#celana pantai untuk anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ada di pikirannya, tidak muluk-muluk. Sederhana saja dan tidak perlu dibahas panjang seharusnya. Apalagi di tempat yang penuh dengan khalayak. Ryan, Akhi Ryan nama yang ditetapkan orang tuanya di akta kelahiran dan KTP.
Tapi tetap saja, pada kenyataan orang melihat cara ia berbuat seperti lain penerimaannya. Jadi begitu, Ryan yang berpenampilan serupa mereka yang terbiasa dan atau membiasakan dirinya dengan baju juga celana cingkrang-hanya tidak merawat rambut di bawah dagu saja.
Ryan berkulit putih, ia sudah memeriksakan diri kalau kulit atau rambut kuning keemasan ada putih-putihnya seperti uban itu bukanlah kelainan. Akhi Ryan bukan berdarah keturunan atau adopsi dari anak terlantar yang berasal dari luar negeri. Dia sudah sejak dari lahir lain dari biasa. Barangkali karena orang tuanya melindunginya sejak dari kecil dengan pakaian-pakaian yang serba tertutup.
Selain itu, ia jarang keluar rumah atau sedikit saja tidak pernah terkena sinar Matahari. Ada lain hal lagi, ia sering diajak pamannya main ke pantai, berlibur di tempat yang terik Matahari selalu membakar kulit saat ia pulang ke rumah kulitnya makin menyala.
Sejak kecil tinggal di tempat yang terlindungi. Karena hal yang tidak biasa itu penyebabnya. Orang tuanya sangat peduli atas hal tersebut.
Ketika beranjak remaja dan dewasa dia banyak bepergian sesuai keperluannya. Sekali lagi, hal yang sama selalu terjadi padanya sejak ia kecil juga yaitu seperti gumpalan awan raksasa ada yang berada di atas kepala menaunginya dari terik Matahari. Dan herannya ia akui pada diri sendiri ia bukan orang yang istimewa di mata siapapun bahkan ini dipastikan barangkali oleh Alloh juga ia tidak luar biasa.
Pemuda yang terlalu banyak kesalahan. Salah satunya pada orang tua yang ia cintai. Tidak sedikit segala kecewa di mata mereka selalu terbersit dari perilaku Ryan. Seperti ketika mereka berharap Akhi Ryan kuliah kedokteran, pemuda malah memilih bekerja di sebuah rumah singgah anak-anak, remaja dan orang tua yang terlantar.
Dan pakaian yang ia kenakan, orang berpikir itu sangat tidak sesuai dengan penampilan khas-nya.
Kamu mah harusnya pakai setelan ala orang-orang yang suka ke Mall, mirip artis.
Begitu yang biasa dikemukakan. Tentang komentar seputar keistimewaan di tubuhnya. Hal yang berbeda dengan kebiasaannya berpakaian.
Entah mengapa, ia terpikir berpakaian seperti itu dan yakin bahwa penampilan berpakaiannya itu yang terbaik. Akhi takpernah mempermasalahkan pakaiannya atau komentar tentang pakaiannya.
Barangkali saya tidak punya biaya kalau dengan memenuhi kebutuhan pakaian seperti itu. Saya hanya berpikir tentang hal yang wajar-wajar. Tidak mau berlebihan.
Pikirnya semua yang melampaui batas dari yang ditetapkan kurang pantas dijadikan tampilan publik. Hal yang malah mengundang banyak perhatian dan menonjolkan sikap kesombongan.
Orang tuanya mengajarkan cara perlindungan diri seperti itu untuk terhindar dari masalah tertentu. Cara yang jauh lebih nyaman karena menguatkan sikap rendah hati. Sering memberi pelajaran hidup yang menentramkan.
Tapi kamu itu sangat mencolok Akhi, kamu seperti malaikat yang jatuh ke Bumi.
Sahut Ratih, perempuan yang langsung berubah sejak bertemu dengannya. Ratih terlalu sering kecewa pada laki-laki. Ketika ia melamar kerja ke sebuah perusahaan yang gedung lokasinya tidak jauh dari rumah singgah Akhi Ryan.
Ratih pernah kuliah di Inggris dan sering berinteraksi dengan pria-pria luar negeri. Dia takjub, sosok Akhi Ryan yang ia pikir pekerja migran dari luar negeri.
Lain halnya dengan Linda, seorang musisi yang selalu datang untuk acara-acara amal di rumah singgah. Dia sering mengisi acara dan juga sering bertemu Akhi. Linda orang Amerika yang mengganti kewarganegaraannya ke WNi. Ketika datang dan tidak sengaja berpapasan.
Is this for real! Dia lahir di sini tapi kulitnya itu luar biasa. Aku kalau kepanasan suka merah-merah di kulit. Tapi dia tetap saja putih. Sepertinya ada sunblock alami di tubuhnya.
Linda dan Ratih contoh dua orang perempuan yang kagum. Keduanya bersaing merebut hati pemuda itu. Dan sering orang-orang berkata pada Akhi Ryan untuk berpoligami saja jika mau dengan dua perempuan yang gelagat dari sikap keduanya sudah jelas menginginkan sosok seperti Akhi Ryan menjadi pendamping.
Tidak Ratih atau Linda sebenarnya. Para orang tua, khususnya para ibu. Atau ada beberapa para bapak juga. Seperti Bu Suheni dan Pak Narsan yang tinggal tidak jauh dari kontrakan Akhi Ryan.
Dua orang tua itu salah dua dari beberapa camer di kompleks perumahan setempat yang berburu Akhi Ryan supaya mau menikahi atau setidaknya ada semacam taaruf diantara putri mereka dan Akhi Ryan.
Begitulah yang selama ini terjadi pada pemuda itu. Dengan apa yang terjadi setiap hari. Keistimewaan yang kadang disalahartikan. Di mata mereka, apa yang ditunjukkan secara lahiriah terkadang membuat rikuh pemuda itu.
Ia merasa itu sebuah hal yang menguji. Betapa tidak, dari basa basi atau memang ketulusan sebenarnya. Sungguh hal tersebut jadi beban. Prabaningrum Srikandi alias Andi, putri Bu Suheni Kuntinalibrata adalah yang selalu merasa berpikiran sama dengan Akhi Ryan.
Maaf ya Akh, ibu mudah sekali berangan-angan soal aku punya pasangan dan tidak bicara dulu pada anaknya.
Andi sangat kesal pada ibunya. Urusan cinta anaknya sepertinya memang harus dari restu. Ya, tapi tidak selamanya restu itu hal yang mudah diterima. Merestui bukan memaksa.
Ryan tidak berkomentar. Andi bisa dikatakan lebih cantik dan usianya terpaut di atas dirinya dua tahun. Gadis itu lebih tua dari Linda, Ratih atau putri Pak Narsan yakni Adinda Niqma Dinata. Hal itu artinya lebih tua dari Ryan juga. Andi juga lebih dewasa dan karena memang ia masih memikirkan kariernya sebagai aparatur pemerintahan.
Andi seorang lurah di luar kota. Sering pulang dan pergi diantar Akhi atas kepercayaan Ibu Suheni padanya. Hal yang sering membuat Pak Narsan kesal karena hal seperti itu bisa jadi bermasalah untuk hubungan putrinya dan Akhi.
Adinda sebenarnya sempat berpikir sama seperti Pak Narsan. Perasaan cemburu pada Andi yang selalu diminta ibunya untuk mendekati Akhi. Tapi seiring sejalan, karena sikap ramah Andi pada Adinda semakin sadar Adinda kalau semakin ia serupa ayahnya semakin ia merasa ini membuat Akhi berjarak darinya.
Kalau memang jodoh pasti akan dekat dengan sendirinya. Adinda yakin seseorang seperti Akhi Ryan punya pilihan sendiri, pak. Adinda tidak akan seperti bapak. Dikuasai rasa yang sangat tidak pantas seperti cemburu.
Andi setuju dan Akhi juga tidak banyak berdalih kalau itu memang patut jadi harus dibantah. Sikap seorang anak seharusnya memberi support pada keinginan orang tua. Karena mereka punya keputusan paling baik. Benaknya merasa Andi atau Adinda bersalah karena berusaha menolak dengan cara apapun atas apa yang diinginkan kedua orang tuanya.
0 notes
Text
Aku Suka Warna Biru.
Biru. Aku suka warna biru. Entah itu biru langit atau biru laut. Entah itu biru air kolam atau biru celana jeans. Semua tentang biru, selalu berhasil memenangkan hatiku. Lalu, aku bertemu dengan mereka. Anak laki-laki yang secerah langit dan anak perempuan yang sepekat laut. Keduanya sama sama biru dengan warna masing-masing. Hangat dan dingin saling beradu mengisi hari-hariku.
Aku suka si biru laut karena meski dia penuh dengan gejolak ombak, tetapi dia tetap indah. Selayaknya rumah mewah dengan labirin-labirin panjang yang siap menelanmu untuk tidak pergi atau beranjak keluar dari sana. Dia juga sama indahnya dengan pantai saat matahari terbenam, apalagi kala ombak kecil menyapu pasir dan kaki. Dia seindah itu dan bila ditanya apa aku pernah menyesal pulang berulang kali kepadanya, tentu tidak.
Aku juga suka si biru langit. Ah, banyak orang yang suka dengan dia. Karena dia cemerlang, penuh dengan kejutan dan selalu hangat. Tidak lupa dengan betapa luas dan bebasnya dia berekspresi, selayaknya langit yang tidak ada batas mau sejauh apapun kita terbang. Rasanya seperti dia selalu menawarkan tempat untuk singgah saat suasana sedang hati jengah. Tidak lupa dengan matahari, awan, dan bintang yang selalu ia suguhkan.
Mereka apik serasi, meski tidak untuk menjadi satu tetapi mereka imbang. Berdampingan menyokong keindahan satu sama lain. Entah di pantai atau di gunung, biru laut dan biru langit akan selalu sejajar. Dan entah kepada siapa aku akan pulang, yang pasti mereka selalu hadir. Saat aku di langit, laut akan menadahku. Dan saat aku di laut, langit akan melihatku. Semuanya selaras, bagi aku yang tidak pernah selaras.
0 notes
Text
Macam-Macam Baju untuk Anak: Tren dan Pilihan Terbaik
Pakaian anak-anak adalah salah satu aspek yang penting dalam merawat buah hati Anda. Selain untuk memberikan perlindungan dan kenyamanan, pakaian juga menjadi sarana ekspresi dan gaya anak. Namun, dengan beragam macam baju anak yang tersedia, memilih yang terbaik bisa menjadi tugas yang menantang. Dalam artikel ini, kami akan mengulas berbagai macam baju untuk anak, tren terkini, serta faktor yang perlu dipertimbangkan saat membeli pakaian anak.
1. Baju Sehari-Hari:
Baju sehari-hari adalah pakaian yang paling sering dikenakan oleh anak-anak. Mereka nyaman, ringan, dan cocok untuk bermain atau sekolah. Pilihan baju sehari-hari termasuk kaos, kemeja, celana pendek atau panjang, serta rok. Warna-warna cerah dan desain yang lucu biasanya populer di kategori ini.
