#atsar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wanita Tidak Paham Agama, Hancurlah Sudah!
Al-Basyir al-Ibrahimi rahimahullah berkata: "Apabila seorang istri tidak paham ilmu agama, maka dia akan membuat lelah suaminya, merusak anak-anaknya dan menghancurkan umat."
(Atsar al-ibraihimi, jilid 4,hlm.450)
24 notes
·
View notes
Text
Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullah dengan sanadnya mengutip manuskrip yang dibacakan oleh Syaikh Abu Bakr Ahmad bin Ayyub tentang madzhab Ahlussunnah,
الرحمن على العرش استوى بلا كيف والآثار عن السلف في مثل هذا كثيرة
"Dzat Allah istiwa' (tinggi di atas) 'Arsy-Nya, tanpa menanyakan bagaimana hakikatnya dan atsar para salaf terkait masalah ini sangatlah banyak.
وعلی هذه الطريق يدل مذهب الشافعي رضي الله عنه وإليها ذهب أحمد بن حنبل والحسين بن الفضل البجلي ومن المتأخرين أبو سليمان الخطابي
Di atas jalan inilah madzhab Asy-Syafii radhiyallahu ‘anhu, madzhab Ahmad bin Hanbal, Al-Husain bin Al-Fadhl Al-Bajali serta para ulama muta’akkhirin seperti Abu Sulaiman Al-Khatthabi."
📚 Al-Asma’ was Shifat (2/308)
#manhajulhaq
2 notes
·
View notes
Text
Esau's Descendants
1 And these are the generations of Esau; Esau is Adum. 2 Esau took his wives from the daughters of Canaan; Ada daughter of Alun the Khethite and Ahulibama daughter of Ana, son of Tsebaun the Khivite; 3 And Besmath, daughter of Ishmayl, was the sister of Nebiuth. 4 And Ada bore Eliphaz to Esau, and Besmath gave birth to Rawaeil; 5 And Ahulibama gave birth to Yawish and Yalan and Qurakh; these are the children of Esau who were born to him in the land of Canaan.
6 And Esau took his wives and his children and his daughters and every soul of his house and all his cattle and all his possessions that he possessed in the land of Canaan, and he went on to the land of Seir from before Yaquuv his brother. 7 Because their cattle were too abundant to dwell together and the land that they inhabited was not sufficient to contain them, because of their cattle. 8 And Esau dwelt in the mountains of Seir; Esau is Adum.
9 And these are the generations of Esau, the father of the Adumites in the mountain of Seir, 10 And these are the names of the children of Esau: Ruil, son of Besmath, the wife of Esau, Eliphaz, son of Ada, the wife of Esau. 11 And the sons of Eliphaz were, Tayman and Umar and Tsephu and Gatham and Qanaz. 12 And Tamna was a concubine to Eliphaz, son of Esau, and she bore Amaleeq to Eliphaz; these are the children of Ada the wife of Esau. 13 And these are the sons of Ruil: Nakhath and Zarakh and Shama and Maza; these are the sons of Besmath the wife of Esau. 14 And these are the sons of Ahlibama, the daughter of Ana, who was son of Tsabown the wife of Esau, and she bore to Esau, Yaush and Yalan and Qurakh.
The Chiefs of Edom (1 Chronicles 1:43-54)
15 And these are the Princes of the sons of Esau, the sons of Eliphaz, the firstborn of Esau: Prince Tayman, Prince Umar, Prince Tsephu, Prince Qanaz. 16 Prince Gatham, Prince Qurakh, Prince Amaleeq; these are the Princes of Eliphaz in the land of Adum; these are the sons of Ada. 17 And these are the sons of Ruil, son of Esau: Prince Nakhath, Prince Zarakh, Prince Shama, Prince Maza; these are the Princes of Ruil in the land of Adum; these are the sons of Besmath, the wife of Esau. 18 And these are the sons of Ahlibama, the wife of Esau: Prince Yaush, Prince Yalan, Prince Qorakh; these are the sons of Ahlibama, daughter of Ana, the wife of Esau. 19 These are the sons of Esau and these are the Princes of Esau; he is Adum.
