#Refleksi Akhir Tahun 2024
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tema Refleksi Akhir Tahun "Indonesia Baru - Bogor Istimewa", Sambut Paslon Rudy-Ade?
RASIOO.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menggelar refleksi akhir tahun 2024 bertemakan “Indonesia Baru – Bogor Istimewa” di Auditorium Sekretariat Daerah, Senin 30 Desember 2024. Tema pada refleksi jelang tahun peralihan masa jabatan kepala daerah itu, mengutip jargon pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Bogor terpilih Rudy Susmanto – Ade Ruhandi yakni “Bogor Istimewa”. Pj Bupati Bogor,…
0 notes
Text
Let The World Wait.
Menuju akhir dan pergantian tahun, barangkali kita tak asing dengan istilah refleksi dan resolusi. Refleksi untuk kilas balik hal-hal yang tercapai selama dua belas bulan berjuang, serta resolusi untuk kembali memasang target dan segala harapan di dua belas bulan berikutnya.
Aku pun demikian. Selama ini, bergantinya angka satuan di empat digit penanda tahun kalender, ternyata kumaknai sebatas refleksi, resolusi, yang tak jauh-jauh dari target dan pencapaian. Lantas jika target-target itu meleset dari lingkaran, aku kembali memberi label "kurang", "gagal", atau kalimat-kalimat bernada serupa pada diriku sendiri.
Sampai suatu hari, ada sebuah nasihat yang lewat di beranda media sosialku. Nasihat yang aku tak tahu selama ini aku butuhkan. Bahwa dunia masih bisa menunggu.
Iya, let the world wait. Biarkan dunia yang menunggumu, bukan malah dirimu yang terbalik menunggu-nunggu dan mengejar dunia. Apapun definisi "dunia" dalam bayanganmu, ia masih bisa menunggu nanti, esok, lusa, bulan depan, bahkan tahun berikutnya. Segala target, cita-cita, keinginan dan semacamnya masih bisa diusahakan lagi dan lagi sepanjang nafas masih dikandung hayat.
Let the world wait. Urusan dunia bisa nanti-nanti. Kalau salah masih bisa revisi. Kalau meleset, bisa atur ulang strategi. Kalau gagal, ya tinggal coba lagi. Hidup tak akan semudah itu hancur lebur karena laju kita tak sebalap orang-orang.
Dan, nasihat ini cukup membuatku kembali menilik diri sendiri. Kalau ada target yang belum tercapai di 2024, mari kita upayakan lagi di 2025. Entah dengan tujuan yang sama, atau perlu mempertimbangkan kembali arah langkah.
Kalau di 2024 masih ada yang belum terlaksana, insyaAllah masih ada kesempatan-kesempatan baik berikutnya di 2025. Malah barangkali, akan Allah ganti dengan yang jauh lebih indah dan tak bisa kita bayangkan di depan sana.
Kalau ada rencana-rencana yang ditakdirkan gagal di 2024, mari kita buat rencana-rencana baru di 2025. Selama yang kita usahakan dan harapkan adalah kebaikan, insyaAllah nanti Allah yang akan tunjukkan jalan entah bagaimanapun caranya.
Hidup ini maraton. Terlalu singkat bila hanya dipersempit maknanya sebagai sprint tahunan dan kejar-mengejar dengan dunia. Akan ada banyak kejutan di depan sana. Akan ada banyak kelokan, tanjakan, turunan, begitu seterusnya. Dan karena itulah, mari gunakan sebaik-baik energi dan sumber daya yang Allah berikan untuk bisa berhasil menginjakkan garis finish dengan hati yang tenang, lapang, ikhlas, dan ridho atas segala ketetapan takdir-Nya.
Let the world wait, so that we know Hereafter is waiting for every single decisions we make in this Dunya.
Let the world wait, but dont take everything for granted, because this Dunya is part of our test to be passed.
(Semarang, 20 Desember 2024. 11:27. Dalam kontemplasi akhir tahun, kepikiran karena lagi ngisi form capaian kinerja pegawai dan tetiba jadi tulisan corat-coret curcol ini. Menanti libur panjangg untuk pulang.)
4 notes
·
View notes
Text
Life Update: Perjalanan Menjadi Dewasa
Sebuah pesan masuk dari seorang teman, "Put, kemana aja? Kok jarang update apa pun di sosmed sih?"
Dalam hati bilang, "Loh, kan dari dulu juga emang jarang update sosmed anaknya haha,"
Pesan lain masuk lagi, "Life update atuh!"
Tunggu sebentar, dimintai life update, membuatku merefleksi hal-hal yang sudah kulalui sepanjang tahun ini. Serentetan peristiwa, pengalaman, orang-orang dan perspektif baru di tahun ini bermunculan dalam kepala.
Life update ini akan kumulai dari cara baruku dalam berpikir saat benar-benar memasuki fase dewasa. Kini aku baru paham kenapa banyak orang bilang menjadi dewasa itu menakutkan.
Karena ternyata ada langkah berat untuk memulai perjalanan sambil mempertimbangkan arah mana yang bisa cepat sampai tujuan. Belum lagi runtutan peristiwanya yang selalu memaksa kita lekas mengambil keputusan, sedangkan pelajaran tentang pengambilan keputusan tak pernah kita dapat di bangku sekolahan.
Seraya berhadapan dengan banyak tuntutan, kita selalu bertanya-tanya manakah yang sebaiknya kita putuskan? Sampai rasanya tak ingin cepat-cepat bertemu hari esok karena semuanya begitu membingungkan.
