asykar
protozoa
7 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
asykar · 3 years ago
Text
Apa yg kau lakukan tidak akan berarti apa-apa jika kau bukan siapa-siapa
Tumblr media
0 notes
asykar · 3 years ago
Text
Keutamaan bulan Rajab dan amalan-amalannya
oleh : Ust. Samsudin Maha
Tanggal : 4 Februari 2022
Lokasi : Mesjid SMP Unit
Taqwa secara harfiah berarti menjalankan perintah Allah juga menjauhi larangannya. Taqwa dalam penerapan sehari-hari tidak hanya ditunjukkan pada tempat ibadah, tapi juga di tempat lain, baik sebagai guru di sekolah, dalam berdagang, dalam berpolitik, dll. Demikianlah hendaknya taqwa yang kita lakukan semata-mata memperoleh ridho Allah S.W.T.
Dalam Al-qur'an Allah berfirman pada surat Attaubah, ayat 36
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya : "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa."
Haram yang dimaksud pada ayat tersebut adalah yang dimuliakan. Pada Hadits lain dijelaskan keempat bulan haram yang dimaksud tersebut antara lain, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. 4 bulan haram yang dimaksud tidak boleh berbuat dzalim bukan berarti tidak boleh berbuat dzalim hanya pada bulan tersebut. Namun di bulan lain juga. Penekanan tidak boleh dzalim di 4 bulan yg haram ini berarti, dosa kita akan dilipat gandakan oleh Allah S.W.T. Untuk itu kita senantiasa dituntut untuk menjauhi perbuatan dosa dan mengutamakan memperbanyak ibadah pada bulan-bulan tersebut.
Jauh sebelumnya orang-orang jahiliyah jg mengagungkan bulan Rajab. Mereka tidak pernah melakukan peperangan khusus pada bulan tersebut. Walaupun ada keluarga dan kerabat yg terbunuh pada bulan tersebut. Mereka tetap akan menunggu hingga bulan tersebut berakhir. Pun demikian halnya dengan suku Mudor. Suku yg paling mengagungkan bulan Rajab. Suku yg benar benar mengamalkan dan memuliakan bulan rajab.
Penting bagi kita untuk meningkatkan kebaikan pada bulan yg haram ini. Karena Allah meningkatkan pahala di bulan ini, sama halnya Allah juga melipatgandakan dosa kejahatan, kecurangan, keculasan, kemaksiatan.
Adapun amalan-amalan yg hendaknya diperbuat adalah:
1. Mari tingkatkan kuantitas ibadah kita. Mari jadikan momentum ini sebagai langkah awal untuk menambah porsi ibadah kita. Setelah itu meningkatkan kualitas ibadah. Sebelumnya sholat di rumah, selanjutnta sholat berjamaah.
2. Meningkatkan puasa sunnah. Seperti puasa Senin-Kamis, puasa Nabi Daud: 1 hari puasa dan 1 hari tidak.
3. Perbanyak membaca Al-Qur'an. Membaca Al-Qur'an akan memberi syafaat kepada kita di akhirat kelak.
4. Mulai laksanakan sholat sunnah yg diutamakan. Antara lain: sholat duha, untuk kemurahan rezeki, bukan cuma tentang uang, tpi jg kesehatan, relasi, ketenangan. Sholat tahajjud, amalan yg biasa dilakukan oleh ahli surga.
5. Mari perbanyak bersedekah. Sedekah yg paling utama adalah ke keluarga kita. Sedekah untuk mendapatkan pahala dari Allah dan jg meningkatkan silaturrahim.
6. Berupaya menghindari kemaksiatan. Dengan menjaga lisan, mata, telinga, kaki, tangan, dan hati kita dari hal-hal yang mendatangkan dosa.
7. Perbanyak doa kepada Allah. Senantiasa berdoa dijauhkan dari kesulitan dunia dan akhirat.
0 notes
asykar · 3 years ago
Text
Bahtera Dunia-Akhirat
Oleh : Ust.
Tanggal : 28 Januari 2022
Lokasi : Mesjid Agung
Menjadi umat manusia hendaknya selalu berusaha mendatangkan, baik kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat. Doa yang sering dipanjatkan, dan harapan bagi kita semua. Oleh karenanya, ada usaha, agar tercapai kebahagian dunia dan akhirat. Adapun dasar melakukan kebaikan, harus tetap sesuai dengan koridor ilmu.
