#beasiswa BUDI
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sepenggal Tulisan Bising Diri Sendiri [ Bag. 2]
***
Bising, bising sekali omongan orang lain tentang keluargaku. Aku sudah bias, mana peduli mana yang hanya gosip. Ayah yang menafkahi kami dengan harta yang haram, ibu yang jarang dirumah, kami yang tercabik-cabik nama baiknya. Aku malu sekali. Aku hanya bisa berdo'a semoga suatu saat nanti mereka diberi hidayah oleh Tuhan.
Saat aku Kelas 3 SMA, Ayah jatuh sakit, parah sekali. Habis fasilitas yang kami punya, mulai dari rumah, transportasi, alat komunikasi. Mobilitas hidup kami benar benar hancur. Mungkin ini cara Tuhan membersihkan dosa masa lampau keluarga ini. Kakakku mengungsi di rumah kerabat, dekat dengan kampusnya. Aku terpaksa diasuh oleh yayasan tempatku bersekolah, aku yang setiap hari mencicipi masakan yang entah seperti apa rasanya. Tapi bagiku itu lebih enak kebanding memakan harta haram ayah.
Hampir setahun ayah sakit, akhirnya menemukan titik terang. Apa ayah bertaubat dari pekerjaannya? Tidak. Dan aku terpaksa masih betah diasuh yayasan lagi.
Satu bulan kemudian, pandemi menyerang. Itu tidak berpengaruh terhadap pekerjaan ayah. Aku berjanji tidak ingin lagi memakan harta haram. Aku kembali bertahan di asrama yang berukuran 3x5 m ini. Aku menghidupi mimpi-mimpiku sendiri sejak tahun itu. Masa kejayaan orang tua yang telah habis, kata orang. Aku menarik diri dari keramaian satu tahun itu, lebih dari puasa sosmed yang anak muda sekarang katakan. Aku harus segera menuntaskan perjuangan ini, hingga lulus bersekolah. Aku mengajar di surau seberang sekolah dan berdagang untuk sampingan.
"Nanti kalau udah lulus SMA, langsung kerja!!! Bales budi orang tua!!!" Ujar salah satu bibi dari ayah saat lebaran. Berat sekali bertemu keluarga besar ayah yang berpikiran kolot, dan setolol itu. seolah anak lahir, diasuh kedua orang tua berarti sama dengan berhutang. Bukankah itu kewajiban orang tua membesarkan anak? siapa pula yang menginginkan dilahirkan? "nasib tersial adalah dilahirkan" celoteh filsuf yunani seolah memenuhi kepalaku.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana.
Aku bisa saja mengambil beasiswa prestasi di perkuliahan, berkat sertifikat lomba yang sering kujuarai. tapi reguler, yang berarti akan hidup dengan harta haram keluargaku lagi. Dan itu juga berarti aku harus hidup berdesakkan di kontrakkan petak, karena rumah ludes terjual. Akhirnya aku memilih jalan dengan mencoba berbagai beasiswa keagamaan, dan berakhir di asuh oleh salah satu yayasan pesantren terkemuka di kota ini. Seratus persen!!! Tentunya setelah mengikuti panjangnya seleksi. Persetan! Aku hanya ingin keluar dari lingkaran iblis ini.
Sesekali ibu menelponku dan ingin mengirimiku uang, tapi aku tak pernah mau lagi.
Berat sekali rasanya, kamu bisa membayangkan?
Memasuki tahun ke dua menjadi santri yayasan, Ayah mendapat hidayah, berhenti dari pekerjaannya, do'aku terkabul, terimakasih Tuhan. Ia berdagang, Ibu masih bergelut menjadi ART semenjak badai melanda keluarga kami. Pembersihan dosa, ujarku dalam hati.
Tahun kedua merupakan tahun terberatku di tempat ini, tuntutan dari yayasan semakin banyak, maklum, beasiswa seratus persen. "Kalian harus bener belajar di sini, setoran 2 lembar perhari, hadist juga, kitab pun jangan terlewat. Makanan yang hari ini kalian makan ga gratis, donatur, UMMAT yang membiayai kalian! Malu kalian kalau makan tapi gasampe target!!!" Bentak salah seorang ustadz kami. Semenjak itulah lidahku mati rasa memakan makanan yang di sungguhkan di sana.
Ajaib, aku berhasil lulus lebih cepat dari kalender pendidikan. Berbagai target di sana telah kucapai. Alhamdulillah. Aku bisa pulang ke rumah. Aku berjanji tidak ingin pulang sebelum pendidikan selesai di sana. Sisanya hanya persiapan mengabdi.
Liburan semester 4 dari total 6 semester, aku kembali ke rumah. Aku tersenyum melihat kontrakkan petakan. Tak apa, ujarku, Aku ikhlas, Tuhan. Kebanding menempati harta haram yang mendarah daging di setiap sudut tembok. Satu hal yang baru kusadari, ibu jarang di rumah, Terlibat hutang selepas badai keluarga kami.
Ayah? yang ayah lakukan hanyalah duduk di teras, tatkala di rumah, lebih sering makan dan tidur di rumah saudaranya yang kolot dan bodoh itu. aku dan kakakku (yang satu tahun kedepan akan menikah) terpaksa berkecimpung melunasi hutang mereka. kami menyisihkan uang dari keringat kami sendiri. Adikku? Adik kecilku bahkan masih kelas 2 SMP, ia masih terlalu lugu untuk memahami kondisi keluarga kami, yang ada dipikirannya mungkin masih bermain dan mencari jati diri.
Akhir semester 6, hutang mereka habis dan lunas, begitu pula tabunganku dan tabungan menikah kakak. Kakakku terpaksa menikah sederhana. habis sudah dream wedding dia, "gapapa, yang penting halal dulu." Ujarnya. Ya Tuhan, aku melihat wajah paling ikhlas di wajah kakakku. Bahkan aku menangis saat menuliskan ini.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana.
Saat ini aku sudah bisa menabung diam-diam, aku ingin melanjutkan sekolah, aku juga ingin mempersiapkan masa depan. Tidak banyak, tapi aku ingin memulai rumah tangga lebih siap nantinya.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana. Aku ingin sekali saja tidur, nyenyak, tenang, tanpa memikirkan apa yang akan datang, hari esok, tuntutan. Tanpa memikirkan keluargaku yang begitu berkecamuk. Aku ingin sekali beranjak. Meninggalkan semua ini. Keluarga... yang membuat hidupku segetir seperti ini.
Kamu bisa bayangkan? Kontrakkan ini, tepatnya keluarga ini, bising sekali, sehingga aku tidak bisa mendengar diriku sendiri.
Aku hanya perlu terus berlayar, mengembara, jika besok pun kalian tidak lagi mendengar kabarku, mungkin aku tersesat di samudera atau di suatu pulau, atau bisa juga kapalku karam, sebab perjalanan ini kususuri sendiri.
*****
Satu jam aku menceritakan detail kejadian menyakitkan itu kepada seseorang yang kupanggil "umi". Pandanganku kosong, aku ingin menangis tapi tak memiliki tenaga. Sudah terkuras, aku tak memiliki kalimat sedih untuk menggambarkan itu semua.
Tiba tiba pelukan menghantamku. Umi memelukku sembari terharu.
"De, kamu sekarang udah umi anggap anak umi. Jangan pernah ngerasa sendiri ya de. Umi bangga sama kamu, kamu hebat."
Tangisku baru pecah. Saat aku menyadari bahwa ada orang lain, bukan dari keluargaku, yang memiliki sebongkah hati sehangat itu. Aku tak lagi mampu menahan hebatnya kesedihanku. Aku tak mampu lagi membohongi perasaan sedihku. Aku menangis. Aku benar-benar merasa ditemani. Kebisingan ini sedikit mereda. Penerimaan. Kepercayaan diri yang lama hilang seolah hadir kembali. Kekhawatiranku, mereda. Aku menangis. Aku merasa lemah ketika menangis, tapi bolehkah aku menangis kali ini saja? Karena besok aku harus kembali berjuang untuk mimpi-mimpi, aku harus kembali berlayar, aku tak boleh berhenti sekarang.
#30haribercerita#30harimenulis#poem#puisi#sajak#quotes#tulisan#tumblr#30harimenulissuratcinta#cerita#jokpin#tereliye#novel#art#literasi#cinta#love#keluarga#ayah#ibu#parenting
44 notes
·
View notes
Text
Rumangsa
yap, dalam bahasa jawa, rumangsa berarti merasakan.
ada satu prinsip hidup orang jawa adalah rumangsa. yaitu kita rendah hati, merasakan apakah diri ini layak, melihat diri bagaimana jika dilihat oranglain, menempatkan sesuatu pada tempatnya.
contohnya begini. saya lulusan teknik arsitektur, lalu ketika ditanya terkait teknik kimia, saya tentu tidak mau menjawab. karena saya memang tidak punya kompetensi di bidang itu. saya malu jika saya jawab diluar kemampuan saya. inilah rumangsa. Atau misal, saya adalah ASN, maka saya tidak mau pakai kendaraan plat merah untuk antar jemput anak sekolah atau untuk jalan-jalan di weekend. karena saya merasa malu dan sadar bahwa kendaraan tersebut adalah kendaraan operasional untuk bekerja. bukan digunakan untuk urusan pribadi. saya malu jika menyalahi aturan dan kewenangan. inilah rumangsa.
tapi saya lihat, saat ini banyak sekali orang-orang yang mohon maaf tidak punya rasa rumangsa. terlepas dari background mereka yang mungkin bisa jadi bukan orang jawa. tapi bisa saya katakan rasa rumangsa ini sudah mulai pudar. dan sebenarnya rasa rumangsa ini adalah budi pekerti yang umum di masyarakat.
