#alaa al hams
Explore tagged Tumblr posts
silicacid · 9 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
3K notes · View notes
taviamoth · 9 months ago
Text
🚨Government Media Office:
The number of journalist martyrs has risen to 126 journalists since the start of the genocidal war on the Gaza Strip, following the martyrdom of the two journalist colleagues:
Martyred Journalist: Alaa Hasan Al-Hams
Journalist at Sanad News Agency and other media sites
Martyred Journalist: Angham Ahmad Adwan
Journalist at the Libyan February Channel
They were martyred due to the continuous bombing and targeting by the "israeli" occupation of civilian homes in the Rafah and Jabalia areas.
We ask Allah Almighty for mercy, acceptance, and paradise for them, and patience and consolation for their families and the Palestinian journalistic family.
Monday, February 12, 2024
[via RNN]
58 notes · View notes
hassanatforusmk · 9 months ago
Text
Tumblr media
استشهاد الصحفية آلاء الهمص، شهيدة متأثرة بجراحها التي أصيبت بها في قصف اسرائيلي لتلحق بجميع افراد عائلتها الشهداء
Israel killed The journalist Alaa Al-Hams and her entire family in Rafah, #Gaza
14 notes · View notes
everydaydua · 2 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
12 notes · View notes
blogalloh · 2 years ago
Text
Ya Alloh Engkau “Maha Kuat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Beri Kekuatan #Dakwah #Islam
Tumblr media
القوي AL QAWIYY (Yang Maha Kuat) DALIL PENETAPAN: Disebutkan dalam Al Quran sebanyak: 9 kali. Diantara firman Allah Tala: وَهُوَالْقَوِيُّ الْعَزِيزُ Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS: Asy-Syura Ayat 19) Ya Alloh Engkau “Maha Kuat” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Beri Kekuatan MAKNA NAMA AL QAWIYY Al Qawiyy Yang maha sempurna kekuatannya, maha kuat azabNya, maha kuat dan tidak ada yang mengalahkan, maha kuat maka tidak mengalami kondisi lemah, sempurna kekuasaanNya, serta memberi kekuatan kepada selainNya. DOA IBADAH ( KOSEKWENSI ) 1 Segala kekuatan hanyalah milik Allah Tala, sebagaimana firmanNya: أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat si (QS: Al-Baqarah Ayat 165) 2 Manusia adalah makhluk yang lemah, buktinya adalah ketika dilahirkan butuh pertolongan, ketika tua dan ketika meninggal pun sama butuh pertolongan orang lain. Sebagaimana juga Allah berfirman: وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا manusia dijadikan bersifat lemah. (QS:An-Nisa Ayat 28) 3 Meminta kekuatan kepada Dzat yang maha kuat tabungan atau simpanan untuk surga. Rasulullah Shallalahu ’alaihi  Wasallam bersabda, يَاعَبْدَ اللَّهِ بْنَقَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍمِنْكُنُوزِالْجَنَّةِ ». فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَاللَّهِ. قَالَ « قُلْ لاَحَوْلَوَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ » “Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu tabungan/simpanan dari simpanan-simpanan surgawi? Abdullah bin Qais menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah’. Ia bersabda: ‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata illa billah’” (HR. Bukhari no.4205, Muslim no.7037) 4 Allah lebih cinta kepada mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah. Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌوَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim) DOA PERMOHONAN 1 Terkait doa permohonan dengan nama Allah Al Qahhar. Apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam merasakan takut pada malam hari senantiasa mengucapkan: لاَإِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ “Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (Riwayat Hakim, dishahihkannya dan disetujui oleh Adz Dzahabi 1/540, An Nasa’i dalam ‘Amalulyaumi wallailati, Ibnu Sunni. Lihat Shahihul Jami’: 4/213) 2 Ucapan yang menyadarkan bahwa diri ini lemah dan hanya Allah yang Maha kuat, seraya mengucapkan kalimat Al hauqalah, لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّابِاللهِ Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah Tala. (HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhu dan dinilai sahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahaby.) ___________ Referensi: Disadur dari kitab Al Asma’ul As rar karya Al mualifah, tahun 1428 H. Disusun @Komplek Masjid Al Bayaan, 17 Rabiul Awal 1441 H (Sabtu, 15 Desember 2019) Oleh: Fitra Arysandi S.Ag Artikel: Asmaulhusnacenter.com Sumber Artikel dari Asmaul Husna Center: https://asmaulhusnacenter.com/al-qawiyy-yang-maha-kuat.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ ��ُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Ya Alloh Engkau “Maha Kuat” Dan Aku Hanya Ham
0 notes
doctoreng · 8 years ago
Text
10 Pemikiran Cak Nun Yang Revolusioner
Sebenarnya ini adalah rangkuman dari tulisan soal Cak Nun terdahulu. Saya ambil sepuluh pemikiran saja yang paling menginspirasi. Lha wong sepuluh saja males bacanya apalagi sampai seratus, alaa raimu. Yo wis lah, semoga bisa jadi bahan renungan. 1. Negara Hukum Itu Rendah. Hukum itu paling rendah. Di atas hukum itu ada akhlak, di atas akhlak ada taqwa, karomah, kemuliaan dan seterusnya. Jangan pernah sebuah negara jadi negara hukum. Harus kalau bisa jadi negara akhlak atau moral. Kalau negara hukum, ada orang mati di jalan, anda lewati (tidak menolong), tidak masalah menurut hukum, tapi salah menurut akhlak. Ada orang kecelakaan anda tidak tolong, tidak masalah menurut hukum. Ada orang lapar tidak anda kasih makan, tidak masalah menurut hukum, tapi salah menurut akhlak. Maka negara hukum itu rendah. Hukum itu hanya jalan kalau ada aparatnya. Sialnya banyak aparat yang malah suka mengancam : “Wani piro!?” Rakyat sekarang tidak punya parameter berpikir yang benar. Rakyat dgn bodoh menyelesaikan semua urusan pada negara. Baik dan buruk diserahkan pada hukum, itu bodoh! Hukum itu tidak mampu mengurusi kebaikan dan kebenaran sampai tingkat yang diperlukan manusia. Hukum itu tahunya satu level kecil, orang nyopet yang dilihat nyopetnya, dia tidak pernah bertanya kenapa nyopet. Kewajiban negara menghukum secara hukum (yuridis), masyarakat menghukum secara kebudayaan dan moral. Tapi sekarang hukuman kebudayaan dan moral ini sudah tidak dipegang oleh rakyat. Ingat penyanyi cowok yang terlibat kasus penyebaran video cabul dirinya dengan sejumlah artis, setelah keluar penjara malah dielu-elukan, dicium tangannya, jadi bintang besar. 2. Surga Itu Nggak Penting Kalau orang cari surga mungkin akan dapat surga, tapi surganya tidak seindah kalau tujuannya Tuhan. Sebab kalau dia cari Tuhan pasti dapat surga. Tauhid itu menyatukan diri dengan Tuhan, bukan dengan surga. Surga itu efek akibat, pelengkap penderita dari penyatuan kita dengan Tuhan. “Surga nggak penting”, itu cuman ungkapan, tidak ada maksud meremehkan surga. Surga tetap penting. Cak Nun tidak anti surga. Itu ungkapan orang yang level imannya di atas rata-rata. Ibadahnya dalam rangka bersyukur (merdeka), bukan karena minta imbalan dan takut neraka. Bukan seperti kita yang Shalat Dhuha berharap jadi PNS, naik haji berharap dagangannya laris, sedekah Avanza berharap dapat kembalian Alphard, Tuhan diperlakukan sebagai mitra bisnis. 