#foto lucu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Click On link for more!
#meme viral#cat meme viral#meme viral 2023#meme viral se tenia que decir y se dijo#meme viral lucu#why is bernie sanders meme viral#muere la niña del meme viral#meme viral mau kemana kenapa balik#mentahan meme viral 2021#meme viral 2024#meme viral de jimena jimenez#ultimo meme viral#meme viral hoy#el nuevo meme viral#meme viral video#meme viral ya no aguanto mas meme#wallpaper meme viral tiktok#nuevo meme viral se tenia que decir y se dijo#foto meme viral#meme viral del rimel
0 notes
Text
pp couple pacar tidak alay aesthetic
Baca selengkapnya di sini ==>> pp couple pacar tidak alay aesthetic
#pp couple#kapelan#pp kapel#pp wa aesthetic#pp couple anime#pp couple pacar tidak alay aesthetic#pp couple pacar tidak alay#pp couple lucu#pp couple ga alay#foto pp couple#pp wa anime#pp anime#pp anime keren#pp anime aesthetic#anime pp
1 note
·
View note
Text
Aku ketika menyadari kalau aku suka flexing dengan kedok oversharing di story WhatsApp.
Tapi, storynya ngga bertahan lama, cuma lima menit karena keburu nyadar huahahaha.
Kalau cerita soal kebahagiaanku diprotect sama keluarga, main sama dua keponakanku yang lucu, share foto makanan yang dimasak Tante, cerita tentang alm emak dan Abah bisa disebut flexing bagi penonton story whatsappku, maka aku memohon maaf dan merasa tidak enak 🙏🏻
Aku cuma oversharing doang kok dan percaya kalau semua kontak di whatsappku ngga seburuk itu untuk memiliki pemikiran yang sangat aku takutkan.
- 2 Oktober 2024
10 notes
·
View notes
Text
SUJU 2024
Tau apa yang aku rasain pas liat foto ini? Rasanya kayak dikunjungi oleh Sifa dari masa lalu.
"Hai Sifaaa! Gimana kamu sekarang udah gede? Lagi apaa?"
Dulu kenal Suju tuh pas baru lulus SD. Sampai SMP, itu jamannya aku tergila-gila sama Suju, dan juga jadinya sama Kpop. Aku melalui tuh masa-masa Kibum mulai jarang ikut, sering merhatiin di MV doi masih ada tapi kalau bagian dance barengnya Kibum ngga ada. Terus ternyata Kibum keluar. Lalu Hangeng juga keluar. Lalu Kangin wamil, terus pake drama sedih banget karena Kangin wamil. Bahkan sempet ngitung hari dia udah pergi berapa lama. Buset dah sif, bias aja kagak tapi setia banget sampe Kangin aja ditungguin sebegitunya. Terus mulai deh ngga ngikutin Suju, sampai denger-denger Sungmin juga keluar. Bertahun-tahun aku ngga mikirin Suju, tapi mau gimanapun, mereka udah jadi bagian dari hidup aku. Bangga juga dengan sebutan fans-nya yaitu "ELF", Everlasting Friend. Karena aku sempet jadi ELF, aku jadinya mengaku-ngaku masih ELF kok. Kan everlasting, selamanya aku ini penggemar Suju. Walaupun yah ngga ngikutin banget tapi masih notice kalau liat mereka. Ibarat hubungan yang kalau udah terlalu nyaman bisa sampai saling ngeledek, kalau liat Suju aku pun sering geleng-geleng kepala, "Ya ampun bapak-bapak ini haduu masih aja ya mainan dance dan sebagainya kayak anak-anak muda sekarang." Walaupun demikian, itu bukan mengandung kebencian, tapi cinta :(
Mereka bagian dari hidup aku. Sangat.
Sehingga tetiba beberapa waktu lalu, Heechul upload foto selfie bareng Hangeng. Terus bareng Kibum. Man! Lalu mulailah rindu, mulailah masa kecil aku yang hampir terlupa tuh terlihat jelas lagi. Jadi pengen nonton video mereka juga, nyari di Youtube dan keluarlah video behind the scene mereka dance practice. It was lol, masih dengan geleng-geleng kepala. Mereka kayak asal aja dance, yang penting tau gerakan dan koreo. Ngga mesti bagus-bagus amat dah, gitu. Kesannya malah kayak anak sekelas yang kumpul bareng untuk latihan karena disuruh tampil di acara reuni sekolah. Kebayang ngga sih, kayak antara ogah-ogahan tapi serius gitu. Malah pas momen mereka lupa koreo dan ngeliat video aslinya (lagunya "U" waktu itu), mereka juga mmalah mengomentari model rambut anak-anak lain :( "Kamu pake wig ya?". Gemas. I feel soft.
Kemudian sampailah pada Ryeowook menikah. Dude, aku ngga ngeh kalau Ryeowook tuh nikahnya sekarang. Sempet sih denger doi mau nikah, tapi reaksi aku waktu itu adalah "Yeah, baguslah akhirnya nikah juga." dan yaudah aja aku melanjutkan hidupku. Eh tau-taunya jadi rame fyp dengan berita pernikahan, beserta berkumpulnya para member Suju, lengkap dengan tambahan 2 personil sub-grup!
PROM15E TO BEL13VE
Man! Aku bahkan hampir lupa ada frasa itu. Dan itu jadi mindblowing. (Punten numpang lewat, itu jadi bahan refleksi tentang janji Allah Swt juga sama akhirat ngga sih. MasyaAllah! Huhu).
Siapa yang sangka mereka bakal kumpul lagi. Dulu pas satu per satu pada keluar, tentu berharap mereka bisa kumpul bareng lagi. Tapi lama-lama, tergerus kehidupan yang terus berjalan, harapan itu pudar begitu saja sampai ngga keingetan lagi sama sekali. Lalu boom! Kibum dateng, Hangen, Kangin, Sungmin, Zhoumi, Henry. Pake foto pose "urineun syupo juni -oeyo!". Buset ampe kedengeran di telinga gue "urineun elpeu-yeyo". Parah alay pisan tapinya, sangat bermakna :(
Ngeliat mereka bareng, itu kayak aku dihadapkan dengan aku yang masih SD atau SMP. Subhanallah. Aku yang saat itu masih sepolos itu tergila-gila pada Suju dan Kpop lainnya, sekarang udah jadi orang (yang disebutnya sih) dewasa. Udah kerja, udah pergi ke kantor, apa-apa juga udah mandiri.
Jadi, hai juga Sif. Yah, sekarang aku udah gede Sif. Hmmm, aku tumbuh dengan baik kok. InsyaAllah. Dan aku makasih banyak sama kamu karena dulu ada serunya juga apa yang kamu kerjain. Lucu banget gemes, tapi jadinya sekarang aku jadi punya bahan-bahan untuk nostalgia dan itu bikin aku bisa menciptakan kebahagiaan sendiri.
Makasih banget. Semoga aku yang sekarang bisa juga jadi kayak kamu, yang akan ngasih masa lalu yang indah buat aku nanti di masa depan.
I shall promise to believe.
:"
#super junior#prom15etobel13ve#leeteuk#heechul#hangeng#shindong#yesung#sungmin#siwon#eunhyuk#donghae#kibum#ryeowook#kyuhyun#zhoumi#henry#kangin
8 notes
·
View notes
Text
Jika tidak ada lagi orang yang mau menjadi guru,
Selamat hari guru,
dari kami yang 24 jam digugu dan ditiru,
katanya.
.
"Mau jadi apa kamu saat besar nanti? "Celoteh guru muda dengan penuh semangat serta mata yang berbinar-binar.
“Pengusaha..”
“Programer..”
“Masinis...”
“Dokter...” jawaban beragam dari seisi kelas.
Tetiba guru muda tersebut terdiam, dia adalah lulusan terbaik pada almamater sekolahnya dulu, dan hari ini berakhir menjadi pembina santri, guru, atau disebut sebagai musyrif di salah satu pesantren ternama di kota ini. ada sesuatu yang mengambil alih pikirannya. Kenapa diantara banyaknya jawaban mereka, tak ada satupun yang menginginkan menjadi guru? Pikirnya. Hinakah profesi ini? hinakah bekerja, membersamai santri 24 jam, membuat raport, mengajar dengan over jobdesk, mengingatkan santri nilai-nilai budi pekerti, mendidiknya agar lebih dekat kepada tuhannya, menerima setoran hafalan setiap hari?
hinakah menjadi seseorang yang membangunkan santri di sepertiga malam, Membersamai puasa, mengantar ke dokter tatkala sakit, membelikan bubur, mengajar dari sebelum matahari muncul bahkan sampai matahari terpendam di pelukan nabastala, bahkan dengan gaji yang mungkin jauh dari nilai “UMR” perbulan, hinakah?
