#bem ugm
Explore tagged Tumblr posts
Text
JOKOWI ALUMNUS PALING MEMALUKAN UGM
“Mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk segera menghentikan pembahasan RUU Pilkada dalam Sidang Paripurna,” kata BEM UGM.
BEM UGM juga meminta Presiden Joko Widodo menghentikan segala macam cara intervensi terhadap lembaga legislatif, yudikatif, serta partai politik. Tuntutan lain yakni menghilangkan praktik nepotisme dalam seluruh tingkat dan lembaga pemerintahan. Mahasiswa UGM juga menuntut Presiden Joko Widodo diadili atas pengkhianatan terhadap semangat reformasi dan demokrasi yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata.
“Joko Widodo sebagai alumnus paling memalukan UGM telah melanggar jati diri UGM. Maka dari itu, kami segenap anggota BEM KM UGM akan terus berdiri tegak di garis depan perjuangan,” kata BEM UGM.
*) Source: Tempo
#jokowi#ugm#bem ugm#demokrasi#nepotisme#kkn#indonesia#politik#partai politik#partai#joko widodo#kaesang pangarep#gibran rakabuming raka#alumnus#17 agustus#mahkamah konstitusi#mk#dpr ri#dpr#rakyat#wakil rakyat#demonstrasi#jakarta#pemilu#pilkada 2024#pilkada serentak#korupsi#kolusi#politik dinasti#Trisakti
2 notes
·
View notes
Text
Mela Chindo WOT susu mantul
Update : Mela Chindo WOT susu mantul Mela Chindo kacamata nyepong belakang lemari
Streaming full di : www,bocilkokop,my,id
ganti , dengan . atau bisa cek profile untuk situs alternatif
Jesy nathan cicierahmawati BEM UGM santa tell me trend
#vinylstainlokal
1 note
·
View note
Text
[WEBINAR KARYA TULIS ILMIAH 2024]
Hallo sobat literasi ! 👋
Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi BEM POLINEMA Kampus Kediri
🎉PROUDLY PRESENT🎉
Webinar Karya Tulis Ilmiah dengan tema :
"Peran Ai dalam meningkatkan kualitas Publikasi Ilmiah"
Dengan Narasumber :
🗣️ : Sigit Bayu Cahyanto
dengan membawakan materi *Peran Ai dalam penelitian dan penulisan Ilmiah*
* Young Leaders for Indonesia by McKinsey & •Company Wave 16 2024
* Mahasiswa Berprestasi 1 Diploma DIY & UGM 2023
* 1st Winner Youth Role Idea Presentation on Global Learning in Kuala Lumpur, Malaysia 2024
* 1st Winner Best Strategic Paper Awards on ASEAN China Youngleaders Programme in Siem Reap Cambodia 2023
* 1st Winner Tech4Good Compettion on Seeds for The Future in Beijing, China 2022
dan
🗣️ : Muhammad Imam Amarullah, S. T., M. T
dengan membawakan materi *Etika dan Tanggung Jawab dalam Penulisan AI*
* Mahasiswa S3 Teknik Mesin Universitas Diponegoro
* Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Tridinanti
* Mahasiswa Berprestasi II Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 2018
* Best presenter, best paper, dan first author International Medical Devices and Technology Conference (iMEDITEC) 2021
Dipandu oleh Moderator :
🗣️ : Arginda Mechika Selvi
* Fungsionaris BEM POLINEMA Kampus Kediri
Webinar Nasional akan dilaksanakan pada:
📆 Hari : Sabtu
📌 Tanggal : 26 Oktober 2024
⌚ Waktu : 08.00 - selesai
💻 Tempat : Zoom Meeting
Ayo catat tanggalnya dan segera bergabung bersama kami🙌
Webinar Karya Tulis Ilmiah ini Terbuka untuk Umum✨
📌 Pendaftaran dibuka mulai tanggal 21 - 25 Oktober 2024
🔗 Link Pendaftaran :
https://forms.gle/MD4JZ1bsfNbKg9zk6
Benefits :
📜 E - Certificate
💡 Ilmu yang bermanfaat
👥 Relasi
🎁 Doorprize
Contact Person :
☎ : 085233071625(Zidan)
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
For more information :
Ig: @bempolinemakediri
Youtube: BEM PSDKU POLINEMA KEDIRI
Email: [email protected]
#WEBINARKARYATULISILMIAH2024
#POLINEMA
#POLINEMAKEDIRI
#BEMPOLINEMAKEDIRI
#KABINETVISIONERMUDA
#KEMENTERIANDIKRISTEK
0 notes
Text
youtube
Ganisa Pratiwi Rumpoko, Hadir Dalam Pelantikan BEM Se Malang Raya
KOTA MALANG, Siap TV - Ganisa Pratiwi Rumpoko sebagai calon Wakil Walikota Malang yang mendampingi calon Walikotanya Hari Cahyono di kontestasi Pilkada Kota Malang 2024. Kehadiran Ganis bersamaan momen pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya periode 2024-2025 bertempat di Holl Sengkaling Kota Malang, Kamis (12 September 2024).
Kehadiran Ganis di acara BEM selaku calon Wakil Walikota Malang yang di usung oleh Partai PDI Perjuangan ini sifatnya undangan mendadak. Acara tersebut pihak BEM sudah merencanakan mengundang tiga para paslon Walikota dan Wakil Walikota Malang.Tetapi dari pihak panitia BEM cukup mengundang tiga calon Wakil Walikota Malang saja.
"Acara teman-teman BEM cukup bagus dan menarik untuk perlu dihadiri biarpun sifatnya mendadak, inisiatif teman Mahasiswa Perguruan Tinggi se Malang Raya itu hal yang patut di apresiasi oleh semua pihak. Karena tujuan Mahasiswa mempertemukan ketika paslon kepala daerah Kota Malang,agar tahu kapasitas dan kapabilitas sebagai kepala daerah nantinya,"kata Ganis (panggilan akrabnya).
Dia menyebutkan, terkait pencalonannya di Wakil Walikota Malang karena pihaknya sebagai calon anggota DPRD Kota Batu melalui partai PDI Perjuangan Dapil 2 Kecamatan Batu. Dan yang sudah terpilih resmi dilantik beberapa hari minggu kemarin. Dan dia sudah menyatakan mundur dari anggota Legislatif secara bersurat resmi langsung ke pimpinan pusat partai PDIP.
"Keinginannya mundur dari anggota DPRD Batu, sudah dipertimbangkan secara matang, karena rencananya mengikuti pencalonan sebagai Wakil Walikota Malang mendampingi Hari Cahyono. Hal itu pun sudah mendapatkan restu pihak internal keluarga serta sudah direkomendasi oleh pimpinan pusat PDIP Ibu Megawati Soekarno Putri,"tegas asli Aremanita.
