#berjodoh
Explore tagged Tumblr posts
Text
Berjodoh dengan kematian?
Banyak hal yang aku pikirkan Salah satunya tentang jodoh Lama sekali aku merenung Terkadang rasanya tak tenang
"Bagaimana kalau aku berjodoh dengan kematian?"
Mungkin Allah tidak mempercayaiku bertemu dengan seseorang Mungkin karena terlalu banyak dosa dan lalai aku lakukan
Karena pada dasarnya, prinsipku terlalu ideal Punya satu pasangan, sampai akhir kehidupan Menurutku, pernikahan adalah hal yang sakral Maka dari itu, disebut sebagai penyempurna separuh agama
Kalau jodohku adalah kematian Tak apa
1 note
·
View note
Text
Flying Solo Tour - MasPam
- 21 Juni 2019, Public, Malang -
0 notes
Text
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kami kekuatan untuk terus menjaga komitmen ditengah naik turunnya keadaan, perasaan, dan segala dinamika yang terjadi selama delapan tahun terakhir. Saya mengawali perjalanan ini di umur 26 tahun, rasanya masih sangat muda kalau dilihat dari POV saat ini.
Dipikir-pikir lagi, jika saya melihat kembali ke diri saya di umur itu delapan tahun yang lalu, rasanya terlalu nekat. Banyak hal yang saya rasa belum siap, tapi entah kenapa berani. Mungkin, ada berkah dari ketidaktahuan, yaitu menjadi berani. Allah-lah yang menganugerahkan keberanian.
Rasanya sekarang-sekarang ini, pembahasan terkait pernikahan semakin ke sana ke mari. Marriage is Scary jadi tagline dimana-mana. Sementara yang pernikahannya berjalan baik-baik saja, lebih banyak diam menikmati momen kehidupannya. Jangan salah memilih referensi, itu penting.
Saya di umur itu, dengan segala kekurangannya, sangat terbantu oleh para guru dan mentor yang pernikahannya berjalan dengan sangat baik hingga hari ini. Belajar dari mereka tentang mengapa perlu untuk menikah, apakah menurut mereka sudah cukup siap, dan lain-lain di kala itu. Dengan segala keterbatasan yang kumiliki saat itu, ternyata saya bisa mengambil keputusan tersebut.
Benar juga kata mentor dan guruku saat ini, hampir sebagian besar kebaikan yang akan kita temukan sepanjang hidup misal terkait pekerjaan, finansial, spiritual, dsb. Salah satu cara untuk mencapai sana diawali dengan memilih pasangan hidup yang baik. Bersyukur sekali berjodoh dengan @ajinurafifah, delapan tahun yang lalu dibanding dengan hari ini, pertumbuhan rasanya berlipat eksponensial.
Saya yakin seyakin-yakinnya kalau sebenarnya banyak di antara teman-teman di sekitar saya atau mungkin pembaca di sini yang sudah siap untuk menikah, tapi rasa siap itu tidak bisa diyakinkan oleh diri sendiri karena salah satunya melihat pernikahan ini dari perspektif yang kurang tepat. Tidak mudah untuk yakin bahwa pernikahan membuka pintu rezeki, tidak mudah untuk meyakini bahwa pernikahan itu bernilai separuh agama, dan banyak ketidak mudahan lainnya.
Tapi, apakah tidak mudah itu berarti tidak bisa? :) Terima kasih untuk teman-teman online juga yang turut serta dalam proses bertumbuhku di sini, dari single remaja kuliahan yang galau, bikin suaracerita, buku pertama Hujan Matahari rilis, dan seterusnya hingga hari ini :)
145 notes
·
View notes
Text
Ya Allah.. Di ramadhan kali ini, aku berdoa dan memohon dengan penuh harap kesrungguhan, jika memang Engkau mentaqdirkanku berjodoh dengan seseorang di dunia ini, taqdirkanlah dengan seorang laki-laki yang tepat menurut-Mu. ia yang hatinya Engkau genggam, ia yang menerimaku seutuhnya. Bukan hanya dia namun juga keluarganya. ia yang dengannya aku merasa cukup dan bersykur. Menjadi partner ibadah hingga jannah-Nya.
