#baca buku
Explore tagged Tumblr posts
Text
Memilih Buku Bacaan yang Cocok untuk Libur Akhir Pekan
LIBUR akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk bersantai dan melarikan diri dari rutinitas harian. Salah satu cara terbaik untuk menikmati waktu luang ini adalah dengan membaca buku. Namun, memilih buku yang tepat bisa menjadi tantangan tersendiri. Berikut adalah beberapa tips dan rekomendasi untuk membantu Anda memilih buku bacaan yang cocok untuk libur akhir pekan. 1. Tentukan Mood Anda Setiap…
View On WordPress
0 notes
Text
“Lagipula di rumah kelas menengah kita, mana ada sebuah kamar yang menyediakan buku?”
- Goenawan Mohamad, Pada Masa Intoleransi.
43 notes
·
View notes
Text
Bagi saya membaca itu tidak menyenangkan. Duduk berjam-jam, menganalisis setiap kata—berusaha memahami setiap makna adalah hal yang berat dan menyusahkan.
Jadi kalau kamu datang ke saya dan bilang, "Saya tidak suka membaca", saya akan jawab "Saya juga tidak suka."
Bagi saya, membaca buku itu seperti angkat beban di otak. Berat yang benar-benar berat. Walaupun demikian, setelah membaca saya merasa pikir-pikiran saya mulai terbentuk.
Sementara, bagaimana dengan Tiktok, Reels, Short? Hal ini terasa justru seperti rebahan. Dalam jangka pendek, tidak ada dampak. Tapi jikalau rebahan terus-menerus, otot-otot akan mulai melemah dan sulit bergerak.
Saya merasa jikalau mengkonsumsi hal-hal demikian, berpikir justru menjadi hal yang sulit.
-
Saya rasa kesalahan banyak orang adalah berpikir bahwa meningkatkan kapasitas diri itu menyenangkan.
Padahal sebaliknya, kebiasaan baik jika ingin dimulai dia tidak pernah menyenangkan —hasilnya juga baru terlihat dalam jangka waktu yang lama. Namun, hasil ini pastinya adalah sesuatu yang luar biasa.
17 April 2024
7 notes
·
View notes
Text
Sihir Buku
Ada banyak berkat yang saya rasakan dalam hidup. Salah satu yang paling saya syukuri adalah orang tua yang memperkenalkan dunia imajinasi dan sihir buku sedari dini.
Salah satu kenangan masa kecil yang paling membekas adalah bagaimana setiap bulan kami pergi ke Gramedia. Di toko buku itu, papa dan mama akan membiarkan saya memilih satu buku favorit untuk dibeli. Bayangkan seorang bocah cilik yang asik menjelajahi rak-rak tinggi dengan jajaran buku dongeng. Bagi saya, 'menara' buku berwarna-warni itu sama menariknya dengan es krim dan permen. Kami selalu menghabiskan waktu berjam-jam di sana, menikmati kebersamaan walau terpisah di lorong kesukaan masing-masing. Saya selalu ndlosor di lantai bagian buku-buku anak, membaca sebanyak mungkin sebelum memilih satu yang layak dibawa pulang. Kala itu, membeli buku sebulan sekali adalah sebuah kemewahan yang sangat dinanti-nanti.
Sedikit dewasa, buku-buku yang saya baca semakin tebal. Dari puluhan halaman bergambar menjadi ratusan lembar penuh tulisan. Dari dongeng di negeri fauna menuju kisah perjalanan penyihir, penunggang naga, dan kisah romantis remaja. Harga buku kesukaan pun semakin tak murah. Berkali-kali saya takut membawa buku yang mahal ke hadapan orang tua saya. Namun, respon mereka selalu sama, "Buat buku, tidak apa-apa!" Pola pikir ini kemudian saya terima sebagai warisan yang sakral. Untuk ilmu pengetahuan, imajinasi, dan wawasan, tidak ada kata mahal.
Suatu ketika di bangku SMA, saya pergi ke mall dengan beberapa teman perempuan. Mereka asik membeli jepit rambut, bando, dan aksesori wanita. Saya hanya melihat-lihat sambil berpikir, sayang ya beli begini kalau jarang dipakai. Tak sabar menunggu mereka, saya bergeser ke toko buku yang berada tak jauh dari situ. Setelah memilih beberapa novel, saya membayar dan kebetulan teman-teman yang sudah selesai dari toko aksesori bergabung di kasir. Salah satu mendekat dan berkata dengan kaget, "Ya ampun! Lila, kamu belanja buku banyak banget! Mahal ya sampai ratusan ribu!"
Memori itu terpatri jelas sekali di benak saya. Betul juga ya? Mau beli jepit kurang dari 20 ribu saja saya sayang. Namun kemudian saya pergi ke toko buku dan menghabiskan uang hampir 10x lipat untuk tiga buah buku :)) Di kala itu saya sadar betul bahwa papa mama telah sukses meracuni anaknya dengan dunia literasi.
Layaknya sebuah kisah cinta, perjalanan saya dengan buku tak selalu berjalan mulus. Usai lulus kuliah, saya merasa sangat jauh dari buku. Saya masih suka menulis dan membaca artikel-artikel pendek, tetapi sangat jarang membaca novel dan karya sastra panjang. Berbagai alasan saya bisikkan ke diri sendiri, kamu sudah bekerja, sekarang kamu perlu membaca report - bukan novel, kamu sibuk aktivitas lain sehingga tak ada waktu. Dari beberapa novel sebulan menjadi satu novel per bulan, lalu beberapa novel per tahun.
Entah mulai kapan, membaca menjadi sesuatu yang hanya bisa dilakukan di waktu-waktu spesial. Saya tak lagi mencari waktu untuk membaca, tapi membaca ketika ada waktu. Hal ini terjadi selama bertahun-tahun, dan saya selalu kesulitan untuk kembali menumbuhkan rasa cinta tersebut.
