#bapak kucing
Explore tagged Tumblr posts
Text
Seumur hidup aku merantau, belum pernah sama sekali bawa baju kotor ke rumah. Baru kemarin ini aja. Saking penuhnya hidup ga sempat tenggo buat nyuci, entah tiba-tiba dinas, ada acara divisi, dan kemarin karena pulang lama jadi rasanya tolol aja gitu kalau ninggal baju kotor sebanyak itu. Mana seragam baju senin belum dicuci pula.
Tapi daridulu Ibuk selalu ngegampangin, malah lebih cenderung kalau emang ada baju kotor bawa aja ke rumah. Mungkin, Ibuk udah sampai di fase kangen nyuci baju anak-anaknya. Bisa jadi, sih. Aku aja kalau bisa pengen loh dianter ke kantor sama Ibuk seperti dulu lagi.
Pertama kalinya juga, aku pulang pake kereta eksekutif. Saking udah habisnya dan rindu banget sama Ibuk, yaudalah trabas PP sejuta aowkaokwoa.
Enak sih dapet selimut, tapi pas tak ambu kok mampu penguk, akhirnya aku gapake deh berhubung sweaterku uda cukup hangat meski tak cukup untuk menghangatkan suasana politik di negara ini.
Aku memperhatikan, kalau naik dari Gambir itu slot atas rapi penuh dengan koper-koper gagah dan mahal. Kalau dari Pasar Senen, itu bisa kardus indomie, kresek, tas belanja pasar, keranjang ayam, kotak-kotak kayu, kotak suara pemilu, kertas suara yang uda dicoblos, telur untuk serangan fajar, dan lain lain.
Yaa walaupun diriku terlihat sebagai menungso paling ndeso di kereta itu, tapi seengganya pernah mencicipi Bima Suites aowkaokwoakwoak.
Ini dibayarin perusahaan kok ~
Dah aku mah apa atuh cuma manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah.
Hal yang paling aku tunggu di rumah adalah melihat sofa baruku, nggak mahal sih, tapi cukup lah buat beli 2 ultraboost. Berhubung sofa rumah uda jelek dan berdebu, jadi kayanya oke-oke aja kalo diganti.
Pas kemarin uda liat sofa di depan mata, sumpah ya Jatuh Cinta Seperti Di Film-film itu nyata banget gaes. Untuk merasakan bahagia setelah orang yang kita sayangi pergi tuh agak aneh, bukan merasa berdosa, lebih ke sedih. Kaya “seandainya Bapak masih ada di sini ngerasain sofa baruku” dan kurang lebih demikian. Sedih, bahkan saking sedihnya seketika pengen kuganti sofanya jadi sofa latjuba. Duh.
Aku bawa banyak kalender dari kantor dan beberapa mitra, perlu diakui kalender KB Bukopin lucu banget waaakkk. Sewaktu masang kalender 2024 di tempat lain, aku liat di belakang kalender 2024 dekat kulkas masih ada kalender PLN 2023, satu lembar, bulan April, dan tanggal 23-nya dilingkari pake spidol merah.
Kayanya aku juga ngerasanya demikian, ketika ada orang yang kita sayang pergi, pengennya waktu tuh nggak berjalan terus, diem di tempat, freeze. Semakin jauh rasanya semakin sedih. Bahkan ketika tau udah mau April lagi aja kaya bawaannya sendu-sendu konyol gitu.
Mungkin Ibuk pengennya 23 April 2023 selalu terkenang di rumah itu. Mungkin ya, akusih sok tau yes.
Untungnya, kemarin Ibuk malah kedatangan teman baru.
Kayanya sih kucing tetangga, tapi emang sejak dulu kucing-kucing komplek seneng banget nongkinya di teras rumah, bahkan nelek dan pipisnya sekalian. Mungkin karena menghadap selatan, jadinya silir dan isis.
Filosofi Bapak dalam membeli rumah: harus menghadap selatan dan jemuran gaboleh ada di luar.
Yah, semoga si uching ini seengganya jadi teman Ibuk waktu lagi sendirian di rumah. Sama Ibuk sih ga dibolehin masuk, takut nyakar-nyakar sofa, hahayyy.
Uching bersama Ibyuk ~
Hadehh, pokoknya banyak cerita yang mestinya kau saksikan lah, Pak.
Yang jelas, aku bener-bener belum siap kalau harus melanjutkan hidup tanpa Ibuk juga.
42 notes
·
View notes
Text
Sesekali, rindu juga rasanya menjadi anak kost yg siklus hidupnya hanya berputar antara kosan-kantor-kosan. Berangkat pagi, pulang sore, terus tepar. Hampir tidak pernah memasak kecuali weekend. Kalo capek dan ngga sempat nyuci? Laundry sajaa..
Sesekali, rasanya ingin kembali ke saat2 itu. Saat tumblr adalah satu2nya tempat bercerita. Atau saat becandain si Gembel yg pulang dari keliling menjadi preman kosan adalah salah satu cara mengatasi kesepian dan kebosanan. Aih, sekarang Gembel apa kabarnya ya?
Ah, sesekali juga rindu hidup penuh kesederhanaan dan tanpa overthinking berlebihan. Dimana yg dipikirkan hanya diri sendiri dan seekor kucing peliharaan. Hanya itu. Absen dulu dari pikiran tentang; besok masak apa, bekal si kecil buat sekolah udah siap apa belum ya, besok apel pagi kudu berangkat lebih cepat, kerjaan masih numpuk dan harus survey harga sekaligus reviu aturan2 terkait, baju bapake udah disiapin belum yaa, ini anak remaja gimana ya bilanginnya biar ngga rebel terus, dll, dll. Sampai kadang kepala serasa mau meledak saking penuhnya.
Bukan, bukan mengeluh atas tanggungjawab yg memang sudah upgrade ke versi lebih kompleks. Most of the time, aku menikmati semua prosesnya. Hanya saja, saat rasa jenuh dan lelah itu datang; saat2 yg kupikir adalah titik paling kesepian dalam hidupku, adalah saat yg paling kurindukan dan ingin diulang kembali.
Stress? Satu2nya yg dirindukan saat stress bukanlah jalan2 atau healing yg bermacam2. Hanya ingin tidur dan ngebo tanpa memikirkan kerjaan ataupun kerjaan rumah atau apapun itu. Just it.
Allah, maafkan sifat manusiawiku yg satu ini. 🥲
*Padang, Penghujung Oktober 2024.
Tpp belum kunjung cair, belum bisa healing jalur checkout shopee, jd mari healing via tumblr dulu aja. 😆
18 notes
·
View notes
Text
30 Menit keberkahan
Aku pernah menghadirkan satu sesi khusus untuk membedah diri suatu hari. Membaca diriku dari dahulu demi menjawab soal, bagaimanakah cara seorang Fatimah dahulunya berteman?
Sebabnya awal masuk kampus, aku cultureshock, kenapa aku tidak punya teman dari kelas ya.
Sebenarnya banyak faktor pencetusnya, namun satu point akan kita garis bawahi bersama, ialah sebuah jawaban sohib rumah quran-ku saat dulu kutanya pendapatnya, 'kamu tuh Im, di kelas sama di rumah kita, beda banget loh. cobalah jajan dan nongkrong kalo istirahat, jangan di kursi terus!'
haha iya juga, tapi sulit sih nego di ranah itu. Maka aku memilih untuk mencukupi diri tetap batu pada idealismeku dan mengikhtiarkan teman dari aktivitas luar kelas saja.