Selamat hari guru,
kata presiden.
Sementara itu,
di pelosok sana, seorang guru tua, sedang kehabisan bumbu dapur,
“maaf ya de, mas belum bisa bawa uang banyak hari ini” ucap guru tua tersebut, yang bahkan gajinya cair 3 bulan sekali, jika dihitung satu gajinya pun tak mampu membeli 5 bungkus sampoerna mild.
“gapapa mas, kita masih bisa rebus singkong malam ini, yang penting kan perut terisi,” ucap sang istri menenangkan dengan welas asih.
Selamat hari guru,
kata remaja tanggung di lini masanya, dengan foto berbagai macam buket bunganya.
sementara di pelosok sana, guru tua pun sedang mendorong roda dua mogoknya, karena setiap hari lewati jalan curam tanpa aspal, konon motor butut tersebut pemberian dari walimurid atas keikhlasan jasanya 15 tahun mengabdi, alias 15 tahun menaiki sepeda tua susuri lembah demi mendidik anak negeri, terlihat di mata guru tua tersebut secuil harapan, semoga satu diantara muridnya, ada yang berani menampakkan tapak kakinya di depan bangsat bangsat parlemen.
Selamat hari guru,
“guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, takkan kami lupakan jasa kalian” caption beberapa petinggi negara ini, dan ini yang paling lucu.
Di bagian mana mereka mengenang jasa guru, sementara mereka lebih memilih mengalokasikan dana negeri ini untuk pencitraan berkedok pembangunan? Mereka lebih memilih mensubsidi orang dengan pantopel, dasi, jas, agar menaiki MRT dan LRT setiap hari yang bahkan pedagang asongan, kuli bangunan tak pernah sekalipun berpikir untuk menaikinya. Sementara di pelosok sana sekolah-sekolah dengan atap yang hampir roboh sedang membutuhkan donasi ketimbang subsidi, “aksimu lebih berarti, ketimbang harapanmu pada petinggi negeri, riskan” celoteh guru tua.
Selamat hari guru,
ujar paslon presiden kali ini dengan segenap janji tai kucingnya,
Lupa mereka, bahwa yang pertama kali harus dibenahi ialah pendidikan.
Imajinasi guru muda tersebut buyar, setelah salah seorang santri menyeletuk,
“ustadz, cita-citanya jadi apa?”
“jadi guru.” Jawabnya. Walau batin guru muda tersebut berkata bahwa tak sepatutnya ia berhenti ditempat ini hanya karena salary-nya lebih terjamin, dibandingkan di lembaga lain. Menjadi tua dan bodoh adalah hal yang paling ditakutkan dia. Ia ingin mencoba peruntungan di tempat lain, ada banyak impian yang mesti dibiayai.
Sementara itu kalian sedang membaca tulisan ini, dan berpikir bahwa si guru muda bukanlah seorang guru, karena bernada tak ikhlas, mengungkit-ngungkit. BEGITULAH nasib guru di negeri ini, sekali mereka menuntut sesuatu, maka mereka akan dicap seolah penjahat negeri ini, diberi label “dasar tidak ikhlas” sedih sekali.
Selamat hari guru,
Kata mereka,
katamu,
Matamu.
#30haribercerita#30harimenulis#sajak#poem#quotes#jokpin#puisi#30harimenulissuratcinta#tumblr#tulisan#tereliye#traveling#thank you#poemsbyme#photography#indonesia
25 notes
·
View notes
Text
Jalan yang begitu panjang dan melelahkan..
Seorang anak laki-laki yang kini berusia 10 tahun. Ibunya memberikanku sebuah nasihat yang mungkin menjadi penguat setelah keguguran kandunganku yang kedua.
"aku dan suami menjalani kehidupan rumah tangga 11 tahun lamanya. Dalam masa yang panjang itu telah banyak ikhtiar yang kami lakukan untuk memiliki anak. Berbagai macam program bahkan inseminasi sudah kami jalani kala itu. Dan solusi terkakhirnya adalah *bayi tabung*. Waktu itu suami bilang, "kalau bayi tabung bisa-bisa terjual 10/11 rumah dek." Sambil bercanda. Suamiku memang orang yang sangat humoris, segala upaya ia lakukan agar aku tetap bahagia bersamanya.
Lalu kami berdua bersepakat untuk pasrah atas ketetapan takdir Allaah. Kalau dikasih Alhamdulillaah, kalau enggak Insya Allaah jadi ladang pahala untuk kami berdua.
Dan setelah dititik pasrah tahun ke 11 itu, aku hamil. Tanpa menjalani promil apapun. Bener-bener menjalaninya dengan alami saja. Aku masih ingat raut kebahagiaan suamiku, ketika tahu aku hamil. Dia jaga aku untuk tidak melakukan aktivitas apapun yang memberatkanku termasuk bersih-bersih rumah dan memasak. Dia sibuk bertanya kesana kemari tentang bagaimana agar ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan hingga persalinan nanti.
Sampailah hari persalinan itu tiba, seperti yang kau tahu. Aku meminta tolong ibumu untuk menemaniku diruang bersalin. Sebab suamiku memiliki trauma tentang proses persalinan. Saudara kandungnya pernah meninggal ketika melahirkan. Itu yang membuat suamiku takut untuk menemaniku.
Saat tahu anak pertama kali lahir seorang laki-laki bahagia sekali dia. Anak pertamaku tumbuh dengan paras yang tampan dan kulit yang bersih. Tidak seperti bapaknya. Banyak orang mengatakan kalau anaknya ini lebih cocok sebagai majikannya dibandingkan dengan anaknya. Sebab kontras sekali dengan bapaknya.
Umur tiga bulan, saat sedang difase senang-senangnya menjadi orangtua, merawat bayi pada umumnya. Allaah uji suamiku dengan sakit. Tidak sampai sebulan penyakit itu menggerogotinya. Dua hari sebelum meninggal, aku mengatakan bahwa ia harus bertahan dan bertekad untuk sembuh. Karena anaknya sedang lucu-lucunya saat itu seperti yang ia inginkan dulu. Namun dia sudah tidak meresponku, bahkan tak berselera untuk sekadar melihat anaknya. Dua hari setelah itu Allaah memanggilnya. Suamiku meninggal.
11 tahun lamanya ia menunggu waktu untuk memiliki anak. Setelah waktu itu tiba, ia pergi meninggalkanku dan anak yang sudah lama ia tunggu. Anakku tak pernah tahu seperti apa bapaknya. Yang membuatku miris, dia selalu dikatakan yatim, yatim, dan yatim. Yang membuatnya seringkali dijauhi oleh teman-temannya. Kalau sudah begitu, dia selalu pulang dengan menangis. Minta agar mempunyai bapak untuknya.
Sampai saat ini usianya sudah 10 tahun, ketika sedih dan sakit dia selalu melihat foto bapaknya. Meminta kepada Allaah agar kelak ia dipertemukan dengan bapaknya.
Aku tidak pernah bertanya mengapa ujian yang datang silih berganti kepadaku begitu menyakitkan. Aku menikah sebulan setelah kehilangan bapakku. Aku memiliki anak dua bulan kemudian aku kehilangan suamiku. Aku hanya minta kepada Allaah untuk selalu Ridha dan diberi kekuatan atas apapun ujian nantinya.
Allaah tahu kapan waktu terbaik untuk kita. Mungkin menyakitkan kala menjalaninya, tapi akan ada banyak hikmah yang bisa kita petik sekalipun pahit. Ketika sudah dititik pasrah, Allaah akan hadirkan sesuatu yang mungkin sudah lama kita butuhkan dan minta dengan sungguh-sungguh. Maka jaga selagi ada, nikmati setiap prosesnya dan tetap baik sangka kepada Allaah atas apapun itu."
Untukmu, wahai diriku utamanya..
Jangan merasa paling menderita dan sengsara, ia yang tampak selalu kuat dan tanpa beban sebenarnya sama denganmu. Bukan ia tak pernah di beri ujian oleh Allah, bisa saja ujian yang ia sembunyikan lebih berat dari punyamu, hanya saja ia ridho dan tetap berusaha untuk bersabar dengan apa yang menimpanya. ia pandai dalam mengimani takdirNya secara penuh, dan mungkin kita hanya pandai mengeluh saja, kita sama menghadapi ujian yg masing-masing Allah beri. Jadi, jangan merasa bahwa kamu yang paling susah, paling menderita yaa, tetap berdoa dan semangaat menjalani kehidupan ini. Ketika semua orang meninggalkanmu bahkan orang yang paling kau cintai sekalipun. Allaah selalu ada untukmu. Allaah ada lebih dari apapun.
