#Informasi Jam Besuk
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jadwal Jam Besuk RS Mata SMEC Jakarta
Penting sekali mengetahui jadwal jam besuk RS Mata SMEC Jakarta agar kunjungan Anda tidak mengganggu perawatan pasien dan berjalan dengan lancar. RS SMEC Jakarta, atau Rumah Sakit Mata SMEC, merupakan salah satu rumah sakit khusus mata terkemuka di Jakarta. Rumah sakit ini dikenal dengan fasilitas modern dan tenaga medis profesional yang berfokus pada pelayanan kesehatan mata. RS SMEC Jakarta…
View On WordPress
#Informasi Jam Besuk#Jadwal Besuk RS Mata#Jadwal Jam Besuk RS#Jadwal Jam Besuk RS Mata SMEC Jakarta#Jadwal Kunjungan RS SMEC#Jam Kunjungan RS SMEC#Jam Kunjungan Rumah Sakit#Kunjungan Pasien RS SMEC#Kunjungan RS Mata SMEC#Layanan RS Mata SMEC#Pelayanan RS Mata SMEC#RS Mata Jakarta#RS Mata SMEC Jakarta#RS SMEC Jakarta#Waktu Besuk RS SMEC
0 notes
Text
Saat yang dinantikan telah datang.
6 april 2020, 17.00 WIB
Sore yang begitu sendu, jalanan sepi, hanya ada beberapa kendaraan yg melintas di jalanan kota. Sebagian jalan masi ditutup, terlihat beberapa orang mengendarai kendaraannya dengan memakai masker. Mobil suamiku melaju kencang dg tujuan seperti biasanya, kontrol kehamilan yang sudah memasuki trimester akhir. Tepat pada hari itu, 37 weeks 3 days. Sesampai kami disana, sebelum masuk ke ruangan, kami diperiksa sama petugas. Check suhu tubuh, dan terakhir disodorkan hand sanitizer, agar kami masuk ke dalam ruangan praktek dalam keadaan sehat dan bersih. Diharapkan dapat mencegah penyebaran virus corona.
Masuk ke ruang tunggu, saya lapor ke petugas lalu tidak lama saya di tensi dan timbang berat badan. Selang beberapa menit, nama saya terpanggil untuk diperiksa dokter spesialis kandungan.
Dag.. dig.. dug..
“Ayo bang, giliran kita yang dipanggil”. Seperti biasanya dari awal kehamilan hingga akhir masa hamil, saya selalu ditemani oleh suami, dia sangat antusias setiap kali masuk menemani saya ke ruangan pemeriksaan. Dia selalu pantau dan nanya ke dspog gimana perkembangan kehamilan dan kondisi bayi yang ada di kandungan saya. Dia selalu tersenyum setiap kali melihat wajah mungil, tangan dan kaki mungil bergerak-gerak dari layar USG. Dan bahkan dia mengabadikan beberapa momen di ponselnya untuk disimpan. Namun, sore ini berbeda. Kali ini saya kontrol tidak untuk di USG, namun dokter menjadwalkan saya untuk dilakukan pemeriksaan dalam (VT) untuk melihat sudah sejauh mana penurunan kepala bayi, dan apakah panggul saya memadai untuk bersalin dengan persalinan normal.
Saya dan suami masuk ke ruangan, lalu perawat menyiapkan tempat dan mempersilahkan saya berbaring di meja pemeriksaan. Tidak lama, dspog datang. Saya diminta rileks, krn dspog akan melakukan VT. Dengan sigap, suami bergerak cepat menghampiri saya sambil memegang tangan kiri saya. “Bismillah.. tarik nafas dalam ya.. keluarkan dari mulut”
Setelah di periksa,
“Mau lahiran kapan ini? Mau besok? Oke.. besok pagi langsung ke RS yaa, ini udah bukaan 2. Panggul nya bagus, tidak sempit. Persiapkan semuanya, bawa hasil lab terakhir, dan nanti saya bikin surat pengantarnya..” dspog said.
Seketika saya dan suami saling tatap-tatapan. Masi yakin gak yakin klo saat yang selama ini kami nantikan telah datang, dan tinggal selangkah lagi untuk bisa bertemu dengan belahan jiwa, cinta kasih yang setiap hari selalu kami doakan untuk tetap sehat dan kuat selama berada di dalam perut saya.
Keluar dari ruangan
Saya : “Serius ini bang besok mau lahiran? Masi ga percaya nih..”
Suami : “Iyaa.. tadi rada ga yakin pas dokternya bilang, ‘Mau lahiran kapan nih? Besok?’ Kirain dokternya nyarankan SC.. hmm bismillah aja ya, semoga besok lancar buat lahiran normal.. aamiin..
Saya : “iyaa bang.. bismillah aja nih semoga Allah mudahkan prosesnya.. Udah magrib nih yuk kita pulang, sekalian beres2 barang yg mau dibawa k RS besok pagi..”
7 april 2020, 08.30 WIB
Pagi ini terasa berbeda.. Seperti yg telah di rencanakan, saat yang kami nantikan semakin dekat didepan mata. Namun, disamping rasa bahagia akan menyambut lahirnya buah hati, rasa sedih pun juga menyeruak muncul di relung hati terdalam. Melahirkan di saat maraknya virus corona, agak sedikit menyedihkan. Peraturan RS berubah. Demi memutus rantai penyebaran, setiap orang harus menjaga jarak, Physical Distancing. Setiap pasien hanya ditemani oleh 1 orang yg sehat, dan tidak ada lagi berlaku jam besuk/ waktu berkunjung ke Rumah Sakit. Artinya, kali pertama saya melahirkan, benar-benar hanya ditemani suami seorang. Tidak ada orang tua, mertua, dan saudara. Dan bahkan, beberapa hari selama di RS pasca bersalin, tidak akan ada satupun kerabat yg datang berkunjung. (Pikiran dan hatiku bergumam).
Suami : ayok yang.. waktu terus berputar, yuk kita berangkat ke RS.
(Satu persatu keluarga suamiku berkumpul di ruang tengah, melepas kami berdua berangkat ke RS. Ketika itu, hati ku semakin berat dan air mata ku mulai tak terbendung.. setetes demi setetes air mata ku pun jatuh mengalir)
Saya : Bu.. yah.. doakan lancar ya semoga nanti persalinan nya mudah dan lancar. (Saya sambil menyalami ibu dan ayah mertua karna kebetulan beberapa waktu ini saya tinggal di rumah mertua sementara. Dan orang tua saya masi di Padang)
Saya pun berjalan ke arah kakak ipar dan adik ipar, sambil menyalami satu persatu dan minta doa supaya saya dimudahkan proses bersalinnya.
Suami : yuk.. udah makin siang nih.. kami berangkat ya.. mohon doanya, nanti apa-apa kami kabari via telpon.. Assalamualaikum..
Kami pun berjalan menuju pintu keluar menuju mobil..
Hening.. perasaan sedih, haru, deg-deg an dan bahagia bercampur menjadi satu..
09.00 WIB, sesampai di RSIA Stella Maris Medan
Suami mendaftar di informasi, dan saya di suruh langsung ke lantai 2, ke bagian igd bersalin. Perawat memberi saya baju ganti untuk pasien, dan disuruh melepas semua asesoris yang di pakai. Lalu saya di suruh berbaring di salah satu bed igd posisi no 2 dari ujung.
Setelah beberapa menit, datang perawat memasang alat di perut saya yg berfungsi untuk menghitung detak jantung janin, dan menghitung kontraksi selama lebih kurang 30 menit. Sementara itu, suami menunggu diluar sambil mengurus beberapa keperluan saya.
Beberapa menit kemudian, perawat meninggalkan saya sendiri, dan berpesan “buk.. saya tinggal ya.. alatnya tetap terpasang, dan ibu usahakan untuk tidak miring ke kanan dan kekiri”
Saya : baik suster
10 menit kemudian, suami pun datang. Dia duduk di sebelah kanan saya sambil mengelus-elus tangan saya, dan memperhatikan monitor rekam jantung janin dan monitor kontraksi.
Suami : semangat sayang.. InsyaAllah semua akan dimudahkan Allah.. bismillah..
