#gambar lukisan dari pensil
Explore tagged Tumblr posts
Text
Denny JA: Kembali ke Akar Seni: Proses Melukis Ulang Lukisan Frida Kahlo dengan AI
Denny JA: Kembali ke Akar Seni: Proses Melukis Ulang Lukisan Frida Kahlo dengan AI
Dalam dunia seni, ada banyak cara untuk menggali inspirasi dan mengembangkan kreativitas. Salah satu cara yang menarik adalah dengan menggabungkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan seni lukis tradisional. Dalam eksperimen terbaru, seniman Indonesia terkenal, Denny JA, telah mencoba untuk menggambarkan ulang lukisan ikonik seniman Meksiko, Frida Kahlo, dengan menggunakan bantuan AI.
Frida Kahlo adalah seorang seniman yang terkenal dengan gaya ekspresif dan lukisan otobiografi. Denny ja, yang telah lama terinspirasi oleh karya Kahlo, memutuskan untuk mencoba menggali lebih dalam ke dalam dunia karya seniman tersebut. Namun, ia ingin mengeksplorasi cara baru untuk menyampaikan interpretasi karyanya.
Dalam proses ini, Denny ja bekerja sama dengan tim ahli AI untuk mengembangkan algoritma yang dapat mempelajari gaya unik Kahlo dan menerapkan gaya tersebut pada lukisan baru yang digambarkan menggunakan tangan manusia. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk melihat bagaimana teknologi AI dapat mengubah cara kita memahami dan mengapresiasi seni.
Algoritma yang dikembangkan oleh tim AI menggunakan pembelajaran mesin dan jaringan neural untuk menganalisis dan mempelajari gaya melukis Kahlo. Data dari berbagai lukisan Kahlo digunakan untuk melatih algoritma agar dapat mereplikasi dan menerapkan gaya tersebut pada lukisan baru. Denny JA secara hati-hati memilih salah satu karya Kahlo yang paling ikonik, "The Two Fridas," dan memutuskan untuk menggambarkannya kembali dengan bantuan AI.
Proses melukis ulang dimulai dengan Denny JA menggunakan teknik tradisional untuk menggambarkan sketsa awal "The Two Fridas" dengan menggunakan pensil dan kuas. Setelah itu, gambar tersebut dipindai dan dimasukkan ke dalam algoritma AI yang telah dikembangkan. Algoritma kemudian menganalisis dan mengaplikasikan gaya melukis Kahlo pada sketsa yang dihasilkan oleh Denny JA.
Hasilnya adalah sebuah karya seni yang unik, yang mencerminkan kombinasi antara teknik tradisional dan gaya melukis Kahlo yang diaplikasikan menggunakan AI. Lukisan tersebut mempertahankan semangat dan ekspresi yang kuat seperti karya asli Kahlo, tetapi dengan sentuhan modern yang memberikan perspektif baru.
Dalam wawancara, Denny JA menjelaskan bahwa eksperimen ini mengajak kita untuk berpikir lebih jauh tentang hubungan antara seni dan teknologi. Ia berpendapat bahwa penggunaan teknologi AI dalam seni bukanlah penggantian dari seniman manusia, tetapi merupakan alat tambahan yang dapat membantu mengeksplorasi dan meluaskan batasan kreativitas.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi AI telah digunakan dalam berbagai bidang seni, seperti musik, film, dan desain. Eksperimen Denny JA dengan mengaplikasikan AI pada seni lukis adalah langkah yang menarik dalam menggali potensi teknologi ini dalam seni visual.
Namun, sebagian orang juga mengkhawatirkan konsekuensi dari penggunaan teknologi AI dalam seni. Beberapa menganggap bahwa penggunaan AI dapat mengurangi nilai karya seni asli dan merusak keunikan seni manusia. Namun, Denny JA percaya bahwa alih-alih menggantikan seniman manusia, teknologi AI dapat menjadi alat kolaborasi yang memperkaya pengalaman seni.
Eksperimen Denny JA ini telah menjadi perhatian dalam komunitas seni internasional dan membuka dialog baru tentang peran teknologi dalam seni. Denny JA berharap bahwa karyanya dapat mendorong seniman lain untuk menjelajahi kemungkinan-kemungkinan baru yang ditawarkan oleh teknologi AI.
Kembali ke akar seni, Denny JA mengingatkan kita bahwa seni tetaplah penting dalam mewakili nilai-nilai budaya dan manusia.
Cek Selengkapnya: Denny JA :Kembali ke Akar Seni: Proses Melukis Ulang Lukisan Frida Kahlo dengan AI
0 notes
Text
Karya Inovatif: Pameran Lukisan Teknologi AI Denny JA di International MLF
Jakarta - Dalam era digital ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Salah satu bidang yang semakin maju adalah seni rupa. Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa inovasi dan perubahan dalam dunia seni lukis. Salah satu seniman yang menggabungkan seni tradisional dengan teknologi AI adalah Denny ja. Pameran lukisan teknologi AI Denny JA di International MLF telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung dengan karya-karya inovatifnya.
Pameran seni ini diadakan di Jakarta Convention Center selama seminggu, mulai tanggal 15 hingga 22 Juli. Denny ja, seorang seniman ternama di Indonesia, menghadirkan karya-karya unik yang diproduksi dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Pameran ini menjadi ajang bagi Denny JA untuk memperlihatkan keahliannya dalam menggabungkan teknologi AI dengan seni tradisional Indonesia.
Salah satu karya paling menarik dalam pameran ini adalah lukisan berjudul "Bunga Nusantara". Lukisan ini terinspirasi dari keindahan flora di Indonesia. Namun, yang membuatnya istimewa adalah bagaimana lukisan ini dibuat. Denny JA menggunakan teknologi AI untuk menganalisis ribuan gambar bunga dari seluruh Indonesia. Setelah itu, AI memproses data tersebut dan menghasilkan potret digital yang akurat dari setiap bunga. Denny JA kemudian menggunakan lukisan tradisional untuk menggambarkan potret digital tersebut dalam bentuk fisik. Hasilnya adalah lukisan indah yang menggabungkan keahlian seni tradisional dengan kecerdasan buatan.
Selain "Bunga Nusantara", Denny JA juga memamerkan beberapa karya lainnya yang menunjukkan kebrilian teknologi AI. Salah satunya adalah lukisan yang berjudul "Wajah Masa Depan". Dalam lukisan ini, Denny JA menggunakan teknologi AI untuk memprediksi wajah-wajah anak-anak muda Indonesia dalam 20 tahun ke depan. Dengan menggunakan data demografis dan perubahan tren kecantikan, AI mampu menghasilkan wajah-wajah yang mungkin muncul di masa depan. Denny JA kemudian memvisualisasikan wajah-wajah tersebut dalam bentuk lukisan, dengan menggabungkan elemen-elemen futuristik dan karakteristik khas Indonesia. Lukisan ini memberikan pandangan unik tentang bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk meramalkan dan menggambarkan masa depan.
Pameran ini juga menyoroti pentingnya penggunaan teknologi AI dalam pengembangan seni rupa. Denny JA berpendapat bahwa teknologi AI dapat menjadi alat yang kuat bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dalam proses menciptakan karya seni, AI dapat memberikan insight baru dan ide-ide segar yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Denny JA menyebutkan bahwa teknologi AI bukanlah pengganti seniman, tetapi lebih sebagai mitra yang membantu menciptakan karya seni yang lebih inovatif dan menarik.
Bukan hanya karya-karya lukisan, pameran ini juga menampilkan instalasi seni interaktif yang menggunakan teknologi AI. Salah satunya adalah instalasi berjudul "Cahaya Imajinasi". Dalam instalasi ini, pengunjung dapat menggambar di atas layar dengan menggunakan pensil khusus. Kemudian, teknologi AI akan mengenali pola dan bentuk gambar yang digambar oleh pengunjung. AI akan memproses gambar tersebut dan menciptakan efek cahaya yang unik sesuai dengan gambar yang digambar. Dengan begitu, pengunjung dapat merasakan bagaimana kreativitas mereka berkolaborasi dengan kecerdasan buatan dalam menciptakan seni yang hidup.
Cek Selengkapnya: Karya Inovatif: Pameran Lukisan Teknologi AI Denny JA di International MLF
0 notes
Text
Keajaiban Teknologi: Denny JA Melukis Ulang Lukisan Edgar Degas dengan Bantuan Artificial Intelligence
Tulisan ini akan membawa Anda dalam perjalanan menakjubkan dunia seni dan teknologi yang melibatkan dua pilar penting dalam masyarakat modern - seniman Denny JA dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Dalam eksperimen unik ini, Denny JA menggunakan AI untuk melukis ulang salah satu karya terkenal dari seniman legendaris, Edgar Degas.
Edgar Degas, seorang seniman Prancis yang hidup pada abad ke-19, dikenal akan lukisan-lukisannya yang anggun dan indah yang menggambarkan kehidupan tari balet. Salah satu karyanya yang paling dihargai adalah lukisan berjudul "The Star" (Bintang). Lukisan ini menampilkan seorang penari balet yang sedang memperlihatkan kepiawaiannya di atas panggung dengan lekukan anggunnya. Karya ini telah menjadi salah satu ikon seni yang diakui secara internasional.