Namun, kenyataan tetaplah menjadi kenyataan. Setiap detiknya terus berjalan, bergantian dengan keharusan. Kini yang bisa diandalkan ialah keyakinan bahwa kita akan selalu baik-baik saja jika tetap mengikuti kata hati, bukan? Setidaknya, kata hati akan selalu menuntun kita pada jalan-jalan untuk dilalui atas kehendak Tuhan.
Walau mungkin nanti di pertengahan jalan akan selalu ada ketidaksesuaian, tapi ada keyakinan yang tetap dipertaruhkan. Sampai waktunya akan dipertemukan dengan hal-hal seru penuh makna yang menumbuhkan.
Pada akhirnya kita akan tetap melanjutkan perjalanan ini sambil menjinjing keyakinan bahwa Dia tak akan membawa kita sampai sini hanya untuk bertemu kesia-siaan.
1 note
·
View note
Text
2024
Asli baru bisa punya waktu lagi di hari ke-4 Januari 2025 karena kemiskoman w dengan bibi baru membuatnya pulang dari Selasa-Jumat, meninggalkan w dengan Mama bersama dua bayi 10 minggu yang gabisa ditinggal-tinggal ;~; jadi walaupun udah masuk tahun 2025 mari aku tuliskan sepatah-dua patah tulisan refleksi diri mengenai tahun 2024.
2024 tema besarnya emang hamil dan melahirkan, sih. Diawali dengan testpack positif bulan Maret, USG pertama di bulan April dan mendapatkan berita mengejutkan bahwa kehamilan pertama w adalah kehamilan kembar, lanjut 7 bulan hamil sendirian karena S2-nya Gio baru beres akhir Agustus. Bersyukur banget sih walaupun w hamil kembar yang menurut netizen dan Google biasanya berkali-kali lipat lebih berat, bahkan banyak juga yang harus resign, mengurangi aktivitas signifikan, sampai bedrest total - kehamilan w berjalan dengan alhamdulillah cukup lancar kecuali waktu pendarahan di minggu ke-16.
Sebagai orang yang ngga pernah ke dokter dan jarang ke RS, 2024 isinya adalah hospital visits 🤣 Mulai dari 2x seminggu pas awal, jadi sebulan sekali, terus 2 minggu sekali, terus seminggu sekali pas udah deket HPL - mengunjungi banyak dokter di Bandung, Jakarta, dan BSD, dan akhirnya balik ke Bandung waktu hamil udah masuk 34w karena takut keburu lahiran di BSD �� I wanna be home.
Kerjaan-wise, bagi w sekarang masih berada di kondisi limbo karena masih juga belum punya head of investment 😭 terus ya emang ga terlalu fokus juga sama kerjaan karena banyak yang w pikirin terutama tentang kehamilan dan persalinan wkwk maafkan aku kantor.
Tahun ini merasakan betapa beruntungnya w yang kantornya ngasih fasilitas asuransi kesehatan yang tahun polisnya mulai bulan Agustus jadi technically selama hamil dan lahiran w dapetin 2x plafon hhuw zuzur mahal sih perkontrolan dan pervitaminan bumil ini.... terus lahiran yang jadinya sesar pun bisa tercover lumayan dari asuransi kantor - cuma nambah buat bill bayi 1. Bayi 2 aku udah urusin asuransi kantornya jadi bisa di-reimburse. Mayan bu, sembilan juta karena masuk NICU 4 hari :(
W juga jadi banyak reach out ke fellow ibu-ibu hamil dan ibu-ibu in general untuk benchmarking, terutama ke kakak kelas yang punya anak kembar juga karena gimana sih cara navigasi kehidupan yang tidak disangka-sangka ini? Btw alhamdulillah banget dapet banyak bantuan secara finansial dan juga berbagai macam kado buat menyambut bayi-bayi ini hhu makasi ol semoga dibalas Allah dengan rizki berlipat ganda.
Gio pulang awal September, sempet sebulan break dulu aja sambil menemani w hamil, bayi lahir, terus alhamdulillah dia keterima kerja dong di dunia kerja yang lagi sulit ini😭 Memang rizkinya Lumi dan Isla aja hhuh karena jujur salah satu kekhawatiran w dikasih anak kembar adalah mengenai.... biaya. Mungkin ini ya hikmah menikah dan punya anak di umur matang (nikah umur 28 mepet 29 dan melahirkan di umur 30) karena mikirnya tuh jadi jauhhh ke depan, jadi lebih dewasa sih.
Dua bulan terakhir 2024 isinya cuma Isla sama Lumi aja sih. Menggegerkan hidup ya emang punya bayi tuh, apalagi langsung dapet dua. Wkwkkwkw.
Oh iya, di akhir 2024 ini pun akhirnya w bikin TikTok dengan ambisi untuk mendapatkan secondary income dan barang gratisan WQWQ cukup bangga dengan achievement bisa dapet hampir 100k likes dalam durasi sebulan lebih aja🤣 🤣 Udah dapet 3 produk gratisan dituker VT dan MoU endorse nanoinfluencer sama brand ASI booster wkwkwk plis gapapa aku jadi IRT ngurus bayi asal ada ART 2 biji. Tanggal 3 Februari aku balik kerja, sekarang lagi nabung ASIP di freezer mama karena nanti mereka harus minum ASI... mellow deh meninggalkan dua bayi lucu di rumah, semoga aku bisa jadi ibu yang baik walau di jam kerja aku nggak bersama mereka 😭 😭
Emang aku ada ambisi pribadi ingin jadi ibu bekerja sih karena itu yang aku nggak punya. Dulu mamaku sempet kerja pas punya anak tapi cuma tiga tahun doang, dan aku merasa kondisi ini tuh mempengaruhi persepsiku tentang peran perempuan dan laki-laki, dan aku tuh sebenernya orang yang gak pede banget buat apply-apply kerja karena selalu mikir bisa ga ya? Aku mau jadi role model buat anak-anak perempuanku, bahwa kita harus jadi perempuan berdaya!!