Seperti yang tertuang dalam hadits
من اراد الدنيا فعليه بال��لم ومن اراد الاخره فعليه بالعلم و من ارادهما معا فعليه بالعلم
Artinya:
Bagi siapa yg menghendaki dunia maka dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan akhirat maka sebaiknya dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya, maka dengan ilmu.
Untuk bisa memenuhi kebahagiaan dunia dan akhirat maka hendaknya dengan ilmu. Dalam menjalani hidup di dunia haruslah memiliki bekal ilmu, agar lautan kehidupan dunia bisa terarah dengan kompas ilmu. Pun demikian halnya dengan akhirat. Menuntut ilmu juga diwajibkan bagi seluruh umat muslim selama hidup di dunia.
اطلبوالعلم من المهد الى اللحد
Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat.
Diwajibkan atas kita umat muslim, untuk senantiasa belajar selama hidup. Lahir belajar merangkak, muda belajar agama, dewasa belajar hidup yg benar, bahkan hingga tua tetap belajar.
كن عالما اومتعلما اومستمعا اومحبا ولا تكن خامسا فتهلك
Artinya : “ Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar (pelajar) atau orang yang mendengarkan ilmu dan atau orang yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka engkau akan celaka.”
Dari hadist imi, Rasulullah saw menganjurkan kita untuk menjadi orang yang berilmu dan mengingatkan kita agar tidak termasuk ke dalam golongan yang kelima, yakni orang yang tidak pandai, orang yang tidak belajar ilmu, orang yang tidak mendengarkan ilmu dan orang yang tidak mencintai ilmu. Dan orang kelima yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah orang yang dengan sengaja menutup hati dan dirinya terhadap ilmu.
Adapun aktifitas yg kita kakukan di dunia dasarnya adalah ilmu. Baik dunia maupun akhirat. Dalam hal beribadah juga dengan ilmu.
oleh karenanya, kewajiban menuntut ilmu hukumnya sepanjang hayat.
Selain ilmu, untuk menuju pulau akhirat, hal yang harus kita perhatikan adalah ibadah. Ibarat kita mengarungi sebuah lautan, hendaklah dengan bekal yg cukup. Agar lautan kehidupan bisa kita arungi dengan selamat saat sampai di pulau akhirat.
Dalam ibadah ada tiga hal yang harus diperhatikan.
1. Iman. Iman itu ibarat sebuah kapal. Iman yang teguh adalah kapal yg kuat dan kokoh.
2. Taqwa, perbuatan lahiriah yg kita lakukan terhadap allah swt. jika iman letaknya dalam hati, maka ketaqwaan adalah praktek. Ketakwaan itu sama halnya seperti mesin dalam sebuah kapal.
3. Tawakkal diibaratkan seperti kemudi kapal. Hal yg sangat penting dalam hidup kita. Setelah berusaha kita selalu dituntut untuk bertawakkal. Dalam mengarungi lautan kehidupan banyak hal yg akan kita hadapi. Untuk itu tetap libatkan Allah sebagai yg mengatur dalam kehidupan ini.
2 notes · View notes
asykar · 3 years ago
Text
Makna Tahun Baru Dalam Islam
oleh : Ustz.
Tanggal: 14 Januari 2021
Lokasi : Mesjid Agung Subulussalam
Waktu berjalan tak terasa, tahun berhanti hingga kita tiba di awal tahun 2022.
Berbicara mengenai waktu, ada pepatah Arab yang berbunyi.
الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطع��
Yang artinya : "Waktu itu bagaikan pedang, kalau kamu tidak memotongnya [memanfaatkannya], dia akan memotongmu"
Waktu akan terus berjalan, apapun yang terjadi, ia tidak akan berhenti. Maka itu, manfaatkan waktu sebaik mungkin, jangan sampai membunuhmu.
Dalam Al-qur'an, pada surat Al'-ashr.
وَالْعَصْرِۙ. اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
...
Menyikapi tahun baru dalam islam adalah hijrah, perubahan ke arah lebih baik. Perubahan pekerjaan ke arah lebih baik, perubahan keluarga ke arah lebih baik, perubahan kebiasaan ke arah yang lebih baik. Seperti yang tercantum dalam hadits Nabi.
من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)
“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).
Untuk itu sebagai umat islam, kita dituntut untuk berpogres setiap harinya, menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
...