Dengan sudah direkomendasi oleh pucuk pimpinan partai maju di kontestasi Pilkada Kota Malang, maka bentuk amanah ini akan benar-benar saya laksanakan sesuai daya upaya kemampuan yang kita miliki untuk memajukan Kota Malang yang sudah baik akan bisa lebih baik lagi di segala bidang.
"Sasaran utama yang akan ditingkatkan oleh kedua paslon Hari Cahyono dan Ganisa Pratiwi Rumpoko, menginginkan peningkatan kapasitas SDM masyarakat Kota Malang agar lebih maju dan berkembang inovatif. Menelisik hal ini bahwa Kota Malang merupakan Kota Pendidikan yang di dukung oleh banyaknya perguruan tinggi," papar anak mantan Walikota Batu Dewanti Rumpoko.
Harapan dari Ganisa Pratiwi Rumpoko alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) menyebutkan, dengan perhelatan Pilkada se Malang Raya bahkan se Indonesia semoga berjalan jujur,adil, damai selalu, lancar dan kondusif,"singkatnya.
0 notes
Text
Feb, 2017 “Aden minta maaf misal ado salah samo waang yo bal, mintak doanyo aden capek sembuh” -- "insyaAllah san, den jugo minta maaf banyak kurang jadi kawan. Ang semangat yo san"- Kurang lebih begitu percakapan terakhirku dengan ihsan, dan semoga Allah menempatkan sahabat kami ini di sisi terbaikNya Agustus 2016, aku kenal ihsan tentu tanpa sengaja. Sebagai sosok dengan postur tinggi, aku sadar betul kehadiranku di kursi depan akan mengganggu teman-teman di belakang, sehingga akhirnya memilih kursi tengah - belakang (masih keliatan papan dan slides kok hehe). Kuliah perdana kami, kelas N-35, teknik nuklir angkatan 2016 saat itu adalah Gambar Teknik. Kelas dimulai pukul 07.30, dan kami para maba bersemangat dan idealis ini sudah hadir 15 menit sebelum kelas dimulai. 10 menit setelah kelas berlangsung, datang lelaki yang berperawakan khas melayu. Mumpung ada bangku kosong di sebelahku, ia langsung duduk dan kami berkenalan dengan cara paling laki. Mengernyitkan dahi ke atas dan menyebut nama masing-masing dan bersalaman. Selesai kelas, barulah kami berbincang sejenak, hingga akhirnya aku dapati ia berasal dari provinsi yang sama denganku, sekolah yang sejenis tipenya dengan sekolahku, dan alasan yang mirip memilih nuklir denganku. "Den nak buat reaktor fusi macam iron-man tu bal",-- yang tentu kusambut dengan tawa karena persis sekali alasan ini yang kugunakan ketika ditanya "why nuclear engineering?". Sejak itu aku dan ihsan beserta satu lagi kawan kami Adib menjadi begitu dekat. Kami sering berdiskusi, belajar, dan mencari buka gratisan bersama, dan mengikuti rangkaian ospek bersama. Oktober 2016 "Den daftar KM ni bal, ang daftar ndak?"-- "Aden ndak do san, nak daftar BEM FT ajo nampaknyo ni"- "Ha mantap tu, nantik aden jadi ketua KM, ang jadi ketua BEM yo"-- "Hee panjang mimpi ha, tapi aminkanlah dulu se ndak"- Desember 2016 Libur semester perdana menyerang. Aku yang saat itu sudah dapat warning dari orangtua untuk pulang tiap semester sudah membeli tiket jauh hari sebelum keberangkatan. "Ang bilo balek san? samo lah yok aden beli tiket tanggal xx ha" - "Alah dah habis ni bal (sambil menunjukkan aplikasi book flight order yang penuh). Ndak bisa awak samo, aden minggu depannyo se lah"-- "Ha okelah, ketemu di sano awak nantik e"-
Februari 2017 Selama januari, isan tidak membalas satupun pesan lineku saat itu. Bahkan hingga februari, jadwal kuliah semester baru masuk, ia pun belum hadir dan mengisi KRS saat itu. DPA yang mengetahui kami teman baik lantas bertanya pada saya, namun saya tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.
Hingga akhirnya kabar itu datang, 5 Februari 2017 Orangtua ihsan menelpon DPA kami dan mengabari kabar ihsan. Ihsan didiagnosa terkena kanker otak dan harus dirawat di RS pasca operasi.
I was calmed outside, but broke piece after piece inside. Di saat itu aku merasa terkena petir di siang bolong. Bagaimana mungkin, ihsan yang selama ini terlihat baik-baik saja, selalu tertawa ketika bersama, menyimpan rasa sakit yang mungkin aku tidak bisa menahannya namun ia bisa menjaganya begitu lama. Semakin menyakitkan, ketika aku baru mengetahui bahwa rasa sakit kepalanya mulai menjadi-jadi sejak ia di pesawat penerbangan balik ke Pekanbaru. Momen yang seharusnya aku bisa ada di sampingnya saat itu, namun malah tidak ada. Yang mungkin jika aku di sana menemaninya, mungkin ada hal berbeda dan tidak harus sampai begini. Minimal, ia tidak harus merasakan dan melewati semuanya sendiri. Padahal kami tau, sesama rantau kami harus berbagi, baik itu bahagia maupun derita. I kept thinking I wasn't a good friend for you eventhough you insist that I am a good fellow of yours. ____________________________________________________________ San, dah banyak tahun berganti, banyak pula cerita lama yang pernah kita impikan terjadi. San, kau inspirasi ketika kami membuka sesi konseling psikologi pertama di FT UGM, karena sejak itu aku tau, ada hal yang tidak bisa kita ceritakan bahkan ke teman terdekat, namun tetap butuh ditumpahkan dan disolusikan. Sejak itu pula aku bertekad membantu agar tidak ada lagi hal seperti ini terjadi, minimal kita kurangi dan aku tau itu juga yang kau inginkan pasti san. San, maaf aden belum bisa jadi kawan baik untuk kau. Masih sering kepala batu dulu, sampai sempat ndak betegur 3 hari. Makasih dah mau jadi kawan baik, berdiskusi, dan ngasi hikmah yang banyak untuk aden. San, kau kawan baik. Salah satu yang terbaik yang pernah kami punya. Kami sayang kau, namun Allah lebih sayang sama kau ya san. Semoga kau udah tenang dan lapang di sana ya san. InsyaAllah doa kami terus dilangitkan untuk sahabat terbaik kami. Alfatihah... 7 tahun meninggalnya sahabat kami, Ihsan Maulana Nooreza.