Belakangan, saya mencoba menjauhkan diri dari media sosial. Platform ini memunculkan banyak dampak negatif dan menyerap terlalu banyak energi serta emosi (saya membuat tulisan tentang media sosial di sini jika Anda tertarik membaca). Perlahan-lahan, saya memaksa diri membaca buku.
Rasanya ternyata sangat emosional. Saya menemui buku pertama yang membuat saya menangis dalam lima tahun terakhir. Buku pertama yang membuat mata saya pedas karena begadang - terlalu penasaran dengan akhir cerita. Buku pertama yang membuat saya tak sabar membaca seri kedua dan ketiganya. Buku-buku lanjutan dari kisah-kisah masa kecil yang dulu begitu saya cintai. Saya merasa seperti orang yang menemukan kembali cinta pertamanya. Sesuatu yang terasa begitu melegakan, menenangkan, dan menggembirakan. Nyaman.
Saya kemudian juga memahami bahwa rating buku sangatlah penting. Hal ini sangat terasa ketika membaca ulang buku-buku dengan target pembaca dewasa yang dulu saya lahap ketika masih SD atau SMP. Ternyata, buku-buku itu memberikan warna dan makna yang begitu berbeda. Apa yang dulu membingungkan atau terasa begitu abstrak, sekarang dapat saya maknai dengan jelas. Kutipan yang berkata 'You never read the same book twice' memang benar adanya. Membaca karya apik memang terkadang butuh lebih dari sekali agar tak ada inti sari yang terlewat.
Seorang dosen sekaligus sahabat saya pernah berkata, "Membaca itu bukan hobby tapi habbit". Ada masanya membaca memang perlu dibiasakan sebelum lama-lama menjadi suatu hal yang akan kita rindukan ketika tidak dilakukan. Saya begitu bersyukur bahwa orangtua saya memperkenalkan pada dunia sejuta warna ini. Tanpa mereka, tak mungkin saya menjadi seorang pembaca seperti hari ini.
Di dunia yang serba cepat dan instan, membaca adalah salah satu jalan keluar untuk kembali mendapatkan kenikmatan yang meresap secara perlahan. Suaka nyaman untuk melangkah di trotoar kata-kata menuju dunia imajinasi.
7 notes
·
View notes
Text
"Menyesal akan membuatmu sedih, tapi itu membuatmu mengingat masa-masa baik"
3 notes
·
View notes
Text
Waktu usiaku sepuluh tahun, aku kira usia dua puluh lima tahun nanti, bakal keren banget. Pertama, pasti aku sudah lulus kuliah (S2 kalau bisa!) waktu itu cita-citaku jadi dokter dan aku ingin kuliah di Fakultas Kedokteran Institut Teknologi Bandung (sumpah ini, gak boong) karena dulu setiap hari Minggu, Mamaku selalu bawa aku ke Masjid Salman ITB itu. Jadi sejak hari pertama mamaku bawa aku ke sana (tepatnya ketika aku usia delapan, atau sembilan tahun ya?) Aku udah punya cita-cita luar biasa itu (yang sekarang aku jadi paham kenapa cita-cita itu enggak bisa terwujud). Lalu, tentu saja, dalam imajinasiku itu, di usia dua lima aku sudah menyandang gelar S2 kedokteran (yang akhirnya aku tahu kalau adanya kuliah spesialis). Kedua, aku pasti sudah menikah, mungkin punya anak satu (atau dua) dan punya sekolah! Meski emang enggak sync sama sekali, tapi selain jadi dokter aku ingin jadi guru juga! Dan punya sekolah yang lengkap mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Ajaibnya, aku yakin banget semua itu sudah terwujud di usia dua lima-ku. Ketiga, aku sudah punya pekerjaan tetap (tentulah, jadi dokter dan punya sekolahan, kan?). Ke-empat, aku juga pasti sudah ibadah Umroh dan bahkan Haji! Ke-lima, aku juga pasti sudah berkeliling dunia dan Indonesia. Wah, bahagianya usia dua lima, yang jaraknya masih lima belas tahun lagi.
Lalu, waktu usiaku lima belas tahun (yang aku yakin sekali baru saja kemarin, tapi ternyata sudah sepuluh tahun lalu?), aku yang baru masuk SMA mulai disadarkan bahwa gak semua hal bisa terwujud. Dan yah, aku baru tahu kalau ITB gak punya Fakultas Kedokteran! Aku juga baru tahu kalau ternyata mustahil sekali bisa jadi dokter sekaligus punya sekolah di waktu yang hampir bersamaan. Bisa aja sih punya sekolah, asal bikinnya dari sekarang! Tapi aku yang usia lima belas itu sadar diri kalau sekarang gak bisa bikin sekolah karena belum punya ilmunya. Akhirnya, cita-citaku bergeser. Meski tetap ingin jadi dokter, tapi jadi astronot juga boleh, atau laborat? Ah, jadi desainer juga bisa banget. Diplomat juga oke banget. Duh, jadi apa ya? Pokoknya usia dua lima nanti aku sudah lulus S2, sudah menikah dan punya anak, titik!
Wah, ternyata sepuluh-lima belas tahun lalu terasa begitu singkat, ya? Sekarang usiaku dua lima (baru lebih satu hari). Sudah melewati 9,125 hari di bumi. Dan, aku belum lulus kuliah (strata satu loh, bukan dua). Menikah? Aduh! Hilal jodoh saja belum terlihat. Anak? Banyak sih, anabul. Pekerjaan tetap? Jadi mahasiswa termasuk pekerjaan bukan ya? Tapi kata temanku mahasiswa itu pengangguran dengan gaya. Jadi, bayanganku soal usia dua lima meleset semua! Namun, ada satu pelajaran hidup yang sudah mulai kupelajari sejak usia sepuluh tahun: Kesadaran. Dan yah, kesadaran itu semakin menyadarkan.
Jadi, gimana dua lima kamu?
