#Warung Makan Yang Masih Buka
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tempat Makan Terdekat Dari Lokasi Saya Sekarang Weleri Tlp/WA 0896-3072-0208 Sop Jakarta H. Amir
Wisata Kuliner Kendal, Warung Soto Ayam Terdekat, Warung Sop Terdekat, Warung Sop Kaki Sapi Terdekat, Warung Sop Kaki Kambing Terdekat Pesan Sekarang dengan KLIK https://wa.me/6289630720208 Nikmatnya Sop Iga Sapi dan Asem-Asem Iga ala Sop Jakarta H. Amir!Selamat datang di Sop Jakarta H. Amir, tempat di mana sensasi lezat bertemu dengan kehangatan khas Jakarta!Apakah Anda mencari pengalaman…
View On WordPress
#Warung Makan Weleri#Warung Makan Yang Bagus Dan Murah#Warung Makan Yang Enak#Warung Makan Yang Masih Buka#Warung Makan Yang Masih Buka Terdekat
1 note
·
View note
Text
RESTO KENDAL Tlp/WA 0896-3072-0208 Warung Bakso Terdekat Dari Lokasi Saya Weleri Sop Jakarta H. Amir
Rumah Makan Terdekat Halal, Rumah Makan Siang Malam Terdekat, Rumah Makan Paling Enak Terdekat, Rumah Makan Pagi Sore Terdekat, Rumah Makan Nyaman Terdekat Booking Sekarang dengan KLIK https://wa.me/6289630720208 Ingin mendapatkan makanan enak yang seger dan cocok untuk di makan ramean tapi harga ramah dikantong ? Wisata Kuliner Kendal,Tempat Makan Sop Kaki Kambing,Tempat Makan Sop Kaki…
View On WordPress
#Warung Makan Terdekat#Warung Makan Terdekat Dari Lokasi Saya#Warung Makan Terdekat Dari Lokasi Saya Yang Masih Buka#Warung Makan Terdekat Dari Sini#Warung Makan Terdekat Yang Buka
0 notes
Text
JANGAN SAMPAI KELEWAT Tempat Makan Favorit Terdekat Dari Lokasi Saya Batang Jawa Tengah Prasmanan Mas Budi
Warung Makan Terdekat Murah, Warung Makan Terdekat Saya, Warung Makan Terdekat Sini, Warung Makan Terdekat Yang Buka, Warung Makan Terdekat Yang Enak Warung Makan Ayam Terdekat,Warung Makan Mas Budi,Menu Mas Budi Jangan coba coba datang kalau ga mau ketagihan dengan gurihnya Ayam Dan Bebek Goreng Mas Budi !! Warung Makan Murah Dan Bersih,Tempat Makan Terdekat Terenak,Rumah Makan Untuk…
View On WordPress
#Warung Makan Terdekat Dari Lokasi Saya Yang Masih Buka#Warung Makan Terdekat Dari Sini#Warung Makan Terdekat Di Sini#Warung Makan Terdekat Enak#Warung Makan Terdekat Lokasi Saya
0 notes
Text
Metafora #1
Sebuah cerita bersambung tentang #quarterlifecrisis
#1 Banting Tulang
Rupanya senja sudah menyapaku, sinarnya menyirami sepeda motorku yang sedari tadi terparkir di sana. Kukira hari ini bumi lambat berputar, hingga hariku berjalan lebih lama. Harusnya aku sudah tiba di kostku sejak tadi. Meski sebenarnya aku hanya menjalani hari seperti biasa, ditambah melamun di sepanjang jalan, pun mengobrol dengan beberapa teman. Ditambah lagi salah arah jalan, kaukira lampu merah ini cuma satu dan menuntunku ke arah yang hanya itu? Hingga aku harus putar balik sambil meracau hingga lupa diri.
Bagiku menyenangkan sekali bisa meracau sendiri sambil berkendara di jalanan kota besar ini. Tapi ampun, aku masih kalah dengan panas yang disajikannya. Jaket yang kukenakan sepertinya tidak mampu lagi menahan sinar UV yang sepertinya bukan hanya A dan B, tapi sudah sampai Z. Ini panas, bukan hanya dari atas, juga dari bawah! Pun bukan hanya gerah, tapi aku ingin marah.
Kuberhentikan motorku di depan warung makan sederhana ini. Seperti biasa, aku lupa makan. Bukan hanya karena banyak pikiran, tapi selera makanku juga berantakan. Belum lagi berat badan yang mengalami penurunan, bukan mau kurus— ini aku saja yang tidak bisa menggendut! Selalu itu alasanku ketika teman-teman bertanya pola diet yang kujalani. Mungkin salah satu penyebabnya adalah ini yang hampir maghrib aku baru ingat mengisi perut, ini makan siang tau buka puasa?
“Bu, bebek gorengnya satu ya!” Pintaku pada Bu Yanti, langganan makan siangku oh maaf ini sudah sore.
“Oke, mbak.” Tangan bu Yanti langsung cekatan mempersiapkan menu untukku. “Tumben baru datang jam segini mbak? Puasa toh?” Bu Yanti sangat perhatian sampai hapal jadwal makanku.
“Kebetulan lembur bu, sambil tersesat tadi.” Jawabku.
“Bisa tersesat juga ya mbak, kan udah 5 tahun di sini.” Ujarnya lagi.
“Lampu merah bu! Aku salah arah, belum lagi aku sambil melamun.” Tambahku.
“Waduh, mikirin apa mbak? Jodoh?” Tanyanya penasaran.
“Sedikit sih Bu. Banyakan mikirin hari ini aku hidupnya gini-gini aja. Bosen bu.” Akhirnya sepiring bebek sudah di depanku.
“Iya ya mbak. Aku sih juga kadang gitu. Bosen. Tapi kalau mau dituruti bosennya, aku ya nggak bisa hidup juga mbak. Jadi ingat anak di rumah, biar semangat banting tulangnya, biar nggak bosen.” Ujarnya lagi sambil terus menerus menggoreng. Ya, aku hampir tidak pernah menyapanya dalam kegiatan lain, selain menggoreng.
Sambil mencerna bebek di hadapanku, kata-kata bu Yanti pun tercerna dengan perlahan. Jadi, harus punya alasan agar tidak bosan? Harus ada semangat agar kuat banting tulang? Bagaimana jika aku tidak memiliki keduanya?
Dan… sejak kapan bosan bisa membunuh seseorang? Aku tercekat. Jangan-jangan aku sedang di fase ini.
