#Zabur
Explore tagged Tumblr posts
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/241fadc8e00e91ad141137a0475a31ab/25df370e47a280ae-d0/s540x810/eb7751262c244909cd43ddd2578eb91ae7135622.jpg)
#WhatDoesTheHolyQuranSayStudy the messages of Torah#Zabur#Injil and Quran Sharif in depth. To know more#read the book “Musalman Nahi Sam
0 notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/6a7536180fc10f0117f445bf6578cc90/7dcb5d9cc6e3fead-f8/s540x810/3249655b05e3dc331dc4e92db84115ba8494028b.webp)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/bbfd3c71853a99a32b2bec5c74672656/7dcb5d9cc6e3fead-b6/s540x810/bf327720c686db6b7d6bcd6a0fbecf17c02d625d.webp)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/5e1e856c78b42e44fc219161151c145a/7dcb5d9cc6e3fead-95/s540x810/7f9bd66e2f6a43b2832f3b23d5138c365152031e.webp)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/cabbb5755c868e6743d5102fd736c2c9/7dcb5d9cc6e3fead-1c/s540x810/8d600d7bc1a49aa285d599810e0d7ce2bc87439b.webp)
Parables commanded by الله سبحانه وتعالى
#islamic posts#islamic knowledge#islamicquotes#islamicreminders#salaf#salafimanhaj#salaf us saaliheen#sayingsofthesalaf#quran#torah#injeel#zabur#tawheed#taqwa#tawakkul#Islamic jurisprudence#dhikr#repentance#muslim#welcome to islam#revertmuslims#ahlussunnahwaljamaah#alfirqatunnajiah#islamic books#islamic videos#sunnah#aqeedah#hadiths#reminderbenefitsthebelievers
0 notes
Text
13 notes
·
View notes
Text
Belajarlah menerima nasehat sekali pun kata-katanya terasa tidak menyenangkan. Terdengar toxic, negatif, atau semacamnya. It's fine.
Bisa jadi mereka salah,
Bisa jadi juga mereka benar, dan kita yang salah.
Kembalikanlah pada Allah. Allah lebih tahu banyak tentang diri kita dari pada pengetahuan kita tentang diri kita sendiri. Allah lebih mengenal kita daripada kita mengenal diri kita sendiri.
Bagaimana jika nasehat yang kita benci itu justru datang dari lisan malaikat yang sedang menyamar yang sengaja Allah utus hanya untuk memperingatkan kita?
Tapi kita malah mengabaikannya dan lebih memilih nasihat dari setan yang bermulut manis, hanya karena kata-katanya terasa menyenangkan di hati?
Bahkan Nabi Daud pun pernah berdoa:
"Selidikilah aku, Ya Allah, dan kenalilah hatiku. Ujilah aku dan kenalilah pikiranku. Dan lihatlah apakah jalanku celaka? Dan tuntunlah jalanku menuju akhirat." (Kitab Zabur 139: 23-24)
Ketika kita menyerahkan hati kita untuk diperbaiki psikolog, mereka mungkin akan melabeli kita 'depresi', 'anxiety', 'post trauma', dan semacamnya.
Tapi ketika kita menyerahkan hati kita kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan di mana letak kerusakan hati kita, yang mungkin kita akan merasakannya sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan. (namanya juga rusak, bukan sesuatu yang menyenangkan)
37 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/03201ae3ea9d792dbb9dc95754675e4c/122644f49452645a-0e/s540x810/cf29cea38734d7b7f1b98d854011e32d51923618.jpg)
“Tower house in Sug al-Inan in northern Yemen, built in the zabur (rammed mud) technique, windows highlighted with paint from local minerals”
From: “Yemen: Land and people” by Searight, Sarah; 2002.
75 notes
·
View notes
Text
التقوى
Regarding Piety :
Do you think by reading Taurat, Injil, Zabur, Qur'an is going to make you pious in a short period of time?
You need GUIDANCE from الله to achieve piety.
