#RS Mata Jakarta
Explore tagged Tumblr posts
feitoldya · 4 months ago
Text
Jadwal Jam Besuk RS Mata SMEC Jakarta
Penting sekali mengetahui jadwal jam besuk RS Mata SMEC Jakarta agar kunjungan Anda tidak mengganggu perawatan pasien dan berjalan dengan lancar. RS SMEC Jakarta, atau Rumah Sakit Mata SMEC, merupakan salah satu rumah sakit khusus mata terkemuka di Jakarta. Rumah sakit ini dikenal dengan fasilitas modern dan tenaga medis profesional yang berfokus pada pelayanan kesehatan mata. RS SMEC Jakarta…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lupitamhswri · 8 days ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Swargi Langgeng Pak Sugeng 🥀
"Nduk, ini pendampingan terakhirku. Kalo ga sekarang, ga tau kapan lagi bisa kesini dampingi mereka",
Kalimat itu berulang kali terucap sama beliau saat ke Pontianak 2 Minggu lalu, saat ngedampingi IKM yang sedang merintis. Aku cuma jawab, 'Sepertinya masih bisa pak kalo tahun depan akan didampingi. Ga mungkin kantor kita ngelepasin mereka.' Tapi beliau kekeuh, saat itu adalah pendampingan terakhir beliau.
Ternyata, dinas Pontianak ini benar-benar jadi pendampingan terakhir beliau. Sekaligus perjalanan terakhir dengan beliau. Sepulang dari Pontianak, aku lanjut dinas Jakarta dan mendengar beliau masuk Rumah Sakit. Sayang sekali tidak sempat ketemu karena beliau harus dirujuk ke RS di Malang atas permintaan keluarga besarnya. Hingga akhirnya harus berpulang di hari Minggu, 24 November 2024.
Hari ini, dalam kelabu kita bagi tugas yang tengah dikerjakan Pak Geng. Bentuk penghormatan dan menjalankan janji/hutang pekerjaanya kepada beberapa clien. Sesekali membacakan cerita suka duka memori kita dengan Alm dan curahan hati IKM yang pernah dibantu, mahasiswa yang pernah diajari, bahkan dosen atau customer yang tak pernah bertemu tapi bersedia diterima konsultasi dengan sangat baik oleh Alm. Semoga setiap ilmu yang diajarkan kepada kami, jadi ladang pahala dan penerang kuburmu.
Tumblr media
Hari ini, lewat pintu gerbang workshop untuk mengecek beberapa prototype yang tadinya sedang dikerjakan oleh Alm. Lewat sini rasanya berat sekali, biasanya dari masuk saja aku sudah memanggil, 'Pak Geng, minta toloong ini..', atau sambil bawa kertas-kertas gambar desain, 'Pak, bisa kan ya dibuat gini sepatunya'. 'Pak, gimanaa sepatu yang iniii..' Tadi sore, cuma ada Pak Yudi sendirian dengan mata sembab sambil membuat prototype lain dan memutarkan murotal di mejamu.
Tumblr media Tumblr media
Meskipun tahu kalo beliau sangat keras, crash, dimarahin, atau beda pendapat. Tapi untukku pribadi sebagai perantauan, merasa punya keluarga baru disini, berasa punya mentor, orang tua. Beliau jawab, 'Sabar to nduk, iki lho Bu Dian minta nyelesein ini dulu', 'Ngene lho nduk', atau 'Lupi, material ini habis, perlu belanja, tolong buatkan memo ya.' Dan banyak pekerjaan yang beririsan.
Lihat meja ini kosong dan tau kalo Pak Sugeng enggak akan pernah balik lagi, ga bisa ditanya-tanyain lagi segala pertanyaanku tentang sepatu, rasanya gabisa baik-baik saja. Keluar gerbang gabisa nahan lagi air mata.
Seperti bapak, yang mau ngajarin, kadang marah, beda pendapat, tapi banyak wejangan dan pelajaran hidup yang diberikan. Tiap dinas bareng, ada pelajaran hidup baru. Cerita reflektif tentang keluarganya, usahanya, dan suka duka hidup.
Terima kasih Pak, sudah hadir mewarnai 7 tahun saya di kantor ini. Kasih rekomendasi rute sepedaan nyaman, kuliner recomended, tentang semangatnya merintis dan menjalankan usaha, pelajaran teknis-teknis buat sepatu. Maaf segala hal yang kurang berkenan, yang sering ngeyel dikerjaan, atau agak kurang sopan.
Ternyata ini rasanya kehilangan teman, mentor, atau keluarga.
Swargi langgeng, Pak Sugeng. Allohummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu.
Sidoarjo 25 November 2024
0 notes
sohibatusobah · 21 days ago
Text
Tumblr media
Malam itu ditemani hujan, aku dikabarkan
Bahwa sudah ada yang menunggu di perempatan jalan.
Semua pikiran penuh dengan pertanyaan
Tak biasanya aku meminta izin pulang lalu diizinkan.
Tapi, malam itu berbeda
Katanya ada yang sudah merindukan kehadiran ku
Lalu mata ini tak sanggup berbohong
Seketika buliran air itu jatuh
Firasat sudah mengatakan yang terjadi
Tapi, sekitar masih tetap menenangkan
Saat pelukan itu menyambut
Semua dunia berubah
Tak ada bahagia sejak itu
Seakan Tuhan tidak adil atas kehidupan
Semua ikut berduka atas musibah
Ku lihat wajah indah itu penuh dengan lelah
"Mengapa selama ini kamu berbohong?"
Tidak ada jawaban selain karna tidak ingin membuat ku khawatir
"Bisakah berhenti untuk berbohong atas kebahagiaan ku?"
"Bila perlu menderita bersama, kenapa harus kau yang jatuh sendiri?" Ucapku dengan segala gentar
Hanya isak tangis dan sesak yang tersisa dalam sujud dan pelukan.
Jakarta, RS PON 2015
0 notes
britam1totoooo · 1 month ago
Text
Tumblr media
Polisi libatkan anjing pelacak cari kepala wanita yang tewas di Jakut
Jakarta (ANTARA) - Polres Pelabuhan Tanjung Priok melibatkan anjing pelacak atau Satuan K-9 untuk mencari keberadaan kepala wanita yang tewas dalam kondisi kepala dan tubuh terpisah di Muara Baru, Jakarta Utara, pada Selasa.
"Kami melibatkan satuan K-9 mencari keberadaan kepala korban di sekitar lokasi penemuan jasad wanita itu ," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Indrawienny Panjiyoga di Jakarta.
Ia mengatakan, Polres Pelabuhan Tanjung Priok sedang melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini.
Menurut dia, jasad korban sudah dibawa ke RS Polri untuk dilakukan autopsi untuk mengidentifikasi data korban.
"Saat ini kami masih bekerja mengumpulkan keterangan, identifikasi korban dan hasil dari rumah sakit nanti diharapkan dapat mengungkap kejadian ini," kata dia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pelabuhan AKP Igusti Ngurah Putu Krisna Narayana mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi tentang identitas korban yang ditemukan di dalam karung yang berada di sebuah kardus.
Ia mengatakan, jasad ini ditemukan di dalam kolam dekat SPBU yang ada di kawasan Pelabuhan Muara Baru.
Petugas telah melakukan pengecekan kasat mata dan memang tubuhnya bersih semua dan tidak memar. "Tapi ini nanti lebih jelasnya harus dibersihkan dulu di RS Polri, dibuka dulu bajunya," kata dia.
Ia menduga jasad mayat ini masih baru dan diperkirakan tidak lebih dari 24 jam yang ditemukan di lokasi kejadian pada Selasa pagi pukul 10.30 WIB. "Untuk nama dan umur korban masih belum ditemukan," kata dia.
0 notes
mulaibercerita · 9 months ago
Text
Laut (2)
Melanjutkan cerita yang kemarin........
Dengan hati yang berbahagia karena baju kotor sudah tercuci semua, coba aku mulai nulis ya. Sampe mana kemarin? Oh iya sampai bapak ABK kapal, beliau-beliau itu keren sekali karena ya ga semua orang berani gitu ya mengambil pekerjaan menantang semacam ini.
Setelah berhasil ke Pulau Pramuka kita melanjutkan perjalanan ke Pulau Kelapa sekitar jam 1 siang, ombaknya ga kerasa sama sekali kayak bener-bener smooth perjalanannya beda sama yang diawal. Kita cukup lama berkegiatan di Pulau Pramuka alhasil tiba di Pulau Kelapa pun sudah mendekati jam 2. Padahal kalau sesuai linimasa maksimal kita survei itu jam 2 sebagai antisipasi gelombang tinggi kalau sore. Kita juga ga tau perjalanan ke pulau selanjutnya berapa lama, cuma kalau di lihat di peta lumayan jauh bisa 30-40 menit.
Nah saat di Pulau Kelapa aku sempat berbincang dengan Ibu-ibu yang sedang menunggu mertuanya periksa di puskesmas. Oiya disana itu malah puskesmas buka sampe sore, hampir 24 jam malah mirip RS. Beliau cerita dulu saat hamil tahun 2021, punya pengalaman ingin periksa kandungan ke Pulau Pramuka, habis itu agar memperoleh penanganan yang lebih bagus disarankan ke DKI Jakarta daratan nah beliau periksa lah ke sana. Habis dari daratan ternyata kondisi kandungan yang sekarang masih oke-oke aja, jadi harus nunggu 10 hari lagi lagi buat dicek lagi dan diambil tindakan, dan tau nggak ibuknya pulang pergi naik apa? naik kapal kayu. Ya Allah dalam kondisi hamil tua harus menyeberang lautan. Ini yang nulis jirih e minta ampun padahal isih cah enom naik speed boat lagi.
Aku jadi inget, pas malem tanggal 13 (survei tanggal 15) aku sempet ngerjain wilayah kepulauan di Lampung kalau nggak Bengkulu, terus coba nyari-nyari berita kalau mau ke pulau kecil A harus dari dermaga apa di Pulau B. Ketemulah berita ini, lah ini adek-adek SD aja berani naik kapal mana di Samudera Hindia ga cuma lautan. Mereka tu lho ga punya pilihan sama kayak aku. The point is everything will be fine, InsyaAllah.
Nah ini dia artikelnya......
Tumblr media
Setelah dari Pulau Kelapa kita menuju ke Pulau Tidung, karena penginapan kita disitu. Pulau ini dipilih supaya besok pas perjalanan hari ke 2 kita bisa menghemat waktu buat ke gugusan pulau sebelah selatan. Lokasi penginapannya terletak cuma beberapa ratus meter dari laut bahkan bisa dibilang tetanggan sama laut. Hmmm dan apakah kalian tau sodara-sodara jam 12 malem aku mulai kebangun karna pintu kamar macam digedor-gedor berulang-ulang dan ternyata itu angin laut yang kencengnyaa luar biasa. Akhirnya jam 4 itu pun hujan, aku mau sahur di ruang sebelah harus nyeker karena sendalku ilang kebawa angin, nih saking kencengnya angin tempat sampah gedhe yang dikantor-kantor itu bisa jalan sendiri dari kamar satu ke kamar yang lain.
Pas aku nunggu jam 5 pagi ternyata masih hujan, alhamdulillahnya jam 7 mulai reda terus aku coba jalan-jalan di sekitar penginapan dan ngeliat emang gelombangnya masih tinggi. Padahal kemarin sore air lautnya masih surut tapi pagi hari kulihat airnya udah naik. Mana sejauh mata memandang itu cuma keliatan abu-abu. Makanya sempet ada wacana diperpanjang 1 hari di pulau kalau misal cuaca ga surut. Soalnya jam 8 itu hujan lagi. Akhirnya kita memutuskan jalan kaki ke Puskesmas Pulau Kelapa menerabas hujan - pake jas hujan.
Tapi tahu nggak jam 9-10 itu ternyata langit mulai cerah, gelombang menjadi tenang. Kalau kata orang-orang di sana kalau langit gelap terus hujan itu malah pertanda baik kalau bentar lagi bisa berlayar, beda halnya kalau langit abu-abu merata tandanya bakal lama buat reda. Nah berhubung langit abu-abu sejak subuh akhirnya bisa mereda jam 10 pagi. Kita buru-buru ga juga ding melanjutkan perjalanan ke Pulau Payung. Pulau Payung ini ditinggali penduduk kurang lebih cuma 200 KK. Memang secara ukuran lumayan kecil pulaunya tapi air lautnya bener-bener jernih berwarna tosca.