Bersambung.....
9 notes
·
View notes
Text
Day5 - Departure
Cuaca pagi ini cerah. Aku masih sempat melihat matahari terbit dari halaman depan penginapanku. Warna langit perlahan menjadi lebih terang dan membiru, disusul matahari yang mulai naik. Kaka Restu sampai di penginapan pukul 06.35 WIT, seperti biasa, ia selalu tepat waktu. Ia membantu menaikkan barang bawaanku dan kolega ke bak terbuka mobil. Sambil mengingat-ingat jika ada sesuatu yang tertinggal, aku mengecek ramalan cuaca hari ini. Aplikasi peramal di ponselku bilang cuaca hari ini akan cerah dan sedikit berawan. Ada bagian kecil hatiku yang kecewa mendengar itu, kenapa tidak mendung dan berpotensi hujan deras saja, sih. Sebelum aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, kolegaku menarik lengan bajuku, mengajak untuk segera naik mobil karena semua orang sudah di dalam. Aku mendongak ke atas dan memandang langit lagi sebelum masuk mobil. Kami berangkat ke bandara.
Langit yang cerah sesuai prakiraan cuaca kemarin
Sepertinya, aku punya penyakit akut attachment issue pada ruang dan seisinya setelah tinggal di dalamnya untuk beberapa waktu. Singkatnya, aku mudah merasa emosional (atau sentimental, ya?) pada benda, tempat, dan suasana tertentu. Hal lain yang lebih masuk akal adalah aku tidak siap kembali ke rumah–tempat yang semrawut, dan ingin lebih lama berada di pulau ini–tempat yang lebih damai. Di lain sisi, aku ingin kembali ke tempat yang memberikan rasa hangat dan familiar yaitu rumah.
Jika dilihat secara lebih rasional lagi, mungkin aku merasa nyaman di pulau ini karena aku seorang outsider. Enam hari tidaklah cukup untuk mengenal pulau ini dan orang-orang yang tinggal di atasnya. Kenyamananku adalah keistimewaan yang dirasakan seorang tamu. Aku tinggal di penginapan yang menawarkan akomodasi lengkap, kecuali air minum isi ulang. Tiap hari aku dijemput dan diantar oleh pegawai instansi menggunakan mobil plat merah. Aku tidak perlu memutar otak memikirkan bagaimana caranya agar bisa makan, semuanya sudah disediakan oleh penginapan dan kantor. Aku…tidak perlu melakukan pekerjaan domestik seperti cuci baju, cuci piring, setrika, masak, dan bersih-bersih.
Bekas botol minum selama tiga hari (ada yang tidak masuk foto karena sudah dibuang). Total dalam enam hari kami (dua orang) menghabiskan dua kali jumlah botol minum yang ada di foto. Aku merasa berdosa. Forgive me God for I have sinned.
Jika aku tinggal lebih lama di pulau ini, di rumah warga lokal, ke mana-mana sendiri, bekerja di sini, dan pada dasarnya hidup sebagaimana warga lain yang tinggal di sini, apakah aku tetap merasa nyaman? Entahlah. Aku merasa nyaman dan baik-baik saja karena tidak mengalami kesulitan yang dialami warga di pulau ini. Sistem birokrasi yang masih carut-marut, kkn, fasilitas pendidikan yang masih kurang, transportasi publik yang minim (hanya ada bus DAMRI dan ojek yang tidak aku anggap sebagai transum)–semua ini juga terjadi di rumah, tapi aku punya lebih banyak pilihan untuk menjangkau akses dan fasilitas lain yang lebih baik. Aku tidak mau meromantisir keindahan pulau ini. Bagaimanapun, pulau ini hidup bersama orang-orang di atasnya.
Sekitar pukul 08.15 WIT kami tiba di bandara. Setelah menyelesaikan urusan administrasi, kami pergi ke warung di area bandara. Warung-warung ini buka di hari penerbangan saja, yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu. Selain hari itu, tidak ada penerbangan dari/ke Serui dan otomatis warung-warung ini tidak buka. Aku beli pisang goreng. Pisang jenis raja ini dimasak dalam keadaan masih mentah dan tidak dilumuri tepung, hanya diberi sedikit garam. Rasa pisang goreng ini gurih dan sedikit alot namun masih bisa dikunyah. Penjualnya menyarankan untuk makan pisang goreng bersama sambal tomat. Aku sudah pernah mencobanya dan perpaduan rasanya tidak sesuai dengan lidahku. Bagiku pisang goreng itu makanan manis jadi sebaiknya tidak dimakan bersama sambal.
Pesawat tiba pukul 09.00 WIT kurang sedikit. Kami beranjak dari warung, berjalan ke tangga menuju pintu masuk bandara dan berhenti. Kami berpamitan dengan Kaka Restu dan Kaka Adi yang mengantar ke bandara serta menemani kami bekerja selama lima hari terakhir. Sampai jumpa.
2 notes
·
View notes
Text
Seperti kata Sal Priadi: “Besok kita pergi makan!”
Besok pagi, setelah mandi dan rapi-rapi, genggam tanganku erat, ya! Aku akan ajak kamu berjalan-jalan kecil berkeliling kota, mencumbu tiap sudut dari inci ke inci, akan ku ceritakan bagaimana bentuk bangunan-bangunan itu sebelum mereka dipermak. Kau tahu kalau aku pengamat handal. Semua sisi dari kota ini menarik, unik, dan bikin penasaran. Kalau kau tanya kenapa toko itu bentuknya seperti itu? Kemungkinan besar aku tahu. Kemungkinan besar aku telah menyingkap tirai tak kasat mata di balik toko itu yang tak semua orang tahu (dan peduli).
Kita berjalan-jalan melewati gang-gang kecil bau ikan asin dijemur yang banyak kucingnya. Kalau kau tidak lagi takut kucing, kita bisa ajak kucing-kucing itu berdansa. Kita bilang ‘permisi’ pada setiap orang yang sedang menjemur baju atau menepuk-nepuk kasur. Kalau kau lelah, boleh beristirahat sebentar di warung kelontong sambil membeli es teh botolan! Nanti kita lanjut lagi berjalan-jalan sampai kaki terasa berat, pundak terasa ringan. Ada banyak topik yang kita bisa bicarakan sambil bergandeng tangan.