Namun, Dia ternyata memang tahu resahku tak kunjung padam meski ditimbun berkali-kali. Hingga Dia Yang Maha Penyayang itu, hadiahkan aku satu solusi paripurna, si Mbak namanya!
Tiap pagi ia akan berdiri di samping warung madura pertigaan, dengan quran di tangannya atau buku hadits hijau, sekalian untuk kipas-kipas. Di sekelilingnya seperti biasa, bertengger banyak kucing lucu yang ia namai macam-macam.
Lalu, 30 menit menuju kampus yang akan menjadi sesi berkah itu, dimulai.
Lewat si Mbak, hari-hari kelasku mulai berwarna. Perjalanan pulang-pergi jadi ada aja ceritanya. Bahkan sesimpel mendengarnya ngoceh tentang 'serba-serbi halaqoh quran', "Maaf loh aku telat pagi ini, itu si muridku tuh ya,...."
Sesi berkah tak jarang isinya lebih bermartabat juga, bukan sekadar diskusi tentang, 'bapak tukang parkir di pertigaan shiftnya berapa kali ganti ya?' kadang, ia pula isinya serupa murojaah ayat, atau kejar target hapalan hadits, atau bahkan teriak-teriak mempersiapkan ujian (maklum lah, kami sama-sama masih magang dalam time management, haha). Untungnya, Allah menghadirkan Mbak dengan suara menggelegar, jalanan jakarta saja tak sanggup melawannya.
Sesi 30 menit ini, memanglah berkah.
si Mbak yang di kelas memang pentolan pwol, mulai menyenggolku untuk nimbrung tongkrongan miliknya. Bila dahulunya orang tak akan menyapa demi melihatku yang sibuk sendiri. Mbak, tanpa ragu akan berani mengganggu. Termasuk, menghimpun orang agar menjadi berani mengikuti langkahnya, "itu si Fatimah tepokin aja pundaknya, emang lagi pake hedset tuh orangnya!"
Satu hal yang paling menyamankan dari hubungan dengan si Mbak, ia tak pernah memaksa. Dia sangat tahu kapan harus tidak bertanya atas sesuatu. Dia pula tak akan memaksaku bercerita tentang akhir pekanku yang berbeda, atau juga tak banyak komentar bila melihat muka tak manusiawiku di pagi hari, paling ia hanya akan menyapa, "waduh, mata e, entar kita tidur di kelas saja ya nak hihi"
Hebatnya lagi si Mbak, baru beberapa bulan di sini dia sudah hapal semua pedagang. Setiap hari, ada saja review terbarunya tentang pedagang pecel di ujung jalan, atau bakso malang di gang sebelah. Oiya, berarti inilah one case Mbak berani memaksaku, "Mba Fat, aku maunya ditemenin makan bakso loh ya! Ga lama kok janji, deket kampus inii ajaa!"
Bacotan 'healthy' ku jadi tak bernilai dihadapannya. Bila pun kuprotes, ia hanya menyindir sambil tergelak, "nah, abisin aja dulu baksonya. abistu, kamu solat tobat aja ya," aku tertawa, dan makan, haha.
Alhamdulillah. Hari-hari bersama si Mbak, menarik sekali. Memiliki rekan perjalanan secocok ini, sungguh menyenangkan! Kenapa tak sejak awal ya aku mencari teman di perjalanan? Kenapa tak sedari dahulu aku menyadari ada anak kelas yang senyambung ini denganku?
Dan again, Dia memang paling elok menghadir solusi. Paling apik mempersatu manusia-manusia se-candaan, se-obrolan, sevisi. Tanpa perlu kita seleksi sendiri, alhamdulillah.
Mari menutup kisah si Mba yang masih sangat jauh dari titik, dengan ayat ini,
فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Maka apakah prasangkamu terhadap Tuhan semesta alam?
Fatimah, langkah-langkahmu itu, variabelnya memang tak bisa ditebak. Belum selesai kau hitung variabel internal, dihadapkan lagi variabel eksternal. Ditambah pula kemanusiaanmu, yang naik turunnya suka di luar nalar. Semakin dihitung-hitung, semua hasil yang tampak, semakin tak memuaskan.
Kamu pula kan, yang pada titik ini suka merenung, manusia di luar sana yang tak kenal Dia, bagaimana bisa tetap waras ya?
Maka sebelum kamu tak waras, tiba waktunya kamu sadar adanya ayat ini. Bahwa tugas kita, hanya mengupayakan percaya pada-Nya, saja. pada janji-Nya, saja. Bahwa, Dialah Yang Maha Kuasa dan Dialah Yang tiada pernah Zhalim pada hamba-Nya. Percayalah itu.
ya, pede aja si Fat, tetap kita kirimkan saja formula keras-kepala yang kita mau itu. Kalo memang ternyata baik, dan Dia ridho, pasti di acc kan? wkwk. percayalah pada-Nya, Fatimah.
Semoga Allah mampukan aku untuk selalu husnuzhon sama Dia <3
-----------------------------------
Ini ayat yang hari kamis lalu membuat mataku bengkak sejak pagi hari. Salahkan duktur, siapa suruh syarhnya sebagus itu. Anw, kapan-kapan kukisahkan khusus tentang ayat indah ini.
Oiya, si Mbak tadi berpisah dengan tangisan. Aku belum tahu kenapa. Sepanjang perjalanan si Mbak juga diam saja, merespon singkat dan matanya tak bersemangat. Kutawarkan cimol dan cilok, dia menggeleng. Memang pertanda buruk sih. Tapi, yasudahlah, kita tunggu saja.
Mari doakan bersama, besok senin, si Mbak sudah Allah tenangkan!
7 notes
·
View notes
Text
18 ke 18
18 Mei menjadi tanggal baru yang masuk ke dalam daftar pengingat. Konon katanya angka 1 dan 8 pada angka 18 memiliki makna menjadi satu selamanya, sehingga dipilih sebagai tanggal sakral dimana ijab dan kabul diucapkan dalam hari pernikahan. Sebut saja pemaknaan barusan berasal dari si ahli cocoklogi, tiga detik yang lalu sambil membuat tulisan ini.
Dalam waktu 31 hari, 18 Mei ke 18 Juni tahun ini berjalan dengan mode ultra cepat. Saking cepatnya, cukup sulit untuk menjalani setiap momen dengan penuh kesadaran hingga menyelami rasa dan emosi yang muncul. Sampai ke tanggal 18 Mei saja rasanya surreal, apalagi sampai ke 18 Juni yang tiba-tiba sudah berbeda 11 jam lamanya dengan rumah sehari-hari.
Kalau ditanya apa rasanya, cuma bisa bilang alhamdulillah kayak mimpi. Nggak pernah terbayang ternyata pengalaman merantau pertamaku langsung mode ekstrem ke belahan dunia yang jarang sekali tersebut dalam daftar melancong impianku, apalagi menetap walau sementara.
Rasanya kemarin masih duduk bernafas sejenak sambil memandang lapangan timur Masjid Salman, jajan baso tahu bersama teman-teman di seberang kantor, mencoba gerakan pose pilates ala-ala bersama guru pilates yang empat tahun lebih muda, jalan kaki bersama ibu di kompleks sebelah, ketiduran di mobil ketika dijemput bapak malam-malam, membantu enin troubleshooting HP yang katanya error padahal kepencet, menyapa kucing kuning (menolak memanggil dengan kucing oren) di jalanan rumah yang awalnya dikira hanya satu ternyata ada empat, dan momen tak terhingga lainnya bersama familiar faces yang sekarang sedang berjauhan.