20 And these are the sons of Seir, the Khorites, dwellers of the land: Lutan and Shubal and Tsebun and Ana, 21 And Deeshun and Atsar and Deeshan; these are the Princes of Khorites, sons of Seir in the land of Adum. 22 And there were the sons of Lutan: Khori and Humam and the sister of Lutan, Tamna. 23 And these are the sons of Shubal: Ulan and Mankhath and Ubal and Shaphar and Uyam. 24 And these are the sons of Tsabown: Ana, and Ana is the Ana who found for himself waters in the wilderness when he was feeding the donkeys of Tsabown, his father. 25 And these are sons of Ana: Dishun, Ahlibama. 26 And these are sons of Dishun: Khamran and Ashban and Yathran and Kran. 27 And these are sons of Atsar: Kalhan and Zawan and Aqan. 28 And these are sons of Dishan: Uts and Aran. 29 And these are the Princes of Khorites: Prince Lutan, Prince Shubal, Prince Tsabown, Prince Ana. 30 Prince Dishun, Prince Atsar, Prince Dishan; these are the Princes of the Khorites to the Princes in the land of Seir.
The Kings of Edom
31 And these are the Kings that reigned in the land of Adum before a King would reign over the children of Israel. 32 Bela reigned in Adum, son of Beor, and the name of the city, Dayhab. 33 And Bela died and Yubab reigned after him, son of Yarakh of Butsar. 34 And Yubab died and Kheshum reigned after him from the land of Timna. 35 And Kheshum died and Hadad reigned after him, son of Badad who killed Midianites in the fields of Muab, and the name of the city was Gweeth. 36 And Hadad died and Samla reigned after him from Maserqa. 37 And Samla died and Shawal reigned after him from Rekhbuth the river. 38 And Shawal died and Belkhnan, son of Abakur, reigned after him. 39 And Belkhnan, son of Abakur, died, and Hadad reigned after him and the name of his city was Pau, and the name of his wife, Mahtbayel, daughter of Matreed, son of Mizahab.
40 And these are the names of the Princes of Esau by their families, by their generations, by their names: Prince Tamna, Prince Anwa, and Prince Yathith. 41 Prince Ahlibama, Prince Eela, Prince Pinun, 42 Prince Qanz, Prince Tayman, Prince Mabtsar, 43 Prince Magdeel, Prince Giram, these are the Princes of the Adumites among their dwellings in the land of their inheritance; this is Esau the father of the Adumites. — Genesis 36 | Peshitta Holy Bible Translated (PESH) The Peshitta Holy Bible Translated by Glenn David Bauscher Copyright © 2018 Lulu Publishing; 3rd edition Copyright © 2019. Cross References: Genesis 12:5; Genesis 14:6; Genesis 17:6; Genesis 25:13; Genesis 25:15; Genesis 25:30; Genesis 26:34; Genesis 32:3; Exodus 15:15; Exodus 17:8; Numbers 33:32; Deuteronomy 2:12; Deuteronomy 2:22; 1 Chronicles 1:35-40; 2 Chronicles 1:43; 1 Chronicles 1:45-47; 1 Chronicles 1:49-52; 1 Chronicles 1:54; 1 Chronicles 4:41-42; 1 Chronicles 27:28-29; Jeremiah 49:13; Hebrews 11:9
Blessings for Esau
#genealogy#Esau#descendants#blessing#Genesis 36#Book of Genesis#Old Testament#PESH#Peshitta Holy Bible#Lulu Publishing
3 notes
·
View notes
Text
Ketika sedang bergerak melakukan kebaikan, yang dicari ridha Allah iyakan?
Bukan tentang seberapa besar dampak yang dicipta. Bukan seberapa kaliber orang-orang yang bersama. Bukan seberapa gegap gempita penerimaannya. Bukan tentang tiadanya pihak yang berlaku kontra. Bukan tentang sebanyak apa massa yang dipunya. Bukan itu semua kan?
Bahkan ada sebuah atsar yang mengatakan kelak akan ada seseorang yang dibangkitkan seorang diri sebagai satu ummah.
Lantas, bukankah di gang-gang sempit itu ridha Allah bersemayam juga? Di antara bocah-bocah yang terhitung satu dua juga ada ridhaNya?