2. Baju Tidur:
Baju tidur anak memainkan peran penting dalam kualitas tidur anak. Baju tidur yang terbuat dari bahan lembut dan nyaman membantu menciptakan tidur yang berkualitas. Pilihan baju tidur meliputi piyama, selimut tidur, dan sleeping bag untuk bayi.
3. Baju Khusus:
Baju khusus adalah pakaian untuk acara khusus seperti pesta ulang tahun, pernikahan, atau liburan. Baju pesta anak biasanya lebih mewah dengan desain yang indah, bordir, atau payet. Baju ini dirancang untuk membuat anak Anda terlihat keren di acara-acara penting.
4. Baju Renang:
Pakaian renang anak sangat penting saat musim panas tiba. Mereka harus nyaman dalam air dan memberikan perlindungan dari sinar matahari. Pilihan pakaian renang anak termasuk baju renang, baju pantai, dan topi renang.
5. Jaket dan Sweater:
Jaket dan sweater adalah pakaian lapisan tambahan yang penting untuk musim dingin atau cuaca sejuk. Mereka memberikan perlindungan dari angin dan dingin. Saat ini, jaket dan sweater anak juga tersedia dalam berbagai warna dan desain modis.
6. Pakaian Musim Panas:
Musim panas adalah saatnya untuk memakai pakaian yang nyaman dan ringan. Kaos lengan pendek, celana pendek, dan rok pendek adalah pilihan yang ideal untuk cuaca hangat. Anda juga bisa mencari bahan yang bernapas seperti katun atau linen untuk menjaga kenyamanan anak di musim panas.
7. Pakaian Musim Dingin:
Untuk musim dingin, Anda perlu memastikan anak Anda tetap hangat. Pakaian musim dingin seperti jaket tebal, selimut, dan sarung tangan sangat penting. Anda juga dapat mencari pakaian dengan lapisan dalam termasuk kaus kaki panas dan pakaian dalam yang menjaga suhu tubuh tetap stabil.
8. Baju Olahraga:
Jika anak Anda aktif dalam kegiatan olahraga atau kegiatan fisik lainnya, baju olahraga adalah penting. Mereka harus memungkinkan gerakan bebas dan nyaman saat berkeringat. Pilihan baju olahraga anak termasuk kaos olahraga, celana pendek, celana olahraga, dan sepatu olahraga.
9. Baju Bayi:
Baju bayi adalah kategori tersendiri dengan berbagai pilihan seperti bodysuit, romper, dan gaun. Bahan yang lembut dan nyaman adalah kunci dalam pemilihan pakaian bayi. Juga, pertimbangkan mudahnya mengganti popok dan menjaga bayi tetap hangat.
10. Pakaian Eco-Friendly:
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan keberlanjutan telah menginspirasi permintaan akan pakaian anak yang ramah lingkungan. Pilihan ini termasuk pakaian yang terbuat dari bahan organik, bahan daur ulang, atau yang diproduksi secara etis.
11. Pakaian dengan Faktor Keamanan:
Ketika membeli pakaian anak, pastikan untuk memeriksa faktor keamanan. Hindari pakaian dengan aksesori kecil yang bisa menjadi risiko tersedak. Juga, pilih pakaian yang bebas dari bahan berbahaya seperti formaldehida atau pewarna yang berpotensi merugikan.
12. Ukuran yang Tepat:
Memilih pakaian dengan ukuran yang tepat sangat penting. Jangan hanya membeli pakaian yang terlalu besar dengan harapan anak Anda akan tumbuh lebih cepat. Pakaian yang terlalu besar bisa menjadi tidak nyaman dan bahkan berbahaya.
13. Warna dan Desain yang Disukai Anak:
Akhirnya, pertimbangkan preferensi anak Anda. Pilih warna dan desain yang mereka sukai. Membiarkan mereka memilih pakaian mereka sendiri juga dapat membantu mereka merasa lebih mandiri dan terlibat dalam pemilihan pakaian mereka.
Memilih pakaian anak-anak memerlukan pertimbangan hati-hati. Anda perlu memastikan pakaian yang Anda beli nyaman, sesuai dengan musim dan aktivitas anak Anda, serta aman untuk dikenakan. Selain itu, biarkan anak Anda ikut serta dalam memilih pakaian mereka untuk memberikan mereka kesempatan berpartisipasi dalam merancang gaya pribadi mereka. Dengan perhatian yang tepat, anak Anda akan selalu tampil modis dan nyaman dalam setiap kesempatan.
1 note
·
View note
Text
The Apartment We Won't Share
10:39. Mentari sudah memantulkan cahayanya di kaca jendela di flat milik Valerie. Matanya menyipit sedikit untuk menutup jendela agar tidak menyilaukan kedua mata. Sudah kurang lebih 2 jam Valerie mencoba menata flat baru miliknya tersebut, Ia mencoba untuk menata ruang depan terlebih dahulu lalu mulai membenah kamar barunya itu.
Membuka koper berwarna biru gelap miliknya cukup memakan waktu lama, tipikal Valerie; pelupa password, termasuk password gembok kopernya tersebut. Hanya cekikikan kecil dan tepukan kecil di dahi-nya yang dapat Ia beri untuk dirinya. Dasar.
Dikeluarkannya baju-baju miliknya, termasuk celana dan rok-rok pun. Lalu, dalam sedetik raut wajahnya berubah murung— Disana ada kaus kaki berwarna soft pink terselip di antara pakaian-pakaian. Kaus kaki soft pink yang memang Valerie bawa untuk mengingatkannya pada rumah. Rumah yang Ia pikir saat memasukkan itu ke dalam kopernya ialah negara asalnya yaitu Indonesia, bukan rumah yang lebih detail, seperti rumah di sisi barat Jakarta dekat dengan toko tempat Ia membeli kaus kaki tersebut.
"Aku lupa bawa kaus kaki ku!", Ucap Valerie tiba-tiba sembari menghentikan langkahnya ke arah stasiun. Naomi yang berjalan di sebelahnya pun langsung menghentikan langkahnya juga, kaget mendengar Valerie.
"Yah", dari Naomi dan "Kamu mau beli? Biasanya di dekat sini ada jual kok" lanjutnya.
Valerie mengiyakan saran Naomi dan kembali berjalan menggandeng Naomi. Setelah sampai di dekat stasiun mereka melihat toko tersebut, lalu mereka masuk dan Valerie memilih kaus kaki yang terdekat darinya karena mereka juga buru-buru. Dipilihnya kaus kaki berwarna soft pink itu dan mereka bergegas berjalan keluar.
Kaus kaki soft pink di tangan kirinya dan tangan Naomi di tangan kanannya. Naomi hanya bisa tersenyum kecil dan menggeleng geleng kepalanya melihat tingkah Valerie, Valerie yang pelupa namun manis untuk Naomi.
Kaus kaki soft pink itu masih ada di genggaman tangan Valerie, teksturnya sudah sedikit berubah, sudah ada bulu-bulu kecil yang mulai akan lepas di ujungnya karena dimasukkan ke mesin cuci terlalu sering.
Hati nya tak seharusnya terasa seperti ini, ada rindu yang membalut seluruh sisi hati nya dan rindu itu terasa dingin. Valerie menggenggam kencang kaus kaki di tangannya itu, rindu itu menyesak kan hatinya. Diujung garis tangisnya mulai membentuk air mata dan Valerie beberapa kali mengedipkan matanya berusaha menghentikan tangis itu turun— nyatanya nihil usahanya. Air mata turun ke pipi Valerie, satu tetes lalu dua. Dua tahun sudah Ia memiliki kaus kaki itu, dua tahun setelah Naomi terakhir merasakan hangat tangan Valerie, dua tahun tak seharusnya menyakiti dirinya sampai saat ini. Iya kan?
"Rokok ungu ini aftertaste nya benar-benar gak enak, kamu kenapa suka sih?", dengan dahi mengkerut dan masam di muka Valerie, Ia memberikan kembali rokok yang sudah dihisap Naomi sebelumnya ke pacarnya itu.
Pukul 11 Malam, Valerie dan Naomi hanya sedang berbincang dan mendengar lagu; Ritual mereka. Kamar Naomi mulai dipenuhi asap, hanya ada jendela kecil di kamarnya.
"Enak sebenarnya, kamu aja gak punya taste", lalu tawa jail terdengar.
Valerie membalas dengan menjulur lidahnya seperti anak kecil, "Gak, pokoknya gak enak!"
Lalu sunyi dan celetukan dari Valerie terdengar: "Kita harus pindah ke Jepang gak sih? Nanti kita nikah disana, kita tinggal dekat pantai, disini kita gak bisa nikah, Na. Mau gak?"
"Ayo, besok kita ke Jepang", Jawab Naomi. Lalu menghela asap rokoknya, ada senyum di bibirnya.
"Ayo! Nanti kita tinggal di dekat pantai saja, kamu kan suka ikan, aku suka laut. Nanti aku di rumah jaga anak kita, bikin sarapan untukmu dan kamu kerja di laut, tangkapin ikan. Kalau pulang, aku sambut sama anak kita", mata Valerie berbinar, mimpi besar yang Ia inginkan.
Kini Valerie sudah sampai di Jepang. Dua tahun semenjak mimpinya itu, banyak yang berbeda dari mimpi nya dengan realita saat ini, Ia tinggal di kota dekat dengan stasiun bawah tanah bukan di pinggir pantai, tidak ada deburan ombak yang terdengar seperti di mimpinya. Ia sendirian, tanpa Naomi, tanpa anak yang mereka impikan untuk adopsi juga. Hanya ada suara mesin dari kulkas yang terdengar dan ramainya Tokyo di gedung bawah.
Flat yang Ia miliki memang terlalu besar untuk dirinya, ruangan ini cukup untuk dua orang, kasur queen bed, dua kursi di ruang makan, ruang depan yang luas. Valerie sudah bisa membayangkan Naomi memakan sarapan buatannya di kursi di ruang makan, Naomi tertawa besar di ruang depan sembari menonton film dengannya, Naomi bermain petak umpet dengan anak mereka, Naomi—
Naomi.
Rindu yang membalut hati Valerie mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, hanya ada nestapa di darahnya. Harapnya dua tahun lalu hanyalah harap kini.
Naomi, aku harap kau temukan yang kau harapkan.
0 notes
Text
Bapak dan Saya Main Pistol Air
Pernah saya kupas bahwa ingatan terkuat adalah untuk peristiwa yang kuat. Ataupun sebaliknya, peristiwa terkuat biasanya akan menjadi sesuatu yang paling diingat.
Satu hal yang kita sadari maupun kita ketahui belum tentu merupakan satu hal yang sungguh-sungguh akan kita praktikkan juga.
Misalnya?
Waktu cepat berlalu. Tak terasa.
Seiring terus berkembangnya teknologi, apalagi sekarang-sekarang ini sudah ada peralatan telekomunikasi ataupun handphone yang canggih-canggih, mengapa malah kita sepertinya semakin jarang untuk sungguh-sungguh berkomunikasi, berinteraksi dengan orang-orang? Terutama, yang terdekat dengan kita.