Yah pokoknya bismillah aja deh untuk semuanya!! Mohon maaf tulisan 2024 kayak gini aja, ditulis apa adanya tapi emang kalau ditanya 2024 kaya apa w gabisa jawab detil juga sih, it went by in a flash.
14 notes
·
View notes
Text
Desember: Abidah yang Perlahan-lahan Berubah
Baik, ini adalah catatan bulanan terakhir di tahun 2024. Alhamdulillah. Sejak awal tahun, aku memang bertekad untuk menulis setidaknya satu kali dalam sebulan dan tulisan ini adalah penghujungnya. Apakah itu berarti proyek mencari yang ke-12 juga sudah berakhir? Sayangnya, tidak. Eh, mungkin lebih tepatnya belum.
Karena ini adalah tulisan terakhir di tahun 2024, aku akan menulis soal refleksi perjalanan dalam mencari yang ke-12 sejauh ini, senilai puluhan purnama. Jadi, harap bersabar jika tulisannya cukup panjang ya. Lagipula, kamu juga tidak perlu terburu-buru, tidak harus selesai membacanya dalam satu kali duduk.
Baik, bicara tentang berubah, aku ingat betul saat SMP dulu, guruku pernah bilang bahwa berubah itu adalah hal yang pasti terjadi dalam kehidupan. Manusia itu bergerak dan bertumbuh. Tapi paradoksnya, manusia juga menyukai kestabilan dan ketenangan. Jadi, apapun yang berubah dalam hidup itu adalah suatu hal yang wajar sekaligus menantang bagi kita untuk hadir dan memberikan respon terbaik.
Seperti Abidah yang perlahan-lahan berubah. Abidah sebelas bulan yang lalu, tentu berbeda dengan Abidah yang sekarang. Perbedaan itu juga terjadi entah dengan proses yang perlahan-lahan, maupun seketika karena adanya kejadian luar biasa.
Dalam proses mencari yang ke-12 sejak akhir tahun 2020 lalu, dan diakselerasi sejak awal tahun ini, aku mencatat empat poin yang dirasa telah berubah secara perlahan-lahan, namun pasti.
Pertama, aku dulu tidak suka dipanggil dengan sebutan Ibu. Aku lebih suka dipanggil dengan sebutan Mbak, Kak, atau langsung panggil nama saja karena menurutku, memang begitulah adanya, aku bukanlah seorang ibu dari siapapun. Namun, entah sejak kapan, beberapa orang yang kutemui di tempat umum mulai memanggilku dengan sebutan 'Bu'.
Saat awal-awal dulu, responku lebih sering baper atau ngedumel dalam hati. "Memangnya aku setua itu? Ibu darimana wong nikah aja belum," ucapku dalam hati setiap kali aku dipanggil Bu Abidah. Meski aku pun tahu bahwa mereka memanggilku dengan sebutan itu hanya demi memberikan kesan respek, tidak lebih, tidak kurang.
Bedanya saat ini, setiap kali namaku dipanggil dengan sebutan 'Bu', aku aminkan kencang-kencang dalam hati. Bahkan terkadang terbisik dalam lisan sambil berdoa, "Aamiin, semoga aku beneran jadi Ibu, ibunya anak-anak yang shalih dan shalihah" hehe. Ternyata, dengan begitu efeknya jauh lebih menenangkan dan menyenangkan.
Tentu saja, Abidah yang dulu dan Abidah yang sekarang hingga bisa merespon dengan cara yang berbeda bukan tercipta dalam satu malam, melainkan proses yang terjadi secara perlahan-lahan dan terbentuk menjadi suatu kebiasaan baru. Terlebih, aku memang setiap harinya jadi semakin cinta dan ngefans sama Ibuk, jadi aku bercita-cita bisa menjadi ibu yang baik juga kelak di masa depan.
Mari aminkan bareng-bareng yuk, hehe. Aamin yaa Rabbal'alamin.
Kedua, aku dulu alergi setiap kali ditanya kapan nikah? Sebenarnya sekarang juga masih agak alergi sih hehe, terutama kalau pertanyaannya cuma untuk basa-basi. Semacam mau tegas bilang, "I wish I also knew when" or "That's not your business, neither mine, only Allah knows".
Tapi setidaknya, alih-alih melengos dan pasang muka jutek lantas kepikiran berhari-hari, Abidah yang sekarang bisa meresponnya dengan lebih santai dan berimbang. Sederhananya, aku tinggal lempar senyum manis dan bilang, "Tahun ini, doakan saja ya" atau kalau yang bertanya adalah orang yang sudah cukup kukenal, aku bisa dengan santai bilang, "Aku juga penasaran kapan ya? Kamu ada calon yang bagus gak buat aku?"
Jadi, kalau gak mau dapat PR/beban hidup tambahan buat bantu nyariin kandidat yang bagus, kamu bisa berhenti menanyakan hal itu dan lebih baik fokus mendoakan saja, hehe. Aku pun berdoa, ayah ibukku lebih lagi, tanpa henti.
Menariknya, dibandingkan dengan orang-orang yang sibuk menanyakan pertanyaan keramat itu, Abidah (yang dulu) sendiri-lah yang lebih sering bertanya. Kapan ya aku nikah?
Dengan jujur aku beri tahu, pertanyaan kapan ya aku nikah sangat jauh lebih sulit untuk dihadapi dibanding pertanyaan kapan nikah dari orang lain. Aku pernah sampai di titik, apa iya jodohku sudah tiada jadi aku memang tidak akan bertemu dia di dunia? Atau pertanyaan lain yang lebih menyakitkan, mungkin aku memang tidak pantas/tidak cukup layak menikah dengan siapapun di muka bumi ini? Mengingat sudah puluhan kegagalan yang terjadi dalam lima tahun perjalanan mencari yang ke-12.
