#cari kita
Explore tagged Tumblr posts
carikita · 1 year ago
Text
Tumblr media
Cari Kita merupakan Situs pencarian yang sangat aman dan memudahkan dalam mencari situs yang kamu inginkan.
1 note · View note
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Belajar Mengakhiri
Tumbuh dewasa mempertemukan kita dengan banyak hal yang rasanya harus kita pelajari. Menempatkan diri kita pada kondisi awal untuk banyak hal, belajar ini dan itu, memulai ini dan itu. Banyak hal yang ingin kita kuasai, ingin kita segera lakukan.
Sampai-sampai di saat dewasa, seiring berjalannya peran-peran baru yang mungkin kita ambil, prioritas yang mulai berubah, dan segala hal yang terjadi membuat kita harus mengakhiri sesuatu. Tapi, kita tidak tahu cara mengakhirinya dengan baik.
Beberapa pertemanan juga mungkin telah melewati masanya, orang-orang yang dulu dekat, suka pergi bareng, tiba-tiba menjauh dengan sendirinya. Tidak ada masalah apapun, tapi tiba-tiba saja rasanya semakin jauh dan semakin jauh hingga benar-benar menghilang tanpa sempat kita ucapkan salam perpisahan.
Mungkin kita juga belum pernah belajar mengakhiri pekerjaan. Saat kita bekerja di tempat orang lain atau bersama dengan orang lain. Saat kita menemukan kesempatan yang lebih baik, menemukan hal yang kita cari. Kita harus mengakhiri satu hal untuk kemudian memulai hal baru lainnya.
Dalam perjalanan, bahkan saat kita mungkin sedang kebingungan bagaimana caranya bisa memulai fase baru menjalani kehidupan berumah tangga. Ada teman kita yang kesulitan untuk mengakhiri rumah tangganya yang sudah sulit diselamatkan karena perselingkuhan, kekerasan, dsb. Ia tidak pernah diajarkan keberanian untuk mengakhiri sesuatu. Dan kita pun demikian, belum cukup belajar keberanian untuk mengakhiri hal-hal buruk yang menyelinap dalam kehidupan kita.
Ada banyak hal yang butuh kita akhiri untuk keluar dari masalah atau untuk memulai hal baru. Tapi, apakah kita telah belajar banyak tentang cara mengakhiri agar sesedikit mungkin menyakiti diri sendiri? Agar apa yang kita akhiri itu benar-benar berakhir tanpa meninggalkan masalah-masalah baru?
Apa hal yang sedang ingin kamu akhiri tapi kamu sendiri kesulitan hingga saat ini?
(c)kurniawangunadi
301 notes · View notes
edgarhamas · 4 months ago
Text
Buat Kita yang Hidupnya Lagi Ada Aja Ujiannya
"Orang yang tumbuh dalam keadaan serba mudah", nasihat Ibnu Qayyim suatu hari, "ia tak akan merasakan apa yang dihadapi oleh mereka yang terbiasa dengan ujian."
Orang yang biasa nyaman, kena masalah ringan rasanya terombang-ambing. Orang yang sudah biasa, ya sudah terbiasa.
Ini bukan tentang cari-cari masalah. Jangan berharap dapat ujian. Itu yang Rasul ajarkan.
Tapi, hakikatnya hidup ini adalah gelombang ujian demi ujian. Allah ciptakan seperti itu, justru agar kita bertumbuh dan makin kuat. Allah menyayangi kita dengan menguatkan kita; lewat diuji.
Orang yang sudah biasa menjalani hidup yang penuh tantangan; ia lebih cermat, hidupnya dinamis, dan ia belajar dari pengalamannya.
Dan berpindahlah kita dari mentalitas berbunyi "kenapa aku yang diuji?", menjadi mentalitas: "apa yang Allah ingin ku pelajari dari ujian ini?"
—ceritaedgar, Founder Gen Saladin
347 notes · View notes
pemancurrtttt · 2 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kisah bermula dimana abu seorang penganggur setelah beliau kluar dari penjara akibat hampir membunuh temannyas sendiri dalam pergaduhan 2 tahun lalu.. abu mula mencari pekerjaan sekitar Kuala Lumpur tapi belum juga dapat pekerjaan.. dipendekkan kisah ketika abu berjalan disebuah Mall ketika hendak cari pekerjaan...beliau terserempak dengan Qistina berjalan berseorangan ketika shopping.. Qistina ketika itu berpakaian Dress merah paras lutut membuatkan abu menjadi stimm... Tapi niat sebenar abu adalah merompak qistina.. abu sangat memerlukan duit saat itu..abu mengekori Qistina sampai lah saat dalam perjalanan Qistina mahu ke Kereta nyaa.. Belum sempat qistina menaiki keretanya..abu menolak Qistina ke dalam dan abu pun terus masuk menampar qistina dan serkap Mulut Qistina ..
Abu : baik kau jangan bising.. aku nak duit.. bagi aku duit .. kalau tak aku bunuh kau..
Qistina : ambil lah ..jangan apa apakan saya.. ( sambil menangis )
Lalu Abu mengambil baju t-shirt dalam kereta qistina dan mengoyakkan menjadi tali.. abu ikat tangan Qistina kebelakang dan mulut Qistina...tpi Qistina Meronta ronta ingin dilepaskan.. abu yg berang terus menumbuk perut Qistina lalu Qistina Pengsan..
Abu pun membawa kereta Qistina kluar dari Parking.. dan Bawa ke Bangunan Usang Tak jauh dari Mall tersebut.. abu mengangkat Qistina dan bawa masuk naik tingkat paling atas sekali.. kebetulan disitu ada tilam usang agak kotor dan berbau Abu meletakkan tubuh Qistina atas tilam tersebut..
Abu Buntu tak tau nak buat apa..Dompet dan handfone Qistina dirampas abu.. emas rantai dan anting2 qistina dibuka sampai licin...saat itu lah Abu menjadi Stim tngok tubuh Qistina yg mulus gebu.. bila difikirkan dh lama dia lancap.. last dia main perempuan 5 tahun lalu.. ape lagi nak rasa Pepek Qistina..Jantung abu berdetak kencang.. Qistina masih dalam keadaan pengsan.. abu pun mulai mengangkat skirt Dress Qistina sampai paras pinggang ...tergamam abu melihat Bentuk pepek qistina yg tembam tertutup Spender itu.. abu mula menarik Spender Qistina Dan kelihatan lah pepekk dara tembam berbulu halus itu.. Dengan Cepat abu membuka seluarnya..Batang konek nyaa dah mengeras mengembang siap2 nak jolok pepek Qistina...hujung batang abu dah kluar lendir air stim menandakan air nya dan lama penuh.. dengan cepat Abu menguakkan Kaki Qistina menolak keatas..lutut qistina sampai ke teteknya.. tersembul lah pepek gebu kemerahan Qistina ...Abu mulai Menjilat menghisap pepek qis dengan rakus sekali...seperti seorang yg sangat dahaga.. lendir2 pepek qis disedut kering.. kelentit qis dimainkan oleh lidah abu.. 10 minit berlalu abu puas menjilat pepek dara itu...kemudian abu Menarik baju qis paras perut..tersembul tetek tak seberapa besar itu...dengan rakus menyedut puting qistina.. 25 minit menggauli tubuh Qis.. Qis akhirnya tersedar dan terkejut.. qistina cuba menjerit tapi dengan mulut terikaat.. jeritannya sia2
Abu: hahahah ..kau nak buat apa sekarang..kau milik aku sekarang.. kita bermain sekejap ok..sampai aku puas.. aku tak tahan nak rasa Pepek kau ..
Qistina: hhmmmmm...hmmmmm....( Sambil menggelengkan kepalanya)
Abu: aku akan bukak ikatan mulut kau..tpi dengan syarat kau diam.. kalau tak lepas nie kau tkkn jumpa parent kau lagi
Qistina pun mengangguk Faham .. abu lepaskan ikatan mulut Qis..
Qistina : bang.. tolong laa bang jangan rogol saya...saya masih suci.. tolong jangan rogol saya
Abu: owh jadi kau dara lagi yea.. takpe.. malam nie kau jadi isteri abang ok.. HAHAHA.. (Abu ketawa deras)
Qistina : Jangan bang jangan (menangis)
Abu dengan Cepat menghalakan Batangnya ke pintu pepek Qistina.. Qistina yang menangis Deras meronta ronta tapi jeritannya sia2..
Lalu Abu menekan Kuat batangnya kedalam pepek qis.. qistina menjerit
Qistina: arrraghhhhhh sakitttttttt.. Tidaaakkkk jangannnnnnnn Aakhhhhhh
Abu: Tahan sikit sayang Aaahhhhhhhh....Sikit lagi aahhhhh sempitttt....Hmmm.. OOOOWWHHHHHHHHHGHHHHHH
Qistina : AARGHHHHHHHHHH MAMAAAAA....
Maka teroboslah Lubang Dara Qistina oleh batang lelaki yang dia tidak kenali itu.. Batang Abu Berjaya Masuk sepenuhnya kedalam lubang pepek Qis.. bergetar paha dan kaki Qistina.. Qistina menangis semahu mahunyaa.. masa depannya Musnah
Abu mula mendayung Perlahan dan semakin lama semakin laju didalam pepek Qis.. abu memeluk erat tubuh Qis merasakan sensasi nikmat luar biasa..mata abu berair kesedapan.. ini kali pertama dia rasa pepek dara..seperti daging2 pepek Qis terikut mencengkam Kuat batang besar nyaa saat kluar masuk batang itu dilakukan.. abu mencium mulut Qis dengan Rakus sambil menghenjut pepek qis.. tangan kiri abu memainkan puting tetek Qis..tangan kanannya memegang ubun kepala Qis.. badan Qistina Bergoncang Kuat saat Abu menghenjut ..
Qistina: Aaah ahhhh aahhhhh sakit pedihhhhh aaakhhh jangan dalam sangat senak abang.. Aahhhhh OOOOHHHH aakhhhh...
Abu: Aaahhh sssttttt ooohhhh sedap sayang...dh lama bang tak rasa Cipap Ketat mcnie.. aahhhhh ahhhh.. Kemuttt syg Kemutt.. biar kita siap Cepat
Abu cuuba menahan dirinya dari memancut...30 minit lebih abu meng Henjut pepek Qis .. Nafas Abu semakin kasar ..goyangan Abu semakin liar dan tak teratur... Qistina yang tadinya berpaling muka dari Abu...kini menyedari kelakuan abu semakin merisaukan.. lalu Qistina memandang wajah abu... Mulut abu ternganga.. matanya kuyu dan berair kesedapan ..
Abu: Aaahhhh ahhhh ooowhhhhh ssshttt....aku tak tahan...aku nak pancut ..nak pancut mana ?.. Dalam pepek..atau mulut..pilih cepatt aahkkkkkk aahkkkkkk
Qistina yang terkejut dengar permintaan abu itu menggelengkan kepalanyaa...Qis tak setuju dipancut dalam pepek nya atau mulut sekali pun...Qis minta abu keluar di tempat lain.. tetapi Semua telah terlambat.. penolakan Qistina membuang masa Abu..
Qistina : Aaaakhhh ahhhkkkk jangan kat dalam.. nnty Qis Mengandung...dalam mulut tknak kluar tmpat lain plsss... AAKHHHHH AAAAKHHHHH ABNG JANGAN ABNG QIS MOHON JANGANNNNNN
Tikaman batang abu semakin dalam.. kepala konek Abu tepat di pintu rahim Qistinaa.. menunjal nujal pintu rahim Qis..kantung buah terlurr Abu mengembang Keras menghasilkan Benih subur yang sangat Banyak dan Kental.. kepala batang mengembang Siap meledak..
Abu: EEERRRGGHHHHHH AARRRGGHHHHHH MAAFKAN ABNG ...TAK SEMPATTTT ... ABANG PANCUT SAYANG... PANCUTTT SYANG PANCCUUTTTT OWHHHH ( Abu Menghentakkan Batangnya kedalam Pepek Qis Dan Menghamburkan Benih bayinyaa dengan kuattt..