1 note
·
View note
Text
Hoaks! Pamflet Seruan Aksi 100 Ribu Mahasiswa Geruduk Istana Ternyata Palsu
BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah pamflet digital yang beredar di platform pesan instan WhatsApp memicu kehebohan dengan mencatut nama sejumlah organisasi mahasiswa ternama, seperti HMI, PMII, KAMMI, IMM, GMNI, GMKI, PMKRI, HIKMABUDHI, KMHDI, serta BEM UI, UGM, dan ITB. Namun, setelah penelusuran dilakukan, fakta membuktikan bahwa seruan aksi tersebut hanyalah hoaks belaka. Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad Noor, secara tegas membantah keikutsertaannya dalam aksi tersebut. "Itu Hoax. Pencatutan itu," ungkap Gielbran kepada detik. Demikian pula, Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom, menegaskan bahwa organisasinya tidak pernah membuat keputusan terkait aksi 'Geruduk Istana'. Bahkan, GMKI baru mengetahui rencana aksi tersebut pada Senin malam. "Saya selaku Ketua Umum GMKI sangat keberatan jika logo GMKI ada di situ karena saya tidak tau dan tidak ada izin," kata Jefri. Ia juga mengekspresikan keprihatinan bahwa isu ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Pemilu 2024. GMKI mengimbau semua pihak untuk menjaga kondusifitas pemilu agar tetap damai. Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Pengurus Pusat KAMMI, Rizki, juga menegaskan bahwa kabar rencana aksi yang mencatut nama organisasinya hanyalah bohong belaka. "Itu hoax. Di grup pimpinan juga sudah disampaikan bahwa itu hoax," tegas Rizki. Ketua BEM UI nonaktif, Melki Sedek Huang, yang namanya tercantum di bagian bawah pamflet digital, menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam rencana aksi 'Geruduk Istana'. "Saya tak tahu menahu sama sekali itu aksi apa dan mengapa ada pencatutan nama dan nomor telepon pribadi saya di sana," kata Melki. Selain dari keterangan-keterangan tersebut, akun Instagram @pp_hikmahbudhi dan KMHDI juga mengunggah keterangan bahwa aksi tersebut hoaks dan logo organisasi mereka dicatut tanpa izin. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pamflet yang beredar terkait seruan aksi 100 Ribu Mahasiswa Geruduk Istana hanyalah informasi palsu yang sebaiknya tidak dipercayai. (bpn/cekfakta.com) Rujukan : https://news.detik.com/berita/d-7167886/beredar-poster-geruduk-istana-1-februari-bem-km-ugm-gmni-nyatakan-hoax https://www.instagram.com/reel/C2toBChPVBe/?igsh=MWV4cTVuMWduYzlhaA== Read the full article
0 notes
Text
Kerap Mangkir Acara Debat, BEM UGM Nilai Gibran Pengecut Intelektual
Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. (Foto: JPNN) Jakarta (Riaunews.com) – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau BEM KM UGM mengkritik sosok calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka yang rajin mangkir dari ajang debat di berbagai forum. Teranyar, Gibran tidak hadir dalam dalam acara dialog interaktif para Cawapres 2024 yang diselenggarakan…
View On WordPress
0 notes
Text
Kalau Bukan Anies, Lu Milih Siapa?
Anies itu clear. Rekam jejaknya jelas. Lu searching di google, semua kebuka. Keluarga Anies jelas. Kakeknya anggota BPUPKI. Ayahnya wakil rektor UII. Ibunya seorang guru besar UNY. Istrinya dari keluarga terpandang. Anak-anaknya kagak ada satupun yang bermasalah. Anies juga jelas rekam jejaknya. Saat SMA, jadi ketua OSIS. Ikut pertukaran pelajar (setahun) di USA. S1 jadi ketua senat (BEM UGM). S2…
View On WordPress
0 notes
Text
Malam Menegangkan
Usai kelas, lima mahasiswi berada di ujung kelas dengan kegelapan malam yang hening asik berdiskusi argumentasi dan pemaparan. Dua mahasiswi dari UGM, satu mahasiswi dari UNY, satu mahasiswi dari UIN Kalijaga, dan satu mahasiswi dari UPN. Hijaunya UNY bukanlah suatu langkah yang instan dalam mewujudkannya. Memang dahulu UGM pernah, akan tetapi begitu lengsernya beliau, tanda hijaunya UGM belum kembali. Lengsernya beliau menjadi awal pembicaraan malam menegangkan ini.
Selama 20 tahun UNY menghijau, ini bukan lain tanpa ada perencanaan ataupun strategi. Akan tetapi, hal ini menjadikan lawan memiliki alasan untuk mengatakan bahwa terdapat oligarki dalam merancang kejayaan selama 20 tahun ini. Kunci kejayaan ini adalah kaderisasi. Selama bertahun-tahun kaderisasi inilah yang digunakan dalam mengembangkan ranah dakwah kampus sehingga pion-pion fakultas maupun universitas dapat kita pegang. Biarkan aku ceritakan, bisa jadi hal ini dapat menjadi acuan dalam mengepakkan ranah dakwah kampus selayaknya miniatur pemerintah. Semua pion dimulai dari menjadi koordinator ppsmb fakultas, kemudian terjun menjadi ketua BEM fakultas dan bertanding di meja BEM universitas.
Lantas apa yang menjadikan ini berbeda? Dengan menududuki pion tertinggi di universitas, prinsip islam dapat ditegakkan dengan mudah. Contohnya, dalam kegiatan BEM terdapat ma’tsurat bareng, tahajud bareng, penggunaan manset tangan, kewajiban memakai rok dan sebgainya. Tentunya hal tersebut tidak dapat kita lakukan jika tidak memiliki pondasi dan kekuasan yang kuat. Dari langkah-langkah inilah dakwah hijau UNY mulai tercipta. Akan tetapi di tahun 2022, kami bersedih. Kami kalah telak dengan mereka. Jelas dalam pemikiran dan kampanye kami berikan jor-joran, tetapi dewasa ini yang menjadi penentu pilihan mahasiswa baru adalah “good looking” meski dengan kemampuan yang tak seberapa “good looking” ini sangat menarik perhatian mahasiswa baru. Bahkan hasil akhirnya 1000 : 500.
