#husnuzon
Explore tagged Tumblr posts
Text
PLOT TWIST
Jika dirimu dibuatkan sebuah plot twist maka seperti apakah jalan cerita hidupmu? Aku tahu setiap orang di masa nya sekarang dan di masa lalu buat plot twist yang berbeda, terkadang jika kita ulas kembali plot twist hidup kita rasanya seperti tidak percaya, betapa Maa Syaa Allah banget plot twist yang dibuat Allah untuk kita hambaNya, betapa harus banyak sekali kita harus bersyukur, ketika seharusnya kita berada alur cerita yang jika kita bayangankan kita tak mungkin bisa menghadapi sebuah kesulitan di masa itu, tapi kita harus yakin sebaik baik rencana adalah rencana Allah, kita hanya aktor yang harus menjalankan setiap plot twist yang ingin Allah rencanakan untuk kita, jangan terlalu sedih jika kita sedang menjalani sebuah plot twist yang begitu menyesakan dada, karena dibalik itu semua pasti ada banyak sekali hikmah pasti itu. Kita hanya perlu jadi hamba atau aktor yang baik dalam memerankan setiap sekenario terbaik dari Allah. Dan jangan pernah iri melihat 👀 plot twist orang lain yang seakan begitu mudah dan banyak berisi cerita-cerita penuh kebahagiaan, jangan sedih dulu jika plot twist mu tak seindah dengan orang lain, pasti Allah siapkan untuk hambaNya yang selalu tawakal, ikhlas, dan husnuzon pada setiap langkah yang kita lalui, pasti Allah berikan ganjaran yang teramat manis suatu saat nanti jika tidak di dunia atau jika kita tak bisa banyak tersenyum di plot twist di dunia pasti Allah bikin kita tersenyum plot twist yang penuh dengan kebahagiaan di surgaNya nanti.
3 notes
·
View notes
Text
Perhatikan ini Ketika Ramadhan Sudah Berlalu
Nabi ﷺ bersabda, "Iman seorang hamba tidak akan istiqamah sampai hatinya dahulu yang istiqamah." (HR. Ahmad)
Al-Hafidz Ibnu Rajab رَحِمَهُ اللهُ mengatakan, "Dasar dari keistiqamahan adalah keistiqamahan hati di atas tauhid kepada Allah ﷻ." (Jami' Al Ulum wal Hikam)
Ini menunjukan bahwa di hari-hari setelah Ramadhan hal yang harus kita perhatikan, evaluasi dan kawal adalah hati kita.
Kita harus cek bagaimana:
Keikhlasan kita.
Cinta kita kepada Allah ﷻ.
Kesabaran kita.
Sejauh mana ridha kita terhadap takdir Allah ﷻ.
Harapan-harapan kita kepada Allah ﷻ lalu bandingkan harapan kita kepada makhluk.
Penyerahan diri kita kepada Allah ﷻ.
Ketawakkalan hati kita kepada Allah ﷻ, lalu bagaimana berpalingnya hati kita dari selain Allah ﷻ.
©Al Ustadz @muhammadnuzuldzikri
0 notes
Text
bagaimana kalau sebagian perasaan sedih yang kau alami itu membunuhmu. membuatmu berantakan, hilang, bahkan lupa peran. maka atas ujian-ujian perasaan dan segala hal yang tak henti datang, berdoalah! berdoalah!
berdoalah pada Allah supaya kau disibukkan dengan ilmu, bukan dengan perasaan. sibukanlah! sibukkan diri dengan hal-hal yang mampu mendekatkan dirimu pada Allah supaya ketenangan-ketenangan itu datang. Supaya kau punya energi untuk menyelesaikannya satu persatu, atau bahkan bisa jadi Allah langsung yang menyelesaikan seluruh masalahmu.
Walau semuanya terasa berat, walau perasaan menyerah itu sering sekali membayang-bayangi, tetap husnuzon pada Allah ya. Bahwa selalu ada hikmah dibalik semuanya.
