#Ponpes Al Hikam. KH. Hasyim Muzadi
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Sosok Ahmad Hasyim Muzadi dari Tuban Untuk Indonesia
MALANGTODAY.NET - Kabar duka menyelimuti Tanah Air pagi hari ini, Kamis (16/03). Indonesia kembali kehilangan sosok ulama besar, Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi. Ulama kelahiran Tuban, 72 tahun silam itu menghembuskan nafas terakhirnya di Pondok Pesantren Al Hakim Kota Malang. Semasa hidup, tokoh Islam Indonesia itu dikenal para santrinya sebagai sosok lembut yang selalu memiliki banyak wawasan dan selalu membuka cakrawala baru bagi para santri. Muzadi menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950, kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Modern Gontor Ponorogo. Setelah itu ia menuntaskan pendidikan tingginya di Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada tahun 1969. Kiprah organisasinya mulai dikenal ketika Muzadi terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur pada tahun 1992. Ia terbukti mampu menjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan. Setelah itu, Muzadi pada tahun 2004 resmi maju sebagai pendamping Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden Indonesia. Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004, Megawati dan Muzadi meraih 26.2% suara di putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua. 11 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2015 Hasyim menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Wantimpres. Hasyim juga dikenal lewat buku-bukunya, seperti Membangun NU Pasca Gus Dur, Grasindo, NU di Tengah Agenda Persoalan Bangsa dan Menyembuhkan Luka NU.
Source : https://malangtoday.net/rubrik/story/sosok-ahmad-hasyim-muzadi-tuban-indonesia/
MalangTODAY
0 notes
Text
Penghormatan Muhammadiyah terhadap KH Hasyim Muzadi
Penghormatan Muhammadiyah terhadap KH Hasyim Muzadi
Penghormatan Muhammadiyah terhadap KH Hasyim Muzadi
Harianpublik.com – Pertengahan bulan Maret 2017, warga Nahdliyin ditinggal salah satu tokoh pentingnya. Tokoh yang saya maksud adalah KH. A. Hasyim Muzadi, Mantan ketua PBNU dan pengasuh Ponpes al-Hikam kota Malang. Bukan hanya warga Nahdliyin yang merasa kehilangan dengan sosok almarhum, warga Muhammadiyah dan Baitul Muslimin Indonesia (Bamuis) turut merasakan hal yang sama.
Sebagai bentuk penghormatan dan respek terhadap almarhum, Pengurus di pimpinan Wilayah menyerukan supaya warga Muhammadiyah di mana pun berada untuk melakukan dua hal : Pertama, mengucapkan bela sungkawa. Kedua, menyempatkan sholat ghaib. Ucapan bela sungkawa saya lihat di akun facebook PWM Jawa tengah. Sementara, sholat ghaib saya saksikan sendiri di lingkungan Ponpes Muhammadiyah al-Munawwaroh. Ba’da sholat dhuhur berjamaah, Ustadz Hamzah utama yang juga alumni Pesantren modern Gontor menginstruksikan para santri untuk menggelar sholat ghaib.
Baru pertama kali ini saya ketahui ada tokoh NU yang dihormati warga Muhammadiyah. Saya berani menyatakan almarhum adalah Kyai NU pertama di Indonesia yang disholati warga Muhammadiyah. Apakah karena faktor beliau ini alumni Pesantren modern Gontor? Saya pikir bukan hanya karena itu. Penghormatan Muhammadiyah juga diwujudkan dalam bentuk buku berjudul “Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi” (Penerbit Media baca, 2017). Sebuah buku yang secara garis besar berisi pengalaman dan pandangan beberapa tokoh dan aktivis Muhammadiyah kepada almarhum.
Dalam buku setebal 213 halaman ini dipaparkan kedekatan KH. Hasyim Muzadi dengan Muhammadiyah. Prof. Dr. Din Syamsuddin sebagai sesama alumni Gontor turut memberi kesan-kesan selama berinteraksi bersama almarhum. “Ceramah Kiai Hasyim selalu menarik, berisi dan diselingi humor-humor segar. Beliau sangat senang kalau diundang Muhammadiyah” (Takziah Muhammadiyah, Hal 8).