#rtm#rumahtanggamuda#ujianrumahtangga#tauhid#tulisan#menulis#catatan#wanita#nasihat#kebaikan#perjalanan#syukur#andromedanisa
112 notes
·
View notes
Text
Semesta = Panjara
Dari sekian luasnya bumi yang telah tuhan ciptakan, aku masih saja jatuh cinta kepadamu. Barangkali jika cinta serupa puisi, aku akan menjelma menjadi kata-kata yang tak pernah kehilangan makna untukmu, dan mana kala cinta serupa tanah, aku akan berubah wujud menjadi air agar ia tumbuh subur untukmu.
Kita lebih dari hanya sekedar bercumbu di alam bawah sadar, Sebab kamu adalah cinta.....
Kita lebih dari hanya sekedar jalan berdua, bertukar kabar setiap waktu, mengucap kata sayang setiap harinya, kita lebih dari hanya itu. Denganmu semua aku di rayakan, pulang kantor dengan tas kresek berisi jajan untukku, gajimu yang mana yang tak aku nikmati, mauku yang mana yang tak pernah kau iya kan, atau bahkan keras kepalaku yang mana yang tak kau luluhkan?. Mungkin memang benar adanya, aku masih terlalu labil untuk setara dengan dirimu. Aku terlalu gengsi hanya untuk mengucapkan aku teramat mencintai dirimu dan seluruh mu. Caramu merakanku itu yang paling aku kagumi, sekelas pujian untuk hidangan makanan yang aku siapkan setiap pulang kantor jadi hal yang paling aku gemari setiap saatnya. "Ehmm enak sekali, memang tidak pernah ada lawan". Aku terbang karenanya.
Mungkin memang benar, validasi media sosial akan sebuah pengakuan mungkin tak terlalu penting, post mempost kita tak sampai situ. Mungkin memang benar, bahwa pengakuan dari seribu lebih pengikut Instragram yang kita punya tak perlu tau bahwa aku kepunyaan mu pun sebaliknya. Mungkin benar mereka hanya tau namamu tapi yang lebih tau dengan kehidupan mu adalah aku. Seribu pengikut Instragram yang kita punya, tak perlu tau sudah jauh apa dan sudah berapa lama kita menghabiskan waktu bersama. Tapi yang aku syukuri, di acara mana yang kamu tak membawaku, di konser yang mana aku tak ikut turut denganmu, di keramaian mana yang kamu tak menggandeng ku, pengakuan akan kepemilikan dirimu dan atas keberadaan ku di sisimu itu tercipta di ranah publik realita. Mungkin sesekali aku pun turut ingin merasa sama atas perempuan lain, di post dengan lagu cinta atau bahkan sekedar kalimat singkat bertulis sayang di susul dengan emoticon berbentuk love berwarna merah, tapi lagi-lagi apa yang terjalin sampai dengan ini, jauh lebih dari hanya sekedar pengakuan publik sosial media. Tapi jangan salah, semua kisah dan cerita hingga foto-foto lucu yang kita punya tersimpan rapih di feed acc my ig, no face no name hanya berlaku di first accoun, but not in my acc accoun.
Lalu seterusnya, aku ingin menjadi seseorang yang mampu menyelami matamu lebih dalam, menyamakan apa yang berbeda dari kita untuk menghindari badai dalam hubungan. Singkatnya, aku akan selalu belajar untuk memahami bahwa tidak akan ada cinta yang terjalin sempurna, selain kita yang mampu menyempurnakannya. Sungguh, aku tak menginginkan ada yang patah dalam kisah ini, sebab kamu pun tahu, bahwa seseorang yang mencintaimu dengan tulus, akan selalu menolak untuk pergi. Aku pun demikian, tidak ingin kehilangan apapun darimu, sebab aku tidak yakin bisa sembuh dari luka yang kamu ciptakan.
Aku sengaja menulis panjang di sini.....
13 notes
·
View notes
Text
Menemukan screenshot itu di galeri (16/07/24), tapi udah lupa konteks komentarnya buat foto/video apa. Kebetulan sekali aku nemu itu sekarang, sedikit nyambung sama apa yang lagi rame di X kemarin. Soal RIIZE dan Seunghan. Dengan komentar diatas, setuju banget kalo konsep idol di industri korea itu emang dibikin agar kecanduan. Dari rilis musik, promosi album, tur konser, fansign atau fanmeeting, sampe variety show. Semuanya diatur rapi dengan minim spoiler biar fans penasaran. Lalu mereka akan dengan sukarela invest waktu dan uang yang ga sedikit untuk sekadar streaming atau sampe beli album fisik.
Obsesi mereka akhirnya bukan lagi soal musik, tapi udah kelewat batas. Ranah pribadi-pun jadi persoalan. Keinget lagi soal Taeyeon yang minta maaf ke anti-fans di bandara. Atau yang terbaru, permintaan maaf tertulisnya Karina. Dan Seunghan, perihal foto merokok dan pacaran yang kesebar—bahkan katanya itu sebelum debut—bisa sampe dikirimin karangan bunga orang mati. Plis, yang dia lakuin itu bukan tindakan kriminal.🥲 Yakinlah kalau setiap idol—dari grup manapun itu—pasti adalah pasangan seseorang. Bisa aja mereka kencan dulu sebelum sibuk konser, atau movie date setelah beres fansign.🤷🏻♀️
“Kpop was an escape—it gave me happiness and comfort”. Fans modal kuota sepertiku emang ga akan relate dengan mereka yang udah ngabisin banyak uang. Tapi mari kita usahakan menikmati Kpop sebagai alter ego aja. Sebagai musik jedag-jedug yang enak buat dipake stretching di pagi hari. Sebagai lagu galau yang cocok buat nemenin nangis. Atau variety show-nya yang lucu itu sebagai hiburan kalo lagi pengen ketawa.
Ga habis pikir aja sama agensinya yang ngambil keputusan secepat itu. Kalah sama protes fans lokal tanpa peduli sama suara fans internasional.
4 notes
·
View notes
Text
tentang rasa yang (mungkin) ga pernah terbalas itu.
lu tau? kadang rasanya gua mau teriak kontol depan muka lu tapi gua sadar kita bukan apa apa.
kadang gua mau bilang "kangen" ke lu, tapi gua punya gengsi setinggi langit dan lu juga pasti ngira gua sesuka itu sama lu, terus nanti lu mungkin bakal sengaja nge-baperin gua, huh!
tapi sebenarnya emang bener gua suka lu, tapi ga segede itu, maksudnya gede tapi ga banyak, eh bukan, gede tapi ga gede juga tapi gede. intinya gitulah.
mana gua gatau lagi kenapa bisa suka sama lu, tapi pastinya lu keren bet ( ga sekeren itu, jangan kepedean) dan tentunya lu pinter, baik dan kadang lucu juga [ahh anjirlahh]
nah, lu naro inikan di bio instagram lu(?) karna lu naro ini, gua mikir lu suka sama penyanyi n lagunya, jadi gua dengerin tuh lagu sampe Spotify blend kita — iya, Spotify blend kita (pasti lu bahkan ga inget, kita pernah blend Spotify, iyakan??) — tapi, emang enak sih lagunya, sebenernya gua juga takut ketauan kalo dengerin lagu yang sama kaya lu, karna bisa diliat dari "our song" [itu bukansih, namanya?] di Spotify blend. tuh liat benerkan?
karna lu juga gua jadi terinspirasi mau jadi orang pinter — karna lu bilang "gua suka cewek yang lebih pinter dari gua" — gua tiba tiba jadi sering bahas soal, nge foto copy soal, terus juga gua jadi nanya nenek gua apa yang gapaham — sebenernya itu juga bisa jadi bahan buat ngechat lu sih, tapi gua juga tau lu bakal slow respon jadi yaudah lah anjir, gua tanya nenek [takut break heart, karna ga dibales chat nya wkwkw] — tapi, lu bilang gua niru verlinn [ini bikin my heart is potek potek, huhu]
karna ada sekitar dua minggu lebih ga sih(?) kita ga kontakan, kalo ga salah segitu, gua yang gengsi setinggi langit ini, sok ngide buat nyari lu di anonymous sama Leo match, terus nanti, kalo ketemu gua bakal bilang, INI TAKDIR — wkwk aneh sih tapi yaudahlah —
itu tuh gua sampe buat bojongsoang buat nemuin lu, mau pake telyufess or fest(?) — gua lupa tulisannya — gua juga ga berani dan hasil dari semuanya adalah nihil.
karna lu suka orang pinter juga, gua waktu ABM (asesmen bakat minat) gua berasa gua udah cukup keren karna nilai gua tinggi tapi ternyata waktu gua bilang, lu ga bersaksi apa apa — ya wajar sih bukan siapa siapa juga. terus, karna lu suka orang pintar gua rasa sudoku itu udah keren, ketika gua dapan win streak di sudoku aja, gua udah merasa keren dan tetap aja gua ga cukup pinter buat itu (ya wajar juga sih).
masih ada banyak lagi nanti gua lanjut (hehe)
soalnya ngantuk.
