Senang mendengar, bercerita dan jalan-jalan. Menulis untuk merawat ingatan tentang perjalanan ke suatu tempat, ke alam pikiran seseorang, ke sebuah memori yang senang atau sedih, atau kemanapun.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Berantakan
Malam ini saya berhadapan dengan perasaan hati yang kacau balau, karena baru saja merasa dipisahkan secara paksa dengan orang-orang dan lingkungan yang saya sayangi, -oleh keadaan.
Selama hampir 3 tahun 9 bulan menjalani naik dan turun situasi di tempat saya mengais rezeki, saya bisa bilang bahwa hari ini adalah titik terendah saya. Selama ini saya selalu merasa apapun hal yang saya hadapi di tempat ini, bagaimanapun dinamikanya, saya akan selalu bisa menjalaninya selama masih bersama dengan line manager dan rekan kerja se-tim saya yang sudah seperti abang-abang saya sendiri.
Kami bekerja bersama, kami bekerjasama. Menjaga nilai-nilai profesional yang membuat pekerjaan kami senantiasa terlaksana dengan baik, tapi juga memelihara relasi kami sebagai tim yang selalu saling mendukung satu sama lain. Ga sungkan untuk berbagi cerita tentang keluarga dan kehidupan pribadi, tapi tetap menjaganya dalam koridor hubungan yang sesuai tempatnya, tau dan sadar batasnya.
Saya sedih, marah, kecewa.
Saya menangis hari ini.
Saya yakin bisa melewatinya. Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Tapi biarkan saya mengambil jeda agak panjang untuk bisa menerima semua situasi ini.
Saya hanya butuh waktu.
---
Ampera, 29/10/24 | 22.04
0 notes
Text
Lot of “steal her look”-moment di gedung kantor baru. Cakep, modis, manis, dan wangi-wangi banget mba-mbanya🥰
0 notes
Text
Habis nangis sesenggukan, lalu baca jurnal dan lanjut skincare-an.
Sejatinya menjadi bukti bahwa segala keluh kesah dan sampah-sampah yang keluar di hari kemarin cuma butuh diluapkan. Dilarung. Dibirkan mengalir dan berlalu.
Dan setelahnya, diri kembali bisa berfungsi.
Semangat, kamu. *self hug*
——
Pasar Minggu, 25/04/24
00:08
0 notes
Text
Kalo ga kerja
F: Kalo ga kerja, aku ngapain ya? G: Sekarang atau nanti? F: Sekarang? G: Ga kebayang, tapi kamu bakal mode survive sih. F: Nanti? G: Prioritas kamu kayanya bakal ngurus anak, kalo males kerja, kamu bakal jualan buku. F: Huehehehe. Aku malah ga kepikiran. Tapi kok menarik???
Situasi kehidupan saat ini yang bikin gampang overthinking. Ga kaya gini aja udah kemana-mana pikiran saya. Ditambah kaya gini. Kaya gini tuh gimana? Ya kaya gitu. *malas mengelaborasi*
Kehadiran orang-orang yang baik dan menyejukan hati adalah rezeki.
Apapun yang terjadi, meskipun mesti melewati luka dan sakit, cintaNya terus hadir dalam berbagai bentuk, termasuk orang-orang yang dihadirkan dalam situasi dan masa sulit ini.
Semoga saya selalu percaya bahwa hidup akan baik-baik saja.
0 notes
Text
The finisher of 6k race, and celebration session with her super cool girl gang for the achievement. And for her, because this is her first time doing kinda thing!
She’s so proud.
Not only because of the medal or the race. But about how she can fight for FINISHING.
Thank you dear you.
I love you. More and more.
0 notes
Text
Sunday morning – Strolling around Kotbar🚶♀️🚶
Berandai-andai. Berhalu-halu.
Apa bisa punya rumah di komplek keren ini? Bukan masalah mewahnya. Lingkungannya yang asri, aksesnya yang mudah kemana-mana. Lengkap semuanya.
Disholawatin weh.
0 notes
Text
Lucky charm!
Tinggal beberapa ratus meter menuju tempat kami parkir, tiba-tiba di The Hive ada keramaian kaya bazar gituuu. Mampirlah saya sama Goro ke situ buat liat-liat (niat awalnya). Ternyata emang lagi ada art market sama booth kuliner.