Kita cuma singgah bentar di Pulau Payung, rombongan juga sempet jalan-jalan ke resort yang ada disana. Cuma karena aku udah capek ngikuti dan foto-foto aku balik ke dermaga nunggu disana bareng bapak-bapak lainnya yang sejak awal ga mau ikut muter lihat resort. Kemudian pukul 11 an kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta daratan. Alhamdulillah juga pas pulang lebih mulus perjalanannya karena kapal ga nglawan gelombang kayak pas berangkat. Aku aja yang tidak-bisa-tidak cemas saat perjalanan bisa ngantuk dan ketiduran.
Alhamdulillah atas izin dan kasih sayangNya survei 2 hari kemarin sudah terlaksana, bisa pulang dengan sehat, selamat, bisa tetap berpuasa, bahkan bisa nulis ini juga. Alhamdulillah dikasih pelajaran yang banyak selama menangani keresahan-keresahan kemarin, dikasih kesempatan diperjalankan di bagian bumiNya yang lain, dipertemukan dengan orang-orang dengan perjuangannya masing-masing dalam hidup ini.
Diedit habis sahur, bingung mau ngapain, sepi, hilang selera makan, kangen pulang. Ada potensi resched jadwal kereta, hmmmmmmmmmmmmmmmmmm
_z
0 notes
merkuriusvenusindahgaus · 11 months ago
Text
December 2023
November 30 Hari dimana aku masih telfon kedua orangtua ku, telfon mama dan ayah, pamitan. "Ayah, kaindah hari Jumat nanti pulang kantor langsung ke Bandung ya. Soalnya kaindah Sabtu harus dateng pagi pagi ke tempat Agita". "Yaaa kak. Hati hati" ayah cuma membalas itu saja. Ayah dan Mama memang tidak berencana hadir, karena baru banget pulang dari Jakarta. Tugas aku dan para adik yang mewakili mereka.
Desember 01 Jum'at, seperti yang lalu. Sepulang kantor langsung berangkat ke Pool Bus Primajasa menuju Bandung. Jumat kali ini berbeda. Aku super crowded, harus meeting dengan rekanan, agak tergopoh-gopoh, ini sudah lebih dari jam setengah 6. Bis terakhir menuju Bandung ada di jam 7 malam, sedangkan jarak dari kantor ke tempat bis bisa sekitar 1,5-2 jam, kalau naik gocar atau gojek, area kantor pasti susah dapetnya. Hopeless. "dek kayanya kita harus naik travel, karena ini udah ga kekejar" kataku sambil melakukan briefing ke de Akbar. "Adek ikut aja kak". Travel di dekat PasFes udah habis, "kak mau kita masukin ke waiting list? tapi ada kemungkinan belum pasti bisa ikut kak, tergantung penumpangnya cancel apa engga". Menurut ku ini sangat ga pasti, kalo nanti penumpangnya pada naik jadilah aku gagal ke Bandung malam ini. Lagi lagi aku sampein ke de Akbar bad case nya. "Kita ada kemungkinan pulang lagi dek, besok subuh baru kita jalan, gimana dek?", lagi lagi si de Akbar cuma jawab, "Adek ikut aja kak" (-_-) Setelah drama ketinggalan dan kehabisan tiket ini, akhirnya kita dapet tiket berangkat ke Bandung, via travel DayTrans di FX, itupun atas bantuan deita. Terimakasih kepada Deita dan Abang Dan, yang sempat nawarin tidur di Bekasi dulu baru besok subuhnya berangkat bareng ke Bandung. Sampai Bandung jam setengah 11 langsung bebersih dan tidur.
02 Desember 2023 Agita's wedding day. Bangun pagi pagi, menikmati kumpul bersama uwak, tante, om, sepupu, adek adek, kaka, mbak dan keponakan. Agita ngasih pinjem kamera analognya, karena di hari itu aku kek ngerasa aneh dengan kepala aku, dan jadi mata aku agak kurang awas, jadilah kamera muter ke semuamua, mulai dari tante inun, mbak ina, ican, dan semuaa. Tapi aku seneng, karena hasil foto mereka gemes semua. Mulai dari Tante inun kalo foto sukanya foto suasana, bunga dan makanan, kalo mbak Ina fotonya estetik, kewennn.. Kalo aku fotonya item semua wkwkwk alias flashnya lupa dinyalain. Terus ga lupa juga ngobrol sama uwak uwak yang tanya keadaan mama dan ayah, karena last call aku mereka sehat dan seneng seneng, jadilah aku kabarin kabar mama dan ayah alhamdulillah sehat dan seneng :')
Tumblr media Tumblr media
03 Desember Aku adalah si anak kesiangan itu. Karena sebelumnya untuk persiapan acara Agita harus bangun sebelum subuh dan jadilah hari Minggu ini aku bangun jadi lebih siang. Memulai hari dengan leyah leyeh, lalu sarapan lontong bersama mama iyong, wak Andak, Bayip dan de Abar. jam 07.30 Pagi, tiba tiba De Abar dan Bayip panik minta HP aku yg lg di charge di kamar, mereka mau telfon mama katanya, karena mama chat Tolong, ayah ke aku, dan para ade ade. Tapi karena mama panik, jadi komunikasi hanya satu arah, kita hanya bisa ngedenger suara mama dan suara orang yang lagi di Rumah Riau, tapi mama ga bisa denger suara aku dan adek adek. Mama ngejelasin kronologi ayah yang tiba tiba kenapa kenapa ini ke tetangga tapi aku dan adek adek bisa curi curi dengar dari ujung telefon. "Gak ada loh kak, bapak lagi duduk duduk minum teh manis sama bibik, terus tiba tiba badannya sebelah ga bisa di gerakkan, terus kaya gini sekarang". Wah stroke! pikir ku sambil banyak banyak istighfar dalam hati, langsung aku bilang ke mamak, "Mak.. Mak.. Mamak, langsung bawa ke RS ya mak" Disini awal mula cerita itu. Dengan mencoba menahan kepanikan itu, aku dan adek adek langsung minta izin ke mama iyong untuk pulang ke Riau. Hari itu juga. "menurut mama iyong apa adek adek harus pulang semua sekarang mama iyong?". "Menurut mama iyong iya kak, pulang lah semua, kabarin deita". Tanpa pikir panjang, aku bisa menangkap situasi ini lagi kacau, mendesak, dan sangat emergency, aku cuma bisa menahan diri untuk ga ikut panik dan bisa agak waras. Walau sebenernya aku gatau lagi, isi kepalaku dan rasanya mau teriak kaya apaan tau. Karena sejak mama iyong nyuruh aku dan adek adek semua balik ke Riau, rasanya aku mau nangis meraung raung, takut ayah kenapa kenapa. Di menit itu juga, aku langsung packing pulang menuju Bandara, Bayip dan De Akbar aku titipkan kepada Wak Andak, yang diberi tugas oleh mama iyong untuk ikut ke Riau, tapi mereka via darat, karena harga tiket pada saat itu udah hampir 2 juta per orang huhuhu.
0 notes
realita-lampung · 2 years ago
Text
Gerak Cepat, Pj Bupati Kunjungi Sungai Cambai Dua Tim Kemsos Turun Ke Mesuji
Tumblr media
Mesuji - Gerak Cepat dan respon cepat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mesuji dalam menyikapi masalah kesehatan warga di Kabupaten Mesuji, Semboyan Bergerak Bersama Maju Semua tampaknya menjadi motivasi dan energi baru Pemerintah Kabupaten Mesuji. Dalam kunjungan Pj.Bupati Mesuji ke Tebing Tinggi, Desa Tebing Karya Mandiri Beberapa waktu yang lalu Sulpakar melihat seorang warga yang mengidap penyakit tumor di wajahnya, dengan cepat Sulpakar segera memerintahkan Kades, Camat dan OPD terkait untuk menyikapi dan menyelesaikan masalah ini. Hasilnya dua tim dari Kementerian Sosial Republik Indonesia Jakarta turun ke kabupaten Mesuji untuk Melihat Langsung Keadaan Pasien yang mengalami masalah kesehatan tersebut, Sabtu (3/6/2023). Dua Tim tersebut Terdiri dari Tim Sentra Wyata Guna Bandung Kemensos RI yang terdiri dari tiga orang atas nama Lulu Ridwan Wibawa (Pekerja Sosial Madya), Anggoro Yulianto (Pengadministrasi Pelayanan) Dian Dwi Nuraini (Penyuluh Sosial Muda) untuk turun langsung ke kabupaten Mesuji untuk Melaksanakan Respon Kasus di Wilayah Kabupaten Mesuji, dan Tim dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kemensos RI an.Yoyok Dwi Hertanto Dua Tim tersebut di dampingi perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Mesuji bergerak Menuju Desa Tebing Karya Mandiri dan Desa Talang Batu Kecamatan Mesuji Timur Bersama Camat Mesuji Timur dan Kepala Desa, Untuk Melihat Langsung Dua warga yang mengalami Masalah Kesehatan tersebut, Minggu ( 4/06/2023 ) Dua warga Masyarakat Desa Talang Batu Tersebut masing masing atas nama ibu Agustini ( Tumor Mulut ) yang rencananya akan segera dibawa berobat ke RS.M.Hosein Pelembang dan diberikan Bantuan Atensi ( Kebutuhan Dasar ) untuk Keluarga yang di tinggalkan, Proses yang akan dilakukan besok minta rujukan dari puskesmas margojadi dan RSUD cagab begawe caram dan langsung dibawa ke RS. M Hosein palembang. Ibu Eliana (buta permanen) : akan dibawa berobat ke Palembang Rumah Sakit Mata Dinar Palembang dan diberikan Bantuan Atensi (Kebutuhan Dasar) untuk keluarga yang ditinggalkan,proses yang akan dilakukan besok minta rujukan ke puskesmas margojadi, rujukan RSUD cagab begawe caram dan langsung di bawa ke Palembang. Melalui sambungan telpon Pj.Bupati Mesuji Drs.Sulpakar, MM menyampaikan Ucapan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan bekerjasama untuk membantu dan menyikapi masalah kesehatan masyarakat ini, semoga apa yang kita lakukan menjadi amal ibadah kita kelak..aamiin Selain itu sulpakar juga menambahkan bahwa peran serta dari pemerintah desa dan kecamatan serta kabupaten harus di lakukan secara maksimal, bangun komunikasi dan koordinasi yang baik percuma semboyan bergerak bersama maju semua yang saya sering ucapkan kalau tidak di lakukan dan di implementasikan di kehidupan sehari hari di masyarakat. Masalah Mesuji komplek, Masalah Mesuji banyak, butuh peran serta semua pihak untuk menbantu bersama sama untuk menyelesaikan dan menuntaskannya, OPD terkait harus memantau samaksimal mungkin warga masyarakat yang membutuhkan bantuan jangan sungkan sungkan berkoodinasi dan berkomunikasi dengan desa dan kecamatan dan juga sebaliknya. Saya berharap setiap permasalahan dapat segera di atasi dan di selesaikan minimal kita berbuat saja dulu kalau hasil akhir kita serahkan kepada Allah SWT, kita hidup harus bermanfaat untuk orang lain setidaknya orang lain dan masyarakat merasakan keberadaan kita, sekali lagi terima kasih khususnya kepada tim dari kementrian sosial yang langsung merespon cepat Masalah yang terjadi di kabupaten Mesuji, tutup Sulpakar. (Kmf/RN) Read the full article
0 notes
sumutberitaaja · 2 years ago
Text
Sebulan Dirawat di Rumah Sakit, David Ozora Akhirnya Sadar Tapi Belum Kenal Orang Tuanya
JAKARTA, Waspada.co.id – David Ozora (17), korban penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo (20), sudah sadar namun belum mengenali orang tuanya. Seorang keluarga David bernama Rustam yang ditemui tim liputan Kompas TV di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, Sabtu (25/3/2023), mengatakan mata David sudah bisa merespons gerakan. Namun, kondisi kesadarannya belum sepenuhnya pulih, termasuk tidak dapat […] The post Sebulan Dirawat di Rumah Sakit, David Ozora Akhirnya Sadar Tapi Belum Kenal Orang Tuanya first appeared on Waspada Online | Pusat Berita dan Informasi Medan Sumut Aceh. http://dlvr.it/SlSZ0l
0 notes
jagakarsarealty · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Di Jual Rumah Mewah Dalam Cluster Dekat Tol Andara Lokasi di Jln Sadar , Jagakarsa Jakarta Selatan *Open Price 2.8 M ( Nego ) Luas tanah 86 M² Luas bangunan 160 M² Kamar Tidur 4+1 Kamar Mandi 4+1 Carport 3 mobil Listrik 2200 Cash/KPR Pondasi Batu kali * Legalitas SHM/IMB/PBB * Lokasi Strategis * Akses Jalan 2 Mobil * Lokasi dilalui angkutan umum * Lingkungan Bebas Banjir * Dekat Ke Pintu TOL Desari * Dekat Ke Stasiun Lenteng Agung * Dekat Ke Pasar Lenteng * Dekat Ke RS Aulia/RS Zahirah * Dekat Ke Sekolah Bonafit ( AVICENA, AL-AZHAR DLL ) * Free kitchen set 𝙈𝙤𝙧𝙚 𝙞𝙣𝙛𝙤𝙧𝙢𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣, 𝙘𝙖𝙡𝙡 𝙤𝙧 𝙩𝙚𝙭𝙩 𝙢𝙚: ERWIN MATA G ☎️ 081294788234 ━━━━━━━━━━━━━━━━ IG Offical : @jagakarsa_realty #jualrumahjagakarsajakartaselatan #rumahjakartaselatanmurah #clusterjagakarsajakartaselatan #townhousejagakarsadijual #rumah123dotcomout #rumahdijual #rumahdotcompropertyshow #houseforsell #rumahjagakarsadijual #rumahjabodetabekmurah #jagakarsaproperty #jagakarsagarage #pertaminaep #antam #rumahminimalis#interiordesign#lifestyle#rumahcantikminimalis#dapurcantik#interiorrumah#rumahmurah#rumahclassic#rumahcluster#interiorrumah https://www.instagram.com/p/CnAwwjWhRwy/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
pusatrehablitashewan · 2 years ago
Text
Tumblr media
Mody RnD Kebayoran Icon Ruko Jalan Ciledug Raya No. 35, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan No. Telp 021-27088006 No WA 0813-1015-8004 KLIK https://wa.me/6287777747635, Praktek Rehabilitasi Hewan Kucing Dan Anjing Terbaik, Praktek Rehabilitasi Hewan Kucing Dan Anjing Viral, Praktek Rehabilitasi Hewan Kucing Dan Anjing Vs Anjing, Praktek Rehabilitasi Hewan Kucing Dan Anjing Wajib, Praktek Rehabilitasi Hewan Kucing Dan Anjing 10 Bulan Konsultasi Langsung 0813-1015-8004
Kunjungi : https://wa.me/6281310158004 https://www.instagram.com/klinik_rehabilitasi_hewan/ https://www.facebook.com/modyrndpetcare
dokterhewananjing, #dokterhewanalamsutera, #dokterhewanburung, #ddokterhewanindonesia, #ddokterhewanindonesiaokterhewan, #klinikhewanveterinasatwa, #klinikhewanvetopet, #klinikhewanvitpet, #klinikhewanvdb, #klinikhewaneldora
0 notes
putrikaguya · 2 years ago
Text
Kemarin nemenin ibu kontrol mata after operasi katarak. Btw ini bersyukur banget banget sih karna ibu bisa operasi katarak dengan jadwal nunggu yang hanya seminggu dan walau pake BPJS tapi semua staf RS dari dokter, suster dan receptionist nya bener-bener memperlakukan pasien dengan baik.
