#Tergerus
Explore tagged Tumblr posts
Text
RTH Semakin Tergerus di Tangsel, DPRD: Ini Salah Semuanya Bahkan Kami
Tangerang Selatan – Politisi Partai Golkar Tangerang Selatan, Robert Usman mengakui Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin tergerus, walaupun ia membenarkan ini adalah salah semua, bahkan pihaknya. Hal tersebut dikatakan Robert Anggota Komisi III DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kepada wartawan, saat berbincang-bincang, ditulis Jumat, (19/1/2024). Robert mengatakan saat ini penting sekali duduk…
View On WordPress
#DPRD Kota Tangsel#DPRD Tangsel#Regulasi#Rencana Tata Ruang Wilayah#RTH#RTH Kota Tangsel#Ruang Terbuka Hijau#Semakin#Tergerus
0 notes
Text
Bergerak terus, jangan tergerus. Buktikan jalanmu kan lurus. Percaya penuh perjuanganmu Konsistensi untuk semua yang kita mau.
17 notes
·
View notes
Text
Di zaman yang semakin ngawur ini, ternyata penting untuk tetap ngobrol dengan orang yang sefrekuensi dengan kita, betapapun sibuk nya kita. Karena selain menjaga kewarasan, kita juga harus menjaga agar setiap nilai-nilai yang kita pegang tidak tergerus mengikuti ke-ngawur-an zaman.
Bandung, 25 Juni 2023
115 notes
·
View notes
Text
Kadang ketulusan di dunia ini tidak berbalas hal yang sama. Seupaya apapun yang telah dilakukan tapi jika dirimu bukan pada prioritasnya maka janganlah berharap untuk hal yang sama. Tuluslah karena itu dirimu sejati. Tanpa pamrih tanpa berharap balas budi.
Walau hatimu tergerus atas apa yang kau dapatkan. Yakinlah sebesar biji zarrah pun pengorbananmu pasti Allah gantikan dengan kebaikan. Ikhlas pada apa yang terjadi dan harus terjadi.
9 notes
·
View notes
Text
tergerus waktu
garis-garis di wajahnya semakin berani unjuk diri
hadir di bawah mata, sepanjang kening, dan lekukan di bibir
beberapa helai rambutnya telah pudar menjadi abu
dibakar kobaran waktu yang merambat dengan yakin
sementara keraguan selalu menyergap langkah kakiku
sulur-sulurnya hanya mengizinkan kerling mata
untuk menjangkau tempat dudukmu
di sana, kau semakin nyaman melamunkan berbagai kemungkinan
dan mengabaikan secangkir kopi yang masih perawan
izinkan aku bertanya,
di balik wajah yang sangat kuhafal itu
apakah kamu masih orang yang sama
yang hidup dalam ingatanku?
surabaya, 26 september 2024
7 notes
·
View notes
Text
SUJU 2024
Tau apa yang aku rasain pas liat foto ini? Rasanya kayak dikunjungi oleh Sifa dari masa lalu.
"Hai Sifaaa! Gimana kamu sekarang udah gede? Lagi apaa?"
Dulu kenal Suju tuh pas baru lulus SD. Sampai SMP, itu jamannya aku tergila-gila sama Suju, dan juga jadinya sama Kpop. Aku melalui tuh masa-masa Kibum mulai jarang ikut, sering merhatiin di MV doi masih ada tapi kalau bagian dance barengnya Kibum ngga ada. Terus ternyata Kibum keluar. Lalu Hangeng juga keluar. Lalu Kangin wamil, terus pake drama sedih banget karena Kangin wamil. Bahkan sempet ngitung hari dia udah pergi berapa lama. Buset dah sif, bias aja kagak tapi setia banget sampe Kangin aja ditungguin sebegitunya. Terus mulai deh ngga ngikutin Suju, sampai denger-denger Sungmin juga keluar. Bertahun-tahun aku ngga mikirin Suju, tapi mau gimanapun, mereka udah jadi bagian dari hidup aku. Bangga juga dengan sebutan fans-nya yaitu "ELF", Everlasting Friend. Karena aku sempet jadi ELF, aku jadinya mengaku-ngaku masih ELF kok. Kan everlasting, selamanya aku ini penggemar Suju. Walaupun yah ngga ngikutin banget tapi masih notice kalau liat mereka. Ibarat hubungan yang kalau udah terlalu nyaman bisa sampai saling ngeledek, kalau liat Suju aku pun sering geleng-geleng kepala, "Ya ampun bapak-bapak ini haduu masih aja ya mainan dance dan sebagainya kayak anak-anak muda sekarang." Walaupun demikian, itu bukan mengandung kebencian, tapi cinta :(
Mereka bagian dari hidup aku. Sangat.
