#diperjuangkan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Seperti halnya safar, ada tempat-tempat yang memang hanya ditakdirkan untuk kita lewati, bukan sebagai pelabuhan utama. Jadi, jika ditakdirkan untuk lewat maka biarkanlah ia hanya sekedar lewat saja. Tak usah diperpanjang cerita dan masanya.
Ibarat mawar hitam yang kamu temukan di jalan, namun tak layak untuk diperjuangkan.
Yang lewat, pokoknya biarkan lewat saja.
Ruang semesta, November 2024.
203 notes
·
View notes
Text
Berpikir Positif pada Hidup Sendiri
Dulu aku sempat bertanya-tanya pada guruku,"Mengapa kita membuat rencana sedemikian rupa buat masa depan, padahal ujung-ujungnya kalau takdirnya berkata lain - ya bubar semua."
Aku pernah berpikir buruk tentang masa depanku sendiri. Sewaktu kuliah dan bingung harus ke mana setelah itu, aku masih tidak yakin bahwa masa depanku akan bisa mencapai hal-hal yang pernah kutulis dalam rencanaku.
Guruku mengajarkan untuk tidak pernah putus harapan kepada Tuhan. "Jika saat ini kamu memiliki bibit tanaman ditanganmu, tetaplah tanam sekalipun kamu tahu besok pagi akan kiamat." Aku belajar untuk berpikir positif dengan hidupku sendiri.
Karena dari hidup yang telah berjalan, aku diajarkan oleh mereka jika orang pertama yang "hijack" hidupku adalah diriku sendiri.
Diriku sendiri yang mematahkan mimpi.
Diriku sendiri yang tidak yakin sama diri sendiri. Diriku sendiri yang menghalangi untuk mengambil kesempatan karena terus menerus memelihara rasa takut.
Diriku sendiri yang tidak pernah memberi penghargaan yang layak untuk apa-apa yang sudah dilakukan.
Diriku sendiri yang mengerdilkan apa-apa yang aku lakukan.
Diriku sendiri yang menghalangiku mendapatkan pelajaran karena terus menerus merasa benar dan keras kepala, tidak bisa menerima nasihat.
Diriku sendiri yang menghalangiku dari orang-orang baik karena aku berdiam diri, mengurung diriku, tak mau mulai berkenalan dengan orang dan membuka diri.
Diriku sendiri, yang selama ini melakukan semua itu. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan itu, melempar kesalahan-kesalahan diri sendiri ke orang lain. Orang lain yang jahat, orang lain yang begini dan begitu. Seolah-olah hidupku paling menderita dan tidak bisa melihat orang lain yang kubenci juga bahagia. Hidupku penuh dengan rasa benci.
Dulu.
Kini aku merasa telah melewati semua itu. Banyaknya orang yang silih berganti dalam hidup. Ada yang membawa kebaikan, ada yang membawa pelajaran. Yang penting bisa terus melihat dari sisi positif, melihat ke dalam diri dan banyak refleksi.
Dunia ini terus berjalan dengan beragam situasi. Ada kondisi baik, ada kondisi yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tetaplah membuat rencana buat hidup sendiri. Hal-hal baik di masa yang akan datang yang ingin diraih, yang ingin diperjuangkan. Percaya terus kepada Tuhan yang memiliki hidup, Dia tidak mungkin membuat takdir yang buruk. Semua takdir itu baik, kita sajalah yang sering salah memahami maksudNya. Mungkin karena keterbatasan ilmu kita, atau mungkin karena bebalnya diri kita, kerasnya hati kita untuk menerima nasihat dan kebenaran.
Semoga diri ini terus dimudahkan untuk bisa memahami hal-hal tersirat dalam hidup. Semoga hati ini dilembutkan sehingga mudah menerima kebenaran. Semoga lisan dan tangan ini juga mudah dikendalikan, agar tidak keluar kata-kata buruk yang menyakiti orang lain. Dan juga, menyakiti diri sendiri.
523 notes
·
View notes
Text
Mutual
"Fitrah perempuan itu dikejar", kata banyak perempuan.
Menurutku, gak gitu konsepnya. Mesti mutual, saling, gak bisa cuma jadi si-paling ingin diperjuangkan.
Kalau suka, let him/her know. Kalau respon nya anyep, mundur, bukan malah denial. No response is a response.
Entah kamu ada di posisi yang tertarik, atau yang di-tertariki, let him/her know what you feel, what your response. Kasih batasan yang jelas. Kalau ditolak, cari yang lain, manusia bukan cuma dia.