Gue merasa RS ini tuh walau deket rumah agak beda sendiri sama RS lainnya, semua staf di sini kerjanya bener-bener kerja, menomersatukan pasien dulu. Karna kalau boleh jujur, aku ada trauma sendiri sama RS RS deket rumah kecuali RS ini yaa, sampe kemarin bahas sama temen yg nakes juga, kebetulan dia lagi bolak balik ke igd karna kehamilannya bermasalah. Sebelum nya dia dirawat di RS sekitaran rumah kita dan gada solusi, akhirnya dia rujuk lepas ke RSCM dan sangat amat berbeda, dia bener-bener bersyukur walau pake BPJS tp diperlakukan dengan baik di sana.
Nah itu yang bikin kita jadi melabeli kenapa RS di jakarta beda sama RS deket rumah? Padahal kawasan rumah kita juga masih masuk jabodetabek loh, tapi kok bisa sebeda itu untuk pelayanannya?
Ini masih ada benang merahnya lagi sama kagetnya kayak gue pas kerja di instansi pemerintah kemarin. Gue kaget banyak tenaga kerja yang ga profesional di tempat gue yang menurut gue akhirnya pasien keteter. Generasi kerja mau santai tapi kalau ada uang masuk merasa kerja paling capek. Beberapa kali gue denger pasien dibentak di samping gue yang bikin gue sendiri ga nyaman kayak "Anjir masalah hidup lo kenapa dibawa di sini deh? "
Contohnya 1 yang masih gue inget waktu gue satu meja skrining sama oknum T. Pertanyaan basic yang dilampirin kalo sebelum vaksin awal awal yang belum diperbolehkan untuk bumil, oknum T nanya ke yang mau divaksin "Ibu sedang hamil ga? " Di jawab sama orang tsb "Kalau hamil engga, tapi saya lagi datang bulan boleh ga? " Yaa menurut aku sih wajar aja orang awam nanya kayak gitu apalagi waktu itu vaksin baru baru ada. Eh di gas dong sama oknum T "IBU DENGER GGA YANG SAYA TANYAIN TADI APA?? IBU HAMIL ATAU ENGGA KAN? BUKANNYA LAGI DATENG BULAN ATAU ENGGA KAN? YA KALO GA DITANYAIN YA GA USAH NGOMONG DIEM AJA. "
Kagett gue, samping gue kesurupan apaan sampe bisa kayak gitu.. Dan semakin hari kerja di sana juga ternyata banyak yang kayak gitu, banyak orang yang ga salah apa-apa di gas. Aku jadi ambil kesimpulan, mungkin bukan mereka yang salah, tapi akunya aja yang ga bisa dengan lingkungan kayak gitu. Aku yang ga bisa maki-maki orang yang ngomong baik aku bales ngegas. Yang setelah aku telusuri emang orang orang yang kerja seenaknya itu ternyata pada punya privilege masuk lewat titipan orang dalem. Yhaa pantes aja dia jadi berbuat sesukanya.
Ibuku tu ya kemarin sampai ngomong berkali-kali, di sini dokter, suster nya baik-baik semua ya. Terus aku bilang "Sebenarnya memang yang bener tuh kayak di sini bu, ini RS udah ada managementnya, jadi jalan semuanya, dari depan aja udah ada petugas triase yang pake 3S, jadi kita ga perlu bingung lagi kalau sendirian dan bener dibantu banget alurnya jelas sampai ketemu dokter.
Jujur ya aku selalu do'ain suster dokter dan nakes yang bisa tulus bantu pasien. Bahkan kalau ada uang lebih aku suka beliin mereka makanan walau mereka ga pernah minta biar mereka makin semangat kerjanya. Semoga se-Indonesia cepet bisa dapat pelayanan kesehatan yang baik dan merata. Tapi ga tau kapan bisa terjadi kayak gitu ya kalau orang titipan yang ga bisa kerja ini masih ada dan ga mau merubah dirinya.
2 notes · View notes
nishabila · 3 years ago
Text
Kehilangan
Tumblr media
6 Juli 2021 pukul 07.40 WIB
Aku terbangun karena dikagetkan oleh suara telepon masuk dengan posisi setengah sadar aku masih bingung sekali ada apa ini. Suara pecah tangis terdengar di ujung panggilan telepon. "Lhoh mbak kenapa" dan akhirnya akupun ikut meneteskan air mata.
Innalillahi waa inna ilaihi raaji'un
Mbah telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang dan tidak merasakan sakit lagi. 40 hari sebelum meninggal mbahku sering drop dan tidak sadarkan diri. Dan waktu itu salah seorang terapis mbah bilang kalau itu tanda 40 hari sebelum kematian tiba. Waktu itu dihitunglah 40 hari perkiraan dan tiba pada tanggal 5 atau 6 Juli. Mbah sakit sudah lama dari sebelum aku masuk kuliah hingga kemarin ini. Sebelum dibawa ke rumah sakit mbah muntah darah dari mulut dan alat vitalnya. Kata ibuku darahnya hitam pekat. Setelah sempat membaik tanggal 29 Juni mbah dibawa ke ICU lagi karena drop dan tidak sadar.
Tumblr media
Aku ingin mengenang memori yang aku simpan bersamanya. Dari aku kecil hingga saat ini.
Dulu seingatku sebelum TK orang tuaku sempat tinggal di Jakarta karena ayahku bekerja di salah satu perusahaan di sana. Kemudian nggak tau kenapa tiba tiba orang tuaku pindah ke Batu dan akhirnya kami tinggal bersama mbah. Rumah masa kecil dimana ibuku tumbuh yang sampai sekarang aku tinggal. Kemudian adeku lahir dan bahkan aku saja tidak punya memori bagaimana ibuku mengandung adeku. Tau tau adeku udah lahir dan udah gede umur 5 tahun haha. Dulu ibuku tidak bekerja dan setelah pindah dari Jakarta ayahku membuka usaha bengkel digital.
Ayahku suka sekali dengan kopi dan rokok dan tidak berolahraga, hingga tak lama kemudian ia menderita sakit stroke diusia yang tergolong masih muda 36 tahun. Aku masih sangat ingat bagaimana ayahku tak sadarkan diri di pagi hari dan bibirnya tertarik pada salah satu sisi. Ibuku menangis dan memintaku untuk memanggil mbah yang waktu itu sedang keluar sebentar. Mbahku segera pulang dan kemudian ayahku langsung dibawa ke rumah sakit di Malang aku lupa namanya apa. Sejak saat itu setiap hari mbah merawatku dan adeku yang masih kecil. Memandikanku, memasak, hingga menyuapi aku dan adeku. Kurang lebih satu bulan ayah sakit dan beberapa hari sempat dirawat di ruang ICU aku sempat takut waktu menengok ayah di rumah sakit dan tidak mau mendekat.
Lagi aku tidak tahu memori apa saja yang terjadi setelah ayahku sakit. Tahun 2007 budheku meninggal karena kanker payudara. Aku sedih dan belum begitu mengerti tetapi aku sempat memiliki beberapa kenangan dengan beliau. Sejak budheku meninggal aku, ibuku, adeku serta mbahku berpindah ke rumah pakdeku, yang lebih dekat dengan sekolah SD. Ternyata aku baru tahu di tahun yang sama juga orang tuaku berpisah. Aku sama sekali tidak ada kenangan bagaimana mereka berpisah dan bagaimana ayahku pergi dari rumah, yang aku ingat hanyalah ayahku berpindah kerja ke Malang, lalu Surabaya, kemudian kembali ke Tuban tempat asalnya. Aku benar benar tidak ingat apa yang terjadi waktu itu.
Ibuku memulai hidup barunya dengan bekerja di SD Muhammadiyah tempat aku dan persepupuanku bersekolah. Mbah. Lagi lagi mbah yang mengambil alih peran ibu dan mama (ibu dari kaka sepupu yang meniggal) mbah memang terlihat galak dan tegas namun sebenarnya ia sangat menyayangi cucu cucunya yang mungkin sedang butuh support waktu itu. Kami tinggal serumah, aku mbak inun, mas aqin dan adeku. Rasanya sudah seperti saudara kandung. Dulu setiap pulang sekolah mbah langsung menyiapkan makan dan setelah makan sambil nonton TV mbah langsung mengopyak-opyak untuk mandi dan bersiap pergi mengaji ke TPA. Waktu itu aku merasa waktu untuk TPA biasa saja namun ternyata cukup lama juga haha. Dari pukul 13.30 sampai jam 17.00 sore. Manteb banget nggak tuh. Setahun kemudian kami kembali ke rumah lama. Karena pakdeku sudah menikah lagi.
Mbah selalu khawatir ketika ibuku pulang malam atau bekerja hingga larut. Pernah suatu ketika mbah menyuruhku memberikan jaket kepada ibuku karena keluar malam hari tentu karena pekerjaanya. Namun mbah juga seseorang dengan gengsinya yang tinggi. Waktu ke Jogja mbah juga ikut mengantarkanku ke asrama. Dan ketika aku pulang mbah sangat senang dengan kepulanganku. Tak terasa aku lulus dari Muallimaat. Sayangnya aku tidak bisa ikut pelepasan karena sakit DB dengan trombosit sudah mencapai 50 tapi belum juga opnam karena aku memaksakan diri untuk ikut wisuda namun nggak kuat juga haha aku menagis di awal acara saat pak Haedar Nasir memberikan sambutan. Kemudian aku dilarikan ke PKU Kota. Disaat itu juga mbah sudah sakit dan ibuku meninggalkan mbahku dengan berat hati.
