#RumahKepemimpinan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pemimpin Pejuang Seluruh Manusia
Bebeberapa waktu lalu, ada konten viral di sosial media, mayoritas dari kita pasti pernah melihat kata-kata seperti ini : “Dari Ra***l V***a kita belajar……….”. “Dari Ra** Ah*** kita belajar”, dan sebagainya. Maka jelaslah pengaruh dari seorang yang dijadikan figure bagi seseorang.
.
Dalam hal kepimpinan, dalam Islam pun sudah diajarkan figur-figur yang dapat kita teladani. Salah satunya ialah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
.
Jika ada kata yang mendeskripsikan kepemimpinan nabi ibrahim, maka saya akan memilih Pemimpin yang rela berkorban. Pemimpin yang selalu mengedepankan kepentingam umat diatas dirinya sendiri. Prinsip kepemimpinan Nabi Ibrahim ini merupakan dampak dari keberhasilan dalam menghadapi ujian yang silih berganti.
Salah satu ujian yang terberat yang dialami Nabi Ibrahim ialah ketika Allah perintahkan untuk menyembelih Nabi Ismail ‘alaihissalam. Kisah ini Allah abadikan dalam surah As-Saffat (37) ayat ke-99 – 113
وَقَالَ إِنِّی ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّی سَیَهۡدِینِ رَبِّ هَبۡ لِی مِنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ فَبَشَّ��ۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِیمࣲ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡیَ قَالَ یَـٰبُنَیَّ إِنِّیۤ أَرَىٰ فِی ٱلۡمَنَامِ أَنِّیۤ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ یَـٰۤأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِیۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِینَ فَلَمَّاۤ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِینِ وَنَـٰدَیۡنَـٰهُ أَن یَـٰۤإِبۡرَ ٰهِیمُ قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡیَاۤۚ إِنَّا كَذَ ٰلِكَ نَجۡزِی ٱلۡمُحۡسِنِینَ إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَـٰۤؤُا۟ ٱلۡمُبِینُ وَفَدَیۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِیمࣲ وَتَرَكۡنَا عَلَیۡهِ فِی ٱلۡـَٔاخِرِینَ سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِبۡرَ ٰهِیمَ كَذَ ٰلِكَ نَجۡزِی ٱلۡمُحۡسِنِینَ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِینَ وَبَشَّرۡنَـٰهُ بِإِسۡحَـٰقَ نَبِیࣰّا مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ وَبَـٰرَكۡنَا عَلَیۡهِ وَعَلَىٰۤ إِسۡحَـٰقَۚ وَمِن ذُرِّیَّتِهِمَا مُحۡسِنࣱ وَظَالِمࣱ لِّنَفۡسِهِۦ مُبِینࣱ
Artinya : "Dan dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang saleh."Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, " Selamat sejahtera bagi Ibrahim." Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri". (As-Saffat : 99-113)
.
Coba bayangin deh temen-temen. Nabi Ismail merupakan seorang anak yang ditunggu bertahun-tahun lamanya oleh Nabi Ibrahim. Tiba-tiba, Allah perintahkan beliau untuk menyembelih putranya. Nabi Ibrahim cinta banget sama Nabi Ismail, tapi Nabi Ibrahim juga cinta kepada Allah. Tentunya kedua hal ini tidak berbenturan, tetapi Nabi Ibrahim mengutamakan cintanya kepada Allah. Maka gak heran, Nabi Ibrahim mendapat gelar Khalilullah (kesayangannya Allah).
.
Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 124 , Allah berfirman :
۞ وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِـۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَـٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّـٰلِمِينَ
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, "Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, "Dan (juga) dari anak cucuku ?" Allah berfirman, "(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim." (Al-Baqarah : 124).
.
Bahkan, Nabi Ibrahim dan anak cucunya juga Allah angkat sebagai pemimpin seluruh manusia. Seorang pemimpin yang menjadi tauladan yang baik dan berlaku bijak dan adil terhadap rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin yang berjuang untuk mengangkat martabat rakyatnya agar menjadi bangsa yang punya kehormatan, harga diri, dan berwibawa dimata Allah dan didalam percaturan dunia. Tetapi kepemimpinan ini tidak akan diberikan-Nya kepada orang-orang yang berbuat zalim; yang zalim terhadap dirinya dengan berbuat syirik kepada Allah. Atau orang yang berbuat zalim kepada umat manusia dengan cara mengkhianati amanah dan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepadanya
.
Mudah-mudahan dengan belajar dari Nabi Ibrahim, kita benar-benar akan menjadi pemimpin pejuang pencari dan penegak kebenaran, yang rela berkorban, bermusyawarah, dan memiliki idealisme yang tak kunjung padam, sampai maut menjemput kita.
4 notes
·
View notes
Text
Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim AS
Coba lihat QS. Al-An'am: 75 Lalu, coba ingat, dahulu Nabi Ibrahim hidup di lingkungan yang tidak kondusif, dimana orang tuanya pun tak mampu mengajarkan tentang agama. Lingkungan di sekitarnya berisikan para penyembah berhala, bahkan ayahnya adalah seorang yang memahat berhala. Namun, masyaAllah, Allah STW memberikan konstruksi berpikir yang sedemikian rupa kepada Nabi Ibrahim sehingga terpikirkan untuk mencari Tuhannya yang sebenarnya yang mana oleh Allah SWT diberikan dengan cara kauniyah (memperhatikan alam semesta). Pada QS. Al-An'am: 76 & 78 Saat Beliau melihat bintang dan mengatakan bahwa bintang adalah tuhannya, namun, ternyata kemudian bintang tersebut terbenam. Seketika ia tak suka dan mencari kembali. Ia kemudian melihat bulan dan matahari, serta mengira bahwa bulan dan matahari adalah tuhannya, namun benar, keduanya kemudian tenggelam. Setelah itu, Beliau menyadari dan bertekad melepaskan diri dari apa yang telah dipersekutukan oleh kaumnya. Pada QS. Al-An'am: 79 Timbul keyakinan bahwa ada yang menciptakan langit dan bumi, dan mendeklarasikan bahwa ia bukanlah orang musyrik.