Goro udah senyum-senyum aja waktu kami baru masuk area bazar beberapa langkah, terus saya udah langsungberhenti di booth bakery. Tergoda banget liat banana cake nya yang keliatan lembut dan manis. “Tuh kan.. Mana mungkin kamu liat-liat doang.” Kata Goro sambil ikut pesen chocho cheese banana🙂
Lanjut jalan ke area dalam bazar, ada pameran pet, aksesoris, lucu-lucu deh. Beberapa booth masih bersiap-siap buka, tapi ada satu booth aksesoris payet yang udah gelar lapaknya.
Saya berhenti sambil liat-liat dan nanya-nanya. Kakak yang jualnya ramah dan ga sungkan ngasih rekomendasi gelang yang cocok sesuai preferensi saya. Goro tiba-tiba nanya harga gelang yang ada icon lucky charm itu ke kakak yang jual. “Aku belum ngado kan ya buat ultah kamu, ini aja ya aku beliin.”
Saya roaming dulu. Hah? Lebih karena saya bingung aja ni anak random amat. Udah gitu senikmat hatinya gitu milih gelang tanpa nanya saya mau apa ngga. Tapi reaksi saya cuma ketawa aja, terus nyaut “ya boleeh bebas deh masa dikasih aku nolak”
Ga disangka, kakak penjualnya tiba-tiba nyeletuk, “Ya ampun kakkkk, masa cewenya ga disuruh milih. Kakak tanya dulu kek, cewenya mo yang mana.. guys parah banget ini si kakak yang cowo.”
TERUS DIA NGOMONG KE TEMEN-TEMEN DI KANAN KIRINYA KELAKUAN SI GORO😂😂
Goro cuma bengong sambil bingung juga mau bereaksi gimana. Saya ikut ketawain dia bareng sama kakak-kakak penjaga booth yang lain🤪
Akhirnya dia tetep sama pendiriannya buat “ngadoin” saya gelang lucky charm ini. Pas saya tanya kenapa dia bilang karena simbolnya, lucky.
Di jalan baru dia nanya, “aku salah ya fit???”
Saya ketawain lagi aja😌
—
Cimahi, 10/12/23
0 notes
Text
May you find peace in the unknown, embrace uncertainty with calmness, not anxiety, and appreciate the serenity of not having all the answers.
3K notes
·
View notes
Text
What they said about the recently life
youtube
Vira: susah emang ngomong sama orang yang lagi ga pake logika, liat muka lo yang masih kecintaan begitu, gue bilangin apapun juga ga akan masuk. Mas Cahyo: mo dengerin orang ngomong A-Z, kalo di diri kamunya A, ya A itu doang Pun yang bakal kamu percayain. Lalat: Kak Fipun ga takut kaya baca buku yang sama berulang kali? Soalnya kita udah pernah tau endingnya kan.. Tasya: (nyautin omongan Lalat) manusia tuh bukan buku Lat, manusia tuh ciptaan tuhan, bisa berubah dan ga bisa disamain sama buku yang buatan manusia. Masih ada kemungkinan endingnya beda! Mukti: *palm & bare face* Nadya: peluuuuk Bipun. Pokonya apapun yang terjadi, semoga kamu siap untuk memulai lagi. Hario: yang penting udah ada closure, aman ke depannya mau gimana. Kak Gita: dijalani dulu, usaha, sisanya serahkan sama yang Maha Kuasa. Bawa santai dan seapa adanya aja. Lakuin yang emang sesuai diri kamu, agar tidak ada penyesalan nantinya ya Fit. Uyung: dia tuh berarti sekarang masih memantaskan diri mba.
Mama: berani ke rumah ga orangnya? Suruh langsung ngomong sama Ayah kalo serius. (((panik)))
Semua omongan yang membuat otak dan hati saya semrawut, tapi layak untuk terarsipkan.
Momen dan situasi yang suatu hari nanti mungkin akan saya tertawakan? Semoga begitu. Bukan diratapi dengan kesedihan atau penyesalan.
Akan selalu saya ingat pergantian bulan November - Desember di tahun 2023 ini sebagai waktu yang berharga untuk saya menyadari bahwa hidup begitu penuh kejutan dan ketidakpastian: Opname pertama dalam hidup, race pertama (sehari setelah pulang opname), orang-orang yang datang dan pergi di antaranya.
Juga seseorang dari masa lalu yang hadir lagi dengan versi dirinya yang membuat saya... terbawa arus memori di masa lalu.
Saya yakin semuanya akan berakhir baik, dengan atau tanpanya di hidup saya ke depannya. Tapi untuk saat ini, izinkan saya untuk "merasakan" semua ini dulu ya?