CcrrooottTTTTTT ccroottttTTTT crrrotttttTTTTT CreerTTTTTT crettttt.... Kekejangan tubuh Abu saat melepaskan air yang diperam selama 2 tahun itu.. 20 Das semburan Benih subur itu meluru masuk dengan cepat mencari telur subur Qistina untuk dibuahkan menjadi Bayi.. Mata Qistina terbeliak terkejuttt dengan pancutan kuat dalam rahim nyaa.. segalanya bermain difikiran Qis..Qis akan mengandung...Qis bunting ..Qis jadi ibu anak Haram.. meleleh Air mani dan darah dara Qis dicelah pepek Qis kerana tak dpt tampung sebab penuh dalam rahimnya..
Qistina : Mamaa maafkan Qis mama ( Menangis)
Abu : Owhhh..AAHHH.. Tq sayang.. kau memang layak jadi ibu anak2 abang..
Abu terkulai diatas tubuh Qis.. 2 jam persetubuhan itu berlaku .. dan abu pun mula Berpakaian semula dan Tinggalkankan Qis..
347 notes · View notes
ajinurafifah · 2 months ago
Text
Istri Freelancer
Menekuni hadiah peran sebagai ibu-ibu dharmawanita freelancer selama hampir 9 tahun membuatku sudah terbiasa di kondisi nggak tentu secara finansial.
Mungkin nggak cuma freelancer ya, pengusaha juga demikian. Beda sama yang memang terbiasa dapat gaji bulanan.
Hikmahnya, terus memupuk rasa percaya bahwa rezeki sudah Allah jamin. Apalagi buat kita yang berusaha.
Hikmah kedua, terbiasa dengan gaya hidup yang itu-itu aja. Gini-gini aja. Karena selama gaya hidup kita masih bisa kita kontrol, mau naik ataupun turun insyaAllah nggak akan stress. Kami jarang ada melekat banget sama brand. Sering makan di rumah dan bisa dihitung jari dalam setahun makan fancy atau bahkan belum tentu setahun sekali??
Hikmah ketiga, terbiasa punya goals keuangan. Karena project ga tentu, kita usahain ada goals yang mau dicapai supaya tercapai dulu, sisanya kita bisa adjust lebih kurangnya. Kalau lebih bisa buat beli yang lain, kalau kurang sadar diri kudu nambah waktu dan usaha lagi buat mencapainya. Misal mau naik haji tahun sekian, mau beli mobil, mau renov rumah, nabung sekian juta buat pendidikan anak. Sekalian yang gede biar sadar ga boleh banyak boros.
Hikmah keempat apa ya? Wkwkwk.
Mungkin ada yang mau nambahin?🤣
Oh, meski pendapatan ga tentu, kita terbiasa set nominal spending. Misal sebulan sekian juta yaa buat kebutuhan. Kaya...menggaji diri sendiri dan nominalnya sama terus segitu-segitu aja. Sisanya kemana? Masuk tabungan karena kehidupan freelancer banyak makan tabungan juga hahaha
Semangat gaissss, tugas kita sebagai manusia gampang banget, usaha. Tugas tambahan istri : mendukung suami supaya ga ada pikiran buat cari duit ga halal...
Semoga kita dijauhkan dari kemalasan, kekufuran, kefakiran, dan kekafiran. Amin!
158 notes · View notes
jndmmsyhd · 3 months ago
Text
RTM (Rumah Tangga Muda): Melanjutkan Mimpi
Sebab pernikahan itu adalah menyatukan impian yang sekiranya bisa disatukan, seni untuk menyamakan tujuan agar langkah kaki bisa berjalan beriringan, dan pernikahan adalah cara menambah ilmu dan amal
Tahun 2019 sampai 2022 adalah tahun yang lumayan panjang dan penuh lika-liku untuk perahu saya dan istri, disamping pekerjaan saya sebagai seorang penulis, freelance, ngegarap beberapa proyek ekspor impor dengan teman-teman, membimbing umrah dan sebagainya, saya pun memiliki kewajiban untuk melanjutkan impian saya, meneruskan S2.
Benar, saya dan istri saling bergantian, istri saya dulu yang mengambil S2 saat itu dan saya mengumpulkan uang sekaligus menunggu kelulusan S1 saya. Biaya perkuliahan S2 di Malaysia (IIUM) lumayan mahal juga sebenarnya. Tapi, saat itu kami berpikir "ah, gapapa. Insyaallah nanti ada rezekinya, sebab tujuan kita baik pasti Allah bantu". Tahun 2020 bulan desember pun akhirnya saya melanjutkan S2 di kampus yang sama dengan istri, yang pada saat itu pula istri sedang menulis final thesis. Dan alhamdulillah tahun 2021 istri lulus Magister dengan nilai terbaik.
Pada saat kelulusannya, saya merasa bahagia, dan dari situlah kepercayaan saya pada janji-Nya itu semakin nyata. Allah mudahkan semua rencana kami dan juga cukupkan kebutuhan kami.
Tahun 2023 kami berdiskusi perihal siapa yang akan terlebih dulu melanjutkan jenjang S3, berujung pada keputusan saya yang lebih dulu melangkah ke S3 di kampus yang sama (IIUM), sementara istri sabar dulu sambil saya segera menyelesaikan studi ini, mungkin setelah itu baru dia yang akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Tujuan kenapa kami melanjutkan kuliah awalnya berbeda-beda, hingga akhirnya kami menyatukan narasi bahwa "ilmu yang kami cari ini adalah persembahan kami sebagai rasa syukur pada Allah dan juga modal kami untuk mendidik anak-anak dan keluarga kami, bukan untuk nyari kerja”.
Sampai hari ini, mendekati penghujung tahun 2024, keyakinanku soal apa yang Allah takdirkan itu selalu baik semakin kuat, entah bagaimana nanti masa depan itu biarlah Allah yang mengaturnya, sebab itu ranahnya Allah, bukan ranahnya manusia untuk memikirkannya.
Untuk teman-temanku, yang akan menikah atau telah menikah, menyatukan visi dan tujuan pernikahan itu tidak mudah, ada banyak hal yang harus diistikhorohkan bersama-sama, diobrolkan dan dibicarakan bersama-sama. Meski akan ada bagian dari mimpi kita yang harus ditunda dulu, gapapa. Setiap cerita memang pasti berbeda alurnya, bukan?
Semoga Allah mudahkan langkah kita, lindungi keluarga kita, dan Allah berikan keberkahan untuk setiap waktu dan usaha kita.
— Ditulis di kereta menuju Gambir
Ahad, 17 November 2024
@jndmmsyhd
167 notes · View notes
tentangtenang · 6 months ago
Text
Berdoalah, Sampai Kita Lupa
Belakangan ini, saya sedang belajar memaknai bahwa doa adalah tentang proses-proses di dalam hidup. Menyampaikannya kepada Allah adalah proses dimana kita mengenali dengan baik apa yang menjadi kebutuhan kita dan alasan mengapa kita membutuhkannya, sampai jawabannya lurus selurus mungkin. Mengulang-ngulangnya adalah proses dimana kita belajar berprasangka baik, meski tidak pernah terbayang kapan doa itu akan menjadi nyata. Menunggu keputusan-Nya atas doa itu pun proses dimana kita akan dipertemukan-Nya dengan berbagai dinamika hidup hingga kita berpikir, "Apakah benar saya menginginkannya? Apakah benar ini adalah satu-satunya sumber ketenangan dan kebahagiaan yang saya cari? Apakah benar harus saat ini?" dan seterusnya.
Tentang berdoa, suami saya pernah bilang, "Berdoa aja terus, sampai kita lupa kalau kita pernah punya doa itu, sampai kita tidak lagi fokus pada kapan doa itu akan dikabulkan. Di saat-saat seperti itu, biasanya Allah berikan, bukan?" Ketika mendengarnya, saya sedikit bingung, "Bagaimana bisa kita lupa pada doa yang setengah mati kita harapkan? Kalau sesuatu itu penting bagi kita, bukankah kita tidak akan semudah itu untuk melupakannya?" Kemudian,
Perjalanan memaknai nasehat suami tersebut rupanya mempertemukan saya dengan sebuah pemaknaan bahwa lupa yang dimaksud bukanlah terlepasnya doa dan pengharapan kita itu dari ingatan, tetapi terlepasnya diri kita dari ikatan dan harapan yang tinggi terhadap kapan dan bagaimana doa tersebut harus dikabulkan.
Terus berdoa, tetapi lepaskan ikatan terhadap pengabulannya. Oh, ya Allah! Ini sulit sekali. Tetapi, saya jadi berpikir lagi, "Kalau kita meninggikan harap pada sesuatu yang kita doakan hingga terus-menerus diingat, dipikirkan, didambakan, sampai patah hati ketika belum dikabulkan, bukankah sesuatu itu mungkin sekali menjadi illah (sumber kecintaan) kita di dalam hidup? Satu-satunya illah kan hanya Allah. Lalu bagaimana jika dengan harapan yang tinggi itu kita ternyata sedang menghadirkan tandingan-tandingan-Nya di hati kita tanpa kita sadari?"
Astaghfirullah. Ya Allah, terimakasih atas makna berharga yang Engkau hadirkan ini. Ampunilah aku, yang dalam berdoa pun ternyata masih tidak tahu diri. Mampukanlah aku untuk tetap bersabar dan menjalani hidup sebagaimana arahan-Mu tanpa berfokus pada apa-apa yang belum ada dan belum termiliki.
Wallahu 'alam bishawab.
232 notes · View notes
yihah · 3 months ago
Text
Ada y nak henjut main bini aku?? Area melaka dan pt sulong batu pahat..kena modalkan pil khayal atau pil tido..aku xada jual pil..korang cari sendiri. apa² inbox aku.. kita sembang.
Id telegram -Lan9660
114 notes · View notes
syafizi77 · 6 months ago
Text
Paksa isteri jiran buat seks dengan saya. Boleh anggap rogol juga. Saya ni ialah org cina mungkin bahasa bukan baik. Saya ada rasa nak tulis english tapi saya hormat isteri jiran saya sebab dia ialah orang melayu.
Tumblr media
Isteri jiran saya nama Nurul. Saya panggil dia Nur. Umor dia muda je hanya 22 tapi barang cantik & muka pun lawa kalau tak make up. Suami Nurul adalah Technician. Saya pun ada banyak kawan melayu juga. Laki ada pompuan pun ada. Saya pun mula cerita la ok!!!!!!!
Suami Nurul bernama Rizal. Rizal ni sgt gatal. Ada 1 hari saya bawa kawan2 saya pergi rumah saya buat parti. Kita sgt bising mlm tu sampai Rizal dtg rumah saya tegur
“Eh!Ken jgnla bising sgt. Anak aku nak tidur.”
(Anak dia baru sebulan lebih je…..Dia takut nak marah saya & tengkin saya sebab dia dah pinjam duit saya sebanyak RM800.)
“Woi!Jgnla kacau2. Saya bukan selalu jembut kawan2 saya kat rumah saya.”
“Aku tau tapi kamu pun kesian la anak aku.”
“Okla2….saya tutup semua pintu & tingkap je la.”
“Janji jgn bising sgt je.”
“Saya pun kata tutup semua la. Awak nak apa lagi?”
“Ah!Udah la kalau macm tu.”
Lepas tu dia pun balik rumah dia & saya pun tutup apa yg saya kata tadi.
Lepas beberapa minit handset saya ada msg. Msg dari Rizal.
Ia tulis ‘Blh aku join sama2?’
Saya tak balas dan sambung gila2 dgn awek2.
Sampai esk ptg saya nampak Nurul pakai sarung sdg jemur pakaian. Saya pun tegur dia.
“Hi!……..”
“Hi!Kawan2 awak dah balik ke?”
“Belum lagi. Mereka masih tdo. Knp?”
“tak ada apa2. Saja tanya.”
“Anak awak sihat ke?”
“Anak sy sihat. Tp semlm ngangis kuat.”
“Oh!Ye….semlm tu minta maaf ye. Saya pun minum byk tu sebab tak de fikir anak awak la. Sori ye…”
“Takpela…kan dah lepas.”
Saya pun berdiri kat luar hisap rokok sambil tgk dia jemur pakaian. Badan dia betul2 lawa, pakai sarung lagi. Jemur pakaian pun tunduk rasa nak konkek dia je. Dia tgk saya yg pandang dia mcm2,dia pun takut & masuk rumah. Saya pun sambung activity dgn kawan2 saya la. Saya sampai rumah lebih kurang 10 lebih. Saya nampak rizal di depan pintu pagar dia.
“Kenapa lama balik?”
“Hari ni kira awal la.”