145 notes
·
View notes
Text
Menyemogakan tulus,
semoga selain diberikan kemudahan bertemu dengan orang yang tulus di sekitar kita, kita juga diberikan kesadaran yang baik untuk menyadari ketulusan itu sendiri, karena kenapa?
Karena rasa tulus itu bukan tabiat, tapi ia adalah kebiasaan yang harus dilatih, dilakukan, diolah menjadi rentetan pengalaman hingga menjadi persepsi.
Alih-alih belajar menjadi orang yang tulus, semoga kita juga bisa berjodoh dengan orang yang ketulusannya membuat kita terus banyak belajar. Mempelajari hidup yang tidak perlu dilebih-lebihkan, merasa cukup berkecukupan, ikhlas menjalani, dan tidak mudah menyerah karena lelah.
Kayaknya seru serumah sama orang yang tulus. Atau, lebih tepatnya;
kayaknya seru menjalani sisa hidup bareng seseorang yang melihat hidup adalah serangkaian pelajaran. Karena seberapa banyak ujian, kita sama-sama sepakat ada hikmah di setiap alurnya.
175 notes
·
View notes
Text
Dari Ketakutan, ke Ketakutan yang Lain
Aku ngerasa bahwa hidup itu adalah menjalani satu ketakutan ke ketakutan yang lain. Iya, paham, ini adalah pendangan yang sangat negatif. Tapi kalau kita liat lagi ke belakang, ketika kita kecil, kita takut ngga naik kelas. Takut ngga lulus SD, SMP atau jenjang pendidikan yang lain. Dulu kita takut ngga punya teman. Ketika kita masuk usia dua puluhan, kita takut belum berjodoh dengan seseorang padahal usia terus bertambah tak bisa dijeda. Ada yang relate?
Hidup itu lari dari satu ketakutan ke ketakutan yang lain. Bahkan ketika seseorang telah menikah, ada juga bayang bayang takut tidak mempunyai keturunan. Ketika mempunyai anak, kita takut anak itu terlahir “tidak sempurna”. Belum lagi tentang biaya membangun rumah yang sudah melampung tinggi, yang nggak dibarengi dengan kenaikan gajji yang sepadan. Gimana caranya orang punya rumah senilai 400jt kalau gaji bulanannya 4jt. Gaji itupun belum dipotong biaya bensin dan makan sehari-hari.
Jika hidup adalah lari dari ketakutan ke ketakutan yang lain, bagaimana kita bisa menjalani hidup ini dengan tenang? Padahal Allah sendiri mengatakan bahwa hidup itu adalah keajaiban. Ketika kita bisa bangun lagi di pagi hari, it means that Allah gives you chance to revert back, than enjoy what you want, anything.
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” - (QS Al Jumuah 9-10)
Yang guru ya berati mengajar dengan baik. Yang pebisnis ya berati semangat buat ketemu client. Yang dokter ya berati mendedikasikan dirinya buat kesehatan pasien.
Menyebarkan manfaat. Membangun legacy. Karena pada akhirnya kita akan meninggal.
Dan harapannya, ketika kita bertemu dengan Allah nanti, kita bisa mengatakan “Ya Rabb, aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menaatimu dan menebarkan manfaat ke manusia, sebisa yang aku bisa. Dan aku bersyukur dengan kehidupan dunia yang dulu pernah Engkau berikan. Dan hari ini, aku memohon doa dan rahmat kepadaMu agar aku bisa berkumpul lagi dengan keluargaku lagi di surga yang Engkau janjikan bagi orang-orang yang beriman.”
40 notes
·
View notes
Text
Balasan dari Allah
Hal yang menyadarkan bahwa amal shalih tidak akan sia-sia adalah keimanan pada hari akhir.