Kenapa kami bisa membicarakan ini? Semua bermula ketika usai giliran maju tahsin, mba tersebut bercerita tentang temannya. Tentang kelanjutannya dalam berkegiatan di salah satu proker LDK. Perbedaan culture antara LDK dan LDF ini membuat kami berbincang lebih dalam. Dia berasal dari UGM pula dan kurasa dia akan mengetahui perasaan ini. Terlebih dia tergabung di LDF nya. Memang resiko inilah yang sengaja aku amibl, aku sengaja memilih keheterogonan ini dibandingkan homogen dengan harap pemikiran ini semakin berkembang dan mengetahui perbedaan-perbedaan yang terjadi. Jika di LDK berkaitan dengan pemikiran maka LDF berkaitan tentang lingkungan baik. Tetapi inilah pilihan yang diambil masing-masing orang dengan tujuan yang masing-masing pula. Bukan mana yang lebih baik, keduanya baik. Hanya jalan yang dipilih tak sama.
Darush Shalihat, 29 Oktober 2023
0 notes
Text
"Kamu ngga tau ustadz X?"
"Engga"
"Ih masa ngga tau si. Ustadz X itu pas ketemu cucu nabi sampe dicium-cium loo"
"Oh ya, waah"
"Eh eh eh, masa Nisa ngga tau ustadz X we"
-_______-
Lah, emang kalo aku ngga tau kenapa anjir. Terima saja bahwa patron agama ku berbeda dengan mu. Lagian semua yang menggunakan "habib" pada namanya kan (katanya) keturunan nabi.
**
"Eh, si ini nikah yo"
"Heh? Siapa tuh?"
"Itu lo presbem UGM, masa ngga tau si"
Ya apa juga pentingnya buat aku njay.
"Dia itu kemarin yang inisiasi demo rame-rame itu. Sampe diundang ke Mata Najwa lo"
Heh?! Gaes, dia itu BEM SI, jadi bukan sesuatu yang mengejutkan kalo dia memutuskan menikah di usia muda. Lagian dia nikah kek guling-guling di tanah kan bukan urusan ku. Menginisiasinya gimana deg, banyak pihak yang terlibat gaes, dan kalo gerakan itu cuma vokal di UGM ngga bakal segede itu.
"Jangan-jangan kamu ngga tau yaah demo rame-rame kemarin"
HEH?!
**
Aku selalu menghormati orang karena pengetahuannya, seseorang terkait profesinya atau bahkan seorang teman yang mendalami isu tertentu. Hal itu membuat ku sadar bahwa aku terlalu banyak tidak tahu, bahwa aku harus terus belajar sampai habis usia ku.
Tapi dianggap tidak tahu apa-apa oleh orang yang tidak ku hormati karena pengetahuannya tu rasanya sesuatu sekali. Memang, kadang dianggap tidak tahu apa-apa itu menguntungkan, sebab akan ada banyak kesempatan untuk melihat bagaimana lawan bicara memperlakukan ku, melihat sejauh mana lawan bicara memahami topik yang sedang dibicarakan, dan paling utama tentu saja aku menjadi boleh bertanya apa pun. Masalahnya adalah ketika lawan bicara menganggap dirinya "lebih" dari ku, atau bahwa aku missing out issue, akan menimbulkan perasaan njir, gw ngga sebego itu keles dan ingin membantah muncul. Padahal yaa, buat apa si memulai perdebatan yang tidak penting.
Akhirnya cuma bisa : he he he iyaa iyaa
6 Juni 2021
8 notes
·
View notes
Text
MedJob; From idea to reality
MedJob; From idea to reality
Kayanya udah lama sekali ya dari 2013, dari benda yang belom tau namanya apa “pokoknya kayak gitu deh konsepnya” jadi benda yang namanya MedJob di 2015. Ujicoba mulai 2016 dan akhir 2017 selesai diujikan dan resmi jadi penghuni perpustakaan FK UGM 😀
View this post on Instagram
Tomorrow is the day! Bukan, bukan. Ma belom bakal lulus besok. Baru mau maju…
View On WordPress
0 notes
Text
@ anon who asking for article(s) related to tf is going on in Senayan rn, here’s some JakPost articles (which is ofc a premium content but you can simply login w your google acc or even fb but anyway--)
'We refuse to return to New Order': Students protest against controversial bills (jakartapost)
The 'draconian' Criminal Code bill could soon be law. Here's what it would make illegal (JakartaPost)
Fokus: Gelombang Protes Mahasiswa (CNN)
Feel free to add more!!!
'We refuse to return to New Order': Students protest against controversial bills
Thousands of students in at least nine cities across Indonesia took to the streets on Monday demanding an end to what they claimed were ongoing attempts to roll back two decades of political reform in the country.
In scenes reminiscent of the student movement that led to the downfall of the New Order Era in 1998, the university students amplified their demands for the government and the House of Representatives to hold off the passage of a number of controversial bills, including a revision to the Criminal Code (KUHP), arguing that the bills threatened democracy and civil liberties.
In the capital, thousands of activists and students from various universities thronged in front of the House’s compound on Jl. Gatot Subroto in Central Jakarta, blocking road access to Slipi, West Jakarta, as they called for lawmakers to listen to the voice of the people who have rejected controversial articles in the bills.
The protesters chanted and held up banners with slogans ranging from “Reformasi Dikorupsi” (Reform Era is being corrupted) to “Mosi Tidak Percaya” (motion of no confidence), which reflected their dwindling faith in lawmakers and the government
“We declare our motion of no confidence in the House. We are deeply disappointed because our aspirations have fallen on deaf ears and lawmakers do not take out concerns seriously,” said University of Indonesia (UI) Student Executive Body (BEM) chairman Manik Marganamahendra, one of the students participating in the protest.
The widespread protests on Monday followed a smaller protest staged by hundreds of university students in front of the House last Thursday. In all the rallies, the students have raised the same demands while also criticizing the recent trends emerging in the country that activists fear are examples of the alarming state of Indonesian democracy.
The students particularly demanded that the House halt the planned passage of the KUHP bill, which contains a number of contentious articles ─ including restoring a ban on insulting the President ─ that critics have warned could threaten democracy and put civil liberties at risk.
The protesters also slammed the House and President Joko “Jokowi” Widodo’s administration for, among other things, passing the controversial revision to the Corruption Eradication Commission (KPK) Law, which has neutered the antigraft body’s investigative powers and undermined its independence.
In Yogyakarta, students and members of the public filled the main road of Jl. Gejayan in response to an invitation to street protests called #GejayanMemanggil (Gejayan Calling), a hashtag that had been trending on social media since Sunday.
Gejayan is a three-road junction that, during the 1998 student protests, became one of the spots where prodemocracy activists and students staged rallies demanding then president Soeharto step down from power.