Diantara kursor yang bergerak, diantara kendaraan yang dilaju, diantara lembaran buku yang dibaca, diantara murojaah yang dilantunkan, diantara pekerjaan rumah yang dilakukan, semuanya ada peluang untuk mendapatkan ridhaNya, iyakan?
Bukankah ridha yang dicari ialah ridha dari Rabb yang tak pernah tidur? Yang tak pernah alfa terhadap apa yang dilakukan hambaNya. Yang kasih sayang kepada hambaNya lebih besar daripada para ibunda. Yang Maha Pemurah memberikan balasan kebaikan meski hanya bagian dari bersitan kepala?
Maka tidak ada alasan untuk berhenti berbahagia ketika masih kebaikan yang dikerja. Tak ada alasan untuk membandingkan satu dengan lainnya ketika tujuannya semua sama. Tak ada alasan untuk merutuki keadaan ketika ridha orangtua telah ada membersamai perjalanan kita.
Mari berbenah niat, anak baik. Berbenah niat lalu kembali semangat. Bersemangat untuk senantiasa bergerak 🌻✨
11 notes
·
View notes
Text
DITUMPANGI SETAN
Dari Atsar Ibnu Mas'ud. Abdullah bin Ibnu Masud radliyallahu anhu berkata:
"Apabila seorang hamba naik kendaraan tapi ia tidak menyebut nama Allah MAKA SETAN AKAN MENJADI PENUMPANGNYA, lalu setan berkata: Bernyanyilah! Jika ia tidak pandai bernyanyi setan berkata: Berangan-anganlah".
(Dzammul malahi no 40, sanadnya shahih)
#allah#la ilaha illa allah#allahuakbar#praise allah#bismillah#islam#muslimah#muslim#destinasiwisata#traveling#touring#transportasi#perjalanan#mudik#pulang#motor#sepeda#mobil#setan#selamatpagi#jalan rusak#positvevibes#doa#nasehat#katabijak#positif#selfreminder#self awareness#indonesia#pesawat
16 notes
·
View notes
Text
"Apakah selama ini saat kita melakukan shalat, zikir, tilawah dan doa, kita lebih sering berbunyi atau berkata-kata?"
Kurang lebih begitu tanya Ustadz Alex dalam kajian Rabu pagi. Pertanyaan ini seketika menjadi jawaban bagiku atas tanya selama ini;
Kemana atsar(pengaruh) dari ritual yang telah dilakukan berulang kali? Kenapa hati dan pikiran masih saja sering dipenuhi kegelisahan dan kekhawatiran?
Yaa, barangkali selama ini yang dilakukan masih sering hanya sekedar berbunyi, bukan berkata-kata. Karena kata berbeda dengan bunyi, ia memiliki makna.
13 notes
·
View notes
Text
Bismillah...
Celaan terhadap taqlid__________
Ketahuilah bahwah taqlid adalah menerima perkataan orang Tampa mengetahui dalilnya.
" Tidak ada perbedaan diantara manusia bahwa taqlid itu bukan bukan ilmu, dan orang taqlid (muqallid) TDK bisa disebut sebagai "Alim(orang yang berilmu)"
Imam Al-Auza’I rahimahullah mengatakan, “Hendaknya engkau berpegang teguh atsar
(riwayat) dari para salaf meski orang-orang menolakmu.
Jauhilah berbagai pendapat orang
(sesudah mereka) meski mereka menghiasainya dengan ucapan yang menarik.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak punya dalil
maka ia akan tersesat jalan nya,"
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Demi Alloh, ketakutanku bukan karena dosa-dosaku
karena ia pasti akan dimaafkan dan diampuni.
Namun yang aku khawatirkan adalah
terlepasnya hati ini dari berhakim kepada wahyu Al-Qur’an.
Dan ridha dengan pendapat dan prasangka manusia.
Yang bukan bersumber dari anugerah Ilahi Yang Maha Kuasa.”
Wallahu a'lam
Barokallahu fiik
3 notes
·
View notes
Text
WASIAT TERAKHIR ULAMA AHLUSSUNNAH TENTANG AQIDAH
قال الشيخ عبد المالك رمضاني الجزائري حفظه الله:
ومما لا أكاد أنساه وصية شيخنا محمد أمان الجامي رحمه الله فقد ذكر لنا من حضره من مشايخنا وغيرهم أنه كان يقول في سياقات الموت: ((العقيدة! العقيدة! أوصيكم بذلك)).