Aku berlindung kepada Allah dari godaan (bisikan) syaitan yang terkutuk.
Sungguh, wahai diri, dengan jujur dan rendah hati aku beri tahu, Allah Yang Maha Tahu itu juga Maha Bijaksana dan Maha Penyayang dari segala yang penyayang. Lebih dari rasa sayang seorang ibu kepada anaknya, lebih dari sekadar tingginya ego manusia untuk mencintai/membenci dirinya sendiri.
Maka dengan kasih sayang Allah, sejak awal 2024, aku pun mulai fokus pada apa yang bisa kulakukan daripada sibuk bertanya kapan. Aku mulai membuka diri untuk belajar dan menerima kekurangan daripada fokus mencari kesempurnaan dan validasi dari siapapun selain Allah. Semoga istiqomah dan Allah selalu rida.
Aku juga doakan, semoga kamu menemukan dan selalu bersama Allah dalam setiap langkah hidupmu. Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang, bukan?
Ketiga, aku dulu selalu takut dan khawatir tidak akan menemukan yang lebih baik dari seseorang yang aku temui saat ini.
Mungkin kamu pernah dengar kisah pencari kayu bakar, dia masuk ke dalam hutan untuk menemukan kayu bakar terbaik yang akan digunakan untuk menghangatkan diri malam hari nanti. Ada banyak pilihan kayu bakar yang ada di dalam hutan, sayangnya dari sekian banyak kayu yang ditemui sepanjang perjalanan, tidak ada yang sempurna sesuai dengan harapan si pencari kayu bakar. Mulai dari ukuran kayunya yang terlalu besar atau kecil, asal pohonnya yang mudah terbakar atau tidak, atau kayunya yang tidak cukup kering. Hingga malam pun tiba dan si pencari kayu bakar pun keluar dari hutan tanpa membawa apa-apa.
Bukannya menempatkan kisah itu pada tempat yang seharusnya yaitu memberikan semangat untuk berani mengambil keputusan, aku malah menangkapnya dengan cara yang berbeda dan mengubahnya menjadi ketakutan bahwa akulah si pencari kayu bakar itu. Pulang tanpa membawa apa-apa.
Meski setiap kisah 'gagal' yang terjadi selama proses mencari yang ke-12 berhasil membuat hatiku makin terbiasa dengan penolakan, entah itu aku yang menolak atau ditolak, saat Allah (melalui takdir terbaiknya) menyudahi proses dengan seseorang yang menurutku baik, Abidah yang dulu akan selalu diliputi rasa khawatir dan terus bertanya "Mengapa aku harus dipertemukan dengan orang baik ini, jika memang pada akhirnya tidak disatukan?" dan "Bagaimana jika nanti tidak ada lagi yang lebih baik dari orang ini?"
Dengan izin dari Allah, aku memilih untuk berjalan sedikit lebih jauh lagi dan menemukan jawabannya. Kini Abidah akan bilang, tidak semua orang baik yang Allah hadirkan dalam hidup kita itu membersamai kita selamanya, bisa jadi dia hadir hanya sebagai pelajaran. Lalu, untuk pertanyaan kedua yang selalu muncul, Abidah yang sekarang akan dengan yakin bilang, "Tentu saja! Dengan izin Allah, dari 8 miliar manusia di bumi, kamu hanya perlu 1 saja dan akan Allah kirimkan padamu, entah bagaimana pun caranya."
Dan memang itulah yang Allah buktikan padaku di awal Bulan Oktober lalu.
Meski lagi-lagi, jika memang dia harus pergi, aku ikhlas insha Allah, asalkan bukan Allah yang pergi.
Keempat, aku dulu sangat tergesa-gesa. Hampir dalam segala hal: sekolah, pekerjaan, menyelesaikan setiap tugas, mengambil keputusan, dan lain sebagainya.
Tidak terkecuali dalam mencari yang ke-12.
Beberapa proses hanya bertahan dalam hitungan pekan, bahkan ada yang hari atau jam saja. Ketemu, ngobrol, menemukan ketidakcocokkan, coret. Ditawari calon dari kenalan ayah, lihat detail tentang orangnya, gak sreg, tolak. Bahkan di saat orangnya belum kulihat dan kutemui secara langsung. Ada beberapa juga yang aku memang sudah merasa kurang klik dari awal, tapi orangnya baik, langsung saja kualihkan ke ayah, biar ayah yang menilai. Dan seperti yang dapat diprediksi, hasil akhirnya adalah kami tidak melanjutkan proses.
Hingga awal tahun 2024, setelah membuka diri untuk serius ikut kelas pra-nikah, Abidah yang sekarang mengusahakan untuk rutin istikharah, sehingga tidak ada satupun keputusan yang diambil tanpa melibatkan Allah di dalamnya. Entah singkat atau lama prosesnya, entah dengan perasaan yakin atau ragu saat pertama kali memulainya. Tapi ternyata ujiannya tetap saja ada.
Dari sekian banyak keputusan Allah untuk menyudahi proses, selesai dengan Cahaya yang Baik misalnya, menjadi pukulan yang cukup membekas di dalam memori. Aku merasa Cahaya yang Baik adalah seseorang yang terbaik setelah empat setengah tahun aku mencari. Tapi qadarullah, prosesnya harus diakhiri dengan alasan yang syar'i meski pemicu utamanya berkaitan dengan sifat manusia yang cenderung suka tergesa-gesa.
