#arti Darwin
Explore tagged Tumblr posts
eli-zab3th · 2 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Artis Library, Amsterdam, the Netherlands (19th century library)
3K notes · View notes
futuremercifulnerd · 9 months ago
Text
Tumblr media
I really like drawing Gumball lol
18 notes · View notes
tournament-of-x · 1 year ago
Text
The Hole
Announcement!
Round 4 will begin in two days on Wednesday, October 25th, at 8AM EST! Round 4 will consist of 32 matches posted over the course of one day, and each match will be open to voting for one week.
The lineup for Round 4 is as follows:
Match 1: Boom-Boom vs. Dazzler
Match 2: Husk vs. John Greycrow
Match 3: Wolfsbane vs. Tempus
Match 4: Molly Hayes vs. Forge
Match 5: Mercury vs. Lourdes Chantel
Match 6: Beast vs. Anole
Match 7: Surge vs. Artie Maddicks
Match 8: Somnus vs. Thunderbird
Match 9: Cannonball vs. Lila Cheney
Match 10: Armor vs. Kwannon
Match 11: Banshee vs. Blink
Match 12: Synch vs. Warpath
Match 13: Khora of the Burning Heart vs. Morgan Red
Match 14: Chamber vs. Selene
Match 15: Leech vs. Toad
Match 16: Pyro vs. Frenzy
Match 17: Escapade vs. Cypher
Match 18: Klara Prast vs. Glob Herman
Match 19: Wind Dancer vs. Sunfire
Match 20: Callisto vs. Birdy
Match 21: Spyke vs. Akihiro
Match 22: Siryn vs. Marrow
Match 23: Hope Summers vs. Trinary
Match 24: Wolverine vs. Namor
Match 25: Legion vs. Gabby Kinney
Match 26: Bling! vs. Darwin
Match 27: Rachel Summers vs. Angel Salvadore
Match 28: Shatterstar vs. Stepford Cuckoos
Match 29: Warlock vs. Black Tom Cassidy
Match 30: Angel vs. Madelyne Pryor
Match 31: Hindsight vs. Catseye
Match 32: Elixir vs. Dust
Remember, this tournament is a contest of popularity, not a contest of abilities. As always, asks and propaganda are both welcomed and encouraged.
Contestants Index
12 notes · View notes
electram1 · 2 years ago
Note
Sei la persona che è stata ufficialmente designata per scrivere il "MESSAGGIO nella bottiglia", non quello classico del naufrago sull'isola deserta, bensì quello concepito dall'essere umano e diretto agli altri abitanti del sistema solare.
Devi spiegare cos'è la Terra e com'è l'uomo, ciò che veramente noi siamo, perché dovrebbero venire a trovarci o non piuttosto evitarci come la peste.
Un discorso fiume, o anche poche, significative parole. Come ritieni più opportuno. Grazie a nome del pianeta.
Noi umani, siamo considerati al vertice di una piramide, dal punto di vista evolutivo. Siamo il genere Homo e per la precisione homo sapiens sapiens. Ma forse tanto sapiens non siamo. Caro extraterreste, se venissi a trovarci, troveresti un pianeta meraviglioso, pensa siamo denominati il pianeta azzurro. Noi umani siamo molto accoglienti e ti faremmo fare un bel tour per farti ammirare dove "abitiamo" e tu probabilmente rimarresti entusiasta. Ovviamente non ci soffermeremmo solo dal punto di vista naturalistico ma ti faremmo ammirare tutto ciò che per millenni abbiamo realizzato nell’ambito delle arti: vedi la Musica, la Pittura, la Scultura. Peccato che non possa presentarti personaggi considerati geni come Michelangelo, Leonardo Da Vinci, Chopin, Mozart, oppure famosissimi scienziati quali Einstein, Darwin, Mendel, famosi poeti come Leopardi, Ungaretti, Manzoni. Se fossimo negli anni 60 come non portarti al raduno storico del festival di woodstock e pensa che, nello stesso periodo, siamo arrivati sulla Luna, il nostro satellite. Ora devo dirti che dopo averti fatto fare questo tour, nel tempo e nello spazio, ti accorgeresti che la terra, la nostra casa, la stiamo maltrattando e non ce ne prendiamo cura come dovremmo realmente, pertanto ti consiglio di non affrontare questo viaggio intergalattico, anzi, e se per caso qui la situazione dovesse farsi insostenibile mi ospiteresti da te?
p.s. ma voi avete l' ossigeno? A risposta negativa non se ne fa nulla e noi Sapiens, che tanto Sapiens non siamo, dovremmo iniziare ad usare quella cosa che si chiama "cervello" che tanto poco usiamo!
ciaooooooooo ^^
Antonella
3 notes · View notes
atyourside · 3 months ago
Text
Kaget banget dengar kabar intan hari ini. Throwback cerita intan dulu gimana yang tiba tiba di lamar sama cowok bogor terus nikah super mewah dan di selamat-in oleh banyak orang, termasuk semua teman teman ku yang udah pada jadi artis dan selebgram, hadir ke acara nikahannya intan.