Kota tempat aku tinggal saat ini terbilang sepi, katanya karena penduduknya banyak mahasiswa dan sekarang sedang libur musim panas. Menurut suami, kota ini less entertaining jika dibandingkan Bandung atau Jakarta, domisili asal kami. Menurut temannya yang dulu berkuliah di ITB Jatinangor, kota ini seperti Jatinangor, tapi masih lebih ramai Jatinangor. Tentu saja lebih ramai Jatinangor, di area yang sangat padat terdapat tiga (atau lebih?) perguruan tinggi. Pusat perbelanjaan dulu hanya ada satu (Jatos), sekarang sudah ada waralaba-waralaba ibukota yang jumlahnya satu-satu, kebayang kan kemana-mana sepertinya ketemu orang yang kenal. Ini semi-semi hiperbola, sebenarnya kotanya ramai-ramai saja lho.
Dibekali dengan diri yang masih minim riset namun bermental letsgo dulu weh, ternyata Ann Arbor (yak ini dia namanya) memiliki daya tarik tersendiri untuk orang yang tidak suka ramai-ramai sepertiku. Meskipun datang bukan sebagai mahasiswa, setiap kali diajak eksplor kampus rasanya ingin ikut membaca, menulis, belajar hal-hal yang sudah lama tertunda, laptopan, drafting ide-ide yang muncul di kepala.
Perpustakaan kampus ada berbagai macam dengan arsitekturnya yang menarik mata dan boleh dimasuki oleh siapa saja, belum lagi district library yang jumlahnya ada lima dalam satu kota. Di area downtown, terdapat toko buku bernama Literati yang sangat bikin betah dan berbagai toko buku bekas yang belum aku jelajahi semuanya. Dulu sering ngebatin pengen deh di kota tempat tinggal ada lebih banyak tempat umum buat baca atau ber-produktif-ria, dengan fasilitas yang nyaman dan bisa diakses seluruh warga kota. Alhamdulillah di sini diberikan rezeki itu, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ayo gunakan kesempatannya buat banyak baca dan dalami ilmu-ilmu yang ingin dipelajari, Shab!
Masih banyak aspek kota yang belum dieksplor, tapi insya Allah akan menyenangkan untuk disinggahi satu per satu. Sekilas cari-cari di Instagram dan juga pamflet yang ditempel di sudut-sudut kota, ada banyak komunitas dan kegiatan kerelawanan yang bisa diikuti, salah satu yang menarik adalah relawan taman kota. Bagi yang suka blusukan, banyak sudut kecil di jalanan tempat para seniman mural berkarya. Selain itu banyak sekali event lokal yang dibangun dengan semangat komunal, yang tidak harus ramai-ramai dan tetap disyukuri berapapun peserta yang akan hadir.
Jalan dua minggu di sini aku masih harus bekerja ngalong, alias bekerja dengan jam kebalik karena mengikuti WIB. Alhasil jalan-jalan di waktu "normal" dengan tenang baru bisa dilakukan Mulai dari Jumat sampai Minggu. Berhubung judul tulisan ini adalah review perubahan secepat kilat dari tanggal 18 ke 18 lainnya, adaptasi adalah hal yang sedang diupayakan sebaik-baiknya. Bukan hanya pindah domisili, tapi juga pindah kartu keluarga yang mana sekarang ada peran baru sebagai istri dalam rumah tangga.
Buat seseorang yang selama 28 tahun hidupnya tinggal bersama keluarga di rumah, mengurus rumah tangga sendiri rasanya seruuu sekali (dalam arti yang sebenar-benarnya). Rasanya tiap hal kecil, tiap aktivitas, tiap hari ada aja hal baru yang perlu dipelajari dan dievaluasi. Sangat rawan jadi overwhelming, tapi bismillah tarik napas ayo ingat jalani semuanya satu per satu. Gapapa kalau masih melakukan kecerobohan-kecerobohan lucu, yang penting tahu berikutnya agar lebih hati-hati lagi.
---
Dengan ini mari kita akhiri dulu tulisan pertama dari Ann Arbor! Satu bulan lebih sembilan hari sudah dilewati, semoga hari-hari yang akan datang bisa dijalani dengan lebih berkesadaran, juga diisi dengan mencari berkah dan menemukan makna.
Have a good day!
8 notes
·
View notes
Text
hi kids, ini ibuk, balik lagi yah ke sini hihi.
kayaknya terakhir ibuk nulis di sini pas ibuk selesai umrah ya? yang tiba-tiba ibuk jadi kepikiran kamu, kepikiran semua ibuk-ibuk di dunia, dan juga kepikiran doa semoga Allah jadiin ibuk, ibuk yang terbaik buat kamu dan pendamping yang tenang, shalihah, dan menyenangkan buat bapak.
beberapa minggu yang lalu, ibuk pernah overthinking; gimana ya kalo misalnya suatu saat ternyata ibuk ngga bisa punya kamu? :( terus ya kayak biasa, ibuk jadi sedih sendiri. tapi alhamdulillah, pikiran itu cuma mampir sebentar. ibuk yakin, hadirnya kamu adalah rezeki yang tentunya, adalah hak mutlak dan prerogatifnya Allah.
akhirnya, pertanyaannya ibuk balik, gimana kalau ternyata Allah percayain dan amanahin ibuk buat ngelahirin kamu? apa yang harus ibuk lakuin? apakah ibuk udah siap? ibuk sadar, kalau ibuk ngga akan pernah siap kalau ibuk nggak pernah mempersiapkan :)
sebagaimana doa doa yang ibuk selalu panjatkan ke Allah, ibuk pingin menjadi ibuk yang "siap" dan mempersiapkan. oiya, ibuk juga lagi rajin terapi biar ibuk bisa jadi ibuk yang punya kecerdasan emosi yang terbaik yang ibuk yakini bisa jadi pondasi keluarga yang kokoh.
semoga nanti, kamu bisa tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menghargai setiap emosi dan bisa mengkomunikasikan emosi dengan baik yah <3 ini perjalanan panjang. ibuk juga masih terbata-bata juga tentang ini.
ibuk juga lagi banyak belajar tentang membangun kedekatan dengan Allah, pencipta kita. tahu nggak, nak? semakin ibuk perpanjang sujud ibuk, rasanya semakin ibuk cinta sama Allah. rasanya, ibuk selalu "dipeluk" setiap waktu, ditenangkan di setiap gemuruh, dan juga disayang setiap waktu. semoga nanti kita bisa ngobrol banyak yah tentang ini. biar nantinya, pondasi cinta keluarga kita juga berdasarkan pondasi kecintaan kita kepada Allah <3
ibuk juga lagi belajar masak! walaupun ibuk ngga yakin banget sama rasanya, tapi ya boleh lah~ nanti, pas ibuk balik dinas, ibuk mau coba masak sayur asem sama sambel. ibuk mau ngumpet-ngumpet aja masaknya. soalnya malu hihi.
oiya! ibuk sekarang udah bisa pegang kucing. awalnya, ibuk selalu degdegan kalau dikejar kucing. akhirnya, ibuk buka wikihow "cara pegang kucing". emang agak aneh sih ya, tapi ternyata pelan-pelan, ibuk bisa ngelawan rasa takut ibuk.