“Dah makan ke blm?”
“Saya ni bujang mana ada masa tetap mkn ni. Knp? Nak belanja ke?”
“Blh. Masuk rumah aku la. Aku belanja kamu mkn.”
Masa tu saya pun lapar juga. Saya masuk je la. Rizal jembut saya mkn lepas tu kata nak pergi beli rokok. Dia pun kuar pergi beli rokok. Saya nampak rumah tak de org pun pergi la cari isteri dia je la. Sya lalu bilik tdo mrk nampak anak dia sdg minum susu. Saya mesti la nampak dada besar Nurul la. Saya pun tak malu masuk bilik dia tegur Nurul la.
“wah! anak awak minum susu ke?”
Dia terkejut tapi dia tak blh cover dada dia sebab anak sdg minum susu.
“Ye…”
“Eh!Susu org apa rasanya?”
“Takkan awak tak pernah rasa?”
“Memangla pernah rasa tapi kan bayi mana ingat lagi. Boleh bg sikit saya rasa?”
“Ah!!!!????”
“Gurau je.”
Saya dengar buka pintu pagar terus keluar bilik & duduk balik kat dapur. Rizal lepas sembang dgn isteri dia tipa2 ajak saya pegi kat luar. Saya ikut je la.
“Eh!!Ken…Kamu ada byk awek ke?”
“Awek apa?”
“awek yg mcm hari tu kamu yg bawa.”
“Oh!!dia semua pun member2 kaki mabuk je.”
“Bohsia?”
“Ye kot. Knp awak tanya? Awak nak ke? Kalau wak nak cakap je. Saya blh buat berkenalan.”
“Betul ke? Tapi jgn cakap dgn bini aku ye.”
“Janji tak cakap.”
Saya memang tak cakap sebab saya pun nak konkek Nurul juga.
Lepas beberapa hari saya pun mula buat berkenalan utk Rizal. Nama pompuan tu panggil Ellie. Lepas tu mrk pun mula berhubung rapat2 beberapa minggu. Saya pun mula plan saya juga. Saya tau Rizal pergi Pulau Redang dgn Ellie beberapa hari, saya pun selalu saja pergi rumah Nurul. Alasan ialah Rizal suruh saya ada masa pergi tengok bini dia & arahan utk Nurul juga. Nurul terpaksa dgr je. Hari tu saya duduk & tengok tv di dalam rumah Rizal sama Nurul. Tiba2 Nurul kata nak pergi mandi. Bila dia masuk bilik air saya suruh kawan dtg rumah Rizal bawa anak dia pergi mana2 hingga saya call dia & saya sedia 1 view cam di atas tv. Bila Nurul lepas mandi masuk bilik tdo tiba2 dah hilang anak mesti terkejut.
“Ken mana anak saya?”
“Oh!Anak awak ye. Kawan saya kata anak awak comel nak bawa dia pergi jln2.”
“Ken…tolong jgn main la. Bagi balik bayi utk sy blh tak?”
“Boleh tapi kena ikut apa yg saya suruh.”
“Apa yg awak mau saya buat?”
“Syg takkan tak tau saya nak apa kan?”
“Awak ni memang syaitan betul.”
“Saya syaitan? Awak tau sekarang suami awak pun dgn pompuan lain pergi pulau redang. Dia pun syaitan juga tau tak?”
“Tipu…dia kata pergi hong kong buy off mesin.”
“Jgnla bodoh. Ada kah org curang nak jujur lg? Saya ada gambar mrk.”
Saya tunjuk gambar mrk di dalam handset. Dia pun marah.
“OK…saya tak kisah dia buat apa. Saya hanya awak pulang anak saya je. Dia baru 2 bulan lebih je.”
“Saya akan pulang balik tapi kena ikut apa yg saya suruh ok….”
“Ok. Kita masuk bilik cepat. Cepat habis buat, cepat pulang balik anak saya.”
“Saya nak konkek di depan sini.”
“Awak gila ke. Kalau ada org lalu mesti nampak.”
“Jgn takut sgt. Rumah awak ada pintu & tingkap. Awak boleh tutup kan dia.”
Lepas tu dia tutup pindu & tingkap. Dia mula buka sarung dgn berlahan. Saya nampak dia tak ada pakai bra & spender juga. Mungkin dia lepas bersalin sebab pantat dia pun tak ada bulu & dada pun besar bersusu byk.
“Ok. Mari sini tolong saya buka baju & seluar.”
Dia bukakan tunjuk segan.
“Nurul….saya tak tahan ni. Cepat guna mulut & lidah awak hisap sampai konek saya basah.”
Dia pun mula hisap kan. Saya rasa seronok nampak muka dia yg tak iklas hisap konek saya. Mungkin saya gila seks tu sebab suka tengok muka paksa2.
“Eh. Nurul! Mau saya pancut di dalam mulut awak tak?”
Bila dia dengar, dia terus berhenti hisap.
“Tak boleh pancut di dalam mulut saya.”
“Oh ye ke. Awak tak anak sendiri lagi ke? Kalau tak nak boleh berhenti atau tak buat apa yg saya suruh.”
Dia jeling saya & sambung hisap konek saya.
“Ah! Stim sgtla syg…..saya rasa nak pancut. Jgn lepas mulut. Awak kena guna mulut awak hisap habis sperma saya tau.”
Dia dengar apa yg saya suruh, saya pun gerak laju lagi sampai pancut di dalam mulut dia.
“Jgn buangkan. Telan semua.”
Dia telan semua sperma yg saya pancut.
“Ok kan? Awak kan dah puas? Cepat pulang anak saya.”
“Awak ingat saya budak sekolah ke. Sekali boleh puas? Kalau awak ialah awek lain mungkin puas tapi awak ialah pompuan yg saya rasa nak rogol punya.”
Dia jeling saya & bernafas kuat. Dia marah sgt sebab saya anggap dia mcm ‘my pet’. Saya ambil pil viagra mkn & tunggu masa konek saya tegang lagi. Sebelum tu saya kangkang dia punya kaki tengok pantat dia di atas sofa.
“Nurul mesti masa bersalin mesti sakit. Awak pun pantat lunbang kecik & ketat.”
Dia rasa malu sampai muka pun tengok tempat lain. Saya tak kisah dia tgk mana, saya terus jilat pantat dia. Pantat dia wangi kerana baru lepas mandi td. Air dia pun byk juga, dia ada jerit tp suara sgt rendah. Walaupun dia terpaksa konkek dgn saya tp dia stim juga. Saya guna jari jolok ke dlm pantat dia & hisap buting dia utk merasa susu org. Susu org sedap juga tp sgt cair & bau teruk.
“Kalau saya habiskan susu awak,anak awak minum apa ye?”
“Kalau mau minum cepat minum habis. Jgn ugut saya.”
“Saya ugut awak ye? Ok. sekarang saya ugut awak. Cepat kencing kat depan saya & picit susu juga bagi saya tengok. Kalau tak buat anak awak mesti tak boleh hidup.”
Dia tunjuk muka marah & jeling saya. Dia tunduk buang air kencing & picit susu bagi saya tengok. Seronok betul tengok pompuan kencing. Lepas dia kencing saya suruh dia dongeng. Saya konkek dia guna doggie style. Saya kuar masuk byk kali lepas tu saya baring di atas lantai suruh dia duduk di atas. Saya dengar suara dia stim sgt.
“Saya ingat awak mesti tahan nafsu awak tapi tengok awak pun sama tak tahan juga.”
“siapa yg tak tahan. Walaupun saya stim pun bukan pasal awak. Saya hanya fikir buat seks dgn suami saya je.”
“Oh ye ke? Bangun! Dongeng lagi.”
Dia dongeng lagi tapi saya bkn cucuk dia lubang pantat ia lubang jurbo. Bila saya nak masuk je.
“Awak nak cucuk mana? Lubang tu bukan utk konkek punya.”
“Jadi awak bagi saya cucuk ke tak bagi?”
Dia hanya tahan sakit bagi saya cucuk je. Saya pun pertama sekali cucuk lubang bontot je. Sakit juga & susah bergerak tapi ketat sgt. Saya pun rasa nak pancut je di dalam lubang bontot dia.
“Nurul….biar saya pancut di dalam ye.”
Dia tak ada jawap dan saya pun pancut je. Lepas pancut saya tarik kuar konek saya, saya nampak ada tai leket di konek saya. Nuruk pun gulung badan dia ngangis dan sakit je.
“wei! jangan pura2 je ye. Mari sini tolong saya cuci konek. Lepas cuci saya pulang balik anak awak.”
Bila dia dengar saya cakap mcm tu dia terus bgn tolong saya cuci konek. Lepas cuci kita pun sama2 pakai baju balik & call kawan saya bawah balik anak dia. Bila dia nampak anak dia,dia terus peluk & lari ke dalam bilik tutup pintu. Saya pun tutup view cam & balik rumah tengok filem dgn kawan saya. Esok saya pergi cari Nurul tunjuk kan filem yg saya rakam. Dia sgt marah dan suruh saya bagi dia.
“Bila awak rakam? Kenapa awak rakam kan? Awak ugut saya samapi bila?”
“Jgn kata saya ugut. Saya hanya nak protect diri je. Mana saya tau nanti awak cakap dgn Rizal kata saya rogol awak mcmana? Lebih kurang saya blh tunjuk.”
“Tolong bagi saya balik boleh tak?”
“Tak boleh. Kalau saya bagi awak mcmana boleh konkek awak lg betul tak?”
Tu sebab saya sampai sekarang pun simpan filem tu utk ugut dia konkek dgn saya. Sekarang saya ada plan utk kawan2 saya konkek dia & rakam video.
155 notes · View notes
kkiakia · 4 months ago
Text
Bertumbuh🍃
Setiap hari usia kita terus berkurang, tetapi jiwa kita terus bertumbuh. Di tempa oleh berbagai ujian hidup dan ragam takdir yang menghampiri.
Pada satu titik di tengah perputaran waktu. Kita menyaksikan dan menyadari, bahwa diri kita hari ini bukanlah diri kita di masa lalu lagi.
Bertumbuh mendewasa telah mengubah banyak hal dalam perspektif kita dan mengajarkan kita agar lebih mudah menerima kenyataan, lebih pandai mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan tidak terlalu banyak komentar atau berkeluh kesah terhadap apa-apa yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Tidak segala rencana akan terwujud sama persis. Tidak semua harapan selalu menjadi kenyataan. Tetapi di tengah kepahitan mendewasa yang ditelan, selalu lebih banyak nikmat Tuhan untuk diingat dan disyukuri.
Konon, kehidupan dewasa ini pun tidak lagi seramai masa remaja. Pun corak warnanya tidak lagi penuh warna-warni dan diiringi oleh berjuta rasa. Hanya ada sedikit teman dekat yang masih kita tahu kabarnya, hanya ada satu dua warna yang kita ingin lihat sehari-hari (warna langit pagi yang cerah dan gemerlap bintang sebagai penawar lelah) dan hanya satu dua rasa yang paling kita cari-cari; yaitu rasa tenang dan rasa cukup dalam menjalani kehidupan ini.
Oktober yang hujan, 10 2024 15.31 wita
109 notes · View notes
imespramesti · 8 months ago
Text
Riset bahwa perempuan berbicara 13000 kata lebih banyak daripada laki-laki itu supaya kita lebih panjang doanya.
Salah satu cara memutus kebiasaan buruk adalah dengan mencari amal baik yang mirip karakternya. Misalnya ingin mengurangi bergosip, maka cari amal baik yang butuh banyak bicara juga; berdoa.
Ingin mengurangi kebiasaan mengeluh, berdoa juga. Ingin mengurangi sumpah serapah yang nggak perlu, berdoa juga.
Kalau jatah kata dalam satu hari sudah habis untuk berdoa, mungkin kita nggak butuh lagi debat kusir di sosmed, mengeluh kesana kemari, dan julid disana-sini.
Mungkin ya. Tulisan yang agak cocoklogi, tapi semoga menjadi ikhtiar supaya lisan kita nggak menyeret anggota tubuh yang lain ke neraka. Aamiin.
192 notes · View notes
herricahyadi · 2 months ago
Text
PEREMPUAN SELALU JADI KORBAN
Saya mau cerita sedikit ya ke kalian. Sesuatu yang akhirnya membuka mata saya bahwa dunia memang sekejam itu. Ini masih sambungan dari pertanyaan soal dating app.
