#Rampung
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pemutakhiran Indeks Desa Membangun di Provinsi Gorontalo Rampung Tepat Waktu
Hargo.co.id, GORONTALO – Proses penginputan pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) di Provinsi Gorontalo berhasil dirampungkan sesuai batas waktu yang telah ditargetkan. Plt Kadis Dukcapil PMD Provinsi Gorontalo, Zukri Surattinojo mengungkapkan data IDM dari 657 desa yang ada di seluruh kabupaten yang ada di provinsi gorontalo berhasil rampung 100 persen pada tanggal 31 Juli…
0 notes
Text
Pemkab Kebut Revitalisasi Alun-alun Kebumen, Oktober Ditargetkan Rampung
KEBUMEN, Kebumen24.com – Pemerintah Kabupaten Kebumen terus mengkebut pengerjaan revitalisasi Alun-alun Pancasila Kebumen. Ditargetkan secara keseluruhan pengerjaan rampung pada Oktober 2024, dan bisa digunakan seluruhnya oleh masyarakat. Continue reading Pemkab Kebut Revitalisasi Alun-alun Kebumen, Oktober Ditargetkan Rampung
0 notes
Text
Pembangunan Venue PON 2024 di Sumut Hampir Rampung: Target Selesai Lebih Cepat dari Jadwal
Asaberita.com, Deliserdang – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Agus Fatoni, bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto, meninjau kemajuan pembangunan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Sport Centre Sumut, Desa Sena, Deliserdang, Rabu (10/7/2024). Dalam kunjungan tersebut, Agus Fatoni mengungkapkan bahwa beberapa venue…
0 notes
Text
Feasibility Study Rampung, Berapa Yah Tipping Fee Proyek PLTSa di Cipeucang?
Tangerang Selatan – Feasibility study Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) untuk Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Cipeucang di klaim telah rampung. Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan feasibility study atau FS untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) milik Dinas Lingkungan Hidup telah rampung. Kendati demikian, Pilar katakan hingga saat ini proyek yang…
View On WordPress
#Cipeucang#Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel#DLH Tangsel#Feasibility Study#Feasibility Study PLTSa#Feasibility Study Rampung#Kota Tangsel#Pemkot Tangsel#Sampah Cipeucang#Tipping Fee#Tipping Fee Proyek PLTSa#TPA Cipeucang
0 notes
Text
Pj Gubernur Minta Akhir Juli 2024 Venue PON XXI Wilayah Aceh Rampung
BANDA ACEH (Waspada): Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah minta pihak pelaksana proyek bekerja keras siang malam menyelesaikan pembangunan venue PON Aceh hingga akhir Juli 2024 sudah rampung dikerjakan. Hal itu disampaikan Bustami Hamzah usai mendengar paparan evaluasi pembangunan venue oleh PPK Velue PON Wilayah Aceh dari PUPR Pusat, Kurniawan dihadapan Pj Gubernur Aceh dan pengurus KONI Pusat di…
View On WordPress
0 notes
Text
Di usahakan Bab mencintai diri sendiri harus rampung sebelum menemukan dia, karena dalam hubungan tanggung jawab mengemban kebahagiaan mu tidak seluruhnya di sandarkan menjadi kewajiban pasangan.
Jangan mencari kebahagiaan pada sesuatu yang mudah berubah, yang rentan membuat kecewa.
Bertanggung jawablah atas kebahagian mu lebih dahulu sebelum orang lain menyadari kesadaran membuat mu bahagia.
@ceritajihan
Luwuk Banggai, 5 Juni 2023
346 notes
·
View notes
Text
Buku
Kemarin ada yang nanya via dm ig, "tehdin kenapa tulisan 30s underpressure nya gak dijadiin buku?".
Hm, sebenernya pengen. Tapi, aku kan peneliti ya, jadi prioritas ku publish first author dulu (mohon doanya semoga tembus tahun ini). Setelah itu, baru deh, dipikirkan si "buku" ini.