One of the protesters carried a poster that read “The forests are on fire but it is the KPK that is being put out”, referring to the raging forest and land fires in Sumatra and Kalimantan that have caused a smothering haze in parts of the country and neighboring Malaysia and Singapore.
The students in Yogyakarta participated in the protests despite circulars issued by rectors of at least four universities, including Gadjah Mada University (UGM) and Sanata Dharma University (USD), which said the institutions did not support the student movement.
Hundreds of students in Balikpapan, East Kalimantan, held a march from Balikpapan Plaza Square to the Balikpapan City Council building demanding President Jokowi issue a regulation in lieu of law (Perppu) to replace the revised KPK Law.
“We want our demands to be heard by the House so that there will be no more disappointment for the Indonesian people,” said Angkit Wijaya, one of the protesters.
Besides the KUHP bill, the protesters also protested against problematic articles in the manpower bill, demanded the bill on the eradication of sexual violence be passed and called for an end to the arrests of activists in all sectors.
Similar protests also took place in Purwokerto in Central Java, Samarinda in East Kalimantan, Padang and Bukittinggi in West Sumatra, Makassar in South Sulawesi and in Bandung, West Java.
“We refuse to return to the New Order era,” said Sayid Ferhad Hasyim, a protester who participated in the rally in Samarinda.
The protests are likely to continue on Tuesday, during which the House is reportedly scheduled to pass the KUHP bill as well as other controversial bills, including a revision to the 1995 law on correctional procedures that would remove hurdles for graft convicts to get remission or parole.
Following protests last week, Jokowi called on the House on Friday to hold off the bill’s passage, citing at least 14 articles that still needed to be reviewed.
House Speaker Bambang Soesatyo and lawmakers on Commission III overseeing legal affairs, including those on the KUHP bill working committee, met with the President on Monday morning to talk about the issue.
Bambang said after the meeting that factions in the House were aware of the public concern and had agreed to review the bill as they had three remaining plenaries until the end of the term on Sept. 30. In the meantime, they would keep trying to negotiate with the President about the bill but would not force it through.
"If there is not enough time, we will decide to pass it over to the lawmakers in the next period. But we will keep trying so that it can be finished in the next period and give more information to the public about the bill,” Bambang said, adding that he was still optimistic that this could be completed before the end of the period.
During the meeting, Jokowi asked the House to not only delay the KUHP bill’s passage, but also the deliberation of other bills, including the manpower bill, land bill, mining bill and correctional procedures bill.
Commission III member Teuku Taufiqulhadi of the NasDem Party said the House would review the bills thoroughly. “But we haven’t made an agreement upon these with the other parties. We will discuss it tomorrow,” he said.
Syofiardi Bachyul, Agus Maryono and N. AdriAndi Hajramurni, Apriadi Gunawan, Arya Dipa, and Sri Wahyuni contributed to this report.
53 notes
·
View notes
Text
Beberapa hari ini ngerasa kangen banget sama temen-temen di bem km ugm. Apalagi ngepasi momen gejayan memanggil. Ya ampun, kangen banget.
3 notes
·
View notes
Text
Perjalanan SSN
Pertama tama saya sangat bersyukur bisa berada disini. Alhamdulillah atas izin Allah saya bisa menjadi 1 dari 75 pemakalah yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan makalah dan pemikiran tentang historiografi Indonesia dengan tema umum tahun ini "Membayangkan Indonesia di masa depan". Duduk bersama para sejarawan, profesor, doktor, dosen mahasiswa-mahasiswa hebat dari jurusan sejarah dan para ahli di bidang sejarah yang tentunya ilmunya masya Allah. Sedangkan siapa saya? Merasa ciut? jelas! Siapalah saya yang bukan dari jurusan sejarah, lulus kuliah juga belum dan guru sejarah juga bukan. Tapi ini adalah proses hidup saya! Maka sejak awal walau pas pengumuman melihat deretan nama pemakalah rasanya grogi bertemu dengan para pakar, saya tidak mundur sekali pun. Justru sangat antusias untuk bertemu mereka para intelektual. Para sejarawan hebat yang perlu saya ikuti jejaknya dalam perjuangan menuntut ilmu. Bismillah!
Hari pertama ada pidato dari Hilman Farid tentang "profesi sejarawan". Sebagai orang yang sedang belajar ilmu sosial, saya selalu mengapresiasi bagaimana peran sejarawan dalam mengenalkan indonesia di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebuah profesi mulia dalam transfer ilmu pengetahuan. Apatah lagi jika kilas balik bagaimana sejarah umat islam terlebih jika bicara sejarah sirah nabawiyah dari zaman kenabian hingga kemerdekaan yang memunculkan rasa nasionalisme. Bagaimana mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat islam di masa lampau dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut . Rasanya campur aduk. Ada semangat untuk mengetahui setiap kisah heroik dari para pahlawan hebat. Dan selanjutnya membuat saya untuk mengambil manfaat dari setiap kisah tersebut.
Hari kedua, menjadi ajang untuk lebih belajar, menjajal kemampuan dan pengetahuan, pasalnya ada jadwal saya mempresentasikan makalah dalam salah satu panel. Panel yang bertema "produksi pengetahuan sejarah untuk mencerdaskan bangsa". Di dalamnya isinya orang orang hebat. Ada mas eka (Mahasiswa berprestasi UPI), mas sholeh (mahasiswa milineal UNAIR, ketua bem), mas dani (dosen sejarah), mas wijanarto (pakar sejarah dan pendiri komunitas fenomenal sejarah), dan mba hikmah (ASN, PIC revolusi mental di kementerian Pusat). Saya sih cuman mahasiswa yang baru mulai belajar.
Diluar forum intelektual, saya mendapatkan partner kamar yang masya Allah juga. Dosen ASN Muda dari UIN Bandung, alumni UNPAD dan UGM. Teh Fatiyah ini sangat humble dan rela ngajarin saya jika bertanya banyak hal dijelaskan sedetail-detailnya.
Selepas acara SSN, mumpung weekend maka dijadikan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman. Walau pertemuan singkat, berhasil membuat saya melupakan tugas sejenak haha plus mendapatkan insight baru.
Kak anti, ahmad, riri, yang selalu sedia dari mengantar dan menjemput hingga pulang.
Dilla yang sedang diamanahkan bertugas di kerawang menyempatkan diri bertemu. Bela-belain datang jauh-jauh menemani keliling hingga ke bogor, naik KRL, jalan kaki dll.. Maafkan saya yang sungguh meropatkan. Ahh, terima kasih banyak ukhti..
