Tumgik
#alvamenulis
arioagio · 3 years
Text
Tentang aku.
Lembaran 5
Aku dan masa-masa sulitku.
Ya, setiap insan pasti akan merasakan masa-masa sulit.
Setiap insan pasti pernah merasakan masa-masa sulit.
Tanpa terkecuali aku.
Ya, masing-masing kita punya permasalahannya sendiri. Punya kesulitan masing-masing.
Tetapi yang membedakannya adalah bagaimana cara kita menanggapi atau merespons permasalahan yang ada.
Ada yang bisa menanggapinya secara positif, tapi ada juga yang menanggapinya dengan penuh kekecewaan, penuh kesedihan, bahkan ada amarah.
Aku bahkan sampai saat ini juga masih belajar, untuk menanggapi sesuatu permasalaham hidup dengan lebih dewasa, lebih positif.
Karena, biasanya kalo permasalahannya sudah cukup sulit dan terjadi berkali-kali, biasanya aku akan menangis dan berdiam diri dan selalu berharapa bahwa semua akan baik-baik saja.
Terlintas di pikiranku, bertanya, "sampai kapan ini semua akan berakhir, padahal aku sudah cukup lama berdiri dan bertahan, tapi permasalahan ini tak kunjung reda, malahan justru semakin pelik untuk dijalani.
Tidur terganggu, pola makan berantakan, semuanya jadi rumit sendiri pada akhirnya, karena hanya memikirkan bagaimana diri ini bisa keluar dari belenggu masa-masa sulit.
Lesson to learn.
Dibalik setiap masa-masa sulit akan ada pembelajaran. Entah pembelajaran itu akan terbungkus dalam bentuk permasalahan apapun.
Ya, aku salah.
Karena aku hanya berfokus pada ketakutanku. Fokus pada permasalahannya saja.
Akibatnya ketakutan itu memakan habis tubuhku dan membuatku jatuh lemah tak berdaya, tak ada harapan.
Padahal, kalo aku bisa fokus aja dengan pemikiran positif dalam menanggapinya maka masa-masa sulit sebenernya itu akan mengajarkan banyak pembelajaran.
Self-reminder.
Aku tahu, prakteknya tidak akan semudah dengan teorinya. Butuh waktu. Butuh proses. Tidak akan secepat seperti memutarbalikkan tangan.
Tapi, cobalah untuk memulainya terlebih dahulu untuk melihat segala masa-masa sulit dari sisi positif yang ada. Apapun itu bentuknya.
Masa sulit itu diizinkan Tuhan terjadi di dalam kehidupan kita, agar kitanya menjadi lebih kuat, lebih sabar, lebih dewasa, menjadi lebih baik lagi.
Karena hidup sejatinya akan ada selalu pembelajaran, akan ada masa-masa sulit yang menghampiri, karena itu mintalah kepada Tuhan untuk selalu menguatkan kita.
Tapi ingatlah, ketika telah melewati masa-masa sulit yang ada, kita akan bersyukur dan berterima kasih karena masa-masa sulit tersebut boleh terjadi dalam kehidupan kita.
Percayalah, kebahagaiaan itu sudah menunggumu. Bertahanlah.
With ❤️ to you,
From
Alva Rio.
0 notes
arioagio · 3 years
Text
Tentang aku.
Bagian 1
Aku dan ketidak-pedeanku.
Ya, begitulah aku, sering takut untuk memulai sesuatu. Ragu untuk memulai sesuatu, karena aku sering berpikiran kalo apa yang kulakukan gak akan berhasil juga nantinya.
Ditambah juga dengan melihat kesuksesan orang lain. Wah makin jadi lebih jiper. Bisa gak kira kira aku seperti mereka.
Pikiran semacam itulah yang sering menghantui diriku, hingga rasa ragu itupun mendiami hidupku.
Kalo pesimis itu ada, udah alhasil segala sesuatunya gak akan pernah maksimal, usahanya aja setengah-setengah, ya otomatis hasilnya pun udah pasti akan setengah-setengah.