ونعم الميتة هذه! فقد عاش الشيخ للتوحيد، لا يكاد يُعرف له كلام إلا في التوحيد والدفاع عنه، فختم الله له به; حيث جعله وصيته من بعده، كما فعل الخليل إبراهيم وبنوه -عليهم الصلاة والسلام-، قال الله تعالى:
وَوَصَّىٰ بِهَاۤ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ بَنِیهِ وَیَعۡقُوبُ یَـٰبَنِیَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّینَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ - أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَاۤءَ إِذۡ حَضَرَ یَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِیهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِیۖ قَالُوا۟ نَعۡبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَاۤىِٕكَ إِبۡرَ ٰهِـۧمَ وَإِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰحِدࣰا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullahu berkata: Di antara hal yang hampir tidak pernah aku lupakan adalah wasiat guru kami, yaitu Syaikh Muhammad Aman Al-Jaami rahimahullahu. Telah menceritakan kepada kami yang hadir dari guru-guru kami dan selain mereka, ketika beliau mau meninggal dunia beliau berkata: "Aqidah! Aqidah! Aku wasiatkan kalian dengannya."
Alangkah indah kematian seperti ini. Sungguh hidup beliau untuk tauhid, hampir tidak ada ucapan beliau melainkan tentang tauhid dan membela tauhid, maka Allah menutup hidup beliau dengan tauhid/aqidah serta menjadikannya sebagai wasiat beliau kepada generasi yang datang setelah beliau. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan putra-putra beliau alaihim ash-shalatu wa as-salam:
وَوَصَّىٰ بِهَاۤ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ بَنِیهِ وَیَعۡقُوبُ یَـٰبَنِیَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّینَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ - أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَاۤءَ إِذۡ حَضَرَ یَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِیهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِیۖ قَالُوا۟ نَعۡبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَاۤىِٕكَ إِبۡرَ ٰهِـۧمَ وَإِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰحِدࣰا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'kub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 132-133)
(Sittu Durar Min Ushul Ahli Al-Atsar 30-31 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullahu)
Sumber: (Ustadz Abdurrahman Thoyyib hafidzahullah) https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0J6PU2nEa6CAqgekjmRmH3y3VvnXNfW4A4Mm6GF4PHtyq5dX2j7ejQM4ez7x3Hvmcl&id=100044635020235&mibextid=Nif5oz
7 notes
·
View notes
Photo
﷽ 📝 HATI YANG BERSIH
Allah Ta'ala berfirman,
(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ)
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
(QS. asy-Syu'ara: 88-89)
---
Berkata al-Imam asy-Syaukani rahimahullah,
القلب السليم هو السليم من الشرك الخالي من البدعة المطمئن إلى السنة
"Hati yang bersih adalah hati yang selamat dari kesyirikan, lepas dari bid'ah serta tenang dengan Sunnah."
(Fathul Qadir 4/141)
https://daaralatsarindonesia.com/apa-yang-dimaksud-dengan-hati-yang-bersih/
🔲Yayasan Daar Al Atsar Indonesia instagram.com/daaralatsar.indonesia facebook.com/daaralatsar.indonesia twitter.com/daaralatsar_id t.me/daaralatsar_indonesia www.daaralatsarindonesia.com
#islamicquote #islam #islamicquotes #islamic #allah #islamicreminder #islamicreminders #islamicpost #islamicposts #quran #muslim #deen #muslimah #loveislam #bismillah #islampost #allahuakbar #jannah #sunnah #prophetmuhammad #makkah #instaislam #muslimquotes #ramadan #dua #alhamdulillah #islamicpage #islamquotes #prophet #quranquotes
4 notes
·
View notes
Text
Al-Hikam Pasal 114
“Hati Diterangi Dengan Nur Sifat-Nya”
اَناَرَالظواَهِر بِاَنواَرِ اَثاَرِهِ وَاَناَرَالسَّرَاءرَ اَوْصافِهِ لاَجْلِ ذٰلكَ اَفَلَتْ اَنْوَارُالظَّواهِرِ وَلمْ تأفـُلْ اَنْوَارُالقلوبِ واَالسرَاءرِ ،ولذَٰلكَ قِيلَ : انَّ شَّمسَ النَّهاَرِ تـَغْرُبُ بِليلٍ وَشَمْسَ القلوبِ ليسَتْ تغيْبُ
”Alloh telah menerangi alam (lahir) ini dengan cahaya makhluk(atsar)Nya, dan menerangi Hati (sir) dengan Nur sifatNya. Maka karena itu cahaya alam itu bisa terbenam, dan tidak dapat terbenam/hilang cahayanya hati dan sir. kata syair: “Sesungguhnya mataharinya siang itu terbenam waktu malam,” “tetapi mataharinya hati tidak pernah terbenam”.
