Tumgik
#bersorak
edgarhamas · 6 months
Text
"Masa Ini Akan Berlalu..."
Edgar Hamas | @ceritaedgar
Pernah dengar kisah seorang raja yang memiliki cincin bertulis "masa ini akan berlalu?"
Ia kisah singkat, tentang seorang raja bijak yang selalu diingatkan dengan kalimat "masa ini akan berlalu" setiap kali ia mendengar sebuah laporan dari menteri-menterinya.
Ketika ada laporan tentang hal buruk dan itu sampai ke telinga sang raja, ia pun sempat gelisah dan khawatir berlebih. Namun ia melihat cincinnya dan membaca "masa ini akan berlalu."
Gelisahnya hilang. Ia tahu masa buruk tak akan selamanya. Maka ia fokus membenahi masalahnya.
Pun ketika ada kabar gembira yang membuat semua orang bersorak-sorai, sang raja pun kembali menoleh melihat cincinnya, "masa ini akan berlalu."
Tadinya ia senang berlebihan. Namun setelah diingatkan oleh tulisan itu, ia kembali tenang. Ia senang, namun tak terlena dan bereuforia.
Siklus, itu adalah kuncinya. Sang raja jadi bijak karena tahu masa buruk tak akan selamanya. Masa senang pun tak akan berlama-lama. Sebab ia mengerti bahwa hidup berputar.
"Masa ini akan berlalu", kini coba kau renungkan. Jika kau sedang sedih, ketahuilah ia tak akan selamanya.
Pun bagi siapapun yang berbuat zalim. Kau mengira mereka akan di atas selamanya? Mengira bahwa mereka tak terkalahkan?
"Masa ini akan berlalu", yang zalim akan hilang. Yang di bawah akan naik. Yang tenggelam akan timbul. Yang dizalimi akan menang.
Termasuk di Gaza, Palestina.
Semua ada masanya. Semua ada waktunya. Yang sedang naik daun akan ada saatnya hilang. Yang terkenal akan redup. Yang berkuasa akan usai.
Semua yang di bumi itu fana. Akan usai. "...tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal..." (Ar Rahman 27)
269 notes · View notes
ribrid · 7 months
Text
Dear Dinda
Assalamualaikum, Dinda
Aku nggak ingat pertama kali kenal kamu kapan dan momennya pas apa. Pokoknya, setauku dulu di SMA kamu satu sirkel sama Mumtazah, Yuniar, dan Oci. Kamu ikut Remaja Musholla, kalau di sekolah kita dulu sebutannya Rela Nibrasul Ilmi. Aku tidak pernah punya kesempatan untuk kenal denganmu lebih dekat pas SMA, simply karena kita tidak pernah satu kelas, tidak pernah satu ekskul, tidak pernah ada irisan-irisan yang mengizinkanku mendekat ke kamu.
Kesempatan itu diberikan Allah ketika kuliah. Aku jadi kenal denganmu dan menjadi lebih akrab. Alhamdulillah, lingkaran pertemuan dan irisan dengan Dinda ini adalah lingkungan yang baik. Deep down, aku ingin ikut Rela di Smasa dulu, tapi malu kalau ikut di tengah jalan karena berasa kayak orang asing masuk ke sirkel orang wkwkwk, dah gitu, gaada yg ikut Rela dari kelasku :") sad. Ternyata Allah kasih kesempatan ikutan kegiatan rohisnya pas kuliah.
Meski kebersamaanku denganmu tidak tergolong banyak, tapi aku bersyukur ketemu kamu, Din. Semua teman-teman di JMMI ingin (dan InsyaAllah) kuanggap saudara, begitu juga kamu. Lingkungan dan teman-teman salih-salihah yang baru kali ini aku dapatkan, ingin kujaga pertemanannya sebisa mungkin, meski mungkin aku belum bisa se-salih kalian.
Aku pernah dengar, ketika seseorang yang shalih pergi meninggalkan dunia, maka penghuni bumi akan bersedih dan penghuni langit akan bersorak.