Tadi malem iseng cara kirim naskah ke penerbit, waw, ternyata harus rampung minimal 70 halaman yah. Banyak banget awokowok. Belum lagi nunggu konfirmasinya bisa 2-3 bulan, udah kek publikasi ilmiah haha. Terus jadi kepikiran, hm mungkin aku rapihin jadi satu pdf aja, tulisan-tulisan ku disini. Mungkin cuma 20 sub-judul. Terus akses free deh.
Yah tapi lagi-lagi, waktunya belum ada. Prioritas pekerjaan dulu, dan mengejar sekolah.
14 November 2024
20 notes
·
View notes
Text
Mylog: Rotten Normal
Dulu aink pernah ikut proyekan sama salah satu instansi pemerintah. Penelitiannya di Poso, kurang lebih sebulanan disana. Berangkat dari Jakarta naik pesawat, jadi semua anggota penelitian baik dari instansi atau peneliti muda dari kampus janjian ketemu di bandara.
Ada kejanggalan pas mau berangkat. Ada seseorang dari instansi yang setelah foto pamit pulang, padahal outfitnya Uda oke. Tadinya aink pikir emang cuma nganter aja, ternyata ada tiket pesawat buat orang itu dan di dalem pesawat ada satu kursi kosong. She bailed out,. Cuma ikut foto doang pas mau berangkat. Tapi anggota yang lain tampak memaklumi itu.
Selama di Poso, kami nginep di rumah warga yang non muslim karena memang jarang banget ada warga muslim disana. Yang bikin aink salut, para peneliti dari instansi ini getol solatnya. Solat wajib selalu ngajak berjamaah. Ada sih satu dua orang yang muslim tapi ga solat (bahkan minum tuwak) tapi mayoritas rajin ibadahnya.
Bahkan meskipun ke lapangan ampir seharian, ketika masuk sepertiga malam mereka pada tahajud. Aink pun jadi ikut kebawa Soleh, karena ngeliat yang rajin ibadah.
Sebulan berlalu, selain insiden ada yg ga jadi ikut pas mau berangkat, semua fine fine aja. Ketika data dari lapangan uda rampung, para peneliti dari instansi ini mulai nyusun data laporan keuangan. Aink ikut bantu dengan cara motoin KTP tenaga lokal yang ikut bantu selama proses pengambilan data.
Aink tau perkiraan jumlah tenaga lokal yang dipake, bahkan untuk yang bareng kerja sama tim aink, aink hafal mukanya. Nah yang aneh tuh, KTP yang dilaporin ke pusat sebagai tenaga lokal tuh berbeda sama yang di lapangan. Beda jumlahnya, beda banget.
Aink nanya dong yah, ini kok KTP nya banyak banget, yang ikut kerja kan cuma sekian?
Yang mana dijawab dengan
"jadi Pi in is mah harus pinter manipulasi data"
Abis ngejawab kayak gitu, si peneliti instansi yang berstatus Pi in is bercerita soal beberapa kegiatan malpraktik di lapangan. Lalu ditutup dengan "urang aja baru setaun dilantik Uda bisa kebeli rumah, bahkan setelah beli rumah sisa duit teh Masi banyak"
Mulailah kebongkar, si bapa ini punya itu, si bapa ini punya kontrakan sekian pintu,. Dll
Mungkin mereka nyerita kayak gitu buat motivasi aink supaya lebih giat belajarnya dan lulus CPNS. Nanti bisa kerja bareng mereka.
Yang ada aink malah mual, sambil terus motoin KTP warga yang dikumpulin sama perangkat desa.
Dari Poso, kami berangkat ke palu karena pulangnya naik pesawat dari sana. Pas nyampe hotel, ternyata si oknum yang ga jadi berangkat pas di Jakarta Uda standby 🙃. Di palu kami makan makan di restoran, beli oleh oleh trus foto foto sebelum pulang.