Ditepian lelah, 11.42
42 notes
·
View notes
Text
Akanku berenang mengikut arus, namun takkan pernah aku biarkan ombak yang deras menghempas, menenggelamkan aku.
Follow the flow, pergilah kemana pun Allah membawa langkah kaki mu, namun walau apa pun yang mendatang, baik suka ataupun duka, tetaplah maju ke depan dengan rasa tawakkul, husnuzon dan yakinnya kau sebagai seorang hamba pada Tuhannya.
And if Allah brings you to it, He’ll brings you through it, walaupun dalam proses itu, kau perlu untuk hancur berkali-kali. Lagipun mana mungkin Allah membawa kau begitu jauh, untuk membawa kau pada sesuatu yang sia-sia.
Dan kalau Tuhan tak kasih, takkan dia uji hambaNya. Kerana hanya dengan ujian, kita akan pandang semua benda dalam sudut yang berbeza, dan mungkin, satu-satunya cara untuk kita kembali padaNya adalah melepaskan dunia dari hati kita.
72 notes
·
View notes
Text
Kita upayakan, itu.
Suatu ketika aku pernah sumpah serapah melihat ia yang tak peduli pada rumah kami. 'Berserakan' namun tak digubris. Retak sana sini, dihiraukan.
Cih, memang hanya aku yang cinta. ucapku, pada ia kala itu.
Namun ternyata aku salah. Ternyata, aku hanya tidak mengetahui saja bahwa dia kerap menyapu di malam hari. Aku tak tahu saja bahwa selokan belakang sudah ia semen ulang. Aku tak mengerti susahnya menjaga muka bahagia selepas lelah bekerja dan masuk pintu rumah. Ternyata kamu juga cinta dan memperjuangkan rumah kita, hanya saja kamu tak elok pamer karya.
Kukira dulunya setiap karya harus digaungkan dan divalidasi. Agaknya itu pikir yang terbit bila mengira respon manusia adalah tolak ukur pertama. bila mengira kecintaan manusia padaku adalah indikator. bila mengira manusia-lah sosok yang berhak membalas pengorbanan. Aduh Rabbi, aku salah tuju..
Ternyata 'berupaya' bentuknya bisa bulat kotak, berisik diam, tersedu tertawa. Tak melulu harus berbentuk ucap sayang, atau pijatan di pundak. Ia pula berbentuk ego yang ditelan, husnuzon yang dipaksakan, juga getarnya suara ketika menurunkan nada bicara.
Kemarin sudah, lalu hari ini Allah ingin ajari lagi.
Bahwa ternyata rumah, tak terbangun hanya karena aku sendiri.
Bahwa indahnya rumah, bisa sebab doanya yang panjang dalam sujud itu. Ikhlasnya yang luas ketika menggeser jadwal demi hadir sebentar. Amarah yang dipaksa padam meski ia paham betul seberapa ia dimanfaatkan. Petikan kamera ribuan kali demi mengabadikan momen kami. Tangan yang pegal setelah mencuci box-box makan. Kopi seduhan kelima demi mengawasi adik-adik belajar. Tidur yang terlewat sebab request design yang mendadak.
Semua lelah. semua berupaya. semua ingin dihargai. Akan ricuh akhirnya bila penghuni rumah menuntut harga dari sesamanya. Oh sudahilah, tak pada kita kemampuan itu!
Maka pada hari-hari inilah eloknya Allah mengajari, bahwa setiap perjuangan telah Ia hitung meski lautan manusia tak mengetahui. Kemudahan dan kemenangan akan tetap Ia beri dengan hanya kita yang berupaya, meski tak terdengar gaungnya. Inilah hari-hari dipaksa menjual semua punya, mengunyah keras pahitnya ikhlas, dan menghadirkan paham bahwa hanya Ia yang bisa membalas lelah.
Lalu, sudah tuntas ujian kami yang berupaya. Lalu terbitlah pasangannya, ujian saling percaya, bahwa bukan hanya dirinya yang cinta dan berupaya.