pertama kali ibuk bisa pegang kucing, ibuk terharu, karena ibuk ngga harus lagi ngejauh dari si abu; kucing di rumah njid. pas ibuk dateng mau jemur baju, si abu selalu deketin ibuk. terus ibuk usap aja kepalanya dan ibuk kasih snack. dia makannya lahap! terus ibuk ajakin minum, ibuk tungguin sampai dia ngga haus lagi. aduh, hati ibuk luluh rasanya. Allah maha baik yah, udah bantu ibuk biar bisa pegang si abu.
ya bolehlah nanti kalau kamu mau punya kucing. tapi ibuk belum berani gendong. gapapa pelan pelan ya hihi. aih, tuh kan jadi panjang. padahal mah ibuk cuma mau nulis sedikit.
besok besok kalau luang ibuk sambung lagi ya. semoga Allah selalu kokohkan niat ibuk untuk bisa terus mempersiapkan diri biar nantinya, kita sekeluarga bisa sama-sama ketemu di keadaan terbaik kita.
salam, si suka melow,
ibuk. <3
2 notes
·
View notes
Text
Kadang-kadang kangen, pengen masak di dapur sama ibu lagi meski judulnya aku hanya asisten. Pengen cerita-cerita random nggak penting lagi sama bapak ibu, kangen sejak pagi sampe malem ngurusin kucing di rumah, kangen ibu yg rusuh kalo sahur bangunnya telat dikit aja dan serumah kena omel, kangen bapak ibu yg kebanyakan share jarkom WA di grup keluarga. Ah, sendirian emang ga sehat buat pikiran :")
25 notes
·
View notes
Text
Jam Tiga Pagi Waktunya Ngobrol Konspirasi
Sebagai orang dengan algoritma yang sama persis denganmu di instagram, melihat postingan yang sudah dulu kamu like adalah hal yang biasa. Menemukan "liked by...and others" selalu muncul setiap kali Saya scrolling.
Pada video-video lucu dengan jokes yang absurd, pada video kucing yang sedang bermain, dan video cuplikan film kesukaanmu yang masih saja berseliweran meski sudah berumur 12 tahun sejak pertama kali dirilis.
Suatu hari kamu pernah bertanya, kenapa jokes bapak-bapak lebih terkenal daripada jokes ibu-ibu? Bukankah tak adil bagi perempuan?
Saya jawab, ibu adalah manusia super sibuk di dalam rumah. Resep masakan yang tak ditemukan di tanah rantau, ingatan super canggih yang mengalahkan komputer mana pun dalam menemukan barang hilang, sampai alarm paling berisik sekaligus paling efektif di dunia. Maka tugas bapak lah yang menghiburnya. Urat syaraf ibu perlu dikendurkan. Walaupun bapak juga lelah setelah seharian banting daging di luar rumah. Tapi ketawa ibu setiap kali merespon jokes bapak selalu jadi obat paling ampuh, selalu jadi alasan kenapa bapak selalu pulang ke rumah.
8 notes
·
View notes
Text
NGAJI JOMBLO 07 : Menikah Karena Allah atau Modus Pacaran Syariah
By : ustdz Felix
Bagaimana memaknai menikah karena Allah dari awal sampai akhirnya. Bagaimana kita tahu kalau kita menikah karena-Nya?
Kalau berbicara tentang kecintaan kita, siapa sih yang paling berhak mendapat kecintaan kita? Mungkin jawabannya ibu bapak kita, karena yang paling berkorban dan berjasa untuk kita. Di dalam Islam juga menyebutkan ibu sebagai kemuliaan sebelum bapak. Allah memberikan kehidupan melalui ibu kita, Allah memberikan nafkah melalui bapak kita. Maka wajar jika kedua orang tua mendapat kecintaan yang beda dengan yang lain. Itu secara teoritis
Tapi sebenarnya Allah lebih penyayang daripada orang tua kita. Allah memelihara manusia sebelum manusia ada di dunia, ibunya mungkin tidak bisa menjaga ketik tidur, bermain dll tapi Allah bisa menjaganya dan Allah lebih layak mendapatkan rasa cinta daripada manusia. Maka konsep dalam Islam yang sederhana, kita harus menaruh Allah dan rasul itu di atas segala-gala kecintaan kita.
Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman kecuali ia merasakan 3 perkara. Pertama dia mencintai Allah dan rasul lebih daripada segala-galanya, kedua dia mencintai seseorang dan dia tidak mencintai seseorang itu karena Allah, yang ketiga dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah tunjuki akan Islam-Nya itu, sebagaimana ia tidak suka di lemparkan ke dalam api neraka.
Dalam hadits dikatakan termasuk daripada keimanan kepada Allah atau kebahagiaan kepada Allah adalah ketika kita mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, menerima karena Allah dan menikah karena Allah. Menikah karena Allah tidak akan bisa di pahami jika kita tidak memahami cinta kepada Allah melebihi segala-galanya. Seseorang tidak bisa dikatakan mencintai karena Allah jika masih menaruh Allah di nomor yang ke sekian (namanya ini modus)
Kebanyakan diantara kita mau menikah karena Allah, mendapatkan janji Allah dalam pernikahan, pengen dapat cowok yang bagus dan sholeh, pengen istri sholehah yang bisa mengurus rumah tangga dan ibu terbaik untuk anak-anaknya. Pengen keluarga yang baik, family goals seperti siti Khadijah dan Rasulullah tapi sayangnya tidak menjalankan apa yang dikatakan Rasul dan Allah. Ini menjadi problem besar yang terjadi pada orang-orang saman sekarang, modus pacaran.
Jika menikah karena Allah maka jelas-jelas jangan memulai dengan maksiat. Ada dua orang perempuan dan laki-laki mepet-mepetan khalwat, ada aktivitas tertentu yang pada akhirnya membuat seseorang kecelakaan. Jangan percaya hanya pegangan tangan, karena laki-laki tidak hanya cukup dengan pegangan tangan dan tidak mungkin terjadi hal-hal yang buruk jika memang hanya pegangan tangan. Mungkin jika baru 3 minggu pacaran dan pegangan tangan itu bis jadi, tapi kalau pacarannya sudah 3 tahun apakah hanya pegangan tangan aja? Tidak normal laki-laki kalau masih pegangan tangan aja, karena ibarat ikan asin yang di kasih ke kucing pasti langsung habis di lahap.
Pacaran itu bukan hal yg tepat untuk mendapatkan orang yang kelak nanti akan menjadi pasangan kita. Menikah karena Allah maka kita perlu orang yang taat pada Allah, yang mencintai Allah lebih dari segala-galanya. Bukan kebalik, mencintai Allah karena dia. Nanti malah nggak mau kalau nggak sama dia, dengan alibi “saya deket sama dia malah rajin sholat, kalau deket sama dia jadi agamis”
Arti mencintainya karena Allah adalah kalau dia taat anda cinta, kalau dia maksiat anda tidak suka. Jika Allah sudah di tempatnya (hati kita) maka kita akan bertanya padanya “Ya Allah kira-kira gimana ya orang yang Engkau suka, karena aku nggak akan mau suka kecuali yang kamu suka” Jika sudah begitu maka Allah datangkan hamba-hambaNya yang Allah cintai juga, untuk mencintai kita. Itu rumusnya. Sehingga maksudnya adalah kita tidak justru melakukan perkara-perkara yang di larang oleh Allah . Tapi kalau sampai sekarang masih kekeuh dan kemudian untuk berhubungan dengan cara yang salah, sudah dikasih tahu sama Allah bahwa jangan berkhalwat tapi masih tetap melanggar, ya jangan harap bisa mendapat family goals seperti Rasulullah. Berdua-duaan tidak hanya di ruang nyata tapi di ruang maya.