Dr. Abdul Mu’ti juga menyatakan dalam buku ini, “Sebagai tokoh dan pemimpin NU, Kiai Hasyim sangat dekat dengan Muhammadiyah. Semasa kepemimpinannya, hubungan NU-Muhammadiyah sangat dekat. Ibarat sepasang sandal” (Hal 20-21). Kedekatan KH. Hasyim juga dikarenakan jejak pendidikannya di Gontor dan IAIN, jejak pendidikan inilah yang amat mempengaruhi cara berfikir almarhum sehingga bersesuaian dengan Muhammadiyah.
Wakil Dekan Fisip Unmuh Jakarta, Ma’mun Murod al-Barbasy sempat diberitahu KH. Hasyim Muzadi kalau putrinya kuliah di UMM. Menguliahkan putrinya di UMM untuk tokoh NU sekelas KH. Hasyim muzadi tentu mempunyai makna dan perspektif tersendiri yang positif terhadap Muhammadiyah. (Hal 57)
Pandangan pribadi saya kepada KH. Hasyim Muzadi, almarhum bukanlah kyai dengan “lambe celometan” (mulut yang banyak bicara yang tidak perlu). Mulut yang melukai sesama umat, sehingga mencederai marwah NU. Semasa hidup, almarhum adalah seorang kutu buku seperti yang diceritakan Yuanda Kusuma Lc, M.Ag (mantan dosen STAI Al-Hikam). Kemudian yang patut dikenang darinya ketika berpidato tentang “Indonesia negeri muslim paling toleran se Dunia’’. Intisari Pidato ini dimuat di situs tribunnews 4 Juni 2012. Sayangnya secercah pemikiran almarhum dalam pidato ini belum ditampilkan di dalam buku Takziah Muhammadiyah.
Menurut almarhum, Indonesia lebih baik toleransinya ketimbang Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan pendirian menara masjid. Indonesia juga lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan jilbab, dan lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia yang tak menghormati agama karena di sana ada UU perkawiman sejenis.
“Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis? Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia dan kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar humanisme dan mana yang sekedar westernisme,” ujar almarhum.
Oleh: Fadh Ahmad Arifan (Penulis adalah alumni MAN 3 Malang dan Pascasarjana UIN Malang)
[opinibangsa.id / kn]
Sumber : Source link
0 notes
Text
Abah Hasyim dan Kelakarnya
Rasanya tak pernah ada langit yang lebih mendung ketimbang langit yang hadir di hari berpulangnya seorang alim ulama. Dan betapa pilu, langit mendung itu hadir hari ini. Salah seorang alim ulama berpulang: KH. Ahmad Hasyim Muzadi.
Abah Hasyim, demikian kami para santri di Al Hikam Malang biasa memanggil beliau, adalah sosok ulama sekaligus negarawan yang rasanya tak pernah bosan mengkampanyekan moderasi Islam yang penuh kedamaian melalui Manhaj Ahlussunah Wal Jamaah yang dikembangkan NU di masa dua periode kepemimpinannya. Ia meneruskan estafet kepemimpinan NU pasca Gus Dur setelah terpilih sebagai Ketua Umum PBNU di arena Muktamar NU ke 30 di Ponpes Lirboyo Kediri tahun 1999.
Nahdlatul Ulama yang didirikan Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asyari tumbuh menjadi jangkar yang tangguh bagi peradaban pribumisasi nilai-nilai keislaman nusantara. Jika Mbah Hasyim Asyari adalah peletak dasar nilai-nilai NU, maka Abah Hasyim Muzadi boleh dibilang adalah adalah figur yang menata organisasi NU secara sistemik dari tingkat ranting hingga pusat. Kedua Hasyim ini bisa dipandang sebagai ideolog (Mbah Hasyim Asyari) dan organisator (Abah Hasyim Muzadi) di jantung struktural Nahdlatul Ulama.