Sebut tempat mana yang mau kau tuju. Toko buku? Kita bisa mampir ke sana. Kalau ini tahun 2010, kita bisa mampir ke rental DVD untuk menyewa satu film yang bisa kita tonton sepulang nanti. Bukit di belakang kota juga menarik jika kau mau duduk-duduk menanti sore sambil mengunyah cimol atau batagor dengan sedikit kecap, atau bakso (yang bumbunya hanya cuka dan sambal). Kita bisa menanti matahari pergi di atas rumput-rumput hijau, aku akan bawa anti-nyamuk buat mengusir serangga yang iseng mampir dari ilalang-ilalang di sekitar bukit. Aku mau senja datang perlahan, tanpa awan dan tanpa hujan, menjemput rombongan bulan dan bintang-bintang dengan damai. Aku mau kita seperti itu. Jika tak ada lagi tanganku di genggamanmu aku mau melepasmu seperti sore yang pergi pelan-pelan, sempat mengecup kening langit sebelum ia pergi dan membenahi selimut biar malam tak terasa sepi. Rengkuh aku dalam pelukmu; sebagai imbalan, aku akan bisikkan kata-kata damai.
Untuk saat ini, mari pulang bersamaku. Kita sudahi hari-hari yang penat dengan makan malam di meja makan yang tersaji hangat. Apapun yang mau kau makan, biar aku yang masak. Kau boleh duduk santai di bawah lampu gantung ruang makan yang warnanya kuning temaram. Kau boleh minta aku berceloteh tentang hariku yang berwarna—kadang kelabu kadang ungu janda, sebagai gantinya aku beri kamu satu peluk untuk harimu yang pelik. Kau diizinkan untuk menangis di atas bahuku. Pakai baik-baik, ya. Kau boleh mengadu seperti seorang bayi. Apapun yang terjadi di harimu, aku siap mendengarkan. Kalau kau butuh kecupan, punya sejuta untuk diberikan kapan pun kau mau. Telingaku masih dua, dua-duanya terbuka lebar untuk setiap cerita. Kita bisa makan berdua di ruang makan dengan masakan hangat yang berasap, ditemani dua cangkir teh, ditemani gelak-tawa yang renyah atau sedu-sedan yang sepadan. Apapun itu.
Untuk saat ini, kita lupakan sejenak rencana menjemput sore yang tadi. Kita nikmati siang dengan terik dan hujannya. Kota ini belum sepenuhnya kita telusuri, hari masih panjang. Terus berpegangan tangan dan ingat kemana kau pulang, rumah yang tentram di balik bukit yang kebunnya diisi mawar. Di akhir dari setiap hari yang buruk akan selalu ada gerbang dan tangan yang terbuka lebar, semangkuk masakan panas untuk berdua, dan sepoci teh untuk dibagi.
Besok kita pergi makan, ya. Besoknya lagi. Lusanya. Seminggu penuh. Dua minggu. Satu bulan. Satu tahun. Satu dasawarsa.
Kita akan selalu pergi makan di kedai yang tenar di sosial media, di rumah makan yang baru buka, di emperan, di resto bintang lima, di dapur rumah kita, dimanapun! Setiap hari. Anggap itu hadiah dariku karena setiap hari kamu selalu membanggakan. Aku ingin mengapresiasi kerja kerasmu dengan semangkuk soto tanpa kecap atau ramen kesukaanmu (walau aku masih harus banyak belajar).
6 notes
·
View notes
Text
Buka Bersama, Bukan Untuk Acara Pamer Pencapaian
Bulan Ramadhan, sudah berada di pertengahan rembulan yang semakin terang benderang. Hal-hal yang dirindukan di sebelas bulan terakhir, terbayarkan. Bulan, dimana banyak tradisi tidak ditemui di 11 bulan lainnya. Merindukan santapan khas ramadan, takjil saat berbuka, ngabuburit bersama kerabat dan rekan, lantunan shalawat tarhim dan imsak, gemuruh musik patrol yang membangunkan sahur setiap malam, tidak kita jumpai, jika kita tidak ditakdirkan menemui keindahan berkah bulan ramadhan. Maka, patut kita syukuri tiada tara atas pertemuan dan perkumpulan kita di bulan yang penuh dengan magfirah dan ampunan.
Salah satu tradisi yang masih membudaya di setiap kalangan, salah satunya adalah tradisi buka bersama. Jangan salah, di setiap pojok kota, pinggir maupun tengah kerumunan jalan. Adzan Maghrib menjadi lantunan paling favorit, bagi setiap muslim yang menjalankan puasa. Ajakan BukBer (baca: buka bersama) tidak pernah berhenti satu hari saja. Setiap hari, warung-warung baik resto bintang atau kaki lima full booked untuk acara buka bersama. Menyenangkan memang, acara buka bersama selalu menjadikan kenangan yang lama kembali tercipta. Tapi, ada salah satu budaya yang menjadikan tradisi buka bersama terasa muak dan menghilangkan nilai-nilai kebersamaan. Apa itu? Flexing!
Sedang terngiang-ngiang di telinga kita, istilah baru ini. Sebenarnya ini bukan hal baru, tapi orang-orang semakin memunculkan tren ini dengan mengikuti gaya hidup kebarat-baratan. Flexing, berasal dari bahasa Inggris, menurut urbandictiorary.com, bermakna “to show off, the act of bragging about money-related things, such as how much money do you have, or about expensive possesions.” Atau bisa juga diartikan dengan pamer, tindakan menyombongkan diri tentang hal yang berhubungan dengan uang, atau tentang harta dan benda mahal.
Akhir-akhir ini, marak juga tentang para pejabat yang terangkut karena urusan pamer dengan harta kekayaan, karena postingan sang anak, malah justru menggiring orang tua pada hal yang tidak diinginkan, membuka rahasia-rahasia yang seharusnya diketahui oleh publik, tapi disembunyikan dengan ayem-ayem saja. Jangankan pejabat, yang (barangkali) memang punya duit dan harta. Akhir-akhir ini, ramai pula jadi perbincangan. Status atau postingan anak-anak kita yang menanyakan “info sewa iphone atau vespa matic buat bukber kelas.” Saat itu, kami tak sengaja membaca tulisan yang lewat di cerita instagram. Spontan, kaget. Karena, hal seperti ini seyogyanya memang tidak wajar. Tanpa babibu, langsung kami tegur. Karena kami sadar, posisi kami adalah pendidik, peduli dengan keprihatinan anak-anak. Kemudian, si anak menjawab. Bahwa, untuk sekadar foto-foto, “biar bagus, keren”. Jawaban ini tidak terduga. Sejak kejadian itu, kami tidak dapat lagi melihat cerita instagramnya, entah disenyapkan, atau dengan tindakan apa. Mungkin, si anak jengkel karena teguran gurunya.