24 April 2024
205 notes
·
View notes
Text
Sengaja diam, padahal separuh rindu. Sengaja gak ganggu, padahal sepenuh hati menunggu.
Aku terlalu cepat menjadikan mu rumah, sampai aku lupa bahwa dirimu hanya sekadar singgah.
Bagiku, kamu adalah sebuah kepastian untuk diperjuangkan. Sedangkan bagimu, aku masih sekadar keraguan untuk ditetapkan.
106 notes
·
View notes
Text
Jika Allah memudahkan dan mempercepat doamu, kamu harus siap dengan segala konsekuensinya. Pasti ada hal-hal yang harus diperjuangkan setelahnya. Dan butuh usaha yang tak biasa. Jaga niat baik, tetap berprasangka baik, dan lakukan apa yang bisa dikerjakan dengan setulus hati. Semoga Allah jaga selalu.
170 notes
·
View notes
Text
Melewatkan orang baik..
Tidak ada yang akan kusesali nantinya melewatkanmu ataupun menunggumu. Diantara keduanya ada konsekuensi yang akan memintaku saat aku memilih. Namun satu hal yang aku syukuri, setidaknya aku pernah diperjuangkan dengan sebagaimana mestinya. Meski pada akhirnya masing-masing dari kita memilih diam dan pergi untuk saling menjauh.
Tidak semua perjumpaan akan berujung pada kesepakatan. Tidak semua yang bertemu akan selalu bersama. Demikian, bukan?
Melewatkan orang baik itu nyata adanya. Edisi nemenin ibu jalan-jalan pagi. Pagi ini bertemu dengan salah satu teman pengajian ibu.
Ibu Y: ".... mba dandelion (nama disamarkan) qadarullaah nggak bisa lanjut proses kemarin, Bu."
Keluarga kami cukup dekat sehingga ibu Y seringkali bercerita banyak hal dengan ibuku.
Ibu Y: "Saya sedikit kepikiran, Bu. mba Dandelion setelah proses ta'aruf dengan Ikhwan tersebut, akhir-akhir ini lebih sering menangis, lebih menutup diri dari biasanya. Tapi setiap kali ditanya, jawabannya selalu diam dan memilih menghindar. Barangkali mba Nisa bisa ajak mba Dandelion ngobrol-ngobrol ya. Dari kemarin pengen ngobrol sama Nisa katanya. Tapi takut ganggu mba Nisa."
aku: "nggeh, Bu. Nanti saya coba chat mba Dandelion lebih dulu. Bertanya kabar, semoga bisa sedikit terbuka dengan saya."
Ibu Y: "ikhwan ini datang kerumah menegaskan bahwa tidak bisa melanjutkan proses ta'aruf. Mas F (inisial Ikhwan yg sedang proses) datang dengan kakaknya untuk menegaskan.
Awalnya mba Dandelion mengabarkan kalau akan ada seorang laki-laki yang Alhamdulillaah sudah ngaji dan Insya Allaah baik pemahaman agamanya. Suami saya menyambut dengan senang perihal kabar baik itu. Dan atas izin Allaah keduanya bertemu dan memutuskan untuk proses ta'aruf. keduanya ini saling tertarik dan merasa cocok satu sama lain. Delapan kali datang kerumah dan saling terlibat pembicaraan bersama.
Mas F bilang kalau belum bisa datang bersama bapak ibunya untuk meminta mba Dandelion dikarenakan ibunya sedang dalam kondisi sakit.
Kamipun paham kondisi mas F, dan kami mencoba memberikan garis ketegasan untuk anak perempuan kami satu-satunya ini. Bapaknya (suami saya) tidak ingin putri kesayangannya ini tidak ada kejelasan status. Bapaknya meminta agar ada kejelasan bagaimana kelanjutan dari proses ta'aruf ini. Akhirnya mas F mengatakan akan segera mengkhitbah mba Dandelion dengan cincin pemberian dari Ibunya.
Ketika waktu yang sudah dijanjikan akan datang untuk mengkhitbah, qadarullaah Ibu mas F Allaah panggil lebih dulu (meninggal dunia). Sehingga ini butuh waktu tiga minggu untuk melanjutkan kembali. Dalam waktu tiga minggu, mas F mengabarkan bahwa setelah ibunya meninggal dunia. Ayahnya jatuh sakit. Satu minggu setelah mendapat kabar sakitnya, kami mendapat kabar bahwa ayah mas F tersebut meninggal dunia.
