Text
Day0 - Arrival
Kami berangkat dari Stasiun Tugu pada hari Jumat, 26 Mei 2023 pukul 12.55 WIB. Cuaca siang itu cerah. Angin yang hangat ikut mengantar penumpang ke dalam kereta. AC di kereta ini tidak banyak membantu mengusir hawa panas. Baru setelah kereta berjalan selama kurang lebih 10 menit, suhu di kereta mulai turun. Gerbong yang kami naiki tidak terlalu ramai, ada beberapa kursi kosong. Aku baru tahu kalau ternyata tempat duduk di kereta bandara itu free seat, jadi bisa memilih duduk di kursi mana saja. Perjalanan menuju bandara memakan waktu kurang lebih 30 menit. Berada di usia 20-an tahun awal, aku masih takjub dengan teknologi bernama kereta yang bisa membawaku ke tempat jauh dalam waktu jauh lebih singkat dibanding kendaraan pribadi.
Barang bawaanku tidak banyak, hanya tas selempang kecil, tas ransel, dan koper. Ada satu barang bawaan tambahan milik kantor, kardus berisi dokumen cetak–yang ternyata beratnya mencapai 8 kg setelah ditimbang di bagian pengecekan tiket dan penyerahan bagasi (...apa ya namanya aku lupa). Waktu perjalanan di tiket tertulis 16.15–19.15 atau selama tiga jam. Namun jam yang tertulis di situ sebenarnya sudah disesuaikan dengan perbedaan zona waktu. Perjalanan dari Kulonprogo ke Ujung Pandang hanya membutuhkan waktu 1,45 jam. Kami terbang pukul 16.30-an WIB dan mendarat pukul 19.20-an WITA. Kami menginap semalam di hotel transit.
Coto Makassar yang pertama.
Sayang, kami hanya di Makassar hanya untuk transit selama beberapa jam sehingga tidak sempat keliling. Pelataran dan ruang tunggu bandara penuh dengan orang-orang yang juga transit. Ada yang tidur di lantai, ada yang tidur di kursi tunggu, dan ada yang menunggu di kafe dan restoran. Setahuku, Sultan Hasanuddin merupakan bandara penghubung kota-kota lain di Indonesia dan menjadi tempat transit. Di sekitar bandara banyak flyer dan poster promosi untuk upgrade tiket pesawat dari Ujung Pandang menuju kota lain. Kami terbang lagi pada hari berikutnya, Sabtu, 27 Mei 2023 sekitar pukul 03.15 WITA. Sampai di kabin aku tidur…sebelum betulan tidur, aku membatin keinginanku untuk melihat matahari terbit. Tubuhku mengerti dan bangun tepat saat matahari mulai terbit.
Menunggu dijemput bus bandara yang mengantar penumpang dari gedung bandara ke pesawat.
Matahari terbit .
Kami sampai di Biak pukul 07.00 WIT. Dibanding dua bandara sebelumnya, ukuran dan luas bandara Frans Kaisiepo jauh lebih kecil. Hanya ada dua conveyor belt, satu besar dan satunya lagi kecil. Di dalam ruang tunggu ada satu kafe. Kami juga tidak sempat keliling Biak karena akan terbang lagi pukul 09.30 WIT. Dari Biak kami naik Trigana Air, salah satu maskapai penyedia pesawat kecil di Papua. Pesawat yang kami tumpangi berkapasitas 48 tempat duduk dan hanya ada dua pramugari di pesawat ini. Meski di tiket tertulis nomor tempat duduk penumpang, pesawat ini menerapkan free seat. Sepertinya karena pesawat ini kecil, mereka lebih mementingkan kapasitas penumpang dan bagasi ketimpang nomor tempat duduk. Meskipun gitu para penumpang dianjurkan untuk mengisi kursi di bagian depan terlebih dulu. Kata pramugarinya, “Agar bebannya seimbang.” Kami terbang dari Biak ke Serui menyeberangi Selat Yapen, jadi pemandangan selama di atas adalah laut–warna birunya sangat indah.
Rute pesawat dari Biak ke Kepulauan Yapen.
Pintu utama bandara Frans Kaisiepo dari dalam pesawat.
Kami mendarat di bandara Stevanus Rumbewas, Kota Serui, pada hari Sabtu, 27 Mei 2023 sekitar pukul 10.00 WIT. Bandara ini lebih kecil lagi dibanding bandara sebelumnya. Bagasi diangkut dari pesawat menggunakan truk pick-up dan secara manual dimasukkan ke dalam gedung bandara. Penumpang dipersilahkan mengambil sendiri barang bawaannya.
Menunggu loading bagasi di bandara Stevanus Rumbewas.
Hidangan pertama yang kami makan setelah sampai di Serui, ibukota Kabupaten Kepulauan Yapen, adalah ikan baronang bakar. Menu kedua yang kami makan untuk makan malam adalah ikan bobara bakar. Hari kedatangan kami dipenuhi makan-makan dan minum enak :)
Ikan baronang bakar di rumah makan Stadion: Coto Ujung Pandang.
Pemilik rumah makan ini orang Sulawesi yang sudah lama menetap di Serui. Spesialisasi mereka adalah ikan bakar. Satu porsi ikan baronang bakar disajikan dengan nasi, gulai nangka, dan sambal dabu-dabu. Sayang sekali bahan utama sambal dabu-dabu adalah TOMAT. Untungnya ikan yang dijual di sini betul-betul ikan laut segar. Ikan ini dibakar tanpa bumbu sama sekali. Metode ini justru mampu menonjolkan rasa gurih dan sensasi segar ikannya.
Ikan bobara bakar di rumah makan Mama Addar.
Ikan segar yang ditawarkan di Mama Addar.
Saat di rumah makan Mama Addar, kami bisa memilih sendiri ikan yang mau diolah. Aku yang tidak familiar dengan jenis ikan laut manut-manut saja dengan rekomendasi penjualnya. Katanya, kalau mau olahan bakar bisa milih ikan bobara, barona, atau cakalang. Kalau mau olahan kuah bisa milih ikan kakap. Cuaca cerah dan perut lapar mendorongku memilih menu yang tidak berkuah. Seorang kolegaku yang sebelumnya sudah pernah ke Kepulauan Yapen bilang ikan di sini selalu segar, “Kalau ikan di Jogja itu sudah mati berkali-kali; sewaktu ditangkap, dibumbui, digoreng, lalu dibakar dibumbui lagi. Rasa ikannya sudah hilang.” Yah, ada benarnya, sih. Satu menu yang patut diapresiasi adalah es jeruk. Belum ada sehari di Serui dan baru dua kali mencoba es jeruk di sini, aku sudah menobatkan es jeruk a la Serui adalah es jeruk terenak setelah Waroeng Yanto di Sleman.