- Sastrasa
#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#kisah#25#twentyfive#dualima#inovasi#sastra#literasi#buku#baca
18 notes
·
View notes
Photo
"Bacalah" Iqro', sebagai sebuah kata pembuka dari permulaan wahyu, telah menjadi landasan risalah peradaban. Dalam sejarahnya kata yang menjadi awal risalah ini --> telah mampu menginspirasi serangkaian AKSI yang berawal dari kesadaran dan perubahan mindset dalam sebuah komunitas, lalu menjadi "social movement" dan akhirnya membesar menjadi sebuah society hingga menjelma dalam sebuah negara. Nyatanya ini bukan sekedar membaca "huruf", tetapi juga kemampuan membaca kondisi, peristiwa hingga fenomena. Membaca literatur, lalu dilanjutkan dengan merenungi kondisi diri-internal, peristiwa dan rangkaian kejadian hingga fenomena-fenomena yang ada memberikan isyarat yang sangat jelas bahwa hal yang paling perlu dilakukan oleh kita yang ingin menghadirkan "perubahan" adalah dengan ilmu dan pengetahuan. Yuk, semangat membaca! Iqro'! #sketchnote #sketchnotes #draw #sketch #snote #coretanrifki #ilmu #iqro #baca #buku #visualnotetaking #dakwahvisual (at Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan) https://www.instagram.com/p/CowVNiSLjFP/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#sketchnote#sketchnotes#draw#sketch#snote#coretanrifki#ilmu#iqro#baca#buku#visualnotetaking#dakwahvisual
6 notes
·
View notes
Text
Yang sempet terlupakan karena pas awal baca malah lieur alias pusing wkwk. Terus belum dilanjutin.
Sampai ke hari ini, setelah serangkaian waktu berlalu. Mulai baca lagi karena butuh refreshing dari beberapa aktivitas di depan laptop. Terus nemu momen,
"Lohh ini dibahas nih di naskah pembelajar waktu itu, bahas kerajaan Islam ini, bahas tokoh a, b, dan seterusnya."
"Wah iya ini ditulis juga di naskah yang kemariin, bisa kali ya ini jadi buku sumber wkwk"
Padahal, awalnya beli buku ini waktu IBF sebatas termotivasi karena buku ini seputar sejarah dan yaa penulisnya bukan sembarang penulis.
Alhamdulillah. Mari lanjutkan membaca.
3 notes
·
View notes
Text
Black September (September Hitam)
I finished the reading challenge #BacaBukuSejarahBareng on September with 4 books: 1984 by George Orwell, Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer, Berita Kehilangan from KontraS, and TEMPO's Investigation Report titled Pengakuan Algojo 1965.
Keep reading to find the review of each books.
1. 1984 by George Orwell — 5 stars
I wasn't a fan of George Orwell until this year, so I haven't had time to delve deep into his political ideology. My very first introduction to his work was when I read Animal Farm. That book's genius enchanted me so badly that the next day I immediately ordered "Homage to Catalonia" and "1984". Despite having both of them since April, only 1984 screamed loudly to me when September came. As an Indonesian who loves history, September was an important month. Although in 1984, Indonesia was mentioned only once, the political satire from this book is actually relatable to what happened in Indonesia in 1965.
If my ego as a politics student speaks, then this book is a good satire toward totalitarianism and not only that, but also to my country's current political situation (as of 10/10/2024).
There is one thing that we as humans do almost all the time, and it is incorrect: separating politics and culture. I wasn't going to talk much about Newspeak and how its grammar can help people to become dull and unintelligent, but I'm going to highlight the brilliance of Big Brother (if he is even real and not a fictive figure made by The Party) and The Party in using politics to redefine cultures, and by saying cultures, it also means the change from Oldspeak (Standard English) to Newspeak. The culture reset The Party was trying to do can determine every aspect of everyone's life.
The Party knows tremendously well the importance of controlling and remaking the culture as they like with their political power. And this narrative that Orwell brought is so genius as to even touch the surface of the most fundamental thing in everyone's life: language. Changing the language can change habits and perspectives. And The Party wasn't even finished with language as the main tool of control. It also uses psychological manipulation and brainwashing. I mean, how many times did we see that Oceania (the country where The Party resides) changed its war enemy from Eurasia to Eastasia? And how fast can the news be changed so that no one can trace that there was an error made by The Party?
I was foolish to think that Orwell would go easy on this book, by giving the reader a slight romance and sweet forbidden love. I was also naïve to think that Winston and Julia would go hand in hand, meeting the Brotherhood and- Jesus, I really was naïve. But of course, it is really Orwell's book when he won't give the wonderful and happy ending closure to the reader.
2. Bumi Manusia (This Earth of Mankind) by Pramoedya Ananta Toer — 5 stars
In these times, it is an enviable privilege when someone possesses the Buru Quartet series by Pramoedya Ananta Toer. Those who have read 'This Earth of Mankind,' the first book of the aforementioned series, should rejoice for being able to enjoy this magnificent novel in its original language. We should also be proud that our nation's dark history was still willingly written with such skill by Pramoedya Ananta Toer, who was continually oppressed by the state through imprisonment and marginalization.
'This Earth of Mankind' is an excellent opening book for the Buru Quartet, providing a solid foundation for understanding Indonesia's journey through this historical fiction. Set in the late 19th century, this book tells the story of Minke, a native Javanese youth (inlander) born into the aristocratic class (priyayi). From the beginning, Minke's character is left mysterious and unclear in origin, though said to come from a priyayi family background. Thus, readers are made curious about Minke, and this curiosity grows along with Minke's journey as a student at HBS or Hogere Burger School.
A spotlight often shone on Minke is how he, as a native, was able to attend HBS and achieve excellent rankings at the school. This was an extraordinary achievement for a native because HBS was mostly filled with totok or pure Dutch and Indo or mixed Dutch. Not only that, Minke was also praised by many for his fluency in Dutch, like a native speaker. This fluency even made his own mother doubt his Javanese-ness.