3. Hak Asasi Manusia Itu Menipu Hanya Tuhan yang punya hak, manusia punyanya hanya kewajiban. Satu-satunya hak manusia adalah memilih pemimpin saat Pemilu. Seseorang punya hak di masyarakat atau negara karena punya ‘saham’. Orang yang tidak bayar pajak, tidak punya andil di masyarakat, dia tidak punya hak apa pun di masyarakat. Jadi yang benar itu bukan Hak Asasi Manusia tapi Wajib Asasi Manusia. Hak Asasi Manusia adalah ideologi yang Anti Tuhan. Atas nama Hak Asasi, orang boleh menikah dengan sesama jenis, bahkan dengan hewan. Manusia begitu menyanjung kebebasan. Padahal kebebasan adalah jalan menuju batasan. Kalau manusia tidak tahu batasannya, mereka akan jadi binatang, bahkan lebih rendah. Jadi, kita nggak butuh ideologi HAM yang diadopsi dari Barat itu. Kita punya Hukum Negara maupun Hukum Adat untuk mengatasi pelanggaran hukum apa pun. 4. Kita Semua Sesat Kalau ada orang yang ngakunya paling benar dan lurus itu berarti dia sombong. Lha wong semua Nabi saja ngakunya dzalim kok. Walau dijamin surga, semua Nabi tidak pernah menyombongkan ilmu dan imannya. Kalau kamu sudah merasa sudah benar dan lurus, jangan mendatangi pengajian. Pengajian itu tempatnya orang yang merasa salah, merasa masih sesat, merasa rapuh imannya, merasa sedikit ilmunya. Penganjian itu bukan mengajari, tapi kumpulan manusia yang bersama-sama mencari derajat yang lebih tinggi di hadapan Allah. Tiap hari seorang muslim diwajibkan selalu membaca doa dalam Shalat, “ihdinas siratal mustaqim” (tunjukan kami jalan yang lurus). Artinya, walaupun sudah shalat, puasa, zakat dan haji, tetap kita masih butuh petunjuk ke jalan yang lurus. Kebenaran (sejati) itu tidak ada, yang bisa dilakukan manusia itu sebisa mungkin menuju kebenaran. Kebenaran itu ada 3 : benarnya diri sendiri, benarnya orang banyak dan kebenaran sejati. Dan yang bikin kita bentrok itu karena seseorang atau umat ngotot dengan benarnya sendiri. Jadi nggak usah sombong dengan madzhabmu, sektemu, aliranmu. Islamnya NU, Muhammadiyah, LDII, MTA, dan lain-lainnya itu tidak ada yang betul-betul benar, semua dalam rangka mencari Islamnya Rasulullah. 5. Tidak Ada Tafsir yang Betul-betul Benar Suara kokok ayam versi orang Madura itu “kukurunuk”, orang Sunda “kongkorongkong, orang Jawa “kukuruyuk”. Yang benar yang mana? semuanya salah. Yang benar adalah taruh ayamnya di tengah ketiga orang tadi dan sama-sama mendengar suara kokok ayamnya. Jarak antara kokok ayam dengan kita menirukan suara kokoknya itu namanya tafsir. Tafsir itu melahirkan madzhab dan pengelompokan-pengelompokan. Itu karena pendengaran tiap orang berbeda terhadap suara kokok ayam. Kita harus saling menyadari bahwa yang benar itu ayamnya bukan kokoknya. Antara tafsir ‘kukuruyuk’, ‘kukurunuk’ dan ‘kongkorongkong’ harus saling menyadari kelemahan masing-masing sehingga tercipta toleransi. Kalau nganggap benarnya sendiri, egois atau egosentris dengan tafsirnya sendiri maka akan terjadi bentrok. Jadi, tidak ada tafsir yang betul betul benar. Anda boleh menafsirkan menurut pikiranmu yang penting itu membuatmu menjadi lebih dekat, lebih cinta pada agama dan Tuhanmu. Dan tentu saja tidak menimbulkan kemudharatan umat. Sebenarnya menafsirkan Al Qur’an itu