Syarah
Alloh menerangi alam dengan Nur/cahaya bulan,bintang dan matahari yang semua itu makhluk yang rusak dan berubah, tetapi Alloh menerangi Hati (sir) dengan Nur, ilmu dan ma’rifat yang langsung dari sifat-sifat Alloh, maka karenanya tidak dapat suram dan terbenam.
Syair ini mengingatkan pada kita tentang pentingnya memperhatikan sesuatu yang abadi dari pada yang bisa rusakdan sirna.
Sahl bin Abdulloh ketika ditanya tentang makanan (qut) jawabnya: Huwa-alhayyul-ladzii laa-yamuut.(Ia yang hidup dan tiada mati). Penanya berkata: Saya tidak bertanya tentang makanan itu , tapi makanan yang menguatkan, jawabnya: Ilmu, ketika ditanya: Makanan sehari-hari yang lazim? Jawabnya: Dzikir, ditanya: makanan jasmani? Jawabnya : apa urusanmu dengan jasmani, biarkan /serahkan pada yang membuat pada mulanya dia akan mengurusi selanjutnya, jika ada kerusakan kembalikan pada yang membuat, tidakkah itu sudah lazim, buatan sesuatu jika rusak kembalikan pada yang membuat untuk di perbaiki.
0 notes
Text
سر الأسرار
( الْفَصْلُ الثَّانِي عَشَرَ فِي الْفُقَرَاءِ )
��۰۳
وَلِمَاذَا سُمِّيُوا صُوفِيَّةً قَالَ بَعْضُهُمُ لأَنَّهُمْ يَلْبِسُونَ الصُّوفَ أَوْ لأَنَّهُمْ صَفُوا قُلُوبَهُمْ مِنَ الكَدُورَاتِ الدُّنْيَوِيَّةِ أَوْ لأَنَّهُمْ صَفُوا قُلُوبَهُمْ عَمَّا سِوَى اللَّهُ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لأَنَّهُمْ قَائِمُون يَوْمَ القِيَامَةِ فِي الصَّفُ الأَوَّلِ فِي عَالَمِ الْقُرْبَةِ لأَنَّ العَالَمَ أَرْبَعَةٌ عَالَمُ الْمُلْكِ وَعَالَمُ الْمَلَكُوتِ وَعَالَمُ الْمَعْرِفَةِ وَعِلْمُ الحَقِيقَةِ وَكَذَا الأَرْوَاحُ أَرْبَعَةٌ العَقْلُ أَرْبَعَةٌ عَقْلُ الْمَعَاشِ وَعَقْلُ الْمَعَادِ وَعَقْلُ الرُّوحَانِيِّ وَعَقْلُ الكُلِّيِّ.
FASAL 12. FAKIR DALAM TASAUF
- Mengapa orang yang disebut Sufiyyah?
- Di antaranya ada yang mengatakan karena mereka memakai bulu kasar.
- Sebagian berpendapat mengatakan karena mereka membersihkan jantung dari kotoran-kotoran duniawi.
- Ada juga yang mengatakan kerena mereka membersihkan jantung dari selain Alloh.
- Sebahgian mengatakan karena mereka berdiri pada hari berhenti di baris pertama di alam Qurba.
