#belajar bahasa di perancis
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sebuah Perjalanan Penuh Harap dan Pelajaran di Vienna *)
Kisah ini menjadi refleksi selama enam bulan saya melangkahkan kaki keluar rumah untuk bertualang dan menetap di luar negeri hingga kurang lebih 3 tahun ke depan. Saya memulai perjalanan ini dari sebuah mimpi untuk melanjutkan sekolah doktoral di luar negeri. Sudah itu saja. Ada seorang guru yang terus memotivasi saya. Beliau yang selalu menyalakan bara api semangat untuk terus bersiap menempuh pendidikan lebih tinggi ke tempat terbaik. “Saya yang ndak pandai Bahasa Inggris jak bise S3 di Spanyol, masa’ Danu yang pintar ndak bise,” kata beliau.
Ini selalu jadi kalimat andalan Pak Dodi Irawan setiap kali bertemu atau berdiskusi tentang pengalaman S3 beliau. Beliau dulunya guru SMP saya, tapi saat ini perjalanan karir dan takdir Tuhan menjadikannya Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak. Tidak ada yang berubah dari sosoknya yang saya kenal sejak 18 tahun lalu. Ramah dan bersahaja.
Sejujurnya tidak pernah ada mimpi akan ke Austria. Kalau pun saya pernah terpikir untuk bermimpi, maka tujuannya adalah ke Spanyol, tepatnya Barcelona. Karena ada klub sepakbola favorit saya di sana. Saya tahu tentang Austria hanya dari seorang kolega di Universitas Tanjungpura yang merupakan alumni dari salah satu kampus di sini. Pak Zairin Zain, beliaulah sosok selanjutnya yang menjadi salah satu pembuka jalan untuk sampai di luar negeri. Pada sebuah diskusi, beliau menjelaskan bahwa Austria memang bukan di Eropa Barat, cenderung di tengah. Tidak terlalu besar dan semegah negara-negara favorit, seperti Jerman, Perancis, Italia, atau Inggris, tapi kalau sudah di Eropa standar pendidikan tingginya sama saja. Toh, jalan-jalan keliling Eropa juga bisa asal sudah sampai di sana. Beliau juga yang akhirnya memperkenalkan saya dengan skema beasiswa Indonesia-Austria Scholarship Programme dan ASEA-UNINET. Kalimat beliau sederhana sekali: “Bang Adit, coba nia ada beasiswa ke Austria. Berkas-berkasnye ade kan?”
Itu kalimat yang mengawali perjalanan saya. Sejak itulah harapan untuk ke Austria dimulai. Petualangan dimulai dengan mengumpulkan berkas-berkas hingga berkomunikasi dengan calon pembimbing doktoral di University of Vienna. Akhirnya pada 29 September 2020 menjadi tanggal bersejarah karena seorang anak dari Kota Pontianak dinyatakan menerima beasiswa untuk studi lanjut di Austria tepatnya kota Vienna. Perjalanan itu dimulai tepat pada 30 September 2021 setelah setahun persiapan keberangkatan.
Vienna adalah sebuah kota yang indah dan nyaman untuk ditinggali. Setidaknya itu kesan saya dari sejak pertama menginjakkan kaki pada tanggal 1 Oktober 2021. Kota ini adalah perpaduan cuaca cerah dan mendung dengan sesekali angin bertiup menghembuskan udara dingin. Sarana transportasi sangat mudah. Berbelanja bahan makanan atau menemukan restoran halal bukan perkarasa susah, banyak pilihan.
Kota ini memberikan banyak pelajaran berharga. Baik secara ilmu di kampus formal maupun kampus kehidupan. Institusi tempat saya menempuh pendidikan memiliki sistem administrasi berbasis daring yang luar biasa. Fasilitas referensi dengan basis data di laman perpustakaan daring juga memadai. Saya merasa mudah sekali mengakses buku atau artikel jurnal berkualitas dengan akun yang diberikan. Banyak juga ditawarkan mata kuliah atau kuliah tamu yang begitu bermanfaat untuk menunjang perkembangan sekolah doktor. Kolega di kantor juga baik sekali. Para staf akademik dan tim program doktor di fakultas serta program studi yang sangat ramah dan membantu proses administrasi, teman-teman sesama mahasiswa dan peneliti yang juga sama baiknya mengajarkan proses adaptasi selama di kantor, serta pembimbing disertasi yang begitu peduli. Saya amat bersyukur berada di lingkungan kerja dan kampus ini.
Hidup di Vienna juga tentang belajar menyeimbangkan waktu kerja dan menikmati hidup. Sebuah tren work life balance yang tidak hanya basa-basi. Jarang sekali ada interaksi tentang pekerjaan di luar jam kerja. Akhir pekan adalah milik keluarga. Bahkan toko dan pasar tutup di hari Minggu. Kecuali restoran karena biasa digunakan masyarakat untuk bercengkrama menikmati waktu libur atau toko-toko sembako di titik tertentu yang esensial, seperti stasiun besar. Di sini kami belajar untuk menikmati akhir pekan sebagai hadiah dari lima hari kerja yang melelahkan.
Selain itu, orang di Vienna sangat tepat waktu. Kenapa? Karena semua sarana transportasi tepat janji saat tiba dan berangkat. Kita dengan bantuan aplikasi transportasi atau peta di Google dapat dengan presisi mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai di satu lokasi. Tidak ada alasan untuk telat karena alasan macet seperti di Indonesia.
Pelajaran kehidupan lainnya yang didapat selama di perantauan adalah bertemu dan bercengkerama dengan sesama mahasiswa atau penduduk Indonesia. Sejak awal tiba di Austria, saya dan teman langsung disambut oleh Mas Jaya Addin Linando, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Austria (PPIA). Pada malamnya kami juga diundang oleh sesama mahasiswa untuk makan malam dengan menu khas Indonesia. Hari-hari selanjutnya juga diwarnai dengan berbagai pertemuan bersama orang-orang Indonesia lainnya, mulai dari sesama anggota PPIA hingga Warga Pengajian Austria (Wapena). Bahkan jika dihitung, di komplek asrama mahasiswa yang saya tempati terdapat sekitar 10 orang pelajar Indonesia. Tidak jarang kami mengobati rindu dengan obrolan santai tentang kampung halaman. Kami juga rutin berkumpul sambil memasak makanan Indonesia dan menikmati kota bersama dengan jalan santai atau berbelanja. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika dua teman terjangkit COVID-19, kami saling mengirimkan makanan dan obat selama fase karantina.
Meski demikian, jangan tanya soal rindu. Ini yang paling berat. Rindu istri dan anak-anak, keluarga, makanan, teman, dan suasana kampung halaman. Istri dan anak-anak yang dengan penuh kerelaan melepas saya berangkat. Mereka pula yang terus memberikan semangat tanpa putus. Anak-anak yang masih usia di bawah 6 tahun, tapi begitu dewasa bersikap saat mengantar keberangkatan. Istri yang harus berjibaku dalam mengurus anak tanpa saya. Perjalanan ini akan selalu jadi pengingat betapa saya harus banyak membalas dengan lebih banyak kebaikan dan kasih sayang.
Rindu kadang terobati dengan panggilan video atau mengamati lini masa media sosial, tapi tidak jarang ia begitu memuncak. Karena saya hanya bisa melihat perkembangan anak-anak dari layar kaca, mendengarkan kisah istri selama mengasuh mereka, dan mendengar kabar keluarga yang sakit atau perkembangan COVID-19 di Pontianak. Rindu itu jadi sungguh sangat berat. Akhirnya semua itu menyisakan doa-doa dan harapan agar hati kembali kuat. Sehingga saya bisa bilang perjalanan ini amat penuh harap. Harapan untuk bisa berkumpul dengan keluarga dan mengobati kerinduan.
Satu kejadian yang begitu berkesan dari kisah tentang rindu adalah ketika pembimbing saya, Prof. Petra Dannecker, menanyakan kondisi keluarga di Indonesia. Ketika beliau tahu kalau kami sedang menanti kelahiran anak ketiga. Responnya adalah menyuruh pulang karena saat musim dingin juga tidak ada aktivitas apa-apa di kampus. Kalimat setelahnya yang membuat saya begitu terenyuh dan tersentuh. “Penting untuk anakmu tahu kalau dia punya seorang ayah,” ucap beliau dalam Bahasa Inggris.
Rindu yang dipendam pun seketika pecah, runtuh sudah pertahanan. Saya menangis di dalam hati ketika mendengar kalimat itu, begitu terharu. Beliau amat memperhatikan kondisi psikologis bimbingannya selama di sini. Perasaan seorang ayah yang menanti dengan harap cemas akan proses kelahiran anak yang hanya tinggal dua bulan, tapi harus tetap memfokuskan diri untuk memulai sekolah di perantauan.
Tuhan selalu punya jalan-jalan terbaik. Tidak pernah terbayangkan buda’ Pontianak ini akan pulang pergi ke luar negeri dalam hitungan bulan. Dalam rencana awal pun, kami sudah merelakan akan saling menatap layar kaca saat proses melahirkan tersebut. Tuhan begitu baik memberikan kesempatan kepada saya menemankan istri selama proses melahirkan dan menyambut putri kecil kami secara langsung. Hingga untuk mengenang persiapan dan perjalanan ini, kami menyematkan Vienna sebagai nama tengah untuk anak ketiga yang lahir pada bulan Desember 2021.
Kisah-kisah di Vienna pada akhirnya mengajarkan saya untuk senantiasa belajar bersyukur dengan semua yang telah diterima hingga saat ini. Lima bulan ini begitu banyak cerita yang begitu berharga untuk dijadikan bahan pendewasaan diri. Tentunya masih ada puluhan bulan penuh harap yang akan saya lalui. Pembelajaran diri pasti terus didapatkan seiring berjalannya waktu di kota yang indah. Seperti judul di atas, perjalanan di kota ini penuh harap dan pelajaran.
Adityo Darmawan Sudagung, 1 Maret 2022
*) Tulisan ini dikirimkan pada Writing Contest PPI Edufest 2022 dengan tema "Sepenggal kisah dari penjuru dunia, sejuta inspirasi untuk Indonesia" dan mendapatkan honorable mention.
2 notes
·
View notes
Text
For i know, ternyata kuliah hukum itu keren. Ternyata aku bisa lulus selesai kuliah hukum dengan skripsi yang gak pake dasarnya putusan itu keren juga.
For i know, ternyata aku cantikkk banget !
For i know ternyata pekerjaan legal contract drafting secara remote itu ada aja kok. Cuma mungkin belum ketemu.
For i know ternyata someday aku bisa jadi content creator dan bisa affiliate.
For i know ternyata aku bisa juga someday ikut kursus makeup dan ambil sertifikasi biar jadi MUA.
For i know ternyata aku adalah Hot Mom ! Hot Wife too !!! 4B brain beauty behavior body
For i know sebelum aku usia 35th. Badanku, back, shoulder, leg, chest semuaanya oke.