Bukan hanya kamu yang berjuang. Bukan hanya kamu yang sedang kepanasan menimbun bata itu atau membersihkan luka sembari menangis di ujung malam. Yang membangun rumah, bukan cuma kamu. Kita semua membangun, kita semua ingin 'terhitung' berjuang di hadap-Nya. Mari saling percaya.
Tak semua bahasa cinta harus diterjemahkan menjadi kata. Akan sulit, bisa-bisa hilang rasanya. bisa bisa lenyap manisnya. bisa-bisa tak murni lagi cinta kita yang diniatkan hanya untuk-Nya.
Hari ini aku sedang membangun rumah yang nyaris rampung, beberapa jam lagi. Sebuah rumah yang punya sejuta alasan sangat logis untuk kami merobohkannya. Sebuah rumah yang akhirnya terkumpul bahannya, telah berkapasitas seluruh penghuninya, hingga tersisa kebutuhan semen kepercayaan untuk saling merekatkannya.
Jadi, ini rumah, punyaku dan punyamu. Mari bangun dengan upaya dan percaya. Semoga diakhirnya, Allah berikan rumah yang indah itu.
---------
Foto: rumah yang tampak dari kamar panitia de-em dua kami. kamar yang menarik, berikut penghuninya, berikut hari-hari bersama mereka. berikut rumah kami yang sebentar lagi rampung. Alhamdulillah.
Dan, inilah another day merenungkan eloknya konsep Tauhidullah dalam berhadapan dengan berhala manusia dalam dirinya. Duh, tanpa islam fix gila sih gue mah, ampun dah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah
12 notes
·
View notes
Text
malaam ini mulai berdamai dengan pikiran,
mungkin juga akan menata diri lagi pelan-pelan,
agar melihat tak lagi hanya dari standar dunia, agar lebih memahami tujuan juga arti dari hidup bukan yang paling kaya, yang paling cantik, yang paling pintar, —kalau nggak dibarengi beramal dan ibadah— hati rasanya kosong, haus dan tidak pernah surut hausnya. kurang, kurang, kurang, jauh dari tenang, jauh dari bahagia.
lihat sebentar dari layar ponsel, langsung setumpuk rasa kurang dan rasa kerdil dalam diri. Kapan ya aku begini, kenapa aku belum seperti itu, wah hebat yah udah keluar negeri aja, wah hebat ya kantornya keren gajinya pasti gede, wah cantik ya fashionable banget baju bajunya, wah ngafe terus, wah orang orang udah punya pasangan aja yah....
I mean, GOOD for them,
Tapi kan yang jadi masalah kalau hati kita ini jadiii sempitt, syukurnya menipis, khawatirnya membuncah,
Padahal kalau pelan pelan kita tarik napas terus ingetin diri,
itu semua yang kamu khawatirin, kamu cemburu dan iri, di mata Allah tuh bagaimana? nilainya di akhirat nanti gimana?
apalagi kl kamu iri sama hal yg malah dilarang sm Allah.
iri dalam hal-hal baik, misal temen yg udh menemukan passionnya atau dpt tempat kerja lebih baik, atau dapat beasiswa... dan lain halnya,
Semoga allah berkahi,
Dan jadiin motivasi, kalau aku sukanya apa ya? Aku mau tanya tips ke dia ah! Aku harus usaha lebih semangat lagi di bagian mana ya? Aku mau mengevaluasi diriii biar bisa bertumbuh juga 🍀
Daan hidup memang tempatnya ujian, kalau ga dapet ujian berarti kita udh tidak hidup.
Jadi harus belajaar, harus tau ilmunya, belajar agama lagii.
Ketika allah mencintai hambanya, ia mengujinya, jadi jangan sedihhh, husnuzhon semoga kita termasuk hamba yg Dia cintai
Sambil banyak banyak istighfar atas semuaa salah yg buat hati kita sempit, jadi sulit mengambil hikmah dan petunjuk dari setiap episode kehidupan.