Intan, ASN beacukai yang meskipun sibuknya luar biasa rela menemani dan menjemput berkeliling di kota tua. Seketika membuat flashback bahas iyoin dan project peduli Indonesia.
Pume, adik yang pengalaman kerjanya di sturt up jangan ditanyakan lagi, sharing dari masalah pekerjaan, kepercayaan diri, tips trick dunia company, belajar ielts, hingga nostalgia Makassar.
Atri, pertemuan yang tak direncanakan, ASN BKN akhirnya bertemu di kota hujan, sharing soal proses seleksi asn, hingga cerita perjuangan yang menginspirasi darinya. Selamat kembali ke kota Makassar dan mengabdi disana diks..
Kak Jannah, staf DPD RI yang kisahnya dan pengalamannya selalu menjadi inspirasi buat kami sejak menjadi volunter di PI.
Kak uppi, terima kasih telah menemani kami menjajaki kuliner Makassar yang dirindukan mulai coto Makassar, jalangkote, bikandoang..
Terkadang pertemuan yang tak direncanakan memang lebih berhasil. Dan semua teman-teman yang baru dipertemukan Jazakillah khair..
Terima kasih saya ucapkan kepada Ummi yang doanya selalu mengangkasa, guru, dosen, dan siapapun yang telah mengajarkan banyak hal kepada saya. Dari apa yang telah diajarkan saya menjadi terpatik untuk menulis, menulis, presentasi dan presentasi,. Semoga saya mampu mengembangkan diri lebih dari ini. Acara SSN nya masya allah, walau saya belum bisa berbuat banyak. Akhir kata, thanks SSN also thanks to Allah.
Menuju Jogja, 08 desember 2019
5 notes
·
View notes
Text
RK Story November
Alhamdulillah November is one hectic month and it is going to leave soon, it was very comforting yet challenging at the same time.
November, masa-masa yang dimana saya belajar, ketika kita memilih untuk membersamai, terkadang beberapa terpaksa tak dapat dibersamai, oleh karena itu terus berikhtiar, belajar, agar kelak dekapan ukhuwah mu bisa mendekap sebanyak mungkin saudaramu.
Pemilwa
Pada akhirnya, keputusan saya bulan lalu tentang momen pemilwa ini, tentu menghadirkan buah-buahan yang terkadang, jika dipetik seorang ia terasa manis dan ranumnya, terkadang pula, jika dipetik seorang lainnya ia masih pahit dan belum dapat diterima. Tapi manusia bebas memilih secara bertanggung jawab, saya pun telah memilih, tapi ikhtiar tak pernah saya berhentikan, dalam bahasa saya, telah ada ia yang menggantikan panggilan penuh tanggung jawab itu, tentu saya tak bisa beranjak meninggalkan ia dalam posisi memenuhi panggilan kemenangan itu.
Panggilan kemenangan, bagi sebagian orang yang melihat ikhtiar dan pengorbanan mereka mungkin mereka akan menilai dan meletakkan hormat setinggi-tingginya akan upaya memenuhi panggilan itu, walaupun dengan pahit harus dikatakan kami kalah bahkan hingga dua ribu suara dalam kontestasi pemilwa tersebut. Sedih bukan main hati ini, dikala sibuk menyiapkan diklat-equator MER-C yang sudah disiapkan sejak agustus, masih juga ku menyempatkan diri hadir di penghitungan, melihat bagaimana kondusivitas pemilihan, walau jerih ku tak sepayah atau se luar biasa saudara-saudara lainnya. Tapi ketika melihat progress penghitungan suara yang tak juga memberikan harapan, hati ini hanya mampu menahan ngilu. Puncaknya adalah ketika pelaksanaan diklat dilakukan bersamaan dengan pengumuman hasil perhitungan suara. Bahkan kala itu ada 3 hal yang kerap mengganggu pikiranku
1. Diklat-equator MER-C
2. Pemilwa UGM
3. Musyawarah wilayah ISMKI, yang ini pada akhirnya dari perbatasan Magelang selepas hujan pukul 12 malam aku berkendara ke lokasi, dan ba’da subuhnya ku berkendara kembali ke tempat pelaksanaan diklat-equator MER-C.
Ketiganya dalam waktu bersamaan, dalam tempat yang berjauh-jauhan pula jika berkendara motor, hingga pada akhirnya ku hanya mampu mencurahkan seluruh perhatian pada diklat-equator, karena ada hati yang benar-benar tak ingin kukecewakan, walau sepertinya ku tetap sedikit mengecewakan dia. Aku hanya dapat menahan sedih kala itu saat mendengar kabar saudara-saudaraku yang melihat ikhtiar mereka belum dibalas secara langsung, melainkan melalui harta luar biasa bernama hikmah.
MER-C
Satu yang sepertinya akan terus saya isi di RK story adalah cerita saya dan MER-C. November lagi-lagi seperti bulan-bulan lainnya menghadirkan cerita luar biasa saya dan MER-C. pada bulan ini saya memang tidak berkesempatan membantu, menjadi tenaga medis yang berjaga di beberapa kesempatan seperti di kajian akbar Jogokaryan atau lainnya, namun tetap saja nuansa kerelawannya tak pernah lepas tiap kali saya Bersama MER-C.
Kegiatan yang menjadi focus kita ialah kegiatan kekeluargaan relawan, kegiatan persiapan menyambut calon relawan baru yang juga calon keluarga baru, berkendara dari ujung ke ujung Jogja karena jarak bukanlah hambatan dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pernah kami pada bulan November ini menantang panas berlatih mendirikan tenda posko bencana yang bisa saja kita katakan pekerjaan dalam porsi kuli, tapi begitu luar biasa. Luar biasa karena saya menghabiskan seharian saya Bersama mereka, mulai dari simulasi pendirian tenda, berkeliling mencari suasana asri daerah pakem, survey lokasi diklat yang memang tidak dekat, bahkan terjebak dalam hujan, yang itu semua selepas isya-nya saya harus bergegas ke Semarang dalam rangka berbagi Inspirasi Kebaikan.
Diklat-Equator merupakan suatu pengalaman baru bagi tiap-tiap relawan MER-C Jogjakarta, karena dalam kegiatan itu kita berfokus belajar mengenai Manajemen bencana, menarik peristiwa-peristiwa dahsyat yang pernah melanda negri ini dan betapa luar biasanya selalu saja ada orang-orang rendah hati yang mencurahkan tenaganya dalam mengelola bencana tersebut agar tidak bertambah mudharatnya.