Tumblr media
Waktu aku opnam di RS UMM, ibuku juga meminta untuk dirawat jalan saja karena tidak ada yang mengurus mbah di rumah jika ibuku menemaniku di rumah sakit. Tetapi dokter memarahi ibuku karena kondisiku sudah mendekati kritis, hingga mimisan dua kali yang sebelumnya sama sekali belum pernah aku rasakan. Waktu itu adalah moment yang sangat berat untuku. Setelah aku sembuh aku kembali ke jogja karena harus mengabdi. Tak lama setelah itu ibu memberi kabar kalau ia harus dirawat karena DB juga dan adeku yang menemaninya. Mbah sendirian di rumah. Sehari setelah ibuku sembuh dan keluar dari rumah sakit adeku kena DB waktu yang harusnya digunakan untuk pemulihan, justru dihabiskan di rumah sakit lagi untuk menjaga adeku yang sakit juga.
Hatiku patah lagi, karena waktu itu aku juga belum mendapatkan kampus untuk kuliah. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang merawat mbahku yang sendirian di rumah. Aku masih ingat bahkan sangat ingat bagaimana yang terjadi saat itu. Ramadhan kali itu berbeda dengan ramadhan yang lain. Bagiku itu adalah ramadhan tersedih dan membuatku patah hati sepanjang usia. Aku menggantikan diapers mbah dan memandikanya. Namun suatu ketika ada kejadian yang tak disangka-sangka terjadi yang membuatku menangis terisak-isak tak tahu harus bagaimana. Membayangkan bahwa mungkin ini hanya mimpi semata. Tolong bangunkan aku dari situasi ini ya Allah. Perkataan yang telah dilontarkan kepadaku waktu itu masih sangat melekat dan susah sekali untuk melupakan kejadian itu.
Tahun itu juga, aku merayakan Iedul Fitri di rumah sakit karena mbah drop dan mengalami pendarahan hingga 2 kantong penuh keluar melalui alat vitalnya.
Tumblr media
Dulu pernah juga pihak rumah sakit menawarkan untuk dirawat di rumah saja karena sudah tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan. Akhirnya mbah dipulangkan dan di rawat di rumah pakdeku. Bisa bertahan hingga tahun ini merupakan hal yang luar biasa untuk mbah setelah berbagaimacam hal dan sakit yang telah ia lalui dari tidak bisa jalan hingga bisa berjalan dan sehat kembali bisa tertawa riang dan sering kali melakukan hal konyol atau bertanya dengan pertanyaan yang sangat out of the box. Mbah suka sekali bercerita tentang masa kecilnya, masa kecil anak anaknya atau pertemananya.
Mbah dulu menikah pada usia yang masih sangat belia yaitu 16 tahun bahkan saking lugunya mbah pernah disuruh masak jangan asem oleh mertuanya. Karena tidak tahu bagaimana cara memasaknya akhirnya mbah memasukan air dan asem saja ke panci lalu ditunggu hingga mendidih dan jadi deh jangan asem literally jangan asem wkwkw. Mbah cerita kalau dulu orang tuanya bercerai dan beliau diasuh oleh neneknya. Tidak berhenti disitu, walaupun mbah tidak bercerai namun, suaminya pergi lebih dulu meninggalkan 8 anak dan ibuku sebagai anak terakhir berusia sekitar belasan tahun karena masih SMP.
Mbah bekerja keras banting tulang dan hutang sana sini untuk membesarkan anak anaknya dengan rumah yang terbilang kecil untuk jumlah anak yang cukup banyak. Tetapi mbah berhasil membuat anak anaknya menjadi seseorang dimasa kini meski dengan susah payah.
Tumblr media
Aku tidak pernah melihat mbah menangis karena suatu hal kecuali ketika ia bercerita tentang kenangan di masa lalu dan menceritakan cucu cucunya. Satu dua air mata menetes dari pelupuk matanya. Aku sangat senang mendengarkan mbah bercerita tentang hal apapun. Satu yang aku ingin lakukan saat itu adalah mencatat resep resep masakan buatan mbah yang sangat enak. Diawal pandemi sempat terpikirkan namun lagi lagi belum sempat terlaksana. Aku tidak menyangka mbah pergi secepat ini. Mbah menutup usia pada umur 83 tahun. Beliau lahir di bulan April tanggal 16 tahun 1938.
Semoga mbah husnul khotimah ya mbah :)
Doaku selalu untuk mbah. Terimakasih telah bersedia merawatku dari kecil hingga saat ini. Tidak kusangka pertemuan terakhir adalah saat aku berpamitan untuk kembali ke Jogja setelah hari raya kemarin ini. Di telpon mbah masih sempat bertanya kapan hari raya idul adha, aku pulang apa nggak. Namun Allah berkehendak lain. Saatnya pulang, di rumah sudah tidak berempat lagi. Tinggal aku ibu dan adek, tanpa mbah :')
Tumblr media
2 notes · View notes
herewearebells · 4 years ago
Text
Surat: Selamat Ulang Tahun
Yogyakarta, 12 Februari, 2021
11:52 PM
Mr. Know It All
Hari ini tanggal 12 Februari, dan perayaan imlek. Tahun sebelum Papa pergi, tahun baru model begini jatuh di ulang tahunku (...kayaknya, waktu aku SMP), lalu sekarang di ulang tahun Papa. Selamat ulang tahun! Kalau Papa berhasil melawan kanker dan komplikasi penyakit, tahun ini Papa resmi 61 tahun! Mungkin, tahun 2020 lalu bakal tegang, karena Papa harus berjuang lebih banyak. Ingat waktu aku bilang sedang kerja untuk---sebut saja---BEKRAF Lithuania? Para bos-bosku itu sudah kasih kabar bahwa kemungkinan besar dunia akan block Indonesia karena ancaman wabah besar---yang katanya---berawal dari Cina. Satu spesies dengan SARS, karena---ya, ini keluarga corona juga. Namanya, Covid-19. 
Semua orang berupaya agar bisa jaga kesehatan, kebersihan.
Awal-awal, aku parno sendiri, sedang Mama, dan Landa, jauh lebih santai. Sebal bukan main. Mungkin, kalau ada Papa, kita team up; kayak biasanya. 
Papa inget kita pernah pulang dari Superindo yang jadi satu sama bangunan BCA di Jl. Solo kelewat malam, terus makan sate kambing di Lapangan Karang sambil dengar musik? Waktu itu, Papa bilang bahwa punya anak gadis---karena aku satu-satunya anak gadis yang sama Papa terus menerus---rasanya senang, dan takut. Aku hampir tujuh belas tahun waktu itu, dan Mama pergi naik haji, sendiri. Jadi, kita berdua benar-benar harus kerjasama; kadang, Papa jalan ke depan buat antar laundry orang serumah, atau bikin telur mata sapi setengah matang keasinan. Belum lagi aku kecelakaan, padahal Papa baru keluar sama teman-temannya yang banyak itu. Waktu datang ke RS PKU di Kota Gede, aku kaget sendiri; ada Cherokee merah, dan jeep, juga beberapa mobil lain. 
Daripada dijemput ayah, ini lebih mirip scene gangster datang ke Rumah Sakit kecil; Om Om brewok semua isinya.
Kita; karena ada Pak Han, dan beberapa teman Papa---entah lima, atau enam orang---pindah dari PKU Muhammadiyah, ke RS Hidayatullah. Lalu, Papa telfon di luar lama, sedang Pak Han---yang aku baru tahu sekarang kalau notaris, dan bukannya pengacara---tanya-tanya aku mau makan apa. Seingatku, ngga ada satupun yang tanya kakiku bagaimana, atau kepalaku pusing. Semuanya tanya aku mau makan apa. Ngga berapa lama, dokter Kelik datang, lalu aku pindah, untuk kedua kalinya, ke Bethesda. Baru aku tahu ternyata perkara pindah-pindah rumah sakit ini karena seorang ‘Den Didiet insecure dengan rumah sakit warna hijau. Belum lagi support group yang selalu sama tunggal putra Muryatmo ada di sekelilingnya. Tambah menjadi-jadilah.
Tambahan-tambahan scene Pak Han minta aku dirawat aja full mondok di Bethesda, dan suara-suara dokter Kelik bilang bahwa rawat jalan bakalan lebih baik, lalu RM Didiet Murpriyanto hela nafas dan keluar dari ruangan. Sedang aku kepingin tidur. tapi malah dengar orang-orang debat.
Akhirnya diputuskan bahwa aku dirawat di rumah, dan kita mendadak punya tiga ART; kiriman teman-teman Papa.
Tiga hari pertama aku tidur di kamar, lalu setelah satu hari Mama telfon subuh-subuh, aku pindah ke kamar Papa. Lalu, nangis sesenggukan; ngga inget karena kakiku linu, atau rindu suara Mama. Semalaman Papa usap-usap kepalaku.
Aku benci diperlakukan kaya anak lima tahun yang harus tidur siang. Tapi, waktu dipeluk satu-satunya manusia yang badannya besar di hidupku, aku tahu kalau aku lebih benci jadi anak umur tujuh tahun yang lihat ayahnya dalam keadaan mabuk, berlinang air mata, habis bertengkar hebat dan dilihat ketiga anaknya, dan dua ARTnya. Aku lebih benci jadi anak umur tujuh tahun itu, Pa.
Setiap ulang tahun, aku suka kulkas rumah penuh kue ulang tahun. Minggu pertama isinya punyaku, lalu minggu depannya punya Papa, dan di akhir Februari ada nama ‘Mira’. Rasanya, sampai Maret kita bisa makan kue ulang tahun beda-beda rasa. Sekarang, kue ulang tahun ngga bertahan begitu lama, soalnya bisa langsung dopotong dan dikasih ke penghuni kos. Iya, dari 2013 setelah Papa di Karanganyar, rumah dialihfungsikan juga jadi kos lagi. Antik sepi, walaupun kadang-kadang Babah belanja, atau Ahmad Dhani datang ke rumah, juga buyer-buyer lain, tapi kan ngga seaktif dulu. Aku suka membatin, Papa ini hidupnya banyak beruntung; apa yang dimau, bisa didapat. Pun, punya istri juga Mamaku; yang ulet, dan tangannya dingin.
Bulan depan, Bella pindah rumah, lho. 
Sayangnya, belum ke Jakarta, tapi ke daerah di Jalan Kaliurang sana. Kalau Papa ada, orang pertama yang akan mengerutkan dahi, sambil protes adalah ayahku sendiri. Lalu, rentetan alasan agar bisa ikut ke rumah baru, atau Bella Antika tetap di Dirgantara, akan disuarakan. Biasanya, Mama akan memutar mata, lalu bilang; ‘Papanya Bella mana bisa ditinggal anak wedhoknya.’ 
Dulu, aku suka merasa kalau sayangnya ayahku itu kelewat besar, walaupun suka kesulitan datang di acara-acara besar hidupku; ambil rapor, dan antar-jemput seumur-umur cuman 20x, belum lagi waktu aku karate menang, Papa malah lupa jamnya. Jadi, waktu datang ke GOR, lebih tepat disebut sebagai jemput anak pulang kejuaraan, ketimbang mau lihat putrinya tanding. Karena ini Papa, jadi aku akan dengar suara minta maaf rendah, dan tangan terulur mengusap kepalaku yang basah keringat. Ada juga momen waktu aku sakit demam tinggi waktu kemah kelas 1 SMP, lalu Papa datang sama Yu---sebutan mba ART yang paling aku sayang, mengingat waktu itu masih ada 3 ART---lalu, minta aku dibawa pulang sekarang. Padahal, aku sakit karena lupa makan siang dan malam, gara-gara sibuk bikin tugas kelompok buat dilombakan. Atau, Papa yang wajahnya pucat pasi habis lihat Bella Antika umur lima tahun jalan tertatih-tatih dari bangunan depan; kaki kananku berdarah ngga berhenti, dihias pecahan bohlam silinder yang menancap. Wajah pucat dan tangis tertahan itu muncul lagi waktu pulang sekolah aku bukan dijemput sopir rumah, tapi malah sekretaris Papa yang muncul pakai sepeda. Di tengah jalan, kakiku kesenggol motor, persis di depan Atma Jaya Kampus 3, lalu kaki sebelah kiriku masuk ruji sepeda.
Semua operasi yang muncul di hidupku, selalu ketinggalan dihadiri ayahku; waktu aku lahir, waktu kakiku dihisai bohlam lampu, dan harus operasi karena masuk ruji sepeda.
