#talenta
Explore tagged Tumblr posts
Text
Komitmen
Photo by Cytonn Photography on Unsplash
Saya tidak tahu apakah pembaca sekalian pernah mengalami kondisi dimana tekanan dalam pekerjaan seakan bertubi-tubi dan kondisi kantor sepertinya sedang tidak baik-baik saja, tetapi opsi untuk meninggalkan pekerjaan menjadi opsi paling terakhir karena kita memiliki "Komitmen" dengan klien atau user atau dengan pekerjaan itu sendiri, melalui tulisan saya kali ini saya ingin sedikit membahas komitmen. Kalau dalam tulisan sebelumnya saya mereview buku tentang marketing, di buku tersebut disebutkan bahwa suatu brand adalah janji, saya ingin mengubah sedikit konteksnya dalam tulisan kali ini, diri kita adalah janji atau komitmen. Mungkin kita pernah mendengar jangan terlalu loyal terhadap perusahaan, loyal lah terhadap pekerjaan kita, disini terlihat ada dua hal yang sepertinya sama, tetapi sebenarnya berbeda, perusahaan adalah tempat bernaung, pekerjaan adalah hasil karya kita, sebagai individu kita bisa terus berpindah tempat, tetapi diri kita inilah komitmen atau janji yang kita tawarkan ke perusahaan tempat kita bernaung ataupun klien atau user kita, sebagai jaminan bahwa pekerjaan kita akan ter-deliver dengan standard yang sudah disepakati (saya tidak bisa bilang standard tinggi, karena kan setiap orang dan perusahaan punya standard yang berbeda).
Berbicara tentang janji atau komitmen ini sendiri, kalau konteksnya adalah diri kita sendiri, sering, berjalannya waktu dan durasi kita bekerja di suatu tempat, membuat janji atau komitmen ini pudar, karena ada banyak pengaruh dari luar yang membuat kita menjadi kurang puas dengan apa yang kita dapatkan dan memudarkan "Komitmen" yang sudah kita tawarkan di waktu awal kita mendapatkan pekerjaan tersebut. Sering setelah berjalan beberapa tahun, karyawan senior iri melihat karyawan yang baru mendapatkan kompensasi yang lebih baik atau fasilitas yang lebih baik atau posisi yang lebih baik, tapi kita sering lupa apakah "Komitmen" yang kita berikan di awal tadi masih kita berikan sesuai perjanjian awal atau tidak? Kalau orang baru join perusahaan pasti semangatnya menggebu-gebu untuk bisa show off segala hal yang kita tawarkan pada saat proses rekrutmen, namun ketika hasil yang kita "Janjikan" tidak terdeliver dengan baik, kita tidak pernah mau terbuka dengan ide baru atau tidak pernah mau belajar, siapapun pemberi kerja kita pasti akan mempertanyakan, dan jangan berharap kita bisa mendapatkan imbalan yang kita inginkan, misal Promosi jabatan, Deal-deal besar ataupun berbagai macam kesempatan yang lainnya.
Sehingga apabila saat ini kita sedang mengalami stuck dalam posisi kita, entah bisnis tidak berjalan dengan baik, karir begini-begini saja, mungkin saat ini kita perlu melakukan refleksi, apakah ada komitmen kita yang belum berhasil terdeliver atau terlaksana dengan sebagaimana mestinya? Karena seperti suatu brand memiliki janji dibelakangnya, diri kita juga memiliki janji atau komitmen yang diharapkan dari orang lain untuk memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh orang lain, sehingga ketika kita gagal memenuhi komitmen tersebut, orang lain biasanya akan menjadi ragu untuk memberikan hal lain yang lebih besar. Seperti ada kisah mengenai talenta (kalau teman-teman tahu bisa mengikuti saja ya), Alkisah ada seorang saudagar kaya yang ingin menitipkan harta yang dimilikinya ke 3 orang kepercayaannya, karena dia mau pergi ke tempat yang jauh, yang pertama dapat 5 talenta (Talenta disini diceritakan sebagai Mata uang), kedua dapat 2 talenta dan yang ketiga mendapatkan 1 talenta, kemudian si Saudagar pergi. Sekembalinya, si Saudagar mengumpulkan kembali ketiga orang tersebut, yang pertama berhasil memutar uangnya dari 5 menjadi 10, yang kedua berhasil memutar 2 talenta menjadi 4, namun yang terakhir, dengan berbagai alasan, menyalahkan keadaan lah, menyalahkan si tuannya lah, dia mengembalikan talentanya secara utuh sebanyak 1 talenta saja, akhirnya si Saudagar murka terhadap si orang ketiga karena dia malas dan menyianyiakan kesempatan yang diberikan, dan memberikan berbagai macam tanggung jawab yang lebih besar kepada kedua orang sebelumnya. Dari kisah tersebut, kita bisa melihat, bahwa kita tidak bisa menyalahkan keadaan kalau saat ini kita stuck di keadaan yang kurang menyenangkan, jikalau kita stuck, kita harus refleksi, apakah selama ini kita sudah memberikan hasil sesuai dengan komitmen kita ? Jikalau belum, saatnya bagi kita untuk memperbaiki diri kita. Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita bersama, semoga Bermanfaat!