But five years later, today, liat postingan kdrt oleh suaminya. Nauzubillah. Selain memang kasian sama intan, yang jadi concern ku juga anak-anaknya. Pernikahan ga semenyeramkan itu jika kita menikah dengan orang yang tepat, tapi akan menjadi mimpi buruk seumur hidup jika kita menikah dengan orang yang salah.
Banyak pro dan kontra atas video cctv yang di share oleh intan di media sosial, dan tentu saja media sosial saat ini berpihak kepada intan.
Tumblr media Tumblr media
Eggy dan agip bahkan juga ikut berkomentar di media sosial pribadi mereka yang mereka sendiri adalah influencer. Agak agak riskan memang ketika punya circle influencer, disituasi seperti ini tentu intan menang banyak. Hampir semua orang berada di pihaknya.
Tapi yang namanya rumah tangga tetaplah rumah tangga. Ada banyak pintu maaf terbuka bagi pasangan yang memang saling menyayangi. Nyatanya, ada banyak kesempatan bagi intan untuk meninggalkan suaminya disaat dulu pertama kali ia alami, baik perselingkuhan, kdrt atau perlakuan lainnya. Tapi dia memilih untuk bertahan, karena ada banyak pintu maaf baginya hingga bahkan masih rela memberikan keturunan.
Irony rumah tangga. Kini media telah mengetahui perbuatan pasangannya, dan netizen tidak memiliki pintu maaf atas pasangannya tersebut. Namun, apakah benar kali ini intan benar benar telah menutup pintu maafnya? Semoga saja iya ya. Karena biasanya korban kekerasan kerap merasakan rindu kepada pelaku dan berakhir memaafkan serta berniat memperbaiki hubungannya dengan pasangannya. Dengan video yang di bagikan di media sosial bukan berarti berakhirnya sebuah hubungan jika tidak di akhiri oleh hati. Dan biasanya ketika diakhiri oleh hati, tidak butuh validasi oleh oranglain.
Tidak ingin menghakimi siapapun, tapi saya pun pernah mengalaminya. Satu satunya yang saya syukuri adalah, dia tidak pernah melakukan tindak kekerasan fisik. Bahkan sangking tidak diketahui oleh publik tentang perpisahan ku dan mantan, malah pada nyangkain baik-baik aja sama suami.
Tumblr media
Darwin, chindo aceh, temen lamaku. Aku tau dia stay di jakarta juga. Sebelum nikah aku sempat meet up sama darwin di CP. Dia sering mantau postingan atau ig story yang bahkan sangat jarang ku posting haha. Sebegitu rapatnya aku simpan masalah pribadi apalagi masalah rumah tangga.
Apa yang paling penting adalah apa yang kita rasakan.
Ketika aku sudah merasa cukup atas suatu perilaku yang tidak bisa aku terima, I will leave even without notice. Aku bahkan bilang sama ruli “Aku mau kita bertahan ya. Aku masih disini. Jika kamu yang ninggalin aku, maka itu keputusan kamu yang. Mungkin berat bagi aku buat terima tapi jangan minta aku bertanggung jawab atas keputusan yang kamu ambil sendiri. Aku akan bertanggung jawab atas keputusanku, termasuk ketika aku memutuskan untuk bertahan walau akhirnya ditinggalkan”
Benar sekali, akan ada banyak pintu maaf untuk seseorang yang berstatus “suami” bagiku. Namun ketika sudah berakhir, aku bahkan tidak mengingat perasaan yang pernah aku berikan kepadanya dulu. Aku dan dia kini sudah bahagia, mungkin. Aku tidak peduli apakah dia bahagia atau tidak, yang penting aku sudah bahagia. Bagian akhir dari proses mencintai adalah tidak peduli.
But, thank you for trying.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
asrisgratitudejournal · 1 year ago
Text
Stage
Sesungguhnya ga inget kapan pertama kali I caught interest in stage production, tapi I do realise that I have A LOT OF interest in it in the last 3 to 4 years (kayanya turning pointnya Kpop sih covid 2020, + ps. beneran kalau mau having the best audiovisual experience of a stage, itu di Kpop sih gaada yang ngalahin, I’m sorry Coldplay, or western act in general, I still think u kebanyakan gimmick… *emoji salim*). Kalau interest di sound engineering mah sepertinya udah bisa di-trace back lebih jauh lagi karena dulu tiap Wisjul, Wisapril, Wisokto kalau mau cari Noni ya akan selalu hadir Gladi Resik di Sabuga H-1 hari wisuda, berdiri stand by di lantai 2 di belakang mixer tried to make sure suara condensor satu ga lebih gede dari yang lain, suara contrabass-nya ok, dsb.
