#Senisastra

[projektuta]

Kalimat Tanya Tanpa Tanda Tanya, Mandi di Kali, dan Standar Kecantikan

"Kenapa mau warnain rambut lagi."

"Kenapa kamu ga suka sama warna rambut hitam. Kenapa kamu ga suka sama warna alami rambut kamu."

Kalimat tanya yang diucapkan bukan untuk mendapatkan jawaban, sehingga sungguh tidak butuh tanda tanya.

Secara sadar aku tahu aku perlahan terseret arus. Tapi setengah badanku masih berpegangan pada batu. Terseret arus terdengar seperti menyalahkan situasi. Padahal aku yang berkontemplasi untuk perlahan melepaskan pegangan.

Apa yang awalnya hanya merendam tubuh, sekonyong menjadi melawan arus; sesederhana karena air berangsur mengalir begitu deras.

Tentu saja memutuskan untuk berendam perlu mawas akan kapan perlu beranjak. Ketika kulit mulai kerut atau mega mulai kusam. Sinyal bahwa ada yang tak sesuai dengan kebutuhan; ada yang melampaui awal keperluan.

Seperti itulah aku dengan perkara warna rambut. Seperti itulah aku memandang berpenampilan.

Seperti mandi di kali. Jangan berenang jika tak bisa; cukup di tepian bila tak tahu seberapa dalam. Seperti ke kali untuk mandi, bukan untuk berenang.

Aku hampir lupa aku ke kali hanya untuk mandi; sebab itu dari air aku beranjak.

[jualanbukusastra-blog]

Leo Tolstoy, Apakah Seni Itu? Esai, Yogyakarta, Basabasi, Sept 2020, 304 hlm, 80.000 . . Bagi Tolstoy, seni Eropa sejak Renaisans bukanlah seni “sejati”, tetapi seni “palsu”, yang ditandai dengan sikap sopan, penipuan, sensasional, dan terlalu intelektual. Beberapa master yang paling dihormati dalam kanon sejarah seni: Michelangelo, Shakespeare, Bach, Beethoven, Wagner, Baudelaire, Zola, dan banyak lainnya, diejeknya sebagai orang-orang yang tidak tulus, dekaden, dan maniak selangkangan. Bahkan konsep kecantikan diekspos sebagai obsesi manipulatif, penuh perhitungan, dan sesat dari kelas atas, yang sebagian besar dihasilkan dengan mengorbankan kelas pekerja. Buku ini Tolstoy selesaikan dalam bahasa Rusia pada tahun 1897, tetapi terbit pertama kali dalam bahasa Inggris karena kesulitan melewati sensor Rusia. . . #leotolstoy #apakahseniitu #tentangseni #mengenalseni #fenomenaseni #penerbitbasabasi #jualbukusastra #senirupa #senisastra #musik #tolstoy (di Kedai JBS) https://www.instagram.com/p/CFKWPZFnRTB/?igshid=1otkoxxvhcz9g

[posterseni]

#senipertunjukan #senirupa #senitari#seniteater #infosenijogja #infoseniindonesia #indonesiaseni #posterseni #seniposter #gigsindonesia #senirupa #senipertunjukan #senisastra #senimusik https://www.instagram.com/p/BsIaXr9gtVH/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=dpjj79m90klo

[sajaklapuk-blog]

- Pigura Kaca -

Aku adalah goresan warna sebuah elegi Yang sengaja kau cipta karna lara hati Kumpulan eskpresi jiwa yang sepi Abstraksi warna yang tersakiti

Denting sepatumu menuruni tangga Usapan tanganmu pada dinding sebelahnya Masih jelas kuingat suara serta hangat tanganmu Menyentuhku yang semakin berdebu

Aku terpenjara di sebuah pigura kaca Yang sengaja kau beli untuk merawat luka Sekarang kau lupa bahwa aku ada Terpatri di dinding dekat tangga

Tidak mengapa Memang sudah menjadi takdir pigura Sebagai wajah sebuah duka Saat aksara tak lagi bersua Dan terlupa saat bersama tawa

Dulu kau gores aku setiap waktu Saat sedang sendu Sekarang tak pernah kau peduli lagi Semenjak telah ada yang mengganti

Juliana Vyani Kajo Jakarta, 2017

Jangan tanya siapa ? Baca dan maknai ~

Salam Seni dan Sastra

Willy Maiyend'tHe X Tulip Jantan Ben Deprovidenty Tige V.j.k a.k.a

[posterseni]