#forgive #pardon #overlook
#realize #reflect #reason #growth #roots
#beforeislam #afterislam #people
#notes#reminder#القرآن الكريم#القرآن#islam#تسبيح#quran#love#allah#sunnah#beforeislam#afterislam#piety#realize#reflect#reason#forgive#pardon#overlook#people#growth#roots
6 notes
·
View notes
Text
ANALISIS PERILAKU SAAT AWAL PENCIPTAAN MANUSIA
ANALISIS PERILAKU SAAT AWAL PENCIPTAAN MANUSIA
Belajar Taurat, Zabur, dan Injil (Firman yang Memerdekakan)
Bacaan: Taurat, buku Kejadian 3
Analisis perilaku saat penciptaan Adam dan Hawa sering kali didiskusikan dari perspektif teologis, psikologis, atau filosofis,
Mari kita lihat beberapa pendekatan utama yang sering digunakan dalam menganalisis perilaku mereka menurut narasi penciptaan di Kitab Suci, terutama dalam tradisi Samawi:
1. Penciptaan Adam (Manusia)
Kesadaran Diri dan Identitas: Saat Adam diciptakan, menurut Kitab Kejadian, ia ditempatkan di Taman Eden dan diberi tanggung jawab untuk mengurus bumi dan menamai hewan. Tindakan memberi nama adalah simbol dari kekuasaan dan identitas. Perilaku ini mencerminkan kesadaran diri Adam sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas ciptaan lainnya.
Kebutuhan Sosial: Adam, meskipun dikelilingi oleh keindahan Taman Eden dan makhluk-makhluk hidup, merasa kesepian. Ini menggambarkan kebutuhan dasar manusia untuk hubungan sosial dan kedekatan emosional, yang berujung pada penciptaan Hawa sebagai "penolong yang sepadan" baginya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang membutuhkan hubungan dengan orang lain.
2. Penciptaan Hawa (Perempuan)
Penciptaan dari Tulang Rusuk: Dalam narasi, Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Beberapa tafsir melihat ini sebagai simbol kedekatan dan kesetaraan. Perilaku penciptaan Hawa dari bagian tubuh Adam menunjukkan kesatuan dan keharmonisan antara laki-laki dan perempuan. Ini bisa dianalisis sebagai penekanan pada hubungan saling melengkapi dan ketergantungan antar jenis kelamin.
Interaksi Pertama dengan Lingkungan: Hawa berinteraksi dengan lingkungan baru, termasuk Pohon Pengetahuan yang dilarang. Ketika berhadapan dengan bujukan ular, perilaku Hawa mencerminkan rasa ingin tahu dan kebutuhan untuk memahami dunia di sekitarnya. Dalam psikologi, ini bisa dilihat sebagai refleksi dari dorongan manusia untuk mencari makna, bahkan jika hal itu berisiko.
3. Tindakan Memakan Buah Terlarang
Rasa Ingin Tahu dan Kebebasan Memilih: Baik Adam maupun Hawa memakan buah dari Pohon Pengetahuan setelah Hawa dirayu oleh ular. Tindakan ini menunjukkan keingintahuan alami manusia serta kebebasan untuk membuat pilihan, bahkan ketika mereka tahu ada konsekuensi. Ini bisa dianalisis sebagai representasi dari kompleksitas kebebasan manusia – keinginan untuk mengetahui lebih banyak dan mengeksplorasi batasan.
Tanggung Jawab dan Konsekuensi: Setelah makan buah, reaksi pertama mereka adalah menyadari bahwa mereka telanjang dan mencoba menutupi diri. Ini menunjukkan kesadaran baru mereka akan moralitas, rasa malu, dan tanggung jawab. Perilaku mereka menggambarkan transisi dari kepolosan menuju kedewasaan, dimana mereka mulai memahami tanggung jawab pribadi dan konsekuensi dari tindakan mereka.
4. Peran Ular dalam Analisis Perilaku
Simbol Bujukan dan Kecurigaan: Ular sering diidentifikasi sebagai penghasut yang menggunakan manipulasi dan keraguan untuk membujuk Hawa melanggar perintah Tuhan. Dalam analisis perilaku, ini menunjukkan bagaimana pengaruh luar bisa mengubah keputusan manusia, khususnya saat mereka dihadapkan pada godaan atau ketidakpastian.
Persoalan Otoritas: Ular juga memunculkan persoalan tentang otoritas dan pemberontakan. Ketika ia merayu Hawa dengan janji bahwa memakan buah akan membuat mereka "seperti Tuhan," ini mencerminkan dinamika pemberontakan terhadap kekuasaan yang ada dan dorongan untuk mencapai kebebasan atau otonomi diri.