2023 ini sendiri Alhamdulillah aku sudah datang… Music Bank di La Defense Paris, Lollapalooza Paris, Beyonce, The Weeknd… (Trevor Noah dan Chris Hadfield ga kuhitung show karena mereka technical intricacy-nya ga sesulit music show dengan live band). Orang-orang kadang mikir aku nonton konser solely for the ARTIST (which is not entirely wrong, I respect the artists with my entire heart of course). Tapi beneran, kalau respect-ku ke artis nilainya 100, respect-ku ke the whole production/stage crew, literally orang-orang behind the stage yang ga keliatan yang technically working their ass off to put the show together: yang nyusun track list, ngatur flow, CONTROLLING WHICH CAM TO SHOW ON THE SCREEN??, speaker di mana ada berapa, controlling lampu sorot dan fire/pyro atau gimmick apapun lah yang dipake, the audio engineers, dan semua-semuanya pokoknya, itu 100x respect-ku ke artist, jadi nilainya 10.000. Menurutku orang-orang ini hero sih. Posisi mereka in my heart hampir setara dengan orang-orang yang putting together the foundation of science: Lyell, Darwin, Wegener (well, MY field of science).
Bahkan ga cuma pas show-nya sih. Pre-show dan post-show juga. Yang selalu ku perhatikan betul-betul adalah gimana they do crowd control. Kemarin O2 Trevor Noah itu literally 20k orang. What was the biggest place I’ve been to? London stadium? Yes, it’s London stadium 80k.I always observe how they separate the entrance, what kind of tech they use to scan your ticket (I am very conservative I prefer having people do the scan with handheld device manually rather than self-scanning on a turnstile), how they do security check. Masih paling fascinated with the way people here do crowd control post-show sih. Pre-show yaudahlahya orang masih dateng di jam yang beda-beda. Lah post-show literally sejumlah manusia ini keluar berbondong-bondong di waktu yang sama dan in most cases they will take the same line of tube gitu kan. Apa ga risk hazard banget itu orang dempet-dempetan ngantri ke satu stasiun tube yang sama???
Terus yaudah ku masih yang “wow bisa ya ini semua diatur kalau semua pihak kerja sama yang bener, punya common goal yang sama”, si policenya bantuin, si arena-nya juga ada role buka tutup pintu, EO concertnya hire security yang bener (well mostly dari arenanya juga sih biasanya), terus yaudah artistnya juga jadi ga perlu ikutan mikirin hal-hal teknis selain performance?? Mereka tinggal latihan aja yang bener terus perform yang bener.
There is very specific reason why I chose to be a researcher/scientist: I find working with people sucks. I also chose to work with rocks ya simply karena rock won’t complain aja, and they are fair, unlike human. I think mindset ini unconciously muncul ya karena I used to work in environmentnya Indonesia, orang-orangnya sucks aja in general. Mungkin karena miskin (don’t @ me), jadi competitivenessnya tinggi sekali and you have to step on other people to be on top. Gabisa gitu yang be on top together (kalau ada orang Indo bilang “see you on top” to you, maksutnya adalah bukan kalian akan be on top di level yang sama melainkan dia di atas lo dikit, lo masih di bawah dia dikit).
Jujur mau ngomong apasih Non inti pos ini apa. Gatau. Lagi capek aja kayanya.
Oh tau deng. Intinya cuma mau bilang I take pride on what I am doing especially when it is related to things I have big interest on, contohnya adalah: stage, and performance (other things include: field trips related to science and rocks, and teaching). Terus ya kadang orang gabisa lihat aja gitu kayak how enjoyable things are for me? Kaya misalnya ku ngeluh capek nih emosi sama orang gara-gara ngurusin stage terus orang yang dicurhatin yang: “yaudahsih kak gausah dikerjain aja kalau gitu?”. BRO. You have no idea. Terus kadang aku frustrated banget juga karena si lawan bicara aku gapunya specific thing yang they REALLY enjoy doing?? Atau they REALLY have HUGE respect of? Jadi susah gitu loh ngejelasinnya. Kalau yang ngomong adalah teman yang suka lari gitu misalnya, ku bisa bales bilang “I really can’t say to you ‘yaudahsih gausah HM (Half-Marathon) kalau emang capek trainingnya?’, can’t I?”. Tapi ya logis juga sih, orang-orang yang ngasih komen kaya gitu juga (sorry banget nih), ya emang orang yang ga punya thing they REALLY LOVE or enjoy doing juga makanya mereka gabisa relate alias lo ngapain hidup di dunia ini only for being boringgggggg.