#komitmen#renungan#pengembangan diri#tips#kehidupan#janji#branding diri#karir#bisnis#talenta#refleksi
0 notes
Text
I love movies! I love horror! I love thrillers!
1 note
·
View note
Text
Tentang passion.....
Sebagai seseorang yang tak begitu menganggap passion sesuatu yang penting dalam hidup (at least not anymore), serial Netflix Next in Fashion telah memutarbalikkan pandangan itu hampir 180 derajat. Ternyata, ketika manusia berhasil menguasai suatu bidang dan mencintainya dengan sepenuh hati, hal itu bisa menjadi roda penggerak hidupnya sampai akhir hayat. Orang-orang ini, desainer-desainer bertalenta ini, woah... Akalku betulan tidak nyampe memikirkan betapa luasnya keterampilan mereka. (I mean, menjahit bolongan di celana saja aku payah). Bukan hanya profesionalitas, antusiasme mereka pun tumpah-tumpah. Mereka selalu berusaha mengekspresikan diri dalam setiap inci kain yang terjahit satu sama lain. Self-expression memang kesamaan yang paling menonjol pada setiap karya seni buatan manusia. Mau itu fashion, musik, lukisan, sampai kerajinan tradisional, bentuk finalnya adalah hasil imajinasi, pandangan hidup, sampai pengalaman pribadi para penciptanya. (Kadang diri ini iri dengan mereka yang terlahir dengan bakat seni.)
Gara-gara serial itu, aku mulai memikirkan pencipta-pencipta di balik segala macam benda di sekitarku dengan estetika dan fungsionalitas mereka masing-masing. Sekarang ini, bukan hanya karya sastra dan film yang aku puja-puja, tetapi juga seni rupa dan produk. Aku mulai merenungkan bagaimana bertalenta dan profesionalnya mereka, dan bahwa manusia banyak yang keren juga, ya, rupanya. (Lol, bisa-bisanya sist, 18 tahun hidup baru sadar.)
Mungkin aku begini karena merasa gak punya passion kali, ya.
Sebetulnya, aku sering merasa passion-ku adalah menulis, tetapi jika dipikir-pikir ulang, tulisanku jarang ada yang sefenomenal itu. Aku tidak lagi membuat cerita-cerita menarik, aku pun tidak pernah menang lomba menulis sebanyak apa pun itu yang aku ikuti (kecuali mungkin saat SD). Aku jadi agak malu karena sering memamerkan keaktifan menulisku pada Ibu namun tidak kunjung mendapat satu sertifikat pun. Juga, semakin ke sini, imajinasiku tidak sewarna-warni dulu.