Kalau ada yang bertanya apakah saya pakai dating app? Ya, betul. Awalnya cuma iseng karena penasaran ingin tahu. Juga, dulu pernah diledeki sama teman-teman PPI Amerop waktu mereka lagi bahas Tinder, saya tidak tahu apa itu. Dan mereka menjelaskanlah ini-itu, saya masih tetap tidak tahu. Waktu berlalu dan saya tidak peduli dengan aplikasi macam begituan. Hingga sampailah ke Covid kemarin yang mana kita semua tahu bahwa kegabutan adalah konsumsi semua orang. Di situlah mulai iseng install dan ternyata seru juga. Saya pakai Bumble, by the way.
Seru karena ternyata bisa bertemu dengan banyak orang yang unik-unik; bisa mengevaluasi cara kita berkomunikasi; dan bisa dapat cerita drama yang akan saya ceritakan di sini. Sampai ada yang cerita panjang lebar lewat suara, meski kita tidak tahu dan tidak pernah ketemu juga. Ada yang menangis, marah, sampai menceritakan dosa dan kebodohan-kebodohan masa lalu. Ada yang dengan entengnya bilang aktif berhubungan seksual dengan pacar, padahal berjilbab rapi. Ada yang sampai menawarkan dirinya sendiri untuk dipakai. Pernah juga ketemu dengan seorang hafizah yang dibuatkan profil sama temannya. Ah, lucu dan seru. Tapi lain kali saya cerita yang unik-unik itu. Saya cerita sisi gelapnya dulu soal perselingkuhan.
Jadi, begini. Di situ, saya bertemu banyak sekali divorcee. Dari yang masih muda usia 22 tapi sudah pisah dengan satu orang anak, sampai yang usia 28 dengan tiga orang anak masih kecil-kecil. Ada yang bahkan pisah saat masih hamil. Kira-kira, dari 10 orang pisah, 9 karena perselingkuhan dan 1 karena narkoba. 9 yang selingkuh ini macam-macam jenisnya, ada yang main gila, ada yang memang sudah penyakit, ada yang menikah karena buat menutupi kelainan seksual, ada yang menikah dengan orang lain karena tidak direstui orang tuanya tapi mereka masih tetap berhubungan (bahkan sudah seperti suami istri). Dari semuanya yang menjadi korban adalah perempuan. Ada yang bahkan sampai tiga kali sujud-sujud ke istrinya karena ketahuan selingkuh tiga kali pula. Tahu pas kapan? Saat mereka ada di RS menunggu istrinya lahiran. Saat itu, suaminya ikut jaga dan kebetulan HP suaminya ditinggal di meja. Istrinya tidak sengaja melihat ada chat sayang-sayangan. Di situlah terbongkar ternyata suaminya selingkuh dengan mantannya. Bayangkan, kejadian ini berulang sampai tiga kali dan baru saat di anak yang ketiga si perempuan sudah tidak bisa memaafkan. Ada juga yang menikah tapi tidak pernah disentuh sama suaminya. Sampai-sampai si perempuan pakai pakaian yang begitulah, tapi tetap suaminya tidak menyentuh. Hingga setelah lama baru mau, tapi setengah hati. Baru setelah memuncak konfliknya ketahuanlah ternyata dia boti.
Gila. Stress saya mendengarkan kisah-kisah ini. Awalnya saat mendengar cerita seperti ini, saya selalu mencoba untuk berada di tengah, sebab saya hanya mendengar dari satu sisi. Bisa jadi ada kejadian yang tidak diceritakan. Tapi, dari semua pola yang ada: jelas yang paling terdampak adalah perempuannya. Semua sudah punya anak, anak-anaknya ikut dengan ibunya. Kebanyakan laki-lakinya bahkan tidak bertanggung jawab (tidak memberikan nafkah sama sekali untuk anaknya). Bayangkan, perempuan sudah diselingkuhi, merawat anak sendiri, bekerja dan cari nafkah sendiri, lalu masih lagi harus menyandang gelar “divorcee”. Saya sampai speechless mendengar kisah-kisah mereka. Di situ saya percaya bahwa mereka tidak mengada-ada.
Dari situ saya ambil kesimpulan bahwa di segala perceraian perempuan selalu menjadi korban yang paling besar. SELALU. Cerita di atas belum termasuk dari beberapa orang yang saya kenal dan mengalami nasib yang sama. Polanya sama: diselingkuhi, ditinggal pergi, anak-anak tidak diacuhi. Ini benar-benar membuka pikiran saya bahwa ternyata sekejam itu dunia di luar sana. Jujur, saya berasal dari lingkungan Tarbiyah yang mayoritasnya keluarga mereka baik-baik saja, tidak ada keributan, apalagi perselingkuhan. Setidaknya itu yang saya temukan dalam sirkel saya pribadi. Begitu sederhana tapi sempurna. Kalaupun ada yang cacat itu bisa dihitung dengan jari. Semenjak kenal dengan orang-orang baru, dari aplikasi itu, saya bisa sedikit melihat pada dunia yang lebih luas. Dunia yang ternyata: ada lho yang begitu. Astaghfirullah. Kalian pernah tidak sampai rasanya ulu hati sakit karena mendengar atau melihat sesuatu yang di luar ekspektasi? Saya merasa benar-benar masuk ke dalam hutan belantara.
Entahlah, apa hikmah yang bisa kalian ambil dari sedikit pengalaman yang saya bagi di sini. Yang jelas, ini bukan soal aplikasi. Ini soal dunia kelam yang, maaf sekali untuk kalian para perempuan, telah sering menjadi korban. Saya tidak menduga dunia sekejam itu. Berhati-hatilah ketika memilih pasangan. Jangan pernah terbuai dengan kecantikan, ketampanan, harta, atau hal-hal yang tidak membawa kalian ke kedamaian hati. Pilih pasangan yang benar-benar takut pada Tuhan yang bisa dilihat dari gesturnya, bukan sekadar tulisan atau persona yang dibangun di sosial media. Berdoalah untuk diberikan pasangan yang sama-sama mau ke surga. Dan, senantiasa perbaiki diri agar dipertemukan dengan orang yang sekufu dengan kita. Sekian.
73 notes · View notes
kurniawangunadi · 6 months ago
Text
Mewujudkan Mimpi di Umurmu Kini
Takut ya? Lebih menakutkan daripada bertahun yang lalu? Saat mimpi dibenturkan sama realita dewasa, bekerja dari pagi hingga petang, bahkan kadang jarang pulang. Harus membiayai diri sendiri, sebagian yang lain ikut membiayai keluarga, adik-adik, bahkan saudara jaug. Saat tanggungan diri seolah-olah hanya bertumpu pada diri kita. Mimpi kita terasa semakin tak nyata, jauh tak tergapai. Takut untuk mengubah lajur hidup, karena penuh ketidakpastian. Takut mengubah arah, karena takut ditertawakan.
"Buat apa susah-susah ke sana, padahal yang sekarang sudah pasti. Cari yang pasti-pasti saja!" Ujar mereka.
Aku tahu hatiku bilang apa, tapi otakku tak bisa menerima. Bahwa hidup yang sementara ini, jangan hanya memikirkan diri sendiri, katanya. Tapi hatiku bilang, kalau tidak bahagia, tiada ketenangan, buat apa dipertahankan?
Aku ingin sekali mengikuti kata hatiku. Tapi aku sangat takut tak bisa membeli makan besok. Takut tak bisa hidup nyaman. Takut sekali seperti tak bertuhan. Astaghfirullah hal adzim.
Kalau aku meniliki diriku berpuluh tahun lalu, aku tak sebahagia itu. Apakah aku bisa hidup dengan pilihanku? Apakah aku bisa menjalani hidup ini tanpa harus berpikir materialistik? Ya Allah, anugerahkan kepadaku rasa cukup, anugerahkan kepadaku keberanian. Anugerahkan kepadaku rasa aman. Bahwa menjadi hambamu, aku tahu takkan Kau biarkan kekurangan, takkan kau biarkan tersesat di jalan. Sebagaimana Engkau anugerahkan kepadaku saat aku kecil dulu, untuk berani bermimpi, mudah bahagia, dan tak melihat dunia ini dari sudut pandang uang. Sehingga aku merasa sangat berkecukupan :) (c)kurniawangunadi
339 notes · View notes
shenshine · 24 days ago
Text
Pemalas yang Ambisius
Kita pasti kenal satu orang yang sering banget ngomong, “Gue pengen sukses banget, nanti gue bakal punya ini, punya itu,” tapi pas disuruh bangun pagi buat mulai ya no, thanks. Atau mungkin, orang itu adalah… kita sendiri?
Jujur aja, konsep “pemalas yang ambisius” ini relatable banget, karena kayak ada dua sisi dalam diri kita yang terus perang. Di satu sisi, ambisi kita gede banget. Kita mau jadi someone yang impactful, yang dikenal dunia. Tapi di sisi lain, kita nyaman banget sama posisi mager ini. Kasur itu terlalu cozy, scrolling TikTok feels productive enough, dan somehow kita percaya kalau semuanya bakal magically fall into place.
Padahal ya, deep down kita tahu, sukses itu gak datang ke orang yang cuma nunggu. You gotta move. Tapi entah kenapa, ada aja alasan buat nunda. “Ah besok aja, masih ada waktu kok,” atau “Ntar kalau mood-nya udah dapet.” Classic.
Tapi, coba kita telaah deh. Apa sih yang bikin kita stuck di lazy mode padahal goals-nya gede banget? Mungkin karena ambisi itu bikin kita overwhelmed. Kayak, kita pengen banyak banget hal tapi gak tahu harus mulai dari mana. Terus akhirnya, yaudah, diem aja, mager sambil pura-pura mikir.
Tapi gini, being ambitious and lazy at the same time is not entirely bad. Sometimes, orang-orang kayak gini justru kreatif banget buat cari cara termudah ngegapai sesuatu. Mereka tahu kalau effort besar itu melelahkan, jadi mereka cari cara smart work instead of hard work. Bisa dibilang, kita ini low-key genius.
The problem is, kalau terlalu nyaman di zona malas ini, impian kita cuma akan tetap jadi impian. Nothing more. Dunia ini gak akan nungguin kita gerak. Waktu terus jalan, dan kalau kita gak mulai, orang lain yang bakal ambil kesempatan itu duluan.
So, gimana dong? Start small. Jangan langsung kejar semua ambisi gede kita sekaligus, karena itu bakal bikin overwhelmed lagi. Mulai dari yang kecil-kecil, yang achievable. Step by step. Consistency beats intensity.
Jangan takut gagal, karena gagal itu bukan berarti berhenti. It’s part of the process. Lebih baik jalan pelan-pelan daripada diem di tempat. Remember, ambisi tanpa aksi cuma akan jadi fantasi.
Kita bisa jadi pemalas, itu manusiawi. Tapi jangan biarin sifat malas kita nge-block jalan menuju mimpi-mimpi besar itu. The key? Balance. Take it slow, but never stop moving forward.
74 notes · View notes
mamadkhalik · 26 days ago
Text
Elevator Pitch
Kalau kamu bingung mendefinisikan diri, coba deh untuk buat "Elevator Pitch" versi dirimu. Sederhananya, elevator pitch adalah presentasi singkat untuk mengenalkan diri dan atau sebuah produk ke khalayak umum.
Aku menggunakan cara ini untuk mendefinisikan diri secara lebih sederhana, sehingga dapat memetakan langkah-langkah yang ingin dilakukan selanjutnya. Meskipun tidak sepenuhnya sesuai dengan teori aslinya, beberapa bagian aku adaptasi agar lebih mendukung cara berpikirku.
Best practicenya sederhana :
Tulis kelebihan dirimu
Buat satu kalimat yang mendefinisikan dirimu
Call to action.
Kalau mau menggali lebih dalam, sebenernya kelebihan kita itu lebih banyak dari kekurangan kita. Fase ini sebenernya untuk bangun kepercayaan dalam diri.
Tulis satu-satu kelebihanmu, baca dalam-dalam, itu adalah bekal untuk meraih opportunity di masa depan. Untuk kekurangan pinggirkan dulu, biar nggak overthinking. Dari kelebihan, cari yang paling dominan dan definisikan dirimu dalam satu kalimat.