Setelah dua minggu sepeninggal ayahnya, mas F tersebut datang kembali kerumah dengan saudaranya untuk menegaskan kembali bahwa ia akan tetap maju untuk meminang mba Dandelion. Namun butuh waktu untuk membicarakan hal tersebut dengan keluarga besar seperti saudara dari Ayah dan Ibunya sebagai perwakilan yang dituakan. Kamipun menyepakati, karena kami mencoba memahami tentang ujian demi ujian yang mas F lalui.
Dua Minggu berlalu, mas F ini mengabarkan via chat. Yang intinya masih butuh waktu untuk meyakinkan keluarga besarnya untuk melangkahi kakak perempuannya yang belum menikah dan belum memiliki calon. Kata keluarga besarnya, kasihan jika dalam suasana duka seperti ini, kakak perempuannya harus ditinggal apalagi dilangkahi oleh adik laki-lakinya untuk menikah.
Dalam adat jawa, tabu jika ada seorang adik melangkahi kakaknya untuk lebih dulu menikah. Apalagi jika itu adalah adik laki-laki melangkahi kakak perempuannya. Meski mas F ini sudah paham tidak ada demikian dalam agama, namun keluarga besarnya masih kekeh memegang adat demikian.
Sampai satu titik, mba Dandelion meminta kejelasan bagaimana ujung dari proses ini. Akhirnya mas F datang dengan saudaranya lagi untuk menjelaskan situasi yang sedang terjadi. Bahwasanya ia meminta diberi waktu untuk mencarikan calon untuk kakak perempuannya ini sampai akhir tahun ini agar bisa menikah. Harapannya agar ada yang menjaga kakak perempuannya. Setelah kakak perempuannya mendapat jodoh barulah ia bisa dengan lapang menikah.
Mendengar hal itu mba Dandelion memberikan tanggapannya, bahwasanya ia tidak bisa lagi memberikan waktu.
"Lebih baik dicukupkan sampai disini saja. Tidak usah melanjutkan. Saya tidak ingin terus-terusan dalam kondisi status berproses dengan seorang Ikhwan yang belum terlihat kejelasannya untuk sebuah komitmen. kita cukupkan sampai disini saja, jika memang berjodoh maka kita akan bertemu lagi dengan cara baik dan waktu yang terbaik menurut Allaah. Saya tidak ingin menunggu sesuatu yang semu. Saya tidak ingin membatasi diri saya dengan menunggu seseorang yang belum tentu akan menjadi jodoh saya. Saya tidak mau membuka pintu-pintu syaithan dengan mengatasnamakan ta'aruf. Ta'aruf kita sudah berjalan kurang lebih 7 bulan dengan delapan kali pertemuan ini. Saya tidak ingin menutup banyak kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Iya, kalau sampai akhir tahun kakak perempuan mas bertemu dengan jodohnya. Kalau masih belum menemukan, bgaimana dengan saya? apakah masih harus menunggu lagi? Saya tidak ingin demikian, ini akan membuka pintu fitnah untuk kita dan keluarga masing-masing. Saya mohon maaf selama proses kata-kata dan sikap saya menyakiti hati mas dan keluarga mas. Semoga setelah ini Allaah beri kita kelapangan hati dan ganti yang lebih baik lagi." Jawaban mba Dandelion saat itu didepan kami semua.
Jelas Bu, saya menangis saat itu juga. Saya kaget anak perempuan saya langsung memutuskan demikian. Suami saya mencoba memahami kondisi anak perempuannya. Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses ta'aruf ini dengan berat hati.
"semoga kita masih tetap menjadi saudara muslim yang baik ya mas, entah nanti kalian berjodoh atau tidak. Semoga ini adalah keputusan yang terbaik untuk kalian berdua." Ucap Bapaknya mba Dandelion.
"baik, pak. Ngapunten sanget jika saya membuat mba Dandelion dan keluarga kecewa atas sikap saya. Saya bisa memahami keputusan MB Dandelion. Insya Allaah, jika nantinya kakak perempuan saya sudah menemukan jodohnya tahun ini. Dan mba Dandelion masih belum menikah atau masih belum proses ta'aruf dengan siapa-siapa. Semoga masih diizinkan untuk menyambung silaturahmi nantinya ya. Saya meminta maaf untuk segala ucap, tindakan dan hal-hal lain yang kurang berkenan. Semoga Allaah berikan yang terbaik setelah ini." Jawaban mas F saat itu.
Dia Ikhwan yang baik, saya bisa melihat sikap dan kesungguhannya dalam mengupayakan, bu. Selama proses, saya dan suami menyelidiki latar belakang dan keseharian mas F. Bertanya beberapa hal pada tetangganya, dan suami saya juga pernah bertemu dengan mas F dalam barisan sholat subuh berjamaah. Masya Allaah, sekali memang.