For i know, aku bisa makan samyang, coklat, minum manis2 kapanpun dengan ter k e n d a l i. Sehat2 karna masih bisa menikmati apa yang aku suka.
For i know, aku bisa jaga Nick sambil aku kerja. Bahkan jika Tuhan mengijinkan Nick punya adik, aku dan suami pun sudah stabil secara finansial, maybe punya rumah, amin dan Nick pun mau / siap untuk punya adik.
For i know, aku gak gagal. Tuhan Yesus baik banget.
For i know, apapun yang aku hadapi di masa lalu, membentuk diri terbaikku saat ini.
For i know, legacy yang ingin aku berikan adalah Rajin Berdoa.
For i know, aku bisa jadi berkat untuk papa mama dan oma
For i know, aku adalah seorang kakak yang selalu ada buat adik2nya.
For i know, ternyata aku bisa juga jadi pengusaha.
For i know, jalan- jalan ke jepang itu nyata !
For i know, bisa belajar bahasa jerman, perancis, belanda itu gak cuma wacana.
For i know, Tuhan Yesus tau yang terbaik untukku.
For i know, Tuhan Yesus mengampuniku.
For i know, Tuhan Yesus membentukku, memprosesku. Sempurna.
For i know, umur panjang bagi semua keluargaku.
For i know, aku bisa jadi teman yang baik dan akan selalu diingat sebagai teman yang baik.
For i know, aku keren banget. Hahahahah
For i know, Tuhan Yesus gak pernah salah.
For i know and this is my faith : Tuhan Yesus sayang padaku, aku sayang Tuhan Yesus.
0 notes
Text
Library
Anyeong haseyo yorobun,,,
Aku tu kan lagi belajar Bahasa korea otodidak yah jadi lagi seneng banget mengintegrasikan perkorea-an di kehidupan sehari-hari… Ku lagi belajar Bahasa perancis juga di Duolingo karena modul Bahasa korea-nya udah habis – sempet ngabisin modul bahasa arab juga tapi emang sangat western-oriented banget si duolingo ini unfortunately; dia masih catered to US consumers dan bagi orang US, belajar Bahasa korea & Bahasa arab ga penting-penting amat sepertinya jadinya modulnya dikit dibandingkan modul spanish, germans, dan French. Kalau Bahasa perancis sih sebetulnya sebelum berangkat S2 dibayarin sama TOTAL buat course di IFI Purnawarman ambil kelas intensive tiap hari selama sebulan apa ya, jadi udah sempet ujian A1-1. Nanti balik Indo ambil les beneran lagi deh di IFI, sekalian mau punya DELF juga…
Anyways,,,
Oh iya sekalian mau cerita, jadi di Duolingo tuh suka ada artikel gitu kan tiap minggu, terus 2 minggu lalu apa ya, ada artikel: “…salah satu cara untuk mengintegrasikan Bahasa di kehidupan sehari-hari adalah dengan mengganti settingan Bahasa di handphone…” jadi kukerjainlah tu. Ku-set Bahasa hpku jadi hangugo (Bahasa korea). EH sampai di suatu saat aku harus add mention di story TERUS GAKTAU pilih yang mana, gak tahu istilah Bahasa koreanya apa, akhirnya malah jadi archiving story dan harus upload storynya ulang…. HADEEHH. Dari peristiwa itu jadi trauma dan langsung balikin settingan hp ke Bahasa inggris deh… Mana ternyata pas sharing group invite di whatsapp, group infonya ke-post pake hangugo juga lagi… aneh banget…
Buset bahas Bahasa aja udah jadi 2 paragraf sendiri… tadi teh mau cerita apa ya buka page word ini…
OH!
Sharing status dan situasi saat ini aja sih…
Kondisi: baik tapi menuju gila LOLz. Lagi mengejar deadline submission thesis September DAN INI UDAH TENGAH AGUSTUS tapi masih banyak banget yang harus dikerjain jadi rasanya ku ingin menangis setiap saat tp gapapa selama ada Allah semua akan baik-baik saja.
Dari kemarin tapi karena ngerasa overwhelmed banget jadinya Asri balik ke pattern avoidant-nya dan SAMA SEKALI nggak nyentuh kerjaan dari hari… Rabu minggu lalu??? Sempat buka dikit-dikit tapi betulan yang PTSD banget buka file word tuh (sekarang sudah ada 4 version of words yang harus dibaca karena itu adalah feedback dari co-authors HHHH).
Tapi terlepas dari kerjaan, aspek kehidupan lain-ku tetap OK sih InsyaAllah. Kemarin weekend Sabtu di rumah aja tapi sempat jalan-jalan sore ke Port Meadow… Sorenya nyiramin taneman as usual… Terus Minggu sempat main badminton dan juga nonton Olympic Men’s Keirin di TV-nya Iffley (tentu saja gold medalnya adalah THE Netherlands), dilanjut dengan ngopi di Missing Beans Cowley (perdana seumur hidup Asri main ke sini) dengan Oliv Marcel dan Nanda. Entah kenapa topik yang dibahas adalah: “menjadi GURU BESAR di Indonesia dan strateginya”. Tau sih kenapa: karena sebalik dari PhD, aku akan menjadi dosen, Marcel pun kepikiran seperti itu, dan Oliv masih bingung tapi ingin menjadi academia/stay di riset dan ada tuntutan dari orang tua buat balik ke Indo (selain karena dia LPDP juga tapi LPDP mah bisa diakalin gampang). Kesimpulan dari pembahasan kami nggak terlalu jelas tapi yang kusadari banget setelah percakapan itu adalah: KU betul-betul belum siap dan gak tahu harus ngapain dalam 5-10 tahun ke depan begitu balik ke Indonesia sebagai dosen. Pastinya pengen jadi prof dong, tapi betul-betul se-clueless itu dan gaada strategi apapun yang kepikiran saat ini. Tapi ku gak terlalu khawatir sih karena dari dulu hidupnya Asri juga emang gitu: ga usah pusing mikirin kejauhan, kerjain yang deket-deket dulu aja, tiap ada opportunity di-grab, do what I can do, pelan-pelan, ga usah ngoyo, gaada yang dikejar Non. Betul-betul mantra seorang Asri banget. Dan 30 tahun hidup kaya gitu aman-aman aja jadi kayanya it should be fine(?).
Terus beres ngopi ke city, grab lunch (sushi di toko poke bowl di covered market) terus ke waterstones beli buku! Baru sadar dah lama banget gak ke toko buku dan gak baca buku (padahal di rumah banyak banget buku yang belom kebaca)… Pas lagi lihat-lihat di best-sellers, ku megang “what you’re looking for is in the library”-nya Michiko Aoyama, ku udah lama banget tertarik sama ni buku satu, selain karena covernya yang lucu (ada kocheng), sering banget juga dipajang di etalase… Group buku ini tuh satu vibe “welcome to the hyunam-dong bookshop”-nya hwang bo-reum (kepengen baca juga kapan-kapan deh), dan dari namanya kayanya mungkin masih se-vibe sama midnight library(?) dan series before the coffee gets cold-nya Toshikazu Kawaguchi. Dilemanya baca buku translate-an asia timur gini tuh kadang suka takut zong gitu translatornya. Kaya si the coffee gets cold tuh aku cuma baca buku yang kedua, karena dapet lungsuran orang sih, terus bacanya mayan bosen dan agak pusing… mungkin kalau ku bisa Bahasa jepang dan baca versi aslinya akan lebih dapet maksud ceritanya… itulah mengapa ku obsessed banget pengen belajar Bahasa karena ku yakin banyak banget meaning yang hilang pas baca translate-an tuh. Paling syok pas lagi ngobrolin buku I wanna eat topokki yang menurutku mayan ok versi Bahasa inggrisnya terus tapi kata arif Bahasa indonesianya jelek banget, susah bacanya, jadi males lanjuting. Pas kulihat versi Bahasa indonesianya, bener aja, kaku betul dan jadi gak nyaman bacanya karena sesi konselingnya jadi kayak anak sd sama ibu gurunya. Anyways…
Pas lagi buka-buka halaman buku what you’re looking for ini tiba-tiba disamperin mbak-mbak waterstones kaget banget… ternyata dia nyaranin: “kalau kamu suka itu, aku rekomen ini nih ada buku baru yang vibe-nya mirip-mirip”. Dia sambil ngasih buku DallerGut Dream Department Store by Miye Lee terus jelasin sinopsisnya gitu. Nggak terlalu denger jelas tapi kayanya berhubungan dengan bisa beli mimpi gitu apa ya. Tapi sorry banget jujur pas lihat covernya ku sangat put-off karena super… alay… menurutku loh ya. Dan tanpa ngejelekkin cover artist-nya juga, tapi betulan yang nggak banget aja kombinasi warnanya buatku…
Berujung akhirnya ku beli what you’re looking for dan ku udah baca 3 chapter sekarang (dari 5 chapter), tebakanku sih tar malam atau besok malam selesai. 1 chapternya enak dibaca dan mayan seru dan Bahasa inggrisnya mudah dipahami, nggak sekaku before the coffee gets cold menurutku… Isinya juga ringan banget betulan slice-of-life dan kita bisa relate banget sama masalahnya: ke-mundane-an hidup, having big dream, relationship sama kolega. Jadi walaupun aku belum selesai baca, aku sangat rekomendasikan! Udah ada blom ya versi Bahasa indonesianya. Ku di Indonesia udah jarang banget lagi beli buku gitu di Gramed…
Terus iya! Sama karena ku sekarang lagi di library juga di Exeter (tujuannya sih mau bekerja tapi belum bekerja-bekerja), tapi apa sejak di Oxford yah, aku jadi SUKAAAA BANGET sama library. Menurutku library tuh tempat ter-safe, ter-tenang, ter-friendly dari semua tempat lain. Apalagi Oxford pas lagi summer gini YAALLAH RAMENYA minta ampun. Hampir yakin 90% orang yang ku-papasan with di city center tadi adalah orang luar oxford… Cuacanya tapi emang enak banget sih (walaupun udah borderline terlalu panas buatku), di 30C-an gitu hari ini? Ku jadi mulai cari-cari library OK di Jakarta buat dikunjungi... Tapi kayanya budaya kita masih budaya coffee shop banget yah. Padahal kalau ke library kan enak gak perlu keluar uang samsek buat beli kopi (bakal perlu beli kopi juga sih pas taking a break ke toko di luar library, tapi minimal bukan jadi KEWAJIBAN buat beli sesuatu untuk bisa buka laptop di suatu tempat). Terus kadang ya emang bukan butuh tempat nongkrongnya banget sih, lebih ke pengen dikelilingi buku aja gitu, terus nemuin buku yang menarik buat dibaca. Kalau ke coffeeshop kan gakbisa dapet experience itu yah. Ku juga baru sadar bahwa ku belum pernah samsek ke perpusat UI??? Aneh emang. Tapi in my defense kan di UI punya desk dan office yah jadi gaada alesan juga buat cari tempat kerja lain pas lagi ke UI.
