Tumgik
#Yaa Rabb
tumbleier · 1 year
Text
Him : Jangan menambah masalah baru. Jika ada masalah selesaikan dulu. Me : Siapa yang menambah? Kan kamu emang gak pernah mau diajak komunikasi. Him : Nah itu, kaya gitu namabah masalah. Me : kaya gimana? Ngomongnya yang jelas aku harus gimana aku gak boleh gimana? Kamu bimbing aku. Him : Lha kalo aku gak bisa bimbing kamu? My mind : (bukannya itu udah tugasmu? die paham kagak sih peran sbg suami? 🤔) Me : Ya gak mungkinlah kamu ga bisa bimbing. Kamu tinggal ngomongin aku kan. Him : memangnya pengaruh aku ngomongin kamu. Me : Yaiya dong, kamu bilang aku kudu gini kudu gitu gaboleh gini gitu. Kan katanya aku kudu jadi istri yang nurut. Him : (Silent)
---End---
sejak kapan sih dia enggan komunikasi ttg rumah tangga ini? Saking lamanya aku gak ingat, seingat ku emang dia gk pernah mau ngomongin hal gituan
Pasti endingnya Silent is the closing of conversation.
7 notes · View notes
wasiilahalhasanah · 3 months
Text
Yaa Allah... Tolong yakinkan kami bahwa semuanya akan baik-baik saja, genggam hati kami untuk melewati semuanya termasuk untuk menerima apa yang tidak kami inginkan.
Yang Maha Membolak-balikkan Hati... Mungkin air mata kami sering menetes, tapi sungguh tidak pernah menyesali takdir. Mungkin keluh ini sering terdengar, tapi sungguh Yaa Rabb kami tak bermaksud mengutuk apa yang ada.
Kami tahu bahwa semua atas kendali-Mu, maka tolong peluk kami disaat takdir kami tak seperti apa yang kami inginkan.
حسبنا الله ونعم الوكيل
200 notes · View notes
esbatubulet · 3 months
Text
Yaa Rabb, jemputlah aku disaat aku dalam keadaan mencintaimu sedalam-dalamnya..
240 notes · View notes
hilyahkamilah · 3 months
Text
Doaku diijabah.
Rasanya kalo bisa menuliskan semua hal yang aku doakan, pasti ada banyak yang sudah aku centang menandakan sudah banyak doaku yang diijabah.
Bahkan, adakalanya aku merasa doaku dijawab dengan lebih banyak kebaikan daripada apa yang aku minta. Allah kasih lebih banyak, Allah kasih lebih baik.
Maka dari itu, aku berusaha merenungkan apa-apa saja doaku, dan bagaimana aku menghambakan diri merayu Allah. Apakah caraku sudah baik, sudah mengiba, atau malah membuat Allah cemburu.
Mengapa membuat Allah cemburu?
Aku teringat perjalanan dari Madinah menuju Mekkah. Sudah berpakaian ihram dan mengambil niat umroh. Aku membaca pesan-pesan dari orang-orang yang menitipkan doa. Aku juga sudah mempersiapkan doa-doa yang ingin aku panjatkan. Aku menyadari, bahwa doa-doaku isinya duniawi.
Perjalanan yang cukup jauh ditempuh. Aku beribadah dengan mengharapkan keindahan akhirat. Tapi doaku mayoritas isinya dunia. Aku ingin mendapatkan A, aku ingin memiliki B, Aku ingin melakukan C. Semuanya tentang kesenangan dunia.
Walaupun tidak masalah semua permintaan itu. Sebab dunia seisinya pun milik Allah. Wajar kalau kita meminta kepada-Nya.
Tapi, aku menyadari, terkadang isi doaku bisa saja membuat Allah cemburu.
Maka aku belajar untuk menutup doaku dengan, "Yaa Rabb, aku menerima segala ketetapan-Mu." Selayaknya doa Nabi Zakaria, "Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu Yaa Tuhanku."