Udah tapi itu aja unek-unek yang mau dikeluarin: cuma that I have MAD RESPECT for people who are running shows. Whatever kind of show they are doing: live music skala kecil di pub, huge concert in arena (ESPECIALLY HUGE CONCERTS IN ARENA), talk show, stand-up comedies, musical, play, bahkan live talk show di TV juga. Ku kayanya kalau ga jadi geologist dulu (dan kalau di hidup ini kita ga butuh uang, which is a very impossible scenario), bakalan ambil sekolah audio engineering deh (sebetulnya recently lagi suka banget painting lagi juga kan, pengen ambil art juga sih, atau botany! Capek banget jujur keep up with my own interest, I feel bad for my brain). Props to my people in show business! (Which I have no friend in). (I also just started to realise how boring my friends are, where are my COOL friends??!) (Ya gak kerja di academia in the first place sih Non kalau mau punya cool friends, we are ALL nerds).
Dah gitu dulu aja sepertinya for today, mau tidur dulu sebelum my new thought interrupting my other recurring thought. I had a fun day indeed. I also just realise how much I love seeing people in general walaupun kadang pengennya tu Minggu cuma baca buku aja gitu kan apalagi kalau cuacanya hujan-hujan dingin kaya tadi (But I did read a chapter earlier in the morning! About ants di Manu reserve forest. Very interesting. I recently got into biology and conservation for no reason…).
Wishing us all a good week ahead!
Flat 39 Castle Mill, 22:35, 26/11/2023
0 notes
unisvers · 1 year ago
Video
#Autunnale delle Arti from vittorio e.pisu on Vimeo.
Gruppo Culturale Alessandra Sorcinelli presenta Autunnale delle Arti Seconda Edizione esposizione Arti pittorica scultorea momenti musicali letture emozionali espressive moda brand Artmea reading letterario presentazione di scrittori laboratorio emozionale ingresso libero e gratuito
10, 17 e 24 Novembre 2023
Caesar's Hotel Via Charles Darwin 2/4, Cagliari
Una trasmissione S'Arti Nostra Un film di Vittorio E. Pisu
0 notes
darwindrawz · 3 years ago
Text
I can play at least three chords on electric guitar. Where the fuck is my boyfriend.
9 notes · View notes
applesaucesims · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Apparently, Artemisia actually had the mean trait, so when she came over for a visit, she and Edward immediately got into an argument.
20 notes · View notes
tanyanamabayi · 6 years ago
Text
Arti Nama Darwin Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Darwin Dan Rangkaian Namanya
Tumblr media
Arti Nama Darwin – tanyanama.com. Menurut KBBI, nama adalah kata yang digunakan untuk menyebut atau memanggil orang. Jika kita pelajari lebih dalam, nama bukanlah sekedar panggilan ataupun sapaan belaka, arti nama bisa menjadi doa dan pengharapan orang tua kepada sang anak. Karena itulah pemilihan nama bagi si buah hati bukanlah hal remeh yang bisa diabaikan begitu saja.
Saat memilih nama anak…
View On WordPress
0 notes
transhawks · 5 years ago
Text
Tumblr media
okay, any remaining hope I had for the MLA and their ideology is now gone; they’re officially not only not bad at any liberation by being utterly bourgeois, they’re also just essentially fascists and social Darwinian at that.
I’m here for Gigantomachia pulverizing them.
Tumblr media
153 notes · View notes
tournament-of-x · 1 year ago
Text
The Hole
Announcement!
Round 3 has concluded! While the losing contestants from this round will forever remain in the Hole, the following contestants will move on to Round 4:
Dazzler (82.7%)
Greycrow (52.5%)
Tempus (81.9%)
Forge (59.4%)
Lourdes Chantel (53.1%)
Anole (56.1%)
Artie Maddicks (60.9%)
Thunderbird (77.3%)
Lila Cheney (64.1%)
Kwannon (81.9%)
Blink (57.0%)
Warpath (61.2%)
Morgan Red (54.1%)
Selene (60.4%)
Toad (65.3%)
Frenzy (77.9%)
Cypher (81.8%)
Glob Herman (62.3%)
Sunfire (72.1%)
Birdy (58.3%)
Akihiro (59.1%)
Marrow (63.4%)
Trinary (63.5%)
Namor (68.5%)
Gabby Kinney (79.4%)
Darwin (54.9%)
Angel Salvadore (69.0%)
Stepford Cuckoos (72.4%)
Black Tom Cassidy (53.3%)
Madelyne Pryor (72.3%)
Catseye (64.2%)
Dust (86.7%)
12 notes · View notes
semkaroba · 3 years ago
Text
Karya malpraktik di Papua dan penentuan nasib sendiri
Papua No. 1 News Portal | JubiOleh: Siorus Degei*Pada 1960, Henry Lewis McKinney, mahasiswa program doktoral di bidang filosofi dari Cornell University penasaran dengan dua surat yang dikirim oleh Wallace pada 9 Maret 1858 dari Ternate, Maluku, kepada Charles Darwin dan dua bersaudara Walter Bates dan Frederik Bates. Dua surat inilah yang menjadi tesis tulisan McKinney, Alfred Russel Wallace and…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
caldrive · 2 years ago
Text
Tumblr media
Darwin Station, Darwin, California. I like this town — not quite a ghost town yet, with a kinda surprisingly arty feel to bits of it along with the inevitable desert junk and decay. I've been an outsider just passing through for thirty years now…
93 notes · View notes
skyfire85 · 3 years ago
Text
FLIGHTLINE: 198 - SCALED COMPOSITES/NORTHROP GRUMMAN MODEL 281 PROTEUS
Tumblr media
-The Scaled Composites Proteus high altitude research aircraft. | Photo: NASA
FLIGHTLINE: 198 - SCALED COMPOSITES/NORTHROP GRUMMAN MODEL 281 PROTEUS
Originally intended to act as a high-altitude telecommunications relay, the Proteus has also undertaken various research programs for US government.