— hanumi, lebaran 2024
Rabu, 10 April 2024.
4 notes
·
View notes
Text
38.
Mengejar tapi secukupnya.
Akhir-akhir ini aku dikantor lagi free banget dikarenakan orderan lagi sepi-sepinya. Karena emang gak ada kerjaan aku akhirnya buka-buka tulisan tumblr. Sampai akhirnya aku nemu tulisan lama yang masih terdraf rapi, belum sempat dipublikasikan. Entah mengapa aku belum sempat post hari itu? Padahal ketika membaca ulang tulisan itu gak buruk juga haha.
Dulu aku menuliskannya dengan judul ini : Aku menulis ini untuknya tapi dia menolak membacanya~
Saat orang berlomba-lomba menulis kisah mereka ditahun ini sebagai catatan rekap dari kisah-kisah yang mereka alami. Dan aku yang justru menulis ini untuk seseorang yang menolak membacanya.
Menolak bukan berarti dia tidak ingin membacanya tapi justru karena dia tidak tahu akan keberadaan tulisan ini.
Aku ingin sekali dicintai oleh orang yang suka menulis. Walaupun sebenarnya di kota tempatku hidup dan beraktifitas aku jarang sekali mendapati seorang laki-laki yang suka menulis.
Aku selalu kagum kepada Azhar nurun ala dan Vidianurasari. Tentang bagaimana mereka saling romantis-romantisan lewat tulisan, bagaimana mereka mengunggah foto kebersamaannya dengan caption yang tanpa dibuat formalitas, bagaimana mereka saling memahami dan menerima, dan bagaimana mereka saling menulis kisah mereka lewat buku. Aku juga ingin seperti itu.
Membayangkan saja rasanya sangat membahagiakan ketika ternyata ada seseorang yang diam-diam menyukai ku, tapi mungkin masih malu mengungkap perasaannya maka dia memilih untuk menulis disuatu catatan yang terkunci rapat. Tidak ada yang bisa membaca tulisannya itu kecuali dirinya dan aku nantinya.
Aku sangat penasaran, orang seperti apa yang akan menggenapiku. Jika disuruh memilih kau ingin menikah dengan siapa? Aku akan menjawab dengan seseorang yang punya hobi menulis. Aku hanya berharap dia memiliki cerita yang mampu membuatku salah tingkah.
Lucu kan ya tulisan ini? Waktu itu aku menulisnya akhir tahun 2022 loh. Kok bisa-bisanya aku udah kepikiran nikah tahun itu? Tahun sekarang aja justru udah gak ada niat untuk nikah haha.
Dulu aku mengejar siapa ya ini? Dan tulisan ini untuk siapa? Akupun lupa haha. But, Instill in yourself that "Mengejar tapi secukupnya saja"
Parang Loe, 9 Agustus 2024
5 notes
·
View notes
Text
Monday long run?!
Setelah weekend skip lari, senin di long-run-keun? Haha. Nemo libur 4 hari sampe bagi raport hari jumat, suamiku masuk kerjanya bisa agak nyantei katanya selepas ppdb, wlpn ttp aja kerjaan menumpuk keneh tp bisalah pergi agak siangan, krn di rumah jg blio galepas dr laptop MasyaAllah semoga lelahmu jadi lillah, menyalaaa suamikuuuu! Aamiin.
Tadinya mau kek biasa di paskal tp, dipikir2 nyobain city run aja gt mumpung wktnya bisa? Sebetulnya aku ngga berani city run sendiri gatau knp asa keueung aja gt, palingan kalo lari sendirian tuh yaa di paskal kalongga bolbal sekolah nemo-husein. Jrg pisan city run sendirian. Tapi untuk senin subuh ini aku beraniin wlpn ttp ada perasaan keueung wkwk. Pamit sama suami nnti plgnya minta jemput aah hehe. Start jam 6 kurang msh nyubuh bukaaann haha. Rute dari pasirkaliki lurus belok ke cipto trus abdul rivai wastu belok ke tamsar disini super ngos2an krn nanjak plus ada yg bakar sampah hih emosi, lg butuh asupan udara yg baik ini ngehirup asep laah. Lurussss belok aja ke sulanjana, turun ke dago weeeyy msh sepi dari ftg2 yg nongki, cuma ada 1 aja disana, runner2 jg msh ngga serame saat weekend at dat time. Baru papasan sm runner di dago bawah ada 2 org yg lari ke atas. Aku belok ke riau lanjut truno aloy lurussss terus sampe ujung arah ke gasibu, sengaja mau lari di gasibu abisan bingung rutenya kemana haaa. Lari aja ngeloop gasibu duh udah lama bgt ngga ke gasibu track favvv, pagi2 bgt jg udah penuh ajaa. Lucu bgt linenya dikasih tanda 1,2 utk pelari, sisanya untuk yg sambil ngobrol cenah wkwkwk. Ngga sadar ternyata udah brp loop ada ftg gening disana ada 2 org gatau pula dari mana gpp sugan nnti ada di fotoyu yakan haha. Pose2 sikitlaaah krn akupun ngga akan lama disana, udah sekitar 8 ke 9k keluar track tinggal menuntaskan 11 atau 12k, ambil ke arah ariajipang trus ktemu a irfan di angkot kawan suamiku mau kerja ke tempat traumatis dan toxic di jl. Cihampelas ituu huft. Turun lagi ke dago, paling enakeun lewat situ turunan bgt, lurussss sampe merdeka nyebrang ke deket balkot ke arah purnawarman baru aku finished. Di strava sih 12k, band ku sempet error di km 1, singkron ke strava cuma 6k laah cemanaa. Ke recordnya 9k plus 1k jd bisa hampir 11k kalo di huawei health. Baru deh nlp suamiku minta dijemput, aku blg posisinya di depan gramed, bec. Fiuuuhh alhamdulillah.. Oiya yg di fotoyu cuma ada yg di dago dan gasibu cuma ada 1 ftg aja, sbetulnya foto yg di dago banyak tp knp akunya asa kureng.. Pas liat yg gasibu yaudahlah leh uga skalian ganti latar yakan bosen di dago aja haha. Baru tau jg ada ftg2 di gasibu skrg, saingan di dago bnyk teuing mreun yah.
Senin, long run, sendirian. Tiba2 pose di track gasibu.. Sungguh random!
Recording hari senin yg sempet ilang lalu bisa diakalin dan muncul lagi haha
Dago masih sepi. Road-track-road
Recording huawei health yg sempet kepotong..
2 notes
·
View notes
Text
Sebenarnya tidak mau men-share foto ini di sini. Tetapi, karena menurutku cerita dibalik foto ini cukup lucu, maka aku tetap akan men-share foto ini hahaha.
Sekarang, kami sekeluarga sesekali kewalahan dalam mengawasi Syaki dalam bermain. Energinya seakan tidak pernah habis, rasanya ada saja sesuatu yang dia lakukan. Jalan terkadang masih sempoyongan, tetapi tidak menyusutkan semangat Syaki untuk mengeksplore isi rumah.
Foto di atas adalah foto ketika Syaki sedang berusaha memasukkan kunci ke dalam laci meja di klinik ibunnya. Lalu apakah berhasil? ternyata belum berhasil setelah mencoba berusaha dalam kurun waktu lima menit.
Fokus Syaki harus terus di latih, terlebih ketika memasukkan kunci ke dalam lubang kunci yang memang memerlukan ketelitian extra. Syaki sudah mulai menstimulus sensori motoriknya untuk belajar fokus.
Lalu, apa yang dilakukan Syaki setelah gagal dalam usahanya memasukkan kunci ke laci meja? Syaki masih melanjutkan misinya untuk mengeksplore klinik Ibun nya. Kali ini, fokus Syaki adalah ke tensimeter yang disimpan di atas meja. Kaki mungilnya yang berjinjit, Syaki berusaha menggapai tensimeter dan setelahnya memainkan karet pompa tensimeter dengan ekspresi bingung dan tertawa.