Aku suka bilang ‘Ngga apa-apa, kok’ karena kalau bilang sakit, ayahku pasti hela nafas panjang, dan mendadak jadi memenuhi ranjang tidurku. Kulit kuning langsat itu akan merah, dan tangan besar itu akan memegang jemari-jemariku, sambil bertasbih ‘maaf’ pelan, sampai tertidur.
 Sempat dokter salah diagnosis. Katanya, kaki kiriku yang dijahit tiga belas ini kemungkinan memakan proses sembuh lama. Aku mungkin baru bisa jalan dan bisa lari dengan benar paling cepat setahun. Papaku bodo amat---walaupun marah-marah dan memaki---lalu, seperti biasa, telfon dokter Kelik dan minta rujukan ke Jakarta, atau operasi ulang---orang gila memang---di Singapura aja. Aku mana tahu soal perkara itu. Aku cuman tahu tiga bulan pertama, aku belajar merangkak lagi, karena kaki kiriku rasanya persis agar-agar tiap dipakai melangkah; aku pasti jatuh. Lalu, bulan kelima aku sudah bisa jalan lagi karena tiap sore dokter Kelik datang; seingatku juga bukan melatih jalan. Tapi tiap dokter yang juga sahabat ayahku itu datang, aku jadi harus susah payah gerak dan turun dari kasur angin---yang sekarang aku pakai. Ayahku shock, lagi, sedang Ibuku bersorak dan melempar tos kencang. Aku senang, Papaku menangis; padahal aku ngga lihat Papaku menangis waktu Ayah-Ibunya meninggal. Tapi, dia selalu nangis, nangis, nangis, tiap Bella Antika operasi. Manis sekali.
Makanya, waktu dengar aku akan ditransfer ke tempat Budhe Titiek jaman SMA, hatiku rasanya persis cermin dibanting ke lantai. Ayahku itu mana mungkin mengirim aku jauh-jauh, aku pulang jalan kaki dari Kota Baru sampai rumah saja, dia pernah membuntuti pakai mobil. Kalau bukan kepalanya terbentur sesuatu, dan berupaya menutupi sesuatu, pasti ngga akan kepikiran. Setelah diingat, hubungan kita naik-turun sejak aku SMP sampai SMA, ya? Dan, bertengkar paling hebat waktu Papa seenaknya datang ke BK buat minta berkas-berkas sekolahku ditarik. Hari itu, aku benci bukan main karena ayahku egois; adik-adikku boleh tinggal bareng ibuku, tapi aku harus selalu ada di sisi ayahku. Hari itu, aku benar-benar capek, dan nangis di depan kelas, lalu dipeluk Pipip. Satu-satunya orang yang tahu aku bakal pindah cuman Pipip.
Aku bersyukur karena semuanya gagal; jadi aku bisa terus ada di samping Papa, lihat Barcelona menang lagi---terakhir kita sorak-sorai bareng waktu 2010 nonton FIFA 2010 dan Spanyol menang!---tanggal 2 Juni 2013. Setelah itu, Papa tidur sambil megang erat tangan Landa sambil tersenyum.
Aku punya dua luka yang akan selalu bikin aku senyum, dan meringis; di kaki kiriku, karena ruji sepeda, dan bagian dekat pusar segaris; sobek entah karena kedorong mundur lalu membentur pinggir mesin cuci, atau apa. Aku pikir, aku akan menangis waktu menulis ini, ternyata tangisku malah mengucur di paragraf keempat atau kelima.
Ada banyak kejadian sih, Pa. Kalau Papa ada, kayanya roof top Ambarukmo, pop corn Empire, dan Starbucks yang menurut Papa rasanya meh---ya, soalnya Bapak rajinnya ke Excelso---juga, J.co, ngga akan jadi perhatian Papa. Taruhan. Ceritaku bakal lebih menarik; entah aku putus lagi sama Elrepyan. Oh, itu anak laki-laki yang pernah Papa tanya sambil lalu waktu aku pacaran awal-awal di mimpi. Seingatku, Papa bilang kalau Bella boleh ajak Elrepyan makan bareng Papa. Ingat betul kemeja sutera ungu gelap, dan topi kabaret hitam, jadi visual paling jelas dari Papa. Iya, putus. Waktu itu masalahnya karena obrolan kami mentok. Lagi, lagi. Tapi, selang beberapa bulan (...Januari 2021, tepatnya) ternyata ya ngga. Sebenarnya masih bisa dibenahi, tapi memang baiknya kami sendiri-sendiri. Elrepyan punya hal yang harus diurus. Walaupun, ya, kami tetap baik. Papa tahu kan kalau kita bicara soal Mama? Nah, iya, jadi kami benar-benar baik meski putus; Mama dan ibunya Elrepyan tetap berhubungan baik, pun kami serumah ke keluarga Elrepyan. Adiknya El pintar, dan menyenangkan. Kalau Papa masih ada, pasti ikut ketawa-ketawa.
Selain ribut perkara diminta nikah---waktu itu, permintaan ibunya El demikian, dan itu masalah yang kami berdua lihat---Bella sempat dapat drunk chat dari satu kakak tingkat di kuliah. Kalau Papa masih ada, taruhan satu juta, Papa pasti mendengus tertawa; karena  manusia ini jebolan dari sekolah yang sama dengan Pak Han, Pak Roni, dan teman-teman dekat Papa itu. Belum lagi, dia juga punya teman-teman yang aku yakin dua puluh tahun dari sekarang kelakuannya ngga berbeda jauh dengan geng Papa.
Seingatku, manusia ini baru muncul di kehidupanku secara signifikan di semester tiga, empat, atau lima, ya? Pokoknya, waktu itu mata kuliah Komunikasi Internasional, apa ya? Dosenku mba mba muda yang punya suami, dan satu putri super cerdas. Namanya Mba Hayu. Waktu itu Mba Hayu menunjukan ke kami---seantero kelas---perkara satu senior kami yang izin karena ban motornya sobek di perjalanan menuju ke Kampus. Aku kira, ini cuman akal-akal kakak tingkat yang mengulang kelas, biar ‘nyawa’ kelasnya yang cuman tiga, masih bisa dipakai. Ternyata, memang betulan. Setahuku minggu depannya, Mba Hayu bahas lagi perkara ini di kelas, dan Seniorku yang minggu lalu izin karena bannya sobek itu menjawab dengan serius. Duduknya selalu di belakang, atau, ya, baris nomor dua dari belakang. 
Dari situ, aku tahu bahwa ada makhluk satu ini. Setelahnya, aku sadar kalau dia muncul lagi karena ngga berapa lama Mba Hayu memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri karena mau menyusul suaminya yang kuliah di Eropa. Hari itu, aku lihat manusia satu itu berlari turun dari lobi Tata Usaha, ke parkiran mobil. Menyapa kasual dosen yang aku idam-idamkan bakal jadi dosen pembimbing skripsiku.
Tapi, kami ngga pernah ngobrol. Cuman tahu satu sama lain aja---sepenangkapanku sih begitu, ya. Lalu, aku salah ambil mata kuliah anak iklan---kalau Papa lupa, aku ambil mayor public relations---dan kajian media. Semiotika Iklan, namanya. Pengajarnya horor, dan dikenal pelit nilai. Waktu Beliau masuk kelas dan memperkenalkan diri, rasanya aku cuman mau ‘huweeeeee’. Jangankan aku, teman-teman iklanku, bahkan pengajarku yang horor ini aja sempat ketawa dan bertanya-tanya ‘Ngapain anak PR masuk ke kelas iklan, kamed?’
Tapi, kalau bukan karena kelas satu itu, Bella ngga bakalan dapat panggilan ‘kardus’---kerudung dusta---asal sebut dari Haryo, yang diikuti Senior---Ban---Bocor. Padahal, kalau dipikir di kelas ada tiga manusia pakai jilbab, tapi yang berulang disebut kardus cuman aku. Wah, memang sialan. Belum lagi waktu selesai kelas, aku pergi ke mall depan---iya, sekarang Sahid punya mall namanya J-Walk. Sejujurnya, ini lebih cocok jadi kampus 5 universitasku. Soalnya, mata kuliah Kewirausahaan anak manajemen aja praktiknya dilakuin di J-Walk---jajan es krim sebelum latihan marching bareng Hubertus, di depan mall ada segerombolan senior-seniorku. Hubertus bilang ngga usah disapa, soalnya mereka semua kelihatan teler.
Tahu-tahu, aku diteriaki kardus.
Lalu, ada suarah riuh-rendah tawa. 
Aku ingat betul dahiku penuh kernyit, dan jengkel minta ampun. Tanpa pikir panjang, aku cari sumber suara---yang adalah manusia yang memanggilku ‘kardus’---dan bicara pakai nada kalau aku protes ke Papa; rendah, tapi tajam. Hubertus diam, manusia di sekitar seniorku ini juga hening sepersekian detik, lalu canggung.
Bodo amatlah. 
Setelah kejadian itu, aku ngga begitu peduli lagi sama manusia ini. Dia juga ngga inget bagian itu. Menyebalkan. Kami baru ngobrol lagi setelah aku pulang dari KKL, dan dirawat di Bethesda karena usus buntu. 2016. Kemudian, interaksi lagi di tahun 2017, itu juga bisa dihitung jari. Paling intens karena kejadian banjir di kawasan Yogyakarta bagian Selatan. Setelahnya, di tahun 2018 kami ngobrol sedikit lebih banyak karena sama-sama ambil skripsi. Baru benar-benar kerja bareng di tahun 2019 pertengahan setelah selesai dari kantor lama. Itu juga untuk beberapa project, sisanya paling buat ketemu ngobrol ini-itu, kayak kalau ketemu Adek---Wisnua Agastya---tapi, ternyata, buat manusia ini, ngga demikian.
Jadi, setelah Desember 2019 aku bilang terima kasih panjang lebar, di tahun 2020 Juli atau September, aku dapat drunk chat di direct message Instagram. Rasanya, aku jadi ikut sedih, padahal ‘pelaku’-nya aku---meski, ngga bisa dibilang demikian juga karena aku ngga melakukan apapun. Sumpah, Pa. Dari drunk call itu aku jadi melakukan hal-hal biasa; kayak kalau Papa mabuk berat, Landa mabuk berat, Richaz pusing hebat karena mabuk, atau teman-temanku yang lain, dengan tanya apa orang ini udah makan atau belum. Karena, seingatku hal kaya gini yang dilakuin Mama kalau Papa tepar berat dan kepalanya ditaruh di meja kantor, dengan tangan meluk diri sendiri. Ada tiga jam aku mendengar manusia ini bicara ngalur-ngidul; dari perasaan sedih, menyebut bahwa berbulan-bulan menelan perasaan demikian, amarah meletup-letup, lalu berubah jadi suara memelas. Sedang di satu sisi, aku sibuk pesan baso, dan kirim ke tempatnya mabuk.
Tsk.
Karena ini aku, maka aku bilang apa dia mau diajak ketemu buat bicara? Biar lega; mengingat sebelum-sebelumnya dia menyampaikan hal serupa via chat. 
Sorenya---karena dengar orang drunk call tiga jam itu dari jam 1 sampai 3 pagi, kayanya---kami ketemu, dan ngobrol. Aku bersyukur karena aku disayang manusia sebesar itu, dan berterima kasih, kayak apa yang selalu diajarkan ibuku. Aku pikir, hubungan kami sudah baik sejak saat itu---dan memang demikian---meski, kemudian ngga sebaik itu. Lalu, hari-hari berikutnya hubunganku hening panjang, tambah parah waktu Bella Antika sakit demam hampir 40′ derajat celcius, dan ucapan cepat sembuh canggung melayang dari Elrepyan. Setelah itu, seminggu, atau dua minggu kemudian, waktu hari Sabtu, ponselku diisi suara berat sulung Jatikalimasada. Mimpi buruk, sebenarnya, karena Dio---nama kecil Elrepyan---memutuskan untuk menyudahi hubungan. Rasanya, bercanda. Masa setiap tahun putus? Katanya, kalau hubungan kami cuman memberatkan, baiknya disudahi; jadi Bella Antika bisa fokus dengan dirinya sendiri, dan demikian juga Jatikalimasada satu itu. 
Aku kira hubungan ini akan membaik. Ternyata, satu demi satu terjadi juga; foto berdua kami hilang dari galeri Instagram Elrepyan. Berupaya betul sulung Murpriyanto ini untuk biasa saja; target kerjaannya dikejar, pulang malam, senang-senang, dan mencoba untuk baik-baik saja. Berikut, aku masih punya teman-temanku komplit; Renaldi masih mengerjakan skripsi di satu kota yang sama denganku, dan aku punya undangan untuk datang main ke rumah Anton, nama seniorku yang sedaritadi kita bicarakan. Jadi, tanpa pikir panjang aku angkut saja Praninta, dan mendesak Renaldi ikut. Sampai sana, kami main di sungai, lalu makan-makan di pondok punya seniorku ini; Summer House, sebutnya.