Allah paling tahu kita, dan allah sudah rancang yang terbaik setiap rezeki dan hidup kita. Jadi jangan khawatir, jangan takut, sebelum kita meninggal pasti allah akan tuntaskan semua takdir rezeki kita.
Dan ikhlaaas, ridha sama apa yg allah tentukan, kalau dikasih Alhamdulillah kalau ngga Alhamdulillah juga, yakin pasti allah tau yg terbaik daan pasti ada pengganti yg terbaik juga.
Bersabar memperbaiki hidup yg berantakan ini... Bersabar menunggu, bersabar dalam proses, emang islam ngajarin delayed gratification sbnrnya, gaada yg instan dan harus percayaa dan memupuk rasa yakin dan husnuzon. Biar kuat jalanin hidup, biar gak ambruk kalau ditolak banyak hal, kalau rencana gak sesuai pikiran kita, biar tetap tenang🌻
#berdamai #journalling #selfthought
6 notes
·
View notes
Text
Sekuat aku mencuba untuk memperbaiki diri kerana menyangka aku sebagai punca masalah di dalam hidup kita berdua ternyata aku salah, yang benar adalah... kau yang menjauh. Bukan tidak berusaha, puas aku memujuk diri mengatakan "it's okay, sabar" tapi aku akhirnya penat. Penat kerana usaha aku to fix us tiada hasilnya. Yang ada cuma silent treatment terhadap aku yang secara sedar atau tidak sedang memusnahkan my inner feeling, sedang menjadikan aku sebagai seorang yang toxic, sedang merosakkan husnuzon aku dan perlahan-lahan menjadikan aku sebagai watak yang jahat. Sedih aku pedih.
6 notes
·
View notes
Text
Sabar...sabar...
Ada loh orang yang udah tau setiap hari Senin dia harusnya ngasih data ini ke gw, tapi dia tuh gak ngirim kalo belum gw minta, entah karena lupa atau sengaja.
Hiks.
Husnuzon aja ya, anggep aja dia beneran lupa.
2 notes
·
View notes
Text
Tenang
16 April 2023
“Selalu ada tempat untuk yang terbaik���
Kemarin di fyp tiktok gue lewat ceramah dari salah satu ustadz perihal menemukan jodoh dan kalimat beliau tersebut somehow bener-bener langsung bikin gue sadar. Bener banget. Kenapa mesti khawatir? Kenapa mesti overthinking? Kenapa mesti cemas? Allah swt bakal ngasih yang terbaik. Mudah banget buat Allah swt untuk menghadirkan pasangan terbaik buat gue. Lalu kenapa gue masih khawatir? Inget juga bahwa apa yang menjadi takdirmu tak akan pernah melewatkanmu. Kalau sekarang ada yang datang dan pergi, berhusnuzon aja sama Allah kalau itu belum yang terbaik dan itu bukan yang menjadi takdir gue. Rasanya ketika udah sampai dititik husnuzon sama Allah swt tuh tenang bangettt damai bangettt ga ada yang perlu dikhawatirkan karena Allah swt lebih tau diri gue dibanding diri gue sendiri.
#edisiramadhan
Owner.
5 notes
·
View notes
Text
Question(s)
Setelah aku melemparkan pertanyaan-pertanyaan trash dan sepele yang sering muncul di pikiran sendiri, i think i get know much better how my mind was set.
Aku sering mempertanyakan hal-hal yang masih dipenuhi dengan ambiguitas. Tentang ketidakpastian masa depan yang selalu kutuntut untuk menjadi pasti; tentang suka duka masa depan yang selalu dihiperbolakan oleh pikiran sendiri; dan tentang ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan yang dipaksa untuk bungkam.