hanya bisa dilakukan oleh ahli tasfir, kita sebagai orang awam bisanya hanya tadabbur, mencari manfaat dari pergaulan kita dengan nilai-nilai Islam (terutama Al Qur’an). Parameter keberhasilannya adalah yang penting kita menjadi lebih baik sebagai manusia. Paham atau nggak paham itu bukan parameter. Benar atau tidak benar pemahamanmu itu juga bukan parameter. Parameternya adalah setelah kamu baca dan mencintai Al Quran kamu menjadi lebih dekat pada Allah apa tidak, lebih beriman apa tidak, kamu lebih baik menjadi manusia apa tidak. 6. Ucapan Ulama Itu Bukan Kebenaran Ucapan Ulama, Kyai atau Ustadz itu bukan kebenaran, tapi tafsir. Saya sudah bahas tadi bahwa tidak ada tafsir yang betul-betul benar. Jadi ucapan ulama kayak apa pun itu tidak mutlak benar. Yang pasti benar itu Al Quran, bukan tafsir yang diucapkan Ulama atau siapa pun. “Yang saya omongkan tidak harus anda anut. karena anda berdaulat atas diri anda sendiri, anda bertanggung jawab atas diri anda sendiri di hadapan Allah. Jadi setiap keputusan, langkah, pikiran dan sikap anda harus berasal dari anda sendiri karena nanti tanggung jawabnya juga anda sendiri. Saya bukan makelar umat! ” Kata Cak Nun. “Saya tidak bisa mempertanggungjawabkan kelakuan anda. Saya bukan Nabi Muhammad. Kalau Muhammad harus ditaati, karena bisa menolong kita. Sedangkan saya tidak bisa menolong anda. Tugas Ulama itu mempopulerkan Rasulullah, jangan sampai lebih populer dari Rasulullah, ” lanjutnya. Apakah Kyai, Ulama, Ustadz bisa menyelamatkan kamu? tidak bisa. Begitu juga dengan pemuka agama yang lain, tidak bisa menyelamatkan kita. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan kamu sendiri di hadapan Allah. Maka kalau kamu beribadah pada Allah jangan ada siapa-siapa (antara kamu dan Allah). Jadi jangan taat pada Ulama, Kyai, Ustadzmu. Bahkan pada orang tua sendiri pun nggak harus taat kok. Pada orang tua kita hanya diwajibkan berbuat baik. Walau wujud berbuat baik itu adalah taat, tapi hakikatnya taat itu hanya pada Allah. —“Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu. Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu. Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu. Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri.­­…..” (Kahlil Gibran)–­­­­­- “Jangan pernah punya keputusan yang tidak otentik pada diri anda. Artinya kalau shalatmu itu ya shalat kamu dan Allah, itu otentik. Bukan kamu plus Cak Nun, plus Kyai, plus Ustadz, plus Ulama dan Allah, ” kata Cak Nun. “Jangan mau ditipu oleh siapapun yang menghadir-hadirkan Tuhan kepadamu. Yang menghalang-halangi hubunganmu dengan Allah. Jangan percaya kepada Cak Nun, Kyai, Ustadz atau siapapun. Itu hak pribadimu untuk menemukan Tuhanmu dengan gayamu dan caramu, ” kata Cak Nun lagi. 7. Kemuliaan Itu Melakukan Kewajiban yang Tidak Disukai Kita selalu menjawab “Suka!” saat ditanya, “kamu suka puasa Ramadhan nggak?” Padahal tidak ada seorang pun yang suka puasa. Orang melakukan puasa itu karena perintah wajib. Tuhan sengaja mewajibkan puasa karena manusia tidak suka. Kalau manusia sudah suka, ngapain diwajibkan. Justru baik kalau orang yang tidak suka puasa tapi tetep puasa. Apa hebatnya melakukan puasa kalau sudah suka puasa. Yang gemblung itu yang puasa tapi mencari jalan bagaimana caranya agar tidak merasa lapar. Dengan cara minum suplemen atau cara lain. Lha wong puasa itu agar kita merasa lapar, mencicipi penderitaan orang miskin. Cuman mencicipi, nggak merasakan