Tumgik
#garda gana
masdayat · 11 months
Text
On Palestine
Tumblr media
Sebelum memulai aktivitas kita hari ini, sejenak kita luangkan waktu untuk memikirkan saudara-saudara kita di Palestina sana yg dibelenggu penjajahan Israel selama 75 tahun terakhir. Yg hingga saat ini pun, hilal akan kemerdekaan mereka kian buram lagi suram dan jauh dari genggaman. Penjajahan, penjarahan, dan politik apartheid, adalah sejumlah kata kunci yg dapat kita garis bawahi, dan jadi landasan bagi kita untuk mau peduli, sekali lagi, mau peduli dan mau memahami dengan adil perihal apa yg terjadi di Palestina.
Penjajahan Israel atas Palestina yg didukung oleh sekutu-sekutunya seperti Amerika Serikat & negara-negara Barat adalah perilaku barbar yg jelas mencoreng hak asasi manusia, dan ironisnya para penjahatnya inilah yg selama ini menunjuk diri sebagai garda terdepan pelindung hak asasi manusia. Tatkala tiap hari tentara pendudukan Israel membunuh warga Palestina, atau membantai dengan ganas seperti di Sabra & Shatila pada 1982, dan di Gaza pada 2014 lalu, "mereka" ini akan diam saja, bak orang yg sengaja membutakan diri padahal jelas-jelas pembunuhan oleh tentara pendudukan Israel itu peristiwa rutin, mengorbankan anak-anak, wanita, bahkan jurnalis, dan kalangan non-kombatan lainnya. Yg terbaru, kita disuguhkan parodi penuh tipu-tipu yg memperlihatkan negara-negara Barat, khususnya AS dan Uni Eropa pasang badan untuk Israel pasca serangan milisi Hamas. Mereka ini pastilah sadar, tapi sudah membatu nuraninya, bahwa wilayah Gaza, yg menjadi basis milisi Hamas, merupakan open air prison, sebuah wilayah yg memenjarakan jutaan warga Palestina dengan pagar berkawat menjulang tinggi dan seluruh persenjataan Israel mengawasi mereka setiap saat. Setiap Israel melancarkan operasi militer ke Gaza, bisa dipastikan korbannya masif, karena tiada jalan keluar yg mudah dari wilayah ini, inilah "ghetto" bagi warga Palestina. Tapi apakah AS dan Uni Eropa selaku penyokong Israel peduli dengan hal itu? Oh, jelas tidak. Mereka dengan sukacita membantu Israel, lewat suntikan dana dan bantuan alutsista mempertahankan status quo, yakni penjajahan yg sistematis. Penjajahan, yg seharusnya sudah diberangus sejak gelombang dekolonisasi pada pertengahan abad ke-20, nyatanya masih dipelihara oleh Israel dkk di abad modern ini.
Lalu, mengapa penting bagi kita untuk peduli dengan apa yg terjadi di Palestina? Sebagaimana penjahat super, mereka akan melakukan segala cara agar kejahatan mereka tak terendus. Lebih parah, mereka akan memutarbalikkan narasi seolah-olah kejahatan yg mereka lakukan adalah upaya pembelaan diri (yg padahal bukan), dan mengerahkan segala upaya agar kejahatan yg mereka lakukan bisa dipoles sedemikian rupa agar dilihat oleh khalayak umum sebagai tindakan berbudi luhur. Itulah yg Israel dan sekutunya lakukan dalam hal penjajahan atas Palestina. Sebuah operasi militer yg membunuh penduduk sipil/non-kombatan akan diperlihatkan sedemikian rupa sebagai upaya pembelaan diri terhadap ancaman "teror" dari Palestina (padahal siapa teroris sejatinya di sini? Haha), dan ketika operasi militer itu menimbulkan korban jiwa dalam jumlah masif, dengan segala upaya mereka mencegah agar media mainstream tak meliput soal itu, dan membelokkan lagi ke perkara hak Israel dalam membela diri tadi. Dan yg terbaru ini, serangan Hamas dibesar-besarkan dengan sedemikian rupa oleh Israel lewat buzzer-nya dari pelbagai kalangan, seperti influencer, artis, atlet, dll. Pun media mainstream Barat dengan penuh gairah diarahkan meliput "kebejatan" Hamas tersebut. Tanpa malu-malu, sampai bikin hoaks dalam skala masif. Contohnya adalah berita hoaks yg jadi bumerang bagi mereka sendiri, seperti soal Hamas membunuh bayi-bayi Israel, padahal realitanya yg terjadi, justru dalam beberapa hari eskalasi konflik saja, Israel telah membunuh ratusan bayi dan anak-anak Palestina di Gaza.
Fakta-fakta yg diputarbalikkan dan berita-berita "sampah" perihal Palestina yg disuguhkan Israel dan kroninya nyatanya banyak konsumennya, terutama di belahan dunia Barat sehingga antipati dan mengerdilkan perjuangan Palestina menuntut keadilan, yakni hak kemerdekaannya. Dan inilah, yg menjadi tanggung jawab moril bagi kita dan sesiapa saja agar mampu melakukan counter attack terhadap kepalsuan dan ketidakadilan dalam pemberitaan yg melingkupi Palestina. Bentuk counter attack itu kita lakukan dengan mulai menumbuhkan awareness & kepedulian kita akan penjajahan sistematis yg terjadi di Palestina, mengedukasi diri dengan membaca referensi yg kredibel perihal sejarah Palestina dan rekam jejak penjajahan Israel dan sokongan sekutunya terhadap Palestina. Begitu hal tersebut telah tercapai, kita sebarkan benih kepedulian itu pada kolega dan orang di sekitar kita, yg nantinya akan membentuk persatuan akan simpati terhadap Palestina, yg membuktikan bahwa masih jauh lebih banyak yg peduli dan tak sudi menutup mata akan penjajahan keji yg sedang berlangsung.
Namun, ketika kita mencoba peduli akan nasib saudara kita di Palestina, entah di medsos atau di dunia nyata, mirisnya, akan kita jumpai cibiran seperti, "ya elah, ngapain sih capek-capek peduli sama yg jauh begitu? Tuh masih banyak tetanggamu di sini yg butuh kepedulianmu." Argumen bau kakus macam itu yg mirisnya meluncur dari si paling merasa bermoral justru tiada berguna. Karena kepedulian, bisa kita ekspresikan dengan seluas-luasnya & secara beriringan, baik terhadap saudara kita yang terdekat, pun pada saudara kita yang jauh seperti di Palestina sana yg nyata-nyata menghadapi kesulitan lahir batin. Cibiran semacam itu, baiknya kita hadapi dengan ketegaran dan kebulatan tekad, untuk lebih giat belajar lagi perihal sejarah penjajahan Israel terhadap Palestina, dan teruslah menebarkan benih kepedulian agar dunia tahu, bahwa ada bangsa bernama Palestina, yg hingga detik ini, sedang dijajah dan menghadapi pemusnahan akan eksistensinya.
Terakhir, kita berharap dan berdoa semoga penjajahan Israel terhadap Palestina lekas berakhir dan perdamaian yg nyata, yg dilandasi keadilan, bisa terwujud di sana. From the river to the sea, Palestine will be free.
8 notes · View notes
theartismi · 6 months
Text
Mahasiswa, Antara Realita dan Idealita (Sebuah Catatan di Tengah Ironi Negeri)
Hingga hari ini Indonesia masih dirundung duka. Bencana demi bencana datang silih berganti. Mulai dari bencana alam hingga bencana kemanusiaan. Pengangguran, pergaulan bebas, aborsi, narkoba, begal, tawuran, dan krisis kemanusiaan lainnya. Bencana alam seperti gunung meletus, banjir, tsunami, hingga kebakaran hutan yang hampir merata ke seantero negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini.
Beragam problematika ini terjadi bukan tanpa sebab. Setidaknya ada dua aspek yang menjadi akar masalah (selainnya hanya merupakan pemicu), yakni rezim dan sistem yang rusak. Penguasa merupakan boneka negara adidaya dan para kapitalis. Sehingga setiap langkah kebijakan yang diambil penguasa sesuai arahan para tuannya. Akhirnya rakyat menjadi korban dan negari ini perlahan menuju kehancuran.
Sementara rezim bergerak berdasarkan sistem. Sebab sistemlah yang menjadi blueprint dalam menjalankan roda kekuasaan. Penguasa di tiga elemen trias politika demokrasi (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) hanya menjalankan perintah dari sistem. Tak ada ruang bagi seruan yang berseberangan dengan sistem tersebut. Akibatnya negara menujukkan sikap antipati pada Islam di saat yang bersamaan tunduk pada kafir Barat.
Lalu jika sedemikian rusaknya, apa yang harus dilakukan? Kepada siapa kita berharap? Siapa yang bisa diandalkan? Jawabannya ialah mahasiswa. Ya, mahasiswa. Merekalah elemen penting dalam konstruksi perubahan. Mahasiswa merupakan bagian dari SDM potensial yang utama. Mahasiswa memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang sangat besar. Tupoksi itu lebih berat daripada sebatas menjalani rutinitas belajar di bangku perkuliahan.
Tak bisa dipungkiri selain sebagai pelaku perubahan, setiap person dari elemen mahasiswa adalah seorang agen pengemban misi. Mahasiswalah yang akan menjadi pengukir sejarah sekaligus penentu masa depan. Namun sangat disayangkan bila masih ada mahasiswa yang memilih jalan sebagai pecundang dan bukan pejuang. Hanya fokus pada kepentingannya sendiri hingga terjebak pada pragmatisme dan individualisme. Seringkali hal itu dalam balutan study oriented. Seperti robot yang bergerak statis dan stagnan karena telah dikendalikan/terprogram.
Dari sini lahirlah istilah kupu-kupu atau kuliah pulang kuliah pulang sebagai habits. K4 atau kampus kelas kantin kosan seakan sudah menjadi tagline mahasiswa. Habitatnya dalam ranah perjuangan menjadi sempit untuk masalah dan ambisi pribadi semata. Hari ini kita melihat banyak mahasiswa justru senang tampil di acara-acara hiburan. Acara dangkal yang membodohi generasi. Mereka berhura-hura dan tertawa puas di tengah kondisi umat yang sedang menangis pilu bahkan menjerit histeris.