5. Rasa Malu dan Tanggung Jawab: Perilaku Setelah Melanggar
Kesadaran akan ketelanjangan: Setelah mereka memakan buah terlarang, Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang, yang merupakan simbol dari kesadaran diri dan rasa malu. Dalam analisis perilaku, ini menunjukkan bagaimana manusia, setelah melanggar aturan atau norma, merasakan rasa bersalah atau malu.
Saling menyalahkan: Ketika Tuhan menanyakan tentang tindakan mereka, Adam menyalahkan Hawa, dan Hawa menyalahkan ular. Ini mencerminkan perilaku manusia yang sering kali enggan mengambil tanggung jawab langsung atas kesalahan mereka dan cenderung mencari pihak lain untuk disalahkan.
6. Respons Setelah Pelanggaran
Penghindaran Tanggung Jawab: Setelah Tuhan memanggil Adam dan Hawa, Adam menyalahkan Hawa, dan Hawa menyalahkan ular. Ini menunjukkan perilaku penghindaran tanggung jawab, sesuatu yang sangat manusiawi ketika dihadapkan dengan konsekuensi negatif. Analisis ini mengungkapkan dinamika relasional di antara mereka dan bagaimana rasa bersalah sering kali menyebabkan manusia mencari kambing hitam.
Penerimaan Hukuman: Pada akhirnya, baik Adam maupun Hawa menerima hukuman atas tindakan mereka. Perilaku mereka di sini bisa dianalisis sebagai refleksi dari kepatuhan manusia terhadap hukum moral dan ilahi, serta pengakuan akan kesalahan setelah fakta.
7. Konsekuensi dan Pembelajaran: Pemahaman tentang Hukuman dan Kehidupan
Pengusiran dari Taman Eden: Setelah kejatuhan, Adam dan Hawa diusir dari taman. Ini menunjukkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Dalam konteks perilaku, ini menggambarkan proses pembelajaran manusia yang sering kali memahami nilai-nilai dan norma setelah mengalami akibat dari pelanggaran atau kesalahan.
Penerimaan tanggung jawab dan perubahan perilaku: Setelah diusir, Adam dan Hawa memulai kehidupan baru di luar Taman Eden. Mereka harus bekerja keras dan menghadapi realitas kehidupan yang lebih sulit. Hal ini mencerminkan proses adaptasi manusia terhadap keadaan baru, yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang tanggung jawab dan kerja keras.
Makna Filosofis dan Psikologis
Kebebasan kehendak dan moralitas: Cerita penciptaan ini menggambarkan bahwa manusia diberi kebebasan untuk memilih, tetapi dengan kebebasan itu datang tanggung jawab moral. Dalam konteks perilaku, ini menunjukkan bahwa manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang memiliki dampak moral dan etika.
Pertumbuhan psikologis: Dari keadaan polos di Taman Eden hingga kesadaran penuh setelah kejatuhan, Adam dan Hawa mengalami perkembangan psikologis. Mereka berpindah dari kepolosan tanpa rasa tanggung jawab ke pemahaman yang lebih mendalam tentang kebaikan, kejahatan, dan konsekuensi dari tindakan mereka.
JHu
2 notes
·
View notes
Text
The Prophet (ﷺ) said, ❝The Suhuf of Ibrahim were revealed on the 1st night of Ramadan,
the Tawrah was revealed on the 6th of Ramadan,
the Injil was revealed on the 13th of Ramadan,
the Zabur were revealed on the 18th of Ramadan,
and the Qur’an was revealed on the 24th of Ramadan.❞
Hasan. See Sahih Al-Jami’ Al-Saghir (no. 1497) by Al-Allamah Al-Albani | Translated by Abul-Hasan Mālik al-Akhdar
8 notes
·
View notes
Text
#WhatDoesTheHolyQuranSay
How to follow the instructions given in Torah, Zabur, Injil and Quran Sharif? To know this, you must read the book ""Musalman Nahi Samjhe Gyan Quran"". Download PDF from Sant Rampal Ji Maharaj App.