Sarabba dan pisang goreng.
Sebelum kembali ke kamar penginapan, kami mampir ke warung yang menjual sarabba dan gorengan. Sarabba adalah minuman rempah asal Makassar yang rasanya mirip-mirip wedang bajigur. Sambil minum sarabba hangat ditemani pisang goreng yang baru diangkat dari wajan, aku memperhatikan sekitar. Warung ini bersebelahan dengan penginapan kami, dan letaknya persis di pinggir jalan. Dua hal pertama yang jadi perhatianku adalah banyaknya penjual pinang di sepanjang jalan dan tidak adanya transportasi publik. Perihal penjual pinang akan coba aku tulis di unggahan selanjutnya. Moda transportasi satu-satunya di sini adalah kendaraan pribadi. Aku tidak ingin menghitung ojek motor sebagai bentuk transportasi publik ya :D Meski secara istilah, ya mungkin bisa saja karena ojek motor itu dipakai oleh siapa saja.
Perjalanan dari Yogyakarta ke Kepulauan Yapen memakan waktu lama dan energi yang tidak sedikit. Meski kalau dihitung dengan satuan jam, mungkin tidak sampai 24 jam. Tapi perbedaan zona waktu dan transit itulah yang bikin perjalanan ini jadi terlihat (dan terasa) melelahkan. Awalnya, dari Biak ke Serui kami berencana naik kapan. Namun cuaca buruk menyebabkan ombak di Selat Yapen tinggi, sehingga kami mengurungkan niat naik kapal. Bagian paling melelahkan dari rangkaian perjalanan ini adalah keberangkatan dari stasiun ke bandara di Yogyakarta karena barang bawaan belum masuk bagasi pesawat dan saat transit berjam-jam di Makassar. Kemudian bagian yang paling menyenangkan adalah saat bisa melihat laut dari atas.
Pemandangan dari dalam pesawat rute Ujung Pandang--Biak.
4 notes
·
View notes
Video
tumblr
DIKA JAYA TERPAL
Kami adalah pabrik di bidang pembuatan kolam terpal yang sudah terpercaya sejak 2017 di Malang Jawa Timur
Kami memproduksi
● Kolam terpal
● Kolam bulat
● Terpal lembaran
● Serta terop
Kami juga melayani pengiriman ke seluruh indonesia
untuk informasi lebih lanjut dan Pemesanan Bisa langsung wa ke nomor admin Di 0857-9959-7519
atau melalui Link dibawah
https://wa.me/message/FM7YS5D2EWR5P1
Kami menyediakan kolam dengan berbagai macam varian
● A8
● A10
● A12
● A15
● A20
● SEMI KARET
Ukuran standar kolam terpal kami adalah
Panjang x Lebar x Tinggi
2x1x50 cm
2x1x1 meter
2x2x1 meter
2x3x1 meter
3x3x1 meter
3x4x1 meter
2x4x1 meter
2x5x1 meter
1x4x1 meter
Dan lain lain
Ukuran standar terpal lembaran
Panjang x Lebar
2x1 meter
2x2 meter
2x3 meter
3x3 meter
3x4 meter
4x4 meter
3x5 meter,dan lain lain
Kami juga melayani pemesanan ukuran sesuai kebutuhan
Kolam Terpal Kotak, Kolam Terpal Bulat, Kolam Terpal Lele, Kolam Terpal Ikan, Kolam Terpal Ikan Nila, Kolam Terpal Orchid, Kolam Terpal Bulat Diameter 2, Kolam Terpal Kotak 2x3, Kolam Terpal A12, Kolam Terpal Adalah, Kolam Terpal A5, Kolam Terpal A15, Kolam Terpal A20, Kolam Terpal A3, Kolam Terpal Anak, Kolam Terpal Alami, Kolam Terpal Bioflok, Kolam Terpal Bulat Orchid, Kolam Terpal Baja Ringan, Kolam Terpal Bulat Diameter 4, Kolam Terpal Bulat Diameter 3, Kolam Terpal Bambu, Kolam Terpal Cupang, Kolam Terpal Custom, Kolam Terpal Cirebon, Kolam Terpal.Com, Kolam Terpal Cantik, Kolam Terpal Cianjur, Kolam Terpal Cilacap, Kolam Terpal Central Drain, Kolam Terpal Diameter 3, Kolam Terpal Diameter 5, Kolam Terpal Diameter 2, Kolam Terpal D3, Kolam Terpal Dari Bambu, Kolam Terpal D2, Kolam Terpal D5, Kolam Terpal Diameter 4, Gurame Di Kolam Terpal, Ikan Di Kolam Terpal, Budidaya Di Kolam Terpal, Arwana Di Kolam Terpal, Patin Di Kolam Terpal, Bawal Di Kolam Terpal, Udang Di Kolam Terpal, Budidaya Koi Di Kolam Terpal, Kolam Terpal Segi Empat, Em4 Kolam Terpal, Estimasi Kolam Terpal, Kolam Terpal Gresik Regency East Java, Kolam Terpal Fullset, Harga Kolam Terpal Full Set, Kolam Terpal Vs Kolam Fiber, Filter Kolam Terpal, Harga Kolam Terpal Bulat Full Set, Foto Kolam Terpal Ikan Lele, Filter Kolam Terpal Ikan Nila, Fermentasi Kolam Terpal, Kolam Terpal Gurame, Kolam Terpal Geomembran, Kolam Terpal Guppy, Kolam Terpal Gresik, Kolam Terpal Galian Tanah, Kolam Terpal Gabus, Terpal Kolam Gulungan, Terpal Kolam Gorontalo, Kolam Terpal Hdpe, Kolam Terpal Harga, Kolam Terpal Hidroponik, Kolam Terpal Hitam, Kolam Terpal Harganya, Kolam Terpal Hebel, Kolam Terpal Hias, Kolam Terpal Dan Hidroponik, Kolam Terpal Ikan Lele, Kolam Terpal Ikan Koi, Kolam Terpal Ikan Gurame, Kolam Terpal Ikan Mas, Kolam Terpal Ikan Cupang, Kolam Terpal Ikan Hias, Kolam Terpal Jakarta, Kolam Terpal Jogja, Kolam Terpal Jombang, Kolam Terpal Jawa Timur, Kolam Terpal Jambi, Kolam Terpal Jember, Kolam Terpal Jakarta Timur, Kolam Terpal Jual, Kolam Terpal Koi, Kolam Terpal Kecil, Kolam Terpal Kotak 2x1x1, Kolam Terpal Kotak Orchid, Kolam Terpal Kotak Kecil, Kolam Terpal Kayu, Kolam Terpal