benar susahnya jadi orang kere yang paginya sahur sorenya nggak pasti berbuka. Nggak cuman puasa, sepertinya semua ibadah wajib nggak ada yang kita suka. Cobalah untuk jujur pada diri kamu sendiri. Nggak papa nggak suka, asal tetap ikhlas melakukan ibadah tersebut dengan baik. Itu lah kemuliaan. Letak kemuliaan itu melakukan hal yang tidak disukai tapi tetap ikhlas melakukannya, karena tahu kewajiban dari Tuhan itu pasti baik dan bermanfaat. Jadi, jujurlah kalau sebenarnya kamu tidak suka menjalankan kewajiban ibadah. 8. Melayani Umat Bukan Dagang Allah ‘membeli’ sembahyang, pelayanan dan cinta kita padaNya. Ongkosnya adalah segala macam rahmat dan berkah alam semesta yang dihamparkan pada kita. Jadi Allah sangat menjual murah rahmatNya itu hanya agar kita shalat, puasa dan lainya. Tapi Allah tidak menjual martabat (harga diri) Nya. Kehancuran manusia sekarang itu karena di setiap bidang tidak diurai mana hal yang boleh dijual dan mana yang tidak boleh dijual. Guru mengajar itu bukan jualan ilmu. Dia menerima gaji karena waktu, energi yang dipakai si guru saat mengajar, bukan karena ilmu dan martabatnya. Martabat tidak boleh dijual. Dokter menyembuhkan orang sakit itu bukan peristiwa dagang. Pasien membayar dokter itu yang dibayar obatnya, waktu dan energi si dokter, juga ikut urunan alat dan sarana yang dibeli dokter untuk menyembuhkan pasien. Ustadz, Motivator dan sejenisnya, jangan pasang tarif. Pekerjaan memotivasi, mengajari, menyemangati, mencerahkan, mencerdaskan orang itu melayani umat, bukan jualan ilmu dan martabat. Kalau kita membayar Ustadz, itu karena kita menghargai waktu dan energi si Ustadz saat menyampaikan ilmunya. Kalau mengajar, mengajarlah yang baik. Kalau menulis, menulislah yang beneran, nggak usah mikir tarif. Bahkan jualan nasi pun, nggak perlu dipikir labanya tapi bagaimana caranya bikin nasi yang baik dan sehat, jualan yang sopan, bertanggung jawab pada pembeli, pasti akan dapat rejeki. 9. Belajarlah Memilih Pemimpin, Bukan Dipilih Pemimpin yang baik itu yang diajukan rakyat, yang didorong-dorong agar maju jadi pemimpin, bukan mereka yang mencalonkan diri. Seperti juga Imam Shalat, Imam yang baik itu yang diajukan oleh makmum, bukan diri sendiri yang mengajukan dirinya jadi imam. Sampeyan iku sopo mas? Di Al Qur’an tidak ada perintah untuk menjadi pemimpin (yang ada hanya kriteria pemimpin). Yang disuruh Allah belajar adalah memilih pemimpin. Jadi urusannya adalah memilih, bukan dipilih. Kalau ada debat “Bagaimana supaya dipilih jadi pemimpin” itu berarti menyalahi Al Qur’an. Manusia itu harusnya bisa rumangsa, bukan rumangsa bisa. Kita itu hamba Tuhan, kita punya muka, punya malu, punya martabat. Tapi kita sudah terlanjur mempermalukan diri dengan proses yang ada selama ini. Seharusnya sejak awal pemimpin itu sudah tumbuh secara natural, sosial, kultural. “Rumus saya : barang siapa yang masih mencalonkan diri (jadi pemimpin), saya sudah tidak percaya lagi pada dia. Kalau negeri ini masih hidup dengan orang yang mencalonkan diri, negeri ini bakalan hancur, ” kata Cak Nun. 10. Jangan Sampai Diperalat Sekolah Belajar boleh pada apa dan siapapun. Nggak masalah mempelajari Fir’aun, Hitler, Che Guevara, Fidel Castro. Semua yang ada di dunia ini adalah cahaya ilmu. Selama kita dewasa, kita nggak akan gampang ‘masuk angin’ oleh kalimat kayak apapun. Yang penting nggak mudah terseret untuk menyalahkan atau membenarkan. Ambil saja makna dan manfaatnya. Simpan