Namun, apa yang membuat eksperimen ini menarik adalah penggunaan teknologi AI dalam memproduksi ulang lukisan tersebut. Denny ja, seorang seniman terkenal di Indonesia, telah membuat terobosan dengan menggabungkan seni tradisional dengan teknologi modern. Dalam proyek berani ini, ia menggunakan algoritma yang dikembangkan oleh tim ahli AI untuk mempelajari gaya unik Edgar Degas.
Prosesnya dimulai dengan mengajari AI melalui ribuan gambar karya Degas, mengidentifikasi pola, teknik, dan karakteristik yang melekat pada karya-karyanya. AI kemudian menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk menciptakan dataset baru yang berisi elemen-elemen dari lukisan "The Star". Dengan menggunakan teknik deep learning, AI berhasil menciptakan sebuah komposisi baru yang menggabungkan elemen-elemen unik dari karya Degas dengan sentuhan kreativitas modern.
Setelah dataset selesai, Denny ja mulai bekerja pada lukisan fisik. Dia menggunakan palet warna yang dihasilkan oleh AI untuk menciptakan harmoni yang unik dalam palet lukisan. Denny JA kemudian melukis dengan hati-hati, mencoba menampilkan keindahan dan keanggunan yang sama yang terdapat dalam lukisan orisinal Degas. Lewat sentuhan tangan tertentu, skill dan intuisi seniman terlihat dalam setiap sapuan kuasnya.
Proses ini adalah kolaborasi luar biasa antara seni tradisional dan teknologi modern. Dengan menggunakan AI sebagai alat bantu, Denny JA telah mampu melukis ulang karya Degas dengan sentuhan pribadinya yang unik. Ini adalah langkah menuju masa depan seni, di mana seniman dapat berkolaborasi dengan teknologi untuk menciptakan karya-karya baru yang menginspirasi.
Namun, seperti halnya semua eksperimen baru, proyek ini juga mendapat kritik. Beberapa skeptis berpendapat bahwa menggunakan AI dalam seni dapat menghilangkan aspek kepekaan dan keunikan manusia. Mereka khawatir bahwa seniman akan tergantikan oleh mesin dan bahwa karya seni akan kehilangan esensi manusia.
Namun, Denny JA dan timnya melihat AI sebagai alat bantu yang meningkatkan kreativitas manusia, bukan penggantinya. Mereka percaya bahwa kolaborasi antara seniman dan teknologi dapat membuka pintu bagi eksplorasi kreatif yang lebih dalam dan menghasilkan karya-karya yang lebih beragam.
Selain itu, eksperimen ini telah membuka jalan baru bagi seniman di seluruh dunia. Dalam era digital ini, seniman tidak hanya terbatas pada media tradisional seperti cat minyak atau pensil. Mereka dapat menggunakan teknologi sebagai alat kreatif yang memperluas batasan seni. Keajaiban teknologi seperti ini membuka pintu bagi eksperimen kreatif yang lebih jauh.
Bagi Denny JA, eksperimen ini adalah tentang menjembatani kesenjangan antara seni tradisional dan teknologi modern.
Cek Selengkapnya: Keajaiban Teknologi: Denny JA Melukis Ulang Lukisan Edgar Degas dengan Bantuan Artificial Intelligence
0 notes
Text
Teknologi AI Menyingkap Kekuatan Tersembunyi dalam Lukisan Para Maestro bersama Denny JA
Teknologi AI: Menyingkap Kekuatan Tersembunyi dalam Lukisan Para Maestro bersama Denny JA Pendahuluan
Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. AI telah digunakan dalam berbagai industri, termasuk seni dan budaya. Salah satu penggunaan AI yang menarik adalah dalam menganalisis dan mengungkap kekuatan tersembunyi dalam lukisan-lukisan para maestro. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana teknologi AI dapat membantu kita memahami dan menghargai seni lukis para maestro, dengan bantuan Denny JA, seorang tokoh terkenal dalam bidang seni dan budaya.
Pemahaman Mengenai Seni Lukis Para Maestro Sebelum kita mempelajari bagaimana AI dapat membantu kita dalam memahami seni lukis para maestro, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat mengenai seni lukis itu sendiri. Seni lukis merupakan bentuk seni yang melibatkan penciptaan gambar atau lukisan pada permukaan datar menggunakan berbagai media seperti cat minyak, cat air, atau pensil warna. Para maestro adalah seniman yang diakui secara luas karena karya-karya mereka yang luar biasa dalam seni lukis.
Penggunaan AI dalam Menganalisis Lukisan Teknologi AI dapat digunakan untuk menganalisis lukisan-lukisan para maestro dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia. AI dapat mengungkap detail dan kekuatan tersembunyi dalam setiap goresan kuas, warna, dan komposisi yang ada dalam lukisan. Dengan menggunakan algoritma dan pembelajaran mesin, AI dapat mengenali pola dan gaya seni tertentu yang mungkin tidak terlihat oleh mata manusia biasa.
Dalam kerjasama dengan Denny ja, seorang tokoh terkenal dalam bidang seni dan budaya, teknologi AI telah digunakan untuk menganalisis lukisan-lukisan para maestro. Denny JA telah mengumpulkan berbagai lukisan dari para maestro terkenal seperti Affandi, Basuki Abdullah, dan Raden Saleh. Lukisan-lukisan ini kemudian dianalisis menggunakan algoritma dan pembelajaran mesin yang dikembangkan oleh tim AI.
Hasil Analisis AI Hasil analisis AI menunjukkan bahwa teknologi ini dapat mengungkap kekuatan tersembunyi dalam lukisan para maestro. AI dapat mengenali pola dan gaya seni yang unik untuk setiap seniman, sehingga memungkinkan kita untuk lebih memahami dan menghargai karya-karya mereka. Selain itu, AI juga dapat mengidentifikasi elemen-elemen kunci dalam lukisan, seperti warna, komposisi, dan tekstur, yang memberikan pengaruh besar terhadap keindahan dan daya tarik lukisan.
Dengan menggunakan AI, Denny ja dan timnya dapat mengidentifikasi pola-pola tertentu dalam lukisan-lukisan para maestro. Mereka dapat melihat bagaimana penggunaan warna tertentu dapat menciptakan suasana tertentu dalam lukisan, atau bagaimana komposisi yang tepat dapat mempengaruhi perasaan dan persepsi penikmat seni. Penggunaan AI dalam menganalisis lukisan-lukisan ini membantu kita memahami lebih dalam seni yang terkandung di dalamnya.
Implikasi dalam Dunia Seni dan Budaya Penerapan AI dalam menganalisis lukisan para maestro memiliki implikasi yang signifikan dalam dunia seni dan budaya. Dengan bantuan AI, para seniman dan kurator seni dapat memahami lebih dalam seni lukis para maestro dan menerapkannya dalam karya-karya mereka sendiri. Selain itu, penggunaan AI juga dapat membantu dalam pemeliharaan dan restorasi lukisan-lukisan bersejarah yang mungkin telah mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu.
Kesimpulan Teknologi AI telah membuka jendela baru dalam memahami dan menghargai seni lukis para maestro. Dengan bantuan AI, kita dapat mengungkap kekuatan tersembunyi dalam setiap goresan kuas, warna, dan komposisi dalam lukisan. Melalui kerjasama dengan tokoh terkenal dalam bidang seni dan budaya seperti Denny JA, teknologi AI telah digunakan untuk menganalisis lukisan-lukisan para maestro dan membantu kita memahami lebih dalam seni yang terkandung di dalamnya. Dengan implikasi yang signifikan dalam dunia seni dan budaya, penggunaan AI dalam menganalisis lukisan-lukisan para maestro membuka peluang baru untuk menghargai dan mempelajari seni lukis.
Cek Selengkapnya: Teknologi AI: Menyingkap Kekuatan Tersembunyi dalam Lukisan Para Maestro bersama Denny JA
0 notes
Text
Tentang passion.....
Sebagai seseorang yang tak begitu menganggap passion sesuatu yang penting dalam hidup (at least not anymore), serial Netflix Next in Fashion telah memutarbalikkan pandangan itu hampir 180 derajat. Ternyata, ketika manusia berhasil menguasai suatu bidang dan mencintainya dengan sepenuh hati, hal itu bisa menjadi roda penggerak hidupnya sampai akhir hayat. Orang-orang ini, desainer-desainer bertalenta ini, woah... Akalku betulan tidak nyampe memikirkan betapa luasnya keterampilan mereka. (I mean, menjahit bolongan di celana saja aku payah). Bukan hanya profesionalitas, antusiasme mereka pun tumpah-tumpah. Mereka selalu berusaha mengekspresikan diri dalam setiap inci kain yang terjahit satu sama lain. Self-expression memang kesamaan yang paling menonjol pada setiap karya seni buatan manusia. Mau itu fashion, musik, lukisan, sampai kerajinan tradisional, bentuk finalnya adalah hasil imajinasi, pandangan hidup, sampai pengalaman pribadi para penciptanya. (Kadang diri ini iri dengan mereka yang terlahir dengan bakat seni.)
Gara-gara serial itu, aku mulai memikirkan pencipta-pencipta di balik segala macam benda di sekitarku dengan estetika dan fungsionalitas mereka masing-masing. Sekarang ini, bukan hanya karya sastra dan film yang aku puja-puja, tetapi juga seni rupa dan produk. Aku mulai merenungkan bagaimana bertalenta dan profesionalnya mereka, dan bahwa manusia banyak yang keren juga, ya, rupanya. (Lol, bisa-bisanya sist, 18 tahun hidup baru sadar.)