Setelah ku rasa cukup, Syaki akhirnya aku gendong dan ku bawa masuk kembali ke dalam rumah. Kalau dibiarkan lebih lama, bukan hanya meja klinik saja yang akan berantakan, tetapi etalase obat pun akan ikut berantakan karena tangan mungil Syaki akan mengeluarkan obat-obat yang sudah tersusun rapih.
- 28 Mei 2024
4 notes
·
View notes
Text
Malam ini, aku berangkat pelatihan 5 hari. Lokasinya ga jauh, hanya di pondok labu. Tp rasanya kok mbrembes. Sepanjang aku siap2 dan beres2 rumah, arfa sibuk sekali. Cerita ini itu, dari mulai teman sekolahnya sampai ke makanan yg pernah ia makan dahulu.
Kemarin, aku brief arfa bahwa aku harus kerja sampai hari sabtu, jd arfa akan dirumah bersama ayahnya selama 5 hari. Ia mengerti, aku kerja dan gaada satupun komplen atau nangis. Bahkan semalam, dia bilang sm aku " Bunda, sini dong aku mau peluk bunda. Soalnya besok kan bunda gaada. Besok aku berdua sama ayah aja bobo dirumah."
Lah saya yg sedih banget ini mah.
Dia juga bilang "Bunda, kalau bunda kangen, lihat foto aku aja ya sama telefon aku. Kalo alu yg kangen, nanti aku samper bunda ke tempat kerja bunda."
Kalo diliat-liat, anak w udah semakin besar. Dia udh bisa cerita apa yg dia alami di sekolah. Hari in dia cerita dia jatuh 2c di sekolah. Dia dimarahin queena krn dia mau ikut main di ayunan, dan ada anak KB yg baik soalnya ngobrol sm dia.
I don't know what i feel but... rasanya semua berjalan cepat sekali. Kadang aku merasa terlalu sibuk dengan rutinitas, dengan pekerjaan, baik domestik maupun kerjaan kantor. Aku merasa kaya apa si yg udh aku kasih ke anak aku? Apa aku kurang ya.. kadang kalau lagi ngeliatin dia bobo.. masyaAllah.. wajahnya baik banget. Meski ya kadang tingkahnya lucu nan menggemaskan.
Hari jumat lalu, aku ngobrol sm salah senior di dinkes she say "Dinikmatin aja semua yg ada sekarang, pahitnya, susahnya. Kalau kita ngebandingin sm hidup orang lain, ya ga bakal pernah selesai. Yg ada bakal capek. Kaya misal, kok diumur segini aku masih begini dan begini ya. Yaudah gapapa. Nanti akan ada waktunya kita di titik itu kok sil. Sama kaya aku, dulu liat orang kok udh pada punya rumah aja.. skrg alhamdulillah, rumah ada, mobil ada, anak2 juga sekolah bagus. Ya semua ada fasenya masing2."
Sumpah kata2 itu kaya terngiang2 banget. Kadang, ada rasa bingung sm hidup, berasa cape aja sm semua. Tp yg perlu diyakini, semua akan lewat dan kita akan sampai di tempat itu.
Kaya sekarang ini, siapa yg bakal nyangka bapak suami menyanggupi untuk ditinggal sm arfa berdua aja? Rezekinya dia dpt stase IPD yg bisa deal2an sm temennya untuk ga ke rscm ataupun dtg telat. Aku bener2 speechless dan sangat menghargai apa yg dia lakukan. Bener2 membuat aku merasa dicintai dan didukung untuk berkarir. Walaupun pas aku ngobrol terkait pelatihan ini dia kaya kelihatan ga ngasih solusi, tp dia bener prove apa yg dia ucapkan untuk mendidik arfa sama-sama. Makasih ya sayang. Semoga dilancarkan segala sesuatunya, diridhoi Allah selalu. Aamiin.
Well, aku pikir, semua ini juga bagian dr proses. Dia yg belajar lebih terlibat dalam pengasuhan, dan aku juga yg belajar perccaya bahwa kita sama2 bisa terlibat bersama.
Perjalanan masih panjang, krn menikah adalah proses belajar seumur hidup. Pun, menjadi orang tua juga akan terus belajar. Semoga Allah mudahkan.
Diperjalanan menuju BBLTK, 13 mei.2024.
3 notes
·
View notes
Text
Tentang Pasangan
*typo, itu seharusnya akhir tahun 2022 wkwk. Cuplikan pesan dari broadcast channel kak Izzi
Bapak juga pernah bilang, kalau konsep jodoh itu sesuatu yang 'abstrak'. Yang nggak ada teorinya. Yang nggak bisa diterka-terka, nggak bisa dikira-kira, bahkan sangat mungkin nggak bisa dilogika.
Mungkin banyak peristiwa sehari-hari di sekitar kita yang bisa jadi contoh, misalnya yang pacaran bertahun-tahun pada akhirnya tidak berakhir di pelaminan. Yang merasa sudah sangat cocok dan sudah yakin pasti akan menikah dengan dia, rupanya karena suatu peristiwa mereka tidak bisa melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Yang nggak pernah bersinggungan, nggak pernah ketemu, nggak pernah kenal sebelumnya, justru dimudahkan jalan untuk menjadi satu di pelaminan. Yang ada di satu irisan tapi baru kenal beberapa tahun belakangan, nyatanya ditulis di lauh mahfudz kalau mereka saling berjodoh.
Pun beberapa orang di sekitarku juga mengalami hal serupa dalam perjalanan mencari teman hidup mereka.
Ada satu ustadzahku yang ternyata berjodoh dengan teman masa kecilnya. Mereka satu TK. Awalnya mereka tidak menyadari kalau mereka pernah sekolah di satu TK yang sama, sampai saat proses perkenalan di sela-sela obrolan, terungkap kalau mereka adalah teman lama. Padahal keduanya sudah melanglang buana kemana-mana, pergi merantau sekian lama, pada akhirnya ternyata saling berjodoh.
Ada juga ustadzahku yang dia dapat suami seorang stranger di rumah sakit. Waktu itu ustadzah lagi nganterin muridnya periksa ke Rumah Sakit. Lalu suaminya (yang saat itu masih jadi orang asing), sama-sama sedang di rumah sakit. Iseng mengambil gambar ustadzah diam-diam (paparazzi. sebenarnya ngga boleh mungkin ya, karena ngga consent hahhaa. tapi siapa sangka membuka jalan hidup seseorang), lalu suaminya ini menanyakan foto itu ke relasinya, yang memiliki rekan yang bekerja di sekolah yang sama dengan tempat ustadzah bekerja (nah-nah agak rumit kan alurnya), "Ini namanya siapa? Aku mau dikenalin dong". Lalu akhirnya mereka menjadi sepasang suami-istri.
Salah satu saudaraku, dapat teman hidup dari pesan iseng di instagram. Pesan dari orang asing, stranger. Pertanyaan random yang menjadi awal dari perbincangan mereka dan rupanya sama-sama yakin untuk hidup bersama-sama.
Saudaraku yang lain, dapat pasangan yang mereka memang sudah beririsan sejak lama. Ada di satu pertemanan yang sama, meskipun sempat beberapa tahun tidak saling sapa karena saudaraku pergi merantau. Tapi keduanya sama-sama tidak menyangka akan saling berjodoh. Saudaraku ini bercita-cita untuk dapat pasangan yang berasal dari kota rantauannya. Rupanya takdirnya adalah menghabiskan hidup bersama orang yang sudah ia kenal sejak lama, tapi tidak pernah saling menyangka akan hidup bersama-sama.
Cerita Kak Izzi menurutku yang paling epic. Seperti yang ia tulis di broadcast channel-nya, dia dan suaminya nyaris tidak ada irisan. Dikenalkan oleh seorang sahabat, yang sahabatnya ini juga baru kenal dengan Kak Izzi saat merantau ke New York. Teman kuliahnya di Columbia. Siapa yang menyangka, jalan hidup akan berkisah demikian adanya?
Bahkan aku juga tidak menyangka, karena suami kak Izzi adalah kating aku dari fakultas tetangga, seniornya temenku. Hahahaha. Kalau dipikir-pikir emang agak lucu sih jalan hidup.
Semakin kesini, semakin berlalunya waktu, semakin bertambah hari, semakin kerap mendapat undangan pernikahan dari teman, semakin aku memperhatikan kehidupan rumah tangga teman-temanku, aku menarik satu kesimpulan: kita akan disatukan dengan seseorang yang benar-benar sekufu. Sebenar-benarnya sekufu.
Bicara-bicara, soal sekufu, aku pernah menemukan insight bagus sekali soal sekufu di sini.