Ketika kamu pergi, begitu banyak teman yang bersedih. Begitu banyak teman yang bersaksi dan mengatakan bahwa kamu orang yang baik. Din, apakah ini namanya kesedihan para penghuni bumi?
Perasaan sedih akan kehilangan seseorang terasa begitu nyata ketika kabar itu datangnya darimu, Din. Belum pernah tergambar sebelumnya olehku kehilangan seseorang untuk selamanya. Ternyata Allah takdirkan kamu berpulang lebih dulu.
Kehidupan terus berjalan. Mungkin, suatu saat di masa depan aku akan lupa denganmu, akan lupa dengan kesedihan ini. Mungkin aku akan sibuk dengan kehidupanku sendiri. Tapi, suatu saat di masa depan nanti jika aku mengingat tentang kematian, semoga aku mengingatmu Din. Mengingat bahwa ada temanku yang begitu baik dan disayang Allah, yang telah usai lebih dulu episode kehidupannya, yang meninggalkan pelajaran tentang bagaimana menjadi seseorang yang baik--seperti kamu, Din.
Tumblr media Tumblr media
Karena kita sudah berjumpa di dunia, semoga kita berjumpa lagi di surga, ya?
Semoga kamu senantiasa tenang dan damai. Semoga lapang kuburmu, berat timbangan amal kebaikanmu, dan diberi tempat terbaik di sisi Allah.
Dari kami,
yang menyayangimu.
@halodinda we love you
10 notes · View notes
duniasoputra · 1 year
Text
Sebagai Manusia Biasa, Bolehkan Aku Menerka?
Sebelum "semua aku dirayakan," barangkali menurutmu sebaiknya kita berjalan bersebrangan. Kau meredakan dulu badaimu, aku meredamkan ego yang masih menggebu. Barangkali jika kita berjalan masing-masing, kau akan lebih cepat sampai. Barangkali jika kita berjalan sendiri-sendiri, perjalananmu mungkin tidak akan terhambat. Aku tak masalah dengan setiap keputusan yang semesta buat. Entah berjalan seperti ini terus bagaikan "sebuah tarian yang tak kunjung selesai" atau justru pada akhirnya akan "menangis dijalan pulang," "dan, selesai."
Aku sangat sadar jika aku masih banyak kekurangan. Setiap saat ku lihat "cermin," kutemukan sosok gadis kecil lusuh yang tengah ber-"taruh" dan "beranjak dewasa." Selalu merasa takut, masih saja naif, kadang berteriak sambil mengkidungkan "rayuan perempuan gila." Satu hal yang kini telah ia paham, jika cinta bukan hanya sekadar hal-hal menyenangkan.
Kadang ia heran dengan dirinya sendiri. Selalu mempertanyakan pertanyaan yang sebenarnya remeh sekali. "Aneh, padahal sejak awal kau bukan milikku; kau sepenuhnya milik dirimu dan Tuhanmu. Lantas, kenapa aku harus sedih jika seandainya aku harus kehilanganmu?"
Lucu sekali, bukan? Sepertinya manusia ini telah melampaui batas, padahal ia sama sekali tak ada hak atasmu.
Tak ada yang bisa kulakukan selain melangitkan do'a-do'a. Kupeluk erat harapan, ku tertawakan jika tidak sesuai keinginan. Entah do'a-do'a itu akan terjawab atau justru mengkhianati, tak apa, Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Aku tak mau seperti "paman tua" yang angkuh dan besar kepala. Maka dari itu, jika seandainya memang harus disudahi, sebaiknya kau berterus terang agar aku paham dan sadar diri. Agar aku tidak terus-terusan menunggu dan menanti.
Sial. Ini lucu (lagi). Kau tidak pernah memintaku untuk menunggu, tapi kenapa aku tetap terus menunggumu?
Maaf, manusia gila ini telah melampaui batas (lagi).
Sepertinya ada yang salah dengan diriku; naif!