Bagaimana agar pernikahan itu barokah? Barokah itu dziadatul khair Allah yang ngasih. Bagaimana bisa mendapat keberkahan kalau seandainya dari awal sudah melakukan yang Allah nggak suka. Menikah itu adalah fase ujung mencintai karena Allah, ingat baik-baik kalau kita sudah mencintai karena Allah lebih daripada segala-galanya di atas dunia ini. Maka Allah akan pilihkan hamba-hambanya yang terbaik untuk mencintai kita dengan waktu yang baik dan paling tepat dengan bentuk yang Paling kita tidak bisa bayangkan.
2 notes
·
View notes
Text
● sotonya dibuat dengan penuh cinta 🤍 | Sekitar jam 4 lebih 15 menit aku berjalan kaki sendirian keluar menuju warung tak jauh dari asramaku. Ternyata warung yang hendak kutuju yang tempatnya persis di depan masjid sedang tutup akhirnya aku menuju berjalan ke warung dekat situ untuk membeli kapur ajaib, sebab aku melihat ada beberapa tempat yang banyak disinggahi semut. Setelah itu, aku bingung akan beli lauk di mana ya. Saat itu aku melihat ada abang² Siomay. Aku bilang pada diriku, yaudah kamu boleh beli siomay 5k berarti nanti untuk beli lauknya 5k ya. Eh, waktu aku berjalan mendekati abang² siomay tadi ternyata abang²nya sudah siap untuk keliling lagi, lalu aku urungkan untuk tidak membeli siomay. Dan berbelok ke arah warung dekat aku berdiri. Iya, aku melihat bapak² sedang menyiapkan pesanan soto pembelinya. Seketika aku juga ingin memakan soto krn sudah lama jg tdk makan soto. Jadi ceritanya memang tidak ada terbesit hendak beli soto untuk menu lauk makan siang sekaligus sore ini (makannya dirapel).
Akhirnya aku putuskan beli soto juga. Sembari menunggu bapaknya menyiapkan pesanan, aku berdiri mengamati sekitar. Tak lupa bapaknya yg melihatku berdiri mempersilakan aku duduk dulu. Akhirnya aku pun duduk, sesekali membuka hp dan kembali mengamati sekitar, mengamati ibuk dan bapak yang sedang menyiapkan pesanan dan pembeli lain yang berdatangan. Aku merasa hatiku penuh tenang ketika melihat senyum ibuk dan bapaknya serta orang-orang yang lewat di situ. Aaa ternyata bahagia itu sederhana. Ibuknya terlihat begitu ramah dengan pembelinya. Tak lupa bapak juga menanyakan kepadaku apakah sotonya dengan nasi atau tidak, pedas atau tidak, kuahnya mau dipanasi sendiri atau tidak. Karena mau sekalian aku makan jadi aku meminta langsung dipanasi saja. Terus bapaknya bilang kalau nanti nggak langsung dimakan mie nya bisa melar. Lalu aku menyaksikan kerjasama antara bapak dan ibuk ini. Aku melihat ibuk membantu memegangi panci yang berisi kuah soto ketika bapak memasukkan kuahnya ke plastik.
Aku juga melihat ada kucing di sana. Ohiya, sebenernya ini pertama kali aku membeli makan di sini kalau tidak salah namanya Warung Bu Basuki, ada di sebelah masjid atau di belakang kampus 3. Dan ternyata soto yang kudapat adalah soto terakhir untuk hari ini. Iyaaa, sudah pada habis. Bahkan, ketika ada yang hendak beli ayam geprek, ayam gepreknya sudah habis hanya tersisa lele dan nila yang sedang digoreng. Sepertinya besok² aku harus coba ikan nilanya deh. Ohiya, perihal makan soto dengan nasi, aku lebih suka ketika soto dan nasinya terpisah dalam piring yang berbeda. Mungkin sudah terbiasa seperti itu dari dulu. Berbeda dengan ketika di Semarang. Kalau beli soto dengan nasi, nasinya akan dicampurkan bersama sotonya menyatu dalam satu wadah. Pun soto di tempatku kuahnya lebih gelap, ya namanya soto tauto tapi kalau di Semarang soto kuahnya kuning. Sudah sekian cerita yang bisa kubagikan hari ini. Terimakasih banyak sudah menyimak ceritaku sampai akhir 🤗 Maaf jika terdapat banyak kalimat yang sumbang 😁
Semarang, 29 Februari 2024
2 notes
·
View notes
Text
Kalau kalian naik ojek online, kalian biasa kasih bintang dan ulasan ga?
Selama 5 tahun lebih naik ojek online, rasanya kemarin salah satu dari 3 terparah yang aku dapet. Tapi yaa gimana...
Jadi gini, pertama pesan sampai nunggu itu sebenernya udah lebih dari 10 menit walaupun di aplikasi tertulis 3 menit sampai, tapi karna lagi capek jadi yaudahlah aku tunggu aja.
Waktu drivernya sampai, aku bingung plat motornya kok beda, nah masalahnya bapaknya juga ga info di chat jadi aku tanya 2 lagi "Siapa pak?" Terus bapaknya jawab "Ke daerah... kan? " Akhirnya aku tanya lagi pastikan bener namaku atau bukan. Harusnya ga kayak gitu ya, kita sebagai penumpang ga boleh kasitau identitas kita karna bisa jadi itu orang nakal aja mau asal ambil tapi nanti digetok harga, udah banyak kejadian kayak gitu soalnya.
Lanjut bapaknya iya iya aja. Jujur waktu aku liat mukanya aku sedih, bapak ini udah tua banget, cara dia nahan motor dengan kakinya pun aku worry. Tapi yasudahlah aku ga punya pilihan lain, aku ga mungkin cancel orangnya udah dateng jadi aku naik. Jelang 10 menit perjalanan dari jauh udah keliatan agak macet dan motor pada ikut berenti, gatau bengong apa gimana ga ngerem dong dan akhirnya bapaknya nahan pake kaki. Anjir kita berdua mau oleng ke kiri sambil aku pegangin badan bapaknya, semua orang pada nengok ke kita berdua kayak gada angin gada ujan kok nabrak orang terus oleng sendiri.
Dalam hati udah beneeerrr kaaan!!!
Untung mas-mas yang ditabrak kayak yaudah aja gitu cuma liatin bapaknya bete dikit, terus bapaknya minta maaf dan yaudah jalan lagi. Abis itu aku langsung pegangan di jok belakang kuat-kuat, jadi mikir apa ini rem nya blong? Sambil banyak baca doa aja minta ampun kalau ada apa2 semoga Allah lindungin. Kepikiran pingin hubungin keluarga tapi kan ga bisa. Tapi anehnya aku ga kepikiran mau turun aja gitu.
Ga lama jalan lagi tiba-tiba drivernya motong mobil pick up langsung ambil jalur kanan tanpa liat spion. Anjiirrlaah nyawa aku naik gojek kali ini macem kucing ada banyak. Sepanjang jalan diklaksonin sama mobil pick up nya. Sumpah stres banget perjalanan ini huhu. Setiap mau ketemu macet kaki ku juga otomatis turun takut jatoh lagi. FYI eke ga bisa bawa motor ya, jadi andai aku bisa mending bapaknya aku yang bonceng daripada sepanjang jalan jantungan.
