#husnuzon
Explore tagged Tumblr posts
Text
PLOT TWIST
Jika dirimu dibuatkan sebuah plot twist maka seperti apakah jalan cerita hidupmu? Aku tahu setiap orang di masa nya sekarang dan di masa lalu buat plot twist yang berbeda, terkadang jika kita ulas kembali plot twist hidup kita rasanya seperti tidak percaya, betapa Maa Syaa Allah banget plot twist yang dibuat Allah untuk kita hambaNya, betapa harus banyak sekali kita harus bersyukur, ketika seharusnya kita berada alur cerita yang jika kita bayangankan kita tak mungkin bisa menghadapi sebuah kesulitan di masa itu, tapi kita harus yakin sebaik baik rencana adalah rencana Allah, kita hanya aktor yang harus menjalankan setiap plot twist yang ingin Allah rencanakan untuk kita, jangan terlalu sedih jika kita sedang menjalani sebuah plot twist yang begitu menyesakan dada, karena dibalik itu semua pasti ada banyak sekali hikmah pasti itu. Kita hanya perlu jadi hamba atau aktor yang baik dalam memerankan setiap sekenario terbaik dari Allah. Dan jangan pernah iri melihat 👀 plot twist orang lain yang seakan begitu mudah dan banyak berisi cerita-cerita penuh kebahagiaan, jangan sedih dulu jika plot twist mu tak seindah dengan orang lain, pasti Allah siapkan untuk hambaNya yang selalu tawakal, ikhlas, dan husnuzon pada setiap langkah yang kita lalui, pasti Allah berikan ganjaran yang teramat manis suatu saat nanti jika tidak di dunia atau jika kita tak bisa banyak tersenyum di plot twist di dunia pasti Allah bikin kita tersenyum plot twist yang penuh dengan kebahagiaan di surgaNya nanti.
3 notes
·
View notes
Text
Perhatikan ini Ketika Ramadhan Sudah Berlalu
Nabi ﷺ bersabda, "Iman seorang hamba tidak akan istiqamah sampai hatinya dahulu yang istiqamah." (HR. Ahmad)
Al-Hafidz Ibnu Rajab رَحِمَهُ اللهُ mengatakan, "Dasar dari keistiqamahan adalah keistiqamahan hati di atas tauhid kepada Allah ﷻ." (Jami' Al Ulum wal Hikam)
Ini menunjukan bahwa di hari-hari setelah Ramadhan hal yang harus kita perhatikan, evaluasi dan kawal adalah hati kita.
Kita harus cek bagaimana:
Keikhlasan kita.
Cinta kita kepada Allah ﷻ.
Kesabaran kita.
Sejauh mana ridha kita terhadap takdir Allah ﷻ.
Harapan-harapan kita kepada Allah ﷻ lalu bandingkan harapan kita kepada makhluk.
Penyerahan diri kita kepada Allah ﷻ.
Ketawakkalan hati kita kepada Allah ﷻ, lalu bagaimana berpalingnya hati kita dari selain Allah ﷻ.
©Al Ustadz @muhammadnuzuldzikri
0 notes
Text
Akanku berenang mengikut arus, namun takkan pernah aku biarkan ombak yang deras menghempas, menenggelamkan aku.
Follow the flow, pergilah kemana pun Allah membawa langkah kaki mu, namun walau apa pun yang mendatang, baik suka ataupun duka, tetaplah maju ke depan dengan rasa tawakkul, husnuzon dan yakinnya kau sebagai seorang hamba pada Tuhannya.
And if Allah brings you to it, He’ll brings you through it, walaupun dalam proses itu, kau perlu untuk hancur berkali-kali. Lagipun mana mungkin Allah membawa kau begitu jauh, untuk membawa kau pada sesuatu yang sia-sia.
Dan kalau Tuhan tak kasih, takkan dia uji hambaNya. Kerana hanya dengan ujian, kita akan pandang semua benda dalam sudut yang berbeza, dan mungkin, satu-satunya cara untuk kita kembali padaNya adalah melepaskan dunia dari hati kita.