contohnya, banyak kasus yang dikeluhkan teman2 pengusaha coffee shop. banyak pemuda pemudi yang datang. mereka memakai handphone mahal sebut saja iphone. tapi tidak pesan apapun. mereka duduk, nongkrong, dll. atau mereka yang bisa punya mobil mewah, tapi mohon maaf, perilaku berkendaranya buruk sekali. parkir di pinggir jalan secara sembarangan, memakai rotator, dll.
nah, apakah kesadaran itu telah hilang? kamu bisa punya handphone mahal, tapi beli kopi 35rb saja susah banget. malu tau sama gaya kamu. sadar diri itu penting. misal saya orang kaya, saya sadar saya bisa beli mobil mewah, tapi saya masih belajar berkendara, tpi saya gg bisa sabar dengan keruwetan lalu lintas jakarta. yasudah, saya hire seorang supir. daripada saya parkir sembarangan, daripada saya pakai rotator bak pejabat, daripada saya sruduk sana sini, lebih baik saya tenang, menjaga kewibawaan saya sebagai orang kaya.
sekarang misal, mohon maaf saya lihat orang2 yang beli iphone mahal, tpi nyicil, padahal gaji UMR, hanya demi gengsi. ya mohon maaf, kok bisa punya pikiran seperti itu?
apakah dia gg rumangsa bahwa di itu karyawan UMR dengan standar kehidupan yang ditengah2 yang belum bisa naik level ke kehidupan mapan.
atau kasus lainnya yang lebih menyedihkan. contohnya banyak mahasiswa beasiswa bidik misi (kurang mampu/KIP) tpi dananya digunakan untuk beli iphone. come on! apa gg malu sama status mahasiswa beasiswa kurang mampu itu. padahal sudah dibiayai pemerintah, dengan uang pajak masyarakat, justru malah disalahgunakan. inilah orang-orang yang tidak rumangsa.
saya juga bingung bagaimana ide gagasan untuk memperbaiki ini semua. karena pada dasarnya ini adalah kebiasaan atau personality yang ditanamkan sejak kecil. mungkin yang bisa saya katakan adalah bahwa saat ini kita butuh banyak orangtua yang mampu mendidik anak2nya untuk bisa rumangsa, berbudipekerti baik, dan tentu saja memiliki akhlak dan sosial yang baik. seandainya tidak diajarkan untuk itu, maka saya yakin pasti banyak orang yg tersandung kasus pinjol, judol, psk, hoax, ujaran kebencian, semena mena, dll. Bagaimana tidak, utk memenuhi gengsi harus berhutang, atau coba2 judi, eh jadi ketagihan. Atau karena hilangnya rumangsa, orang2 jadi bebas ngomongin sesuatu. Alhasil hoax kesebar kemana2. Alhasil kita gg crosscheck lgi sumbernya. Sehingga bs jadi byk org yg dgn mudah menghujat org lain. Karena rasa rumangsanya hilang. Dia pikir dia benar.
semoga kita terus sadar diri, rumangsa, dan bisa mendidik anak keturunan kita agar menjadi generasi terbaik.
0 notes
Text
New Life
18 Februari 2024
Hi.. sobat tumblr
udah lama sekali tidak menuliskan apa yang terjadi, memang yaa istiqomah sulit bagiku. huft
Hari ini akhir pekan.. wacana dari awal tahun ingin jalan pagi atau jogging di hari libur akhirnya dapat direalisasi hari ini. Dari sekian wacana dengan diriku sendiri akhirnya aku dan temanku ke cfd alun-alun karanganyar. Ya walaupun pekan kemarin juga cfd di alun-alun Cilacap juga sih. berarti memang aku butuh partner. Memang diriku harus ada yang memantik untuk melakukan sesuatu. Contohnya, aku akan jogging sebagai pemantik aplikasi. mungkin saja aku akan jadi semangat.
Sore ini hujan., dimana memang pagi-siang cerah sekali dan di tutup dengan hujan. menurutku hari ini aku belum produktif sepenuhnya. Aku hanya berhasil jalan pagi dan sharing dengan temanku lalu mencuci baju dan jemur saja. Aku pakai rehat rebahan dengan scrolling ig. Niatku aku mandi awal jam 3 sore agar fresh mengerjakan tugas. Ternyata saat aku mandi, mati listrik. Pikirku, biasanya mati listrik cuma sebentar, kok ini lama bgitu. Akhirnya aku belum memulai mengerjakan tugas. Tugas? Ya, aku mahasiswa baru magister ini yang tadinya ingin menata hidupnya. Sejak semalam sebenarnya aku tidak ingin menunda dan ingin berubah menjadi pribadi yang tertata. Ternyata, aku masih saja belum bisa jadi orang yang menggarap tugas di awal waktu. Kuhabiskan malamku dengan menonton drama korea setelah kelas sore.
Niatku hari ini akan mengerjakan tugas malah mati listrik, it mean wifi mati juga. Atau aku gunakan untuk mengoreksi daily test saja ya? boleh sih, karena besok sudah Hari Senin.
Tahun 2023., ku akui memang aku jarang menulis. Aku akui saat 2022-2023 itu masa dimana aku bermain dan bersenang senang karena baru menikmati hasil uang gajian. Di penghujung 2023 aku mulai berpikir, aku masih harus tetap berkembang. Akankah mau seperti ini terus? di awal tahun 2023 aku mengambil short english course saat bulan puasa di sore hari. Karena saat bulan puasa jam kerjaku hanya sampai pukul 14.00, terkadang aku juga sering memasak. Lalu saat mulai mengajar kembali aku mulai sibuk dengan amanah baruku, sekertaris ppdb dan menjadi walikelas. Yes, i love for new challenges, new experience and i think i will growth. Saat itu aku sering mendapat undangan dari teman-teman ku saat SMA dan kuliah. Rasanya, inginku juga dan jikapun aku segera menyusul gamungkin di tahun 20203 batinku. Alhasil aku mencoba hal yang memang ada di wishlist ku tapi aku belum kerjakan. Beasiswa S2 ada di wishlist ku tanpa ku sadari aku menulisnya. Dan memang Allah akan memberi hambanya jalan jika ada kemauan. Dan kalau sobat tumblr pernah baca tulisanku di tahun 2021 tentang dosenku yang bilang kalau jurnalku sudah terbit. Dan di tahun 2023 aku baru mengecek bahwa jurnal ku ternyata jurnal scopus. Terimakasih ya Bu Budi, maafkan aku yang dulu memang berambisi lulus S1 cepat dan menyalahkan Bu Budi dan menganggap proyek itu beban pdahal itu memang jalanku. Sebenarnya aku memang pernah ikut International Conference dengan presentasi makalah semkimku. Tapi saat itu sedang pandemi, jadi presentasinya online. Semoga saja bisa Conference ke Luar Negri/ke Bali atau kemana gitu secara offline yaa Allah. Aamiin. Karena tahun 2023 adik tingkatku Conference ke Bali dengan dosenku (sejujurnya aku iri, maksudnya aku ingin juga 😭)
Bismillah ku jalani pendidikanku dengan bekerja. Harus professional, jd pekerjaan ku hrs slsei jika mau mngrjakan tugas. Ataupun sebaliknya, agar tidak keteteran aku harus jd org yg tertata dan tidak menunda. (apa aku buang saja ya kasur di kamarku)
Sejujurnya karena coba-coba peruntungan daftar beasiswa S2, aku belum tahu ritme kuliah S2 bagaimana. Aku sering sharing sm temanku yg mengambil S2 dan menanyakan ada tidak yang sambil bekerja. Aku mengambil S2 Pendidikan Sains, walau dosen rekomendasi thesisku dari dosen P.Kimia juga jd udh kenal dan tau karakter beliau bagaimana.
Lampu sudah menyala gais, gas mngerjakan tugas
bye-bye
kapn2 semoga aku bisa sering ngetik lagi ya..