Akhirnya sampai rumah juga, tapi abis itu muncul notif suru kasih bintang dan ulasan. Biasanya aku selalu kasi bintang 5, tapi kali ini sampai sekarang aku belum isi isi. Bingung ya, kalau kasi bintang 5 tapi bawa kendaraan kayak gitu kan bahayain penumpang lain. Beneran harusnya kayak gini ga boleh bawa penumpang sih, cuma ya gatau mungkin keadaan yang memaksa bapaknya kali tapi kalau kita kenapa-kenapa di jalan berdua sedih banget pastinya.
Satu sisi kasian, sisi lain lebih kasian lagi kalau sampai kasih bintang 5 naik performanya terus bikin orang lain celaka, hiks
2 notes
·
View notes
Text
Tadi, aku lihat seorang bapak bapak tua berjualan. Kasihan sekali. Aku sedih. Aku tau rasanya mempunya banyak harap, tapi kemudian harapan itu dipatahkan oleh kenyataan.
Disaat yang lain, aku acapkali sedih karena hal-hal disekitarku. Melihat kucing mengeong mencari induknya. Melihat anak kecil menangis saat di lampu merah. Melihat abang gojek dimarahin pelanggan. Banyak sekali hal hal yang mudah membuat aku bersedih dan menangis di jalanan.
Aku mudah sekali berempati pada orang yang bahkan kulihat hanya sekelebat. Lalu merasa menyesal berjam-jam.
Di dimensi yang lain, aku sering merasa harus bertanggung jawab menolong keluargaku sendiri yang jelas-jelas itu akibat dari perbuatannya sendiri. Aku menolong berlebih. Sampai aku juga ikut patah dan terkikis dibuatnya.
Tapi sejenak kemudian aku paham, aku tidak boleh terus begini. Atau aku sendiri yang akan mati. Aku tidak perlu menerus menjadi pahlawan pada jalan hidup orang lain. Aku tidak perlu harus selalu ada, menawarkan obat pada racun yang orang lain minum sendiri.
Aku tidak perlu menjadi lilin untuk bersusah payah menerangi hidup orang lain sedangkan aku sendiri redup, tenggelam, kehabisan cahayanya sendiri.
Membantu dan menolong itu, seperlunya. Sekuatnya. Semampunya. Begitupula merasa bersimpati pada orang lain.
Berhenti jadi pahlawan. Berhenti jadi lilin. Kadang, belajar bodo amat itu perlu, Nona. Perlu. Menegakan hati itu perlu. Biar semua sama sama belajar. Biar semua sama sama bertanggung jawab atas hidupnya sendiri.
Dan oh, juga tolong berhenti untuk merasa kasihan berlebih pada yang lain ya, Nona. Lelah, kan?
Bandung, 20 Juni 2023
11 notes
·
View notes
Text
Penggerak Hati orang Baik
Beberapa hari lalu, aku putuskan untuk berhenti sejenak bercengkrama dengan dunia sosial yang melelahkan, dan menikmati alam indah di Kota Bandung.
Aku menyusuri wilayah bukit yang ntah daerah apa aku tak pernah tau.
Selama diperjalanan, aku sempat ragu bisa sampai tujuan.
Takut mungkin saja sesuatu hal akan terjadi padaku
Tapi rasa itu semua kalah dengan keberanian dan rasa penasaran aku dengan alam.
Tak terasa akhirnya ku sampai di sebuah bukit indah dengan pemandangan kota yang terlihat damai.
Aku berhenti disana, lalu ku menarik nafas panjang untuk menghilangkan penat.
Aku merenung betul-betul sepi dengan kesendirian.
Beberapa menit kemudian, seekor kucing berwana oren tengah memperhatikanku dari jarak sekitar 5 langkah dari tempat ku berdiam
Dia mengeong dan melihatku seolah-olah tahu bahwa aku sedang bersedih
Kucing itu setia menemaniku tanpa menolehkan pandangannya sama sekali
Sedikit creepy memang, tapi setidaknya aku tidak merasa sendirian sekali saat itu
Tidak lama setelahnya, seorang Bapak paruh baya tiba-tiba menghampiriku
Dia adalah pengantar makanan yang baru saja mengantarkan pesanannya di sekitar sana
...
“neng lagi cari udara segar yah?”
“kenapa sendirian? temen-temennya dimana?”
...
Dengan penuh was-was dan kecurigaan, aku jawab seperlunya.
Tak terasa, justru pembicaraan semakin mendalam.
Dia mengatakan bahwa saat melihatku dia teringat akan putrinya yang sedang merantau di kota orang. Dan dia merasa khawatir
Sampai akhir pembicaraan, bapak tersebut mengatakan sesuatu yang membuat hatiku terenyuh.
...
“Syukur kalo tujuan merenungnya positif, kalo tiba-tiba datang kesini tujuannya negatif, kan pasti lagi ga baik-baik aja yah”
...
Tiba-tiba saja dada ini rasanya sesak mendengar Bapak itu mengucapkannya.
Ku tahan air mata ku sekuat mungkin, sampai akhirnya si bapak pamit untuk pergi
Dengan senyumannya yang ramah, dia memberikan doa terbaik untuk ku
...
“Bapak pergi dulu yah neng, semoga apapun yang direncanakan sama neng nya dilancarkan”
...
Selepas beliau pergi, air mataku mengucur dengan deras begitu saja
Menyesali kecurigaanku terhadap Bapak yang Baik hati itu
Aku menangis tersedu-sedu, langsung ku kenakan masker dan helm untuk menutupi tangisanku
...
Begitu baik alam ini memperlakukanku,
Bahkan sempat terlintas dibenaku bahwa mereka adalah malaikat tanpa sayap yang sengaja Allah pertemukan untuk menemani kesedihanku
Kejadian ini mengingatkan ku pada Dalil Quran surat At-Taubah ayat 40:
“La tahzan innallaha ma ana”
“Janganlah engkau bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita”
...
Allah tidak akan pernah membiarkan hambanya berlarut-larut dalam kesedihan.
Dan aku betul-betul merasakannya dalam kejadian itu
Aku berpikir bahwa memang Allah sengaja menggerakan hati Si Kucing dan Bapak pengantar makanan itu untuk memberikan kebaikan hatinya pada ku
Bagaimana pun Allah adalah Maha Baik dari segala yang Baik.
#curhat#curhatan#diary#healing process#healing#allahisthegreatest#Allah Maha Baik#alhamdulliah#alhamdulilah always
7 notes
·
View notes
Text
娘への手紙 (3) : 太陽 (Taiyou = Matahari)
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Pontianak. 09:31. 24082023.
Musume e no tegami (surat untuk anak perempuanku) ini adalah rangkaian cerita yang saya tulis sebenarnya untuk diri sendiri, tapi kok ya dirasa-rasa lebih lepas ya ceritanya kalau seolah ada pendengarnya 😂 semacam self talk ke sisi kecil diri sendiri.
Halooo Nak,
Sedari pagi Umma senaaaang sekali, karena Allah ar Rozzaq turunkan hujan deras tadi malam. Pontianak ini kalau musim kemarau, akan ditambah dengan kabut asap. Kasiaaan sekali, banyak yang jadi kena ispa. Hujan yang datang biasanya 2 minggu sekali, sekitar 5 menit. Itupun gerimis cimit-cimit, tapi sudah mendatangkan senang. Tahun ini kita mesti siap-siap dengan el Nino. Sungguhlah bumi sudah sangat tua ya Nak.
21:00. 24082023.