72 notes
·
View notes
Text
Kita upayakan, itu.
Suatu ketika aku pernah sumpah serapah melihat ia yang tak peduli pada rumah kami. 'Berserakan' namun tak digubris. Retak sana sini, dihiraukan.
Cih, memang hanya aku yang cinta. ucapku, pada ia kala itu.
Namun ternyata aku salah. Ternyata, aku hanya tidak mengetahui saja bahwa dia kerap menyapu di malam hari. Aku tak tahu saja bahwa selokan belakang sudah ia semen ulang. Aku tak mengerti susahnya menjaga muka bahagia selepas lelah bekerja dan masuk pintu rumah. Ternyata kamu juga cinta dan memperjuangkan rumah kita, hanya saja kamu tak elok pamer karya.
Kukira dulunya setiap karya harus digaungkan dan divalidasi. Agaknya itu pikir yang terbit bila mengira respon manusia adalah tolak ukur pertama. bila mengira kecintaan manusia padaku adalah indikator. bila mengira manusia-lah sosok yang berhak membalas pengorbanan. Aduh Rabbi, aku salah tuju..
Ternyata 'berupaya' bentuknya bisa bulat kotak, berisik diam, tersedu tertawa. Tak melulu harus berbentuk ucap sayang, atau pijatan di pundak. Ia pula berbentuk ego yang ditelan, husnuzon yang dipaksakan, juga getarnya suara ketika menurunkan nada bicara.
Kemarin sudah, lalu hari ini Allah ingin ajari lagi.
Bahwa ternyata rumah, tak terbangun hanya karena aku sendiri.
Bahwa indahnya rumah, bisa sebab doanya yang panjang dalam sujud itu. Ikhlasnya yang luas ketika menggeser jadwal demi hadir sebentar. Amarah yang dipaksa padam meski ia paham betul seberapa ia dimanfaatkan. Petikan kamera ribuan kali demi mengabadikan momen kami. Tangan yang pegal setelah mencuci box-box makan. Kopi seduhan kelima demi mengawasi adik-adik belajar. Tidur yang terlewat sebab request design yang mendadak.
Semua lelah. semua berupaya. semua ingin dihargai. Akan ricuh akhirnya bila penghuni rumah menuntut harga dari sesamanya. Oh sudahilah, tak pada kita kemampuan itu!
Maka pada hari-hari inilah eloknya Allah mengajari, bahwa setiap perjuangan telah Ia hitung meski lautan manusia tak mengetahui. Kemudahan dan kemenangan akan tetap Ia beri dengan hanya kita yang berupaya, meski tak terdengar gaungnya. Inilah hari-hari dipaksa menjual semua punya, mengunyah keras pahitnya ikhlas, dan menghadirkan paham bahwa hanya Ia yang bisa membalas lelah.
Lalu, sudah tuntas ujian kami yang berupaya. Lalu terbitlah pasangannya, ujian saling percaya, bahwa bukan hanya dirinya yang cinta dan berupaya.
Bukan hanya kamu yang berjuang. Bukan hanya kamu yang sedang kepanasan menimbun bata itu atau membersihkan luka sembari menangis di ujung malam. Yang membangun rumah, bukan cuma kamu. Kita semua membangun, kita semua ingin 'terhitung' berjuang di hadap-Nya. Mari saling percaya.
Tak semua bahasa cinta harus diterjemahkan menjadi kata. Akan sulit, bisa-bisa hilang rasanya. bisa bisa lenyap manisnya. bisa-bisa tak murni lagi cinta kita yang diniatkan hanya untuk-Nya.
Hari ini aku sedang membangun rumah yang nyaris rampung, beberapa jam lagi. Sebuah rumah yang punya sejuta alasan sangat logis untuk kami merobohkannya. Sebuah rumah yang akhirnya terkumpul bahannya, telah berkapasitas seluruh penghuninya, hingga tersisa kebutuhan semen kepercayaan untuk saling merekatkannya.