Aku mulai tergebu-gebu menulis cerita saat kelas 2 SD. Novel pertamaku adalah sebuah buku tulis tipis merek Kiky yang bercerita tentang Lala si Koala dan teman-teman binatangnya (gambar koala dan tulisan “Lala” di sampulnya menginspirasiku). Dengan pensil tumpul yang menyedihkan, aku mengarang segala jenis cerita absurd--dari hari pertama Lala sekolah sampai si koala yang fobia jarum suntik--hingga ke halaman terakhirnya. Kelas 4 SD, cerita-ceritaku menjadi lebih masuk akal meski tetap liar. Aku pernah memungut begitu saja sampah spons di lantai sekolah dan memutuskan menjadikannya plot penting dalam salah satu cerpen misteriku. Aku tidak segan mengambil inspirasi dari merek-merek barang di sekitar, seperti speaker JBL! yang kujadikan singkatan dari tokoh utamaku yang Jago, Besar, Lincah (tmi: ia adalah seekor singa.) Menginjak usia remaja, kebanyakan tema ceritaku beralih menjadi percintaan. Memang sedikit membosankan, tapi setidaknya aku masih mampu mengarang sampai kalimat terakhir. Namun, setelah sibuk dengan dunia SMA, tak ada satu pun bohlam yang (ting!) bersinar di atas kepala. Aku pun tidak mampu lagi menyelesaikan ceritaku. Hal ini mungkin hasil perfeksionitas dan pemikiranku yang semakin rasional (otak dewasa memang tidak asyik). Jadi, kupikir, mungkinkah menulis telah berubah menjadi suatu passion yang kupaksakan? Yang menjadi jawaban penyelamat ketika orang lain bertanya, “what are you good at?”
Sedih sih kalau dipikir-pikir. Sejak aku masih sepolos air susu, setiap kali guru bertanya, “Kamu ingin menjadi apa?”, aku selalu menjawab (dengan malu-malu), “Penulis.” Tere Liye dan penulis-penulis hebat lainnya pun sering kupamerkan sebagai role models. Namun, rasanya mustahil menjawab hal semacam ini di masa sekarang. Aku tidak punya karya dan medali yang cukup untuk meyakinkan orang lain sekaligus diriku sendiri tentang masa depanku di bidang ini.
Separuh diriku begitu merindukan masa-masa liar itu. Karena jujur, aku masih sangat mencintai menulis. Seandainya diwajarkan, daripada merangkai hidup, aku lebih ingin merangkai kata. Aku bisa menghabiskan berjam-jam untuk membuat dan menyempurnakan tulisanku. Maka dari itu, aku sedang berusaha melancarkan imajinasiku yang sudah mampet dengan akun Tumblr kecil-kecilan ini. Meski belum mencapai level blog atau website, dengan kemampuan menulis yang masih segini-segini saja sepertinya ini keputusan yang pantas.
Aku belum membangun dunia baru lagi dalam tulisan-tulisanku sekarang. Kebanyakan dari mereka hanya bentuk pikiran sehari-hari. Akan tetapi, harapanku suatu saat nanti, aku dapat berkenalan dengan banyak manusia sekaligus koala baru. :)
(Kritik dan saran sangat dibutuhkan. Penulis sering overthinking kalau tulisannya terlalu bertele-tele.)
0 notes
Photo
#muzic #portraitphotography by @iphotox #portrait_italian_style #fenderguitars #musician #talenta #color_portrait by #iphotox #sigma #dp2quattro #studios #photographer #visionary #squad #beautifulsavetheworld #artphoto #man #ritrattofotografico #guitarplayer #musica (presso Art Photography Italia) https://www.instagram.com/p/CpWN3gsoE7j/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#muzic#portraitphotography#portrait_italian_style#fenderguitars#musician#talenta#color_portrait#iphotox#sigma#dp2quattro#studios#photographer#visionary#squad#beautifulsavetheworld#artphoto#man#ritrattofotografico#guitarplayer#musica
1 note
·
View note
Text
Tri H3RO Power Battle Dukung Potensi Talenta Muda di Industri Esports
SUKABUMI – Industri gaming di Indonesia berkembang sangat pesat sebagai salah satu sarana hiburan yang paling diminati oleh Generasi Z (Gen Z). Melihat pertumbuhan dan dampak positif dari dunia gaming, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui brand Tri menggelar program H3RO Power Battle untuk mendukung generasi muda Indonesia, memaksimalkan potensi di industri Esports didukung dengan…
0 notes
Text
BERPENGALAMAN, 0821-3299-0498 Layanan Biro Psikologi Talenta Mulia Putatgede Surabaya
BERPENGALAMAN, 0821-3299-0498 Layanan Biro Psikologi Talenta Mulia Putatgede Surabaya
Kamu Kenapa?” jika kamu sedih mendengar pertanyaan tersebut, sudah saatnya anda datang ke layanan Talenta Mulia. Kami bantu mengatasinya dengan mencari akar permasalahan hingga ke pusatnya? Sudahkah anda siap untuk itu?