Dan ketika aku terbiasa menutup doa seperti itu, aku menyadari, tidak ada doa yang tidak Allah dengarkan yang tidak Allah jawab.
Meskipun terkadang membutuhkan waktu yang lama, seiring kita selalu mengingat, apa yang kita terima hari ini adalah doa-doa yang sudah terucap oleh diri sendiri, ataupun orang-orang yang mendoakan kita.
Mari berdoa, minta doa, dan mendoakan. Kelak satu persatu kebaikan akan datang.
Baarakallahufiikum.
69 notes · View notes
journalditaa · 3 months
Text
Memberanikan diri keluar dari lingkaran yang mampu menumbuhkan mimpi juga sekaligus membunuh empati di saat bersamaan, bukanlah perkara yang mudah.
Maka yaa Rabb perihal masa depan ku, aku titipkan pada-Mu. Bagaimanapun jalanMu, aku berserah diri.
Tentunya setelah menyempurnakan ikhtiar
68 notes · View notes
yayanurcahyati98 · 28 days
Text
VALIDASI KEYAKINAN
Kemarin sempat bertanya-tanya sama Allah
"Ya Rabb, hikmah apa sebetulnya yang mau Engkau sampaikan ? Bantu aku yaaa untuk memahaminya ya Rabb" lirihku..
Maha Kuasa Allah..
Dia berikan keyakinan dari beberapa keraguan yang pernah terbesit dalam hati,
Dia berikan jalan sebagai jawaban dari beberapa pertanyaan yang terbesit dalam pikiran,
Tertampar rasanya, tapi aku suka !
Karena lagi-lagi cara-Nya selalu diluar dari praduga.. Tak di rencanakan tapi Dia tunjukkan, tak terbesit tapi Dia yakinkan.. Selembut itu yaa..
Betul adanya tutur sang guru,
"Kamu yakin aja, nikmatin prosesnya banyakin syukurnya. Setiap yang Allah kasihkan itu ada maksud dan tujuannya kok"
"Setiap yang sudah tertakdirkan akan dimudahkan, setiap yang sudah di putuskan akan di tunjukan, setiap yang sudah jadi ketentuan akan ditemukan"
Saat ini mungkin memang belum saatnya ! Apa-apa yang kamu pinta bukan tak di kasihkan atau tak didengarkan apalagi diacuhkan, melainkan karena bisa jadi kitanya belum ada kesiapan.
Masih mau ngeluh juga ?
Padahal act of service nya versi Allah lebih bikin baper..
Kuningan, 26 Agustus 2024
@yayanurcahyati_
17 notes · View notes
aksarahumaira · 5 months
Text
Al-Quran Bukanlah Beban!
Tumblr media
Gimana kabarnya setelah Ramadhan? Gimana kedekatan kita dengan Quran? Adakah shalat malam yang kita rutinkan di bulan Ramadhan justru tertinggal di bulan selainnya? Adakah semangat kita menyusut pasca Ramadhan?
______
Beberapa hari ini rasanya nggak tenang banget, tau sih penyebabnya... apalagi kalau bukan karena intensitas dengan Quran berkurang, dzikir yang sedikit, kurangnya muhasabah..
Kalau udah begini cuma bisa beristighfar terus-menerus, minta ampun sama Allah khawatir ada banyak dosa yang memang belum di ampuni olehNya, entah di masa lalu atau justru beberapa hari kebelakang. Sampai-sampai aku berpikir, "yaa Rabb, sekeras apa hati hamba sampai beberapa hari ini tilawah 1juz perhari aja engga selesai?". Dan puncak dari kesedihan itu ketika lihat hafalan teman yang jauh lebih banyak, dan aku ngerasa stuck gini-gini aja :)
Entah bagaimana caranya, dibulan ini Allah kasih kesempatan aku untuk menghafal sebagian dari surat Thaha. Ketika memahami arti dari ayat ke 2, "Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah." Allah engga menurunkan Al-Quran untuk membuat kita susah. Dan itu tercatat dalam kalamNya!