Sehingga tetiba beberapa waktu lalu, Heechul upload foto selfie bareng Hangeng. Terus bareng Kibum. Man! Lalu mulailah rindu, mulailah masa kecil aku yang hampir terlupa tuh terlihat jelas lagi. Jadi pengen nonton video mereka juga, nyari di Youtube dan keluarlah video behind the scene mereka dance practice. It was lol, masih dengan geleng-geleng kepala. Mereka kayak asal aja dance, yang penting tau gerakan dan koreo. Ngga mesti bagus-bagus amat dah, gitu. Kesannya malah kayak anak sekelas yang kumpul bareng untuk latihan karena disuruh tampil di acara reuni sekolah. Kebayang ngga sih, kayak antara ogah-ogahan tapi serius gitu. Malah pas momen mereka lupa koreo dan ngeliat video aslinya (lagunya "U" waktu itu), mereka juga mmalah mengomentari model rambut anak-anak lain :( "Kamu pake wig ya?". Gemas. I feel soft.
Kemudian sampailah pada Ryeowook menikah. Dude, aku ngga ngeh kalau Ryeowook tuh nikahnya sekarang. Sempet sih denger doi mau nikah, tapi reaksi aku waktu itu adalah "Yeah, baguslah akhirnya nikah juga." dan yaudah aja aku melanjutkan hidupku. Eh tau-taunya jadi rame fyp dengan berita pernikahan, beserta berkumpulnya para member Suju, lengkap dengan tambahan 2 personil sub-grup!
PROM15E TO BEL13VE
Man! Aku bahkan hampir lupa ada frasa itu. Dan itu jadi mindblowing. (Punten numpang lewat, itu jadi bahan refleksi tentang janji Allah Swt juga sama akhirat ngga sih. MasyaAllah! Huhu).
Siapa yang sangka mereka bakal kumpul lagi. Dulu pas satu per satu pada keluar, tentu berharap mereka bisa kumpul bareng lagi. Tapi lama-lama, tergerus kehidupan yang terus berjalan, harapan itu pudar begitu saja sampai ngga keingetan lagi sama sekali. Lalu boom! Kibum dateng, Hangen, Kangin, Sungmin, Zhoumi, Henry. Pake foto pose "urineun syupo juni -oeyo!". Buset ampe kedengeran di telinga gue "urineun elpeu-yeyo". Parah alay pisan tapinya, sangat bermakna :(
Ngeliat mereka bareng, itu kayak aku dihadapkan dengan aku yang masih SD atau SMP. Subhanallah. Aku yang saat itu masih sepolos itu tergila-gila pada Suju dan Kpop lainnya, sekarang udah jadi orang (yang disebutnya sih) dewasa. Udah kerja, udah pergi ke kantor, apa-apa juga udah mandiri.
Jadi, hai juga Sif. Yah, sekarang aku udah gede Sif. Hmmm, aku tumbuh dengan baik kok. InsyaAllah. Dan aku makasih banyak sama kamu karena dulu ada serunya juga apa yang kamu kerjain. Lucu banget gemes, tapi jadinya sekarang aku jadi punya bahan-bahan untuk nostalgia dan itu bikin aku bisa menciptakan kebahagiaan sendiri.
Makasih banget. Semoga aku yang sekarang bisa juga jadi kayak kamu, yang akan ngasih masa lalu yang indah buat aku nanti di masa depan.