- Kerana alam itu ada 4, yaitu:
1. Mulki,
2. Malakut,
3. Jabarut,
4. Lahut.
- Alam Lahut adalah alam hakikat.
- Ilmu pun ada 4, yaitu:
1.Syariat,
2.Tarekat,
3.Ma'rifat,
4.Hakekat.
-Ruh pun ada 4 yaitu;
1.Jasmani,
2.Nurani,
3.Sultani,
5.Qudsi.
- Tajalli pun ada 4, yaitu;
1.Tajalli Atsar,
2.Tajalli Afal,
3.Tajalli Sifat,
4.Tajalli Zat.
(Sirrul Asrar)
103
0 notes
Text
Syekh Ibnu 'Athaillah as-Sakandari
alam semesta ini.
- Semua ketentuan dan ketetapan berada di tangan-Nya.
- Jikalau Alloh Swt. ingin menarik orang-orang yang diinginkan-Nya ke hadirat-Nya dari alam yang penuh debu dan kotoran ini,
- maka Dia akan menarik mereka untuk menyaksikan kesempurnaan Dzat-Nya.
- Kemudian, Dia akan mengembalikan mereka untuk menyaksikan sifat-Nya yang berdiri sendiri.
- Dia akan mengembalikan mereka untuk bergantung dengan asma'-Nya.
- Lalu, Dia mengenang mereka untuk menyaksikan alam semesta-Nya.
- Gaya urutannya adalah turun ke bawah.
- Jikalau Anda ingin mengumpamakan hal tersebut, maka ini sama halnya dengan seseorang yang mengunjungi Ka'bah.
- Selama ini, ia belum pernah menyaksikan dan tidak tahu bagaimana detail Ka'bah.
- Hanya saja, di dalam hatinya, ia meyakini keberadaannya sepenuh hati.
- Ketika ia menyaksikan Ka'bah, maka ia baru bisa menggambarkan bentuk dan sifatnya.
- Keadaan ini berbeda dengan para salik.
- Mereka terlebih dahulu menyaksikan alam untuk menunjukkan asma'-Nya.
- Kemudian, asma'-Nya menunjukkan sifat-Nya.
- Sedangkan sifat-Nya menunjukkan Dzat-Nya.
- Gaya urutannya adalah gaya mendaki
- Kedua golongan ini bisa saja bertemu dalam perjalanan masing- masing menuju Alloh Swt.
- Misalnya, pertemuan itu terjadi ketika orang-orang yang ditarik kepada-Nya akan turun menuju asma' dari sifat-Nya,
- maka para salik sedang mendaki dari tingkatan atsar menuju asma'-Nya.
- Siapakah yang paling cepat sampai ke hadirat-Nya?
- Tentu, kelompok orang yang ditarik-Nya.
- Namun, dalam hal ini mereka sedikit sekali yang bisa memberikan manfaat dari sesuatu yang didapatkan kepada orang lain.
- Bahkan, sama sekali tidak menghunjam dalam diri mereka,
- sebab mereka
466
1 note
·
View note
Text
Halaqah 24 - Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh”. Diantara penyimpangan-penyimpangan di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh: 1 | Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allāh meskipun hanya 1 huruf. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً بَعِيداً
“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS An-Nisā: 136) Berkata ‘Abdullāh Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu:
مَنْ كَفَرَ بِحَرْفٍ مِنَ الْقُرْآنِ أَوْ بِآيَةٍ مِنْهُ فَقَدْ كَفَرَ بِهِ كُلِّهِ
“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Qurān atau 1 ayat darinya maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.” [Atsar ini dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya]
2 | Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَالَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُواْ عَنْهَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ ��لنَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka sombong merekalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-A’rāf: 36)
3 | Melecehkan dan mengolok-olok. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Katakanlah: Apakah dengan Allāh, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian mengolok-olok? Janganlah kalian minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” (QS At-Taubah 65-66)
4 | Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut berupa petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
“Yang demikian karena mereka membenci apa yang Allāh turunkan maka Allāh membatalkan amalan-amalan mereka.” (QS Muhammad: 9) Apabila seseorang membenci Al-Qurān yang di dalamnya ada petunjuk meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kufur.