9 notes
·
View notes
Text
jajah aku di bawah kursi warnetmu.
Tags : M+, blow job in public, trying to not get caught, kissing, local porn words, mention of genitals. // juvenesheets on twitter.
Hari ini, Taesan lagi-lagi tidak masuk sekolah. Ia berkata bahwa percuma saja dirinya duduk berjam-jam hanya untuk melihat ponsel karena musim ujian sudah selesai. Lebih baik ia habiskan waktu untuk membantu bisnis warung internet keluarganya.
Sebuah gedung dua lantai dengan karpet biru gelap serta dinding yang catnya sudah terkelupas, berdiri kokoh di antara ruko lain. Fasilitas warung internet keluarga Taesan cukup lengkap. Pendingin ruangan, freezer berisi berbagai minuman, hingga makanan ringan.
Jika sedang hari biasa seperti sekarang, warung internet ini sepi. Hanya ada orang-orang terdesak yang membutuhkan bantuan Taesan untuk mengurus file mereka atau memakai komputer untuk kepentingan pekerjaan.
Permuda bersurai temaram tersebut menghela nafas di atas kursi beroda pada salah satu meja komputer warnet. Layar komputer menyala terang, menunjukkan permainan RPG yang mulai bosan ia mainkan. Hanya memakai kaos putih oblong dan celana pendek, ia duduk selagi melipat dua kaki ke atas kursi.
Taesan jadi bertanya-tanya, kira-kira saat ini apa yang dilakukan oleh temannya di sekolah? Sorot matanya yang selalu mengingatkan banyak orang akan kucing hitam, melirik ke arah ponsel. Ranum sang pemuda tersungging sendiri karena mengingat bahwa ada seseorang tengah ia tunggu untuk datang. Lelaki yang mudah sekali tersulut panasnya, membuat masa-masa sekolah Han Taesan seperti yang ada di serial-serial televisi. Tidak monoton.
Donghyun, Leehan—tadinya Taesan tidak menganggap ada hal yang menarik dari nama tersebut. Justru, nama Leehan terdengar membosankan karena seringkali terlihat di mading dan foto-foto berfigura di sekolah dengan medali serta piala kejuaraan. Belum lagi pemuda tersebut senang menjadi bintang tepat pada hari Senin, pengumuman kemenangan dari setiap insan tersebut menunda Taesan masuk ke dalam kelas nyaman yang ber-AC.
Bahkan, melihat sang lelaki dengan jelas saja ia tidak pernah sama sekali. Pertama kali Taesan menelisik sang mentari dari sekolahnya atas hingga bawah tanpa terlewat satu fitur pun adalah kala ia tiba-tiba didatangi Leehan saat berlatih futsal.
"Bu Meerah bilang, kamu harus catet materi dari buku aku dan beliau mau kamu belajar bareng aku. Nilaimu di pelajaran Bu Meerah jelek banget."
Leehan mengatakan hal tersebut dengan nada serius, cukup kencang untuk membuat permainan yang sedang berlangsung berhenti dan banyak kepala menoleh kepada mereka. Lucu sekali mengingat pemuda dengan surai kecoklatan halus yang khas itu berdiri percaya diri masih memakai seragam basah akibat hujan. Ia menyusul ke tempat Taesan berlatih memakai motor.
Dasar budak guru. Harusnya Leehan tidak perlu repot-repot menyusul. Bahkan dengan senang hati kedua tangannya yang kepalang mulus menumpuk beberapa buku tulis miliknya untuk diberikan kepada Taesan.
Merasa dipermalukan, Taesan ingin sekali menolak. Ia menarik Leehan ke sudut sepi.
"Gue gamau."
Pemuda di hadapannya tidak terbiasa ditolak. Padahal banyak yang mengatakan bahwa wajah Taesan memiliki terlalu sedikit ekspresi di balik fitur tajam dan menawan yang ia miliki, namun rupanya si pandai ini tidak mudah menyerah.
"Kalau kamu gamau, nanti aku bilang ke Bu Meerah kamu ngapa-ngapain aku. Sampai satu badanku basah kaya gini. Mau aku balik ke sekolah lagi terus bilang begitu?"
Tengil sekali.
Taesan tidak memiliki cara lagi (banyak sekali sebetulnya) tetapi, Leehan membuat ia bungkam dengan wajah bertabur gula itu. Belum lagi kedua mata Taesan tidak bisa fokus, tubuh molek di hadapannya benar-benar disuguhkan secara cuma-cuma. Diguyur oleh hujan membuat seragam sang lelaki menjadi melekat lebih erat lagi.
Ada rasa terbakar di dalam dada ketika Taesan merasakan beberapa orang di tempat mereka melihat Leehan dengan tatapan dalam. Ia harus membawa anak ini pergi dari kandang karnivora, hanya itu satu fikirannya.
Taesan tidak suka belajar. Ia hanya suka bermain musik dan bermain bola, tetapi selama satu bulan lebih—ia tunduk pada jemari Leehan. Memberikan sang pemuda berkacamata kesempatan untuk singgah lebih lama. Lagipula, dengan wajah bak karakter yang keluar dari buku itu dan juga cara dia berbicara dengan penuh kelembutan, tidak akan membuat Taesan bosan. Hingga pada akhirnya ia menyesal karena tidak mengenal Leehan lebih awal.
Terdengar gila mungkin, tetapi faktanya pada tahun kedua semester akhir—ia berhasil menggaet hati sang pujaan hati. Hubungan dua sejoli yang tidak terduga itu kini bertahan hingga sekarang.
Dengan latar belakang serta sifat mereka yang bertolak belakang, mungkin warga sekolah akan menganga mengetahui berita ini. Bahkan tidak sedikit yang selalu memberitahu Leehan untuk bersadar diri bahwa Taesan hanya akan membawa masalah bagi masa depannya. Untuk apa juwita berbakat sepertinya menetap dengan seorang pemuda monoton seperti Taesan.
Taesan hanya bisa tertawa lebar setiap kali mereka melakukan hal seperti itu. Sebab, keesokan harinya, justru Leehan semakin menempel dengannya. Menunjukkan kepada semesta bahwa ia bahagia.
Jikalau mengingat kembali, memang kisah asmara mereka terdengar terlalu datar. Tipikal berandalan yang menjadi lebih baik karena kekasih kutu bukunya yang gila pendidikan. Namun, Taesan tidak pernah menyesali pilihannya untuk memilih Leehan. Sebab, sekarang Taesan telah menemukan cahaya baru untuk terus melangkah.
"San, cowomu datang tuh."
Pemuda dengan pakaian rumahan dan surai yang masih setengah basah itu menoleh. Kakak laki-laki Taesan yang sudah rapi memakai kemeja flanel dan juga jeans yang sudah luntur warnanya menunjuk pada sang kekasih yang tiba-tiba saja sudah hadir selagi melambai lucu.
"Gue mau ke kampus dulu ya, jaga warnet yang bener. Gue tinggal, bye. Marahin aja kalo Taesan nakal ya, Han," goda Sunghoon mengulas senyum tipis dan sedikit mendorong perlahan tubuh Leehan.
Leehan datang masih dengan seragam lengkap. Rapih tanpa lipatan. Taesan melangkah kepada sang juwita sebelum membantu yang lebih muda menaruh tas ranselnya di salah satu kursi warnet. "Bawa apa kamu, yang?"
"Cireng sekolah. Katanya kamu mau kan dari pas libur? Kebetulan tadi kantin yang buka udah lengkap."
Leehan memang perhatian sekali. Pantas saja, pemuda tersebut banyak sekali yang memuja. Taesan mengambil satu cireng isi dari plastik dan menghadiahi kekasihnya kecupan di pipi.
"Thanks, Cantikku."
Senyuman kecil hadir di wajah pemuda yang lebih tua menyadari semu merah muda beesemi di wajah mempesona Leehan. Ia menggenggam tangan lelaki tersebut agar duduk di sebelahnya. Lalu, untuk beberapa waktu—ruangan itu hanya terisi oleh suara keyboard dan juga Taesan yang sibuk mengunyah cireng dengan tenang. Ia memberikan waktu bagi Leehan untuk tenggelam di dalam fikiran dan memperhatikan tampak Taesan yang bagai dipahat hampir sempurna oleh Tuhan.
Bibir bawahnya yang tebal, hidung mancung, dan rahang tegas sang pemuda. Kedua manik gelap Taesan yang disertai dengan bulu mata lentik itu tampak memikat. Ia senantiasa membuat Leehan tenggelam. Namun, tidak lama kemudian sorot mata juwita itu berpindah pada tubuh kekasihnya. Ada dua hal yang juga tidak kalah memikat dari Taesan, yaitu bisep dan pahanya yang kuat dan terbentuk karena latihan rutin. Saat ini bagian itu terekspos karena kaos tidak berlengan serta celana pendek sang kekasih yang sedikit tertarik ke atas.
