam berbagai ritual kerajaan. Tari Bedhaya merupakan salah satu karya seni tari yang menggambarkan kelembutan, keindahan, dan keanggunan budaya Jawa.
Sejarah dan Asal Usul
Asal Usul: Tari Bedhaya pertama kali diciptakan di lingkungan keraton, dengan sejarah yang berkaitan erat dengan Sultan Agung dari Mataram pada abad ke-17. Tari ini awalnya merupakan persembahan bagi raja dan memiliki fungsi sebagai media spiritual dan ritual untuk menghubungkan raja dengan kekuatan ilahi.
Makna Sakral: Tarian ini dianggap sakral, karena melambangkan hubungan spiritual antara raja dan Ratu Kidul (Ratu Laut Selatan), yang dalam kepercayaan Jawa diyakini sebagai pelindung kerajaan. Tari Bedhaya sering kali ditampilkan pada upacara penting keraton, seperti penobatan raja dan perayaan-perayaan besar.
Karakteristik Tari Bedhaya
Jumlah Penari: Tari Bedhaya umumnya ditarikan oleh sembilan penari wanita. Angka sembilan memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya Jawa, terkait dengan mistisisme dan spiritualitas. Penari ini melambangkan keseimbangan dan kesempurnaan.
Gerakan: Gerakan dalam Tari Bedhaya sangat halus, lambat, dan penuh ketenangan. Setiap gerakan memiliki makna filosofis, menggambarkan kelembutan, keindahan, dan kedamaian. Gerakan yang lembut juga melambangkan kebijaksanaan, keagungan, dan kesabaran.
Pakaian: Penari Bedhaya mengenakan busana tradisional Jawa yang elegan, seperti kebaya, jarik, serta aksesoris seperti sanggul, hiasan kepala, dan perhiasan khas keraton. Kostum ini mencerminkan keanggunan dan status luhur dari tarian ini.
Riasan: Para penari juga mengenakan riasan khas, yang memperkuat kesan keindahan dan kesakralan dalam setiap penampilannya.
Musik Pengiring
Gamelan: Tari Bedhaya diiringi oleh alunan musik gamelan Jawa yang lambat dan halus. Instrumen yang digunakan antara lain kendang, bonang, saron, gambang, dan gong. Musik gamelan dalam Tari Bedhaya tidak hanya mengiringi gerakan, tetapi juga membangun suasana mistis dan sakral yang mendalam.
Tembang (Nyanyian Jawa): Selain musik gamelan, Tari Bedhaya juga diiringi dengan tembang Jawa yang dinyanyikan oleh sinden. Tembang ini biasanya berisi kisah-kisah sejarah, mistis, atau kisah cinta yang mendalam, dan menyatu dengan tema spiritual dari tarian tersebut.
0 notes
yukapramudya · 4 years
Text
“Awakmu blajar gamelan, ya? Isok nyindhèn?”
—Percakapan dengan teman kuliah dulu.
Tumblr media
Dokumentasi dari Departemen Humas, Unit Kegiatan Tari & Karawitan Universitas Airlangga
Ketika saya mengikuti salah satu unit kegiatan mahasiswa terkait dengan tari dan karawitan di kampus, teman saya menanyakan hal seperti di atas. Saya tentunya seorang laki-laki dan mungkin celotehan seperti di atas umum kita temukan di masyarakat era millenial sekarang ini. Maklum saja, mungkin banyak orang yang mengenal seni karawitan hanya dari rupa luar dan tidak bisa menikmati esensi dari seni tersebut.
Musik karawitan merupakan salah satu jenis musik yang paling saya gandrungi terlebih pada saat masa work-from-home ini. Musik tersebut selalu menemani suasana kerja dari rumah serta mengusir rasa bosan. Teringat dengan celotehan teman saya seperti di atas, saya ingin membagikan sedikit pengetahuan berdasarkan pengalaman saya sebagai amatir di dunia karawitan. Bagi Anda yang ingin mulai mengenal musik ini, tidak ada salahnya jika mulai memahami beberapa istilah dasar dari dunia karawitan.
Gamelan /ɡɑməlɑn/, merupakan seperangkat instrumen khas nusantara, mayoritas terbuat dari logam yang dimainkan secara bersama-sama (ansambel). Dalam bahasa Jawa, gamelan disebut juga gangsa atau gong. Jadi, jika ada masyarakat yang menyebut kata gong berarti merujuk pada gamelan bukan hanya instrumen gong.
Ricikan /riciʔɑn/, berarti instrumen dalam terminologi musik barat. Pemain karawitan terbiasa menyebut ricikan untuk semua alat musik karawitan tanpa menunjuk secara spesifik.