Rasanyaaa ketika mengulang-ngulang ayat ini, Allah tuh lagi ngehibur aku banget dengan ayatnya :")
Al-Quran ada, bukanlah beban bagi seorang hamba. Buat yang engga mau ambil pelajaran aja sudah Allah mudahkan, apalagi buat orang-orang yang berusaha selangkah lebih dekat dengan Al-Quran!
Ketika setoran, mentorku mendoakan, "semoga setiap tetes air mata ketika mentadabburkan tiap ayatnya bahkan tiap katanya, jadi wasilah pelembut hati ya Kak" --saking aku ga bisa menyusun kata-kata yang tepat selain tangisan karena satu ayat.
Semoga bagi yang membaca juga, Allah lembutkan hatinya untuk istiqomah dengan Al-Qur'an diluar Ramadhan ya. Semoga lisan kita Allah jaga hanya untuk mengeluarkan kata penuh kebaikan dan hikmah saja :")
Depok, 29 April 2024
25 notes · View notes
andromedanisa · 6 months
Text
menahan diri untuk tidak saling menakar..
"ngejar apa sih sampai 10 hari Ramadhan aja masih sibuk bikin kue, sibuk jualan, sibuk iklan kerja sampai lembur-lembur. ini udah masuk 10 hari Ramadhan loh harusnya gas polin ibadahnya."
"aku kemarin barusan dapat transferan THR suami, langsung bawa anak-anak ke mall untuk membeli baju baru buat mereka. mall penuh sekali, Masya Allaah, daya beli masyarakat sudah mulai membaik."
"kalau beli baju baru mah gak perlu nunggu lebaran." komentar lainnya
"tapi emang bener kok nasehatnya buat fokus ibadah di bulan Ramadhan, jadi gak usah baper kalau ada yang ngingetin. justru cek hati kita kenapa kita sibuk dengan dunia melulu."
aku tahu sebuah nasihat memang terasa menyakitkan. namun percayalah mereka yang saat ini masih terlihat sibuk update buat kue kering, sibuk jualan, sibuk kerja bahkan sampai lembur, sibuk iklan sana sini bukan berarti enggak beribadah, bukan berarti tidak menerima nasihat. mall terlihat ramai karena banyaknya para pengunjung mall untuk belanja bukan berarti nggak maksimal di bulan Ramadhan. Apalagi masih terlihat update story jualan di 10 hari terakhir Ramadhan.
sebab ada sebagian orang yang pada hari ini memilih masih ada hutang yang harus dibayar, orangtua yang sudah sepuh yang harus mereka kunjungi dikampung halaman. membelikan baju baru untuk anak-anak karena baru dapat THR, membelikan hadiah untuk sanak kerabat. atau mungkin mengejar omset agar bisa memberikan THR, bonus untuk karyawan yang juga mengharapkan penuh untuk orang yang mereka sayangi.
hari ini dan bahkan sampai kapanpun,. kita tidak akan pernah tahu amalan tersembunyi apa yang sedang mereka kerjakan namun tak nampak dipermukaan. bisa jadi amalan ibadah mereka jauh lebih baik dari kita pada hari ini.
sebab mereka menjaga niat, sebab mereka menjaga keikhlasan hati. sebab mereka melapangkan hati mereka untuk banyak memberi maaf kepada orang-orang yang telah menyakiti. sementara kita, sibuk mengomentari, sibuk dengan prasangka-prasangkaan yang belum jua benar adanya, merasa lebih baik sebab melakukan ibadah di bulan Ramadhan.
hati-hati dengan prasangka, hati-hati menilai hidup orang lain. kita tidak akan dihisap penilaian orang lain kepada kita melainkan kita akan dihisap sebab prasangka kita kepada orang lain. kita hanya penonton di kehidupan orang lain. kita tak pernah tahu kesulitan seperti apa yang sedang Allaah uji dalam hidup mereka. tidak pernah benar-benar tahu.
maka salinglah menahan diri untuk tidak saling menakar mana yang lebih baik. sebab yang terbaik adalah yang paling lurus niatnya murni karena Allaah Ta'ala.
sekali lagi, semua orang sedang berjuang, setiap orang punya ladang pahalanya. hanya karena orang lain tidak mengerjakan apa yang kita kerjakan amalan pada hari ini, bukan berarti kita lebih baik dari mereka. Justru kita perlu bertanya kepada diri, bukankah itu termasuk kesombongan sebab merasa lebih baik dari orang lain?