Ada yang memilih bergabung dalam gerakan, namun bingung dalam diam tanpa tahu bagaimana harusnya menyetir kendaraan perjuangan. Akhirnya hanya menjadi penyakit yang lama-lama meningkat menjadi penyakit ganas. Penyakit ini kemudian menular ke sesama aktivis, mencabut ruh pergerakan, dan membunuh tubuh pergerakan sedikit demi sedikit. Salah satu dampaknya, gerakan mahasiswa berubah haluan menjadi pragmatis dan terkesen elitis. Geraknya kini menjadi alat kepentingan. Bahkan untuk urusannya (kasus kongres di Riau misalnya), harus menelan dana milyaran rupiah bahkan berkali lipat dibanding alokasi untuk penanganan bencana yang telah merenggut banyak nyawa di daerah yang sama.
Sudah saatnya mahasiswa sadar, bangkit, dan bergerak mengganti sistem dan rezim rusak. Kita butuh penguasa amanah dan sistem terbaik. Sudah saatnya mahasiswa keluar dari zona nyaman. Kembali bertransformasi menjadi garda terdepan perubahan sesuai yang diharapkan umat.
Sudah saatnya mahasiswa berpikir benar dan serius tentang problematika yang melanda dan formula jitu yang menjadi tawaran solusi ampuh. Itulah Islam. Karena Islam berasal dari yang Maha Pencipta, Mahatahu, Mahabenar, Maha Sempurna, Allah SWT. Maka pasti mampu mengentaskan seluruh masalah yang ada hingga ke akarnya. Jadilah mahasiswa idealis pengemban dakwah ideologis harapan umat!
0 notes
bb-latvija · 11 months
Link
Ēdiens, kuru izdosies gana ātri pagatavot un apmierināts būs ikviens. Viens svarīgs aspekts – šī čili pagatavošana arī ir ļoti ekonomiska. Citas tikpat gardas receptes meklē Instagram profilā @pipars.lv. Nepieciešams:⠀ 500g ziedkāposts; 800g konservēti tomāti; 400g konservētas pupiņas; 1 sarkana paprika; 2 vidēji burkāni; 1 sīpols; 1 ēd.k. kakao pulveris bez cukura; čili pipars; 1 lauru lapa; 3 smaržīgo piparu graudiņi sāls; Pagatavošana: Burkānus un papriku nomizo/iztīra un sagriež kubiņos. Sīpolu sagriež pēc iespējas smalāk. Ziedkāpostu sadala pēc iespējas mazākos ziediņos. Čili piparu sagriež smalkāk – ja bail, ka būs pārāk ass, sēkliņas izņem. Katlā ar biezu apakšu uzkarsē 2 ēd.k. eļļas un apcep tajā sīpolu un burkānus. Ja vēlies pievienot gaļu, tad gaļu pievieno tagad un arī to apcep. Tad pievieno papriku, cep vēl 3-4 min. Pievieno ziedkāpostus, lauru lapu, piparus. Pievieno ūdeni - ūdenim jābūt tik daudz, lai tikko noklāj saturu. Apsedz ar vāku un sautē līdz dārzeņi ir mīksti, apm. 20 min. Tad pievieno pēc garšas sāli, konservētus tomātus, kakao pulveri, čili un konservētas pupiņas. Apmaisa. Sautē vēl minūtes 10. Pasniedz karstu ar krējumu. Pēc savas gaumes var pievienot zaļumus.
0 notes
rudrjobdesk · 2 years
Text
Bhojpuri song: भोले शंकर की भक्ति में डूबे दिखे प्रमोद प्रेमी यादव बोले- 'शिव जी से तोहरे के मांगी', VIDEO
Bhojpuri song: भोले शंकर की भक्ति में डूबे दिखे प्रमोद प्रेमी यादव बोले- ‘शिव जी से तोहरे के मांगी’, VIDEO
भोजपुरी सिनेमा (Bhojpuri Cinema) के कई सिंगर इन दिनों शिव भक्ति में डूबे हैं जिनमें से खेसारी लाल यादव तो भोलेशंकर पर कई गाने रिलीज कर चुके हैं. इसी बीच प्रमोद प्रेमी यादव (Pramod Premi Yadav) ने भी अपना नया डिवोशनल सॉन्ग जारी किया है जो कि एक सावन गीत है. प्रेमी के नए गाने के बोल हैं शिव जी से तोहरे के मांगी-…वीडियो में भोजपुरी स्टार भोले की भक्ति में डूबे हुए भगवान भोले से उनकी गर्लफ्रेंड को…
View On WordPress
1 note · View note
tezlivenews · 3 years
Text
Khesari Lal Yadav का Bhojpuri Song 'दे दी चंदा दू-चार पईसा' रिलीज, आपने देखा क्या Video?
Khesari Lal Yadav का Bhojpuri Song ‘दे दी चंदा दू-चार पईसा’ रिलीज, आपने देखा क्या Video?
भोजपुरी सुपरस्टार एक्टर (Bhojpuri Actor) खेसारी लाल यादव (Khesari lal yadav) का नया भोजपुरी सॉन्ग ‘दे दी चंदा दू-चार पईसा’ (De Di Chanda Du Chaar Paisa)  का वीडियो यूट्यूब (Youtube Video) पर जारी कर दिया गया है. इसमें एक्टर का अलग ही अंदाज देखने को मिल रहा है. उनका वीडियो रिलीज होते ही इंटरनेट पर छा गया है. खेसारी अपनी तगड़ी फैन फॉलोईंग के लिए जाने जाते हैं. वो कोई भी गाना लेकर आते हैं तो वो…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mylistjourney · 3 years
Text
Ada apa dengan Dunia?
Seluruh Negara menyatakan kondisi darurat Kesehatan karena ditemukannya sebuah virus varian terbaru yang muncul di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019.
World Health Organization atau yang biasa kita sebut dengan WHO baru mengeluarkan keputusan bahwa virus varian baru ini dinyatakan sebagai pandemi sehingga sangat disarankan dan diwajibkan untuk berbagai belahan dunia untuk melakukan aksi lockdown guna mencegah menyebarnya virus varian ini, virus tersebut secara resmi diberikan nama SARS-CoV-2 atau Covid-19. Virus varian ini memiliki penyebaran yang sangat cepat hanya dengan melalui droplet air ludah yang keluar.
Namun ada beberapa Negara yang belum dapat menerapkan lockdown secara sempurna, jika menerapkan lock down maka dapat dianggap mengganggu bahkan melumpuhkan proses perekonomian Negara sehingga ada beberapa Negara yang masih saja membuka akses keluar masuk Negara tersebut walaupun telah diterapkan pemeriksaan screening Kesehatan.
Selama masa pandemi ini seluruh belahan dunia berusaha untuk memulihkan perekonomian Negara yang mengalami penurunan pendapatan Negara secara drastis, di Indonesia ini sejak awal pandemi belum diterapkan lock down secara maksimal di beberapa daerah bahkan jika ada beberapa daerah telah menerapkan masih saja terdapat masyarakat yang melanggar aturan. WHO sendiri resmi mengeluarkan keputusan tentang protokol Kesehatan selama masa pandemi ini, yaitu selalu menjaga jarak minimal 1 meter, selalu mencuci tangan dengan 6 langkah, jangan lupa untuk memakai masker, jangan lupa membawa hand sanitizer, jika tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya tetap berada di rumah untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, serta dilarang berkerumun.
Di desa sendiri sering mendapati warga atau masyarakat yang mengabaikan protokol Kesehatan, mulai dari tidak mengenakan masker, tetap berpergian walaupun tidak memiliki keperluan mendesak bahkan berkerumun, tidak menjaga jarak 1 meter bahkan pernah menemukan statement di dunia maya bahwa Covid-19 ini tidaklah nyata lalu jika tidak nyata mengapa jumlah korban akibat Covid-19 terus melonjak? Di masyarakat sendiri masihlah kurang sosialisasi tentang pentingnya menjaga Kesehatan selama pandemi bahkan walaupun setelah pandemi ini usai.
Pemerintah Indonesia telah berusaha menekan penyebaran dengan resmi mengeluarkan surat perintah dimana menyatakan untuk mewajibkan lockdown di beberapa daerah di seluruh Indonesia. Lockdown dimulai dari beberapa kota besar, jika ada kendaraan masuk ke dalam kota maka wajib menunjukkan surat izin jalan dari dinas tempat ia bekerja serta  menjelaskan tujuan masuk kota itu sendiri, apabila mendapati kendaraan yang tidak memiliki surat izin jalan maka diwajibkan untuk memutar balik dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam kota. Pertama diterapkannya lockdown dapat berjalan lancar terbukti dengan kosongnya jalan yang biasanya ramai hingga mengalami kemacetan.
           Pada awal masa pandemi tahun 2020 banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dikarenakan income pendapatan mengalami penurunan signifikan tak jarang juga beberapa karyawan melakukan protes terhadap kebijakan tersebut, bagi karyawan yang tidak melalui proses pemutusan hubungan kerja diwajibkan untuk WFH atau Work From Home.
Tahun 2020 sendiri Indonesia mengalami penurunan income yang signifikan sedangkan kebutuhan harga pangan tetap normal bahkan ada beberapa yang melonjak, ini mengakibatkan ketidak keseimbangan antara harga pangan yang dijual dengan income yang masuk. Tidak menutup kemungkinan banyak para pedagang yang juga mengeluhkan mengalami penurunan omset.
Dampak dari pandemi ini juga dirasakan oleh publik figur yaitu job kerja yang menurun bahkan beberapa publik figur juga memiliki pekerjaan sambilan seperti usaha membuka rumah makan.
           Banyak yang berharap pandemic Covid-19 akan usai pada tahun 2021 tetapi fakta berkendak lain, pada tahun ini justru angka korban akibat Covid-19 mengalami kelonjakkan drastis. Di tahun kedua ini bukannya masyarakat menaati peraturan, justru makin banyak yang melanggar mulai dari membuat kerumunan, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker. Baru-baru ini Negara tetangga yaitu India mengalami jumlah angka kematian tertinggi pertama diakibatkan oleh jenis mutasi virus Covid-19 yang lebih ganas bahkan penularannya relative sangat cepat.