Mungkin aku begini karena merasa gak punya passion kali, ya.
Sebetulnya, aku sering merasa passion-ku adalah menulis, tetapi jika dipikir-pikir ulang, tulisanku jarang ada yang sefenomenal itu. Aku tidak lagi membuat cerita-cerita menarik, aku pun tidak pernah menang lomba menulis sebanyak apa pun itu yang aku ikuti (kecuali mungkin saat SD). Aku jadi agak malu karena sering memamerkan keaktifan menulisku pada Ibu namun tidak kunjung mendapat satu sertifikat pun. Juga, semakin ke sini, imajinasiku tidak sewarna-warni dulu.
Aku mulai tergebu-gebu menulis cerita saat kelas 2 SD. Novel pertamaku adalah sebuah buku tulis tipis merek Kiky yang bercerita tentang Lala si Koala dan teman-teman binatangnya (gambar koala dan tulisan “Lala” di sampulnya menginspirasiku). Dengan pensil tumpul yang menyedihkan, aku mengarang segala jenis cerita absurd--dari hari pertama Lala sekolah sampai si koala yang fobia jarum suntik--hingga ke halaman terakhirnya. Kelas 4 SD, cerita-ceritaku menjadi lebih masuk akal meski tetap liar. Aku pernah memungut begitu saja sampah spons di lantai sekolah dan memutuskan menjadikannya plot penting dalam salah satu cerpen misteriku. Aku tidak segan mengambil inspirasi dari merek-merek barang di sekitar, seperti speaker JBL! yang kujadikan singkatan dari tokoh utamaku yang Jago, Besar, Lincah (tmi: ia adalah seekor singa.) Menginjak usia remaja, kebanyakan tema ceritaku beralih menjadi percintaan. Memang sedikit membosankan, tapi setidaknya aku masih mampu mengarang sampai kalimat terakhir. Namun, setelah sibuk dengan dunia SMA, tak ada satu pun bohlam yang (ting!) bersinar di atas kepala. Aku pun tidak mampu lagi menyelesaikan ceritaku. Hal ini mungkin hasil perfeksionitas dan pemikiranku yang semakin rasional (otak dewasa memang tidak asyik). Jadi, kupikir, mungkinkah menulis telah berubah menjadi suatu passion yang kupaksakan? Yang menjadi jawaban penyelamat ketika orang lain bertanya, “what are you good at?”
Sedih sih kalau dipikir-pikir. Sejak aku masih sepolos air susu, setiap kali guru bertanya, “Kamu ingin menjadi apa?”, aku selalu menjawab (dengan malu-malu), “Penulis.” Tere Liye dan penulis-penulis hebat lainnya pun sering kupamerkan sebagai role models. Namun, rasanya mustahil menjawab hal semacam ini di masa sekarang. Aku tidak punya karya dan medali yang cukup untuk meyakinkan orang lain sekaligus diriku sendiri tentang masa depanku di bidang ini.
Separuh diriku begitu merindukan masa-masa liar itu. Karena jujur, aku masih sangat mencintai menulis. Seandainya diwajarkan, daripada merangkai hidup, aku lebih ingin merangkai kata. Aku bisa menghabiskan berjam-jam untuk membuat dan menyempurnakan tulisanku. Maka dari itu, aku sedang berusaha melancarkan imajinasiku yang sudah mampet dengan akun Tumblr kecil-kecilan ini. Meski belum mencapai level blog atau website, dengan kemampuan menulis yang masih segini-segini saja sepertinya ini keputusan yang pantas.
Aku belum membangun dunia baru lagi dalam tulisan-tulisanku sekarang. Kebanyakan dari mereka hanya bentuk pikiran sehari-hari. Akan tetapi, harapanku suatu saat nanti, aku dapat berkenalan dengan banyak manusia sekaligus koala baru. :)
(Kritik dan saran sangat dibutuhkan. Penulis sering overthinking kalau tulisannya terlalu bertele-tele.)
0 notes
Text
Gambar Anime: Tutorial Lengkap untuk Membuat Gambar Anime
BELITONGINFO - Gambar anime adalah salah satu jenis seni populer yang berasal dari Jepang. Anime adalah kata dalam bahasa Jepang yang mengacu pada animasi, sedangkan gambar anime adalah ilustrasi atau lukisan yang menggambarkan karakter anime dengan gaya khas Jepang. Gambar anime telah menjadi sangat populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan banyak orang yang tertarik untuk belajar cara membuat gambar anime. Kami akan memberikan tutorial lengkap tentang cara membuat gambar-anime. Kami akan membahas tentang bahan dan peralatan yang di butuhkan, teknik dasar menggambar anime, tips dan trik, serta contoh-contoh gambar anime yang dapat Anda tiru.
Mengenal Gambar Anime
Gambar anime memiliki ciri khas yang mudah di kenali, yaitu karakter yang di gambarkan dengan mata yang besar, rambut yang berwarna-warni, dan ekspresi yang sangat bervariasi. Selain itu, anime image juga sering di gambarkan dengan gaya yang sangat dinamis, sehingga memberikan kesan gerak dan kecepatan pada images tersebut. Gambar ini awalnya hanya di kenal di Jepang, tetapi seiring perkembangan waktu, image anime menjadi sangat populer di seluruh dunia, terutama di kalangan pecinta budaya pop Jepang atau otaku. Di Indonesia sendiri, anime telah menjadi bagian dari budaya populer dan banyak orang yang gemar menggambar karakter anime.
Bahan dan Peralatan yang Dibutuhkan untuk Membuat Gambar Anime
Sebelum mulai menggambar anime, ada beberapa bahan dan peralatan yang perlu Anda siapkan, di antaranya: - Kertas gambar: Pilih kertas yang memiliki ketebalan dan kehalusan yang baik agar hasil gambar Anda lebih rapi dan halus. - Pensil: Gunakan pensil dengan kekerasan yang berbeda-beda (misalnya HB, 2B, 4B) untuk menggambar garis dan bayangan. - Penghapus: Pilih penghapus yang mudah di hapus dan tidak meninggalkan bekas. - Spidol: Gunakan spidol berwarna untuk mewarnai gambar Anda. - Pensil warna: Pilih pensil warna yang berkualitas baik untuk memberikan warna yang lebih hidup pada gambar Anda. Baca Juga : Download Foto Instagram: Cara Mudah Mendapatkan Foto dari IG
Teknik Dasar Menggambar Anime
Berikut ini adalah beberapa teknik dasar dalam menggambar anime yang bisa anda gunakan: 1. Menentukan Pose dan Posisi Karakter Sebelum mulai menggambar, pertama-tama tentukan pose dan posisi karakter yang akan di gambar. Buatlah sketsa kasar dari karakter dan bentuk tubuhnya dengan pensil halus. 2. Menggambar Garis Dasar Setelah menentukan pose dan posisi karakter, mulailah menggambar garis dasar tubuh dengan pensil yang telah di sediakan. 3. Menggambar Rambut Setelah menggambar garis dasar tubuh, lanjutkan dengan menggambar rambut karakter. Pilihlah gaya rambut yang sesuai dengan karakter yang Anda inginkan dan pastikan untuk memberikan detail yang cukup agar rambut terlihat lebih hidup. 4. Menggambar Mata Mata adalah salah satu ciri khas dari images anime. Untuk menggambar mata, mulailah dengan menggambar lingkaran sebagai bentuk dasar mata, kemudian tambahkan detail seperti bulu mata, pupil, dan bayangan. 5. Menggambar Wajah Setelah menggambar mata, lanjutkan dengan menggambar wajah karakter. Perhatikan proporsi wajah dan pastikan untuk memberikan detail seperti hidung, bibir, dan telinga. 6. Menggambar Pakaian Setelah selesai menggambar wajah dan rambut, lanjutkan dengan menggambar pakaian karakter. Pilihlah gaya pakaian yang sesuai dengan karakter dan pastikan untuk memberikan detail seperti lipatan-lipatan pada pakaian. 7. Mewarnai Gambar Setelah selesai menggambar, jangan lupa untuk mewarnai gambar Anda. Pilihlah warna-warna yang sesuai dengan karakter dan pastikan untuk memberikan gradasi warna agar gambar terlihat lebih hidup. Baca Juga : Youtube MP4: Cara Mudah Mengunduh Video Youtube dalam Format MP4
Tips dan Trik untuk Membuat Gambar Anime yang Lebih Baik
Berikut adalah beberapa tips dan trik yang dapat membantu Anda membuat gambar anime yang lebih baik: - Praktek secara teratur: Semakin sering Anda menggambar, maka kemampuan Anda dalam menggambar akan semakin meningkat. - Perhatikan proporsi tubuh: Pastikan proporsi tubuh karakter Anda sesuai agar gambar terlihat lebih proporsional. - Belajar dari contoh-contoh gambar anime: Cari inspirasi dari contoh-contoh gambar animes yang ada di internet atau buku-buku tentang animes gambar. - Gunakan bayangan: Tambahkan bayangan pada gambar Anda agar terlihat lebih tiga dimensi. - Gunakan pensil dengan kekerasan yang berbeda-beda: Gunakan pensil dengan kekerasan yang berbeda-beda untuk memberikan efek bayangan dan gradasi warna pada gambar Anda. - Jangan terlalu sering menghapus: Terlalu sering menghapus dapat membuat kertas menjadi rusak dan mengurangi kualitas gambar Anda. - Perhatikan detail: Berikan detail pada setiap bagian gambar Anda agar terlihat lebih hidup dan menarik.
