#Pingitan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kartini: Princess of Java on #Netflix
This film made one of the deepest impact on me and left me both inspired and angry. Directed by Hanung Bramantyo, Kartini is a biopic film on Raden Adjeng Kartini beautifully played by Dian Sastrowardoyo. The film focuses on inexplicably and brutally unfair conditions of women in Central Java, during 1800 to 1900, when Java was a colony of the Dutch. Let the summary here not deter you from…
View On WordPress
#Netflix#Acha Septriasa#Ayushita#Dian Sastrowardoyo#Hanung Bramantyo#Indonesian film#Kardenah#laku dodok#Pingitan#Princess of Java#Raden Adjeng Kartini#Raden Ayu#Raden Mas#Roekmini#sembah
0 notes
Text
malevolent 29 got me like kuda (gender neutral) lepas dari pingitan
3 notes
·
View notes
Text
Mojang Pingitan - Yoyoh Komsiah Dadi
0 notes
Link
Bagaimana jadinya apabila suami istri sepulang dari pertemuan itu masing-masing dari mereka saling curiga? Bagaimana tidak? Bila seorang suami melihat dari kejauhan bahwa istrinya bisa tertawa lepas dengan laki-laki lain (entah saudara suami atau relasi kerja suaminya atau bahkan bossnya suaminya). Padahal suaminya sering melihat istrinya kalau di rumah seperti wanita pingitan. Tetapi kenapa ketika … Ketika Istri (Bersama Suami) Berkunjung ke Rumah Keluarga Suami Bag.2 Read More »
0 notes
Text
Usung Tema Segara Kerthi, PKB Ke-45 Libatkan 18.974 Seniman
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Mengusung tema ‘Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi, Samudra Cipta Peradaban’, Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 Tahun 2023 akan digelar mulai 18 Juni hingga 16 Juli 2023 dengan melibatkan 18.974 seniman. Informasi itu disampaikan Kepala Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ni Wayan Sulastriani di hadapan sejumlah awak media dalam pertemuan di Ruang Rapat Padma Kantor Disbud Bali, Rabu (3/5/2023). Lebih jauh Sulastriani memaparkan, Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi (Samudra Cipta Peradaban) dimaknai sebagai upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban. Tema ini merupakan rangkaian dan saling terkait dengan tema yang diusung pada pelaksanaan PKB tahun-tahun sebelumnya. Diuraikan olehnya, pelaksanaan PKB tahun ini akan diisi dengan ragam kegiatan yang meliputi 84 rakesadana (pergelaran) melibatkan 9.670 seniman, 63 jenis wimbakarna (lomba) yang diikuti 1.319 peserta, 78 utsawa (parade) yang diikuti 7.885 seniman, Bali World Culture Celebration, kandarupa (pameran) melibatkan 100 peserta, kriyaloka (lokakarya), widya tula (sarasehan), Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni) dan Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah). Sulastriani menambahkan, peed aya (pawai) akan menyajikan garapan seni tradisi, klasik dan kerakyatan yang disesuaikan dengan tema yang diusung pada PKB Tahun ini. Ia menyebut, Presiden ke-5 Republik Indonesia dijadwalkan akan hadir untuk membuka dan melepas peed aya yang akan digelar di Jalan Raya Puputan (sisi selatan Monumen Bajra Sandhi, red). Teknis pelaksanaan tak jauh berbeda dengan pawai tahun sebelumnya, mengambil start di Jalan Ir. Juanda berbelok ke Jalan Raya Puputan hingga finish di depan kantor DPRD Bali. Selanjutnya PKB tahun ini akan dimeriahkan pagelaran yang meliputi gamelan penting, barong nong nong kling, joget pingitan, wayang wong, rengganis, andir, gambuh, gandrung, bungbung kepyak dan