Suami pun mulai membacakan ayat2 alquran, membimbing saya berzikir sambil sesekali mengelus perut saya dan membisikkan ke bayi yang kami tunggu-tunggu kehadirannya “naak.. cepat turun ya nak.. bantu ummi utk lahiran, supaya kita bertiga segera bertemu”
Nikmat gelombang cinta mulai saya rasakan sesekali..
12.30 WIB
Perawat dan dokter datang lagi, setelah di VT ternyata bukaan masi tetap sama. Belum meningkat. Dspog pun menyarankan untuk di induksi.
Perasaan cemas dan takut pun mulai muncul, pikiran mulai berkecamuk. Karna takut nanti tiba-tiba dianjurkan SC atau apalah. Saya pun mulai ga karu-karuan. Tapi Alhamdulillah punya suami yg amat sigap dan perhatian, dia pun makin semangat utk menyemangati saya, dia yakin semua akan baik-baik saja, dan dia tetap minta saya buat ga mikir yg macem2.
Akhirnya pukul 13.30 WIB saya disuruh pindah ke kamar bersalin, dan disana mulai dipasang infus utk induksi persalinan.
Pukul 17.00 WIB, gelombang cinta makin terasa nyata. Sesekali bidan nya memantau, dan suami pun semakin kuat menyemangati sambil elus2 pinggang.
Pukul 17.30 WIB,
Suami : Sayang.. kita makan dulu yok.. biar ada tenaga. Mumpung sakit nya belum terasa kali.
Saya : boleh yang.. (akhirnya kami pun makan berdua)
18.45 WIB
Bidan masuk ke ruangan, dan minta izin utk dilakukan VT, ngeliat sejauh mana kepala bayi turun dan bukaannya sudah berapa.
Setelah di VT ternyata udah bukaan 5. Gelombang cinta makin terasa kuat dan sakit terasa semakin rapat. Tiap beberapa menit, sakit nya ga ketolongan. Suami semakin dekat, pegangan tangan semakin erat. Sesekali suami menyodorkan sedotan minum agar saya tidak dehidrasi.
19.30 WIB sakitnya terasa makin berat, bidan nya pun mulai rutin di dalam ruangan buat pantau bukaan nya. Setelah VT ternyata udah bukaan 6. Dan terasa air mengalir begitu deras, pertanda ketuban sudah di pecahkan. Suami tetap setia menyemangati, mengipaskan saya, mengelus-elus pinggang dan perut. Saya semakin ga karu karuan.
Saya : yang.. sakit banget.. aku mulai ga kuat.. sakit banget yang...
Suami : kamu pasti bisa.. semangat sayang, demi anak kita lahir normal.. tahan ya sayang.. atur nafasnya, tarik nafas dalam buang dari mulut..
20.30 WIB sakit nya mulai menetap, dan keinginan mengedan mulai timbul. Tp tetap di ingatkan bidannya, kalo belum ada instruksi utk mengedan, jangan mengedan. Akhirnya bidan nya pun lakukan VT lagi, dan udah bukaan 8. Bidan melapor ke dokter spog nya. Sambil menunggu dspog datang, bidan mulai menyiapkan semua alat. Lalu saya diminta utk sekali mengedan ketika muncul kontraksi yg kuat. Setelah mengedan, terasa begitu penuh dan sesak dibagian bawah perut, ternyata kepala bayi sudah mulai terlihat. Bidan pun meminta suami utk melihat. Suami semakin kuat utk menyemangati saya, sedikit lagi buah hati kita akan lahir ke dunia ini.
Pukul 21.10 WIB bukaan sudah lengkap. Dan saya diminta utk tetap bisa mengatur nafas dan tetap rileks.
Pukul 21.15 WIB dokter SpOG nya datang, dan asistennya mulai memakai kan baju steril dan handscoon utk melakukan tindakan.
Dokter SpOG mulai memimpin saya untuk mengedan. Saya di minta mengedan beberapa kali,
Dan Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Atas izinnya, 7 April 2020 pukul 21.23 WIB di Ruang Bersalin RSIA Stella Maris Medan, di bantu oleh Dr. dr. Binarwan Halim, Sp.OG (K) . Lahirlah buah cinta kami ke dunia ini dengan sehat dg Persalinan Normal.
Terdengar tangis nya yg kencang. Seketika sakit ini terasa hilang. Entah apa yg dilakukan selanjutnya oleh dokter dan asistennya, saya sudah tidak peduli lagi. Yg saya rasakan hanyalah rasa syukur dan bahagia, melihat bayi mungil itu hadir di depan mata saya. Perjuangan hamil selama lebih kurang 37 minggu 4 hari, akhirnya buah hati yg kami nantikan ini terlahir kedunia. Dan yg membahagiakan lagi, melihat wajah suami saya yg haru bahagia, sambil berbisik di telinga saya “anak kita sudah lahir yang.. dengar tuh suara tangisnya”❤️❤️
Alhamdulillah.. MasyaAllah Tabarakallah..
Selamat datang kedunia anakku
“Yashira Shaqueena Rafani”
Semoga kamu tumbuh menjadi anak soleha, berbakti sm orang tua, bernasib baik, tumbuh sehat, sempurna, indah rupanya, bagus lisannya, jadi anak yg cerdas, pintar, bertutur kata lemah lembut, serta taat beribadah kepada Allah SWT aamiin aamiin yarabbal alaamiin..
Ummi dan abi bersyukur dianugerahi Allah anak seperti kamu, Aira. Terimakasi nak, sudah hadir ditengah-tengah keluarga ini. Semoga hidup kita semakin berkah dan menyenangkan❤️
3 notes
·
View notes
Text
ORDER 0878-1086-0755 Percetakan Buku Yasin di Besuk Probolinggo "087810860755 (WA) Cetak Buku Yasin di Besuk Probolinggo, Jual Buku Yasin di Dringu Probolinggo, Tempat Pembuatan Buku Yasin di Gading Probolinggo, Jasa Percetakan Buku Yasin di Gending Probolinggo, Grosir Buku Yasin di Kota Anyar Probolinggo
Kami Adalah Pusat Percetakan Buku Yasin & Tahlil .
Menyediakan Pesanan Dengan Kualitas Terbaik Serta Harga Termurah.
Kami menyediakan berbagai macam jenis dan cover buku yasin sesuai keinginan Anda, seperti : Spiralcover, Softcover, Hardcover, Hardcover beludru, Hardcover royal paper, Softcover ekonomis, Hardcover Majmu Syarif dan masih banyak lagi.
Buku Yasin Yang Kami Produksi Insya Allah Allah Dapat menjadikan Amal Jariyah untuk Almarhum/Almarhumah
Untuk Pemesanan dan Informasi Hubungi :
0878-1086-0755 (24 Jam)
Website:
Produksi dan Pengiriman
Sukolilo, Surabaya
Kantor Pemasaran
Jl. Puntodewo No. 2 Baron, Nganjuk Jawa Timur 64394 | Diupload Oleh : SITI AMBARWATI
#CetakBukuYasindiBesukProbolinggo #JualBukuYasindiDringuProbolinggo #TempatPembuatanBukuYasindiGadingProbolinggo #JasaPercetakanBukuYasindiGendingProbolinggo #GrosirBukuYasindiKotaAnyarProbolinggo"
instagram
0 notes
Text
Cukup Kali Kedua
Pagi itu 25 November 2019 notifikasi chat Instagram muncul di HP ku. Dari 2 orang yg tidak terlalu sering kontak secara personal denganku, FS dan EK. Penasaranku pupus setelah ku buka pesan salah satu diantaranya. “Kar tau kabar ZS ?”. Ku ejakan dalam hati intonasinya, dan ku simpulkan sepertinya berita kurang baik. Benar, setelah chatting beberapa menit, sahabatku ZS rupanya dalam keadaan kritis di ICU di salah satu rumah sakit swasta di Kota Medan. Langit seperti runtuh, 7 lapisan seperti bergantian menimpaku satu persatu, ruang ICU adalah kondisi dimana pasien dalam keadaan 50:50 antara hidup atau mat*. ya Allah apa rencana-Mu untuk sahabatku, ucapku dalam hati.