Contoh-contoh Gambar Anime untuk Ditiru
Berikut adalah beberapa contoh gambar anime yang dapat Anda tiru untuk meningkatkan kemampuan menggambar Anda: - Gambar anime karakter laki-laki dengan mata yang besar dan rambut berwarna hitam. - Gambar anime karakter perempuan dengan pakaian yang feminin dan rambut panjang. - Gambar anime karakter perempuan dengan mata yang menonjol dan rambut berwarna pink. Membuat gambar animes memang memerlukan ketekunan dan latihan yang cukup, tetapi dengan mengikuti teknik dasar dan tips dan trik yang telah kami berikan di atas, Anda dapat meningkatkan kemampuan menggambar Anda dalam waktu singkat. Ingat untuk selalu berlatih secara teratur dan berusaha untuk mencari inspirasi dari contoh-contoh image anime yang ada. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan eksperimen dengan gaya dan teknik yang berbeda-beda. Jangan Lewatkan : Google Coin: Masa Depan Mata Uang Digital?
FAQs (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
- Apa yang di butuhkan untuk membuat gambar anime? Untuk membuat gambar animes, Anda membutuhkan kertas, pensil, penghapus, dan pewarna (opsional). - Apa saja teknik dasar untuk menggambar anime? Teknik dasar untuk menggambar anime antara lain menggambar garis dasar tubuh, menggambar rambut, menggambar mata, menggambar wajah, menggambar pakaian, dan mewarnai gambar. - Apakah saya harus membeli alat-alat menggambar yang mahal untuk membuat gambar anime? Tidak perlu membeli alat-alat yang mahal untuk membuat gambar animes. Yang terpenting adalah kemampuan dan kreativitas Anda dalam menggambar. - Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menggambar anime saya? Anda dapat meningkatkan kemampuan menggambar anime Anda dengan berlatih secara teratur, mencari inspirasi dari contoh-contoh gambar anime's yang ada, dan mencoba teknik dan gaya yang berbeda-beda. - Apakah saya bisa menggambar anime meskipun saya tidak memiliki bakat dalam seni? Tentu saja! Membuat gambar animes adalah keterampilan yang dapat di pelajari dan dikuasai dengan latihan dan ketekunan. Ayo Yang Mau. Kepo Dengan. Perkembangan. Berita Terbaru , Berita Terkini , Berita Hari ini , Berita Teknologi , dan Berita Viral lainnya di belitonginfo.com Dapat Mengklick Link. Di. Bawah. Ini : Facebook (Dengan Kamu Mengklick. Link. ini. Kamu. Akan. Masuk. ke Facebooknya belitong Info) Ayo Klik Sekarang Juga Atau Kamu Juga Dapat Melihat Instagram , Twitter , Linkedin , Tumblr , Medium Kami atau bisa mengunjungi Google News Kami Kami Juga Ada Channel Youtube Untuk Melihat Berita kami Secara Visual Ayo Sekarang Juga Bergabung Bersama Kami. Read the full article
#anime#berita#caragambaranime#gambar#hiburan#lengkap#membuat#menggambaranime#terbaru#tutorial#tutorialmenggambar#untuk
0 notes
Photo
Gambar Lukisan Pensil Keren http://bit.ly/2wNWWkF
0 notes
Text
Dijamin Gambar Lukisan Ikan Terkeren
Gambar Lukisan Ikan Pensil,Gambar Lukisan Ikan Abstrak,Gambar Lukisan Ikan Dinding,Gambar Lukisan Ikan,Gambar Lukisan Ikan Cat Air Hubungi Wa +62 813-2000-8163
Kami Menyediakan Jasa Gambar Lukisan Ikan Untuk Anda Yang Ingin Ruangan Anda Menjadi Indah Dan Menakjubkan,Dalam Pengecatan Kami Selalu menggunakan Cat Air Khusus Agar Tekstur Lukisan Kami Akan Tetap Tahan Lama Dan Tahan Luntur
Spesifikasi:
-Kualitas Lukisan kami Terbukti Sangat Tinggi.
-Terbukti Tahan Lama Dan Awet.
-Dijamin Lukisan Kami Sudah Meneliti Hasil Kualitas Warna Lukisan,Pengepasan Pada Saat Pemasangan Bingkai Lukisan Kanvas.
-Memberikan Nuansa Aristik Pada Ruangan Anda -Dapat Memberikan Tampilan Cantik Ruangan Anda
Alamat Perusahaan:RADITYA DESIGNER ART.
Alamat: KOMPLEK BUKIT KENCANA III JL.SENTOSA RAYA BLOK D6 JATIMAKMUR PONDOK GEDE,BEKASI 171414
HUBUNGI:➷IBU DINI ANNGGRAENI
WA:+62813-2000-8163
LINK WEBSITE:
JAKARTATRICKART.COM
#gambar lukisan dekoratif#gambar lukisan di dinding#gambar lukisan dari pensil#gambar lukisan dua dimensi#gambar lukisan di kanvas#gambar lukisan crayon#gambar lukisan cat air sederhana#gambar lukisan cangkir#gambar lukisan cinta#gambar lukisan cat minyak
0 notes
Text
Museum Macan, Jakarta
Museum Macan adalah singkatan dari Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara. Terletak di Jakarta Barat, telah menjadi oasis bagi penggemar seni. Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 2017 dengan pameran perdananya yang sukses "Art Turns, World Turns: Menjelajahi Koleksi Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara".
Museum Macan adalah singkatan dari Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara. Terletak di Jakarta Barat, telah menjadi oasis bagi penggemar seni. Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 2017 dengan pameran perdananya yang sukses "Art Turns, World Turns: Menjelajahi Koleksi Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara".
Misi museum adalah menjadi panggung bagi seniman untuk memamerkan seni mereka ke khalayak global. Baik seniman aspirasi lokal dan internasional, di dalam dan di luar Indonesia akan memiliki kesempatan untuk dikuratori untuk karya mereka yang luar biasa dalam bidang seni kontemporer.
Pendidikan melalui seni, pertukaran budaya dan pengembangan profesional untuk para profesional seni yang berkembang adalah beberapa dukungan yang disesuaikan untuk komunitas seni Indonesia yang sedang tumbuh.
Dengan acara aktif dari program dan pameran khusus, Museum Macan memikat pengunjung di segala usia.
Didirikan di area seluas 4000 meter persegi, museum ini memberikan pengalaman yang nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjungnya.
The Floating Garden adalah ruang seni yang menarik yang didedikasikan untuk anak-anak, terletak di level M. Dibuat oleh seniman lokalEntangWiharso, ruang adalah sorotan dengan warna-warni akrilik dan pelat logam yang dibuat khusus, ditanam di meja bundar.
Anak-anak kemudian dapat meminta kertas untuk melacak tekstur logam yang timbul dengan pensil warna, dan membuat karya pribadi mereka sendiri! Dan orang dewasa dapat mencobanya juga untuk bersenang-senang!
Pameran Saat Ini: “Kehidupan adalah Jantung Pelangi” Yayoi Kusama
Yayoi Kusama adalah seorang seniman Jepang, seorang tokoh terkemuka dalam dunia seni kontemporer, yang terkenal karena jiwa psychedelic-nya yang eksentrik. Pameran ini dibuka pada 12 Mei dan akan ditutup pada 9 September 2018. Ini adalah pertama kalinya di Jakarta dan di Indonesia, untuk karya-karya artistik Yayoi Kusama yang akan dipamerkan dalam koleksi besar lebih dari 130 karya.
Museum Macan mengkurasi setiap tonggak penting sepanjang 70 tahun latihannya dan mengaturnya secara berurutan. Pastikan Anda memulai dengan membaca dinding biografinya untuk mengenalnya sebelum Anda melangkah ke dalam pekerjaan dan kekagumannya.
Lahir pada 1929, Yayoi Kusama menderita halusinasi sejak usia muda dan akhirnya menemukan seni sebagai cara untuk mengatasi kecemasan. Titik-titik dan pola dengan warna-warna cerah sering muncul di benaknya dan kemudian mengilhami detail seni yang memikat.
“Life is The Heart of a Rainbow” dilukiskan sebagai judul pameran ini. Ini adalah salah satu seri lukisan terbaru, bahwa ia telah bekerja untuk melengkapi koleksi "My Eternal Soul". Dimulai pada tahun 2009, kreasi koleksi masih berlangsung hingga hari ini dengan lebih dari 500 lukisan yang diproduksi.
Untuk memandu Anda, di sini adalah daftar sorotan unggulan yang harus Anda alami di Museum Macan segera!
Labu Raksasa Besar
Salah satu fitur yang paling menarik adalah labu raksasa dengan pola bintik-bintik kuning dan hitam yang cerah. Labu yang tampak seperti kartun akan menarik perhatian Anda, saat Anda melangkah di level M Museum Macan. Di belakang labu, Anda dapat melihat karya ikonik berikutnya yang akan membuat Anda merasa ceria dan bersemangat untuk menjelajahi lebih banyak.