--
Pasar Minggu, 6/12/23 | 08.54
0 notes
Text
Satu hal yang secara (lumayan) konsisten masih menjadi kebiasaan baik di tahun ini🔥
0 notes
Text
Malam ini mau tidur tanpa nyalain alarm. Mari kita lihat besok bangun jam berapa si nona ini.
Sisi nikmat dari menjadi perempuan lajang yang sedang hidup sendiri dan dalam masa period di akhir pekan😀🤪
0 notes
Text
Senang berada di dekatnya, menghabiskan waktu bersama, cerita ini itu dari yang paling penting sampe hal yang nyampah banget, atau hanya sekadar bengong aja bersama. Bertemu dengan versi dirinya yang amat menyenangkan, dikelilingi aura bahagia.
Entah harus senang atau sedih, perlahan ia semakin membuka diri. Tanda rasa percaya makin besar kan? Lalu akhirnya sampai juga waktu di mana bisa melihat versi dirinya yang lain. Ia yang rapuh, dingin, dan (menurutnya) kusam.
Rasanya pengen peluk, bilang ke dia kalau semuanya bakal baik-baik aja. Dia akan bisa ngelewatin ini semua.
Tapi apa daya, beda angkasa.
0 notes
Text
Yang katanya cape tapi dopaminnya masih hiking sepanjang badan😌
Jumat bilang mo pergi, Sabtu cari umat, Ahad berangkat. Apa boleh se-spontan uhuy ini???
Walaupun kata orang-orang track-nya ringan, tapi kalo ga pernah naik gunung (kaya saya), YA BERASA BANGET loh ya capeknya. 3 jam nanjak, 2 jam turun. You did it well, Pun!
Nah untung banget belakangan ini lagi sering lari, sehingga lumayan bikin stamina sepanjang perjalanan tadi ga begitu boyot. Sebuah pengingat pribadi yang berharga tentang betapaaaaa pentingnya memelihara kesehatan diri dan olahraga teratur. Kita ga akan pernah tau kapan bakal diajak hiking spontan uhuy🤪
Jalan-jalan ke Kawah Ratu hari ini adalah definisi dari: right time, right place, right man.
—
Johar, 19/11/22 | 23.10
0 notes
Text
Tepat di hari ulang tahun saya di bulan lalu, tiba-tiba ada kurir yang menghubungi dan bilang minta alamat detail untuk mengantarkan pesanan, padahal saya lagi dalam kondisi ga belanja apapun. Mau mengantarkan bunga yang ditujukan untuk saya yang berulang tahun hari ini, katanya.
Sebuah buket bunga cantik dengan mawar pink, chrysant, dan brush putih kemudian mendarat ke tangan saya. Upaya untuk nyari tau siapa pengirim bunga udah saya coba lakukan semaksimal mungkin. Nanya sana-sini. Temen-temen saya dengan kompak bilang, “lo tau kan becandaan dan keisengan kita bukan modelan kaya begitu?” Orangtua saya, keluarga saya, ga ada satupun yang juga terlihat berpotensi melakukan hal semacam ini. Abang florist tetep bungkam ga mau kasih tau siapa pengirimnya. Nihil informasi.
Sus abis.
Masalahnya adalah.. I’m that kind of girl. Saya tipe cewe yang suka dikasih bunga. Saya tau bunga ga bisa dimakan, ga bikin kenyang, ga ada manfaat yang gimana-gimana. Cantik aja dan bikin senang sesaat (karena akan layu). Tapi saya tetep suka. Bunga itu indah, dan keindahannya ngasih kehangatan buat hati dan diri saya, meskipun sementara, ya gapapa, seengganga perasaan positif itu pernah hadir kan.
Walaupun begitu, saya ga pernah maksa siapapun untuk beliin saya bunga. Kalo kata Lady Gaga, I can buy my self flower🤪 tiap ulang tahun, saya akan menghadiahi diri saya sendiri seikat bunga. Cuman yaaaaa tetep aja sih kalo dikasih seneng, banget.
The thing is??? Pengirim bunga ini tau dong berarti saya suka bunga.
Jauh di lubuk hati saya, satu nama mencuat. Dia.
Orang dari masa lalu yang 8-9 tahun terakhir beberapa kali hadir di momen ulang tahun saya (dan hidup saya juga tentunya). Setahun terakhir kami udah lost contact, tapi rasanya cuma dia yang mungkin melakukan hal ini. Lewat adik saya, saya coba konfirmasi ke dia.
Jawabannya, “ngga, aku ngga ngirim”.
Oke baik. Makin rumit.
Dari mulai seneng, kepo parah, sebel, jengkel, sampe akhirnya saya memilih untuk ga nyari tau lagi siapa yang ngirim bunga.