I shall promise to believe.
:"
#super junior#prom15etobel13ve#leeteuk#heechul#hangeng#shindong#yesung#sungmin#siwon#eunhyuk#donghae#kibum#ryeowook#kyuhyun#zhoumi#henry#kangin
8 notes
·
View notes
Text
Menjadi Diri Sendiri
Salah satu cara kita memiliki kepercayaan diri tinggi sehingga tidak mudah terdistraksi oleh orang lain adalah dengan tetap menjadi diri sendiri di saat orang-orang sedang menjadi diri mereka. Maksudnya, jika mereka, orang-orang itu, ramai-ramai berada dalam arus tren tertentu, kita bergeming saja. Tidak perlu ikut. Jauh lagi, tidak perlu tahu. Tren kadang secara intrinsik menjadikan kita sebagai pembebek. Saat kita sudah mengekor, mental pribadi tergerus. Kita tidak sempat melihat punggung diri sendiri; yang kita lihat punggung orang lain. Terus, lagi, dan begitu.
Saya persingkat. Pernah tidak kalian menemukan tiba-tiba misalnya, kok, orang-orang di IG menggunakan backsound lagu yang sama? Lalu kita mendengarnya di mana-mana. Sampai hafal dibuatnya. Lagu viral. Cara kita untuk tidak menjadi seperti orang-orang adalah dengan tidak peduli. Tidak perlu menggunakan lagu yang sama. Dan, tidak perlu mencari tahu.
Memang tidak selamanya harus begitu. Tapi, konsep dan konteks utamanya adalah agar kita tidak mudah mengikuti orang-orang. Menjadi diri sendiri dan tidak terlalu peduli dengan riuh massa di luar sana. Ini yang saya katakan ketika kalian bertanya: bagaimana menjadi diri sendiri. Salah satu langkahnya, ya, ini.
125 notes
·
View notes
Text
Repetitif (Lagi)
Kaki-kaki kencang berpapasan, Bertegur sapa di antara nasib dan pilihan. Bergegas sebelum terjerumus, Bergegas sebelum tergerus, Bergegas sebelum terhapus, Dan aku ada di antaranya.
Garis-garis waktu membentang, Dari satu mimpi ke mimpi satu, Samar-samar memisahkan keinginan, Jelas-jelas memisahkan keimanan, Lagi-lagi, aku ada di antaranya.
Aku lahir kembali di akhir pekan, Dari rahim yang mengandung sejak Senin-Jumat. Aku pelan-pelan mati lagi di sepertiga Ahad, Rehat dengan bayang penyesalan di duapertiga sebelumnya, Begitu seterusnya. Selalu, aku ada di antaranya.
12 notes
·
View notes
Text
Dalam letihnya mengukir kemenangan didalam Medan juang akan terdapat ujian yang membersamainya. Hal itu hadir sebagai penguat Azam dan tekad kita dijalan-Nya.
Tak luput pula jalan ini menjadi sepi, tak menarik, tak relevan, dan tak memberikan keuntungan bagi orang yang tergerus keikhlasannya dan tergoncang keimanannya.
Banyak pejuang Islam merasa putus asa, tersebab perjuangan mereka belum membuahkan hasil. Sebagian mereka telah puluhan tahun berjuang untuk menegakkan Syariat Islam, namun hasilnya tidak jelas.
Ada juga sebagian berjuang membangun ekonomi umat, namun faktanya ekonomi umat Muslim masih tergolong marginal. Ada juga yang berjuang membangun pendidikan Islam, tetapi sayang hasilnya hanya bisa dinikmati oleh keluarga keluarga yang mapan saja.
Ada yang siang-malamnya membangun dakwah, tetapi kerusakan moral di masyarakat khususnya dikalangan pemuda semakin parah. Tak lupa pula ada yang berjuang memperbaiki kondisi politik, tetapi malah terseret fitnah harta dan kekuasaan.
Dan ada beberapa perjuangan dengan hasil yang kurang menggembirakan lainnya.