Lobster Air Tawar, Kolam Terpal Lele Kotak, Kolam Terpal Lele Bulat, Kolam Terpal Lingkaran, Kolam Terpal Lazada, Kolam Terpal Lobster, Kolam Terpal Lengkap, Kolam Terpal Minimalis, Kolam Terpal Mini, Kolam Terpal Murah, Kolam Terpal Makassar, Kolam Terpal Mujair, Kolam Terpal Malang, Kolam Terpal Madiun, Kolam Terpal Mojokerto, Kolam Terpal Nila, Kolam Terpal Natural, Kolam Terpal Nila Tanpa Aerator, Kolam Terpal Ngawi, Ukuran Kolam Terpal Nila 1000 Ekor, Jual Kolam Terpal.Net, Kolam Terpal Ikan Nila Merah, Ukuran Kolam Terpal Nila 100 Ekor, Kolam Terpal 1x1, Kolam Terpal 1x2, Kolam Nila Terpal, Kolam Terpal Orchid Shopee, Kolam Terpal Orchid Surabaya, Kolam Terpal Olx, Kolam Terpal Organik, Kolam Terpal Kotak Olx, Terpal Kolam Malang Olx, Kolam Terpal Paralon, Kolam Terpal Pipa, Kolam Terpal Petak, Kolam Terpal Pipa Pvc, Kolam Terpal Plus Rangka, Kolam Terpal Pvc, Kolam Terpal Plastik, Kolam Terpal Pakai Baja Ringan, Ph Kolam Ikan, Kolam Terpal Rangka Baja Ringan, Kolam Terpal Rangka Paralon, Kolam Terpal Rangka Bambu, Kolam Terpal Rangka Pipa, Kolam Terpal Rangka Besi, Kolam Terpal Rangka Kayu, Kolam Terpal Rangka Pvc, Kolam Terpal Rembes, Kolam Terpal Semi Karet, Kolam Terpal Shopee, Kolam Terpal Siap Pakai, Kolam Terpal Sederhana, Kolam Terpal Sleman, Kolam Terpal Sistem Ras, Kolam Terpal Surabaya, Kolam Terpal Tingkat, Kolam Terpal Terdekat, Kolam Terpal Tanah, Kolam Terpal Tinggi 1 Meter, Kolam Terpal Terbaik, Kolam Terpal Tanpa Rangka, Kolam Terpal Tanpa Aerator, Kolam Terpal Tahan Berapa Lama, Pesan Kolam Terpal, Terpal Untuk Kolam Ikan, Terpal Biasa Untuk Kolam, Kolam Terpal Udang Vaname, Kolam Terpal Ukuran 2x3, Kolam Terpal Ukuran 2x1, Kolam Terpal Untuk Ikan Nila, Kolam Terpal Untuk Lele, Kolam Terpal Ukuran 2x4, Kolam Terpal Ukuran Kecil, Kolam Terpal Ukuran 2x1x1, Kolam Terpal Vs Kolam Plastik, Kolam Terpal Vaname, Kolam Terpal Vs Kolam Tanah, Kolam Terpal Vs Kolam Beton, Kolam Terpal Vat, Kolam Terpal Bulat Vs Kotak, Kolam Terpal A5 Vs A12, Kolam Terpal Wiremesh, Kolam Terpal Walet, Terpal Kolam Warna Hitam, Kolam Terpal Rumah Walet, Jual Terpal Kolam Wonogiri, Kolam Terpal Dalam Rumah Walet, Www.Kolam Terpal.Com, Kolam Terpal 2 X 4, Kolam Terpal 2 X 3, Kolam Terpal 5 X 2, Kolam Terpal 1 X 1, Kolam Terpal Ukuran 1 X 2, Kolam Terpal Yang Bagus, Kolam Terpal Yogyakarta, Kolam Terpal Youtube, Kolam Terpal Yang Murah, Kolam Terpal Yang Benar, Kolam Terpal Lele Yang Baik, Kolam Terpal Nila Yang Baik, Harga Kolam Terpal Yang Sudah Jadi, Kolam Belut Terpal, Kolam Terpal 3x2, Kolam Terpal 2x1, Kolam Terpal 100x50x25, Kolam Terpal 1x1x50, Kolam Terpal 100x50x50, Kolam Terpal 1x1x1, Kolam Terpal 1 Meter, Kolam Terpal 1x2x1, Kolam Terpal 2x1x1, Kolam Terpal 2x3, Kolam Terpal 2x2x1, Kolam Terpal 200x100x50, Kolam Terpal 2x1x0 5, Kolam Terpal 2x2, Kolam Terpal 2x4, Kolam Terpal 2 M, Kolam Terpal 3x2x1, Kolam Terpal 3x4, Kolam Terpal 3x1x1, Kolam Terpal 3x1x50, Kolam Terpal 3x3x1, Kolam Terpal 3 Meter, Kolam Terpal 3x3, Kolam Terpal 3x4x1, Kolam Terpal 4x2x1, Kolam Terpal 4x6, Kolam Terpal 4 Meter, Kolam Terpal 4x2, Kolam Terpal 4x1x1, Terpal Kolam 4x4, Harga Kolam Terpal 4x6, Kolam Terpal 5 Meter, Kolam Terpal 50x50x50, Kolam Terpal 50 Cm, Kolam Terpal 5x8, Kolam Terpal Bulat Diameter 5, Harga Terpal Kolam 6x6, Harga Terpal Kolam 6x8, Harga Terpal Kolam 6×8, Harga Terpal Kolam 6x10, Kolam Terpal Bertingkat, Kolam Dari Terpal
0 notes
Photo
CALL WA 0812-9907-2665 Jual Kasur Busa Inoac Royal Central di BulukumbaKLIK https://WA.me/6281299072665 Jual Kasur Busa Inoac Royal Central di Bulukumba, KepulauanYapen,LannyJaya,MamberamoRaya,MamberamoTengah
Grosir Kasur Busa Inoac dan Aneka Busa Asli Langsung dari Pabrik https://www.youtube.com/watch?v=cfEMTpvhu50 $ KASUR BUSA $ SOFABED 5 IN 1 $ KASUR LIPAT ONLINE & OFFLINE Order & Tanya : Wa : 0813 1936 6545 wa2 : 0812 9907 2665 https://wa.me/6281299072665 * Kasur Busa Kwalitas PREMIUM Harga GROSIR. * Menerima Grosir dan eceran * Garansi Resmi INOAC ANTI KEMPIS, KEMPIS GANTI BARU KENAPA ANDA HARUS BELANJA DITEMPAT KAMI...??? $$ GARANSI RIJEK RETURN $$ Semua biaya return KAMI YANG BAYAR. $$ Bahan & Jahitan Kwalitas Export $$ PEMBELIAN BANYAK HARGA KHUSUS $$ Packaging Rapih. $$ Plastik Packaging Tebal (Tidak Mudah Sobek / Pecah). $$ Motif Banyak. $$ Stock Banyak. $$ Motif (Reddy)Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat BUKTIKAN SENDIRI KWALITAS KAMI segera Hubungi kami di WA : Wa : 0813 1936 6545 ATAU KLIK link berikut https://wa.me/6281299072665
#kasurbusaantikempesmurah,#kasurbusaawet,#kasurbusaantibakteri,#kasurbusadanharganya,#kasurbusad26,#kasurbusadensity32,#kasurbusadibawah500ribu,#kasurbusadanukurannya,#kasurbusafoam,#kasurbusagulung
0 notes
Text