Berbagi Inspirasi Kebaikan
Alhamdulillah, syukur yang luar biasa tingginya saya panjatkan, pada bulan ini saya masih diberi kesempatan untuk memberi inspirasi kebaikan, pertama kepada teman-teman mahasiswa FK Unisula, khususnya teman-teman yang telah mewaqafkan harinya waktu itu untuk berbicara polemik pendidikan kedokteran yang menjamur dan malah terkomersialisasikan. Luarbiasanya adalah saya justru mendapat kesempatan untuk berbagi tersebut bersanding dengan mantan Dekan FK Unisula yang pernah menjabat sebagai sekretaris AIPKI, Bersama ketua IDI Semarang yang begitu semangat bahkan menceritakan lagi kisah-kisah mahasiswanya kepada saya dan mengajak untuk kapan-kapan berkunjung ke kantor IDI Semarang.
Kedua yakni berbagi inspirasi kebaikan Bersama teman-teman BEM Farmasi UGM, pesannya satu, untuk mengingatkan mereka kembali atas alasan mulia kenapa mereka berjuang di keorganisasian seperti BEM, agar kelak bisa mereka melanjutkan menjadi penerus perbaikan dan pejalan-pejalan jauh menuju kebermanfaatan. Yasudah saya ceritakanlah tentang luar biasanya saya berprogress di BEM FKKMK UGM, ISMKI, dan juga MER-C Jogjakarta.
Selamat datang Desember, ku menantikan kisah luar biasa bulan ini
4 notes
·
View notes
Text
Ngigo Sore Episode 20
02 01 2020 dan episode 20
Ceritanya ini bakal cerita soal main-main ke kota orang di akhir bulan, akhir tahun, dan akhir tanggal juga. 26-28 Desember 2019 menutup tahun, menutup semester, menutup pikiran, memupuk keinginan. Halah
Yo gitulah pokonya. Main-main ke Yogyakarta a.k.a Jogja karena keciduk si Risky temen MAN yang pengen jenguk temennya cuti kuliah buat kerja disana. Karena jadwal rasa-rasanya kosong, gas-in lah ya. Tanpa mikir punya uang saku atau ngga, niatin aja pergi kesana hehe. Dan beneran, berusaha ga banyak nge halu di UAS hari-hari terakhir dan berangkat di tanggal rencana.
Berangkat 26 siang sekitar jam 2-an, sampai kos si Cucu temannya Risky malem habis isya. Cerita ini bakal aga di skip karena aku pengen ngasih tahu hal-hal menarik aja buat kalian, tapi gatau juga ding, ehehe. Sampai sana si Cucu belum pulang kos. Kata Risky sih pulangnya malem, jam 9-nan gitu eh tapi sampai jam setengah 10 belum juga balik. Jam 10-an kalo ga salah Cucu pulang dan lengkaplah penantian si Risky yang selama perjalanan selalu kontakan sama Cucunya :v.
Paginya, setelah bergabut-gabutan beberapa jam ya sekitar lima jam kali ya gara-gara mesti sabar nunggu si Laily nyari pinjeman motor, akhirnya dia dateng juga ke kosannya Cucu. Makan siang dirangkep sarapan, eh kebalik, sarapan dirangkep makan siang seadanya karena bujuk Laily si budak promo pesan antar akhirnya kami cuma makan junk food. Yaudah lah ya disyukuri. Selepas salat Dzuhur aku dan Laily pergi meninggalkan Risky yang jaga kosan si Cucu alias dia cuma pengen goler-goleran di kos teman kesayangannya uluulu.
Selama di perjalanan Laily sering banget nyebutin toko-toko di Jogja yang rasanya murah banget kali ya buat dia. Ya, buat ane yang mampir cuma maen dengan uang yang ya... diirit-irit, cuma bisa manggut-manggut atau ngga jawab ceritanya dengan “oh iya, wah, dsb”. Racun pertama dan kebetulan lagi pengen sesuatu kami mampir ke sebuah toko baju, lanjut ke toko aksesoris dan sorenya lanjut ketemu si Aziz.
Rencana maen ke Jogja ini aku usahain ngga sia-sia. Aku coba hubungin semua temen yang kayanya cukup buat dua hari main disana atau seenggaknya iseng ngabarin mereka kalo aku main ke jogja. Ga penting juga sih ngabarin mereka tapi ga main. Oke lupakan. Setelah chatting panjang lebar kali tinggi sama si Aziz, akhirnya kita mutusin buat ngobrol aja di sebuah cafe. Cafe kota jogja sebenernya pengen kujelajah, tapi balik lagi duit kudu diirit-irit hehe. Sampe Peachy Coffe sore dan hujan deras. Jogja ngasih berkah tersendiri buat aku dan Laily berhujan-hujan ria di jalanannya. Walupun hujan, anehnya ngrasa bahagia sih wkwkw alay, ya maksudnya tu kaya enak aja gitu ujan-ujanan pake motor pinjeman, boncengin temen yang harusnya di depan karena dia yang tau jalan, suruh ngabisin duit tanpa dikasi pinjeman, pulang-pulang ga bawa uang. Yaudah lah ya. Sampe cafe itu sore, trus pesen, abis pesen ngobrol panjang lebar yang sebenernya banyak jedanya alias diem wkwkwkw. Aneh emang kita pas itu. Udah temen si Aziz diem doang, Aziz nya diem, Laily suka jeda juga, dan saya bingung dong mau ngawali cerita pake apa. Akhirnya kita cuma ngobrol-ngobrol ga jelas tapi aku nangkep hal besar dan paling dasar yang diajarin ibu beberapa kali sebelum main.
Pas aku sama Laily barusan duduk trus kaya ngecek hape gitu, si Aziz tanya “Pie jul, aku kudu ganti pesenanmu piro?” langsung dah tu pikiran keinget ibu “nek wani ngajak yo wani bayari”. Wah bener juga ni bocil teman sekelas pas kelas x. Dengan jawaban biasa kualihkan yekan ke bahasan lain. Abis itu kita ngobrol panjang lebar, panjangnya jeda lebarnya bahasan yang ga kira-kira kemana aja. Yo pokoe kuilah. Sampe malem jam 9-an gitu kita semua laper, tapi kita masih diem-dieman tu wkwkw. Akhirnya aku sama Laily bisik-bisik buat mampir dulu beli makan sebelum balik ke pondoknya. Jadi malem itu aku ijin sama Risky buat nginep di pondok Laily. Eh taunya Aziz nawarin makan dong wkkwk, gasin lah ya. Makan penyetan pinggir jalan, dibayarin pulak. Bener-bener asasnya mamake dipake ni sama dia. Pelajaran besar si buat aku besok-besok pas main sama temen. Karena ngasih makan atau nraktir temen makan tu pahalanya aku denger-denger setara sama amalan-amalan yang temen itu lakukan, ya Wallahu’alam si soal ini. Intinya gini aja deh, harta yang kita punya ya yang kita keluarin, sedekahin, traktirin atau apalah buat orang lain.