Yaudah tapi iya inti post ini adalah paragraph terakhir sih: aku suka banget library dan pengen tinggal di tempat yang banyak librarynya (ya oxford dong non). Sama jadi kepikiran pengen jadi librarian pas weekend gitu misalnya atau part-time atau bahkan punya library sendiri,,, wow banyak mau ya si Noni.
Sekian, ku mau bekerja dulu semoga by jam 7 udah selesai kerjaan amin.
16.41 13/08/2024
Exeter library
1 note
·
View note
Text
Chapter 01: Prologue
Chaperone adalah pendamping serta pengawas para gadis muda untuk memastikan bahwa perilakunya sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku serta menjaga reputasi dan kehormatan mereka.
Cendrillon, karya sastrawan legendaris Charles Perrault, ialah salah satu cerita yang Cecilia pelajari ketika pertama kali belajar bahasa Perancis. Kisahnya sungguh tragis, namun juga ditutup dengan keajaiban dan akhir bahagia berkat sepasang sepatu kaca mungil yang memukau pemberian ibu peri. Ah, jangan salah, Cecilia tak pernah berkhayal menjadi Cendrillon. Bagaimana mungkin? Kehidupannya sudah melebihi impian setiap gadis remaja: kecantikan yang tak diragukan, semua yang diinginkan ia dapatkan hanya dengan menjentikkan jari, serta deretan pria tampan yang diam-diam mengaguminya. Memiliki saudari jahat dan ibu tiri kejam? Ironisnya, justru ibunya lah yang menjadi ibu tiri bagi kakak-kakaknya, tapi ibunya tidak kejam sama sekali, kok! (Meskipun Aldrich sepertinya memiliki pandangan yang berbeda.)
Satu-satunya kesamaan Cecilia dengan Cendrillon adalah keduanya mempunyai ayah yang menyerupai ubi cilembu—tertanam di tanah, maksudnya. Hehe. Dan oh, ada satu kesamaan lagi! Keduanya belum pernah berdansa dengan seorang pria. Secara teknis, tak ada ibu tiri yang melarangnya pergi, tentu saja. Sayangnya, Cecilia memiliki chaperone super galak, tak lain ialah kakaknya sendiri—Dietrich, yang membiarkan Cecilia menghadiri setiap pesta sejak hari debutante-nya, namun tidak untuk berdansa. Bayangkan saja, setiap pria terhormat yang mencoba mendekat kepada Cecilia pasti akan mendapatkan tatapan membunuh dari Dietrich, mengakibatkan tiada satu pun yang berani mendekatinya lagi, kecuali untuk urusan bisnis. Sia-sia sudah semua gerakan dansa yang ia hafalkan sejak remaja.
Pada suatu hari di mana tak ada satu awan pun menutupi langit London, secercah harapan muncul ketika Cecilia mencuri dengar bahwa Dietrich tidak akan hadir pada Masquerade Ball esok hari karena masalah Duke-apalah-itu yang perlu ia tangani di kampung halamannya, Manchester. Ia dengar Aldrich akan menjadi chaperone-nya pada pesta kali ini uhuy. Meskipun menyebalkan dan suka menjahilinya, kakak kedua Cecilia setidaknya tak sekaku itu untuk memata-matai setiap detail tindak tanduknya sepanjang waktu. Apalagi, Aldrich juga harus memperhatikan Helena, saudari lainnya, pada saat yang bersamaan. Ia tahu betul bahwa Aldrich tidak dapat melakukan dua hal besar secara bersamaan. Lagi pula, kakak pendeknya itu sangat mudah teralihkan perhatiannya.
Fixed. Cecilia, di pesta dansa malam ini, harus beraksi licik dan meloloskan diri dari pengawasannya—tentu saja dengan bantuan Helena, meskipun ia harus menggali cukup dalam ke dalam tabungan jajannya selama satu bulan hanya untuk membujuk adik liciknya dengan beberapa set alat lukis mewah baru dari Belanda. Yang terakhir, kau. Iya, kau yang tengah membaca ini sambil rebahan, apakah kau mau turut serta dalam membantu Cecilia mewujudkan dansa pertama yang selama ini hanya ada dalam mimpinya?
(bersambung...)
(First sub-mission: Guess only the face claim of Cheesy Hades based on the description, Korean. Cheesy Hades is an original character and not part of us.)
Sesuai dugaan, satu ajakan berjudi telah membuat lelaki bertubuh tinggi itu sepenuhnya melupakan tanggung jawabnya menjaga sang adik. Cecilia berjalan sendirian ke tempat minuman, memperhatikan para pria yang tengah saling menyombongkan bisnis real estate-nya, serta beberapa gadis muda yang tengah menggosipkan lembar gosip, lucu sekali.
Suara tawa dan musik lembut dari ensemble kecil yang memainkan karya-karya Mozart dan Beethoven mengisi udara. Para tamu dengan topeng warna-warni dan bulu-bulu eksotis bergerak dengan anggun di ruang balairung besar. Kilaunya chandelier besar di tengah ruangan memberikan sentuhan kemewahan yang kontras dengan kecanggungan Cecilia.
Semua orang tampak saling mengenal satu sama lain, sesuai dengan dugaan Cecilia. Namun, Aldrich, sang host pemula itu, membuat aturan kekanak-kanakan bahwa tak seorang pun boleh menyebut selain nama samaran di pestanya. "Agar lebih misterius seperti pesta-pesta di Paris," katanya. Konyol. Apalah gunanya merahasiakan identitas di society dengan anggota kurang dari dua ratus ini?
Seakan mengutuk rasa sok tahunya, tak lama kemudian seorang pria tak dikenal—sumpah, demi apapun, Cecilia sudah berusaha menghafalkan semua nama keluarga bangsawan the ton beserta hewan peliharaan mereka—mendekat ke arah Cecilia. Ya, Tuhan, Katedral Lincoln mengajaknya bicara! Tuan asing ini tinggi sekali, seolah mengingatkan Cecilia betapa pendek dirinya dalam seribu bahasa. Cecilia memaksakan senyum kaku, mencoba menjaga ketenangannya saat pensil di tangan pria itu menari lincah di atas kartu dansa miliknya, meninggalkan tulisan tebal dan gelap Cheesy Hades. Haha, tulisannya ternyata cukup imut untuk seseorang yang terlihat lebih seperti raksasa pesisir. Namun, tawa kecilnya segera lenyap saat Cheesy Hades menulis namanya lagi di bawah tulisan pertama—sangat tak umum bagi seseorang yang tidak berkencan.
“Dua kali, supaya Nona tidak lupa dengan suara saya. Saya ingin menuliskan tiga kali, namun saya takut nama kita akan menjadi topik utama Miss... Chatterley minggu depan," ujar pria tersebut, suaranya mengalir dengan nada tak serius, sambil memamerkan gigi taring kecilnya. "Apakah boleh, atau saya harus menghapusnya?”
"YA BOLEH, LAH, KOCYAK."
Lima belas menit dansa pertama mereka habiskan dengan basa-basi ringan, bahkan tak satupun topik serius—seperti visi misi pernikahan dan hal-hal membosankan lain—melintas di obrolan kedua insan tersebut. Kalaupun ada satu informasi penting yang Cecilia ingat dari dansa malam itu hanyalah di balik topeng emasnya, Cheesy Hades menyimpan lesung pipi tipis manis, yang tak akan muncul kecuali ketika kedua sudut bibirnya tertarik sempurna.
(bersambung...)
(Second sub-mission: Guess the title.)
Fyuh. Setelah berlarian menghindar dari kakaknya, Cecilia memutuskan bersembunyi di dekat meja kue-kue pastry yang dihiasi dengan kristal gula berkilauan, seolah-olah perutnya mampu menanggung beban makanan setelah berdansa—DUA KALI!—dengan pria sungguhan untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Dengan cemas, ia bersembunyi di balik tirai kain yang menggantung, berharap tidak terlihat oleh mata tajam kakaknya yang sedang mencarinya di tengah keramaian.
“Uhuy.” DEG. Tiba-tiba, langkah berat terdengar mendekat, dan Cecilia merasakan detakan jantungnya berdegup lebih kencang. Dengan hati masih berdebar, ia menoleh dan melihat Cheesy Hades berdiri di sampingnya dengan senyuman yang entah apa artinya. Mata Cecilia melirik cepat ke arah para pasangan yang sedang bersiap-siap berkumpul ke aula dansa untuk tarian terakhir malam itu. Sudah waktunya, pikirnya, Cecilia menghela napas lega sebelum mengangkat roknya dan bersiap untuk melangkah kembali ke lantai dansa.
Cecilia menyesuaikan diri dengan tangannya di bahu Cheesy Hades. “Ceritakanlah, My Lord, apa yang biasa kau lakukan di waktu senggangmu?” tanya Cecilia, basa-basi untuk ke sekian kalinya, namun dengan nada yang penuh keingintahuan. Pria tersebut terkekeh pelan. “Apa itu waktu senggang? Aku harap aku mempunyainya.” Senyumnya tersirat, tapi di balik itu, ada kilatan kelelahan dan kesibukan yang tak terucapkan.
Cecilia terdiam sejenak, membiarkan kata-kata itu mengendap dalam pikirannya. Jika Cheesy Hades orang yang hampir tidak punya waktu senggang, pasti ia memiliki jabatan cukup penting di keluarganya. Pikirannya melintas ke spekulasi tentang kemungkinan posisi sosialnya, namun ia dengan cepat mengendalikan diri. Tidak sopan, Cecilia.
"Tapi," pria itu menyambung ucapan yang telah terputus satu menit sebelumnya. Sangat pengertian, tahu benar bahwa Cecilia terlalu menciut untuk mencari topik baru sekarang. "Sekitar tiga tahun yang lalu, sebelum semua pekerjaan membosankan menghantuiku, aku cukup sering berpacu kuda dengan Sang Pangeran William IV. Kuberi tahu rahasia yang bisa membuat kepalaku terpenggal jika kau membocorkannya. Come here."
Cecilia menurut, mendekatkan telinga. “Ia tak pernah menang melawanku, namun satu atau dua kali aku harus mengalah jika masih ingin diajak berpacu kuda secara gratis,” jelasnya sambil tertawa dengan nada bercanda, diikuti dengan kekehan ringan seakan bertemu dengan sang pangeran adalah hal biasa baginya.Namun, terlalu cepat, musik yang mengalun merdu pun berakhir, memutuskan momen yang tengah terjalin. Di tengah gemerlapnya pesta, kakak Cecilia dengan tatapan mematikan segera mendekati, menariknya dengan mantap dari keramaian dansa yang menyibukkan. Mata Cecilia, syukurlah, masih sempat menangkap isyarat dari bibirnya. "Temui aku di pesta kebun besok, sebelum tengah malam."