           Virus yang berasal dari Negara India resmi dinyatakan sebagai Virus Corona Delta, dimana virus ini dapat menyebar lewat droplet bahkan ketika kita bernafas lalu menghirup udara yang sama dengan penderita Covid varian baru ini. Di India sendiri diharuskan menerapkan lockdown oleh WHO, Negara itu mengalami kekurangan stok oksigen dikarena terus meningkatnya jumlah korban, tak jarang jenazah para korban Covid-19 banyak berserakan di jalan disebabkan karena kurangnya lahan bahkan biaya untuk kremasi bagi masyarakat kurang mampu. Pemerintah sendiri terus berusaha menangani pandemi. Masyarakat yang mengetahui bahwasanya Negaranya mengalami krisis, mendapati rombongan yang melakukan perjalanan keluar Negeri. Beberapa warga India tersebut terdapati masuk wilayah Negara Indonesia.
           Pada pintu bandara International Soekarno-Hatta mendapati WNA asal India tiba, lantas petugas dengan tegas menindak lanjuti mengapa WNA tersebut dapat masuk ke Indonesia sedangkan Indonesia sendiri telah menerapkan lockdown, ternyata setelah dilakukan penyelidikkan mereka para WNA masuk melalui orang dalam Indonesia itu sendiri, pihak bandara bekerja sama dengan pihak yang berwajib untuk mendalami kasus ini. Para rombongan WNA tersebut langsung diarahkan ke karantina guna mengetahui apakah rombongan tersebut menderita Covid-19.
           Beberapa minggu berlalu dan hasil pemeriksaan telah keluar, hasil tersebut menyatakan bahwa para WNA positif menderita Covid varian terbaru yaitu varian Delta. Petugas dengan sigap melakukan perawatan dan karantina ketat. Sedangkan dari salah satu warga Negara juga terdapati tertular Virus Delta, petugas Kesehatan lantas melakukan tracking jejak kontak fisik terhadap penderita. Kota pertama kali yang terkena dampak virus Covid Delta ini adalah Ibu Kota Negara Indonesia, Jakarta.
           Presiden dengan resmi menyatakan menutup akses keluar masuk ke Ibukota Jakarta, jika memiliki surat izin jalan baru diperbolehkan masuk Ibukota. Walaupun di tutup sering mendapati masyarakat yang tetap melanggar seperti berpergian melalui jalan tikus. Bahkan ada saja tingkah pengendara yang sudah ketahuan melanggar lalu lintas masih saja tidak mengaku bersalah serta tidak ingin di tilang, sudah melakukan kesalahan tetap mengatakan dirinya tidak bersalah sembari memarahi bahkan memaki petugas kepolisian yang sedang bertugas.
           Pemerintah melihat data kasus Covid-19 yang kian memuncak maka membuat suatu kebijakan yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan angka statistik korban. Pada tahun 2020 beberapa jenis bantuan vaksin telah tiba di Indonesia  antara lain AstraZeneca, Sinovac (CoronaVac) yang diproduksi oleh SK Bio, Sinopharm. Ketiga jenis vaksin ini merupakan rekomendasi dari WHO melalui pengeluaran daftar penggunaan darurat (EUL). Vaksin Sinovac ini sendiri mendapatkan validasi dari WHO sejak tanggal 1 Juni lalu, Sedangkan untuk AstraZeneca sendiri teermasuk dalam EUL sejak lima belas Februari 2021 dan Sinopharm sendiri tanggal tujuh Mei 2021.
           Tanggal tiga belas Januari 2021 mulai diterapkannya program vaksinasi Nasional, sejak pertama vaksin tersebut tiba yang mendapatkan vaksinasi pertama adalah petugas Kesehatan karena mereka berada di garda terdepan, mereka juga kontak langsung dengan pasien. Setelah melakukan vaksinasi pada tenaga Kesehatan, tak lupa masyarakat pun harus diwajibkan mengikuti vaksinasi.
           Persyaratan vaksinasi sendiri kondisi badan harus benar-benar fit, tidak  memiliki Riwayat penyakit berat seperti autoimun, serta penyakit berat lainnya.
BPOM menyatakan telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) tentang vaksinasi pada umur enam puluh tahun bahwa masih mendapatkan vaksinasi jenis  CoronaVac yang diberikan pada selang waktu dua puluh delapan hari. Disini untuk para lansia mendapatkan prioritas vaksinasi setelah tenaga Kesehatan dikarenakan usia lansia sangat berisiko disebabkan seringnya terpapar virus dan imunitas tubuhnya tidak sekuat remaja dan dewasa.
Pemerintah menyatakan bahwa PPKM ini akan berlangsung tiga Juli 2021 hingga dua puluh lima Juli 2021 tetapi hingga kini keputusan akan diperpanjang kembali masih menunggu keputusan dan kebijakan dari pemrov, pusat, atau satgas pusat terkait dengan PPKM Level 4 apakah akan diperpanjang atau tidak.
Apakah PPKM baru ini akan berhasil? Menurut kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pergerakan masyarakat masih tinggi, dimana pergerakan ini hanya turun tiga puluh persen saja sejak diterapkannya PPKM Darurat Jawa Bali. Menurutnya PPKM ini baru dikatakan berhasil jika persentasenya mencapai lima puluh persen lebih. PPKM ini sendiri perlu adanya Kerjasama antara masyarakat serta pemerintah, sebab tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sendiri untuk patuh semua anjuran pemerintah.
Apa saja sih jenis vaksin yang digunakan di Negara tercinta Indonesia ini? Yuk kita berkenalan dengan si vaksin ini, kita bisa mulai dari :
·       Yang pertama ada vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok, vaksin ini diberi label Sinovac dimana pemberian vaksin ini melalui intramuscular. Untuk setiap orang mendapatkan dosis vaksin sejumlah 0,5 ml dan diberikan interval waktu dua puluh delapan hari sejak vaksin pertama. Vaksin Sinovac ini dinyatakan pemerintah aman digunakan untuk anak-anak khususnya berusia dua belas hingga delapan belas tahun.
 ·       Yang kedua ada vaksin pemberian dari Negara Jepang ini diberi nama AstraZeneca untuk vaksin ini diberikan juga dalam dua dosis. AstraZeneca ini memiliki interval waktu yang lebih Panjang dibandingkan dengan vaksin lainnya yang telah tiba di Indonesia yaitu pemberian interval dua belas minggu. Vaksin jenis ini telah mendapatkan surat izin edar dari BPOM Indonesia pada tanggal dua puluh dua Februari 2021 dengan nomor edar EUA2158100143A1. Vaksin AstraZeneca diklaim ampuh untuk melawan virus Corona varian Delta serta Kappa
 ·       Yang ketiga ada vaksin produksi dari perusahaan Tiongkok memiliki karakter yang mirip dengan Sinovac. Vaksin ini dikatakan juga dapat digunakan pada usia 18 tahun ke atas. Vaksin jenis ini disebut juga dengan vaksin gotong rotong alias bisa di dapatkan dengan berbayar lewat jaringan Kimia Farma. Hanya saja, hal ini telah dibatalkan oleh pemerintah hingga terdapat pemberitahuan lebih lanjut.
 ·       Yang keempat ada vaksin Moderna, Vaksin ini merupakan vaksin yang pertama kali dipakai di Indonesia. Dengan berbasis mRNA (messenger RNA). Jenis vaksin ini tidak menggunkaan virus yang telah dilemahkan, melainkan memanfaatkan komponen materi genetic yang direkayasa. Moderna diproduksi oleh Moderna Incorporation AS, diklaim ampuh dalam melawan virus varian Delta, Kappa serta Gamma. Selain hal diatas ternyata vaksin ini juga man digunakan untuk orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sejak sebelas juli lalu telah tiba sebanyak tiga juta dosis yang merupakan bantuan dari Amerika Serikat untuk Indonesia.
 ·       Yang kelima ada vaksin jenis Pfizer adalah vaksin yang berbasis RNA yang paling banyak digunakan di Eropa serta Amerika Serikat. Untuk efektivitasnya dinilai tinggi sehingga sangat diminati oleh beberapa Negara di dunia. Kali ini jenis vaksin ini berbeda dengan vaksin sebelumnya, jikalau vaksin sebelumnya pemberian dosis hingga 0,5 ml tapi untuk ini penggunaannya cukup hanya 0,3 ml dalam satu kali vaksinasi. Namun untuk varian Delta yang baru-baru ini dibutuhkan dua tahap vaksinasi. Di Indonesia sendiri baru saja meneken penyediaan untuk lima puluh juta untuk sepanjang tahun 2021
 ·       Yang Keenam ada Novavax dimana Novavax ini berbasis protein sub-unit juga merupakan produksi dari Amerika Serikat. Vaksin jenis ini mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat melakukan replikasi, diaman tidak dpaat menyebabkan infeksi Covid-19. Vaksin ini diberikan dua dosis, dengan masing-masing sebanyak 0,5 ml.
 Baru-baru ini ada berita yang menyatakan bahwa terjadi kecelakaan lalu korban kecelakaan dilarikan ke subuah rumah sakit dan oleh perawat malah divonis menderita Covid-19 padahal belum dilakukan test PCR, pihak keluarga lantas meminta penjelasan darimana statement tersebut muncul jelas-jelas belum dilakukan proses screening. Kemudian dari pihak rumah sakit sendiri memberikan klarifikasi bahwa korban belum dilakukan test PCR dikarenakan alatnya sedang mengalami gangguan, keluarga korban tidak terima dan mengungkapkan kekesalannya pada pihak wartawan yang sedang meliput, jika belum dilakukan test mengapa mengatakan divonis Covid-19 atas dasar apa? Hingga kini belum mendapatkan informasi lebih lanjut.