Kejadian itu mengingatkanku pada memori 10 tahun silam, sekitar awal tahun 2009. Sahabatku yg lain terbaring kaku di ICU selama hampir 2 bulan. Lemah tak berdaya, kurus seperti tengkorak diberi nyawa, berbalut kulit. Jarak kampung dan rumah sakit tempatnya dirawat cukup jauh, membutuhkan waktu tempuh lebih kurang 6 jam. Pun demikian isi kantong seadanya tak menghalangi kami untuk memberikan support moril untuk seseorang yg kami panggil sahabat. A friend in need is a friend indeed, dia adalah sahabat kami dia adalah saudara kami. Doa kami waktu itu cukup itu kali terakhir melihat ICU. Tak sanggup rasanya melihat keluarga atau sahabat merasakan sakitnya ditemani alat bantu pernapasan, monitor hemodinamik & saturasi, EKG, dll. Usaha dokter & team, doa keluarga dan doa dari semuanya berbuah manis. Sahabat kami SP akhirnya lepas dari dari ruangan pencabut nyawa, berakhir dengan happy ending.
Ku buka grup chat yg kami namakan BESTFRIEND. Ramai perbincangan mengenai keadaan salah satu sahabat kami yg sedang berjuang di ruang ICU. “eh betulnya si ZS masuk ICU”, “kabarnya kawan kita ZS masuk ICU”, “Kok bisa tiba2 di ICU ? kenapa we ?”, dan lain-lain, seolah tak percaya. Kesehariannya terlihat biasa, tak pernah mengeluh, selalu ceria, hampir tiap bulan melancong ke negeri orang. Malaysia, Singapore, Dubai, Paris, Hongkong adalah salah lima dari beberapa negara yg dia kunjungi akhir-akhir ini. Masih tak percaya rasanya sekarang tiba-tiba dia terbujur kaku tak berdaya.
Sebelumnya, saat pertama kuliah, 5 dari kami melanjutkan studi di Kota yg sama, Medan. Bahkan sebagian besar mengontrak di rumah yg sama. Yg membuat rasa persaudaraan semakin bertambah, senasib sepenanggungan. Akan tetapi setelah lulus kuliah kami berpencar. Ada yg di Jakarta, Blangkejeren, Singkil, dan ada yg tetap di Medan, akan tetapi mayoritas balik ke Kampung halaman. Dan kebetulan bebarapa bulan terakhir aku sudah menetap di Kampung. Kami mewacanakan untuk berangkat ke kota Medan. Pendek cerita kami ber 4 sepakat untuk berangkat malamnya. Akan tetapi detik-detik sebelum berangkat; drama terjadi, hanya 2 diantara kami yg berangkat berhubung sisanya tidak diberi izin oleh atasannya.
26 November 2019 pukul 11.20 WIB kami tiba di rumah sakit BT. Tak menunggu lama, setelah bertanya ke bagian informasi, kami langsung berangkat ke ruangan ZS. Ternyata kami datang diwaktu yg salah. Jam besuk untuk pasien ICU adalah 10.00-11.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB. Pasien sedang melakukan hemodialisis atau biasa dikenal dengan cuci darah. Ya, ZS divonis Gagal Ginjal stadium akhir. Laju Filtrasi Glomerular (LFG) dibawah 15. Sementara rata-rata normal untuk ukuran dewasa adalah 116. Setelah diskusi dengan keluarga kami meminta untuk mendampingi ZS di unit Hemodialisa (ruangan cuci darah). Di lantai 7 rumah sakit tersebut, tampak jelas di depan kami. Semua mesin bekerja untuk menggantikan fungsi ginjal. Organ sebesar bola kasti ciptaan Allah digantikan dengan mesin sebesar lemari es. Satu diantaranya adalah sahabat kami, ZS. Terbaring tak sadar, sementara alat bekerja untuk filtrasi, ekskresi, sekresi sebagaimana fungsinya. Setelah proses hemodialisis, ZS dikembalikan ke ruangan ICU. Kami diharuskan untuk menunggu jam besuk, untuk bisa masuk. Dan hari itu adalah Kali Kedua kulihat ICU. Terbesit doaku, cukuplah kali kedua.
Hari berganti, keadaan ZS membaik. Racun dalam darah hanya bersisa 50%. Tak lupa kami semua mengucap syukur, tak terhitung emoticon senyum, ucapan hamdallah berseliweran di grup chat kami. Jika keadaan memungkinkan hari Kamis tanggal 27 akan dilakukan hemodialisis ke 3. Akan tetapi, qadarullah keadaan ZS menuruk, tekanan darahnya tidak memungkinkan untuk dilakukan hemodialisis. Tekanan darahnya turun 100/50, sementara standar ZS untuk melakukan hemodialisis harus di atas 140. Dokter memutuskan menunda tindakan medis sampai esok hari. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tak kurang ikhtiar yg team dokter lakukan, tak kurang doa yang kami panjatkan. Jum’at 28 November 2019 keadaan ZS tak kunjung membaik, pukul 16.40 WIB, saat hampir sebagian besar keluarga datang menjenguk, sahabat kami ZS pergi untuk selamanya. Di hari yg baik dia menuliskan janji untuk kembali ke pangkuan Ilahi. Suara mesin ICU tak terdengar lagi, berubah menjadi tangisan.
Selama hidupnya almarhum adalah orang baik, selalu membantu teman yg kesusahan, menjadi orang pertama diingat ketika butuh bantuan. Kami sebagai sahabat mewakili pihak keluarga memohon maaf apabila selama hidupnya almarhum pernah berbuat salah. Semoga kebaikan almarhum menjadi amalan jariyah di akhirat kelak. Selamat jalan sahabat kami ZULPAN SURIMANTO SIMBOLON.
0 notes
Text
Selundupkan Nasi Bungkus Ganja Ke Lapas Metro
Selundupkan Nasi Bungkus Ganja Ke Lapas Metro
Lapas kelas II A Metro menggagalkan penyelundupan ganja yang ditujukan untuk narapidana. Modus pengiriman ganja yang disembunyikan di nasi bungkus saat jam besuk ini terungkap saat pemeriksaan. #lapas #nasibungkus #ganja #narkoba #beritalampung Informasi dan Berita Lainnya Simak di Website : https://radartvnews.com Follow akun twitter kami : @radarlampungtv Follow akun instagram kami :…
View On WordPress
#berita lampung#berita terkini#lampung terkini#lampung tv#radar lampung#radar tv#seputar lampung#tv lampung
0 notes
Photo
Ahmad Dhani Merengek: Kasihani Saya Majelis Hakim
MALANGTODAY.NET - Ahmad Dhani merengek meminta keringanan jadwal sidang kepada majelis hakim. Pada sidang lanjutan kemarin, Selasa (12/3/2019), majelis hakim menyampaikan bahwa pentolan Dewa 19 ini akan menjalani sidang pada Selasan dan Kamis pagi hari. Ahmad Dhani kemudian meminta majelis hakim untuk memberi keringanan agar jadwal sidang diundur pada siang hari. Alasannya, jika sidang dilakukan pagi hari maka Ahmad Dhani kehilangan jam besuk. [irp] Berdasarkan informasi, jam besuk di rutan Medaeng adalah setiap pagi di hari Senin-Kamis. Sedangkan untuk hari Jumat tidak ada jam besuk. "Kalau sidang digelar sejak pagi, maka Selasa dan Kamis saya tidak dibesuk. Saya punya jam besuk hanya Senin dan Rabu, Jumat libur. Kasihani saya majelis hakim," ujar Dhani di Ruang Cakra Pengadilan Negeri Surabaya dilansir dari Detik.com (12/3/2019). [irp] Permintaan ini kemudian dikabulkan oleh majelis hakim dengan catatan Ahmad Dhani bisa menghadiri sidang tepat waktu."Saya bisa memahami. Kalau gitu sidang kita mulai jam 1 siang. Tolong Jaksa diatur teknisnya, tapi jangan molor ya," kata Ketua Majelis Hakim R Anton Widyopriono. Sejak dipindahkan ke Rutan kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, musisi asal Surabaya ini telah menjalani tujuh kali sidang perkara vlog idiot. Jadwal sidang selanjutnya yakni Kamis (14/3/2019) esok. Agenda dari sidang tersebut yakni mendengar keterangan saksi yang dihadirka Jakasa Penuntut Umum (JPU). (AL)
Source : https://malangtoday.net/flash/surabaya/ahmad-dhani-merengek/
MalangTODAY
0 notes
Text
Tak Akan Pernah Sama
Sore itu, Delia mendapat kabar orang tua Rania masuk rumah sakit. Delia sempat kaget mendengar kabar tersebut. Pasalnya, selama hampir enam tahun mereka berteman ini kali pertamanya Rania bercerita kesedihan yang menimpa dirinya. Entahlah bahan dasar Rania yang sama saja manusia terbuat dari apa, Rania benar-benar teman yang sangat apik menyembunyikan kesedihan dihadapan siapapun.