Hasil mengecewakan dalam perjuangannl ini, membuat banyak pejuang Islam berguguran dari jalan dakwah. Mereka menarik diri dari kegiatan-kegiatan keislaman. Ada yang sudah tak peduli dengan urusan agama, ada yang menjadi penentang bahkan memusuhi Islam itu sendiri ataupun setidaknya mereka mempengaruhi pejuang-pejuang muda agar berhenti membela agama. Sungguh sangat memprihatinkan.
Kita yang dibesarkan oleh pemahaman yang tidak parsial, akan paham bahwa untuk mewujudkan kemenangan itu sudah pasti banyak proses dan lika-likunya. Dan hal itu berlaku dalam segala macam bentuk perjuangan, terutama perjuangan agama, cobaan dan tantangannya lebih berat lagi.
Seorang pejuang Islam mestilah memiliki keyakinan yang teguh, sebelum ia terjun perjuangan agama, sejak zaman para Nabi dan Rasulullah para pejuang selalu dihadapkan pada cobaan cobaan yang tidaklah ringan.
Tetapi bukankah begitulah ujian bagi seorang pejuang di jalan-Nya. Lantas apa yang menyebabkan keteguhanmu itu hancur?
Allah sendiri bilang dalam firman-Nya QS Al-Baqarah: 214 : "Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) seperti yang terjadi pada orang-orang sebelum kalian? Mereka itu tertimpa bencana, kesengsaraan, dan diguncang (dengan bermacam cobaan) hingga Rasul dak orang-orang beriman yang bersamanya berkata : kapan datang pertolongan Allah ? Ketahuilah, bahkan pertolongan Allah itu sudah dekat."
Maka untuk yang masih bertahan, dengan segenap hati yang tulus berdoalah, berdoalah agar keteguhan mu tidak sedikitpun tergerus. Alquran mengajarkan doa yang indah dalam QS Al-Baqarah ayat 286 : " Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menghukum kami, jika kami terlupa atau jatuh dari kesalahan. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau memukulkan kepada kami beban berat seperti yang Engkau berikan kepada orang-orang sebelum kami (umat-umat terdahulu). Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan sesuatu yang kamu tak sanggup memukulnya. Ampunilah kami, Rahmatilah kami, Engkau adalah Pelindung kami, tolonglah kami menghadapi kaum yang kafir."
Wahai diri yang sedang terombang ambing dalam lautan ujian, kuatkan peganganmu pada tali Allah, terus teguhkan keyakinan untuk terus berada dijalanNya. Ramai ataupun sepi, terang ataupun redup, kokoh ataupun rapu jangan pernah berbalik arah ataupun pergi meninggalkan-Nya. Kau tak punya siapapun, kau hanya punya Allah, dalam hal ini kuatkan imanmu selalu. Allah akan terus bersamamu dan akan terus menolongmu tanpa engkau tau.
-Abubua
7 notes
·
View notes
Text
Bunga abadi
Di bawah sinar matahari yang terik, Kau tumbuh dengan cantik dan menarik, Kau merekah dibawah teriknya matahari, Membuatku menembus ruang dan waktu.
Di dalam perjalanan senja yang merona, Kau selalu ingin membuat ku memetik, Memetik helai demi sehelai bunga, Dengan kecantikan dan keharuman wangimu.
Di tengah malam yang gelap gulita, Kau bersinar cantik di dalam hidupku, Di dalam kesedihan dunia ini, Kau hadir dengan gelak tawa, sedih, dan merayu.
Meski tergerus oleh waktu dan duka, Bunga abadi akan tetap berdiri tegak, Hanya satu yang akan kupinta, Menjaga bunga abadi yang tiada duka dan lara dengan keharuman yang tiada tara.
2 notes
·
View notes
Text
#CeritaDulu
Untuk aku yang sadar bisa membangun idealisme sendiri, rasanya sulit jika berhadapan dengan sesuatu yang berada diluar kendali.
Aku mempelajari hal baru yang amat penting setelah aku dipilih untuk mengemban amanah sebagai ketua di salah satu organisasi di kampus; pelajaran tentang berani mengajarkan dan menemukan.