Aku selalu berusaha untuk menggunakan nalar dan logika. Tapi, sepertinya perempuan memang seperti ini, tetap saja hati yang banyak bicara.
Ah, ternyata aku memang seorang manusia biasa. Kukira aku akan biasa saja, ternyata tidak. Kukira aku akan bisa terus memahamimu, ternyata monster dalam diriku selalu saja meronta.
Jika menurutmu hal ini sangat merepotkan, tak usah kau dengar saja. Biarkan aku yang menaklukan monster kecil yang ada dalam diriku. Aku tahu, kau juga sedang kerepotan dengan hal-hal yang ada dalam dirimu.
Mungkin memang lebih baik seperti ini. Berjalan masing-masing, sama-sama memperbaiki diri.
Kelak jika memang Tuhan berkehendak, disaat waktu tepat, kau dan aku akan dipertemukan kembali di satu jalur yang sama dengan versi terbaik diri kita. Badaimu sudah mereda, egoku juga reda. Gemuruh petir dan rintik hujan yang gemas itu telah bersiap untuk merayakan "amin paling serius" seluruh dunia.
Tapi, jika ternyata Tuhan berkehendak lain. Tak apa. Dengan begitu, kita bisa "bersorak sorai" dan merayakan kehilangan dengan "tawa".
Monster, 07 September 2023
Catatan:
Kata yang bertanda "kutip" adalah beberapa judul lagu dari Nadin Amizah. Selamat berimajinasi dengan pikiran sendiri.
19 notes · View notes
giftedgift · 11 days
Text
Menutup teliga dari berisiknya luar
Namun menyerah dengan kata pikiran sendiri yang kian liar
Ya ampun , Aku
Bersorak menyemangati setiap orang didekatnya
Namun lunglai oleh dunianya
Ya ampun, Aku
Berusaha menjadi rumah bagi segala yang singgah
Namun diri sendiri belum pula nyaman didalam rumah
Ya ampun, Aku
Ayo jalan memutar
Jangan selalu keluar
Masuk
Rasuk
Pahami
Mengerti
Ingini
Untuk diri
10.43CM03122023
3 notes · View notes
batara-arah · 2 years
Text
Rinai hujan menyambut senja di ujung halaman. Sebagian rintik bersengkarut indah di sela kelopak bunga siantan. Sungguh kontras dengan butir-butir yang menjerat pandangan dan tertutup sempurna di bawah payung menghalangi langit menumpahkan beberapa kenangan.
“Kau baru sembuh pakailah payung ini. Jangan sampai sakit lagi di hari kelulusan.”
Suara percikan di atas kanopi payung pelan-pelan memekarkan kuncup-kuncup harapan. Barangkali sepayung berdua bisa menguraikan rasa penasaran. Sekalipun derasnya meluruhkan tenggat di mana esok adalah hari perpisahan.
Nyatanya romansa putih abu-abu hanya menjadi kenangan yang cukup untuk dikenang. Masa-nya tidak bergerak, hanya ingatannya saja yang tidak sopan tiba-tiba bersorak.
38 notes · View notes
hoshykitty · 4 months
Text
Ketika soonyoung bertanya apa yang aku lakukan kalau sedang dilanda stres, aku membalas singkat, "stress eating."
"Oooh," katanya, lalu PING! soonyoung berhasil memukul bola dengan tongkat baseballnya. "Aku dulu juga gitu."
"Biasanya makan apa? Sweet or savory?"
"Eh, sweet, I think," jawabnya sementara kaki-kakinya membuat ancang-ancang untuk menanti bola yang akan keluar dari mesin pelempar bolanya. "I can't really describe it though, it's combination of both? But mostly sweet, yeah, fuck, it was so good."
"Was it a cake?"
"Cake!" Dia tertawa terbahak-bahak, "good one."
Aku berdecak melihat tingkahnya yang super aneh, tapi itu keseharian soonyoung, hot and weird as fuck. "Cake apa sih?"
"Mantanku."
"Jadi kalau stres langsung call dia buat dibikinin cake home made?"