Belakangan aink baru tau kalo ternyata, tim peneliti instansi Ini tuh ngambil giliran buat "bolos" pas proyekan. Jadi pas mau berangkat foto dulu, trus pulang. Nah nanti pas Uda beres baru nyusul ke lokasi. Ikut foto foto trus pulang bareng. Emejing
Sepanjang jalan pulang, aink agak merenung. Ternyata hal hal yang kayak gitu tuh uda lazim/normal di kalangan tertentu. Apakah salah? Kalo kata aink sih salah ya. Cuman saking normalnya perilaku kayak gitu, orang orang yang solat wajibnya rajin dan bahkan sering tahajud pun Uda dimatikan hatinya untuk menyadari bahwa hal itu tuh salah.
Kebayang ga sih, uda sering ibadah ini itu tapi tetep ga bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Malem muhasabah, paginya kembali rasuah.
22 notes
·
View notes
Text
Ujian pada proses ta'aruf.
Setiap orang punya ujiannya sebelum ia berlabuh pada sebuah pernikahan. Setiap orang memiliki perjuangan lika liku dalam proses ta'arufnya.
1. Ada yang gagal menikah karena si calon anak yatim piatu. Padahal diawal proses sudah dipertegas bahwa sudah tidak memiliki ayah dan ibu.
2. Ada yang tidak lanjut proses ta'aruf karena fisik akhwatnya kurang dari standard yang diinginkan si ikhwan.
3. Ada yang sudah 80% persiapan menuju hari pernikahan namun gagal menikah karena pihak ikhwan dan keluarganya ingin si akhwat bercadar.
4. Ada yang sudah bercadar namun tidak lanjut proses karena si akhwat tidak cantik seperti yang terlihat ketika bercadar.
5. Ada yang semua sepakat, si akhwat berjilbab syar'i bahkan bercadar, namun batal untuk menikah karena acara pernikahannya tidak syar'i, tidak dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan, dan masih ada musiknya. Padahal undangan sudah tersebar, catering, gedung, dan dekor sudah siap 100%.
6. Ada yang tiba-tiba menghilang, padahal keluarga si akhwat sudah bergayung sambit menerima si ikhwan bagaimanapun keadaanya.
7. Ada yang tidak melanjutkan proses ketika si ikhwan mengajukan untuk berpoligami nantinya dan keluarga akhwatnya menolak untuk itu.
Syawal harusnya menjadi sebuah kisah manis. Namun takdir Allaah belum demikian untuknya. Ia menangis dalam sebuah telpon. Katanya, ia tidak bisa menikah dibulan syawal ini. Karena pihak ikhwannya membatalkan secara sepihak. Padahal dari awal dikatakan olehnya bahwa keluarganya masih awam jauh dari kata Sunnah. Butuh waktu untuk bisa diterima, bisa memakai hijab syar'i adalah anugerah untuknya ditengah-tengah ia berjuang mendakwahkan Sunnah kepada keluarganya.
"saya pikir dengan proses ini, anak Bapak akan bercadar. Namun selama proses, tidak ada itikad untuk mengarah kesana. Saya tidak bisa melanjutkan proses ini Jika anak Bapak tidak bercadar dan walimahan nanti tidak dipisah."
"Bapak Ibu marah besar, Nis. Katanya, jadi seperti ini laki-laki yang katamu paham agama itu. Memutuskan sepihak tanpa berlemah lembut kepada Bapak Ibumu. Ini sungguh membuat Bapak Ibu malu." Ku dengar ia tersisak menangis dalam teleponnya.
Allahuul musta'an.
Dulu sempat terbersit, apakah ada yang seperti itu. Persiapan sudah 100% rampung, gagal dalam sekejap. Rupanya itu terjadi, aku bahkan masih ingat isak tangisnya. Kini Dua tahun telah berlalu, syawal yang dulu pernah membuatnya takut untuk menikah. Kini ia telah menemukan seseorang yang Insya Allaah, Allaah ganti dengan kualitas yang jauh lebih baik.
"Buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik." (Ust Muhammad Nuzul Dzikry, Lc hafizhahullah)
"Benar katamu, nis. Sesuatu yang hari ini kita tangisi, kelak adalah sesuatu yang akan sangat kita syukuri nantinya. Aku dulu begitu terpukul dan menangis. Mencurahkan semuanya kepada Allaah, lalu kini sesuatu yang kutangisi sangat aku syukuri sebab tidak jadi menikah dengannya. kamu tahu, nis. Sekarang Bapak Ibu sudah sering ikut kajian Sunnah. Suami sering mendengarkan kajian offline para asatidz dirumah melalui channel youTube. Dakwah memang butuh waktu ya, nis. Dengan sabar dan terus meminta pertolongan kepada Allaah agar diberikan kelembutan hati dan hidayah. Sebab sebagus apapun retrorika dakwah kita, pada akhirnya hanya Allaah yang memberikan hidayah itu sampai pada yang telah Allaah kehendaki. Masya Allaah, pada akhirnya jangan menikahi laki-laki (ikhwan) penuntut seperti itu. Yang menuntut kesempurnaan ini dan itu ada pada diri kita yang tidak sempurna. Apalagi dengan cara yang tidak berlemah lembut." Ujarnya kepadaku.
*dua tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Luka yang dulu ia kubur dalam-dalam, kini mulai sembuh atas izin Allaah. Dan kini, ia memintaku menuliskan kisahnya dalam sebuah tulisan. Katanya, barangkali bisa menjadi pertimbangan untuk para wanita sebelum memutuskan untuk menikah. Dan barangkali sebagai ibroh bahwa jalan menuju pernikahan itu gak semuanya mulus, ada juga yang harus berkelok untuk sampai kesana.
Iya, benar. Setiap orang memiliki perjuangannya yang berbeda-beda dalam menujunya. Jadi teringat waktu proses ta'aruf dulu yang berkali-kali mengalami kegagalan, salah satunya ibu memintaku tetap bekerja sekalipun aku telah menikah. Beberapa ikhwan saat itu tidak bisa menerima hal itu. Aku memahami akan hal itu, namun akhirnya atas izin Allaah ada seseorang yang menerima akan hal itu. Dan perlahan-lahan ibu menerima pada akhirnya pilihanku untuk tidak bekerja, adalah pilihan yang ku pilih dengan kesabaran penuh tanpa menyakiti hati Ibu. Bahkan setahun pernikahan, akupun masih belum sepenuhnya bercadar. Sebab, ibu belum bisa menerima. Alhamdulillaah, sekali lagi atas izin Allaah kini ibu telah menerima ya dengan penuh keridhoan.
Bila calonmu istrimu belum mengenakan cadar karena halangan keluarganya, maka tunjukkan akhlak dan adabmu. Bukankah buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik? Maka tunjukkan selama pernikahan engkau mampu memberinya bahagia, medidiknya dengan baik, mencukupi segala kebutuhan ya dengan penuh tanggung jawab. Pasti kelak hati orangtuanya akan tertegun, sebab seorang yang shalih begitu menenangkan.
Bila keluarga calonmu belum melaksankan pernikahan syari , jangan langsung dihakimi dan diputuskan secara sepihak. Tak mengapa bila pernikahan tak sesuai syariat. Maka tugas kita adalah memastikan bahwa setelah menikah kelak keturunan kita bisa lebih baik dari keadaan kita. Sebab tak semua keluarga menerima dan memahami dengan berlapang dada.
Sesungguhnya inilah jalan dakwahmu, berlapang dada ketika diuji dengan kondisi yang tidak kau inginkan. Siapa tahu Allaah izinkan orangtua kita menjadi lebih baik sebab upaya kesabaranmu.
Dakwah memang tidak selalu mudah. Tetapi bukan berarti kita paksakan sehingga tak melihat mudharat yang lebih besar, bukan?