Udah gitu, ujung-ujungnya yang ada malah nyesel di akhir hari, kecewa pada diri sendiri, nangis-nangis gak jelas. Padahal dari awal udah paham banget kalo hal-hal kayak gini bakalan kejadian.
and we couldn't turn back time to repair any of those things.
Perjuanganku.
Butuh bertahun-tahun bagi diriku untuk mengubah rasa gak pedeku. Untuk mengubah mindsetku.
Karena aku tahu, satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah do something. Meskipun itu langkah kecil, aku harus tetep ngelakuinnya. There's no other way.
Ya, memulai segala sesuatu itu berat. Tidak akan pernah mudah. Banyak tantangan dan hambatan.
Berhenti untuk membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, mungkin saja dari luar mereka terlihat berhasil atau sukses, tapi kita gak tahu behind the scenesnya gimana, mungkin aja mereka ngerasain apa yang kita rasain sekarang.
Aku juga belajar, bahwa pesimis itu muncul karena ketakutanku sendiri. Ketakutan itu yang bisa mengontrol hanyalah diriku sendiri. Aku sampai di titik di mana, aku gak bisa dikalahkan oleh rasa pesimis ini terus menerus setiap hari.
Aku harus bergerak. Aku harus memulainya.
Karena, yang bisa menyelamatkan diriku ya diri aku sendiri. Bukan orang lain. Hanya diri ku sendiri.
Important Message
Aku tau, kamu mungkin juga pernah atau sedang mengalami hal yang sama.
Tapi jangan sampai rasa gak pede, rasa pesimis itu kamu pelihara dalam hidupmu.
Percayalah, itu semua akan menghancurkanmu pada nantinya.
Kamu harus berani untuk menerobos dinding-dinding itu, dinding-dinding ketidakpedeanmu itu.
Kamu mampu sebenarnya, cuma terkadang kamu takut kalah duluan sebelum berperang.
Ya. Pasti kamu bisa. Yakin pada kemampuanmu sendiri, terus berlatih dan jangan mempedulikan orang lain, hanya fokus pada dirimu sendiri aja.
You can do it.
Love,
Alva Rio
0 notes
arioagio · 4 years
Text
Hidupmu, Keputusanmu.
Percaya banget sih, apa yang kita lakukan hari ini, akan menentukan apa yang terjadi di kemudian hari.
Kalo hari ini berbuat baik, ya apa yang dituai nantinya pasti juga baik, begitupun juga sebaliknya.
Secara pribadi, aku pun juga mengalaminya.
Contoh kecilnya, penyakit aku yang paling parah adalah malas. Buset, kalo ada kata yang lebih dari kata malas, mungkin itu yang paling cocok buat diri ini.
Gimana gak? Dalam satu hari produktivitasnya cuma dapet 4 jam sehari, sisanya maen game, nonton film dan rebahan.
Gilak gak tuh. Ya gimana gak nyesel nantinya coba, kalo kerjaannya cuma gitu doang aja.
Ya, apa yang kamu putuskan dalam hidupmu hari ini akan menentukan hari-harimu kedepannya.
Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita pada saat ini, adalah apa yang kita telah kerjakan atau kita putuskan di masa lalu.
Jadinya crucial buat kita untuk menjalani hari dan memanfaatkan waktu yang ada setiap harinya sebaik mungkin.
Aku sendiri udah banget ngalaminnya. Nyesel senyesel-nyeselnya karena gak bisa banget manfaatin waktu yang ada. Jadinya banyak hal yang sebenarnya udah dari dulu bisa diselesaiin, tapi malah gak selesai sampe sekarang, hanya karena aku memilih untuk tidak melakukan yang terbaik setiap harinya.
Semoga kalian tidak seperti itu ya. Semoga hari ini dan seterusnya kamu selalu mengambil keputusan yang tepat dalam hidupmu.
Love from,
Alva Rio
0 notes