"The cakes are always there," kerlingan matanya bersorak riang, "nom, nom, nom, nom."
"Goddamn, awas diabetes."
"Oh, I could die happily."
Tumblr media
4 notes · View notes
coklatjingga · 1 year
Text
Tumblr media
Teruntuk takdirku,
Biarlah senja membawamu ke depan pintu
meski orang bersorak kau terlambat
Sebab tidak bagiku
Kapanpun kau datang itulah masa yang tepat.
Kau tak perlu ragu
Tidak pula meminta maaf padaku
Perjalananmu panjang dan melelahkan bukan?
Terima kasih telah berjuang
Menepati takdir yang Tuhan gariskan
Menemaniku di sisa perjalanan
Menjadi teman menuju surga dengan taman-taman
Saat ini tak apa, kuakan menunggu
Sembari menyiapkan bakti terbaik untukmu.
Batusangkar, 6 Juli 2023
12 notes · View notes
Text
dear, God..
inikah akhir dari segalanya?
terlalu lelah untuk dibohongi.
terlalu lelah untuk lagi-lagi disakiti.
terlalu lelah untuk harus diberikan janji palsu.
Tuhan, izinkan aku untuk bahagia.
Tuhan, apa aku salah?
Tuhan, ajar aku untuk selalu bersyukur, pada saat apapun entah senang maupun susah.
Tuhan, ajar aku untuk mengerti bahwa akan selalu ada pelangi yang indah setelah hujan yang deras.
Tuhan, aku terlalu yakin bahwa orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.
Tuhan, aku lelah.
Tuhan, aku seperti kehilangan separuh dari hidupku.
Tuhan, jaga dia.
Tuhan, pertemukanlah dia dengan orang yang baik, yang mampu untuk mengimbangi segala kekurangan serta kelebihannya.
Tuhan, ajarkan aku untuk ikhlas dan rela.
Setiap orang pantas untuk bahagia kan, Tuhan?
Tapi Tuhan, kepada siapa nanti aku bercerita?
Kepada siapa nanti aku bisa menjadi aku?
Aku lelah, Tuhan.
Tuhan, maafkan aku kalau aku egois.
Ajar aku untuk tidak menjadi seseorang yang egois, Tuhanku.
Tuhanku yang baik, izinkan aku dipeluk, dan menangis sejadinya.
Bahkan untuk menangis pun tak ada lagi air mata yang menetes.
Tuhan, inikah akhir dari segalanya?
Izinkan aku untuk bangkit, dan menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
3 notes · View notes
truegreys · 1 year
Text
222 Minggu
Aku menantikan kerubuhanmu
Luluh lantak, dan aku akan bersorak
Kau tahu, kan, dulu aku yang buyar?
Kini, dalam 222 minggu, yang kunanti-nanti akhirnya terjadi
Kau berubah jadi potongan kecil rasa ingin memiliki
Kau tahu, aku tak lagi di sana
Tapi, lagi, yang kunanti akhirnya terjadi
Kau rubuh, buyar, hancur, bercecer
Semoga selamanya kau di sana
Agar kau tahu rasanya jadi aku selama 222 minggu ini
10 notes · View notes
rienaal · 9 months
Text
1/365
Aku telah kehabisan kata untuk mengungkapkan apa yang aku rasa. Rasanya baru kemarin kau menjelma menjadi jawaban semua doa yang aku panjatkan diwaktu malam. Kabut hitam mulai sirna tergantikan cahaya disetiap malam. Awal tahun ini, akan kuceritakan sedikit tentangmu. Tentang kita dan semua perjalanan yang tidak bisa dianggap singkat.
Menemukanmu bagian dari sebuah keberuntungan dalam hidupku, telah kutemui banyak manusia dibumi ini namun tidak ada yang bisa memahamiku sepandai caramu. Kamu menjelma menjadi teman yang ada disetiap cerita hidupku. Kamu pula menjelma menjadi partner terbaik sepanjang hidupku. Dan kini kamu menjelma sebagai pendampingku yang memeluk, dan menggenggam tanganku. Mengajakku berjalan bersama menaklukkan segala ketidak mungkinan kata orang.