Sampai saat ini, kami merasa gumun. Bertanya-tanya. Memang alasannya apa? Kalau memakai handphone biasa? Apa salahnya. Kalau berangkat dengan kendaraan seadanya. Toh, acara bukber kan, untuk membatalkan puasa, paling tidak makan, atau minum. Lalu untuk apa? Harus memakai standar iphone? Apa keistimewaannya? Oh, setelah itu kami baru sadar. Bila gaya hidup para hedonis ini sudah meracuni anak-anak, bahkan kita sendiri tentunya. Standar yang ditetapkan saat mengunggah foto atau cerita instagram, keren dengan menggunakan aplikasi bawaan iphone. Jalan kemana-mana, menggunakan vespa matic lebih gaul, dibanding dengan kendaraanlainnya. Entah, siapa yang membuat batasan ini. Tentu salah kaprah, bila memiliki fasilitas itu semua jika tidak mempunyai tujuan yang tepat. Memiliki benda itu, tidak salah. Karena memang ada spesifikasi yang tidak dimiliki handphone lain. Menjadi salah nilainya, jika hanya untuk dibuat ikut tren atau gegayaan.
Bukber, menjadi hal yang mulai dihindari ajakannya. Karena, banyak pertanyaan, ujaran yang menyebutkan tentang pencapaian karir, nasib, jumlah minimum maksimum harta, menjadi topik perbincangan. Padahal, tujuan kita untuk berkumpul. Untuk bertemu, untuk berdiskusi, untuk mengobrol. Tapi, bisa kan? Jika bukan tentang pamer sana-sini. Untung, bila lawan bicara juga saling menghormati, bila berada di posisi yang sama. Bayangkan, bila kita menyebutkan di depan orang yang nasibnya tak selalu sama? Bukankah bagian dari kesombongan luar biasa?
Flexing akan sulit dihilangkan, bila gaya hidup hedonis menjadi sorotan, bila tontonan selebgram menjadi tuntunan, merasa ingin dihormati secara materi selalu menjadi tuntutan. Apalagi, bagi mereka yang punya gaya hidup elit, tapi ekonomi sulit. Pinjaman online berkeliaran, paylater menumpuk sampai tercekik jeratan, rentenir tertawa melihat gaya hidup dan pinjaman yang tidak bisa terbayar. Sebenarnya, apa yang membuat seseorang berniat untuk memamerkan harta kekayaan pada orang lain? Terlalu menyedihkan-kah hidupnya? Hingga kehidupannya harus diketahui banyak orang? Hingga kita harus menilai dengan pencapaian yang dimiliki? Hingga kita harus punya sesuatu yang bernilai di mata orang lain, hanya untuk mengemis penghormatan?
Baik buka bersama atau acara terdekat ketika bulan Ramadhan usai; Halal bi halal. Jadikan kegiatan ini menjadi ajang untuk berbagi, untuk menyambung silaturahim dengan saudara dan rekan-rekan kita. Menjadikannya sebagai acara untuk pamer sana-sini, tidak tepat, bahkan salah kaprah. Bagaimana bila kita memupuk rasa kasih sayang dengan saudara kita dengan amalan-amalan terbaik di hadapan-Nya? Kapan lagi, kita menjumpai waktu waktu istimewa, pahala double combo kalau bukan di bulan yang penuh berkah ini. Semoga ibadah puasa dan juga amalan terbaik kita diterima dengan cara yang baik di sisi-Nya.
6 notes
·
View notes
Text
Mas dan Adek Vol. 23
Tarakan, 23 Maret 2023 - Ramadhan Day 1
Assalamu'alaikum. Halooo, kangen deh nulis-nulis disini. Dulu rajin suka nulis "Mas dan Adek Vol. ...." terakhir sampai Vol. 22. 😁
Sekarang sedang kuliah di Institut Ibu Profesional, beberapa hari ini tugasnya tentang "Jurnal Emosi". Oh, ternyata dulu suka nulis tentang percakapan Aku sama Mas juga bagian kecil dari Jurnal Emosi loh. Tadi sore Aku bilang ke Mas, "Mas, setuju tidak kalau Aku nulis-nulis lagi kaya dulu?", Mas jawab "Setuju dooong".
Oke, kita mulai ya! 😉
Alhamdulillah, Allah berikan panjang usia untuk bisa bertemu dengan Ramadhan 1444 H. Ini Ramadhan ke-5 di Tarakan, dan selama menikah sudah mudik 2 kali, yang pertama mudik seorang diri mengurus revisian skripsi. Sekarang juga punya aktivitas baru, sebagai ibu rumah tangga + Ibu bekerja. Alhamdulillah, menjadi Ibu bekerja adalah salah satu wishlist ketika di usia 26 tahun pas, yang dikabulkan Allah. 🥰
Karena buka dan sahur dengan sistem "masak sekaligus untuk buka dan sahur". Jadi, sahur Day 1 kita pakai sayur lodeh plus lele goreng (sisa) semalam. Yang penting kuncinya itu tertib untuk simpan-simpan sayur & lauk yang sudah dimasak.
Yeiiiiy, Alhamdulillah senang, dua hari ini libur tanggal merah, dan Ramadhan Day 1 libur bekerja. Jadi no hectic day. Setelah Mas jama'ah subuh, Mas istirahat di ruang depan. Aku lanjut temani Damar, dia kebangun karena ngompol, ganti semua baju, dan minta susu. Niatnya mau ngliyep, tapi tidak bisa karena Damarnya ngoceh terus.
Jam 11.00 WITA, Aku foodprep di dapur, bersih-bersih wastafel, Mas Dana melaptop super sibuk bikin soal ujian.
"Mas, tidak punya kubis ternyata" Kataku.
"Adek beli yaaa" Katanya.
Cusss ke warung sama Damar sekalian ke pom bensin.
Jam 13.00 WITA Aku dan Damar power nap di kamar, Mas masih menunggu tukang servis mesin cuci. Jam 16.00 mulai masak, tinggal cemplung-cemplung. Tadinya mau ngajakin Mas ngabuburit, tapi katanya nanti setelah selesai tarawih saja kita jalan-jalan. Mas & Damar beli es oyen untuk buka puasa.