Selanjutnya, dari kelebihan dan definisi yang telah kamu tulis, tentukan langkah konkret (call to action) yang akan kamu ambil untuk menyelesaikan salah satu masalah atau meningkatkan kapasitas diri. Fokuskan tindakan tersebut agar berdampak langsung pada solusi atau perkembangan dirimu.
Ya singkatnya seperti itu cara berpikirnya. Aku hanya mengadaptasi dari teori yang ada dan ku sederhanakan untuk membantuku berpikir secara konstruktif.
Lebih luasnya lagi, kembangkan setiap poin kelebihan dengan menghubungkannya pada poin lainnya, lalu definisikan ulang. Tentukan call to action (CTA) untuk setiap poin, dan rangkum semuanya dalam satu kerangka. Kalau yang ini insyaAllah akan membantumu merumuskan visi hidupmu yang lebih jelas untuk masa depan.
Tapi teori hanya akan menjadi teori kalau tidak dipraktekan hehehe
64 notes · View notes
lanhellboyblog · 10 months ago
Text
Salmah
Berapa” Tanya Salmah kepada penjual ayam.
“Sepuluh ringgit saja” jawab taukeh ayam.
Salmah menghulurkan duit sepuluh ringgit dan berlalu dengan membimbit beg plastik yang
berisi ayam. Ketika berpusing , Salmah terlanggar seseorang lalu terjatuh plastik ayamnya.
Salmah tunduk mengambil ayamnya di atas simen market. Pada ketika yang sama seorang lelaki
turut tunduk untuk menolongnya memungut beg plastiknya.
“Maafkan saya” sapa lelaki tersebut.
Salmah mengangkat mukanya.
“Abang Din” Sahut Salmah.
Lelaki tu cuma tersenyum.
Mereka sama-sama berdiri.
“Abang dari mana ni?”Tanya Salmah.
“Mari kita berbual ditempat lain” Lelaki berkenaan berpusing dan diikuti oleh Salmah.
Fikiran Salmah bercelaru.   Abang Din yang sedang diikutinya ini adalah bekas “pengurus”
nya
semasa “bekerja” di ibu kota dulu.  “Kontrak”nya semasa dia bekerja dulu,dia akan
dibenarkan berhenti bekerja setelah berumur 35 tahun dan sekarang Salmah sudah berumur 38
tahun.  Bererti dia telah berhenti bekerja dengan Abang Din 3 tahun dulu.
Mereka sampai di warong makan dan memilih untuk duduk di bawah payong yang terjauh
daripada
orang lain. Abang Din terus tersenyum merenung Salmah yang duduk di hadapannya.
“Macam mana abang Din boleh sampai ke sini?” Tanya Salmah.
“Kau masih cantik macam dulu jugak Salmah…… kau buat apa sekarang?” Tanya abang Din.
“Biasalah bang ..balik kampung kena kerja cara kampung.  Mah  menjahit baju di rumah.
Cara
Kampung bang…nak cari rezeki yang halal”
Abang Din cuma tersenyum.”Udahlah Mah ,jangan cakap fasal halal haram… kita ni nak hidup.
Abang datang ni pun fasal  cari makan juga ini….Mah pun tahu kan.”
“Mah tahu bang….. lapan tahun bang… Mah kerja dengan abang”
Suasana senyap seketika.
“Kau dah kawin ke Mah”
Salmah cuma senyum sinis.  “ Siapa nakkan Mah ni bang…Mah pun tak berani nak terima kalau
ada orang minat pun…Mah takut orang tahu kerja Mah dulu tu…kut-kut ada antara mereka yang
pernah melanggan Mah dulu.  Rioh sekampung”
“Takkan ada kat dalam kampung ni”
“Mana tahu bang…..Mah sendiri pun mana ingat siapa yang melanggan Mah atau tidak…..
Kadang-kadang Mah rasa macam kenal saja, apatah lagi kalau orang tu asyik senyum kat Mah”
“Apa kata kalau hari ini kau ikut aku ke Bandar” Pintas Abang Din.
“Buat apa bang…abang nak suruh Mah buat kerja tu lagi ke?”
“Tidaklah gitu…. Abangkan manusia yang pegang pada janji…Ha… abang dah lepaskan kau dulu…
maka lepaslah tapi kali ini anggaplah kita ada hubungan sosial saja bukan urusniaga.”
Salmah bermenung seketika.
“Kita ke rumah Mah dululah bang…kat rumah mah tu pun bukannya ada orang…. biar Mah
tukar baju dan hantar ayam ni dulu”
“Elok juga lain kali boleh aku ke rumah kau pulak”Jawab abang Din sambil bangun.  Dia
meninggalkan wang di atas meja sebagai bayaran minuman yang mereka minum.
“Hah Dol kau pun ada?” tanya Salmah pada Dol yang sedang menanti di kereta.
“Hai Kak …lama tak jumpa”  Salmah masuk dalam kereta di tempat duduk belakang.
“kau kerja dengan abang Din lagi” Tanya Salmah kepada Dol.
“Alah Kak……. Abang Din ni baik…dia jaga saya dari kecik lagi..lagi pun saya dapat
apa yang saya suka kalau kerja dengan abang Din ni..heh……” sambil tergelak.
Salmah fahamlah tu apa yang dia suka tu.   Perempuan lah apa lagi.  Sekarang ni budak Dol
ni merupakan orang kanan Abang Din lah..Body-guard  sesuai dengan badannya yang besar dan
sasa.
Abang Din cuma tersengeh.
“Arah mana kak?”tanya Dol.
“Kau jalan terus..sampai simpang sana kau belok kiri”  Kereta proton Perdana menderu
menyusuk ke dalam kampung.  Melalui kawasan sawah dan dusun.    Rumah di sini masih lagi
jauh-jauh antara satu sama lain.  Dengan berlatar belakangkan banjaran bukit, kawasan
perkampungan ini sungguh tenang.
“Masuklah bang…Dol….”Salmah terus ke dapur menyimpan ayam yang dibelinya ke dalam
peti ais lalu terus menuangkan air teh sejuk yang sedia ada dalam peti ais ke dalam gelas
lalu di bawa keluar.
Abang Din berdiri dipintu memerhati keadaan sekeliling kampung.   Memang rumah Salmah ni
jauh dari rumah orang.  Dol duduk bersandar di sofa.    Mata Dol tajam menerjah ke dalam
bukaan baju Salmah yang menyerlahkan sebahagian dari buah dadanya apabila Salmah
menghidangkan air.
“Akak ni masih cantik macam dulu” Puji Dol.
“Aku pun kata begitu jugak tadi… kadang kala menyesal aku lepaskan dia dulu….. hilang
perigi mas aku”
“Abang dengan Dol ni sama saja…kalau nakkan barang orang tu asyik memuji sajalah tu.
Mah rasa perkataan abang dengan Dol ni sama saja untuk semua ayam abang yang kat bandar
tu… jemput minum bang” Sambil melabuhkan ponggongnya yang bulat ke atas sofa.
Abang Din turut duduk di sofa dan Dol menghirup air yang dihidangkan.
“Yang abang beria-ia mengajak Mah ke bandar tu buat apa?”
Sambil meletakkan gelas minuman Abang Din bersandar semula.
“Aku sebenarnya rindukan kau ni….bila aku berjumpa dengan kau tadi”
“Maksud abang… abang nak pakai Mah?”
“Aku tahu kau memang cepat faham….hah…..” sambil tergelak.
“A.. a.. kak…. Dol pun rindukan akak”
Salmah faham benar mengenai nafsu serakah manusia berdua ini.  Sebenarnya dia sendiri pun
macam terpanggil apabila bertembung dengan abang Din tadi.   Memang dah tiga tahun dia
tidak merasa balak sejak “bersara” dari perkhidmatannya dengan Abang Din.
“Takpayahlah ke bandar bang….. kat sini saja lah” sambut Imah.
Bulat mata Abang Din dan Dol.  “Boleh ke Mah?” tanya Abang Din.
“Abang nak sekarang ke?” tanya Salmah.
“Kalau boleh apa salahnya…adik aku dalam seluar ni pun rasa macam garang je ni”
“Dah gian lah tu” Gurau Salmah sambil bangun berjalan ke pintu.  Sampai di pintu dia
menoleh ke arah Dol.
“Dol masukkan kereta ke belakang rumah” Pinta Salmah.
Dol bergegas bangun dan turun tangga.  Salmah terus memerhati dipintu.
“Abang tak nak mandi dulu ke?” tanya Salmah lagi.
“Lepas nantilah mandi”  Abang Din dah mula membuka bajunya.
“Lamanya si Dol “ Salmah bagaikan tak sabar.
Tiba-tiba Dol menjengah di sisi rumah “ Hah bawak kasut tu naik ke dalam”
Dol mengikut dan Salmah masih memerhati ke sekitar jalan ke rumahnya. Memang lengang
tidak kelihatan seorang manusia pun yang ada.  Setelah puas hatinya yang tidak ada
orang yang akan datang ke rumahnya Salmah menutup pintu rumah.
Apabila dia menoleh ke belakang sudah bersedia dua lelaki yang dulunya sentiasa
menjamah tubuhnya  tak tentu masa dalam keadaan semula jadi tanpa seurat benang lagi.
“Emm cepatnya”  Sambil memegang tangan lelaki berdua tu ke dalam bilik.
Esah mengayuh basikalnya perlahan-lahan di atas batas padi.  Bimbang takut terjatuh
pula ke dalam sawah yang kebetulan sedang penuh dengan air dan padi yang baru di tanam.
Janda muda ni membimbit beg plastik yang berisi kain yang baru dibelinya di bandar.  Dia
perlu ke rumah Salmah untuk menjahit baju dengan cepat memandangkan dua hari lagi dia akan
menghadiri kenduri kawannya di kampung sebelah.  Kalau dia terjatuh bererti habislah
kotor kain yang baru dibelinya tu.
“Auhhhhhhh bangggg nikmatnyaaaaaaa!!!!!!”Keluh Salmah.  Balak Abang Din menikam
tenggelam dalam cipap Salmah yang tidak pernah diterokai sesiapa dalam masa 3 tahun ini.
Rindu dan giannya pada balak lelaki tidak terkata lagi.Kalau dulu semasa dia
menyundal dapat merasakan berbagai jenis balak berkali-kali dalam sehari tetapi
selepas balik ke kampung perigi cipapnya menjadi kering kontang terbiar tidak diusik
sesiapa.
Abang Din mula menyorong tarik dengan tenang.  Sebagai bapak ayam dia cukup mahir untuk
memuaskan nafsu perempuan.  Dia tahu walaupun perempuan yang dijaganya mendapat balak
daripada pelanggannya setiap hari tetapi mereka tetap menanti balaknya untuk
mendapatkan kepuasan sebenar dalam seks.  Kebanyakan pelanggan mementingkan diri ‘
sendiri,mereka mementingkan kepuasan diri dan hanya menggunakan sahaja perempuan yang
meraka sewa tanpa mengambil kira  kepuasan pasangannya.  Bagi kebanyakan pelanggan,
perempuan yang mereka sewa hanyalah alat untuk memuaskan nafsu mereka bukan untuk
keseronokan bersama.
Esah menyorong basikalnya masuk ke lorong rumah Salmah.  Hatinya terasa keciwa
apabila melihat pintu rumah Salmah tertutup,namun apabila melihat tingkapnya terbuka
dia gagahkan hati untuk mencuba,  kalau-kalau Salmah ada di dapur.  Sabaik sahaja hampir
dengan tangga Esah membuka mulut untuk memberi salam.
“Yeahhhhh banggg kuat lagiiiiiiiiii……Mah nak sampaiiiiii nieeee…… ahh.. ahhhh….
ahhhh……. aughhhhh!!!!!!”  Esah tidak jadi memanggil.Mulutnya ternganga.
Darahnya berderau. Lututnya lemah.  Dia tahu bunyi tu.  Dia boleh banyangkan
apa yang Salmah sedang lakukan.  Dia giankan bunyi tu.   Dah dua tahun dia bercerai
dengan suaminya yang merengkok di penjara kerana dadah.
Esah melangkah perlahan mencari akal.  Dia melihat keliling.  Tak ada orang.
Dia pergi ke bawah rumah Salmah. Memang bunyi Salmah mengerang menjadi-jadi.
Bunyi katil berenjut juga menjadi-jadi.  Dia merasakan cipapnya terangsang.
Dia mencari lobang untuk diintainya.Tiada.