Balungan /bɑluŋɑn/, berasal dari kata balung yang bermakna tulang atau rangka. Balungan merupakan salah satu ricikan yang membentuk kerangka dasar suatu gendhing dalam karawitan.
Laras /lɑrɑs/, merupakan skala nada yang digunakan dalam karawitan. Dalam karawitan Jawa, laras terbagi menjadi dua jenis, yaitu laras sléndro dan laras pèlog.
Pathet /pɑʈət/, merupakan batasan wilayah nada yang diizinkan dalam tradisi karawitan. Setiap laras memiliki beberapa jenis pathet serta budaya karawitan di nusantara memiliki keanekaragaman jenis pathet.
Tabuh /tɑbʊh/, merupakan alat yang berfungsi untuk membunyikan instumen gamelan; sedangkan setiap instrumen atau ricikan memiliki tabuh yang berbeda disesuaikan dengan karakter suaranya. Kegiatan bermain gamelan secara umum dinamakan nabuh sedangkan pemainnya bisa disebut penabuh.
Wiyaga /wijɔɡɔ/, yaitu sebutan bagi pemain karawitan. Seorang pemain karawitan biasa disebut juga dengan niyaga, yaga, penabuh, pengrawit, pradangga, maupun panjak.
Waranggana /wɑrɑŋɡɔnɔ/ , yaitu sebutan bagi penyanyi wanita dalam karawitan. Sebutan lain bagi penyanyi perempuan adalah swarawati ataupun sindhèn meskipun beberapa literatur mengatakan bahwa sebutan-sebutan tersebut bermakna berbeda.
Wiraswara /wirɔswɔrɔ/, yaitu sebutan bagi penyanyi pria dalam karawitan. Seorang wiraswara bekerjasama dengan waranggana untuk membentuk suatu alunan seni suara yang indah dalam karawitan. Sebutan lain bagi wiraswara adalah penggérong.
Nah, mungkin baru sekian pengenalan dasar mengenai karawitan. Istilah-istilah lain akan coba diulas pada sesi berikutnya.
Matur nuwun,
1 note · View note
abiealiefaziz · 2 years
Video
youtube
LIVE LEAK BAWANG PONPES
SENI BUDAYA NUSANTARA INDONESIA BERAGAM INDONESIA KAYA SENI BUDAYA ADAT ISTIADAT YANG TETAP HARUS DIJAGA KELESTARIANYA !!! ===========================
https://youtu.be/_kDDDGcQBzo
—————————————
https://youtu.be/JpFJRISbI4g
——————————————
MENAMPILKAN PERTUNJUKAN SENI TARI BAWANG GENITO WINDUSARI MAGELANG JAWA TENGAH  : * LEAK * RAMPAK BUTO GEDRUK * JATHILAN KUDA LUMPING * NGESTI TURONGGO * Legong merupakan kelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari tari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinyagamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap. DALAM ACARA WALIMATUL KHITAN PUTRA PONPES BAWANG SELAMAT MENYAKSIKAN !!! SUPPORT BY  : @Abie Alief   https://youtuberkacau.blogspot.com/ Jangan lupa like, comment, share & Subscribe … …!!!! _______________________________________
KESENIAN, BUDAYA, ADAT ISTIADAT, LEAK,WAROK, REOG,TOPENG IRENG, GEDRUK, RAMPAK BUTO, TARI, RITUAL, PERTIDESA, TEMBANG JAWA, LANGGAM, PUCUNG, MACAPAT, JATHILAN, KUDA LUMPING, AGAMA, MULTI KULTUR, BERTAPA, MAKAM, JAWA TENGAH, DARAH BIRU, KERATON, SULTAN, KERAJAAN, GURU SEJATI, WDTS, ---------------------------------------------------------
#KESENIAN #BUDAYA #ADAT #ISTIADAT #LEAK #KUDALUMPING #JARANKEPANG #JATHILAN #KUDAKEPANG #WAROK #REOG #TOPENGIRENG #GEDRUK #rampakbarong #BUTO #TARI #RITUAL #PERTIDESA #NgajiDiri #OlahRoso #OlahRogo #Musafir #Viral #SantriJalanan #SyekherMania #ShalawatTanpaBatas #trending #RinduKasihmu #share #like #comment #Sahabat #Mendikbud #NabiMuhammadSaw #allahuakbar #YOUTUBER #BACKPACKER #CRICorp #SANTRIKILAT #Adventure #Pengembara #GuruSejati #GreenWarrior #NATURE #ADVENTURE #SKYMediaKomputindo #SKYKomp #SKYMedia #BERKEBUN #HUTAN #BACKTONATURE #COVID19 #ALAM #ADVENTURE #KAMPUNG #PPKM #ALBASIA #SENGON #BUDIDAYA #KOPI #ARABICA #TARZAN #PETANI #MAGELANG #BOROBUDUR #JAWATENGAH #GREENWARRIOR #KENJORO #SESURAK #SUNGAI #GUNUNGSUMBING #WINDUSARI
0 notes
gamelankuningan · 2 years
Text
Pengrajin Gamelan Semarang HUB. 0813-5987-3112 TERMUDAH!!!