Sungguhlah Nak, besarnya Allah SWT jangan ditanding, sekejap yang tampak mustahil bisa terjadi, hujan deras di musim kemarau, sepanjang hari hingga malam. Mungkin ini doa orang tua yang sedih anaknya sempat terkena gejala ISPA, doa anak sekolah yang rindu teman-teman yang sempat diliburkan, doa relawan pemadam api yang bekerja dalam senyap di sana, doa siapapun itu yang rindu kemewahan bernapas lega, berkenan Allah SWT kabulkan. Beberapa tahun lalu Umma berkesempatan mengunjungi rekan-rekan pemadam kebakaran, sediiih sekali Nak. Jauuuuh jauuh sekali dari kenyamanan suasana di lokasi kebakaran itu. Allah Maha Besar ya Nak menciptakan manusia-manusia relawan dengan hati lapang itu.
Maka pagi tadi, bersegeralah Umma berolahraga ke taman. Mengumpulkan foto oleh-oleh untuk dikenang. Pasti ada hikmahnya, seizin Allah al Aziz.
Lihatlah Nak, ada sedekah makanan burung yang diam-diam Bapak Satpol PP bagikan pagi-pagi. Semoga penghuni langit berkenan menyayangi siapapun yang menyayangi penghuni bumi yaaa Nak.
Ada juga orang yang bagi nasi ke kucing, Nak 🥰. Semoga kita bisa sekeren orang ini ya Nak, seperti impian Umma 8 tahun lalu. Foto ini muncul di reminder hp Umma hari ini. Lokasinya ini di Kyoto Nak, di depan mall AEON 😂 Umma yang pelupa jadinya ingat, Pakde-Pakde teman Umma belajar dulu, suka galau, jadinya mereka mancing ikan. Ya Umma hore-hore aja, eh ndak taunya ditegor warga lokal Nak. Ndak boleh mancing-mancing ikan di sungai di sana Nak, terlalu sayang mereka dengan ikan liar 😂.
Ada Akung-Akung (Kakek dalam bahasa Cina) foto-foto berkali-kali, nyaman sekali yaa Nak keadaan setelah "badai" tuh. Dalam hidup juga begitu Nak, ndak akan sama manusia yang telah melalui badai. Seizin Allah al Aziz nanti pun pelan-pelan kamu akan memahaminya. Alhamdulillaah 'ala kulli haal.
Umma ndak tau siapa yang senyum duluan, Umma atau Akung yang ini. Kalau kata buku yang pernah Umma baca, ada ibarat: Bandung dibuat ketika Tuhan sedang tersenyum. Yaaah mungkin Pontianak hari ini pun begitu, Nak. Banyak yang senang hatinya.
Ini pohon salam, yang daunnya bisa dimasak. Waktu kecil dulu rasanya enaak buahnya 😂. Pohon pertama yang dulu bisa Umma panjat. Ketika kecil, Umma ndak boleh main jauh, setiap pulang sekolah, Umma dititipkan di rumah penjaga sekolah, anaknya ada yang sepantar Umma. Dia ajari Umma manjat pohon dan main sepeda. Rasanya kereeen sekali bisa manjat pohon tuh.
Pontianak jam 06:21 pagi seceraaaahhh inii.
Umma tuh sukaaa sekali bulan Agustus dan Oktober, mungkin karena bulan ini selalu lebih semarak dari bulan lain ya. Sejak kecil Umma nantikan tuh bulan Agustus. Mungkin hobi Umma memang ikut upacara 17an. Waktu kecil, bersama Nenek nonton upacara di TV, siaran langsung dari istana negara. Cantik sekaliii Umma lihat paskibraka tuh. Jadinya SMP Umma daftar paskibra, eh ternyat cuma sanggup 1 tahunan 🤣 SMA Umma ikutan paskibra lagi. Lucu juga ya Nak, kok Umma mau-maunya dijemur dan dimarah-marahin senior tuh. Tapi semuaaa sungguh ada hikmahnya 🥰 fase kehidupan asrama Umma, diperkenankan Allah ar Rohiim rasanya terasa lebih mudah karena udah pernah paskibra.
Udah kuliah juga masih senang berjemur. Wah ini Umma kayak pelawak sih Nak, sungguh fakir ilmu. Berjemur berjemur berjemur tapi ndak pake sunscreen 🥲. Kalau 17an, kami pergi ke daerah lain di pulau jawa dengan bermain drumband.
Inilah Umma kalau setelah olahraga, ceritanya muncrat lompat-lompat. Pulang olahraga tadi Umma makan sop kemarin yang ditambahi tomat banyaak-banyaak. Tomat itu harus direbus dulu, supaya bertambah kadar likopen dan vitaminnya. Alhamdulillaaah tambah juga senangnya, makanan kemarin masih enak, bertambah pula gizinya.
youtube
Beberapa hari lalu, Umma berdiskusi dengan Tante Yulida, bagaimana bisa para istri Rasulullah itu hatinya tenang. Pelan-pelan kami memahaminya Nak. Senaaaang sekali. Alhamdulillaah betapa membahagiakannya menuntut ilmu ternyata, ada saja cara Allah SWT memberikan jawaban. Salah satu yang membuat hati Umma penuh dan hangat, adalah nasihat DR Khalid Basalamah yang Umma dengar ketika jalan tadi. Penyemangat diri untuk menghadapi kematian, alih-alih takut, semoga kita termasuk yang optimis ya Nak, kelebihan dan kekurangan Umma itu di optimisnya Umma 😅. Semoga Allah SWT ridha ya Nak, untuk memperbaiki semuaaa muaa muaaa urusan agama, dunia, dan akhirat kita. Laa hawla walaa quwwata illa billah. 🌱✨
Salam,
ayuprissakartika
Sudah menggunting kuku juga bisa membuat hati sangat-sangat-sangat senang. Alhamdulillaah.
Seri Musume e No Togami lainnya:
Musume e No Togami 2
Musume e No Togami 1
4 notes
·
View notes
Text
Sudahkah aku berdamai dengan masalaluku?
Kamu tau gak? Aku sekarang bisa hidup lebih bersih loh. Kamarku sudah tidak berantakan lagi. Buku-buku tersusun dengan baik di lemari, aku membersihkan kasur setiap hari, aku juga sekarang rajin ngepel rumah. tiap kali ada yang berantakan tanganku gatal untuk cepat-cepat ngeberesin. Aku sekarang udah rajin skincarean loh, aku pake skincare dari skincare yang dulu kamu ceritain ke aku. Aku sekarang lebih tegas loh, sama diriku sendiri. Lebih tegas juga ke orang yang bikin aku terusik. Aku masih sering jalan ketempat biasa kita mengintari malam. Aku sekarang ga friendly ke cewek-cewek sekitar. Ternyata menghargai dan sama satu orang aja lebih dari cukup. Kamu gimana kabarnya? Terakhir kali aku liat kamu pelihara kelinci ya di kos? Aku sekarang pelihara kucing. Ngekos ternyata rentan kesepian ya. Pantes dulu kamu sering marah kalo aku ngumpul sama temenku. Aku sekarang ga di rumah lagi. Aku tinggal bareng-bareng sama temanku. Aku kelai sama bapak. Dari dulu emang ga pernah akur kayaknya ya. Hhaha.
Aku kelai besar sama bapak. Terakhir kali sebelum pergi dari rumah bapak ngasah parang. Kupikir waktu itu aku siap mati. Ternyata aku masih merasa dosaku banyak banget. Haha. Aku ngomong kayak gini kamu pasti akan bilang "memang".
Selama 3 tahun aku masih sering melihat kamu dari second account tau. Masih mau tau aja kabarmu bagaimana. Kamu masih suka excited kalo ada yang bales komenmu yang pinter itu di base ya. Berat badanmu sudah turun sesuai keinginanmu ya. Kmu selalu dapat apapun yang kamu mau ya. Selamat ya.