(bersambung...)
Third sub-mission: mencari nama asli Cheesy Hades.
Bodoh. Cecilia telah mengutuki dirinya sendiri di cermin untuk ke empat puluh tujuh kalinya sejak semalam. Bagaimana tidak, ia telah menghabiskan 30 menit berbincang asik dengan seseorang tapi tak terbesit sekalipun untuk menanyakan namanya. Bagaimana ia dapat menemukan Cheesy Hades nanti?
Ia berharap dirinya adalah Cendrillon yang setidaknya meninggalkan sepatu kaca atau jejak apapun untuk pengerannya supaya bisa dicari—oh, tunggu dulu. Bukankan pria tersebut meninggalkan jejak tulisan di dance cardnya? Puji Tuhan ia masih menyimpan semua pernak-pernik pesta yang ia kunjungi—meski hampir semuanya bersih karena ia tak ada yang benar-benar menuliskan namanya di kartunya. Cecilia melihat lagi tulisan Cheesy Hades.
Baiklah, akan aku temukan kau dengan caraku sendiri, Cendrillon. Cecilia akan membawanya tulisan ini ke pesta nanti sore untuk dibandingkan dengan daftar tamu yang ada!
11.41 PM.
Ketika semua orang sibuk bermain Hearts of Aristoteles, Cecilia diam-diam menyelinap, berhasil menyuap beberapa penjaga daftar tamu agar membiarkannya mengintip daftar tamu pria dalam soireé malam ini, yang ternyata adalah mimpi buruk baginya. 19 menit tersisa sebelum tengah malam, namun ia harus mencocokkan tulisan yang ia bawa, satu per satu, dengan tiga lembar daftar tamu pria yang ada.
0 notes
Text
Memulai Games = Memulai Belajar Bahasa
Dalam sebuah Games pasti akan mendapatkan suatu plot / cerita. Untuk mengerti jalan cerita atau plot tersebut Pemain mau tidak mau harus mengerti bahasa yang ada dalam games tersebut. Banyak Pemain yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi karena bermain sebuah games.
Jika Kita lihat hingga sekarang games tidak memiliki pilihan bahasa yang beragam. Games yang telah dipasarkan pasti akan ada pilihan bahasa Internasional seperti Perancis, Inggris, Rusia, Arab, China dan Spanyol. Sedangkan Bahasa Indonesia jarang sekali ditemukan dalam games. Games yang memiliki Pilihan Bahasa Indonesia kemungkinan mereka mengetahui target pasar di Indonesia besar atau juga Developer atau Pengembang Games tersebut hasil karya anak bangsa Indonesia.
0 notes
Text
Syeikh Abdul Halim Mahmud
Kehidupan Awal
Syeikh Abdul Halim Mahmud lahir pada 12 Mei 1910,bersamaan 2 Jamadil Awal 1328 hijrah di desa Abou Ahmed (sekarang Al Salam), di kawasan Pentadbiran Bilbeis Sharqeya, 50 kilometer timur laut Kaherah, Mesir.Beliau dibesarkan dalam sebuah keluarga pertengahan dan mempunyai pertalian keturunan(nasab) dari cucu al-hussein hingga rasulullah sallahualaihiwassalam.Ayahnya adalah seorang Azhari(bekas pelajar Azhar) dan bekerja sebagai seorang hakim desa.Syeikh Abd al-Halim mula menghafal Al-Qur'an di desa Kuttab.beliau menyelesaikan hafalan tersebut pada usia yang sangat muda.Oleh kerana itu,beliau tidak boleh mendapatkan pendidikan Azhar,selepas menghafal al-Quran kerana ketika itu, usianya masih muda.Pada tahun 1923 Syaikh Abd al-Halim pergi ke Kaherah bersama ayahnya untuk mendaftar dalam Azhar(pendidikan dasar). Dua tahun kemudian beliau dihantar ke al-Zaqaziq untuk meneruskan pendidikan di sana yang baru di buka oleh pihak lembaga utama Azhar.Ada beberapa petunjuk bahawa Syeikh Abd al-Halim boleh diambil belajar pada usia muda.Beliau perlu memenuhi beberapa syarat yang di tetapkan untuk belajar di sekolah yang baru di buka dengan syarat,beliau mesti lulus dalam pembelajarannya.Manakala Ayah Syeikh Abd Halim berkeras dan berkata bahawa Syeikh muda ini,perlu meneruskan pendidikan Azharinya.Akhirnya,syeikh Abd Halim di benarkan menyambung pengajiannya dengan belajar tiga kurikulum secara bersamaan.Syeikh Abd Halim mula mendapatkan pendidikan tinggi di Universiti Azhar pada tahun 1928. Pada waktu itu pendidikan Azhar tidak dibahagikan pada beberapa Fakulti.Syeikh Abd Halim Mahmud menuntut ilmu dengan beberapa orang Guru syeikh Azahar yang terkenal pada masa itu seperti Syeikh Mahmud Shaltut, Syeikh Hamid Meheisen, Syeikh al-Zankaloni, Syeikh Muhammad Abd-Allah Daraz, Syeikh Muhammad Mustafa al-Maraghi dan Syeikh Mustafa Abdurraziq.ketika Syeikh Abd Halim bergelar seorang mahasiswa,beliau mula aktif berpersatuan dan menyertai dua persatuan iaitu persatuan pemuda Muslim (Jam'iyat al-Shubban al-Muslimin) dan persatuan bimbingan Islam (Jam'iyat al-Hidaya al-Islamiya) dimana presidennya ketika itu ialah Syeikh Muhammad al-Khidr Husain.Pada tahun 1932, Syeikh Abd Halim lulus al-Azhar.Setelah lulus,beliau pergi ke Perancis melanjutkan pelajarannya didampingi isteri tercinta.Berkat usahanya yang gigih,tanpa mengenal penat dan lelah beliau akhirnya berjaya memperolehi gelaran Doktor dalam bidang Falsafah dari Universite de Paris - La Sorbonne pada tahun 1940.Syeikh Abd al-Halim menyelesaikan tesisnya dalam bidang tasawuf dan mengkaji kehidupan al-Harith ibn-Asad Al-Muhasibi pada tahun 1940. Doktor tesisnya ialah Masignon seorang orientalis(barat). Kemudian beliau di tinggalkan sendirian di tahap akhir PhD oleh doktor tesisnya,kerana gurunya ingin keluar berperang dengan tentera Jerman. Dengan meletusnya perang dunia kedua Syeikh Abd al-Halim kembali ke Mesir dengan melalui Tanjung Harapan(India).Sekembalinya di tanah air(mesir),Syeikh Abd Halim memulakan kerjayanya sebagai seorang profesor di Fakulti Bahasa Arab di Universiti al-Azhar As-syarif.Beliau kemudian dipindahkan ke Fakulti Agama pada tahun 1951. Disana beliau di lantik menjadi dekan fakulti pada tahun 1964.Pada tahun 1969,beliau diangkat sebagai jeneral secertary Majlis Penyelidikan Islam (al-Buhuth al Majma '-Islamiya).Manakala pada tahun 1970,beliau dilantik sebagai wakil al-Azhar(Imam). Pada tahun 1971, beliau menjadi Menteri Waqaf dan kemudian dilantik sebagai Imam besar al-Azhar pada tahun 1973.Pada tahun 1973 itu juga,setelah semenanjung Sinai dirampas oleh tentera Israel di dalam perang sinai(yom kippur) pada tahun 1967.Pada satu hari,Syeikh Dr. Abdul Halim berjumpa dengan pihak pemerintah(Anwar Sadat)untuk berbincang mengenai mimpi beliau yang berulang kali mengenai mimpi strategi untuk menentang tentera Israel.
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu dalam kebaikan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu).Pada pertengahan 70-an,beberapa pegawai Mesir ingin mengeluarkan undang-undang perceraian yang bertentangan dengan syariat Islam. Syeikh Dr Abd al-Halim dengan tegas dan menentang undang-undang tersebut.
Pemikiran Komunisme
Pada awal tahun 70-an juga,pemikiran komunisme amat popular di kalangan golongan elit dan mahasiswa.Syeikh Dr Abd Halim mengeluarkan risalah dan buku-buku amaran terhadap masyarakat Islam tentang bahayanya ancaman pemikiran komunisme.Syeikh Dr Abd Halim cuba menyatukan para penceramah Muslim.Hal ini belum pernah terjadi dan beliau membangunkan sebuah jawatankuasa untuk dakwah Islam yang meliputi Pihak Azhar,kelompok Islam dan Ahli sufi.Beliau juga menubuhkan organisasi dakwah berkaitan al-Azhar di luar Mesir.Syeikh Dr Abd Halim adalah seorang Syeikh Azhar yang berkaliber dan banyak memberikan jasa terhadap kebangkitan Islam.Beliau telah menyeru pada masyarakat awam(setempat)supaya melaksanakan syariat Islam.Ketika itu,beliau berhadapan dengan para pegawai pemerintah Mesir,mereka mengatakan bahawa mereka memerlukan masa panjang untuk menyenaraikan hukum-hukum Islam.Beliau juga membentuk beberapa jawatankuasa pemerhati dan pemantau yang terdiri daripada kelulusan Sarjana Azhari untuk mengawasi proses butiran yang di lakukan pihak kerajaan.Bahkan ketika itu,Syeikh Abd Halim Mahmud dibawa ke hospital lantaran kesihatannya yang semakin buruk.Kembali KerahmatullahPada tahun 1978,Syeikh Abd Halim Mahmud meninggal dunia pada tarikh 15 Zul Qaedah 1397 hijriah bersamaan dengan 17 oktober 1978 masihi dan di kuburkan di kampungnya,Bilbeis Sharqeya.
Sufisme(Ilmu Tasawuf)"Syeikh Dr Abd Halim Mahmud (1910-1978) dikenang sebagai seorang bekas rektor(Imam Besar) Al-Azhar yang banyak menulis tentang ilmu tasawuf.Beliau disebut dengan gelaran'Al-Ghazali.Syeikh Dr Abd Halim Mahmud menjadi sangat berpengaruh pada tahun 1960-1970-an, tempoh pemerintahan Anwar Sadat memerintah di mana kebangkitan Islam mulai bangkit di Mesir. "Syeikh Dr Abd Halim Mahmud adalah seorang penulis berbakat.Beliau menerbitkan lebih dari 60 buku selama kerjayanya.Beliau mempunyai sifat-sifat tenang, lembut dan keperibadian shahsiah yang tinggi dan akhlak yang terpuji.Dalam buku-bukunya ada yang menceritakan kecenderungan Sufi oleh Syeikh Dr Abd Halim Mahmud,berbentuk Tasawwuf berdasarkan Al-Qur'an dan Hadith Nabi Sallallahhu'alaihi Wasallam.Antara karangan Syeikh Dr Abd Halim Mahmud termasuk:- Muhammad Rasul Allah.- Al-Islam wa al-Shuyu'iya.- Jihaduna al-Muqaddas.Wallahu'alam...