Pada QS. Maryam: 41 Beliau adalah orang yang benar, membenarkan, dan seorang nabi juga. Ini merupakan suatu proses menuju benar dan kebenaran yang panjang. Oleh karena itu harus kritis, tawadu, ikhlas, dan tulus dengan seluruh jiwanya. QS. Maryam: 42 Beliau menyadari adanya perbedaan tauhid dan akidah dengan ayahnya namun, beliau tetap menghormati ayahnya. Inil adalah bagian dari dakwah. Dimana Nabi Ibrahim AS bertanya secara baik-baik mengapa ayahnya menyembah hal-hal yang demikian itu. Pada QS. Maryam: 43 Beliau menyadari bahwa beliau telah diberikan ilmu oleh Allah SWT sehingga ia mampu menunjukan jalan yang Allah ridhoi. QS. Maryam: 44 Beliau mengingatkan ayahnya untuk tidak menyembah setan yang mana merupakan makhluk yang membangkang pada perintah Allah SWT yang Maha Pemurah. Inilah sifat yang mana sering hilang karena berbagai kepentingan perorangan/ sekelompok orang yang akhirnya memecah belah persatuan. QS. Maryam: 45 Beliau khawatir jika ayahnya tak jua sadar, maka ayahnya akan diazab dan menemani setan di neraka kelak. Adapun makhluk yang diazab karena ia telah melampaui batas. QS. Maryam: 46-47 Ayah nabi Ibrahim justru marah karena nabi Ibrahim dianggap menghina Tuhan yang disembah oleh ayahnya dan beliau diminta meninggalkan ayahnya dalam beberapa waktu. Setelah itu, nabi Ibrahim AS mendo'akan keselamatan untuk ayahnya dan juga memohonkan ampun untuk ayahnya. Jika direfleksikan saat ini, maka bisa jadi lebih banyak ujaran kebencian yang diucapkan, dibandigkan do'a. QS. Maryam: 48 Nabi ibrahim akhirnya pergi dan berdo'a kepada Allah dan yakin bahwa ia tidak akan dikecewakan. QS. Maryam: 49-50 Nabi Ibrahim akhirnya punya anak dari siti sarah, bahkan cucunya pun banyak yang menjadi nabi. Oleh karena itu beliau disebut sebagai bapaknya para nabi. Dan tutur kata beliau adalah yang baik lagi mulia. Bisa dilihat pada do'a tasyahud akhir. Ingat saat siti hajar ditinggal bersama ismail yang masih bayi oleh nabi ibrahim di padang pasir yang panas dan juga tak ada air. Padahal nabi Ibrahim baru dikarunai anak saat berusia 86 tahun. Hal ini menimbulkan prasangka terhadap siti sarah yang dianggapnya cemburu. Namun, saat siti hajar bertanya "apakah ini perintah Tuhanmu?" maka siti hajar pun ikhlas, dimana dengan berkata "jika ini perintah tuhanmu, maka pergilah". Lihat, bagaimana romantisme terbangun.
Setiap manusia ada fujur dan taqwanya. Ada orang yang baik, ada orang yang jahat, baik dalam agama yang sama ataupun berbeda. Manusia tak pantas untuk sombong dan baperan. QS. As-Saffat: 100 Beliau berdo'a untuk diberikan anak yang shalih. QS. As-Saffat: 101 Dianugrahi Ismail anak yang santun. QS. As-Saffat: 102 Nabi Ibrahim diminta oleh Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Dan Ismail mengiyakannya serta meyakini bahwa ia akan termasuk orang-orang yang sabar. QS. As-Saffat: 103 Nabi Ibrahim mulai mempersiapkan Ismail untuk disembelih. Agama adalah anugrah bagi kita. Ingat, bahwa kitalah yang membutuhkan Allah SWT, bukan sebaliknya. QS. As-Saffat: 104-106 Dimana Allah SWT telah menggantikan Ismail dengan kambing dan telah membenarkan bahwa Nabi Ibrahim telah melakukannya dengan benar. QS. As-Saffat: 108-111 Allah mengabadikan pujian bagi Nabi Ibrahim dan memasukkan beliau kedalam orang-orang yang mukmin. QS. Al-Mumtahanah: 4 Ada keteladanan pada diri Nabi Ibrahim yang mana berimpact pada keluarga dan orang -orang yang ada di sekitarnya.
1 note
·
View note
Text
Paradigma Seorang Pemimpin
Kemarin siang aku menghadiri acara Hari Peringatan Bahasa di Bandung. Disana ada sebuah pementasan yang menarik perhatianku: Pementasan Puisi!
Jangan heran, tapi ini kali pertama ku benar-benar melihat sastrawan menyairkan puisi di depan mataku sendiri. Sebelumnya bait-bait puisi hanya ku dengar dari teman-teman kelasku sewaktu pelajaran bahasa Indonesia di bangku menengah atas. Pertunjukan di Balai Bahasa ini membuatku terpaku untuk merasakan atmosfir pertama dalam hidupku: seorang sastrawan dengan rambut gimbalnya, memakai sarung, tak beralaskan kaki, membawa papan dada lusuh yang menjadi tempat menyimpan bait-bait ajaib.
Yang menarik untukku, hampir semua isi puisinya berisi luapan emosi, arahnya sama: untuk ibu pertiwi. Ada yang marah soal korupsi, ada yang marah soal hutan yang digunduli, dan ada yang marah soal tertinggalnya hidup di negeri sendiri.
Coba tebak kalimat mana yang paling mendengung di telingaku sampai saat ini?
“..kita hanya bisa berkuasa, tidak bisa memimpin!”
Alamak! Begitu dahsyatnya kalimat itu, gumamku.
Kalimat itu menjadi sebuah refleksi sendiri untukku. Segala kerusakan dan kegagalan yang terjadi saat ini, mungkin karena mereka yang diatas hanya berkuasa, tapi sama sekali tidak memimpin.
Pemimpin bukan hanya mereka yang pandai. Kalau hanya pandai, mereka yang masuk ke sarang tikus sudah jelas kepandaiannya.
Pemimpin bukan hanya mereka yang bertutur manis. Kalau hanya bertutur manis, mereka yang mendatangi warga 5 tahun sekali jauh lebih manis tutur kata nya.
Pemimpin bukan hanya mereka yang memiliki visi. Kalau hanya visi, baligo dengan tulisan visi memikat sudah berserakan dimana-mana, terpasang kepanasan kehujanan di jalanan sampai akhirnya dibuang menjadi sampah.
Jauh daripada itu semua, pemimpin adalah mereka yang memiliki paradigma mendasar tentang apa, mengapa, dan untuk apa memimpin.
Konsepsi paradigma kepemimpinan yang ideal ternyata sudah dicetuskan sejak lama, ku baru menemukannya di agenda malam Bersama Bang Bachtiar, dari Rumah Kepemimpinan.
1. Humanisasi: Bagaimana kepemimpinan dapat memperlakukan manusia sebagai mana semestinya.
2. Liberasi : Bagaimana kepemimpinan dapat dan harus membebaskan manusia dari cengkeraman hawa nafsu dan segala potensi keburukan yang ada pada dirinya.
3. Transendensi : Bagaimana kepemimpinan dapat membawa kita kembali sebagaimana asal kita, dari langit. Bumi tidak lain adalah tempat yang memenjarakan diri, maka tujuan kepemimpinan haruslah membawa kembali pikiran dan hati untuk kembali melangit.
Konsep ini dinamakan sebagai Prophetic Leadership konsepsi kepemimpinan yang telah jauh diterapkan terlebih dahulu oleh para nabi dan rasul terdahulu. Bagaimana kepemimpinan mereka bukan pada asas berkuasa, penaklukan, dan eksistensi diri semata, namun di dalamnya terdapat paradigma suci yang membuat kepemimpinan mampu menjadi oase diantara karut-marutnya dunia, membawa manusia menjadi seutuhnya manusia.