<!--td {border: 1px solid #ccc;}br {mso-data-placement:same-cell;}-->Grosir Kasur Busa Inoac dan Aneka Busa Asli Langsung dari Pabrik https://www.youtube.com/watch?v=cfEMTpvhu50 $ KASUR BUSA $ SOFABED 5 IN 1 $ KASUR LIPAT ONLINE & OFFLINE Order & Tanya : Wa : 0813 1936 6545 wa2 : 0812 9907 2665 https://wa.me/6281299072665 * Kasur Busa Kwalitas PREMIUM Harga GROSIR. * Menerima Grosir dan eceran * Garansi Resmi INOAC ANTI KEMPIS, KEMPIS GANTI BARU KENAPA ANDA HARUS BELANJA DITEMPAT KAMI...??? $$ GARANSI RIJEK RETURN $$ Semua biaya return KAMI YANG BAYAR. $$ Bahan & Jahitan Kwalitas Export $$ PEMBELIAN BANYAK HARGA KHUSUS $$ Packaging Rapih. $$ Plastik Packaging Tebal (Tidak Mudah Sobek / Pecah). $$ Motif Banyak. $$ Stock Banyak. $$ Motif (Reddy)Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat BUKTIKAN SENDIRI KWALITAS KAMI segera Hubungi kami di WA : Wa : 0813 1936 6545 ATAU KLIK link berikut https://wa.me/6281299072665 CALL WA 0812-9907-2665 Jual Kasur Busa Inoac Royal Central di SampangKLIK https://WA.me/6281299072665 Jual Kasur Busa Inoac Royal Central di Sampang, KepulauanYapen,LannyJaya,MamberamoRaya,MamberamoTengah
0 notes
Photo
CALL WA 0812-9907-2665 Jual Kasur Busa Inoac Royal Central di Tebo
KLIK https://WA.me/6281299072665 Jual Kasur Busa Inoac Royal Central di Tebo, KepulauanYapen,LannyJaya,MamberamoRaya,MamberamoTengah Grosir Kasur Busa Inoac dan Aneka Busa Asli Langsung dari Pabrik https://www.youtube.com/watch?v=cfEMTpvhu50 $ KASUR BUSA $ SOFABED 5 IN 1 $ KASUR LIPAT ONLINE & OFFLINE Order & Tanya : Wa : 0813 1936 6545 wa2 : 0812 9907 2665 https://wa.me/6281299072665 * Kasur Busa Kwalitas PREMIUM Harga GROSIR. * Menerima Grosir dan eceran * Garansi Resmi INOAC ANTI KEMPIS, KEMPIS GANTI BARU KENAPA ANDA HARUS BELANJA DITEMPAT KAMI...??? $$ GARANSI RIJEK RETURN $$ Semua biaya return KAMI YANG BAYAR. $$ Bahan & Jahitan Kwalitas Export $$ PEMBELIAN BANYAK HARGA KHUSUS $$ Packaging Rapih. $$ Plastik Packaging Tebal (Tidak Mudah Sobek / Pecah). $$ Motif Banyak. $$ Stock Banyak. $$ Motif (Reddy)Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat BUKTIKAN SENDIRI KWALITAS KAMI segera Hubungi kami di WA : Wa : 0813 1936 6545 ATAU KLIK link berikut https://wa.me/6281299072665
0 notes
Text
Terlaris CALL WA 0813-1936-6545 Jual Kasur Busa Inoac Royal di KepulauanYapen
KLIK https://WA.me/6281319366545 Jual Kasur Busa Inoac Royal di KepulauanYapen,Manokwari,ManokwariSelatan,Maybrat,PegununganArfak
kasur inoac kena ompol,kasur inoac kecil,kasur inoac kena air,kasur inoac karakter,kasur inoac keras
Bismillahirrahmanirrahim
Grosir Kasur Busa Inoac Asli Langsung dari Pabrik
$ KASUR BUSA
$ SOFABED 5 IN 1
$ KASUR LIPAT
* Kasur Busa Kwalitas PREMIUM Harga GROSIR.
* Menerima Grosir dan eceran
* Garansi Resmi INOAC ANTI KEMPIS, KEMPIS GANTI BARU
KENAPA ANDA HARUS BELANJA DITEMPAT KAMI...???
$$ GARANSI RIJEK RETURN
$$ Semua biaya return KAMI YANG BAYAR.
$$ Bahan & Jahitan Kwalitas Export
$$ PEMBELIAN BANYAK HARGA KHUSUS
$$ Packaging Rapih.
$$ Plastik Packaging Tebal (Tidak Mudah Sobek / Pecah).
$$ Motif Banyak.
$$ Stock Banyak.
$$ Motif (Reddy)Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat
Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat
BUKTIKAN SENDIRI KWALITAS KAMI
Semoga dengan Anda Bermitra dan menggunakan Jasa/ Produk kami
Anda senantiasa di beri keberkahan dalam seluruh Aktivitas Anda.
Karena Sebagian Keuntungan Dari Jasa/Penjualan ini akan
kami sumbangkan untuk kegiatan Santunan Yatim dan Dhuafa
dan berbagai kegiatan Sosial Kemanusiaan Lainnya
Terimakasih
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
#kasurinoacsulawesi#kasurinoacsumatera#kasurinoactermurah#kasurinoactasik#kasurinoactasikmalaya#kasurinoactebal#kasurinoacujungberung#kasurinoacyogyakarta#kasurinoacyuumei#kasurinoac01
0 notes
Text
Day5 - Departure
Cuaca pagi ini cerah. Aku masih sempat melihat matahari terbit dari halaman depan penginapanku. Warna langit perlahan menjadi lebih terang dan membiru, disusul matahari yang mulai naik. Kaka Restu sampai di penginapan pukul 06.35 WIT, seperti biasa, ia selalu tepat waktu. Ia membantu menaikkan barang bawaanku dan kolega ke bak terbuka mobil. Sambil mengingat-ingat jika ada sesuatu yang tertinggal, aku mengecek ramalan cuaca hari ini. Aplikasi peramal di ponselku bilang cuaca hari ini akan cerah dan sedikit berawan. Ada bagian kecil hatiku yang kecewa mendengar itu, kenapa tidak mendung dan berpotensi hujan deras saja, sih. Sebelum aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, kolegaku menarik lengan bajuku, mengajak untuk segera naik mobil karena semua orang sudah di dalam. Aku mendongak ke atas dan memandang langit lagi sebelum masuk mobil. Kami berangkat ke bandara.