Wisma Asri Karanganyar 16.30
1 note
·
View note
Text
Membahas Kontribusi Denny JA dalam Menyebarkan Pesona Sastra Indonesia di Luar Negeri
Denny ja, seorang tokoh sastra Indonesia yang terkenal, telah berperan penting dalam menyebarkan pesona sastra Indonesia di luar negeri. Dengan karyakaryanya yang memikat dan kehadirannya dalam berbagai forum internasional, Denny JA berhasil memperkenalkan kekayaan budaya dan sastra Indonesia kepada dunia. Salah satu kontribusi utama Denny ja adalah melalui penerjemahan karya sastra Indonesia ke dalam berbagai bahasa asing. Dengan upaya ini, ia berhasil membantu menjembatani kesenjangan bahasa dan memungkinkan karyakarya sastra Indonesia dapat dinikmati oleh pembaca di berbagai negara. Melalui kerja kerasnya, karyakarya penulis Indonesia seperti Pramoedya Ananta Toer, Eka Kurniawan, dan Dee Lestari telah berhasil menembus pasar internasional. Selain itu, Denny JA juga aktif dalam menghadiri konferensi internasional dan festival sastra di seluruh dunia. Dalam kesempatan ini, ia secara aktif berbicara tentang sastra Indonesia, budaya, dan tantangan yang dihadapi oleh para penulis Indonesia. Dengan karisma dan pengetahuannya yang mendalam, ia mampu memikat dan menginspirasi para pendengarnya untuk lebih mengenal dan mengapresiasi sastra Indonesia. Dalam upayanya untuk menyebarkan pesona sastra Indonesia di luar negeri, Denny JA juga menginisiasi program pertukaran sastra antara Indonesia dan negaranegara lain. Program ini memungkinkan penulis Indonesia untuk berkunjung ke negara lain dan berbagi karya mereka dengan audiens internasional. Selain itu, penulis dari berbagai negara juga diundang ke Indonesia untuk menjalin kerja sama dan saling belajar dari budaya dan sastra setempat. Program ini telah berhasil menciptakan hubungan yang lebih erat antara para penulis Indonesia dan dunia sastra global. Denny JA juga memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan penulis muda Indonesia. Melalui yayasan yang ia dirikan, ia memberikan beasiswa dan pelatihan sastra kepada para penulis muda berbakat. Dengan cara ini, Denny JA berperan dalam menciptakan generasi baru penulis Indonesia yang akan melanjutkan warisan sastra Indonesia ke masa depan. Tidak hanya itu, Denny JA juga memanfaatkan keahliannya dalam teknologi untuk memperluas jangkauan pesona sastra Indonesia. Melalui media sosial dan platform digital, ia secara aktif berbagi informasi tentang sastra Indonesia dengan jutaan pengikut di seluruh dunia. Dengan demikian, ia mampu mencapai audiens yang lebih luas dan menginspirasi mereka untuk menjelajahi lebih jauh tentang sastra Indonesia. Kontribusi Denny JA dalam menyebarkan pesona sastra Indonesia di luar negeri tidak dapat diragukan lagi. Dengan upayanya yang gigih, ia telah berhasil menarik perhatian dunia terhadap kekayaan sastra Indonesia. Melalui karyanya yang diterjemahkan, partisipasinya dalam forum internasional, dan program pertukaran sastra, ia telah membantu menciptakan kesadaran global tentang keindahan dan keunikan sastra Indonesia. Kita semua berhutang budi kepada Denny JA atas upayanya yang luar biasa dalam mempromosikan sastra Indonesia di dunia. Kontribusinya akan terus dikenang dan memberikan inspirasi bagi penulis dan pembaca sastra di Indonesia dan di luar negeri. Semoga semakin banyak individu yang terinspirasi oleh karyanya dan menyebarkan pesona sastra Indonesia ke seluruh penjuru dunia.
Cek Selengkapnya: Membahas Kontribusi Denny JA dalam Menyebarkan Pesona Sastra Indonesia di Luar Negeri
0 notes
Text
Akhir-akhir ini benak dan pikiran hanya terisi dengan bab akhir tesis dan bekerja hingga di pekan kedua bulan ini aku baru teringat belum mengirim uang untuk ibu dan adikku. Adik perempuanku kuliah merantau di kampus negeri di Malang, aku membiayai sebagian keperluan kuliahnya karena ibu kami tak mungkin membiayai dia secara penuh. Ibu kami janda yang bertumpu pada gaji pensiunan PNS almarhum ayah. Aku pun mendidik adikku dengan tidak memanjakkan jumlah uang sakunya supaya dia juga merasakan perjuangan mencari uang untuk bekalnya di masa depan kelak, walaupun dia bukan laki-laki.
"Dua pekan lagi siap ujian ya, ini sudah layak diujikan", ucap bapak dosen pembimbingku yang selalu memberi nasihat untuk bersedekah dan menabung Haji di tiap bimbingan itu. Aku tersenyum dan tak terasa mata berkaca-kaca, ku ucapkan padanya, "terima kasih, Pak".
Aku bersegera mengabarkan suamiku bahwa aku telah diizinkan mendaftar ujian. Suamiku bahagia. Saat setibanya ia sampai di rumah, ia memelukku haru. Tangisan kami pecah, tentu kami teringat perjuangan melanjutkan sekolah ini yang awalnya mendapat beasiswa program lulusan terbaik strata satu kampusku. Kemudian karena aku melewati batas masa kuliah empat semester, suamiku membantu membiayai sebagian besar biaya kuliahku. Hingga aku tak enak di semester tujuh harus merepotkannya lagi, aku memutuskan untuk membiayai sendiri. Hanya suamiku lah yang memahami keterlambatanku.
Selama mempersiapkan ujian aku begitu bahagia menyongsong hari demi hari. "Dddrrrr.. dddrrr..", ponselku berdering, telfon masuk dari kakak perempuanku di Malaysia. "Dek, sehat kan? Aku operasi dek lahirannya. Januari kamu bisa ya ke sini sebulan aja jaga anak-anak?", ucapnya.
Kakak perempuanku yang selama ini juga membiayai kuliahku selama strata satu meminta bantuanku, aku tentu berhutang budi padanya. Aku menjawabnya, "aku berdiskusi dulu dengan suami dan meminta izin dulu baru bisa memastikan ya mba".
Suamiku mengizinkan karena hanya sebulan dan ia memahami posisiku. Anak kakak ku sudah dua, dia mungkin berpikir tidak pantas jika meminta tolong ibu karena ibu telah lanjut usia, kakak butuh yang lincah dan tangkas karena jika sudah lahir ada tiga anak nantinya yang masih kecil-kecil.
Rencana kepergianku ke Malaysia sampai di telinga ibu mertua dan dia mengatakan "Coba cek kesuburan dulu ke dokter sebelum ke Malaysia, supaya ayem. Kakaknya sudah mau tiga anaknya, sendirinya belum malah mau bantu kakak nya, lah padahal kamu yang perlu dibantu". Aku dan suami hanya saling menatap sambil mendengarkan ibu. "Yang dicek ga cuma Naura, tapi kamu juga Di, suami istri ya dua-dua nya yang dicek, ga cuma satu", nasehat ibu.
(Bersambung)
0 notes
Text
kuliah online s1 gratis
Dalam rangka membantu pemerintah dan meningkatkan pendidikan, Universitas Budi Luhur memberikan beasiswa nusantara online kepada seluruh putra putri daerah di Indonesia. kuliah online kelas karyawan jakarta
Program paket kuliah merdeka ini sebagai upaya Universitas Budi Luhur merespons pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Karena itu, Universitas Budi Luhur membuka peluang bagi siswa di seluruh Indonesia untuk mendapatkan beasiswa online gratis khususnya masyarakat terdampak secara finansial. Rektor Universitas Budi Luhur, Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc mengatakan, Program Paket Kuliah Merdeka ini merupakan beasiswa online seluruh Indonesia khusus siswa yang tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke sarjana.
“Beasiswa ini salah satu bentuk pengabdian Budi Luhur bagi masyarakat kurang mampu tapi punya prestasi bagus dan bisa kuliah, bisa beraktivitas masing-masing di daerahnya. Fasilitas yang kami berikan gratis biaya sampai lulus dan kuota internet,” ujar Dr. Wendi pada Senin, 2 Agustus 2021. Ketua Yayasan Budi Luhur Cakti, Kasih Hanggoro, MBA menjelaskan tercetusnya beasiswa di Universitas Budi Luhur ketika dirinya touring motor melihat konflik di Aceh pada tahun 2004 lalu.
“Sepanjang jalan tahun 2004 ada operasi GAM, banyak rumah-rumah dibakar. Nah saya pulang ke Jakarta, saya mau ambil 20 anak Aceh dan kejadian tsunami Aceh banyak anak-anak jadi yatim piatu. Dari situ tercetus beasiswa nusantara tahun kemudian kita ambil anak-anak mulai dari NTT, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan seterusnya. Dan sekarang karena pandemi jadi kita buat beasiswa online gratis,” ujar Kasih. Ketua Pusat Studi Budi Luhur Dr. Yusran, M.Si menambahkan Universitas Budi Luhur membuka beasiswa online gratis sebanyak 150 orang, namun tidak menutup kemungkinan jika animo masyarakat besar akan menambah kuota beasiswa online. Proses pendaftaran beasiswa online ini gratis tidak dipungut biaya dan calon mahasiswa akan diseleksi dan dipilih sesuai standar yang ditentukan Yayasan Budi Luhur Cakti.
“Program beasiswa online gratis ini upaya Yayasan Budi Luhur Cakti hadir untuk memberi bantuan atas problem di dunia. Kita sadar betul efek pandemi ini ekonomi terdampak. Akibatnya ekonomi lesu dan biaya kuliah juga sulit. Budi Luhur hadir membantu sebagai upaya kita ikut membantu pemerintah untuk memberikan paket kuliah online merdeka,” ujar Dr. Yusran.
Universitas Budi Luhur membuka program kelas unggulan yang bisa dipilih bagi calon penerima beasiswa online gratis seperti Fakultas Teknologi Informasi (Data Science), Fakultas Ilmu Komunikasi (Digital Media & Advertising), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Marketing & Digital Business), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Cybercrime) dan Fakultas Teknik (Eco Smart Real Estate).