0813-5987-3112 BERKUALITAS!!! Jual Gamelan Jawa Murah & Terbaik, Jual Gong Gamelan Murah & Terbaik, Jual Alat-Alat Musik Di Jawa Tengah, Jual Alat Musik Tradisional Di Semarang Kota, Jual Gamelan Semarang
Tumblr media
Gamelan adalah musik ansambel tradisional Jawa, Sunda, dan Bali di Indonesia yang memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada (laras) slendro dan pelog. Dan kami adalah pengrajin berbagai macam gamelan tradisional yang terbuat dari Kuningan.
Alamat: Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Hubungi: Bapak Afif
0813-5987-3112
Atau Klik https://wa.me/6281359873112
Gender Gamelan, Gameland88, Gong Gamelan, Gambar Gamelan Bali, Gambar Nomor Berapakah Yang Menggunakan Musik Gamelan Untuk Iringan Tari
0 notes
randhikanoviyanti · 6 years
Text
Menyusuri
Yay, aku ingin bercerita pengalaman perjalanan ke kalian. Hehe... Kalian heran ndak aku bisa melakukan banyak perjalanan dalam beberapa bulan ini? Aku sendiri saja heran, kok ya bisa aku pergi ke beberapa tempat itu. Bahasa Jawa_nya itu Gumun. Haha...
Bermula dari Risca mengajak kondangan ke teman kerjanya di Pacitan, Jawa Timur. Aku ndak langsung meng_iya_kan karena bertepatan dengan akhir tahun, artinya tutup tahun. Nah aku bekerja di bagian back office ( mmm... mburi kantor) harus bertanggung jawab menyelesaikan tutup buku sesuai tenggat waktu. Maju mundur saat mengajukan cuti, dipilihlah awal tahun, 2 dan 3 Januari 2019. Menunggu seperti seharian kulihat jam ditangan~ eh nyanyi... Akhirnya cuti disetujui. Yay senangnya hatiku (dalam sejarah kerja, baru kali ini cuti ((awal tahun)) haha...)
Mengeluarkan ransel dari lemari untuk berkemas, membuatku menerawang di mana pergi terjauh selama ini. Mmm.. Pergi sejauh apapun, senang bisa pulang kembali ke keluarga :') Aku belum ahli dalam hal berkemas, rasanya barang sekamar pengen dibawa semua. Haha... Ojo ditiru ya...
Kami janjian bertemu selepas Subuh tanggal 1 Januari 2019, di mana orang-orang baru terlelap tidur setelah perayaan tahun baru. Aku sih ndak ikut merayakan, wong ya seperti malam-malam yang lain, biasa tetap ngantukan. Ohya mungkin bagi mereka ini waktunya bisa main, pulangnya lebih dari jam 10 malam. Haha kok mikirin sih aku. Skip... Perjalanan pun dimulai, kami berangkat berempat. Aku berboncengan dengan Risca dan teman kerja Risca berboncengan sama suaminya. Perjalanan ke selatan selalu menyenangkan bagiku, deretan gunung-gunung membuatku jatuh cinta lagi dan lagi. Bercita-cita bisa lebih dekat, tapi memandangmu dari jauh sudah membuatku senang. Ah cieee... Jalanan yang sepi, hawa yang dingin, dan jadi penumpang itu hal yang membuatku ngantuk + pegal pantat. Huhu... Aku merayu untuk bergantian mengendarai, walau ndak hapal jalan. Luluhlah Risca dengan berbagai alasanku. Haha... Kami mampir sarapan di Soto Seger Boyolali, harga per porsi 10.000 mangkok kecil. Didorong rasa lapar dan hawa yang mendukung, aku selalu menghabiskan sampai tetes terakhir kuahnya, hmmm segernyaaa..