Apakah kalian tahu jika tahun 2020 merupakan tahun terburuk bagi Kesehatan dunia? Mengapa disebut terburuk? Bagaimana tidak dikatakan seperti itu jika virus Covid-19 ini menjadi pembuka pandemic yang telah melemahkan sistem pelayanan Kesehatan di berbagai belahan Negara. Selain itu, perekonomian juga tidak luput terkena dampaknya karena banyak berbagai Negara menutup perbatasan bahkan menutup akses atau dapat disebut dengan sistem lockdown demi mengurangi risiko penyebaran penularan Covid-19 ini. Dikutip dari laman resmi WHO menyatakan bahwa tiap Negara diharuskan tetap melawan pandemic ini dengan segera dan cepat.
Dengan terus berkembangnya alat test serta vaksin diharapkan agar tiap Negara dapat dengan cepat dan tepat dalam mengatasi pandemic ini serta memperkuat sistem Kesehatan masing-masing. WHO juga menkankan perlu adanya kerjasama antara pemerintah serta rakyatnya. Selain hal diatas WHO juga mengajak untuk membangun solidaritas kesiapan dunia melawan pandemic serta isu global dalam hal kesehatan, WHO juga mempercepat akses dalam test Covid-19, obat serta vaksin, tak lupa juga tetap membangkitkan semangat melawan penyakit menular ini.
Dalam laman resminya, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan Negara, komunitas, serta yayasan Internasional harus bekerja sama untuk menangani tantangan Kesehatan global. Dimana tantang tersebut berupa :
1.     Perubahan iklim dan cuaca yang ekstream belum lagi polusi udara yang kian memburuk di berbagai belahan dunia
2.     Pelayanan di wilayah konflik, pada tahun 2019 wabah ini juga menjangkiti wilayah yang terjadi konflik. Hal ini sendiri menjadi tantangan bagi tenaga Kesehatan karena terkadang para tenaga Kesehatan serta fasilitas turut menjadi target.
3.     Perbaikan dalam pelayanan Kesehatan, WHO melihat adanya perbedaan yang sangat mencolok diantara Negara bahkan di kota.
4.     Cakupan dalam obat-obatan, WHO memprediksi dimana masih ada sekitar sepertiga dari populasi dunia kekurangan dalam akses obat-obatan dan hal ini dinilai sangat membahayakan jiwa samai memperburuk masalah dalam resistensi obat.
5.     Menghentikan penyebaran penyakit menular
6.     Mempersiapkan berbagai Negara dalam menghadapi wabah
7.     Melindungi masyarakat dari produk berbahaya
8.     Investasi dalam tenaga Kesehatan
9.     Meraih kepercayaan public
10.  Memanfaatkan teknologi yang telah ada
11.  Lindungi antibiotic dari resistensi agar tidak cepat berkembang semakin parah maka masyarakat di anjurkan berhati-hati menggunakan obat ini.
12.  Yang terakhir WHO mengajak untuk menjaga sanitasi karena sekitar satu hingga empat fasilitas Kesehatan di dunia mengalami masalah dalam hal kebersihan karena minimnya sanitasi. Bila kebersihan tidak dijaga maka layanan Kesehatan juga tidak akan maksimal.
Semua hal ini tidak akan dapat berjalan lancar jika tidak adanya kerjasama diantara pemerintah dan masyarakatnya.
 Nama : Nur Aprilia Damayanti
Nama Kelompok : Epididymitis
Prodi : S1 Terapan Keperawatan Magelang
1 note · View note
crossprensa · 3 years
Text
MXGP: RENAUX CAMPEÓN MX2! GANA SEEWER EN MXGP Y ARDE EL CAMPEONATO!
MXGP: RENAUX CAMPEÓN MX2! GANA SEEWER EN MXGP Y ARDE EL CAMPEONATO!
.El MXGP de Garda proporcionó algo más de emoción cuando Maxime Renaux de Monster Energy Yamaha Factory Racing logró su primer título del Campeonato del Mundo de Motocross MX2 FIM con una victoria general, mientras que Jeremy Seewer de Monster Energy Yamaha Factory Racing celebró un segundo lugar en su carrera. Gana el Gran Premio después de dos fuertes carreras en MXGP. (more…)
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
apkaartpasaulei · 5 months
Text
ULUWATU
3.DIENA
Nakts mūsu villā pagāja....ar rēcošu kondicionieri. Tā kā tā bija gana saraustīta, nogulējam līdz 9:50. Tad mērkaķa ātrumā savācām mantas un skrējām uz viesnīcas transferu, kas bez maksas ved uz pludmali.
Ierodamies pludmalē, bet tur okeāns šodien nav žēlīgs - sarkanais karogs, viļņi pāri galvai. Nebija iespējams krastā novietot ne zvilni, ne deķīti, jo ūdens skalojas līdz pat promenādei. Nolēmām palikt "Beach Club". Par kopā 900 000 IDR, jeb 450 000 IDR par personu ( aptuveni 26 EUR par personu) jāiemaksā, lai varētu šeit uzturēties, bet to naudu dienas gaitā var iztērēt bāros un restorānos. Paēduši ļoti gardas brokastis nākamās 3 h pavadījām zviļņos un baseinos.
Pēc atgriešanās Villā un ašas dušas, devāmies jau atkal ārā, jo privātais transports mūs gaidīja, lai vestu ekskursijā - Uluwatu templis + tradicionālais Kecak priekšnesums +jūrasvelšu vakariņas. Kopā pasākums 6 stundām, kas mums kopā izmaksā 1 350 000 IDR ( 79 EUR)
Vadītājs mūs savāc un sākās mūsu tūre ar pamācību "Dodamies uz templi, esiet uzmanīgi, mērkaķi jūs centīsies apzagt. Ja viņi kaut ko no jums nozags, ziniet, esmu sagatavojies, man līdzi ir gardumi. Ar mani jūs esiet drošībā, man ir līdzi arī ierocis- kaķene" 😃😃😃 ļoti foršs puisis, Gusti mūs aizveda līdz templim un nesteidzīgi ar mums to izstaigāja, pacietīgi atbildot uz visiem jautājumiem. Mērkaķi skraidīja apkārt, karājās kokos, sēdēja uz jumtiem - brilles izskatījās kā visiecienītākais zagšanas objekts, jo tās pamanījām daudzviet nomestas, vai mērkaķiem rokās visvairāk. Ja mērkaķis paņem kādu Tavu lietu, ir jāsāk ar viņu tirgoties. Gusti atguva vienas dāmas brilles! Tradicionālā Kecak bija diezgan gan pārsteidzošs, to laikam vislabāk parādīt video! Tālāk mērojām 40 min braucienu jūras krastā kur ļoti gardi notiešājam jūrasveltes un Valērijs papildus no viena onkuļa nopirka grillētu kukurūzu, kura bija saldi-sāļi-asa??? Garšīga, bet kā mans tēvs teiktu "bija ok, bet vairs tādu negribu ēst" 😃
Valērija šodienas pērle: visas maikas kuras uzvelku, man ir sajūta, ka staigāju ar slapju grīdas lupatu 😂
Atziņa: ar vietējiem pavadīt laiku ir tik forši!!! Ar Gustu runājām par visu - par darbu, attiecībām, bērniem, ēdienu, kultūru utt.
!!! Bērnam piedzimstot ir daudz dažādas ceremonijas, bet šīs ir galvenās:
4-6 dienas - nabas nokrišanas ceremonija
3 mēnešos bērns sāk pieskarties zemei. Liela ceremonija, jo līdz tam bērnu nēsā mamma.
6 mēnešos bērnam nogriež matus, jo tie tiek uzskatīti par netīriem, ne-svētiem
17 gados ir pilngadības svētki, kuros nogriež priekšējos zobus - lai visi būtu vienā garumā. (Gusti mums ar lepnumu parādīja savu taisno zobu rindu 🙄)
!!! Bali salā ir sociālās organizācijas sistēma, kas ir līdzīga Indijas kastu sistēmai. Četras Bali kastas ir:
- Sudras (šudras) - zemnieki, kas veido gandrīz 93% no Bali iedzīvotājiem.1)
- Wesias (Vaishyas) tirgotāju un administratīvo amatpersonu kasta
- Satrias (Kshatriyas) karotāju kasta, tajā ietilpa arī daži muižnieki un karaļi - Brahmani (brahmani), priesteru kasta.
Respektīvi, kad Bali iedzīvotājs nosauc savu pilno vārdu, Tev taps zināms - kurā kastā tas ir, kurš pēc kārtas piedzima un kāds papildvārds tam dots.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
ayojalanterus · 3 years
Text
Setahun Lebih Pandemi Covid-19, Akankah Jokowi Kibarkan Bendera Putih?