1 note
·
View note
Text
Denny JA Menelusuri Kekuatan Kata dalam Film De Gaulle Inspirasi yang Menginspirasi
Film adalah salah satu bentuk seni yang telah lama menjadi wahana untuk menginspirasi dan menggerakkan perasaan kita. Salah satu film yang berhasil menciptakan dampak besar adalah "De Gaulle", sebuah karya sinematik yang menggambarkan kehidupan sosok Charles de Gaulle, tokoh penting dalam sejarah Perancis. Dalam film ini, kita dapat melihat kekuatan kata-kata yang digunakan untuk mempengaruhi perubahan sosial dan politik. Denny ja, seorang intelektual dan sastrawan terkemuka Indonesia, tertarik untuk menelusuri kekuatan kata dalam film "De Gaulle". Ia percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk merubah dunia, dan film ini merupakan contoh nyata bagaimana kata-kata dapat menginspirasi dan mempengaruhi banyak orang. Dalam film "De Gaulle", kita disuguhkan dengan dialog-dialog yang kuat dan menyentuh hati. Charles de Gaulle, yang diperankan dengan brilian oleh aktor Prancis, menghadapi banyak tantangan dalam mempertahankan kemerdekaan Prancis saat Perang Dunia II. Melalui kata-kata yang penuh semangat dan inspiratif, de Gaulle berhasil menggerakkan orang-orang Prancis untuk memberontak dan menentang penjajahan Nazi. Denny ja menyoroti betapa pentingnya penggunaan kata-kata yang tepat dalam membangun perubahan sosial. Menurutnya, film ini mengajarkan kita bahwa satu kata mampu menyentuh hati dan membangkitkan semangat perlawanan. Kata-kata de Gaulle tidak hanya menggerakkan rakyat Prancis, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Selain itu, Denny JA juga menyoroti kemampuan film "De Gaulle" dalam memperlihatkan kekuatan kata-kata dalam konteks politik. Film ini menggambarkan perjuangan de Gaulle dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Prancis. Melalui komunikasi yang efektif dan kata-kata yang tajam, de Gaulle berhasil mempengaruhi pemimpin-pemimpin politik lainnya dan mendapatkan dukungan yang kuat dari rakyatnya. Dalam film ini, kita juga dapat melihat bagaimana kekuatan kata-kata dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan diri. De Gaulle, sebagai pemimpin yang karismatik, mampu menginspirasi orang-orang dengan kata-kata yang penuh semangat dan keyakinan. Kata-katanya tidak hanya memberikan harapan, tetapi juga membangun kekuatan dalam diri individu untuk bertindak dan meraih kemerdekaan. Denny JA juga menyoroti pentingnya penggunaan bahasa dalam film ini. Bahasa Prancis, yang indah dan berbobot, memberikan kesan yang kuat pada penonton. Bahasa tersebut menggambarkan kehidupan sosial dan politik Prancis pada masa tersebut dengan sangat baik. Dalam film ini, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga merupakan cerminan dari identitas bangsa Prancis. Film "De Gaulle" mengajarkan kita bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang besar untuk menginspirasi dan mempengaruhi orang lain. Dalam konteks sosial dan politik, kata-kata yang tepat mampu membangun perubahan yang positif. Kita dapat belajar dari pengalaman de Gaulle bagaimana menggunakan kata-kata sebagai alat untuk memperjuangkan kebenaran dan membangun harapan. Denny JA mengakui bahwa film "De Gaulle" memberikan inspirasi yang mendalam baginya. Ia percaya bahwa film ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kekuatan kata-kata dalam menciptakan perubahan yang berarti.Cek Selengkapnya: Denny JA :Menelusuri Kekuatan Kata dalam Film De Gaulle: Inspirasi yang Menginspirasi
0 notes
Text
Film "De Gaulle" (2020)
Film "De Gaulle" (2020) karya Denny JA merupakan sebuah karya yang memukau di dunia perfilman Indonesia. Film ini mengisahkan perjalanan hidup sosok Charles de Gaulle, tokoh penting dalam sejarah Perancis yang memiliki kekuatan kata yang luar biasa. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana membangun kekuatan kata seperti yang ditampilkan dalam film De Gaulle (2020) oleh Denny JA, beserta tips profesionalnya.
1. Memahami Kekuatan Kata
Kekuatan kata merupakan kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran dan emosi dengan cara yang mempengaruhi dan menginspirasi orang lain. Dalam film "De Gaulle", Charles de Gaulle dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa. Ia mampu mempengaruhi dan menginspirasi orang lain melalui kata-katanya yang tajam dan penuh makna.
2. Mengasah Kemampuan Bahasa
Dalam membangun kekuatan kata, penting untuk mengasah kemampuan bahasa. Berlatih membaca, menulis, dan berbicara akan membantu meningkatkan kemampuan komunikasi secara keseluruhan. Selain itu, melalui membaca dan mengamati karya sastra dan film yang berkualitas, seperti "De Gaulle", kita dapat belajar dari gaya komunikasi yang efektif.
3. Memperkaya Kosa Kata
Agar kata-kata kita memiliki kekuatan yang sama seperti dalam film "De Gaulle", kita perlu memperkaya kosa kata kita. Membaca Puisi Esai, artikel, dan karya sastra lainnya akan membantu kita menggali kata-kata baru dan memperluas pemahaman kita tentang bahasa. Selain itu, mempelajari sinonim dan antonim juga akan membantu kita dalam memilih kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pemikiran dan emosi.
4. Menggunakan Bahasa Tubuh yang Tepat
Dalam film "De Gaulle", kita dapat melihat bahwa kekuatan kata tidak hanya ditentukan oleh kata-kata itu sendiri, tetapi juga oleh bahasa tubuh yang digunakan. Ekspresi wajah, gerakan tangan, dan postur tubuh dapat membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengendalikan bahasa tubuh dan menggunakan gerakan yang tepat saat berkomunikasi.
5. Membangun Kekuatan Kata melalui Latihan
Seperti dalam film "De Gaulle", membangun kekuatan kata tidak bisa dilakukan dalam semalam. Diperlukan latihan yang konsisten dan berkelanjutan. Berlatih berbicara di depan cermin, bergabung dengan kelompok diskusi, atau mengikuti kursus komunikasi dapat membantu kita meningkatkan kekuatan kata kita. Jangan takut untuk mencoba berbagai gaya komunikasi dan eksperimen dengan penggunaan kata-kata.
6. Memahami Audiens
Salah satu faktor penting dalam membangun kekuatan kata adalah memahami audiens kita. Seperti yang ditunjukkan dalam film "De Gaulle", Charles de Gaulle mampu memahami audiensnya dengan baik dan berkomunikasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam berkomunikasi, penting untuk memahami siapa yang sedang kita ajak bicara, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan pesan kita.
7. Menjadi Pemimpin Komunikatif
Seperti Charles de Gaulle, menjadi pemimpin komunikatif adalah kunci dalam membangun kekuatan kata. Seorang pemimpin komunikatif mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain melalui kata-katanya. Dalam konteks profesional, memiliki kekuatan kata yang kuat dapat membantu kita menjadi pemimpin yang efektif dan membangun hubungan yang baik dengan rekannya.
Kesimpulan
Film "De Gaulle" (2020) karya Denny ja adalah sebuah karya yang memukau dan dapat menginspirasi kita untuk membangun kekuatan kata yang luar biasa.
Cek Selengkapnya: Membangun Kekuatan Kata seperti dalam Film De Gaulle (2020) oleh Denny JA: Tips Profesional
0 notes
Text
Menggugah Pikiran dengan Kata-kata Kuat dalam Film De Gaulle (2020) karya Denny JA
Film adalah bentuk seni yang mampu menggugah emosi, menginspirasi, dan menjalankan perubahan dalam masyarakat. Salah satu film terbaru yang berhasil menggugah pikiran dengan kata-kata kuat adalah "De Gaulle" yang dirilis pada tahun 2020, yang disutradarai oleh Denny JA.
Film ini menggambarkan kehidupan seorang tokoh sejarah penting, Charles de Gaulle, yang dikenal sebagai pemimpin Perancis pada masa perang dunia ke-2. Melalui narasi yang kuat dan bahasa yang tajam, Denny ja membawa penonton ke masa lalu yang penuh tantangan dan ketegangan. Pada awal film, kita diperkenalkan dengan suasana politik yang panas di Perancis pada tahun 1940-an. Charles de Gaulle, seorang jenderal Angkatan Darat Perancis, menyadari ancaman yang dihadapi oleh negaranya dari pasukan Nazi Jerman. Ia muncul sebagai pemimpin yang berani dan teguh, menyerukan perlawanan terhadap penjajah. Satu hal yang menonjol dari film ini adalah penggunaan kata-kata yang kuat dan memotivasi. Dialog-dialog antara de Gaulle dan rekannya mencerminkan semangat perlawanan dan tekad yang tak tergoyahkan dalam menghadapi musuh yang kuat. Kata-kata de Gaulle yang terkenal, "Vive la France!" atau "Hidup Perancis!", menjadi semacam mantra yang menginspirasi rakyat Perancis untuk tidak menyerah dalam menghadapi penjajah. Selain itu, film ini juga menyoroti peran perempuan dalam perjuangan perang. Yvonne de Gaulle, istri de Gaulle, digambarkan sebagai sosok yang kuat dan penuh tekad dalam mendukung suaminya. Dalam satu adegan yang mengesankan, Yvonne berbicara kepada suaminya, "Kamu adalah harapan Perancis, dan aku akan selalu berada di sisimu." Kata-kata ini tidak hanya menggugah hati penonton, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran perempuan dalam perlawanan dan pembentukan sejarah. Selain dari sisi narasi dan dialog yang kuat, film ini juga menampilkan visual yang memukau. Sutradara Denny ja menggunakan komposisi sinematik yang indah untuk menggambarkan kontras antara kekuatan dan kelemahan, antara perang dan perdamaian. Setiap adegan dalam film ini dipikirkan dengan matang, menciptakan kesan mendalam pada penonton. Tidak hanya menyajikan cerita yang menggugah pikiran, film ini juga memberikan pembelajaran sejarah yang berharga. Melalui narasi yang terperinci dan akurat, penonton dapat mengenal lebih jauh tentang perang dunia ke-2 dan perjuangan yang dilakukan oleh de Gaulle dan rakyat Perancis. Film ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan belajar dari masa lalu untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Film "De Gaulle" karya Denny JA adalah karya seni yang luar biasa dalam mengeksplorasi tema sejarah dan perlawanan. Denny JA berhasil menggugah pikiran penonton melalui kata-kata kuat dan visual yang mengesankan. Film ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan meninggalkan kesan yang mendalam. Dengan menghadapi tantangan yang berat, film ini mengajarkan kita untuk terus berjuang dan tidak menyerah pada ketidakadilan. Melalui inspirasi dan motivasi yang diberikan oleh kata-kata dalam film ini, kita diingatkan akan pentingnya memiliki semangat perlawanan dalam menghadapi kesulitan hidup. Sebagai penutup, "De Gaulle" adalah film yang luar biasa dan patut ditonton oleh semua orang. Denny JA berhasil menggugah pikiran penonton dengan kata-kata kuat dan narasi yang menginspirasi.