Shalat tahajjud sendirian, tidak ada yang menyadari bahwa diri ini terbangun tengah malam akan terasa ringan jika ikhlas --percaya penuh akan adanya balasan dari Allah. Mungkin sebagian disegerakan menjadi nikmat dunia.
Membasahi lisan dengan dzikir meski lirih, tidak ada telinga manusia yang mendengar akan terasa nikmat ketika ketenangan hadir dan kebahagiaan bahwa setiap butir dzikir akan ada balasan dari Allah.
Dan seterusnya.
Kalau tidak yakin pada balasan dari Allah nanti di hari akhir, sulit sekali untuk ikhlas.
Termasuk pada janji Allah. Akan dipertemukan wanita baik dengan laki-laki baik. Menjaga diri, memantaskan diri. Jikalau takdirnya berjodoh dengan kematian, tetap ikhlas. Sebab amal shalih yang diusahakan istiqomah tidak sia-sia.
20 notes
·
View notes
Text
Semoga suatu saat nanti kamu dipertemukan dan berjodoh dengan seseorang yang bersyukur punya kamu..
Seseorang yang asik diajak kemana aja, seru diajak ngobrol apa aja.
Orangnya lucu suka bercanda, namun serius dalam hal beragama. Serta kamu diterima dengan baik oleh keluarganya. #amin
43 notes
·
View notes
Text
April rasanya awikwok banget ya Allah, tapi untung masih ada niat buat hidup meski rasanya ndlosor nemen. Mantranya cuma, "Sehari lagi, ya? Sehari lagi. ~"
April ngasih pelajaran yang cukup menohok tentang bagaimana rasanya berdiri tegak tanpa ada dekengan dari siapa pun selain dekengan pusat. Tak ada yang mengerti, memahami, memberi dukungan, memperhatikan, bahkan sekadar menanyakan keadaan. Untung masih punya Allah.
Setiap hari rasanya dihantui banyak kekhawatiran, menangis jadi makanan setiap hari di kamar mandi. Hanya bisa mbatin, 'Ya Allah, Ya Allah'
Dari dulu memang tidak pernah berjodoh dengan bulan April. Lebih banyak sedihnya daripada senangnya. Kehilangan. Patah hati. Nelangsa. Bertahan. Menjadi kuat. Tangisan. Khawatir. Cemas.
Semoga bulan-bulan selanjutnya terus dimudahkan.
16 notes
·
View notes
Text
Karena yang seindah langit harus dijemput dengan cara langit
Jatuh cinta emang fitrah, dan itu boleh-boleh saja. Namun terlepas dari itu, bagaimana hati kita dapat mengendalikan perasaan itu agar tidak melampaui batas.
Terlebih pada sosok yang bagi kita adalah orang yang indah, indah akhlaknya, baik agamanya, punya wawasan yang luas, disegani banyak orang, dan hal indah lainnya yang ternyata dia miliki.
Sosok indah inilah yang terkadang menjambatani seseorang untuk giat beribadah. Sosok yang ingin digapai dengan cara yang elegan, yaitu dengan cara-cara langit. Cara yang amat apik namun semua itu tidak akan berhasil jika memang berniat untuk hal dunia dan mengejar seseorang sehingga melupakan sang pemilik hatinya.
Jalur langit untuk sosok seindah langit boleh saja, namun tak melupakan niat ibadah yang ikhlas.
- untukmu yang ku jemput dengan cara langit, berjodoh atau tidaknya terimakasih sudah menjambatani dan perantara hijrah ini pada sang pencipta.
huruf ke 2 di 5.
30-04-2024
15 notes
·
View notes
Text
Realitas Cinta #2
Realitas Cinta Pertama silakan dibaca disini :
Untuk tulisan Realitas Cinta #2, coba merenungi kata-kata mas Febriawan Jauhari berikut :
Aku ingin kita berjodoh. Aku Mencintaimu, kamu juga mencintaiku, Itu akan menjadi dunia yang indah.
