#atsar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wanita Tidak Paham Agama, Hancurlah Sudah!
Al-Basyir al-Ibrahimi rahimahullah berkata: "Apabila seorang istri tidak paham ilmu agama, maka dia akan membuat lelah suaminya, merusak anak-anaknya dan menghancurkan umat."
(Atsar al-ibraihimi, jilid 4,hlm.450)
24 notes
·
View notes
Text
Esau's Descendants
1 And these are the generations of Esau; Esau is Adum. 2 Esau took his wives from the daughters of Canaan; Ada daughter of Alun the Khethite and Ahulibama daughter of Ana, son of Tsebaun the Khivite; 3 And Besmath, daughter of Ishmayl, was the sister of Nebiuth. 4 And Ada bore Eliphaz to Esau, and Besmath gave birth to Rawaeil; 5 And Ahulibama gave birth to Yawish and Yalan and Qurakh; these are the children of Esau who were born to him in the land of Canaan.
6 And Esau took his wives and his children and his daughters and every soul of his house and all his cattle and all his possessions that he possessed in the land of Canaan, and he went on to the land of Seir from before Yaquuv his brother. 7 Because their cattle were too abundant to dwell together and the land that they inhabited was not sufficient to contain them, because of their cattle. 8 And Esau dwelt in the mountains of Seir; Esau is Adum.
9 And these are the generations of Esau, the father of the Adumites in the mountain of Seir, 10 And these are the names of the children of Esau: Ruil, son of Besmath, the wife of Esau, Eliphaz, son of Ada, the wife of Esau. 11 And the sons of Eliphaz were, Tayman and Umar and Tsephu and Gatham and Qanaz. 12 And Tamna was a concubine to Eliphaz, son of Esau, and she bore Amaleeq to Eliphaz; these are the children of Ada the wife of Esau. 13 And these are the sons of Ruil: Nakhath and Zarakh and Shama and Maza; these are the sons of Besmath the wife of Esau. 14 And these are the sons of Ahlibama, the daughter of Ana, who was son of Tsabown the wife of Esau, and she bore to Esau, Yaush and Yalan and Qurakh.
The Chiefs of Edom (1 Chronicles 1:43-54)
15 And these are the Princes of the sons of Esau, the sons of Eliphaz, the firstborn of Esau: Prince Tayman, Prince Umar, Prince Tsephu, Prince Qanaz. 16 Prince Gatham, Prince Qurakh, Prince Amaleeq; these are the Princes of Eliphaz in the land of Adum; these are the sons of Ada. 17 And these are the sons of Ruil, son of Esau: Prince Nakhath, Prince Zarakh, Prince Shama, Prince Maza; these are the Princes of Ruil in the land of Adum; these are the sons of Besmath, the wife of Esau. 18 And these are the sons of Ahlibama, the wife of Esau: Prince Yaush, Prince Yalan, Prince Qorakh; these are the sons of Ahlibama, daughter of Ana, the wife of Esau. 19 These are the sons of Esau and these are the Princes of Esau; he is Adum.
20 And these are the sons of Seir, the Khorites, dwellers of the land: Lutan and Shubal and Tsebun and Ana, 21 And Deeshun and Atsar and Deeshan; these are the Princes of Khorites, sons of Seir in the land of Adum. 22 And there were the sons of Lutan: Khori and Humam and the sister of Lutan, Tamna. 23 And these are the sons of Shubal: Ulan and Mankhath and Ubal and Shaphar and Uyam. 24 And these are the sons of Tsabown: Ana, and Ana is the Ana who found for himself waters in the wilderness when he was feeding the donkeys of Tsabown, his father. 25 And these are sons of Ana: Dishun, Ahlibama. 26 And these are sons of Dishun: Khamran and Ashban and Yathran and Kran. 27 And these are sons of Atsar: Kalhan and Zawan and Aqan. 28 And these are sons of Dishan: Uts and Aran. 29 And these are the Princes of Khorites: Prince Lutan, Prince Shubal, Prince Tsabown, Prince Ana. 30 Prince Dishun, Prince Atsar, Prince Dishan; these are the Princes of the Khorites to the Princes in the land of Seir.
The Kings of Edom
31 And these are the Kings that reigned in the land of Adum before a King would reign over the children of Israel. 32 Bela reigned in Adum, son of Beor, and the name of the city, Dayhab. 33 And Bela died and Yubab reigned after him, son of Yarakh of Butsar. 34 And Yubab died and Kheshum reigned after him from the land of Timna. 35 And Kheshum died and Hadad reigned after him, son of Badad who killed Midianites in the fields of Muab, and the name of the city was Gweeth. 36 And Hadad died and Samla reigned after him from Maserqa. 37 And Samla died and Shawal reigned after him from Rekhbuth the river. 38 And Shawal died and Belkhnan, son of Abakur, reigned after him. 39 And Belkhnan, son of Abakur, died, and Hadad reigned after him and the name of his city was Pau, and the name of his wife, Mahtbayel, daughter of Matreed, son of Mizahab.