"Masih banyak kemungkinannya. Kita gabisa meraba-raba masa depan. Selagi belum terjadi, masih banyak peluang-peluang baik yang mungkin terjadi. Kalau kamu optimis dan mampu ber-husnuzon sama Allah, apa sih yang sulit bagi-Nya?" [13/04/23]
"Kalau dibayangin terus mah ga enak. ga selesai-selesai. ga bakal bisa enjoy. Yang penting jalanin yang sekarang aja dulu. nanti suatu saat juga bakal sampai" [14/04/23]
Semakin aku sering mengutarakan tanya, semakin aku paham dimana letak cacat dalam pikiran sendiri. Intuisi itu memang sesekali perlu dijalankan, Zhaf. But, please be wise for that.
2 notes
·
View notes
Text
Seni buat husnuzon ke Allah pun juga proses
Naik, turun, tidak ada finish nya. Naik level, seiring kita melangkah. Itu mungkin ya, mengapa kita selalu butuh teman. Berpegangan, agar diingatkan, walau hakikatnya tetap sendirian.
Sembuh sembuh sembuh. Tumbuh tumbuh tumbuh.
0 notes
Text
Tentang Mental Berjuang Sendirian, Ku kira Aku sudah tangguh.
Tapi, ternyata tidak
Atau ujiannya memang akan datang selalu. Menguji seberapa besar tawakkal mu pada-Nya, menguji seberapa besar husnuzon mu pada-Nya
Mental ini mulai Aku dalami saat mengurus program belajar al Quran semurah mungkin. Tak ada pengajar ataupun penitia yang diberikan janji akan dibalas jasanya dengan rupiah. Semuanya bergerak tanpa ada pikiran "akan dapat berapa"
Mungkin karena itu pula tak bisa semuanya bergerak. Kalaupun bergerak, tak bisa semuanya cepat. Aku bisa memahami mereka, aku sama sekali tidak menyalahkan mereka.
Tapi, memang tidak mudah. Harus terbiasa mengerjakannya sendirian sambil berusaha tersenyum yakin bahwa Dia sedang melihat. Harus berulang kali terjadi dulu baru sampai tiba di titik aku ucapkan itu pada-Nya.
"Ya Allah Aku siap walau harus sendirian. Ya Allah akan tetap aku jalankan walau harus sendirian."
Mindset ini yang membuatku tenang walau bagaimana pun keadaannya. Toh, pada saatnya Allah akan mengirim orang yang dia pilih untuk ikut berjuang juga. Selalu seperti itu. Allah tidak membiarkan mu sendirian.
Bertahun-tahun ditempa, ku kira mental "berjuang walau sendirian" ku sudah kuat. Hingga, tibalah proyek besar Seribu Penghafal Quran itu datang. Bayangku, ini lah realisasi dari 'menyiapkan pasukan' untuk membebaskan al Quds. Rencana Grand Opening di pulau lain itu dan kemudian dilanjutkan acara-acara serupa di kota-kota besar lain, ah, ingin rasanya membuat kompilasi nasyid "khaibar, khaibar ya yahud! Jaisyu Muhammad saufa ya'ud!" bersama ribuan orang yang berbeda di kota2 yang berbeda pula sambil menjalankan program reguler yang sempat terhenti itu. Kemudian dibuat guide booknya agar dicopy paste di puluhan kota di Indonesia. Jadilah itu proyek 'menyiapkan pasukan pembebasan'.
Proses persiapan memang menguji mental "berjuang walau sendirian". Bagaimana cara mengumpulkan 1000 penghafal quran dalam waktu 10 hari? Tapi, Allah kembali mengirimkan hamba-Nya yang membantu diluar nalar. Aku baru bertemunya secara langsung 1x dan Allah menjadikannya wasilah berkumpulnya 1400 orang di hari H.
Ketika semangat rencana proyek 'menyiapkan pasukan pembebasan' itu masih sangat membara di hati dan pikiran, ujian itu datang lagi. Kali ini lebih parah dari yang sebelum-sebelumnya.
Senin, 30 Desember 2024
"Lih, ane minta maaf. Tapi, ini cara yang terbaik menurut ane. Program ini jangan berhenti lih, antum harus lanjutin terus. tapi, sekali lagi ane mohon maaf tidak bisa ikut menanggung dulu." diantara semua orang yang selama ini membantu, beliau adalah orang yang sangat tidak mungkin aku sangka akan mendengar itu dari beliau. Beliaulah yang mengajak rencana Grand Opening dan kelanjutan di kota-kota lainnya.