lainnya. Selain itu, 14 partisipan luar daerah juga akan menyemarakkan rekasadana PKB tahun ini. Sementara untuk ustawa (parade), PKB ke-45 akan diisi dengan parade gong kebyar, gong kebyar legendaris kabupaten/kota, arja klasik, busana khas kabupaten/kota, palegongan/semar pagulingan klasik khas kabupaten/kota, wayang kulit Ramayana, joged bungbung tradisi dan janger tradisi remaja. Wimbakara (lomba) terdiri dari baleganjur remaja, barong ket, taman penasar, drama gong remaja, gender wayang tingkat anak-anak, desain dan peragaan busana kerja adat Bali berpasangan, desain dan peragaan busana malam, desain dan peragaan busana toga wisuda berbahan tekstil tradisional Bali, kerajinan, mesatua tingkat dewasa pria, ngawi geguritan, seni lukis wayang klasik, mewarnai tingkat anak SD, penulisan opini hingga karya tulis berita kisah. Berikutnya kriya loka (lokakarya) mengusung 6 topik yaitu Tari Nelayan, Seni Lukis Gaya Ubud, Suling Gambuh, Wayang Cupak, Gending Rare hingga Dokumentasi Seni dan Budaya. Estafet dengan pelaksanaan PKB, mulai 16 Juli 2023 akan digelar Festival Seni Bali Jani ke-5 Tahun 2023. “Jadi, penutupan PKB akan dirangkai dengan pembukaan FSBJ,” ujarnya. Pertemuan dengan awak media juga dihadiri dua kurator pelaksanaan FSBJ Ida Bagus Martinaya dan Warih Wisatsana.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
Tidak ingin mengambil resiko pun merupakan bentuk keberanian. Mereka yang menahan diri karena tidak ingin merutuki masa depan, justru lebih berani daripada mereka yang menerabas ketidaktahuannya dan berakhir sebagai pengandai-andai.
Dongeng Mantan Pingitan
2 notes
·
View notes
Text
Tadi selesai kerja, ngobrol bentar ma Bu Kepala, lebih tepatnya nyimak pembicaraan beliau sama mbak sekretaris tentang gimana perjalanan studi beliau sampai cerita gimana beliau menikah.
Dan yang pengen aku highlight adalah cerita nikahnya beliau yang cukup menarik perhatianku heheh. Jadi beliau itu dijodohkan oleh orangtuanya. Prosesnya aja bisa dibilang singkat banget, diceritain kalau siangnya orang tua dari suaminya dan calon suami kala itu silaturrahim ke rumah beliau, malemnya beliau di lamar. Dan dari kedua belah pihak setuju. Makanya langsung sat set untuk ke jenjang pernikahan.
Terus mbak sekretaris, nanya ke beliau.
"Terus Bu ***** langsung nerima, Bu?"
"Iya, mbak. Soalnya gimana ya mbak. Saya itu anak pingitan. Anak yang jarang keluar rumah/jalan-jalan. Keluar ya seperlunya. Saya gak punya banyak temen..."
Nah mulai dari situ saya tertarik, karena somehow related ke diri ini.😂 Lanjut..
"...Jadi ya saya terima, hal baik toh mbak".
Kurang lebih begitulah percakapan yang terjadi sore ini. Bagian 'anak yang jarang keluar, keluar seperlunya aja, ga punya banyak temen' related banget wkwkw. Jadi, nanya ke diri sendiri deh soal...
Apakah nanti aku juga bakal menemukan dan ditemukan, ya?
Jawaban yang saat ini mungkin belum bisa terjawab. Yang pasti, terlepas iya ataukah tidak, yang terpenting adalah terus berusaha untuk belajar memperbaiki diri agar layak atas hal-hal baik yang Allah akan beri.
Yuk..bismillah.
Cerita 23 Desember 2022
16 notes
·
View notes
Text
MENJEMPUT RESTU
Bab 5. Pernikahan?
Hembusan angin membuat suasana hatiku terasa nyaman. Hamparan padi yang mulai menguning, menjadi pemandangan indahku siang ini. Hari ini aku pergi ke ladang menemani Bapak dan Ibu untuk melihat tanaman padi yang mulai menguning, dan siap dipanen sekitar tujuh sampai sepuluh hari lagi.