yang baik, tendang jauh-jauh yang mblendes. Kalau kita cermati saat bayi baru lahir. Kok si bayi ini menggerak-gerakan mulutnya, bisa tahu tempat dan caranya menyusui. Kok bisa anak kucing yang masih merah bisa tahu puting susu induknya. Maka sebenarnya pendidikan itu jangan ge-er, guru itu tidak bisa mengajari orang, guru itu bisanya menemani. Agar murid punya bahan dalam rangka meneliti dirinya sendiri. Kalau kita tidak tahu diri kita ini siapa, bagaimana kita tahu kemampuan kita. Kalau nggak tahu kita ini kiper apa penyerang, maka saat di lapangan sepakbola, kita bakalan kebingungan, aku iki lapo nang kene? Kalau kucing jangan diajari menggongong. Kalau kambing jangan diajari terbang. Maka kenali dirimu, barang siapa mengenali dirinya sesungguhnya ia mengenali Tuhannya. Kalau kamu bernama Paimo. Apa kamu itu memang Paimo? Itu khan nama yang diberikan bapakmu. Kalau kamu menamai dirimu sendiri, pasti bukan Paimo. Jadi dirimu itu bukan Paimo, bukan Markeso, bukan semua itu. Dirimu dijadikan tertutup. Begitu kamu punya orang tua, begitu masuk sekolah TK sampai kuliah, kamu ditutupi. Tugas sekolah adalah membuka tabir siapa dirimu, memberikan alat supaya mengenal dirimu. Tapi, sekolah malah menutup-nutupi dan malah ditambahi sarjana anu, ditambah doktor, ditambah kepala dinas, dsb. “Kamu itu harus jadi tuan, sekolah itu alat anda, jangan sampai diperalat sekolah. Andai kamu perlu ijazah, oke no problem, ikutilah aturan sampai mendapatkan ijazah. Tapi tidak ada hubungannya dengan cari ilmu. Kalau cari ilmu ya banyak tempatnya, tidak hanya di sekolah. Kuliah itu mencari ijazah untuk membahagiakan orang tuamu. ” kata Cak Nun yang pendidikannya hanya sampai semester satu Fakultas Ekonomi UGM tapi otaknya nggak kalah dengan Profesor yang paling top. Jadi jangan salah niat. Kalau niatnya mencari ilmu, goblok! Kita bersekolah itu biar punya sertifikat buat mencari pekerjaan. Sekolah itu tidak mengenal Tuhan. Tuhan tidak diakui secara akademis. Karena Tuhan tidak bisa diteliti, didata, dianalisis dan disimpulkan. Segala sesuatu yang tidak memenuhi persyaratan akademis (nggak ilmiah) itu tidak diterima. Jadi semua universitas itu sebenarnya atheis! Jangan terjajah oleh dunia pendidikan. Penting mana anda sekolah atau belajar? Anda ‘diperalat’ sekolah atau anda ‘memperalat’ sekolah? Anda bergantung pada sekolah ataukah sekolah yang tergantung pada anda? Terhadap pendidikan, jadikan anda subyek dari sekolah, bukan obyek sekolah. ****** Sebenarnya masih banyak pemikiran Cak Nun yang dahsyat, tapi jujur, saya capek nulisnya, enak awakmu moco tok. Lagian anda juga pasti males bacanya, ngaku saja. Saya sudah beberapa kali nulis pemikiran-pemikiran Cak Nun. Banyak bajingan internet yang mengcopy paste (seluruh tulisan atau cuman satu dua kalimat) tanpa ijin, tanpa menyertakan nama penulis dan link. Tulisan saya dulu yang “Surga Itu Nggak Penting” dicopy paste oleh beberapa situs nggak jelas, inisial penulisnya diganti bukan saya, tapi Cak Nun. Sehingga orang mengira Cak Nun sendiri yang nulis. Akibatnya, Cak Nun (seharusnya saya) dicibir banyak pembaca yang hati dan pikirannya nggak luas, yang memahami pemikiran Cak Nun dengan sangat gemblung dan sempit. Jadi sekarang, dilarang keras copy paste! Kalau ingin ngeshare, share dari link tulisan ini. Ya Alloh, jauhkan tulisan saya dari tukang copy paste yang kemaruk popularitas. Berilah mereka hidayah. Aamiin. (C) kang Robbi Gandamana, 2 Mei 2017.