Saat ini, umpamanya, sepulang dari kantor, kerja, sampai di rumah, merasa capek karena pekerjaan ataupun perjalanan di jalan raya, enggan memberikan waktu maupun perhatian bersama anak-anak maupun orang-orang terkasih. Tetapi, waktu serta perhatian untuk apa saja perihal yang terjadi di luar sana melalui sosial media selalu ada dan bisa!
Apa yang terjadi di luar akan masih bisa bersama-sama kita atau kita saksikan nanti, maupun ada yang memberi informasi gratis; namun mereka yang ada di dalam rumah belum tentu akan selalu bersama dengan kita lagi.
Sekali lagi, moga-moga ini bukan sekadar suatu hal yang Saudara dan saya sadari, melainkan mau renungi dan jalani.
Masih ingat saya dulu sewaktu kecil, mungkin usia sebelum masuk taman kanak-kanak atau TK, bapak mengajak mamak atau ibu dan menemani saya ke pantai, naik sepeda motor Honda lawas—Honda star 80’an kalau tidak salah—dan menyempatkan bermain pistol-pistolan air bersama saya.
Bapak masih berambut agak panjang waktu itu kalau tidak salah. Masih sering memakai celana panjang kain model cutbray—kalau tidak salaf, maaf karena saya belum paham—yang memiliki corak dengan sisi melebar di bawah dekat alas maupun mata kaki. Sedangkan, rambut saya masih “piak [piat?] pinggir”, istilah bahasa “Suroboyoan” (ciri khas kota Surabaya atau Jawanya) untuk menyisir ke arah kiri ataupun kanan, bukan belah tengah.
Tiap kali melihat foto kami berdua itu—saya memegang pistol air, bewarna hijau, duduk di atas motor, ditemani bapak—saya merasa entah bahagia. Ada rasa nostalgia—kerinduan pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada sekarang; kenangan manis pada masa yang telah lama silam. Punyakah Saudara saat-saat seperti itu?
Sekarang-sekarang pun ada pemikiran: bukankah bersykur karena Tuhan juga sanggup membuat keseimbangan yang ada dalam kehidupan kita masing-masing? Ada suka, ada duka. Ada kenangan manis, ada yang pahit.
Ada pertengkaran serta perselisihan, tapi ada pula pemulihan hubungan dan pengampunan.
Ada rasa kecewa, ada perasaan lega.
Dan lain-lainnya yang mungkin hanya kita sendiri yang dapat mengungkapkannya.
Setidaknya, semoga ada masa-masa, momen-momen pistol air hijau dalam hidup kita. Seperti yang pernah bapak dan saya alami.
Sebab waktu cepat berlalu. Tak memihak pada siapa pun. Sama terhadap semua.
Yesaya 43:19 (VMD), “Karena Akulah yang melakukan sesuatu yang baru! Sekarang kamu tumbuh seperti tananam baru. Pasti kamu tahu bahwa itu benar. Bahkan Aku membuat jalan di padang gurun, sungai akan mengalir melalui tanah kering.”
1 note
·
View note
Text
Korban Tenggelam di Pantai Limau Telah Ditemukan
TANGGAMUS - Hari kedua pencarian korban anak tenggelam di Pantai Badak Muli, Pekon Badak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus bernama Ipal (12) akhirnya membuahkan hasil dan menemukan korban, Sabtu 29 April 2023. Dalam pencarian hari kedua tersebut, SAR dipimpin langsung Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, S.I.K. dan Kepala Basarnas Tanggamus Hendra, personel TNI AL Pos Tanggamus, Koramil Cukuh Balak didukung puluhan warga setempat, sehingga jasad korban ditemukan. Saat ditemukan, korban dalam kondisi meninggal dunia, masih mengenakan celana panjang yang memang dipakainya saat berenang bersama teman-tamannya pada hari kemarin, Jum'at 28 April 2023 pukul 11.30 WIB. Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, mengungkapkan, korban ditemukan tim SAR gabungan dibantu warga pada pukul 11.00 WIB, dalam kondisi terapung dengan jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. "Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekitar 100 meter dari bibir pantai titik pertama kali korban tenggelam," ungkap AKBP Siswara Hadi Chandra didampingi Kepala Basarnas Tanggamus Hendra, Kabag Ops AKP Sarwani, Kasat Samapta Iptu Budiharto, Kasat Binmas Iptu Iman Sobri, Kasat Polair Iptu Zulkarnain, Kapolsek Limau AKP Oktafia Siagian dan Kakon Tanjung Siom Roni Paslah di Pantai Muli Badak. Kapolres menyebut, pencarian korban dilaksanakan sejak kemarin oleh SAR gabungan dan warga yang mendapatkan informasi, ditemukannya jasad korban tersebut atas peran seluruh komponen yang ada untuk bekerja bersama. "Ini merupakan kerjasama seluruh komponen baik Basarnas, BPBD, TNI AL, Koramil, Kepolisian, relawan, perangkat pekon dan segenap masyarakat bersatu bahu membahu sehingga jasad korban berhasil ditemukan," ucapnya. Sambungnya, setelah jasad korban ditemukan, selanjutnya korban diantarkan ke rumah duka untuk proses pemakaman. "Hasil koordinasi dengan keluarga, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di pekon tanjung siom," ujarnya. Kapolres menjelaskan, sebelum korban tenggelam, sebenarnya telah diperingatkan untuk tidak berenang di pantai lantaran ombak yang besar, namun setelah aparatur pekon pergi, korban dan temannya kembali menceburkan diri. "Kemarin, Jumat 28 April 2023, siang. Korban sudah diperingatkan oleh pengelola dan aparatur untuk tidak berenang. Namun tanpa sepengatahuan, mereka kembali berenang," jelasnya. "Kemudian setelah sholat jumat, rekan-rekan korban menyampaikan bahwa korban tenggelam sehingga setelah hasil koordinasi tim SAR gabungan dilakukan pencarian," ujarnya. Kesempatan itu Kapolres mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi imbauan-imbauan pengelola, aparat keamanan maupun aparat pekon ketika melakukan kegiatan wisata. "Kita ketahui bersama, cuaca saat ini kurang bersahabat sehingga apabila telat mengantisipasi dapat mengakibatkan hal yang tidak diinginkan terjadi," imbaunya. Dalam keterangan akhirnya, Kapolres juga mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga korban. "Polres Tanggamus dan jajaran turut berduka cita atas musibah yang menyebabkan korban meninggal," tutupnya. Ditempat sama, Kakon Tanjung Siom, Roni Paslah mengucapkan terima kasih atas bantuan tim SAR gabungan baik Polri, TNI, Basarnas, relawan dan seluruh warga yang terlibat pencarian warganya sehingga berhasil jenazah korban ditemukan. "Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh tim dan lapisan masyarakat yang telah bekerjasama sehingga warga kami berhasil ditemukan," ucapnya. Untuk diketahui, seorang anak laki-laki bernama Ipal, diinformasikan tenggelam saat mandi di pantai Merbau Badak Muli Indah Pekon Badak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, Jum’at 28 April 2023, pukul 12.30 WIB. Korban merupakan warga Dusun Tanjung Sari Pekon Tanjung Siom Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, yang sebelumnya mandi bersama sejumlah rekannya yakni Miftahul Mustaqim (13), Hidayatul Mustafiz (13) Fachri Alwi Muzaki (14) Muhamad Fadli Firmansyah (10) Izam Fazal Mustaqim (11) Muhammad Nurul Khoir (12) Miftahul Anwar (11) Aprizal (12). Berdasarkan keterangan, Miftahul Mustaqim (13) selaku rekan korban, bahwa pada pukul 09.00 WIB, mereka sebanyak 8 orang berangkat dari rumah dengan membawa motor dengan tujuan pantai Badak Muli Indah. Kemudian saat mereka asik mandi, korban langsung ke tengah, dan selang beberapa menit tiba-tiba korban langsung tenggelam, sehingga mereka berusaha melakuan pertolongan, namun korban tidak tergapai oleh mereka. (*) Read the full article
0 notes
Photo
SUNDER Pusat Pakaian Dalam Padangpanjang 0813- 5985-2887 (Tsel )
KLIK https://wa.me/6281359852887, Celana Dalam Berbahan Katun di Padangpanjang, Celana Dalam Pria Berbahan Katun di Padangpanjang, Celana Dalam Wanita Berbahan Katun di Padangpanjang, Celana Dalam Wanita Berbahan Katun Jepang di Padangpanjang, Celana Dalam Seksi Wanita Model CD Pantai di Padangpanjang
Kami adalah Grosir Pakaian Dalam Berkualitas Seperti Sorex, Tally, GT Man, Lydyly, Golden Nick Dsb Langsung Dari Pabrik. Model Selalu Up to date dan Terbukti Laris dipasaran. Reseller Dan Dropship Pasti UNTUNG!!! Kontak CS Kami di 0813.5985.2887 Untuk Info Lebih Lanjut.
Bisnis ini menjadi sangat menarik untuk dijalankan, untuk pilihan produk yang tersedia disini celana dalam pria, celana dalam wanita, celana dalam anak, tanktop, singlet pria, lingerie, sampai legging. Bayangkan jika dalam 1 hari 1 orang saja ganti 2-3 kali belum lagi jika punya banyak keluarga bisa dihitung berapa kebutuhan pakaian dalam mereka dalam 1 hari, 1 minggu, 1 bulannya? Banyak keuntungan yang anda dapatkan jika bergabung bersama kami, dari cara berjualan online, iklan produk di sosial media. Untuk pengiriman kita bekerjasama dengan banyak expedisi dan cargo seperti JNE, JNT, TIKI, POS, LION PARCEL, INDAH CARGO, PAPANDAYAN, DAKOTA dan masih banyak lainnya. Pengiriman paket pesanan setiap hari ke seluruh Wilayah Di Indonesia.
Alamat Pusat Grosir Pakaian Dalam : Bapak Yudi Sarwoko Bungurasih Tengah, Jalan Anggur No 48C, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo Gmaps : https://g.page/sentrapakaiandalam?share
https://grosirpakaiandalam.net/ https://sentrapakaiandalam.com
1 note
·
View note
Text
Dear My Heart
Malam yang indah, bertaburan bintang dan kerlap kerlip lampu terlihat dari atas bukit. Seorang gadis bersurai pendek sedang asik memandangi pesawat yang sedang melintas indahnya malam, matanya berkaca-kaca, bibirnya yang pucat menahan dinginnya bukit bergumam berusaha meyakinkan hati dirinya sendiri agar tetap baik-baik saja. Ingatan gadis itu terbang jauh ke beberapa tahun yang lalu...
BAG 1 : Begin
18 tahun yang lalu
MELATI POV
Aku Melati, aku anak tunggal dari keluarga yang pas-pasan. Aku seorang gadis yang bisa dibilang sangat berambisius dan berani mengambil resiko. Kondisi keuangan papah dan mamah yang pas-pasan, aku berambisi untuk mendapatkan beasiswa untuk kuliah di kota pelajar, Kota Tuturu. Hari ini, aku buru-buru bersiap mengikuti ospek hari ini, sahabat pemuda yang ku anggap seperti abang ku sendiri sedang menungguku di luar kosanku dengan mogenya.