Saat itu, Abidah sudah lelah dan hampir menyerah. Tapi Allah Yang Maha Penyayang hanya ingin Abidah mengambil jeda dan belajar satu hal baru.
Ternyata, sifat tergesa-gesa tidak hanya bisa diobati dengan bersabar (menahan diri), tetapi juga dengan bersyukur (mengapresiasi apapun yang Allah beri). Abidah yang sekarang belajar hal baru tentang mendidik diri untuk lebih banyak bersyukur. "Kamu itu, Da, punya banyak teman yang baik-baik, lingkungan suportif dan positif, gak semua orang lho punya itu. Jadi, jangan lupa bersyukur," kata Ibuk saat aku bercerita tentang aktivitasku bersama teman-teman. Mulai dari teman SMP sampai teman S2, termasuk rekan-rekan di kantor.
Ya, ketergesaan untuk segera menemukan yang ke-12 membuatku lupa bahwa sepanjang dua puluh sembilan tahun aku hidup, karunia Allah itu berlimpah dan tidak terhingga nilainya, bahkan hampir semua tanpa aku minta. Allah berikan begitu saja. Masha Allah.
Mungkin, Allah ingin aku tahu, bahwa bukan level kesabaran yang saat ini Allah uji lewat proses lima tahun pencarian, tetapi level rasa syukur yang aku lupa untuk memupuknya dengan baik. Ya Allah, maafkan hamba.
Terlebih, bersyukur pun bisa diterapkan bukan hanya saat kita menerima nikmat, tetapi juga saat diuji oleh Allah untuk mendekat. Seperti seorang temanku di Bulan Oktober lalu yang lututnya dislokasi saat sedang bermain bola, respon pertama yang dia ucapkan adalah Alhamdulillah. Aku dibuat bingung karenanya. Bukankah sakit itu musibah? Bukankah ucapan yang paling tepat adalah Innalillahi atau Astaghfirullah?
Tapi, setelah ikut kajian di pertengahan Desember, Abidah yang perlahan-lahan berubah pun mengerti bahwa apapun yang terjadi di dunia ini entah itu tangis, luka, sedih, sakit, tawa, maupun bahagia, selama itu mendekatkan diri kita pada Allah, itu berarti kebaikan. Jadi, segala perkara, bagaimana kondisi kita saat ini atau kejadian apapun yang menimpa kita, semuanya Allah tahu dan selalu baik di mata Allah.
Karena yang mengatur dan memelihara segala apa yang ada di langit dan di bumi serta yang ada diantara keduanya adalah Dia, Allah Yang Maha Pemelihara, Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Alhamdulillaahirabbil'alamin.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir, semoga Allah mudahkan kita agar menjadi hamba yang pandai bersyukur.
Depok, 24 Desember 2024.
#menulis#catatan#desember#abidah yang perlahan-lahan berubah#mencariyangke12#bersyukur#bersabar#refleksi#akhir tahun#belajar#bertumbuh#berbagi#bermanfaat
8 notes
·
View notes
Text
Refleksi 2024: Bangkit dari Kehilangan
Tahun ini, menjadi tahun untuk kembali bangkit. Bangkit dari titik bawah dalam hidup, berjuang kembali ke jalan semula. Kalau dari judulnya, bangkit dari kehilangan, ya.. bangkit, bangun. Sebelumnya, maaf kalau hal ini terus dibahas. Tapi, izinkan untuk menoreh kata demi kata tentang ini.
“Selalu ada hal yang bisa dipelajari”. Bahasa sederhananya, hikmah. Kata yang bijak untuk sebuah kehilangan. Menghadapi kehilangan, setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk bertahan. Satu cara untuk bertahan adalah BANGKIT. “Membangunkan” jiwa dan raga dari “tepiannya”. Yang awalnya bersembunyi dari keramaian, lalu ia mencoba kembali muncul ke permukaan. Mencoba kembali ke aktivitas biasa, walau butuh waktu dan proses yang lama sekalipun.
Sekilas mengingat momen-momen yang dilalui setahun ini. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, rasa kehilangan itu pelan-pelan bisa terobati. Tidak instan, tidak langsung sembuh 100 persen, tapi sedikit demi sedikit bisa dilalui. Proses akan menjawab dengan sendirinya, pernah suatu ketika salah seorang sahabat melontarkan kalimat ini. Benar juga. Dengan mau berproses, berarti kita mau untuk melangkah lebih jauh. Kalau bukan karena Allah, kalau bukan karena dorongan orang-orang di sekitar, mungkin sudah dari jauh-jauh hari stres dan rasa takut terus menghantui. Meratapi terus apa yang terjadi, tanpa berusaha untuk keluar dari kondisi itu.
Hikmah besar yang dirasakan dari kehilangan ini, adalah timbul keinginan untuk menulis dan menerbitkannya menjadi sebuah karya. Memberanikan diri ikut event menulis di @30haribercerita, sebuah platform di instagram dimana yang ikut event ini mengunggah cerita 1 day 1 story di feed instagramnya dalam satu bulan penuh di bulan Januari. Hasilnya, benar-benar belajar konsisten dan berani untuk menulis hingga dibaca oleh khalayak di dunia maya. Bahkan ada peserta event ini yang berhasil mengangkat cerita-cerita yang diunggahnya selama beberapa tahun menjadi buku dan diterbitkan. Kemudian, mengikuti event menulis antopologi “Puisi untuk Palestina” bersama puluhan author lainnya dari seluruh daerah di Indonesia, dan bukunya Alhamdulillah sudah terbit di Juni lalu. Walaupun baru di penerbit lokal, tapi ini sudah menjadi pencapaian luar biasa bagi diri sendiri. Semoga suatu saat bisa menerbitkan karya orisinil sendiri di penerbit nasional, bahkan kalau bisa menjangkau pasar internasional, Aamiin.