Di ayat lain Allah juga berfirman, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Dalam ayat ini Allah menyinggung untuk senantiasa bertaqwa dan mengingatkan untuk selalu mengingat hari esok. mempersiapkan diri untuk memperbaiki amal, untuk akhirat kelak. Kehidupan dunia ini tak abadi, lambat atau cepat kita akan kembali kepada Allah. Dunia ini hanyalah tempat kita mempersiapkan semua bekal menghadpi akhirat.
...
Menyiasati tahun baru 2022 ini, kita harus menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Intropeksi diri, bagaimana kehidupan kita dimasa lalu, dan bagaimana rencana kita kedepannya. Kehidupan di dunia penuh dengan permainan, yg terkadang melalaikan kita, terlalu sibuk dengan euforia dunia, menghipnotis kita seolah dunia ini selamanya. Padahal sejatinya dunia ini hanyalah transit kita menuju akhirat.
0 notes
asykar · 3 years ago
Text
Cukup Kali Kedua
Pagi itu 25 November 2019 notifikasi chat Instagram muncul di HP ku. Dari 2 orang yg tidak terlalu sering kontak secara personal denganku, FS dan EK. Penasaranku pupus setelah ku buka pesan salah satu diantaranya. “Kar tau kabar ZS ?”. Ku ejakan dalam hati intonasinya, dan ku simpulkan sepertinya berita kurang baik. Benar, setelah chatting beberapa menit, sahabatku ZS rupanya dalam keadaan kritis di ICU di salah satu rumah sakit swasta di Kota Medan. Langit seperti runtuh, 7 lapisan seperti bergantian menimpaku satu persatu, ruang ICU adalah kondisi dimana pasien dalam keadaan 50:50 antara hidup atau mat*. ya Allah apa rencana-Mu untuk sahabatku, ucapku dalam hati.
Kejadian itu mengingatkanku pada memori 10 tahun silam, sekitar awal tahun 2009. Sahabatku yg lain terbaring kaku di ICU selama hampir 2 bulan. Lemah tak berdaya, kurus seperti tengkorak diberi nyawa, berbalut kulit. Jarak kampung dan rumah sakit tempatnya dirawat cukup jauh, membutuhkan waktu tempuh lebih kurang 6 jam. Pun demikian isi kantong seadanya tak menghalangi kami untuk memberikan support moril untuk seseorang yg kami panggil sahabat. A friend in need is a friend indeed, dia adalah sahabat kami dia adalah saudara kami. Doa kami waktu itu cukup itu kali terakhir melihat ICU. Tak sanggup rasanya melihat keluarga atau sahabat merasakan sakitnya ditemani alat bantu pernapasan, monitor hemodinamik & saturasi, EKG, dll. Usaha dokter & team, doa keluarga dan doa dari semuanya berbuah manis. Sahabat kami SP akhirnya lepas dari dari ruangan pencabut nyawa, berakhir dengan happy ending.
Ku buka grup chat yg kami namakan BESTFRIEND. Ramai perbincangan mengenai keadaan salah satu sahabat kami yg sedang berjuang di ruang ICU. “eh betulnya si ZS masuk ICU”, “kabarnya kawan kita ZS masuk ICU”, “Kok bisa tiba2 di ICU ? kenapa we ?”, dan lain-lain, seolah tak percaya. Kesehariannya terlihat biasa, tak pernah mengeluh, selalu ceria, hampir tiap bulan melancong ke negeri orang. Malaysia, Singapore, Dubai, Paris, Hongkong adalah salah lima dari beberapa negara yg dia kunjungi akhir-akhir ini. Masih tak percaya rasanya sekarang tiba-tiba dia terbujur kaku tak berdaya.
Sebelumnya, saat pertama kuliah, 5 dari kami melanjutkan studi di Kota yg sama, Medan. Bahkan sebagian besar mengontrak di rumah yg sama. Yg membuat rasa persaudaraan semakin bertambah, senasib sepenanggungan. Akan tetapi setelah lulus kuliah kami berpencar. Ada yg di Jakarta, Blangkejeren, Singkil, dan ada yg tetap di Medan, akan tetapi mayoritas balik ke Kampung halaman. Dan kebetulan bebarapa bulan terakhir aku sudah menetap di Kampung. Kami mewacanakan untuk berangkat ke kota Medan. Pendek cerita kami ber 4 sepakat untuk berangkat malamnya. Akan tetapi detik-detik sebelum berangkat; drama terjadi, hanya 2 diantara kami yg berangkat berhubung sisanya tidak diberi izin oleh atasannya.