"Sekarang, bagaimana keadaan ibumu?" Tanya Delia melalui pesan whatsapp yang dikirimkan pada Rania.
Semenit, dua menit, hingga hampir sejam pesan whatsapp Delia tak kunjung mendapat balasan. Delia memaklumi itu semua, mungkin saja Rania sedang sibuk hingga tak sempat membalas pesan whatsapp darinya. Namun di sisi lain Delia pun sedikit khawatir terhadap Rania yang tak kunjung membalas pesan whatsappnya. Tanpa pikir panja, sepulang kerja Delia memutuskan untuk ke rumah sakit tempat ibu Rania di rawat.
"Atas nama ibu Siti dari Desa Sana di ruang berapa ya, Mba?" Tanya Delia pada petugas bagian informasi.
"Mawar satu ya, Mba." Jawab petugas informasi dengan begitu ramah setelah mengetikkan sesuatu pada tuts di depannya.
Berjalanlah Delia ke arah yang diinformasikan petugas. Beruntungnya waktu sudah menunjukkan jam besuk, hingga tanpa harus menunggu Delia bisa langsung masuk.
Benar saja Rania tak kunjung membalas pesan whatsapp Delia, Rania terlihat sedang sibuk sekali menelateni ibunya hingga entah pada menit ke berapa Rania baru menyadari keberadaan Delia yang sejak tadi memperhatikan dirinya.
"Dari tadi?" Tanya Rania begitu menyadari keberadaan Delia.
"Baru." Jawab Delia sembari melangkah mendekati ibu Rania dan mengajaknya salaman.
Tidak begitu lama Delia berbincang-bincang, Bu Siti izin untuk tidur. Delia dan Rania meng-iya-kan, disusul dengan Rania mengajak Delia untuk duduk di sofa yang di sediakan di ruangan.
"Kamu pasti belum makan kan? Aku bawain kamu ketoprak."
"Kamu repot-repot sekali, Del. Makasih yah."
"Ga ngerepotin sama sekali. Tadi sekalian jalan ke arah sini. Kamu makan dulu ya."
"Sebenarnya aku belum lapar, tapi karena dari kamu aku makan yah."
"Nah, gitu dong."
Rania membuka bungkus ketoprak yang Delia bawa dan mulai memakannya.
"Kamu sendiri udah makan belum, Del?
"Udah lah. Masa iya aku lupa makan. Kan gak mungkin."
"Ya kali aja mendadak punya kebiasaan baru."
"Aku belum sanggup jadi putri jelita." Jawab Delia dibarengi sedikit tawa.
"Oia, kamu mau pulang dulu buat ganti baju engga?"
"Nanti adik aku ke sini kok. Aku udah minta dia buat bawain alat mandi dan baju gantiku. Nanti aku mandi di sini aja."
"Barangkali mau pulang dulu, nanti aku dulu yang jaga ibu kamu."
"Ah gak usah."
"Hmmm. Baiklah. Jadi tadi kamu izin?"
"Iya. Tadi begitu aku dapat kabar dari Ayah, aku langsung izin dari kantor."
"Kamu kenapa begitu telaten merawat ibumu?"
"Telaten? Rasanya aku belum telaten deh."
"Tadi aku lihat kamu telaten banget ngurusin ibumu."
"Ah enggak. Masih jauh. Entahlah, aku baru sadar ternyata berbuat baik pada orang tua tidak akan pernah sama dengan berbakti terhadap mereka."
"Berbuat baik terhadap orang tua berbeda dengan berbakti terhadap mereka? Maksudmu gimana?"
"Iya. Menurutku begitu, berbuat baik terhadap mereka belum tentu kita berbakti terhadapnya, sekalipun berbakti terhadap orang tua sudah pasti kita berbuat baik."
"Contohnya?"
"Memberi uang pada orang tua setiap bulan sekalipun itu jutaan, bisa jadi itu hanya berbuat baik pada orang tua namun bukan berbakti terhadap mereka, terlebih jika kita lakukan hanya karena terpaksa. Tapi sekalipun kita hanya menyuapkan sesendok makan pada ibu kita dan kita lakukan dengan penuh keikhlasan, lalu ibu kita merasa bahagia dan ridho terhadap kita, mungkin justru itu lah salah satu bentuk bakti kita terhadap mereka. Intinya, besar kecilnya yang kita berikan pada orang tua kita, sama sekali tidak bisa kita jadikan barometer bakti kita terhadap mereka."
"Oh iya yah. Kok aku baru ngeuh yah?"
"Ra.... " Suara Bu Siti terdengar memanggil Rania. Tanpa menunggu makannya selesai, Rania langsung saja menghampiri ibunya.
Cirebon, 23 Januari 2019 23:52 WIB.
#Robiatuladawiyah #Robiatul.adawiyahh #Takakanpernahsama #Berbuatbaik #Berbakti #Tempatcerita
0 notes
Text
In Memoriam Hj. Mu'minah (28 November 1943 - 9 April 2017)
24 Maret 2017..
Aku ingat saat itu hari jumat, saat bekerja di kantor entah mengapa aku kepikiran nenek & kepingin banget mampir ke rumahnya setelah pulang kerja nanti. Langsung lah ku hubungi mama untuk mengajak main ke Pinang Ranti (Rumah Nenek), namun mama tidak turut serta katanya biar aku saja yang sendiri kesana. Setelah pulang kerja aku mampir ke sebuah restoran pizza & membeli sekotak pizza ukuran besar untuk dibawa ke Pinang Ranti. Dengan perasaan gembira aku mampir ke rumah nenek, disambut dengan wajah sumringah beliau :D
Beliau bilang memang kepingin makan pizza & kebetulan cucunya bawain. Kebayang dong betapa bahagianya beliau sampai melahap habis 1.5 potong pizza lhooo hehe~ Sehabis itu kami berdua berbincang membahas mengenai acara pernikahan kakak ku yang akan diselenggarakan tanggal 22 April alias bulan depan. Karena sudah malam akhirnya aku pamit pulang ke Ceger, tak lupa mencium tangan nenek.
25 Maret 2017..
Hari sabtu malam aku berencana main ke Kemang bersama teman-teman dekat rumah. Sebelum aku berangkat mamang (om) Aziz (adiknya mama yang paling bungsu) telepon ke handphone ingin jemput mama menginap di Pinang Ranti. Informasi ini langsung ku sampaikan ke mama, namun mama hanya tertawa karena mengira aku yang suruh mamang jemput mama karena sorenya aku memang nyeletuk ke mama, "mama gak nginap di Pinang Ranti? Mumpung malam minggu loh, Yani mau pergi soalnya biar mama gak sendirian". Sekitar jam 8 malam kurang aku menunggu dijemput Ira, sambil duduk di teras depan rumah. Ternyata mamang Aziz sudah sampai di rumah untuk jemput mama, sayangnya mamang gak bilang apa-apa karena Ira sudah datang menjemput. ....
Sekitar jam 10 malam aku bersama teman-teman baru sampai Kemang, tiba-tiba ada BBM masuk dari kak Utty, nyuruh aku segera pulang karena Nenek sakit. DEGGGG!!! Jantungku berdetak keras dan langsung duduk terdiam di kursi. Tidak pakai pikir panjang aku langsung izin ke teman-temanku untuk pulang duluan, segera aku memesan ojek (gojek) melalui aplikasi dan bergegas ke Pinang Ranti.
....
Jam setengah 12 malam aku sampai di rumah nenek daaaaan ternyata mama beserta adik-adiknya berkumpul menemani nenek yang sedang terbaring lemah di kamarnya. Aku masuk ke kamar sambil mengusap kepala beliau, beliau bicaranya sudah tidak selancar biasanya dan mata terpejam. Aku bicara sama mama, "ma kenapa gak dirawat di rumah sakit aja sih? Kasian nenek kondisinya udah kayak begitu".