“Ah!!!! Ah!!!!! Ahhhhh!!!!! Aaaaaaaah!!!!!! pancut bang……Mah tahan nie………
biar sampai sama-sama  haaahhhhhhhhhh auhhh!!!! yeah!!!! yeahhhh!! yeahhhh!!!!!!!!!!”
suara Salmah meninggi.
Esah terus melilau,bagai kucing jatuh anak mencari lobang untuk diintainya ke dalam
bilik Salmah. Masih juga tidak berjaya.  Kemdian terlintas satu jalan untuk dicubanya.
Dia melangkah ke dapur.  Dia perasan ada sebuah kereta besar di hadapan pintu dapur.
Perlahan-lahan dia membuka pintu dapur. Perasaannya lega apabila mendapati pintu itu
tidak berkunci.  Dia membukanya dan terus menutupnya kembali. Diletaknya plastik kain
di atas meja makan,dia berjengket-jengket menuju ke bilik tidur Salmah.
Di hadapan pintu bilik kelihatan bersepah pakaian lelaki dan pakaian Salmah sendiri.
Bagaikan seorang mata-mata gelap yang ingin menangkap seorang penjenayah dia
mendekatkan mata ke pintu bilik yang terbuka luas.
Kelihatan seorang lelaki yang berkulit hitam manis sedang menunjah balaknya yang
besar panjang dengan lajunya ke cipap Salmah yang sedang mengangkang lebar dengan
lututnya yang berlipat rapat hampir ke dadanya.  Dari kedudukannya Esah dapat
melihat balak hitang telah pun terpalit dengan cecair putih keluar dan masuh cipap Salmah.
“Ye banggggggggggg sekaranggggggg!!!!!!!!!”jerit Salmah.
Ketika itu Esah melihat cecair mani memancut keluar dari cipap Salmah setiap kali
balak hitam itu di tarik keluar.Melimpah dan meleleh turun melalui salur ke bawah
duburnya dan membentuk satu tompokan di atas cadar biru laut.  Henjutan lelaki tu
berhenti selepas beberapa ketika.   Sekali lagi air mani membuak keluar apabila
balak hitam itu dicabut keluar.  Cipap Salmah ternganga buat seketika dan air mani
terus melelah.  Salmah meluruskan kakinya dan terus terkangkang lebar.
Lelaki berkulit hitam itu bangkit. Kelihatan peluh yang bermanik di belakangnya
meleleh turun ke ponggong.  Salmah kelihatan menarik nafas panjang-panjang.
Buah dadanya yang menggunung dan mukanya kelihatan berminyak dengan peluh. Rambutnya
kelihatan tidak menentu.  Wajahnya mencerminkan kepuasan yang tidak terhingga.
Tanpa di duga kelihatan lelaki lain yang berkulit cerah  melangkah dari sudut yang
tidak dapat dilihat oleh Esah sebelum ini. Pastinya lelaki ini tadi duduk di kerusi
solek yang terlindung dari padangan Esah. Lelaki hitam tadi pula hilang dari pandangan…
tentunya duduk di kerusi solak yang diduduki oleh lelaki yang berkulit cerah ni.
Salmah kelihatan tersenyum apabila lelaki berkulit cerah melutut naik ke atas katil
diantara dua pahanya.  Mata Esah bagaikan terbeliak melihat  balak orang ini,jauh
lebih besar daripada lelaki tadi.   Hampir sembilan inci agaknya.  Bukan sahaja panjang
tetapi besar pula.
Kelihatan Salmah menarik bucu cadar dan mengelap cipapnya yang kelihatan banyak cecair
di situ.  Salmah menggenggam balak yang bakal diterimanya.  Emmm kelihatan cukup
segenggam penuh.
“Makin besar si Dol ni bang berbanding dulu” Komen Salmah.
“Dia kuat makan…latihan juga cukup..”jawab lelaki tadi dari tempat duduknya.
‘Aughhh!!!” Terkeluar suara Salmah apabila balak besar itu terus meneroka cipapnya yang
licin sampai ke pangkal.
“Ohhh…… ketatnya Kak” Keluh lelaki berkulit cerah.
Salmah terus mengangkat lututnya sekali lagi.
“Henjut Dol..henjut biar akak puas”
Dol mula menghenjut.Kelihatan cecair yang ada dalam cipap  Salmah terus meleleh keluar
setiap kali Dol menarik balaknya. keluar.
Esah merasakan cipapnya juga mengeluarkan cecair.   Salmah dah pancut berkali-kali
menyebabkan Esah yang mengendapnya juga tak tahan lagi. Dia mula membuka ikatan kain
sarong yang dipakainya lalu melangkah ke dalam bilik Salmah.  Abang Din terkejut pada
mulanya tetapi melihat perempuan yang separuh bogel melangkah masuk dia terus berdiri
dan menyambut tangan perempuan itu lalu dibawanya ke katil.
“Kak, Esah tak tahan lagi kak”
Salmah juga turut terkejut namun dia mengukir senyum sambil menganggukkan kepala kepada
Abang Din menandakan OK.  Abang Din membuka baju-T Esah dan seterusnya pakaian dalam.
Kelihatan seluar dalam merah jambu yang dipakainya basah di antara dua pahanya.  Esah
terus berbaring di sebelah Salmah dan Abang Din terus mendatanginya.
“Ouuuuuuhhhhhh!!!!!! Kak ….nikmatnyaaaaa!!!!!!” Balak Abang Din terus rapat sampai ke
pangkal.
Suara Salmah dan Esah bersahut-sahutan hingga ke tangah hari.   Mereka bergilir, mereka
bertukar, mereka mencari kepuasan demi kepuasan.    Selepas terlelap tengah hari itu,
Esah dan Salmah masuk dapur memasak ala kadar.   Selepas makan mereka sambung lagi hingga
ke petang.
Esah sampai ke rumah hampir senja.
Dua hari kemudian kelihatan Esah dengan baju baru yang dijahit oleh Salmah menaiki Proton
Perdana menuju ke ibu kota.  Salmah melambaikan tangan.  Esah membalasnya.  Umur Esah
baru 28 tahun bererti dia akan berkhidmat untuk Abang Din sebagai ayam dagingnya selama 7
tahun lagi.  Tak tahu berapa banyak balak yang akan dirasainya dan sebanyakmana pula air
mani yang akan ditadahnya.    Misi Abang Din masuk kampung mencari ayam baru nampaknya
berjaya.  Esah yang kehausan selama ini akan terubat kekosongan itu. Dan Salmah………
hanya menanti ketibaan Abang Din dan Dol sekali sekala menjenguknya di kampung.  Mengisi
periginya yang sentiasa kontang.    Mungkin…… kalau ada jodoh dia juga akan mencari
sorang suami buat teman hidup dikala tua.  Selepas tiga empat tahun, tidak seorang pun
pelanggannya akan mengingati wajahnya lagi.   Mereka semua mementingkan diri sendiri
dan manusia memang mudah lupa.
“Bila kau balik Esah?” Tanya Salmah.
“Semalam kak” Jawab Esah yang kelihatan ceria dengan blaus warna perang dan seluar slek
kemas.
Rambutnya kini di potong pendek.
“Seronok kerja dengan Abang Din?” tanya Salmah lagi sambil menuangkan air dari teko ke
dalam cawan.
“Biasalah kak, akak pun tahu kerja ni, kadang kala seronok dan kadang kala mengecewakan
tetapi terpaksa tunjuk seronok jugak…nak ambil hati pelanggan”
“Jemput minum Sah” Pelawa Salmah.” Kau tak kena orientasi ke Sah?” tanya Salmah lagi.
Hampir terbelahak Esah apabila mendengar pertanyaan tu.
“kena kak..teruk Esah dibuatnya…Esah rasa macam jalan tak betul dua tiga hari”
Salmah tersengeh mendengar cerita Esah. Dia faham benar, kalau bekerja dengan Abang Din,
setiap ayam jagaannya akan melalui orientasi tertentu. Dia masih ingat lagi, ketika dia
mula tiba di ibu kota dulu, Abang Din mengurungnya dalam bilik beberapa hari. Ketika itu
dia hanya digunakan oleh Abang Din seorang sahaja. Siang malam, tak tentu masa. Masa tu
Salmah merasakan bagai sedang berbulan madu sahaja. Tetapi pada satu malam tiba-tiba
sahaja dia didatangi oleh lima lelaki dari berbagai bangsa. Walau pun dia telah
mengetahui tentang kerjanya dari rakan-rakan yang lain tetapi dia sebenarnya tidak
menjangkakan akan didatangi oleh lelaki berbagai bangsa lima orang dalam satu masa.
Mahu tak mahu dia terpaksa melayan mereka habis-habisan sampai pagi. Leguh kangkangnya
tidak usah nak cerita. Apabila menjelang pagi, tubuhnya menjadi kain buruk, lembek
tak bermaya. Cipapnya melekit dan sentiasa melelehkan mani yang dipancutkan ke
dalammnya bertubi-tubi. Masa tulah dia kenal balak kulup, hitam cerah, besar kecik, lama
sekejap. Perkara yang paling menyakitkannya ialah apabila benggali yang ada bersamanya
malam tu melunyai
bontotnya berkali-kali, malahan dia yang terakhir meninggalkan Salmah pada pagi
itu dengan radokan bontot yang paling power sekali yang dialaminya. Apabila Abang Din
masuk biliknya Salmah masih tertiarap dengan mani meleleh dari lubang duburnya bercampur
dengan mani lain yang terus meleleh dari cipapnya di bawah ke atas tilam.
“Kau kena berapa orang Sah” tanya Salmah lagi.
Esah cuma mengangkat tangan dengan menunjukkan enam jari. Emmm enam orang lah tu.
Salmah cuma tersenyum.”Sekarang ni kau dah pandai melayan pelanggan lah ni?”
“Alah Kak…ayam baru…ramailah pelanggan….cuti ni pun Abang Din tak bagi cuti panjang.
Esok saya dah kena balik, nanti rugi perniagaan”
“Kumpulkan harta Sah…tapi jaga kesihatan….jangan lupa untuk makan makjun ke …. air akar
kayu ke… semua tu membantu menyegarkan tubuh badan….pelanggan suka…kita pun sihat”
“Abang Din pun pesan jugak..malahan dia pun turut perkenalkan saya dengan pembekal
ubat-ubatan tu”
Jauh di sebuah rumah di kaki bukit kelihatan dua lelaki separuh umur sedang berbual
di laman rumah lama ynag tersergam besar.
“Aku rasa dah sampai masanya aku kahwin semula” Sani menghembuskan asap rokok ke udara.
“Apahal pulak …tiba-tiba nak kawin ni” Tanya Kassim sambil meletakkan akhbar di atas
meja kopi dihadapannya.
“Aku rasa aku tak mahu lagi ke bandar setiap kali aku nak lepaskan gian pada perempuan.
Lagi pun anak lelaki aku pun dah besar-besar belaka kecuali Jiman saja yang masih
sekolah. Itu pun setahun dua lagi berangkatlah dia ke mana-mana tu. Masa tu tinggal
aku sorang-sorang”
“Elok juga cadangan kau tu..ada calon ke ?”
“Kau ingat tak pagi tu…perempuan yang aku tunjukkan pada kau tu…”
“Yang mana satu?”
“Alah masa kat pasar tu… dia sedang beli ayam kemudian dia terlanggar dengan seorang
lelaki”
“Ahhhh ye…aku ingat…tapi aku ingat wajah dia tu macam biasa aku tengoklah…tapi
di mana ye?”
“Dia tu duduk di hujung baruh sana, baru balik ke kampung ni….dia tu tukang jahit…janda”
“Emmm…kalau yang tu…kira OK…solid juga..aku pun berkenan”
“Maaf sikit…kalau kau nak cari yang lain…Esah tu pun janda juga…solid juga..hah kau
ambil lah dia”
“Esah dekat tali air tu?”
“Ahah… Esah mana lagi yang janda dalam kampung…kan dah dua tahun dia bercerai
sebab suaminya masuk penjara kerana dadah..aku pasti dia tu tengah gian lelaki habis punya”
“Hummmh kalau Esah tu…mana ada kat kampung ni lagi……dah hampir sebulan
berhijrah ke bandar…. aku dengar kerja kilang ke apa”
“Sapa nama perempuan tu?”
“Mengikut Pak Mat yang jaga kebun aku tu…namanya Salmah.”