40 And these are the names of the Princes of Esau by their families, by their generations, by their names: Prince Tamna, Prince Anwa, and Prince Yathith. 41 Prince Ahlibama, Prince Eela, Prince Pinun, 42 Prince Qanz, Prince Tayman, Prince Mabtsar, 43 Prince Magdeel, Prince Giram, these are the Princes of the Adumites among their dwellings in the land of their inheritance; this is Esau the father of the Adumites. — Genesis 36 | Peshitta Holy Bible Translated (PESH) The Peshitta Holy Bible Translated by Glenn David Bauscher Copyright © 2018 Lulu Publishing; 3rd edition Copyright © 2019. Cross References: Genesis 12:5; Genesis 14:6; Genesis 17:6; Genesis 25:13; Genesis 25:15; Genesis 25:30; Genesis 26:34; Genesis 32:3; Exodus 15:15; Exodus 17:8; Numbers 33:32; Deuteronomy 2:12; Deuteronomy 2:22; 1 Chronicles 1:35-40; 2 Chronicles 1:43; 1 Chronicles 1:45-47; 1 Chronicles 1:49-52; 1 Chronicles 1:54; 1 Chronicles 4:41-42; 1 Chronicles 27:28-29; Jeremiah 49:13; Hebrews 11:9
Blessings for Esau
#genealogy#Esau#descendants#blessing#Genesis 36#Book of Genesis#Old Testament#PESH#Peshitta Holy Bible#Lulu Publishing
3 notes
·
View notes
Text
Ketika sedang bergerak melakukan kebaikan, yang dicari ridha Allah iyakan?
Bukan tentang seberapa besar dampak yang dicipta. Bukan seberapa kaliber orang-orang yang bersama. Bukan seberapa gegap gempita penerimaannya. Bukan tentang tiadanya pihak yang berlaku kontra. Bukan tentang sebanyak apa massa yang dipunya. Bukan itu semua kan?
Bahkan ada sebuah atsar yang mengatakan kelak akan ada seseorang yang dibangkitkan seorang diri sebagai satu ummah.
Lantas, bukankah di gang-gang sempit itu ridha Allah bersemayam juga? Di antara bocah-bocah yang terhitung satu dua juga ada ridhaNya?
Diantara kursor yang bergerak, diantara kendaraan yang dilaju, diantara lembaran buku yang dibaca, diantara murojaah yang dilantunkan, diantara pekerjaan rumah yang dilakukan, semuanya ada peluang untuk mendapatkan ridhaNya, iyakan?
Bukankah ridha yang dicari ialah ridha dari Rabb yang tak pernah tidur? Yang tak pernah alfa terhadap apa yang dilakukan hambaNya. Yang kasih sayang kepada hambaNya lebih besar daripada para ibunda. Yang Maha Pemurah memberikan balasan kebaikan meski hanya bagian dari bersitan kepala?
Maka tidak ada alasan untuk berhenti berbahagia ketika masih kebaikan yang dikerja. Tak ada alasan untuk membandingkan satu dengan lainnya ketika tujuannya semua sama. Tak ada alasan untuk merutuki keadaan ketika ridha orangtua telah ada membersamai perjalanan kita.
Mari berbenah niat, anak baik. Berbenah niat lalu kembali semangat. Bersemangat untuk senantiasa bergerak 🌻✨
11 notes
·
View notes
Text
DITUMPANGI SETAN
Dari Atsar Ibnu Mas'ud. Abdullah bin Ibnu Masud radliyallahu anhu berkata:
"Apabila seorang hamba naik kendaraan tapi ia tidak menyebut nama Allah MAKA SETAN AKAN MENJADI PENUMPANGNYA, lalu setan berkata: Bernyanyilah! Jika ia tidak pandai bernyanyi setan berkata: Berangan-anganlah".
(Dzammul malahi no 40, sanadnya shahih)
#allah#la ilaha illa allah#allahuakbar#praise allah#bismillah#islam#muslimah#muslim#destinasiwisata#traveling#touring#transportasi#perjalanan#mudik#pulang#motor#sepeda#mobil#setan#selamatpagi#jalan rusak#positvevibes#doa#nasehat#katabijak#positif#selfreminder#self awareness#indonesia#pesawat
16 notes
·
View notes
Text
"Apakah selama ini saat kita melakukan shalat, zikir, tilawah dan doa, kita lebih sering berbunyi atau berkata-kata?"