Abah Hasyim merintis jejak perjuangan dan menggerakkan NU dari tingkat paling bawah. Selepas menjadi ketua PMII cabang Malang tahun 1966, ia menjabat ketua PAC GP Ansor Bululawang Malang tahun 1967, lalu kemudian menjadi ketua Ranting NU Bululawang Malang. Kecemerlangan karir ke-NU-anya terus berlanjut, hingga di tahun 1992, ia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang kelak kemudian mengantarnya menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999.
Perjumpaan pertama saya dengan beliau terjadi di bulan Agustus tahun 2000, sesaat setelah peneriman santri baru Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang. Ia menyalami satu per satu ratusan santri baru di masjid Al Ghazali di komplek pesantren pada suatu malam selepas salat maghrib berjamaah. Sambutannya begitu hangat dan bersahaja di tengah-tengah kesibukannya menahkodai PBNU dan situasi politik nasional yang tak menentu di fase awal transisi demokrasi Indonesia. “Abah tentu tak bisa setiap hari ngurusi pondok, Abah akan banyak tersita waktunya di Jakarta ngurusi NU dan hanya pulang ke Malang tiap akhir pekan” ujarnya kala itu saat memberikan sambutan.
Di kalangan anak-anak muda NU, sosok Abah Hasyim dikenal sebagai ulama yang hangat, ngemong, mengayomi, serta cakap merangkul lintas generasi dan mampu mengimbangi pergumulan sosial berbagai kalangan. Di Ponpes Al Hikam Malang, setiap akhir pekan selepas ia menggawangi kantor PBNU di Jakarta dari hari senin-jumat, Abah Hasyim menyediakan waktunya untuk mengasuh pesantren dan melayani tamu-tamu yang datang dari berbagai daerah di rumah pribadinya yang terletak di dalam komplek pesantren. Abah juga kerap bergaul dengan para santri dan aktivis-aktivis muda NU yang datang hingga larut malam untuk berdiskusi seputar kebangsaan, NU, dan acapkali membahas situasi politik nasional dan positioning NU dalam menyikapinya.
Seperti lumrahnya kiai NU, Abah Hasyim adalah sosok yang selalu mampu menyampaikan hal-hal subtantif dengan balutan ilmu dan humor. Maka tak heran jika dalam berbagai kesempatan, Abah sering melempar kelakar terhadap lawan-lawan bicara maupun diskusinya. Terlebih jika berhadapan dengan kaum muda NU.
Abah, misalnya, pernah menyindir kebiasaan baru anak-anak muda NU yang datang ke rumahnya dengan menenteng banyak perangkat gadget. “Anak-anak muda NU entah itu PMII atau Ansor sekarang hebat-hebat. Punya dua HP tapi tak bisa beli pulsa. Bolak-balik hanya missed call agar ditelepon balik.”
Lain waktu, ketika berdiskusi dengan anak-anak muda NU, Abah mengomentari fenomena banyaknya anak-anak muda NU yang melanjutkan pendidikan tinggi ke Timur Tengah. “Senang sekali banyak anak-anak muda NU yang sekarang belajar ke Saudi. Sayangnya kalau pulang tak jadi ulama tapi berbisnis travel Umrah.” ujarnya penuh canda.
Hal yang paling saya kenang soal kelakar Abah tentu saja adalah kelakar nakalnya terhadap beberapa pengurus PMII Malang. Peristiwa ini bermula saat A. Malik Haramain terpilih sebagai ketua umum PB PMII di kongres Kutai Kartanegara tahun 2003, saat itu, beberapa pengurus PMII Cabang Malang menghadap KH. Hasyim Muzadi untuk melaporkan terpilihnya kader PMII Malang untuk pertama kalinya sebagai Ketua Umum dalam sepanjang sejarah perjalanan PMII berdiri.
Ketua cabang Malang menceritakan bagaimana perjalanan sepanjang Malang hingga Kutai dengan menumpang kapal laut yang melelahkan akhirnya terbayar dengan kemenangan sahabat Malik.
Kyai Hasyim lantas berucap “Saya ini dari pesawat selepas pulang dari Kutai juga sempat berpapasan dengan rombongan sampean di kapal, saya dadah-dadah (melambaikan tangan) dari jendela pesawat, sampean saja yang tidak memperhatikan ke atas.” Dan ketua cabang PMII Malang tersebut hanya bisa melongo mendengar penjelasan Kyai Hasyim.