Tapi jika tidak, maka tidak apa-apa. Serius, tidak apa-apa.
Aku akan terluka, tapi aku akan sembuh. Serius, tidak apa-apa, selalu ada hal baik dalam rencana-Nya.
Dunia di mana aku menerima takdir-Nya, itu juga akan menjadi dunia yang Indah.
Jadi, sudah siap dengan realitas cinta kedua?
***
Dalam rangka milad ke-26, aku menulis buku yang berjudul "Tapak Mula : Refleksi Menuju Separuh Abad"
Bisa baca di :
14 notes
·
View notes
Note
Teh pernah ga gagal move on? Atau temen teh din ada jg ga yg punya pengalaman pacaran lama tapi ternyata tidak berjodoh? Gimana ya teh cara healing dan move on-nya :(
Halo anon,
Untuk di usia ku sekarang, prinsip nya adalah, kalo gagal ya langsung cari yang lain. Gagal disini misalnya, setelah confess soal potensial hubungan serius di masa depan, ternyata respon beliau "menolak", ya simply langsung move on dan cari yang lain. Investasi perasaan terlalu dalam is a big NO.
Tapi, kalo ditanya soal pengalaman. Hm, untuk case aku, kalo pun misalnya patah hati putus/ditolak, biasanya aku gak butuh waktu lama untuk suka sama orang lain lagi, mungkin dalam rentang 3-6 bulan udah bisa "pindah" wkwk. Dan biasanya, setelah kisah patah hati itu, ada aja orang baru yang dateng yang "mancing" biar "jangan kelamaan stuck sama orang yang gak prioritasin kamu".
Mungkin sebagian besar orang mikir "perlu sembuh dulu, takut malah nyari pelampiasan". Tapi buat ku pribadi, justru perlu orang baru buat bantu agar fokus kita "beralih" dan bisa move ke "sembuh". Orang baru disini, bisa jadi temen cerita atau ya natural temen aja.
Tentu ini case by case, gak semua orang bisa "secepat" itu untuk move on. Tapi aku percaya, dengan "berlatih cepat", move on selanjutnya is just a piece of cake haha.
Jangan mau lama-lama stuck di satu orang. Ingat, umur mu gak bisa diawetin sama formalin. Laki-laki di muka bumi itu banyak.
Good luck untuk move on nya!
5 November 2024
5 notes
·
View notes
Text
Baik Sangka
3 hari sebelum masuk bulan puasa, aku bertemu dengan dosen waktu kuliah dulu. Dosen yang sudah ku anggap seperti ibuku sendiri. Beliau sangat baik maa syaa Allah. Semoga Allah merahmati dan memberikan keberkahan untuk beliau.
Long story short, aku di panggil, "Nak, apakah kamu sudah memiliki pacar atau calon suami ? " Tanya beliau. Tentu saja aku kaget sekali. Seketika ku jawab "Belum ibu".
Beliau ingin mengenalkanku dengan keponakannya. Dari cerita beliau, terdengar 'si dia' adalah lelaki yang baik, punya agama yang baik dan akhlak yang baik in syaa Allah. Aku mengiyakan, mau mencoba untuk kenal. Dan rencana kalau aku iya, si dia akan mengambil cuti dan menemuiku di kemudian hari. Begitu cerita beliau padaku.
Bodohnya, aku tidak menanyakan siapa namanya. Tapi bagiku tidak terlalu penting, kali ini aku menyerahkan semuanya pada Allah. Benar-benar berpasrah. Bagaimanapun akhirnya, Allah mengetahui yang paling terbaik.
Selepas pulang dari pertemuan itu, ku bawa "wacana" Perkenalan itu dalam setiap sujud. Dalam setiap istikhorohku.