Kurang lebih begitu tanya Ustadz Alex dalam kajian Rabu pagi. Pertanyaan ini seketika menjadi jawaban bagiku atas tanya selama ini;
Kemana atsar(pengaruh) dari ritual yang telah dilakukan berulang kali? Kenapa hati dan pikiran masih saja sering dipenuhi kegelisahan dan kekhawatiran?
Yaa, barangkali selama ini yang dilakukan masih sering hanya sekedar berbunyi, bukan berkata-kata. Karena kata berbeda dengan bunyi, ia memiliki makna.
13 notes
·
View notes
Text
Bismillah...
Celaan terhadap taqlid__________
Ketahuilah bahwah taqlid adalah menerima perkataan orang Tampa mengetahui dalilnya.
" Tidak ada perbedaan diantara manusia bahwa taqlid itu bukan bukan ilmu, dan orang taqlid (muqallid) TDK bisa disebut sebagai "Alim(orang yang berilmu)"
Imam Al-Auza’I rahimahullah mengatakan, “Hendaknya engkau berpegang teguh atsar
(riwayat) dari para salaf meski orang-orang menolakmu.
Jauhilah berbagai pendapat orang
(sesudah mereka) meski mereka menghiasainya dengan ucapan yang menarik.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak punya dalil
maka ia akan tersesat jalan nya,"
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Demi Alloh, ketakutanku bukan karena dosa-dosaku
karena ia pasti akan dimaafkan dan diampuni.
Namun yang aku khawatirkan adalah
terlepasnya hati ini dari berhakim kepada wahyu Al-Qur’an.
Dan ridha dengan pendapat dan prasangka manusia.
Yang bukan bersumber dari anugerah Ilahi Yang Maha Kuasa.”
Wallahu a'lam
Barokallahu fiik
3 notes
·
View notes
Text
WASIAT TERAKHIR ULAMA AHLUSSUNNAH TENTANG AQIDAH
قال الشيخ عبد المالك رمضاني الجزائري حفظه الله:
ومما لا أكاد أنساه وصية شيخنا محمد أمان الجامي رحمه الله فقد ذكر لنا من حضره من مشايخنا وغيرهم أنه كان يقول في سياقات الموت: ((العقيدة! العقيدة! أوصيكم بذلك)).
ونعم الميتة هذه! فقد عاش الشيخ للتوحيد، لا يكاد يُعرف له كلام إلا في التوحيد والدفاع عنه، فختم الله له به; حيث جعله وصيته من بعده، كما فعل الخليل إبراهيم وبنوه -عليهم الصلاة والسلام-، قال الله تعالى:
وَوَصَّىٰ بِهَاۤ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ بَنِیهِ وَیَعۡقُوبُ یَـٰبَنِیَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّینَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ - أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَاۤءَ إِذۡ حَضَرَ یَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِیهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِیۖ قَالُوا۟ نَعۡبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَاۤىِٕكَ إِبۡرَ ٰهِـۧمَ وَإِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰحِدࣰا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullahu berkata: Di antara hal yang hampir tidak pernah aku lupakan adalah wasiat guru kami, yaitu Syaikh Muhammad Aman Al-Jaami rahimahullahu. Telah menceritakan kepada kami yang hadir dari guru-guru kami dan selain mereka, ketika beliau mau meninggal dunia beliau berkata: "Aqidah! Aqidah! Aku wasiatkan kalian dengannya."
Alangkah indah kematian seperti ini. Sungguh hidup beliau untuk tauhid, hampir tidak ada ucapan beliau melainkan tentang tauhid dan membela tauhid, maka Allah menutup hidup beliau dengan tauhid/aqidah serta menjadikannya sebagai wasiat beliau kepada generasi yang datang setelah beliau. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan putra-putra beliau alaihim ash-shalatu wa as-salam:
وَوَصَّىٰ بِهَاۤ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ بَنِیهِ وَیَعۡقُوبُ یَـٰبَنِیَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّینَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ - أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَاۤءَ إِذۡ حَضَرَ یَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِیهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِیۖ قَالُوا۟ نَعۡبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَاۤىِٕكَ إِبۡرَ ٰهِـۧمَ وَإِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰحِدࣰا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'kub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 132-133)
(Sittu Durar Min Ushul Ahli Al-Atsar 30-31 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullahu)
Sumber: (Ustadz Abdurrahman Thoyyib hafidzahullah) https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0J6PU2nEa6CAqgekjmRmH3y3VvnXNfW4A4Mm6GF4PHtyq5dX2j7ejQM4ez7x3Hvmcl&id=100044635020235&mibextid=Nif5oz
7 notes
·
View notes
Photo
﷽ 📝 HATI YANG BERSIH
Allah Ta'ala berfirman,
(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ)
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
(QS. asy-Syu'ara: 88-89)
---
Berkata al-Imam asy-Syaukani rahimahullah,
القلب السليم هو السليم من الشرك الخالي من البدعة المطمئن إلى السنة
"Hati yang bersih adalah hati yang selamat dari kesyirikan, lepas dari bid'ah serta tenang dengan Sunnah."