NORMAL POV
"Ya Allah... Hyung! Gimana caranya aku naik dengan rok panjang begini??" keluh si gadis, Melati.
Seseorang yang dipanggil Hyung hanya garuk-garuk kepala yang aslinya tidak gatal, "Yaudasi... Lu copot roknya, pake celana aja, trus nyampe kampus tinggal ke toilet trus pake lagi roknya."
"Ya ga bisa dong Hyung.. Aku bisa di amuk kakak panitia!" Mana ga boleh bawa motor sendiri lagi. Ugh.." Ucap Melati sambil tepok jidat lebarnya.
"Ga akan ada yang berani bikin dongsaeng ku menangis selagi Hyung ganteng ini masih hidup." Ucap sang Hyung dengan gagah.
"Bangun woy! Udah pagi mimpi mulu kamu Hyung. Pake motor ku saja lah Hyung!" Melati dengan sigap mengeluarkan motor matic nya dari garasi kosan dan mengabaikan celotehan Hyungnya
"Yaelah... Punya Dongsaeng gini amat ribetnya." sang Hyung memutar bola matanya bosan.
IMAN POV
Gue Iman. Sebenernya gw setahun lebih muda dari Melati, tapi karena muka gw boros lebih mirip om om dan wajah Melati baby face mirip bocah, akhirnya gw meng"iya"kan paksaan Melati buat manggil gw Hyung. Hyung itu sebutan abang dari adik laki-laki ke kakak laki-laki dalam bahasa Korea. Melati itu bisa dibilang kelewat tomboy.
Pertama kali bertemu dengan Melati, ketika gw lulus SD dan pindah ke SMP ke luar daerah. Waktu itu... Ospek terasa membosankan, aku ga ngeh kalau Melati juga anggota osis, aku ga tertarik dengan perempuan. Ya aku gay. Sepulang sekolah gw iseng keliling sekolah sendirian, dan gw liat ada bocah laki pendek sedang bermain basket dengan teman-temannya yang berbadan tinggi, dan ternyata itu Melati.
Mungkin karna Melati gak seperti perempuan kebanyakan, gw dan Melati jadi dekat hingga sekarang kami di perguruan tinggi. Gw memutuskan untuk masuk asrama pramugara dan Melati masuk kejuruan Counselor, katanya sih dia ga mau ada anak-anak lain yang senasib korban bullying dengan dirinya.
NORMAL POV
Iman dan Melati sudah sampai di Universitas Gedong Dewa (nama samaran) tempat Melati kuliah. "Dah... Sampe. Ntar, kalo ada apa-apa langsung telfon gw." nasehat Iman ke Melati.
"Iya iya... Bawel bat jadi cowok." Melati ngedumel sambil memperbaiki roknya yang sempit dan agak tersingkap ke atas.
"Lu ga ada rok lain apa?" tanya Iman sambil tarik tarik roknya Melati.
"Ga ada lah Hyung. Gw merantau disini, dan rok ini minjem. Toh cuma seminggu." jawab Melati malas.
"Dasar..." Iman jitak kepala Melati pelan.
"SAKIT BEGO!" Melati bales jitak kepala Iman.
"Iya iya... Udah sana masuk." Iman cuma nyengir kuda dan mengelus kepala Melati dengan lembut.
Wajah Melati agak menghangat sebentar dan segera balik badan, "PABOYA HYUNGIE!" ("ABANG BODOH!") teriak Melati.
"Dasar... Kadang bocah pendek itu bisa imut juga rupanya." ucap Iman dalam hati dan segeralah Iman pergi menemui pacar gaynya.
DI KAMPUS UGD
"Eh, ada cowok. Gila handsome beud." ucap mahasiswi samar-samar terdengar di telinga Melati. Bahkan para mahasiswa mendecik tak suka melihat ke-handsomean Melati.
"Sayang yah... Dia pendek.." gosip gosip Mahasiswi yang malas di dengar Melati.
"Lahdalah... Kok mendekat kursi khusus cewe itu cowoknya? Lah anjir, cowoknya pake rok." histeris kecewa para cewek-cewek itu. Melati dengan acuh tak acuhnya duduk dengan santai di kursi paling belakang.
"Hai! Gw Rika, dan ini Anastsya. Nama lu siapa?" sapa seorang cewek yang bernama Rika sksd ke Melati.
"Aku Melati, panggil Lati aja." jawab Melati dengan datar.
"Eh, minta nomor lu dong, biar gampang gitu kalau ada apa-apa." ucap Anastsya sambil menyodorkan hpnya.
"Ok." Melati memberikan nomornya tanpa ragu, dia berpikir tidak ada salahnya mendapatkan beberapa teman, biar ada temen kalau susah dan senang bareng. Tak lama kemudian Melati masuk grup pertemanan -Pasir Pantai-, yang membernya cuma Rika, Anastasya, dan Melati.
DITEMPAT LAIN, CAFE STARLIGHT..
"Disini..." seorang lelaki berparas imut sedang melambaikan tangannya ke Iman yang baru saja sampai di kafe tersebut, dan Iman balas dengan senyuman lembutnya yang biasa hanya dia tunjukkan ke Melati.
"Tumben kamu lama sekali sampainya, Bo..." tanya lelaki imut itu, Rio.
"Iya Bi, aku habis menggantar Lati ke kampusnya. Dan aku harus kembali jemput dia nanti sore." jawab Iman seadanya dan duduk di depan Rio.
"Oh..." raut Rio agak tak suka sekejap. Rio pun mengalihkan pembicaraan, "Bo.. mau pesen apa? Ada yang baru loh rasanya enak... Bla bla bla bla bla bla"
"Em... Bi... Hari minggu kamu ada acara?" tanya Iman memotong celotehan Rio.
"Tidak ada. Ada apa? Mau mengajakku kencan?" tanya Rio dengan riang.
"Em... Tidak sepenuhnya kencan sih..."
-Bersambung...
1 note
·
View note
Text
Ya terus kenapa?
Pengingat buat diri sendiri.
Lidah itu lunak, bisa membangun jika digunakan dengan bijak, bisa menghancurkan jika dibiarkan menjadi liar.
Tergantung dari si penerima kata juga sih, kalo hatinya terlalu lembut, lidah yang maksudnya lunak bisa mengoyak segalanya.
----
Sejak pakai jilbab yang gayanya gak seperti anak-anak seusia gua pada umumnya, gua sering diledek. Diledek sama orang yang dikenal, sama orang yang gak dikenal, sama semua orang.
"kaku banget sih lu?"
"gua kira dosen!"
"kayak ibu-ibu banget deh lu"
Gua yang waktu itu kesel sama ejekan mereka, memutuskan untuk memakai jilbab dengan gaya seperti mereka, dengan gaya yang umum untuk orang-orang seusia gua. Walaupun gua sendiri ngerasa agak kurang nyaman, tapi pikiran itu terbuang begitu aja karena orang-orang jadi dekat sama gua. Gua yang emang waktu kecil pernah tomboy, kembali jadi manusia tomboy lagi dengan celana jeans dan balutan jilbab di kepala.
Itu saat-saat yang paling luar biasa yang pernah gua rasain. Gua ngerasa bebas, ngerasa bisa ngelakuin apa aja di mana aja dengan kesempatan-kesempatan baru yang terbuka lebar di setiap waktunya.
Titik balik gua datang, ketika gua melihat diri sendiri dalam foto-foto liburan bareng temen-temen. Naik gunung, ke pantai, ke puncak, ke mana-mana. Ada yang janggal dari diri gua. Mata ngantuk (karena liburan biasanya berujung ke begadang berjamaah), lekuk tubuh yang terlihat karena jilbab yang gak turun ke dada dan celana jeans, tingkah gua yang pecicilan walaupun ngantuk di setiap foto, gua gak suka. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memastikan apa yang sebenarnya gua inginkan agar gua seneng liat foto diri sendiri. Sebagai langkah awal percobaan, gua putuskan untuk menggunakan rok.
Anak tomboy ini sekarang pake rok. Gerakan jadi terbatas, tanpa sadar tingkah laku juga jadi lebih feminim. Perbedaan itu membuat gua agak sedikit dilihat aneh.
"kenapa pake rok sih? Kan jadi susah boncengan naik motor"
"yaudah pake celana aja jangan pake rok"
Tapi gua bersikeras untuk pakai rok. Alasannya sederhana, gua lebih seneng melihat diri gua di foto saat pakai rok.
Sejak pakai rok, waktu gua untuk jalan-jalan bareng yang lain jadi sedikit lebih berkurang. Alasannya karena gua pake rok, ribet.
Foto demi foto dihasilkan. Gua masih gak suka lihat foto diri. Padahal udah pake rok, apa yang salah? Gua amati tiap foto, gua tanya ke diri sendiri apa lagi yang gua mau lakukan agar gua terbiasa ngeliat foto diri. Setelah beberapa lama, dan dengan pertimbangan-pertimbangan, gua menurunkan jilbab ke dada.
Ini benar-benar keputusan yang sangat bikin gua cemas. Dengan pakai rok aja gua merasakan perbedaan di sekitar gua, apalagi kalo pake rok dan jilbab sedada?
Kecemasan gua pun terbukti.
"eh? Elu? Gua kira dosen"
"kok lu mirip sama Bu ini deh? Lu kembarannya ya?"
Gua makin membatasi diri, mereka juga membatasi diri dari gua. Gak ada lagi nongkrong, jalan-jalan, gua merasa lebih nyaman untuk kumpul hanya dengan sesama perempuan, sedangkan yang anak perempuan masih senang nongkrong malem-malem.
Gua kesel. Kesel sama diri sendiri. Kenapa gua gak bisa sehiperaktif dan seekspresif dulu? Gua semakin feminim, semakin pemalu, semakin tertutup. Gua gak ngerti kenapa, tapi semua itu terjadi begitu aja.
Foto demi foto kembali dihasilkan. Gua nyaman dengan pakaian gua yang lebih tertutup ini, tapi ternyata gua masih sebel liat foto-foto diri. Gua terlihat lebih dewasa, dan gua gak suka. Akhirnya gua memutuskan untuk pakai jaket. Gak ada dosen wanita berjilbab yang pakai jaket saat ngajar kan?
Lelah karena selalu merasa gak senang lihat diri sendiri di dalam foto, gua jadi makin jarang mau buat difoto. Kalo terpaksa, gua ikutan foto, kalo ngga wajib, mendingan gua yang motoin mereka. Kadang terlintas di benak gua sih, gimana kalo ntar waktu udah lulus, gua dilupain karena gak ada foto gua bareng mereka? Yaah yang nanti biarlah nanti, sekarang fokus ke hal yang mau gua lakuin aja dulu.
Keputusan-keputusan kecil di kehidupan sehari-hari juga berdampak ke keputusan untuk pakai baju apa kalau mau pergi ke rumah sodara.
Mulai dari pakai baju bagus dengan jilbab yang diikat di leher, beralih ke baju biasa dengan jilbab putar yang sama sekali gak nyaman, sampai akhirnya memberanikan diri membeli sebuah gamis dan jilbab lebar warna-warni.