Aku dengan idealismenya, yang teguh pendirian, tau kapan memulai dan selalu berani untuk ambil bagian, tak sungkan mengatakan isi hati saat ada sesuatu yang tak berkenan dengan apa yang seharusnya terjadi menurut kepala dan perhitunganku. Aku lebih sering menguatkan argumen sendiri sebab tak mau jika mudah dipatahkan; itu sebelum aku menemukan makna ini.
Aku menemukan makna selepas musyawarah besar kemarin. Mungkin bagi sebagian orang ini memang sangat wajar untuk dirasakan. Tapi untukku; cukup sulit belajar mengendalikan diri dengan idealisme yang punya tingkat perfeksionis tinggi di dalamnya wkwk.
Namun berhadapan dengan realita yang berkata bahwa aku perlu belajar mengikis idealisme itu ternyata menumbuhkan tantangan sendiri :) . Teman-teman seangkatan sudah mulai menghilang dan berani memilih jalannya, ini bagus, tapi kesempatan untuk ku bisa memenangkan keadaan rasanya tergerus sedikit demi sedikit, tak ada orang-orang potensial yang aku rasanya bisa bersamaan di jalan ini. Itu bertengger dipikiranku. Aku takut jika perjalanan tak sesuai dengan apa yang direncanakan, bayanganku jadi kacau, dan ini melelahkan. Sungguh!
Perlahan dengan manusia baik yang masih rela bersahabat dengan banyak gundah, mereka berani untuk berhadapan dengan egoku, menyatakan tidak untuk sesuatu yang sebenarnya sulit jika aku berani melangkah dengan tidak memikirkan orang lain.
Sadar bahwa keadaan potensial tidak melulu tentang apa yang aku yakini dan rencanakan, maka aku belajar membuka mata. Dihadapanku banyak mereka yang ingin belajar. Aku merasakan keinginan mereka menggebu lewat berbagai tanda juga pertanyaan. Bodoh bahwa aku pernah menutup mata dan tidak percaya :)
Satu-persatu aku rencanakan kembali, mengulang dari awal dengan pikiran yang lebih tenang. Berkonsultasi dengan pembina juga alumnin yang ahli di bidangnya. Aku tenang dan bisa merencanakan jauh lebih baik :") senang !!
Sekarang, aku tengah menunggu kepastian dari beberapa orang yang aku yakini bisa menjadi sahabat seperjalanan. Menunggu ternyata tidak begitu buruk, aku punya waktu untuk belajar banyak arti lapang dan kesabaran. Rasa sadar untuk menemukanpun aku turut pelajari. Mereka yang bersamaku nanti adalah orang-orang yang cukup berpotensi membawakan warna baru, bersama mereka yang mau berani belajar, aku yakin semuanya akan terkendali.
Aku mau untuk belajar mengajarkan pada mereka yang ingin belajar, aku mau belajar menemukan pelajaran baru pada mereka yang mengajarkan dengan cara dan maknanya.
Kamar kos. Bandung, 21 Maret 2024 ; 23:29 WIB
9 notes
·
View notes
Text
Belakangan semangat membaca dan berkarya seperti tergerus oleh rasa malas dan menunda-nunda. Belum lagi tersita oleh pekerjaan yang sebenarnya tidak mencuri banyak waktu. Hanya ketika kepala butuh didinginkan, mengambil buku untuk dibaca terasa bukan sebuah pilihan. Berselancar di media sosial agaknya lebih menggiurkan dan melenakan. Sehingga akhirnya buku yang sudah dibeli dan dipinjam tak lagi menjadi perhatian.
Entah harus kemana mencari semangat lama yang kini berceceran. Nyatanya jauh di lubuk hati terdalam, aku rindu menghabiskan waktu dengan bacaan-bacaan yang mengayakan. Dibanding status-status yang hanya sekali makan.
Mungkin aku butuh pertolongan atau teman yang seperjalanan?
Ah, lupakan saja.
Mungkin lebih baik kuambil buku dulu.