The main conflict of the novel begins when Minke meets Nyai Ontosoroh, a concubine who, according to Minke, is unlike typical concubines. Nyai Ontosoroh has a very strong character, supported by her proficiency in Dutch and her ability to read Dutch magazines. Minke had never known a Nyai or concubine capable of speaking and (seemingly) being as educated as Nyai Ontosoroh. Minke's heart is also stirred by the beauty of Nyai Ontosoroh's daughter, Annelies Mellema. The meeting of these three is an unusual one, causing all mouths in their town to gossip about them.
'This Earth of Mankind' itself was inspired by Tirto Adhi Soerjo, the Father of Indonesian Press. He was a journalist, writer, and nationalist who lived from 1880 to 1918. Tirto Adhi Soerjo also founded several newspapers such as Medan Prijaji, which in its time became the first newspaper operated by natives in the Dutch East Indies.
This novel writes a scathing critique of Dutch colonialism that occurred in Indonesia, as well as the complexities of racism and classism during Dutch colonialism. Not only that, Javanese traditionalism is also challenged by the modernity brought by Dutch knowledge, making this book not simply place one party in the black camp and the other in the white. In fact, some argue that the Dutch East Indies Government and the Javanese Priyayi who held positions in the Dutch East Indies government were two giant pillars that suppressed the lives of people without positions and noble blood.
Minke's own morality can be questioned. On one hand, he is greatly advantaged by the noble blood flowing within him, allowing him to attend a good school, but on the other hand, he is also disgusted by and curses Javanese aristocracy which he feels greatly demeans other humans. From Dutch school, he learns about individual rights and freedom of thought and opinion, but at the same school, he realizes that no matter how free a person is, they cannot be freer than the colonizers who come to colonize.
Buru Quartet, series which Pramoedya Ananta Toer narrated during his exile on Buru Island, has been praised for many years yet the availability of these books remain limited. It is why I am hoping that may the rumors regarding of Pramoedya’s works’ reprinting in 2025, truly happen. Because it is such a shame for everyone in Indonesia to not knowing this great roman.
3. Berita Kehilangan from various writers compiled by KontraS and Ultimus — 4.5 Stars
Inside of the reading communities spread across X (formerly Twitter), many have agreed to give September a moniker: Black September. This is done to commemorate the enforced disappearances and killings that occurred in September-October 1965 and many that followed during Orde Baru (New Order) Regime. There's also hashtag going online titled #BacaBukuSejarahBareng which then motivated me to pick up history-themed books available on the bookshelf in my room.
I've owned "Berita Kehilangan" since 2021, but as per my usual habit, I waited for this book to "call out" to me to be read. At the right moment, last September, I finally decided to break the seal of this book to enjoy its contents.
But how could I enjoy what I read, if it contains an anthology of heart-wrenching short stories inspired by enforced disappearances to cruel murders? Throughout all the short stories, the main perpetrator consistently points to the government. The government through its racist policies, through its brutal and cruel military apparatus, and through the cultures of enforced disappearances deliberately perpetuated to create an atmosphere of terror, so that society remains submissive and obedient to the government.
This anthology of short stories originated from the "Berita Kehilangan" short story writing competition held during the Week of Enforced Disappearances 2021 (held by KontraS) and participated by 280 writers. There are 15 selected short stories from 15 writers through the competition and 5 short stories from 5 guest writers, that fill this book. All of them stem from real events and experiences of people who witnessed or became victims or were affected or also those who studied the dark history of this nation.
One of the short stories in this book that made me pause for quite a while is the fact that there were forced relocations/abductions of underage children from East Timor during the conflict with Indonesia from 1975-1999. These children were taken by military personnel to Indonesia. Many children then lived in neglect and grew up in poverty, and not a few experienced sexual abuse and forced religious conversion.
There's also a story inspired by the true story of a young Chinese activist, who was found murdered in her home. Ita Martadinata Haryono was a key witness who was to testify at a UN hearing in New York in October 1998. Ita was about to testify about the mass rape of Chinese Women after the 1998 reformation.
4. Pengakuan Algojo 1965 — 4.5 stars
"That ideology (Communism, Marxism, and Leninism) has long been bankrupt. The Soviet Union is in shambles, China is now as capitalist as America. The idea of a classless society is an outdated and futile utopia... In other words, face communism with relaxation. Because that ideology is actually quite ordinary."
This book contains 10 pages dedicated to a "disclaimer" stating that Tempo's investigative report is intended for a higher purpose and not merely to "corner" certain groups or perpetrators of violence. This report is published and compiled to inspire national reconciliation for the victims and families of the 1965 Incident. The book also provides historical facts that many Indonesians have almost forgotten about how military personnel, religious organizations, and thuggish actions could unite to kill hundreds or even millions of people.
This institution was called the Operational Command for the Restoration of Security and Order (Kopkamtib), established on October 2, 1965, to crush the PKI and restore state order that had just been hit by the September 30th Movement. The National Commission on Human Rights, through its investigation, found that Kopkamtib was the main perpetrator of gross human rights violations in the 1965-1966 events.
The format of this book is quite interesting, as it provides a series of interview results and investigations of people who were once involved in the killing of party members and PKI sympathizers, and also highlights the experiences of people who directly witnessed these events. Not only that, several articles from historians and researchers are also included to add insight into the events that occurred 59 years ago.
Nevertheless, this book does not focus too much on cases that befell women at that time. Most of those interviewed as victims were only men (there is only one article with a female source).