Jika Anda atau keluarga Anda memerlukan bantuan, jangan ragu untuk menghubungi kami Tersedia layanan Telepon Interaktif hanya di 0821-3299-0498. Pulihkan dan jaga kesehatan mental mu bersama Talenta Mulia.
.
.
.
#KesehatanMental #PeduliKesehatanMental #HidupBahagia #psikologsidoarjo #psikologklinis #konselingsidoarjo #mentalhealth..
#psikologi #konseling #terapi #konsultasi #psikoterapi #biropsikologi #hipnoterapi #hypnotherapy
Layanan Biro Psikologi Talenta Mulia Putatgede Surabaya
#LayananBiroPsikologiTalentaMuliaPutatgedeSurabaya
0 notes
Text
Beyond Technical Skills
Baru-baru ini, World Economic Forum (WEF) merilis Future of Jobs Report 2030. Laporan ini mengungkapkan prediksi menarik: 92 juta pekerjaan akan hilang, tapi 170 juta pekerjaan baru bakal muncul!
92 juta pekerjaan yang bakal hilang ini kebanyakan pekerjaan administratif yang bakal digantikan otomatisasi. Misalnya kasir, penjaga tiket, bahkan akuntan sama auditor. Sementara 170 juta lowongan baru ini lebih ke arah teknologi dan energi terbarukan - kayak big data specialist, software engineers, sama UX designer (wohoo!).
McKinsey pun punya prediksi serupa: sampai 2030, 75-375 juta orang bakal perlu belajar skill baru dan ganti profesi. Sebenernya tren ini udah predictable sih, gak terlalu mengejutkan.
Tapi munculnya generative AI (gen AI) bikin saya was-was. Rasanya AI ini malah mempercepat prediksi yang udah ada. Awalnya saya skeptis, berpikir AI gak bakal bisa sepintar itu menggantikan manusia di bidang kreatif. Nyatanya? AI udah bisa bikin video, gambar, musik, tulisan - hal-hal yang kita pikir cuma bisa dilakukan manusia!
Di bidang saya sendiri, saya udah liat AI bisa bikin deliverables kayak sitemap dan wireframe. Tinggal nunggu waktu sampe AI bisa bikin desain web sama aplikasi yang high fidelity.
Yang bikin saya khawatir bukan soal bakal digantikan, tapi generasi saya dan generasi di bawah saya yang kayaknya belum sadar ada "pergeseran tektonik" gara-gara AI, khususnya gen AI.
Di era tech spring Indonesia (2012-2021), lowongan kerja banyak banget tapi yang qualified dikit. Sekarang dengan gen AI, gap antara industri sama pendidikan bakal makin melebar. Lowongan kerja bakal makin selektif, makin butuh skill tinggi, sementara talenta yang bener-bener siap cuma segelintir.
Contohnya, desainer yang cuma "jualan" kemampuan merancang desain bakal rentan digantikan AI yang bisa generate website dalam hitungan detik. Tapi desainer yang punya critical thinking, empati, berpikir sistematis, sama bisa bangun relasi - mereka bakal fokus ke aspek strategis yang belum bisa disentuh AI.
Skill-skill dasar ini penting, tapi gak semenawan bootcamp atau ebook yang janjiin gaji gede. Padahal skill foundational kayak critical thinking, problem solving, interpersonal skills, mental flexibility, systems thinking, self awareness, sama literasi teknologi itu yang bener-bener valuable - tak lekang waktu dan bisa dipake di berbagai industri.
Di era AI ini, kita gak bisa cuma jadi penonton. Kita harus jadi pemain. Belajar, adaptasi, sama terus-terusan upgrade skill. Bukan soal kalah atau menang sama AI, tapi bagaimana kita bisa naik level dengan menggunakan teknologi baru ini.
Stay curious, stay hungry!
57 notes
·
View notes
Text
I've been seeing a lot of "draw something in the art style of your mutuals," and I wanted to try something similar to say thank you to the many writers who put their heart and soul into this fandom.