(Fathul Qadir 4/141)
https://daaralatsarindonesia.com/apa-yang-dimaksud-dengan-hati-yang-bersih/
🔲Yayasan Daar Al Atsar Indonesia instagram.com/daaralatsar.indonesia facebook.com/daaralatsar.indonesia twitter.com/daaralatsar_id t.me/daaralatsar_indonesia www.daaralatsarindonesia.com
#islamicquote #islam #islamicquotes #islamic #allah #islamicreminder #islamicreminders #islamicpost #islamicposts #quran #muslim #deen #muslimah #loveislam #bismillah #islampost #allahuakbar #jannah #sunnah #prophetmuhammad #makkah #instaislam #muslimquotes #ramadan #dua #alhamdulillah #islamicpage #islamquotes #prophet #quranquotes
4 notes
·
View notes
Text
Halaqah 24 - Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh”. Diantara penyimpangan-penyimpangan di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh: 1 | Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allāh meskipun hanya 1 huruf. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً بَعِيداً
“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS An-Nisā: 136) Berkata ‘Abdullāh Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu:
مَنْ كَفَرَ بِحَرْفٍ مِنَ الْقُرْآنِ أَوْ بِآيَةٍ مِنْهُ فَقَدْ كَفَرَ بِهِ كُلِّهِ
“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Qurān atau 1 ayat darinya maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.” [Atsar ini dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya]
2 | Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَالَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُواْ عَنْهَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka sombong merekalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-A’rāf: 36)
3 | Melecehkan dan mengolok-olok. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Katakanlah: Apakah dengan Allāh, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian mengolok-olok? Janganlah kalian minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” (QS At-Taubah 65-66)
4 | Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut berupa petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
“Yang demikian karena mereka membenci apa yang Allāh turunkan maka Allāh membatalkan amalan-amalan mereka.” (QS Muhammad: 9) Apabila seseorang membenci Al-Qurān yang di dalamnya ada petunjuk meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kufur.
5 | Meninggalkan Al-Qurān. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَقَالَ الرَّسُول ُيَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qurān sesuatu yang ditinggalkan.” (QS Al-Furqān: 30) Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Qurān mencakup: • Tidak mau mendengarkannya. • Tidak beramal dengannya. • Tidak berhukum dengannya. • Tidak mentadabburinya. • Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Qurān baik untuk penyakit hati maupun penyakit badan. Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh adalah:
6 | Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Qurān. 7 | Berusaha untuk mengubah Al-Qurān baik lafazh maupun maknanya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
0 notes
Text
40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar)
40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar) eBooks 40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar) 40 Atsar Indah Dari Sahabat Nabi Yang Mulia (Al-Ghurar min Mauqif Al-Atsar) (0 User reviews) 1067 635 By Ebook Sunnah Posted on Jul 6, 2024 In Category – Dakwah Authors: Shalih bin Abdullah bin Hamd Al-Ushaimi Published…
View On WordPress
0 notes
Text
*Meraih keberkahan Al Qur'an*
Keberkahan Al-Qur’an adalah anugerah yang tiada nilainya, Banyak diantara kita mencari keberkahan kesana kemari.
Tahukah kita bahwa keberkahan itu dekat dan tidak membutuhkan biaya besar mencarinya, ia ada pada Al Qur’an yang Allah turunkan.
Allah ta’ala berfirman :
“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentadaburi (menghayati) ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapatkan pelajaran”. [QS.Shad : 29].
Keberkahan Al Qur’an itu banyak dari berbagai sisi, diantaranya :
Dari sisi bacaan orang yang membaca satu huruf darinya ia akan mendapatkan sepuluh kebaikan atau pahala
Bahkan jika seseorang membaca Al Quran dengan terbata², ia akan mendapat pahala
Dari sisi atsar (pengaruh) dari tilawahnya, baik secara umum ataupun khusus.