Dan untuk yang sedang menunggu, Dan menuju jalan pernikahan. Sesungguhnya pernikahan ialah ibadah terpanjang yang akan kau jalani. Maka pilihlah ia yang memiliki akhlak dan adab yang baik kepada kedua orangtua bagaimanapun mereka. Seseorang yang baik akan kau temukan hatinya yang mau bersabar dan terus belajar bertumbuh bersama.
Jangan tertipu pada penampilan semata ya, ingatlah bahwa pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan saja. Melainkan juga menyatukan dua keluarga. Menyatukan perdaban yang lebih besar lagi. Bahagiamu adalah bahagia orangtuamu juga. Demikianlah nasihat yang seringkali kita dengar. Maka teruslah meminta pertolongan Allaah, tanpa henti, tanpa tapi.
Menyempurnakannya kembali || 19.53
169 notes
·
View notes
Text
Jujur tulisan ini sindiran, tetapi bisa jadi suatu saat pun akan menjadi pengingat untuk diri sendiri. Maafkan aku, hal ini sungguh sangat mengganggu pikiranku
Beberapa hari ini ada rekan kerja yang selalu menjadikan alasan yang menurutku sepele untuk menunda-nunda bahkan tidak menyelesaikan pekerjaanya.
Jujur gemas sekali, kadang berusaha melapangkan hati membantu, tetapi ujung-ujungnya pekerjaan berikutnya tidak rampung. Padahal kalau mau di kerjakan tidak sampai satu jam selesai.
Mungkin inilah alasan kenapa banyak orang yang sebenarnya bisa dan disiplin tetapi tidak mau nampak seperti itu, karena mereka akan dijadikan tulang punggung untuk membackup orang-orang yang suka menunda begini.
Terkadang ada juga yang bilang "mbak kan belum punya anak, jadi masih longgar waktunya" atau kalau sama si single "kemu kan masih single jadi punya banyak waktu untuk ini itu"
Mau tukeran kondisi kah?
Kamu yang menanti anak, aku yang punya anak?
Atau kamu yang berada di posisi menunggu jodoh?
Menunda pekerjaan itu soal kebiasaan, kemauan dan manajemen diri, tidak ada hubungannya dengan status.
Kalau manajemen diri dan waktunya sudah bagus. Mau masih SMA, kuliah, full organisasi, sudah nikah, punya anak satu-dua-tiga, bahkan sudah punya cucupun, insyaAllah dia akan tetap bisa membagi waktunya dengan baik, walaupun tetep ada hal yang harus di korbankan.
Misalnya, mendadak ada pekerjaan yang harus selesai hari ini tapi rumah berantakan. Dia langsung berpikir dan memutuskan mana yang lebih urgent. Kalau pekerjaanya urgent, ya waktu beres-beres harus dikorbankan dulu.
Atau ada pekerjaan dengan batas waktu seminggu. Maka dia harus bisa menata waktu bagaimana caranya supaya seminggu itu bisa selesai.
Sekali lagi tidak menunda itu soal kemauan, manajemen diri dan manajemen waktu. Bukan status. Jangan banyak cari-cari alasan apalagi bilang enaknya enak yaa..
Semoga kita semua selalu istiqomah dalam kebaikan dan diberikan hati yang selalu lapang dalam menerima masukan, hati yang tidak pernah lelah untuk refleksi diri.
19 notes
·
View notes
Text
Pekerjaan Bendungan Bulango Ulu Ditargetkan Rampung Akhir Tahun
Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menargetkan pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu akan selesai akhir tahun 2024 nanti. Hal tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya saat meninjau pekerjaan Bendungan Bulango Ulu di Desa Tuloa, Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (16/3/2024). “Pembangunan Bendungan Bulango Ulu ini diharapkan selesai akhir tahun…
View On WordPress
#Akhir Tahun#Bendungan#Bulango Ulu#Ismail Pakaya#Pekerjaan#Pemprov Gorontalo#Penjabat Gubernur#Rampung
0 notes
Text
Kita upayakan, itu.