Jadi, ini rumah, punyaku dan punyamu. Mari bangun dengan upaya dan percaya. Semoga diakhirnya, Allah berikan rumah yang indah itu.
---------
Foto: rumah yang tampak dari kamar panitia de-em dua kami. kamar yang menarik, berikut penghuninya, berikut hari-hari bersama mereka. berikut rumah kami yang sebentar lagi rampung. Alhamdulillah.
Dan, inilah another day merenungkan eloknya konsep Tauhidullah dalam berhadapan dengan berhala manusia dalam dirinya. Duh, tanpa islam fix gila sih gue mah, ampun dah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah
12 notes
·
View notes
Text
malaam ini mulai berdamai dengan pikiran,
mungkin juga akan menata diri lagi pelan-pelan,
agar melihat tak lagi hanya dari standar dunia, agar lebih memahami tujuan juga arti dari hidup bukan yang paling kaya, yang paling cantik, yang paling pintar, —kalau nggak dibarengi beramal dan ibadah— hati rasanya kosong, haus dan tidak pernah surut hausnya. kurang, kurang, kurang, jauh dari tenang, jauh dari bahagia.
lihat sebentar dari layar ponsel, langsung setumpuk rasa kurang dan rasa kerdil dalam diri. Kapan ya aku begini, kenapa aku belum seperti itu, wah hebat yah udah keluar negeri aja, wah hebat ya kantornya keren gajinya pasti gede, wah cantik ya fashionable banget baju bajunya, wah ngafe terus, wah orang orang udah punya pasangan aja yah....
I mean, GOOD for them,
Tapi kan yang jadi masalah kalau hati kita ini jadiii sempitt, syukurnya menipis, khawatirnya membuncah,
Padahal kalau pelan pelan kita tarik napas terus ingetin diri,
itu semua yang kamu khawatirin, kamu cemburu dan iri, di mata Allah tuh bagaimana? nilainya di akhirat nanti gimana?
apalagi kl kamu iri sama hal yg malah dilarang sm Allah.
iri dalam hal-hal baik, misal temen yg udh menemukan passionnya atau dpt tempat kerja lebih baik, atau dapat beasiswa... dan lain halnya,
Semoga allah berkahi,
Dan jadiin motivasi, kalau aku sukanya apa ya? Aku mau tanya tips ke dia ah! Aku harus usaha lebih semangat lagi di bagian mana ya? Aku mau mengevaluasi diriii biar bisa bertumbuh juga 🍀
Daan hidup memang tempatnya ujian, kalau ga dapet ujian berarti kita udh tidak hidup.
Jadi harus belajaar, harus tau ilmunya, belajar agama lagii.
Ketika allah mencintai hambanya, ia mengujinya, jadi jangan sedihhh, husnuzhon semoga kita termasuk hamba yg Dia cintai
Sambil banyak banyak istighfar atas semuaa salah yg buat hati kita sempit, jadi sulit mengambil hikmah dan petunjuk dari setiap episode kehidupan.
Allah paling tahu kita, dan allah sudah rancang yang terbaik setiap rezeki dan hidup kita. Jadi jangan khawatir, jangan takut, sebelum kita meninggal pasti allah akan tuntaskan semua takdir rezeki kita.
Dan ikhlaaas, ridha sama apa yg allah tentukan, kalau dikasih Alhamdulillah kalau ngga Alhamdulillah juga, yakin pasti allah tau yg terbaik daan pasti ada pengganti yg terbaik juga.