26 Maret 2017..
Nenek akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Asrama Haji pakai alat bantu pernapasan. Aku dan Ryan keponakanku baru sempat kesana malam hari. Karena sudah lewat dari jam besuk, petugas hanya mengizinkan satu orang saja yang masuk ke dalam. Akhirnya aku lah yang masuk, mendapati kondisi nenek yang semakin lemah tiba-tiba air mataku jatuh begitu saja. Sediiiihhh sekaligus tidak tega, jadi teringat alm. Bapak waktu dirawat. Pada saat itu ada mamang Aziz & bu'le Dewi yang menemani nenek, mamang bilang katanya nenek mau dipindahkan ke Rumah Sakit Polri karena peralatannya lebih lengkap.
28 Maret 2017..
Kebetulan saat itu tanggal merah jadi aku tidak bekerja dan ingin jenguk nenek di RS Polri. Aku ajak mama untuk kesana karena sebelumnya mama tidak dikasih izin adik-adiknya melihat kondisi nenek, takut mama histeris. Sambil menguatkan mama, akhirnya mama mau datang dan ikut masuk ke ruang ICCU A (ruangan ini paling steril dibanding ruang ICU lain di lantai yang sama). Sebelum masuk ke ruangan aku terus bantu kuatkan mama agar tidak menangis histeris di dalam, karena mama tidak bisa mengontrol emosinya jika sedang menangis. Setelah masuk melihat kondisi nenek, alhamdulillah mama bisa melewati dengan baik. Mama ajak ngobrol nenek dan bantu menyemangati agar nenek lekas sembuh juga bisa melihat kakak ku menikah.
4 April 2017..
Mamaku dari pagi hingga sore berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk gantian menjaga nenek yang saat itu dirawat di ruang ICCU A. Aku telepon mama bilang jangan pulang dulu, nanti pulangnya bareng Yani aja, Yani mau mampir kesana pulang kerja. Karena terburu-buru ingin sampai ke Rumah Sakit, maka turun dari Stasiun Tanjung Barat aku segera memesan ojek online (uber) agar cepat sampai ke tujuan. Apesnya aku karena pikiran selalu ke nenek & mama, aku sampai salah naik uber dan dibawa nyasar sampai Lenteng Agung. Entah mengapa pandanganku kosong saat itu, pusat pikiranku cuma ingin cepat sampai ke Rumah Sakit. Dengan wajah panik serta menahan tangis, bukannya cepat sampai malah makin lama sampainya. 2 jam aku habiskan di jalanan pada saat itu. Pas sampai di rumah sakit aku sangat kecewa, kedatanganku sudah melewati jam besuk jadi gagal melihat kondisi terakhir nenek. Saking kecewanya, aku menangis sesenggukan sambil menceritakan kejadianku sebelum sampai rumah sakit. Enci (tante:red) Yayah bantu menguatkan aku, beliau bilang, "yaudah Yan, yang penting dirimu gak apa-apa. Lagian buru-buru sampai kayak gak ketemu nenek lagi aja". Akhirnya jam setengah 9 malam aku pulang sama mama naik angkot dan saking lelahnya aku tertidur bersandar di pundak mama.
5 April 2017..
Mama cerita ke aku kalau beliau baru saja mengalami kejadian lucu. Pada saat mau turun angkot mama lupa kasih uang ke supirnya, uangnya cuma mama pegang aja. Sampai akhirnya diingatkan oleh sesama penumpang, mama sedikit beruntung karena supirnya tidak membentak mama. Entah mengapa pikiran mama kosong waktu itu, aku hanya tertawa sambil ngeledekin mama, "wooo bilangin jangan bengong ke anaknya, sendirinya bengong juga di angkot".
9 April 2017..
Hari minggu ba'da dzuhur mama ajak aku untuk ke rumah sakit. Kurang lebih satu jam kami habiskan waktu di perjalanan karena Kramat Jati macetnya tidak diragukan lagi. Sesampainya kami di rumah sakit, ada enci Fatimah (adik ipar mama) dan juga Adnan yang sedang asik ngegame di handphone ibunya. Lalu tidak lama datang mamang Ulo (adik mama yang paling besar), kami berbincang mengenai rencana nenek yang ingin dirawat saja di rumah karena sudah 15 hari dirawat di rumah sakit namun belum ada perkembangan yang berarti. Sekitar jam setengah 4 sore aku turun ke bawah untuk makan siang (iyaaaa udah telat banget makannya), sedangkan mama, enci Fatimah dan Adnan mau sholat ashar. Hanya ada mamang Ulo yang menunggu di lantai 2. Nci Fatimah menyarankan aku untuk makan di Kakara yang letaknya memang tidak jauh dari ruang ICU. Aku baru makan setengah tiba-tiba enci Yayah telepon ke handphone ku, dengan suara panik memberitahu kalau nama nenek dipanggil oleh pihak rumah sakit. Tanpa pikir panjang aku langsung meninggalkan makanan & minuman ku (udah bayar duluan kok sebelum makanannya datang). Ketika aku sampai di lantai 3 dan masuk ke ruangan, sudah ada mamang Ulo dan enci Fatimah.
Dengan bersamaan berkata, "NENEK UDAH MENINGGAL, YAN". ....
DANGGGGG!!! Berasa disambar petir, aku hanya tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa. Aku turun ke lantai 2, samperin mama dan peluk mama sambil bilang pelan-pelan..
"Mama, nenek udah engga ada"
Mama juga terdiam dan bilang, "Innalillahi wa innailaihi rojiun".
Aku pesan gojek, langsung ke Pinang Ranti bersama Adnan. Sesampainya di rumah nenek sudah ramai dengan pelayat yang sedang mengaji. Jenazah nenek sampai di rumah sekitar habis maghrib. Tangis kami pun pecah, kami saling peluk satu sama lain. Semua turut sedih akan kepergian nenek. Semua sayang sama nenek. Nenek dikebumikan keesokan harinya di tanggal 10 April 2017 di Rawa Binong, Lubang Buaya.
....
Selamat beristirahat dengan tenang yaa, nenek. Kami masih teramat sedih akan kepergianmu, tidak ada lagi sosok yang bisa diajak becanda, dipeluk erat karena tubuh nenek "empuk".
Allah jauuuuh lebih sayang sama nenek, alhamdulillah nenek udah tidak merasakan sakit lagi ya.
Insya Allah doa kami tidak akan putus untuk nenek serta orang terdekat yang kami sayangi.
Selamat jalan nenek Hj. Mu'minah Binti H.Muhammad.
Al-Fatihah..
Tulisan ala kadarnya dari cucumu~
Yani Sarbinie (Supriyani) 11 April 2017, 20:20.
3 notes
·
View notes
Text
Datang terlambat, Jeremy ditolak jenguk Axel di rutan Polda Metro
Salma Nania Datang terlambat, Jeremy ditolak jenguk Axel di rutan Polda Metro Artikel Baru Nih Artikel Tentang Datang terlambat, Jeremy ditolak jenguk Axel di rutan Polda Metro Pencarian Artikel Tentang Berita Datang terlambat, Jeremy ditolak jenguk Axel di rutan Polda Metro Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Datang terlambat, Jeremy ditolak jenguk Axel di rutan Polda Metro
Artis senior Jeremy Thomas kembali menyambangi Rumah Tahanan (Rutan) Narkoba Polda Metro Jaya untuk menjenguk anaknya sekaligus tersangka narkoba, Axel Mathew. Namun, kedatangannya ditolak petugas lantaran jam besuk telah usai. http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Ciee.. Surya Paloh Besuk Ahok di Mako Brimob
Ciee.. Surya Paloh Besuk Ahok di Mako Brimob
Iring-iringan empat mobil tampak melintasi pintu utama gerbang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok sekitar pukul 17.00 WIB.
Satu di antara rombongan tersebut ada mobil jenis VW Caravelle dengan nomor polisi B 2179 RFS. Kendaraan itu disebut-sebut milik Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Saat tiba di depan Mako Brimob, mobil langsung mulus masuk ke dalam. Petugas jaga Brimob bahkan tidak memeriksa siapa penumpang di dalam mobil ini.
Kedatangan Paloh ke Mako Brimob sendiri dibenarkan oleh Sekretaris Fraksi Partai Nasdem, Jhonny G Plate. Menurutnya, Paloh memang ingin membesuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Iya benar Pak Suryo Paloh datang ke Mako Brimob. Menjenguk Pak Ahok ya. Dengan Viktor Laiskodat,” kata Jhonny saat dihubungi di Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Viktor Laiskodat merupakan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI. Dia bertugas di Komisi I DPR yang membidani pertahanan.