26 November 2019 pukul 11.20 WIB kami tiba di rumah sakit BT. Tak menunggu lama, setelah bertanya ke bagian informasi, kami langsung berangkat ke ruangan ZS. Ternyata kami datang diwaktu yg salah. Jam besuk untuk pasien ICU adalah 10.00-11.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB. Pasien sedang melakukan hemodialisis atau biasa dikenal dengan cuci darah. Ya, ZS divonis Gagal Ginjal stadium akhir. Laju Filtrasi Glomerular (LFG) dibawah 15. Sementara rata-rata normal untuk ukuran dewasa adalah 116. Setelah diskusi dengan keluarga kami meminta untuk mendampingi ZS di unit Hemodialisa (ruangan cuci darah). Di lantai 7 rumah sakit tersebut, tampak jelas di depan kami. Semua mesin bekerja untuk menggantikan fungsi ginjal. Organ sebesar bola kasti ciptaan Allah digantikan dengan mesin sebesar lemari es. Satu diantaranya adalah sahabat kami, ZS. Terbaring tak sadar, sementara alat bekerja untuk filtrasi, ekskresi, sekresi sebagaimana fungsinya. Setelah proses hemodialisis, ZS dikembalikan ke ruangan ICU. Kami diharuskan untuk menunggu jam besuk, untuk bisa masuk. Dan hari itu adalah Kali Kedua kulihat ICU. Terbesit doaku, cukuplah kali kedua.
Hari berganti, keadaan ZS membaik. Racun dalam darah hanya bersisa 50%. Tak lupa kami semua mengucap syukur, tak terhitung emoticon senyum, ucapan hamdallah berseliweran di grup chat kami. Jika keadaan memungkinkan hari Kamis tanggal 27 akan dilakukan hemodialisis ke 3. Akan tetapi, qadarullah keadaan ZS menuruk, tekanan darahnya tidak memungkinkan untuk dilakukan hemodialisis. Tekanan darahnya turun 100/50, sementara standar ZS untuk melakukan hemodialisis harus di atas 140. Dokter memutuskan menunda tindakan medis sampai esok hari. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tak kurang ikhtiar yg team dokter lakukan, tak kurang doa yang kami panjatkan. Jum’at 28 November 2019 keadaan ZS tak kunjung membaik, pukul 16.40 WIB, saat hampir sebagian besar keluarga datang menjenguk, sahabat kami ZS pergi untuk selamanya. Di hari yg baik dia menuliskan janji untuk kembali ke pangkuan Ilahi. Suara mesin ICU tak terdengar lagi, berubah menjadi tangisan.
Selama hidupnya almarhum adalah orang baik, selalu membantu teman yg kesusahan, menjadi orang pertama diingat ketika butuh bantuan. Kami sebagai sahabat mewakili pihak keluarga memohon maaf apabila selama hidupnya almarhum pernah berbuat salah. Semoga kebaikan almarhum menjadi amalan jariyah di akhirat kelak. Selamat jalan sahabat kami ZULPAN SURIMANTO SIMBOLON.
0 notes
asykar · 3 years ago
Text
Cerita Hari Ini
Aku berdiri di tempat yg biasa ku singgahi beberapa tahun silam. Menunggu gojek untuk mengantarkanku ke salah satu tempat kuliner malam yg cukup digandrungi di Kota ini. "Pak Askar", tanya seorang bapak yang baru tiba dengan kereta (baca: motor) Vario hitam. Aku bergegas naik, dan melaju ke tempat yg dituju.
Tiba di lokasi, aku memesan ayam goreng, nasi, dan ekstra sambal. Sembari menunggu pesanan tiba, perhatianku terfokus pada seorang anak perempuan, berumur sekitar 6-7 tahun yang sedang duduk melamun di salah satu meja kosong. Kedua tangan dilipat, dan menaruh dagu diatasnya. Tatapannya kosong, kerupuk jualannya juga masih banyak. Melihatku menatapnya, dia datang menghampiri. "Kerupuk bang, 6 10, kalau 3 goceng". Kurogoh kantong, mengeluarkan duit 5.000, dan kuberi ke anak kecil itu. Disambut olehnya, dengan meletakkan 3 kerupuk, lalu kembali.