Selamat malam hari pertama di bulan Maret.
Lupa ini page ke berapa_Batusangkar, 01032024
9 notes
·
View notes
Text
Iman : Sesuatu yang Mempengaruhi Segalanya.
"Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama hati."
"Karena saat ikatan kita melemah, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai.
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita. Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengkerdil. Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja. Tentu terlebih sering, imanku lah yang compang-camping."
-
Aku pernah mendengar, bahwa dalam upaya dakwah Rasulullah selama 13 tahun di Mekkah, apa yang beliau bina adalah hati orang-orang. Hati yang sudah mendapat didikan Rasulullah itulah yang menghasilkan prajurit, ksatria, ulama, pendakwah, dan para penghafal Quran yang tak lagi memiliki ikatan di luar ikatan aqidah Islam. Ikatan yang melampaui segala ikatan yang pernah ada, termasuk ikatan kabilah keluarga yang erat di masyarakat Arab.
Didikan peninggalan Rasulullah pula yang menciptakan panglima dan prajurit di generasi Shalahudin, hingga ke era Muhammad Al-Fatih. Didikan yang membuat para sahabat dan pengikutnya memiliki visi besar, mampu melihat beyond the eyes can see, dan memiliki cita-cita surga.
Jika sulit membayangkan kita mampu menjadi atau menghasilkan keturunan sekelas panglima seperti Umar, Sultan Muhammad Al-Fatih, atau Khalid bin Walid, kita mampu bercita-cita agar mampu sekelas Uwais Al Qarni, yang dengan caranya sendiri mampu menjadi ahli surga, yang namanya dikenal Rasulullah meski tak pernah berjumpa dengannya.
Allah menciptakan manusia dengan adil, karena dalam kondisinya yang beragam, setiap dari kita memiliki kesempatan yang sama untuk meraih surga.
Sekuat itu kekuatan iman yang mampu menggerakkan manusia melampaui zaman, melampaui kekuatan dirinya sendiri.
Ketika bicara surga, aku teringat temanku yang sudah pergi mendahului. Masih bergetar kalau mengingat ayahnya berkisah bahwa temanku masih menyempatkan shalat sebelum ia berpulang. Mungkinkah seperti itu kekuatan iman? Dalam fisik yang tak lagi kuat, keinginannya untuk memenuhi perintah Allah masihlah besar.
Seperti kutipan ucapan di paragraf pertama. Iman, qalbu, akan mempengaruhi semua hal lainnya. Ketika sedang tidak termotivasi melakukan kerja-kerja baik, barangkali ada iman yang tergerus. Ketika tidak muncul sepatah pun rasa rindu pada orang-orang tersayang, mungkin ada iman yang terkikis.
Semoga Allah senantiasa menjaga iman kita. Semoga Allah menjaga motor penggerak kita, agar senantiasa mampu melakukan kerja-kerja baik dan meluruskan niat untuk meraih surga.
Semoga Allah jaga rasa rindu ini. Rasa rindu yang melampaui dunia ini. Rindu pada tempat di mana tak akan ada perpisahan lagi di dalamnya.
Jakarta, 13 Agustus 2024
6 notes
·
View notes
Text
Aku tetap ingin menjadi yang berhak menentukan
Sebagai anak perempuan pertama, sedari dulu diberi hak untuk egois-hendak mau apa dan menginginkan apa dalam hidup-yang pasti bisa dipenuhi. Sebagai anak perempuan pertama yang diberi hak utuh untuk menentukan apapun yang diinginkan dalam hidup, tentu sampai kapanpun perasaan itu melekat, bahkan hingga kini.
Sekalipun di tempat yang terasa gersang, tanpa pegangan, tanpa tau ke mana arah angin menerpa, tetap saja merasa berhak menentukan yang diinginkan, ajaibnya selalu ada Allah yang selalu pilihkan sesuatu yang terbaik.
..menentukan suatu pilihan terkadang jalan pertamanya adalah bagaimana keyakinan diri dalam mengikhtiarkan suatu kebaikan. Jangan gusar, nanti Allah yang akan bantu untuk sampai pada yang terbaik dan tertinggi sekalipun yang seolah tidak akan mungkin digapai.