Granted they're not perfect and they're a poor imitation of their true talentas as truly magnificent writers, but I thought I'd give it go :)
Presenting a thread of twiyor, written in the style of some of my favorite authors in the fandom (more to be added later) ❤️
-
@puolain Master of ethereal imagery, poetry woven into every line
@nire-the-mithridatist Master of sentence structure, expert characterization, and witty dialouge (oh, and smut)
@firewoodfigs My dear friend, master of Taylor Swift lyrics, intimate consent, heartbreaking backstories, tender conversations, and waking me up at 4 in the morning with a new smutty wip ❤️
@neejmorp Master of just, really good smut :) Tickling my need for a slightly dominant Loid who's never truly in control of the situation
#bit of a writing exercise but a fun one for sure!#sorry its formatted terribly#twiyor#spy x family#writing
192 notes
·
View notes
Text
Aku ingin mengabadikannya disini. Entah bagaimanapun hasilnya. Entah bagaimana nanti jalannya, bagaimana takdirnya. Masih dan akan terus ku usahakan sebaik yang aku bisa.
Cerita awal mengikuti ppg prajabatan untuk mengembalikan jiwa ambis yang sempat redup karena mental breakdown di pandemi dan 2 tahun seterusnya. Awalnya tetap mengusahakan untuk beasiswa S2. Namun cukup sadar diri S1 yang di tempuh selama 7 tahun karena banyak cerita di dalamnya akhirnya tidak membuatku cukup nyali untuk beasiswa S2. Kali itu datang surat edaran, peraturan terbaru terkait untuk menjadi guru. Jujur karena aku adalah sarjana pertama di keluarga, tidak punya orang dalam, jadi berpikir bagaimana caranya bisa bersaing dengan adil. Kala itu, pemerintah memberikan salah satu jawaban dengan ppg prajabatan, setelah lulus bisa langsung daftar pppk dan penempatan di kabupaten domisili. Orang tua yang semakin sepuh tidak mengizinkan anak perempuannya ini merantau lebih lama apalagi sampai kerja di luar kabupaten domisili. Baiklah, aku minta izin untuk ppg prajab saja 10 bulan. Alhamdulillah setelah mengantongi izin dan doa restu orang tua, akhirnya proses perkuliahan dan praktik di lalui.
Sungguh tidak ada ekspektasi akan menjadi seperti ini. Honorer siluman via sptjm, Ruang talenta guru yang meharuskan minimal dapodik 2 tahun dan sudah ppg. Entah kenapa bisa dengan mudah dikelabuhi. Lagi-lagi akankah orang dalam pemenangnya?
Apa iya, untuk bersaing sehat dan memiliki integritas di negri ini sungguh sulit? Bagaimana bisa mencerdaskan anak bangsa kalau pengajarnya saja seperti ini. Ku pikir dunia pendidikan bisa lebih sedikit beretika tidak seperti sektor yang lain. Tapi bagai punuk merindukan bulan sungguh tidak jauh beda.
Ya Allah, aku paham apa yang tertakar tidak akan tertukar. Aku tahu sepanjang perjalanan mencari rezeki dan memasukkan sesuatu ke dalam perut itu tidak cukup hanya baik tapi juga keberkahan prosesnya. Untuk itu mohon lapangkan hati ini untuk menerima semua apa yang akan terjadi.
Sungguh sakit sekali rasanya bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga teman-teman sejawat yg merelakan untuk memutus dapodik demi ppg prajabatan agar segera mengikuti tes pppk, jauh dari orang tua, pasangan, dll. Rasanya tidak adil sekali jika demikian adanya.
Per 31 desember kabupaten blitar 0 formasi dari sebelumnya 86. Sedangkan yang sudah resume ada 529 orang mahasiswa ppg prajab. Bagaimana mereka? Nangis di pojokan? Kalah sebelum berperang? Kalah karena sistem? Jadi pengangguran berserdik?
Lalu bagaimana dengan formasiku yang tersedia 50 saja? Sedangkan pendaftaran di perpanjang hingga 7 januari? 1 minggu sudah cukup untuk berkonspirasi, mengacak-acak sistem juga mengeluarkan surat edaran terbaru. Sungguh, hebat sekali bapak ibu pemangku kebijakan ini. Semoga hari-hari bapak ibu senin terus. Gupek dan ngga tenang karena mendzolimi anak-anak bangsa yang menginginkan dan mengusahakan integritas dan keadilan dalam seleksi.
Astaghfirullah Astaghfirullah 😭
13 notes
·
View notes
Text
It's been a real learning-curve and I'll probably find a million problems as soon as I've posted this, but here's the final portrait of one of my D&D characters from our Eberron campaign, Bellis.