Dots Obsesi
Dalam seni, persepsi adalah apa yang membuat setiap bagian menjadi pengalaman pribadi. Titik-titik Obsesi mungkin mengingatkan Anda tentang balon polkadot yang ceria, bola mainan yang hidup dalam ukuran raksasa atau hanya komposisi bentuk dan volume yang menarik.
Anda dapat memasukkan salah satu kubah bertitik dan diizinkan untuk mengambil gambar di dalam ruang cermin. Tetapi menjadi cepat, karena Anda hanya akan memiliki 30 detik untuk mengambil gambar di dalam!
Taman Narcissus
Ribuan bola perak mengkilap tersusun rapat dengan latar belakang besar Yayoi Kusama yang terletak di antara bola reflektif seperti cermin ini. Potongan ini awalnya ditampilkan dalam instalasi lanskap tidak resmi di Biennale Bienal ke-33 pada tahun 1966. Itu juga terinspirasi oleh sosok dalam mitologi Yunani, yang sangat tampan dan jatuh cinta dengan citranya sendiri, tercermin dari permukaan air.
Eksperimen di Jepang
Karya seni ini cukup menarik, dan lagi-lagi menantang persepsi Anda. Ini terinspirasi oleh karya-karya awal Yayoi, dengan cermat menggabungkan bentuk karakteristiknya dari polka dot, labu, dan bunga.
Dalam beberapa langkah dari titik ini, Anda dapat memasuki ruangan lain yang akan memberi Anda gambar Instagramable! Jangan lewatkan untuk melihat isi “The Spirits of The Pumpkins Turun Ke Surga”.
2 notes
·
View notes
Text
LAGI DISKON, SMS 0823-1637-6688 Harga Mural Cafe Dinding Jakarta Raditya Design Art
Raditya Design Art Adalah Perusahaan Yang Melayani Jasa Mural Cafe Dinding Jakarta, Kami Melayani:Mural Cafe Hitam Putih, Mural Cafe 3D Hubungi Ke No https://wa.me/6282316376688 Jika Berminat
Apa Itu Mural? Pengertian mural menurut bahasa yaitu mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Murus” yang berarti dinding. Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau media luas lainnya yang bersifat permanen.
Siapa Raditya Design Art? Raditya Design Art merupakan perusahaann yang bergerak dalam bidang dekorasi dan Karya seni Lukis, dengan pengalaman lebih dari 10 Tahun menjadi jasa penyedia layanan jasa lukis dan juga mural.
Kenapa Harus Raditya Design Art? -Karena Berpengalaman -Pengerjaan Cepat -Hemat Biaya -Kepuasan Konsumen -Hasil Maksimal -Pelaksana Handal
Bagaimana Kegunaan Memakai Jasa Mural Café? -Menarik para pengunjung untuk datang ke café -Meningkatkan keuntungan di bidang finansial -Selain menikmati suguhan café tersebut, pengunjung juga dapat menikmati mural / lukisan dinding tersebut .
Harga Jasa Mural Cafe Harga Mural Sekitaran 250.000 Dan Untuk Bulan Sekarang Diskon 20%
Dimana Lokasi Raditya Design Art Raditya Design Art Memiliki Lokasi atau toko offline di bekasi, Lebih tepatnya di Jl. Masjid Rw. Bacang, RT.08/RW.014, Jatirahayu, Kec. Pd. Melati, Kota Bks, Jawa Barat 17414. Jadi Bila ingin melihat langsung ke toko sangat bisa ya.
Cara Pembuatan Mural Café : -Dalam pembuatan mural café ini membutuhkan kira kira 1–3 hari agar terlihat sempurna , tapi bagi kalian yang sering / hobi melukis , mungkin dapat menyelesaikannya dalam waktu 1 hari . -Sebelum membuat mural café tersebut , anda harus memikirkan gambar mural tersebut , ide tersebut dapat menjadi daya Tarik pengunjung atau bias jadi sebaliknya .
Tahap Tahap pembuatan Mural Café : -Keadaan tembok/dinding harus bebas dari kotoran , agar hasil memuaskan -Pastikan keadaan tembok / dinding tersebut rata , maksudnya rata dinding tersebut tidak ada lubang , atau retakan sedikitpun , karena akan mempengaruhi hasilnya nanti . -Sebelum mulai membuat sketsa , ada baiknya meng — amplas tembok tersebut agar lebih halus , dan bebas dari tonjolan semen . -Bila semua persiapan telah selesai , buatlah sketsa pada tembok tersebut menggunakan pensil , karena bila ada kesalahan membuat sketsa , anda dapat menghapusnya dengan mudah . -Warnailah mural tersebut dengan warna yang tidak berantakan , maksudnya adalah dari beberapa warna tersebut masih saling menyambung dengan warna lainnya -Bila cat tersebut telah kering , anda dapat menambahkan cat tersebut agar terlihat lebih berwarna
0 notes
Text
Gambar Wallpaper
Apa itu gambar wallpaper?
Agar lebih mudah mencerna kalimat ini, maka Saya akan membaginya menjadi 2 kalimat. Kalimat pertama adalah “Gambar” dan kalimat kedua adalah “wallpaper”.
Apa itu GAMBAR? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata “Gambar” memiliki artian sebagai : Sebuah tiruan barang baik itu orang, tumbuhan, binatang dan sebagainya yang dibikin dengan menggunakan coretan pensil dan sebagainya pada medium kertas dan sebagainya. Kemudian KBBI memberi contoh jika gambar adalah sebuah Lukisan.
Apa itu WALLPAPER? Wallpaper adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa inggris. Kata “Wallpaper” memiliki artian sebagai : Kertas Dinding. Dalam fungsi maupun bentuknya, wallpaper dibedakan menjadi 2 jenis. Wallpaper untuk properti rumah dan wallpaper untuk menghiasi layar perangkat elektronik.
Namun ErwinTheDevil kali ini hanya membahas tentang wallpaper yang biasa dijumpai di perangkat elektronik.
Wallpaper Elektronik adalah sebuah gambar yang tidak nyata, dimana gambar tersebut tidak bisa Kamu pegang, dan hanya bisa melihatnya saja. Dan Wallpaper elektronik ini tersusun dari data-data atau kode kode komputer.
Sebelumnya blog ini juga telah membahas tentang perbedaan wallpaper portrait dan wallpaper landscape.
Jadi kesimpulan akhirnya adalah. Bahwa gambar wallpaper adalah sebuah gambar yang bisa dijadikan sebagai wallpaper untuk menghiasi/mempercantik/memperindah layar pada perangkat elektronik seperti pc dan handphone.
Untuk Kamu yang ingin cari wallpaper keren, wajib hukumnya untuk mencarinya di www.wallpaperkeren.net
0 notes
Text
Menemukan Harmoni Antara Seni dan Teknologi: Pameran Lukisan Teknologi AI Denny JA di International MLF
Pameran seni telah menjadi bagian penting dalam budaya dunia hari ini. Para seniman menciptakan karya seni yang memikat hati dan membantu mengungkapkan emosi dan gagasan yang sulit untuk digambarkan melalui kata-kata. Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, seni dan teknologi kini semakin saling melengkapi satu sama lain. Dalam sebuah pameran seni terbaru yang diadakan di bawah naungan International Media and Light Festival (MLF), seniman Indonesia, Denny JA, memamerkan karyanya yang menakjubkan yang dibuat menggunakan teknologi AI. Pameran seni Denny ja diadakan di Jakarta, Indonesia pada 12-16 Maret 2021. Pameran ini menampilkan 50 lukisan yang semuanya dibuat menggunakan teknologi AI. Teknologi AI memungkinkan seniman untuk membuat karya seni yang sebelumnya sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan dengan teknik tradisional seperti cat air, cat minyak, atau pensil warna. Lukisan-lukisan Denny JA menggabungkan teknologi canggih dengan seni rupa tradisional, menciptakan karya seni yang unik dan menakjubkan. Salah satu aspek menarik dari pameran ini adalah cara Denny ja menggunakan teknologi AI untuk membantu menciptakan karya seni yang seimbang dan harmonis. Sebelum menciptakan setiap lukisan, Denny JA memikirkan tema dan ide yang ingin ia ekspresikan. Kemudian, ia menggunakan teknologi AI untuk menghasilkan gambar digital yang mencoba menangkap tema dan ide itu dengan cara yang unik. Setelah memperoleh gambar yang diinginkan, Denny JA lalu melukis gambar digital tersebut di atas kanvas, menggunakan teknik tradisional seperti cat air dan cat minyak untuk menyelesaikan lukisan. Metode menciptakan seni dengan teknologi AI yang digunakan Denny JA juga memungkinkan pembuatannya lebih efektif. Sebagai contoh, untuk menciptakan detail yang sangat rumit dalam lukisan tradisional, seorang seniman mungkin perlu membutuhkan berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk menyelesaikannya. Namun, dengan menggunakan teknologi AI, Denny JA bisa menciptakan detail tersebut dengan cepat dan akurat. Ini memungkinkannya untuk menciptakan karya seni yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, teknologi AI juga memungkinkan Denny JA untuk melakukan eksplorasi dalam gaya dan teknik baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dalam lukisan dengan gaya abstrak, teknologi AI memungkinkannya untuk menciptakan pola dan garis-garis yang lebih rumit dan dinamis. Ini menciptakan ruang untuk eksperimen dan penciptaan karya seni yang lebih inovatif dan mencengangkan. Meskipun teknologi AI memainkan peran besar dalam pameran ini, Denny JA tetap meyakini pentingnya mempertahankan sentuhan manusia dalam proses kreatif. Meski menciptakan karya seni dengan teknologi AI mempercepat proses kreatif, Denny JA mengatakan bahwa seniman harus tetap mengambil kendali atas proses kreatif mereka dan memastikan bahwa mereka benar-benar merasa bahwa mereka memikat esensi ide yang ingin mereka ungkapkan dengan karyanya. Pameran seni Denny JA memberikan gambaran tentang bagaimana seni dan teknologi dapat saling melengkapi satu sama lain, menciptakan karya seni yang lebih efektif dan inovatif. Karya seni yang diciptakan oleh teknologi AI memungkinkan seniman untuk menciptakan karya seni yang lebih banyak dan lebih cepat, serta menciptakan ruang untuk eksperimen dan penciptaan karya seni yang lebih dinamis dan mencengangkan. Namun, dalam upaya menciptakan karya seni dengan teknologi AI, penting untuk mempertahankan sentuhan manusia dan memastikan bahwa seniman tetap mengambil kendali atas proses kreatif mereka. Dalam hal ini, karya seni yang diciptakan oleh Denny JA adalah contoh yang luar biasa tentang harmoni antara seni dan teknologi dan bagaimana kita dapat menggunakannya untuk menghasilkan karya yang lebih baik dan lebih menakjubkan di masa depan.