Jujur aku begitu merindukan kampung halamanku, yang kurasa saat ini mulai banyak berubah. Jalan-jalan telah di aspal, irigrasi juga telah dibangun dan aku merasa perkembangan desaku berkembang lumayan pesat. Aku ikut senang dengan perkembangan ini. Ketika mataku sedang terbius oleh pemandangan padi dan burung-burung yang berterbangan datang dan pergi. Aku terkagetkan oleh panggilan Ibu.
"Yu, apa yang kamu pikirkan? Kok melamun." Ibu memandangku menyelidik ke arahku.
"Tidak ada apa-apa kok Ibu, Ayu cuma rindu dengan suasana kampung kita yang asri ini" jawabku tersenyum lembut.
"Ayu, mulai besok kamu tidak boleh keluar rumah ya! Karena besok kamu mulai dipingit, ingatkan seminggu lagi kamu menikah" kata bapak sambil mencabut beberapa rumput yang ada di ladang.
"enggih Bapak" aku mengangguk dan tersenyum malu, sambil tanganku juga ikut mencabuti rumput. Entah kenapa berbicara tentang pernikahan membuat hatiku berdebar dan merasa malu. Apa ini yang dirasakan setiap calon pengantin baru?
"Udah, ayo kita pulang Yu! Jangan lama-lama di sawah nanti kamu jadi item loh! Masa calon pengantin item hehehe." Goda ibu sambil terkekeh yang membuat aku semakin malu dan tersenyum lebar.
" Tidak apa-apa item Ibu, yang penting manis" jawabku sambil tersenyum lebar. Dan itu membuat Bapak dan Ibu tersenyum tertawa. Kami berjalan bertiga pulang ke rumah kami.
***
Hari ini adalah hari yang membuat jantungku semakin berdebar lebih kencang. Setelah melewati prosesi pingitan dan siraman, hari ini tiba saatnya aku menikah dengan mas Jono. Baju pengantin berwarna putih beras, rok tapi dan riasan sudah menempel di badanku. Kamar tidurku juga sudah di dekorasi kamar pengantin. Dengan bunga mawar segar yang berbentuk hati ada diatas ranjang menghiasi ranjangku.
Dekorasi jawa dan janur kuning sudah melambai di depan rumahku. Aku dan mas Jono menikah dengan menggunakan adat jawa. Sebenarnya banyak baju pengantin yang bermodel kebarat-baratan. Tapi aku dan mas Jono memutuskan menggunakan pakaian adat jawa, yang berarti adat milik kita sebagai orang Jawa dan Indonesia.
Tapi entah kenapa perasaanku begitu tidak enak. Rasa gelisah dan tidak nyaman tiba-tiba menghampiriku. Ditambah rasa gugup yang membuat hatiku semakin gelisah.
"Anak Ibu cantik sekali. Iya kan pak?" Ibu yang ada di depan pintu kamarku menatapku kagum.
"Benar Bu, Ayu cantik sekali" jawab Bapak sambil melangkah ke arahku.
Ibu memelukku erat sambil memberikan wejangan untukku. "Ingat sebentar lagi kamu jadi istri orang, harus yang baik tidak boleh manja. Nurut sama suami dan sayangi mertuamu seperti kamu menyayangi Ibu, ya nak!" Aku tak kuasa meneteskan air mata dan Ibu mengelus punggungku yang bergetar.
"Enggeh Ibu, Ayu juga minta doanya ya!" jawabku sambil melepas pelukan Ibu dan mencium tangannya. Dan aku memeluk Bapak.
" Lebih dewasa ya Ayu, jangan terlalu manja yo ingat kata-kata bapak dan ini." Bapak menepuk punggungku. Aku mengangguk sambil menghapus air mataku yang membasahi pipiku.
Ibu dan Bapak menggandengku menuju pelaminan. Dimana di sana sudah ada mas Jono, calon mertua, penghulu, adikku dan para tamu undangan. Entah kenapa langkahku semakin berat menuju pelaminan yang sudah ada di depan mata. Tapi aku yakin ini perasaan yang terjadi setiap calon pengantin. Aku duduk di samping mas Jono, dia tersenyum begitu manis padaku.