Dari ini, tersadar bahwa menulis rasanya bisa sedamai itu. Menulis, bisa menjadi jembatan bangkit dari rasa kehilangan. Menulis, bisa jadi kekuatan sendiri dalam proses menyembuhkan batin. Kita tak perlu merasa dihakimi, hanya perlu keberanian kuat untuk itu. Mengalir saja, tanpa perlu merasa terbebani. Lebih bersyukurnya lagi, tulisan kita bisa jadi penguat bagi orang lain yang mungkin sedang mengalami hal yang sama dengan kita.
Di luar daripada itu, mengoleksi buku bacaan lagi menjadi hikmah berikutnya. Menengok sebentar ke arah kumpulan buku bacaan. Tahun ini banyak juga koleksi bukunya, gumam si hati. Biasanya jarang beli buku, paling dalam setahun hanya 1-2 buku, atau bahkan tak ada yang dibeli. Tiap mampir, kalaupun ada buku yang diinginkan, hati menahan untuk tidak membelinya. Namun sejak momen itu, kebiasaan berkunjung ke toko buku balik lagi, meskipun sekadar menengok buku-buku yang sedang terpajang di sana. Kalau ketemu yang bagus, tanpa pikir panjang langsung membelinya. Teringat di masa kecil, alm ayah suka mengajak kami mampir ke toko buku, beliau mengizinkan kami membeli komik, yang digandrungi oleh anak-anak seusia kami kala itu. Bagi beliau, yang penting kami gemar membaca, baca buku apapun yang disukai.
Menjelang akhir tahun, ada tawaran mengajar privat untuk mahasiswa di kampus sini. Awalnya sempat ragu, takut, khawatir tak bisa maksimal, tapi akhirnya diambil juga kesempatan itu. Setelah menjalani dan menyelesaikan pembelajarannya, ternyata mengajar juga bisa jadi obat untuk menyembuhkan hati. Dengan kembali melakukan aktivitas yang menghadirkan atau dihadirkannya perasaan trauma, sedih, kehilangan, dan sebagainya, justru kita hendak mengembalikan perasaan itu dan berusaha menggantinya dengan syukur dan sabar. Jadi, kita tak kabur, sebaliknya kita hadapi situasi itu lagi.
Balik ke pernyataan di atas, “selalu ada yang bisa dipelajari”. Jika kita pandai mengambil hikmah dari setiap ujian, tantangan yang hadir, kita akan merasakan betapa besarnya nikmat dibalik semuanya. Kita tidak akan mudah terperosok ke lubang yang dalam. Kita akan tenang dalam mengambil sikap. Kita akan lebih bijak dalam menyoroti segala aspek yang ada dalam hidup kita. Kita akan lebih bisa mengeksplor diri kita lebih jauh lagi. Dari kacamata manusia biasa, tak bisa dipungkiri bahwa kepergian orang yang dicintai adalah kehilangan mendalam. Akan tetapi, yang harus selalu diingat, Allah akan selalu ada untuk kita. Rencana Allah itu pasti lebih baik, dan itu jadi misteri untuk kita telusuri dan hadapi. Kenangan, akan jadi penguat bagi kita untuk melangkah ke depan. Berkawan dengan diri sendiri, jadi teman paling nyata untuk mengarungi perjalanan berikutnya. Tapi.. jangan lupa juga, kita tidak sendirian. In sya Allah di luar sana masih banyak yang mau mendukung kita, menghargai proses yang sedang kita lalui, dan tidak mudah menghakimi keputusan apa yang kita ambil.
Terima kasih banyak 2024, telah menjadi kawan dalam bertumbuh, merasakan hadirnya perasaan itu, melepasnya pelan-pelan. Tidak apa-apa kalau lambat, tidak apa-apa kalau lama. Jangan terlalu mengikuti ekspektasi, sebab setiap individu punya waktunya masing-masing untuk berproses dalam hidupnya.
Hai, 2025. Kita berkawan ya, semoga banyak hal-hal baik yang datang, dimudahkan menggapai asa dan harapan yang belum terwujud di tahun-tahun sebelumnya, dimudahkan dalam menghadapi berbagai tantangan berikutnya, serta terus menjadi yang lebih baik setiap harinya.
#refleksi#renungan#2024#bangkitdarikehilangan#menghargaiproses#kenangan#berkawandengandirisendiri#bertumbuh#asadanharapan#menjadiyanglebihbaik
5 notes
·
View notes
Text
Refleksi Akhir 2023
Hoaaaaaah, hmmmm fyuuuuh *narik napas panjang*
Itulah gambaran langkahku di tahun 2023. Banyak helaan napas panjang yang kulakukan. Menjalani 2023 tidak mudah, cukup berat, cukup challenging bagiku. Meskipun ada tangis tapi ada juga bahagia tentunya, karena mereka memang sudah satu paket. Tahun ini aku genap 25 tahun, dulu saat SMA aku ingin menikah di umur ini. Meskipun ya kenyataannya saat ini aku belum menikah hahaha. Tapi aku sungguh tidak sedih apalagi kecewa karena keinginan itu belum tercapai di usiaku saat ini. Jika melihat kondisiku saat ini memang wajar sekali aku belum menikah. Selain karena standar dan pandanganku jauh berubah, jauh berkembang, juga aku masih menata diriku, memperbaiki diri dan mencoba mengenali diriku sendiri. Intinya banyak hal yang aku pikirkan. Toh menikah juga bukan tentang siapa yang lebih cepat bukan? Menikah bukan ajang perlombaan. Sebelum jauh membicarakan pernikahan dan pasangan hidup, proses mengenal diri sendiri juga tak kalah kompleksnya. Hmm, sepertinya juga aku masih belum menyayangi dan mencintai diriku sendiri. Setiap tahun meskipun mungkin belum banyak juga, ada saja ilmu baru yang aku pelajari. Pandangan baru akan suatu hal, ya memang manusia itu dinamis. Aku yang dulu bukan aku yang sekarang. Namun prosesku sebelumnya yang membentukku seperti sekarang. Aku sadar, aku adalah tipe orang yang sedikit lamban belajar, lamban dalam paham akan suatu hal. Tidak jarang butuh proses yang panjang agar aku bisa mengerti. Tapi ya bagaimana lagi, aku begitu adanya. Terkadang aku juga naif.