Cek Selengkapnya: Menemukan Harmoni Antara Seni dan Teknologi: Pameran Lukisan Teknologi AI Denny JA di International MLF
0 notes
Text
Cuplikan Novel Murakami, Killing Commendatore
(Terjemahan ini adalah versi kasar yang belum melalui proses edit serius)
Prolog Bab 1, Gagasan Membuat Sesuatu Terlihat
Suatu hari ketika aku bangun tidur siang, lelaki tak berwajah itu ada di dekatku. Dia duduk di kursi di samping sofa tempatku tidur, menatap lurus ke arahku dengan sepasang mata imajiner di wajahnya yang tidak ada.
Pria itu tinggi, dan berpakaian sama seperti ketika aku melihatnya terakhir kali. Wajahnya-yang-sebenarnya-bukan-wajah itu setengah tersembunyi di balik tepi topi hitam lebar, dan dia memakai mantel panjang yang sama gelapnya.
“Aku datang ke sini supaya kau bisa melukisku,” kata pria tak berwajah itu, setelah dia memastikan aku benar-benar terjaga. Suaranya rendah, tanpa nada, datar. “Kau berjanji akan melakukannya. Ingat?”
“Ya aku ingat. Tapi aku tidak bisa melukis karena aku tidak punya kanvas satu pun,” balasku. Suaraku juga tanpa nada dan datar. “Jadi untuk menebusnya aku memberimu hiasan penguin. ”
“Ya, akan kuambil,” katanya, dan mengulurkan tangan kanannya. Di tangannya — yang sangat panjang — dia menggenggam sebuah hiasan penguin plastik kecil, jenis yang sering kau lihat tergantung di tali ponsel sebagai jimat keberuntungan. Dia menjatuhkannya di atas meja kaca, di mana hiasan penguin itu mendarat dengan suara kecil.
“Aku kembalikan. Kau mungkin lebih membutuhkannya. Hiasan penguin kecil ini nantinya berguna sebagai jimat yang dapat melindungi orang-orang yang kau cintai. Sebagai gantinya, aku mau dilukis olehmu.”
Aku bingung. “Okelah kalau itu maumu, tapi aku belum pernah melukis potrait seseorang tanpa wajah.”
Tenggorokanku terasa kering.
“Dari yang kudengar, kau seniman potrait yang luar biasa. Dan selalu ada awal untuk segalanya,” kata pria tak berwajah itu. Lalu dia tertawa. Setidaknya, aku pikir dia melakukannya. Suara seperti tawa itu terdengar mirip hembusan angin sepoi-sepoi yang bertiup dari dalam gua.
Dia melepas topi yang menyembunyikan setengah dari wajahnya. Posisi di mana wajah seharusnya ada, tidak ada apa-apa, hanya pusaran lambat dari kabut.
Aku berdiri dan mengambil buku sketsa dan pensil gambar dari studio. Aku duduk kembali di sofa, siap untuk menggambar potrait pria tanpa wajah itu. Tetapi aku tidak tahu harus mulai dari mana, atau bagaimana memulainya. Hanya ada kekosongan, dan bagaimana seharusnya memberi bentuk pada sesuatu yang tidak ada? Dan kabut susu yang mengelilingi kekosongan itu terus berubah bentuk.
“Lebih baik kau cepat-cepat,” kata pria tak berwajah itu. “Aku tidak bisa berada di sini lebih lama.”
Jantungku berdetak kencang. Aku tidak punya banyak waktu. Aku harus bergegas. Tapi jari-jariku yang memegang pensil lansung menggantung di udara, tidak bergerak. Seolah-olah semua dari pergelangan tanganku sampai ke ujung jariku mati rasa. Ada beberapa orang yang harus aku lindungi, dan yang bisa aku lakukan hanyalah menggambar. Meski begitu, tidak mungkin aku bisa menggambarnya. Aku menatap kabut yang berputar. “Maaf, tapi waktumu habis,” kata pria tanpa wajah itu beberapa saat kemudian. Dari mulut di wajahnya yang tidak ada, dia menghela napas dalam-dalam, seperti kabut tipis melayang di atas sungai.
“Tunggu. Tinggal sedikit lagi — “
Pria itu mengenakan topi hitamnya kembali, sekali lagi menyembunyikan setengah dari wajahnya.
“Suatu hari aku akan mengunjungimu lagi. Mungkin saat itu kau akan dapat menggambarku.
Sampai saat itu, aku akan menyimpan jimat penguin ini. ”
Lalu dia pergi. Seperti kabut yang tiba-tiba tertiup angin sepoi-sepoi, dia menghilang bersama udara. Yang tersisa hanyalah kursi dan meja kaca yang kosong. Hiasan penguin sudah tidak ada di atas meja.
Semua itu seperti mimpi singkat. Tetapi aku tahu betul bahwa itu nyata. Jika itu adalah mimpi, maka dunia yang aku tinggali barangkali semuanya juga mimpi.
Mungkin suatu hari nanti aku bisa melukis potrait ketiadaan. Seperti pelukis lain bisa menyelesaikan lukisan berjudul Killing Commendatore. Tetapi untuk melakukannya aku perlu waktu untuk sampai ke titik itu. Waktunya akan tiba.
Bersambung …
*Catatan: cuplikan ini diterjemahkan dari novel panjang terbaru Murakami, Kishidanco goroshi (Killing Commendatore).
Sumber gambar: https://ar.pinterest.com/pin/687995280560831389/
0 notes
Text
Lukisan Konstantinopel di Pameran Lukisan “Obor”
Kala saya pertama menapakkan kaki ke area yang penuh dengan kanvas berbalut warna-warni goresan itu, saya menyadari adanya sebuah seni yang dipajang anggun di tengah-tengah keramaian itu. Seni itu tertancap di antara kanvas-kanvas lain yang berwarna meriah sedang seni itu sendiri hanya monokrom. Namun di dalam peripheral saya, seni itu memiliki jutaan warna yang mengalahkan seni-seni lain.
Lukisan itu diberi nama “Konstantinopel”.
Lukisan itu mencakup hal-hal yang dapat memancarkan keindahan Konstantinopel. Diambil dari sudut yang membuatnya seolah tinggi, jauh di atas bumi. Mungkin suasana alam yang saya gambarkan dalam kepala saya tidak tepat dengan pandangan pelukisnya, atau mungkin pandangan sesungguhnya. Namun ketika saya melihatnya saya yakin saya sedang hidup dan bernapas bersama dengan rakyat-rakyat kekaisaran romawi.
Dari satu potret hitam-putih ini saya juga dapat menatap tragedinya. 6 April 1453, ketika kekaisaran Romawi Timur dikuasai oleh Turki yang berakhir pada jatuhnya Konstantinopel. Tragedi yang melahirkan era Kolonialisme dan Imperialisme negara-negara Barat.
Dari sisi sejarah memang tidak banyak yang diceritakan tentang peristiwa ini. Saya adalah penggemar sejarah-sejarah eropa, mulai dari terbentuknya kerajaan Roma hingga berakhirnya perang dunia ke-2. Melihat gambaran utuh dari Konstantinopel, jauh kembali ke masa keagungannya, saya merasa terperangkap di dalamnya.
Gambaran yang membuat saya bertanya-tanya, apakah akan ada yang berbeda apabila kerajaan itu tidak pernah diambil alih oleh kerajaan Turki. Apa yang akan berubah apabila kota yang didirikan di situs Bizantium itu tidak diblokade jalur perdagangannya. Apa yang akan dialami negara-negara yang dijajah apabila negara-negara yang menjajah mereka tidak berlayar dan menemukan mereka dari akses perairan.
Semua hal yang saya ceritakan dalam paragraf-paragraf ini terdengar kompleks, walau dalam kenyataannya semua bayangan ini terlintas ke dalam halaman otak saya dalam kurun waktu yang kurang dari satu menit dari titik saya berdiri hingga saya berdiri tepat di depan lukisan ini.