Tentu semua tidak serta-merta, tidak semudah kata demi kata yang mahir dirangkai, semua ada proses babak-belurnya juga, ada proses jatuh-bangun, nangis berdarah-darah, bahkan harus mengobati segala luka sendirian, melawan takut, dan tetap bersandar pada-Nya dengan percaya bahwa segalanya Allah yang mampu untuk kuatkan.
Badai kehidupan yang menerpa tentunya sesuai dengan seberapa besar sesuatu yang diupayakan.
Hingga sampai di titik ini, titik terapuh dalam hidup yang juga dimakan usia, seolah tidak lagi ada pilihan, tetap ingin egois—untuk berhak menentukan apapun yang diinginkan sesuai dengan apa yang diharapkan-tentunya sesuatu yang besar yang seolah tidak mungkin lagi ditemukan.
..kalau untuk kemungkinan jodoh-pekerjaan saja Allah bisa hantarkan sampai ketempat sebesar ini, kenapa harus ragu atas kuasa-Nya yang bisa saja mendatangkan jodoh-pasangan hidup yang juga sama hebatnya? Allah punya kendali.
Diperjalan hidup kali ini, apapun yang tergerus keadaan, ingatlah bahwa ini hanya soal angka-usia yang terus berjalan, bukan batas rejeki yang berkurang. Percaya dengan sangat bahwa Allah tidak pernah membatasi rejeki seorang hamba, walau Allah akan menjadi penentu kadar kesanggupan hamba dalam setiap apapun yang menjadi keputusan dalam hidup yang tujuannya agar tidak kufur dan tetap mampu bersyukur.
4 notes
·
View notes
Text
Ku malu pada Allah, aku sebegitunya hanya untuk manusia. Sedang pada Allah pernahkah aku sungguh takut kehilangan. Tersering aku yang tergerus kesibukan hingga aku melupakanNya. Benarkah aku sungguh takut kehilangan atau malu karena kepalang. Hambamu seperti merasa putus asa mengapa begitu memburu.
Hingga kusampai pada halaman ini. Banyak ucap yang tak terkata, menelan bulat-bulat kecewa dan sesal yang semakin merumit. Kupercaya hanya Allah yang mengerti. Rasa gurun dihati takut akan mudharat yang banyak. Semoga harap masih menumbuh. Kuperlu petunjuk dan hidayah untuk mendidik jiwa ini.
9 notes
·
View notes
Text
Orang-orang yang mengatakan, "Semakin beragama, semakin tidak cerdas," atau tentang penghafal Al-Qur'an yang tidak cerdas akan berhenti sampai adanya satu generasi penghafal Al-Qur'an yang cerdas, shalih, kuat, baik akhlaknya.
Generasi itu akan hadir tidak lama lagi, insyallaah. Bahkan sudah kita dapati kehadirannya di sekitar kita. Meski belum mendominasi, setidaknya kehadiran generasi yang akan mengawali masyarakat yang akrab dengan Al-Qur'an bukanlah mimpi dan angan belaka.
Kelak generasi pure blood dari orangtua yang tidak beda jauh kualitasnya akan menjadi suatu hal yang umum. Malah generasi yang jauh dari Al-Qur'an bahkan mengatakan yang tidak sepantasnya kepada hamilul quran akan tergerus oleh zaman.
Mengetik ini dengan rasa marah juga kasihan. Entahlah, rasanya kok greget yaa, seakan terlihat polanya. Sepanjang Ramadan entah berapa syariat Allah yang dibicarakan bahkan terang-terangan ditentang.
Seakan belum cukup, ulama juga kena. Melabeli ulama dengan kata yang tidak pantas, nir-adab. Padahal ... ya Allah ... sebagaimana nasihat yang membuatku selalu barhati-hati, daging ulama itu beracun. Siapapun yang menyakiti ulama, akan terkena "racunnya".
Hati-hati.
4 notes
·
View notes