Lokasi Summer House dekat rumah Yve yang baru. Papa pasti menikmati kalau bisa ikut ke sini. Sampai di Summer House, matahari sudah hilang ditelan langit gelap. Aku mabuk berat, jadi yang aku ingat cuman muntah-muntah di closet, dan wastafel. Sadar betul waktu mobil melaju membelah Ring Road daerah UPN. Sampai rumah tengah malam, dan Praninta memutuskan tidur rumah. Untuk. Pertama. Kali.
Ingat waktu aku tetap baik-baik saja walaupun meneguk satu botol red wine, dan satu botol white wine? Tapi, aku bisa mabuk berat waktu Papa minum-minum bareng Pakdhe Bambang? Berakhir cranky, dan besok paginya Papa bilang---karena Mama marah berat lihat putrinya muntah-muntah di pagi hari---kalau sulungnya ngga boleh minum selain wine daripada bikin repot satu Indonesia Raya? Lepas Papa pergi, tiap Bella minum yang bukan wine, atau malah campuran; vodka, whisky, soju, atau apalah itu, pasti ada-ada saja; marah-marah ke orang lewat telfon sambil mengingat dosanya, kalem dan tenang persis biksu-biksu di Wihara, atau, nempel-nempel; yang satu ini Papa suka, soalnya Bella Antika jadi kaya anak usia lima tahun, katanya.
Tapi, yang demikian ternyata bahaya. Aku berulang diingatkan Swastati---gadis manis yang sempat dekat dengan Gilang. Gil. Papa masih ingat Gil yang Bella kenalin di Resto Ko Ivan?---buat minum sama teman-teman yang dipercaya. Aku juga selalu melakukan hal yang demikian, makanya ngga pernah sekalipun waktu kuliah minum-minum karena tahu diri. Belakangan, aku jadi kacau minta ampun. Setelah kejadian di Summer House, dan Landa beberapa kali bawa minuman, kadang aku telepon teman-teman terdekatku, atau nempel-nempel Bu Mira. Ngga jarang, bikin Anton turut kenapa-napa karena Bella bisa aja telepon tiba-tiba dan meracau entah apa.
Setelah putus, rasanya hidup jadi diisi orang-orang baru; Bella punya kesempatan buat kenal Anton, dan juga teman-temannya. Beberapa kali di satu, dua momen, aku ketawa dan merasa hangat. Yang demikian dulu suka terjadi waktu lihat Papa kumpul bareng Wolter, Franco, atau teman-teman JB-nya Papa. Aku juga jadi kenal lagi satu anak teman Papa, Om Agung, gara-gara bos di kantor ngide buat kenal-kenalin manusia di hidupnya. Ngga cuman itu, Bella juga jadi punya kesempatan kenal sama manusia-manusia baru di ranah film. Seru! 
Ada momen-momen yang aku bisa terhenyak lama karena... Ya ampun, manusia bisa begini, ya? Papa ingat dulu Bella suka kasih hadiah Mama kalau hari ibu dan ulang tahun? Sedang buat Papa, biasanya Bella peluk-peluk aja. Lalu, di satu waktu Papa kelihatan sedih---yang betul-betul sedih---karena merasa ngga punya Bella Antika. Ternyata, perkaranya kado hadiah ulang tahun; katanya, ngga dapat hadiah dari putrinya sama dengan mimpi buruk. Jadi, sejak umur enam tahun, aku akan giat mengumpulkan uang jajan---yang ternyata di tahun segitu banyak juga---buat beli hadiah di bulan Februari dua buah. Biasanya, hadiah Papa akan diganti (...aneh betul memang ayahku ini) karena yang dicari ternyata bukan barang dan nominalnya, tapi suratku. Belakangan setelah Papa pergi, aku sadar bahwa aku ini anaknya Papaku; karena semua surat-surat orang yang paling kita sayang, pasti disimpan di satu wadah. 
Anton memperlakukan surat-suratku--sebenarnya notes--persis Papa memperlakukan surat-suratku. Kalau boleh jujur, dibeberapa bagian, aku menyadari bahwa aku senang punya orang ini. Tapi, rasa sayangku---setelah terus ditelisik---bukan hal yang berbau romansa. Tetap, aku senang, dan sayang dengan manusia ini. 
Sejujurnya, dia orang yang baik, dan apa adanya, juga tulus. Ya, beberapa orang bilang ini dan itu, tapi, karena aku lihat dan tahu kelakuannya kalau bertemu, aku tetap yakin bahwa orang ini baik. Kadang memang kelakuannya kaya Landa waktu mempertanyakan kenapa dunia begini, begitu, jaman TK nol kecil dan ngga mau sekolah. Sebenarnya, cuman butuh diberi pengertian, lalu sudah. Intinya, dia baik. Bahkan sampai akhir kami bertemu, aku tahu orang ini---jauh di dalam---adalah orang baik yang aku lihat di hari-hari lalu.
Senang awalnya punya berbagai orang-orang baru, dan sadar bahwa aku disayang. Lama-lama, rasanya berat, dan capek. Kayak lari dari perasaan patah hati dan sedih yang ditunda. Lalu, ya, persis surat sebelum ini yang bukan ditujukan buat Papa, sulungnya Papa ini kaya butuh waktu buat nafas; karena ternyata melibatkan manusia-manusia baru di hidupku adalah hal yang ngga bisa aku terima. Aku malah semakin kenapa-napa, dan merasa bersalah. Perasaan sedih jadi ngga terelakan. Segala hal aku upayakan; memberi pengertian, mengajak bicara, sampai kadang aku merasa lelah bukan main dengan Bella Antika. Meski, bangga juga karena gadis satu ini bisa lebih mendengar hatinya; ngga mencari ‘shelter’, menyelesaikan sendiri.
Belakangan, banyak hal terjadi; ada Bella Antika yang bangun dari kasurnya ngga bisa, tidur di dalam lemari, sesenggukan di kamar mandi. Kepala yang direndam di dalam bak, berikut tubuh yang tenggelam. Kamar mandi yang dikuras berulang. Pun, aku jadi punya kebiasaan---beberapa kali terjadi sampai sekarang---mengulang pakai sabun lebih dari dua kali, cuci muka berulang, keramas berulang, sikat gigi sampai tiga kali---gusi bagian kiriku sobek beberapa hari---dan, tanpa sadar suka gigit atau menusuk punggung tangan pakai kuku.
Bella pikir, perasaan mengerikan dalam hidup ini adalah lihat Papa melakukan hal-hal di luar nalar. Atau, tanganku yang melepuh karena corat-coret dinding kamar pakai lilin merah leleh. Lari, renang, dan skipping buat mengusir rasa marah berlarut ke Papa. Bella kira, hal kaya gini ngga akan pernah terulang. 
Gila.
Ingatan soal hari Sabtu aku menunggu lebih lambat satu jam---sebelumnya dua jam---bikin aku mendengus tertawa di saat itu; Papa juga selalu telat jemput aku, padahal aku kepalang pamer ke seantero teman-temanku kalau ayahku jemput. Biasanya akan berakhir aku duduk di trotoar sendiri. Semua temanku keburu pulang. Menjengkelkan, tapi kalau diingat, aku jadi tertawa. Atau, tawa-tawa lain yang dihabiskan bersamaan dengan manusia bernama Anton ini, mendadak hilang dilumat habis kalut; ngga ada steak dan wine merah, atau doa di tempat senyap, pun tawa yang mengudara di mobil. Benar-benar hilang. Bahkan, kotak persegi berbalut kertas biru muda dan pita senada langit petang, yang tergantung di lemari, seakan jadi neraka; kalau bisa, aku ingin buang, tapi ngga bisa.
Kamar jadi satu-satunya tempat buat diam berlarut, paling ngga sampai Landa berangkat ke kantor, dan Mama teriak: ‘Mama tinggal ke Jakal, ya.’ Setelah itu, pasti ada tangis hebat, dan rasa sesak luar biasa. Senin dua minggu lalu, satu-satunya manusia yang dengar suara histeris karena guling di kamar kena kulit bagian lutut, hampir dekat paha, adalah bungsu kesayangan Papa. Suara adzan dzuhur, bikin tangisku bercucur dan berulang teriak sambil menyumpal kuping pakai bantal. Kalau diingat, aku paham kenapa Richaz ngeri sendiri; dia angkat telpon entah siapa, lalu setengah jam kemudian kirim pesan di chat kalau beli baso enak langganannya, dan ditaruh di dapur. Lepas satu setengah jam, Pipip---Putri, gadis Padang yang suka Papa bilang kembar sama Aida---datang. Malamnya, ada Airlangga---ingat ngga dulu ada anak laki-laki yang jenguk Papa sama satu temannya. Waktu itu, anak laki-laki yang namanya Angga datang pakai polo putih, dan jeans, lalu diseret keluar Aida dan Sarah. 
Mungkin, aku bisa benar-benar gila kalau aku ngga punya teman-temanku ini.
Berkali-kali aku lihat karbol di ujung lemariku---cermin yang menggantung di kamar, aku turunkan, dan aku balik. Sedang cermin lemari pakaian dan meja rias, aku tutup kain---kepalaku penuh suara-suara buat menegak habis. Jijik bukan main aku lihat diriku sendiri. Setiap ada orang yang berupaya menghubungi dengan video call, aku mual lihat wajahku, atau jantungku nyeri berulang. Tapi, tiap aku kepikiran menegak habis karbol, ponselku bunyi; entah Pipip, Swastati, atau Akib pasti memastikan aku hidup. Pipip berulang ke rumah. 
Aku ingat betul Mira menyebut nama Mahira. Setelah Papa pergi lepas seminggu, aku baru tahu siapa Mahira. Persis Mira dan kekasih pertamanya, ternyata Didiet dan Mahira adalah dua manusia yang dipisahkan persis Mira dan cinta pertamanya; kematian. Tapi, Mahira pergi karena luka yang dihasilkan Didiet; murni laku yang salah. Aku baru paham. Betul-betul baru paham. Aku juga jadi belajar kenapa ibuku beberapa kali cerita setelah menikah dengan suaminya, serasa diteror sekompeni gadis-gadis. Aku jadi paham kenapa ayahku punya tradisi mengajari putri dan putra-putranya soal aturan minum, pergi ke klub malam, bahkan kondom.
Demi Tuhan, meski aku ngga tahu apa yang membuat Mahira kemudian memutuskan untuk meninggalkan dunia di usia itu, rasa ngeri setelah mendapat perasaan ini adalah mimpi buruk di dunia. Jantungku berasa dicongkel; lubangnya penuh perasaan dikhianati---aku benar-benar percaya Anton ada di deretan manusia yang sama dengan Gusti Besar Mahardika, Gilang Chandra, bahkan Noor Binang, kecewa, dan marah betul ke Anton.Berlarut. Sumpah serapah, dan perasaan peduli setan kalau manusia ini dihajar orang, meletup-letup. Ketika semua amarah itu membentur kalimat: ‘Mau dibawa mati perasaan bersalahnya, aku juga ngga akan peduli.’ Sesuatu yang lebih besar, persis balon udara, meledak. Aku mengulang geleng-geleng. Tiga hari aku penuh dengan tangis bercucur, dan amarah membara, lalu kemudian aku memutuskan untuk bergerak; hal yang ngga pernah dilakukan Mahira ke Didiet. 
Aku ngga mau, Pa, harus jadi Mahira yang pergi dan berlarut membuat Didiet merasa bersalah berulang. Bahkan ketika Papa punya keluarga dan putri-putri, perasaan berlarut itu masih penuh. Papa harus cerai, lalu berlarut lagi merasa bahwa dosa itu tak kunjung luntur. Aku ngga mau jadi Mahira yang mati dengan membawa luka menganga. Aku ngga mau harus nangis berulang selama tujuh tahun dengan perasaan kacau; marah, kecewa, duka berlarut, kayak aku ke Papa. Aku ngga mau ada Mira lain yang harus dengar suaminya dipenuhi hujan tangis merasa berdosa dan bersalah, karena membunuh gadis yang disayanginya setengah mati dengan luka. Aku ngga mau.
Hari itu, Rabu sore, aku pergi setelah lihat wajah Papa. Aku pergi ketemu Anton, karena aku mau sembuh. Karena aku mau dia juga sembuh. Karena aku ngga mau ada orang-orang yang harus dan merasa berdiri untuk sisi yang mana. 