Saat mas F berpamitan dan merangkul suami saya, saya melihat mas F menangis dan mengucapkan salam dengan suara yang gemetar. Sementara mba Dandelion langsung masuk kamarnya dan terdengar suara tangisannya.
Saya menangis, suami saya terlihat begitu sedih. Beberapa kali gagal ta'aruf baru kali ini mba Dandelion saya mendengar suara tangisannya. Kami mencoba lapang untuk terus menguatkan satu sama lain. Untuk tetap berbaik sangka kepada Allaah. Tahun ini mba Dandelion berumur 36 tahun, Bu. Hati saya ikut remuk setiap kali harus melihat kegagalan demi kegagalan proses ta'aruf mba Dandelion." Ungkap ibu Y dengan suaranya yang lirih dan menangis.
aku dan ibu hanya bisa saling menatap dan membisu. Ibu menangis seraya memeluk ibu Y untuk menguatkan.
~*
Barangkali kita pernah..
Merasa begitu beruntung ketika diingini oleh seseorang yang begitu baik, didoakan dalam banyak kebaikan, diberi hadiah tanpa melewati batas syariat, saling tak bersua namun saling mengupayakan.
Barangkali kita pernah..
Menjadi begitu istimewa ketika diperjuangkan, begitu bahagia saat kita mengetahui kita adalah seseorang yang diperjuangkan diantara orang-orang baik yang mengupayakannya.
Barangkali kita pernah..
Menjadi satu diantara pilihannya, menjadi tujuan perjalanannya. Meski pada akhirnya ketetapan Allah yang menjadi pemenangnya..
Barangkali kita pernah..
Melepas seseorang yang baik itu, menabahkan diri atas keputusan yang kita pilih. Sebab memaksa berjalan pada tujuan yang sama tidak menemukan titik temunya.
Barangkali kita pernah..
Dibuat takjub atas perjalanan yang Allaah kehendaki. Sesuatu yang kita tangisi dengan begitu, justru memberi lebih banyak arti atas serangkaian hidup yang kita jalani.
Barangkali benar, tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. Cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. Menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. Pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
*saya sudah izin kepada ibu Y dan mba Dandelion untuk menuliskan kisah ini dimedia sosial saya. Semoga Allaah tolong dan memberikan kelapangan serta ganti yang lebih baik.
#jodoh#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#pernikahan#rumah tangga#rtm#sajak rindu
354 notes
·
View notes
Text
Konsep “Me Time” yang Tepat
Seringkali kita kurang menghargai sesuatu sampai akhirnya sesuatu itu hilang dan ‘sulit’ didapatkan lagi.
Aku baru sadar, waktu luang yg dahulu dimiliki saat single ternyata LUAR BIASA BERHARGA karena saat sudah berkeluarga, waktu luang itu langka. Bukannya tidak ada sama sekali, namun sekalinya ada waktu luang, harus digunakan baik-baik!
Karena kalau tidak? Dampaknya fatal. Bisa berpengaruh kepada bagaimana ‘roda rutinitas’ bekerja dikeluargaku. Aku tidak bisa sembarangan menggunakan waktu luangku untuk berleha-leha berjam-jam tanpa melakukan apa-apa yg memenuhi kebutuhan batinku. Kupikir, ada baiknya waktu luang itu digunakan untuk “me time” atau quality time bareng keluarga.
Tapi concern-ku saat ini lebih ke “me time”. Karena..
Bu Elly Risman pernah berkata, “Me time itu penting banget dan itu HAK, perlu diperjuangkan!”
Tapi bagaimana kita menggunakan me time tersebut juga perlu dipikirkan. Kebanyakan dari kita, menggunakan me time nya itu dengan scrolling medsos. Consume content terus… dari yg ‘terlihat’ penting sampai yg ngga penting banget.
Scrolling sambil rebahan, berharap dapat hiburan tapi malah makin lelah. Lelah mental sampai pikiran kacau. Terpapar berita negatif maupun hal-hal receh yg ngga aplikatif untuk kehidupan kita, itu bisa merusak “produktivitas” kita.
Produktif disini bukan berarti harus selalu “menghasilkan”, akan tetapi sesuatu yg mampu mengisi batin dan pikiran kita. Hingga akhirnya diri kita bisa ke recharge dan semangat lagi menjalani hari :)
Adakalanya kita harus membiarkan diri kita ini ‘merasa kosong’ dan kebosanan.