#reading#history#indonesian history#book#books#investigation#september hitam#baca buku sejarah bareng#booklr#bumi manusia#1984#berita kehilangan#pengakuan algojo 1965#george orwell#pramoedya ananta toer#KontraS#TEMPO#book review
0 notes
Text
Antusiasme Pelajar Bengkulu Meningkat, Program Perpustakaan Keliling Jadi Andalan Literasi
Antusiasme Pelajar Bengkulu Meningkat, Program Perpustakaan Keliling Jadi Andalan Literasi KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Antusiasme masyarakat, khususnya para pelajar di Kota Bengkulu, terhadap layanan perpustakaan keliling (pusling) yang dioperasikan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sangat tinggi. Hal ini terbukti dari banyaknya surat permohonan yang masuk dari berbagai sekolah yang…
#Buku edukasi#Dinas Kearsipan dan Perpustakaan#Layanan pusling#Minat baca pelajar#Mobil perpustakaan keliling#Peningkatan literasi#Perpustakaan keliling#Program literasi#Kota Bengkulu
0 notes
Text
Nostalgia Majelis Buku Aksara
#bacatulisanlama Qadarullah ada yang mampir ke sebuah tulisan lama di blog betterword. https://betterwordforlife.blogspot.com/2013/01/terdesak-memaksa-diri-tuk-lebih.html Aku baca isinya, lalu memori tentang momen yang menjadi penyebab aku menulis itu hadir lagi di otakku, menumbuhkan benih rindu di dada. Rindu yang harus dieja lewat kata, karena aku tidak cukup berani untuk menyampaikannya langsung ke grup Aksara.
Aku tidak terlalu mengingat, buku apa yang sedang dibahas di Majelis Buku sore itu. Pun tidak mengingat siapa pengisinya. Tapi aku mengingat suasana sore itu di SRC. Saat itu tempat itu belum di sebut SRC. Perpustakaan Salman, begitu kami masih menyebutnya. Letaknya di pojok barat laut rumah kayu, lokasi yang cukup tersembunyi bagi yang tidak mengenal masjid Salman. Rumah kayu yang dibangun lebih rendah dari lantai selasar teh, membuat orang-orang harus menuruni tangga terlebih dahulu untuk menuju ke sana. Saat itu kami duduk di meja putih panjang, berhadap-hadapan, pengisi Majelis Buku membawa buku dan resensi buatannya. Kami biasanya mendengarkan penjelasan tentang buku tersebut terlebih dahulu, baru kemudian diadakan tanya jawab atau diskusi terkait buku. Diskusi tentang terdesak yang membuat produktif terjadi di salah satu sesi Majelis Buku Aksara. Kalau ingatanku tidak salah, aku duduk di sisi selatan, dan kakak yang bercerita menyelesaikan Thesis setelah menyaksikan kejadian tragis duduk di sisi utara. Aku bisa membayangkan siapa-siapa saja yang mungkin hadir di sana. Diskusi santai tapi serius kami. Kerinduanku untuk terus datang, dan sering terlambat, namun tidak malu untuk bergabung adalah karena aku menikmati proses literasi tersebut. Betapa menyenangkan dapat bertukar pikiran dengan orang-orang yang membaca buku yang tidak pernah kita baca. Buku yang bukan minat kita. Buku yang ilmu dan hikmahnya masih bisa kita petik karena ada acara semacam Majelis Buku. I want to discuss book with someone else, like what I did in Majelis Buku. It's okay even if it's online. I remember doing one or two session of book sharing with communities online. But right now I don't have one. I would like to join theladybook again, but the timing didn't match. Ahad morning is already filled with offline meetings, and is a family time also. Buat yang di bandung, SRC udah ada agenda rutin, Rumpi Book kalau nggak salah namanya. Namanya beda, tapi kayanya formatnya sih sama kaya Majelis Book. Gak tahu ada resensi atau gak. Tapi ada buku yang dibahas. Di Purwokerto setahu ada juga. Ahad sore, di sebuah taman. Kalau dari infonya sepertinya lebih mirip agenda the ladybook, baca bareng kemudian sharing session. Semoga kapan-kapan bisa ikutan. Kalau ada yang punya info komunitas baca dengan kegiatan serupa, mohon infonya ya. Pengen ikut. siapa tahu bisa nemu yang jadwal kegiatannya ngepas. Terakhir, semangat baca itu naik turun. Kemampuan literasi juga gitu. Jadi, mari cari temen yang suka baca sebanyak-banyaknya. Biar kalau kita lagi turun semangatnya, ada yang ingetin. Sekian. Bye~
0 notes
Text
Tips Membiasakan Diri Gemar Membaca
MEMBACA buku adalah salah satu kegiatan yang bermanfaat bagi diri kita. Membaca buku dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kita. Selain itu, membaca buku juga dapat membantu kita untuk lebih kreatif dan inovatif. Untuk membiasakan gemar membaca buku, ada beberapa tips yang dapat kita lakukan, yaitu: Kenalkan buku sedini mungkin Buku dapat dikenalkan kepada anak sejak usia…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
terima kasih banyakkk, senang #50asahemosianak sampai ke tangan pembacanya. @Penerbit_BIP
#kadolebaran#lebaran#50asahemosianak#tumbuhkembanganak#anak#bayi#balita#paud#bukuparenting#bukuanak#bukurekomendasi#kusumastuti#amwriting#utiwriting#bipgramedia#review#pembaca#baca#buku
0 notes
Text
Aing lelah...
#capek banget maced dimana2#jam brppun#kek kapan bsa kemana2 sambil baca buku#ingin punya bus kota yg handal#huhuhu#capek nyetir
0 notes
Text
Kak Nah
Aku masih terkenangkan cerita pertama ku apabila aku membaca laman web ini ternyata banyak cerita yang benAr atau di reka -reka namun cerita ku adalah pengalaman pertama ku dengan jiran ku nama Kak Nah. Kak Nah 4 tahun lebih tua dari aku..
aku selalu pergi mengaji Quran bersama Kak Nah setia hari dan masa balik aku selalu singgah dirumahnya .. orang tua kami kebendang ,aku ni di kira budak pandai sekolah sebab akau rajin baca buku.
Pada suatu hari aku singgah di rumah kak nah , dia ajak aku mengulangkaji pelajaran dirumahnya. aku pun terus barlari balik kerumah aku dan ambil buku. aku terus ke bilek kak nah. masa tu kak nah dan siapkan aku air sirap.. aku minum air sirap dan mula stat baca buku .