Aku mau hidup dengan baik, persis yang dibilang ibuku setiap dengar kelakuan ajaib suaminya.
Jadi ibuku berat minta ampun; memaafkan, dan berulang mencoba paham. Aku berupaya betul memaafkan Anton, sebagaimana aku memaafkan Bella. Tapi, sakit betul, dan berat. Malam setelah ketemu Anton, aku baru sadar punggung tangan, jari-jariku lecet semua. Kamis siang aku dihubungi dokter Kelik. Sahabat Papa yang satu ini memang juaranya menenangkan hatiku, dan membuatku tertawa. Aku tutup lukaku satu-satu, tapi tangisku saling susul dan rasanya... Tuhan, ini lima kali lebih sakit ketimbang usus buntu.
Setelahnya, aku dikirimi satu box P3K dari sahabat Papa yang satu itu.
Hari ini, hampir dua minggu; aku sudah ulang tahun! Juga sudah bisa peluk Mama dengan riang, tangisku sudah ngga saling susul. Aku bisa merasa benar-benar lebih baik. Cuman, kalau tidur ternyata aku masih suka mencengkeram punggung tanganku, jadi lukanya tambah parah. Sempat merasa lemas waktu dengar kolegaku dapat pelecehan, kemudian berangsur bisa atur nafas setelah jongkok sambil pegangan handle pintu mobil. Tapi, aku yakin pasti berangsur membaik.
Harusnya ini ngga memerlukan tujuh tahun ‘kan, Pa? Atau, seumur hidup? 
Aku harap, ulang tahun Papa yang ke-61 menjawab ketakutan Papa waktu kita lihat matahari oranye di parkiran Ambarrukmo. Bahwa, ya, ternyata Mahira mungkin menyumpah serapahi Papa, atau ini cara agar daging seorang Didiet melihat luka milik Mahira. Tapi, karena aku juga darah daging Mira, maka aku pasti hidup dengan baik; sebaik ibuku hidup, dan membesarkan orang-orang tersayangnya. 
Aku harap, Papa bertemu Mahira---selain juga bertemu teman-teman Papa---dan bisa bicara ke Mahira. Semuanya, tanpa terkecuali. Persis yang dibilang Papa ke Mama di kamar Cendrawasih Sardjito waktu itu. Aku harap, Mahira memaafkan Didiet, sebagaimana Bella memaafkan Anton. Aku harap, setelah ini Papa ngga terus dihantui kalut berlarut. 
Aku harap, itu hadiah terbaik Papa di tahun ini.
Dan, Bella berharap semua, iya, semua, perasaan berat, sakit, dan ketakutan, juga kecewa ini perlahan disembuhkan. Demikian juga milik Anton.
Aku benar-benar berharap, ngga perlu ada lagi Didiet, atau Anton, Anton lain, juga Mahira, dan Bella, Bella lain, yang harus merasa dilukai, atau terluka. Seakan segala hal jadi ngga adil, mau dipikir bagaimana juga.
Untuk Mahira, dimanapun kamu berada sekarang---mungkin malah yang membuatku bergerak di hari Rabu, atau memutuskan untuk melempar karbol ke dinding sampai tumpah adalah kau---aku betul-betul berharap bahwa di kehidupan selanjutnya, hidupmu lebih baik... Aku berharap, benar-benar berharap, suatu saat nanti Mahira lekas merasa lebih baik. Aku berharap ketika Mahira bertemu Didiet, perasaannya jauh lebih ringan. Meski, demi apapun, pasti berat. Bukan untuk memperingan Didiet dan rasa bersalahnya, tapi buat Mahira; untukmu sendiri. Benci berlarut ini, akan jadi parasit mengerikan kalau terus bertahan. Aku bisa menjamin, karena aku pernah punya parasit itu. Dan, hampir punya lagi akan membuat hidup berat bukan main...
Aku... Meski ngga tahu persisnya, berharap bahwa setelah ini, kehidupan selanjutnya milikmu betul-betul membuatmu terus terang persis matahari kesukaanku di pukul 02:52 PM. Aku betul-betul berharap, Mahira bertemu Didiet... Ayahku itu... Betul-betul bodoh, dan sayang benar denganmu. Sampai mati juga disebutnya namamu, lalu baru nama ibuku. Jadi..., ya, aku betul-betul berdoa agar hidupmu tenang.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, Mr. Know It All. Terima kasih aku sudah diyakinkan untuk datang hari Rabu lalu. Terima kasih, aku sudah dipertemukan dengan buku diary tahun 1983 dideretan album foto dengan judul ‘Satu-satunya Anak Gadisku, Bella’ yang berdebu di laci meja kantor. Selamat ulang tahun, Pa... Hidup dengan tenang di sana. Bella sayang betul sama Papa. Sayang berkali-kali.
___
Tunggal cucu gadis Muryatmo di hidup Murpriyanto,
Antika
1 note · View note
niketriendah · 4 years ago
Text
Muadzin itu kini telah kembali
Pagi ini aku bangun tidur masih diberi kesempatan untuk bernafas. Alhamdulillah, ku syukuri nikmat sehat ini. Namun ada yang kurang di bangun tidurku 2 minggu ini. Biasanya aku terbangun karena mendengar sayup-sayup suara dzikir pak Waluyo yang sedari jam 03.30 pagi sudah membangunkan warga dari tidur lelapnya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. bangun.. bangun.. sekarang sudah jam setengah 4, mari kita melaksanakan solat tahajud. Waktu subuh pukul 04.05."
Lalu beliau melanjutkan tilawah dan dzikir secara halus agar suara tidak terlalu mengganggu.
Begitu setiap harinya. Pak Waluyo, seorang guru PNS di salah satu sekolah negeri di Jakarta. Meski paginya harus berangkat bekerja, tetapi beliau tak pernah alpa membangunkan tahajud warga. Beliau berjalan kaki dari RT 7 ke RT 13 untuk menuju musholla At-taubah. Tanpa motor, tanpa kendaraan apapun. Semoga tiap langkah kakinya dinilai pahala. Aamiin..
Kini tak lagi ku dengar suara khasnya yg menemaniku bangun pagi dan sholat tahajud. Kini ku tak mendengar lagi sayup-sayup bacaan tilawah qurannya serta sholawatnya. Kini suara adzan subuh pun berganti, adzan subuh kini kehilangan suara khasnya. Terdengar kabar bahwa beliau terserang covid-19, dengan komorbid karena memang beliau punya penyakit bawaan darah tinggi. Beliau tertular dari istrinya yg kebetulan seorang bidan di puskesmas. Istrinya yang terserang lebih dulu, kemudian anaknya. Istri dan anaknya dibawa ke RS, lalu pak Waluyo isolasi mandiri di rumah. Tak lama, pak Walyu pun ikut terserang dan menyusul dibawa ke RS. Sudah dua pekan kira-kira, musholla seolah kehilangan ruh nya di pagi hari. Kehilangan salah satu hamba Allah yang sholih.
Hatiku perih saat mendengar pengumuman orang meninggal subuh ini. Dan nama pak Waluyo yang disebutkan. Ya Allah.. tubuhku bergetar, air mata tak sengaja menetes. Sembari aku memasak bekal untuk suamiku, aku lafazkan al fatihah untuk beliau. Tak sedikit memori yang muncul seketika di benakku. Karena dulu saat aku masih kecil, aku sering main dengan anak beliau yang perempuan, sering berangkat ngaji bersama anak beliau, sering main ke rumah beliau dan betapa ku lihat begitu banyak kebaikan beliau.
Bulu kudukku merinding, karena di usia yang relatif masih muda, pak Waluyo sudah berpulang. Meninggalkan begitu banyak kesan baik dan sholeh. Kami seluruh warga sekitar musholla at-taubah merindukan suara beliau. Merindukan ajakan beliau untuk setiap hari sholat tahajud dan sholat subuh tepat waktu. Kami akan selalu merindukan beliau....
Sungguh iri hati pada kepergian beliau, hanya semua kebaikan beliau yang terkenang dibenak kami. Tidak ada keburukan satu pun yang kami ketahui. Semua orang membicarakan kebaikanmu saat kepergian beliau. MasyaAllah.
Semoga setiap langkah kaki beliau ke mushollah bernilai pahala, semoga setiap suara yang beliau lantunkan bernilai syurga. Semoga ajakan beliau untuk selalu sholat tahajud dan subuh tepat waktu, menjadi amal sholeh. Semoga semua ilmu yang telah beliau berikan kepada murid-muridnya menjadi amal jariyah yang tak pernah putus. Aamiin ya Rabbal alamin...
Kini yang biasa memanggil kami untuk sholat, telah dipanggil lebih dulu oleh-Nya karena Allah lebih mencintai beliau.
___
Jakarta, 17 Desember 2020
@niketriendah
1 note · View note
kitadalamkata · 4 years ago
Text
Saya dan Graves Disease (Part 3)
Di postingan ini, kisah pengobatan dari RSUD ke RS favorit saya berlanjut.
Januari 2018-sekarang, RSCM Kencana Cluster Diabetic & Thyroid (mudah-mudahan kelar 2020 hihi)
Keputusan pindah ke rumah sakit ini sebenarnya agak bikin deg-degan, karena saya tahu RSCM Kencana ini ‘swastanya RSCM‘. Ga bisa pakai BPJS, sedangkan saya tidak punya asuransi lain. Dengan kata lain, pembiayaannya mandiri. Buat fresh-grad yang baru mulai kerja lagi, ini ga mudah hahaha. Namun, namanya ikhtiar, Allah pasti kasih kemudahan. Itu saja yang saya pegangan.
Kesan pertama terhadap RS ini adalah ‘keren’ haha. Bersih, pelayanannya ramah, dan tidak terlalu ramai atau hectic. Alhamdulillah Allah masih kasih rezeki agar saya bisa berobat di rumah sakit sebagus ini. Masih trauma (lebay) dengan dokter sebelumnya, kali ini saya tidak tinggi ekspektasi.
Sebelumnya saya buat perjanjian konsultasi dengan Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp-PD, KEMD, Ph.D dengan alasan pilih sama profesor deh, pasti sudah malang melintang di dunia pertiroidan ini. Qadarullah di hari yang sudah dijanjikan, beliau berhalangan hadir, sehingga suster di cluster tsb menyarankan saya coba dengan Prof. Dr. dr. Imam Subekti, Sp-PD, KEMD terlebih dahulu. Meskti saat itu belum menjadi profesor, alhamdulillah tahun 2020 beliau jadi profesor.
Di awal konsultasi (13 Januari 2019), beliau minta saya untuk cek T4. Karena saya di Kencana tidak tersedia, maka saya cek di Prodia (fyi, tidak disarankan berganti-ganti lab, agar parameternya jelas). Pada saat itu, kadar T4 saya 12.6 dari nilai rujukan 4.5-10.9, artinya masih di atas normal. Sebulan kemudian saya kontrol lagi dengan kadar T4 4.5 ilai rujukan 4.5-10.9, artinya kadar tiroksinnya drop banget, walau sudah di ambang normal. Jadilah dosis obat dikurangi. 
Selama satu tahun, dosis obat kadang berubah, sesuai dengan kondisi T4. Kalau T4 naik, maka dosisnya dinaikkan juga, berlaku sebaliknya. Kalau T4 terlalu rendah juga ga baik, khawatir malah jadi hipotiroid. Oh iya, dua bulan sejak mulai pengobatan di RSUD Pasming, saya sudah lepas obat PROPANOLOL (untuk detak jantung).
Kesan selama pengobatan di RSCM Kencana
Walaupun mahal, tapi saya merasa sepadan dengan pelayanannya (asli ini ga diendorse). Mungkin saking lamanya, seorang suster sampai hafal nama saya haha. Bahkan di menit-menit konsultasi dimulai, saya dihubungi dan dikabari kalau dokter sudah datang, hehe.
Pada rentang Januari-Desember, kondisi T4 dan TSHs selalu dipantau oleh Dr. Imam. Kondisinya naik-turun, jadi tidak selalu remisi. Makanya, dosis obat juga kadang ada perubahan. Oh iya, di pertengahan bulan Januari 2018 saya sempat alergi dengan obat PTU: BADAN GATAL SEMUA. Masalahnya bukan gatal dari luar, tapi gatal dari dalam sampai ga bisa tidur :( Akhirnya Dr. Imam coba ganti obat dari PTU jadi THYROZOL 10mg. Ada kali itu saya sebulan tiga kali ke RSCM Kencana, untuk konsul dengan Dr. Sandra di Cluster Kulit dan Kelamin. Alhamdulillah Ayah selalu menemani di masa-masa sulit itu.