1 note
·
View note
Text
SELF REFLECTION, LESSON LEARN #1
Tidak terasa sudah 1 pekan #30daysjourney bersama Rumah Kepemimpinan Jogja berlangsung. Awalnya saya tidak mengira bisa mengikuti journey ini sampai dengan detik ini :D Bisa jadi sudah banyak informasi atau ilmu yang kita dapatkan melalui banyak media ya. Tapi memang ilmu yang kita sadari dan kita fahami adalah rezeki tersendiri. Dan saya mendapatkan banyak pencerahan melalui journey ini.
Pekan pertama #30daysjourney ini dilalui dengan berbagai bentuk. Salah satunya LargeSession dengan materi Talent Maping. Ada beberapa hal yang saya dapatkan dan efek setelah mendapatkan materi talent maping :D
Journey ini dimulai dengan welcoming night yang sangat enjoy dan asyik. Saya bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru yang sangat easygoing. Pertemuan pertama ini menjelaskan tujuan dari perjalanan ini, apa saja yang akan kami temukan selama perjalanan, bagaimana menyikapi setiap pemandangan di sepanjang perjalanan, dan setiap lesson learn yang didapatkan semuanya belong to each person. Semuanya diserahkan kepada masing-masing individu :D
Talent Maping
Sebelumnya, saya sudah pernah mengikuti test Talent Maping entah sudah berapa bilangan. Barangkali ketika saya SMP dan SMA sudah pernah, hanya saja waktu itu tidak begitu bisa memahami hasilnya yang diserahkan kepada orang tua. Apa sayanya saja yang pas ngelamun atau ngantuk, jadi pas dijelaskan tentang hasilnya gak ingat lagi sekarang XD Ketika masa kuliah pun pernah juga secara mandiri test kepribadian dengan beberapa jenis test. Sebagian sudah mulai menggambarkan diri saya, sebagiannya lagi terasa kok gak sesuai ya haha.
Sesi sharing pertama ini dibersamai oleh Pak Fachrul Tanjung, profil beliau luar biasa sekali, pun ketika menyampaikan materi sangat bersahaja, tulus, dan sinar mata serta air mukanya sangat bersahabat. Kalau waktu SMA dulu saya punya sosok guru yang seakan seperti orang tua sendiri, beliau ini salah satunya juga.
Terutama yang sangat mencerahkan adalah bagaimana cara membaca hasil test Talent Maping ini yang kemudian dirumuskan dalam bentuk aktivitas ataupun pekerjaan. Penjelasannya sangat lengkap dan sangat mencerahkan. Saya benar-benar mulai menyadari banyak kekuatan yang sebelumnya belum saya sadari.
“Setiap orang dibekali oleh Allah bakat (talent), tapi jika bakat tersebut tidak dioptimalkan, artinya kita sudah mendzolimi diri sendiri dengan tidak bertanggung jawab untuk mengoptimalkannya.”
Sebuah akar yang kemudian memberikan ‘alasan’ bagi saya untuk memahami mengenai bakat adalah kalimat diatas ini. Lesson learn yang saya syukuri sebab saya bisa memetiknya. Juga menjadi jawaban dari tabir-tabir yang selama ini saya dan mungkin orang kebanyakan masih abu-abu tentangnya. Ya, setiap manusia itu memiliki bakat yang diberikan oleh Allah.
Seseorang yang punya bakat untuk menyanyi misal, mungkin kedua orang tuanya adalah musisi, sehingga gen atau bakat seni ada di dalam diri anak tersebut. Tapi, jika dalam perjalanan dia tidak pernah berlatih untuk menyanyi, tidak ikut les vokal, tidak ikut acara yang memungkinkan dia tampil untuk bernyanyi, ya bakat itu tidak akan bermanfaat bahkan untuk dirinya sendiri.
KEKUATAN = BAKAT + KARAKTER (AKHLAK) + SKILL (LATIHAN) + PENGETAHUAN
Inilah rumus besar untuk mengenali diri sendiri. Kenapa perlu kita mengoptimalkan bakat dengan karakter, skill, dan pengetahuan? Tentunya untuk nanti dapat menjawab pertanyaan, ‘Usiamu, kamu habiskan untuk apa?’ sebab Allah sudah memberikan setiap manusia kelebihan masing-masing untuk dioptimalkan 😊
Kuda dan kura-kura, memiliki keistimewaan masing-masing. Tidak perlu mengukur kehebatan dengan ukuran seberapa cepat lari. Sebab, jika lomba lari tujuannya untuk kembali ke kandang, kura-kura jelas juaranya, sebab dalam hitungan 1 detik saja, dia sudah sampai :D Tidak perlu mengukur kehebatan atau keberhasilan dengan ukuran orang lain. Gunakan ukuran diri kita sendiri!
Allah swt menciptakan manusia sudah disertai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan atau kekuatan itu yang menjadi amanah kita untuk terus dioptimalkan. Tujuannya apa? Agar kekuatan tersebut menjelam menjadi manfaat untuk orang lian 😊 Pun Allah juga menyertakan kekurangan atau kelemahan. Tujuannya? Agar kita tidak perlu merasa paling hebat, agar manusia tidak sombong. Biarkanlah kelemahan kita dilengkapi oleh orang lain 😊 Indah sekali, bukan?
“Tidak perlu mengukur kecepatan lomba lari antara kuda dan kura-kura, sebab jika tujuannya adalah untuk siapa yang sampai ke kandang duluan, tentu kura-kura juaranya :D Setiap orang punya kekuatannya masing-masing.”
Nah, dengan mengenali diri sendiri ini, saya pun mulai bisa mengenali apa cita-cita saya. apa kontribusi yang bisa saya lakukan. Apa manfaat yang bisa saya tebarkan :D Dan tanggung jawab kita adalah, FOKUS DENGAN KEKUATAN KITA, IRINGI DENGAN LATIHAN, LANDASI DENGAN PENGETAHUAN. Agar bekal yang sudah Allah titipkan, dapat kita pertanggungjawabkan di hari akhir kelak :’)
- - - - - - - - Lesson Learn #1 - - - - - - - -
Tasikmalaya, 9 Juni 2020
1 note
·
View note
Text
Tempat Belajar
Kalau aku ditanya tentang hal apa yang paling kusyukuri selama aku kuliah hingga detik ini, aku akan menjawab "Menjadi bagian dari Rumah Kepemimpinan." Kalau aku ditanya kenapa, maka jawabanku "Karena RK mengajarkanku banyak hal yang sebelumnya tidak aku ketahui, mengenalkanku dengan banyak orang hebat yang tidak aku ketahui apa rahasianya menjadi hebat, dan mendukungku dengan supporting system yang sebelumnya tidak aku dapatkan."
Pendiri Rumah Kepemimpinan adalah mereka yang mau mencurahkan keringat, darah, dan air matanya dengan visi besar untuk kemajuan Indonesia. Para pendiri RK percaya, bahwa pemuda-pemuda bangsa kita akan berkontribusi besar apabila disadarkan dengan keresahan akan permasalahan dari berbagai lini kehidupan. Maka mereka bertekad dengan sesungguh-sungguhnya tekad untuk menciptakan sebuah lapangan pelatihan layaknya barak para tentara, sederhananya adalah kawahcandradimuka untuk membentuk pemuda yang mampu memaksimalkan potensi sesuai dengan disiplin ilmu dan keahlian yang mereka punya.