Suatu ketika aku pernah sumpah serapah melihat ia yang tak peduli pada rumah kami. 'Berserakan' namun tak digubris. Retak sana sini, dihiraukan.
Cih, memang hanya aku yang cinta. ucapku, pada ia kala itu.
Namun ternyata aku salah. Ternyata, aku hanya tidak mengetahui saja bahwa dia kerap menyapu di malam hari. Aku tak tahu saja bahwa selokan belakang sudah ia semen ulang. Aku tak mengerti susahnya menjaga muka bahagia selepas lelah bekerja dan masuk pintu rumah. Ternyata kamu juga cinta dan memperjuangkan rumah kita, hanya saja kamu tak elok pamer karya.
Kukira dulunya setiap karya harus digaungkan dan divalidasi. Agaknya itu pikir yang terbit bila mengira respon manusia adalah tolak ukur pertama. bila mengira kecintaan manusia padaku adalah indikator. bila mengira manusia-lah sosok yang berhak membalas pengorbanan. Aduh Rabbi, aku salah tuju..
Ternyata 'berupaya' bentuknya bisa bulat kotak, berisik diam, tersedu tertawa. Tak melulu harus berbentuk ucap sayang, atau pijatan di pundak. Ia pula berbentuk ego yang ditelan, husnuzon yang dipaksakan, juga getarnya suara ketika menurunkan nada bicara.
Kemarin sudah, lalu hari ini Allah ingin ajari lagi.
Bahwa ternyata rumah, tak terbangun hanya karena aku sendiri.
Bahwa indahnya rumah, bisa sebab doanya yang panjang dalam sujud itu. Ikhlasnya yang luas ketika menggeser jadwal demi hadir sebentar. Amarah yang dipaksa padam meski ia paham betul seberapa ia dimanfaatkan. Petikan kamera ribuan kali demi mengabadikan momen kami. Tangan yang pegal setelah mencuci box-box makan. Kopi seduhan kelima demi mengawasi adik-adik belajar. Tidur yang terlewat sebab request design yang mendadak.
Semua lelah. semua berupaya. semua ingin dihargai. Akan ricuh akhirnya bila penghuni rumah menuntut harga dari sesamanya. Oh sudahilah, tak pada kita kemampuan itu!
Maka pada hari-hari inilah eloknya Allah mengajari, bahwa setiap perjuangan telah Ia hitung meski lautan manusia tak mengetahui. Kemudahan dan kemenangan akan tetap Ia beri dengan hanya kita yang berupaya, meski tak terdengar gaungnya. Inilah hari-hari dipaksa menjual semua punya, mengunyah keras pahitnya ikhlas, dan menghadirkan paham bahwa hanya Ia yang bisa membalas lelah.
Lalu, sudah tuntas ujian kami yang berupaya. Lalu terbitlah pasangannya, ujian saling percaya, bahwa bukan hanya dirinya yang cinta dan berupaya.
Bukan hanya kamu yang berjuang. Bukan hanya kamu yang sedang kepanasan menimbun bata itu atau membersihkan luka sembari menangis di ujung malam. Yang membangun rumah, bukan cuma kamu. Kita semua membangun, kita semua ingin 'terhitung' berjuang di hadap-Nya. Mari saling percaya.
Tak semua bahasa cinta harus diterjemahkan menjadi kata. Akan sulit, bisa-bisa hilang rasanya. bisa bisa lenyap manisnya. bisa-bisa tak murni lagi cinta kita yang diniatkan hanya untuk-Nya.
Hari ini aku sedang membangun rumah yang nyaris rampung, beberapa jam lagi. Sebuah rumah yang punya sejuta alasan sangat logis untuk kami merobohkannya. Sebuah rumah yang akhirnya terkumpul bahannya, telah berkapasitas seluruh penghuninya, hingga tersisa kebutuhan semen kepercayaan untuk saling merekatkannya.