Aku tahu telah banyak hal yang kamu korbankan untuk terus bersamaku. Banyak tangis yang telah kamu abaikan untuk bisa bersamaku. Dan saat itu aku yakin untuk terus selalu membersamaimu melewati setiap badai, dan pasang surutnya laut dalam perjalanan kita.
Walau jalan ini tidak mudah dilalui, tapi lihatlah kita sudah sampai di titik ini. Pencapaian-pencapaian kemarin telah turut bersorak pada kita. Aku masih mau menjadi bagian dari setiap pencapaianmu. Menjadi bagian yang turut membawamu dalam setiap mimpi-mimpi terhebatmu.
1 Januri 2024
3 notes · View notes
j-amir-09 · 9 months
Text
Pada kenyataannya seringkali terjadi seseorang merasa iri dengan prestasi, kesempatan, reward pencapaian, let say "keberuntungan", pokoknya sesuatu hal baik & menyenangkan yang di dapat atau dimiliki oleh orang lain. Ini dapat terjadi ke siapapun (orang yg tak di kenal misalnya publik figur, orang yg di kenal tak terlalu dekat bahkan terhadap orang terdekatnya seperti pasangan & keluarga). Ada banyak orang yg merasa iri atas kesuksesan yang diraih oleh orang terdekatnya kok, dengan berbagai alasan... bisa ketakutan di tinggal karena merasa dirinya tak layak menjadi pasangan si orang "hebat" itu atau karena harga dirinya (khawatir tak dihargai oleh pasangannya misalnya sebagai pasangan yg wanita jabatan di pekerjaannya lebih tinggi dari pasangannya), di dalam hubungan keluarga kadang ada rasa tak suka bila dibanding2kan misalnya "kok kamu tak sepintar adik/ kakak/ sepupu kamu sih?. Apabila sudah terdapat rasa iri di hatinya... sering terjadi (disadari atau tidak dan diakui atau tidak), akan muncul rasa "euphoria" di diri, ketika orang yang tadi mencapai "keberhasilan" tsb mengalami hal tidak menyenangkan atau hal buruk, kegagalan, musibah, terjatuh, permasalahan, perbuatan yg menurut penilaian manusia merupakan sebuah "kesalahan" dsb.
Kekurangan yang dimiliki atau "kesalahan" yang di alami oleh orang tsb, seakan menjadi sebuah legitimasi pembuktian untuk memberikan suatu statement "Tuh, ternyata dia gak sempurna dan gak sehebat yang orang pikir toh!!... Dia tidaklah lebih baik dari DIRIKU kan??!". Berhati hatilah di dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain. Karena seringkali ketika kita sedang berada di atas kemudian "terpeleset atau tersandung", orang2 yang sebenarnya menyimpan iri didalam dirinya akan menghampiri dengan dalih merasa ikut prihatin, padahal justru mereka "terhibur & bersorak" merayakan "ketidak sempurnaan" kita atau hanya kepo aja ingin tau kisah kita untuk di ceritakan kepada yang lainnya, tapi tema cerita nya tetap sama yaitu tentang " Si A ternyata tak sehebat, sebaik yang orang sangka lho! karena dia bla.. bla.. bla... dst". Cara menghentikan rasa iri sebenarnya sederhana (ingat ya, perasaan iri wajar dimiliki oleh setiap manusia, jadi tak wajar apabila kita menyalurkan rasa tsb... ke arah yang negatif).
Setiap kali rasa "iri" terhadap orang lain muncul, sebelum kita menilai buruk, menghujat, emosi, mengkritik, menyalahkan, merendahkan setelah itu memberikan komentar pedas, coba bertanya terlebih dahulu pada diri sendiri "Apakah diri ini sudah jauh lebih baik dalam segala hal dari dia?". Karena kadang sebenarnya kita bukan jahat kok hanya "lupa" aja bahwa kita juga tak sempurna & tak punya hak untuk menilai orang lain bad atau tidak sesuai standar baik menurut diri kita. Atau kita lupa melihat bahwa, dalam sebuah kejadian selalu ada 3 versi cerita. Cerita dia, cerita saya & kenyataan yang ada...