Terinspirasi dari rumah ideologi yang dibangun HOS Tjokroaminoto, para pendiri RK bermimpi akan menghasilkan orang-orang cerdas seperti enam tokoh bangsa. Membuat ruang diskusi dan saling berkolaborasi untuk memecahkan masalah bangsa. Berbeda itu bukan sebuah masalah, yang penting bukan yang ekstrem, etnosentrisme dan rasisme. Oleh karena itu, visi besar para pendiri RK diturunkan ke dalam 6 nilai karakter para pembelajar yang akan dibentuknya:
Rendah hati
Objektif
Open-mind
Moderat
Prestatif
Kontributif
Sudah menjadi karakteristik utama sebuah asrama. 60 kepala berbeda dengan latar belakang berbeda, setiap hari ada saja perbedaan nilai antar pribadi. Apalagi 30 mahasiswi-mahasiswi yang biasa disebut Tiara, kadang-kadang bikin puyeng, bikin ketawa juga.
Duh! Deksripsi kayak gini gak ada apa-apanya dibanding semua hal yang sudah kudapatkan di RK.
Buruan daftar ya di link berikut! Udah H-4 lhoooooooooo 🤔
2 notes
·
View notes
Text
Give and Take
Ternayata memberi itu sederhana, sesederhana kamu yang saat ini memberikan waktu barang sejenak untuk membaca tulisanku, terima kasih ya
Beberapa waktu lalu, seorang teman melakukan bedah buku dengan judul give and take
Sebagian dari kita mungkin berpikir mereka yang paling banyak memberi tentu adalah orang baik, tapi di sisi lain mereka terlihat sebagai orang yang lemah atau juga penurut. Karena sifat memberi itulah, mereka dianggap akan menjadi orang yang kurang sukses baik dalam kehidupan pribadi ataupun profesional.
Buku ini mengubah persepsi tersebut dari sukses terlebih dahulu dan menyumbang kemudian, menjadi orang yang memberi terlebih dahulu kerap berada di posisi terbaik dan manjadi sukses di kemudian hari. Maka kita perlu percaya bahwa kesuksesan bisa kita dapatkan dengan cara membantu orang lain.
Agaknya ini juga sejalan dengan nilai islam
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)
Jelas sekali, bahwa jika kita memberi, kita juga akan dapatkan
Dalam buku ini juga dikatakan
"Pemberi tidak memikirkan apa yang bisa ia peroleh dari orang-orang yang ia bantu. Pemberi melakukannya agar bisa menciptakan lebih banyak peluang untuk memberi." (hal 68)
Selamat menjadi pemberi :)
1 note
·
View note
Photo
2 hal yang paling saya ingat hingga saat ini tentang OMB 2012 (Orientasi Mahasiswa Baru) adalah yang pertama keos dengan warga (Handband mau dibakar, telur dipecahin, dan mau disuruh terjun ke kolam "cendol" wkwkkw), dan yang kedua seorang pemateri yang keren di Ruang TI-101. . . Alhamdulillah, setelah 7 tahun yang lalu dipertemukan pertama di ospek (foto kedua) kemudian lima tahun yang lalu dipertemukan kali kedua dalam buka bersama @rksurabaya (foto ketiga), dan tahun ini bisa kembali bertemu dengan beliau di Copenhagen dan kali ini dengan istri beliau. . Namanya Mas Didin, di usianya yang 28 tahun sudah hampir menyeleseikan post doctoralnya di Aalborg. Menyelesikan S-1 di ITS dengan IPK tertinggi, melanjutkan double degree di ITS dan Mariseille - Perancis, dan lagi2 meraih IPK tertinggi. Kemudian langsung melanjutkan PhD nya di Grenoble (yang nama univ-nya beliau jadikan nama putra nya sekarang 🤗). Dan kini beliau bersiap kembali ke Indonesia pasca post doc nya di Aalborg. Eits, mbak Dina juga ga kalah keren karena sudah menyeleseikan masternya di Paris juga. . . Beliau adalah salah seorang senior saya yang sejak mahasiswa baru menginspirasi dengan segala prestasi dan pencapaiannya. Baralallahu fiik mas. Semoga masih bisa bersilaturrahmi ke depannya. . . VIVAT ITS!!!! . #FaizJourney #RumahKepemimpinan #ITS #Vivat #copenhagen #friendhship #ukhuwah #denmark #sweden #lund #nyhavn (at Nyhavn, København, Denmark) https://www.instagram.com/p/Bwl2KQiFCJF/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1f5mw6fs0c0tk
20 notes
·
View notes
Photo
Kita harus bercita-cita, berkemauan, berpikir dan berusaha memadukan kedua kepentingan itu. Tujuan kita adalah bahagia bagi bangsa dan tanah air dan sesudah itu bagi seluruh dunia lahir dan batinnya, Berilmu dan berusaha, berpengetahuan dan beragama, berpendirian dan berperikemanusiaan. Kita harus Menang! Tetapi dimanakah letak kemenangan itu? Yaitu dibalik perjuangan dan kepayahan. Di balik keringat, darah dan air mata. Di balik kepayahan otak berpikir dan tubuh bekerja. Sebagai bangsa kita akan menang sesudah melalui berbagai peristiwa dan sebagai putra bangsa , masing-masing kita pun akan menang. Baik penulis dengan pena dan kertasnya, pekerja dengan palu dan cangkulnya, ahli negara dengan perhitungan politiknya, dokter dengan penyembuhan dan empati sosialnya. Atau yang mana pun, yang kita lakukan dalam persada tanah air ini. Dalam kemenangan itu, pembangunan bangsa kita sangat memerlukan pribadi putra bangsa yang besar dan kuat karena pengetahuannya dan harapan terhadap kemenangan. Kemenangan dan pengetahuan saja tidak cukup jika tidak disertai keberanian bertindak. Kita hendak menciptakan pribadi baru, bukan pribadi kebendaan dan tidak peduli terhadap orang lain. Bukan pribadi budak yang bertunduk muka kepada orang lain. Kita ingin pribadi Indonesia merdeka. #dirgahayuIndonesia74 #KnowledgeSharing #RumahKepemimpinan #RKJogja https://www.instagram.com/p/B1RAJ5DFSvc/?igshid=wmml8qlbn4i
1 note
·
View note
Photo
One Month One Book. Karena suasana liburan, jadinya bacaannya yang ringan-ringan aja ya. Bulan ini baca bukunya kang Abik. Judulnya Bumi Cinta. Genre Novel tapi sarat akan makna kehidupan. Buku ini menarik untuk dibaca dari baris pertama hingga baris terakhirnya. Buku ini menceritakan tentang Ayyasy, Mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di Russia. Dan rupanya perjalanan penelitian tak berjalan mulus-mulus amat. banyak sekali macam ujian yang harus dilalui Ayyasy. Ayyasy yang seorang muslim Harus mempertahankan keimanannya berada di tempat yang sangat bebas, yang kenyataannya ia selalu dikelilingi dengan wanita cantik. Mulai dari bertempat tinggal dengan dua wanita yang bukan mahromnya, hingga doktor Anastasya diam-diam menaruh hati pada Ayyasy. Selain itu banyak konflik yang dibangun dalam cerita, Linor yang ternyata agen rahasia membuat skenerio ingin menjebak ayyasy agar masyarakat berpikirbahwa ia adalah teroris. Ada juga Yelena, pelacur yang ingin bebas dari mucikarinya. Buku ini sarat akan nilai kebaikan, di awal bab dapat ditemui kutipan ibnu Athoillah yang menegaskan bahwa ini adalah novel pembangun jiwa. Dari novel ini kita dapat mempelajari adab sehari-hari yang dicontohkan islam. Novel ini juga menyinggung atheisme, zionis, peristiwa kelam Sabra dan Shatilla, dan kalimat tauhid. Dari penokohan Ayyasy juga kita dapat belajar bagaimana mengendalikan nafsu dan menjaga keimanan. Lewat tiap barisnya juga sarat akan pelajaran tauhid dan hikmah yang disampaikan dengan halus dan santai. Dan tidak ada kesan menggurui. Namun ada kelamahan dari novel ini, bagian akhir novel ini terkesan dipaksakan dan seakan penulis ingin memotong ceritanya. Sedikit kelemahan ini tak mengurangi esensi pesan dan nilai islam yang disampaikan. Novel pembangun jiwa ini cocok dibaca untuk kalangan pelajar. Terutama mahasiswa. Tunggu Reveiw selanjutnya ya. Ohiya kalau kamu punya saran buku bagus untuk direview bisa komen di bawah ya. #OMOB #BumiCinta #LenteraLiterasiRK #RumahKepemimpinan #RKSurakarta (di Surakarta) https://www.instagram.com/p/Bs0jcBulLYq/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1g25hsxbiuz0h
2 notes
·
View notes
Text
DARE?