A halfling barbarian from the Talenta Plains, she wields a greataxe and is prone to grapple anything that moves... to the constant surprise of larger enemies.
Quick to anger and quick to forgive, Bellis feels everything far too deeply (not helped by her new spiritual/emotional connection with a sentient scimitar) and is in a 'will they, won't they?' situation with the party medic - an anxious, 'plague doctor mask'-wearing monk who may be a little keener on poisons than is ideal for a medical professional.
#digital art#drawing#dungeons and dragons#character art#dnd art#original character#halfling#barbarian#eberron
17 notes
·
View notes
Text
Renungan Tahun Baru
youtube
Kebetulan saya menuliskan tulisan ini menjelang tahun baru 2025, dan kebetulan saya menemukan dua video yang saya masukkan di tulisan saya ini yang bisa dijadikan bahan renungan bersama, sebelum memasuki tahun yang baru. Video pertama yang saya lampirkan adalah dari Youtube Channel pak Win, biasanya beliau membagikan tips bisnis, tapi yang kali ini menurut saya selain cocok untuk bisnis juga untuk pengembangan diri kita. Hal pertama adalah kita menentukan tujuan kita ingin kemana, ingin menjadi apa, ingin ngapain, seringkali kita hanya berhenti sampai sana, tanpa membuat plan, apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, contoh, ingin pensiun nanti memiliki usaha yang bisa diwarisi ke anak cucu, tapi kalau dari saat ini kita gak pernah berbuat apa-apa untuk mencapai tujuan tersebut, jangan berharap kita bisa mencapai tujuan kita tersebut, maka dari itu, memasuki tahun baru, kita harus benar-benar memikirkan apa yang sebetulnya ingin kita capai dalam hidup ini dan mulai memikirkan langkah apa yang perlu dan harus kita lakukan untuk mendekatkan diri ke tujuan tersebut.
Yang kemudian adalah mengenai resiko, melakukan apapun dalam kehidupan ini, tentunya memiliki resiko, bahkan pergi ke kantor / sekolah / kampus setiap hari saja, kita memiliki resiko akan mengalami kecelakaan, begitu juga dengan pilihan hidup, maka selalu pikirkan resiko terbesar yang bisa kita terima apa, jangan sampai kita gelap mata, asal-asalan mengubah sesuatu dalam hidup kita, tanpa pernah sekalipun menghitung, kira-kira resiko tersebut bisa kita tanggung atau tidak, karena sudah terlalu banyak contoh, mereka yang gagal dalam sesuatu, pada akhirnya luntang lantung dan jadi stress, tentu kita tidak mau kan jadi orang stress hanya karena sekedar ambisi tanpa perhitungan?
Dan harus realistis, bahwa di dunia ini tidak semuanya pasti sukses.
instagram
Masuk ke video kedua, yang saya dapatkan dari akun instagram jamesgwee, terdapat banyak pertanyaan yang "dalem", yang bisa kita sama-sama renungkan untuk diri kita masing-masing, apabila sampai detik ini kita masih belum tahu apa asih yang mau kita lakukan atau ingin kita capai dalam kehidupan ini, pertanyaannya antara lain :
What would you do if you weren't afraid (Apa yang akan kamu lakukan apabila kamu tidak takut?)
What is the no or refusal you keep postponing (Penolakan apa yang terus kamu tunda?)
What commitment have you made that you no longer believe in (Komitmen atau janji apa yang sudah terlanjur kamu buat, tapi sekarang sudah tidak yakin lagi?)
What is the gift that you currently hold in exile (Bakat apa yang kamu pendam?)
What talent you have that you're not using (Talenta apa yang kamu miliki, tapi tidak kamu gunakan?)
Untuk pertanyaan dari video kedua, menurut saya akan sangat pas ditanyakan ke diri masing-masing, tujuannya adalah supaya kita bisa berinteraksi dengan diri kita sendiri dan bisa mulai menentukan kembali arah kehidupan kita yang ingin kita jalani, hidup ini adalah perjalanan, sayangnya perjalanan ini ada batas waktunya, dan tidak terasa waktu berjalan dengan demikian cepat, sehingga jangan menunda setiap langkah atau pilihan hidup yang kita bisa lakukan hari ini. Selamat tahun baru 2025!