Langit yang cerah sesuai prakiraan cuaca kemarin
Sepertinya, aku punya penyakit akut attachment issue pada ruang dan seisinya setelah tinggal di dalamnya untuk beberapa waktu. Singkatnya, aku mudah merasa emosional (atau sentimental, ya?) pada benda, tempat, dan suasana tertentu. Hal lain yang lebih masuk akal adalah aku tidak siap kembali ke rumah–tempat yang semrawut, dan ingin lebih lama berada di pulau ini–tempat yang lebih damai. Di lain sisi, aku ingin kembali ke tempat yang memberikan rasa hangat dan familiar yaitu rumah.
Jika dilihat secara lebih rasional lagi, mungkin aku merasa nyaman di pulau ini karena aku seorang outsider. Enam hari tidaklah cukup untuk mengenal pulau ini dan orang-orang yang tinggal di atasnya. Kenyamananku adalah keistimewaan yang dirasakan seorang tamu. Aku tinggal di penginapan yang menawarkan akomodasi lengkap, kecuali air minum isi ulang. Tiap hari aku dijemput dan diantar oleh pegawai instansi menggunakan mobil plat merah. Aku tidak perlu memutar otak memikirkan bagaimana caranya agar bisa makan, semuanya sudah disediakan oleh penginapan dan kantor. Aku…tidak perlu melakukan pekerjaan domestik seperti cuci baju, cuci piring, setrika, masak, dan bersih-bersih.
Bekas botol minum selama tiga hari (ada yang tidak masuk foto karena sudah dibuang). Total dalam enam hari kami (dua orang) menghabiskan dua kali jumlah botol minum yang ada di foto. Aku merasa berdosa. Forgive me God for I have sinned.
Jika aku tinggal lebih lama di pulau ini, di rumah warga lokal, ke mana-mana sendiri, bekerja di sini, dan pada dasarnya hidup sebagaimana warga lain yang tinggal di sini, apakah aku tetap merasa nyaman? Entahlah. Aku merasa nyaman dan baik-baik saja karena tidak mengalami kesulitan yang dialami warga di pulau ini. Sistem birokrasi yang masih carut-marut, kkn, fasilitas pendidikan yang masih kurang, transportasi publik yang minim (hanya ada bus DAMRI dan ojek yang tidak aku anggap sebagai transum)–semua ini juga terjadi di rumah, tapi aku punya lebih banyak pilihan untuk menjangkau akses dan fasilitas lain yang lebih baik. Aku tidak mau meromantisir keindahan pulau ini. Bagaimanapun, pulau ini hidup bersama orang-orang di atasnya.
Sekitar pukul 08.15 WIT kami tiba di bandara. Setelah menyelesaikan urusan administrasi, kami pergi ke warung di area bandara. Warung-warung ini buka di hari penerbangan saja, yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu. Selain hari itu, tidak ada penerbangan dari/ke Serui dan otomatis warung-warung ini tidak buka. Aku beli pisang goreng. Pisang jenis raja ini dimasak dalam keadaan masih mentah dan tidak dilumuri tepung, hanya diberi sedikit garam. Rasa pisang goreng ini gurih dan sedikit alot namun masih bisa dikunyah. Penjualnya menyarankan untuk makan pisang goreng bersama sambal tomat. Aku sudah pernah mencobanya dan perpaduan rasanya tidak sesuai dengan lidahku. Bagiku pisang goreng itu makanan manis jadi sebaiknya tidak dimakan bersama sambal.
Pesawat tiba pukul 09.00 WIT kurang sedikit. Kami beranjak dari warung, berjalan ke tangga menuju pintu masuk bandara dan berhenti. Kami berpamitan dengan Kaka Restu dan Kaka Adi yang mengantar ke bandara serta menemani kami bekerja selama lima hari terakhir. Sampai jumpa.
2 notes
·
View notes
Text
Terlaris CALL WA 0812-5758-4860 Jual Kasur Busa Inoac Royal di KotaMamuju
KLIK https://WA.me/6281257584860 Jual Kasur Busa Inoac Royal di KotaMamuju,Jayawijaya,Keerom,KepulauanYapen,LannyJaya
Bismillahirrahmanirrahim
Grosir Kasur Busa Inoac Asli Langsung dari Pabrik
Kasur Inoac adalah foam mattress kasur busa full foam tanpa spring atau tanpa menggunakan per/ pegas sehingga keamanan dan kenyamanan tetap terjamin dan terhindar dari resiko tertusuk per, karat atau sejenisnya.
Jual kasur busa merk inoac dengan berbagai macam ukuran dan ketebalan. Harga grosir dan eceran.
Tersedia :
1.KASUR BUSA
2.SOFABED 5 IN 1
3.KASUR LIPAT
Garansi Resmi INOAC ANTI KEMPIS, KEMPIS GANTI BARU
KENAPA ANDA HARUS BELANJA DITEMPAT KAMI...???
$$ Harga bersahabat
$$ GARANSI RIJEK RETURN
$$ Semua biaya return KAMI YANG BAYAR.
$$ Bahan & Jahitan Kwalitas Export
$$ PEMBELIAN BANYAK HARGA KHUSUS
$$ Packaging Rapih.
$$ Plastik Packaging Tebal (Tidak Mudah Sobek / Pecah).
$$ Motif Banyak.
$$ Stock Banyak.
$$ Motif (Reddy)Tunggu apa lagi, Siapa cepat dia dapat
Beli sekarang !!
Dan buktikan kwalitas kami
Semoga dengan Anda Bermitra dan menggunakan Jasa/ Produk kami
Anda senantiasa di beri keberkahan dalam seluruh Aktivitas Anda.