Hari itu seperti bel pengingat, memintaku untuk bergegas bangun. Agenda yang menghadiri tokoh yang tidak biasa, yang berasal dari Malaysia. Ia memiliki semangat juang yang tinggi, yang tidak hanya berpikir untuk kebahagiaan dirinya sendiri, namun juga untuk orang lain.
Khalid Al Walid Mustafa Kamil memulai dengan berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun, menurutnya ada beberapa kata yang konsonannya sama tapi memiliki makna yang berbeda. Saat materi utama hendak disampaikan, ia mulai menggunakan bahasa Inggris. Ia berbicara mengenai apa yang harus kita lakukan untuk membuat perubahan.
Satu hal yang harus kita lakukan adalah "Dream" bermimpi untuk masa depan. Kita tidak perlu takut untuk memulai mimpi kita, karena menurutny dengan kita bermimpi besar, kita bisa mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Jangan membatasi diri dengan ketakutan-ketakutan yang ada di dalam diri.
Hal kedua, "Aim to Act" jangan pernah menunda-nunda aksi kita. Aksi baik kita, jika kita memulainya sesegera mungkin, kita akan meraih hasil yang maksimal. Biasanya penyakit kita adalah selalu menunda-nunda pekerjaan. Padahal pekerjaan yang kita lakukan baik.
Hal ketiga, "Responbility". Kita harus bertanggungjawab atas pilihan yang sedang kita jalani. Meskipun sulit, tetapi kita harus tetap melewati dan menyelesaikannya. Sebagai seorang pemimpin, kita harus berani menyelesaikan hal baik kita. Sulit dan berat, tapi percayalah di ujung jalan sana, ada sesuatu yang baik sedang menanti.
Yang terakhir ada "Excellent" perjuangkan semua hal dengan baik agar mendapatkan hasil yang luar biasa baiknya. Jadi, nggak hanya bermanfaat bagi kita saja, tetapi bisa bermanfaat juga untuk orang lain.
Jangan takut untuk melakukan DARE ini. Ini adalah sebuah pengingat untuk kita untuk terus berjuang. Jika bukan kita yang berjuang untuk orang lain, siapa lagi? Yuk, lakukan perubahan untuk menjadi lebih baik
4 notes
·
View notes
Photo
#Repost @unssolo (@get_repost) ・・・ 》》KHUSUS MAHASISWA @unssolo LAKI-LAKI ANGKATAN 2016&2017《《 _______________________________ [BENGAWAN BARENG RK] Ada yang baru nih di Solo! 😄 Tahun ini, Beasiswa Rumah Kepemimpinan Angkatan 9 dibuka untuk Regional Solo, mahasiswa UNS angkatan 2016 & 2017 (khusus Putra) Tertarik mendaftar dan ingin mengetahui info selengkapnya? Nah, kali ini Forum Indonesia Muda (FIM) Solo Raya mengadakan Diskusi Online spesial untuk Calon Pendaftar yang ingin menggali informasi lengkap mengenai Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Bersama Narasumber: 1. Fauzan Fikri - Founder Teknorat Muda ITS - Alumni Rumah Kepemimpinan Surabaya Angkatan 7 - Forum Indonesia Muda 18 2. Devi Lukita Sari - Supervisor Rumah Kepemimpinan Yogyakarta Putri - Alumni Rumah Kepemimpinan Yogyakarta Angkatan 7 - Forum Indonesia Muda 19 Moderator: Brian Sahar Afifah - Co-founder Bidan Inisiator Indonesia - Forum Indonesia Muda 19 Catat waktunya: 🗓 Sabtu, 10 Februari 2018 ⏰ 20.00 - 21.30 WIB 👥 Khusus Mahasiswa UNS (Putra) Angkatan 2016 & 2017 Cara mendaftar: (DiskusiRK)_(Nama lengkap)_(Fakultas)_(Angkatan) kirim ke nomor: +6285725331375 Pendaftaran dibuka hingga Sabtu, 10 Februari pukul 17.00 WIB via WhatsApp. Yuk segera daftar😇 Tersedia Doorprize🎉🎊 . #RumahKepemimpinan #ForumIndonesiaMuda (di Universitas Sebelas Maret)
3 notes
·
View notes
Text
Memimpikan Hidup-Menghidupi Mimpi
Teringat sebuah kejadian yang sudah cukup lama, yaitu seleksi salah satu beasiswa asrama, walaupun Allah belum menakdirkan aku menjadi salah satu bagian darinya, tapi aku sudah bersyukur mampu bertahan sampai tahap wawancara.
Waktu berjalan, siapa sangka bahwa saat ini aku menjadi salah satu bagian dari program tersebut. MasyaAllah indah sekali bukan rencana-Nya?
Proses seleksi beasiswa ini memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang menurutku sangat berharga. Kok bisa si? Nah aku mau bercerita tentang beberapa pertanyaan yang ditanyakan ketika SCA. Bagiku sangat menohok dan menuntut saya utuk berpikir keras.