Aku tak bisa banyak berkata pagi itu, hanya diam dan me-"baik ustadz" saja. Tapi, aku tahu program ini harus terhenti dulu sampai waktu yang belum ditentukan.
Disepanjang naik motor di perjalanan ke kantor untuk mengambil sisa barang, aku terbayang pesan WA dari ibu yang sudah menanyakan kapan program regulernya akan berjalan. Ada juga 1 keluarga yang sudah berniat untuk ikut agar bisa jadi keluarga Quran. Aku tak tahu harus membalas apa, hanya bisa mendoakan. Aku mengutuki diri yang mungkin masih sangat lemah dalam berikhtiar. Terbayang kalimat-kalimat sang Habib -صلى الله عليه و سلم- saat singgah pulang dari Thaif
اللهم إليك أشكو ضعف قوتي وقلة حيلتي وهواني على الناس يا أرحم الراحمين
Bedanya dengan Nabi, ikhtiarku memang benar-benar kurang, harus dievaluasi lagi. Ampuni hamba-Mu yang masih setengah-setengah ini ya Rabb.
Doa-doa dahulu saat 'ditinggal' donatur utama juga keluar lagi. Berharap dijadikan Abdurrahman bin 'Auf zaman ini, berdoa agar dijadikan seperti Utsman bin 'Affan yang menjadi donatur utama perjuangan dakwah, memohon pada-Nya agar dijadikan Abdullah bin Mubarak zaman ini yang membiayai keperluan murid-muridnya
Mental "berjuang walau sendirian" itu kini kembali diuji lagi dengan ujian yang lebih dahsyat. Butuh 1-2 hari untuk menata hati dan menguatkan mental.
Kini, hikmah-hikmahnya mulai terlihat. Mindset itu mulai kembali menguat.
"Ya Allah, akan ku teruskan walau sendirian. Tapi, tolong kirim hamba terbaik-Mu ya Rabb untuk menemani perjuangan ini. Engkaulah yang Maha Mengetahui & Maha Bijaksana.”
Tentu saja aku tak tahu bagaimana caranya. Sama seperti yang dulu-dulu, aku pun tak tahu persis bagaimana caranya. Aku mohon petunjuk-Nya saja.
Ingat Lih, seperti yang dulu-dulu, Allah pun tidak akan membiarkan mu berjuang sendirian. InsyaAllah Dia akan mengirimkan hamba terbaik-Nya untuk menemani perjuangan mu.
Ingatlah dan tersenyumlah karena Allah يدبر الأمر
percayakan pada-Nya.
serahkan pada-Nya.
tetap husnuzon pada-Nya
tersenyumlah..
0 notes
Text
M: mba, km kalo lebaran gimana?
S: hmm, sholat ied, batalin puasa...?
M: hahahha iya aku sih yang salah nanya, maksudnya, keluarga apa ada yang nanya kapan nikah?
S: ohahaha. Alhamdulillah nggak ada sih, keluarga aku supportive untuk itu. Atau lebih ke nyuruh cepet cepet aja, bukan nanya, tapi memerintah berarti ya? Ahahahahha.
M: oiyaa, ya wajar sih. Tapi kalo aku padahal masih relatif usia aman aja, tapi mungkin karena di kampung ya, sampe tetangga pada nanyain gitu kan gaenak..