Seperti jamak dalam tradisi kultural NU, baik di pesantren atau di kalangan Nahdliyin, kelakar dan humor khas kaum sarungan memang selalu menjadi bahan cerita sehari-hari yang melingkupi kehidupan Abah Hasyim. Di kalangan para kiai NU, Abah Hasyim (dan juga Gus Dur, tentu saja) dikenal sebagai kiai gudangnya cerita humor dan banyolan khas NU. Banyak kiai NU yang kalau berceramah kulakan cerita humor dan kelakar pesantren dari keduanya.
Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) pernah berkisah dalam suatu kesempatan saat mengisi diskusi bulanan di Ponpes Al Hikam Malang tentang kedua tokoh NU yang gemar bertukar banyolan dan kulakan cerita humor itu. Gus Mus mengisahkan salah satu nostalgia saat keduanya tukar-menukar guyonan. Jika bercerita lucu, Abah Hasyim biasanya meyakinkan lawan bicaranya dengan menyebut nama orang berikut jabatannya di kepengurusan NU. Suatu ketika, Gus Dur penasaran dan iseng mengecek kebenaran cerita-cerita itu pada KH. Muchit Muzadi (kakak kandung Abah Hasyim). Sambil berseloroh, Mbah Muchit menjawab, “Sampeyan ini kayak nggak kenal Hasyim saja. Semua haditsnya, kalau enggak dhaif ya maudhu.”
Oleh Gus Dur, kelakar ini diomongkan kepada Abah Hasyim. Tapi dasar Abah Hasyim, Ia malah membalas kelakar itu dengan olok-olok yang tak kalah cerdik, “Ah, sampeyan ini kayak nggak kenal kakak saya saja. Dia itu memang ingkarus sunnah.”
Ah, Kini, Abah yang suka ngemong dan berkelakar itu telah usai menunaikan perjalanannya di dunia. Ia telah kembali menuju alam yang damai. Mungkin di sana, Ia dipertemukan kembali dengan Gus Dur. Meriung dan bersulang kopi sambil terkekeh riang gembira melepas rindu. Menjadi sumber kulakan humor para malaikat yang mungkin iri dengan para santri NU.
Selamat berpulang Abah, damai dan tetap bergembira selalu di sana.
(Ditulis di sembari memantau layar kaca tayangan langsung prosesi pemakamam KH. Ahmad Hasyim Muzadi di kompek Pondok Pesantren Al Hikam 2 Depok)
0 notes
Text
Kunjungi Pesantren Tangguh, Kapolresta Malang Kota Kenang Pendiri Ponpes Al Hikam
Kunjungi Pesantren Tangguh, Kapolresta Malang Kota Kenang Pendiri Ponpes Al Hikam
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus H Simarmata dan Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Tommy Anderson saat mengunjungi Pesantren Tangguh Al Hikam
Malang, Memorandum.co.id – Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus H Simarmata mengaku sempat ikut memberangkatkan jenazah almarhum KH Hasyim Muzadi sampai ke bandara.
Ia bahkan memonitor pada saat pendiri Pondok Pesantren Al Hikam saat…
View On WordPress
0 notes
Text
Kecelakaan, Putra KH Hasyim Muzadi Tutup Usia
Kecelakaan, Putra KH Hasyim Muzadi Tutup Usia
MALANG- Innalilahi wa Inna’ilaihi Roji’un. Kabar duka datang dari keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hikam. Hilman Wajdi atau yang biasa disapa dengan Gus Hilman atau Gus Andik meninggal dunia pada Rabu (18/12/2019) dini hari di RS Lawang Malang. Putra Almarhum KH. Hasyim Muzadi yang meneruskan Ponpes Al-Hikam Malang ini dikabarkan mengalami kecelakaan mobil di Tol Purwodadi Malang.