Ya Allah.. Aku beristikhoroh dengan ilmu-Mu, aku memohon petunjuk dengan kekuasaan-Mu. Engkau Maha mengetahui sedang aku tidak. Engkau mengetahui segala hal yang ghoib yang tidak ku ketahui. Ya Allah, jika laki-laki yang akan di kenalkan bu A padaku adalah lelaki baik, yaitu baik untuk urusan agama, dunia dan akhiratku. Maka mudahkanlah prosesnya, berkahilah setiap langkah prosesnya, dan takdirkanlah kebaikan pada kami. Persatukan kami dengan ridho-Mu. Namun jika sebaliknya, hal tersebut buruk untuk agama, dunia dan akhiratku nantinya maka palingkanlah dia dariku dan palingkan aku darinya. Berikanlah ganti terbaik. Buatlah aku ridho dengan segala keputusan-Mu.
Kira-kira seperti itu doa yang selalu ku lafadzkan selama 3 minggu terakhir.
Akhirnya Allah jawab doaku dengan "tidak".
Sore itu beliau menghubungiku kembali, seraya meminta maaf karena 'si dia' tiba-tiba ragu, beliau kecewa dengan keponakannya itu. Pun beliau sangat merasa tidak enak denganku.
Sungguh, aku tidak ada prasangka apapun kepada beliau kecuali kebaikan. Beliau adalah ibuku semasa di kampus dulu. Beliau adalah guru yang akan selalu ku hormati.
"Tidak mengapa ibu, doakan kami segera menemukan jodoh kami nggih ibu.. Entah kami berjodoh atau tidak, semuanya sudah Allah atur in syaa Allah. Saya sangat sayang dengan ibu, dan tidak akan ada yang berubah selepas ini. Ibu jangan bosan kalau mau mengenalkan saya loh bu, hehe" Kita kira begitu balasan saya pada chat yang panjang dengan ibu dosen tercinta.
Perihal pasangan hidup, Allah telah mengaturnya. Jangan menuhankan ikhtiar kita, apalagi perihal pasangan hidup. Urusan ini tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Maka mintalah petunjuk Allah.
Tulisan ini untuk menasihati diriku sendiri, bahwa bila suatu saat berproses kembali, tetaplah berpegang pada Allah. Minta di pilihkan-Nya. Minta di temani Allah dalam setiap proses ikhtiarnya. Agar tidak salah pilih, agar tidak ada kata "kecewa" Atau patah hati bila proses itu gagal.
Allahku.. Sepenuhnya aku menyerahkan urusan ini pada-Mu.
Blora, 31 Maret 2024
12 notes
·
View notes
Text
Mungkin bulan ini aku sudah berstatus menjadi pasangan sah seseorang jika kita masih bersama. Nyatanya enggak. Jalan kita berbeda. Dan kita memang enggak berjodoh. Sejak awal aku sudah tahu itu, tapi kenapa aku tetap merasa perlu untuk patah?
- Sastrasa
#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#kisah#cinta#nikah#sastra#rasa#literasi
21 notes
·
View notes
Text
Berisik di Kepala
Semakin bertambah usia, aku rasa kekhawatiranku yang dulu sering aku bayangkan, sekarang udah mulai berkurang. Berkurang karena aku dah gak mikirin lagi terlalu sering. Toh beberapa dari mereka banyak yang gak terjadi.
Beberapa ambisi duniawi pun beberapa ikut luntur, kayak dulu aku ngebet banget pengen punya mobil. Ternyata setelah pengamatan beberapa tahun, gak punya mobil tuh gakpapa dan lebih banyak untungnya untuk di kondisi yang sekarang. Banyak hidden costs yang jumlahnya lumayan bikin dompet kembang kempis dan menurutku lebih baik digunakan buat hal lain uangnya, jalan-jalan misal wkwk. Aku juga ga ambis punya rumah, apalagi maintenance rumah itu biayanya tinggi dan harga rumah itu sendiri juga diluar nurul.
Andai nanti usia kepala tiga aku masih belum punya apa-apa, aku rasa juga aku tetap santai. Paling orang lain yang nyinyir.
Andai nanti usia kepala tiga aku masih melajang, aku juga biasa aja. Paling orang kampung yang rewel.