Cek Selengkapnya: Menggugah Pikiran dengan Kata-kata Kuat dalam Film De Gaulle (2020) karya Denny JA
0 notes
Text
Heyyooo hehe
Anyway lagi di bandung nih hehe. Trus randomly pengen nonton Moon Ga Young ngomong pake bahasa jerman. Sekalian tes tes hören lah ya wkwkwk trus nonton scene dia di reality show di restaurant gitu. Dia bilang kalo dia lahir di Jerman. Trus nonton di acara lain, dia ngomong sama Auslander yang bisa bahasa korea juga dan ternyata Auslandernya punya turunan Österreich jadi bisa sedikit bahasa Jermannya. Tapi Moon Ga Young lancar banget bahasa Jermannya dan Aussprachenya bagussssss bangettt. Ada scene di mana dia ngomong pake bahasa inggris, aksennya ga begitu bagus tapi she's doing so great. Di acara itu, i found some things feel so relatable with me.
Gue personally belajar banyak banget bahasa. Bahasa Indo sebagai Muttersprache. Udah denger bahasa Sunda, Jawa, Madura dari ortu, mostly bahasa Sunda. Apalagi sekolah di Jawa Barat dari SD-SMP ada mapel bahasa Sunda. Tetep weh ga lancar, tapi paham. Selama sekolah sampe bahkan kuliah terus belajar bahasa Inggris. Belajar agama secara gak langsung belajar sedikit-sedikit bahasa Arab. At least belajar cara bacanya. Pas SMA belajar bahasa Jerman tapi nilainya amburadul bangettt. Kuliah pas BLT belajar bahasa Inggris, Perancis, sama Jepang biarpun cuma belajar sangat dasar. Karna dapet nilai yang lumayan oke, jadi pede dan mulai muncul bibit mau belajar bahasa asing lain. Seiring kenal korea-koreaan, belajar juga sedikit-sedikit bahasa korea, at least tau cara baca dan nulis kata. Pas covid ambil les online bahasa Spanyol tapi cuma 1 level dasar. Dan taun ini belajar bahasa Jerman sampe 3 level.
Berarti secara ga langsung gue udah belajar bahasa Indo, Sunda, Jawa, Inggris, Arab, Jerman, Perancis, Jepang, Korea, Spanyol wkwkwkwkkw
Bahasa Perancis, Jepang, Spanyol udah lupa bangettt. Kalo kayak bahasa Arab & Korea karna yang gue pelajarij hurufnya jadi ya sekedar banget ya. Sekarang kalo nulis di CV, bisa bahasa indo, inggris, jerman hehehe. Pengen nambah dehh, pengen dalemin lagi bahasa perancis & spanyol 🙈
Nah di video tadi, relatable karna gue sering banget mix bahasa dalam satu kalimat saking si pelupa. My bad sih. Contohnya ya kayak di video ituu hahaha hal kayak gitu sering banget gue alamin, ngomong campur bahasa hahaha
Mudah-mudahan bisa menguasai bahasa-bahasa itu dehh. Bukan pengen jadi Polygot, rasanya keren aja bisa paham bahasa-bahasa lain. Apalagi bahasa jerman bisa dipake di jerman, swiss, austria. Bahasa spanyol banyak bangetttt. Bahasa indo bisa di indo, malaysia, singapore, timor leste krn bahasanya mirip. Bahasa inggris ya udah jelas ya bahasa internasional. Bahasa perancis bisa di perancis, canada, swiss, dsb. Its like i can run the world hahahha. Semoga dilancarin ya otaknya hehehe
0 notes
Text
Denny JA: Mendominasi Kompetisi Global melalui Keahlian Berbahasa Asing
Dalam era globalisasi saat ini, keahlian berbahasa asing menjadi semakin penting dalam menghadapi kompetisi global. Salah satu tokoh yang telah mendominasi kompetisi global melalui keahlian berbahasa asingnya adalah Denny JA. Denny JA, atau yang memiliki nama lengkap Denny Januar Ali, merupakan seorang tokoh publik Indonesia yang dikenal luas karena keterampilannya dalam berbahasa asing. Denny ja lahir pada tanggal 9 Februari 1955 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak masa kecil, dia telah menunjukkan minat yang besar dalam belajar bahasa asing. Bahasa Inggris adalah bahasa pertama yang ia pelajari, dan kemudian diikuti oleh bahasabahasa lain seperti Perancis, Jerman, dan Mandarin. Keahlian berbahasa asingnya terus berkembang seiring berjalannya waktu, dan kini ia mampu berbicara dengan lancar dalam beberapa bahasa tersebut. Keahlian berbahasa asing yang dimiliki oleh Denny ja membuka banyak pintu kesempatan baginya dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah dalam dunia politik. Denny JA terlibat dalam berbagai forum internasional dan menjadi duta besar Indonesia di berbagai negara. Kemampuannya dalam berbahasa asing memungkinkannya untuk berkomunikasi dengan efektif dengan berbagai pemimpin dunia, sehingga ia dapat memperjuangkan kepentingan Indonesia secara lebih efektif di mata dunia. Selain itu, Denny JA juga aktif dalam dunia akademik dan penelitian. Ia sering diundang sebagai pembicara dalam konferensi internasional dan menjadi penulis terkenal di bidang politik dan ekonomi global. Keahlian berbahasa asingnya memungkinkan ia untuk mengakses berbagai literatur dan penelitian yang penting dalam bidangnya. Hal ini menjadikannya sebagai seorang ahli yang diakui secara internasional, dan meningkatkan reputasi Indonesia di dunia akademik. Tidak hanya itu, Denny JA juga memiliki peran penting dalam menyebarkan budaya Indonesia ke mancanegara melalui keahlian berbahasa asingnya. Ia sering kali diundang untuk memberikan kuliah tamu di universitasuniversitas terkemuka di luar negeri, di mana ia memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional. Denny JA juga aktif dalam kegiatan pameran seni dan festival budaya internasional, di mana ia memamerkan seni dan budaya Indonesia kepada dunia. Keahlian berbahasa asing Denny JA juga diakui di dalam negeri. Ia sering tampil dalam acara televisi dan radio sebagai narasumber yang ahli dalam berbagai topik, dari politik hingga ekonomi. Kemampuannya berbicara dengan lancar dalam bahasa asing memberikan nilai tambah yang besar dalam berkomunikasi dengan audiens yang beragam di Indonesia, serta membantu menyebarkan informasi yang penting kepada masyarakat luas. Denny JA juga memberikan inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan keahlian berbahasa asing mereka. Ia sering kali memberikan seminar motivasi dan workshop tentang pentingnya belajar bahasa asing dan bagaimana mengembangkan kemampuan tersebut. Banyak generasi muda yang terinspirasi oleh kesuksesannya dan mulai mendalami bahasa asing dengan tekun. Dalam era digital saat ini, keahlian berbahasa asing juga semakin penting dalam menghadapi tantangan global. Denny JA telah beradaptasi dengan baik dalam era digital ini dan menggunakan media sosial dan platform online untuk berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia. Keberhasilannya dalam menggunakan bahasa asing dalam berbagai platform ini menjadikannya sebagai seorang sosial media influencer yang berpengaruh dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Dengan keahlian berbahasa asingnya, Denny JA telah mendominasi kompetisi global dan membantu memperkuat posisi Indonesia di mata dunia. Keberhasilannya dalam menggunakan berbagai bahasa asing memungkinkannya untuk berkomunikasi dengan efektif dan memperjuangkan kepentingan Indonesia di tingkat global.
Cek Selengkapnya: Denny JA: Mendominasi Kompetisi Global melalui Keahlian Berbahasa Asing
0 notes
Text
Membahas Kontribusi Denny JA dalam Menarik Perhatian Dunia pada Sastra Indonesia
Indonesia, dengan kekayaan budayanya yang tak terbatas, telah lama menjadi sorotan dunia dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang semakin menarik perhatian adalah sastra Indonesia. Dalam hal ini, Denny ja telah berperan penting dalam memperkenalkan dan mengangkat citra sastra Indonesia di mata dunia. Denny ja, seorang penulis, penyair, dan juga budayawan terkenal di Indonesia, telah mengabdikan dirinya untuk mempromosikan keindahan dan keunikan sastra Indonesia kepada dunia luar. Dengan gaya penulisan yang khas dan kepiawaian dalam menggambarkan kehidupan seharihari, ia berhasil menarik perhatian para pembaca dari berbagai belahan dunia. Salah satu kontribusi terbesarnya dalam mempopulerkan sastra Indonesia adalah melalui karyakaryanya yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing. Denny JA telah berhasil menerjemahkan puisi dan karya prosa terkenal ke dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, dan bahasabahasa lainnya. Hal ini tidak hanya mengangkat nama sastra Indonesia, tetapi juga membuka akses bagi pembaca internasional untuk menikmati keindahan dan kekayaan sastra dari Indonesia. Selain itu, Denny JA juga aktif dalam mengadakan berbagai kegiatan sastra di Indonesia maupun di luar negeri. Ia sering menjadi narasumber dalam seminar, diskusi sastra, dan festival Puisi Esai internasional. Dalam kesempatan ini, ia tidak hanya memperkenalkan karyakaryanya, tetapi juga berbagi pengalaman dan wawasan tentang perkembangan sastra Indonesia kepada penulis dan pembaca dari berbagai negara. Tidak hanya itu, Denny JA juga mendirikan berbagai lembaga sastra yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan sastra Indonesia. Salah satu lembaga yang paling terkenal adalah Pusat Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PSBSI) yang berlokasi di Jakarta. Lembaga ini tidak hanya menjadi pusat penelitian dan pengembangan sastra, tetapi juga menjadi tempat bagi para penulis dan penyair muda untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan para sastrawan terkenal. Selain lembaga tersebut, Denny JA juga mendirikan penerbit sastra independen yang menerbitkan karyakarya sastra terbaik dari penulis Indonesia. Dengan adanya penerbit ini, karyakarya sastra yang sebelumnya sulit dipublikasikan kini memiliki akses yang lebih luas dan dapat dinikmati oleh pembaca dari seluruh dunia. Kontribusi Denny JA dalam mempopulerkan sastra Indonesia juga tercermin dalam penghargaan yang telah ia terima dari dalam dan luar negeri. Ia telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Penghargaan Sastra Pena Kencana, Penghargaan Sastra Pusat Bahasa, dan Penghargaan Pemenang Hadiah Seni Asia. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa karyakarya Denny JA telah meraih apresiasi tinggi di mata para kritikus sastra dan pembaca. Tidak hanya sebagai seorang penulis, Denny JA juga memiliki peran sosial yang kuat dalam masyarakat. Ia terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk membantu pendidikan anakanak yang kurang mampu dan menggalang dana untuk penyakit langka. Dengan kepeduliannya terhadap masalah sosial, Denny JA tidak hanya menjadi seorang penulis hebat, tetapi juga seorang tokoh yang dihormati di mata masyarakat. Dengan segala kontribusinya, Denny JA telah berhasil menarik perhatian dunia pada sastra Indonesia. Melalui karyakaryanya yang indah dan kegiatan yang menginspirasi, ia telah membuka pintu bagi sastra Indonesia untuk dikenal dan dihargai di berbagai belahan dunia.