Abis makan, kita pulang pamitan satu sama lain, naik motor, ujan-ujanan, tapi kali ini si Laily yang nyetir. Eh taunya jalan pulangnya samaan, cuma beda jarak aja. Aga jauhan pondok si Laily. Pas udah deket ke pintu masuk parkiran pondoknya Laily, karena hujan dan jalan licin-abis itu jalannya menurun alias lebih bawah dari jalan raya. Ada drama dong kita mau kepleset dari motor. Udah pasrah banget YaAllah kalo sebelum tidur kita bonyok karena Laily oleng. Tapi alkhamdulilahnya kita selamat dengan kaki gemetar dan ade pondoknya Laily gagal fokus murojaah gara-gara jeritan kita wkwkwk. Ngakak. Ga berhenti disitu, kaki kita berdua gakuat buat turun dari motor dan jalan ke kamar. Alhasil kita ketawa sampe perut sakit dan kaki aga relax, trus baru naik tangga menuju kamar. Aku kira bakal awkward banget pas masuk ke kamar pondoknya Laily, ternyata berasa di rumah. Ya iya, di rumah ibu pengasuh pondoknya Laily, eh gatau ding. Hehe, ngga ding. Terus malem tidur, paginya jam 6-an beli sarapan bubur deket pondoknya Laily, trus balik ke kosan Cucu sekaligus si Risky mau pulang duluan. Udah salaman, pamitan, take video ala-ala *hehe dan pesen gojek buat nguras kantong, eh buat nganter ke kosan Cucu maksudku. Setengah jam perjalanan, sampailah saya di kosan Cucu. Bayar mas-mas gojek, aku suruh cek biar ga kurang duitnya, eh helmnya lupa tak lepas, hehe maap ye mas. Trus sarapan bareng sama Risky plus Cucu, beres-beres dan Risky balik naik bis patas.
Aga siang jam8/9′an, (eh itu siang apa pagi ya, pagi kayanya deh) Zahra temen MTs jemput deh. Pamitan sama Cucu, salaman, makasih banget dah mau nampung aku dan caw pergi maen sama Zahra. Selama di mobil dan muter-muter Jogja gajelas kita ngobrol-ngobrol bahas apapun soal dunia kampus. Mutusin buat berhenti di Tempo Gelatonya Jogja dan nglanjutin obrolan soal karir dan masa depan *asek-dah kaya bincang-bincang yang di vlog-vlog gitu ehe-*oposih. Kita bahas soal quarter crisis life, kesibukan, usaha, society, keluarga, cari duit, personality, pokonya campur aduk deh kaya isi lambung kita. Sampe di satu titik aku nemu poin kalo kita tu emang punya peran masing-masing ya jah. Keliatannya aja beberapa orang belum meraih apa-apa yang menurut lingkungan kita tu sesuatu yang berharga atau mewah banget. Misalnya jadi mahasiswa berprestasi, punya usaha, bisa nghasilin duit sendiri, mandiri di urusan percintaan dsb. Tapi kita tu kadang lupa kalo kita tu peran yang saat ini lagi kita jalanin. Misal aja kamu jah, kamu lagi sibuk ngurusin anak-anak BEM, Laily ngapalin alias ngaji di pondok, Aziz belajar di dunia penerbangan, anak-anak sekolah belajar di kelas-kelas, guru ngajar di sekolah, tukang bubur nglayanin pelanggannya, mamang gojek nganter pelanggan dan sebagainya. Ya semua itu pencapaian, yang bikin kita selalu ngerasa ketinggalan ya lingkungan yang ngebentuk kita atau di sekitar kita gini. Aku barusan baca snap temenku beberapa hari lalu, dia minta nasihat di kolom tanya story ig, trus ada yang jawab gini “semoga segala kesibukan kita ini muaranya adalah kebaikan umat atau lingkungan, bukan sekadar pencapaian pribadi”. Ebuset berasa gledek siang bolong, bener juga si. Kadang kita terlalu sering mikirin diri sendiri sampe lupa sama lingkungan, seenggaknya jadi bagian organisasi kampus atau apalah yang ada hubungannya sama lingkungan. Jadi ya balik lagi, kita semua punya peran kok, dan suatu ketika InsyaAllah kita juga akan sampai pada tujuan pribadi kita. Yakin aja deh sama Allah. Hehe.
Selesai ngobrol bermakna sama si Jahre, HEHE. Kita lanjut muterin UGM dan berhenti di Maskam (Masjid kampus UGM) yang lantainya adem bener kaya kulkas yang ada senyummu *halah. Canda-canda. Disana aku salat, Jahre goler-goleran dan molor beberapa menit saking ademnya lantai disana, ditambah suasana yang sejuk karena mendung dan gerimis. Haduh syahdu bener dah, tapi kok ya udah hampir jam satu dan kudu ngejar bus. Akhirnya Jahre kuminta nganterin nyari bus di terminal Jombor. Ada drama lagi ni disini. Kata bapaknya yang ngasih tiket, busnya dateng setengah tiga sore, tapi sampe muter area terminal Jombro trus balik lagi ke terminal dan nunggu sampe Ashar, bisnya blom juga dateng. Ditungguin sampe ngantuk-ngantuk, sampe Jahre habis beberapa video di yusuf, pas jam tiga lebih atau mau jam setengah empat gitu busnya baru dateng. Yaudah deh alkhamdulillah bisa balik ke Semarang lagi.
Dan ya gitu deh ceritanya *anggepaja tiga hari di Jogja. Terima kasih banyak banget banyak banget-banget buat temen-temen yang nganterin ke Sukun si Mericha, Risky yang ngajakin maen kesana, Cucu temen Risky, Aziz bocil temen MAN, Jahre temen MTs dan semua orang yang ngebantu aku plus ngasih banyak pelajaran walau tersirat. Intinya mah, banyak-banyak bersyukur, tetapin tujuan dan rencana, jangan pernah bandingin banget pencapaian kita sama orang lain, barangkali jalannya hampir sampe tapi kita malah fokus ngelihat yang lain, dan berusaha buat ngerendahin ekspektasi dan meninggikan usaha. Hehe, gitu kali ya. Kurang lebihnya tambahin sendiri aja ya :v
Terima kasih
2 notes
·
View notes