Jadi, ini rumah, punyaku dan punyamu. Mari bangun dengan upaya dan percaya. Semoga diakhirnya, Allah berikan rumah yang indah itu.
---------
Foto: rumah yang tampak dari kamar panitia de-em dua kami. kamar yang menarik, berikut penghuninya, berikut hari-hari bersama mereka. berikut rumah kami yang sebentar lagi rampung. Alhamdulillah.
Dan, inilah another day merenungkan eloknya konsep Tauhidullah dalam berhadapan dengan berhala manusia dalam dirinya. Duh, tanpa islam fix gila sih gue mah, ampun dah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah
12 notes
·
View notes
Text
Diusahakan bab mencintai diri sendiri harus rampung sebelum menemukan dia, karena dalam hubungan tanggung jawab mengemban kebahagiaanmu tidak seluruhnya disandarkan menjadi kewajiban pasangan.
Jangan mencari kebahagiaan pada sesuatu yang mudah berubah, yang rentan membuat kecewa.
Bertanggung jawablah atas kebahagiaanmu lebih dahulu sebelum orang lain menyadari kesadaran membuatmu bahagia.
@ceritajihan
20 notes
·
View notes
Text
Day 6
24 Juli 2024
Selama satu tahun belakangan ini, aku menjadi asisten di Biro Pengembangan Instrumen dan Analisis Data Fakultas. Satu tahun yang terasa cepat sekali. Satu tahun yang tiba-tiba mau selesai. Kontrakku setahun, dan meski senyaman apa, aku tau aku ngga akan memperpanjang. Terus aku sedang merasa sedih, karena kudu pisah sama asisten" lain di saat kami sedang hangat-hangatnya, saat chemistry dan bondingnya tersusun erat. Tapi waktu bilang, saatnya kamu selesai :)
Di biro ini aku belajar banyak sekali tentang analisis data kuanti, suatu hal yang berguna untuk riset dan kepenulisan ilmiah. Selain belajar itu, aku juga bertemu dengan kemungkinan lain di sini. Kemungkinan yang ingin aku usahakan, sekaligus ingin aku pendam saja. Di sini juga, kita sering hanya duduk saling diam dengan buku masing-masing, ataupun saling menghadap layar dengan tugas masing-masing.
Saat tidak ada klien, kami biasa bercengkerama di kantor, entah ngobrol kesana kemari, atau main ludo yang kadang disertai umpatan sopan (mana ada?! hahah). Atau ketika menemukan kasus unik, grup akan ramai dan penuh dengan "terus ini gimana?" yang akan berujung kami konsultasi pada Pak au, dosen pembina di biro yang masih muda sekali. Sesekali kami nongkrong di luar jam kuliah dan kantor. Kadang di susu segar, hari lalu di mie yamin. Obrolannya ngga jauh-jauh dari ngomongin topik riset, psikologi, kurikulum baru, dll. Hal yang kusadari belakangan: bercanda sama mereka seringkali disisipi gurauan ytta karena pakai istilah dalam statistika. Yang bikin kami geleng-geleng lalu bilang "bisa ngga, gausah ngomongin statistik lagi??".
Aku juga sangat terbantu dengan workshop-workshop dan upgrading yang diadakan oleh biro. Kadang diadakan secara resmi bekerjasama dengan fakultas, kadang upgrading dadakan karena 'kasus-kasus unik' dalam analisis data yang bikin kita merasa bodoh karena gatau cara menyelesaikannya.
Manis. Memang. Tapi sekali lagi, waktu udah minta kita untuk rampung. selesai. ikhlas atau tidak. sedang hangat atau dingin. waktumu untuk pergi. Aku berusaha "tidak apa, memang begitu siklus hidup, seringkali memaksa kita pergi saat kita merasa sudah fit", tapi tetap saja aku sedih dan berujung membuang air mata dalam perjalanan pulang. mungkin salah satu sebabnya, aku khawatir kemungkinan lainku menemui kemungkinan lainnya di kemudian hari. ah, rumit.