Baakhabar Sant Rampal Ji Maharaj
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/0d1660f4929146939abdce918c0a2918/d3c7c6a81a7daf4b-b4/s540x810/bdaa1633ddbfa8d775934413766c99070be902da.jpg)
3 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/44400bfa6a411cbc467106b5a9976821/c2d2c81c8e8c1014-20/s540x810/c7728bf0c66d77f6b2d03923d3e8e222e35094c0.jpg)
#WhatDoesTheHolyQuranSayHow to follow the instructions given in Torah#Zabur#Injil and Quran Sharif? To know this#you must read the book
0 notes
Text
SubhanAllah {Glory be to God} To glorify God is to recognise Him as free from any and all defect. As is intrinsic to our nature, we fall in love with the One Who is good and perfect. Glorification, in essence, is a declaration of love. Tasbih {glorification} brings about a state of contentment within our souls, for we can only be satisfied with God's decree when we recognise that He is free from all defect, and so everything He wills is the result of His perfect wisdom. Tasbih is also the source of tawwakul {reliance upon God.} It follows that only when we recognise that God is immune from any weakness or inability, only then can we truly come to rely on Him. "Immaculate is He—He is the All-Sufficient!" 10:68 Tasbih also works to protect and cleanse us from flawed, man-made understandings of God, that distort and misguide. To declare "Subhanallah" is to clear away such misconceptions. "Clear is God, of what they allege concerning Him!" 21:22 Hence, it is perhaps for these reasons that the command for tasbih has been mentioned more frequently compared to other adhkar {forms of remembrance to God.} The command for tasbih has been repeated 16 times; for istighfar {asking forgiveness from God} eight times; for the remembrance of God {dhikr} five times; and for takbir {to say, “Allahu akbar/God is Greater”} twice. The command for tasbih is recommended for all times and conditions, emphasising that one should always remember God as He Who is free from any defect or shortcoming: ﴿ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ ﴾ “Celebrate the praise of your Lord before the rising of the sun and before the sunset, and glorify Him in watches of the night and at the day’s ends.” 20:130 God is to be celebrated in times of celebration and joy: "When God's help comes… then celebrate the praise of your Lord" 110:1-3 God is also to be celebrated in the depths of adversity, for glorification is the source of deliverance: “And had (Jonah) not been of those who celebrate God’s glory, he would have surely remained in the belly of the whale until the end of time.” 37:143-144 On a final note, one should consider the tranquil thought that indeed all of creation—the seven heavens and the earth, and whatever there is within them—glorifies God. The birds and the trees, the mountains and the thunderstorm, "each knows its prayer and glorification" 24:41 We are admonished not to strike a blow onto the face of an animal, for they are glorifying God. In a narration from Imam Sadiq (a) it is said, "Whenever Prophet David (a) would recite the Zabur, there was no mountain, stone, or bird, that would not also recite with him. Similarly, the Holy Prophet (s) revealed that "There is not a single layer of the heavens except that therein is an angel glorifying their Lord" گر تو را از غيب چشمى باز شد با تو ذرّات جهان همراز شد نطق آب و نطق خاك و نطق گل هست محسوس حواس اهل دل جمله ذرّات عالم در نهان با تو مى گويند روزان و شبان ما سميعيم و بصيريم و هوشيم با شما نامحرمان ما خاموشيم If you could see the unseen, to you would be revealed the secret behind every particle of the world. The voice of the water, soil and mud can be heard by the gnostics. Every single particle of the world would secretly tell you during the day and night: "We are hearing, discerning and vigilant. We are silent with you the strangers" Once a group of chirping birds passed in front of Imam Sajjad (a). The Imam turned to those with him and said, "Indeed, every morning the birds glorify their Lord and pray to Him for strength for the day" How can the truth of this universal glorification be denied when God Himself says in the Holy Qur'an, "There is not a thing except that it sings His praise, but you do not understand their glorification" 17:44
— A Commentary on Prayer, Muhsin Qara'ati
8 notes
·
View notes
Text
JALAN KEMENANGAN Bag. 1
Oleh: Syaikh Abu Hamzah al-Muhajir (Taqobbalahullah)
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan
yang terkutuk.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
{Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kalian dapat bersyukur pada-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah
menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) kalian, dan agar tenteram hati kalian karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana}
[QS. Ali Imran: 123-126].
Segala puji bagi Allah Sang Pemilik Kemuliaan dan Rabb semesta alam, Penjamin kemenangan Dien ini, tiada yang berhak disembah kecuali Dia, yang memenangkan kebenaran sekalipun setelah beberapa waktu. Shalawat dan salam atas penghulu para rasul, semoga Allah meridhainya dan para sahabatnya kaum muhajirin dan ansar.