Anyway, harapanku untuk tahun 2024 aku bisa lebih mengenal diriku sendiri, menyayangi dan mencintai diriku sendiri, mempunyai habbit baru yang positif, lebih sehat dan kuat, lebih banyak tersenyum, lebih bahagia dan positive vibes, banyak mendapatkan ilmu baru, dan hal baik lainnya. Entah seperti apa perjalananku nanti, apa saja hal yang akan aku hadapi apapun itu aku berdoa semoga Allah menjagaku dan aku mampu menghadapinya dengan kuat. Memberikan respon positif atas segala yang datang padaku. Aamiin ya Allah.
Semangat berproses, kamu cukup hebat bisa melalui tahun 2023. Selamat berproses kembali di masa depan.
Bandung, 28 Desember 2023.
5 notes
·
View notes
Text
Satu hal yang akhirnya jadi prinsip untuk dipegang, yakni "Keyakinan kalau Allah akan memudahkan jalan dengan cara yang tak disangka pada kebaikan yang kita niatkan."
Sampai di titik percaya bahwa Allah itu maha penolong dan pemberi petunjuk, sebagai refleksi juga dari Q.S Ad Duha, kalau merasa bingung, Allah yang beri petunjuk.
Momen percaya sekaligus mempercayakan rencana yang ingin dicapai itu memang seharusnya ditanamkan saat meniatkan hal baik tersebut, "Ada Allah pasti Allah tolong".
Sebagai refleksi di akhir tahun 2024, disadarkan lewat momen yang akhirnya membuat berfikir "Bahwa Allah akan mempertemukan dengan apa yang sebenarnya kita cari". Tujuan-tujuan yang dibuat itu sebagai doa, dan Allah tahu apa yang kita niatkan, padahal saat menyusun tujuan awal tahun kemarin ada beberapa tujuan yang belum tahu jalannya akan seperti apa dan cara pastinya bagaimana, ternyata Allah yang menunjukkan jalan yang dicari tersebut dengan cara yang tak terduga.
Jangan ragu untuk punya tujuan, meski kelihatan sulit, bingung cara pastinya seperti apa, nanti ada Allah yang tunjukkan jalan, selama kita percaya dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya, meski jalannya juga tidak semuanya mudah, tapi nanti juga bertemu dengan apa yang sebenarnya kita cari.
Kediri, 01 Januari 2025
1 note
·
View note
Text
Hellooo my tumblr
Setelah 5 tahun baru bisa di akses lagi. Desember 2019 ke Desember 2024.
Akhir tahun lagi, ya pada dasarnya tidak ada yg istimewa hanya pergantian tanggal seperti biasanya. Hanya saja sifat dasar manusia selalu suka momentum. Maka selalu ada pilihan perayaan, refleksi, dan lainnya di 31 Des.
2024
Highlightnya ikhlas..
Diawal tahun masih selalu
0 notes
Text
Refleksi Diri
Tahun 2024 telah berlalu dan hari ini tepat 1 Januari dimulai kehidupan di tahun yang baru. Banyak cerita yang tak sempat diabadikan dan hanya tersimpan dalam memori ingatan.
Tahun lalu masih menyimpan kenangan rasa kecewa dan kesedihan, tetapi segera terjawab menjelang akhir tahun kemarin. Usaha dan doa yang tak pernah putus akan suatu harapan yang dinantikan tetapi terpatahkan dengan takdir Sang Maha Kuasa.
Harapan rak sesuai ekspektasi begitulah rupanya. Manusia hanya bisa berencana masih ada takdir Tuhan yang jauh lebih indah. Tergiring air mata dan rasa kecewa yang terus menghantui. Berucap kapan waktunya giliranku? Hal apa yang harus kulakukan untuk mengganti takdirmu ini?
Terjawab sudah di saat hal yang tak direncanakan dan dipikirkan harus dilakukan. Tuhan sedang mengajakku untuk melakukan hal lain yang mungkin jauh lebih penting dari apa yang kuharapkan terjadi. Rasa kecewa dan kesedihan sirna sudah akan kenyataan Tuhan bahwa hal penting ini tentang masa depan dan indra pengelihatan.
Tak bisa kita mengelak dari takdir Sang Maha Kuasa dan setiap hidup di dunia ini hanyalah semu yang tentunya akan segera berakhir. Terimakasih 2024 mengajarkanku untuk ikhlas, sabar, dan terus berusaha mencapai mimpi hidup. Semoga 2025 segala doa dan harapan akan terwujud.