The Proteus was conceived by legendary aircraft engineer Burt Rutan for high-altitude, long endurance missions, in particular as a less-expensive alternative to satellites as a telecommunications relay. Such an aircraft would need to be light but very strong, as well as being able to fly with a payload for as long as possible. Rutan's design was, as was typical for him, very unusual. The cylindrical fuselage has two tandem wings, the forewing just aft of the cockpit and the second longer main wing at the rear, just below the two engine pods. Two booms extended aft of the wing, each supporting a vertical stabilizer; there were no horizontal fins. The Model 281, later christened Proteus, is almost entirely an epoxy/carbon fiber composite, resulting in an empty weight of 5,860lbs, impressive for an aircraft that is 56' long and with a wingspan of 77' (with optional wingtips that extend the width to 92'). On the ground, the need to hang equipment pods under the fuselage resulted in long landing gear, with the top of the tails sitting nearly eighteen feet off the ground.
Tumblr media
-Orthograph of the Proteus. | Illustration: Dr Dan Saranga
As the original mission called for long endurance, up to eighteen hours at 60,000 feet, the Model 281 was designed to be optionally manned, with either on-board autonomous controls or ground based remote piloting systems guiding the plane. Alternatively, two pilots can fly the plane in the pressurized cockpit. Two Williams FJ44-2 turbofans, each producing 2,300lbf of thrust, propel the Model 281 to a top speed of 313mph, though cruise is a leisurely 219mph at 20,000'. The aircraft was built at Scaled Composites Mojave, California plant, with the maiden flight on 26 July 1998. Flight testing progressed throughout 1999, with the aircraft making an appearance at the Paris Air Show, flying non-stop from Bangor, Maine to France. The Proteus flew daily demonstrations to show off not only the plane, but also the communications technology it was expected to carry.
Tumblr media
-The Proteus in Paris, with HyperSpectral Sciences' ARTIS pod slung underneath. | Photo: Scaled Composites
After the Paris show, the Model 281 returned to to the US for the AirVenture show in Oshkosh, were it demonstrated HyperSpectral Science's Airborne Real-Time Imaging (ARTIS) camera pod, which took visual and near-IR images of the crowd, which were then beamed near-instantaneously to monitors on the ground. Afterwards, the plane flew to Mojave to start test flights for the system it was intended to support, Angel Technologies HALO Network, which intended to provide wireless broadband access to metropolitan areas via a series of aircraft. Testing of Angel's project, which included a 14-foot diameter millimeter-wave radar (MMR) dish suspended below the Proteus, began in the Autumn of 1999, and progressed through the summer of 2000. Once the testing concluded and funding was provided, Scaled Technology Works, a subsidiary of Scaled Composites, would have taken over production of the operational HALO aircraft, based on the Proteus, which would then be fitted out by Raytheon. Although the test series proved that the HALO system worked, advances in other technologies, particularly long distance fiber-optic lines, made the project redundant.
Tumblr media
-The Proteus with the HALO antenna on the aircraft's dorsal mount. | Photo: Scaled Composites
This was not the end of the Proteus' missions, however. The Model 281's ability to reach high altitude for long periods made it attractive to various governmental agencies as a research platform. During 2000, the Proteus flew the National Polar-Orbiting Operational Environmental Satellite System Airborne Sounder Testbed – Interferometer (NAST-I) instrument pod for the Department of Energy, as well water vapor experiments as for the ARM-FIRE AFWEX program. In 2001 several missions for NASA were undertaken, including the Transport and Chemical Evolution over the Pacific (TRACE-P) project, again flying the NAST pod with over 126 flight hours being logged as the plane flew from Alaska, Hawaii and Japan.