Amma Ba’du,
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman: {Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kaf i r tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai} [QS. at-Taubah: 32-33]. Maka hendaknya setiap muslim yakin bahwa kesempurnaan kemenangan pasti datang, bahwa Allah pasti memuliakan Dien ini, bahwa masa depan adalah untuk Dien ini walaupun seluruh umat mengeroyok kita, dan bahwa kita pasti akan menguasai bumi dengan kehendak Allah Yang Mahakuat lagi Maha perkasa. Siapa yang meragukan hal itu, dia termasuk golongan para penyebar berita dusta lagi kaf i r.
Allah Raja Yang Maha benar lagi Jelas berfirman: {Sungguh telah kami tuliskan di dalam Zabur setelah (kami tulis) di Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam (apa yang Kami tulis) ini benar-benar menjadi peringatan bagi orang-orang yang beribadah (pada Allah)}
[QS. al-Anbiyā: 105-106]. Rasul yang jujur
lagi dipercaya Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Perkara ini benar-benar sampai pada tempat yang dijangkau malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah di perkotaan dan di gurun, kecuali Allah masukkan Dien ini ke dalamnya dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kerendahan orang yang hina. Kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan orang-orang kaf i r.”
Tamim ad-Dari radhiyallahu 'anhu berkata sebagaimana dalam al-Musnad: “Hal itu terjadi pada keluargaku, yang masuk islam mendapat kebaikan, kemuliaan dan kejayaan, sedangkan yang kaf i r mendapat kehinaan, kerendahan, dan jizyah.”
Oleh karena itu, hendaknya seorang muwahid mengetahui bahwa akidah yang dibela hingga darah yang suci tertumpah, yang para syuhada berperang hidup mati untuk membelanya, pasti akan menang. Panahnya akan melesat menembus leher setiap kaf i r dan menerangi hati setiap muwahid. Namun hendaknya kita semua mengetahui bahwa kemenangan itu tergantung pada sejauh mana kita mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, terlepas dari sebab-sebab materi, sebagaimana dikatakan oleh ahli ilmu. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Kemenangan dan dukungan yang sempurna hanya untuk orang yang memiliki iman yang sempurna. Allah Ta'ala berfirman: {Sungguh kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman di dalam kehidupan dunia dan juga di hari berdirinya para saksi (hari kiamat)} [QS. Ghafir: 51].
Juga kalam-Nya: {Maka kami tolong orang-orang yang beriman dalam melawan musuh mereka sehingga mereka menjadi menang} [QS. as-Shaff: 14]. Maka siapa yang imannya berkurang, jatah kemenangan dan pertolongan juga berkurang”. Demikian perkataan beliau rahimahullah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menunjukkan pada kita dengan sempurna sebab-sebab dan penghalang datangnya pertolongan. Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah rahimahullah berkata: “Demikianlah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenalkan pada mereka tipu daya perang, bagaimana berhadapan dengan musuh, dan jalan meraih kemenangan serta keberuntungan, yang jika mereka mengetahui, memahami, dan menjaganya dengan sebenar-benarnya, musuh tidak akan lagi sanggup melawan mereka selama-lamanya”.
Diantara sebab pertolongan Allah adalah:
Pertama: TAUHID
Allah Ta'ala berfirman: {Mereka senantiasa
memerangi kalian hingga mereka dapat
mengeluarkan kalian dari Dien kalian jika mereka sanggup} [QS. al-Baqarah: 217]. Juga kalam-Nya: {Mereka tidak menyiksa orang-orang beriman itu kecuali karena mereka beriman pada Allah Yang Mahaperkasa lagi Terpuji} [QS. al-Burūj: 8]. Inilah hakikat yang seharusnya dipahami oleh mujahidin.
Sesungguhnya peperangan antara para
muwahid dan orang-orang kaf i r pada dasarnya dan pada akhirnya adalah pertempuran karena akidah. Allah juga telah mempersempit dan membatasi permusuhan ini lantaran karena Dien saja. Maka orang
kaf i r, baik dia seorang sekuleris, komunis, Yahudi, maupun Nashrani, tidak memusuhi para muwahid kecuali lantaran keimanan mereka yang bersih dari kotoran. Slogan apapun selain slogan Dien yang diusung pada pertempuran apapun yang berlangsung
antara kita dan mereka adalah murni dusta. Permusuhan orang kaf i r asli atau murtad atas mujahid muwahid selamanya tidaklah bermotif politik atau ekonomi, pertempuran yang terjadi adalah antara kekafiran dan keimanan, pertempuran akidah dan persoalan agama.