1 note
·
View note
Text
Kegiatan Doa Bersama dan Refleksi Akhir Tahun 2024 di Lapas Kelas I Tangerang
sinargunung.com, Kota Tangerang | Dalam rangka menyambut pergantian tahun, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang menggelar kegiatan Doa Bersama dan Refleksi Akhir Tahun pada hari ini, Selasa (31/12), pukul 15.00 WIB hingga selesai. Acara ini bertempat di Masjid Baitussalam dan Gereja Anugrah, diikuti oleh petugas dan warga binaan dengan penuh khidmat. Acara yang berlangsung di dua…
0 notes
Text
Refleksi SMSI Akhir Tahun 2024: Pilar Indonesia Emas 2045
DPNTimes.com, Jakarta – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyampaikan catatan akhir tahun 2024 dengan menyoroti kiprah Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat semangat kebangsaan dan mempersiapkan Indonesia menuju visi besar Indonesia Emas 2045. Dalam refleksi ini, SMSI menilai demokrasi terpimpin dan pembangunan sumber daya manusia menjadi fondasi utama pencapaian cita-cita…
0 notes
Text
KILAS BALIK 2024
Menuju pergantian tahun tentunya banyak sekali perasaan yang berkecamuk. Ada perasaan bahagia, sedih dan tentunya haru. Haru karena telah banyak melewati berbagai fase-fase selama 365 hari di 2024 ini bersama orang-orang tersayang, bahagia karena banyak mendapatkan berkat dan kesehatan yang alhamdulillah saya syukuri selama 12 bulan ini dan sedih karena telah banyak melewatkan momen-momen berharga dan banyak ditinggal "pergi" oleh kerabat dekat maupun binatang kesayangan. :(
Hidup sebagai "abdi pemerintah" di salah satu kabupaten di bagian utara Provinsi Jawa Barat tentunya banyak mengalami fase naik turunnya. tentu saja fase mental, fisik dan spiritual. untuk income, tetap bersyukur saja dengan apa yang diperoleh. Ada kalanya sebagai manusia biasa merasa lelah dan lemah. Bagi saya, tak apa juga untuk mengambil jeda barang sebentar saja.
Setiap pergantian tahun, bagi saya tidak jauh dari Refleksi dan Resolusi. Sebagai refleksi dari perjalanan hidup 1 tahun saya ke belakang dan resolusi untuk tahun besok.
Bolehlah jikalau saya bilang sampai dengan akhir 2024 ini sungguh terasa sangat roller coaster. mulai dari karier, pertemanan, mental hingga masalah percintaan. Namun saya masih tetap bersyukur dan mengapresiasi pada diri sendiri bisa melewati semuanya walaupun dengan susah payah.
Dalam perjalanannya, seringkali kita sebagai manusia biasa melupakan satu hal yaitu bersyukur. lupa untuk mengapresiasi jasmani kita yang senantiasa menopang kita, bahkan kita seringkali lupa untuk memberi jeda pada jasmani kita untuk beristirahat walaupun kerap kali membunikan sinyal alarm untuk rehat sejenak.
Pada penghujung 2024 ini, banyak pelajaran, keberhasilan maupun kegagalan yang saya alami ataupun mendengar cerita orang-orang terdekat saya yang mengalami kedua hal tersebut. Tak apa. Sejatinya kita di dunia ini bukan untuk sprint menggapai lomba hal duniawi, melainkan berlomba-lomba untuk beribadah dan mencari ridho-Nya.
Belakangan ini saya mendengar beberapa cerita pelik dari teman-teman dekat saya, tentu saja saya cukup terkejut dan merasa prihatin. Semoga mereka masih diberi kekuatan untuk menjalani hari-hari ke depan menghadapi segala permasalahan. Berat atau tidaknya itu relatif, karena Tuhan tak akan memberi ujian diluar kehendak makhluk-Nya. Disanalah saya pribadi sepatutnya bersyukur dan berserah saja.
Di akhir 2024 ini tentunya saya banyak harapan dan ekspektasi untuk tahun 2025. Namun sejatinya, sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal dan pikiran kita sebagai manusia pada akhirnya hanya bisa berserah saja. Sebagai “pemeran” dari skenario Tuhan dan sepatutnya kita harus tetap berpegang teguh pada keyakinan kita terhadap Tuhan kita dengan menjalani semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya seperti yang telah tertera dalam kitab suci Al-Quran.
Terima Kasih 2024, sudah mengajari saya untuk perlahan memfilter segala hal yang bisa maupun tidak untuk dapat saya pilih.
Tentunya harapan saya semoga di tahun 2025 berharap akan lebih banyak rejeki, berkah, kesehatan tentunya dan tak lupa pula kebahagiaan. Aamiin
-30 Desember 2024-
0 notes
Text
Sepanjang Tahun 2024, Kejari Karawang Berhasil Selamatkan Ratusan Miliar Uang Negara
KARAWANG – Kejaksaan Negeri (Kejari) Karawang, Jawa Barat, memaparkan capaian kinerja sepanjang tahun 2024 dalam acara Press Release Refleksi Akhir Tahun 2024 di aula kantor setempat, pada Jumat (27/12). Dengan tema “Penegakan Hukum yang Lebih Baik dan Hebat di Kabupaten Karawang”, kegiatan ini merangkum pencapaian dari enam bidang utama. Sepanjang tahun 2024, Bidang Intelijen melaksanakan 35…
0 notes
Link
0 notes
Text
Pemkab Bengkulu Utara Gelar Doa Bersama dan Tausiyah, Refleksi Akhir Tahun 2024
Pemkab Bengkulu Utara Gelar Doa Bersama dan Tausiyah, Refleksi Akhir Tahun 2024 KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU UTARA|| Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara menggelar acara doa bersama dan tausiyah sebagai bentuk syukur sekaligus refleksi atas pencapaian selama tahun 2024, Acara yang berlangsung di Balai Daerah Bengkulu Utara pada Jumat, (27/12/24), ini dihadiri oleh berbagai elemen…
#Acara doa#Doa bersama#Mian#Refleksi akhir tahun#Rencana kerja#Syukur pencapaian#Tausiyah#Bengkulu Utara#Bupati#Pemkab Bengkulu Utara
0 notes