Perjalanan berlanjut hingga batas wilayah Wonogiri. Setelah itu kami mengandalkan googlemaps, sampai batas si maps unknowroad. Ya peta terbaik adalah warga sekitar, jangan malu bertanya ya gaes bila tak tahu arah. Ohya warga yang kami tanya, menjawab "Tutno dalan aspal goreng ya, kui mengko ketemu dalan gede neng Pacitan." ya ((aspal goreng)) kata yang unik bagi kami, ingin bertanya juga "lha aspal godog.e neng ndi pak?" haha... Menyusuri jalan yang ditunjukkan sampailah kami di jalan raya besar, bertulis Jalan lintas provinsi. Waw kutakjub... Kembali mengandalkan maps untuk memastikan lokasi dan tujuan kami. Jalan berkelok kami lalui, hingga ada gapura besar bertulis Selamat datang di Pacitan Jawa Timur. Syukur alhamdulillah, gampang cari lokasi rumah Mbak Ami teman Risca, karena sebelah Polsek Donorojo, Belah, Pacitan. Yay... Sampai...
Ohya, syukuran pernikahan mbak Ami sudah terhelat tanggal 31 Desember, jadi sampai di sana ya tenda-tenda sudah dilepas. Istirahat dan ngobrol santai antar mereka teman kerja. Aku mengamati si mbak teman Risca yang bareng di perjalanan tadi, ternyata kakak kelas aku waktu Smp, ya soal ingat wajah si aku bisa, kalau ingat nama ya jangan tanya, lupaaa. Kuketahui namanya mbak Nina, dia ingat wajah saya di bagian mata dan pipi. Hmm awet sipit dan gembul yo mbak. Haha...
Ternyata jam 1, Mbak Ami sekeluarga ada acara mbesan ke pihak pengantin laki-laki. Secepatnya kami mencari tempat wisata di Pacitan, sambil nunggu mereka mbesan. Karena malam itu kami menginap di rumah mbak Ami. Tujuan tempat wisata, aku yang tentukan, berbekal maps, jarak dan waktu tempuh jadi ada gambaran
Meluncurlah kami ke wisata pantai, mengitari perbukitan kapur, jalan mulus berkelok-kelok. 30 menit kami sampai pada cabang-cabang belbagai pantai, terpilihlah pantai Bu'yutan. Sampailah kami pada jalan masuknya, jalanan menurun dan tidak mulus membuat kami capek seperti melalui ratusan kilometer. Ya semoga setelah ini pemerintah daerah dapat memperbaiki jalan tersebut ya. Beberapa meter sebelum pantai, kami disuguhi persawahan hijau yang menyegarkan mata dan hati. Ohya, tiket masuknya 5.000 per orang gaes. Sampailah kami di parkiran motor, sayup-sayup terdengar suara ombak. MashaAllah melihat ke bawah, lautan luas menyapa. Jalan kaki 10menit, kami sampai di pantai dengan pasir putih dan ombak bergulung-gulung. Pengunjung hari itu tidak terlalu rame, mungkin banyak ke pantai Klayar yang lebih naik daun.
Satu jam kami di sana, menikmati pantai selatan. Aku memilih duduk di pasir, mengamati pergerakan ombak. Di tempat lain, ombak ini menggulung ratusan manusia dan bangunan di sekitarnya. Ya ombak ini bekerja sesuai porsinya.
Tujuan selanjutnya ke Gua Gong, tadi perjalanan ke pantai kami melewatinya. Risca yang pernah ke sana menceritakan pengalamannya. Membuat kami tak ingin melewatkan. Tiket masuknya 15.000 per orang. Untuk mencapainya, kita melewati beberapa anak tangga dan jembatan besar. Sampai di depan Gua, kita akan ditawari tukang foto langsung jadi dan persewaan senter dan kipas. Ya Gua memang terkesan gelap dan pengap. Huhu.. Saat masuk kita disambut dengan gelapnya Gua, jangan takut dulu ya, itu hanya efek dramatis. Selanjutnya kita disuguhi pemandangan MashaAllah. Stalagmit dan Stalaktit yang ratusan bahkan ribuan tahun terbentuk dengan indahnya. Di dalam sana sudah ada penerangan warna-warni menambah indahnya Gua. Ohya disebut Gua Gong karena bila sengaja di tabuh pada dindingnya, akan mengeluarkan suara seperti Gong gamelan. Tapi jangan asal menabuh ya, apalagi dengan benda keras bisa merusak Gua nantinya.