Kita tidak memerangi Salibis penjajah atau Arab murtad hanya demi sejengkal tanah, pertempuran kita ini adalah demi meninggikan kalimat Allah di bumi. Mereka juga tidak memerangi kita karena perselisihan dalam urusan materi. Jika urusannya seperti itu, tentu amat mudah baginya dan bagi kita untuk mencari titik temu yang mungkin bisa dikompromikan. Namun, sungai susu yang mengaliri hati dan urat nadi kami tidak akan mungkin kita kotori dengan lautan dan tetek bengek kotoran najis akidah mereka.
Dahulu, kolonialisme adalah wajah asli salibis, seperti juga saat ini menjadi wajah asli Yahudi dan Nasrani. Berkali-kali sang Kaisar Romawi Bush mengumumkan hal itu dengan kata-katanya: “Sesungguhnya ini adalah Perang Salib”. Lalu, ada apa mereka berdusta, dan mendustakan?
Jika engkau mengetahui hal ini wahai mujahid, maka wajib bagimu agar tidak terkacaukan dengan bermacam-macam panji, atau tertipu dengan bermacam-macam nama mentereng, sebagaimana juga wajib engkau bersihkan hati dan barisanmu dari segala macam kotoran. Jangan sampai ada syirik atau orang musyrik di hati atau barisanmu. Engkau harus tahu bahwa adanya kesyirikan dalam barisan dan hati kita adalah penghalang kemenangan terbesar dan pembawa kekalahan tercepat. Allah Ta'ala berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki pelindung dan penolong}
[QS. as-Syūrā: 8]. Allah juga berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki penolong} [QS. al-Baqarah: 270]. Tafsirnya adalah dalam firman Allah Ta'ala: {Wahai anakku, janganlah kalian menyekutukan Allah. Sungguh syirik adalah kezaliman yang besar} [QS. Luqmān: 13].
Kemudian, sesungguhnya memurnikan niat hanya pada Allah adalah faktor kemenangan dan tamkin yang paling penting. Allah Ta'ala berfirman: {Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)} [QS al-Fath: 18], maksudnya, Allah mengetahui kejujuran, loyalitas, dan
kemurnian niat mereka karena Allah dalam baiat ini. Ayat ini menunjukkan bahwa ikhlas adalah salah satu syarat tamkin yang jika terpenuhi maka Allah akan memberi balasan berupa futuh, kemenangan, dan kekuasaan. Allah Ta'ala berfirman: {Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya}
[QS. al-Kahf: 110]. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya apa yang
paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil”.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sang pemimpin adalah manusia yang paling bersungguh-sungguh menyucikan hati para sahabatnya dari bencana ini, khususnya dalam berjihad, sabdanya: “Sungguh demi Allah kami tidak akan memberikan pekerjaan ini pada orang yang memintanya, tidak pula pada orang yang sangat menginginkannya”.
Dari Abu Sa’īd Abdurrahman bin Samurah
berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah meminta jabatan. Karena jika engkau dibebani jabatan itu tanpa meminta, maka engkau akan dibantu. Sedangkan jika engkau dibebani jabatan itu karena permintaanmu, maka jabatan itu akan dipikulkan padamu”.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
“Para ulama berkata, ‘Hikmah tidak diberikannya kekuasaan bagi yang memintanya adalah kekuasaan itu dipikulkan padanya tanpa mendapat pertolongan dalam menjalankannya,
sebagaimana yang telah jelas dalam hadits Abdurrahman bin Samurah tersebut. Jika tidak mendapat pertolongan, orang itu tidak akan memiliki kapabilitas, sedangkan orang yang tidak memiliki kapabilitas tidaklah diberi kekuasaan”.
Terkadang seseorang telah lebih dahulu
berjalan menuju Allah dan berjihad Fisabilillah, dan dia juga memiliki banyak kebaikan yang diketahui oleh Allah. Akan tetapi bisa jadi ia tidak layak memikul kepemimpinan sekalipun dia menyangka dirinya mampu memikulnya. Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu: Saya berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menugasiku? Maka Rasulullah menepuk kedua pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau adalah orang lemah, sedangkan ini adalah amanat, yang merupakan kehinaan dan penyesalan di hari kiamat”. Tapi terkadang kekuasaan itu menjadi Fardhu ‘Ain bagi orang yang kapabel ketika melihat darah ditumpahkan dan harta dicuri sedangkan dia mampu untuk mencegahnya, orang mulia putra
orang mulia berkata: {Berikanlah perbendaharaan bumi padaku, sungguh aku terpercaya dan memiliki ilmu} [QS. Yusuf: 55].