Cek Selengkapnya: Membahas Kontribusi Denny JA dalam Menarik Perhatian Dunia pada Sastra Indonesia
0 notes
Text
Dari Naturalisme Ke Artificial Intelligence
Dari Naturalisme Ke Artificial Intelligence
Kuratorial Lukisan Denny JA, Resma Ramesh, Dkk. Di Pameran Seni Rupa International Minangkabau Literacy Festival 2023
Oleh Iswandy DARI NATURALISME KE ARTIFICIAL Pameran seni rupa yang menjadi salah satu kegiatan pada International Minangkabau Literasi Festival (IMLF) 2023 terbilang unik dan istimewa. Khususnya dari materi karya-karya yang tertampilkan.
Pada pameran ini karya-karya konvensional dengan corak naturalis, realis dan abstrak yang menjadi ciri dari perkembangan awal seni rupa modern di Indonesia bersanding dengan karya-karya yang pada perkembangan terkini di katagorikan kedalam Digital Art ( fotografi dan Artificial Inteligence ). Lima orang seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini. Di antaranya Minda Sari (Padang – Indonesia), Nazhatulshima Nolan (Malaysia), Herisman Is (Pekanbaru –Indonesia), Reshma Ramesh (India). Dan Denny JA (Jakarta – Indonesia). Mereka membawa bahasa rupa yang berbeda satu dan yang lainnya. Minda Sari sebagai salah seorang pelukis senior Sumatera barat masih setia dengan corak naturalisnya. Dengan objek pemandangan alam yang ada di ranah Minang. Herisman Is yang saat ini berdomisili di kota Pekanbaru hadir dengan sejumlah lukisan abstrak. Sudah menjadi ciri khas dari karya-karyanya dari dulu. Sementara Reshma Ramesh salah seorang penyair dari India mengetengahkan puluhan karya –karya fotografinya. Artificial intelligence (AI) yang saat ini menjadi fenomenal dan memiliki pengaruh dalam dunia seni rupa terlihat pada karya-karya Denny JA. Di samping bahasa visual yang sangat beragam, pameran Lintas Masa juga istimewa. Karena karya-karya terbangun dari kultur yang juga berbeda dari para senimannya. Namun demikian, nilai-nilai spiritualitas personal terpadu dengan problematika sosial. Dan kemudian terpresentasikan ke dalam bentuk karya sepertinya menjadi kecenderungan umum yang terlihat pada karya-karya peserta pameran. Dalam hal ini sangat terlihat karya-karya mereka sangat personal dan sarat dengan pesan-pesan yang bersifat transidental. Ketika para seniman seolah-olah mengajak para apresiannya untuk kembali merenungi nilai – nilai religi, etika dan moralitas. Membangun ikatan atau mencari titik sambung dengan kecenderungan bahasa serta media yang berbeda dalam sebuah pameran tentunya bukanlah perkara mudah. Salah satu aspek yang terasa memungkinkan untuk mendapatkan ketersambungan keempat peserta pameran adalah menelaah sisi histori dari perkembangan seni rupa. Ketika antara naturalisme hingga digital art berada dalam lintasan perkembangan seni rupa dari masa ke masa. Inilah yang melatarbelakangi pemilihan tema pameran ini, Lintas Masa. Selain perihal perkembangan. Cakupan dari tema pada pameran ini juga tidak terlepas dari ruang sosial para perupanya yang menjadi gagasan dalam penciptaan karya. Corak Naturalistik Di Minangkabau (baca: Sumatera Barat), naturalistik terperkenalkan kepada kaum pribumi di Hindia Belanda oleh para pelukis Belanda. Atau bangsa Eropa lainnya. Baik belajar secara pribadi maupun melalui pendidikan menggambar/melukis di Kweek School. Naturalistik awalnya berasal dari aliran Barbiinzon di Perancis. Lukisan naturalistik (pemandangan alam) merupakan kesukaan masyarakat kelas menengah (borjuasi) di Eropa. Lukisan bercorak naturalistik muncul bersamaan dengan perkembangan kelas menengah. Yaitu kelas masyarakat yang berlatar belakang saudagar dan pengusaha. Mereka kurang menyukai lukisan yang menggambarkan adegan cerita dari Injil sebagai ciri lukisan abad pertengahan di Eropa. Corak ini berawal dari munculnya pergeseran cara pandang. Dari the age of authority menjadi the age of reason. Ini membawa pengaruh besar terhadap perubahan sosial pada masa neoklassisme di Eropa. Sebuah babak baru memunculkan terjadinya pertentangan sosial antara kaum bangsawan dengan kaum borjuasi. Kaum borjuasi lebih memilih lukisan bercorak naturalistik (Pemandangan Alam). Corak yang berasal dari aliran Barbiinzon Perancis. Inilah yang terbawa oleh para pelukis Belanda ke Hindia Belanda (Indonesia) pada abad ke-19. Tokoh –tokoh naturalis seperti Raden Saleh, Abdullah Suryosubroto, Mas Pirngadie, Wakidi dan Basuki Abdullah adalah penggerak corak Naturalis di Indonesia. Tebaran corak naturalistik sebagai bentuk modernitas seni rupa di Sumatra Barat pelopor oleh pelukis pada Wakidi pada tahun 1940-an. Dalam perjalanannya hingga sekarang, Wakidi melahirkan para murid – muridnya yang terkenal dengan istilah Wakidian. Corak Naturalistik menjadi satu-satunya corak dalam perkembangan seni lukis modern periode awal perjalanan seni rupa Sumatera Barat. Salah seorang Wakidian yang hingga saat ini masih aktif berkaya adalah pelukis Minda Sari. Pada saat ini menjadi salah satu peserta pameran Lintas Masa Minangkabau International Literacy Festival. Seni Abstrak Sejarah perkembangan seni abstrak mulai di Eropa pada abad ke-19. Kemudian berkembang pesat di Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
Pada awal kemunculannya, seni abstrak berhasil menjadi aliran seni baru, sebagai bentuk respon terhadap karya-karya realis. Para pelukis mulai merepresentasikan obyek nyata ke seni abstrak dengan mengutamakan warna simbolik berbanding warna alami. Saat beralih ke seni abstrak, para pelukis di era itu mulai mengabaikan tiruan kenyataan atau obyek nyata alam. Dan lebih memilih membuat isyarat obyek tersebut. Para pelukis juga lebih mengutamakan gagasan mereka tentang karya seni yang akan terbuat, berbanding observasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi juga salah satu alasan berkembangangnya seni abstrak. Di Indonesia seni abstrak berkembang pada era 1950-an melalui para tokoh pelukis yang umumnya berasal dari Bandung dan Jogjakarta. Pada awal perkembangannya di Indonesia corak abstrak terbagi menjadi dua yaitu figuratif dan non figuratif. Dalam hal ini ekspresionime dengan tokoh-tokohnya seperti Affandi. Zaini, Popo Iskandar mengkategorikan kedalam seni abstrak Figuratif.
Sementara karya – karya Ahmad Sadali, A.D Firous dan sejumlah orang lagi kategori seni Abstrak non figuratif. Seni abstrak sendiri cukup berkembang di Sumatera Barat sejak era 70-an sampai sekarang. Pengaruh perkembangan corak ini tidak terlepas dari tokoh – tokoh pelukis asal Sumatera Barat. Mereka cukup berperan dalam perjalanan seni abstrak di Indonesia. Di antaranya Oesman Efendi, Zaini, Muchtar Apin dan Nashar. Pembahasan seni abstrak dalam tulisan ini tentunya berkenaan dengan keikutsertaan perupanya. Herisman Is pada pameran seni rupa lintas waktu yang karya –karyanya konsisten dengan gaya abstrak sejak dulu. Dua buah karya Herisman Is terbangun oleh kekuatan rasa yang tersajikan melalui permainan garis dan warna. Cerita tentang perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat di Minankabau (Sumatera Barat). Sangat terlihat dalam lukisan Herisman Is yang tampil melalui simbol warna – warna marawa (Hitam, Merah dan Kuning). Torehan garis- garis yang kasar dan spontan seolah pernyataan bahwa herisman Is mencoba melepaskan kegelisahannya dalam memandang perubahan yang ada, khususnya perubahan nilai dan pergeseran makna filosofi adat Minangkabau. Ekspresionime Corak ekspresionis terlihat dari tiga buah karya Nazhatulshima Nolan, pelukis sekaligus penulis berkebangsaan Malaysia pada pameran lintas masa.
Lukisan-llukisannya dibangun melalui perpaduan antara luapan emosi dan bahas visual yang cenderung ekspresif. Karya-karya Nazatukshima Nolan mengingatkan kita kepada esensi awal berkembangnya ekspresionisme pada abad ke-19 yang diilhami oleh aliran simbolisme. Obyek- objek yang hadirkan di atas kanvas penuh dengan simbol tentang kehidupan dan alam dengan bahasa–bahasa kontradiktif. Seperti halnya kelahiran ekspresionime yang memandang alam yang telah berubah dan tidak lagi indah seperti pandangan kaum realis. Seniman memiliki ingatan dan cara pandang tersendiri dari yang pernah terlihatnya di alam, lalu terekspresikan pada karyanya. Seniman ekspresionis mengabaikan berbagai teknik penciptaan formal untuk mendapatkan ekspresi yang lebih murni dan tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik seni. Singkatnya dapat mengatakan bahwa Ekspresionisme adalah��aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa. Ekspresionisme muncul sebagai bagian dari reaksi terhadap Impresionisme. Dan seni akademis klasik yang sudah mencapai puncak artistik yang mapan dengan anggapan terlalu kaku karena hanya meniru alam.