Menu buka Day 1 adalah Sop Ayam, Tahu Goreng, Sambal, Es Oyen dan Kue Pukis. Alhamdulillah Rizki Minallah.. 🤲
Mas belum makan nasi sampai dia berangkat tarawih karena kenyang "nggadoin" Sop Ayam, kayanya sedeeep rasanya. 😍
0 nota
5 notes
·
View notes
Text
PALING DICARI Rumah Makan Weleri Kendal Sop Jakarta H. Amir Tlp/WA 0896-3072-0208
Warung Makan Viral Terdekat, Warung Makan Viral, Warung Makan Untuk Keluarga, Warung Makan Terenak Terdekat, Warung Makan Terdekat Yang Sudah Buka Pesan Sekarang dengan KLIK https://wa.me/6289630720208 Nikmatnya Sop Iga Sapi dan Asem-Asem Iga ala Sop Jakarta H. Amir! Selamat datang di Sop Jakarta H. Amir, tempat di mana sensasi lezat bertemu dengan kehangatan khas Jakarta! Apakah Anda…
View On WordPress
#Warung Makan Terdekat Dari Lokasi Saya Yang Masih Buka#Warung Makan Terdekat Dari Sini#Warung Makan Terdekat Di Sini#Warung Makan Terdekat Enak#Warung Makan Terdekat Lokasi Saya
0 notes
Text
BUKTIKAN SENDIRI Tempat Makan Favorit Terdekat Batang Jawa Tengah Prasmanan Mas Budi
Warung Makan Terdekat, Warung Makan Terdekat Dan Murah, Warung Makan Terdekat Dari Lokasi Saya, Warung Makan Terdekat Dari Lokasi Saya Yang Masih Buka, Warung Makan Terdekat Dari Sini Tempat Makan Enak Untuk Kumpul,Tempat Makan Enak Keluarga,Tempat Makan Siang Prasmanan Jangan coba coba datang kalau ga mau ketagihan dengan gurihnya Ayam Dan Bebek Goreng Mas Budi !! Tempat Makan Favorit…
View On WordPress
#Warung Makan Yang Bagus Dan Murah#Warung Makan Yang Masih Buka Terdekat#Warung Makan Yang Terdekat#Warung Murah Terdekat#Warung Nasi Bebek
0 notes
Text
KEHILANGAN
Hujan hari ini membawa ingatan dan perasaan kehilangan secara bersamaan. Awal bulan menjadi akhir masa kerja adik-adik magang di kantor, Padahal dalam 6 bulan mereka magang sangat sedikit interaksiku dengan mereka. Namun ada suatu kejadian yang membuat aku cukup tersentak yaitu 2 dari adik magang pernah mengalami kecelakaan saat pulang dari kantor. Kondisinya agak parah, 1 kelingking hampir putus dan lainnya kritis bagian perutnya sakit kacau sampai ngga bisa jalan, indikasinya dia terlindas mobil. Waktu menjenguk di rumah sakit, udahlah gabisa dibendung air mataku. Manusia yang jarang nangis depan orang ini ambyar seketika walaupun nangis diem-diem:'(
Sebenarnya sebelum kecelakaan 2 adik tadi dimintain tolong sama divisiku dan aku kebagian yang ngasih arahan. Jadi jam pulang mereka mundur aslinya jam 14.00 jadi jam 16.30, dari situlah rasa bersalahku muncul, feeling guilty ampe sebulan. Kayak gara-gara aku mereka kecelakaan, coba mereka pulang seperti biasa mungkin mereka bakal safe. Sejak itulah kehadiran mereka menjadi objek pengamatanku, setelah diperhatikan adik2 yang magang di kantorku ternyata cantik-cantik ahahaha /dari mana aja oiy. Mereka adorable dengan karakter masing-masing, tapi kalo dari segi wajah memang cantik no debat!
Kemudian selama 6 bulan ini juga cukup mewarnai sosmed kantor sampai mendapat pujian dari pimpinan. Selain itu, mereka juga bantu rekam identitas para penyandang disabilitas dan ODGJ secara door-to door. Posisinya aku ngga berinteraksi langsung hanya setiap kegiatan mereka menjadi objek pengamatanku. Anehnya, kenapa aku merasa sekehilangan itu? Padahal ngomong aja ngga pernah, kek keberadaan mereka sudah sangat familiar dalam keseharian kantor lalu tiba-tiba besok Senin sepi.
Ini sama halnya dengan warung langgananku beli makan, mengandung pengalaman pribadi:). Ada langganan makanan jual nasi goreng, cap cay, mie goreng dll deket rumah. Tiap beli formasi selalu lengkap, Owner (bapak2, namanya cak djoe), istri, dan 2 pembantu laki-laki. Waktu itu masih kerja di Surabaya (ngekos), pulang pas weekend langsung meluncur ke sana karena masakannya ngangenin, nyampe sana formasinya berkurang owner ngga ada dan pembantunya ganti orang. Beberapa kali ke sana ownernya ga ada, sampai suatu hari ke sana sama ibu, akhirnya memberanikan diri bertanya ke istrinya
"kemana ownernya? " "Bapak sudah meninggal beberapa bulan yang lalu."
Kaget sekaget-kagetnya, pikiranku langsung kosong, nyampe rumah nangis jelek dan perasaan kehilangannya itu memenuhi ruangan hiks hiks. Sekali lagi, aku gapernah sekalipun interaksi sama bapaknya karena aku bukan tipe yang ngajak ngomong duluan. Aku cenderung ngamatin apa yang ada di depanku, dan semua yang aku lihat itu berasa masuk alam bawah sadar, seakan semuanya menjadi suatu momen yang sangat familiar. Ketika gaada 1 orang rasanya hilang, ada yang kurang, karena aku biasanya melihat mereka perform masak ber-4. Sampai aku membuat postingan ini aku masih kehilangan sosok alm. Cak Djoe owner penjual nasi goreng.
Ada lagi nih wkkw, penjual bubur keliling di komplek perumahan, sejak aku SMA sampe kuliah yang jual bapak-bapak gitu. Lamaaa ga jual, muncul-muncul pas mau lulus kuliah yang jual berubah menjadi anak muda, waktu itu belum berani tanya. Menginjak aku kerja berubah lagi jadi ibu-ibu yang jual, barulah berani tanya. Ternyata Bapak2 itu suaminya, beliau meninggal karena sakit. Lalu anak muda yang meneruskan jualan bubur setelah alm. bapak meninggal itu anaknya.