Gak mau ngoyo harus ini itu. Capek sendiri dan ga akan ada habisnya. Ga perlu iri sama rejeki orang lain juga.
Santai aja, hidup udah diatur sama Allah. Kita cuma jalani dan usahakan sebaik mungkin. Siapa tau ternyata Allah udah ngatur kita berjodoh sama laki-laki mapan tampan rupawan solih single? xixixi.
13 notes
·
View notes
Note
Kak, kalau ada yg lagi deketin, temenan dah ampir 2 tahun, dan dia sepertinya mau serius, lagi ngusahain nambah2 ilmu dkk gitu, dan dia masih berharap temenan sama saya seperti biasanya apakah gapapa ya?
Masalahnya, kadang temenannya itu, kadang dia suka muji senyum saya, kadang muji suara saya kalau lagi seneng, lagi semangat itu sangat membuatnya senang, dan suka nebar kata kangen kalo lama dah enggak ketemu :"
Jujur saya bingung kak harus cutoff atau enggak, kalau dianya emang serius apakah gapapa saya tetap temenan seperti ini sampai dia benar2 datang kak?
hallo kak anon, salam kenal ya. Maaf jika jawaban aku nanti kurang berkenan. Kalau aku diposisi kak Anon, aku langsung cutt off laki laki seperti itu kak. Alasan nya kurang lebih ini ya kak.
1. Boleh ga lanjut temenan sama dia yang katanya mau belajar dan nambah ilmu dkk? temanan boleh tapi sesuai porsinya, tidak lari dari koridor nya. Chat juga sewajarnya, kalau sekiranya tidak penting, usahakan jangan chat chatan. Kalau sering chat dan chatnya itu mengarah ke pujian, kangen, dll mending cutt off deh kak. Hati wanita mudah luluh, takutnya kak Anon intens interaksi dengan dia, jadi nanti kak Anon sudah berharap dia nya serius, tapi di tengah jalan bisa jadi dia berubah pikiran. Yang rugi siapa? kak Anon banget lah, rugi waktu, rugi perasaan, rugi pikiran dll.
2. Menunggu dia benar benar datang ? mending ga juga deh kak, mau nunggu sampai kapan kak? iya kalau datang? kalau enggak?
Kalau teman kak Anon berniat baik, harusnya dia harus ridho, kalau belum siap dan mampu sekarang buat serius, mending saling menjauh dan saling memperbaiki diri, jika sudah sama sama siap dan berjodoh, nanti pasti diberikan jalan, cara yang baik dan benar oleh Allah.
Maaf ya kak sebelumnya, bisa jadi dia juga begitu dengan teman lain nya, mudah memuji, mudah nebar kata kangen, mudah chat teman tdman wanita nya dll. Karena laki laki yang benar serius itu bukan seperti itu, kalau dari sudut panndangku.
Kalau belum siap dan dia niat untuk mencari ilmu dll katanya sama dia (tinggalkan atau halalkan), jangan membuat seseorang menunggu ketidakpastian.
Kak Anon, kita ga tau isi hati seseorang, tapi apakah ka Anon bisa merasakan sinyal hati kak Anon, apakah lanjut temenan dengan dia, akan mendapat ridho dari Allah? Banyak manfaatnya atau mudhoratnya? Apakah chat dengan dia seperti itu membuat hati kak Anon tenang? Atau malah gelisah dll?
Aku pernah baca salah satu timeline di tumbrl lupa nama akun nya. Kurang lebih begini," Jangan awali niat baik dengan cara yang salah."
Kak Anon, semangat ya...
Doa sama Allah ya kak, apapun pilihan kak Anon semoga terbaik buat kak Anon.
Jawaban ini juga buat pengingat diri ku sendiri, makasih ya kak sudah mampir untuk mengajukan pertanyaan nya.
Mohon maaf yaa kak kalau jawabannya kurang berkenan dan banyak salah nya.
10 notes
·
View notes