Karena Sebagian Keuntungan Dari Jasa/Penjualan ini akan
kami sumbangkan untuk kegiatan Santunan Yatim dan Dhuafa
dan berbagai kegiatan Sosial Kemanusiaan Lainnya
Terimakasih
#kasurinoac145,#kasurinoac100,#kasurinoac160x200,#kasurinoac120,#kasurinoac200x160x30,#kasurinoac2018,#kasurinoac200x90x15,#kasurinoac3in1,#kasurinoac80x15
0 notes
Text
Day3 - we saw the sky and it’s amazing
It’s such a beautiful day, why are you so blue. It’s such a beautiful day, why are you still frowning. It’s such a beautiful day, let’s celebrate it. -- Penggalan lirik lagu Coldiac - Beautiful Day
Hari Selasa, 30 Mei 2023 pukul 08.00 WIT, aku dan kolega sudah siap di kantor salah satu instansi di Serui. Hari ini kami punya agenda penting yang merupakan tujuan utama kami pergi ke pulau ini. Acara berjalan lancar dan kami selesai pukul 13.00 WIT.
Langit dari kompleks perkantoran Kota Serui
Cuaca Kota Serui selama dua hari terakhir cerah. Hampir tidak ada awan yang muncul, dan beberapa kali membuat kami mesti mencari bayangan pohon atau bangunan untuk berteduh. Pukul 16.00 WIT kami berangkat Pantai Mariadei bersama Kaka Restu. Gara-gara melihat Kaka Restu mengemudi selama beberapa hari terakhir, aku jadi ingin belajar menyetir lagi. Terakhir kali aku memegang kendali mobil, bumper-nya hancur menabrak pagar besi rumah orang.
Cara menyetir Kaka Restu dan Kaka Andi berbeda. Kaka Restu mengemudikan mobil seperti seorang bapak yang membawa anak-anaknya keliling kota sambil menceritakan sejarah dan hal menarik di kota ini. Sedangkan Kaka Andi membawa mobil seperti seorang pelaut yang berlayar di atas ombak pasang laut Indonesia bagian timur. Semalam baru aku tahu, memang Kaka Andi dulunya adalah pelaut. Pantaslah ia santai saja berkendara di jalan berkelok dan curam pegunungan Yapen, ketika orang lain sudah mundur duluan saat mendengar tempat tujuan kami. Aku ingin bisa nyetir mobil dengan perpaduan cara keduanya.
“Cantik” adalah caption foto yang pas
Kaka Restu membawa kami melewati jalan perbukitan. Dari jalan kami bisa melihat kampung-kampung tepi pantai dan beberapa pelabuhan kecil.
Kami sampai di Kampung Ketuapi sekitar pukul 17.00 WIT. Kaka Restu memarkirkan mobil di tepi Pantai Mariadei. Aku duduk di beton pemisah jalan kampung dengan laut. Berbeda dengan pasir Pantai Sarawandori yang berwarna putih, pantai ini memiliki pasir dan kerikil berwarna hitam. Air laut yang sedang dangkal membuatku bisa melihat dasarnya.
Hari ini aku sedih, atau aku merasa begitu. Cuaca cerah, langit biru, udara bersih, debur ombak, ikan segar, matahari terbenam. Hal-hal yang aku suka, sesuatu yang biasanya membuat suasana hatiku baik, tidak mampu menghilangkan rasa sedih ini. Seharian aku sedih, tidak nafsu makan. Mungkin kesedihan ini cuma pertanda mau menstruasi. Mungkin kesedihan ini dipicu oleh hal lain. Mungkin sebaiknya aku tetap merayakan hari ini meski sedang sedih.
Matahari terbenam di Pantai Mariadei
2 notes
·
View notes
Text
Day4 - a tourist
Di unggahan Day0 yang lalu, aku menjanjikan akan membahas soal kebiasaan makan pinang di Kepulauan Yapen, dan secara umum Papua. Namun hingga hari ini aku belum sempat memikirkannya secara serius. Selain itu, pinang sudah banyak ditulis di media daring dan sekali Googling akan menemukan banyak bacaan soal pinang. Aku hanya mengumpulkan temuan kecil seperti rasa buah pinang yang matang lebih manis dan ramah pemula; di sepanjang jalan Kota Serui, kamu bisa menemukan penjual pinang; warna merah akibat makan pinang susah dihilangkan; ada larangan makan pinang di pesawat dari/ke Kepulauan Yapen; dan jika menemui bercak merah di tempat umum tidak perlu panik, itu bukan darah namun ludah bekas pinang.
Sore ini aku dan kolegaku pergi ke Mana Bay di Distrik Kosiwo. Kami bertemu Om Dani, penjaga Mana Bay. Kata Om Dani, mana artinya air mengalir, lalu bay bahasa Inggrisnya teluk.
Sehabis dari Mana Bay, kami mampir ke rumah Om Dani. Si Om punya perahu kecil yang ia pakai untuk mencari penghasilan tambahan (baca: mengantar pengunjung keliling pesisir). Sehari-hari Om Dani bekerja sebagai buruh honorer di instansi terkait tata ruang di Serui, lalu siangnya ia ke Mana Bay, dan sesekali mengantar orang pakai perahunya. Kami singgah di rumah Om Dani pada pukul 15.30-an WIT saat Mama Dani dan anak-anaknya, Laura dan Agung, sedang berada di halaman depan rumah. Laura berusia lima tahun, sementara Agung delapan tahun. Tiga anak Om Dani yang lain sedang sekolah dan bekerja.
Kapal milik mendiang ayah Om Dani
Om Dani memarkirkan perahunya di belakang rumah. Kami jalan sekitar 25 meter dari halaman depan ke belakang dan langsung menemukan "pantai pribadi" milik Om Dani. Si Om dengan baik hati memetikkan kelapa muda untuk kami makan di pantai nanti. Kata Om, "Kelapa sa ini punya rasa beda dari kelapa lain." Ia meletakkan kelapa di bagian bawah perahu. Satu persatu kami naik ke perahu. Aku mendapat giliran dua terakhir, sehingga bisa duduk di bagian depan perahu. Laura mengantar kami sambil menangis karena ingin ikut naik tapi tra boleh sama Mama dan Om.
Laura
Rumah Om Dani masuk ke domisili Kampung Karopai. Ada satu penginapan di kampung ini yang pernah diceritakan Kaka Adi. Penginapan ini berada di teluk menuju laut lepas, namun masih berada di jarak aman terhindar dari ombak pasang. Bangunan penginapan terbuat dari kayu dan berada persis di atas air. Kata Kaka Adi, pemandangan dari penginapan ini cantik, "Apalagi saat bulan purnama. Kau singgah situ lalu matikan semua lampu, uuuh, cantik sekali." Kami melewati penginapan itu karena lokasinya ada di dekat rumah Om Dani dan searah dengan tujuan kami.
Keluar teluk, kami langsung masuk area pesisir. Kalau tengok ke utara, kami bisa melihat pegunungan Yapen, pantai pasir putih, dan rumah-rumah warga. Kalau tengok ke selatan, kami melihat laut lepas; semuanya biru. Jalur yang kami lalui bisa tembus ke Mana Bay, jadi Si Om membawa kami ke sana. Jika tadi kami menikmati Mana Bay dari area parkir di bukit, kini kami berada di perairannya.