Dua perempuan dan satu pria berpakaian hitam datang, dan duduk tepat dihadapanku. Dari cara berpakaian, tebakanku mereka adalah karyawan salah satu mimarket sekitar sini. Salah satu dari mereka ada yg membawa bekal. Hal ini umum kudapati dilakukan karyawati, disamping untuk menghemat anggaran, sepertinya jg untuk diet. Anak kecil itu menghampiri, sambil menjajakan dagangan. "10 6 kak, 3 goceng", ucapnya seperti yg dilakukannya denganku.
🙎 : "Adek udah makan ?"
🧒 : "Belum kk"
🙎 : "Sini duduk dek, ni beli kerupuknya 10rb ya"
Perempuan kecil itu pun menarik kursi, duduk, tersipu malu. "Adek makan ini ya, enak lho, kakak masak sendiri, adek masih sekolah ? kelas berapa ? Kok belum balek ?". Kulihat jam tanganku, jam menunjukkan pukul 10 malam lewat. Jlebb, hatiku bergetar, begitu kerasnya kehidupan Kota. Anak seumuran itu, masih terjaga hingga larut. Anak kecil itu hanya terdiam, sambil menggeleng. Diliatnya dalam, bekal yg diberi. Jari jemarinya berputar di atas nasi kotak, canggung antara membuka atau tidak.
🙎 : "Tunggulah dek, kakak pesan dulu punya kakak, biar makan sama kita", dengan khas logat Medan. Adik kecil itu tersipu malu, canggung. Disambut tawa teman-teman yg lain.
🧒 : "Iya kak, aku pesan mandi bolehkan kak" (baca: manis dingin)
🙎 : "Ok dek, apalagi maunya dek ?" ucapnya lembut
🧒 : "Iya kak, baik kalilah kakak ini" kegirangan.
15 menit berlalu, aku sengaja melambatkan suapanku. Melihat suasana yg ada di depanku.
Pesanan mereka datang. Adik kecil itu girang, berteriak. "Yeay, makan kita kak". Adik kecil itu sontak melahap bekal yg diberikan. Suap demi suap, diselingi sejuknya teh manis dingin. Makan, bercerita, dan tertawa bersama. Hampir semua pengunjung, curi curi pandang melihat keakraban mereka. Seolah adik dan kakak yg telah lama tidak bersua.
Lama mereka bercerita, tak terasa makanan sudah tak bersisa, kecuali si adik kecil. Ku lihat ia menyisihkan makanan yg tak habis, dan memasukkan ke dalam kantong plastik putih, tempat ia menyimpan uang hasil dagangan. Tenang tenang ! Kotak nasinya bukan tupperware, melainkan packaging nasi - single use.
Waktu kian larut, si adik kecil tak beranjak dari mejanya. Seakan lupa sekarang ia sedang "bekerja". Ketulusan dan cinta yang diberikan oleh orang yang baru ia temui, membuatnya lupa kalau ia harus beranjak, dan menjajakan dagangannya. Ketika kakak barunya berkemas dan membayar pesanan, adik kecil itu menggenggam kembali plastik dagangannya. Bak perpisahan tentara yang berangkat ke medan perang, tak tau kapan akan berjumpa.
Mengingatkanku pada cerita Khalifah Umar yang berkeliling Kota hanya untuk memastikan tidak ada rakyatnya yang lapar. Kini, depan mata sendiri, melihat seorang bocah yang terlihat happy, hanya karena diberi segenggam nasi. Berapa besar dosa yg tanpa kita sadari dan dilakukan terus menerus. Bukankah zakat adalah pilar kita beragama ?
0 notes
asykar · 3 years ago
Text
Tumblr media
Patah, Marah, Tak Menyerah
aku ingin marah
pada rasa yg datang untuk orang yg salah
aku ingin marah
jatuh cinta, dengan segenap raga tak menyerah
ku fikir kau adalah anugrah
yg kelak mengisi hariku dengan indah
tapi ternyata salah
hanya sapa, dan tak membiarkanku untuk singgah
aku salah !!
ya, aku yg salah !
harusnya tak kubiarkan rasa itu tumpah ruah
mengalir tanpa arah
kini, ku pendam perasaan ini sendiri
menutup semua rasa dalam diri
berharap, ada saatnya nanti
bahagia juga pantas kudapati.
1 note · View note