#renungan#pengembangan diri#tips#kehidupan#pilihan hidup#target kehidupan#resiko#langkah#tahun baru#Youtube#Instagram
2 notes
·
View notes
Photo
#muzic #portraitphotography by @iphotox #portrait_italian_style #fenderguitars #musician #talenta #color_portrait by #iphotox #sigma #dp2quattro #studios #photographer #visionary (presso Art Photography Italia) https://www.instagram.com/p/CpWLCx-IvjI/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#muzic#portraitphotography#portrait_italian_style#fenderguitars#musician#talenta#color_portrait#iphotox#sigma#dp2quattro#studios#photographer#visionary
1 note
·
View note
Text
(looking straight at gvardiol again) jebeni mali kreten ne mogu vjerovati kako si prodao svoju dušu i cijeli tvoji maleni život na odvratne klubove ti nemaš NIŠTA U TVOJOJ OGROMNOM JEBENOM GLAVOM KURAC JEDAN KAKO TI MISLIŠ DA ŽIVOT FUNKCIONIRA? IGRAŠ DOBRO ZA ONAJ KLUB KOJI TE NAJVIŠE PLAČA????? YOU DISGUST MEEEEE!!! TOLIKO TALENTA A BRIGA TE PRAVA KULTURA NOGOMETAAAAAAAAAAAAAAA PIČKA TI MATERINA JEBENA ODVRATAN SI
5 notes
·
View notes
Text
BERPENGALAMAN, 0821-3299-0498 Layanan Biro Psikologi Talenta Mulia Nginden jangkungan Surabaya
BERPENGALAMAN, 0821-3299-0498 Layanan Biro Psikologi Talenta Mulia Nginden jangkungan Surabaya
Kamu Kenapa?” jika kamu sedih mendengar pertanyaan tersebut, sudah saatnya anda datang ke layanan Talenta Mulia. Kami bantu mengatasinya dengan mencari akar permasalahan hingga ke pusatnya? Sudahkah anda siap untuk itu?
Jika Anda atau keluarga Anda memerlukan bantuan, jangan ragu untuk menghubungi kami Tersedia layanan Telepon Interaktif hanya di 0821-3299-0498. Pulihkan dan jaga kesehatan mental mu bersama Talenta Mulia.
.
.
.
#KesehatanMental #PeduliKesehatanMental #HidupBahagia #psikologsidoarjo #psikologklinis #konselingsidoarjo #mentalhealth..
#psikologi #konseling #terapi #konsultasi #psikoterapi #biropsikologi #hipnoterapi #hypnotherapy
Layanan Biro Psikologi Talenta Mulia Nginden jangkungan Surabaya
#LayananBiroPsikologiTalentaMuliaNgindenjangkunganSurabaya
0 notes
Text
Welcome, Duta Talenta Nusantara / DTN #dutatalentanusantara #dtn #indonesia #services
2 notes
·
View notes
Text
Lore for Darkwater Gulch from my next D&D Campaign: Off The Rails
Located in the middle section of the Ironroot Mountains and far Northeastern Talenta Plains, this town sits precariously at the mouth of the Goradra Gap, a 100-mile long gash in the earth that goes deep enough to reach the realm of Khyber. A small river of mountain runoff dumps into the Goradra Gap here. Expert miners, deep delvers, and adventurers frequent the area in attempts to explore the almost infinite depth of the unusual geographic feature.
Besides, a small bit of farming and logging, mining is the mainstay of Darkwater Gulch. Mining takes place in the Ironroot Mountains, as well as the first several hundred feet into the Goradra Gap. Beyond that depth, the locals have taken to calling it, simply, "the depths". With direct access to such a storied location, Darkwater Gulch also maintains a rather healthy adventuring services business; offering gear, wares, exploration, incentives, guides, bounties, and rental properties for parties of all sizes to use as their base of operations for their spelunking - rates all to be paid up front... should they not return from said adventures.
Many of these incentives are supported by various branches or guilds of some of the Dragonmarked Houses, and a few by wealthy "investors". Tales of monsters, horrible creatures, lost treasures of an ancient dwarven Kingdom, and other such stories and rumors abound regarding "The Gap". And while certainly not all of it is accurate, as the saying goes, "All legends have an air of truth about them." And that is exactly what draws many to this Haven for adventurers of all types.
3 notes
·
View notes