Kalo ini terjadi 10 tahun yang lalu, saya mungkin berbinar-binar bahagia kegirangan dapet anonymous gift kaya gini, berasa jadi cewe tokoh utama yang kisahnya tertuang di lagu Secret Admirer-nya Mocca. Bedanya di lirik, “How come you never sent me bouquet of flower?”
Tapi sekarang??
Meskipun ga pernah mendefinisikan diri saya sebagai sosok yang setua itu, tapi rasanya di umur yang udah pantes-pantesnya punya +1 di kehidupan, saya kesel aja si pengirim bunga ga menampakan dirinya.
Kalo bener dia orang dari masa lalu, apa maksudnya ngirim kaya gini?
Kalo yang ngirim bukan orang yang saya duga dari masa lalu, apa susahnya nunjukkin diri?
Akhir kata, lewat tutur batin saya sampaikan pesan untuk pengirim buket bunga cantik di HUT saya kemarin:
🧘♀️Kalo pengirimnya perempuan, girl please, ga lucu ya bikin saya ke-GR-an dan penasaran kaya kemarin.
🤷♂️Kalo pengirimnya laki-laki, show off dong, muncul dengan gentle gitu loh, biar saya tau mana orang yang berpotensi jadi jodoh saya😤
P.s. bunganya udah kering, tapi masih saya simpen. At least sampe saya bener-bener rela untuk melepaskan semua kekepoan ini. Atau mungkin sampe “kamu” ngaku.
—
Cilandak, 17/11/23 | 06.49
Sambil sarapan lontong Jumat berkah kiriman ibu yang suka bantu beresin kos🥺🫶
1 note
·
View note
Text
Lagi ngobrol via chat sama seorang teman, tapi saling ga memahami maksud satu sama lain.
Mungkin karena saya ribet lagi sambil kerja, dia juga. Urusan sepele, cuma perkara saya mencoba mengapresiasi hal baik yang dia lakukan buat saya, tapi dia ga ‘nangkep’ cara saya nyampeinnya. Saya jadi agak bete, padahal cuma pengen ngasih tau ke dia betapa yang dia lakukan itu berarti banget buat saya meskipun keliatannya cuma hal kecil tapi berat (literally berat karena bawa barang berat wkk).
Saya coba jelasin berkali-kali, dia juga coba konfirmasi berkali-kali, tapi tetep aja ga menemukan kesepahaman. Sampe akhirnya saya nyerah, udah ga mau ngejelasin🏳️
Lalu dia bales kaya gini:
Kemarin di tengah ke-hectic-an urusan kerjaan, sekilas baca chat-nya ini bikin terenyuh. Mungkin dia asbun, mungkin dia cuma sekadar chat. Tapi apa yang dia bilang ini bikin saya pagi ini jadi berefleksi tentang relasi di dalam hidup:
1. Semua hubungan perlu diperjuangkan.
2. Tidak menyerah dengan satu sama lain adalah aksi ‘saling’, ga bisa hanya satu sisi aja.
Seseorang di masa lalu pernah nyeletuk, “Enak ya kamu, selalu punya temen buat diajak kemana-kemana, selalu ada yang ngajak kamu main.”
Waktu denger itu saya agak sebel🫨
“Enak” ini tuh diperjuangin. Perlu waktu, energi, ketulusan untuk menjalin, menjaga, dan memelihara hubungan sama orang lain.
Is it worth it? When you met and choose the right one (or two, or group), it is.
Salah satu rezeki yang berharga, adalah dibersamai dengan orang-orang yang low maintenance tapi kualitas hubungannya bisa tetep baik dan oke. Seengganya buat saya pribadi, ga nyerah untuk terus bisa punya relasi baik sama orang yang saya pengenin terus ada di hidup saya tuh hal yang ga akan ragu untuk saya lakukan. Apalagi kalo saya ngerasa orang itu punya mutual feeling & effort untuk juga menginginkan saya tetap ada di semesta mereka. Jadi ya konsepnya di hubungan tuh ngasih iya, nerima iya. Saling!