Menurut…
View On WordPress
0 notes
Text
KH. Mahrus Amin, Tokoh Pramuka Pesantren Indonesia
14 Agustus merupakan hari jadi Gerakan Pramuka Indonesia, banyak tokoh masyarakat maupun pimpinan pemerintah telah berjasa dalam mengembangkan Gerakan Pramuka di Indonesia. Salah satu Penggerak Pramuka Pesantren, adalah sosok Ulama Besar yang kini memimpin Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, serta 17 Pondok Pesantren Darunnajah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Beliau adalah KH. Mahrus Amin.Pendiri Darunnajah Group ini sebenarnya bukanlah orang baru di Gerakan Pramuka, kerana sejak masih menimba ilmu di pesantren, KH Mahrus Amin sudah menjadi Pandu bersama rekan-rekannya yang kini sudah menduduki jabatan di Pemerintahan.
Jiwa dan semangat kepanduan, sebagaimana yang ada dalam Dasadharma Pramuka, serta Trisatya tersebut, terus dikembangkan guna membentuk para santri yang Patriot, Sopan, Kesatria dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bagaimana Pesantren Darunnajah dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara.
3 Pramuka, 3 Kyai, 3 Pesantren. KH. Mahrus Amin (pendiri Pondok Pesantren Darunnajah) bersama dengan alm. KH. Hasyim Muzadi (pendiri Ponpes Al-Hikam Malang dan Depok serta Ketua Umum Pengurus Nahdhatul Ulama’) dan KH. KH Tidjani Djauhari, pendiri pondok pesantren Al-Amien Prenduan, Madura.
Salah satu upaya yang dilakukan, sebagai orang yang dibesarkan di Kepanduan Indonesia (Pramuka), mulai dari Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega hingga Pembina, KH Mahrus Amin terus mengembangkan berbagai kegiatan kepramukaan, agar menjadi wadah pemersatu bangsa, atau alat mempererat persaudaraan atau ukhuwah, Pramuka secara nasional, sehingga berbagai kegiatan seperti Pekan Olahraga, Seni dan Pramuka dikemas secara khusus, dalam even tingkat nasional, dengan kegiatan “Perkemahan Pramuka Santri Nusantara se-Indonesia”, dan acara tersebut telah menjadi agenda tahunan, untuk perkemahan para santri, guna memperkokoh NKRI dimasa yang akan datang.
Meskipun sedikit berbeda dalam berpakaian, namun ajaran kepramukaan di pesantren tetap mengacu pada Dasadharma Pramuka, karena pakaian bagi Pramuka Santri disesuaikan dengan syariat Islam, sehingga dalam berpakaian juga sesuai dengan syariat Islam.
Demikian juga dalam latihan, tidak membaur antara Pramuka Santri Putri dengan Pramuka Santri Putra, dan beliau pun yakin kegiatan pramuka, merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan bagi generasi bangsa dimasa yang akan datang, untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai Pelopor Santri Pramuka, KH Mahrus Amin juga terus melakukan diskusi-diskusi dengan para Ulama maupun pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka serta pimpinan Kwarda, bagaimana organisasi Pramuka dimasa yang akan datang, serta bagaimana meningkatkan mutu latihan, sehingga generasi muda yang akan datang, makin mampu lagi memimpin bangsa ini, dengan budaya damai, serta sesuai karekter dan watak bangsa Indonesia. Sehingga dengan pramuka ini persatuan bangsa dimasa yang akan datang akan lebih kokoh lagi.