Tumblr media
-Proteus with the NAST-I pod in flight. | Photo: NASA
Later in the year the Model 281 moved to the US East Coast as part of the Chesapeake Lighthouse & Aircraft Measurements for Satellites (CLAMS) program, flying out of NASA Wallops as one of a number of aircraft experimenting with different methods of remotely measuring ocean conditions. The following year, the USAF contracted the Proteus to carry a 30' long target pod for the YAL-1 Airborne Laser aircraft. The pod had over 2,000 optical sensors to detect the laser being fired, but due to scheduling conflicts it was never actually used, and a different system was added to the NKC-135 Big Crow for the YAL's test phase. One of those conflicting programs was NASA's Environmental Research Aircraft and Sensor Technology-Detect See and Avoid (ERAST-DSA), which involved the Proteus flying in a semi-autonomous capacity to develop a traffic control system for UAVs. ERAST ran from March to April, and involved the Proteus being fitted with a number of radar and communications systems, including a Goodrich Skywatch HP Traffic Advisory System and an Amphitech OASys 35 GHz radar, and flown remotely (with safety pilots on-board) while various other aircraft were flown around it on potential collision courses to test the systems' abilities to detect the oncoming threat. The ground pilot was then able to direct the Proteus away from the intruders. In May and April the plane was again flying for NASA, this time as part of the International H2O Project (IHOP 2002), which involved flying the Holographic Airborne Rotating Lidar Instrument Experiment to gain a clearer understanding of four-dimensional (4-D) distribution of water vapor and its application to improving the understanding and prediction of convection, in the interests of improving forecasting techniques. In July the 281 was fitted with wingtip extensions and canards for NASA's Crystal-FACE project, which measured tropical cirrus clouds during flights from Key West, Florida, sometimes flying as far south as Belize. For this program, the Proteus was flying along with several of NASA's other high fliers, including the ER-2 and WB-57.
Tumblr media
-The Model 281 in Key West, with work being done to the FACE pod. | Photo: NASA
In the autumn of 2002 the Proteus was again flying in support of the the DoE's ARM program, this time testing the ARM-UAV instrument pod to allow further development of HALO UAVs to study the effect of cirrus clouds on the Earth's radiation balance. In addition to flights over the continental US, other phases involved the Proteus being based out of Fairbanks, Alaska in October 2004 and from Darwin, Australia in February 2006. Also in 2006, the USAF contracted the Proteus to carry the Multi-Platform Radar Technology Insertion Program (MP-RTIP) pod, being developed for the RQ-4B Global Hawk. The system, when fully developed, would allow the Global Hawk to track slow-moving ground vehicles as well as low-flying targets like cruise missiles and UCAVs. The pod, 30 feet long and weighing 3,000 pounds, was one of the largest and heaviest payloads carried to date by the Model 281.
Tumblr media
-Proteus carrying the massive MR-RTIP pod over Southern California in 2006. | Photo: Northrop Grumman
Proteus has been contracted by other companies as well, flying several missions in 2005 for Transformational Space Corp. (aka t/Space) to test their trapeze system for an air-launch rocket system which had been proposed for NASA's Commercial Orbital Transportation Services (COTS) and Commercial Crew Development (CCDev) programs. Northrop Grumman, which had acquired Scaled Composites in 2007 and now operates the company as a subsidiary, has offered a militarized version of the Proteus, as the Model 395, to the USAF as part of a 2004 request for proposals for a HALO UCAV capable of flying at 35,000 to 50,000 feet for 16-30 hours with a payload of 3,000 pounds. A fully UAV modification of the Model 281, the proposed UCAV would have mounted a sensor turret under the nose as well as a synthetic-aperture radar pod forward and weapons racks under the center fuselage, including triple racks for 500lb JDAMs or a single 5,000 bunker buster. The Model 395 was not selected, but Northrop continues to refine the concept.
Tumblr media
-Rendering of the Model 395, armed with bombs. | Photo: Northrop Grumman
RECORD HOLDER Proteus has set several world altitude records in FAI Class C-1e (Landplanes: takeoff weight 3,000 to 6,000 kg (6,600 to 13,200 lb)), Group 2 (turbojet) including:
Altitude: piloted by Mike Melvill and Robert Waldmiller, 19,277 m (63,245 ft) on 25 October, 2000.
Altitude in horizontal flight: piloted by Mike Melvill and Robert Waldmiller, 19,015 m (62,385 ft), also on 25 October, 2000.
Altitude with a 1,000 kg (2,200 lb) payload: piloted by Mike Melvill and Robert Waldmiller, 17,067 m (55,994 ft), on 27 October, 2000.