Secara khusus orang yang membacanya akan mendapatkan kelapangan dada, cahaya hati dan ketenangan
bahkan, seringkali kita dengar orang yang masuk islam karena bacaan Al Quran, seperti sayyidina umar r.a
Al Qur’an bisa menyatukan kalimat, menjaga bahasa arab yang dengannya ia turun…
Dan sisi-sisi lain dari keberkahan Al Qur’an yang banyak…
Al Quran itu istimewa, tak bisa kita dapatkan dengan cara yang biasa. Baik dari usaha kita, waktu kita, maupun pengorbanan kita. Jika kita belum sejauh itu, maka kita belum serius dan siap mendapatkan keistimewaan dan keberkahan Al Quran.
Siapa bilang menghafal itu mudah, apalagi mengulangnya?
Siapa bilang, kita selalu bisa meluangkan waktu kita dengan Al Qur'an apalagi jika kesibukan kita semakin banyak?
Karena hakikatnya, tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Namun, jika kita bersikeras ingin mendapatkan keberkahanNya, maka bentuk usaha kita bersama Al Quran akan terbayarkan, dengan nikmatnya kita bersama Al Quran.
Yuk kita berjuang bersama², meraih keberkahan Al Qur'an
Baarakalalahu fiikum
0 notes
Text
Keburukan: Jalan 'tuk Kembali
Wasilah untuk membangkitkan iman itu banyak.. Terkadang kita diuji dengan wasilah keburukan dan terkadang kita diuji dengan wasilah kebaikan.
Semua ini kembali kepada 'ibadatul-qalbi (ibadah hati).
Terdapat atsar di kalangan ahlul 'ilmi, "Orang yang terbangun di waktu pagi, di malam harinya ia tidur (tidak shalat malam), ketika itu ia bangun dalam keadaan menyesal dan sedih.. Itu lebih baik daripada orang yang di malam harinya terbangun, dia shalat, dia sibuk dengan al-Qur`an, lalu ia melihat dirinya sebagai orang yang sudah berhasil dengan kebaikan."
Orang yang pertama melihat taqsirnya (kurangnya) ia di sisi Allah, sedangkan orang kedua melihat tabayi'nya dengan ibadah. Zahirnya berbeda dengan batinnya. Derajatnya di sisi Allah berbeda, sesuai dengan amalan hati.
Jadikanlah ujian-ujian ini agar kita kembali kepada kebaikan.
- Ustadz Abu Izzi Masmu'in حفظه الله
0 notes
Text
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Abdullah Bin Mas’ud radiyallahu anhu berkata,
“Sesungguhnya kami meneladani, kami tidak memulai. Kami mengikuti (ittiba’), kami tidak membuat bid’ah. Kami tidak akan sesat selama berpegang kepada atsar.”
Al Muntaqa Min Syarh Usool Ittiqad Ahlus Sunnah Wal Jamaah 42/35
🍃
0 notes
Text
“nikmati waktu sendiri dulu”
mungkin ada sebagian orang yang bertanya terkait udah menikah atau belum, terus dijawab “belum” lalu yang bertanya malah secara spontan (uhuyy) bilang “gak apa-apa, nikmati waktu sendiri dulu”.
emang setelah menikah udah gak bisa menikmati waktu-waktu seperti masih sendirian ya? teringat perkataan Ustadz Nuzul Dzikri hafizhahullah, “hanya keindahan yang ada bila rumah tangga dibangun di atas pondasi keimanan”.
bagi sebagian laki-laki atau perempuan yang dari kecil sudah terbiasa mandiri, bisa lakuin apa-apa sendiri (biidznillah) dan gak takut kemana-kemana sendirian (atas pertolongan-Nya), jika di-flashback mungkin bangga dengan diri mereka sendiri yang bisa bertahan dan berjuang sehebat itu. self-love nya itu udah di tahap gimana diri mereka sebisa mungkin gak ngecewain orang lain, karena kalau orang lain kecewa dan gak senang, seolah-olah dirinya ngerasa gagal. meskipun we can't please everyone and we don't have to juga sii, tapi jika ada hal yang orang lain butuhkan, we'll try our best! dan diniatkan karena Allah pastinya. itu semua insyaallah dijalanin dan dinikmati seperti menaiki rollercoaster sendirian, ups and downs, twists and turns, rasanya seperti itulah hidup ya mau diapain lagi kalau gak dijalanin, diusahain, dinikmati, dan disyukuri.