Bersabar memperbaiki hidup yg berantakan ini... Bersabar menunggu, bersabar dalam proses, emang islam ngajarin delayed gratification sbnrnya, gaada yg instan dan harus percayaa dan memupuk rasa yakin dan husnuzon. Biar kuat jalanin hidup, biar gak ambruk kalau ditolak banyak hal, kalau rencana gak sesuai pikiran kita, biar tetap tenang🌻
#berdamai #journalling #selfthought
4 notes
·
View notes
Text
Sekuat aku mencuba untuk memperbaiki diri kerana menyangka aku sebagai punca masalah di dalam hidup kita berdua ternyata aku salah, yang benar adalah... kau yang menjauh. Bukan tidak berusaha, puas aku memujuk diri mengatakan "it's okay, sabar" tapi aku akhirnya penat. Penat kerana usaha aku to fix us tiada hasilnya. Yang ada cuma silent treatment terhadap aku yang secara sedar atau tidak sedang memusnahkan my inner feeling, sedang menjadikan aku sebagai seorang yang toxic, sedang merosakkan husnuzon aku dan perlahan-lahan menjadikan aku sebagai watak yang jahat. Sedih aku pedih.
6 notes
·
View notes
Text
Husnuzon rin husnuzon. Ga lelapnya tidurmu di malam hari, mungkin salah satu cara Allah ngebangunin kamu buat ga nyia-nyiain malam-malam akhir bulan ramadhan ini. Nggak kok gapapa. Cuma mimpi, gapapa gapapa.
Tidur itu kan cara Allah mematikan kita untuk sementara waktu ((iya ga si)). Maksudnya tidur tu bikin kita berspekulasi dengan 2 kemungkinan, antara tidur lebih panjang, atau bangun gitu kan. Gara-gara ini, aku jadi kepikiran. Alhamdulillah aku mimpi gajelas masih bisa bangun. Kalo takdirnya ga bangun, padahal lagi mimpi buruk ((bayang-bayang dosa misal)), kan kek naudzubillah banget yaAllah. Kalo tidur dalam keadaan ga siap buat tidur kan masih bisa bangun lagi ya, la kalo mati dalam keadaan belum siap mah gabisa hidup lagi hikss. Aduh mendadak jadi dark krn hbis mimpi dark😭☝🏻
5 notes
·
View notes
Text
Sabar...sabar...
Ada loh orang yang udah tau setiap hari Senin dia harusnya ngasih data ini ke gw, tapi dia tuh gak ngirim kalo belum gw minta, entah karena lupa atau sengaja.
Hiks.
Husnuzon aja ya, anggep aja dia beneran lupa.
2 notes
·
View notes
Text
Tenang
16 April 2023
“Selalu ada tempat untuk yang terbaik”
Kemarin di fyp tiktok gue lewat ceramah dari salah satu ustadz perihal menemukan jodoh dan kalimat beliau tersebut somehow bener-bener langsung bikin gue sadar. Bener banget. Kenapa mesti khawatir? Kenapa mesti overthinking? Kenapa mesti cemas? Allah swt bakal ngasih yang terbaik. Mudah banget buat Allah swt untuk menghadirkan pasangan terbaik buat gue. Lalu kenapa gue masih khawatir? Inget juga bahwa apa yang menjadi takdirmu tak akan pernah melewatkanmu. Kalau sekarang ada yang datang dan pergi, berhusnuzon aja sama Allah kalau itu belum yang terbaik dan itu bukan yang menjadi takdir gue. Rasanya ketika udah sampai dititik husnuzon sama Allah swt tuh tenang bangettt damai bangettt ga ada yang perlu dikhawatirkan karena Allah swt lebih tau diri gue dibanding diri gue sendiri.
#edisiramadhan
Owner.
5 notes
·
View notes
Text
Question(s)
Setelah aku melemparkan pertanyaan-pertanyaan trash dan sepele yang sering muncul di pikiran sendiri, i think i get know much better how my mind was set.
Aku sering mempertanyakan hal-hal yang masih dipenuhi dengan ambiguitas. Tentang ketidakpastian masa depan yang selalu kutuntut untuk menjadi pasti; tentang suka duka masa depan yang selalu dihiperbolakan oleh pikiran sendiri; dan tentang ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan yang dipaksa untuk bungkam.