Kak NAh cakap mahu pegi bilek air. kemudiannya aku dengar bunyi kak nah kencing., kuat juga perempuan kencing tak macam lelaki. lepas tu aku dengar kak nah basuh kencing .. lain macam je bunyinye.. mula lah aku terbayang yang bukan-bukan .
konek aku stim juga bila dengan bunyi kak nah basuh kencing.. mm memamg konek tak sekolah, dengar kencing je dah stim..
kemudiannya kak nah masuh semula dalam bilek dan duduk di tepi aku .. aku mula cari idea. aku cakap nak pegi kencing ..
aku terus berlari masuk ke bilek air dan aku masih terasa bau air kencing kak nah dalam bilek air , aku keluarkan konek aku dan terus pancut kencing dalam lobang tandas tiba-tiba aku terlihat seluar dalam kak nah tergantung di penyangkut.
aku terus tarik seluar dalam itu dan aku cium sedalam-dalam seluar dalam kak nah itu. aromanya cukup membangkitkan nafsu aku. aku tak lepas dari hidung aku sambil tangan aku memegang konek yang mula tegang..
tiba-tiba kak nah ketuk pintu bilek air memanggil nama ku..buka cepat katanya . aku menyumpah kat dalam hati .. betul-betul potong stim.. aku masukkan seluar dalam kaknah dalam poket sluar aku. aku kemudianya tarik selak pintu lalu kak nah tolak daun pintu.
aku terus keluar bila kak nah masuk ke dalambilek air itu . mana sluar dalam kak nah? tanya kak nah , aku jawab tak tau. Adik jgn main-main. aku masuk bilek dan duduk di katil dalam bilek kak nah.
kak nah masuk dan minta balik sluar dalam dia. aku cakap tak de.. mana la tau kot malam mnanti aku boleh khayal ngan sluar dalam kak nah buat modal melancap.
kak nah tak puas hati lalu terus pegang aku dan seluk poket seluat aku aku tolak tangan kak nah dan masa itu kak nah betul-betul peluk aku dari belakang , dan terasa rambut kak nah menyentuh muka ku , bau nya wangi entah apa syampo di pakainya.
aku buat-buat melawan masa kak nah seluk poket seluar aku , aku perasan kak nah terpagang konek aku dan aku buat dek je.. kak nah tarik seluar dalam nya dan pukul muka aku ngan seluar dalam dia .
ciss kurang ajar kak nah tapi aku senang kak nah buat gitu .. pas tu kak nah pakai seluar dalam depan aku tepi tingkap .
aku lihat paha kak nah gebu sekali masa dia selak kain batik tarik seluar dalam ke atas.. aku yang duduk dekat kak nah terus jolokkan punggung kak nah ngan kaki aku .
kak nah pusing arah aku dan tolak aku tapi aku mengelak dengan melentangkan diri ke katil dan kak nah turut terdorong untuk baring ke atas badan aku .. aku terus peluk kak nah tapi kak nah dia buat dek.. mati lah aku.. kak nah msih di atas aku .
aku cuma peluk kak knah dan cium di leher dia ,, tapi dia diam.. aku tambah takut .. kemudiannya kak nah turun mengering sebelah aku ,, aku bangun dan cakap adik minta maaf kak nah..
aku perasan masa kak nah baring di atas aku tu konek aku terkena celah kangkang kak nah tapi aku takut kak nah marah aku..
kak nah terus tarik tangan aku suruh baring di sebelahnya.. aku baring aje.. masih takut..kak nah mengiring sebelah aku dan peluk aku dia cium pipi aku tapi aku diam .. kak nah cium bibir aku ..
aku buat diam.. kak nah cium mulut aku.. dia rapatkan mulut dia ngan mulut aku .. aku diam juga .. kak nah julurkan lidahnya dalam mulut aku .
aku tak buka mulut lalu kak nah picit kedua pipi ku ngan tangan kirinya baru mulut aku terbuka dan kak nah terus masukkan lidahnya dalam mulut aku dan hujung lidahnya main-main ngan lidah aku..
syok juga.. aku mula main-main ngan lidah kak nah.. kak nah suruh aku hisap lidah nya ,.. dia jelir lidahnya dan julurkan dalam mulut aku.. adegan hisap lidah bermula ..
aku mula syook hisap lidah kak nah.. tangan kak nah ke bawah masuk dalam seluar pendek yang aku pakai.. mudah saja tangannya tangkap konek aku dan goyang-goyang konek aku . aku sakit sebab kak nah grip konek aku kuat-kuat .
aku cakap sakit tapi kak nah tak lepas dia cuma buka sikit gengaman dia.. dia uli konek aku .. aku tak tahan .. aku tak pernah di buat macam ni.. kemudian nya ku terpancut.. ustaz cakap air mani kalau warna putih …
aku lihat kak nah lap kak tangan dia kat kain batik yg di pakainya.. mmm , dah ? kak nah tanya aku.. aku diam sebab aku tak tahu.. kak nah suruh aku pegi bilek air basuh konek aku.. aku malu sebab seluar aku telah basah ..
aku terus masuk bilek air dan cuci konek aku yang separuh stim itu.. setelah di basuh .. aku ambil tuala kak nah dan lepkan tempat basah tadi dan pakai tuala kak nah sekejap.. sluar aku basah . kak nah masih dalam bilik terbaring meniarap di katil.. kain kak nah terselah ke paras lutut .. putih paha kak nah .. aku ketepi
kak nah dan baring terlentang sebelah dia .. aku lihat rambut kak nah terurai menutup muka dia yang tersembam di atas bantal. kak nah selak rambut nya dan letakkan tangan nya di dada aku .
dia tarik aku ketepinya aku tidak menolak kerana kali ini aku mesti buat ngan kak nah .. aku mesti tengok burit kak nah .. aku tak pernah tengok burit orang tua.. aku cuma tengok burit budak-budak kecil sj..
kak nah tarik kepala aku kemuka nya dan kak nah mula cium pipi aku dan tiba-tiba tangan kiri kak nha tarik tangan kanan aku ke celah paha dia. aku dapati kak nah tak pakai seluar dalam dah .. bila di buang nya ?