Astaghfirullaah. Ighfirliy yaa Rabb 💦
Untuk siapapun yang hari ini Allaah uji perihal harta, ekonomi. Semoga Allaah menolong selalu dalam keadaan apapun. Dan untuk siapapun yang hari ini Allaah uji perihal apapun itu, semoga Allaah mudahkan untuk melaluinya dengan sabar dan tawakal kepadaNya. Pada akhirnya kita menuju Allaah sesuai kemampuan kita dalam mengupayakan. Dan ini tentu atas pertolongan Allaah. Maka jangan lelah untuk selalu meminta pertolonganNya.
pada akhirnya hanya Allaah yang tahu isi hati manusia. jika menemukan sesuatu yang tidak sejalan menurut pandangan kita. cukup sampai pada diri kita saja, cukupkan tanpa berkomentar. jika tak bisa mendoakan maka menahan diri untuk tidak saling menakar. bedakan ya, mana memberi nasihat dan mana membandingkan diri di bulan Ramadhan ini. semoga Allaah menolong kita semua, semoga Allaah mengampuni kita.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
Penghujung Ramadhan, 22 Ramadhan 1445 H
49 notes · View notes
tumbleier · 5 months
Text
Perhatikan ini Ketika Ramadhan Sudah Berlalu
Nabi ﷺ bersabda, "Iman seorang hamba tidak akan istiqamah sampai hatinya dahulu yang istiqamah." (HR. Ahmad)
Al-Hafidz Ibnu Rajab رَحِمَهُ اللهُ mengatakan, "Dasar dari keistiqamahan adalah keistiqamahan hati di atas tauhid kepada Allah ﷻ." (Jami' Al Ulum wal Hikam)
Ini menunjukan bahwa di hari-hari setelah Ramadhan hal yang harus kita perhatikan, evaluasi dan kawal adalah hati kita.
Kita harus cek bagaimana:
Keikhlasan kita.
Cinta kita kepada Allah ﷻ.
Kesabaran kita.
Sejauh mana ridha kita terhadap takdir Allah ﷻ.
Harapan-harapan kita kepada Allah ﷻ lalu bandingkan harapan kita kepada makhluk.
Penyerahan diri kita kepada Allah ﷻ.
Ketawakkalan hati kita kepada Allah ﷻ, lalu bagaimana berpalingnya hati kita dari selain Allah ﷻ.
©Al Ustadz @muhammadnuzuldzikri
0 notes
fahmarosyada · 1 year
Text
Ternyata, laki-laki baik yang sudah Allah setting hatinya untuk menerima segala kekurangan yang ada padaku, itu memang ada. Di saat aku sudah sangat pasrah ketika menyampaikan apa adanya terkait kondisi kesehatanku, sudah sangat siap menerima apapun respon yang akan diberikan.. Ternyata dengan mudahnya ia beserta keluarganya menerima kondisiku, bahkan menganggapnya sebagai "sakit yang ringan".. Alhamdulillah, masya Allah tabarakallah. Dalam hati aku bergumam, "Oh ternyata begini ya rasanya, diterima dengan tangan terbuka". Bahagia, terharu, speechless, bercampur jadi satu. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah..
Ya Allah, yaa Rabb.. Alhamdulillah, terima kasih sudah mendatangkan seseorang yang baik menurut-Mu dan ternyata menjadi jawaban dari seluruh do'aku.. Seseorang yang hari ini menjabat tangan bapakku, sembari mengucapkan janji suci yang menggetarkan Arsy-Mu.. Dear Allah, terima kasih atas segala anugerah dan karunia dari-Mu..