Tumblr media
 KONTENISLAM.COM -  SETAHUN lebih sudah pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Ada beberapa negara yang sudah mampu mengendalian penyebaran Covid-19, sementara beberapa negara lainnya termasuk Indonesia masih kewalahan mengendalikan Covid-19 seiring dengan kemunculan varian-varian baru yang dianggap lebih cepat menular dan lebih ganas dampaknya pada orang yang tertular.   Tentunya kemunculan varian baru Covid-19 ini tidak dapat dijadikan sebagai kambing hitam atas kegagapan pemerintahan Jokowi dalam menangani pandemi. Banyak fakta yang bisa dinilai dari sikap, perilaku dan kebijakan pemerintah sebagai indikator kegagalan pemerintah menangani pandemi Covid-19. Aspek Pertama, dan yang paling mendasar, adalah perlu hadirnya sense of crisis yang ditunjukkan pemerintah dengan sungguh-sungguh sehingga publik dapat merasakannya dan ditanamkan dalam kehidupan masing-masing. Ini adalah cara membangun kepercayaan mendasar dari publik kepada pemerintah dalam upaya selanjutnya menghadapi pandemi Covid19. Kalau kita lihat ke belakang sejak kemunculan pandemi di Indonesia tahun 2020, beberapa pejabat negara justru menganggap remeh pandemi. Bahkan presiden Jokowi sendiri memastikan virus Corona tak terdeteksi di Indonesia (27 Januari 2020). Menko Luhut Binsar Panjaitan bercanda menyebut Corona sebagai mobil (10 Februari 2020). Menkopolhukam Mahfud MD dengan jumawa mengatakan bahwa Indonesia sebagai satu-satunya negara besar di Asia yang tidak kena Covid-19 (7 Februari 2020). Menhub Budi Karya mengatakan orang Indonesia kebal Covid-19 karena doyan Nasi Kucing (17 Februari 2020), Menkes Terawan mengatakan Indonesia mengandalkan doa sehingga bebas Covid-19, bahkan menantang Harvard University untuk membuktikan Covid-19 sudah masuk Indonesia (11 Februari 2020), Bahlil yang saat itu menjabat Kepala BKPM mengatakan Covid-19 tidak masuk Indonesia karena ijinnya susah. Bahkan anggota DPR Ribka Tjiptaning pun ikut guyonan Corona sebagai Komunitas Rondo Mempesona. Semua pernyataan tersebut tentu saja tidak bisa dipandang sebagai bentuk ungkapan sense of crisis pemerintah. Sebaliknya, pemerintah menunjukkan sikap tidak yakin, tidak serius, dan tidak menggunakan scientific approach untuk menghadapi awal pandemi Covid-19 masuk Indonesia. Inilah yang dengan kuat telah dicatat publik. Aspek Kedua, menggunakan scientific approach dalam merumuskan semua upaya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi. Pendekatan ilmu pengetahuan memberikan pedoman 3T yang memberi arahan pada segala upaya yang akan dilakukan untuk melawan Covid-19, yaitu Terstruktur, Teratur dan Terukur. Dengan pendekatan scientific semua kebijakan akan dibuat dengan pertimbangan-pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan menurut prinsip-prinsip keilmuwan. Ini untuk mencegah kebijakan yang asalan, tambah-sulam dan adanya conflict of interest yang sembunyi di balik suatu kebijakan publik. Contohnya, kebijakan Program Kartu Pra-Kerja yang sejak awal mendapatkan kritik banyak pihak, baik dari kalangan akademisi hingga kelompok milenial terkait mekanisme pelatihan dan transparansi program tersebut. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit anggaran Kartu Pra-Kerja, terutama terkait penunjukan kemitraan dengan platform penyedia pelatihan online (20 April 2020). Bahkan KPK menduga terjadi konflik kepentingan dalam Kartu Pra-Kerja (23 Juni 2020). Hingga akhirnya program tersebut dapat dilanjutkan setelah memperbaiki mekanisme pelatihan serta pemilik salah satu platform pelatihan program Kartu Pra-Kerja mundur dari posisinya sebagai Stafsus Milenial Presiden. Konflik kepentingan yang lain adalah kasus korupsi Bantuan Sosial Covid-19 pada Kementrian Sosial, yang berujung pada OTT KPK terhadap Menteri Juliari dan kawan-kawan. Bahkan KPK menemukan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi basis data penerima bantuan sosial ada 16,7 Juta orang tanpa NIK dan 1,06 Juta NIK ganda (11 januari 2021). Ini tentu saja sangat melukai hati rakyat yang sedang berjuang menghadapi dua persoalan sekaligus yaitu kesehatan dan ekonomi. Dampaknya adalah hilangnya trust atau kepercayaan publik kepada pemerintahan Jokowi. Bagaimanapun juga, kementerian adalah di bawah kepemimpinan dan menjadi tanggungjawab presiden. Potensi konflik kepentingan lainnya adalah pengadaan vaksin Covid-19, dan mungkin juga pengadaan obat-obatan Covid-19 lainnya. KPK mengidentifikasi bahwa penunjukan langsung dalam pengadaan berpotensi adanya benturan kepentingan dalam hal pengadaan vaksin hingga pengadaan alat-alat pendukung dan distribusinya, serta penyelenggaraan vaksinasi (14 Januari 2021). Potensi benturan kepentingan sangat besar mengingat anggaran yang disediakan pemerintah untuk program vaksinasi sangat besar, yaitu lebih dari Rp.130 triliun (31 Maret 2021). Dengan pendekatan scientific pemerintah dapat mendefinisikan semua permasalahan yang dihadapi, dan menganalisnya secara jujur dan obyektif, serta membuat proyeksi-proyeksi atas semua ancaman dalam tahapan-tahapan kemungkinan gelombang pandemi yang belum mereda, bukan saja dalam aspek kesehatan masyarakat tetapi juga meliputi dampak dalam aspek sosial ekonomi dan ketahanan nasional. Pemerintah dengan demikian akan mampu memetakan persoalan dalam aspek sektoral dan geografis, sehingga dapat dibuat suatu road map kebijakan yang komprehensif, tepat sesuai dengan masalahnya dan sinergis, serta terukur. Selama setahun Covid-19 pemerintah sudah menambah utang sebesar Rp 1000 Triliun melalui mekanisme Surat Berharga Negara (SBN) (21 Juni 2021), wajar jika kemudian publik mempertanyakan efektifitas tambahan utang tersebut dalam mengendalikan Covid-19 maupun terhadap pemulihan ekonomi nasional. Ironisnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti lambatnya serapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang baru mencapai 32 persen meskipun sudah separuh jalan tahun 2021 (21 Juni 2021). Di sisi lain, pemerintah menargetkan pertumbuhan yang fantastis untuk Q2-2021 tetapi segala upaya penendalian Covid-19 dan pemulihan ekonomi tidak konsisten dan sinergi dengan target pertumbuhan tersebut. Situasi pandemi yang belum terkendali dan pemulihan ekonomi yang belum efektif terutama dalam menumbuhkan kembali daya beli masyarakat merupakan hasil dari kebijakan pemerintah yang tidak terukur. Misalnya ketika pemerintah memutuskan mudik Lebaran 2021 dilarang, tetapi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno justru membuka seluruh obyek pariwisata (1 April 2021). Tetapi Kemenhub kemudian memberi alasan bahwa obyek wisata dibuka untuk penduduk lokal (13 April 2021). Bahkan Sandiaga Uno menjelaskan bahwa pariwisata bukan menjadi masalah, tetapi bagian dari solusi. Ini menujukan sikap dan kebijakan yang tidak dapat terukur karena terkesan asal omong dan tidak mengikuti kesimpulan dan solusi yang dihasilkan jika menggunakan scientific approach. Bagaimanapun juga, penularan Covid-19 terjadi melalui mobilitas dan berkumpulnya orang, tidak perduli orang itu datang dari luar kota atau penduduk lokal. Seharusnya pemerintah sadar bahwa pariwisata dan sektor ekonomi lainnya dapat menjadi solusi bilamana penyebaran Covid-19 sudah benar-benar dapat ditangani pemerintah, dan pemerintah sudah memproyeksikan tidak akan ada gelombang Covid19 lagi akibat masuknya varian baru. Kesalahan dalam memahami Covid-19 juga dapat dilihat dari kerumunan orang yang terjadi ketika presiden Jokowi mengunjungi NTT (23 Februari 2021). Padahal Dinas Kesehatan NTT (20 Februari 2021) sudah melaporkan terjadi lonjakan 228 kasus di Kota Kupang dan enam kabupaten (19/2), setelah sebelumnya tercatat lonjakan 104 kasus (18/2) dan 145 kasus (17/2). Tetapi tetap saja semua pejabat berlomba membenarkan presiden dan tidak ada penegakan hukum yang sama meskipun peristiwa itu dapat saja dianggap pihak berwenang sebagai pelanggaran prokes seperti kasus-kasu lainnya. Setidaknya Satgas Covid-19 punya keberanian untuk menegur perilaku presiden tersebut, seperti terjadi pada presiden Norwegia dan Brasil yang didenda otoritas kesehatan negaranya karena melanggar prokes. Aspek Ketiga, adalah koordinasi (sinergi) dalam semua lini manajemen krisis pemerintah, baik antara pusat dan daerah maupun antara lembaga kementerian dan gugus tugas (Satgas). Seharusnya Satgas Covid19 menjadi lembaga garda depan dan arranger dalam pengendalian pandemi, sedangkan Satgas ekonomi khusus untuk menangani pemulihan ekonomi. Semua kebijakan, maupun pernyataan-pernyataan pemerintah seharusnya keluar dari satu pintu, yaitu melalui Satgas, meskipun dalam prosesnya perlu didiskusikan bersama dengan lembaga-lembaga terkait. Tapi faktanya terlihat seringkali terjadi miskoordinasi dan insinergi dalam kebijakan pemerintah. Terlihat adanya perbedaan pandangan dan informasi terkait masalah yang sedang dihadapi maupun proyeksi gelombang pandemi Covid19. Ibarat dalam suatu kapal di tengah samudra, nahkoda dan awak kapal gagal mengantisipasi datangnya badai besar lanjutan. Terlihat bahwa pemerintah sangat mengandalkan vaksin Covid-19 sebagai obat pamungkas untuk semua masalah yang sedang terjadi. Sehingga yang terjadi kemudian adalah sikap dan perilaku seakan-akan pandemi sudah berakhir. Eforia mengandalkan vaksin ini dapat dilihat dari fokus pemerintah yang sudah melompat-lompat pada ide-ide lain yang tidak berhubungan atau memberi kontribusi pada upaya pengendalian pandemi. Misalnya mengangkat lagi pembahasan ibu kota baru. Bahkan Presiden Jokowi memamerkan design istana ibu kota baru (2 April 2021) ketika di kepala semua orang berpikir negara kekurangan anggaran. Tidak itu saja, presiden Jokowi pun terkesan lebih tertarik pada persoalan infrastruktur seperti jalan tol, yang tentu saja pekerjaan itu dapat mengalihkan anggaran yang seharusnya diprioritaskan untuk pengendalian Covid-19. Sangat dipahami jika kemudian banyak pihak mengkritik pemerintah. Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia Rizal Ramli mengkritik bahwa Jokowi tidak fokus dalam mengatasi pandemi Covid-19 karena justru sibuk mengurus berbagai macam proyek, seperti ibu kota baru dan jalan tol (22 Juni 2021). Padahal seharusnya dengan pendekatan scientific pemerintah memiliki proyeksi yang tepat akan datangnya gelombang-gelombang pandemi yang sedang terjadi, meskipun vaksinasi sudah dijalankan. Di sinilah peran strategis intelijen kesehatan pada Satgas Covid19 untuk mengikuti perkembangan Covid19 di dunia dan mengawasi mobiltas penduduk domestik maupun luar negeri yang berpotensi membawa varian baru Covid19. Tanpa proyeksi gelombang pandemi yang akurat, pemerintah akan kembali gagap menghadapi lonjakan Covid akibat kemunculan varian baru, sehingga tidak punya kesiapan dalam penyediaan tenaga kesehatan, obat dan berbagai sarana lainnya. Seperti yang saat ini sedang terjadi, kenaikan drastis kasus positif hingga total telah melampaui dua juta kasus, maupun peningkatan drastis pada jumlah orang meninggal akibat Covid-19, serta kewalahannya para tenaga kesehatan menghadapi lonjakan kasus saat ini. Sangat mungkin, akibat sikap meremehkan datangnya Covid19 oleh Pemerintah di awal pandemi, ketidak-fokusan dan inkonsitensi kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid 19, dan program vaksinasi yang baru berjalan, pada akhirnya telah membuat rakyat tidak punya trust lagi terhadap pemerintah, sehingga bersikap 'masa bodo' dalam menjaga diri sendiri dan lingkungannya dari penularan. Kondisi inilah yang kemudian dikatakan ahli epidemiologi Pandu Riono, alih-alih herd immunity (kekebalan komunal) malah yang terjadi adalah herd stupidity, yaitu kebodohan komunal saat warga dan pemerintah sama-sama mengabaikan Covid-19 (21 Juni 2021). Meskipun Presiden Jokowi pernah mengatakan kesehatan masyarakat adalah yang utama dalam penanganan Covid19 (22 Maret 2021), faktanya formulasi dan implementasi kebijakan yang dilakukan bawahan presiden tidak mendukung pernyataan presiden. Misalnya soal hutang pemerintah kepada Rumah Sakit (RS) yang sebenarnya sudah sangat dibutuhkan RS untuk mengoptimalkan pelayanan RS. Juga insentif tenaga kesehatan yang tersendat pencairannya (13 Mei 2021). Bahkan kurangnya bantuan anggaran kepada daerah dalam menghadapi lonjakan kedua Covid-19. Hal ini terungkap ketika masyarakat merespon lonjakan kasus Covid-19 dengan usulan untuk dilakukan lagi lockdown atau PSBB total. Misalnya seperti disampaikan Gubernur Jogjakarta Sri Sultan HB X, bahwa tidak memungkinkan melakukan lockdown secara total lantaran pemerintah tidak kuat menanggung untuk menutup aktivitas masyarakat secara total (22 Juni 2021). Juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui bahwa Jawa Barat sudah tidak punya anggaran jika dilakukan lockdown (21 Juni 2021). Persoalan anggaran tentu saja merupakan faktor determinan dalam mendukung upaya pengendalian Covid19. Bisa diamati bahwa sejak eforia vaksinasi sudah tidak lagi terlihat bagi-bagi masker gratis kepada masyarakat oleh pemerintah. Padahal pemerintah sendiri yang menyampaikan bahwa masyarakat harus menggunakan masker khusus yang memenuhi standar kesehatan, bahkan menyatakan juga bahwa vaksinasi tidak menjamin tertular Covid-19 sehingga tetap harus jalankan Prokes. Dalam situasi pandemi, masyarakat tidak cukup dengan himbauan saja, perlu bantuan pemerintah dalam pemberian masker dan hand sanitizer, karena latar belakang pendidikan dan ekonomi masyarakat tidak homogen. Selain kegiatan pembagian masker kepada masyarakat menurun, jumlah testing dan tracing seperti disyaratkan WHO pun masih jauh dari minimal, bahkan menurun. Tentu saja ini akan memberikan data yang sesat bahwa seakan-akan sudah terjadi penurunan kasus. Satgas Covid19 mengakui bahwa kasus Covid-19 turun karena testing dan tracing merosot (1 Februari 2021). Sangat masuk akal jika kemudian masyarakat, termasuk pemerintah menyimpulkan Covid-19 sudah mereda sehingga kemudian isu-isu aktifitas ekonomi dan tatap muka menguat lagi. Bahkan Pemerintah dengan gagah berani menargetkan pertumbuhan 7-8 persen di Q2-2021. Sikap inkonsistensi dalam situasi (dan circumstances) yang masih sama, dalam hal ini penurunan dari kegiatan-kegiatan yang seharusnya masih menjadi mandatory, menunjukkan kegagalan dalam upaya memenuhi indikator teratur. Kegagalan memproyeksi gelombang kedua Covid19 ini juga menyebabkan pemerintah gagap-pandemi dan munculnya kebijakan-kebijakan yang ego sektoral tanpa melalui proses satu pintu yaitu Satgas. Misalnya, (Mendikbudristek) Nadiem masih mewacanakan sekolah akan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas (31 Mei 2021). Padahal 2 minggu kemudian dari pernyataan Nadiem, kasus positif Covid-19 sudah melonjak lagi hingga kemudian presiden Jokowi memutuskan PPKM ketat terbatas (21 Juni 2021). Ini menunjukkan tidak adanya arus informasi ke semua kementerian terkait sehubungan proyeksi gelombang kedua Covid-19 atau tidak ada suatu diskusi mendalam dengan Satgas Covid-19 sebelum wacana PTM disampaikan kepada publik. Wajar saja jika kemudian Federasi Guru meminta Nadiem jangan gegabah menjalankan PTM (21 Juni 2021). Contoh lain adalah pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir bahwa obat Ivermectin dapat digunakan sebagai obat terapi Covid-19 dan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahkan obat tersebut dikatakannya sudah mulai diproduksi oleh BUMN PT Indofarma (Persero) Tbk (21 Juni 2021). Tapi kemudian publik dikagetkan oleh BPOM yang membantah pernyatan Erick Thohir tersebut, bahwa izin edar obat Ivermectin yang dikeluarkan oleh instansi tersebut bukan untuk digunakan sebagai obat Covid-19, melainkan sebagai obat cacing (22 Juni 2021). Terkait itu, epidemiolog Pandu Riono mengatakan bahwa Erick Thohir telah membohongi publik (22 Juni 2021). Dari contoh ini, seharusnya jika ada koordinasi baik dan sinergi serta committed menjadikan Satgas Covid19 sebagai garda depan, maka pihak yang tepat menyampaikan ke publik terkait obat Covid19 adalah Satgas Covid-19, meskipun produksinya dilakukan oleh BUMN yang dibawahi oleh Erick Thohir. Setidaknya penggunaan obat Covid19, apapun itu dan bagaimana klarifikasinya kemudian, sudah melalui pembahasan dan persetujuan semua pihak terkait sebelum disampaikan kepada publik sehingga tidak menimbulkan kontroversi dan kegaduhan yang tidak perlu, bahkan menggangu rasionalitas publik. Terkait kelemahan dalam penggunaan satu pintu Satgas dan lemahnya fungsi-fungsi organisasi pemerintah menunjukkan kegagalan dalam indikator terstruktur. Terkait pemulihan ekonomi, kebijakan publik harus menunjukkan keseriusan pemerintah untuk membantu masyarakat kelompok bawah. Merekalah yang mengalami penderitaan paling besar selama krisis ekonomi dan pandemi. Bukan dengan mengeluarkan kebijakan yang memberikan insentif dan subsidi pada sektor industri dan korporasi besar. Seharusnya dalam situasi krisis ini pemerintah sadar bahwa ternyata berbagai privilege dan proteksi yang telah diberikan negara kepada kelompok korporasi besar ini agar menjadi sokoguru perekonomian nasonal, ternyata mereka pun tak dapat diandalkan dan dibanggakan dalam membantu negara mengatasi krisis ekonomi. Kelompok korporasi ini masih saja mengemis insenftif dari pemerintah. Ekonom INDEF Tauhid Ahmad (10 Juni 2021) mengungkapkan terjadi ketimpangan dalam stimulus yang diberikan antara UMKM dan Korporasi besar. Berdasarkan data dana penanganan dampak pandemi virus corona atau Covid-19, stimulus ekonomi untuk UMKM sebesar Rp123,46 triliun. Sementara stimulus untuk perusahaan besar mencapai Rp 179,48 triliun. Bahkan, khusus di bidang insentif perpajakan, insentif untuk UMKM hanya sekitar Rp2,4 triliun. Sedangkan perusahaan besar mencapai seluruh dari total stimulus Rp 179,48 triliun. Semestinya dari total utang baru Rp 1000 triliun selama setahun Covid19, pemerintah punya anggaran cukup untuk efektif mengatasi persoalan ekonomi. Tentu saja setelah penanganan kesehatannya juga efektif. Untuk mengatasi daya beli misalnya, pemerintah tidak perlu melakukan pembagian paket sembako dan program kartu Pra-kerja. Berikan saja subsidi Rp 5 juta setiap bulan selama setahun penuh kepada 5 juta KK dari masyakat kelompok bawah yang terkonsentrasi di pulau Jawa, sebagai wilayah paling terdampak. Subsidi ini harus digunakan untuk konsumsi, bukan untuk disimpan. Program ini membutuhkan anggaran total Rp.300 triliun. Dari kelompok masyarakat inilah kemudian akan meningkatkan permintaan barang konsumsi dan menggerakkan sektor UMKM. Untuk itu pemerintah harus memberikan lagi stimulus Rp 300 triliun pada UMKM agar produksi dapat berjalan lagi. Dari dua sitimulus inilah, berputarnya dua roda ekonomi kecil, akan menggerakkan roda ekonomi yang lebih besar, seperti manufaktur, pariwisata dan transportasi. Sisa anggaran Rp 400 triliun dapat digunakan untuk penanganan kesehatan, termasuk insentif tenaga kesehatan dan pengadaan sarana kesehatan. Dari uraian ketiga aspek manajemen krisis di atas, yaitu sense of crisis, scientific approach dan sinergy, masih