Walaupun begitu, sepaket dengan menjaga, saya juga belajar buat melepaskan ikatan (atau ketergantungan diri) dengan orang-orang yang memilih untuk keluar dari bubble hubungan dengan saya. Awalnya berat, tapi ya pelan-pelan belajar. Gapapa. People come and go, right?Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Oleh karena itu ya emang ga semua orang/pertemanan mesti di-maintain (kita ga punya waktu dan energi sebanyak itu untuk melakukannya). Apalagi kalo kita sadar ada hal yang toxic dari orang/hubungan itu. Tetep prioritas utama adalah ketenangan diri sendiri~
Sherina bahkan meng-upgrade lirik lagunya 23 tahun lalu dari yang sebelumnya “Punya banyak teman betapa senangnya,” menjadi “Bersama berdua betapa senangnya.” Perlahan semakin beranjak usia, lingkaran pertemanan yang kecil membuat kita bisa merasa lebih aman dan nyaman untuk bersosialisasi. Tapi sekecil apapun lingkaran itu, selama orang-orang di dalamnya masih “saling”, ya tetep perlu dipelihara kan hubungannya☺️
Di hidup yang hanya satu kali ini kita jalanin, mari saling memberi warna dan memberikan kebahagiaan buat satu sama lain🌈
Buat orang-orang tersayang di hidup saya: I won’t give up on us, guys (s&k berlaku: asal kalian ga main judi online, berbuat kriminal, atau ngelakuin hal-hal aneh lainnya yang bisa menjerumuskan diri ke neraka dunia dan neraka akhirat😭)
Dari sebuah chat “jangan nyerah sama aku”, yang membawa saya pada refleksi pagi tentang relasi. Semoga kita selalu tau kepada siapa hati kita layak untuk diberi, dan perjuangan kita untuk ga menyerah layak untuk dilakukan.
—
Cilandak, 15/11/2023 | 07.45
Sambil minum teh anget dan biskuit gandum
1 note
·
View note
Text
Seperti namanya, kehadirannya menjadi kebaikan dan kebahagiaan untuk siapapun yang mengenal sosok seorang Rizki.
Entah berapa kali saya bilang sama dia, kalau dia adalah comfort person saya (dan mungkin sahabat-sahabatnya di luar sana😉). Rizki yang selalu bisa melihat sisi baik dari orang lain, mengapresiasi dengan penuuuh ketulusan, memberikan perhatian dan kasih sayang buat saya serta orang-orang di sekelilingnya dengan seluruh dirinya (sikap, tutur kata, aksi nyata).
Di dalam diri Rizki saya menemukan sosok sahabat yang suportif, terus ingin bertumbuh dan belajar, pendengar yang baik, pemberi saran yang memahami, kaya yang too good to be true ya? But it’s true. Dia beneran kaya gitu, hubungan 12 tahun kami udah ngebuktiin itu semua.
Rizki bukan seseorang yang sempurna. Kadang suka minder, takut salah, terlalu baik sama orang sampe orang jadi seenaknya sama dia. Kami ga selalu sepaham, tapi buat saya segala hal baik dari dirinya bisa membuat saya hampir ga pernah melihat sisi nyebelinnya dia. Dia akan selalu jadi sosok di luar list kartu keluarga saya, yang akan saya cari dan nyaman untuk menghabiskan waktu bersama. Dalam riuh kami bisa menciptakan ruang aman bagi diri kami saja, dalam diam ga ada rasa canggung yang meliputi.
Menurut saya, almarhum kedua orangtuanya memberikan manifestasi yang sangat akurat terhadap nama Rizki; Rizki Nur. Secercah cahaya yang menjadi kebaikan dan anugrah (rezeki) untuk dunia, dan orang-orang di sekitarnya. Rizki is a best friend that everyone wished for.
Meskipun cerita dari section asmara di hidupnya belum keliatan hilalnya, saya yakin banget itu laki-laki yang jadi suami Rizki adalah orang baik dan soleh. Because Rizki deserve that kind of man! Semoga Allah dekatkan ya jodohnya.
Last but not least, saya cerita tentang Rizki di sini pake nama aslinya, karena katanya dia lebih suka dipanggil begitu. Padahal nama gaulnya dia lain lagi, tapi dalam keseharian switching nama panggilan tuh ga semudah itu!
Buat Rizki: You’ll be forever our “Mam” for the rest of your life, Mam. Udah terima aja😂
Buat Rizki bagian 2: Mari kita bertualang dan bikin memori bersama yang banyak sebelum ngehabisin waktu sama suami kita masing-masing!!!
—
Tulisan Rizki Rezeki ini jadi bagian pertama dari Cerita Kemanapun edisi “Manusia”. Sebuah cara untuk saya bisa mengapresiasi dan mensyukuri rezeki berupa sosok-sosok luar biasa yang Allah hadirkan di hidup saya.
—
Cilandak, 14/11/2023 | 19.23
Ditulis sambil nunggu Isya
1 note
·
View note