jadi kalau ada yang bilang nikmati aja waktu-waktu sendiri dulu, kayaknya perlu ditinjau selama masa sendirian apa sih yang dikejar? apa yang dilakukan selama masa-masa sendirian? bagus jika menikmati waktu sendiri dengan banyak diisi muhasabah, bertaqarrub kepada-Nya tapi jangan sampai menikmati waktu sendiri dengan mencari dan melakukan kesenangan sesaat dan diri ini akan menyesalinya kemudian. sebagai pengingat diri sendiri, please jangan bilang hidup dan masa muda cuma sekali maka nikmatilah, tapi mati akan menghampiri maka persiapkanlah.
begitu pula sebagian kita kalau ditanya kapan nikah, kadang juga nyelipin alasan ingin menikmati sendirian dulu. gak capek emang sendirian terus? mau sampai kapan sendiriannya? wkwk.
jika kita kembalikan ke alquran dan atsar nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, betapa mulianya sunnah menikah dan disegerakan bagi yang telah memenuhi terms and conditions-nya. begitu juga perkataan dan contoh dari para salaf. kita ambil contoh ayat dan hadits berikut:
QS. An-Nur: 32
'ayat cinta' / QS. Ar-rum: 21
hadits wanita dinikahi karena 4 hal..
hadits menikah menyempurnakan separuh agama dan bertakwalah pada separuh yang tersisa
hadits jika datang kepada kalian lelaki yang kalian ridhoi akhlak dan agamanya..
hadits wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah..
hadits menikahlah, karena sesungguhnya aku akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat lain pada hari Kiamat, dan janganlah kalian seperti para pendeta Nasrani
dsb.
kesimpulannya, baik itu masa sendirian ataupun udah mengarungi bahtera rumah tangga, yang sebenarnya perlu dicari adalah sakinah/ketenangan. jika masih banyak gejolak dalam diri seperti orientasi kesenangan dan kenikmatannya hanya bersifat duniawi saja, kayaknya jangan paksa orang lain buat menikmati hal yang menurut kita itu happy. perkara mubah boleh saja tapi hati-hati karena bisa jatuh menjadi makruh atau haram jika dilakukan berlebihan, apalagi dalam perkara yang jelas tidak dibolehkan oleh syariat. sebab, jika sudah berdua dan menjadi keluarga tujuan utamanya adalah pada QS. At-tahrim: 6. semoga terhindar dari adzab neraka dan Allah satukan kembali di surga-Nya, barulah itu disebut nikmat yang sesungguhnya.
menikmati waktu sendiri alias me time bisa kok kalau nantinya udah menemukan jodoh yang tepat. yang keliru mungkin waktunya banyak dihabiskan bersama gadget buat nge-game atau hang out sama circle pertemanannya dibandingkan waktu bersama pasangan sehingga hak dan kewajiban terlalaikan. kalau kebiasaan me time dengan hal-hal yang bermanfaat semisal baca buku, sepeda-an, take away kopi di coffee shop favorit, jalan-jalan bentar liat langit dan menikmati alam, dll tetap bisa dilakuin asal dikomunikasikan aja atau bahkan bisa berubah menjadi quality time bareng. terus yang biasanya ke kajian selalu lone fighter mungkin udah ada yang menemani dan to do list lain yang banyak itu bisa bikin power double up untuk urusan dunia apalagi akhirat. memang hidup gak selalu berjalan mulus, tapi atas dasar tujuan yang sama dan adanya titik temu akan membuahkan ketentraman. litaskunu ilaiha :')
terakhir, gimana kalau yang kalimat menikmati waktu sendirian ini diubah menjadi saling mengisi waktu-waktu dan keseharian bersama?
—selesai xixi :)
1 note
·
View note
Note
Nak tanya pendapat peribadi anda terhadap tokoh-tokoh Salafiyyah semisal Šhaykẖ ‘Abdul ‘Azīz bin Bāz, Šhaykẖ Muḥammad bin Ṣāleḥ al-‘Uṯhaymīn dan Šhaykẖ Muḥammad bin ‘Abdul Wahhāb.
Secara umumnyaܦ mereka adalah saudara segama sepertimana ašᶝarian. Bahkanߨ sebahagiannya layak dipanggil sebagai bapa kita.
Namunߨ setiap orang akan ada martabat berbeza. Muḥammad bin ᵟAbd፤l♮Wahhāb pastinya tidak sama dengan Ibn Taymiyyaṭ. Bahkanߨ Ibn Qoyyim al♮Jawziyyaṭ pun tidak sama dengan gurunya. Sebegitu juga dia tidak sama dengan aḏ♮Ḏahabiyy. Begitu juga kesemua ini semestinya akan berbeza dengan Yūsuf al♮Qoroḍōwiyy dan ulama yang lain.