Related post : Daftar Kampus Yang Menyediakan Kuliah Online S1 Gratis
0 notes
Text
Menkes Budi Akan Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUD
Menkes Budi Akan Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUD
Radar Nusantara, Solo – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan memenuhi kebutuhan dokter spesialis di setiap rumah sakit umum daerah (RSUD). Hal itu disampaikan saat kunjungan kerja ke RSUD Dr. Moewardi, Solo, Sabtu (10/12/2022). “Jadi rumah sakit umum daerah pasti akan aku isi, fasilitasnya aku isi, dan SDM nya aku kasi beasiswa, beasiswanya bisa fellowship,” ujar Menkes…
View On WordPress
0 notes
Text
Kapolresta Malang Kota Salurkan Beasiswa dari Kapolda Jatim untuk Anak Polisi Korban Tragedi Kanjuruhan
Kapolresta Malang Kota Salurkan Beasiswa dari Kapolda Jatim untuk Anak Polisi Korban Tragedi Kanjuruhan
TULUNGAGUNG – Kapolresta Malang Kota Polda Jatim Kombes Pol. Budi Hermanto, S.I.K., M.Si., bersama rombongan PJU Polresta Malang Kota dan Bhayangkari Cabang Kota Malang Kota mendatangi Polres Tulungagung Polda Jatim,kemarin Rabu (7/12/22). Kedatangan Kapolresta Malang Kota kali ini guna untuk menyerahkan beasiswa dan tabungan untuk kedua Putri almarhum Aipda Anumerta Andik Purwanto yaitu…
View On WordPress
0 notes
Photo
Tingkatkan Kualitas Akademisi, Ratusan Mahasiswa IBU Malang Mendapat Beasiswa
MALANGTODAY.NET - Ratusan mahasiswa IKIP Budi Utomo (IBU) Malang mendapat beasiswa tahun ajaran 2018/2019. Beasiswa tersebut diserahkan langsung Rektor IBU Malang, Nurcholis Sunuyeko di Ruang Sidang, Kampus C, Jl Citandui 46, Kota Malang, Jatim, Sabtu (5/1/2019). Dalam penyerahan beasiswa tersebut, tercatat sejumlah 267 mahasiswa mendapatkan bantuan pendidikan tersebut. Acara penyerahan ini pun turut dihadiri pula oleh para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Jurisan (Kajur) serta Kepala Pusat, Biro dan Bagian IKIP Budi Utomo Malang.[irp] Menurut Nurcholis, jenis beasiswa yang mereka terima beragam. Ada beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Bidikmisi dan beasiswa Indonesia Cerdas BRI. Para mahasiswa penerima beasiswa itu pun berasal dari berbagai jurusan atau program studi dan merupakan mahasiswa angkatan 2016 hingga 2018. “Alhamdulillah, beasiswa itu sangat membantu para mahasiswa yang menerimanya. Kita berharap, secara kuantitas bisa terus meningkat tiap tahunnya,” jelasnya pada Sabtu, (5/1/2019). Untuk itu, dia mengingatkan agar mahasiswa penerima beasiswa tersebut bisa meningkatkan prestasinya. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat membantu mahasiswa lainnya. “Membantu mahasiswa lainnya itu tidak harus berupa uang. Namun, bisa berbagi dalam bentuk pengetahuan dan skil. Jadi jangan egois. Hanya memikirkan diri sendiri,” imbaunya.[irp]
Berapa Beasiswa yang Diterima Mahasiswa IBU?
Sementara itu, Wakil Rektor 3 IBU, Ali Badar mengatakan bila ratusan mahasiswa itu menerima beasiswa dari tiga jenis. Rinciannya, penerimaan Beasiswa Bidikmisi sebanyak 96 mahasiswa, beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) 111 orang. Sedangkan beasiswa Indonesia Cerdas BRI sebanyak 60 mahasiswa. “Secara nominal, ya lumayan besar beasiswa yang diterima mahasiswa itu. Tapi masing-masing jenis beasiswa besarannya tidak sama,” katanya. Menurutnya, untuk beasiswa dari Indonesia Cerdas BRI sebesar Rp 5 juta per mahasiswa selama setahun. Sedangkan dari PPA sebesar Rp 4.800.000 per tahun dan dari Bidikmisi sebesar Rp 6.300.000 per tahun. Sedangkan khusus Bidik Misi, kata dia, rinciannya Rp 2.400.000 untuk biaya pendidikan dan 3.900.000 untuk biaya hidup.[irp] Meski begitu dia mengingatkan jika beasiswa Bidik Misi itu bisa dicabut apabila penerimanya terlibat konflik atau kasus pidana. Selain itu jika IPK-nya kurang dari 3,25. “Secara garis besar seperti itu ketentuannya,” paparnya. Dengan adanya siswa ini diharapkan mampu meringankan beban khususnya dalam hal ekonomi mahasiswa dan diharapkan ratusan mahasiswa penerima beasiswa tersebut dapat menjadi mahasiswa yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Reporter: Andika Fajar Kurniawan Editor: Radea Hafidh
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/pendidikan/tingkatkan-kualitas-akademisi-ratusan-mahasiswa-ibu-malang-mendapat-beasiswa/
MalangTODAY
0 notes
Text
Balas Dendam Paling Elegan
Berhubung banyak yang review positif sama drakor ini, saya coba tonton Itaewon Class. Dan gimana tun?
Hmm.. Ada sedikit kesamaan sama motivasi diri sendiri. Saat nonton dan setelahnya, saya mikiiir banget. Saya cerita dulu kesamaannya.
Dulu, saat awal kuliah saya pernah di posisi sakit hati karna "diinjak" oleh kata-kata seorang teman di jurusan, yang sebetulnya saat itu kenal pun enggak karna baru ospek. Yang intinya adalah meremehkan. Empat tahun kenal, dan saya mencoba mengatur gemuruh sakit hati itu, hahaha rapih emang kalo soal menyembunyikan sesuatu mah. Dan pernah juga merasa sakit hati oleh beberapa teman pas direndahin karna golongan miskin alias anak Bidikmisi. Lucu memang hidup ini. Beberapa orang cuma menilai Bidikmisi itu beasiswa bagi si miskin, bukan beasiswa bagi si prestasi. Menganggap bahwa kita benalu. Tapi saya dan teman-teman senasib berusaha sabar, gak pernah berani macem-macem. Bukan karna gak punya nyali buat melawan, tapi saya sendiri punya cara lain untuk membalas. Waktu itu saya cuma nulis dan saya yakini dalam hati, bukan hari ini, jangan hari ini. Sabar, kamu kuat. Selalu kencangkan sabuk yang kuat, tujuan saya di sini, kuliah tepat waktu karna negara yang bayarin. Dan saya punya utang budi sama negara. Ok sip, ok skip. Btw, makasih loh sama Pak SBY berjasa banget di jaman saya. Hehe.
Lalu kemarin, dia (yang tak ingin kusebut namanya, haha canda candaaa) datang untuk minta bantuan. Boro-boro ngobrol, komunikasi di WA pun belum pernah.
Saya cerita ke ibu tentang orang ini dan saya bilang (sambil tarik napas, karna sakit hati itu sangat sangat susah hilangnya gaes), "kalau saya gak dididik dgn baik sama Mamah, mana mau bantu orang yang pernah nyakitin hati, cuekin aja, blokir sekalian. Tapi sayangnya selama ini Atun gak dididik gitu sama Mamah, Allah juga gak akan suka kalo Atun balas dgn cara yg Atun mau. Ah gimana sih Mah, gagal kan mau balas dendam hahaha"
Kata ibu yang buat saya tenang seketika dan merasa malu, syukur kalo kamu udah bisa berpikiran gitu, pembalasan terbaik atas perilaku orang lain yang menyakiti kita itu cuma ada satu cara buat balasnya, berbuat baik.
Jawaban itu nambah kekuatan banget. Sekarang ada yang nyakitin hati selalu nyoba nguatin hati, yuk balas sama hal baik apa ya.. (wooo ini tak mudah sodaraa)
Sampai pas nonton episode demi episode Itaewon Class ini, saya nangis sesenggukan. Haha aduh lebay sih. Ya, sakit hati meluap lagi. Muncul kembali setelah bertahun-tahun reda. Tapi untuk kali ini, merasa plong. Banyak pelajaran baru yg saya dapet dari drama ini.
Kau tak perlu meyakinkan orang lain soal siapa dirimu. Ya kata ini nancep banget. Iya ya, ngapain juga kita butuh pengakuan dari orang. Toh mau kita miskin atau kaya, orang gak pengen tahu prosesnya. Dan orang hanya tahu akhir dan hasil. Gak perlu juga memperlihatkan ketar ketirnya kita kaya apa di masa berjuang. Toh tiap hari juga buat saya adalah hari-hari perjuangan.
Aku tak mau goyah oleh siapapun atau situasi apapun. Aku ingin membuat keputusan sendiri dalam hidupku. Iya kadang, eh sering sih. Keputusan yang kita ambil, atas dasar orang lain. Gengsi, menuruti apa kata orang, ikut-ikutan, dsb. Bukan atas kemauan diri sendiri. Tumbang sebelum menang. Beda ya tolong tun, antara pasrah dengan menyerah. Seringnya kita menempatkan menyerah di awal.
Dan dari drama ini juga saya bisa lihat sosok dua Ayah yang berbeda karakter dan cara mendidik anak-anaknya yang beda 180°. Hasil didikan Ayah yang luar biasa akan menghasilkan anak yang luar biasa juga. Dan didikan yang salah, tentu akan menerima akibatnya. Banyak belajar juga gimana harusnya jadi orangtua yang bener, yang bisa menumbuhkan prinsip anaknya, membantu kepercayaan diri anaknya, dan saling bangga baik sebagai Ayah ataupun anak. Luar biasa banget pelajarannya. Calon Ayah dan Ayah cik sok naronton gera.
Perjuangan Park Saeroyi dari kedai kecil dan akhirnya jadi waralaba dan jadi bisnis makanan nomor 1 di Korea Selatan. Wah keren lah gila gilaaa! Yang lagi butuh semangat kudu nonton deh. Perhatiin deh, ah ini mah semuanya berjuang, tiap peran di drama ini memperjuangkan apa yang jadi tujuan masing-masing.
Ya begitulah harusnya balas dendam paling elegan. Tanpa perlu banyak tenaga untuk melawan. Mohon maaaaf banget sama teman-teman yang selama kenal sama saya dan banyak tersakiti. Gak dipungkiri kita sering gak sadar sedang melukai hati orang. Sekali lagi, mohon maaf. Mari hidup tenang dan damai. Lalu, jadi hikmah bersama.