Facebook WhatsApp Twitter
from WordPress https://ift.tt/2TtV3AO via IFTTT
0 notes
Photo
Ketika beberapa pihak mengkampanyekan istilah 'Islam Nusantara', tokoh NU (alm) KH. Hasyim Muzadi salah satu yang meluruskan istilah itu yang dinilainya terjadi penyimpangan. Hal itu disampaikan KH. Hasyim Muzadi pada acara penutupan International Conference of Islamic Sholars (ICIS) ke-IV di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Rabu (25/11/2015). Menurut mantan Ketua Umum PBNU ini, istilah Islam rahmatan lil ‘alamin lebih tepat dipakai sehingga tidak membatasi Islam dengan sudut geografis ataupun kultural. “Oleh karena itu kita sebut Islam di Nusantara, bukan Islam Nusantara. Supaya tidak membedakan diri dengan Islam di lain negara,” ujar Kyai Hasyim yang juga Sekjen ICIS itu. Ketika rahamatan lil ‘alamin yang dipakai, lanjut KH. Hasyim, semua bisa menerimanya. Karena memang sudah disebutkan demikian oleh Al-Qur’an. “Makanya sampai sekarang tidak ada komplain terhadap istilah Islam rahamatan lil ‘alamin,” jelasnya. “Nusantara tidak bisa dipakai nama Islam, karena Islam itu kan universal, kalau Nusantara itu lokal,” lanjut pimpinan Ponpes Al-Hikam Malang ini. Menurutnya, dahulu Islam Nusantara masih relevan untuk berdakwah di masa animisme saat kerajaan Hindu-Budha berkuasa di Indonesia. “Tapi sekarang jadi dibelok-belokan seperti membenci Arab-lah, membenci Wahabi-lah, dan macam-macam” ungkapnya. Padahal yang terpenting, terang KH. Hasyim, hadirnya Islam adalah rahmat bagi semua. Muslimin wa ghaira Muslim. Sumber: Hidayatullah #ulama #HasyimMuzadi #pbnu #nu #islamrahmatanlilalamin #indonesia #muslimbangkit #islambangkit @maksumjannah (di Tpq Wali Songo Mendalan)
0 notes
Link
Sujanews.com — Relawan Anies-Sandi-Alex (ASA) menggelar silaturahmi di Posko Pemenangan Anies-Sandi di Cikajang 60, Jalan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2017) malam. Dalam acara tersebut juga digelar do'a bersama untuk mendiang almarhum KH Hasyim Muzadi sekaligus buka puasa bersama. Dalam kesempatan ini, puluhan relawan membacakan surah yasin dan tahlil dipimpin oleh Ustadz Herlan. Relawan yang menghadiri silaturahmi ini berjumlah sekitar puluhan orang. Doa dan pembacaan yasin untuk KH Hasyim Muzadi dipimpin oleh Ustaz Herlan. "Kyai Hasyim merupakan tokoh bangsa dan ulama besar. Kami sangat kehilangan beliau," kata Herlan, disela-sela acara, Kamis (16/3/2017) malam. Herlan menyebut, almarhum Hasyim Muzadi selama ini sangat perhatian dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan umat. "Mari kita do'akan semoga Allah SWT mengampuni kesalahan dan kekhilafan beliau, kuburnya menjadi taman surga dan damai disisinya," ujar Herlan. Seperti diketahui, Kiai Hasyim meninggal dunia pagi tadi di kediamannya di Pondok Pesantren Al-Hikam, Kota Malang, Jawa Timur, setelah selama beberapa waktu beristirahat karena sakit. Jenazahnya diterbangkan dengan pesawat TNI AU dan disambut oleh tokoh-tokoh negara di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Lautan pelayat pun mengantarkan Kiai Hasyim. Mereka berebut ingin memegang peti begitu jenazah Kiai Hasyim tiba di Ponpes Al Hikam. Hingga saat ini, para pelayat masih bertahan di lokasi pemakaman. KH Hasyim pernah menjadi Ketua PWNU Jatim, Ketua Umum PBNU, dan terakhir menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). [Sujanews.com] from Sujanews.com | Portal Informasi Terpercaya http://ift.tt/2nxofGZ via IFTTT
0 notes
Photo
Tak Lebih Dua Jam, Jenazah KH. Hasyim Muzadi Disalatkan 14 Kali
MALANGTODAY.NET - Sejak pukul 08.15 WIB tadi, jenazah KH. Hasyim Muzadi hingga pukul 10.00 WIB sudah disalatkan sebanyak 14 kali. Para pentakziah pun masih terus berdatangan dan berbondong-bondong menuju rumah duka di kompleks Pondok Al Hikam, Jl. Cengger Ayam No. 14 Kota Malang. Satu persatu pentakziah keluar dan masuk dari Masjid. Sampai detik ini, jumlah pentakziah pun semakin banyak dan mencapai ribuan. Mereka datang untuk mendoakan dan mengantar kepergian anggota dewan pertimbangan presiden yang dikenal dengan wawasannya yang luar biasa. "Kepada para pentakziah, Salat Jenazah akan diberi kesempatan sampai jam 11.00 WIB. Karena menurut keterangan keluarga, jenazah akan dibawa ke Depok bada dzuhur," kata salah seorang pentakziah menggunakan pengeras suara di dalam Masjid, Kamis (16/3). Beberapa tokoh agama pun menjadi imam dalam salat jenazah untuk mendoakan almarhum. Salah satunya pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, KH. Lukman Al Karim atau yang biasa dikenal Gus Lukman. Sementara sampai saat ini, shalat jenazah masih terus berlangsung dan dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Termasuk santri dan mahasiswa daei Pondok Al Hikam. Sedangkan di area kompleks perumahan pun tampak padat dan mendapat penjagaan ketat dari petugas gabungan dari Kepolisian, TNI, hingga Banser.