Kedua: PERSATUAN
Allah Ta'ala berfirman: {Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara}
[QS. Āli ‘Imrān: 103].
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Wahai manusia, wajib bagi kalian
untuk taat dan berjamaah karena keduanya adalah ketentuan yang Allah perintahkan. Apa yang kalian benci dalam berjamaah dan ketaatan adalah lebih baik dari apa yang kalian sukai dalam perpecahan”.
Bagaimana tidak, sungguh telah tetap dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana tercantum dalam al-Musnad, sabdanya: “Tiga hal yang hati seorang muslim tidak terkena dengki karenanya; ikhlas beramal karena Allah dan menasihati para pemimpin”. Dalam riwayat lain disebutkan: “…taat kepada para pemegang urusan dan komitmen pada jamaah, karena doa mereka meliputi siapa saja yang berada dalam tanggung jawab mereka”. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Siapa yang mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya untuk Allah, melakukan amalnya secara totalitas dan penuh integritas, komitmen terhadap jama’ah dengan bersatu dan tidak berselisih, hatinya akan menjadi bersih suci dan ia menjadi wali Allah. Namun, siapa yang menyelisihi hal ini, hatinya akan dipenuhi keburukan yang membinasakan”.
Pada dasarnya, kaum muslimin wajib untuk berjamaah bukan berpecah belah, dan berpegang pada tali Allah bukan menyempal serta saling berselisih. Hidup berjamaah itu di dunia berbuah kemuliaan, kemenangan, dan tamkin, dan di akhirat mewariskan wajah yang bercahaya serta derajat yang tinggi, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dalam tafsir kalam Allah Ta'ala: {Pada hari beberapa wajah menjadi putih dan beberapa wajah (lainnya) menjadi hitam} [QS. Āli ‘Imrān: 106], katanya: “Wajah ahlus sunnah wal jamaah menjadi putih, dan wajah ahli bid’ah dan perpecahan menjadi hitam”.
Dalam perpecahan tidak ada kemuliaan
dan kemenangan sama sekali, meskipun amir kita adalah sebaik-baik dan seberani-beraninya makhluk Allah di muka bumi. Inilah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, ketika menjabat sebagai khalifah tidak ada yang lebih baik daripadanya. Meskipun demikian, ketika umat menyelisihi nya, sekelompok orang memberontak padanya, dan kemudian muncul Khawarij, beliau sama sekali tidak bisa menyiapkan satu pasukan pun untuk memerangi orang-orang kaf i r.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam pembicaraannya mengenai dua belas imam menurut Rafidhah: “Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai kekuatan selain Ali bin Abi Thalib. Sekalipun demikian, selama masa khilafahnya beliau tidak mampu menggempur orang kaf i r, atau menaklukkan kota, atau bahkan membunuh satu orang kaf i r. Sebaliknya, kaum muslimin malah sibuk saling memerangi, sampai-sampai orang-orang kaf i r di Timur dan di Syam baik kaum musyrikin maupun Ahli Kitab mendapat kesempatan menyerang mereka, sampai dikatakan berhasil merebut beberapa negeri kaum muslimin”.
Perang Jamal adalah contoh paling menyakitkan akibat perpecahan barisan dan menyelisihi persatuan. Sebaliknya, ketika umat bersatu dibawah kepemimpinan Mu’awiyah dalam ‘Ām al-Jamā’ah (Tahun Persatuan), beliau bisa mempersiapkan dan mengirim pasukan demi pasukan, menaklukkan berbagai negeri, mengumpulkan zakat, dan menggelontorkan harta.