Beberapa orang mungkin akan kontra dengan pendapat saya bahwa lukisan yang dikerjakan dengan drawing pen ini saya sebut seni; karena beberapa elitis seni ber-ego tinggi akan berkomentar tentang bagaimana sesuatu yang semacam ini belum bisa disebut ‘seni’.
Tapi ini adalah ocehan mengenai pendapat saya yang seharusnya mengapresiasi seni bernamakan “Konstantinopel”, maka saya akan memujanya.
Saya penggemar sejarah, namun saya juga penggemar seni dalam bentuk apapun. Saya sendiri telah menekuni dunia seni lukis pemula selama yang saya ingat. Diantara seni lukis dan seni sketsa saya lebih menyukai sketsa. Entah apa alasannya, mungkin karena kebelum-berlanjutan dari seni itu memberikan lokasi untuk imajinasi orang yang melihatnya.
Saya mengenal penggunaan pensil dan pena gambar. Saya lebih sering menggunakan kedua benda itu dibandingkan kuas cat atau alat-alat memahat. Saya cukup puas hanya dengan goresan-goresan ringan yang dihasilkan kedua benda itu. Simpelnya lagi, kedua benda itu mudah ditemukan di toko alat tulis manapun.
Jadi, ketika saya melihat benda yang kerap saya gunakan berseni itu dijadikan alat yang pada akhirnya membuahkan sebuah mahakarya seperti itu, saya merasa ada sentuhan familier. Saya merasa mengenal lukisan itu dari sisi personal dan khusus, walau kenyataannya perbedaan level saya dengan level permata monokrom itu tidak bisa dihitung.
Saya yang biasa menggunakan drawing pen sebagai alat untuk bersketsa ringan merasa dihadapkan dengan dimensi baru; terasa asing namun kedekatannya tidak dapat kamu acuhkan. Saya bukan malu, atau merendahkan diri saya; bahkan saya sendiri tahu dimana kaki saya berpijak. Saya merasa menemukan seorang muse.
Saya sendiri bukan orang yang memiliki kadar kesabaran atau ketelatenan tinggi. Saya puas hanya dengan detail gamblang atau simpel yang dari kejauhan akan terlihat kompleks dan akan berkurang detailnya semakin kamu menelitinya lebih dekat.
Tapi lukisan ini sepertinya mengubah sudut pandang saya.
Lukisan ini indah mau dilihat dari sudut pandang mana pun. Semakin kamu teliti, semakin terseretlah kamu dalam betapa realistis namun juga sureal perasaan yang ditimbulkan oleh potret ini. Saya dan teman saya yang tidak berhenti menatap lukisan ini setuju bahwa lukisan ini punya sesuatu yang jarang kamu temukan di kebanyakan lukisan; baik monokrom ataupun berwarna.
Ketika saya mendekat, berniat untuk mencari celah dimana lukisan ini akan berhenti memberikan detailnya, saya menemukan diri saya masuk menyelusuri lekukan-lekukan bangunan megah itu. Betapa saya ingin menggolongkan lukisan yang jelas-jelas realistis ini ke dalam kategori surealisme.
Ada saat singkat dimana kamu teralihkan dari alam lukisan dan kamu dapat melihat setiap lekuk dan bayangan yang dibuat nyata oleh pelukisnya. Seolah semua goresannya adalah kecocokan alamiah yang memang dimiliki bangunan itu. Dan disini saya tidak mengkaitkannya dengan teknik memberi arsiran bayangan atau apapun, walau terdengar seperti itu. Yang saya bicarakan adalah ketepatan cahaya belaka.
Bangunan milik kekaisaran Romawi ini mungkin akan terlihat lebih menarik dan agung di sini dibandingkan di dunia nyata tempat bangunan itu semestinya ada. Pendewaan sebuah bangunan, Konstantinopel dibuat seolah bangunan itu memang bukan dari tanah bumi. Di benak saya hanya tertancap sebuah keyakinan bahwa, ya, memang di sanalah Konstantinopel berada. Sepatutnya berdiri jauh dari kotornya dunia.
Walau gambar itu dilukiskan dari satu sisi, namun itu tidak menghambat saya untuk menelusuk dan menikmati indahnya pemandangan dari sudut-sudut lain bangunan ini yang bahkan tidak ditorehkan oleh si pelukis. Membuat saya beranggapan bahwa saya tahu persis bangunan yang saya telusuri ini. Mungkin si pelukis hanya ingin menyuguhkan sensasi sisi depan bangunan ini, mungkin si pelukis hanya ingin menyuguhkan sebagian dari keindahan yang dapat kamu resap dari keadaan di sana, mungkin si pelukis hanya ingin kamu menikmati keagungan kekaisaran ini, atau yang lainnya. Dan sesungguhnya pelukis itu berhasil memberikan semua kesan yang diinginkan dari orang yang melihat lukisannya.
Saya tidak begitu setuju dengan bagaimana orang berkata “Seni yang indah adalah seni yang dapat membuatmu meneteskan air mata” karena saya tidak menangis ketika mata saya menggambarkan keseluruhan dari kanvas itu. Mungkin faktor dimana saya bukan tipe orang yang dramatis mengambil peran, namun saya yakin teman saya setuju.
Saya tidak merasakan kesedihan karena betapa outstanding lukisan ini. Saya juga tidak menangis karena betapa saya menyayangkan terjadinya tragedi itu.
Saya merasakan rindu. Rindu yang berkecamuk di dalam dada saya ketika mata saya menyusuri detail-detail lukisan itu.
Hingga sekarang ketika saya mengingat-ingat kembali rasa rindu itu, saya masih tetap tidak bisa menjelaskan. Tentang apa yang sebenarnya membuat saya rindu, alasan mengapa saya merasa seperti melihat ketiadaan. Yang saya yakini adalah bahwa sebagian dari rindu itu masih beralaskan fakta bahwa kamu tidak akan lagi berjumpa dengan keindahan mistis yang ditorehkan dalam dunia kecil berbentuk persegi panjang 105x75 centimeter ini.
Bahwa bangunan itu hanya akan dikenang sebagai sejarah kecil terjadinya kolonialisme.
Jujur, saya sempat bekeliling melihat lukisan-lukisan lain. Lukisan berwarna, penuh dengan kebahagiaan senja dan fajar, lukisan yang menggambarkan isi hatimu dengan setepatnya, bahkan lukisan yang menggambarkan betapa ironisnya dunia yang kamu jadikan tempat bernaung ini. Saya sempat terdiam mengagumi keindahan paduan warna lukisan lain tentang laut, betapa saya ingin mengarunginya hingga garis temu antara langit yang bertemu dengan laut tak lagi terlihat di mata. Saya pun sempat tercengang menatap lukisan realisme dengan detail simpel yang berlokasikan di perempatan Masjid Agung karena, astaga, saya tidak mengira ini adalah sebuah bagian dari kota nyata.
Namun bahkan setelah semua itu, pada akhirnya saya akan tetap kembali kepada satu lukisan berperasaan rumit dengan kilau sendunya. Kilau yang akan tetap saya rasakan bahkan setelah saya menginjakkan kaki keluar dari area pameran itu. Kilau yang menghantui hati saya pada malam ketika saya mengetik paragraf ini.
Saya menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam mencari-cari kata yang tepat untuk menggambarkan keganjilan yang saya rasakan di kamus besar bahasa indonesia. Konklusi saya dari pencarian itu sepertinya bahwa bahasa indonesia kurang luas untuk memberikan arti jelas untuk gambaran yang saya tuai.
Saya berakhir dengan menempatkan lukisan itu pada bagian surealisme, dan tidak akan ada yang bisa mengubah pikiran saya.
Ketika saya mengetik ini saya juga tidak memainkan lagu dengan suasana yang bisa menggambarkan lukisan ini. Bahkan saya malah menaruh lagu dengan suasana yang bertolak-belakang dengan lukisan ini. Nyatanya suasana apapun tidak akan mempan untuk membujuk saya mengambil maksud lain dari lukisan itu.
Saya memainkan lagu dengan nuansa romantis yang sama sekali tidak melankolis. Saya mendengarkan lirik yang berkisah tentang suatu harapan tinggi atau ekspetasi akan dirimu sendiri. Semua itu tidak menghapus rasa rindu atau rasa tidak tergambarkan yang semula diberikan oleh gambaran monokrom itu.
Malahan sepertinya lukisan itu seolah membuat irama-irama berantakan mengikuti aliran kelabunya.
Ketika saya mengamati foto saya bersama dengan lukisan ini saya terdiam untuk beberapa menit. Bukan karena saya terlihat aneh atau apa, melainkan karena betapa kontrasnya dunia sekitar, termasuk diri saya, bila dibandingkan dengan lukisan itu.
Keceriaan dan taburan macam-macam warna yang mewarnai dunia sekitar tidak mengotori kerapian hitam-putih dari lukisan itu.
Apabila dimensi lain yang berbatasan dengan ruang dan waktu dimana foto itu diambil, saya yakin potret itu adalah contoh yang tepat. Tidak dengan blackhole atau wormhole, hanya berlandaskan potret itu.
Salahkah saya jika saya bersekukuh menggolongkan lukisan ini pada bagian surealisme? Saya rasa sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dalam kata-kata ini akan tepat jika saya anggap seperti itu. Sedang realisme adalah tentang betapa cocoknya lukisan itu dengan dunia, dan lukisan itu sama sekali bukan tentang itu.