5 | Meninggalkan Al-Qurān. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَقَالَ الرَّسُول ُيَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qurān sesuatu yang ditinggalkan.” (QS Al-Furqān: 30) Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Qurān mencakup: • Tidak mau mendengarkannya. • Tidak beramal dengannya. • Tidak berhukum dengannya. • Tidak mentadabburinya. • Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Qurān baik untuk penyakit hati maupun penyakit badan. Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh adalah:
6 | Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Qurān. 7 | Berusaha untuk mengubah Al-Qurān baik lafazh maupun maknanya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
0 notes
Text
40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar)
40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar) eBooks 40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar) 40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar) (0 User reviews) 1067 635 By Ebook Sunnah Posted on Jul 6, 2024 In Category – Dakwah Authors: Shalih bin Abdullah bin Hamd Al-Ushaimi Published…
View On WordPress
0 notes
Text
*Meraih keberkahan Al Qur'an*
Keberkahan Al-Qur’an adalah anugerah yang tiada nilainya, Banyak diantara kita mencari keberkahan kesana kemari.
Tahukah kita bahwa keberkahan itu dekat dan tidak membutuhkan biaya besar mencarinya, ia ada pada Al Qur’an yang Allah turunkan.
Allah ta’ala berfirman :
“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentadaburi (menghayati) ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapatkan pelajaran”. [QS.Shad : 29].
Keberkahan Al Qur’an itu banyak dari berbagai sisi, diantaranya :
Dari sisi bacaan orang yang membaca satu huruf darinya ia akan mendapatkan sepuluh kebaikan atau pahala
Bahkan jika seseorang membaca Al Quran dengan terbata², ia akan mendapat pahala
Dari sisi atsar (pengaruh) dari tilawahnya, baik secara umum ataupun khusus.
Secara khusus orang yang membacanya akan mendapatkan kelapangan dada, cahaya hati dan ketenangan
bahkan, seringkali kita dengar orang yang masuk islam karena bacaan Al Quran, seperti sayyidina umar r.a
Al Qur’an bisa menyatukan kalimat, menjaga bahasa arab yang dengannya ia turun…
Dan sisi-sisi lain dari keberkahan Al Qur’an yang banyak…
Al Quran itu istimewa, tak bisa kita dapatkan dengan cara yang biasa. Baik dari usaha kita, waktu kita, maupun pengorbanan kita. Jika kita belum sejauh itu, maka kita belum serius dan siap mendapatkan keistimewaan dan keberkahan Al Quran.
Siapa bilang menghafal itu mudah, apalagi mengulangnya?
Siapa bilang, kita selalu bisa meluangkan waktu kita dengan Al Qur'an apalagi jika kesibukan kita semakin banyak?
Karena hakikatnya, tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Namun, jika kita bersikeras ingin mendapatkan keberkahanNya, maka bentuk usaha kita bersama Al Quran akan terbayarkan, dengan nikmatnya kita bersama Al Quran.
Yuk kita berjuang bersama², meraih keberkahan Al Qur'an
Baarakalalahu fiikum
0 notes
Text
Keburukan: Jalan 'tuk Kembali
Wasilah untuk membangkitkan iman itu banyak.. Terkadang kita diuji dengan wasilah keburukan dan terkadang kita diuji dengan wasilah kebaikan.
Semua ini kembali kepada 'ibadatul-qalbi (ibadah hati).
Terdapat atsar di kalangan ahlul 'ilmi, "Orang yang terbangun di waktu pagi, di malam harinya ia tidur (tidak shalat malam), ketika itu ia bangun dalam keadaan menyesal dan sedih.. Itu lebih baik daripada orang yang di malam harinya terbangun, dia shalat, dia sibuk dengan al-Qur`an, lalu ia melihat dirinya sebagai orang yang sudah berhasil dengan kebaikan."
Orang yang pertama melihat taqsirnya (kurangnya) ia di sisi Allah, sedangkan orang kedua melihat tabayi'nya dengan ibadah. Zahirnya berbeda dengan batinnya. Derajatnya di sisi Allah berbeda, sesuai dengan amalan hati.
Jadikanlah ujian-ujian ini agar kita kembali kepada kebaikan.
- Ustadz Abu Izzi Masmu'in حفظه الله
0 notes