Tau ga kenapa sekarang yang ngelanjutin istrinya?:(
Ya, anaknya meninggal juga karena kecelakaan waktu jualan.
Abis beli langsung masuk kamar nangis sesenggukkan.
Rasanya ingin menemukan orang-orang yang ngalamin hal serupa seperti yang aku alami. Ada rasa takut untuk mencurahkan peristiwa2 ini ke teman takut dianggap lebay hehe.
Lanjut malam ini, lagi jenuh ngerjakan tugas kuliah iseng-iseng buka webmail kerjaan di Pasuruan. Kaget! domainnya udah ngga ada:'''
Aku buka webmail ketika lagi rindu kehidupan dan pekerjaanku saat di fase menderita, merintis karir dari 0. Sehingga aku ngga lupa untuk bersyukur atas kehidupan, pekerjaan, karir dan pendidikanku saat ini. Dari sini aja udah mellow wkwkw.
Domain webmail perusahaan unavailable mungkin karena belum dibayar, tepatnya ngga akan dibayar, karena bosku sudah meninggal 1,5 tahun yang lalu. Padahal cita-citaku ketika aku nikah nanti alm. bosku sekeluarga menjadi tamu kehormatan, rasa terima kasihku tiada henti. Mereka pernah menjadi cerita hidupku, tapi Allah SWT lebih sayang beliau:")
Malam ini rasa kehilangannya menjadi double-combo hehe. Lagu ini yang terbesit dipikiranku sembari meratapi perasaan kehilangan.
0 notes
Text
Menyapa Teman Lama 🙌🏻🧕🏼
Pernah gak sih tiba-tiba terbesit keinginan buat menyapa teman lama di akun facebook? Kalau pernah, sama. Aku sedang berada di fase ini dan kayaknya emang butuh banget ya teman chit chat meski hanya di sosial media. Apalagi mereka pada jauh dan dah betul-betul hilang kabar. Gaktau lagi dimana sekarang dia tinggal karena memang sudah gak pernah berkomunikasi.
Kadang-kadang aku suka meminta maaf sendiri dalam hati, ketika melihat deretan chat yang tidak aku balas dari teman lamaku. Yah, mungkin saat itu aku tidak lagi peduli dengan akun facebook karena lebih aktif di instagram yang mana menurutku cukup update dan tidak banyak iklan. Tapi aku juga merasa lucu kalau minta maaf dan merasa harus membalas kembali pesan yang sudah hampir empat tahun lebih tidak berbalas haghaghag...
Namanya juga hidup, apalagi aku berada di fase menjadi seorang istri yang notabene memang keseharianku di rumah aja. Belum menyibukkan diri lagi menjadi seorang wanita pekerja seperti dulu saat gadis. Paling banter yaa sibuk depan laptop buat ngisi blog pribadi atau sekadar mengerjakan desain proyeknya suami wkwkwk. Yaaa hitung-hitung skillku berguna juga buat suami.
Meski banyak teman saat sekolah dulu, ternyata ketika menikah semuanya dikurasi habis-habisan. Entah karena mereka yang membuat boundaries atau memang aku yang tanpa disadari memasang pagar tinggi karena jarang menyapa. Alhasil temanku ya tinggal suami aja, temen jalan, temen makan dan wajar lah disebut teman hidup haha. Paling ya dapet temen baru seperti ibu-ibu deket rumah yang ketemu pas lagi beli sayur di warung. Atau iseng balesin question box influencer dan ternyata jadi tempat diskusi walaupun gak sampe berlarut-larut hanya sekali lewat.
Sebelum menikah aku memang tidak memasang ekspetasi tinggi untuk bisa terus berkontak layaknya masih gadis dengan teman-temanku yang sebaya. Karena aku pernah diberitahu oleh sebagian teman yang sudah menikah bahwa kehidupan kita tak akan lagi sama. Meski begitu bukan berarti kita kehilangan kebahagiaan seperti masa gadis. Kita akan menemukan sebuah lembaran baru yang memang memiliki fasenya sendiri dalam menjalani kehidupan bersama sosok manusia yang disebut dengan suami. Apalagi nanti bila sudah punya anak, semuanya akan terfokus hanya pada mereka saja. Maka dari itu aku memang harus siap menerima konsekuensinya. Tidak bisa sembarangan pergi keluar rumah tanpa izin suami, tidak bisa sembarangan menerima tamu atau bahkan sembarangan komunikasi dengan lawan jenis tanpa kepentingan.
Teman-temanku yang lain pun aku yakin mereka sangat mengerti dan mereka juga memiliki timingnya sendiri untuk menjalani hari-harinya. Tidak ada yang berbeda dan buka berarti kita saling asing hanya saja memang waktunya sudah bukan bersama mereka lagi.
Makanya aku meskipun merasa sepi di rumah ketika suami bekerja, aku berusaha untuk menyenangkan dan membuat diriku tidak merasa kesepian. Karena ketika suamiku bekerja, suasana di rumah sepi sekali dan betul-betul seperti ditinggal teman pulang ke rumahnya 😂
Syukur Alhamdulillah suamiku tidak banyak mengaturku karena aku sebenarnya mudah diatur. Jadi sebelum suami mengingatkan, aku sudah sadar diri duluan. Kayak misal aku ingin main dengan teman-temanku meski hanya sekadar hang out dll, suami paling ngingetin buat gak pulang terlalu malam atau dia yang selalu mengantar dan menjemputku. Aku pun merasa itu bentuk tanggung jawabnya sebagai suami dan aku merasa sangat nyaman dan aman atas itu. Jadi, tidak ada dalam kamusku merasa di protect habis-habisan atau tidak bisa kemana-mana. Yang penting aku sudah diizinkan dan kalau gak diizinkan aku juga gak maksa, karena aku yakin selagi itu baik pasti itu juga baik untuk kebaikan kami berdua. Bahkan tak jarang suami sering nanya kalau aku sudah lama tidak ketemuan sama sahabatku
Hihi, seneng deh rasanya. Kadang-kadang juga dibonusin duit jajan lagi hehe. Tapi, aku juga mikir sebagai istri jangan sampai lupa perhatian sama suamiku. Malah kadang aku yang males buat keluar karena dah nyaman di rumah, pengennya nempel terus sama suami gaktau kenapa. Suami juga sama, lebih milih di rumah aja daripada keluar soalnya circlenya juga dah pada nikah.