itu tak penting .. aku mula pegang burit kak nah , . tembamnya burit kak nah.. jari-jari aku korek lubang burit kak kan , dia pejam mata sambil berkerut-kerut kening dia .. sakit kot ? tapi aku dengan suara kak nah bunyi iiissssk..
kak nah tahan sakit ke? aku cabut tangan aku tapi kak nah tolak tangan aku ke lubang burit dia..sambil tangan kak nah bantu sorong tarik jari aku .. aku ikut saja kak nah .. aku tak mahu kak nah sediah dia atas perbuatan aku tadi jadi aku balas lah dengan ikut apa saja kemahuan dia
..konek aku mula stim sikit-sikit maklumlah dah kena basuh ngan air sejuk.. kak nah dah lucutkan kain batik nya dengan kaki ke bawah katil .. kini tainggal baju t shirt saja yang kak nah pakai , aku tengok burit kak nah ..
macam ni burit orang tua.. ada bulu .. aku pun ada bulu juga .. sama lah .. aku dah jadi orang tua dah sebab aku ada bulu juga .. bulu kak nah tak lebat..sikit-sikit saja..tiba-tiba tangan kak nah dorong kepala aku ke bawah..
aku tak tahu .. aku cium pusat kak nah dan lidah aku aku masukkan dalam pusat kak nah . aku main kat situ . tap tgn kak nah terus dorong kepala aku ke celah kangkangnya..
aku tercium lubang kencing kak nah.. bauh sabun lux.. agaknya masa kak nah basuk kencing tadi dia basuh gunakan sabun lux..tangan aku masih korek burit kak nah .. aku dengar kak nah suruh aku hisap burit dia.. dia tarik bahagian atas burit dia ke atas dan aku nampak seketul biji keluar ..
kak nah mulanya main ngan biji itu .. aku masih korek burit kak nah… kak nah tarik kepala aku kearah biji itu dan dia suurut aku jilat.. aku jilah perlahan-lahan mulanya..masa aku jilat tu aku dengan suara kak nah berdengus macam sedap je.. sedap kot !
kata hati ku.. aku jilat ;lagi .. ada masin rasanya tapi aku suka jilat .. suara aah! aah! aah! kak nah aku dengar .. tangan kanan kak nah memegang konek aku dan dia melancap-lancap konek aku .. aku lihat konek aku dah keras semula.. apa taknya bau aroma burit kak nah pun dah cukup
masa tu air dalam burit kak nah banyak … bunyi tangan aku yang dok cucuk burit kak nah dah kuat.. aku dok la menonggeng masa tu dok jilat burit kak nah.. kak nah dorong tangan aku suruh lajukan sikit tangan aku jolok burit dia ..
aku buat sj asalkan kak nah tak marah aku..semakin laju aku jolok burit kak nah .. semakin kuat bunyi suara kak nah .. aku perlahan sikit takut kak nah skit tapi ndia suruh aku laju lagi .. aku lajukan …jari tengah aku hilang dalam buritkak nah .. tenggelam habis..burit kak nah sempit saja ..
tiba-tiba kak kan tarik penggung aku ke arah muka nya dn aku terasa konek aku panas dan aku lihat kak nah dok nyonyot konek aku .. sedak nya kak nah.. aku terhenti cucuk burit kak nah sebab aku terasa cukup sedap…
batang konek aku bukan lah besar sangat.. hilang dalam tangan kak nah.. habis kak nah masukkan dalam mulut dia.. kat mana kak nah belajar semua ni..mana ada di ajar kat sekolah..
mungkin subjek biolagi kot.. aku tkt 3 mana ada biologi .. tkt 4 dan 5 ada biologi kot…kak nah terus nyonyot konek aku sampai bunyi syrruuup..syrruuup.. aku cuba juga masukkan lidah aku dalam burit kak nah tapi lidah aku pendek.. aku masukkan seluma jari aku ..
kak nah mengerang seddap… sedaaaaaaap … sedaaaaap..sedaaap.. suara kak nah yg aku dengar.. aku pun sedap juga .. aku cakap kat kak nah .. sedap kak nah. sedap.. kak nah buat dek je .. mata dia masih pejam je …. tiba-tiba kak nah bangkit dan telentangkan aku. konet aku terpacak masa tu .. kak nah naik dan duduk
mencangkung atas aku.. aku nampak burit kak nah terbuka .. calour merah…kak nah kini dah bogel tanpa sebarang pakaian ..kak nah bongkok badannya dia atas aku dan tangan dia pegang konek aku dan bantu masukkan ke dalam burit dia ..
sedang je masuk sebab air dia banyak..tapi lubang burit kak nah ketat sikit …perlahan-lahan dia tekan burit dia ke batang konek aku.. sikit-sikit ,, aku angkat kepala tengok batang konek aku masuk ke dalam burit kak
nah..suara kak nah mengerang sedap kot , bila batang konek aku habis masuk kak nah dia rehat sebentar.. dia tarik keluar sikit dan tolak masuk balik.. dia takut rugi kot ..
bila betul-betul habis kak nah goyang punggung dia dia atas konek aku .. sakit ade .. senak pun ade.. aku terasa konek aku sampai hujung langgar benda dalam burit kak nah. ape bende yang dok langgar kepala konek aku tu.. bila terlanggar je suara kak nah berbungi isssk.. issk iiissskkk…
lepas goyang pungung .. kak nah mula main angkat turun punggung dia .. aku tengok batang aku sekejap ade .. skejap tak de…sedap rasanya .. kak nah pandai lah.. dia tarik . tolak balik lalu dia goyang punggung dia .
dia ulang beberapa kali.. aku tercakap dengan kak nah sedap kak nah.. apa lai dia terus baut laju-laju macam tadi.. aduuuh aaku tak tahan lagi .. tangan aku yang pegang tetek kak nah dah aku lepas kan .. aku cuma pegang bucu bantal yang lapik kepala aku.. kak nah dah hentak konek aku laju-laju dan .. bunyi air dalam burit kak nah dah semacam dah . cruit- crueeet..