belum cukup untuk menjalakan manajemen krisis yang handal dan efektif, sehingga tercapai indikator Terstruktur, Teratur dan Terukur (3T). Semua indikator tersebut hanya dapat dijalakan dan dicapai oleh orang-orang (PIC) yang handal, kompeten dan punya integritas. Organisasi yang baik ditentukan oleh kepemimpinan yang memiliki kompetensi dan integritas di semua jenjang kepemimpinan. Pertanyaan sederhana kemudian adalah, apakah presiden dan para pembantunya memiliki syarat-syarat itu? Dalam manajemen krisis yang memenuhi indikator 3T tersebut, maka semakin tinggi posisi dan semakin kompeten seorang pemimpin seharusnya mampu melihat the big picture ketika menemukan masalah dan membuat konsep kerja yang memenuhi indikator 3T. Dia akan memahami tugasnya sebagai pemimpin dan tugas seluruh anggota timnya. Pemimpin harus memahami keseluruhan situasi, bukan gambaran parsial yang kemudian akhirnya menghasilkan solusi parsial juga. Misalnya, pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan jika memahami prinsip bahwa kesehatan masyarakat harus diselesaikan terlebih dahulu, meskipun tetap berjalan beriringan. Ada komitmen pada asas prioritas. Artinya porsi terbesar anggaran pada awalnya harus digunakan untuk mengendalikan penularan Covid-19, sisanya untuk menjaga ekonomi sebatas agar tidak menjadi lebih buruk. Ada prioritas yang dapat diukur tahapan-tahapannya. Jika kemudian Covid-19 sudah terkendali, dan pemerintah sudah punya persiapan memadai atas semua sarana untuk mengantisipasi gelombang kedua Covid-19, maka pemulihan ekonomi kemudian dapat menjadi prioritas. Tetapi melihat dua kali gagap-pandemi di 2020 dan 2021, apakah masyarakat masih menaruh harapan bahwa pemerintah akan mampu mengatasi krisis di negara ini? Ini membutuhkan jawaban yang jujur, baik dari masyarakat maupun pemerintah. Sangat mungkin, jika terus melihat kegagalan demi kegagalan, kegaduhan demi kegaduhan, kebohongan demi kebohongan sementara rasionalitas publik terganggu, nyawa rakyat dipertaruhkan, masa depan suram satu generasi yang baru tamat sekolah dan berharap dapat bekerja. Dalam situasi seperti saat ini justru yang muncul saat ini di masyarakat adalah harapan bahwa Presiden Jokowi akan mengibarkan ‘bendera putih’ dalam melawan Covid-19 dan krisis ekonomi. Barangkali itu akan lebih baik bagi semua orang. Gde Siriana Yusuf   Penulis adalah Direktur Eksekutif INFUS (Indonesia Future Studies) EDITOR: ANGGA ULUNG TRANGGANA
from Konten Islam https://ift.tt/2SVeG9b via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/06/setahun-lebih-pandemi-covid-19-akankah.html
0 notes
choquejuergas · 3 years
Text
“o silencio canta nos oídos ata que aparece o asubío dun humoque vai cruzar por aí enfronte. aí está, parado, cunha vara na man, apoiado nas puntas dos pés, apagando as luces de cores. apaga e vaise e segue asubiando. xa non se oe nada. nada. unha lufada de vento move uns papeis na rúa”
“os pasos, o can, o coche, póñenlle a pel de galiña e lévano lonxe, só un instante, só, a outro tempo, lonxe. non sabe. é como cando sen saber por que lembra unha cara, un cheiro, a sombra dun piñeiro”
“el sabe que mañá volverá para a súa vila e que este inverno as clases na facultade serán máis aburridas que nunca e que os domingos choverá e el ira ao café cos amigos a dicir chistes, a falar das rapazas que pasan por diante do gran ventanal. e non lle quedará nin pequena esperanza de que chegue o verán”
“despois de xantar botouse na cama a descansar. unha vez máis contou as trinta táboas do teito. logo pechou as fiestras e entretívose mirando as sombras da xente que pasaba pola rúa e que se reflectían, esqueléticas, na parede branca do fondo do cuarto”
“e entón afumégaselle o pensamento, entre bágoas que non chora, pero que lle petan nos ollos, afuméganselle o pensamento e xa non sabe que está no baile da alameda e que agarda algo, case que sen ganas, pero agarda, agardará un pouco aínda, un pouquiño só, antes de que se lle morra para sempre esa lene esperanza que leva dentro. esquécese de todo e o mar chámalle na lembranza, chámalle con forza, duramente, mentres ela bota a melena para atrás, sen se decatar, mecanicamente, porque na praia un rapaz dille estás moi guapa e ela sente como se a enchesen de areas toda por dentro e o rapaz cóllelle a man e bícanse e nadan xuntos e o sol vainos dourando, emborrachando, e ela non di nada porque o rapaz fala, fala, fala e ela non quere saber nada, oír nada, senón soñar, soñar, só soñar e pasar as tardes na illa bailando cos pés metidos na auga e coas caras ben xuntiñas, collidos, electrizados subindo por aquel monte de lume, subindo entre brasas, subindo ata que aquela forza poderosa se desfaga en luciñas de cores e non quede máis que a quente recordanza fumegando, correndo para ver unha película italiana que ela volverá ver despois alá na cidade chuviosa de inverno, contándolle todo á súa amiga, chorando, non de rabia, non de desengano, senón de tristeza ou de noxo, chorando primeiro sen saber ben por que, despois pola chuvia, porque non hai sol, porque non hai mar, porque non ten praia, porque non o ten a el, chorando e contestando a unha carta e outra e outra ata que un día deixa de escribir porque non ten ganas e as lembranzas xa non lle din moito alí no “whisky-club”, falando con outros rapaces, bailando, dicindo cal é o teu signo do horóscopo e a min gústanme os rapaces de vinte e cinco anos e el era un neno de dezasete, qué parva, cómo pasa o tempo, qué parva é unha ás veces. e a chuvia non para e chove, chove, e os domingos empezan a ser feos e a xente enche as cafeterías e os bares, e falan a berros e ela baila, baila e pode estar contenta e pola santa cruz sorprendeuse a si mesma falando coa nai do que nunca falara, de que a prima carme está en estado e ponse colorada e volve o sol da primavera, o sol, o sol que lle empeza a aloumiñar aquelas pernas brancas, a llas dourar e garda as medias ata o outro inverno e o seu pai di irás ti soa a pasar o verán cos tios.”
“saíu á porta e mirou para o ceo. estaba azul. alguén lle preguntou desde dentro: —¿qué tal fai? —aínda non se ven nubes—respondeu. pero el estaba seguro. tiña que vir. doíalle unha perna e sentía como un niño de avésporas no corazón.  —vas quedar mal. meteuse para dentro e pensou: “non vou quedar mal, non”. sentou nun banco e pediu outro vaso. as moscas facían un ruído como de rezos. el lembraba unha tronada do ano corenta. non se colleitara nin para a semente. fora tamén por este tempo. e viñera igual: unha dor na perna esquerda e nin cacho de nubes.o ceo era azul coma hoxe. despois fóronse xuntando uns nubarróns negros por riba do pico do mediodía ata que comezou aquel ruido xordo todo seguido, que durou deica a noite ben entrada. marchara con todo. o taberneiro dixo: —virá con pedra. —virá. —non conviña. non tiña ganas de falar. agora doíalle tamén a cabeza. dentro de dúas ou tres horas, sabíao ben, doeríalle a caluga. entón non lle quedaría máis remedio que se tirar debaixo do alpendre, sobre da herba, a se envorcallar coma un can adoecido. e aguantar así toda a noite, sen pechar ollo, para amencer á mañá seguinte coas  pálpebras inchadas e a fronte adormecida. ás dúas e media tocaron as campás. e non pasou moito tempo sen que se oísen, lonxe, os primeiros tronos. a xente ía chegando á taberna. xuntábanse. miraban pola fiestra para fóra, de cara á rúa, que se ía enchendo pouco a pouco dunha luz cincenta. a terra cheiraba a queimado. ninguén falaba.  un alustre iluminou aqueles rostros espaventados. logo, tremeceron as paredes. —aí está. as mulleres pecháronse na trastenda e queimaron loureiro. caeu pedra durante toda a tarde. rachou tellas e cristais. matou paxaros.  ccando escampou, saíron.”
“levo máis dunha semana sen pegar ollo. cando me meto na cama éntrame unha pena negra no corazón e pónseme o sangue todo cheíño de formigas e acóchome ben abaixo e tápome pola cabeza e rezo. pero ao rezar non me pasa”
0 notes
djiwoastra · 4 years
Text
Bali Pulau Dewata (bukan) Bhakta "HK"
Suksma Astungkara 🙏 Bali.
Saya berkewajiban berterima kasih kepada masyarakat adat Bali yang sejak ratusan tahun lalu telah menyimpan dan menyelamatkan ajaran Siwa-Buddha, sehingga orang-orang di luar Pulau Bali bisa belajar kembali. Di pulau Dewata ini warisan kesusastraan Jawa Kuno diamankan, diapresiasi, dikaji dan dijadikan pedoman dalam praktek keagamaan dan sosial di Bali. Tradisi Bali dibangun atas pondasi toleransi. Jangankan hanya sampradaya, umat agama lain-pun dihormati sedemikian tinggi. Kami penganut ajaran Siwa-Buddha merasa sangat cukup dengan keyakinan kami sendiri dan kita (memang) tidak diajarkan untuk menilai apalagi menyalahkan keyakinan orang lain. Maka kepada pihak yang merasa sudah menggenggam satu-satunya kebenaran, mari bersama-sama merenungkan beberapa keutamaan di antara kita. Sebab, bila sebuah keyakinan itu benar, maka produk yang dihasilkan semestinya benar, baik dan indah. Secitra dengan benihnya. Namun, bila sebaliknya. Ada baiknya periksalah kembali keyakinan kita. Budaya dan tradisi Hindu Bali yang kita kenal sekarang, tidaklah lahir kemarin sore. Ia telah ada ratusan tahun. Dibentuk oleh para Maharsi dan Mpu, dari Maharsi Markandeya, Mpu Gnijaya, Mpu Mahameru, Mpu Gana, Mpu Kuturan, hingga Mpu Bradah dan para leluhur nimpuna berikutnya. Sejarah adat tradisi yang panjang inilah yang kita maknai sebagai cara ukur semesta dalam satuan rentang waktu. Sebab kita sadar, mengukur diri adalah keutamaan dari benih kebijaksanaan.