"Masih banyak kemungkinannya. Kita gabisa meraba-raba masa depan. Selagi belum terjadi, masih banyak peluang-peluang baik yang mungkin terjadi. Kalau kamu optimis dan mampu ber-husnuzon sama Allah, apa sih yang sulit bagi-Nya?" [13/04/23]
"Kalau dibayangin terus mah ga enak. ga selesai-selesai. ga bakal bisa enjoy. Yang penting jalanin yang sekarang aja dulu. nanti suatu saat juga bakal sampai" [14/04/23]
Semakin aku sering mengutarakan tanya, semakin aku paham dimana letak cacat dalam pikiran sendiri. Intuisi itu memang sesekali perlu dijalankan, Zhaf. But, please be wise for that.
2 notes
·
View notes
Text
Menyambut/Menentukan New Chapter of Life
Alhamdulillah I got the real happy problem, ketika mana aja yang dipilih kayaknya sama sama baik, kurang-kurangnya ya sebatas konsekuensi aja yang kayaknya tetep bisa deh dibikin happy, insyaAllah.
Masih kepikiran, chapter ini.. Apa sampe sini aja kali ya?
Rasanya, tawaran-tawaran yang datang seirama banget.. (walau belum memutuskan dan belum semua jelas, tapi ya kita mah husnuzon aja sama Allah ya)
Seiya sekata dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan, lagi-lagi ngerasa Allah tu baik banget sama hamba-Nya. Padahal aduh ampun deh kalo lagi down kadang butuh usaha lebih buat tetep husnuzon sama keadaan (yang mana senantiasa diingatkan dan ternyata ga cuma-cuma). Bener adanya semua hal yang datang dari Allah, mesti disyukuri, karena pasti baik. Prosesnya aja mungkin yang kadang rollercoaster emosi.
Jadi inget, sebenernya musibah itu bukan bencana apalagi petaka. Tapi justru musibah itu adalah tembakan, tembakan tepat sasaran dari Allah untuk hambanya. Jenisnya, kapan, dan ke siapa, udah di atur. Makin tau tentang ini jadi makin cerah dan makin sadar ketika look back to tantangan-tantangan yang udah-udah.
Iya juga ya.. ternyata terlewati, ternyata jadi naik level, ternyata banyak bantuan yang dateng. Cuma kadang ni kepala udah ketutup duluan sama rasa. Padahal, kalau berpikir lebih jernih, take pause, melihat diri dari luar, semua ini musibah yang datang, ujung-ujungnya kebaikan. Bismillah semoga senantiasa selalu begitu (ya karena anaknya butuh afirmasi dan validasi, yaudah doa aja terus minta keselamatan dan dijagain sama Allah walaupun udah pasti insyaAllah disayang sama Maha Penyayang, Maha Pengasih hehe).
Lembaran baru ini kalo dipikir-pikir transisinya bisa jadi cobaan, ujian, berkah, tapi bismillah tetep indah.
Gak lupa sama lembaran yang lalu, karena hadirnya semata-mata bikin diri siap, bisa bikin johari windows bagian diri tertutup jadi unlocked karena mulai banyak self-discovery atau shared-discovery, alhamdulillah
Belum memutuskan sih.. Tapi bismillah kuat kali ya menghadapi konsekuensinya.. Kuat ga ya untuk bener-bener firm sama jalan hidup yang akan dipilih.. (ya gitu kalo orabg overthinking, udah kayak domino effect deh mikir satu, mikirin ampe ujung)
Cuma 1 sih, godaan dunia emang luar biasa, semoga bisa istiqomah sama apa yang dipilih, kalo bisa mah mau enak dunia enak di akhirat, mau minta ama Allah kayak begini hehe, aamiin. Pengabul doa yang loyal asal kita juga berusaha dan ga cuma pandai berkhayal.
Semoga jalan baik senantiasa terbuka, dengan pilihan-pilihan yang dipilih. Asal senantiasa halal ajalah rezeki mah ga ketuker, kuat-kuat kalo kita mau keluar dari zona sekarang dan buka new chapter.
Aku si bukan orang yg suka zona ga nyaman ya, sukanya zona yang rasanya bisa nih naik level tapi ga painful wkwk :") kata orang mah ya memperluas zona nyaman. Tapi pada aslinya kalo doa ama Allah mah maunya dimana aja yang penting tetep nyaman dan berkembang ya ya Allah, gapake proses painful kalo bisa teu kuat ah wkwk. Semoga jadi doa yang di kabulkan. Aamiin.