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/tak-lebih-dua-jam-jenazah-kh-hasyim-muzadi-disalatkan-14-kali/
MalangTODAY
0 notes
Text
Jokowi: Kita Berdoa KH Hasyim Muzadi Diberi Kesembuhan
Malang (SIB) -Presiden Joko Widodo menjenguk anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur. Jokowi mendoakan agar Hasyim Muzadi kembali sehat. "Ya kita semuanya berdoa beliau dapat segera diberi kesembuhan secepatnya. Semoga beliau diberikan kesembuhan secepatnya," kata Jokowi usai menjenguk, Rabu (15/3). Jokowi menjenguk KH Hasyim didampingi Ibu Negara Iriana. Ikut pula Mensesneg Pratikno. Jokowi tidak menjelaskan kondisi terkini KH Hasyim. Namun para santri pondok pesantren tersebut mengatakan, kondisi KH Hasyim sudah lebih baik dari sebelumnya. Jokowi dan rombongan menjenguk KH Hasyim selama kurang lebih satu jam. Dia lalu langsung bertolak kembali ke ibu kota untuk memimpin sidang kabinet paripurna. Santri Ponpes Al-Hikam Berharap Kedatangan Jokowi langsung disambut para santri pondok pesantren tersebut. Para santri memakai baju koko dan bersarung menunggu di depan kediaman KH Hasyim sejak pagi, Rabu (15/3). Mereka berharap kondisi pengasuh pondok pesantren itu lekas sembuh. "Kalau kondisi sudah lebih baik dari sebelumnya. Januari pernah dirawat, lalu Maret dirawat lagi. Tapi sekarang kondisinya sudah lebih baik," kata salah seorang santri bernama Marzuki Ali Syamsuri. Marzuki yang berbaju koko merah itu terakhir kali melihat KH Hasyim sekitar 3 hari lalu. Dia hanya memandangi KH Hasyim dari jauh saja dan sungkan untuk menyapa. Marzuki menyatakan, para santri terus berdoa untuk kesembuhan KH Hasyim. Meski, para santri tak tahu persis KH Hasyim sakit apa. Santri lainnya bernama Rizki juga mengharapkan hal yang sama. Rizki yang baru setahun tinggal di Ponpes Al Hikam ingin agar KH Hasyim bisa kembali pimpin pengajian. "Supaya lekas sembuh jadi bisa pimpin ngaji lagi," kata Rizki yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Malang tersebut. (detikcom/l) http://dlvr.it/NdsKrj
0 notes
Text
Jenazah KH Hasyim Muzadi Tiba di Ponpes Al Hikam 2 Depok
http://dlvr.it/NdrhVf
0 notes
Text
Cerita Hasyim Muzadi Pakai Kursi Roda Tunjuk Lokasi Makamnya
Cerita Hasyim Muzadi Pakai Kursi Roda Tunjuk Lokasi Makamnya
Depok –
Sebulan sebelum tutup usia, KH Hasyim Muzadi sudah memilih sendiri titik pemakamannya di Ponpes Al-Hikam, Depok. KH Hasyim, dengan kursi roda, pernah menunjuk sendiri tanah tempat dia ingin dimakamkan.