Udah itu dulu yaaa cerita hari ini, nanti dilanjut lagi kalau ada cerita yang baru...
0 notes
Text
Makan Malam yang Aneh
Seharian aku sangat lambat dan kurang produktif. Maka di malam hari aku memutuskan makan di warung sup kaki kambing favorit. Salah satu makanan favorit, tapi aku nggak bisa sering-sering ke mampir, karena satu porsinya seharga tiga kali lipat jatah makanku.
Ketika baru mulai makan, aku menengok pelanggan di sebelah. Bapak-ibu muda dengan satu anak. Masing-masing memegang hp. Setelah selesai makan sang Ibu menghisap rokok. Sambil fokus pada hp masing-masing. Nyaris tanpa kata.
"Aneh sekali," batinku.
Tapi aku memilih pura-pura nggak peduli. Lalu memalingkan pandangan pada makananku. Sekaligus membuka hp dan menyimak linimasa yang sedang ramai karena Indonesia akhirnya mendapat medali emas pertama di Olimpiade 2024.
"Ironis sekali, aku juga aneh, makan sambil buka hp. Nggak peduli dengan keadaan sekitar," kataku dalam hati seolah melawan kata batin yang sebelumnya.
Setelah makananku tandas, aku segera menghabiskan jeruk hangat yang tersisa setengah gelas. Lalu beranjak, dan ternyata pelanggan di sampingku telah berubah.
Kali ini sama-sama 3 orang, bapak-ibu muda dengan satu anak. Tapi sang ibu nggak merokok. Mereka bertiga juga nggak sibuk dengan hp masing-masing. Satu hal yang menarik perhatianku, mereka makan dengan 3 piring nasi, tetapi hanya satu mangkuk sup dimakan bersamaan.
Sederhana tapi sangat menyentuh. Pemandangan yang kontras dibanding 15 menit sebelumnya. Juga jadi makan malam yang aneh buatku.
Menutup Hari yang Aneh
Makan malam yang aneh ini seakan mewakili hari yang nggak kalah aneh. Semalam aku capek sekali, sampai rumah langsung tidur, lalu bangun di waktu subuh.
Nggak lama kemudian tidur lagi. Bangun kesiangan lalu tubuh seperti sangat malas untuk olahraga pagi. Walhasil aku lanjutkan tidurku.
Setelah zuhur baru aku mulai beranjak. Siap-siap memulai hari. Jam dua siang barulah hariku resmi dimulai. Banyak urusan tertinggal tapi kebanyakan bisa dikejar. Walaupun tetap mengantuk karena terlalu banyak tidur pagi-siang hari.
Siang selesai mengurus perekrutan staf media MPI. Lalu buku yang aku garap sejak Juni, hari ini selesai. Tinggal menunggu kurasi.
Sore hari, sesi online AIMEP sudah menanti. Harus fokus karena full bahasa Inggris. Selesai tepat jam 6 sore, dan saat itu aku baru bisa membatalkan puasa sekaligus memikirkan mau makan apa.
Malam hari aku menyambut teman-teman magang via Zoom. Lalu ingin segera pulang ternyata masih ada satu pengajuan kerja sama yang tanggung kalau nggak diselesaikan malam ini. Maka aku menuju kafe teman di dekat ringroad barat Jogja.
Menyelesaikan kerjaan setengah serius, dan kebetulan bertemu beberapa teman SMA yang lama sekali nggak jumpa. Di sela-sela waktu ngafe yang juga aneh ini, aku membaca beberapa halaman buku Brianna & Bottomwise-nya Andrea Hirata.
Hari yang sungguh aneh. Dimulai dengan lambat, dilengkapi dengan makan malam yang aneh.
Aku kira jadi hari yang buruk. Tapi ternyata banyak juga daftar kerjaan yang bisa aku lakukan.
---
Cerita di tulisan kali ini nggak ada hikmahnya. Tapi aku senang aja, karena siang hari aku merasa gagal dan nggak punya semangat hidup. Tapi kemudian malam hari perasaanku cukup baik.
Siap menyambut Jumat yang semoga diiringi berkah dan kelancaran. Semoga pembaca tulisan ini hari-nya yang menyenangkan.
Sutopadan, 00.12
9 Agustus 2024 - Setelah hari yang lambat dan aneh
1 note
·
View note
Text
Bismillah,
Beberapa hari kepala migrain. Puncaknya kemarin pas masuk kerja setelah libur lebaran. Aku berangkat kerja tidak sempat sarapan seperti biasa, hanya makan snack biskuit gula dan air putih, tiba di Rumah sakit lalu 30 menit kemudian perut keroncongan dan pergilah mencari warung makan yang buka. Hanya ada 1 warung makan yang buka, itupun makanannya telah habis. Jadilah makan mie instan gratis buras dan daging hehehe (karena kita kebetulan kenal sama ibu warungnya).
Kupikir memang pengaruh asam lambung yang naik karena lapar yang respon ke otak jadi sakit kepala, tapi ternyata bukan karena itu. Lalu sebelumnya karena datang bulan dan Hbku rendah tapi aku sudah minum Tablet tambah darah (Ferrous fumarate + folid acid) nyatanya tidak pegaruh juga hingga hari ini.
Nah, kurang lebih sejam setelah makan pagi yang telat kemarin itu, kepalaku nyut minta ampun. Aku yang jarang banget istirahat di ruang perawat meski tidak ada pasien, mau tidak mau minta karpet dan bantal sama teman bidan lalu melipir ke ruang bersalin yang lebih luas dan tenang juga ada space dekat lemari BHP buat rebahan. Hasilnya aku tertidur hingga hampir jam pulang wkwkwkw.
Apakah migrainku reda? Tentu tidak, masih terasa tapi tidak sesakit sebelumnya.
Kenapa tidak minum obat, karena aku memang malas minum obat meski anak kesehatan ya hehe. Namun sepertinya aku sudah ditahap harus minum obat karena migrainku masih bertahan hingga aku menulis saat ini.
So praduga ketiga kalinya, apakah minus mataku bertambah atau berkurang?
Harap-harap cemas sih kalau sudah urusan mata, maybe bulan depan harus kontrol lagi. Terakhir tahun lalu seingatku sekalian ganti lensa kacamataku kala itu.
Maunya sih minusnya turun, aamiin. Ngarep banget lah.