Jauhkan diri dari distraksi media sosial yg makin sini makin minta perhatian kita. Makin bikin kita reaktif dengan apa-apa yg muncul di fyp dan story orang-orang.
Mari coba belajar mengerem tangan kita untuk tidak selalu membuka hape, mengecek notif, dan membuka sosmed. Biarkan diri kita merasa kebosanan. Sampai kebosanan tersebut memecut otak kita untuk melakukan sesuatu yg lebih ‘menyenangkan’. Kreativitas itu lahir dari rasa bosan.
Semisal, mengisi waktu me time dengan MEMPELAJARI SESUATU atau MEMBUAT SESUATU. Pastikan me time kita tidak sia-sia.
Mari sibukkan diri dengan yg baik-baik 🪴✨
Tangerang, 5 Oktober 2024 | 11.32 WIB
129 notes
·
View notes
Text
Ikhtiar Perempuan Menemukan Pendamping Hidup (1)
Aku pernah menemani seseorang yang berkali-kali proses taaruf. Berkali-kali Allah belum kehendaki juga proses itu terjadi. Sampai suatu hari dia minta untuk bertemu di masjid. Berdua saja. Ia ingin ada ruang untuk menangis sesenggukan.
Di tempat dimana tak ada orang yang ia kenali harus melihatnya memakai topeng tangguh. Di tempat dimana ia merasa tenang, tapi tetap butuh seorang teman. Menangis bukan karena menggugat takdir Rabb Semesta Alam. Tapi menangis kelelahan menanggung harapan dari orang-orang sekitar. Lelah sekali ia. Kami berpelukan.
Ingatkan tentang, bahwa sejatinya jika belum Allah kehendaki bukan karena Allah tak mau beri, tapi Allah selamatkan kita dari rencana takdir yang kita pikir indah dijalani. Allah ingin kita maksimal dan meraih Surga lewat peluang yang saat ini Allah bentangkan.
Baik itu jalan studi, berbakti, berkhidmat untuk umat, merawat luka diri sendiri, ataupun peluang lainnya yang aroma Surga tercium disana.
Aku juga pernah menemani sepasang anak manusia yang berproses taaruf. Sudah sampai tahap pengenalan orangtua. Sudah sampai pembahasan mahar dan lainnya. Tetiba kandas prosesnya. Terguncanglah mereka berdua.
Butuh waktu untuk kembali menata. Butuh orang-orang baru untuk kembali menemani dan senantiasa memberikan penguatan, bahwa proses pernikahan tetap akan selalu layak untuk diperjuangkan. Dan mereka mau.
Memulai kembali dengan lebih hati-hati prosesnya. Dengan sikap yang lebih dewasa. Dengan harapan yang lebih ditata. Dengan niat yang lebih dikuatkan untuk selalu Lillahi Ta'ala. Dengan keyakinan bahwa Allah pasti siapkan jalan keluar bagi orang-orang yang mau berusaha.
Lantas sejauh mana sebetulnya perempuan boleh berikhtiar untuk menemukan pendamping hidupnya? Sampai batas mana kita mengangkat tangan kelelahan dan ingin memilih berhenti saja memikirkannya?
101 notes
·
View notes
Text
"kalau bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sesuatu, apa yang ingin kamu ubah?"
setelah beberapa menit hanyut dalam hening, laki-laki itu membuka percakapan. aku menoleh ke samping, melihatnya sedang menatap lurus ke depan. aku gak tahu pasti apa yang sedang dilihatnya, apakah perahu-perahu nelayan yang nampak kecil di tengah lautan, ombak yang sedang bergulung-gulung, atau warna kemerahan pada matahari yang sebentar lagi terbenam. rambutnya berantakan dimainkan angin, membuat figur wajahnya dari samping semakin tegas.
sembari menolehkan kepala kembali ke depan, aku menjawab, "nggak ada."
"hm?" kali ini gilirannya yang menoleh. dengan wajah menunduk dan jemari yang sedang asik memainkan pasir, aku tetap bisa merasakan raut bertanya--meminta penjelasan dari wajahnya saat ini.
"kamu gak berharap bisa mengubah keadaan di masa lalu menjadi lebih baik?" dia kembali bertanya.
"memang apa sih yang diketahui manusia soal apa yang baik dan buruk untuk kehidupannya sendiri?" jawabku dengan senyum tipis. "bahkan untuk menentukan menu makanan kita selanjutnya saja kita butuh waktu untuk memikirkannya."