“Salmah….emmmm aku rasa pernah jumpa….” Kassim terus berfikir seorang diri.
Memang mereka berdua kaki perempuan. Kalau giankan perempuan mereka akan ke bandar
melanggan mana yang patut. Namun aktiviti mereka ni tidak diketahui oleh anak-anak
mereka. Kassim dan Sani dah sepuluh tahun menduda dan nampaknya mereka seronok
dengan cara begitu sehinggalah Sani mengemukakan idea barunya untuk berkahwin.
Dua bulan kemudian Salmah berkahwin juga dengan Sani. Kassim kecewa sebab dia pasti
Salmah ni kira OK, Dia perasan yang Salmah ni cantik dan solid juga. Kecewa sebab
tidak terfikir untuk mendapatkan Salmah lebih awal dari Sani, namun dia merasakan
pernah berjumpa dengan Salmah nie. Walau pun begitu dia berharap kawan baiknya ini
tetap bahagia dengan isteri barunya. Perkahwinan ini diadakan secara ringkas. Salmah
hendakkan bagitu dan Sani pun setuju begitu. Malah anak mereka yang bekerja di bandar
Dee dan Jee hanya diberitahu melalui talipon sahaja.
Malam pertama Salmah dan Sani kecoh sikit. Malam tu hujan lebat. Jiman yang
sepatutnya di bawa oleh Kassim untuk ke bandar tidak dapat pergi. Kassim dan
Jiman terperap saja di rumah. Sani yang berharap untuk meriah dengan Salmah
terpaksa kawal keadaan.
Jiman sebenarnya faham benar perkara yang akan berlaku pada malam tu. Kebetulan
biliknya sebagai anak yang paling bongsu adalah bersebelahan dengan bilik ayahnya. Kasim
yang tidur di bilik tamu agak hampir dengan dapur dan jauh sedikit dari bilik Sani. Namun
Kassim juga tahu dan ingin lihat kelakuan kawan baiknya dengan isteri barunya.
Malam tu Salmah juga berdebar-debar untuk berhadapan dengan suami barunya. Dah
lama dia tak berdebar bila berhadapan dengan orang lelaki tetapi kali ini dia berdebar
pulak. Sani tidak menutup lampu bilik tidurnya dan dia nampaknya tidak bersungguh-sungguh
untuk menjamah Salmah.
“Kenapa tak tutup lampu bang?” tanya Salmah.
“Biarkanlah mah, abang suka dalam cerah gini” tangannya mula membuka baju tidur
Salmah.
“Kan Kassim dan Jiman ada kat luar tu” Bisik Salmah lagi namun dia terus membiarkan
Suaminya membuka pakaiannya.
“Malam ni special untuk dia orang” Jelas Sani.
“Special?” Salmah hairan.
“Ehemm biar dia orang intai kalau dia orang mahu… abang suka kalau kerja kita ni diintai
orang.”
“Peliklah abang ni” Tangan Salmah mula membelai dada Sani.
Jiman di bilik sebelah cuma memasang telinga. Air hujan yang lebat menyebabkan satu
perkara pun tidak dapat didengarinya. Dia memadamkan lampu biliknya. Dia dah sedia
lubang di dinding antara biliknya dengan bilik ayahnya. Bukan lubang baru, tapi kalau
dia hendak turun rumah …biasanya dia intai dulu ayahnya ada atau tidak dalam bilik.
Nampaknya lobang tu dah menjadi makin berfaedah pulak. Kalau tak dapat dengar …dapat
tonton lebih baik.
Sani mula menjilat cipap isterinya. Salmah membuka kangkangnya sambil tangannya membelai
kepala suaminya. Ah lamanya dia tidak merasa belaian sedemikian.
Kassim juga gelisah. Dia kenal benar rakannya Sani. Rakus dengan perempuan. Dahlah
dua bulan mereka tidak ke bandar. Sejak berangan nak kawin dulu Sani tak mahu ke
bandar lagi. Dia benar-benar kepinginkan tubuh Salmah. Nah malam ni Salmah dah jadi
miliknya. Tentu berasap ni.
Sambil terlentang dia memikirkan banyak perkara. Pertama sekarang ni kawan kaki
perempuan dia dah berubah tak mahu hidup liar lagi, kedua dia masih memikirkan tentang
Salmah… siapa perempuan ni sebab macam dia biasa benar tetapi tidak dapat dipastikan
di mana dia pernah jumpa dan ketiga, bagaimana dia nak intai kawannya malam ni.
Sani mula terlentang membiarkan Salmah urus balaknya yang mengembang. “Besarnya bang…
keras lagi” komen Salmah. Sani bangga dengan senjata yang dianugerahkan kepadanya.
Dengan senjata itu setiap perempuan yang ditidurinya puas dengan pemberiannya.
“Ohhhh emmm” keluhnya apabila Salmah mula menyonyot kepala balaknya yang berkilat.
Tangannya membelai bahu Salmah, jarinya menggosok-gosok tanda bulat merah dibahu itu.
Dia ingat benar tanda tu. Tanda kelahiran itu dia tidak akan lupa. Dia tahu siapa
Salmah. Sejak terpandang wajah Salmah hari tu dia terus teringat akan tanda merah tu.
Empat atau lima tahun dulu dia pernah menyewa perkhidmatan Salmah. Dia bawa balik
ke rumah sewaannya di satu perumahan mewah di bandar raya. Bayarannya mahal tetapi
berbaloi. Satu hari suntuk dia dan Kassim tidak kemana-mana. Mereka berdua
menggiliri Salmah sampai pagi esoknya dan Salmah melayan mereka dengan tidak
pernah menunjukkan tanda keletihan. Dia amat puas dengan layanan itu. Tidak
pernah dia menikmati layanan perempuan sebagaimana yang dilayan oleh Salmah.
Kerana itu dia ingat Salmah sampai bila-bila. Namus selepas pada itu dia tidak
lagi berkesempatan untuk ke bandaraya dan kalau ke sana pun dia tidak lagi
berjumpa dengan Salmah sehinggalah dua bulan lalu di pasar pagi itu.
“Mah abang dah tak tahan ni” Keluh Sani. Salmah naik ke atas suaminya sambil
memegang balaknya yang tegang dan kembang.
“Pusingan ni biar Mah mula dulu” sambil menurunkan tubuhnya ke atas balak
suaminya yang terpacak menanti. Cipapnya membuka untuk menerima kepala
balak yang berkilat.
“Ohhhh banggg” Keluh Salmah.
Tangan Sani memegang kiri dan kanan pinggang Salmah.
Salmah membiarkan balak suaminya terendam seketika sambil digerakkan otot
dalaman dengan usaha kemutan yang bertenaga. Matanya tepat ke mata suaminya
sambil mengukir senyum.
“OK ke bang” tanya Salmah.
“Barang Mah best…” Tangannya mula membelai buah dada Salmah yang bulat
besar dan masih lagi tegang putih melepak.
“Asalkan abang suka, Mah rasa bahagia bang”
Sani menarik isterinya supaya bertiarap di atas tubuhnya sambil mengucup
bibir mungil isterinya. Balaknya membengkok ke atas besar tersumbat dalam
cipap ketat isterinya.
Mata Jiman terbeliak melihat ponggong putih ibu tirinya dengan balak ayahnya
penuh tersumbat dalam lubang cipap yang dihiasi bulu hitam di kiri dan kanan
bukaannya. Perlahan-lahan Jima membuka kain yang di pakainya. Sambil tunduk
melihat balaknya sendiri, dia juga merasa bangga kerana balaknya juga tidak
kurang besarnya dari balak ayahnya. Mestinya kesan baka yang turun kepadanya.
Perlahan-lahan Jiaman mengurut bakanya yang sememangnya sedang sakit kerana
tarlalu tegang dengan cecair pelincir sudah pun meleleh keluar dari hujungnya.
Apabila Jiman melekatkan matanya ke lubang semula Salmah telah pun menonggang
balak ayahnya. Jelas kelihatan balak ayahnya keluar masuk dengan ibu tirinya
menegak dan melentik belakangnya sambil menghenjut.
Kassim gelisah lagi. Dia keluar dari biliknya dan berjalan ke pintu bilik
sahabatnya. Hujan diluar kian reda, bunyi bising timpaan hujan ke atas atap
rumah makin perlahan. Apabila dia sampai sahaja ke pintu bilik telinganya
telah menangkap bunyi suara Salmah yang mengerang dan mengeluh.
“Mah nak sampai ni bang…. Yeah!!!! Yeah !!!!!! emmmmmahhhhhhhhhh!!!!!!!!”
Kassim mendekatkan matanya ke lubang kunci. Jelas kelihatan Salmah sedang
naik turun di atas tubuh Sani. Pandangan dari sisi menampakkan seluruh tubuh
Salmah. Buah dada yang yang bulat dan tegang, ponggongnya yang melentik dan
perutnya yang rata. Kassim dapat melihat tubuh Salmah yang semakin laju
henjutannya dan kepalanya kian melentik ke belakang. Namun dia tidak dapat
melihat balak kawanya dan cipap Salmah. Perlahan-lahan Kassim juga meramas
balaknya sendiri yang keras macam paku terlekat di dinding dari atas kain
pelikat yang dipakainya.
“Ahhhhhh!!!!!!!!!!!! Banggggggggg!!!!!!!!!!!” suara Salmah bagaikan menjerit.
Mata Kassim terus kembali semula ke lubang kunci. Kelihatan Salmah tertiarap
diatas badan Sani. Mereka berkucupan dan tiba-tiba mata Kassim membuka luas.
Dia dapat melihat tanda merah di bahu Salmah. Dia ingat siapa Salmah sebenarnya
dengan jelas sekarang. Tiba-tiba tangannya meramas balaknya dengan kuat dan air
maninya tiba-tiba terpancut di dalam kain pelikat dengan derasnya. Das demi das.
Dia menggigit bibir takut terkeluar sebarang bunyi dari mulutnya sendiri. Sekali
lagi dia merapatkan mata ke lobang kunci. Kelihatan Sani menaiki tubuh Salmah dan
mula menghenjut.
Perlahan-lahan Kassim berundur dengan kainnya basah melekit dengan maninya sendiri.
Malam bagi Sani masih awal, dia boleh berjuang sampai lima atau enam kali dalam satu
malam tetapi bagi Kassim tiada gunanya dia menunggu dilubang kunci. Langkahnya
membawanya ke bilik tidurnya. Salmah….dia ingat benar sekarang.
Dibilik sebelah bilik pengantin Jiman juga dah tak berdaya untuk berdiri. Dia dah
pancut dua kali ke dinding. Dengan hujan yang telah berhenti biar fantasinya
mengambil alih pandangannya. Dia berbaring di atas katil bujangnya dengan ulikan
suara erangan dan keluhan ibu tirinya yang cantik sedang berjuang lautan asmara
dengan ayahnya yang perkasa.
“Bang kita tutup lampu bang” cadang Salmah.
“Biarlah Salmah…..abang suka tengok wajah ayu Salmah”
“Ohhhh banggggg……..hayun bang hayunnnn Mah tahan nieee” malam terus merangkak
berlalu namun bagi Salmah dan Sani semua itu tak penting lagiii. Mereka terus
belayar dari satu pelabuhan ke satu pelabuhan lain..
Salmah kelemasan.  Selepas makan pagi tadi suaminya dan Kassim menariknya ke
dalam bilik dan sekali lagi mereka melunyai tubuhnya. Bergilir-gilir dan
setiap rongga yang ada pada tubuhnya digunakan sepenuhnya sehingga masing-masing
tidak berdaya lagi.  Perlahan-lahan dia menolak tubuh Kasim yang hampir terlena
di atas tubuhnya ke tepi.    Di sebelahnya, kelihatan suaminya turut tertidur.
Terlentok macam anak kecil.
Salmah terlentang dengan kangkangnya masih luas.  Merenung ke siling rumah.
Sebentar kemudian terdengar Kassim juga berdengkur.   Matanya juga turut merasa
berat, maklumlah dia juga tidak cukup tidur sejak malam tadi. Malam pertamanya
dengan suami barunya ini Sani.  Pagi pulak selepas Jiman ke sekolah, dia masih
lagi melayan kehendak suaminya yang turut mahu dia melayan sahabat karibnya,
abang Kasim.  Kebingungan dengan kehendak suaminya yang menyerahkan tubuhnya
kepada orang lain pada hari kedua perkahwinannya menyebabkan Salmah  hanyut
dengan pemikirannya dan terus terlena.