Tumblr media
-The Proteus cuts a unique, but graceful figure. | Photo: NASA
youtube
30 notes · View notes
elizamardian · 4 years ago
Text
Pembangunan & Keterkaitan Sosial, Ekonomi, Lingkungan dan Teknologi
Makna Pembangunan
Makna pembangan seiring waktu memiliki arti yang berda. Istilah pembangunan dalam artian saat ini berasal dari pemikiran pembangunan modern era pasca perang dunia. Kurt Martin (1991) memandang bahwa para ahli ekonomi politik klasik mulai dari David Ricardo hingga Karl Max merupakan pemikir pembangunan karena menangani permasalahan pembangunan ekonomi yang serupa. Selama perang dingin terjadi persaingan dua strategi pembangunan antara kapitalisme dan komunisme. Dalam konteks umum, pembangunan adalah mengejar ketertinggalan industri maju. Cowen dan Shenton menemukan makna lain dari pembangunan. Pada abad ke-19 pembangunan menurut mereka mengacu kepada perbaikan akibat kemajuan yang terjadi. Hal ini melibatkan beragam pertanyaan seperti populasi (teori Malthus), pengangguran dan pertanyaan sosial (Karl Max).
Sejalan dengan itu, pemikiran pembangunan pada abad ke-20 di eropa merupakan reaksi atas kegagalan kebijakan dimana industrialisasi membuat orang-orang kehilangan pekerjaan dan hubungan sosial menjadi terkikis. Pembangunan ekonomi modern pendahulu adalah ekonomi colonial di Eropa dan koloninya. Singkatnya, pada awalnya perdagangan oleh perusahaan yang disewa, diikuti dengan perkebunan dan pertambangan. Pada tahap selanjutnya, kolonialisme membentuk suatu badan hukum untuk mengelola perekonomian yang tidak hanya menguntungnya penjajah tetapi juga penduduk lokal. Keunggulan komparatif koloni adalah menjual bahan mentah, sehingga industrialisasi bukan bagian dari ekonomi kolonial.
Dalam pemikiran pembangunan modern, inti dari pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi seperti teori pertumbuhan dan big push teori. Seiring berjalannya waktu mekanisasi dan industrialisasi menjadi bagian dari ini, pembangunan adalah yang digerakkan oleh negara. Ketika pemikiran pembangunan diperluas mencakup modernisasi, maka pertumbuhan ekonomi dikombinasikan dengan modernisasi politik yakni pembangunan negara, sedangkan modernisasi sosial yakni menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan orientasi pencapaian. Dalam teori ketergantungan, Inti dari pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi atau akumulasi modal. Pembangunan disebutkan sebagai ketertinggalan, sebab terjadi ketimpangan dan kebergantungan dari negara bekas koloni terhadap bangsa barat.
Pemikiran pembangunan alternatif mulai memperkenalkan pemahaman baru mengenai pembangunan yang berfokus pada pengembangan sosial dan komunitas (Friedman 1992). Pembangunan manusia pada pertengahan tahun 1980 mengantarkan pada pemahaman mengenai pembangunan kapasitas mengikuti Amartya Sen yang juga mengenai kapasitas dan hak. Dalam laporan pembangunan manusia oleh UNDP, definisi utama pembangunan adalah the enlargement of people’s choices. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah perubahan yang digerakkan oleh masyarakat.
Perspektif yang berbeda mengenai pembangunan muncul dalam waktu bersamaan. Neoliberalisme sebagai wujud baru ekonomi neoklasik menghilangkan dasar dari ekonomi pembangunan. Paham ini mengandalkan mekanisme pasar, dimana peran negara dibatasi. Adanya campur tangan pemerintah akan mendistorsi pasar, sehingga menjadi tidak efisien. Tujuan untuk pertumbuhan ekonomi dicapai dengan deregulasi, liberalisasi, privatisasi untuk mengurangi intervensi pemerintah. Neoliberalisme mengambil alih peran negara dan diberikan kepada mekanisme pasar. Pemikiran pasca-pembangunan pun mengedepankan anti pembangunan. Negara dituduh sebagai otoriter, tujuan pertumbuhan ekonomi pun disangkal dan hasilnya menjadi kegagalan atau bencana bagi mayoritas masyarakat. Perbedaan makna pembangunan ini berkaitan dengan perubahan hubungan antara kekuasaan hegemoni yang menjadi dari bagian pandangan dalam cemin kolektif.
Keterkaitan sosial, ekonomi, lingkungan & teknologi dalam pembangunan
Dimensi sosial dalam pembangunan didiskusikan dengan kriteria yang fokus pada hal-hal materialistik. Hal inilah yang menciptakan asumsi bahwa pembangunan hanya menitikberatkan pada dimensi ekonomi dan mengesampingkan dimensi lainnya seperti dimensi sosial dan lingkungan. Adapun definisi dari developed & undeveloped yang ada saat  ini sangat terbatas pada kondisi ekonomi tertentu dan tidak dapat menjelaskan dinamika dari masyarakat, keinginan atas kemajuan dari populasi, tidak hanya dalam konteks materialistik, sekaligus juga pengalaman dari pengecualian sosial dari negara atau daerah yang belum maju (Willis, 2011).