Saya akan segera kehabisan kata apabila seseorang bertanya “apa pendapatmu tentang lukisan ini” akan tetapi saya tidak akan berhenti berbicara bila seseorang bertanya “bagaimana perasaanmu tentang lukisan ini”.
Saya berniat mampir ke pameran itu sekali lagi, kali ini hanya demi lukisan itu. Mungkin ketika pameran itu selesai, saya harap saya dapat bertemu dengan lukisan itu lagi. Tidak dalam ponsel, atau media lainnya. Secara langsung. Hanya untuk mengagumi perasaan yang dihadirkannya.
--01-02-20, Saturday--
#apresiasi#apresiasi lukisan#indonesia#pameran#konstantinopel#seni#karyaanakbangsa#karyaseni#lukisan
1 note
·
View note
Text
Basic for healing
I begin again to colouring my life after i lose
Well it's been a long long long lonnnnggggg time ago setelah aku kehilangan draf skets ku. Yhaaa.... cuman beberapa kertas hvs yg ada coretan pensil HB & 2B dari tangan ngawur ku yg ku kumpulin di stopmap.
Mungkin orang lain ngelihat itu kaya sampah tapi asli itu gambar gambar bikinan ku yg udah susah payah ku buat pas aku masi SMP.
Dannn stopmap itu ilang pas aku SMA saat aku pengen bikin gambar lagi. Sedih bgt rasanya.
Sebagian besar gambar itu aku bikin pake perasaan dan dgn mood yg baik *elahhhh sa ae
Well aku masi berharap ada lukisan ku atau gambar yg masih dipajang entah di galeri sekolah ku atau entah dmn asal ga jd ganjel jendela aja :')
Sapa tau.....
0 notes
Text
7 DIY Dekorasi Dinding Rumah yang Dapat Ganti Situasi Rumahmu Jadi Lebih Nyaman
Sesudah melalui penatnya kegiatan seharian, rumah jadi tempat berlabuh paling akhir buat tiap orang untuk melepas kelelahannya. Tidak hanya jadi tempat beristirahat, rumah dipandang seperti tempat yang paling nyaman untuk bercengkerama dengan keluarga. jual lukisan online bisa menjadi solusi untuk kamu.
Karena itu, rumah yang rapi dan bersih jadi satu diantara unsur yang dapat meningkatkan kenyamanan di rumah tersebut. Kadang, walaupun rumah telah teratur bersih dan rapi, kamu masih tetap merasakan ada suatu yang kurang dari rumahmu. Jika kamu rasakan hal itu, itu pertanda kamu butuh mengendalikan lagi dekorasi di rumah agar dapat meningkatkan mood atau kenyamanannya.
Ada beberapa langkah yang bisa dikerjakan, seperti mengecat lagi semua ruang, mengendalikan lagi tempat perlengkapan rumah, atau kamu dapat memberikan tambahan ornamen-ornamen pada dinding agar ada situasi baru. Pilihan yang paling akhir barusan dapat jadi satu diantara pilihan yang asyik, sebab kamu dapat memberikan tambahan ornament sesuai dengan hasrat keluargamu.
Untuk memberikan tambahan ornament dinding, kamu dapat dengan gampang membelinya di toko perlengkapan rumah, pusat belanja, atau dapat didapat dengan online. Tetapi, ada satu langkah yang lebih asyik dari sebatas beli, yakni kamu dapat membuat sendiri serta mengerjakannya bersama dengan keluargamu diakhir minggu.
Tersebut ada banyak panduan serta referensi ornament atau dekorasi dinding yang dapat kamu bikin sendiri di dalam rumah!
1. Talenan dapat jadikan hiasan lho! Kamu dapat jadikan talenan yang tidak terpakai jadi satu hiasan dinding yang unik. Triknya ialah kamu gambar talenan itu dengan beberapa warna yang menonjol serta dengan bentuk-bentuk yang sesuai seleramu.
Beberapa bahan yang kamu perlukan cuma talenan sisa, cat kayu, serta koas. Talenan ini dapat kamu terapkan pada dinding, selanjutnya kamu susun secara baik agar dapat kelihatan lebih estetik.
2. Wadah telur yang jadikan hiasan pada frame cermin Bila kamu temukan sisa wadah telur di rumahmu, jangan keburu dibuang ya! Kamu dapat berkreasi dengan benda yang tetap dibuang bila tidak terpakai ini. Triknya, kamu dapat membuat hiasan untuk frame cermin dari benda ini.
Beberapa bahan yang kamu perlukan cuma wadah telur yang tidak terpakai, cutter, dan lem. Langkah membuat benar-benar gampang nyatanya, pertama kamu pisahkan beberapa bagian yang ada jadi satu satuan-satuan kecil. Selanjutnya kamu bentuk jadi bunga. Kelopak bunga dapat tercipta dari tumpukkan wadah telur yang telah dipisah barusan. Satu kelopak bunga tercipta dari gabungan yang terbesar sampai yang paling kecil.
Sesudah tercipta bunga, kamu dapat terapkan bunga-bunga itu dengan tempelkan ke bagian cermin yang ingin kamu hias. Jadilah bentuk baru dari cermin lamamu.
3. Memberikan sentuhan warna pada dinding memakai spons bersihkan piring Untuk yang satu ini kemungkinan yang termudah untuk kamu kerjakan dengan buah hati. Kamu perlu spons bersihkan piring serta cat dinding. Kamu dapat memakai lebih dari satu warna cat. Triknya benar-benar gampang, kamu cuma terapkan cat itu dengan spons, selanjutnya kamu lekatkan spons yang telah tertempel cat ke dinding rumah.
Kelak akan ada struktur yang unik dari spons itu. Tetapi, sebelum kamu mengimplementasikan cat ke dinding, kamu harus pikirkan ide. Ide apa yang akan kamu bikin agar nanti dapat membuat satu bentuk yang unik. Jadi tidak kelihatan sembarangan.
4. Papan kayu sisa jangan selekasnya dibuang! Ini benar-benar gampang! Kamu perlu papan sisa serta tali goni ukuran besar. Hiasan ini dapat dipakai untuk meletakan hiasan-hiasan kecil atau pot bunga. Dapat kamu tempatkan pada dinding rumah sisi luar.
Triknya gampang, pertama kamu bentuk papan sesuai dengan keinginanmu, lalu buat lubang di ujung-ujung papan. Selanjutnya, kamu cat papan itu seirama dengan warna dinding yang akan diterapkan. Bila, cat telah kering, kamu dapat teruskan dengan menempatkan tali goni agar dapat digantung pada dinding.
5. Ranting kayu dapat juga jadi suatu yang unik Ranting kayu yang telah jatuh ke tanah pasti selekasnya dibuang jadi sampah, atau dibakar. Nyatanya, ranting kayu dapat jadikan ornament dinding yang unik. Beberapa bahan yang diperlukan cuma ranting kayu, kertas, pensil, cat, koas, serta lem dinding.
Hal pertama yang kamu kerjakan ialah, mencari beberapa ranting kayu yang mempunyai ukuran yang hampir serupa. Ukuran ranting bisa memastikan bentuk serta nilai estetikanya. Kemudian, kamu tetapkan ingin membuat bentuk seperti apa. Selanjutnya, kamu gambar bentuk yang ingin dibikin di atas kertas. Lalu kamu susun serta cocokkan ukuran ranting dengan bentuk yang berada di kertas.
Seterusnya, bila telah tersusun, kamu dapat lekatkan ranting-ranting itu dengan lem. Lalu, kamu dapat mewarnai pada ranting itu. Kamu dapat membuat dampak gradasi dengan memakai beberapa warna yang seirama. Dampak ini dapat meningkatkan kesan-kesan menegangkan pada ornament ini.
6. Sisa gulungan tisu jadi suatu yang berestetika Pilihan lain yang seringkali kita dapatkan di rumah, yakni sisa gulungan tisu. Sisi dalam tisu gulung yang mempunyai struktur keras dapat kita pakai jadi ornament dinding. Triknya dengan menyatukan beberapa gulungan tisu sampai membuat satu bentuk baru yang kita kehendaki.
Kita dapat tempelkan gulungan tisu itu dengan lem. Tetapi, jika kamu ingin memperoleh hasil yang lebih unik, kamu dapat mewarnai pada gulungan tisu itu sebelum dipadukan atau ditempel.
Sesudah gulungan tisu telah membuat satu bentuk baru, baru kamu dapat tempatkan pada dinding rumah memakai paku jadi pengait ke gulungan tisunya.
7. Kamu dapat buat jendela tanpa ada kusen serta kaca! Ada panduan yang paling akhir untuk kamu yang ingin membuat jendela baru tanpa ada merusak tembok, dan tanpa ada memerlukan kusen serta kaca. Triknya ialah kamu hiasi tembokmu dengan melukis bentuk jendela pada dinding tembok itu.
Kamu dapat melukis sesuai dengan seleramu. Mencari bentuk-bentuk jendela yang unik untuk diterapkan di tembok kamu. Kamu cuma perlu cat, koas, penggaris serta pensil. Sebelum kamu mewarnai, kamu bikin dahulu alurnya ya!
Itu ia beberapa ide serta panduan untuk merubah situasi rumahmu dengan DIY hiasan dinding. Tidak hanya membuat situasi rumah jadi lebih nyaman, kamu dapat juga manfaatkan peristiwa ini dengan keluargamu.
0 notes