kak nah semakin laju dok hentak konek aku.. suar aaah!aaah!! aaaah!!!!! yang kluar dari mulut kak nah makin kuat.. dan tiba-tiba suara aaaaaaahhhhhh!!!! panjang kluar dari mulut kak nah dan kak nah terbaring di atas aku .. berat nya kak nah…
dia tak maya lagi cuma aku rasa nyut-nyut konet aku di kemut oleh burit kak nah..panas rasa batang konek aku. lenjut batang konek aku di kerjakan kak nah.. tapi batang aku tetapi berdiri dalam burit kak nah..
aku cuma peluk -peluk dan tarik-tarik punggung kak nah ke arah aku .. kak nah main-main sikit je .. letih kot.. aku tahu kak nah letih.. aku tak mahu kacau kak nah takut kak nah tak suka. aku ikut je…aku tahu masa aku tengah sedap tiba-tiba kak nah berhenti ..
aku tak pe .. aku tak mahu kak nah terasa tak suka mkan aku.. lima minit kot aku dok tahan berat kak nah.. kak nah turun dan baring ditepi . masa kak nah cabut batang aku dari lubang burit dia ,, btg aku masih tegang..kak nah suuruh aku duduk atas dia pula ..
aku ikut je asalkan kak nah suka.. kak nah buka kangkang dia dn dia bantu masukkan konek anku ke dalam burit dia . apabila sudak masuk sepenuhnya . kak nah pegang pinggang aku .. sorong dan tari ke badan dia.. dia suruh aku buat laju-laju.. akut ikt je asalkan kak nah suka.. aku buat laju-laju.. nafas aku semput .. aku rehat sekejap .
bunyi air melecet kuat ooo.. kak nah masukan bantal bawah punggung dia dan tundun kak nah timbull .. yooo . besarnya .. aku terus masukkan batang konek aku ke dalam lubang kak nah .. aku terus hayun macam mula-mula tadi ..
pup..pup..pup..pup.. bunyi masa aku hayun ke burit kak nah.. masa tu tak tahaumlah apa nah cakap seedapnya.. tuhan saja yang tahu.. aku laju-laju tarik dan tolak ke dalam lubang kak nah sehingga aku tak tahu nak cakap masa air mani aku nak keluar ,, kak nah peluk aku kuat sambil burit dia berdenyut-denyut mengemut batang konek aku..
aaaaa…..kaaaaakk…..aku peluk kak nah kuat-kuat dan kak nah balas pelukan aku .. kedua kaki kak nah telah memaut pinggang aku .. aku sayang kan kak nah ..aku tak mahu lepaskan kak nah .. aku nak peluk kak nah selamanya.. aku nak cium kak nak selalu..
macam-macam dalam kepala aku bila masa aku memuntahkan iar mani aku dalam perut kak nah.. lama jg aku di atas kak nah sehinggalah konek aku kembali kecut.. bila aku tarik keluar je ..
alamat kecilnya konek aku.. kesian dia kerje terus.. telur aku pun masuk ke dalam .. apa lagi konek , macam tinggal kulit je.. tak gah macam tadi.. bila aku cabut konek aku ..
kak nah sempat cium bibir aku dan hisap lidah aku … aku biarkan je sebab air liur aku dah jadi air burit kak nah.. tapi kak nah juga hisap konek aku ..jadi aku minum air konek aku.. tak pe lah asalkan kak nah suka kat aku ..
boleh main-main lagi.. aku tak terus mandi.. aku tidur dulu ngan kak nah.. dia peluk kuat-kuat aku .. aku suka kak nah buat begitu .. aku skg masih ingat kak nah. sesekali balik cuti di kg . aku jumpa ngan dia .. tp dah tak jumpa lagi..
aku dah kahwin ada anak tp kak nah kawin masih belum ada anak.. tak tau lah kenapa .. kalau laki dia mandul ..
pajak lah kat aku .. boleh aku kerja kan .. anak tu ambil lah..aku tak kesah asalkan kak nah bahagia… buat kak nah .. adik sayang kan kak nah selama-lamanya .. kalau kita jumpa lain kali walau pun muka dah kerepot rasanya mahu saya make luv ngan kak nah.. sebab kita ada rahsia..
Tamat...
648 notes
·
View notes
Text
Barusan nemu kalimat di salah satu grup tele, kurang lebih begini :
"Belajar itu ibadah, berhasil atau tidak setidaknya kita sudah dapat pahala dari ikhtiar kita"
Seketika menyadarkanku bahwa dulu pemikiranku juga se idealis itu. Ketika belajar untuk ujian, buat tugas kuliah, baca buku sambil nunggu dosen. Ya semua diniatkan untuk ibadah dan agar waktu tidak sia-sia. Manusiawi jika berharap hasil ujian atau nilai tugas bagus, tetapi poin utamanya, semua itu adalah ibadah. Jadi kalaupun hasilnya tidak sesuai harapan, ya tidak perlu terlalu kecewa, setidaknya waktu-waktu belajar itu berpahala.
Dan sejak kapan aku semakin perhitungan soal hal-hal seperti ini. Seolah-olah semua hanya untuk duniawi. Padahal bisa diniatkan untuk ibadah.
Bekerja untuk ibadah, berobat karena sakit adalah ikhtiar sekaligus ibadah, berbicara baik ibadah, belajar juga ibadah, datang ke kajian ibadah. Hei, makna ibadah itu seluas itu.
Kalau akhirnya usaha itu tidak sesuai harapan, sudahlah. Jangan bilang aduh sudah capek-capek belajar, sudah jauh-jauh kesini, sudah mengorbankan ini itu. Tenanglah, Allah tidak tidur, Allah melihat ikhtiar mu. Tidak ada usaha yang sia-sia.
Banyak-banyak istighfar, mohon ampun atas sempitnya pemikiranmu atas setiap usaha.
~ note to my self
256 notes
·
View notes