Laut....
Om Dani kemudian membawa kami kembali ke pesisir untuk pergi ke pantai. Aku lupa apa nama pantainya… yang pasti, pantai ini kepunyaan satu keluarga di kampung. Kata Kaka Restu yang ikut bersama kami, pantai-pantai di sini banyak dimiliki dan dikelola oleh keluarga melalui hak ulayat. Setelah Om Dani menstabilkan perahu, kami turun dan berjalan di sepanjang pantai. Lalu kami duduk di batang pohon yang sepertinya dibawa oleh ombak ke pantai. Om Dani mengupas kelapa dan memberikannya pada kami. Ia juga membuat sendok dari kulit kelapa agar kami bisa makan buahnya. Si Om betul, kelapa muda dari rumahnya terasa sangat segar.
Aku makan kelapa sambil merendam kaki di air laut. Ombak kecil-kecil membuat bagian bawah celanaku basah.
Pukul 17.00 WIT lebih kami kembali ke rumah Om Dani lewat rute yang sama. Bedanya, perjalanan pulang kami diantar oleh matahari terbenam. Sepanjang jalan aku tersenyum dan hanya bisa membantin ya ampun cantiknya. Tiba-tiba aku ingat bercandaan Kaka Restu beberapa waktu lalu, "Mba kalau su betah di sini, kerjalah di sini saja. Nanti buat KTP Serui." Sekarang ide itu terdengar bagus. Meninggalkan semuanya di Jogja, pindah ke Serui, menetap di sana sampai mati lalu dikremasi dan abuku disebar di laut. Terdengar bagus dan gila.
Di jalan pulang, aku duduk di bak terbuka mobil kami. Sangat… menyenangkan. Pukul 18.00 WIT kami sampai di penginapan.
1 note
·
View note
Text
Day2 - waterbodies
Is it possible to get a hangover from two cups of coffee? It is the case for me.
I woke up at 08.45 WIT on Monday. Dizziness in my head, bloating in my stomach (likely due to stomach acid), a sour taste in my mouth (worse than cigarette aftertaste), and there was this peculiar sensation in my chest (likely stemming from a sense of missing someone). If I were at home my mum would yell at me for waking up too late–typical Asian household, and it's Monday, folks. I blame my two cups of coffee for screwing my sleep schedule. I had been wanting to follow my colleague to church in the Early Morning. In Papua, particularly Yapen Island, the people are celebrating Pentecost on Sunday to Monday and it becomes an official regional holiday. Although I do not personally partake in the Pentecost celebration, I appreciate the festive atmosphere of such occasions, regardless of religious affiliation. I’d love to just sit down and watch people celebrating from afar. But because of the coffees, I missed it.
My colleagues and I were planning to go to Sarawandori Beach. We have one addition to the team, introducing Kaka Adi. He’d drive us to our destination. He was also driving us crazy* with his one punch line(s) and blunt humour. After lunch we started our trip to Kosiwo District. We took the same path as yesterday's trip, but only covered a quarter of the distance.
*in a sense of big-brother like funny and not romantically.
It took us 20-ish minutes from our hotel
The first thing that caught my attention was the brilliant azure hue of the ocean's surface, reflecting the sunlight and radiating a sense of tranquillity. The water extends far into the distance, seemingly endless, as if merging with the sky in a harmonious union. It sparkles and shimmers with each gentle ripple, evoking a sense of movement and life.
The distant waves gently lap against the shore, their rhythmic ebb and flow creating a soothing symphony that carries on the breeze. The sound, though distant, reaches my ears, whispering tales of distant shores and hidden treasures. It beckons me to come closer, to explore the secrets it holds within its depths.
As I gaze upon the scene before me, I find myself captivated by the breathtaking view of an ocean enveloped by majestic highlands. The contrasting elements of the rugged, towering cliffs and the serene expanse of the ocean combine to create a truly awe-inspiring sight. The highlands rise dramatically from the shoreline, their imposing presence casting elongated shadows across the landscape. Their towering formations, cloaked in a tapestry of lush greenery and rugged rocks, stand as guardians of the coastline.
Sarawandori Beach is famous for its seaweed production. From afar, we could see some floating balls on the surface. These floating balls mark the location of the seaweed farms. As we travel along the road leading to the sea, we can observe numerous houses engaged in the process of drying seaweed. Unfortunately, we were unable to find any seaweed production facilities accessible to us. Kaka Adi said all the seaweeds were sold out weeks before we arrived when there was some large scale joint event between the local government and an energy-petrochemical company. “Coba kau datang lebih awal, bisa borong itu rumput laut sampai kenyang.” he said.
After spending quite some time at the beach, we left for our next location on a different part of the island. We made a stop along the roadside to appreciate another body of water found in Yapen: Tondijat Lake. The lake's water possesses a stunning turquoise hue.
View of Tonjidat Lake from the cliff
We were standing on a cliff directly above the lake. The cliff consists of limestone and possesses a notably slippery surface. Kaka Adi has cautioned us to be careful due to the abundance of moss covering the majority of our standing area. Additionally, there are numerous reed bushes swaying in sync with the wind. The rustling sound produced by these reeds resembles a whisper, evoking memories of a drama scenes featuring actors leisurely walking amidst a field of reeds while reminiscing their past.
We continued our trip to an iconic monument in Serui: Monumen Kasih Serui. Some people recognized this statue as “Patung Yesus” or The Statue of Jesus.
There weren't many people when we arrived. At that time, there was only one couple and one family sitting around the monument. When we started strolling around the monument area (which consists of two parts: the monument and the yard), the other visitors left. There are stairs to access the monument area at the foot of the statue.
So here is a description of the monument's position: the statue of Jesus faces the city of Serui and has its back to the sea. The statue is surrounded by stairs, allowing visitors to sit anywhere. I chose to sit on the stairs facing the sea. My colleague jokingly said that I sat right under Jesus’ armpit.
In the distance, scattered islands rise gracefully from the waters, adding an extra touch of allure to the scene. These islands offer a glimpse of paradise within this grand tableau. I could see some parts of Waropen Island, which used to be part of Yapen Island Regency before officially separated in 2002.
From this distance, I witness the play of light on the water's surface. The sun casts radiant beams that dance and glisten across the ocean, creating a dazzling display of sparkling diamonds. The ever-changing interplay between light and shadow adds a dynamic element to the view, painting the scene with an ethereal beauty. I was hoping Namor the Feathered Serpent God would emerge from the sea and invite me to live in their underwater kingdom. Deep into the ocean where no one would find me.