PERINGATAN HARI TANI NASIONAL 2018 Petani Di Negri Subur, Digusur Proyek Infrastruktur . Sejarah Hari Tani di Indonesia diawali dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria yang diundangkan pada 24 September 1960. UUPA ialah produk legal yang dibuat untuk mendukung proses pemerataan hak atas tanah serta mewujudkan masyarakat berkeadilan pasca Indonesia merdeka. . Hari ini, program Reforma Agraria pemerintahan Jokowi sangat jauh dari semangat UUPA. Ia tak lebih dari program bagi-bagi sertifikat tanah. Program ini tidak mampu menyasar persoalan yang lebih mendasar. Yakni: ketimpangan kepemilikan atas tanah. Maka, tak heran jika konflik agraria di berbagai wilayah di Indonesia terus terjadi. . Dalam konteks DIY, hak rakyat atas tanah semakin dipupuskan oleh klaim SG/PAG yang didukung UU Keistimewaan th 2012. Konflik agraria dalam pembangunan bandara baru adalah salah satu titik panas penggusuran--yang sampai sekarang masih terus mendapat perlawanan dari warga. . Aliansi Peduli Petani akan menggelar long march dan panggung budaya untuk (1) mengingatkan kembali semangat dasar UUPA yang merupakan sejarah Hari Tani di Indonesia, (2) menuntut perwujudan reforma agraria yang berkeadilan dan (3) menolak pembangunan NYIA. . Senin, 24 Maret 2018 Pk 9.00 - selesai Long march dari Lap. Parkir Abu Bakar Ali sampai titik 0 Bawa kentongan atau alat dapur untuk dibunyikan bersama sebagai peringatan tanda bahaya di tengah konflik agraria hari ini! . Pk 17.30 - Pk. 22.00 Panggung budaya di Tugu Pal Putih . #HariTani2018 #KamiBersamaTemon #StopNYIA #WujudkanReformaAgraria #senipertunjukan #senirupa #senitari#seniteater #infosenijogja #infoseniindonesia #indonesiaseni #posterseni #seniposter #gigsindonesia #senirupa #senipertunjukan #senisastra #senimusik https://www.instagram.com/p/BoDt4cADmN5/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=azvdo9xvbbhd

[posterseni]

mengundang Anda untuk hadir dalam pembukaan pameran foto yang berjudul: LOCI MEMORIAE Seniman: Kurniadi Widodo Kurator : LIR Pembukaan : Minggu, 23 September 2018 jam 19.00 wib di Ruang Galeri Kedai Kebun Forum Jl. Tirtodipuran No.3 Yogyakarta Terbuka untuk umum dan gratis Pameran berlangsung sampai dengan 15 Oktober 2018 Pengantar Menjelajahi foto-foto Kurniadi Widodo terkadang terasa seperti menjelajahi lanskap ingatan yang rapi sekaligus penuh, tercampur, dan tersaji dalam keindahan yang janggal. Sebagai pengingat yang baik, ia meletakkan gambar-gambar ini dalam kumpulan yang teratur dengan pemahaman yang personal. Seketika ia ingin mengambilnya, ia tahu ke ruang mana di dalam ingatannya yang harus dituju. Lanskap dalam karyanya menjadi sesuatu yang cukup mendominasi, dengan keindahan yang kerap terasa janggal namun puitis. Sesuatu yang dalam kecepatan laju perjalanan kerap terlewat, dan bahkan tak terlihat untuk orang lain. Foto-foto ini kemudian menjadi catatan penting di antara kecepatan laju maupun waktu yang tanpa disadari kerap membuat semua ingatan satu per satu terjatuh di masa lampau: tertinggal, tertumpuk oleh peristiwa (ingatan) baru, dan kemudian terlupakan di satu sudut ingatan. Dalam situasi seperti ini pun, Kurniadi Widodo dengan sengaja mencoba untuk merekamnya dalam kesementaraan sebelum tergantikan oleh peristiwa lain dalam hitungan detik. (LIR) Loci Memoriae merupakan satu dari tiga seri pameran “Curated by LIR” yang bekerjasama dengan KKF. "Curated by LIR" adalah seri pameran yang dikurasi oleh LIR (Mira Asriningtyas & Dito Yuwono). Dalam seri ini akan ada tiga pameran tunggal dari: Kurniadi Widodo, Alfin Agnuba, dan Dimaz Maulana pada bulan September, Oktober, dan November 2018. Tentang Kurniadi Widodo Kurniadi Widodo adalah seorang fotografer lepas dan edukator yang berbasis di Yogyakarta. Selain bekerja dan mengerjakan proyek-proyek personal, perhatiannya pada bidang pendidikan fotografi kerap membawanya aktif terlibat di komunitas-komunitas #senipertunjukan #senirupa #senitari#seniteater #infosenijogja #infoseniindonesia #indonesiaseni #posterseni #seniposter #gigsindonesia #senirupa #senipertunjukan #senisastra #senimusik https://www.instagram.com/p/Bn7qv6ijaYJ/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1wevm25l31ti5