"aku gak akan bilang kalau aku gak pernah menyesali apa yang pernah terjadi, karena bagaimana pun itu bukan sesuatu yang layak untuk dikenang. namun, ...." aku berhenti sebentar menarik napas. "if i went back in time, and fixed what happened or fixed all my mistakes i'd erase myself."
"memang kalau disuruh milih, kamu lebih suk aku yang sekarang atau aku yang dulu?" kali ini gilirannku yang bertanya.
"kamu yang sekarang lebih baik, in many ways."
"kan."
"tapi kalau pertanyaannya diubah, jawabanku mungkin akan berbeda."
"diubah gimana maksudnya?" tanyannya heran.
"kalau kamu bertanya, jika bisa balik ke masa lalu, masa apa yang paling ingin aku ulang."
"dan jawabannya?"
"aku ingin kembali ke masa remaja."
"hidupku saat remaja memang gak lebih baik dari hidupku saat ini. saat dewasa. dulu kukira, hidup dengan lebih tau banyak hal akan terasa menyenangkan, ternyata enggak juga. malah ada banyak keadaan dalam hidup menjadi bodoh akan sesuatu membuat hidup lebih baik. aku ingin kembali ke masa naif-naifnya diriku saat itu. aku ingin kembali merasakan jatuh cinta sama seseorang ya sesederhana karena aku jatuh cinta. tak perlu memikirkan alasan mengapa aku jatuh cinta padanya. tak perlu memikirkan mau dibawa ke mana perasaan suka itu, atau apakah orang tuaku setuju aku suka sama dia. saat remaja, semua perasaan menjadi lebih sederhana, polos, dan apa adanya. perasaan yang udah aku lupa rasanya gimana saat aku udah dewasa. saat dituntut harus serba realistis di semua keadaan. padahal sekali-kali aku juga hanya ingin menggunakan hati dan perasaanku sendiri. bukan mengandalkan logikaku terus."
"..."
"kamu ... lagi suka sama seseorang?" tanyanya ragu?
setelah jeda yang cukup lama, aku tak mengira fokus dia akan ke situ.
aku mengangguk. bersikap jujur.
"terus kenapa gak diperjuangkan aja?"
sambil menatap tepat ke bola matanya, aku berkata, "karena lagi-lagi aku harus realistis, bukan?"
36 notes
·
View notes
Text
Stress jodoh gapapa lah, asal ada uang yang siap menemani untuk healing.
@dinisuciyanti
Bener banget sih kak, gajian-jajan-jalan-jalan. Alhamdulillah nya, Ibu dan kakak nggak suruh cepet-cepet nikah, walau ketika ketemu tetep ditanyain kapan haha.... Alhamdulillah nya lagi temen secircle 8 orang belum ada yang nikah juga. Masih aman lah ya.
Menikah kalau sudah siap dan diizinkan oleh Allah ntar juga datang waktunya, dari pada yang datang bikin geleng-geleng kepala. Di akhir zaman ini entahlah aku belum menemukan sosok laki-laki sholeh, berilmu, jujur, dewasa, berkomitmen, dan bisa dipegang omongannya. (harus memperluas lagi mungkin pertemanan)
Jangan karena umur kita asal menerima yang datang;
Kalau yang datang cuman penasaran ngapain diterima, kalau yang datang cuman menilai dari fisik bukan value kita ngapain diperjuangkan, kalau yang datang cuman basa basi yang sangat basi ngapain ditunggu.
Kalau yang datang hanya mempermainakan dan buang buang waktu, mending ditinggal jajan-jalan- jalan.
Umur sudah segini, dari pada stress jodoh mending mikir besok kalau meninggal gimana.
pagi-pagi mood booster ku cuman La haula wala quwwata illa billah.
__________________
Kalau ada yang bilang nulis nya kok selalu kegelisahan tentang jodoh? ga ada yang lain?
Aku,"Mau tukeran peran, mau ga?"
36 notes
·
View notes
Text
Bunga di tengah musim dingin.
Alih-alih memilih musim yang hangat, bunga itu tumbuh pada musim yang sangat dingin. Dari segala musim yang tepat untuk setangkai bunga bertumbuh, bunga itu lebih memilih untuk tumbuh di tempat yang sulit.
Terkadang, pilihan-pilihan yang dilangitkan tidak selalu bisa diperjuangkan di tempat yang tepat. Banyak harap dan ingin yang harus tetap diperjuangkan di saat sulit dan banyak rintangan. Pun, adakalanya kita perlu rela jika perlu sedikit bersabar dan menunggu, sembari tetap bertumbuh, meski waktu terasa lebih panjang.