2 notes · View notes
guratpena · 10 months
Text
ayunan
aku berharap ada yang menemaniku saat di ayunan. mendorong saat lajunya melambat.
aku berharap ada yang menemaniku saat di ayunan. menahan saat mengayun terlalu cepat.
aku berharap ada yang menemaniku saat di ayunan. bersorak saat aku kegirangan.
dan tetap bersorak meski tenagaku telah surut.
3 notes · View notes
menjadisederhana · 10 months
Text
Ada yang sangat bahagia ketika rahmat Allah turun ke bumi; mereka menari dan bersorak seperti bocah yang berlarian di tengah hujan, mereka tertawa riang seraya bertasbih mengAgungkan nama Allah.
Hujan selalu mampu membaca kesedihan paling sunyi. Ia adalah penghibur bagi jiwa-jiwa yang rapuh. Dan setiap yang jatuh akan melangitkan harapan-harapan yang tertahan di bumi.
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
"Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat."
Trenggalek, 12 November 2023 | 13.15 WIB
5 notes · View notes
karbonklorida · 1 year
Text
Surat Kaleng
Ini adalah sebuah pengakuan, entah tersampaikan, entah lenyap tersapu udara. Entah terbaca, entah mengapung bersama do'a ke angkasa.
Ungu adalah warna yang kusuka Tapi, ku katakan pada dunia, hijau satu-satunya warnaku Karena hijau adalah warna favoritmu
Jangan pernah mengaturku, kubilang Tapi, aku senang sekali saat kau mengepang rambutku Kau bercerita sambil menyisir rambutku
"Restoran terbaik di kota ini", ujar temanku Tapi, senyumku lebar tiap kali kau menghidangkan sesuatu Cinta itu ada di tiap suap dan teguk
Aku mampu berdiri sendiri, pikirku Tapi, hatiku tenang tiap kau genggam tanganku Saat menyebrang dan saat kita berbelanja di pasar
Saat hanya pecundang, ku tetap disayang Apalagi saat ku jadi juara Saat ku biasa saja, kau bersorak sorai Apalagi saat ku bersinar Pekatnya dini hari menjadi saksi Melihatmu kuat setengah mati Kemana ego mu? Mungkin dia lari Dimana mimpimu? Mungkin disini
Aku tau, kau kehilangan banyak teman Sahabat lama yang melanglang buana Aku tau, kau menggugurkan banyak mimpi Gemerlap cita yang kian temaram Ku berjanji akan menjadi sahabatmu yang paling setia Akan ku dengarkan tiap kisahmu Akan ku temani makan makanan favoritmu Akan ku nyanyikan lagu favoritmu Dan akan ku do'akan doa terbaik untukmu, selalu.
Barakallah fii umrik, Mami💜 Kakak sayang Mami (meski penuh gengsi).
5 notes · View notes
senjadansastra · 1 year
Text
Refleksi Tubuh, Jiwa, dan Semesta
Dalam kesepian yang dalam ini, aku tenggelam dalam kontemplasi yang mendalam, merenungi jejak-jejak bulan-bulan yang telah menjelajahi hatiku. Terdapat beragam peristiwa, nuansa senang yang gemerlap dan duka yang mendalam, mungkin kali ini duka mendominasi, dalam pertimbangan yang mendalam ini, sebagai manusia, aku semakin sadar akan keterbatasan yang mendalam dalam diriku.