"Acara bisa kita mulai?" Kata penghulu.
"Ya bisa" yang di jawab oleh para saksi.
"Saya nikah kan, kau sodara Jo.."
"Stop" Ijab kabul terhenti, dan semua orang menoleh kesuara itu berasal.
2 notes
·
View notes
Text
Tradisi Suku-Suku Di Indonesia Meminang Pasangannya
Tradisi Pernikahan Di Indonesia-Sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak suku, Indonesia memiliki ragam jenis upacara pernikahan yang berbeda. Setiap daerah memiliki upacara pernikahan yang unik. Megahnya acara dan banyaknya pernak pernik pernikahan yang memanjakan mata.
Dari banyaknya suku diindonesia berikut beberapa adat pernikahan yang sudah dirangkum untuk kalian.Pernikahan ini tidak hanya enak dipandang saja tapi juga memiliki filosofi dan nilai budaya yang tinggi sehingga layak untuk dilestarikan. Berikut beberapa pernikahan di Indonesia yang sanggup membuatmu kesengsem ingin cepat menyusul.
1. Pernikahan Adat Jawa
Pernikahan adat Jawa Pernikahan dengan adat Jawa memang dikenal cukup rumit karena memiliki banyak sekali komponen. Ada yang namanya pingitan yaitu kedua mempelai tidak diperbolehkan bertemu sampai acara resepsi, malam midodareni, hingga temu penganten di mana pengantin pria dan wanita dipertemukan. Yang unik dari pernikahan adat Jawa adalah dekorasinya yang megah. Ornamen bunga, janur, hingga warna cerah memenuhi ruangan. Tidak ketinggalan mempelai pria dan wanita didandani pak raja dan ratu kerajaan Jawa.
2. Pernikahan Adat Minangkabau
Pernikahan adat Minangkabau Upacara pernikahan di Minangkabau juga dilaksanakan dengan sangat meriah. Mempelai wanita akan didandani begitu cantik lengkap degan hiasan di kepalanya yang pastinya lumayan berat. Hiasan itu bisa sampai lebih dari satu kilogram loh. Hiasan di pelaminan selalu dominan warna emas dan memiliki aksen rumah gadang yang unik meski upacara dilaksanakan secara tradisional, tata caranya tetap tidak bisa lepas dari tradisi Islam.
3. Pernikahan Adat Sunda
Pernikahan adat Sunda hampir mirip dengan adat Jawa. Proses dimulai jauh sebelum pesta utama dilakukan. Proses lamaran dan seserahan juga masuk dalam adat pernikahan sehingga harus dilakukan secara berurutan. Yang membedakan antara pernikahan Jawa dan Sunda adalah ornamen yang dipakai oleh wanita. Di Sunda, wanita tidak dilukis pada bagian keningnya, selain itu mereka juga memakai mahkota yang didominasi warna putih cerah.
4. Pernikahan Adat Tana Toraja
Pernikahan adat Tana Toraja biasanya dilaksanakan dalam 3 jenis yang berbeda. Pembeda ini dilihat dari siapa wanita yang akan dinikahi. Semakin tinggi tingkatannya, maka semakin megah pula pesta pernikahan yang akan dilaksanakan.. Acara pernikahan adat Tana Toraja biasanya dilaksanakan dengan arak-arakan yang panjang sebelum akhirnya kedua mempelai sampai di pelaminan yang megah. ada pertunjukan seni seperti tari-tarian di setiap pernikahan adat tana toraja.
5. Pernikahan Adat Bali
Pernikahan adat Bali Upacara pernikahan adat di Bali biasanya diadakan di rumah mempelai pria. Calon mempelai wanita akan dijemput dari kediamannya dengan ditutupi selembar kain tipis. Setelah sampai di rumah mempelai pria, dia akan disambut dengan beberapa upacara. Saat upacara pernikahan berjalan, mempelai wanita akan didandani lengkap dengan hiasan kepala yang lumayan berat namun indah. Pernikahan adat Bali dikenal sangat unik karena penuh dengan ritual.