Sebagai informasi, Paloh merupakan pejabat pertama yang membesuk Ahok sejak ditahan di Mako Brimob, Rabu (10/5/2017). Sempat beberapa pesohor berniat menjenguknya namun dilarang petugas lantaran bukan waktu jam besuk.
kriminalitas
Sumber : Source link
0 notes
Text
Jadwal Jam Besuk RS Sukmul Sisma Medika
Mengunjungi kerabat atau teman yang sedang dirawat di rumah sakit adalah salah satu cara untuk memberikan semangat dan dukungan kepada mereka. Namun, untuk memastikan kenyamanan pasien dan menjaga ketertiban di lingkungan rumah sakit, penting untuk mengetahui jadwal jam besuk RS Sukmul Sisma Medika. Rumah sakit ini memiliki aturan kunjungan yang tertata rapi, sesuai dengan standar pelayanan…
View On WordPress
#dokter spesialis RS Sukmul#fasilitas modern RS Sukmul Sisma Medika#fasilitas RS Sukmul Sisma Medika#informasi rumah sakit Sukmul#Jadwal Jam Besuk RS Sukmul Sisma Medika#jadwal kunjungan pasien RS Sukmul#jenis layanan RS Sukmul Sisma Medika#layanan BPJS di RS Sukmul#lokasi RS Sukmul Sisma Medika#pelayanan kesehatan di RS Sukmul#profil RS Sukmul Sisma Medika#rumah sakit di Jakarta#rumah sakit strategis di Jakarta#rumah sakit umum di Jakarta#UGD RS Sukmul Sisma Medika
0 notes
Text
Cegah Covid -19 Para Tahanan Polres Badung Diajak Berolahraga Sambil Berjemur
Juwita Lala Cegah Covid -19 Para Tahanan Polres Badung Diajak Berolahraga Sambil Berjemur Baru Nih Artikel Tentang Cegah Covid -19 Para Tahanan Polres Badung Diajak Berolahraga Sambil Berjemur Pencarian Artikel Tentang Berita Cegah Covid -19 Para Tahanan Polres Badung Diajak Berolahraga Sambil Berjemur Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Cegah Covid -19 Para Tahanan Polres Badung Diajak Berolahraga Sambil Berjemur Selain mengajak olahraga, dalam mencegah penyebaran covid-19 itu, Polres Badung juga meniadakan jam besuk, hingga menerapkan kebijakan berjemur, olahr UNIKBACA.COM
0 notes
Text
JUAL 0878-1086-0755 Percetakan Buku Yasin di Banyu Anyar Probolinggo "087810860755 (WA) Cetak Buku Yasin di Banyu Anyar Probolinggo, Jual Buku Yasin di Besuk Probolinggo, Tempat Pembuatan Buku Yasin di Dringu Probolinggo, Jasa Percetakan Buku Yasin di Gading Probolinggo, Grosir Buku Yasin di Gending Probolinggo
Kami Adalah Pusat Percetakan Buku Yasin & Tahlil .
Menyediakan Pesanan Dengan Kualitas Terbaik Serta Harga Termurah.
Kami menyediakan berbagai macam jenis dan cover buku yasin sesuai keinginan Anda, seperti : Spiralcover, Softcover, Hardcover, Hardcover beludru, Hardcover royal paper, Softcover ekonomis, Hardcover Majmu Syarif dan masih banyak lagi.
Buku Yasin Yang Kami Produksi Insya Allah Allah Dapat menjadikan Amal Jariyah untuk Almarhum/Almarhumah
Untuk Pemesanan dan Informasi Hubungi :
0878-1086-0755 (24 Jam)
Website:
Produksi dan Pengiriman
Sukolilo, Surabaya
Kantor Pemasaran
Jl. Puntodewo No. 2 Baron, Nganjuk Jawa Timur 64394 | Diupload Oleh : SITI AMBARWATI
#CetakBukuYasindiBanyuAnyarProbolinggo #JualBukuYasindiBesukProbolinggo #TempatPembuatanBukuYasindiDringuProbolinggo #JasaPercetakanBukuYasindiGadingProbolinggo #GrosirBukuYasindiGendingProbolinggo"
instagram
0 notes
Text
Jangan Sampai Salah Jam, Ini Daftar Jam Besuk RSUD dr Moewardi Solo
Merisa Seana Jangan Sampai Salah Jam, Ini Daftar Jam Besuk RSUD dr Moewardi Solo Artikel Baru Nih Artikel Tentang Jangan Sampai Salah Jam, Ini Daftar Jam Besuk RSUD dr Moewardi Solo Pencarian Artikel Tentang Berita Jangan Sampai Salah Jam, Ini Daftar Jam Besuk RSUD dr Moewardi Solo Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Jangan Sampai Salah Jam, Ini Daftar Jam Besuk RSUD dr Moewardi Solo Berikut jadwal jam besuk di RSUD dr Moewardi Solo. Jangan sampai salah jam saat menjenguk rekan, keluarga, atau tetangga: http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
Tidak Lagi Sama (lanjutan)
Sekarang hari Rabu, 5 Juni 2019 pukul 10.18 WIB. Hari kemenangan. Hari Idul Fitri. Hari yang terlewati dengan berkumpul bersama saudara. Di tengah kesendirian malam, izinkan ku melepaskan emosi yang tertahan. Kesedihan akan kerinduan yang tidak lagi dapat terlampiaskan.. Lebaran pertama tanpa Papah… Seolah denial aku berusaha untuk mengalihkan perhatian, terwujud dalam postingan absurd wujud pengalihan. Yes, sengaja. Banyak ketawa hari ini, karena ga mau nangis. Ga mau memberi kesempatan duka itu menyelimuti diri di tengah kebersamaan.. sederhananya, aku ga mau menunjukkan kesedihan di depan Mamah, Abang, Kakak, Tante, Om, Sepupu semuanya. Dan saat ini, sekarang, di kesendirian malam, di kamar aku, sekali lagi aku curahkan. Malam kedua tidur sendiri di kamar aku, aku menyatakan dengan jelas aku ingin tidur sendiri dulu. Sembar Mamah mulai kembali menempati kamar ditemani tante dan sepupu. Aku butuh waktu untuk bercakap dengan diriku sendiri. Bukan bermaksud meratapi, hanya menuntaskan emosi yang selama ini berusaha kutahan atau ya hanya dialihkan.
Bangun pagi tadi bersiap sebagaimana hari Raya, berangkat shalat, beberapa momen perenungan terjadi. Iya, Papah ga ada. Papah ga ikutan shalat Ied, Papah udah ga ngerayain lebaran sama kita lagi… Sepulang shalat, kami salam-salaman, atmosfer mendung haru mulai melingkupi. Mamah berkaca-kaca, nangis malah, tante pun juga, no no no, aku hanya mengalihkan pandangan dan mencari alasan kesibukan. Ya Allah… Kami saling berpelukan bergantian. Tidak banyak kata yang diutarakan, karena ntah mungkin memang sama-sama memendam rasa rindu duka yang tertahan.
Aih, agak malu sebenarnya terkesan over mencari penghiburan. Iya, aku hanya tidak ingin merasa kesedihan. Meski tetap terasa ketika berulang kali memandang sosok Papah di bingkai foto dinding maupun album kenangan. Iya ya, udah ga sama Papah lagi… Kapan si Far benar-benar sadar. Aku sadar kok, hanya memang masih begitu terasa. Kangen Pah.. Maafin Farah…
Pagi hingga sore, tidak ada persinggungan bahasan kenangan. Sampai di shalat Maghrib, berjamaah kami lakukan dengan Om Oman menjadi imam. Lepas shalat ada pesan yang disampaikan. Sebuah nasehat berulang, mengenang dan doa, tema bahasan yang lahir dari percakapan Om dan Abang. Iya pemimpin keluarga ini sekarang di tangan Abang. Sebenarnya dari hari kepergian Papah, sentakan gelombang kesadaran bahwa kematian hanya membawa kain kafan dalam bentuk fisik dan atribut, selebihnya adalah 3 hal seperti yang dipahami dalam ajaran Islam. Amal Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh. Pembahasan yang seringkali tersampaikan tapi baru benar terasa ketika kami mengalami kehilangan dengan kepergian Papah. Apa lagi yang bisa kami perbuat. Dalam hal ini Abang, semasa hidup begitu banyak kesempatan yang diupayakan Abang untuk menyenangkan Papah dalam segi fisik harta, tapi pada akhirnya tidak ada yang dapat dibawa. Iya.. Kepergian Papah menghentakan kesadaran kami semua bahwa ruh, hidup, mati, ada di genggaman Allah Azza Wa Jalla. Mungkin dibawah akan kusampaikan pesan Om berdasarkan prinsip yang Papah pegang teguh. Atau dipostingan lain, ntahlah bagaimana jemari ini menjentikkan keyboard malam ini..