Dr. Imam pun sangat komunikatif. Beliau dengan sabar menjelaskan kepada saya cara kerja atau fungsi tiroid dalam tubuh kita. Alasan mengapa pasien dengan hipertiroid mengalami penurunan berat badan drastis, misalnya. Beliau menjelaskan karena badan bekerja keras akibat hormon yang berlebihan. Tiroid seperti tentara perang yang siap menangkal penyakit. Namun, karena ada eror di kelenjar tiroid (letaknya di leher), maka ada informasi salah di badan kita, yaitu badan kita sakit dan butuh tentara tiroid itu untuk menyerang, padahal bukan demikian. Jadilah badan cepat lelah dan berat badan turun drastis.
Nah, kalau soal mata menonjol, Dr. Imam juga menjelaskan bahwa gejala ini adalah bagian dari Oftalmopati Graves, yaitu hipertiroid yang berpengaruh ke mata. Otot di balik mata ini kendor, sehingga tidak bisa dikontrol. Namun, selama penglihatan masih aman, tidak ada double vision, atau masalah mata lainnya, kita ga perlu khawatir.
Intinya, selama pengobatan, alhamdulillah ada indikasi pemulihan, yaitu BB naik, badan lebih prima, tidak insomnia lagi, detak jantung tidak keras, dan mata less menonjol. Beberapa kegiatan lainnya juga saya lakukan untuk pemulihan ini, seperti lebih selektif memilih makanan dan rajin kompres mata pakai handuk dingin ehehehe
Agustus 2018-Agustus 2019, Pengobatan LDR dengan Dr. dr. Imam Subekti, Sp-PD, KEMD
Akhir bulan Juli 2018, saya diantar oleh pacar (yang sekarang jadi suami, hihi) ke RSCM Kencana. Hari itu adalah hari terakhir saya kontrol sebelum berangkat ke Taiwan untuk sekolah selama setahun. Harapan kami sekeluarga saat itu adalah TSHs saya sudah membaik, sehingga tak perlu minum obat lagi.
Qadarullah dari hasil lab yang baru saya buka di perjalanan, saya tahu bahwa saya masih harus minum obat. Jadilah saya sesengukan di jalan. Waktu konsul ke Dr. Imam pun saya ngembeng, air mata saya tumpah sedikit saat Dr, Imam menenangkan kami. Hari itu saya sedih sejadi-jadinya, hehe.
Sebagai ‘bekal’ merantau jauh, saya diresepkan Thyrozol 10mg sebanyak 100 butir, dan diperbolehkan tidak kontrol selama enam bulan. Jadi, di pertengahan tahun harus kembali ke Jakarta untuk kontrol dengan beliau lagi. Komunikasi dengan beliau juga bisa dilakukan dengan chat WhatsApp, tentu dengan seizin beliau.
Akhir Januari 2019, saya tepati janji untuk pulang ke Jakarta guna kontrol tiroid. Sekalian melepas rindu ke keluarga dan teman. Lagipula di Taiwan saat itu sedang libur tahun baru atau Imlek, jadi kalau stay di sana juga agak 无聊  wúliáo alias bosan. Semua orang di Taipei pulkam, semua toko tutup. Kitorang masa makan sevel tiap hari yekan.
Saat kontrol ini, ternyata tiroid saya naik. Saya sudah terbiasa sih, jadinya tidak ada letupan emosi berlebihan lagi kali ini. Hanya dengan kondisi LDR ini, saya tetap diminta untuk cek T4 dan TSHs di Taiwan. Total saya cek lab dua kali di Taiwan, dan tetap disampaikan ke Dr. Imam.
Ada satu saat hasil lab agak mengkhawatirkan, sehingga dosis obat harus dinaikkan, sedangkan obat saya tidak cukup jika dosis dinaikkan. Muncullah drama pengiriman obat dari Jakarta ke Taiwan. Awalnya agak ribet karena harus ada izin impor obat segala macam, tapi akhirnya teratasi oleh bantuan adik dan ayah tersayang.
Sejak saya pulang dari Taiwan hingga saat ini, saya masih berobat dengan Dr. Imam di RSCM Kencana. Mulai dari gadis sampai jadi istri orang. Semoga beliau selalu dalam lindungan Allah SWT.
2 notes · View notes
rizkianriz · 4 years ago
Text
Dum Dum Land #2| Bolang Edition
2018
Di penghujung 5 hari penelitian kami di Thailand, aku menyempatkan diri untuk mewujudkan kenekatan yg kurencanakan sejak semalam. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Hatiku ga tenang tp terdorong untuk ttp ngebolang. Sayangnya teman sekantorku lebih memilih stay di dorm dan Dita ada acara programnya.
Perjalanan dengan Van
Segera aku berlari ke gerbang belakang BIOTEC dan menelepon teman Dita (yg bahkan ga kenal & belum pernah ketemu) untuk jd peta berjalanku. Pertama-tama aku naik mobil van (mirip mobil travel) tujuan Mo Chit Station. Harga tiketnya 35 baht. Satu-persatu van mulai penuh, di sebelahku seorang anak remaja dengan wajah muram terus duduk memandangi HPnya, dan seorang lelaki heboh ingin cpt sampai. Sepanjang jalan ga berhenti aku memandangi jalan yg menjauhi daerah Pathum Tani. Kulihat satu satu landmark yg mudah diingat#takut diculik wkwk.
Perjalanan dengan BTS (sky train)
Sekitar sejam setelahnya aku sampai di pool akhir dan turun di dekat stasiun BTS. Karena ini pertama kalinya aku di Thailand aku belum paham samsek gimana mekanisme naik BTS disana. Sebelum antri tiket kuperhatikan satu2 cara org bayar tiketnya baru setelah paham aku memberanikan diri membeli tiket untuk sampai ke tujuanku. Yg paling sulit disini? Org thailand bnyk yg ga bisa bhasa inggris jd kebanyakan aku berbicara dengan bahasa isyarat sebagai mekanisme survivalku selama perjalanan ini. Tanya sana sini ke org yg bisa bahasa inggris gimana caranya aku bisa sampe ke Wat Arun. Ternyata aku harus transit dulu di Siam untuk menuju Sapan Taksin. Selama perjalanan aku pasang telingaku baik-baik takut caleuy ketinggalan stasiun hhaha. BTS disana cukup nyaman, mirip sekali dengan MRT di Jakarta skrg. Masalah penuh sih sama aja ya gaes. Btw harga tiket sampai sapan taksin yaitu 44 baht.
Perjalanan dengan Boat
Sampai di stasiun sapan taksin aku kebingungan mencari dermaga. Ternyata eh ternyata dermaganya tepat di bawah stasiun ini! Karna bingung, aku ikutin aja org di depanku. Sampai di dermaga ada banyak pilihan rutenya, bingung lagi kan tuh milih yg mana. Untungnya aku ketemu mas mas baik hati yg menjelaskan detail gimana caranya aku bisa sampe ke Wat Arun (naik di Pier 8, harga tiket 15 baht). Sayangnya badai datang, seakan akan ga merestui perjalanan mendadakku ini. Sempet berpikir buat pulang lagi karena udh mau Maghrib tapi toh udh terlanjur sampe?? Selama naik boat ke Wat Arun aku berharap badai segera reda. HP juga kumatikan untuk menghemat baterai.
Arrived @Wat Arun
Dan doaku terkabul!! Badai pun berhenti bergantikan gerimis. Setelah sampai aku lgsg ON FIRE buat menjelajah. Eeets tp aku beli payung dulu disini sebelum jalan jalan. Amazed bgt sm wat yg satu ini, keramiknya yg khas terlihat amat megah. Belum lg ukiran ukiran rumit di dindingnya. Walaupun g bisa liat wat ini di cuaca yg cerah, keindahannya ga tertutup sm awan mendung sekalipun. Disana rasa rasanya aku doang deh yg keliling sendirian wkwk caleuy cakeuy deh, bahkan minta fotoin sm turis yg lewat hahaha. Jauh jauh ke Thai ketemu juga sm turis Indo disana, asiknya mereka liburan full disini.
Crossed to Wat Pho
Setelah sejam berkeliling sendirian di kawasan candi, ga kerasa udh mau maghrib. Saking penasaran sm Wat Pho (lagian nanggung juga tinggal nyebrang), akhirnya kulanjutkan acara ngebolang ini dengan menyebrangi sungai Chao Phraya seharga 4 baht. Sebelum masuk kita diwajibkan melepas alas kaki. Patung Buddhanya disini benar benar ikonik dan menarik. Apalagi ada tradisi memasukkan koin yg unik (membawa keberuntunhan katanya). Bangunan dihiasi lukisan di bagian atap. Aku inget bgt disini minta difotoin turis asing pas lagi gelap. Sayangnya kameraku kurang bagus jd hasilnya selalu gelap. Turis yg membantuku ini smp take berkali kali dan ga lelah bantu fotoin (doi semangat bgt saking semangatnya jd ga enak karna emg kamera akunya aja yg ga bagus wkwk :( ) terhura aku tu makasih mas!
Pulang ke Dorm
Jam menunjukkan pukul 7 malam. Jujur perasaanku ga tenang karna masih mikirin gimana ya cara baliknya?? Aseli takut nyasar udh malem pula. Setelah lama nunggu akhirnya sampe juga perahunya. Eh di perahu ketemu lagi sama mas mas yg bantu nunjukkin rute ke Wat Arun tp kepisah jauh, doi duduk di depan. Pemandangan sungai malam hari di sungai Chao Phraya ga kalah indah. Berbagai jenis perahu dengan lampu berkilauan lalu lalang di hadapanku membuatku ga bosan menikmatinya. Sampai di tujuan, dermaga penuh bgt berjejer org pake baju rapi kyk mau dtg ke acara red carpet. Eh taunya ada acara pembukaan mall baru disana. Yg dtg pd bawa tiket eksklusif. Syg ga bisa gabung, dandananku kucel sih wk.
Sampe stasiun BTS jujur bingung gimana pulangnya. G keliatan ada tanda tanda van yg aku naikkin td sore. Sok ide aku mau naik bis ke pathum tani tapi karna org yg ditanya ga meyakinkan akhirnya aku balik lg ke pool van. Di pool liat antrian ternyata van ini tujuannya bnyk dlm 1 antrian. Sempet bingung, tp alhamdulillah bgt ketemu org baik hati yg nunjukkin van ke Pathum Tani. Perempuan thai yg aku temui ramah bgt, dia ngajarin aku sedikit bahasa thai dan dia juga kepo dgn pengucapan beberapa kata dalam bahasa inggris. Sebelahku seorang perawat RS di Pathum Tani ikut nimbrung ngobrol. Pas naik van ternyata aku 1 van lg sama cewe yg duduk di sebelahku pas naik van sore td bahkan 1 van juga sm tmn Dita.
Aseli perjalanan singkat yg nekat ini berasa dijagain bgt sama Allah selalu dipertemukan sm org baik & selamat smp dorm!
Chatucak Market
Besoknya sebelum ke bandara, kami menyempatkan berbelanja oleh oleh di pasar paling terkenal di thai yg cuma ada pas weekend. Bela belain bgt kesini smbl bawa koper wkwk kebayang ga tuh bikin sempit LRT yg selalu rame sm orang yg naik. Untung ada tmpt penitipan koper koinan di jalan jd bisa kesini tanpa repot bawa bawa koper. Disini mata susah bgt dikontrol ya ampun rasanya pgn borong semua dr makanan, baju, smp aksesorisbdan mure muree! Dita juga bisa nemenin kita kesini yeay!
Insiden di Bandara
Pas mau pulang ada insiden nih di bandara. Boarding passku ilang dong sebelum masuk ke pesawat. Parah dan caleuy bgt ga tuh???! Udh ngobok ngobok tempat sampah, liat lantai & tmpt duduk ga ketemu. Untung aja petugasnya ramah & sigap membantu huhu makasiiii!!
Gimana perjalanannya seru bgt kan?? Hal yg paling kusyukuri adalah "aku berasa dijagain banget". Walaupun aku sendirian ngebolang, alhamdilillah bgt selalu dipertemukan dengan orang orang baik selama perjalamannya dari tmn Dita, mas mas ganteng penunjuk jalan di wat arun, bule bule yg bantuin fotoin aku, turis yg ngasih tmpt duduk di perahu, mba mba yg ngajarin aku bahasa Thai, perawat yg ikut nimbrung ngobrol, smp driver van yg nganter aku smp ke dlm kompleks penelitian. Makasi semuanyaaa aaa!!
Pengen kesini lagi ya Allah. Semoga ada rejeki & pandemi segera berakhir..
Tumblr media
1 note · View note