Komentar-komentar sejenis "oh kamu? Kirain ibu," datang dan pergi lewat telinga gua. Dari yang awalnya kesel, sampe udah bosen dan bodo amat. Dari yang tadinya langsung badmood, sampe akhirnya bisa gua jadiin bercandaan, "ibu yang itu, yang ini aku haha," sungguh proses yang luar biasa sih.
Komentar macam itu yang terakhir kali gua dapat terjadi saat lebaran tahun ini. "Loh ini kamu? Kirain ibu."
Gua tau komentar itu datang karena rok lebar yang gua gunakan dipadukan dengan outer kemeja panjang dan jilbab yang sengaja gua panjangin sampai ke siku. Dengan perawakan gua yang gempal, orang-orang pasti mengira gua ini ibu-ibu.
Komentar itu gua tanggapi dengan bercanda, "ngga dong, ini aku hehe,"
Biasanya gua kesal digituin, biasanya gua jadi kesal dengan perawakan gua sendiri dan berujung pada gua yang makin kesal sama diri sendiri. Tapi kali ini, rasanya gua gak marah. Bukan karena gua mengakui kalo gua ini ibu-ibu, tapi karena gua nyaman sama baju ini. Gua merasa lebih aman, lebih terjaga. Mungkin dia bilang gitu biar gua mau pakai baju yang sesuai dengan usia gua biar gak keliatan tua. I appreciate it, but I prefer my comfort outfit 😊 gua pake baju bukan buat nyenengin orang. Persetan kata orang. Gua pake baju buat nyenengin Allah sekaligus bikin seneng diri sendiri.
'Ntar kalo di foto, kamu keliatan tua loh?'
Yaudah gua gak perlu liat fotonya :)
3 notes
·
View notes
Text
Pilihan Model Baju yang Cocok untuk Anak-Anak
Memilih model baju yang cocok untuk anak-anak adalah hal penting dalam merawat tampilan dan kenyamanan mereka. Baju anak-anak harus memenuhi beberapa kriteria, termasuk keamanan, kenyamanan, dan gaya yang sesuai dengan usia mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa pilihan model baju yang cocok untuk anak-anak.
1. Baju Kaos atau T-Shirt:
Baju kaos atau t-shirt adalah pilihan yang sangat populer untuk anak-anak. Mereka nyaman, mudah dipakai, dan cocok untuk aktivitas sehari-hari. T-shirt dengan desain kartun, karakter, atau warna-warna cerah sering kali disukai oleh anak-anak. Pastikan bahan kaosnya lembut dan bernapas untuk kenyamanan maksimal.
2. Baju Bergaya Pra-Formal:
Untuk acara-acara khusus atau momen-momen istimewa, pilihan baju anak-anak yang lebih bergaya seperti dress atau setelan pra-formal dapat menjadi pilihan yang bagus. Dress untuk anak perempuan dan setelan jas atau blazer untuk anak laki-laki adalah pilihan yang populer. Pastikan pilihan warna dan desainnya sesuai dengan kesukaan anak Anda.
3. Celana Pendek dan Rok:
Untuk cuaca yang lebih hangat, celana pendek dan rok adalah pilihan yang baik. Anak-anak bisa lebih bebas bergerak dalam pakaian ini. Pastikan celana pendek atau rok terbuat dari bahan yang nyaman dan tahan lama. Anda juga bisa memilih celana pendek dengan pinggang elastis agar lebih mudah dipakai dan dilepas.
4. Romper atau Jumpsuit:
Romper atau jumpsuit adalah pilihan pakaian yang nyaman dan bergaya. Mereka seringkali memiliki desain yang lucu dan menyenangkan. Romper adalah pilihan yang bagus untuk anak-anak yang aktif karena mereka dapat bergerak dengan bebas tanpa perlu khawatir tentang atasan yang keluar.
5. Pakaian Renang:
Jika Anda berencana untuk berlibur di pantai atau kolam renang, pakaian renang adalah kebutuhan utama. Pastikan pakaian renang yang Anda pilih sesuai dengan ukuran anak Anda dan memberikan perlindungan UV yang cukup.
6. Jaket atau Sweater:
Untuk cuaca yang lebih dingin, jaket atau sweater adalah pilihan yang baik. Pastikan pilihan bahan yang cukup hangat dan nyaman. Anda juga bisa mencari jaket dengan desain yang sesuai dengan minat anak Anda, seperti jaket dengan gambar hewan atau karakter kartun.
7. Pakaian Tidur:
Pakaian tidur adalah pilihan yang penting untuk kenyamanan anak saat tidur. Pastikan pakaian tidur terbuat dari bahan yang lembut dan aman untuk kulit mereka. Selain itu, pilihan desain yang lucu atau karakter kartun favorit mereka dapat membuat tidur menjadi lebih menyenangkan.
8. Aktivitas Luar Ruangan:
Jika anak-anak Anda suka bermain di luar ruangan, pilihlah pakaian yang sesuai. Pilihan celana pendek, kaos, dan sepatu yang nyaman adalah hal yang penting. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan topi dan kacamata hitam untuk perlindungan dari matahari.
9. Pakaian dengan Faktor Perlindungan UV:
Perlindungan dari sinar UV sangat penting, terutama saat anak-anak bermain di luar ruangan. Pilihlah pakaian dengan faktor perlindungan UV (UPF) untuk melindungi kulit mereka dari bahaya sinar UV berbahaya.
10. Bahan yang Aman dan Ramah Lingkungan:
Terakhir, pastikan bahan pakaian anak-anak Anda aman dan ramah lingkungan. Hindari bahan-bahan yang mengandung bahan kimia berbahaya dan pilihlah pakaian yang terbuat dari bahan organik atau ramah lingkungan jika memungkinkan.
Dalam memilih model baju yang cocok untuk anak-anak, selalu pertimbangkan kebutuhan dan preferensi mereka. Pastikan pakaian tersebut memungkinkan mereka bergerak dengan bebas, merasa nyaman, dan cocok dengan aktivitas yang mereka lakukan. Dengan memilih pakaian yang tepat, Anda dapat membantu anak-anak Anda tampil dengan percaya diri dan merasa senang dalam berbagai kesempatan.
0 notes
Text
Celana Anak Model Kulot Bangkok
Pusat Reseller Celana Anak Model Kulot Bangkok.
Celana Anak Model Kulot Bangkok Model Terbaru. Butalah fashion melekat di diri anak anda, tidak perlu mahal untuk tampil cantik dan fashionable, tetapi gunakan lah pakaian yang bisa di padu padankan dengan berbagai aksesoris lainnya. Seperti memilih celana Bangkok yang bisa di padu padankan dengan blouse mini untuk anak anak, maka nuansa muslimah…
View On WordPress
#Celana Anak Model Kulot Bangkok#celana bangkok#celana pantai untuk anak#harga celana anak kulot#harga celana anak termurah#harga celana kulot#pusat barang murah#pusat grosir pakaian anak
0 notes
Text
Falling Stars - 5
Daka
Aneh nggak sih kalau gue bilang gue merasa tenang melihat Yasa makan?
Padahal yang dia lakukan hanya menggerakkan tangan kecilnya untuk makan, selagi satu tangan yang di-gips dia letakkan atas meja juga. Yasa juga nggak banyak bicara. Dia hanya… makan. Tapi gue nggak bisa berhenti memandangi dia.
Apa begini rasanya tinggal bareng anak kecil?
Melihat piring Yasa yang hampir habis, gue mengambil gelas yang kosong, mengisinya dengan air minum dari teko kaca, dan meletakkannya di dekat Yasa.
“Nih, buat minum.”
Yasa menaikkan sedikit kepalanya, mengangguk pada gue sebelum kembali melanjutkan sarapannya tanpa bicara apapun.
Gue rasa apa yang gue bilang ke Mikaela memang benar. Yasa memang kalem. Atau, harusnya gue bilang dia super duper pendiam. Sejak gue membangunkan Yasa untuk sarapan, nggak ada satu kata pun yang keluar dari mulut dia sampai sekarang.
Tiap kali Yasa bicara, yang ada gue terkejut. Mulai dari dia yang mengaduh kesakitan karena jarinya yang bengkok, juga dia yang menyebutkan nama lengkapnya.
Bicara basa-basi aja sama kakakmu ini bisa nggak, Yas? Jangan bikin kaget lagi.
Tapi, entah kenapa, gue merasa masih banyak hal yang nggak gue ketahui tentang Yasa, dan itu mungkin akan mengejutkan gue.
Duh, firasat gue selalu yang nggak enak mulu. Jelek amat.
Ingat, segala sesuatu itu dimulai dari pikiran, Ka. Be positive.
Kembali gue pandangi Yasa. Gue nggak tahu apakah Yasa sadar bahwa gue terus memperhatikan dia atau nggak, tapi dia jelas lebih fokus pada makanannya ketimbang gue. Sekalipun pendiam, makannya lahap juga, ya?
Atau mungkin dia yang lapar, karena di perkumpulan keluarga tempo hari gue nggak mengingat akan kehadiran Yasa di meja makan. Dia mungkin nggak makan apapun selain kue-kue kecil yang Mikaela berikan saat kami kembali dari rumah sakit.
Dengan piring makan gue yang sudah bersih, gue membalikkan sendok, lebih dulu minum. Yasa kelihatan sudah selesai dengan makanannya juga. Sesaat dia memandangi gue dengan pundaknya yang tegak, dan gue pura-pura nggak menyadari hal itu.
Tapi gue bisa melihat dia. Gue bisa melihat Yasa yang di saat gue minum, tangannya ikut meraih gelas keramik yang sudah terisi air, satu tangan mungilnya melingkari gelas, kemudian dia minum—dengan gaya minum gue. Kelihatannya gelas di tangannya bergoyang, dan Yasa langsung meletakkannya lagi di meja.
Apa tadi Yasa ngelihatin gue karena pengin ngikutin gue minum?
Rasanya perut gue tergelitik karena kelakuannya barusan.
“Yasa,” panggil gue, memilih untuk menahan tawa.
“Ya?” Yasa menjawab singkat, kembali mengangkat kepalanya dengan mata polos yang terarah langsung pada gue.
Gue hanya bisa tersenyum dengan respons seadanya dari Yasa. Seenggaknya dia menjawab gue.
“Hari ini jalan-jalan yuk?”
Yasa memandangi gue dengan tatapan yang… bingung juga gue bilangnya, semacam penasaran tapi tanpa ekspresi, ngerti nggak?
“Cari baju buat kamu.” Gue menambahkan, berharap itu sudah cukup jelas. “Kemarin kan baju-baju kamu dari rumah Ibu sedikit. Sekalian kita beli baju tidur. Mau ya?”
Sekalipun gue tersenyum, percayalah kalau di dalam gue merasa meriang. Asli, gue nggak tahu caranya membujuk anak kecil. Apa cara gue yang tadi bagus? Argh! Harusnya gue tanya Mikaela dulu tadi.
Kenapa ngajak anak 5 tahun buat beli baju aja kesannya kayak ngajak cewek buat kencan?