@janatunrahmilah
Cibinong, 4 Juli 2020
#drakor#hikmah#pelajaran#manfaat#motivasi#bisnis#rekomendasi#balasdendam#balasdendampalingelegan#tulisan2020#janatunrahmilah#tumblr#itaewonclass
14 notes
·
View notes
Text
Menjawab Pertanyaan
Tidak terasa, sudah hari ke-70 saya “kembali” dari keterasingan. Kembali pada rutinitas super sibuk di pagi hari. Bangun pagi-pagi, menyiapkan pakaian sekaligus menyetrika, mandi, sarapan, berangkat sepagi mungkin (misi). Kadangkala saya mengapresiasi diri sendiri karena bisa berangkat sesuai rencana, menikmati udara Halte Rajawali yang sejuk sembari menanti angkot berikutnya. Namun, tak jarang saya kesiangan lalu berefek terjebak dalam kemacetan. Ya, begitulah rutinitas saya kurang lebih dalam dua bulan terakhir. Jujur, ternyata berat juga bila harus PP (alias pulang-pergi) Gresik-Surabaya. Apalagi jika nanti Allah izinkan saya menjadi dosen tetap, atau Allah izinkan saya sekolah profesi (masih ngambang upayanya ini, ya Allah izinkan saya jadi psikolog), rasanya tidak mungkin bila harus menghabiskan 3 jam perjalanan (total).
“Kenapa ngga ngekos aja sih?”
Begitu tanya beberapa orang.
Jawabannya sesimpel ini. Ingin menghabiskan waktu banyak bersama orangtua, selagi bisa.
“Lha kan udah nikah? Harusnya di rumah mertua kan kalo cewek?”
Menarik. Tapi dari mana dasar tersebut? Anak lelaki selamanya jadi anak ibunya. Saya akan selalu jadi nomer dua, sedangkan nomer satu adalah ibu mertua saya, itu ketetapan Allah, dan saya tidak menyangkal sedikitpun. Tapi pernyataan “harusnya di rumah mertua” ini seolah tak mengerti kondisi saya, atau mungkin memang asal bunyi, tidak mengenal utuh bagaimana realita yang harus saya hadapi saat ini. Saya bekerja di Surabaya, di sebuah kampus tempat saya menempuh studi S1 saya. Tidak mudah bagi saya untuk mencari tempat mengabdi, karena jauh sebelum saya diterima beasiswa, Allah mengirimkan kampus ini sebagai wadah pengembangan diri, memfasilitasi berbagai persiapan untuk memenuhi persyaratan, termasuk biaya persiapan bahasa, pelatihan dan workshop, yang barangkali menjadi pertimbangan mereka (para reviewer) untuk menerima saya yang sebenernya enggak pinter-pinter amat ini. Tapi, bukan sekadar balas budi juga. Ada “titik temu” antara nyaman dan menantang yang tidak bisa dijelaskan, melainkan hanya bisa dirasakan. Jadi, demikian, saya tidak bisa tinggal di Depok. Dan itu sebenarnya sah-sah saja, toh rejeki Allah bukan hanya di Bumi Depok kan? :) Dan izinkan kami untuk menjalankan apa yang ada di depan mata. Saya menuntaskan apa yang menjadi janji saya di rencana setelah studi, dan suami saya menuntaskan apa yang menjadi harapannya dulu, menjadi tim riset inti bersama supervisornya.
“Kalau ujung-ujungnya Long Distance Marriage, ngapain nikah deh?”
Menerima pertanyaan ini berkali-kali, saya hanya tersenyum manis (kalau sanggup), tapi tak jarang saya tersenyum tidak simetris. hehe. Realitanya, saya jatuh cinta sama Muhammad Aldo Setiawan, ternyata dia juga. Daripada perasaan ini berlarut pada muara yang tak menentu, dan atas izin Allah, ternyata orangtua kami memberikan ridha untuk kami menikah, sebelum berangkat sekolah. Keputusan kami pada saat itu sangat kuat, meski ketika dijalani tidak mudah. Tidak apa-apa, semoga dengan bertemunya separuh agamanya, separuhnya lagi bisa dijalani dengan ketaqwaan. LDM bukan hal yang mudah, dan tentu bukan pilihan prioritas pada pasangan manapun rasanya. Tapi, mbok yo mengertilah kawan, tidak semua jalan hidup setiap orang sama dan berjalan ideal. Bahkan mungkin apa yang kita anggap ideal juga belum tentu secara keseluruhan berjalan sempurna. Pahami bahwa beberapa hal dalam rencana hidup pasangan suami istri yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang, dan tentunya kesempatan untuk menjalankan peran-peran lain yang sudah dipertimbangkan bersama. Jadi, daripada bertanya kenapa, lebih baik didoakan saja mudah-mudahan ada waktu dimana kami dapat memperjuangkan mimpi bersama secara raga dan jiwa. Aamiin.
“Kamu udah hamil kah? kok perutmu besar?”
“Kamu nunda ya?”
Dua pertanyaan ini semakin menguatkan saya bahwa ada pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam pikiran kita, atau hadir melalui mulut orang lain, yang tidak perlu dijawab, atau ditunda dulu jawabannya, sampai Allah memberikan isyarat. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pula yang semoga jadi bekal bagi saya maupun suami untuk selalu mengasah kepekaan, ngati-ati. Tapi juga selalu berusaha berpikir lebih luas: ah iya, barangkali bentuk perhatian orang bermacam-macam, tidak selalu sama. Senyumin saja. :)
Bulan depan, insyaAllah suami saya pulang. Deg-deg annya sudah dari sekarang. Sayangnya saya kurang pandai mengutarakan ke-deg-degan saya tiap mengingat sebentar lagi dia pulang, mungkin malah dia mengira saya punya gangguan afek datar. Hehe, tenang, mas. Aku sedang mempersiapkan sesuatu. Begitu juga mas Aldo disana, semoga ikhtiar-ikhtiar kita menuju titik temu yang sama dan tentunya mendapat ridha-Nya. Hidup di Surabaya mungkin menjadi hal baru buatmu, dan mungkin tak mudah. Tapi, untuk petualangan yang rutenya belum tahu bakal kemana ini, kenapa tidak dijalani pelan-pelan dulu saja? Tidak apa-apa, semua orang selalu punya titik “start” nya masing-masing. Ya, barangkali bulan depan menjadi awal bagi saya dan suami saya menghadapi realita hidup bersama di Indonesia. Sekali lagi, semoga Allah ridha. Aamiin.
Gambar 1. Burung lagi merenung di Leeds city centre
Semangat menentukan tempat berteduh ya :”)
Kuat, kuat, kuat!, sesuai janji-Nya, bersama kesulitan, terdapat kemudahan. Yap, bersama, bukan sesudah.
(masih di) Gresik, 20 Desember 2019
@valinakhiarinnisa
96 notes
·
View notes
Text
20
Mungkin setiap cerita yang aku tulis di sini tidak ada yang membacanya. Tapi biarkanlah aku menuangkannya disini.
Beberapa bulan lalu tepatnya bulan Juni, Alhamdulillah aku telah menyelesaikan sidang skripsi. Semenjak saat itu, aku tahu hari-hari setelahnya akan menjadi lebih berat.
Beberapa minggu sebelum sidang, aku dan temanku mendapatkan kesempatan freelance membuat desain dan ilustrasi di salah satu kelas online yang membahas tentang Korea di instagram. Aku sangat senang sekali waktu itu, karena aku pikir jalan menuju impianku (menjadi seorang traveller atau tour guide) sudah terbuka lebar. Ternyata aku salah, belum saja bekerja namun sudah ada miskomunikasi antara aku, temanku, dan si pembuka lowongan kerja. Padahal sebelumnya, aku dan temanku sudah diiming-imingi gratis perjalanan ke Korea Selatan dan kedepannya dapat menjadi tour guide di Korea Selatan. Kadang aku berpikir, aku seperti menyia-nyiakan kesempatan yang sudah terbuka lebar. Tapi, inilah yang dinamakan takdir. Tidak ada yang bisa disalahkan dari hal tersebut karena keterbatasan media dan ketidakmampuan kita untuk bertemu karena Covid19 ini.
Tidak lama setelah sidang, tepatnya tanggal 20 Agustus, aku mulai memberanikan launching bisnisku sendiri, yang kunamakan "Nowest". Aku benar-benar merasakan betapa sulitnya membangun bisnis dari 0. Aku sampai meminjam uang ke Bapak untuk merealisasikan bisnisku. Sulit untuk meyakinkan Bapak, hingga akhirnya Bapak mendukungku. Waktu itu, aku sangat optimis, aku berpikir kalau jualanku akan lancar dan akan cepat kembali modal. Tekadku sudah bulat dan yakin akan berhasil.
Tapi, hanya sekitar jalan sebulan, bisnisku mengalami penurunan penjualan dan aku baru bisa mengembalikan uang yang tidak sampai setengahnya dari jumlah yang kupinjam kepada Bapak. Walau Bapak bilang tidak usah, tapi aku yakin Bapak butuh uang itu untuk keperluan lain.
Di awal September, aku yang mulanya 'keukeuh' ingin menjalankan bisnis dan yakin bisnis yang kubangun akan berhasil, mencoba melamar pekerjaan di salah satu perusahaan fundrising di Indonesia. Aku pikir, sudah saatnya aku mulai mencoba mencari kerja setelah hampir 2 bulan menganggur dan mencoba bisnis. Ditambah, aku kesal dengan segala pertanyaan "Din, udah kerja? Lagi di mana?", dan lain sebagainya.
Aku mencari pekerjaan dan lingkungan yang sekiranya cocok dengan kepribadianku. Dan, perusahaan inilah yang aku rasa sesuai dengan hatiku. Aku apply, dan aku sangat berharap bisa mendapat balasan.
Tanggal 28 September, aku launching koleksi baru di Nowest. Menurutku produk ini unik dan harganya pun cukup terjangkau dengan bonus di dalam boxnya. Aku pikir, respon orang-orang di social media akan excited menerima koleksi terbaru. Ternyata, realita tidak sejalan dengan apa yang aku harapkan.