Ekspresionisme sangat terilhami oleh aliran Simbolisme pada seni abad ke-19. Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan James Ensor adalah seniman-seniman yang sangat berpengaruh pada munculnya aliran ekspresionisme. Gerakan aliran ekspresionisme berlangsung dari sekitar 1905 hingga 1920 dan menyebar ke seluruh Eropa bahkan dunia. Istilah aliran ekspresionisme juga pada awalnya sering berguna untuk mengkategorikan para seniman post-impresionisme. Itu sebabnya alasan Vincent Van Gogh juga sering sebutannya sebagai pengusung aliran ekspresionisme. Karena ia memang terkategorikan sebagai ekspresionis sebelum pengkategorian aliran Post-Impresionisme ada. Vincent juga dapat terkatakan sebagai seorang ekspresionis, Karena ia merupakan salah satu tokoh penting dari kemunculan aliran ini. Sejumlah seniman yang menjadi tokoh penting dalam aliran ekspresionisme meliputi Edvard Munch. Dengan lukisan “The Scream”, Ernst Ludwig Kirchner, dan nama Affandi adalah seorang maestro dalam seni luks Ekspresionisme di Indonesia. Seni Fotografi Perkembangan seni rupa modern yang berawal dengan penemuan teknologi fotografi pada pertengahan abad 19 yang lalu. Telah mempengaruhi cara pandang dalam berkesenian di seluruh dunia. Khususnya dalam bidang seni rupa dan desain. Selain muncul beragam aliran baru dalam seni lukis, muncul pula berbagai gerakan dan pendidikan seni dan desain. Dengan metode baru yang lebih konstruktif.
Demikian pula berpengaruh terhadap aspek pemanfaatan teknologi dalam seni. Fotografi dapat diartikan sebagai sebuah cara melukis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi seakan mampu menggantikan peran lukisan sebagai sebuah seni representasi. Karena hasil yang dihasilkan kamera saat itu mirip atau menyerupai lukisan.apa Dengan melihat pengertian dan awal perkembangan fotografi, terlihat bahwa fotografi berusaha masuk dalam kategori seni visual. Yang mampu merepresentasikan keindahan secara sempurna bak sebuah lukisan. Pada pameran Lintas Masa ini tampil karya-karya fotografi Reshma Ramesh, seorang sastrawan sekaligus fotografer asal India. Karya-karya fotografi Reshma Ramesh lebih banyak bercerita tentang alam, realita sosial yang sarat dengan nilai-nilai moral dan religi. Kemunculan seni berbasis teknologi digital termasuk karya-karya fotografi dan video art yang berkembang di Eropa. Kemudian menyebar hingga ke Indonesia. Telah memperkenalkan media dan paradigma baru dalam berkesenian yang tidak terbatas lagi pada media, ruang, waktu dan konteks tertentu.
Pada karya-karya fotografi Reshma Ramesh tersaji sebuah narasi tentang eksotika dan romantisme kehidupan manusia sebagai bagian tak terpisahkan dari semesta. Kemampuannya meramu ide lokal menjadi global, tradisi menjadi modern. Serta mengangkat nilai-nilai spiritualitas dari masa lampau menjadi kontekstual patut mendapat apresiasi. Sebagai sebuah upaya untuk menjaga ‘kemurnian’ ditengah hiruk pikuk globalisasi saat ini. Artificial Intelligence ( AI Arts) Pesan-pesan spritualitas juga sangat terasa pada karya-karya artificial intelligence ( AI Arts) oleh Denny JA. Proses berkarya bagi Denny JA sepertinya merupakan sebuah media kontemplasi. Sekaligus penyeimbang di tengah hiruk pikuk kehidupannya sebagai seorang konsultan, enterpreneur, dan peneliti.
Spiritualitas dalam berkarya Denny JA tidak terlepas dari pengaruh berbagai karya maestro dunia di era impresionis. Seperti Van Gogh, Monet, dan para maestro dunia lainnya. Perjalanan batin yang ia rasakan saat menikmati karya para maestro dunia tersebut ternyata memberikan pengaruh besar dalam proses kreatifnya. Pada pameran Lintas Masa ini, Denny JA mencoba membawa kita menyusuri perjalanan kontemplatif ke dalam ruang batin. Dengan menghadirkan atmosfer dari lukisan-lukisan impresionis para maestro dunia lewat sentuhan teknologi artificial intelligence. Akan halnya lingkup seni rupa berbasis artificial intelligence yang menjadi fenomena baru dalam perkembangan senirupa modern saat ini. Tentu sangat menarik untuk pembahasan lebih lanjut. Teknologi digital membuat batasan pada klasifikasi seni menjadi semakin baur. Seperti halnya ketika awal berkembangnya seni fotografi, keterlibatan Artificial intelligence dalam dalam dunia seni menimbulkan berbagai pertanyaan dan melahirkan diskursus panjang. Di satu sisi, khususnya para pelaku seni rupa mempertanyakan apakah karya hasil AI merupakan karya seni? Pertanyaan ini tentunya berdasarkan bahwa karya seni terbuat dengan jiwa dan emosi pekaryanya, hal yang tidak bisa tergantikan oleh mesin.
Senada dengan pendapat ini. Sebagian orang menganggap bahwa seni tidak selalu bergantung pada yang didapatkan oleh audiens ketika mengapresiasinya. Sisi lainnya berpendapat bahwa AI hanyalah sebagai media atau alat yang termanfaatkan oleh seniman dalam menuangkan berbagai ide dan gagasan. Dan hasil karya yang terbuat dengan media AI tetap memiliki emosi dan jiwa berdasarkan si pembuatnya. Sadar atau tidak, penggunaan AI dalam bidang seni kreatif sudah menjadi hal wajar untuk sebagian besar orang. Fitur-fitur yang sering kita jumpai di perangkat lunak penyunting gambar. Seperti penghalus garis, penajam gambar, sampai ke penghapus latar belakang. Otomatis merupakan salah satu sistem kecerdasan buatan yang dapat memudahkan manusia di bidang seni kreatif. Salah satu hal yang menjadi batasan utama AI dalam menciptakan sebuah seni adalah ketidakmampuan-nya untuk memahami dan menginterpretasikan pengalaman manusia. Meskipun AI dapat menganalisis dan belajar dari sejumlah data yang besar secara cepat. AI tidak memiliki kemampuan untuk berempati dan memahami kompleksitas dari kondisi manusia. Artinya, ide kreatif dan solusi hasil AI akan cenderung memiliki keterbatasan. Pada kedalaman emosional dan nuansa yang menjadi ciri khas pemikiran terbaik manusia. Namun terlepas dari segala polemik tentang kehadiran artifical intelligence dalam senirupa. Seni adalah sebuah media penyampai pesan, konsep atau gagasan yang ternarasikan oleh senimannya. Pemikiran, perenungan dan berbagai pengalaman spiritual yang terangkum dalam perjalanan hidup tentunya dapat diabadikan dalam berbagai media.
Pada akhirnya. Keberhasilan sesungguhnya bagi seorang seniman. Adalah ketika pesan atau narasi yang tersuguhkan dalam karya-karyanya dapat dirasakan dan menyentuh sanubari para penikmatnya. Pameran Lintas Masa pada IMLF ini Selamat menikmati Pameran Lintas Masa! Salam Budaya Dari Naturalisme Ke Artificial Intelligence uthkg.com; Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya Read the full article
0 notes
Text
Lihat beberapa pemain bola yang poliglot (bisa bahasa Perancis, Jerman, Italia dan Inggris) gue jadi mikir kalo di dunia parallel gue jadi cowok, mungkin gue pengen jadi pemain bola yang merumput di Eropa 😂 Pas pensiun, gue bakal jadi agen atau ambil sertifikasi jadi coach. Dengan begitu, gue bisa berinteraksi sama orang dengan background dan bahasa yang macem-macem.
Gue tuh introvert. Tapi di sisi lain, gue suka ngobrol sama orang 😂 Cuman kalo ngobrol sama orang asing yang sama-sama pake bahasa inggris sebagai second language, languange barrier tuh kerasa banget 😂
Dulu pernah kebetulan dapet kerjaan freelance yang kudu berpartner sama orang jepang. Baik gue atopun orang jepang ini, pronounce englishnya jelek banget 😂 Gue medhok jawa, dia medhok jepang. Sama-sama ga ngerti. Akhirnya meskipun berhadapan, kami ngobrol pake LINE yang langsung ditranslate 😂
W tuh termotivasi belajar bahasa asing ya demi menghempas language barrier biar bisa ngobrol sama sebanyak mungkin orang. Ngelihatin Zlatan yang asli Swedia tapi bahasa Italianya lancar tuh....w berasa....."Wah keren banget".
Kapan hari juga lihat pemain yang asli dari Greece tapi pronounce bahasa Perancisnya bagus 😂 Padahal bahasa Yunani tuh dari sisi pelafalan huruf jauh sama Perancis.
10 notes
·
View notes
Text
Mindfulness
Mindfulness atau disebut kesadaran penuh. Mindfulness berarti membawa perhatian ke momen saat ini, sambil menerima dan mengenali segala pikiran, emosi, dan perasaan fisik apa pun.
hai, kembali lagi. aku sedang mencoba untuk sadar secara penuh dan utuh atas apa yang aku lakukan saat ini. bukan kemarin maupun masa depan. tau ngga, melelahkan. mencoba untuk menyelesaikan dan mengerjakan sesuatu sesuai dengan porsinya.
contohnya makan, kalau dalam islam Rasulillah SAW mengajarkan kita untuk makan sebanyak 80% kapasitas perut kita. dan itu akan menguntungkan kita. banyak. jadi ngga gampang ngantuk, jadi bisa lebih fokus, dan lebih enjoy.
kalau ngomongin kondisi saat ini ya, semua orang pengennya serba sibuk, serba hectic, kalau ngga ngerjain apapun even lagi liburan atau sakit rasanya kaya kurang dan berasa lagi saingan sama yang lain. padahal, dengan kondisi kamu yang mungkin saat ini lagi nganggur, banyak hal yang bisa kamu lakuin juga.
misal bikin "plan" atau "goals" kamu untuk short ataupun long term. yang akhirnya bisa kamu implementasikan juga. kaya aku sekarang, aku lebih fokus untuk bisa ngendaliin perasaan emosional "takut"ku, punya banyak waktu untuk belajar bahasa perancis, research dan baca-baca. ketemu orang baru, bangun relasi, dsb.
Kemarin, aku nemu quotes bagus di pinterest tapi sayangnya aku lupa buat simpen. Intinya, kamu ngerasa kamu udah tua udah 28 tahun kalau kamu ambil kuliah selama 4 tahun at least kamu akan selesai di usia 32 tahun dan akhirnya kamu enggan karena merasa tua. coba deh, kamu fokus di 4 tahun itu bahwa kamu bisa earn something bukan cuma worries berlebihan. and it hits me deep.
tenang aja kok, kalau ngomongin masalah kaya begini aku juga sama kaya kalian. sama-sama lah kita belajar.
2 notes
·
View notes