Detak jantung Leehan terdengar tidak teratur, ia meneguk ludah. Maybe right now is the right chance to steal Taesan's attention?
"Jadi aku ke sini cuma buat nontonin kamu main lagi? Mending aku balik ke sekolah engga sih?"
Tanpa menoleh, Taesan masih berfokus pada layar namun kali ini ia memajukan bibirnya tanpa alasan. Jari-jarinya yang lincah itu bergerak lebih cepat di atas keyboard.
Leehan menghela nafas. Ia ingin mengerjai kucing hitam yang terlalu serius itu dengan cara berpura-pura bangkit untuk pergi. Tetapi, belum sempat ia benar-benar bangkit dari kursi—lebih dulu dua tangan menahan paha Leehan agar tetap duduk.
"Aku lagi ngisi perut, permainan aku baru selesai. Siapa bilang kamu cuma nontonin aku main hari ini?" tanya Taesan mengubah posisi duduk menjadi ke arah Leehan, menukik alisnya selagi berbicara.
Paha Leehan diremas oleh yang lebih tua.
Lalu perlahan jemari Taesan naik ke atas untuk menarik dasi abu-abu milik Leehan agar wajah mereka mendekat. Dengan jarak sedekat ini, mereka dapat merasakan nafas satu sama lain.
Taesan melirih, "Kamu laper juga engga, Han? Mau diisi juga engga perutnya?"
Aduh, kok bisa tiba-tiba saja kekasihnya yang kepalang cuek itu merubah situasi secepat ini?
Leehan menggeleng. Ia ragu setiap kali hubungan mereka maju ke tahap yang lebih intim, namun jika itu Taesan, bisa apa dia? Ia rela memberikan apa saja asal laki-laki itu mau membubuhinya dengan ciuman kupu-kupu, pujian, dan juga senyuman puas. Toh, Leehan yang memulai dia juga harus membuka jalan lebih lebar untuk sang lelaki tercinta.
"L-laper, panas juga, San—Ngggh Mmph !"
Ucapan Leehan berhenti pada saat Taesan memaksa agar ranum mereka bertabrakan. Mereka memang sering bercumbu di mana saja. Walaupun Leehan paling menyukai pada saat ciuman pertama yang diberikan oleh Taesan pada saat ia begitu bahagia kala memenangkan pertandingan dengan musuh kebuyutannya sejak sekolah dasar di halaman belakang sekolah mereka. Ia masih ingat, hanya dengan satu kali ciuman itu mengajarkan Leehan yang belum pernah mencium orang sama sekali kini menjadi semakin lihai.
Dua insan saling memagut dan menghisap bibir satu sama lain seolah-olah mereka berada di dunia sendiri. Padahal, setiap barang di warung internet itu pasti terdiam iri menjadi saksi mereka yang bercumbu panas di saat matahari sedang terik-teriknya. Tangan Leehan sudah berpindah untuk meremat-remat surai sang kekasih, pahanya merapat untuk memberikan afeksi bagi bagian selatan si kecil yang sudah sesak hanya karena sentuhan pada bibir.
"Hhhah, nanti ada yang lihat—San, Esan," syahdu dari bibir Leehan memprotes akibat tubuhnya Taesan bawa agar terduduk di atas pahanya yang kuat itu.
"Katanya mau dipangku?"
Benar, sih. Pipi Leehan memerah lucu bagai buah persik segar. "Nanti kamu keberatan."
"Sayang, I could pick you up easily. You are perfect for me. Aku latihan buat manjain kamu kaya gini, Cantik," balas Taesan dengan tangan yang bergerak untuk meremas pinggang ramping sang juwita lalu bersiul menggoda ketika sengaja mengeluarkan seragam Leehan dari celana dan melihat jelas lekuk tubuh sang kekasih.
Ia memang terkadang bersikap memalukan.
Walaupun ingin berlari rasanya, ia tetap memberikan lampu hijau bagi Taesan untuk membuka dasinya dan beberapa kancing dari seragamnya. Memberikan pemandangan manusia terindah yang pernah Taesan tatap.
"San, Nnh, jangan ditandain ya?"
Taesan mengangguk mengerti, tidak diberitahu pun ia sudah mengerti. Mereka tidak mau mengambil resiko dengan berakhir dihusir dari rumah atau dijawil kencang pada bagian telinga. Maka, bibir Taesan hanya mengecupi dan membasahi sedikit bagian selangka Leehan yang putih tanpa noda.
Kacamata Leehan sudah hilang entah kemana, toh siapa yang peduli? Dengan sentuhan Taesan sendiri saja dia mampu menggelinjang nikmat, ia percaya sekali atas tuntunan sang kekasih atas segalanya. Birahi menutup segala dari manusia, termasuk kewarasan.
"Kenapa ahh kamu besar dimana-mana sih?" lirih Leehan tanpa rem. Ia gigit bibirnya merasakan bibir Taesan sudah memanjakan bagian sensitif di dada Leehan yang mencuat gemas. Jemari satunya juga tidak luput memilin dan mencubit puting laki-laki itu yang tidak tersentuh.
Kedua tangan Leehan dari tadi meremat bisep Taesan, merasakan otot sang pemuda yang terbentuk. Pacarnya memang XL. Apalagi di bagian bawah sana. Membayangkan benda berurat itu saja membuat perut Leehan berbunyi. Dia lapar dan kepanasan betulan, tidak bohong.
Kala mereka kembali memakan bibir satu sama lain, saling berperang lidah dan gigi, Leehan dapat merasakan celana pendek yang dipakai Taesan mencetak tenda. Menusuk-nusuk bagian bokong Leehan yang hanya dilapisi seragamnya yang saat ini sudah agak sempit (sebab mereka sudah mau lulus dan dia enggan mengganti).
"Han, Sayang, kamu laper kan tadi?"
Taesan bertanya ketika Leehan masih mengatur nafas dan masih mengumpulkan segala sel dari otaknya untuk mencerna setiap kata. Ia hanya mengangguk-angguk saja. Berantakan sekali pria cantik itu dibuat oleh murid yang ditutornya sendiri.
Tali celana pendek Taesan ia buka.
"Sesek dia, Han. Kasian, mau engga bantuin? Makan ini aja, ya? I miss you getting messy with my milk all over your pretty face."
Muka pengen dari Taesan selalu sukses membuat Leehan ingin menurutinya. Ia tampak lucu dengan kedua mata berkilauan. Tapi, yang lebih muda belum merasa bahwa tawaran itu cukup. Han Taesan harus memohon di hadapannya.
"Kenapa harus?" tanyanya dengan tangan yang sengaja jatuh ke bawah, membelai gundukan kekasihnya dengan perlahan.
Taesan menggeram merasakan sentuhan tersebut. Kalau diteruskan, mungkin saja Taesan akan kehilangan kesabaran dan berakhir memainkan jarinya pada senggama sempit sang juwita selagi mendorong tubuh ramping itu ke meja warnet. Namun, ia tidak pernah tega dengan Leehan.
"Please, Han. Aku engga kuat, mau bibir kamu di sini. Sepongin kontol aku di bawah meja."
Gila memang, apa Taesan benar-benar menginginkan mereka melakukan kegiatan asusila di warung internet keluarganya? Bagaimana jika seseorang masuk? Bagaimana jika mereka terciduk lewat kamera? Bodoh, harusnya Leehan pikirkan itu sejak mereka berciuman jauh beberapa menit yang lalu.
"Serius kamu? Nanti kalau ketahuan—"
"Aku jagain, engga akan ketahuan. Ayo ke bawah," bisikan Taesan yang meyakinkan lantas membawa Leehan untuk memasang bendera putih. Dengan kaki sedikit lemas ia turun ke bawah. Mengisi ruang kecil di bawah meja dan langsung berhadapan dengan selangkangan sang kekasih.
Bahkan belum dimulai pun, Leehan terlihat manis di bawah sana. Matanya mengedip polos dan bertanya-tanya apakah dia harus melakukan itu sekarang?
Blow job mungkin adalah satu hal yang kini menjadi rangkaian maksimal di hubungan mereka. Tidak ada yang lebih daripada menghisap penis satu sama lain atau memasukkan jari memanjakan lubang Leehan yang masih sempit sekali. Meskipun begitu, Leehan masih belum berpengalaman (baginya.)