Terakhir, untuk semua penghayat Garda Bhirawa Nusantara, mari menahan diri, 'ajegang' yang sudah ada dengan penuh keyakinan kita. Esensi dari keyakinan dalam relijiusitas hanyalah jembatan untuk mencapai kebahagiaan, bukan penghancuran.
Semoga PHDI beserta pangampu kewenangan mampu mengambil keputusan yang tepat, baik dan benar untuk Bali. Biarkan PHDI yang memutuskan, karena orang-orang di dalam lembaga itu sendiri yang bakal menimbang kekeliruannya atas kebijakan yang dihasilkan.
Rahayu wilujeng hing samya tinemu,
Shadu, Shadu, ...Shadu
0 notes
tezlivenews · 3 years
Text
Shilpi Raj का Bhojpuri Song 'दिल बहरी निकल के नाचे रे' रिलीज, देखिए Video
Shilpi Raj का Bhojpuri Song ‘दिल बहरी निकल के नाचे रे’ रिलीज, देखिए Video
भोजपुरी सिनेमा (Bhojpuri Cinema) की इस समय की सबसे फेमस सिंगर्स में से एक शिल्पी राज (Shilpi Raj) के गाने इन दिनों यूट्यूब धमाल कर रहे हैं. हाल ही में उनका एक भोजपुरी सॉन्ग ‘पानी बिन मछरिया’(Pani Bin Machhariya) रिलीज हुआ था जो खूब धूम मचा रहा है. इसे 11 सितंबर को वीआर म्यूजिक के यूट्यूब चैनल पर जारी किया था. अब उनका एक और गाना ‘दिल बहरी निकल के नाचे रे’ (Dil Bahari Nikal Ke Nache Re) भी जारी…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ghinailmi · 4 years
Text
Misi Kemanusiaan
Dalam semalam, langsung dapat mandat dan besoknya harus dijalankan. Membuat tersadar, bangun, kita sedang benar-benar perang melawan covid-19. Intinya, kita harus bergerak cepat membuat pertahanan dan perencanaan sebelum musuh melumpuhkan.
Tadi pagi, tim pjt yang diperbantukan ke igd kumpul ke bidang keperawatan. Dari pengarahan, plan rscm sebulan kedepan, nantinya di kiara rscm akan membuka icu, hcu dan ruang rawat untuk covid-19. Dan kami yang diperbantukan di igd ini akan merawat pasien PDP di IGD dan tidak akan menutup kemungkinan nantinya akan dipindahkan ke kiara juga.
Mendapatkan kesempatan menjadi garda terdepan dalam waktu yang singkat ini membuat kami tentu saja syok. Kaya aku, ka amy, silmi ternyata kita juga nangis dulu sebelum menerima kenyataan. Tapi kenapa difikiran kita, ditempatin di perawatan high risk semacam akhir dari segalanya (?) Ini mindset yang harus diubah biar ga stress.
Vaksin covid-19 belum selesai dibuat, jadi emang belum ada obatnya. Untuk bisa survive yaa dengan cara menggunakan APD, cuci tangan, jaga kebersihan diri dan menjaga serta meningkatkan imunitas. Perlindungan Allah swt yang utama.
Secara garis besar menjaga imun dengan nutrisi, olahraga, tidur yang cukup, hidrasi dan hindari stres.
Nutrisi
Tumblr media
Btw, terima kasih para donatur yang sudah memberikan supportnya dengan makanan,vitamin APD dan susu��🙏 Kami sangat menghargai pemberian kalian.
Olahraga
Tumblr media
Tidur
Tumblr media
Hidrasi
Tumblr media
Hindari Stress
Tumblr media
Ini bentuk ikhtiar dan usaha aja karena covid-19, bener-bener virus yang ganas 😭 karena kalau udah kena, perburukan pasiennya cepet banget (begitu kata orang klinik yg merawat pasien covid-19).
Sekian info kali ini. Tetep stay home, physical distancing, dan hindari keramaian. Covid-19 bukan main-main bahayanya, guys.
Jakarta, 2 April 2020
0 notes
sabria12 · 5 years
Text
Permainan Ganas LeBron James Hiasi Kemenangan Lakers
Tumblr media
Los Angeles Lakers bertemu dengan Houston Rockets dalam pertandingan lanjutan NBA 2019-2020. Pada kesempatan itu, LeBron James berhasil mencetak dobel-dobel 31 poin dan 12 asis. Lakers pun menumbangkan Rockets dengan skor 124-115 di Toyota Center, Houston, Texas, Amerika Serikat, Sabtu, 18 Januari 2020 waktu setempat.
Tiga pemain Lakers membantu James dengan dobel digit poin. Kyle Kuzma mencetak 23 poin dan 8 rebound. Danny Green 20 poin dan 5 rebound. Kentavious Caldwell-Pope 20 poin dari bangku cadangan. Mereka membuat Lakers menang dengan selisih sembilan poin.
Rockets, di sisi lain, mendapat sokongan dari duo garda andalan. Russell Westbrook mencetak 35 poin, 9 rebound, dan 7 asis. James Harden 34 poin, 6 rebound, dan 7 asis. Namun, keduanya menyumbang kesalahan berujung serangan balik terbanyak dengan total 11 turnover.
Lakers sendiri memenangi pertandingan hari ini setelah meledak pada kuarter tiga. Padahal, awalnya, mereka tertinggal 27-34. Rockets bahkan mampu mempertahankan asa dengan perbedaan enam poin (65-59) pada kuarter dua.
James dkk. kemudian panas. Mereka mencetak 32 poin lagi setelah itu. Sementara Rockets tertahan di angka 17. Skor pun berbalik 91-82 untuk keunggulan Lakers pada poker online .
Pada kuarter empat, pertandingan berjalan sengit. Lakers, yang sudah unggul, tidak membiarkan Rockets kembali mengambil alih skor. Rockets, yang tampil di depan penggemarnya sendiri, juga tidak ingin kalah. Kedua tim sama-sama mencetak 33 poin saat itu.
Lakers pada akhirnya menang karena mereka mengantungi surplus sembilan poin. Mereka unggul 124-115. James keluar sebagai pemain paling produktif. Ia mencetak dobel-dobel, plus 5 rebound dan 2 steal. Persentase tembakannya mencapai 52 persen.
Setelah ini, Sang Raja dan timnya akan menghadapi Boston Celtics. Keduanya mesti bertemu di TD Garden lusa. Pada hari yang sama, Rockets akan bertemu Oklahoma City Thunder.
0 notes
tezlivenews · 3 years
Text
khesari lal yadav का Bhojpuri Song 'मम्मी कसम' रिलीज, कुछ घंटे में मिले लाखों व्यूज, देखिए
khesari lal yadav का Bhojpuri Song ‘मम्मी कसम’ रिलीज, कुछ घंटे में मिले लाखों व्यूज, देखिए
Bhojpuri Song : भोजपुरी सुपरस्टार (Bhojpuri Actor) खेसारी लाल यादव (Khesari lal yadav) और एक्ट्रेस सहर आफसा (Sahar Afsha) की आने वाली फिल्म ‘चोरी चोरी चुपके चुपके’ (Chori Chori Chupke Chupke) का कुछ समय पहले ट्रेलर और कुछ गाने रिलीज किए गए थे, जिसे काफी अच्छा रिस्पॉन्स मिला था. अब इसका एक और गाना रिलीज हुआ है, जिसके बोल हैं ‘मम्मी कसम’ (Mummy Kasam). गाना आते ही वायरल हो रहा है. इसे 4 घंटे में ही…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
locuradelibrosblog · 5 years
Photo
Tumblr media
Presentación de #LaMansionDeLosChocolates de @edicionesmaeva en @flordkkomadrid Directamente n la mismísima fábrica, que regenta una pareja muy especial y amables, que nos fue explicando paso a paso todo el proceso de elaboración de sus chocolates. Pudimos así mismo acompañado de cava, vino o té, oler y saborear distintas chocolates, con distintas mezclas o % de cacao. Un proceso totalmente manual y artesano, así como el producto es totalmente natural, sin procesar en ningún momento. Sin duda alguna nuestro paladar quedó encantadísimo y con ganas de más. ¡¡AMANTES DEL CHOCOLATE, CHOCOLATEROS, NO DUDÉIS EN IR A PROBARLOS SON ESPECTACULARES!! • #LAMANSIÓNDELOSCHOCOLATES • UNA NOVELA TAN INTENSA Y TENTADORA COMO EL CHOCOLATE • @marianikolaidoy #YoLeoMaeva Una novela que te hará viajar desde Stuttgart, la cuna de los chocolates en Europa, hasta el lago de Garda de Thomas Mann y el Café Florian de Casanova en Venecia. • Stuttgart, 1903. Como hija de un próspero fabricante de chocolate, no parece que el futuro de Judith Rothmann vaya a estar sometido a muchos sobresaltos. Lo que se espera de ella es un buen matrimonio e hijos que aseguren la continuidad familiar. Pero las previsiones son engañosas y el destino, imprevisible. La aspiración de Judith es tener un rol importante en la compañía, y casarse sin estar enamorada no entra en sus planes. Mientras tanto, Hélène, su madre, cansada de una ciudad y un marido que ahogan su espíritu libre y apasionado, sigue una cura de reposo a orillas del lago de Garda. Allí descubre que todavía está a tiempo de cambiar su anodina vida en Alemania por otra independiente y libre en Italia. • Fúndete entre sus páginas y súmate a la aventura. • 📚#CHOCOLATE #roman #Novela #Leer #EncuentrosConEscritores #LeyendoSiempreYEnCualquierSitio #ClubDeLectura #ClubDeLecturaLL #booklover #recomiendoleer #Bookstagram #LeerEsDeGuapas #BuenosEscritores #libros #lecturas #leeresvivir #leeressexy #encuentrosconescritores #NovedadesEditoriales #book #FelicesLecturas📖 (en Flor D'KKO) https://www.instagram.com/p/B5M3ugQILkF/?igshid=1n1j8d45oaknh
0 notes