Menantu KH Hasyim, Arif Zamhari, menuturkan mertuanya itu menunjuk sendiri tanah yang diinginkan sebagai tempat pemakaman. Peristiwa itu terjadi sekitar sebulan yang lalu.
“Beliau menunjuk…
View On WordPress
0 notes
Text
Masyarakat Berebut Antre Untuk Turut Sholatkan Jenazah KH Hasyim Muzadi
Masyarakat Berebut Antre Untuk Turut Sholatkan Jenazah KH Hasyim Muzadi
JAKNEWS, Warga Malang raya dan sekitarnya antre berebut ingin menshalatkan jenazah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi yang berpulang, Kamis, sekitar pukul 06.15 WIB di kediamannya di kompleks Ponpes Al Hikam Kota Malang. Bahkan, ketika diusung dari rumah duka ke Masjid Al Hikam yang berada satu area dengan kediaman mantan Ketua PBNU itu, warga (pentakziah) juga…
View On WordPress
0 notes
Photo
Masyarakat Khusyuk Ikuti Tahlil KH Hasyim Muzadi di Ponpes Al Hikam
MALANGTODAY.NET - Aura khusyuk menyelimuti suasana pembacaan tahlil untuk almarhum KH Hasyim Muzadi di lingkungan Pondok Pesantren Al Hikam Kota Malang. Lantunan surat Yasin dan doa tahlil terus terucap dari masyarakat yang menghadiri acara tersebut. Doa bersama untuk almarhum diikuti oleh ratusan orang. Selain dari kalangan santri sendiri, warga sekitar dan perwakilan pejabat setempat turut memanjatkan doa untuk almarhum. Pembacaan Yasin dan tahlil dimulai selepas sholat isya selama tujuh hari ke depan. Warga terlihat memenuhi halaman depas asrama. KH Hasyim Muzadi meninggal dunia Kamis (16/3) di Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, jalan Cengger Ayam yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya. Almarhum meninggal dunia pukul 06.15 WIB, dan dimakamkan di Pondok Al Hikam 2 di Depok, Jawa Barat.
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/masyarakat-khusyuk-ikuti-tahlil-kh-hasyim-muzadi-ponpes-al-hikam/
MalangTODAY
0 notes
Photo
Kiyai Hasyim Sosok Yang Teduh dan Istiqomah Untuk kesekian kali nya Indonesia kehilangan tokoh besar, panutan umat islam di Indonesia. Pengasuh ponpes Al Hikam ini dikenal sebagai sosok ulama yang teduh dan istiqomah. Hari ini Allah panggil beliau atas ketetapan Nya. "Innalillahi wa inna ilayhi rajiun. Sy kader kammi jg warga NU Babakan Cirebon menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya KH. Hasyim Muzadi. Guru, kyai dan orang tua yang telah memberikan kami arti istiqomah hingga akhir hayat beliau. Semoga dikaruniakan tempat terbaik di sisi Allah subhanahuwataala." Kyai yang telah mendedikasikan hidup beliau demi umat dan bangsa hingga akhir hayat. Semoga Allah terima semua amal ibadah beliau, melapangkan kubur beliau, menyinari dengan cahaya Nya, dan Allah tempat kan beliau di sisi Nya. Amiin. #hasyimmuzadi #gueNU #NUmenjagaNKRI #doauntukHasyimMuzadi #kyaiNU #tokohNU #NUCirebon #NUBabakan #NUSumber #NUPlered #santriNU #gueSantriNU #Kammi #krc
#hasyimmuzadi#krc#nusumber#tokohnu#guenu#santrinu#numenjagankri#doauntukhasyimmuzadi#nubabakan#nucirebon#kammi#kyainu#guesantrinu#nuplered
0 notes
Photo
Assalamu'alaikum... Innalillahi wa innailaihi rojiun telah berpulang ke rahmatullah Bapak KH. AHMAD HASYIM MUZADI, (pengasuh ponpes Al-Hikam) pada hari kamis 16 maret 2017 pukul 06.25, mohon kesediaannya untuk mdoakan beliau. semoga almarhum husnul khotimah, Aamiin – View on Path.
0 notes