Kayak gue pernah ngajak cewek aja, alah.
“Um…” Yasa bergumam kecil, kepalanya menunduk. Yang nggak gue sangka, dia kemudian berdiri, kedua tangannya masuk ke dalam kantung celana dan mengeluarkan kain yang menjadi saku. “Aku… nggak punya uang.”
Suaranya terdengar begitu pelan, begitu jujur.
“Kata Ibu, baju mahal. Lebih baik pakai yang ada aja.”
Ya Tuhan. Itu sesuatu yang tidak gue duga. Kata-kata Yasa terdengar begitu polos, jujur, juga menyakitkan. Kepala gue seakan langsung membayangkan bagaimana Ibu mencoba hidup dengan Yasa selama ini.
Dan gue nggak tahu semua itu. Gue bahkan nggak berusaha untuk tahu kabar Ibu.
“Ng… biar aku yang bayar aja,” gue membalas ragu, menjilat bibir lebih dulu. Kenapa gue jadi deg-degan gini?
“Dibayarin?” tanya Yasa pelan, dan gue mengangguk.
“Soalnya Yasa kan…,” sebisa mungkin gue tersenyum, “adek aku.”
Ternyata mengatakannya nggak segampang yang gue kira. Rasanya ada satu titik dalam diri gue yang masih…
I seriously need to get my shit together.
*
Jujur saja, gue bukanlah orang yang sering bolak-balik ke mall. Kalaupun datang, tujuan gue nggak lebih ke hypermart atau toko kue untuk membeli makanan. Belum pernah gue datang ke sini dengan tujuan membeli baju, apalagi baju anak-anak.
Sampai hari ini, gue datang ke Matahari, dengan satu anak kecil yang gue gandeng masuk. Gue nggak bisa bohong bahwa gue menyadari tatapan beberapa karyawati yang menjaga di berbagai section dekat pintu masuk.
Gue berpakaian rapi kok, yah sekalipun gue pakai sandal. Tapi mereka nggak ngelihatin gue karena curiga gue mau mengutil, kan?
Nggak tahan diperhatikan begini terus, gue pun mendekati salah satu karyawatinya, “Misi, Mbak. Kalau section yang baju anak-anak di mana, ya?”
“Oh, di sebelah sana, Pak,” tangan si karyawati menunjuk ke arah kiri. “Mau cari apa untuk anaknya, Pak? Biar saya bantu.”
Anak, katanya.
Ya sudahlah, gue nggak mungkin juga curhat asal usul dan semua yang terjadi ke gue sebagai latarnya Yasa.
“Mau nyari baju biasa aja sih, Mbak. Sekalian sama piyama.” Gue menjawab pertanyaan yang sebelumnya diajukan. Karyawati tersebut mengangguk kemudian meminta gue untuk mengikutinya.
Dari sepanjang section yang gue lewati, gue hanya bisa memandanginya saja. Bahkan untuk men section, gue ternganga karena banyaknya jenis pakaian yang sebelumnya nggak pernah gue lihat.
Katro mungkin, tapi gue hanya mengenal kaus, kemeja polos, celana kain dan jins selama bekerja. Itu pun kemeja gue pakai di acara-acara tertentu saja. Kalaupun ada baju dengan mode yang agak “nyentrik”—seperti kemeja bunga-bunga, setelan jas, atau bahkan celana pendek ala pantai—itu semua ulah Mikaela yang meminta gue untuk menemaninya ke berbagai acara tapi nggak mau melihat gue memakai kemeja putih dan celana hitam yang menurutnya membuat gue kelihatan seperti waiter daripada partner buat diajak jalan.
Rasanya gue bisa membayangkan Mikaela mengomei gue dengan “makanya lo jomlo, Ka” sekalipun dia nggak ada di sini.
Duh, El, yang jomlo ini dikira bapak anak satu sama karyawati sini.
Nggak butuh waktu lama, karyawati itu akhirnya berhenti setelah menuntun gue ke arah kid section. Berbagai keperluan anak-anak dengan berbagai model berjejer.
“Kalau piyama, bisa ke pojok sana, Pak,” kata karyawati tersebut, menunjuk ke arah depan.
Gue mengangguk seadanya. “Oke, Mbak. Makasih.”
“Ada yang dibutuhkan lagi, Pak?”
Lebih dulu gue berjongkok, menyamakan tinggi dengan Yasa dan memperhatikannya dari kepala sampai ujung kaki. Kira-kira ukurannya berapa, ya? Bodoh nggak sih kalau gue nanya ke balita soal ukuran bajunya?
Mungkin gue terlalu lama memandangi Yasa, jadi dia pun ikut memandangi gue. Kepalanya sedikit celingak-celinguk, tapi mulutnya tetap tidak berkomentar.
“Lagi… nyari ukuran dedeknya, Pak?”
Pertanyaan itu membuat gue berdiri, memandangi si karyawati yang kelihatan tersenyum canggung, mungkin agak enggan menanyakan hal itu. But she did, anyway. Dan sekarang gue yang canggung.
Gue tertawa pelan sambil mengangguk. “Iya, Mbak. Saya kurang tahu ukurannya dia. Kira-kira pasnya yang segimana—”
“Lho, Daka?”
Ada yang manggil gue. Spontan gue berbalik, mencari asal suara.
“Wah, Ka. How many years have I gone? Dan sekarang lo udah punya anak aja?”
Silakan bilang gue lagi sedikit nggak waras, or probably I am, karena untuk sesaat, gue melihat sosok Yasa versi gede, lengkap dengan kaus oblong tanpa lengan juga tato di lengan kirinya, juga trolley besar dengan berbagai barang ada di dalamnya.
“Yasa?”
“Bego! Lo nggak ingat teman paling baik lo ini? Yang benar aja, Ka!” Cowok di depan gue itu meninju pelan perut gue. “Jangan bilang lo lupa nama gue?”
Gue mengerjap sambil meringis kecil, mengalihkan kepala ke arah Yasa yang masih di samping gue.
Anehnya, genggaman Yasa di tangan gue tiba-tiba terasa mengerat.[]
1 note
·
View note
Text
The Flores Journal #2 : Shit Happened in The Very First Day
“Langkah pertama menentukan 1000 langkah ke depan”
-Anonymous-
Langit Bandung cerah sekali siang itu, ketika saya menjejakkan kaki di terminal keberangkatan Bandara Husein Sastranegara. Belum genap 24 jam saya menghirup udara Kota Bandung, setelah malam sebelumnya datang dari Padang.
“Awali dengan berdoa. Semoga diberikan keselamatan dan kelancaran selama di jalan. Selalau waspada dan hati-hati” kata orang tua saya lewat telepon.
“Iya ma, pa. ”
Bismillah! Semoga lancar.
Pesawat Lion Air tercinta dan termurah yang akan membawa saya ke Denpasar datang tepat waktu siang itu. Pertanda baik ini, semoga. Saya naik ke pesawat dengan sumringah dan berdebar-debar, terlalu senang untuk membayangkan untuk segera menjejakkan kaki di Labuan Bajo. Aqua botol serasa menyegarkan seperti air pegunungan betulan, Burung-burung terdengar seperti bernyanyi, semua orang tampak bergembira siang itu. Hari yang sangat indah untuk memulai perjalanan.
Penerbangan dari Bandung ke Labuan Bajo memang tidak ada yang langsung. Harus transit dulu di Denpasar. Untungnya, rentang waktu keberangkatan pesawat transit ke Labuan Bajo tidak membuat saya harus menunggu lama, hanya setengah jam. Syukurlah take-off tepat waktu dan langit cerah.
Awal yang baik ini, pikir saya ketika itu.
Banyak orang bilang bahwa langkah awal amat penting untuk menentukan keseluruhan proses. Di dalam perlombaan lari 100 m misalnya, akselerasi awal pelari amat vital untuk menentukan siapa yang mencapai finish terlebih dahulu. Di dunia penerbangan juga dikenal istilah critical eleven. Yaitu 11 menit paling kritis pesawat: 3 menit setelah lepas landas dan 8 menit sebelum mendarat. Secara statistik, 80% kecelakaan pesawat terjadi dalam rentang waktu tersebut. Makanya mungkin banyak orang-orang bijak mengatakan mulailah hari dengan senyuman. Atau keluar rumah harus baca doa.
Namun ternyata, harapan saya akan hari yang baik itu langsung runtuh seketika dengan kesialan yang menimpa hanya ketika saya baru sampai di BandaraInternasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Saat itu saya sedang memperlihatkan tiket transit saya kepada petugas untuk di cek ulang, sembari menunggu tas carrier dan tas kecil saya yang sedang melewati mesin x-ray pemeriksaan bandara. Keadaan sedang buru-buru memang karena seluruh penumpang penerbangan Denpasar-Labuan Bajo sudah naik ke kabin. Tinggal menunggu saya yang baru mendarat dari Bandung.
Ketika saya sudah akan bersiap untuk menggendong tas saya di ujung mesin x-ray, seketika petugas yang memeriksa di depan layar komputer berujar “coba buka tas yang kecil mas”. Saya langsung menduga-duga apakah saya lupa kalau menyimpan gunting kah di dalamnya, atau power bank kah, atau gunting kuku, mungkin. Tapi betapa kagetnya saya ketika membuka saku kecil di tas saya dan menemukan benda yang diberikan oleh teman saya Arief alias Cuip beberapa minggu sebelumnya.
Jantung saya seperti mau copot ketika memegang logam kecil berwarna perunggu tersebut. Benda kecil yang membuat petugas mengernyitkan dahinya tersebut adalah selongsong peluru, atau wadah bekas pembungkus peluru, dimana sebenarnya di dalamnya tidak terdapat amunisi peluru lagi. Saya langsung ingat ketika main ke kosannya, Cuip memberikan satu untuk saya. Kalau tidak salah itu kenang-kenangan dari salah satu pabrik senjata di Bandung, ketika dia kuliah ekskursi disana. “Bisa dijadikan kalung.” Kata cuip ketika itu. Siapa pula selain preman atau anak Punk bercelana sempit yang memakai kalung selongsong peluru. Ah tapi saya simpan saja lah untuk pajangan, pikir saya ketika itu dan langsung memasukkan ke tas tanpa pernah mengeluarkannya lagi hingga sampai di Bandara Ngurah Rai ketika itu.
Sebutir dari logam ini nyempil di tas saya. Gambar diambil dari tokopedia. Dijual online ternyata.
Muka saya pucat pasi. Bayangan buruk seketika menyergap pikiran saya. Saya mencoba untuk tenang sambil berusaha untuk menceritakan duduk perkaranya ke petugas yang tengah mengecek dan mengambil gambar logam kecil yang ternyata nyempil di tas saya tersebut untuk dikirim melalui whatsapp. Namun seketika wajah petugas tersebut berubah menjadi santai. Ia sedikit tersenyum, demi melihat wajah pucat saya ia langsung berkata “Gapapa mas, ini tidak berbahaya. Tapi benda ini harus kami tahan ya.”