6. Pernikahan Adat Batak
Pernikahan adat Batak termasuk salah satu prosesi pernikahan yang cukup rumit di Indonesia. Banyak ritual-ritual penting yang harus dilakukan mulai dari persiapan hingga pesta pernikahan. Semua dilakukan berurutan sehingga memakan waktu yang cukup lama. Dalam pernikahan ini mempelai wanita didandani dengan ada ikat kepala berwarna merah. Sementara itu mempelai pria akan mengenakan aksesori kepala juga yang berbentuk lancip ke atas.
1 note
·
View note
Text
merdeka dan berani
Di masa-masa wfh ini, Karen lumaya banyak waktu luang, ak jadi terpaksa baca buku. Wkwk.. emang iya terpaksa. Karena berjam-jam main gadget itu bosen, trus kalo pindah2in channel tivi juga gitu2 aja. Corona semua isinya. Wkwk..
Lalu kuintip rak buku. Ada beberapa koleksi novel yang belum kubaca. Sebenarnya, bacaanku tergantung selera. Kadang fiksi, kadang nonfiksi. Jadi dua2nya ada. Tapi akhir2 ini lagi suka sama novel, spesifiknya novel sejarah. Awalnya aku memang agak antipasti sama sejarah Karena ngebosenin. Tp klo diinget2 lagi, dari sd aku sempet suka sejarah. Pas pelajaran ips, aku lumayan sering jawab pertanyaan yang dilempar guru. Cuma kalo sekarang ditanya kayaknya udah bablas
Aku mulai tertarik sejarah lagi sejak jadi penulis skrip berhenti sejenak. Genre program nya curhat, tapi di akhir, pendengar akan dibawa pada konklusi berdasar kisah nabi dan para sahabat. Jadi akum au nggak mau baca buku2 dongeng islami dan buku siroh.
Asli, awalnya kisah rasul terasa begitu jauh. Tapi, karena di krip itu juga kita diajak untuk bikin tema yang relate dengan kehidupan sekarang, aku jadi merasa bahwa beliau dekat. Sangat malah. Kita terpisah 14 abad. Tapi pola social, masalah dan tantangannya sangat mirip dengan yang kita hadapi saat ini. Itulah kenapa aku merasa sangat dekat.
Ah.. kembali ke novel. Novel sejarah memang memiliki sentuhan fiksi. Ada part-part yang sengaja dimodifikasi agar dialog dan setting cerita bisa lebih nyata. Tapi menurutku pendekatan ini tidak fatal, selama tidak merusak garis besar sejarah aslinya. Ada 3 novel sejarah yang pernah kubaca dan itu makin bikin aku ngerasa kita sama rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu dekat: 1. Sekuel novel sejarah Muhammad al fatih 1453 (the chronicles of ghazi), 2. Kartini, 3. Diponegoro (sang pangeran).
Gilsssss…
Eh, maasyaAllah…
Semua pancarannya sama. Dan dari sejarah ketiganya, aku menemukan satu kesimpulan (eh iya lo, aku kudu baca 3 novel ini plus nonton film bilal untuk nemuin kesimpulan ini): tauhid itu merdeka dan berani
Karena kita merdeka, maka kita berani.
Jujur kalo dr Muhammad al fatih aku agak kurang mengahayati poin merdeka, karena g baca full semua serinya. Tapi beliau berani. Rasa berani itu lahir dari keyakinannya yang penuh pada keterlibatan Allah, pertolongan Allah dalam proses penakhlukan konstantinopel.
Nah, merdeka dan berani ini awalnya terpetik dari film bilal. Ada kutipan yang diulang2, kutipan dari ibunya bilal, yang mengatakan bahwa apaya…intinya kita itu bukan budak dari siapa-siapa. Padahal setelahnya bilal jadi budaknya umayyah. Dan perkataan ibunya itu yang akhirnya terus menguatkan bilal dan meyakininya bahwa dia juga manusia yang merdeka. Sehingga dia berani menyuarakan keislamannya meski mendapat tekanan dan siksa dari umayyah. Tapi berkat rasa merdeka dan berani itulah bilal meraih kebebasan yang utuh.