Pertanyaan pertanyaannya yaitu kurang lebih (bcs dah lupa hehe) diminta untuk berpikir mau jadi apa pada usia 25 tahun, berada dimana pada usia 40 tahun, dan sedang apa kita di usia 60 tahun. Hayo! Udah dipikirin belum? Hmm atau boro boro mikirin masa depan, mikirin doi aja keteteran, buang dulu yang kek gitu wkwk.
Dari rentetan pertanyaan itu, bisa disimpulkan dan ditarik benang merahnya yaitu sebuah statement "Hidupmu sudah hidup?" Tujuan hidup kita apa sih? Ketika hidup hanya mengikuti arus pada umumnya, kuliah ya kuliah, kerja ya kerja, easy going aja gitu, tanpa adanya target, rencana, dan tujuan. Ya gitu gitu aja, yang penting buka mata dan ngelakuin apa yang bisa diakuin? Bangun tidur, ngelakuin rutinitas, dan kembali tidur lagi. Gitu aja terus, sampe ajal menjemput? Sebenarnya apakah hakikat hidup seperti itu? Atau ada yang lebih urgent?? Hoho
Dulu sebelum mendapati pertanyaan itu, kurang lebih aku adalah salah satu orang yang bisa dikatakan mengikuti arus. Bukan yang enggak pedulian juga, tapi lebih cenderung sebagai orang, yaudah pikirin aja dulu hari ini, a.k.a bukan pipel pipel visioner. Besok ya dipikirin besok. But, semenjak baca dan mengisi pertanyaan itu, sedikit demi sedikit mulai ku mulai benahi hehe. Benteng benteng mulai ku dirikan, ranting ranting mulai ku susun, dan ibadah yaumi mulai kubangun.
Ternyata, target atau perencanaan itu perlu, kita harus menciptakan visi besar dan mengeksekusi misi misi, agar mimpi mimpi yang kita rancang bener bener bisa comes true. Enggak sebatas hanya ingin dan berujung angan, haha. Tetep dimulai dari hal hal yang kecil dan jangan takut mencoba, apalagi takut gagal.
Kalo ditanya "Apa mimpi hidupmu?" Tentu tak terpas dari QS. Adz -Dzariyat :56 dan seluk beluk aspek hablum-minannas. Kalo dipikir pikir lagi dibalik kalimat "Menghidupkan mimpi-Memimpikan hidup" Hanya empat kata, nampak sederhana bukan? Ya iyalah kalo cuma dibaca. Coba deh ditelaah dan direnungkan. Jangan salah di dalamnya berujung pada sebuah titik berat. Kau tau? lebih berat dari rindu Dilan kepada Milea wkwk.
Dream is a long-life journey untuk menghadapi masa yang penuh tantangan, kekhawatiran, ketakutan, kefanaan, kebermanfaatan, kebahagiaan, atau segala hal yang penuh misteri. Semua kondisi itu kita yang menciptakan, tentu tak lepas dari skenario-Nya dan kita yang tanam maka kita pula yang tuai. Akan seperti apa, akan bagaimana, atau akan berakhir dengan predikat apa mimpi dan hidup kita? Nah, disini jawaban untuk pertanyaan titik berat terpecahkan. Ya, pertanggungjawaban. Bagaimanapun cara kita menghidupkan mimpi, hanya kepada Allah-lah sebaik baik kembali, maka pastikan bahwa titik akhirnya adalah surga-Nya. a
The last but not least. Selamat memimpikan hidup dan menghidupkan mimpi. Karena sejatinya diri kita bukanlah seutuhnya milik kita. Kita adalah milik orang tua yang ditunggu baktinya, Kita adalah milik masyarakat yang ditunggu kontribusinya, dan kita adalah milik Allah yang sekali lagi ditunggu pertanggungjawabannya.
0 notes
Text
mend the bond, torn by pride
Yep, tepat seperti quote dari film yang value-wise menurut saya sangat bagus dibanding film-film disney princess lainnya: Brave (2012).
Ada apa dengan quote tersebut? Sejujurnya alur berpikir saya kurang lebih begini: kemarin menyadari bahwa sekarang sudah mendekati akhir bulan –> yang berarti saya harus menulis #knowledgesharing –> memutuskan akan menulis tentang agenda favorit belakangan ini: kajian sirah (lagi) –> buka-buka catatan materi tentang silaturahim –> langsung terpikir quote ini dan menghubungkan dengan pengalaman pribadi.
So here we go.
Dalam salah satu kajian sirah bulan ini, tema yang dibahas adalah tentang hubungan Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabiyah beliau, dimana Nabi selalu membalas kebaikan dengan yang lebih baik, mencurahkan kepeduliaan dan kesetiaan, serta senantiasa menyambung silaturahim.
Dari banyak kisah sehari-hari beliau yang semuanya diambil dari hadits (salah satu yang membuat saya enjoy kajian ini: banyak hadits-hadits baru dalam bahasa Arab yang dijelaskan per kata, jadi belajar hadits sekalian belajar mufradat juga), ada dua kisah yang sangat relatable bagi saya. Dua-duanya sudah pernah saya dengar sebelumnya, tapi tetap saja ketika disampaikan oleh Ustadz saya merasa diingatkan kembali mengenai pentingnya menjaga silaturahim (dan tentunya tentang betapa uswatun hasanah-nya Rasulullah).
Kisah pertama ialah cerita Aisyah mengenai kecemburuan beliau terhadap Khadijah, betapa Rasulullah masih menunjukkan kecintaan beliau bahkan lama setelah Khadijah pergi. Kecintaan ini berwujud keseriusan Rasulullah dalam menjaga hubungan baik dengan kerabat dan sahabat-sahabat Khadijah, entah dengan mengirimkan makanan maupun saling berkunjung ke rumah satu sama lain. Rasulullah juga masih sering menyebut nama Khadijah dan menyatakan bahwa tidak ada yang bisa menggantikan posisi Khadijah di hati beliau.
Kisah kedua adalah tentang sikap hormat Rasulullah terhadap ibu susu beliau semasa kecil, Halimatus Sa'diyah. Bertahun-tahun setelah menyusui Nabi ketika kecil, Halimah dan keluarga berkunjung ke kediaman Nabi. Nabi memuliakan Halimah, suaminya, serta anak lelakinya (saudara sepersusuan Nabi) dengan memberikan alas duduk bagi mereka. Nabi bahkan menggunakan sorban beliau untuk alas duduk Halimah, sementara beliau sendiri tidak mendapat alas duduk.
Dua kisah di atas memiliki perbedaan: yang satu orang yang dikasihi sudah lebih dulu pergi, sementara yang satu lagi dipisahkan jarak dan baru bertemu setelah puluhan tahun (semenjak Nabi kecil hingga masa Nabi tinggal di Madinah). Meski begitu, kedua kisah tersebut juga memiliki persamaan: kedua orang yang disayang Nabi tersebut sama-sama tidak hadir atau absen dari kehidupan Nabi untuk waktu yang sangat lama.