Rasanya seketika rongga dada serasa lapang kembali. Ingin rasanya saya bilang “Alhamdulilaah! Ambil aja mas, silahkan. Kenang-kenangan dari saya. Bisa jadi kalung juga loh itu mas...” Tapi lidah saya kelu dan hanya bisa berucap “Terima kasih mas atas pengertiannya. Beneran gapapa kan?”. “Iya mas, gapapa”. Saya langsung menjabat tangan semua petugas bandara yang ada di dekat situ waktu itu. Rasanya amat lega seperti seorang yang baru memenangkan kasus kriminal tingkat tinggi di pengadilan.
Saya langsung bergegas naik ke pesawat. Penerbangan ke Labuan Bajo sore itu adalah pengalaman pertama saya naik pesawat ATR, pesawat berukuran kecil dengan kapasitas kursi hanya 4 baris. Pesawat lepas landas tepat waktu pada sore hari di cuaca Bali yang amat cerah dan cuaca jantung saya yang pasca badai. Pengalaman naas di bandara Ngurah Rai sedikit membuat was-was. Belum juga sampai di Flores, kejadian buruk sudah datang. Saya berusaha untuk tidur untuk sedikit berusaha memperbaiki suasana hati, namun ternyata kakek bule di belakang saya berceloteh ria dengan suara kencang mengajak ngobrol siapa saja di sekelilingnya. Suara nya riang dan kencang sekali seperti bapak-bapak yang sedang main domino di kedai kopi.
Karna terlanjur tidak bisa tidur sekalian saja saya pindah ke kursi sebelah kakek yang bernama Peter dan berasal dari Australia itu dan mengajaknya ngobrol. Ia bercerita mengenai banyak sekali hal. Mulutnya seperti tidak ada capeknya berceloteh. Betapa ia mengagumi keindahan alam Indonesia dan setiap tahun rutin ke Indonesia untuk berlibur dan menenangkan fikiran. Ia bercerita kalau biasanya ia pergi bersama istri atau anak dan cucunya. Namun tahun ini anaknya akan melahirkan, dan istrinya tidak bisa ikut berlibur karna harus menemani anaknya yang sedang hamil besar.
“Tolong beri aku rekomendasi sebuah nama untuk cucuku, karna setiap saat aku selalu memikirkannya.” Kata Peter, suatu waktu.
“Cucumu yang akan lahir cewek atau cowok?”
“Dari hasil USG sih cowok.”
Saya berfikir sejenak dan kemudian menatap mata Peter dengan serius. “Hmmm... bagaimana kalau Bambang. Nama itu sangat keren di Indonesia. Cowok banget” kata saya
Demi mendengar nama Bambang, mata Peter langsung berkaca-kaca kemudian berbinar-binar. Ia langsung mengeluarkan handphone nya dan meminta saya mengetik ejaan B-A-M-B-A-N-G di notes. “Thank you very much, Afif!” kata Peter. “My pleasure, Peter!” saya balas.
Swafoto saya dan Peter yang baru mendarat di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo
Sore itu kami mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo. Peter pamit duluan karna ia sudah memesan penginapan serta mendapat fasilitas penjemputan. Saya memilih untuk ke pusat kota terlebih dahulu untuk keliling sembari mencari penginapan yang nyaman dan ekonomis. Labuan Bajo adalah kota kecil yang terletak di pinggir pantai dan memiliki landskap perbukitan. Jarak dari bandara ke kota hanya lima menit naik ojek.
Pusat keramaian labuan bajo terletak di pinggir pantai di sekitar pelabuhan. Disana banyak terdapat rumah makan, cafe, bar, hotel, hostel, spa, penyewaan alat diving, minimarket dan segala atribut tempat wisata lainnya.
Saya kemudian mampir ke supermarket untuk membeli beberapa makanan ringan, sekedar mengganjal perut karena belum makan sejak dari Bandung. Namun ketika membayar belanjaan di kasir, kaka kasirnya bilang bahwa uang saya tidak diterima.
“Ada uang kertas saja kah?” katanya.
“Eh, kenapa kak?” kata saya heran.
“Uang logam tidak diterima sebagai alat transaksi belanja disini. Orang sini tidak mau terima uang logam. Tukarkan saja ke Bank kak, masih berlaku kok” kata si kakak.
Saya baru mengetahui hal tersebut disana ketika itu. Saya luput untuk mengetahui informasi tersebut dari browsing beberapa hari sebelum berangkat. Dan ternyata hal tersebut sudah berlangsung sejak lama disana. Saya kemudian mencoba untuk mencari tahu mengapa hal tersebut terjadi, dan jawaban setiap pedagang tetap sama. Tidak mau terima uang logam. Bahkan tukang parkir pun minta dibayar dengan uang kertas. Belakangan saya ketahui dari artikel di internet ternyata di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Nangro Aceh Darussalam, uang logam juga tidak diterima sebagai alat pembayaran.
“Masyarakat Gayo Lues bisa jadi kurang nyaman memegang uang koin, mungkin alasan ribet. Bisa juga karena pola piker." Kata Kepala Kantor Bank Indonesia setempat. Bisa jadi alasan yang sama juga berlaku di Labuan Bajo ini.
Ternyata kesialan tidak menimpa saya sekali saja hari itu. Karena uang tunai di dompet saya sedikit dan berencana untuk membayar penginapan, maka saya mencoba untuk tarik tunai di atm terdekat. Naasnya, saat sudah berada di dalam kotak atm kartu atm yang biasa saya simpan di dompet sore itu entah kemana perginya. Raib tanpa jejak. Saya heran entah mengapa benda tipis berbentuk persegi panjang yang kata Pak Sandiaga Uno seperti tempe ini senang sekali tiba-tiba hilang. Tas carrier dan tas kecil saya bongkar. Saku celana dan dompet saya geledah. Tapi nihil. Keadaan mulai gawat. Jangankan untuk bayar tiket pulang ke Bandung, uang yang tersedia di dalam dompet saya cuma cukup untuk bertahan hidup sehari. Mana disana ga ada kenalan apalagi saudara. Ga lucu juga nih, kalau menggembel disini.
Di saat matahari perlahan mulai tergelincir di ufuk barat dan langit sudah memerah, dari dalam tas kecil abu-abu yang beberapa jam yang lalu mengerjai saya dengan menyimpan selongsong peluru, saya melihat sebuah buku suci berisi angka-angka saldo yang nominalnya tak seberapa itu. Belum pernah saya sesenang itu melihat buku tabungan seumur hidup saya. Saya segera berlari ke bank bni terdekat. Dan keajaiban kembali menghampiri saya, jam operasional bank yang sudah seharusnya tutup beberapa menit sore itu, membuat seharusnya proses penggantian kartu atm saya baru bisa dilakukan keesokan harinya. Namun ternyata ibu yang bekerja di bagian cs terlambat pulang karena masih mengerjakan beberapa pekerjaan. Sore itu juga akhirnya saya bisa memperoleh penggantian kartu atm baru berkat pertolongan ibu yang baik hati tersebut setelah saya sedikit memohon dengan menceritakan kemalangan saya.
Beberapa kesialan menimpa saya di perjalanan hari pertama. Entah orang menganggap kesialan di awal adalah sebuah pertanda buruk untuk proses selanjutnya, namun bagi saya pengalaman-pengalaman tersebut malah semakin membuat saya makin bersemangat untuk menghadapi hari esok untuk menjelajahi Flores. Perjalanan baru akan dimulai. Flores, saya datang dengan gembira!
Pada akhirnya memang terbukti bahwa, Tuhan selalu punya cara untuk menolong hambanya yang pergi travelling! God save the traveller!
3 notes
·
View notes
Text
Pesona Wisata Pulau Tidung
Candaan itu disampaikan Sandiaga saat memberikan sambutan dalam acara lomba di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Sabtu (5/5/2018). Sandiaga menyebut diberi tugas khusus oleh Prabowo untuk mencari sosok cawapres. Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menghadiri acara soft launching pariwisata di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu. Jakarta - Program OK OCE bakal merambah ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Jakarta - Dua orang pelajar hampir tenggelam saat berenang di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Di antara gugusan pulau-pulau di Kepulauan Seribu, Pulau Tidung termasuk yang terbesar. Jika Anda berencana untuk berlibur di sini selama 2 hari 1 malam, Anda setidaknya membutuhkan sewa kapal selama 2 hari, hari pertama untuk snorkeling dan hari kedua untuk keliling pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jika Anda ingin melihat pulau-pulau resort seperti Pulau Putri dan Pulau Macan, umumnya pengelola pulau akan mengenakan biaya bersandar di dermaga mereka sebesar Rp50.000,00 / orang. Sandiaga saat melihat barang dagangan Warung OK OCE Modern. Hingga saat ini, lebih dari 35 BTS Telkomsel telah mengcover sekitar 95% populasi penduduk diwilayah Kepulauan Seribu seperti Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Lancang Besar, Pulau panggang, Pulau Kelapa Kecil, Pulau bidadari, Pulau Sebira dan beberapa pulau lainnya. Sementara bagi kamu yang bujetnya cukup, bisa kunjungi Pulau Tidung, Pulau Pramuka, atau Pulau Untung Jawa. Pelabuhan Kaliadem-Pulau Untung Jawa: Rp38.000,00 (dewasa) dan Rp25.000 (anak-anak). Sandi mengatakan lahirnya Warung OK OCE Modern ini bisa menghadirkan empat lapangan kerja untuk dijadikan karyawan. Sandiaga sendiri mengatakan pembangunan Lapangan Banteng merupakan jawaban dari tantangan yang diberikan Sri Mulyani. Dirinya pernah mengeluhkan Lapangan Banteng yang kondisinya kurang terawat pada tahun lalu. Mereka berdua juga sempat menonton atraksi air mancur menari yang ada di Lapangan Banteng. Mereka melihat fasilitas yang ada di lapangan tersebut. Korban Fahmi kemudian melihat temannya Aldi mengalami kepanikan karena tidak bisa berenang. Aldi berhasil ditolong, sementara Fahmi mengalami kelelahan karena terlalu banyak minum air laut sehingga tidak sadarkan diri. Air laut yang jernih dengan hamparan terumbu karang dan berbagai macam habitat laut yang ada di kawasan perairan Pulau Tidung sangat sayang untuk dilewatkan. Banyak ragam sarana penginapan dan wahana permaianan yang mereka tawarkan di Pulau Tidung ini untuk dinikmati para wisatawan berkunjung. Bahkan kami juga beberapa kali membantu turis asing berkunjung ke Pulau Tidung dan Pulau Seribu.. Sandiaga tampak mengenakan baju olahraga dengan celana dinas, sementara Sri Mulyani mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Bupati Kepulauan Seribu Husen Murad mengatakan program pangan murah digelar di Kabupaten Kepulauan Seribu yang dilakukan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta. Disamping itu piknik ke Kepulauan Seribu menjadi semakin mudah karena cukup banyak agen atau jasa Tour & Travel yang menjual paket wisata mulai dari harga yang termurah sampai dengan yang paling mahal sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Sandiaga menyebut Susi cocok menjadi cawapres Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Cocok bagi Anda yang baru menikah dan ingin suasana yang romantis. Setelah memberi sambutan, Sandi sempat melihat-lihat suasana di dalam Warung OK OCE Modern. Sampai di lokasi, Sandi kemudian diarahkan menuju tenda tamu undangan. Bahkan Liza Elly rela menunggangi jetski dari Pantai Mutiara menuju Pulau Tidung. Liza Elly terlihat ambil bagian dalam upaya pembersihan sampah di kawasan Kepualaun Seribu, Jakarta beberapa waktu lalu. Dari kegiatan tersebut, sampah yang berhasil diangkut lebih dari 110 ton. Sandiaga dan Susi dihukum membersihkan sampah plastik di Pulau Tidung. Dari sisi pemasaran, kata Sandiaga, sudah diteken kesepakatan antara Pemprov DKI dengan Telkomsel terkait pengembangan jaringan telekomunikasi di Pulau Tidung. Tak hanya membuka isolasi komunikasi, tapi anak usaha Telkom itu juga membangun jaringan 4G LTE untuk meningkatkan produktivitas masyarakat setempat. Sandi juga menjelaskan anak yatim dan duafa bisa diberdayakan dalam usaha ini. Sandi mengaku akan bekerja sama dengan aktivis lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja di Pulau Tidung
1 note
·
View note
Text
5 penipuan turis yang harus diwaspadai untuk perjalanan yang aman dan nyaman
Banyak tempat-tempat menarik yang menarik untuk dikunjungi di dalam dan luar negeri. Namun selain pesonanya yang memikat, destinasi ini juga memiliki sisi gelap bagi wisatawan. Penipuan pariwisata, juga dikenal sebagai penipuan turis, biasanya dilakukan oleh penduduk setempat yang ingin mendapat untung tetapi kurang peduli dan bertanggung jawab. untuk wilayah Anda. asal.