Di sana kami ndak lama, hari mulai gelap dan perjalanan pulang jauh. Kami sepakat ke Alun-alun Pacitan, maps menunjukkan perjananan 30menit. Ternyata jalanan berkelok-kelok. Ba'dha Magrib, kami sampai di Alun-alun Kota Pacitan , ya layaknya alun-alun kota lain, di sana banyak penjual makanan dan permainan untuk anak-anak. Selepas makan kami bergegas pulang ke rumah mbak Ami. Hujanpun turun, kami harus melewati jalan berkelok-kelok tadi , penerangan jalan pun mati. Tegang kami melewati jalan itu, kami memikirkan hal tidak-tidak. Tapi kami harus tenang dan fokus. Allah bersama kami... Akhirnya kami sampai rumah mbak Ami dan ternyata sedang pemadaman listrik.
Esoknya kami bangun gasik untuk perjalanan pulang Semarang. Ndak ingin merepotkan tuan rumah juga. Walau tetap saja dipaksa meminum teh panas, untuk energi pulang. Suwun Bapak Ibu mbak Ami...
Perjalanan pulang kami lalui dengan bahagia, hamparan perbukitan hijau menyapa kami. Bersyukur bisa menikmati alam seindah ini. Kami mampir ke kampung halaman Risca di Gunung Kidul, Yogyakarta. Untuk bertemu keluarga Risca dan disuguhi nasi Lele sambel. Hmm nikmatnya, hingga tanduk 3 kali. Hahaha...
Ohya perjalanan pulang kami santai, capek ya istirahat. Jadi durasi kami di jalanan hingga 7 jam. Hasilnya punggung tangan gosong, serta pantat yang pegalnya semalaman.
Terima kasih Ya Allah, untuk satu lagi pengalaman berharga ini...
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
turisiancom · 1 year
Text
TURISIAN.com – Bagi Sobat Turisian yang suka wisata susur gua, wajib berangkat ke Pacitan. Pasalnya kabupaten di Jawa Timur ini menyimpan banyak objek gua dengan keunikannya masing-masing. Salah satunya ada Gua Tabuhan. Gua tersebut terletak sekitar 30 km dari pusat kota Pacitan. Posisinya tidak terlalu jauh dari Gua Gong dan hanya memiliki 2 ruangan besar. Tempat wisata gua ini mulai ramai pengunjung sejak 1998. Dulunya bernama Gua Tapan karena menjadi tempat orang-orang bertapa. Namun seiring berjalannya waktu, menjadi lebih terkenal dengan nama Gua Tabuhan. Sebab warga setempat memakainya untuk kegiatan kesenian. Mereka memukul stalagtit di dalam gua hingga mengeluarkan suara seperti tabuhan gamelan. Berkaitan dengan seni musik spesifiknya karawitan. Suara dari pukulan pada stalagtit dan stalagmit gua ini mirip bunyi gending pada gamelan. Bunyi gamelan tersebut akan lebih merdu jika yang melakukan pukulan pada bebatuan itu sudah terampil. Objek wisata Gua Tabuhan banyak pengunjungnya yang menyukai wisata geologi. Bukan hanya  karena batu-batu slatagtit dan stalagmit yang terbentuk jutaan tahun yang lalu. Tapi gua ini memiliki nuansa spiritual yang cukup kental, berkaitan dengan Pangeran Diponegoro. Baca juga: 4 Objek Gua di Perbukitan Sewu Pacitan, Menarik Buat Wisata Susur Gua Pada zaman dahulu, gua di Pacitan ini menjadi tempat untuk bertapa atau meditasi. Masyarakat setempat juga percaya bahwa gua ini merupakan salah satu tempat petilasan Pangeran Diponegoro. itu berarti pertanda gua ini pernah ia singgahi. Letak Gua Tabuhan berada di Bukit Kapur Tapan dengan pembentukan stalagtit dan stalagmit yang sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Berkat adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata stalagtit dan stalagmitnya hingga 7 meter dan diameter satu meter. Saat masuk ke dalamnya, Sobat Turisian bakal melihat seperti pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan. Lokasi dan Akses Menuju Gua Tabuhan Destinasi wisata alam yang satu ini berlokasi di Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Sobat Turisian dapat mejangkaunya dari pusat kota atau Alun-Alun Kabupaten Pacitan, dengan jarak sekitar 22,2 km. Memakan waktu tempuh kurang lebih 36 menit berkendara. Baca juga: Pantai Watu Karung Pacitan yang Menawan dan Spot Terbaik Selancar Akses menuju Gua Tabuhan Pacitan cukup mudah untuk Sobat Turisian lalui meski baru pertama kali datang ke sini. Jalan utamanya sudah sangat layak dan mampu kalian lewati menggunakan semua jenis kendaraan. Baik kendaraan roda dua maupun mobil. Untuk harga tiket masuk ke sini juga sangat terjangkau, hanya sekitar Rp10.000 per orang.*
0 notes