Kesamaan ini menjadi kunci dari poin kepribadian Rasulullah yang sangat contoh-able: bagaimana beliau tak pernah lupa terhadap jasa Khadijah dan Halimah, tak pernah lupa terhadap ikatan hubungan yang pernah dimiliki, meski tahun demi tahun telah berlalu. Perasaan ini tetap terjaga dan termanifestasi dalam perilaku beliau yang senantiasa menjaga silaturahim dan memuliakan mereka.
Hal ini membuat saya berkaca, berapa banyak orang yang pernah hadir dalam hidup saya namun kini tak pernah saya tahu kabarnya (atau lebih tepatnya memang tak dicari tahu). Sengaja atau tidak, ada banyak sekali orang yang pernah dekat dengan saya dan menjadi bagian penting dalam fase-fase hidup saya, namun tali silaturahim kami kini sudah jauh lebih kendor bahkan putus sama sekali.
Hal ini mungkin dianggap wajar sampai batas tertentu (misalnya jarang sekali orang di usia saya yang masih mengingat teman TK-nya, kecuali mungkin satu dua, dan sebagian besar orang cenderung memaklumi dan tidak ambil pusing), apalagi di zaman yang serba individualis seperti sekarang, dimana “teman” maya bisa sampai ribuan namun teman nyata yang, mengutip sebuah judul buku, “sadar penuh hadir utuh” dapat dihitung dengan jari.
(terlepas dari teori tentang keniscayaan kelompok kecil dalam kelompok besar ya, hehe)
Berbagai kemudahan teknologi semestinya lebih mendukung proses silaturahim dengan teman-teman lama dibandingkan dulu ketika belum ada Facebook, Instagram, Line, dan platform media sosial lain. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah mengeluarkan usaha untuk menjangkau orang-orang tersebut, atau justru kita malah menahan bahkan menjauhkan diri, entah karena malu/sungkan, gengsi (pride, like the quote), takut ditolak atau terlihat sok akrab, merasa tidak nyambung dan sudah beda dunia (“people change, she isn’t like the one I knew before”), atau semata-mata karena enggan atau malas, dan masih banyak alasan-alasan lain.
Contoh sederhana: dulu saya hafal ulangtahun teman-teman SMP dan SMA, selalu jadi reminder untuk teman-teman yang lain supaya bisa merayakan bersama (atau ngerjain lebih tepatnya). Sekarang seringkali lupa, baru ingat ketika ada notifikasi Facebook, itupun belum tentu mengucapkan selamat, seringkali karena malas dan khawatir dianggap tidak tulus, ujung-ujungnya hanya menjadi lintasan pikiran dan tidak benar-benar dilaksanakan (meski biasanya saya cukup sadar diri untuk tetap mendoakan dalam hati). Hal-hal bersifat asumtif seperti inilah yang saya sadari membuat ikatan kami semakin pudar, sampai akhirnya kami hanya menjadi bagian memori masa lalu bagi satu sama lain, padahal kami sama-sama masih hidup, dan alasan jarak (lagi-lagi dengan berbagi kemudahan yang ada) tidak layak dijadikan alasan sama sekali.
(Contoh lain adalah saya yang benar-benar putus kontak dengan teman SD, bedanya kalau TK alasannya karena memang tidak ingat dan pindah kota, kalau SD alasannya karena ada kenangan yang tidak mengenakkan. I might write about this later)
(Contoh lain lagi adalah silaturahim saya dengan teman-teman SMP yang sebenarnya cukup unik, tapi karena tulisan ini sudah sangat panjang, I will definitely write about this later as well)
Intinya, seringkali kita membuat asumsi yang menghalangi kita dari bersikap proaktif dan “menjemput bola” dalam menjaga silaturahim, padahal Rasulullah mencontohkan demikian. Asumsi-asumsi yang sebenarnya kita buat sendiri, membuat kita second-guessing niat baik untuk menjaga pertemanan.
Mencontoh Rasulullah memang gampang gampang susah, bahkan untuk hal seperti ini saja kita masih sering alpa.
But wouldn’t it be nice to be able to mend the bond we once had? Semoga Allah selalu mudahkan kita menjaga silaturahim :“)
2 notes
·
View notes
Photo
WISUDA vs WIS-UDAH Sama seperti teman-teman lulusan tahun 2020 yang lain, aku nda pernah ber-ekspektasi tahun ini akan melakukan wisuda via daring. Baru ngeh, "Oiya tahun ini lulus RK. Wisuda RK gimana ya?" Jadilah pada akhirnya aku merasakan bagaimana lulus tanpa berkumpul dan beramai-ramai bersama teman2 di suatu ruangan besar--mungkin untuk terakhir kalinya. Pesan dari moment wisuda kemarin yang membuatku berfikir, "Oiya bener juga ya" adalah pesan dari Ust. Musholi (smg nda salah ingat), "Alumni RK itu ada dimana2, tapi mereka nda kemana-mana". Masyaallah, jadi ingat semester pertama di asrama dapat sticker dari kabinet mba @adibah_amanto dan mas @abdulbasithhh yang tulisannya, "Saudaramu adalah amanahmu. Minimal jaga mereka dalam doa2 diujung sajadahmu". Meskipun kita tidak berada dibawah satu atap yang sama, tapi kita selalu berada dibawah langit yang sama, dan Inshaallah berada di satu surga yang sama. Pesan ust. Musholi juga sewaktu KIK pemungkas dan saat wisuda kemarin, sebagaimana pesan Allah dalam Alquran; manusia diciptakan untuk membawa rahmat bagi seluruh alam semesta. Manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagai makhluk paling sempurna yang memiliki akal, sudah menjadi tugasnya untuk membawa kedamaian dan kenyamanan untuk seluruh alam. Baik itu makhluk hidup, maupun makhluk tak hidup sekalipun. Kalau dibayangkan ketika seluruh manusia bisa mengaplikasikan hal tersebut, nampaknya kedamaian dunia akan mudah terwujud. Semoga kami para alumni senantiasa diberikan kemudahan untuk mewujudkan kedamaian tersebut, Amiinn Yap, karena hakekatnya wisuda itu bukan 'wis-udah' (dalam bhs jawa= sudah berakhir). Justru wisuda adalah gerbang menuju masa depan. Terutama dunia pasca kampus yang tentu akan ditemukan banyak tantangan dan rintangan. Selamat mengarungi dunia yg lebih nyata, dan semoga kita sll bersama2 atleast dalam doa2 sujud kita, especially for @rk.nasri9 #RumahKepemimpinan #rkjogja #farewell #graduation #virtualgraduation (at Auditorium Rumah Kepemimpinan) https://www.instagram.com/p/CC1D8xBDnuO/?igshid=v1pilmnthatw
0 notes
Text
Pentingnya menjaga idealisme...
Dalam Dialog Tokoh yang dilaksanakan oleh bu Leny, kami mendapatkan insight-insight mengenai renungan untuk kita semua akan tujuan sebenarnya kehidupan. Bahwa hal yang paling menentukan di luar sana (pasca kampus) adalah soal idealisme yang harus senantiasa terus dijaga. Dengan semangat itulah kita harus tetap memberikan yang terbaik untuk setiap aktivitas yang kita jalani. Pada hakikatnya, tujuan hidup yang disampaikan oleh bu Leny adalah untuk beribadah, bermanfaat untuk orang lain, menangkal segala materialistis yang ada di dunia ini serta untuk mandiri segala finansial agar bisa memberikan dampak yang lebih luas nantinya.