S: sabar... oohh kalau itu aku juga ada sih, tapi mungkin aku nggak nganggep itu beban ya, jadi yaudah sih ya wkwk, toh aku yang membiayai hidup aku dan menjalaninya, mungkin kalau mau sangar, bilang aja "bu, mohon maaf itu kami ngebangun rumah, duitnya kami cari sendiri. Alhamdulillah dimudahkan meski belum berkeluarga. Mohon doanya yaa"
M: sangar dari mananya sih, sangar ko mohon doanya wkwkwkwkkwkwkwkw
S: ya gimana ya wkwkwkkwkwkwk gausa dimasukin ke hati aja sih. Ya mungkin bagi kamu itu mereka masih sepenting itu. Kalau aku, kebetulan udah nggak tinggal di rumah ibu sbg tempat tinggal utama, jadi bagi aku ya mereka gak benar benar kenal. Yang kenal aku saat ini ya circle di kantor, teman dekat dan keluarga aja. Selain mereka, kayaknya opininya aku cuma lewat aja dengernya.
M: iyasi boundaries tadi ya balik lagi. Meskipun sampe bikin pegel hati sebenernya. Tapi mereka gatau ituu aku gimana melalui hari hariiii. Enak banget jadiin aku bahan omongan doang buat bikin diri mereka terasa lebih beruntung..
S: padahal belum tentu juga yang sudah menikah merasa benar benar beruntung.. intinya sih ya bersyukur aja.. apapun yang terjadi. Husnuzon
Gitu ya gess yaa
1 note
·
View note
Text
Curhat.
Waktu tu, aku tak tahu yg program dy kena buat tugasan utk subj bi. Malam bila aku tak igt, tapi yg pastu aku ada pal math. Masa otw nk ke ds lama, ternmpak budak tuto dy, I was like mesti dy ada kan. And yes, dy ada. Aku mcm suka dah sbb pal kami buat dekat situ jugak. Same place, different table. Haha. Sekali aku pandang aku rasa nk tampar dy. I know yg pandai make up is a girl. Tapi tak perlu kot nak duduk rapat like our lutut berlanggar I guess. Mcm mna nk terang eh. Dy mcm si dy ni duduk la atas kerusi mcm terkangkang tapi bukan terkangkang mcm org laki selalu duduk. Mcm kaki dy terbuka sikit (lutut tak bertemu lutut). Then, kawan perempuan tuto dy nk make up kan, dy bole masuk kat celahan kaki laki aku tu. I know yg laki aku tu tinggi, so lutut dy panjang. Tapi dy bole kot pusing ke belah kanan or kiri. Tak perlu nk duduk celah ii tu. Sumpah aku tak focus malam tu. Yes, yg kawan dy make up kan kat muka dy, but dgn position mcm tu aku tak bole accept. And then bila balik bilik aku cita kat kawan aku, dy pun nampak benda tu. Then dy kata yg laki tu red flag. Walaupun dy buat lakonan semula sumpah aku sakit hati. Aku just berharap yg dy bukan laki mcm tu. Since tu yg aku selalu ubah jadual makan aku supaya aku tak serempak dgn dy. It works. That's why, aku tak buat any eye contact mcm aku cerita yg kat bawah ii tu. Lagi pun, nak dekat exam sama. Sumpah, waktu aku husnuzon kan diri.
But now, when I remember all the scenes it is like a knife yg sdg cucuk ii my chest.
Selamat malam.
0 notes
Text
Ujian Hati
Tidak pernah kutemukan manusia yang lebih hitung-hitungan dari pada si uni kedua. Darah ekonominya terlalu kental. Ngekor dia bertahun-tahun membuatku tanpa sadar ingin serupa; manusia sangat tak mau rugi. manusia ingin menang osn ekonomi. manusia ingin masuk feb ui.
Butuh waktu sangat lama, hingga Allah izinkan aku tenang, ditunjukkan, dan dipahamkan: bahwa Allah benar-benar menganggapku, aku. Bukan sekadar adiknya si Uni.
Itu kisah panjang, sangat panjang. Kapan-kapan kita bicarakan another hebatnya Allah mengajarkan si kecil ini.
Untuk sekarang, kita syukuri hal lain saja. Bahwa seorang Uni yang untung rugi oriented nan super berakal itu, tadi siang mengucapkan kalimat orang-orang berhati:
Aku baru sadar nis, pada usia sekarang itu ujian hati bisa warna-warni ya. Allah seperti sedang banyak melatihku pentingnya membenahi hatiku saja, husnuzon pada-Nya saja. Lebih banyak tak menilai manusia lain. lebih fokus melihat Dia yang melihatku.