3 tahun ini aku mengembara dan jadi nakal. Dulu aku cerita kalo aku ngeluarin orang-orang peminum jadi pengopi. Sepeninggalanmu aku yang jadi lebih sering minum. Pergi dugem. Cas.
Aku sakit. Tapi kayaknya umur-umurnya penyakit sudah mulai keluar. Tapi aku tetap sama seperti yang kamu kenal, males ke dokter. Sekarang tasku isinya obat-obatan tau..
Tahun ini pikiranku diisi dengan aku ga mau nikah. Aku juga kepikiran tinggal di bali. Aku sudah mulai ngerasa capek di kalimantan. Doakan semoga bisa ya.
Semoga kamu bisa segera menikah ya. Biar aku bisa lebih lega ikhlasnya. Aku selalu mendoakan yang terbaik buat hidupmu. Termasuk bahagiamu. Maaf dulu sekali waktu aku sering ngomong kasar. Semoga suatu saat mampu kamu maafkan. Terima kasih telah membuat aku lebih banyak berubah. Sehat terus ya, aku nulis ini jam 3 di terminal yabis. Aku lagi kangen. Eh kamu tau gak? Bulan ini aku mau nonton hindia sebenarnya, tapi aku masih ragu takut ketemu kamu. Takut kangen. Haha
11 notes
·
View notes
Text
Bandung recently
1. Aku telah melihat banyak hutan pinus dari kota yang berbeda. Tapi di Bandung, di dalam hutan pinus pun banyak bunga yang cantik-cantik salah satunya bunga terompet. Hampir setiap aku ke Bandung menemukan bunga ini; di tempat wisata, di tempat makan, di hutan pun. Beda dengan hutan pinus di Jogja atau di Purwokerto dan di Bogor. Bandung memang benar kota ‘Kembang’
2. Panggung untuk nyanyi dan pertunjukan di hutan pinus disertai kursi2 dari batas kayu yang memanjang. Hmm ini menarik dan unik.
3. Hutan pinus dilihat dari bawah. Ya seperti pemandangan hutan pinus lainnya. Biasa. Tapi menjadi luar biasa karena sambil nunggu anak dan ponakan main aku bisa tiduran menghidrup udara segar tanpa polusi. Sudah lama tidak menemukan langit biru di Jakarta.
4. Villa yang 5 tahun lalu kami kesini dan kembali lagi , 2 dari kami sudah berpulang. Dan bertambah dengan 5 yang lain. Sungguh kenangan yang diulang dengan orang yang sama dan berbeda dengan perasaan yang acakadut.
5. Bunga lagi di tengah hutan pinus. Kali ini makan pastry sambil menikmati bunga berwarna warni ditengah hutan. Pastrynya enak!
6. Villa saat malam. Setelah anak tidur saya dan suami curi-curi jalan berdua sambil ngobrol. Villanya dingin, pembicaraan kami hangat.
7. Sebuah bangunan Belanda di Jalan Braga. Hehe seperti kota tua pada umumnya. Seperti gedung BNI di Malioboro (?). Atau gedung Spiegel di Kota Lama (?) entahlah. Tapi kayak bagus aja gitu.
8. Lukisan sepanjang Braga. Ke Bandung kota pasti larinya ke Braga / Jl. Asia Afrika / Alun-alun dan Masjid Bandung. Ya padahal cuma jalan, beli es kopi dan cireng. Tapi ya asik aja being tourist. Asal ga hujan ya.
9. Yogurt Cisangkuy. Otentik, enak dan jadi obat bete anak dan ponakan karena ga jadi naik Bandros. Hehe cukup mengobati dan sekali lagi, tempatnya ‘Bandung’ banget (dalam imajiku)
10. Kafe kucing. Ga terlalu suka kucing sih. Tapi anakku suka sembari menunggu bapak yang sholat jumat. Kami main di kafe kucing dalam LPZ.
Bandung asyik, walaupun beberapa ada yang pernah beberapa kali dikunjungi tapi tetap asyik. Adem dan segar. Dibandingkan Jakarta yang padat dan menyesakkan.
Dalam penjalanan kali ini aku belajar, bahwa kebahagiaan kita bisa di dapat dengan membahagiakan orang lain. Walaupun kita sudah pernah melakukannya, tapi mengulang bersama orang yang baru dan dia senang, rasanya lebih menyenangkan. Jadi perasaan berbagi > materi.
3 notes
·
View notes
Text
Qué será, será
What ever will be, will be
Ingin kutanyakan kepada banyak orang tua, atau orang paling tua di dunia, "Bagaimana rasanya dahulu saat menghadapi masa depan? Dan bagaimana rasanya sekarang saat sudah bisa melewatinya?"
Siapa di dunia ini yang tidak pernah merasa khawatir dan cemas? Sepertinya tidak ada. Siapa yang tidak pernah khawatir dengan masa depan? Mungkin hanya kucing dan kupu-kupu, juga bangsanya saja.
Pada suatu interaksiku dengan bapak, pernah terbesit kalimat dari beliau, "Waktu kamu lahir, saat itu bapak merasa khawatir akan kesulitan saat membesarkanmu." yang kemudian dilanjutkan dengan tapi-tapi-tapi-tapi-tapi penyelamat.
Tapi bapak percaya, Allah pasti hadir membersamai setiap perjalanan. Tapi bapak percaya, rezeki udah ada yang mengatur. Tapi bapak percaya, karena anak adalah titipan Allah, kamu adalah titipan Allah, dan Allah nggak mungkin menitip sekedar menitip tanpa ada tindakan lainnya.
Yah, pada orang dewasa pun, masih sering hinggap rasa khawatir.
Hidup adalah perihal merangkai rencana dan berdamai dengan takdir. Manusia pada dasarnya adalah aktor kehidupan dan Tuhan menjadi sutradaranya. Abraham Lincoln pernah bilang, Cara terbaik meramal masa depan adalah dengan menciptakannya. Tapi tidak serta-merta semua akan berjalan sesuai rencana kita. Pada akhirnya, Allah yang Maha Mengetahui Segalanya.
Qué será, será. Apa yang akan terjadi, maka akan terjadi. Biarkanlah yang terjadi, biar demikian adanya. Yang sudah terjadi, lepaskanlah. Dan yang akan terjadi, terjadilah.
Semua tentu punya maksud dan makna. Menyimpan pesan-pesan yang barangkali baru bisa kita pahami saat kita benar-benar melihatnya sedekat mungkin. Suatu hal yang tidak kita sukai, yang tidak kita inginkan, tapi terjadi dan kita alami, mungkin menyimpan pesan dari Allah yang begitu besar maknanya.
Allah bilang, Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah, 216)
Lagi-lagi, kita hanya aktor di kehidupan ini.
Bukan berarti rencana dan cita-cita dan harapan dan mimpi-mimpi tidak penting. Tapi bagaimana kita bisa menyatukan antara rencana dengan takdir dan keputusan Allah. Menerima dengan lapang dada.
(I talk to myself wkkk. Memang sulit berdamai dengan takdir. Tapi sulit bukan berarti tidak bisa)
Kalau Allah sudah bilang, kun fayakun. Mau bagaimana lagi,,
Lihatlah segala hal lebih dekat. Menyelamlah lebih dalam.
hingga pada akhirnya nanti, kamu menjadi bijaksana.
3 notes
·
View notes