Penipuan pariwisata dapat merusak liburan seseorang serta membuat citra buruk destinasi mereka. Jika jumlah wisatawan menurun dengan menolak menipu, itu akan merugikan penduduk setempat juga, bukan?
Nah, agar liburan Anda menyenangkan dan tidak jatuh ke dalam perangkap turis seperti itu, Anda perlu mengetahui banyak mod agar dapat memprediksinya dengan benar.
Di Pura Besakih, banyak “pemandu” yang tidak bermoral mencoba memeras uang dari wisatawan.
Terletak di Karangasem, Bali, Pura Besaki adalah pura Hindu terbesar di Bali dan salah satu tempat wisata paling populer. Sayangnya, meski merupakan tempat suci, namun dibayangi oleh aktivitas anak-anak muda pemberontak yang berusaha mencari uang dari turis. Hingga saat ini, masalah ini telah menjadi bahan pembicaraan selama beberapa waktu.
Setelah diatur, beberapa anak muda akan tak kenal lelah dalam memberikan panduan dalam berbagai cara. Biasanya dikatakan bahwa tidak mungkin masuk tanpa menggunakan layanan pemandu. Bahkan, Anda bisa masuk tanpa pemandu.
Juga, jika Anda hanya mengenakan celana pendek, Anda juga harus mengenakan sarung untuk masuk. Namun terkadang mereka mematok harga yang mahal untuk menyewa sarung. Tahukah Anda bahwa Anda sebenarnya bisa mendapatkan sarung secara gratis di box office?
Untuk mengatasi mod di Pura Besakih dan tempat lainnya, pastikan terlebih dahulu Anda mengetahui aturan yang ada di tempat tersebut, dan jangan langsung percaya dengan omongan orang yang meragukan. Pergi ke konter dan tanyakan pada staf. Jika Anda ingin lebih aman, bawalah teman sejati ke sana.
Beberapa becak Malioboro menawarkan semuanya dengan harga yang sangat terjangkau. Berhati-hatilah karena penjual kulit dan kaoslah yang benar-benar berusaha membawa Anda pergi.
Setibanya di Yogyakarta, Anda juga bisa menaiki becak yang murah. Meskipun tawaran ini benar-benar menggiurkan, namun dapat menimbulkan hal-hal tidak menyenangkan yang dapat merusak mood liburan Anda. Dibalik harganya yang murah, mobil derek jenis becak ini memiliki maksud tersembunyi.
Dia akan membawa Anda ke toko suvenir dan suvenir yang tidak Anda butuhkan. Penjaga toko akan memberinya persentase dari setiap item yang Anda beli. Jika Anda telah diundang oleh saudara becak sepeda Anda untuk berjalan-jalan di sekitar toko dan tidak membeli apa-apa, bersiaplah untuk memiliki sikap buruk terhadap saudara becak sepeda Anda. Seringkali Anda meminta tarif yang jauh lebih tinggi dari kontrak awal.
Untuk menghindari jebakan turis seperti itu, tolak tawaran itu. Jika Anda benar-benar ingin naik becak, yang terbaik adalah memberi tahu mereka tujuan Anda terlebih dahulu dan menyepakati harga terlebih dahulu sampai Anda setuju. Tapi kenyataannya, tidak semua becak di Jokya berperilaku seperti itu. Jangan takut naik becak.
Harga makanan yang tinggi
Ketika saya pergi ke pantai, saya ingin makan makanan laut. Namun, Anda harus berhati-hati saat memesan makanan dari kios yang tidak ada di menu. Salah, Anda bisa patah semangat dengan harga yang selangit.
Banyak wisatawan jatuh ke dalam perangkap ini setelah makan di warung makan di Anyer di Banten. Setelah makan malam, saya terkejut melihat tagihan senilai satu juta rupee! Hal yang sama juga terjadi di Pantai Parangtritis. Tidak sehebat Anyer, tapi harganya masih tidak masuk akal dan menyebalkan.
Sebaliknya, pilihlah restoran dengan harga yang terpampang jelas di menu. Anda juga dapat meminta resepsionis hotel untuk rekomendasi tempat makan dengan harga terjangkau. Jika Anda sudah pernah ke tempat yang harganya tidak jelas, jangan ragu untuk menanyakan harganya kepada pelayan. Jika tidak cocok, keluarkan dari sana.
Sopir taksi nakal suka menggunakan meteran untuk memutar untuk menghasilkan lebih banyak uang.
Di kota asing di mana Anda tidak tahu rutenya, taksi bisa menjadi sarana transportasi yang efektif. Tetapi alih-alih langsung ke tujuan Anda dengan rute tercepat, itu bisa menghabiskan biaya lebih banyak karena sopir taksi yang nakal mungkin akan menangkap Anda dan membuat Anda marah. Ini adalah salah satu mode yang bisa dialami di berbagai tempat.
Agar tidak terkecoh dengan cara ini, Anda bisa mengecek rute melalui GPS atau Google Maps dan meminta untuk menuju rute terdekat. "Guru, pergi ke Jalan XXX. Oke?" Buat sopir taksi berpikir Anda tahu daerah itu.
Selain menyontek tarif argo dalam perjalanan pulang pergi, tak jarang ditemui pengemudi taksi yang langsung mempermainkan banderol dan menolak menggunakan argo. Bahkan jika itu kesepakatan, kesepakatan pasti tidak lebih murah dari satu meter. Jika Anda bertemu dengan sopir taksi seperti itu, lebih baik tinggal saja. Temukan taksi lain yang menginspirasi lebih percaya diri.
Pencopet terus mengintai di seluruh dunia. Waspadalah terhadap modus penipuan turis agar perjalanan Anda berjalan lancar Pencopet ada dimana-mana
Beberapa hari yang lalu, orang-orang heboh dengan fakta bahwa Menara Eiffel ditutup dari turis. Pelakunya ternyata pencopet, mengganggu pengunjung dan staf menara paling ikonik di Paris. Ya, pencopet banyak ditemukan di terminal dan stasiun kereta api serta di tempat tujuan wisata yang ramai. Mereka juga umumnya beroperasi sendiri maupun dalam kelompok.
Untuk melindungi barang-barang Anda dari pencopet, pastikan Anda selalu dalam pengawasan, terutama saat berada di tempat umum. Kemudian, tinggalkan sebagian uang Anda di tempat rahasia sehingga Anda memiliki uang tambahan untuk kembali ke hotel jika dompet Anda dicuri.
Banyak tempat wisata yang memiliki sisi gelap, seperti orang dengan sisi baik dan sisi buruk. Namun bukan berarti Anda harus menghindari tempat-tempat menarik. Ya? Bagaimanapun, masih ada orang baik di luar sana.
Oh ya, kalau kamu punya pengalaman kurang nyaman di tempat tujuan wisata, jangan sungkan-sungkan untuk berbagi di kolom komentar. Dapatkan wisatawan lain untuk lebih memperhatikan.
0 notes
Text
Hari 2
Tuliskan tentang hal atau aktivitas yang membuat saya bahagia.
Entah kenapa saya berpikir cukup lama untuk mengingat apa hal yang bikin saya bahagia, padahal sebenarnya sangat banyak! Saya tipe manusia yang "gampang" senang dengan hal-hal kecil. Disenyumin anak kecil, makan makanan enak, kumpul di rumah sama keluarga, liat kepik atau serangga cantik, nemu uang di saku celana, ngobrol asik sama teman, tidur, mandi air hangat, nemu lagu yang enak melodinya. Banyak deh.
Mungkin saya bisa bikin daftar panjang tentang hal-hal yang bisa bikin saya bahagia!
Walaupun begitu, mumpung saya lagi di Bali, ada satu hal yang selama saya di Bali jadi hal yang benar-benar saya nikmati dengan sepenuh hati: bermain di pantai sambil menunggu terbenamnya matahari.
Sebagai anak yang lahir dan tumbuh di area dataran tinggi, pantai adalah lokasi istimewa yang nggak setahun sekali bisa saya kunjungi. Tapi selama di Bali, saya bisa ke pantai hampir setiap hari. Banyak pula pilihan pantainya, Canggu, Batu Bolong, Pererenan, Berawa. Meskipun secara letak pantai-pantai yang saya sebutkan berdekatan dan nyaris punya karakteristik pasir yang sama, tapi jarak beberapa kilometer antar pantai, penamaannya yang menyesuaikan dengan letak kelurahannya, serta suasanannya yang juga berbeda membuat saya jadi merasakan sensasi yang berbeda dari tiap pantai yang saya datangi.
Aktivitas favorit saya adalah berjalan ke bibir pantai, lalu menunggu air laut menyentuh kaki saya. Kadang hanya jari-jari kakinya aja, pernah juga sampai kena betis. Tergantung titik saya berdiri, seberapa dekat dengan capaian ombak. Tapi posisi terpewe saya ya hanya sampai airnya setinggi betis saya, tidak lebih.
Di pantai, panca indera saya seakan dimanjakan.
Saya bisa menikmati warna langit yang terkena semburat matahari yang menjelam terbenam, suara debur ombak dan betapa riangnya orang-orang berada di sekitar pantai, hangatnya angin pantai yang membelai-belai wajah, percikan air dan pasir.
Bermain ke pantai di senja hari adalah aktivitas sederhana yang paling membuat saya sangat berbahagia selama kurang lebih seminggu terakhir. Hal yang akan saya rindukan saat kembali ke Bandung nanti!
---
Canggu, 14/09/2022 | 22.09
1 note
·
View note