Kemudian pada dialog tokoh yang kedua yang menghadirkan pak Arief Ketua Iluni serta bu Indy-istri beliau- menyampaikan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang berkarakter, menguasai core competence masing-masing alias menjadi seseorang yang professional atau expert di bidangnya serta menjadi seorang akademisi yang mempunyai jiwa periset yang tangguh dan kebiasaan membaca yang baik. Pak Arief menjelaskan bahwa salah satu untuk menjadi seseorang yang ‘berkarakter’ adalah dengan menanamkan nilai-nilai luhur yang baik ke dalam diri sendiri. Nilai-nilai tersebut tentunya sejalan dengan visi-misi serta budaya yang Rumah Kepemimpinan bawa selama ini. Sedangkan bu Indy menitikberatkan pada budaya literasi yang ada di Indonesia untuk sama-sama harus kita kembangkan yang dari sebelumnya ‘zero tragedy-book’ menjadi kewajiban membaca buku-terutama buku sastra- di anak-anak Indonesia.
2 notes
·
View notes
Text
Keresahan: "Kami Takut Anak Kami Terjerumus dalam Pergaulan Seks Bebas."
Setiap orang tua, atau yang akan menjadi orang tua di masa depan, menginginkan dirinya menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya. Mendidik dengan cara yang lembut, namun tetap menjunjung kedisiplinan yang tinggi, sebagaimana tugas mereka menjadi orang tua.
Ibu Dewi Inong Irana, salah satu aktivis anti HIV/Aids ang tidak diragukan lagi keilmuannya. Beliau adalah seorang dokter spesialis kulit lulusan Universitas Indonesia. Selama belasan tahun menjadi dokter berstatus pegawai negeri, menemani suaminya dinas ke berbagai daerah di Indonesia.
29 Juli, tepatnya kemarin, aku berkesempatan diundang beliau dalam sebuah acara Sarasehan Edukasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Depok. Beliau menjadi salah satu pembicara yang menyampaikan tentang maraknya seks bebas di Indonesia. Faktanya, kasus HIV di Indonesia meningkat karena perilaku seks bebas yang meningkat di masyarakat. Bahkan, seorang moderator dalam acara tersebut, yang merupakan Pekerja Sosial di LK3 Depok mendapati data dari lapangan bahwa tahun 2018 kemarin, dari 68 kasus yang menyangkut anak, sekitar 28 dari 68 kasus tersebut adalah kasus pencabulan. Jumlah tersebut diprediksikan akan meningkat di tahun ini, di mana sampai bulan Juli ini, sudah ada 21 kasus pencabulan yang diketahui dari sekitar 30 kasus yang menyangkut anak. Sedih ya 😔
Seks bebas, bukan hanya berbicara tentang laki-laki dan perempuan. Tapi juga LSL (laki-laki seks dg laki-laki) dan PSP (perempuan seks dg perempuan). Fenomena ini terjadi di Indonesia, tidak hanya 1-2 kasus setiap bulannya. IMS (Infeksi Menular Seksual) jelas berkembangbiak dari sana, akibatnya besar peluang semakin banyak jumlah pengidap HIV/Aids di Indonesia.
Pencegahan Seks Bebas pada Anak, dilakukan pertama-tama dengan memberikan edukasi seks kepada mereka. Bukan lagi menjadi hal yang tabu. Ayah dan Ibu sudah harus peka tentang keresahan di zaman sekarang, di mana pornografi dapat di akses secara bebas dengan berselancar di dunia maya, bahkan dengan sengaja beberapa kali muncul melalui iklan-iklan yang lewat dalam permainan dengan gadget yang anak-anak genggam. Edukasi seks seperti apa yang perlu dilakukan?
Ayah dengan anak laki-laki, Ibu dengan anak perempuan. Luangkan waktu untuk anak-anakmu Yah, Bu. Bicaralah dengan mereka, dengarkan juga pendapat mereka. Ayah, tunjukkan apa itu cairan sperma. Bu Inong memberi tips untuk peserta bapak-bapak, beli lem kertas dan campurkan dengan bayclin. Biarkan anak lelaki mengetahui apa itu mani' dan madzi, bahkan sebelum waktu mereka mencapai baligh. Ibu, tunjukkan apa itu darah haid. Bu Inong memberikan saran untuk menunjukkannya dengan pewarna makanan merah pekat diletakkan di atas pembalut.
Dear, Ayah dan Ibu. Kita semua bertanggungjawab atas terjaganya kesehatan dan keselamatan generasi kita. Beritahu mereka bahwa alat reproduksi mereka adalah barang yang amat berharga yang mereka miliki, privasi sepenuhnya di tangan mereka. Beritahu mereka bahwa yang bisa memegang barang berharga mereka hanyalah mereka, sehingga mereka akan waspada pada setiap orang yang mencoba menyentuh barang berharga yang mereka punya. Ajarkan mereka, bahwa barang berharga tersebut hanya berhak disentuh oleh mereka dan orang yang berhasil mengikat mereka dalam perjanjian sah kepada Allah semata.
Dear, Ayah dan Ibu. Tolong jangan memarahi anak dan bersikap kasar. Mereka bukan anak yang nakal, hanya saja rasa keingintahuan mereka tinggi. Maka tolong, sebelum mereka mencoba-coba mencari di youtube mengenai perawatan alat reproduksi dan bagaimana alat reproduksi bekerja dalam tubuh, jelaskanlah kepada mereka. Luangkan waktu untuk berbicara hal-hal intim ini kepada mereka. Mereka butuh tahu, jangan sampai mereka coba-coba terlebih dahulu.
Dear, Ayah dan Ibu. Buat suasana yang nyaman di rumah. Buat iklim yang mampu membuat anak nyaman untuk bercerita dan terbuka mengenai hal apapun yang dialaminya. Posisikan anak sebagai seorang story-teller yang ulung, maka mereka akan menjadikan kita sebagai pendengar yang tidak minta untung. Ancaman justeru akan membuat jiwa mereka menciut, tidak berani bercerita karena takut, takut dimarahi dan dihukum. Jangan sampai anak kita nanti mencari keamanan dan kenyamanan di luar rumah, mencari sandaran dan tempat cerita selain orang tuanya, bahkan sampai terjerumus menjadi korban kejahatan seksual. Korban dari para penyalur nafsu yang tidak bertanggungjawab. Naudzubillahimindzalik 😔
Pada intinya, semua perilaku menyimpang itu dapat dicegah dari dalam. Dari lingkungan keluarga. Dari rumah. Pemegang kendali paling utama adalah orang tua.
Sebagai penutup, jangan lupa untuk visi keluarga selalu mengacu pada perintah Allah: Quu anfusakum wa ahlikum naaraw waquuduhannaasu wal hijarah. Silahkan dicek Q.S At-Tahrim ayat 6 :)
1 note
·
View note