Jujur, aku bingung. Aku ingin menangis. Bisnisku tidak berjalan dengan mulus. Yang mulanya ingin menunjukkan bahwa aku bisa sukses dengan jalan yang aku pilih, ternyata tidak semudah itu.
Beberapa hari lalu sebenarnya aku mendapat kabar gembira bahwa aku lolos seleksi tahap pertama Beasiswa IKSP (Indonesia-Korea Scholarship Program) untuk program S2. Tapi, banyak hal yang aku pertimbangkan. Pada akhirnya, aku harus merelakan kesempatan itu. Dengan ini, sudah ketiga kalinya aku merelakan kesempatan untuk ke Korea (yang pertama adalah event exchange, tetapi aku belum sanggup untuk membayar fee-nya kala itu). Sedih bukan? Ketiga kesempatan itu kurelakan karena ada banyak faktor yang aku pertimbangkan. Kadang, aku selalu berharap suatu hari nanti akan tiba saatnya aku bisa ke negeri Ginseng tersebut. Tapi aku tidak pernah tau apakah mimpi tersebut bisa terealisasi atau tidak 😭
Karena tidak ada kabar dari perusahaan yang pertama, aku mencoba lamar internship di salah satu perusahaan edutech. Sejujurnya ini sudah kali ke-tiga aku melamar internship di perusahaan ini. Dua kali aku gagal. Awalnya, aku sudah putus asa dan tidak ingin melamar lagi. Tapi kali ini, aku ingin mencoba lagi. Semoga aku keterima ya :')
Aku hopeless banget. Bisnisku tidak berjalan mulus, belum dapat panggilan kerja, dan merelakan mimpi melanjutkan studi di Korea karena ada banyak faktor yang aku pertimbangkan terkait hal-hal dalam beasiswa tersebut.
Ketika melihat instastory atau whatsapp story teman-teman, aku semakin insecure. Mereka telah mendapatkan pekerjaan. Sedangkan aku? Aku masih di tempat semula, berjalan namun belum terlihat hasilnya. Tertatih, dan hanya aku yang merasakan pahitnya.
Entah sampai kapan hingga akhirnya aku dapat membuktikan ke Bapak dan keluarga bahwa aku akan menjadi orang yang hebat yang bisa membalas budi orang tua.
Sesunggunya, hanya do'a yang bisa menguatkanku.
Maaf Pak, diumur saat ini anakmu belum bisa membahagiakanmu. Hatiku sakit ketika menulis kalimat ini.
Maaf dan terima kasih.
Bekasi. 29 September 2020. Aku tidak tahu kemana aku akan berlabuh.
#mystory #life #LifeMustGoOn
1 note
·
View note
Text
BELAJAR TOEFL MANDIRI.
Wkwk. Alhamdulillah akhirnya bisa bikin ini. Udh lama bgt mengimpikan bisa share pengalaman ttg belajar hal baru. Tapi baru ini yg berhasil capai target.
Tentang belajar TOEFL ini, sebenernya dulu bgt, pas masih kuliah sempet beberapa kali ikut kelas Sekolah Toefl Budi Waluyo di Facebook. Kayaknya skrg ada Budi Waluyo yg lain. Tp yg kuikutin dulu adalah Budi Waluyo yg kuliahnya FullBright, akun IG dan twitter nya sdsfag (kalo ga salah ya).
Dari keikutsertaan ku yg beberapa kali itu, gada satupun yg tuntas sampe akhir. Paling berhenti di Skill Writting Expression. Pkoknya ga beneran niat deh. Karena memang dulu rasanya belum ada hal yg mendesak membutuhkan toefl gitu lo. Kurang kuat lah tekadnya.
Sampai pada akhirnya, tahun ini aku dipertemukan dg MSPP dan tumbuhlah rasa tanggung jawab utk memperjuangin beasiswa. Yaa mungkin ini mmg waktunya.
Sebenernya 3 bulan pertama di th 2020 ini udh aku habiskan utk belajar IELTS. Target awalpun bisa dapet min 6.5. Wkwk tp karena corona dan tidak maksimalnya aku dalam belajar IELTS, maka aku gaberani nyoba tes ini selain karena harganya yg mahal. Writting sm Speaking tuh momok bgt. Ditambah reading sm listening yg belum bisa diandalkan.
Jadilah ketika aku dapat info ada lembaga yg menyediakan official online Toefl tes aku daftar. Temen2 bisa cek disini
17 Mei 2020 aku daftar pertama utk ikut tes tgl 26. Yg artinya ada waktu kurang dr 10 hr utk persiapan. Utk cerita dites pertama itu ada disini yaaa...
https://sucimuqo.tumblr.com/post/619257983322505216/allah-mau-lebih
Setelah dapat unofficial scor yg ternyata tidak sesuai harapan, aku memutuskan daftar untuk yg kedua kalinya ditanggal 28, sehari setelah tes yg pertama (iya tesnya diundur ke tgl 27 karena masalah laptop dan jaringan).
Dipercobaan yg kedua ini, aku agak serius merencanakan langkah persiapannya dan memperbaiki niat. Emang si menargetkan utk bisa dapet 525, bahkan sebelumnya nargetin 550. Karena it seems impossible utk 550, jadi realistis aja. Yg penting cukup utk daftar AAS.
Setelah niat, siapin langkah konkrit nya utk belajar. Aku belajar dari buku Longman yg aku download di google. Isi buku ini sama banget sama materi yg ada dikelas Sekolah Toefl dulu. Bedanya Longman ini semua dalam bahasa Inggris.
Caranya gimana biar konkrit ???
Aku pasang target harian beserta reward and punishment nya.
Target harian ini aku bagi antara jumlah materi yg harus dipelajari dengan waktu yg tersisa.
Waktunya aku mulai dari tgl 28 Mei sampai 9 Juni. Karena awalnya aku pilih tgl 10 utk ujian. Tp berhubung laptop nebeng, jadi kumajuin ke tgl 8 (trims Fada).
Jadi kira2 ada 13 hari yaa..
Kemudian aku list daftar skill yg ada di buku Longman (lihat daftar isi), dikelompokin berdasarkan kategori listening, structure & writing expression, dan reading. Lalu tiap kategori aku tulis kelompok skillnya dan aku bagi dg jumlah harinya. Karena kategori Structure dan writing expression (WE) lebih banyak, jadi ini dapet lebih banyak hari. Reading aku masukin di hari2 awal karena itu yg paling kurang persiapannya pas tes pertama, diikuti structure dan WE lalu terakhir listening. Kuranglebih gini ngitungnya.
Lagi2 karena jadwal tes dimajuin, listening ini cuma alakadarnya. Ditambah gada file recording utk ngerjain soal latihan dr buku Longman. Jadinya aku cuma ngerjain sesuai latihan yg ada text nya aja (3 soal per skill).
Setelah dapet ni pembagian target perhari, aku buat reward dan punishment. Rewardnya boleh buka IG dan twitter kalau berhasil nyelesaiin target. Tp kalo gagal ya gaboleh buka ditambah baca news (baca cuma sekali doang haha ingkar nih)
Lalu aku tulis di papan tulis made by me. White board plastik yg ada kertas putih didalamnya.
Pas udh balik kerja, jadwal ngerjainnya jadi se mood nya, karena nyatanya aku kena punishment terus karena ga nyelesaiin target.
Ohya, dipersiapan tes pertama, tiap skill yg udh aku pelajari aku resume dan tempel didinding kamar. Biar kalo pas latihan ngerjain soal lupa skill, aku tinggal liat tembok aja. Ini menguntungkan bgt. Karena gaperlu bingung buka2 buku.
Ini tulisan dihapus si adik lanang dan kutebelin lagi :)
Lalu aku coba utk patuhi. Timing belajarnya ada pagi, siang atau malem. Karena dihari pertama aku ngerjainnya siang, jadinya entah kenapa mood siang lebih bagus (ini sebelum jadwal kerja kembali normal).
Di persiapan tes kedua, aku tinggal ngulang soal latihannya, dan buat catetan utk skill yg belum terjamah di persiapan pertama. Tp karena mager jadinya aku tulis aja dibuku yg kubuat latihan. Oret2 beneran deh wkwk.
Laluu paksakan diri utk terpapar bahasa inggris. Kadang dengerin podcast, atau nge yutub. Atau kalo rajin yaa baca berita.
Intinya, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Meski dalam prosesnya selalu muncul ketidak yakinan, keputusasaan, bahkan stress (kayaknya aku sampe stress karena jadwal period bulan ini ke skip padahal gapernah gini wkwk).
Yg paling penting. Kerjain soalnya dengan tenang. Resapi bener2 tiap yg didengar dan dibaca meski gatau artinya hehehe. Karena jawabannya pasti ada di text.
Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat yaa buat kalian yg mau cobaa belajar Toefl tanpa ikut kursus.
Rembang, 08 Juni 2020
3 notes
·
View notes
Text
Cerita LPDP 2019 - Tahap 1
(lanjutan Tahap 0)
Setelah masa pendaftaran LPDP 2019 dibuka sekitar pertengahan Juli, saya secara bertahap mengumpulkan berbagai berkas yang dibutuhkan untuk pemenuhan syarat administrasi. Berkas-berkas seperti Scan Ijazah, Transkrip, dan IELTS tentu sudah saya miliki karena berkas-berkas tersebut merupakan berkas mendasar yang harus diunggah pada setiap pendaftaran beasiswa dan kampus. Jadi, tinggal melengkapi berkas lainnya yang dibutuhkan.