10 notes · View notes
ltsharif · 6 years ago
Video
youtube
(via The Life in the Water)  Quran Chapter 22 – 5c & 6 (Pt-17, Stg-4) (L-2092) درس قرآنThe Life in the WaterChapter “Hajj” – (The Pilgrimage) – 22‘A-‘uu-zu  Billaahi minash-Shay-taanir- Rajiim. (I seek refuge in Allaah from Satan the outcast)Bis-Millaahir-Rah-maanir-Rahiim. (In the name of Allaah, the Beneficent, the Merciful) وَتَرَى ٱلْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَآ أَنزَلْنَا عَلَيْهَا ٱلْمَآءَ ٱهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنۢبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍۭ بَهِيجٍ 5cذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱ��لَّهَهُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ 65c.  And thou (Muhammad) seest the earth barren, but when We send down water thereon, it doth thrill and swell and put forth every lovely kind (of growth).6.  That is because Allah, He is the Truth and because He quickeneth the dead, and because He is Able to do all things-5c.  Wa  taral-‘arza  haamidatan  fa-‘izaaa  ‘anzalNaa  ‘alayhal-maaa-‘ahtazzat  wa  rabat  wa  ‘ambatat  min-  kulli  zawjim-  bahiij.6.  Zaalika  bi-‘annAllaaha  Hu-wal-Haqqu  wa  ‘annaHuu  Yuh-yil-  mawta  wa  ‘annaHuu  ‘alaa  kulli  shay-‘in  Qadiir.CommentaryHaamidatan – (droughty, barren), it is the Subject from the word ham-dun, which means “to occur drought, to wither”.Rabat – (it swells, increases, heaves).Bahiijin – (brilliant, splendid), it is an adjective from the word bah-jatun, which means “delightful, blooming”.‘Al-Haqqu – (the Truth, the Reality), this word is also an adjective from Haqq. Haqq means “Right, True, God”.The people who are in doubt concerning “the life after death”, in fact they did not understand the Divine Power of Allaah Almighty. Therefore, it is the way of removing this doubt that they should meditate in the portents of Allaah’s Divine Power in this world, so that they may know well Allaah Almighty during their worldly life. These portents exist even in the creation of mankind themselves. After describing about them, now the attention is being drawn toward the state of the earth, that a time comes when the earth is seen totally droughty, lifeless and barren. After that, water falls in the form of raining, then it becomes fresh, moist and swells being wet; and is mollified. Then various kinds of fruits, flowers and grains come out from it. These entire are wonders of the Divine Power of Allaah Almighty, which show that He really exists Who quickens the dead. And His Divine Power has been surrounding everything. He does what He desires.Transliterated Holy Qur’an in Roman Script & Translated from Arabic to English by Marmaduke Pickthall, Published by Paak Company, 17-Urdu Bazaar, Lahore, Lesson collected from Dars e Qur’aan published By Idara Islaah wa Tableegh, Lahore (translated Urdu to English by Muhammad Sharif).https://muhammadsharif120.wordpress.com/2019/01/14/the-life-in-the-water/
0 notes
everydaydua · 2 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
12 notes · View notes
everydaydua · 3 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
15 notes · View notes
everydaydua · 4 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
12 notes · View notes
everydaydua · 4 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
12 notes · View notes
everydaydua · 4 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
18 notes · View notes
everydaydua · 5 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
19 notes · View notes
everydaydua · 5 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
14 notes · View notes
everydaydua · 5 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
6 notes · View notes
everydaydua · 6 years ago
Text
DAILY DUA
Dua to say when concluding a Sitting or a gathering #2
اللهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمَنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمَنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللهُمَّ أَمْتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمْنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Translation
O Allah, give us such fear that will serve as a barrier between us and acts of disobedience; and give us such obedience that will take us to Your Paradise; and such certainty as will make easy for us to bear in the calamities of this world. O Allah! let us enjoy our hearing, our sight and our strength as long as You keep us alive and keep our senses healthy and sound until the day We die, and make our revenge restricted to those who oppressed us, and support us against those who are hostile to us, and give us not trial in our religion; and let not worldly affairs be our principal concern, or the ultimate limit of our knowledge, and let not those who do not show mercy to us dominate us.
Transliteration
allaahum-maq-sim la-naa min khash-yatika maa yaḥoolu baynanaa wa bayna ma‛aa-ṣeek, wa min ṭaa‘a-tika maa tuballi-ghunaa bihi jan-natak, wa mi-nal-yaqee-ni maa tu-hau-winu bihi ‛alaynaa maṣaa’ib-ad-dunyaa, allaa-humma amti‛-naa bi asmaa‛i-naa, wa abṣaa-rinaa, wa qoo-wati-naa maa aḥ-yay-tanaa, waj‛al-hul-waaritha min-naa, waj‛al tha’ra-naa ‛alaa man ẓala-manaa, wan-ṣur-naa ‛alaa man ‛aa-daa-naa, wa laa taj‛al mu-ṣeeba-ta-naa fee dee-ni-naa, wa laa taj‛a-lid-dunyaa akbara ham-minaa, wa laa mab-lagha ‛il-minaa, wa laa tusal-liṭ ‛alay-naa man laa yar-ḥamunaa
Sources: At-Tirmidhi No# 3502 and others. See also Sahih Al-Kalim Al-Tayeb No# 226
19 notes · View notes