Bahas buka lembaran baru, mikir masa transisi, ada seni yang kepake banget buat aku overthinker. Yaitu... the Art of "mikirnya nanti aja kalo udah jelas semua", membantu bgt si buat overthinker. Karena ngapain mikirin yang belom jelas, ngga ada ujungnya.
Yaudah gitu.. Sampai jumpa dikejelasan berikutnya.. Mari kita lihat beberapa bulan lagi ada perbedaan apa ya.. Banyak berdoa dan mohon doanya semoga senantiasa hidup dalam keadaan baik dan mati juga bisa dalam keadaan baik..
Dah lama ga nulis di tumblr, kangen juga ya.
See you again, ladang pikir.
2 notes
·
View notes
Text
Curhat.
Waktu tu, aku tak tahu yg program dy kena buat tugasan utk subj bi. Malam bila aku tak igt, tapi yg pastu aku ada pal math. Masa otw nk ke ds lama, ternmpak budak tuto dy, I was like mesti dy ada kan. And yes, dy ada. Aku mcm suka dah sbb pal kami buat dekat situ jugak. Same place, different table. Haha. Sekali aku pandang aku rasa nk tampar dy. I know yg pandai make up is a girl. Tapi tak perlu kot nak duduk rapat like our lutut berlanggar I guess. Mcm mna nk terang eh. Dy mcm si dy ni duduk la atas kerusi mcm terkangkang tapi bukan terkangkang mcm org laki selalu duduk. Mcm kaki dy terbuka sikit (lutut tak bertemu lutut). Then, kawan perempuan tuto dy nk make up kan, dy bole masuk kat celahan kaki laki aku tu. I know yg laki aku tu tinggi, so lutut dy panjang. Tapi dy bole kot pusing ke belah kanan or kiri. Tak perlu nk duduk celah ii tu. Sumpah aku tak focus malam tu. Yes, yg kawan dy make up kan kat muka dy, but dgn position mcm tu aku tak bole accept. And then bila balik bilik aku cita kat kawan aku, dy pun nampak benda tu. Then dy kata yg laki tu red flag. Walaupun dy buat lakonan semula sumpah aku sakit hati. Aku just berharap yg dy bukan laki mcm tu. Since tu yg aku selalu ubah jadual makan aku supaya aku tak serempak dgn dy. It works. That's why, aku tak buat any eye contact mcm aku cerita yg kat bawah ii tu. Lagi pun, nak dekat exam sama. Sumpah, waktu aku husnuzon kan diri.
But now, when I remember all the scenes it is like a knife yg sdg cucuk ii my chest.
Selamat malam.
0 notes
Text
Goals tiap hari seharusnya:
Apa yg kita lihat, apa yg kita lakukan, bertemu siapapun, yang penting : menguatkan iman dan menjadi amal soleh.
Ingatlah pada Allah, maka tdk akan merasakan dan sedih
Kesalahan kita :
Telat ingat Allah
Jarang ingat Allah
Ragu sama Allah
Kalau marah... ngapain? Lebih baik bersikap yg Allah sukai, yaitu sabar.
Pemimpin suatu kaum itu pelayan suatu kaum.
1. Supaya yg dipimpin bisa faham visi misi nya. Bisa sama cita2 nya dg pemimpin
2. Pemimpin hrs buat suasananya sinergi. Tdk pilih kasih.
3. Pemimpin hrs lbh sabar dr yg dipimpin. Pemarah itu tdk efektif, yg boleh itu tegas dan santun
Semuanya ciptaan Allah, ingat aja Allah biar sabar.
Jodoh Allah yg atur. Rahasia Allah.
Tetap Allah yg tentukan. Tdk ada kata terlambat.
Yang penting kita melayakkan diri utk dpt jodoh.
Wajah yg bikin Allah. Yang menentukan jodoh ya Allah.