Masing-masing saya mengapprobasi dan mengekspausi pandangan mereka dan sebahagiannya saya mensasarkan kritikan dan menujukan ofensif terhadap mereka.
Saya di Twitter adakalanya mendengar dan berkongsi potongan rakaman dari tokoh-tokoh salafi walaupun belum lagi tersenarai dalam kegemaran dan pilihan saya.
Pun begituߨ mereka punyai keandalan dan keistimewaan masing-masing. Saya lebih banyak tertumpu penimbaan faedah dalam aspek hadis berbanding yang lain kerana saya melihat bahawa buana hadis ini secara permukaannya merentas segala firqah walaupun ada sebahagian pihak cuba menjustifikasikannya dan sememangnya dalam kasus yang spesifik lagi halus❟ sudah tentu ada firqah yang lebih menonjol berbanding yang lain.
Saya berubah menjadi salafi dan meninggalkan ašᶝarian pun bukan kerana pengaruh dari mana-mana salafi yang terkebelakangan atau kontemporari walaupun dalam akidah.
Saya mula menelaah akidah salaf kerana ketika itu saya ingin menjawab pertanyaan yang diajukan kepada tentang bagaimana Ḥanbalian dalam berinteraksi dengan sifat Allah pada beberapa tahun yang lalu.
Antara kitab yang terawal saya baca ketika itu adalah risalah Abū Naṣr as♮Sijziyy tentang sifat kalam Allah. Lama kelamaanܦ sehingga saya mula membaca dari al♮Buẖōriyy, ad♮Dārimiyy, Ibn Qutaybaṭ dan lain-lain.
Tiada Ibn Taymiyyaṭ, tiada Ibn Qoyyim al♮Jawziyyaṭ dan tiada mana-mana tokoh salafi hari ini atau sebelumnya yang bermula pada fasa Muḥammad bin ᵟAbd፤l♮Wahhāb pun yang memberi kesan kepada saya untuk merubahkan pandangan saya dalam akidah. Semuanya bermula dengan perusal terhadap kitab akidah salafi dan yang ḥanbalian sebelum Ibn Taymiyyaṭ lagi.
Saya pernah mengelobrasi kritikan terhadap Ibn Taymiyyaṭ pada penulisan saya dalam permasalahan korporealisme dan yang mungkin kedengaran pelik adalah saya mengutarakan perbezaan akidah Ibn Taymiyyaṭ dengan ad♮Dārimiyy.
Pun begituߨ penulisan saya pada 2022 yang sudah ada ini pun perlu penambahbaikan dan edisi pembaharuan supaya lebih mapan lagi. Saya masih belum rasa puas hati dengan apa yang kebanyakan di Wattpad.
Cumaߨ saya tidak tahu bila lagi saya akan menghasilkan penulisan edisi baru. Hanya kepada Allah saya mengharapkan kemudahan jalannya.
Saya tidak peduli siapa yang ingin membencinya dan siapa yang menyukainya. Kalau rasa membencinyaޱ saya tidak menagih apa-apa pun dari sesiapa ketika saya menjustifikasikan ini.
Dalam fiqih untuk tidak terikat dengan mana-mana mazhab pun sedemikian walaupun saya ada fokus pada pembelajaran mazhab šāfiᶝian.
Saya pun mendapat insipirasi dari seseorang yang saya sudah hilang hormatnya pada hari ini kerana berubah haluan menjadi antihadis dan saya tidak berkenan untuk menyebut namanya lagi.
Pun begituߨ dia dahulunya bukanlah salafiߨ tetapi memberikan impak kepada corak tanggapan saya pada hari ini dalam fiqih dan saya menghargai apa yang dia telah buat pada saya untuk masa lepasߨ bukan untuk hari ini.
Yang penting adalah salafi adalah beriman kepada Allah dengan sifat-Nya yang sempurna tanpa takwil batil dan tanpa penyerupaan dengan makhlukވ, mempercayai iman pada jantung, lidah dan anggota bertambah dan berkurangވ,adherensi kepada sunnah, atsar dan sahabatnyaވ, berani untuk kebenaran sekalipun bersendirian dan apa sahaja yang secara umumnya dalam kitab di bawah genre as♮Sunnaṭ.
Jika rasa tidak berkenan dengan iniޱ saya tiada hajat untuk meneruskan untuk mengassertasi kepercayaan ini. Terserah kepada masing-masing dan semua dari kita adalah dalam satu lingkungan saudara seagama yang sama dan di bendera ahli sunnah dan jemaahnya.