7 notes
·
View notes
Text
Capek banget-nget. 2 malam kemarin ada kerjaan dan nginap di tempat penyelenggaraan acara. Dari jam 08.00 ke 21.00, lihatin dokumen sampai muak sendiri. Belum lagi jadi notulen di sepanjang acara yang bikin kepala pusing. Dahlah capek, encok juga iya. Balik ke kamar, mandi air hangat, trus bobok.
Padahal rencana nya sampai di kamar mau ngerjakan tugas pribadi yang deadline nya udah beberapa hari lagi. Huhuhuhu, deadline Monev udah hitungan hari, tapi laporan ku masih belum rampung juga. Alarm sih sudah disetting jam 04.00, tapi giliran alarm bunyi, ku hanya bangun untuk matiin alarm. habis itu lanjut tidur. Bangun bangun udah kejar-kejaran sama waktu sarapan dan acara.
Malam ini dah balik ke rumah. Tapi besok balik lagi ke rangkaian workshop yang lain. Mo nanges lihat laporan Monev ku yang masih belom jadi apa-apa.
Belum lagi tadi ada mas-mas si paling rajin yang nanya-nanya jadwal deadline project A. Beliau sih pengen nya bulan ini untuk laporin tuh semua output project. Meanwhile, output ku masih hahohaho :(
Huhuhu boleh gak sih tahun depan , ritme kerja nya gak gini-gini amat.
Ada momen ku ngeluh begini,
"Tahun ini aku rasanya gak produktif. Iya sih ada beberapa project yang lagi dikerjakan. Tapi karena banyak banget tugas tambahan lain, aku gak maksimal ngerjain project ku. Malu banget lihat progres project yang rasanya kok gini amat ya kualitasnya."
Halahhh, Gladiol ngaku nya gak perfeksionis, tapi akhirnya stres sendiri lihat project yang beda banget kualitas nya sama tahun lalu. Tahun lalu, ku punya banyak waktu untuk baca ini itu, jadi project nya bisa cukup rapi. Lah kalau tahun ini, boro-boro bisa baca banyak literatur.
Dahlah lelah sendiri sama kerjaan yang kok gak abis abis ya.
Ya begitulah huru-hara hidup yang cukup emosyenel dan capek.
Heran sama people-people yang bisa punya banyak project dalam 1 tahun terakhir. Kalian tidur nya gimana :(
Ku yang masih umbi-umbian ini rasanya pengen lambai-lambai,
"capek ya Gusti, capek...."
4 notes
·
View notes
Text
Dimanakah Letak Sisiku Sekarang?
Jika kau melihat ruang ini, maka kau tak menyangka bahwa itu adalah aku; karena tabiatku yang ahli dalam menyamar.
Mungkin kau sering menemuiku dalam sisi aku yang periang, dan ketawa ringan yang sering kau dengar.
Namun, terkadang dinding juga menampakkan sisi yang lain; yang bukan tidak mungkin bisa 180 derajat berbanding terbalik dengan aku yang kau ketahui.
Kadangkala, aku tampak muram, dan penuh misteri.
Itulah aku.
Kau akan sulit menemukan aku yang sesungguhnya.
Karena aku adalah sekumpulan misteri, dan perangaiku adalah rumpang yang tak rampung.
Aku sendiri pun tidak mengerti.
Siapakah aku sebenarnya?
Dan, dimanakah letak sisi ku sekarang?
Ataukah, aku tidak memiliki satu sisi pun diantara keduanya?
#tulisan#cerita#kata kata#sajak#puisi#sastra#prosa#prosais#sastra indonesia#cerita cinta#kata cinta#kata bijak#senjabercerita#kisah hidup#sajak cinta#sajak puisi
10 notes
·
View notes