Berkas pertama yang saya siapkan adalah surat keterangan sehat, surat bebas narkoba, dan surat bebas TBC karena prosesnya bisa memakan waktu berhari-hari. Ketiga surat tersebut bisa didapatkan di Puskesmas/Rumah Sakit yang menyediakan fasilitas pemeriksaan untuk tiap tes tersebut. Berhubung tes narkoba dan tes TBC tidak ada di semua rumah sakit, jadi kita harus mencari tahu dahulu di rumah sakit mana saja yang menyediakan fasilitas tersebut dan, tentunya, mengenakan biaya yang lebih terjangkau.
Saya survei mandiri beberapa rumah sakit yang menyediakan tes-tes tersebut. Salah satunya adalah Rumah Sakit Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan. Namun, karena biaya ketiga tes tersebut hampir mencapai 700 ribu rupiah, saya tidak jadi melakukan tes dan batal mengisi form pendaftaran. Kemudian, saya mendapati RSUD Jatipadang di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menjadi salah satu rumah sakit yang menyediakan tes narkoba relatif lebih murah dibandingkan kebanyakan rumah sakit lainnya. Bersama dengan tes kesehatan, kedua tes ini hanya dikenakan biaya tidak sampai 200 ribu rupiah. Masa tunggu mendapatkan kedua surat tersebut, berdasarkan pengalaman saya, adalah selama sekitar 4 jam. Tetapi, berhubung saya masih membutuhkan satu tes lagi, yakni tes TBC, maka saya harus mencari rumah sakit lainnya. Akhirnya, melakukan tes TBC di Rumah Sakit Budi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Biaya yang dikenakan untuk tes TBC dan tes kesehatan berkisar 400 ribu rupiah. Jeda antara tes dengan hasil, kalau tidak salah, adalah 2-3 hari kerja. Jadi secara total kocek yang keluar dari kantong pribadi untuk melakukan tes tidak sampai 600 ribu rupiah.
Selanjutnya, memikirkan narasi yang ingin dibawa dalam proses pendaftaran LPDP. Narasi, menurut saya, merupakan hal yang sangat penting dipikirkan untuk mengisi CV dan mengerjakan esai Motivation Letter/Statement of Purpose serta Study Plan. Gini, narasi yang dibawa harus merupakan hasil kontemplasi atas kejadian di masa lalu, rencana studi, dan rencana setelah pulang studi. Ketiga titik tersebut harus menjadi cerita utuh yang unik dan harmonis sehingga mampu meyakinkan pemberi beasiswa bahwa saya memang layak mendapatkan beasiswa LPDP ini. Penentuan narasi bisa juga dikatikan dengan tema besar hidup kita sehingga pemberi beasiswa mengenal kita dengan tema unik tersebut.
Pijakan utama dalam memikirkan narasi ini, bagi saya, adalah profil diri yang ingin kita tampilkan serta profil jurusan-kampus yang dituju. Pada dasarnya, saya sebagai manusia yang telah hidup lebih dari 20 tahun, telah melalui berbagai pengalaman dalam hidup. Saya harus mengingat kembali berbagai kepingan mozaik tersebut dan mencari kepingan mana yang relevan dan penting untuk diangkat ke dalam narasi yang dibawa. Kontemplasi juga diperlukan untuk menetapkan titik akhir tujuan perjalanan hidup sehingga titik awal dan titik akhir sudah ditemukan. Dalam konteks LPDP, kedua titik ini harus berhubungan dengan misi LPDP soal berkontribusi untuk bangsa dan negara Indonesia. Artinya, pastikan semua narasi yang dipikirkan juga relevan dengan pembangunan negara ini kedepan.
Kemudian, dengan profil jurusan-kampus pilihan yang pastinya unik dibandingkan jurusan-kampus serupa lainnya, saya harus memastikan bahwa saya memahami mahasiwa seperti apa yang diharapkan masuk dan keluar dari jurusan-kampus tersebut. Setelah lulus dari jurusan-kampus tersebut, sangat wajib menentukan kemana penantian hidup serta tahap demi tahap yang akan dituju demi mencapai titik akhir. Tahap ini merupakan jembatan yang menhubungkan titik awal dan titik akhir yang telah disampaikan pada paragraf sebelumnya. Dengan demikian, kisah hidup menjadi utuh dan pemberi beasiswa mendapatkan keyakinan bahwa calon penerima beasiswa ini merupakan seorang yang sesuai dengan visi dan misi LPDP.
Pengerjaan CV dan esai membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebab, khusunya bagi pengerjaan esai, bisa membutuhkan waktu hitungan pekan bahkan bulan karena juga membutuhkan koreksi dari senior atau kawan yang lebih berpengalaman dalam pembuatan esai sejenis. Oleh karena itu, pengerjaan esai tidak boleh dilakukan dalam tempo yang singkat karena hasilnya dipastikan tidak akan maksimal.
Video ini sangat bagus untuk penulisan esai personal statement!
https://www.youtube.com/watch?time_continue=315&v=YCuaq-a7dKc&feature=emb_logo
Dalam hal pengerjaan CV, saya juga tidak memasukkan semua jenis prestasi, aktivitas, pengalaman, dll. Saya hanya memasukkan konten isian yang relevan dengan narasi yang sudah saya tentukan di awal sehingga pemberi beasiswa melihat bahwa saya memang sudah fokus sejak lama dalam meniti impian yang telah ditetapkan dalam narasi awal.
Saya mengerjakan ketiga berkas tersebut sejak awal Agustus dan meminta pendapat kepada beberapa orang yang saya percaya bisa menilai dan memberikan masukan untuk esai yang lebih baik. Pada akhirnya, sekitar setengah jam sebelum deadline, akhirnya saya klik SUBMIT!
Bismillah!
(bersambung ke tahap 2)
2 notes
·
View notes
Text
Takdir Terbaik
Hidup ini berjalan beriringan. Benar. Sedih dan bahagianya, masalah bersama solusinya. Kadang cemas bersamanya Allah kirimkan tenang pada hamba yang selalu memohon ketenangan.
Kuncinya jangan pernah bosan memohon sama Allah untuk selalu diberikan petunjuk, memohon tentang kehidupan yang ada dalam bayangan (pasti ini versi terbaik kita) dengan berserah Allah lah pemilik segala takdir terbaik untuk kita. Karena benar, tiada yang mustahil. Sedikitpun tidak ada yang mustahil. Tapi kuncinya harus sabar dan jangan pernah bosan.
Fase sekarang sebetulnya fase naik turun, antara percaya dan tidak percaya sama diri sendiri. Tapi dari dulu tetap percaya sama takdir yang Allah gariskan bahwa apa-apa yang telah allah takdirkan adalah apa-apa yang tepat.
Pada akhirnya berserah dan memaksimalkan adalah bentuk kebertahanan, ya sampai jiwa dan raga mengatakan tidak mampu. Ingat seorang sahabat (Uwais Al Qarni) yang menggendong ibunya menuju ka’bah. Penuh keringat, darah, nanah bahkan itu belum bisa menebus jasa-jasa ibunya sebagai bentuk balas budi. Lalu apakabar dengan diri yang ujiannya masih standar manusia biasa. Kehampaan, ketakutan, kecemasan, kegagalan dan lain sebagianya. Walau yang semakin menguras hati dan pikiran adalah takut melakukan hal yang keliru karena jalan yang Allah pilihkan adalah jalan istimewa yang tidak main-main. Takut melakukan kesalahan yang berakibat fatal, bukan melibatkan diri sendiri saja tapi melibatkan orang lain. Ketakutan-ketakutan itu yang menjadi hantu hampir 7 tahun ini.
Sedikit berceritra, seringkali dari dulu masalah finansial adalah masalah utama bahkan mungkin sampai sekarang. Tapi Allah tidak tidur Allah kirimkan orang-orang terbaik lalu Allah mencukupkan, Allah beri rezeki di berbagai penjuru beasiswa ini itu, berusaha mengajar (walau ga pernah ada yang berhasil), ambil job-job penelitian, ambil kerjaan juru ketik , buat laporan kasus dan lain-lain. Itu semua pintu-pintu Allah untuk mencukupkan
Tahun 2018 adalah tahun yang paling terpuruk, saat orang-orang sudah disumpah dan menangis haru karena sudah menggapai titik keberhasilan sedang diri menangis karena gagal lalu gagal lagi bahkan sempat menggerutu “Kenapa Allah? Kenapa?”. Ingatan hanya tertuju pada orang tua di rumah yang berjuang terus menerus , lalu kapan aku bisa berperan ? kapan ya Allah?
Terus saja mengeluh seperti itu. Sampai mencari-cari celah dan alasan mengapa Allah memberikan kegagalan sedang kebutuhan memanggil untuk segera diselesaikan.
Setelah melewati semuanya bahkan sebelum itu, saya pernah memohon untyk diberi lingkungan yang baik kelak saat saya sudah bekerja, dalam hal ini masa internsip.
Setelah lulus bulan Februari, lalu sumpah bulan Mei, baru internsip Oktober. Lalu bertemu orang-orang yang MasyaAllah, yang menuntun pada jalan kebaikan, yang empatinya tinggi, kepeduliannya begitu bsar, kasih sayangnya melimpah ruah, tidak pernah membedakan, tidak pernah menjudge dalam hal apapun. Saling mengajarkan, bahkan saya sendiri yang sering minta diajarkan.
“Allah, mohon bimbinglah .. pertemukan dengan orang yang bisa menjelaskan dari A-Z nya apa yang ku tidak mengerti”
Allah kirimkan mereka, yang luar biasa. Yang selalu sabar, yang saya banyak belajar bersamanya.
Bahkan detik ini saat menulis tulisan ini, adalah waktu sesaat setelah saya diajarkan baca EKG. Runtut sekali. Diulang kemudian diulang lagi. Jika belum ada yang dimengerti. Pun dalam hal lain, support emosional, tidak usah ditanya. Act of service mereka juga luar biasa.