Lalu kartini dan diponegoro. Keduanya adalah tokoh nasional. Dalam garis sejarah, keduanya sangat dekat dengat keberadaan turki utsmani. Di masing2 novelnya pun tertulis.maasyaAllah takjubnya aku. Keduanya sama-sama orang jawa, sama-sama keturunan priayi. Butuh belajar lagi ni kalo pengen tahu selisih waktu keberadaan keduanya berapa tahun. Hehe.. yang jelas keduanya sama-sama berperan disaat Indonesia masih dibawah cengkraman monopoli belanda. Beda keduanya, jelas yang satu laki-laki dan yang satu perempuan. Tentu beda pula peran perjuangannya.
Diponegoro, dulunya aku Cuma inget beliau sering sebut sebut dalam perang paderi (mudah-mudahan g salah gess). Di novel, perjalanannya ditulis panjang. Selama perang bagaimana beliau menang hingga terpaksa dan secara tidak fair di masukkan dalam pengasingan. Bagaimana awal beliau menyusun pasukannya yang terinspirasi oleh susunan pasukan janissary ala turki utsmani, hingga satu demi satu orang-orang kepercayaannya putar haluan dan berubah menjadi musuh. Getir dan ironi sebenarnya.
Tapi beliau adalah sosok yang merdeka. Ia tidak ingin menjadi sultan, meski sang ayah memintanya. Ia tidak mau menjadi kaki tangan kumpeni. Karena pada masa itu, para sultan seperti boneka bagi para belanda. Karena ia ingin memperjuangkan daulah Islamiyah, yang saat itu telah menunjukkan tanda-tanda keruntuhan. Beliau yakin bahwa pemegang kebangkitan daulah Islamiyah jika turki ustmani jatuh, estafetnya ada pada orang-orang pribumi. Maka beliau ingen merdeka dari segala protokoler belanda. Sultan yang lurus bisa jadi bengkok karenanya.
Dan karena merdeka itulah, beliau mampu mendapatkan simpati rakyat dan menggalan kekuatan, sehingga berani melawan penjajah dan mengantarkan baton dalam estafet sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dan berikutnya, kartini. Awalnya aku antipasti dengan beliau yang secara selintas memiliki aliran feminis. Sejak dulu, aku meyakini bahwa laki-laki dan perempuan punya perannya masing-masing. Laki-laki dan perempuan tidak bisa disejajarkan. Tapi bukan berarti bisa menindas satu sama laini juga. Ya gitulah. Semacem udah settingannya. Tapi aku juga sebenanrnya salut dan bersyukur dengan perannya saat itu. Karena, ya bisa jadi sampe sekarang aku g bisa sekolah.
Lalu aku membaca novel ‘kota lama dan sepotong cerita cinta’. Sebuah novel fiksi fantasi sejarah yg ditulis herdiana hakim. Fiksi fantasi karena ada adegan tokoh aku dalam novel itu melakukan perjalanan waktu ke masa lalu (masa hidup kartini) dan menjadi teman kartini. Idenya kreatif, tapi sejujurnya aku belum merasa begitu relate karena sepertinya modifikasi/inprovisasinya lumayan banyak.
Lalu baru-baru ini di rumah, aku menyelesaikan bacaan novel kartini karya abidah el khalieqy yang merupakan veris novel dari scenario film oleh hanung bramantyo. Aku ngerasa novel ini lebih relate dengan sejarahnya, karena yang jadi fokusnya ya kartini sendiri. Selain itu jalinan cerita ke ceritanya lebih detail. Mungkin ini risetnya lama ya wkwk..
Tapi, kedua novel ini aku bisa menarik benang merah yang sama. Yakni, kartini adalah seorang gadis yang merdeka pikirannya ditengah pingitan dan pola pikir wanita priayi jaman itu. Ia merasa memiliki hak yang sama dengan lelaki untuk belajar. Ia merasa merdeka dan menemukan kemerdekaannya dengan buku-buku inspiratif yang menemaninya di kamar pingitan. Ia merdeka menyuarakan pikiran dan ideologinya dengan tulisan. