Tumgik
#gharibah
shishaniyyah · 26 days
Text
و لعلك رغم الجموع ... غريب ....
0 notes
loyalty-0 · 9 months
Text
أرى آلام أمتنا كسقف الليل يغشانا ..
9 notes · View notes
we-dekormimar-me · 4 years
Text
Lezzetli ve lezzetli bir tada sahip özel bir bayram gharibah nasıl yapılır
Lezzetli ve lezzetli bir tada sahip özel bir bayram gharibah nasıl yapılır
Uzaylının çalışma şekli Pek çok insanın sevdiği bisküvilerden biridir ve başta Levant ülkeleri olmak üzere birçok ülkede yayılır ve “Qourabiyya” olarak adlandırılır. Ve döngüsellik ve gharibah’ın bu makale aracılığıyla, evde herhangi bir zamanda uygulanması kolay basit adımlarla ve basit bileşenlerle nasıl çalıştığını öğreneceğiz. Uzaylının çalışma şekli Malzemeler 4 su bardağı un. 2 su bardağı…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
i4583 · 3 years
Photo
Tumblr media
🔻▪️🔻 🔴 Breaking Islamic State Sham Wilayah - Khayr 📰 | With success from Allah, the Khilafah soldiers killed a murtadd PKK intelligence member with machine gun fire in Gharibah ash-Sharqiyyah village in the as-Sur area, and all praise is due to Allah.
0 notes
raera-san · 4 years
Photo
Tumblr media
Rp 165.000 hasyiah al imam al baijuri 'ala jauharah at tauhid / tuhfah al murid 'ala jauharah at tauhid. kitab ini dilengkapi dengan: • biografi ringkas penulis • index ayat al qur'an yang tertulis dalam kitab • index hadits, atsar & aqwal yang tertulis dalam kitab • index nama tokoh yang tertulis dalam kitab • index nama kitab / risalah yang tertulis dalam kitab • index nama pertempuran rasulullah yang tertulis dalam kitab • index nama hewan yang tertulis dalam kitab • index nama lokasi yang tertulis dalam kitab • index syair yang tertulis dalam kitab • index sekte-sekte yang tertulis dalam kitab • daftar isi lengkap • penebalan pada kata-kata penting dan kaidah-kaidah penting terbitan darussalam kairo - 408 halaman - hard cover - kertas hvs putih - ukuran 17 x 24 cm - berat 900 gram. karya IMAM IBRAHIM AL BAIJURI. tahqiq, ta'liq, tarqim, takhrij & syarh alfazh gharibah oleh Prof. Dr. 'ALI JUM'AH MUHAMMAD. #santri #pesantren #santrionline #kitab #ngaji #pondokpesantren #nyantri #kitabkuning #pesantrenstory #pesantrenkilat #pesantrengratis #pesantrenkeren #pesantrenmodern https://www.instagram.com/p/B_-3q2NHwXoGeaxaXcN50yeDttVbAerFyiVOT80/?igshid=16q9tmjumb1wv
0 notes
shiaat · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
وبالمناسبة لما أتى ذكر جدّنا ية الله العظمى الشيخ زين العابدين النجفي (قدّس سرّه) صاحب الكرامات. نذكر له هذه الكرامة عن بعض أهل العلم والفضل، قال: إنّ أهل يران، وأذربيجان، وأهل قفقاسيا استفتوا علماء النجف الأشرف عن الطبول التي تضرب في عزاء الحسين (عليه السلام)، وعن ضرب السيوف والقامات، والتشبيه، وغيرها.. وأنّها جائزة أو حرام؟ وكتبوا ذلك في كتب متعدّدة، كلّ كتب إلى مقلّده، وأرسلت مع وفدٍ إلى النجف، وقرّروا على أنهم إن أخذوا أجوبة الفتاوى توضع في ظرف وتختم ولا تفتح إلاّ في مسجد الشاه المعروف بمسجد الإمام الخميني – مدّ ظلّه العالي – في طهران، وتقرأ على المجتمع من أهل البلاد ليعرف كل حكم مقلّده. وكان ذلك في زمن السيد آية الله العظمى صاحب العروة، فرجع الوفد بالأجوبة، وأخبروا الناس بالحضور في يومٍ معين، فحضروا في مسجد الشاه، فقرأت الفتاوى عليهم، فكان كلّ قد أجاب بجواب، فبعض قال: بحرمة هذه الأشياء، وبعض فصّل وبالأخص إلى ضرب السيوف والقامات، قال: إن كان فيه ضرر فلا يجوز وهو حرام، وان لم يكن فيه ضرر فهو جائز، وبعض قال: بالجواز، إلى أن فتح الكتاب الذي فيه فتوى المرحوم ية الله الشيخ زين العابدين (قدّس سرّه) فكان فيه: بسمه تعالى شأنه إنّي كنت متوقّفاً في هذه المسألة ومتردداً فيها، فلا أدري هل أفتي بالجواز أم أفتي بالحرمة؟ فذهبت إلى مسجد السهلة ووصلت بخدمة سيدي ومولي الحجّة بن الحسن صلوات الله عليه، وعرضت المسألة عليه وسألته عنها، فأفتاني بالجواز، وأنا أفتي كما أفتى سيدي ومولي بالجواز والسلام. فلمّا سمع المجتمع الفقير هذه الفتوى قالوا: لا حاجة لنا بتلك الفتاوى الأخرى، وهذه تكفينا. Sheikh Muhammad Mahdi al-Najafi writes: and since the opportunity came to talk about our grandfather, Grand Ayatollah Sheikh Zayn al-Abadeen al-Najafi who was a man of miracles and blessings, I will mention this one particular incident that was narrated to us from a few pious and virtuous scholars: The people of Iran, Azerbaijan and Caucasus have asked the scholars in Najaf about the drums that are used during the mourning processions of Imam Hussain, as well as tatbir and other forms of rituals of Imam Hussain... Are they permissible or not? Each individual wrote to their own Marja, and all of them agreed that if the responses came, they would keep the responses sealed with the stamp of the Marja in Masjid al-Shah, which was known as Masjid al-Khomeini due to his presence in Tehran. It will be then opened and read to the people so each person could follow the ruling of their own respective scholar. This was during the time of Ayatollah Sayed Muhammad Kadhim al-Yazdi. The delegation from Najaf arrived with the answers, and they held a public announcement instructing the people to attend Masjid al-Shah on a particular day so that they can read the answers. All of the people gathered at the mosque, and the answers were read out. Each answer was different, one answered: 'They are all not allowed', while others were more particular, saying: 'If tatbir causes haram, then it is not allowed. If not, then it's allowed'. Whereas others answered: 'They are all allowed'. Then the envelope containing the response of Ayatollah Sheikh Zayn al-Abadeen al-Najafi was opened. It read out: "In the name of God. I came to a stop regarding this matter, and didn't know how to answer it. Shall I rule it as allowed, or impermissible? I decided to go to Masjid al-Sahla where I was honoured with serving my Master the Imam of Our Time. I asked him that question and he replied with it's permissiblity. So my fatwa, in accordance to the fatwa of my Master, that this action is allowed. Wa salam". After the people heard that answer, they said: "We don't need the other fatwas, this fatwa is enough for us". [Bayan al-Aimah Lil Waqi’ al-Gharibah wal Asrar al-‘Ajibah, Volume 2, Page 461-462].
1 note · View note
nirlan-blog · 7 years
Text
Subuh Yang Indah Bersama Rasulullah
Dini hari di Madinah Al Munawwarah. Aku saksikan sahabat berkumpul di masjidmu. Angin sahara membekukan kulitku. Gigiku gemeretak, kakiku berguncang Tiba tiba pintu hujrahmu terbuka. Dan Kau datang Yaa Rasulullah... Kami pandang Engkau... "Assalamu'alaika ayyuhan nabi warahmatullahi wabarakatuh.." Ku dengar salam disampaikan bersahut sahutan. Kau tersenyum, Yaa Rasulullah. Wajahmu bersinar. Angin sahara berubah hangat. Cahayamu memasuki seluruh daging dan jiwaku. Dini hari Madinah berubah menjadi pagi yang indah. Ku dengar Kau bersabda "Adakah air pada kalian?". Cepat-cepat ku tengok gharibah ku. Ku lihat para sahabat yang lain sibuk memeriksa kantong mereka. "Tak ada setitikpun air Yaa Rasulullah." Ku sesali diriku, mengapa tidak ku cari air yang cukup sebelum tiba di masjidmu. Beruntung benar sekiranya ku basahi wajah dan tanganmu dengan percikan air dari kantung airku. Ku dengar suaramu yang indah "Bawakan padaku wadah yang masih basah..." Aku ingin loncat mempersembahkan gharibah airku tapibratusan sahabatmu berdesakan mendekatimu. Kau ambil satu gharibay air yang kosong. Kau celupkan jari jemarimu yang mulia. Subhanallah, ku lihat air mengalir dari sela sela jemarimu. Kami berdesakan berebutan berwudhu dari pancuran sucimu. Betapa sejuk air itu Yaa Rasulullah. Betapa harum air itu yaa Nabiyallah. Betapa lezat air itu Yaa Habiballah. Ku lihat Abdullah bin Mas'ud pun mereguk sepuas puasnya. Qad qamatish shalah.... Qad qamatis shalah... Alangkah bahagianya aku bisa shalat di belakangmu, Yaa Sayyidal Anam. Ayat Ayat suci mengalir dari suaramu. Melimpah memenuhi jantung dan seluruh pembuluh darahku. Usai shalat subuh, Kau pandangi kami, masih dengan senyum yang indah itu. Cahaya wajahmu, Yaa Rasulullah, tak mungkin aku lupa. Ingin ku benamkan setetes diriku dalam samudra dirimu. Ingin ku jatuhkan sebutir pribadiku pada sahara tak terhingga pribadimu. Ku dengar Kau berkata, "Menurut kalian, siapakah makhluk yang paling menakjubkan imannya...?" Kami jawab serempak, "malaikat yaa Rasulullah" "Bagaimana mereka tak beriman, padahal mereka berada di samping Tuhan mereka..?" Jawabmu. "Kalau begitu para nabi, Yaa Rasulullah" "Bagaimana mereka tak beriman, bukankah wahyu turun kepada mereka..?" "Kalau begitu kami, sahabat-sahabatmu, Yaa Rasulullah." "Bagaimana kalian tak beriman padaku padahal aku berada di tengah-tengah kalian... Bagaimana sahabat sahabatku tidak beriman..? Mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan." Aku tahu, Yaa Rasulullah, kami telah saksikan mukjizatmu.. Ku lihat wajahmu yang bersinar, ku lihat air telah mengalir dari sela jemarimu, bagaimana mungkin kita tak beriman kepadamu. Kalau begitu siapa Yaa Rasulullah, orang yang Kau sebut paling menakjubkan imannya..? Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Kami termangu. Aah, gerangam siapa mereka itu..? Siapa yang Kau puji itu, Yaa Rasulullah..? Kutahan napasku, ku curahkan perhatianku. Dan bibirmu yang mulia mulai bergerak. "Orang yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudahku. Yang beriman kepadaku,padahal mereka tak pernah melihat dan berjumpa denganku. Yang paling menakjubkan imannya adalag orang yang datang setelah aku tiada. Yang membenarkan aku padahalnmereka tak pernah melihatku. Mereka adalah saudara-saudaraku." Kami terkejut. "Yaa Rasulallah, bukankah kami saudaramu juga..?" Kau menjawab, "benar, kalian adalah para shabatku , adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku. Yang beriman kepadaku padahal mereka taj pernah melihatku. Merekalah yang beriman kepada yang Ghaib, yang menunaikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang dinerikan kepada mereka. (QS. Albaqarah;3)" Kau diam sejenak Yaa Rasulallah. Langit Madinah bening, bumi Madinah hening. Ku dengar Kay berkata "Alangkah rindunya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku. Alangkah beruntungnya bila aku dapat bwrtemu dengan saudara-saudaraku.." Suaramu parau dan butiran air mata tergenang di sudut matamu. Kau ingin berjumpa dengan mereka , Yaa Nabiyallah. Kau dambakan mereka, Yaa Habiballah... Wahai Rasulallah, kau ingin bertemu dengan mereka yang tak pernah dijumpaimu. Mereka yang bibirnya selalu bergetar memggumamkan Shalawat untukmu. Kau ingin datanf memeluk mereka, memuaskan kerinduanmu. Kau datang kepada mereka yang mengunjungi mu dengan shalawat. Masih ku ingat sabdamu. "Barang siapa yang datang kepadaku, aku akan memeberinya syafaat di hari kiamat." Yaa Wajihan 'indallah, isyfa'lana 'indallah.. Wahai yang mulia di sisi Allah, berikanlah syafaat kepasa Kami di sisi Allah.
0 notes