Pertumbuhan ekonomi dengan model Rostow menjelaskan adanya transformasi sosial. Hal tersebut berawal dari pemikiran Herbert Spencer yang mengadaptasi teori Evolusi dari Charles Darwin dalam menjelaskan pergeseran pola organisasi sosial sebagai justifikasi atas dominasi kelompok yang kuat terhadap kelompok  yang lemah atau kurang beruntung (Willis, 2011). Sedangkan Emile Durkheim mengangkat gagasan control kelompok sosial untuk mempertahankan keseimbangan. Masyarakat modern menjadi lebih kompleks sehingga individualism muncul disebabkan partisipasinya dalam kegiatan ekonomi. Gagasan tersebut kemudian dikembangkan oleh Talcott Parsons yang mengidentifikasi pengaruh eksternal masyarakat seperti teknologi dan kebudayaan serta mengangkat perbedaanstatus   masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.
Max Weber yang menganalisa fenomena keterkaitan antara kelompok Calvinis Protestantisme dengan pertumbuhan industri di Jerman pada abad ke-19, dimana individu dengan etika kerja dan penundaan terhadap penghargaan atau keuntungan pribadi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan gagasan-gagasan tersebut, dimensi kemajuan sosial masih melekat kepada aktivitas ekonomi atau indikator materialistic lainnya. Banyaknya kritik bahwa pembangunan terlalu berorientasi pada ekonomi kemudian menyebabkan kemunculan pemikiran mengenai pembangunan yang diperkaya aspek-aspek sosial & kultural seperti mengaitkan dengan unsur keagamaan, gender, usia, serta budaya. Namun, inti pembahasan mengenai perspektif  sosial  dan kultural pada pembangunan maupun indikatornya masih bersifat materialis, sehingga menciptakan nuansa ekonomi dan pembangunan seolah diitekankan pada ekonomi,  bukan sosial.
Pertimbangan dimensi lingkungan dan teknologi dalam pembangunan dimunculkan setelah banyaknya terjadi kerusakan lingkungan akibat penggunaan teknologi modern untuk memaksimalkan sumber daya yang langka. Jauh sebelum itu, pada saat terjadinya revolusi industri di Inggris, telah mengakibatkan terjadinya arus urbanisasi yang cepat sehingga berdampak kepada lingkungan dan kesehatan penduduk urban. Fredrich Engels melalui bukunya yang berjudul The Condition of The Working Class in England pada tahun 1840an menggambarkan kepadatan penduduk di perkotaan, kemiskinan dan proses industri yang tidak teratur, berdampak kepada lingkungan.
Modernisasi di sektor pertanian pada era revolusi hijau (1950-1960an) memperlihatkan dampak pengrusakan lingkungan.  Modernisasi yang dilakukan dengan menanam tanaman pangan seperti jagung, gandum, beras dan barley di negara bagian selatan telah berdampak kepada pengurangan keanekaragaman hayati, meningkatkan kebutuhan air serta polusi yang diakibatkan oleh penggunaan zat kimia (Barrow, 1995: Willis, 2011). Terjadinya revolusi hijau ini tidak terlepas dari upaya untuk melepaskan diri dari “jebakan” Malthus mengenai batasan dalam penyediaan pangan ditengah peningkatan jumlah penduduk. Sehingga, berbagai negara terdorong untuk menggenjot produksi pertaniannya dan membuat mereka menjadi eksportir pangan. Banyaknya gerakan kampanye lingkungan pada tahu 1960an menjadi tonggak awal isu lingkungan mendapat perhatian.
Pada tahun 1983, lembaga internasional United Nation membuat organisasi semisal The World Commission on Environment and Development (WCED). Tujuan dari WCED ini untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang terjadi dan tantangan pembangunan dengan berbagai permsalahannya. Pada tahun 1987, WCED mempublikasikan temuannya dalam laporan yang berjudul “Our Common Future”. Dalam temuannya tersebut, dijabarkan mengenai tantangan lingkungan yang dihadapi dunia, meneliti bagaimana kerusakan lingkungan akan menghambat pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dan kerugian lainnya akibat pengrusakkan lingkungan. Laporan tersebut menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan sebagai tujuan bersama masyarakat global. Hingga pada akhirnya, pembangunan berkelanjutan ini dituangkan kedalam agenda Millenium Development Goals (MDGs) yang kini berganti menjadi Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda SDGs disusun tidak hanya berfokus pada upaya pemenuhan masa kini, akan tetapi untuk masa yang akan datang. SDGs ditujukkan untuk memastikan semua manusia dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi yang selaras dengan lingkungan.
Sumber :
Willis, Katie. 2011. Theories and Practices of Development. Routledge
Desai, Vandana. Robert Potter. 2014. The Companion to Development Studies. Routledge
Pieterse, Jan Nederveen. 2010. Development Theory. Sage Publication Ltd
Sachs, Wolfgang. 2019. The Development Dictionary. Zed Books
9 notes · View notes