Kembali di 5 April 2019, iya tepat dua bulan lalu berarti.. Di jam seperti ini, ntah aku tak lagi mau membayangkan kekalutan, keresahan, ketidakpahaman dan ketidakberdayaan kami semua. Di hari Jumat itu, aku keluar sesaat untuk beli Hepatosolola di KalCare Lotte Avenue Kuningan. Sebentar saja.. Posisi sore itu ada Bang Vian, ntahlah singkatnya Abang kabarin keluarga Papah. Hubungin om tante semua. Papah mulai mengalami penurunan kesadaran. Wey, barusan aku lihat rekaman story 5 April, genggaman tangan hangat yang tidak lagi bisa kurasakan.. Astaghfirullah Ya Allah… Yes, I’m crying right now. Aku lupa urutan waktunya… Yang pertama datang Om Husni, Om Husni datang maghrib atau isya ntahlah. Kemudian Tante Neny datang bareng Bang Reza yang kebetulan pulang sebentar. Sesampainya Tante Neni, yang Papah tanyakan adalah Tante Neneng.. Kami pun mengabari Tante Ida, Om Ikhsan untuk menanyakan Tante Neneng. Singkatnya lepas Isya, pukul 20-21 kami sudah berkumpul di ruangan.. Kondisi Papah? Resah, gelisah, ga nyambung..
Ah ya, sebagai gambaran. Koma hepatikum.. “Bareee. Mau nanyaa” “Boleee” “Komahepatikom” “Iya.. kenapa gt ..?” “Penjelasannya :”D” “Papamu skrg agak ga nyambung kah?” “Iyaa. Lolaa. Ngigo di rumah terus” “Usah pulaaang?” “Engga. Masih di RS” “Ooohh” “Tapi sering ngajak ke RS” “Koma hepatikum adalah gangguan kesadaran yang disebabkan karena penumpukan racun pada otak terutama ammonia. Krn seharusnya ammonia dibuang bersama ee, cia liver” “I see” “Ketika livernya terganggu, jd ngebuangnya susah, akhirnya racunnya muter2 aja” “Natriumnya rendah” “Biasanya gejala awal malah euphoria, ketawa2, ngigo gitu, jd heboh. Selanjutnya jd gelisah, gabisa tidur. Setelah itu masuk ke tahap akhir…” “Gimana Bar? Ini ga bisa tidur juga. Tidur kebangun tidur kebangun terus” “Setelah gelisah, selanjutnya ngantur terus sulit dibangunkan” “Hilang kesadaran ya Bar?” “Iya…” “Baiklaaaah Maaci Bareeee” “Pakai NGT kah skrg far? Itu selang hidung buat makan” “Engga kok. Pake kateter aja” “Koma seperti itu biasanya kebanyakan protein. Jd kalo dibatesin sih harusnya bagus” “Dari kemarin minumnya hepatosolola aja Bar”
Selentingan chat aku dan Bare di pagi harinya.. Informasi ini aku keep sendiri. TIdak kuceritakan ke Mamah atau abang langsung, menimbang fase tahapan itu terjadi berselang hari, ternyata terjadi semua di hari Jumat itu..
Malam itu.. keriuhan gema takbir, tahlil berkumandang di ruangan. Riuh sekali. Air mata sudah mengalir deras. Pah.. Pah.. Pah… Bahkan pesan-pesan terakhir Papah mulai diutarakan.. Beberapa pesan yang masih sangat terngiang, kalo memang baik, InsyaAllah semuanya jadi baik. Berlomba dalam kebaikan.. Iya itu yang menjadi pegangan hidup Papah. Papah itu orang baik. Hasil didikan terbaik Kakek. MasyaAllah Pah… Malam dimana rasa ketidakberdayaan membuncah, hingga diputuskan untuk Papah pindah ruang ICU. Karena saturasi oksigen Papah yang turun terus. Dini hari, tengah malam, Papah pindah ruang ICU. Rekaman-rekamanan kejadian yang tidak bisa ku ketik manual. Bayangan Papah yang kesakitan dan tidak nyaman. Penyesalan karena tidak ada lagi kesempatan untuk kami berbincang normal. Demi masa… sesungguhnya manusia dalam kerugian.. ayat yang terngiang dan terasa lekat dirasakan. Kangen banget Ya Allah ngobrol sama Papah, dinasehatin Papah. Ga ada lagi yang omelin Farah kaya Papah. Ga ada lagi yang khawatirin Farah seperti Papah.. Ntah firasat atau apa, tulisan-tulisan yang kubuat sewaktu hari-hari terakhir Papah benar-benar merepresentasikan rasa yang kualami. Ada penyesalan terdalam yang aku sadar harus direlakan. Penyesalan akan ketidakmasimalan kami, khususnya aku untuk mendengarkan, untuk berbincang hangat, untuk memperhatikan, Papah.. Sosok wali hidup aku sampai usia menjelang 25 tahun. Iya, Papah aku, waktu yang aku sia-siakan begitu banyak. Astaghfirullah…
Malam itu, kami berbagi tugas. Om Tante pulang dulu, driver kami membantu mencari kostan karena ruang perawatan sudah harus dilepas pagi harinya. Malam yang Panjang, tidur kami tidak nyenyak. Sesak himpitan dada begitu terasa. Bahkan Abangku pun terlunglai lemas. Nyatanya kami belum siap kehilangan.
Malam itu yang menginap ada Mamah, aku dan Bang Reza. Alhamdulillah dapat kamar kost dekat rumah sakit. Langsung dibayar Abang untuk dua minggu. Bang Reza bilang sudah sempat melihat Papah. Papah dibantu alat-alat medis di ruang ICU. Abang berpesan temani Mamah ketika melihat Papah. Dan pagi itu, sebagaimanapun aku berusaha mempersiapkan diri tidak siap melihat Papah dengan kondisi seperti itu. Mana ada anak yang sanggup membayangkan. Ruang ICU, alat bantu medis, Duuuuh tak mampu ku gambarkan. Papah dengan kondisi diluar kemampuan kami. Ntahlah, kekalutan saat itu lagi-lagi menyadarkan. Bahwa manusia hanyalah makhluk lemah, bahwa kita semua tidak berdaya, bahwa ruh kita dipegang oleh Allah Azza Wa Jalla. Kalo boleh jujur, bahkan ku pun membatin jika memang Papah sudah harus pergi, untuk disegerakan, dipermudah langkahnya.. Ga tega.. Hari dipenuhi dengan tangisan.. Saudara, keluarga besar, kerabat, teman-teman Papah pun mulai diinformasikan. Pada awalnya permintaan Papah untuk hanya keluarga inti (Papah) yang diberitahu. Tapi keputusan Om-Tante untuk memberitahukan keluarga besar. Ya, berita kondisi Papah mulai menyebar. Dukungan, perhatian mulai berdatangan. Termasuk sahabat-sahabat Yisc, astray dan sahabat dekatku lainnya yang masuk daftar yang aku informasikan lebih awal..