Seperti bunga yang tumbuh di musim dingin, tidak semua ingin bisa terjadi dalam waktu yang kita pilih. Dan itu tak mengapa. Sebab bunga yang benar kuat akan tetap mekar meski di lahan yang tandus dan kering.
Semoga kita bisa menjadi bunga itu. Yang selalu cantik meski sekitar sangatlah sendu. Yang selalu merekah meski tak ada lagi bunga lain yang tersisa menemani.
Aku, akan belajar menunggu seperti filosofi bunga di musim dingin. Bahkan jika meski terdampar sendiri untuk waktu yang lama.
@faramuthiaa
England, 14 April 2024 || 22.25 GMT
140 notes
·
View notes
Text
Ternyata Ini Maksud-Nya
Bismillah. Dalam rangka mau mendokumentasikan awal sebuah fase baru. Dengan segala dinamika yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, meski dijalani dengan asam lambung, sakit kepala, keluar masuk RS, dan lain-lain. Ternyata hikmahnya adalah menguatkan dan menaikan level komunikasi dan hubungan kami dalam pernikahan. Berhasil melewati satu fase dan siap menyambut penuh prasangka baik di depan Allah sudah menyiapkan banyak hal.
Kalau dipikir ulang, tahun ini semakin matang dalam emosi, lebih mudah berprasangka baik, mulai bisa menentukan keputusan-keputusan penting dan cukup ekstrem. Keputusan yang dampaknya akan ditanggung sekeluarga, disepakati untuk ditanggung bersama. Di sepakati untuk diperjuangkan dan dihadapi. Bersedia menjalani waktunya, karena untuk sampai ketujuan tentu butuh waktu. Sesuatu yang mungkin ditakutkan jika menikah akan merelakan satu per satu mimpi, ternyata tidak terjadi.
Setiap keluarga pasti akan ada fase naik turun, fase turbulensi yang kuat. Sekalipun kamu menikah dengan orang yang kamu cintai dan mencintaimu, tetap akan ada masalahnya. Setiap masalah yang berhasil dilewati, akan menaikan level dalam hubungan dengan pasangan.
Apalagi masalah komunikasi, beberapa waktu lalu saat @ajinurafifah ngobrol sama psikolog. Ada pertanyaan yang mengkonfirmasi apakah ada hal-hal yang tidak bisa/tidak berani ia bicarakan denganku sebagai suaminya, jawabannya ternyata tidak ada. Dan baru disadari, kalau ternyata memang di satu dua tahun terakhir. Komunikasi semakin baik dan itu baru terjadi di tahun ke 7 dan 8 pernikahan, butuh waktu juga ternyata untuk sampai di tahap kualitas komunikasi seperti saat ini. * * * * * Semangat untuk terus teman-teman yang mungkin lagi di fase ujian naik level dalam menguatkan hubungan. Memang rasanya berliku, emosi naik turun. Memang demikian turbulensinya.
Paling tidak, kalian sepakat untuk ke tujuan yang sama. Perdebatan sepanjang jalan adalah hal yang wajar, selama bisa dibicarakan, ada yang mulai bersedia menerima, bersedia dengan perbedaan cara pandang, dan juga bersedia untuk mulai minta maaf. Setiap masalah, sangat mungkin untuk ditemukan jalan keluar. Mari kita wujudkan mimpi kita dalam membangun keluarga yang baik, yang bertujuan, yang diri bisa merasa aman di dalamnya. Meniadakan kekhawatiran yang selama ini dimiliki saat belum menikah.
111 notes
·
View notes
Text
Terkadang kita hanya perlu terus berjalan, meski sebenarnya tujuan kian memburam. Mungkin nanti entah di tanjakan mana atau belokan tertentu kita kembali mendapatkan apa yang perlahan hilang dan ingin diperjuangkan. Namun berhenti sejenak juga bukan pilihan buruk, semua pilihan dalam hidup selalu layak dilakukan.
106 notes
·
View notes
Text
Pernah nemu tulisan yang bisa relate sama perasaan yang seringkali muncul. Tulisannya kayak gini:
Nala,
Takkan banyak yang paham bahwa merasa tidak pantas untuk dicintai oleh siapapun adalah bentuk perasaan paling tidak nyaman yang pernah ada.
Setiap saat pikiranku hanya akan dipenuhi oleh rangkaian kalimat yang menyatakan bahwa aku banyak kurangnya, aku tidak layak untuk diperjuangkan, atau bahkan aku tidak akan pernah cukup baik untuk dijadikan sebagai pasangan.