Seakan-akan dunia yang sebelumnya tegak kokoh itu tiba-tiba runtuh dalam sekejap, merenggut gairah yang telah lama menjadi pusat perhatian, menyuguhkan diriku pada realitas yang pahit. Dalam waktu yang singkat, tubuhku yang rapuh tak mampu lagi menahan derasnya tekanan yang menyergap, dan hasilnya terukir dalam coretan merah yang melambangkan awal dari perubahan yang mendalam dalam perjalanan hidupku. Dulu, aku mungkin acuh terhadap raga yang telah dianugerahkan oleh Sang Pencipta, tetapi kini, aku telah berubah menjadi lebih peduli, dengan tulus, aku menjauhkan diriku dari penzaliman terhadap tubuhku yang telah menjadi sahabatku selama menjelajahi dunia yang luas ini.
Masih ada banyak impian dan harapan yang tersemat di dalam relung hatiku, dan jika aku gagal mengubah diri, aku hanya akan meraih kehancuran. Kini, dunia ini tampaknya diawasi oleh kekuasaan yang lebih tinggi, yang akan memberikan teguran jika aku melanggar batas yang telah ditentukan, membuatku kembali ke jalan yang benar. Meskipun rasa takut meliputi hatiku, aku menyadari bahwa itu adalah tanda kasih Sayang dari Sang Pencipta.
Aku harus mengakui, aku masih jauh dari gambaran seorang hamba yang tunduk, tetapi dalam naik turunnya imanku, aku berupaya untuk selalu mendekatkan diri pada kebaikan. Dalam keheningan ini, aku merenung, apakah suatu hari nanti aku akan mampu menjalani kehidupan yang sesuai dengan cita-citaku dengan kebahagiaan yang melimpah. Aku tetap optimis dan penuh semangat, meskipun saat ini, suasana hatiku gelisah dan tak menentu.
Aku merindukan hangatnya cinta semesta yang merangkulku, dan juga diriku yang dulu begitu polos, suci, dan hanya mengharapkan kebahagiaan. Kamu yang telah menemani perjalanan panjangku, melewati jalan yang berliku, berbatu, dan bahkan kadang-kadang terlihat begitu lurus tanpa hambatan. Semuanya adalah persiapan yang telah diatur oleh Sang Pencipta untuk membuatku lebih kokoh dalam menghadapi dinamika kehidupan.
Sebagai manusia, kita seringkali hanya menginginkan kenikmatan semata, namun apakah itu tujuan sejati kita di bumi ini? Bukankah kita sendiri yang telah diberikan pilihan untuk tetap menjadi manusia atau memilih jalan lain sejak awal? Terlalu sering kita melupakan hakikat ini.
Kembali pada refleksi diri ini, aku menyadari bahwa apa yang aku hadapi saat ini mungkin terkait dengan perbuatan di masa lalu. Dalam tulisan ini, aku dengan sungguh-sungguh menyatakan niatku untuk menutup babak itu dan menjadi individu yang lebih baik, yang akan fokus kembali pada apa yang ingin kucapai. Aku percaya, aku pasti akan berhasil. Semoga renunganku ini akan membawaku menuju muara kebahagiaan yang akan membuat orang-orang di sekitarku bangga, bahkan semesta ikut bersorak atas pencapaianku.
2 notes · View notes
baitkisah · 2 years
Text
Tertinggal dari barisan
Setiap orang pasti melangkah, tapi tiap langkah memiliki kecepatannya masing-masing.
Aku sedang tertinggal dari barisan.
Ketika yang lain fokus berlari ke depan, aku sempatkan diri untuk berbelok, untuk melihat jalan lain. Sehingga aku tertinggal.
Ketika yang lain tetap melangkah sembari terseok dengan sisa tenaga, aku memilih berhenti dan terkulai, duduk di sisi jalan. Mengatur nafas.
Sehingga aku tertinggal lagi.
Dan ketika yang lain sudah tersenyum di garis finish, aku baru memapah diri untuk berjalan kembali, sehingga aku lagi lagi tertinggal.
Selamat untuk teman-temanku yang sudah bersorak dan mensyukuri segala kelelahan yang bermuara pada rasa bangga dan bahagia.
Tolong tetap sebut namaku dalam doa malammu, sampai aku mampu berdiri ditempat kalian berdiri saat ini 💖
7 notes · View notes