Perawatan di ruang ICU berbeda dengan perawatan di ruang biasa. Tidak bisa didampingi langsung, jam besuk hanya 2 x 1 jam setiap harinya.. Pukul 11-12 dan 17-18.. Sabtu itu, Papah minim respon. Sebenarnya Mamah dan aku pun sempat konsultasi langsung dengan dokter jaga hari itu, dijelaskan yang intinya Kami diminta untuk mempersiapkan diri dengan kondisi terburuk. Karena ya, Papah sudah komplikasi. Hari Sabtu itu, hari yang Panjang. Kami pun tidak didiamkan untuk meratapi sendiri, dukungan om tante sahabat hadir menemani. Bahkan sampai malam pun kami didampingi, kumpul keluarga dengan pesan-pesan petuah Om Oman terutama untuk kami tidak lepas dari dzikir, mengikhlaskan segala kondisi, dan terus menggaungkan kalimat Allah ke Papah setiap ada kesempatan. Malam minggu itu ka Niken tiba di Jakarta. Aku sama Mamah bobo di kostan. Paginya kami bersiap, sarapan bubur. Kami sama-sama saling menjaga untuk tetap menjaga kondisi tubuh. Jam 8an kalo ga salah, Mamah dan aku sudah di ruang ICU. Alhamdulillah ada kesempatan konsultasi dengan dokter kepala ruangan. Penjelasan bahwa Papah sudah mengalami infeksi akut, aku sempat rekam penjelasan dokter dan ku kirimkan ke grup keluarga. Penjelasan dokter yang menjadi angin segar untuk kami. Pukul 10 Mamah dan aku bersantai depan ruang UGD, kalo ada yang inget aku sempat buat story candaan sama Mamah sekitar pukul 10.30… jam besuk pukul 11, ada Om Wawan (adik Mamah) dan tante Maryam (istrinya) yang hadir. Tante Maryam seorang bidan. Jadi kemudian kami menanyakan segala peralatan Papah. Urutan pertama masuk ruangan, Mamah dan aku.. ini mau ngetik aku pun tertahan.. Bagian emosional yang rasanya masih ingin kusimpan sendirian. Momen terakhir kebersamaan aku dengan Papah…
Mamah dan aku masuk ruangan. Papah terlihat jauh lebih tenang. Tidak kaget karena dokter sudah menjelaskan bahwa Papah diberi obat penenang. Aku pun bercakap searah dengan Papah. “Pah ini Farah sama Mamah datang, papah sabar ya.. ikhlas.. Papah lagi diobatin sekarang. Kondisi Papah….” Blablabla, rekaman yang masih berputar berulang, aku menceritakan penjelasan dokter ke Papah. Dan Papah merespon :) dengan kedipan mata dan tetesan air mata yang menenangkan. “Pah, Farah sayang Papah, semua sayang papah. Papah ikhlas ya.. Maafin Farah, Maafin kita semua…” Tetesan air mata terakhir Papah. Tidak ku tahu saat itu adalah momenku terakhir.. Sampai detik ini ingin rasanya aku tetap berada di ruangan, tidak memberikan kesempatan bergantian untuk menemani Papah. Papah.. Farah kangen…. Mamah sempat berniat untuk ngaji saat itu, aku cegah karena ingin memberi kesempatan ke om tante dan lainnya. Genggaman tangan terakhir, sejujurnya mulai terasa dingin tapi aku tidak mau berasumsi. Percayalah, kami menahan segala asumsi, prasangka, praduga, segala firasat-firasat dan berupaya keras untuk bersandar pada ketetapan Allah. Om Wawan dan Tante Maryam keluar ruangan, berbincanglah kami dengan parallel waktu berjalan, Ka Niken dan Tante Neny di ruangan, terus Abang Vian. Di sisi luar Mamah, aku, Tante Maryam memberi penjelasan segala peralatan yang digunakan.. Di dalam Ka Niken tanya ke suzter karena ada semut-semut disekitar selang dan bantal papah. Di penjelasan akhir Tante Maryam menyatakan ‘pupil mata papah mulai mengecil’. Deggg.. himpitan sesak mulai bermunculan. Aku bersandar di dinding sebrang pintu. Kejadian sangat cepat. Ini bukan sinetron dan skenario buatan manusia. Tante Neny keluar ruang ICU dengan pekikan dan nangis tertahan “Bang Shah…”. Sontak ku masuk ke ruangan, depan nurse station. Mamah, Bang Vian, Bang Reza, dan aku. Aku hanya mampu memeluk Bang Reza, bersandar dengan air mata yang terurai, Bang Reza hanya membisikkan kalimat agar aku ikhlas, menerima, ini yang terbaik dari Allah. Ruangan Papah diselubungi tirai. Dokter datang dan semua kejadian berlangsung cepat. Singkat tapi terasa lama. Hingga dokter memanggil kami, “Keluarga Pak Husin”. Kata Mamah dokter sempat memberi penjelasan singkat, bahwa Papah sudah kena serangan jantung, sedang yang aku dengar.. “dibimbing bapaknya”. Ya, kami langsung mengelilingi Papah, Mamah di samping kanan Papah tidak henti melafaskan tahlil dan takbir, dibelakangnya suzter memompa jantung papah, Bang Vian, aku mencari kaki Papah. Dingin. Dunia berputar di kepala, lemah, tidak berdaya. Ketidakmampuan. “Pah. Pah.. Pah..” Hanya itu yang mampu ku ucapkan. Di sebrang ntah Bang Reza, Tante Neny, ka Niken, samar gambaran jelasnya. Sangat singkat.. singkat.. sampai dokter kemudian menyatakan, “bapak sudah tidak ada”. Pah… Bahkan sampai ku ketikkan ini semua aku masih menangis dan menggigil kedinginan. Ya Allah.. Papah pergi pukul 11.20 di ICU RS Polri Kramatjati, Minggu, 7 April 2019. Innalillahi wa innailaihi rajiun. Mamah, sosok paling kuat, berusaha menuntun Papah di akhir hayat. Aku blank sekarang. Masih kental emosional memori hari itu. Yang aku ingat kemudian, Mamah, Bang Vian dan aku pulang duluan diantar Om Wawan, Tante Maryam. Ritme kehidupanku, kami berubah kemudian..
Kembali ke hari ini.. maghrib tadi, kami sedikit bernostalgia, pesan-pesan prinsip hidup Papah. Oh ya, sedikit cerita Om Oman dulunya guru ngaji abang-abang aku yang kemudian Qadarullah berjodoh dengan Tante Ida (adik Papah) hingga sampai detik ini jadi salah satu sosok tempat kami bertanya perihal agama.. Pesan Papah, Fastabiqul Khairat, diantaranya menjadi pribadi, sosok manusia yang baik terutama kepada sesama manusia, anak yatim dan dhuafa yang harus diperhatikan. Pesan, didikan, ajaran yang dicontohkan langsung oleh Papah. MasyaAllah. Terima kasih ya Pah…
Sejujurnya aku kehabisan kata sekarang. Rindu yang membuncah bercampur dengan kehangatan dari kenangan indah akan ajaran dan didikan Papah. Ya, Papah udah ga ada bersama kami. Tapi didikan, ajaran Papah InsyaAllah terus mengalir di sanubari kami.
Cimanggis, 6 Juni 2019; 00:14 WIB
Farfye
0 notes
Text
Minta Keringanan Jadwal Sidang, Dhani: Kasihani Saya Majelis Hakim
Forbes - Ahmad Dhani meminta sidang lanjutan kasus pencemaran nama baik yang tengah dijalani digelar siang. Menurutnya, jika sidang tersebut digelar pagi, dia kehilangan jam besuk di Rutan Medaeng "Kalau sidang digelar sejak pagi, maka Selasa dan Kamis saya tidak dibesuk. Saya punya jam besuk hanya Senin dan Rabu, Jumat libur. Kasihani saya majelis hakim," kata Dhani di Ruang Cakra Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuno, Selasa (12/3/2019). Usai mendengar alasan yang disampaikan Dhani, Ketua Majelis Hakim R Anton Widyopriono mengabulkan permintaan Caleg Partai Gerindra itu. Ia hanya meminta sidang jangan sampai molor. "Saya bisa memahami. Kalau gitu sidang kita mulai jam 1 siang. Tolong Jaksa diatur teknisnya, tapi jangan molor ya," ujar Anton. Hingga saat ini, suami Mulan Jameela itu telah menjalani tujuh sidang perkara pencemaran nama baik atau kasus 'idiot'. Semua sidang digelar pagi hari. Kamis (14/3), Dhani akan kembali menjalani sidang dengan agenda sama yakni mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum. Dalam kasus pencemaran nama baik tersebut, Dhani dijerat Pasal 45 ayat 1 jo 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008. Yakni tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sejak 7 Februari lalu, Dhani ditahan di Rutan Klas 1 Surabaya yang berada di Medaeng, Sidoarjo. Yakni dengan jam besuk pagi hari setiap Senin hingga Kamis. Read the full article
0 notes