Jiman menaiki motosikalnya melintasi batas padi.  Jalan in jarang dia lalui
sebab sempit dan tidak melalui kawasan kedai.  Dia selalunya lepak seketika
di kedai dengan Jusoh dan Komis atau Maniam sambil minum atau merokok dalam
kedai makan  Mamak Hameed.  Disitu kawasan yang selamat dari pandangan dan
Mamak Hameed pun sporting tidak tegur kalau dia merokok.  Kalau kedai  Joyah
ke atau kedai Ketua Kampung, mampus dia kena marah oleh bapanya sebab mereka
akan melaporkan perbuatan merokoknya kepada bapa.   Bukanlah ketagih sangat
merokok tu tapi saja ikut perangai kawan .  Saja suka-suka.  Tak merokok pun
tak mati.
Keluar dari jalan atas batas padi dia tiba di kawasan rumah Mak Usu yang
kelihatan kosong dan tertutup. Dia berhentikan motosikalnya memerhati rumah
tersebut.   Sekarang Mak Usu dah jadi Mak tirinya.  Pernah juga sebelum ni
dia melihat Mak Usu semasa dia berulang alik balik dari sekolah namun dia
tak pernah tengur.  Memang Mak Usu cantik menyebabkan dia  tidak puas untuk
terus merenung tubuhnya kalau berselisih dalam perjalanan atau ketika dia
sedang menyapu halaman namun dia tidak ada keperluan untuk bertegur sapa.
Mak Usu pun baru setahun dua ni saja  duduk di rumahnya di kampung ni.
Dalam memerhati rumah tersebut kedengaran bunyi bising di kawasan belakang rumah.
Jiman pun menongkat motornya dan terus berkejar ke belakang rumah.  Dia lihat Seman,
budak penagih sedang cuba membuka pintu dapur rumah.
“Oi kau buat apa tu hah Seman” jerkah Jiman.
Seman terkejut dan terus melarikan diri.  Jiman tersenyum.  Nasib baik dia ada
kalau tidak habis rumah Mak Usu.  Tidak ramai budak menagih di kampungnya tetapi
Seman adalah salah seorang yang terjerumus dilembah hitam ini.  Dia selalunya
bergabung dengan budak kampung seberang.  Bodoh punya kerja.
Perlahan-lahan Jiman menghidupkan motorsikalnya dan menuju pulang.  Perutnya
pun dah keroncong.  Apabila sampai ke rumah Jiman menongkat motorsikalnya di
bawah pokok manggis.  Dia lihat seluruh kawasan rumahnya lengang macam tak ada
orang, namun kereta bapanya dan Pakcik Kasim masih di bawah rumah.  Tidak mahu
mengganggu dia masuk ikut pintu dapur.  Dia faham benar bapa dan Mak Usunya tu
orang baru.  Entah apa yang sedang dibuatnya, Jiman bukan tak tahu.  Bukan tak
syok tapi takut mereka segan pulak.
Jiman letak beg di atas almari dapur dan terus membuka saji.  Emm masih
ada nasi goreng.  Melangkah di peti ais untuk mengambil minuman kakinya
tersepak kain yang bersepah.  Dia mengeleng kepala melihat kain pelekat
dan baju tidur Mak Usu bersepah di lantai.  Jiman memungutnya dan menyangkutnya
di kerusi.  Dia terus mengambil sebotol air dari peti ais dan diletakkannya di
meja.  Dia melangkah ke singki.  Tiba-tiba dia merasa kakinya melekit.  Dia
melihat tapak kakinya basah dan licin. Dia petik gosok dengan hujung jari
telunjuknya dan dibawa ke hidung.  Sah bau air mani.  Sekali lagi dia mengelengkan
kepala. Sah Mak Usunya kena tala di singki.  Jiman senyum bersendirian.  Waktu nak
duduk sekali lagi dia ternampak tompokan air mani di atas kerusi yang hampir
nak kering.  Sekali lagi dia menyiasat dengan jarinya. Sah.
Berjalan ke singki sekali lagi membasuh tangan dia duduk di meja dan makan.
Dah tak tahan lapar.  Selesai makan nanti dia terus ke bilik. Kalau ada rezeki
dia dapat intai Mak Usu dengan bapa tengah projek lagi.
Salmah tersedar apabila merasakan buah dadanya dihisap orang.  Perlahan-lahan dia
membuka matanya.
“Emmm…Abang Kasim tak puas lagi ke? Aughhh ganaslah abang nie” Salmah  menepuk
bahu Kasim yang menggigit piting buah dadanya.
Ketika itu Sani turut terjaga.  Perlahan-lahan dia bangun dan bersandar ke kepala
katil..  Mencapai kotak rokok di atas meja lalu menyalakan sebatang dan menyedutnya
perlahan-lahan.   Salmah menyedari suaminya sudah bangun mula membelai balak suminya
yang kini benar-benar hampir dengan mukanya.  Merocoh balak suaminya dengan lembut
menyebabkan balak suaminya cepat menegang.
“Sani…boleh aku dulu?” tanya Kasim. sambil mengambil kedudukan antara paha Salmah.
Sani cuma tersenyum.
“Silakan, hari ini kau tetamu aku”
Salmah mula menjilat kepala balak suaminya.
Kasim menekan kepala balaknya ke cipap Salmah.
“Ohhhhhh emmmm” Keluh Salmah sambil terus menghisap balak suaminya.dan ponggongnya
menyuakan cipapnya ke atas sedikit bagi membolehkan balak Kasim terus rapat ke dalam.
“Ahhhhhhh ehhemmmmmmmmmmpphhhhh” Jiman mendengar suara Mak Usunya apabila dia
menghampiri biliknya.  Jalannya tiba-tiba menjadi perlahan.  Dia membuka pintu
biliknya, masuk dan menutupnya kembali dengan perlahan.   Keinginannya untuk
segera ke lubang intaiannya  cukup tinggi.  Jarak dari pintu ke tepi dinding
bagaikan terlalu jauh.  Berjengket-jengket dia dan akhirnya sampai jua ke lubang
idamannya.
“Emm best “ Jiman bercakap seorang diri.   Jelas ibu tirinya sedang mengangkang
menahan untuk bapanya. Oppps bukan, Jiman hampir tak percaya apa yang dilihatnya.
Bukan bapaknya yang menyetubuhi ibu tirinya tapi Pak Cik Kasim.  Macam mana boleh
terjadi nie.
“Tekan banggg Kasimmmm tekan dalammm yeahhhh Mah dah dekat nie” Kelihatan ibu
tirinya mengayak ponggongnya melawan setiap tusukan balak Pak Cik Kasim.
“Oh Mak Usu curang pada bapa” fikir Jiman.
Bagaimana bapanya yang tegas boleh tak ada di rumah ketika ni.  Fikiran Jiman celaru.
Rasa tak sanggup dia nak lihat kejadian disebelah.  Mak Usu yang baik padanya kini
curang pada bapanya.  Namun begitu keinginan Jiman untuk menonton adegan ghairah terus
menarik matanya untuk terus mengintai.  Tiba-tiba dia lihat di penjuru pandangan
sekonyong-konyong tubuh bapanya yang juga dalam keadaan bogel dengan balaknya yang
besar panjang mencanak keras naik ke katil.  Bulat mata Jiman.  Perasaan marah pada
Mak Usu dah bertukar menjadi ghairah yang amat sangat.   Bukan Mak Usu curang, tapi
dalam pengetahuan bapa rupanya.
“Aghhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!” Jerit mak Usu. Mata Jiman kembali ke dalam bilik bapanya.
Kelihatan Mak Usu mengelepar dan melentik-lentik badannya.  Pak Cik Kasim yang
kelihatan berminyak berpeluh  tertiarap di atas badan Mak Usu yang juga kelihatan
berpeluh dan tercungap-cungap.
Perlahan-lahan Jiman menurunkan zip seluarnya. Dengan sedikit kepayahan akhirnya dia
berupaya mengeluarkan balaknya yang keras menegang.
“Ohhhh abangggg emmmm” Mata Jiman beralih ke lubang sekodingnya sekali lagi.
Kali ini bapanya pula yang menghenjut Mak Usu.  Bunyi pap !pap !pap nya begitu
jelas mungkin kerana cipap Mak Usu dah becak dek air mani Pak Cik Kasim.
Kelihatan Pak Cik Kasim bangun dan berjalan keluar bilik.
“Hayun bang, henjut biar mah pancut lagiii emmmyeahhh lagi bang…. lagiiiiiiii”
Mak Usunya mula mengayak ponggongnya sekali lagi.  Perlahan-lahan Jiman mula
merocoh balaknya.
Kasim ke bilik air membersihkan badannya.  Dia rasa tidak bermaya sekali.
Empat kali dia henjut Salmah pagi ini.  Puas sungguh.  Lama dia mandi.
Apabila dia keluar kelihatan Salmah berkemban dengan tuala bersandar di luar bilik air.
Rambutnya kelihatan kusut masai.  Keliling matanya kelihatan lebam sedikit..kurang
tidurlah tu.  Apabila Kasim hendak mengusiknya Salmah memberikan isyarat bahawa Jiman
ada di biliknya.  Kasim terus berlalu masuk kebiliknya.
Jiman terlentang di atas katilnya.  Dia sekali lagi pancut airmaninya ke dinding
tepat ketika bapanya mencut dalam cipap ibu tirinya.  Fikirannya mula ligat berfikir.
Dia mesti cari akal. Kalau Pak Kasim dapat ibu tirinya..dia pun mesti dapat jugak
“Mulai hari ini kau jangan datang lagi ke rumah aku ni” Kata Sani pada Kasim Kasim
tercengang.  Salmah juga tercengang.  Jiman mendengar dari dalam bilik.
“Biar betul ni Sani” Balas Kasim.
“Aku serious ni”  Terus Sani “Kau jangan datang lagi sehingga kau kawin dan bawa
isteri kau kemari.”
Kasim menganggukkan kepalanya.  Baru dia faham.
Salmah juga faham yang suaminya nak merasa cipap isteri Kasim pulak setelah dia
menyerahkan cipapnya kepada Kasim. Lama Kasim bermenung, sesekali dia merenung
wajah Sani dan sesekali beralih kepada wajah Salmah.
“Baiklah Sani, aku akan cuba, aku tahu susah aku nak dapat isteri macam Salmah
ni dan aku nak ucapkan terima kasih kepada kau dan Salmah kerana menjadi rakan
karib aku dari dulu hingga sekarang” Kasim bangun dan bersalam dengan Sani “Aku
harap kau berdua bahagia” Sambil mencium pipi Salmah.
Hampir senja itu kelihatan kereta Kasim keluar dari kampung tu.
“Esok abang akan ke bandar uruskan hal perniagaan, mungkin lusa baru abang balik.
Mah duduklah dengan Jiman” Sambil berpegang tangan mereka beredar dari pintu
setelah kereta Kasim jauh meninggalkan halaman rumah.  Jiman yang berada di
ruang tangga yang turut menghantar Pak Cik Kasim berlalu turut mendengar
rancangan bapanya dan Jiman juga ada rancangan tersendiri.
“Pak boleh tak esok Mak Usu pergi tengok rumahnya sebab tadi Seman anak Pak Abu
tu sedang mencungkil pintu dapur, nasib baik Jiman lalu kalau tidak harus rumah
tu dah dicerobohinya”
Sani berhenti daripada berjalan ke dalam bilik dan menoleh ke arah anak bongsunya
itu dan berpandangan dengan Salmah.
“Elok juga, tapi Jiman kenalah temankan…boleh?” Sani senyum sambil terus memimpin
isterinya masuk ke bilik.  Jiman juga tersenyum.
Sayup-sayup kedengan muazzin melaungkan azam menandakan masukkanya waktu maghrib
dan pada ketika itu juga Salmah mengeluh dan mengerang menerima tujahan daripada
suaminya yang entah kali keberapa hari tu.
“Ye bangggg uhh uhh uhhhh uhhh emmmm” Suara Salmah diiringi oleh bunyi katil.
Jiman sekali lagi ke lobang ajaibnya dan tangannya secara automatik membelai zakarnya.
Hayun Pak…..Jiman nak pancut bersama.
#by_lanmaxtremeblog
328 notes · View notes