Cuma mau bilang, jangan meniru diriku yang meski tau harus minum obat tapi nunda- nunda. Yang tau kalau kerja di rumah sakit tapi tidak konsultasi sama dokter penyebab sakit kepalaku wkwkkwkw.
Selamat sore dan Allah senantiasa memberi keberkahan atas hari ini buat teman-teman semua.
1 note
·
View note
Text
Salvatuka’s Mission: Summit Stride.
Interview singkat Agent Yize dengan beberapa Agents Salva!
Q. Sehubungan dengan misi dari salva, saya izin bertanya terkait rencana ekspansi bisnis yang akan anda lakukan. Apakah saya boleh mengetahui bisnis seperti apa dan apa alasan anda memilih bisnis tersebut? Terima kasih!
Agent Xiaozhu
Ekspansi bisnisku mau kerjasama sama perdagangan senjata berkedok pembukaan galeri seni ;) Alasannya karena aku punya cita-cita mau buka galeri seni, jadi sekalian sambil berbisnis gelap juga. ;)
Agent Naolin
Halo agent! Buat pertanyaan ini, Pilihanku adalah bisnis Nail Art! Ngembangin bisnis nail art adalah pilihan yang menarik buatku. Pertama, tren kecantikan terus berkembang, jadi ada peluang besar untuk menarik lebih banyak pelanggan dengan menawarkan layanan nail art yang kreatif dan inovatif. Dengan menawarkan lebih banyak layanan pada bisnis ini, aku bisa meningkatkan nilai tambah bagi pelangganku dan membuat mereka lebih puas. Ini bisa membantu membangun loyalitas pelanggan dan reputasi bisnis yang kuat.
Agent Nuwa
Saya berniat membuka klinik kecantikkan di Korea Selatan. Ekspansi ini memungkinkan akses ke pasar yang lebih besar dan beragam, memungkinkan klinik untuk menjangkau lebih banyak pelanggan potensial. Serta dapat meningkatkan pendapatan. Ini juga bisa dijadikan kesempatan untuk menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan profesional lokal di bidang kecantikan, memperluas jaringan dan sumber daya.
Agent Xiomay
Untuk bisnis masih berhubungan sama alasan tujuan aku berangkat ke london kemarin, merencanakan ekspansi bisnis di London dalam industri fashion. Langkah ini merupakan bagian penting dari visi aku untuk memperluas jangkauan dan pengaruh merek fashion yang aku kembangkan. London diakui sebagai salah satu pusat mode terkemuka di dunia, dengan pasar yang dinamis dan inovatif. Melalui ekspansi ini, aku sih berharap dapat menjangkau pasar internasional yang lebih luas, menjalin kemitraan strategis, dan menghadirkan koleksi-koleksi fashion yang inovatif dan sesuai dengan tren global.
Kalau keterlibatan bisnis ini dengan kerjaan aku as agent, aku berharap bisnis ini bisa dilirik oleh orang-orang kaya atau pun orang yang berpengaruh di london, semakin aku sering berinteraksi dengan mereka, semakin dekat pula aku dengan mereka maka semakin gampang untuk aku menggali informasi dari mereka! c:
Agent Bailu
Aku sih kayaknya pengen memperluas cabang warung pancongku aja sihh. Kemarin kan udah abis kelar buka di seluruh Asia, next mau luasin ke Eropa kali yaaa. Hidup pancong! Alasannya karena pancong enak ^___^
Agent Zhiyuan
Saya mau ekspansi bisnis APK Premium. Alasannya karena menjadi agent itu butuh hiburan di tengah misi dari boss. Milih bisnis itu karena lagi banyak orang yang pake.
Agent Jianli
Jadi rencananya sih mau ekspansi bisnis ayam goreng di London, kalau alasannya sih simpel soalnya siapa yang gak suka ayam goreng? 🤤 Nanti cuan yang masuk mau dipergunain untuk mempercanggih peralatan as agent yang dibutuhin. #cariduithalal
Agent Chindo
Rencananya mau buat roti kue yang terkenal di Islandia, nah kuenya ada dua yang beracun sama yang bisa di makan. Alasannya gue adalah orang jahat.
Agent Yuze
Business : Transportation.
Reason : It's simple, agents with their own business, need a transportation. From motorcycle to airplane, I provide it for them—so, they can running their business without worrying about the transportation.
Agent Kobar
Saya berencana akan menjadi penyalur ganja bagian QuEENS GROUP, dikarenakan saya fans beratnya Hong Hae In. 😌
0 notes
Text
NGGAK PUASA, NGGAK MALU?
"Barangsiapa tidak berpuasa di bulan Ramadan (bukan karena alasan syar'i), maka tidak berhak pula ikut Idul Fitri." - Bukan hadist, cuma curhatan ulti aja.
Apa sih yang mau dibanggakan dari "nggak puasa" di bulan Ramadan? Nggak punya alasan syar'i pula (yang membolehkan dibatalkannya puasa). Orang kayak gitu, ribut mau ikut lebaran? Hmm. Perang enggak, tapi mau ikut menang. Aelah!
Warung makan buka di siang hari sekarang gak lagi ditutup tirai/hijab. Anak-anak muda (seringnya laki-laki) nongkrong di tempat es teh tiga ribuan sambil ngrokok. Orang pacaran minum es sambil jalan di pusat perbelanjaan. Dan masih banyak lagi. Dan bisa ditebak, mereka muslim. Kenapa sih nggak sembunyi-sembunyi? Ini bulan Ramadan loh, orang pada berpuasa. Coba hargai yang lagi berjuang dalam jalan takwa.
Bukan sok ceramah atau ngurusin hidup orang. Terserah, mereka mau puasa atau nggak (bukan karena alasan syar'i yang membolehkan nggak puasa), urusannya langsung sama Allah memang. Yang jadi peringatan adalah jangan sampai budaya makan-minum di depan umum saat Ramadan itu jadi sebuah normalisasi yang bisa mendegradasi kualitas iman orang lain, bahkan karena jadi suatu hal yang wajar di sebuah wilayah sampai jadi kejahiliyahan. Suatu penyimpangan kalo dinormalkan jadinya nanti terlihat biasa dan terkikis nilai penyimpangannya. Padahal puasa Ramadan itu ada di Rukun Islam, loh. Kalo memang nggak puasa, ya tolonglah cari tempat sembunyi untuk makan-minum. Dipakai adabnya.
Kalo kata Dhea nih, ".... untuk apa berpesta-pesta, kalau kalah puasanya? Malu kita kepada Allah yang Esa."
0 notes