View from the monument
1 note
·
View note
Text
Day1 - something from the hills and something from the ocean
Hari Minggu, 28 Mei 2023, aku bangun pukul 07.00 WIT.
Hari ini aku dan kolega berencana melakukan kegiatan masing-masing di pagi hari dan menghabiskan waktu bersama dari siang hingga malam hari. Kolegaku yang beragama Katolik dan Protestan sudah berangkat ke gereja saat aku bangun. Hari Minggu dan Senin bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta. Setelah mandi, aku jalan-jalan kaki di sepanjang jalan dekat penginapan. Aku tidak berani jauh-jauh karena belum familiar dengan lingkungan sekitar penginapan. Selain itu, di sini banyak anjing. Tiap ketemu anjing, aku selalu bingung harus bagaimana. Setelah puas jalan kaki, aku kembali ke penginapan untuk sarapan.
Pukul 14.00 WIT kami berangkat ke Puncak Ambaidiru di Distrik Kosiwo. Rombongan kami cukup ramai: ada aku, tiga kolegaku, dan empat warga lokal (Kaka Restu, Kaka Andi, Kaka A, dan Kaka B). Kami naik SUV semi truck double cabin yang punya bak terbuka di belakang. Bagian kabin diisi lima orang dan bak terbuka diisi tiga orang. Baru lari 5 menit, gerimis turun. Tiga orang di bak belakang menutupi diri dengan terpal. Mendung dan hujan turun secara sporadis. Tiba-tiba hujan atau gerimis, tidak lama setelah itu panas dan cerah lagi.
Jalur perjalanan
Jalan yang kami lewati berkelok-kelok, naik-turun, dan sempit. Sebagian besar jalan yang kami lewati luasnya hanya muat dilewati satu mobil. Untunglah jalan sepi, sehingga kami hanya tiga kali berpapasan dengan mobil lain itupun di bagian jalan yang lebar. Kata Mas Andi, banyak orang yang beribadah tiap hari Minggu sehingga jalan relatif lebih sepi di sini.
Normalnya, perjalanan dari bawah ke Ambaidiru membutuhkan waktu dua jam. Berkat kepiawaian menyetir dan pengalaman bolak-balik Kaka Andi, kami bisa sampai tujuan dalam waktu kurang dari dua jam. Sebetulnya Kaka Andi mengebut juga, sih, karena kami diburu waktu. Kalau terlalu sore kabut akan semakin tebal dan tidak ada lampu penerangan jalan, sehingga perjalanan bisa lebih berbahaya.
Kampung Ambaidiru yang berada di ketinggian 1.000 mdpl (berdasarkan Googling)
Daftar menu, kutipan yang ditempel di dinding, dan kopi susu
Aku pesan kopi susu. Saat sarapan tadi aku sudah minum segelas kopi hitam dengan gula sedikit. Jadi hari ini aku minum dua gelas kopi. Sepertinya ya, kopi yang aku minum pagi tadi dan siang ini sama. Bedanya pakai susu dan tidak. Warung ini menyediakan mie instan sebagai teman minum kopi.
Taman warung kopi dipenuhi bunga, tanaman hias, dan dikelilingi pohon-pohon besar
Kampung Ambaidiru dari atas
Mayoritas penduduk kampung ini bekerja di kebun. Kata Kaka A, kebun di sini ditanami kopi, kakao, jagung, dan sayur. Beberapa hari sekali warga desa turun ke Kota Serui untuk menjual hasil kebun. Mereka akan menumpang pick up, satu-satunya kendaraan umum di perbukitan ini. Ongkos pick up sekali jalan adalah 100 ribu, sehingga total biaya pergi-pulang 200 ribu. Berdasarkan penuturan Kaka Andi, biasanya warga yang turun ke kota tidak membawa banyak uang tunai, "Paling ya hanya untuk ongkos jalan, biar sekalian meminimalkan pengeluaran." Transaksi warga dengan pembeli/pedagang lain di pasar menggunakan sistem barter. Warga menukar sayur dan hasil kebun dengan beras, bumbu dapur, minyak, dan keperluan lain. "Kalau dijual menggunakan uang kan belum pasti harganya bisa bagus juga." tambah Kaka Andi.
Setelah kopi habis, kami pulang. Di tengah perjalanan pulang, Kaka Andi menghentikan mobilnya di pinggir jalan (baca: jurang). Kami para penumpang di kabin agak panik, “Kenapa, mas?” Kaka Andi menjawab dengan enteng, “Gak apa. Saya mau cek mesin mobil saja.” Kami hanya iya-iya saja, turun dari mobil dan menunggu di pinggir jalan selama kurang lebih 10 menit.
Jalan yang kami lalui tidak punya pembatas/dinding yang memisahkan jalan dengan bibir jurang
Pukul 17.00-an WIT kami berhenti di tepi Pantai Mariadei. Posisi pantai kira-kira begini: jalan aspal dan laut yang dibatasi dinding beton. Tidak ada pasir pantai dan bibir pantai tempat kami bisa bermain air. Dinding beton itulah bibir pantainya. Ada dua mobil lain yang sudah parkir lebih dulu. Masing-masing mobil memutar musik dengan volume keras. Tidak mau kalah, Kaka Andi ikut menaikkan volume speaker mobil. Alhasil pantai jadi semakin ramai karena masing-masing mobil memutar musik yang berbeda. Sebenarnya, alasan utama Kaka Andi berhenti di tepi pantai adalah, katanya, kampas remnya semakin menipis jadi sebaiknya istirahat dulu. (Halo temanku yang mengerti soal mobil, tolong diluruskan kalau salah. Aku cuma mendengar Kaka Andi sekilas). Sepertinya jalan ekstrim yang kami lewati menyebabkan mobil ini bekerja sangat keras.
Sambil menunggu Kaka Andi mengecek mobil, kami menikmati pemandangan laut dan matahari terbenam. Dari jauh aku melihat ada gerombolan awan berwarna abu-abu yang membawa hujan. Di sebelah awan hujan itu, semburat warna oranye jadi terlihat sangat kontras. Orang-orang dari mobil lain menari mengikuti alunan musik yang mereka putar. Seandainya bisa, aku akan ikut menari bersama mereka. Saat matahari sudah terbenam sempurna, Kaka Andi mengajak kami untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan utama kami adalah rumah makan. Udara dingin di Ambaidiru, jalan yang berkelok-kelok, dan pemandangan matahari terbenam di tepi pantai membuatku lapar. Apakah ini terdengar masuk akal? Tidak.
Kami mampir ke rumah makan Mama Addar. Kali ini aku memilih ikan kakap yang dimasak dengan kuah bumbu kuning.
Kakap kuah kuning
0 notes