Namun, Nala..
Setidaknya, mau kah engkau terus belajar untuk mencintai dan menerima dirimu sendiri?
68 notes
·
View notes
Text
Catatan: Laki-laki dan kekhawatirannya
Pilihan itu selalu ada, tapi bukan berarti tanpa resiko dan juga ujiannya. Terkadang, ada yang siap memilih tapi tidak siap dengan resikonya, akhirnya ia mundur perlahan dan melukai yang tidak diperjuangkan.
Pilihlah jalan dan juga apa yang menenangkan hatimu, andai ia terlihat susah untuk dicapai, tetap usahakan dengan sebaik-baik usaha. Nanti Allah mudahkan dan pertemukan dengan apa yang menjadi takdirmu.
Gemuruh hati itu akan selalu ada pada setiap orang yang akan mengambil keputusan, ia akan menghantui pikiran dengan bayang-bayang resiko dari apa yang akan diambil.
Laki-laki itu jika ia sudah mengambil keputusan, pantang baginya untuk menyerah dan meninggalkan, ia harus menyelesaikan dengan semua konsekuensinya.
Selesaikan apa yang sudah dimulai, tamatkan atas semua lembar buku yang sudah dibuka.
@jndmmsyhd
415 notes
·
View notes
Text
Sudah lama untuk tidak membicara soal cinta, dan cenderung menjauhi soal ini; karena secara pandangan subjektif pribadi, membahas hal tersebut membuat kita terlena dan lupa, bahwa ada hal-hal lain yang bisa kita bicarakan
Tidak sepenuhnya salah membicarakan cinta, bahkan hidup tanpa cinta, ya tidak akan bewarna, hanyasaja, persoalan cinta di mayoritas kita hanya berkutat soal mencintai dia, sehingga lupa Dia
Padahal secara ilmu, cinta adalah makhluk ciptaanNya juga. Sebagaimana sifat wajib Allah yaitu Qidam, yg berarti yang Paling Awal, maka yang datang setelahnya adalah makhluk. Maka sejatinya kita serahkan perkara ini kepada Yang Menciptakan dan Memilikinya
Lalu kenapa dibahas? Karena ada kepentingan merapikan pikiran sebelum dituangkan di presentasi, yang kedua sebagai seorang kakak laki-laki yang sering jadi tempat curhat adiknya, maka sekiranya perlu belajar lagi.
Ya cinta; satu kata yang menggerakan, bahkan bisa jadi membawa perubahan. Karena cinta itu membuat jiwa menggelora, akal pikiran terus bergerilya, hingga akhirnya perbuatan yang memutuskan; sekali cinta harus diperjuangkan
Cinta, sebenernya netral. Maka tergantung konteks yang membuatnya muncul, dan pada tulisan ini kita coba diskusikan soal konteks kita kepada lawan jenis kita masing-masing; pr kepada lk, lk kepada pr.
Itu fitrah! Yaps, lagi-lagi cinta adalah makhluk Allah yang dihadirkan agar kita bisa merasakan kasih sayang, sebagaimana Sang Pencipta; Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
Tapi terkadang fitrah cinta ini, terlalu besar kendalinya dalam diri kita, hingga kita melampaui batas. Ada yg kemudian melanggar batas-batas dalam adab komunikasi, hingga muncul prasangka satu sama lain, hingga melanggar fitrah itu sendiri, ya menjadi kaum yang terlaknat.
Lalu bagaimana kita menyikapi cinta?
1. Bersyukurlah Allah masih karuniakan cinta dalam diri kita, yang dengan itu, lagi-lagi kita bisa merasakan kasih sayang satu sama lain
2. Kendalikan cinta dengan ilmu. Lagi-lagi pengikat agar tak melampaui batas adalah ilmu yang sudah Allah jabarkan untuk kita; lewat quran, hadist, ataupun sejarah
3. Jika memang ikhtiar ilmu sudah semaksimal mungkin kita lakukan; coba kita tengok, kira-kira cinta yang kita rasakan apakah positif menuju ridhonya atau semakin membuat kita jauh dari hal tersebut
4. Beberapa amalan untuk mengendalikan cinta; berpuasa, jika tak sanggup maka menikahlah, semoga lebih menentramkan hati kita masing-masing
Sebenernya ada yg ingin banyak ditulis, tapi ini point-point saja, semoga berkenan
Lalu apakah saya sedang jatuh cinta? Biarlah Allah dan keluarga terdekat saya yang tahu, yang terpenting jangan lelah terus mencari ilmu🫡🌾🔥
70 notes
·
View notes