Hanya pujian dan juga suara-suara yang keluar dari mulut Taesan, satu-satunya validasi bagi Leehan jika dia sudah melakukan semuanya dengan baik. Karena itu lah—ia gugup.
"Jangan gigit, ya," ucap Taesan lembut ketika ia sudah berhasil menurunkan celana pendek dan juga celana dalamnya.
Penurut sekali Leehan, pelan-pelan ia mendekatkan diri. Satu tangannya memegang batang penis dari sang kekasih yang berukuran tidak kecil. Ia merasakan guratan urat pada benda Taesan yang tengah mengacung sempurna. Leehan senang, ia adalah alasan hormon sang kekasih memuncak.
Ia kocok perlahan atas-bawah penis Taesan, sebelum menjulurkan lidah untuk merasakan ujung kepala kejantanan tersebut. Matanya tidak lepas dari pandangan sayu yang lebih tua ketika ia perlahan-lahan memasukkan penis kucing hitam kesayangannya ke dalam mulut.
"Ah, shit, Kenapa pinter banget?" puji Taesan tersenyum lemas kala Leehan tanpa terbatuk mampu mencapai ujung penisnya. Menghidu wangi khas lelaki tersebut yang jantan.
Leehan mulai bergerak untuk menghisap batang penis Taesan, menjilat, serta menggerakkan kepalanya beraturan dalam ritme pelan. Ia lepas sesekali untuk mengocok lagi penis yang lebih tua.
Wajah Leehan berkeringat.
"Harusnya aku bawa kuciranku ya? Nnh, biar aku tariknya enak—rambutmu udah panjang, ahh, aku pengen liat jelas kontolku keluar masuk mulut kamu, Han," protes Taesan tersendat-sendat, jari-jari panjangnya mulai menyisir surai halus kecoklatan sang kekasih.
Cairan pre-cum mulai keluar dari kejantanan Taesan ketika seseorang melangkah ke lantai atas cukup cepat hingga membuat mereka terdiam kaku. Demi Tuhan, ingin sekali ia mencakar paha Taesan karena pemuda itu sudah janji bahwa mereka tidak akan tertangkap basah namun sekarang ada seseorang di warnet bersama mereka. Untungnya, sisi depan mereka berdua tidak akan terlihat karena tertutup meja.
"Dek ! Mas lupa ada flashdisk ketinggalan, aduh pelupa banget gue. Loh? Kenapa keringetan gitu?" Mas Sunghoon rupanya.
Jari telunjuk Taesan memberikan isyarat ke bawah agar Leehan diam. Ia hanya tersenyum gugup lalu berkata, "Panas di luar, Mas. Sampe ke dalam, haha."
Mas Sunghoon ber-oh ria lalu melangkah perlahan menjauh dari meja Taesan meskipun matanya masih dengan curiga menatap sang adik yang entah mengapa duduk di kursi warnet tanpa memainkan game.
"Leehan mana dek? Bukannya tadi ada?"
Damn.
Taesan melirik Mas-nya yang dengan jelas melihat tas dan juga dasi Leehan yang tadi terhempas asal. Ia berusaha menenangkan pacarnya yang tengah berperang dengan batin sendiri dengan cara mengelus kepala Leehan. Tetapi, entah mengapa justru tangan tersebut berpindah ke tengkuk yang lebih muda—membuat Leehan mau tidak mau kembali menyesap penis miliknya.
"K-Ke toilet, Mas, duh sialan," jawab Taesan lalu dengan cepat memukul mulutnya yang tanpa izin mengeluarkan umpatan.
Nikmat sekali ketika dengan lihai Leehan menjadi boneka penurut, memejamkan matanya di bawah sana dan menghisap penis Taesan. Mempercepat gerakan karena ia ingin ini semua cepat selesai. Suara yang mereka buat sebetulnya cukup berisik, licin dan basah, dengan suara desahan kecil dari Leehan di bawah meja. Hal itu disebabkan karena kaki telanjang Taesan dengan jahilnya menggesek pada selangkangan Leehan.
"Nah ini dia flashdisk gue ! Gue cabut lagi ya, San. Lu beneran gapapa ini gue tinggal sendiri? Muka lu merah loh," tunjuk Sunghoon dengan wajah sedikit khawatir. Jemarinya memutar-mutar kunci dengan lincah.
Iya, sumpah Taesan tidak apa-apa. Dia sedang setengah di nirwana sekarang karena ada yang tengah menghisap kuat penisnya hingga puas di bawah meja. Sekarang, cepat Mas pergi dong.
"Aman Mas, aman. Hati-hati y—ah Mas."
Hanya itu yang mampu Taesan keluarkan sebelum memastikan sang Kakak sudah pergi dari warung internet mereka. Ia sudah sange berat ketika menatap kondisi Leehan di bawah sana ternyata sudah mengeluarkan penisnya dari seragam dan mengocok perlahan dengan mulut yang masih bertengger pada kejantanannya.
Seksi sekali.
"Aku bentar lagi sampai, Han," lirih Taesan yang akhirnya bernafas lega dan bisa lanjut menuntun kepala Leehan agar kembali menghisap penisnya yang membesar.
Ia bergerak maju mundur dengan cepat hingga mentok di ujung tenggorokan. Pujian demi pujian Taesan keluarkan, ia merintih kenikmatan karena kehangatan yang mengokupasi penisnya.
"Sayang, aku keluarin di muka ya?"
Leehan menyungging senyum tipis menunjukkan bahwa ia akan menerima apapun dari sang kekasih. Tidak membutuhkan waktu lama sebelum pandangan Taesan memburam dan ia melepaskan kejantanannya dari mulut Leehan. Ia mendesah panjang kala cairan putih berhasil keluar beberapa kali dari penis panjangnya itu. Muka Leehan menjadi kotor.
Bahkan sisa sperma Taesan juga meleleh di lidah kekasihnya yang lebih muda karena ia tidak menutup mulut. Kalau Taesan tidak menahan diri, mungkin bagian selatan pemuda itu sudah berdiri lagi. Ternyata, Leehan pun mengotori tangan dan seragamnya di bawah sana. Mereka sampai bersamaan.
Jemari lentik Leehan menghapus lukisan sperma di atas wajah sebelum membawanya untuk ditelan ke dalam mulut. Pemandangan erotis yang ingin sekali Taesan pajang selamanya.
"Awas aja kalau sampai Mas kamu tahu, aku tebas kelamin kamu ya, San !"
Taesan meneguk ludah. Sang juwita jadi galak setelah peristiwa tadi rupanya. Tetapi tidak apa-apa, tidak ada yang harus pemuda bersurai temaram itu sesali. Sebab, ia sudah dimanjakan oleh Leehan hari ini dengan servis bintang lima.
End.
5 notes
·
View notes
Text
Botol Minum
Sore hari ini mampir ke toko palugada di mall daerah Bogor. Memang punya niatan membeli tumbler baru karena yang lama ketinggalan entah dimana. Sengaja ke toko tersebut lagi karena tumblerku yang hilang kubeli disana, walau tokonya beda cabang.
Setelah menerjang gerimisnya Kota Hujan, sampailah disana. Tidak terlalu besar dan kecil, punya warna netral, ada tali gagangnya, dan yang paling penting bisa dimasukkan ke samping tas. Itulah kriteria botol minum yang mau kubeli. Setelah 15-20 menit mencari-cari, tidak ada satupun yang sesuai..... kecuali model yang lama. Alhasil ku beli sama persis dengan yang lama. Haha.
Well, jadi merenung saat mengantri bayar. Aku makin sadar, ternyata diri ini lebih nyaman dengan barang-barang yang sudah pernah kucoba. Agak gak yakin sama model-model baru, walau modelnya super lucu dan warnanya menarik hati. Ternyata, aku juga begitu saat membeli kacamata baru (karena rusak atau lensanya yang over). Pasti, minta tolong ke mba penjual, "Mba, tolong dicarikan yang modelnya seperti ini", sambil menunjukkan foto terakhirku menggunakan kacamata tersebut.
Setelah kupikir-pikir, kenapa masih mau pakai model yang sama dengan sebelumnya? Ya.. karena hasil dari pertimbangan pembelianku sebelumnya, udah pernah dicoba, terbukti enakeun, lebih pede, dan malas terlihat beda dari sebelumnya/being center of attention.
Terus, apakah aku orang yang agak sulit terhadap perubahan atau agak mageur beradaptasi lagi? Bisa dibilang. I think, I prefer developing to building somethin' new. Agak sulit, bukan berarti tidak bisa lho ya hehe. Sekian refleksi hari ini :)
2 notes
·
View notes