Masfal, terima kasih sudah bersedia untuk maju datang ke keluargaku, dan juga bersedia untuk menerima segala kekurangan yang ada padaku, menanggung kehidupan dunia dan akhiratku.. Hari itu, aku sangat terharu dengan kata-kata yang kau ucapkan ketika khitbah, begini kurang lebih yang aku ingat: "Mohon do'anya dari Abi dan Umi, serta do'a dari Bapak Sigit dan Ibu Nita.. Semoga al-Faqir bisa mengarungi bahtera rumah tangga, dan menjaga ananda sebagai amanah selama-lamanya".
Masfal, mas harus tahu satu hal ini, yang nantinya akan ku ceritakan detailnya padamu. Jauh hari sebelum datangnya hari ini, selepas khitbah, ada banyak hal yang terjadi. Banyak peristiwa yang ternyata sarat akan hikmah, sehingga menyadarkanku akan banyak hal, termasuk tentang bagaimana definisi dari menerima seutuhnya. Untuk diriku yang perfeksionis ini, ternyata tidak semudah itu untuk menerima kekurangan yang ada, bahkan masih saja terus mencari hal atau situasi yang ideal, yang seharusnya terjadi. Yang ternyata, memang tidak harus selalu begitu. Justru dengan adanya kekurangan itu, menjadikan kita mampu untuk mensyukuri hal yang lain, yang ternyata jauh lebih besar dan berharga dari kekurangan yang terlihat oleh mata. Tentang ini, akan ku sampaikan padamu, tentang rasa syukurku dalam setiap fase yang ku jalani sebelum datangnya hari bahagia kita hari ini.
Masfal, terima kasih sudah hadir sebagai warna baru dalam hidupku. Warna baru yang nantinya akan selalu mewarnai diriku, dengan segala yang ada padamu. Meskipun aku belum mengenalmu lebih dalam, namun rasa sayangku kepadamu dan segenap keluargamu kian merekah, membuncah seiring dengan rasa syukurku yang rasanya semakin ke sini, semakin tiada habisnya.
Masfal, aku sangat bersyukur karena Allah mempertemukan kita di saat menurut Allah, aku sudah siap untuk memulai perjalanan baru ini. Sekali lagi terima kasih ya mas, sudah hadir dalam hidupku untuk menjadi partner ku belajar, bertumbuh, dan berproses sampai akhir nanti.
Hamba Allah yang bersyukur, Atina Fahma Rosyada.
Yogyakarta, 16 September 2023. 17.50
62 notes · View notes
esbatubulet · 5 months
Text
Cinta yg dewasa itu sudah bukan lagi tentang "I love you". Tapi lebih ke "yaa Rabb, jagalah ia dimanapun ia berada. Lancar kan segala aktivitasnya. Dan jauhkan ia dari segala sesuatu yg tidak baik"..
166 notes · View notes
in-syirah · 8 months
Text
Anugerah kehidupan yang sesungguhnya adalah hari ini yang kita jalani. Kehidupan hari kemarin, tidak lebih sekedar untuk memetik pelajaran, tidak untuk mengingat-ingatnya, apalagi kembali pada apa yang sudah Allaah jauhkan. Lalu, kehidupan kedepannya bukanlah suatu kepastian. Maka, yang perlu dihargai dengan baik adalah detik, menit, yang ada dalam hari ini.
Yaa Rabb, izinkan kami untuk selalu istiqomah di jalan-Mu. Kami sadari bahwa tak ada yang menjamin kami hidup hari esok, maka berikanlah kami kekuatan dan kemampuan untuk terus beribadah kepada-Mu di setiap waktu-waktu yang masih Engkau titipkan kepada kami.
34 notes · View notes
hellomentarii · 2 months
Text
Bagian sedih ku yang tak bisa disembunyikan, ketika ayahku mengeluhkan sakitnya. Wallaahi, perasaan gemuruh di hati semakin menjadi-jadi.
Yaa hayyu yaa qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan
Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya
11 notes · View notes
puspadwin · 1 month
Text
Begini saja..