Tidak ada seorang pun yang menentang bahwa Ali itu lebih takwa, lebih berani, lebih adil, dan lebih bijak daripada Mu’awiyah radhiyallahu 'anhu, akan tetapi semua perselisihan adalah buruk. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam Shahih Muslim: ”Siapa yang keluar dari ketaatan dan meninggalkan jamaah lalu mati, maka matinya jahiliyah, dan siapa yang berperang di bawah panji fanatisme, marah karena fanatisme kelompok atau menyeru pada kelompok lalu terbunuh, maka matinya jahiliyah”. Begitu juga sabdanya: “Siapa yang melihat suatu hal yang dia benci pada pemimpinnya, maka hendaknya bersabar, karena siapapun yang memisahkan diri dari jamaah kemudian ia mati, matinya Jahiliyah”.
Sesungguhnya kami, dengan pertolongan
Allah, selama hati kita bersatu dalam satu
pimpinan yang kita berbaik sangka dan menepis segala tuduhan serta keraguan yang ditudingkan padanya, maka Demi Allah, sekalipun Amerika datang dengan seluruh kekuatannya, dengan seluruh laki-laki dan wanitanya untuk memerangi kita, niscaya kita tetap akan menang. Maka, wahai tentara-tentara Allah, halangilah setiap orang yang hendak memecah belah barisan kalian.
#Sumber : Rumiyah2
Barokallohu fiikum
4 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/f3240dd1294f201a06b780829a371752/8cafe9c94a9024bb-21/s540x810/df3f18511f17168ee23cb9792521ea32214c4628.jpg)
🍃🕊🍃 Names of Revealed Books
Many books were revealed (sent) to the Prophets (as) by Allah.
Four of them are important.
They are (1) Tawrat; (2) Zabur; (3) Injil; and (4) Quran al-Majid.
You should know that:
🕊 1. Tawrat was revealed to Prophet
Musa (as)
🕊 2. Zabur was revealed to Prophet
Dawood (as)
🕊 3. Injil was revealed to Prophet Isa
(as)
🕊 4. The Quran was revealed to our
Holy Prophet Muhammad al-
Mustafa (S)
All previous books were cancelled by Allah when the Quran was sent. Now the Quran is the only authentic and true book which is to be followed by all men.
🍃🕊🍃 al-Islam.org 🍃🕊🍃
.
4 notes
·
View notes
Text
Hebrew Bible as well as with Talmudic and Midrashim writings. [13] The Tawrat (Arabic:
rmanied as Tawrah or Taurat, is
the Arabic-language name for the Torah within its context as an Islamic holy book believed by Muslims to have been given by God to the prophets and messengers amongst the Children of Israel. In the Qur'an, the word 'Tawrat' occurs eighteen times. When referring to traditions from the Tawrat, Muslims have not only identified it with the Pentateuch (the five books of Moses), but also with the other books of the Hebrew Bible as well as with Talmudic and Midrashim writings. [1] Injil (Arabic: Aww!, romanized: 'Injil, alternative spellings: Ingil or Injeel) is the Arabic name for the Gospel of Jesus (Isa). This Injil is described by the Quran as one of the four Islamic holy books which was revealed by God, the others being the Zabur (possibly the Psalms), the Tawrat (the Torah), and the Quran itself. The word Injil is also used in the Quran, the Hadith and early Muslim documents to refer to both a book and revelations made by God to Jesus. A famous recorded oral tradition among Muslims (Arabic: Hadith) is about comment made by Imran in Husain, one of the companions of Muhammad and a Narrator of hadith. The comment was regarding the prohibition of Mut'ah, a word with several meanings. It is used in both Nikah mut'ah and Mut'ah of Hajj. JUNGLEWOODNETHERRACKNETHERWARTENCHANTMENTTABLECHORUSFLOWERREDSTONEREPEATERREDSTONECOMPARATORTRiPWiREHOOKCOMMANDBLOCKSTiCKYPiSTONALiENSSPECiESFAiRiESDEiTiESGODSCLOWNSROBOTSANDROiDSARTiFiCiALiNTELLiGENCESBRAiNSPOWERSiNTELLiGENCEQUOTiENTSWORMSTAPEWORMSTUBESTUMORSCANCERSHOSTSENTiTiESFUNGiSPARASiTESBACTERiASAMiCROORGANiSMSMUSHROOMSSURGERiESSCiENCESPHYSiCSWiTCHCRAFTSMAGiCSVOODOOSHOODOOSWiZARDSWARLOCKSCULTSSECRETSOCiETiSALTEREGOSiNNERDEMONSCROSSROADDEMONSMEDiCALTREATMENTS CLONES
2 notes
·
View notes