Ketahuilah, ada dua kata biasa jadi spesial saat diucapkan Filzah: " hati dan manusia "
Itu dua unsur yang (aku berani bersaksi) dua puluh empat tahun dia hidup, tak pernah sama sekali menjadi concernnya! kepala dia itu kerjanya hanya menghitung saja biasanya, akal-akal-akal-akal.
Namun lihat, betapa Allah merubahnya, mengajarinya!
Juga, mengajariku, lewatnya. yaa lathiif... Perlahan awan kelamku hilang. Perlahan denyut kepalaku lenyap. Perlahan hangatnya Dia, seperti ada lagi.
Benarlah aku manusia, benarlah aku si pelupa. Selalu lupa, aku hanyalah yang diajarkan-Nya. yang dibersamai tumbuh kembangnya oleh-Nya. yang masih akan berubah selama masih diberi-Nya usia.
وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ عَجُولًا
Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
Benarlah aku manusia.
Baiklah, belum terbiasa itu, tak apa. Mungkin memang belum waktunya. Entah akan kapan dijadikan terbiasa, tapi tak usah tergesa.
Baiklah, masih sebatu itu, tak apa. Mungkin memang menjadi keras kepala dan idealis memang jawabannya. Yaa, bila Dia memang ridho, esok lusa paling kita akan dijauhkan dari sana. Tak usah tergesa.
Allah masih sangat mungkin mengajari kamu hal baru lainnya. Selama nyawa masih ada, tak usah tergesa. Toh sebenarnya, pilihan yang datang bukan pula hal yang Dia benci kan?
Tak apa, ini hanya waktunya lagi, kamu membenahi tuju. Bila orientasinya memang Dia. Kamu pun tahu, itu, tak apa. Mungkin saja memang Allah ingin mencoba formula baru, dengan tetap pada batumu, juga tetap pada tempat itu.
Mungkin saja, hasilnya akan lebih strategis? lebih....seru? Ya. tak usah tergesa. berbaik sangka saja pada-Nya, lagi.
Dan Allah membersamai sesiapa saja yang sabar, Fatimah. Ayo kejar terus, janji paling sangat super duper manis itu.
Kebingunganmu masih ada satu milyar banyaknya, kan? nah~ minimal kita dibersamai deh. urusan bakal diajari atau tidak, berubah atau tidak, bakal efektif atau tidak, belakangan!
------------------------------------------------
Seorang Filzah saja, bisa takluk Fat. Ayolah akui saja, kamu takjub sekali kan.
4 notes
·
View notes
Text
Goals tiap hari seharusnya:
Apa yg kita lihat, apa yg kita lakukan, bertemu siapapun, yang penting : menguatkan iman dan menjadi amal soleh.
Ingatlah pada Allah, maka tdk akan merasakan dan sedih
Kesalahan kita :
Telat ingat Allah
Jarang ingat Allah
Ragu sama Allah
Kalau marah... ngapain? Lebih baik bersikap yg Allah sukai, yaitu sabar.
Pemimpin suatu kaum itu pelayan suatu kaum.
1. Supaya yg dipimpin bisa faham visi misi nya. Bisa sama cita2 nya dg pemimpin
2. Pemimpin hrs buat suasananya sinergi. Tdk pilih kasih.
3. Pemimpin hrs lbh sabar dr yg dipimpin. Pemarah itu tdk efektif, yg boleh itu tegas dan santun
Semuanya ciptaan Allah, ingat aja Allah biar sabar.
Jodoh Allah yg atur. Rahasia Allah.
Tetap Allah yg tentukan. Tdk ada kata terlambat.
Yang penting kita melayakkan diri utk dpt jodoh.
Wajah yg bikin Allah. Yang menentukan jodoh ya Allah.
Byk istighfar dan husnuzon sm Allah.
Aa Gym
27/6/2024
0 notes