Byk istighfar dan husnuzon sm Allah.
Aa Gym
27/6/2024
0 notes
Text
Terkadang aku cuma lupa klo genre hidup ku itu komedi bukan romance
Asli penasaran dulu Allah pas tulis scenario hidup ku lg terinspirasi dari siapa yaa beneran keren banget ceritanya plot twist nya dapet terus yaa part part komedi nya jg seru gak bosenin bahkan gak keduga kirain bakal gini nih eh ternyata jeng jeng jeng kok gini sih hahaha tapi ya ttp lucu seru kocak
Sampe kadang tu aku heran sama hayalan ku yg ku buat sendiri aja bisa sekeren itu apa lagi klo Allah yg buat cerita pasti lah lebih seru.
Dan aku percaya Allah itu baik
Allah buat aku sakit sebentar cuma untuk selamatkan aku dari keadaan terburuk
Jadi sabar yaa.. Sebentar aja kok. Lagian kan kita udah pernah yang lebih buruk aja bisa kok kita lewati nya..
Alhamdulillah dan stay husnuzon sama Allah.
0 notes
Text
Waktu di pondok, aku punya kebiasaan nulisin apa aja yang lagi aku pengen, entah itu target, mimpi, ambisi. Buku bersampul koran yang dulu kemana-mana selalu aku bawa, tiap ke kelas, ke masjid kalo ada kajian, bahkan ke wartel kalo jadwal nelpon ummi. Entah ya, dulu aku baca novel atau buku apa, atau ngeliat siapa gatau, sampai akhirnya ada tulisan kayak gitu (di foto)
Dua tahun yang lalu, aku pikir jadi bagian dari lembaga dakwah itu ga sekeren anak-anak BEM. Walaupun kayaknya emang sih (nggak deng tergantung wkwk) . Anak kelas 2 SMA tau apa sih waktu itu. Well, tapi emang udah penasaran sama dua itu dari dulu. Motivasi untuk daftar di dua ormawa ini waktu awal maba juga cuma sekedar habis baca novel. Kepo, diajakin kating, temen-temen juga daftar, dan voila jdilah arina si anak bem dan ukmi di tahun pertama kuliah.
Nah, terus suatu hari aku buka lagi tuh bukunya. Pulpen yang nggak bersalah pun jadi pelampiasan, nyoret aja gitu tanpa ragu, terus ngelingkarin satunya seolah bener-bener yakin. Cukup representatif lah ya. Sebenarnya gada yang salah. Cuma yang perlu aku coba untuk terus yakin adalah "oh emang ini loh yang mau Allah tunjukin, oh Allah emang sengaja loh kirim aku kesini". Sampai saat ini pun keyakinan itu harus selalu aku coba ingat, berulang kali.
Ini jadi tahun keduaku di "yang katanya lembaga dakwah". Tbh, aku selalu suka gimana Allah bikin semua kesibukan di ukmi selama kemarin, hari ini, atau mungkin nanti, berasa ringan-ringan aja walaupun berat. Sebenarnya berat, tapi aku suka, aku enjoy. Secapek-capeknya jadi social butterfly di ukmi, lebih dan bener-bener capek jadi social butterfly di selainnya. Eh serius lo wkwk, walaupun ekstrovert jadi social butterfly tu tetep aja capek. Tapi lain cerita sih kalo habis kumpul sama temen-temen ukmi.
Pengen deh selalu punya mindset proaktif kayak "apa yang bisa aku kasih" daripada "kok mereka gini sih". YaAllah, hati tu bener-bener ya. Bisa lebih dimudahkan buat selalu husnuzon aja ga si. Suudzon, bikin capek YaAllah. Tapi kok gimana ya. Hhhhh..., yassirlanaa yaa Rabb
First gat ukmi || Sabtu, 04 Maret 2023
5 notes
·
View notes
Text
Kacau lagi,
Ibadah, pikiran, semangat hidup, husnuzon
Semalam tak mengaji, pagi ini tak bekerja, apa yang terjadi padamu, aku?
0 notes