Lewat mereka, memang saya harus bertahan. Saya Allah mampukan. Allah kirimkan kawan dalam perjalanan.
Barulah saya sadar keluhan saya dulu saat saya gagal dan terlambat insternsip menjadi sebuah nikmat kalau dibaca sekarang. Karena jika tidak saya tak tahu melewati fase ini bersama orang yang seperti apa dan lingkungan yang bagaimana.
Kesimpulannya takdir Allah itu adalah sebenar-benarnya takdir terbaik :)
Bogor, 22 Februari 2020
17.24
4 notes
·
View notes
Text
Organisasi Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional Indonesia ditandai dengan munculnya berbagai organisasi modern. Pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisai modern pertama Indonesia, yakni Budi Utomo. Hari itulah yang kemudian dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional. Organisasi-Organisasi yang muncul dapat dikatagorikan sebagai berikut:
Masa pembentukan (1908 – 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
Masa radikal/nonkooperasi (1920 – 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
Masa moderat/kooperasi (1930 – 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi.
Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan. Berikut ini organisasi-organisa pada masa pergerakan nasional Indonesia
Budi Utomo (BU)
Organisasi ini dipelopori oleh mahasiswa STOVIA (School tot Opleideing van Inlandsche Aartsen) terdapat di Jakarta. Pada saat itu Dr. Wahidin Sudirohusodo sedang menggalang dana untuk beasiswa mahasiswa STOVIA. Dari berbagai pidato yang dilakukan oleh Dr Wahidin Sudirohusodo, kemudian muncul keinginan untuk membuat sebuah organisasi modern. Pada tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta. Ketua Budi Utomo adalah dr Sutomo, dan tonggak berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo.
Budi Utomo muncul dua aliran berikut.
Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak Budi Utomo semakin lamban. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo.
Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda daripada kepentingan rakyat Indonesia.
Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih. Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
Pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur dari arena politik. (lebih lengkap baca DISINI)
Sarekat Islam (SI)
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa yang saat itu sedang bersaing dengan para pedagang barik Cina. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam). Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam.
Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah colonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme.
Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI). (lebih lengkap baca DISINI)
Indische Partij (IP)
Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. menunjukkan para pendiri Indische Partij yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Ki Hajar Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat), dan dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember
Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Pada tahun 1913 terdapat persiapan pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari kekuasaan Perancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati hari tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul Als Ik een Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda). Suwardi mengecam Belanda, bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan penjajah. Pemerintah Belanda marah dengan sikap para tokoh Indische Partij. Akhirnya Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke Belanda. (lebih lengkap baca DISINI)
Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Indische Vereeninging pada tahun 1924 berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of Self Determination).
Akibat sepak terjang PI dinggap berbahaya oleh Belanda. Belanda kemudian menangkap para pimpinan PI antara lain Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Keempat tokoh tersebut disidangkan di Den Haaf (1928), kemudian dibebaskan karena tidak terbukti. (lebih lengkap baca DISINI)
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei
Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas.
Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia. (lebih lengkap baca DISINI)
Taman Siswa
Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan nasional yang didirikan oleh Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang meliputi dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar kebudayaan, dasar kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan. Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan sistem “among” untuk mengadakan pola belajar asah, asih, asuh. Diterapkan pola kepemimpinan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh, memberi motivasi, dan mendorong untuk maju.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangatuntuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
PKI sebagai partai massa telah dilarang.
Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
Pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda menangkap Soekarno dan kawan kawan dengan tuduhan akan memberontak. Dalam persidangan di Bandung, Soekarno menyampaikan pledoi yang berjudul Indonesia Menggugat. Meskipun demikian Belanda tetap memberikan hukuman kepada Soekarno. (lebih lengkap baca DISINI)
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 – 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya;
menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tersebut.
Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.
Penggabungan berbagai organisasi ini telah membukakan jalan bagi para pemuda Indonesia untuk melaksanakan Kongres Pemuda I dan II.
Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi.
Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
Partai Indonesia Raya (Parindra)
Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya. Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin.
Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas incidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
mencapai Indonesia Merdeka,
memperkokoh ekonomi Indonesia,
mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
memberi bantuan bagi kaum pengangguran.
Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakilwakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi).
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mem-pelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan.
Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia. (lengkapnya baca DISINI)
Organisasi Keagamaan
Gerakan Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya adalah Islam dan kebangsaan Indonesia. Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial budaya yang menjurus kepada tercapainya kebahagiaan lahir & batin. Tujuan pokoknya ialah: menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Gerakan Islam modern juga dilakukan oleh keturunan Arab. Kelompok sayid yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad tetap mengelola Jamiat Khair, sedangkan kelompok yang bukan keturunan sayid mendirikan perkumpulan Al-Irsyad pada 1914 dengan bantuan Syekh Ahmad Surkati (asal Sudan) yang semula mengajar di Jamiatul Khair. Organisasi itu menekankan persamaan umat manusia.
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Para Ulama) adalah organisasi sosial keagamaan atau Jamiyyah Diniyah Islamiyah yang didirikan oleh para ulama, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdullah Wahab Hasbullah, K.H. Bisri Syamsuri, K.H. Mas Alwi, dan K.H. Ridwan. Mereka pemegang teguh pada salah satu dari empat mahzab, berhaluan Ahlussunnah waljama’ah. Tujuannya tidak saja mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam, tetapi juga memperhatikan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka pengabdian kepada umat manusia.
Majelis ini disebut juga Majelis UI Islamil A’la Indonesia atau Majelis Islam Luhur. MIAI didirikan di Surabaya pada September 1937 atas prakarsa tokoh-tokoh Muhammadiyah, PSII, PII, Al-Irsyad, Persis, Persatuan Ulama Indonesia, Al-Washiliyah, Al-Islam, Warmusi (Wartawan Muslim Indonesia). Adapun susunan pengurusnya sebagai berikut: Ketua: K.H.A. Wahid Hasyim (NU), Wakil Ketua I: K.H. Mas Mansyur (Muhammadiyah), Wakil Ketua II: Wondoawiseno (PSII), Bendahara: Sukirman, Sekretaris: Satrodiwiryo (Persis). Mulanya MIAI tidak berpolitik, tetapi kemudian mengikuti kegiatan dalam aksi-aksi politik menetang penjajah bersama GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia. Kegiatan MIAI yang utama adalah melaksanakan kongres-kongres partai dan organisasi Islam Indonesia.
Di kalangan kaum Nasrani juga lahir organisasi, yakni PPKJ (Perkumpulan Politik Katolik Jawi), didirikan pada 22 Februari 1925 di Yogyakarta. PPKJ bertujuan turut berusaha sekuat tenaga bagi kemajuan Indonesia, didasarkan atas ajaran Katolik. Organisasi ini bersifat kooperatif. Tokoh organisasi ini adalah I.J.Kasimo, seorang pegawai gubernemen. Pada Maret 1930 diadakan kongres pertama. Keputusannya antara lain menuntut penghapusan poenale santice dari aturan kuli kontrak.
Organisasi Pemuda
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti). Adapun tujuan Trikoro Dharmo adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa. Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya.
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan.
Organisasi Wanita
Pelopor gerakan wanita adalah R.A. Kartini, putri Bupati Jepara Ario Sosrodiningrat. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-cita beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan dan pengajaran. Untuk merealisasikan tujuannya itu, Kartini mengadakan kontak lewat surat dengan wanita Barat dan juga Nusantara. Surat-surat Kartini inilah oleh Mr. Abendanon dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Kemudian muncul berbagai organisasi pergerakan wanita
Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya memberikan bantuan bimbingan dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran, tokohnya adalah R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah, Joyo, dan R.R. Rukmini.
Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan Ny. T. Ch. Van Deventer (1912) dengan tujuan mendirikan sekolah bagi kaum wanita, misalnya Maju Kemuliaan di Bandung, Pawiyatan Wanito di Magelang, Wanito Susilo di Pemalang, Wanito Hadi di Jepara, Budi Wanito di Solo, dan Wanito Rukun Santoso di Malang.
Keutamaan Istri berdiri berdiri sejak tahun 1904 di Bandung, yang didirikan oleh R. Dewi Sartika. Pada tahun 1910 didirikan Sekolah Keutamaan Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis, berhitung, punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kegiatan ini kemudian mulai diikuti oleh kaum wanita di kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang
Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan bagian dari Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan. Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita, memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan nasional.
Kerajinan Amal Setia berdiri di Gadang Sumatra Barat tanggal 11 Februari 1914 dengan ketua Rohana Kudus. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita seperti cara mengatur rumah tangga, kerajinan tangan, dan cara pemasarannya.
Sarikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi.
Perkumpulan Ina Tani di Ambon.
Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya: memajukan pendidikan kaum wanita dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai calon pendidik anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat. Di dalamnya diajari cara-cara mengatur rumah tangga yang baik, keterampilan, dan menanamkan rasa kebangsaan
Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, antara lain: Pawiyatan Wanita di Magelang (1915), Wanita Susila di Pemalang (1918), Wanita Rukun Santoso di Malang, Budi Wanita di Solo, Putri Budi Sejati di Surabaya (1919), Wanita Mulya di Yogyakarta (1920), Wanita Katolik di Yogyakarta (1921), PMDS Putri (1923), Wanita Taman Siswa (1922), dan Putri Indonesia (1927. Penyebarluasan pengetahuan tentang kewanitaan dilakukan dengan menerbitkan surat kabar Putri Hindia di Bandung, Wanita Swara di Brebes, Soenting Melajoe” di Bukittinggi, Putri Mardiko di Jakarta, Estri Oetomo di Semarang, Soewara Perempuan di Padang, dan Perempuan Bergerak di Medan.
1 note
·
View note