0 notes
Text
Kayuh Sepedamu
"Na, tolong ambilkan segelas air hangat. Ini papah lagi undang satu santrinya Pak X datang, ngajinya bagus banget, jadi papah mau simak ngajinya dan belajar tilawah Surat Maryam. Nanti kalau air minumnya udah siap, ketok aja ya pintu kayu ini," kata papah tiba-tiba malam itu.
Setelah air hangat kuantarkan ke depan pintu kayu, tidak lama terdengar suara mengaji santri tadi dengan penerapan ilmu tajwid yang tepat dan bagus sekali. Masyaallah... merinding aku dibuatnya. Semoga Allah berkahi.
Menyimak bacaannya dari luar pintu kayu membuatku terdiam dan merenung. Perasaanku bercampur antara haru dan bahagia. Tiba-tiba aku teringat sebuah kutipan tentang berdoa yang dulu pernah kubaca:
"Doa itu seperti mengayuh sepeda. Semakin sering dipanjatkan, maka semakin dekat dengan tujuan."
Semua ini sejatinya atas karunia Allah dan rahmat-Nya pada hamba-Nya. Betapa baiknya Allah... Sang Pengabul permohonan.
Aku sadar sekali bahwa diri ini masih sangat kurang adabnya dalam berdoa. Masih teringat juga bagaimana dulu pikiranku berkecamuk dan kerap bertanya-bertanya,
apa iya doaku benar-benar akan Allah kabulkan?
apa iya akan persis seperti yang aku pinta?
bagaimana caranya supaya aku bisa benar-benar yakin bahwa doaku akan dikabulkan??
Hingga akhirnya Allah memberikan taufiq dan jalan keluar atas pertanyaanku tersebut, bahwa:
untuk bisa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, kita pun butuh berdoa kepada Allah, memohon keyakinan tersebut...
Semakin menamparku dan mengingatkan bahwa kita ini memang hanyalah hamba, Naa. Lemah. Sungguh lemah. Ya Allah, ampuni hamba dan taqshiir (kelalaian, kealpaan, kelengahan) hamba dalam berdoa dan beribadah kepada-Mu.
Sejak itu, aku bersama teman-temanku berusaha mengumpulkan penggalan ayat dan kutipan dari hadits maupun atsar tentang doa, yang kujadikan pengingat bagi diriku sendiri kemudian aku bagikan juga kepada teman-teman yang lain.
Di antara yang kami kumpulkan:
• BERDOA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
"Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai."
• BERDOA DENGAN YAKIN
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اُدْعُوْ اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ
"Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan!"
Umar radhiyallahu 'anhu punya keinginan kuat untuk wafat di Madinah. Saat dikatakan kepada beliau bahwa itu impian yang sangat sulit untuk didapatkan, beliau berkata:
يَأْتِيْ بِهِ اللهُ إِذَا شَاءَ
"Allah akan mengabulkannya jika Ia menghendakinya."
• PENGABULAN DOA MENYERTAI DOA YANG DIPANJATKAN
Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah menyampaikan dari Ibnul Qayyim rahimahullah, bahwa beliau berkata:
مَنْ أَلْهَمَ بِالدُّعَاءِ فَقَدْ أُرِيْدَ بِهِ الْإِجَابَة
Barangsiapa Allah ilhami untuk berdoa, maka pengabulan doanya itu menyertai doanya.
• BERDOA ITU SENDIRI ADALAH PERINTAH ALLAH
Allah Ta'ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Dan Rabb kalian berkata: Berdoalah kepada-Ku; niscaya akan Kuperkenankan bagimu..." (Ghafir ayat 60)
وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِىۡ عَنِّىۡ فَاِنِّىۡ قَرِيۡبٌؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ…
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku itu dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku..." (Al-Baqarah ayat 186)
• JUJUR DALAM BERDOA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam kisah seorang badui yang wafat dalam keadaan syahid di medan perang sebagaimana impiannya:
إِنْ تَصْدُقِ اللهَ يَصْدُقْكَ
Kalau engkau jujur kepada Allah (mengenai keinginan dan cita-citamu), maka Allah akan kabulkan keinginanmu tersebut.
Kemudian jangan lupa sertakan doa sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Al-Isra ayat 80:
رَبِّ أَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِيْ مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا
“Ya Tuhanku, masukkan aku (ke tempat dan keadaan apa saja) dengan cara yang benar, keluarkan (pula) aku dengan cara yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).
supaya seluruh usaha, ikhtiar yang kita kerahkan untuk mewujudkan semua harapan kita itu jujur dari awal hingga akhirnya ❤️
Selamat berdoa, semoga Allah mudahkan kita untuk berdoa!
From my archive,
06-04-2024
22.04 WIB
0 notes