Ada pesan yang masih kutulis dengan rahasia, untaian doa yang akan dilangitkan bersama. Cukup dengan bahagia yang aku rasa, bahagia dengan rasa cukup yang aku terima. Begini saja yaa Rabb, begini saja ternyata sudah tuai bahagia.
7 notes · View notes
yayanurcahyati98 · 1 month
Text
Serahasia itu yaa,
Pertemuan yang di takutkan justru lebih memberikan kepastian,
Sedangkan pikirannya masih sibuk dengan urusan kefanaan,
Iyaa kamu si budak cinta, masih saja sibuk merangkai romansa,
Lupa yaa kalau waktu terus jalan tanpa bisa di kompromikan..
Lirihnya memang penuh harapan _"Ya Rabb, karuniakan aku dengan pertemuan"_
Tapi saat direnungi kembali,
Jangankan hadiah untuk dipersembahkan pada Tuhan, sebatas perbekalan pun masih jauh dari kesiapan..
Ayo dong pikiran,
Sesekali kamu harus berkompromi dengan hati, tidaklah kamu merasa resah ? jika maksiat masih begitu memikat, jika iman masih begitu jauh di dasaran..
Kuningan, 13 Agustus 2024
@yayanurcahyati_
9 notes · View notes
hilyahkamilah · 3 months
Text
Aku merasa kehilangan diriku.
Beberapa bulan ini aku meninggalkan rutinitas baik. Bukan berarti apa yang aku lakukan hari-hari ini tidak baik. Hanya saja, banyak kebiasaan yang sedang aku usahakan menjadi bagian dari jati diriku tidak lagi aku lakukan.
Di satu sisi, aku sedih. Rasanya usahaku selama ini hampir gagal, lagi.
Di lain sisi, aku bahagia. Aku bisa melakukan apapun yang membuat aku bisa hidup layaknya manusia biasa, bukan robot yang diatur sedemikian rupa.
Di lain sisi, ini adalah bagian dari filterisasi. Mana saja kebiasaan yang sudah benar-benar menjadi bagian dari karakterku atau yang belum.
Maka dari itu setiap berdoa aku selalu meminta kepada Allah SWT., "Yaa Rabb, tolong jaga Hilyah. Sejauh apapun Hilyah melangkah, tolong kembalikan Hilyah kepada jalan lurus-Mu. Peganglah ubun-ubun Hilyah, peganglah hati hilyah. Yaa Rabb jagalah Hilyah karena sebaik-baik penjagaan adalah Engkau yang menjaga."
Aku bermuhasabah. Apa yang membuat aku berhenti latihan rutinitas baik itu?
Beberapa hal yang mungkin jadi penyebabnya. Pertama, liburan. Aku merasa tidak mampu melakukan rutinitas jika situasi dan kondisi berubah. Kedua, ketika merawat keluarga di rumah sakit. Aku merasa agak sedikit stress dan lelah, sehingga aku merasa tidak apa-apa menghentikan rutinitas sementara.
Pengecualian dan memaklumi inilah yang membuat aku berhenti berlatih. Padahal seharusnya ini tidak perlu berlarut-larut. Harusnya aku punya batasan waktu kapan aku berhenti, kapan aku harus lanjut lagi.
Bagian yang membuat aku senang menulis adalah aku bisa merefleksikan kembali hidupku. Bahkan mendapatkan bonus. Aku menjadi semakin mengenal diriku, mana rutinitas kebiasaan baik yang sudah menjadi karakter, mana rutinitas yang perlu diperbaiki.
Di antara keresahan aku merasa kehilangan diriku, aku mulai menemukan kembali diriku.
Doaku dikabulkan. "... Sejauh apapun Hilyah melangkah, tolong kembalikan Hilyah kepada jalan lurus-Mu."
Tangerang, 10 Dzulhijjah 1445 H | 17 Juni 2024
*Semoga 10 Dzulhijjah lainnya aku menulis saat berhaji bareng keluarga. Aamiin.
8 notes · View notes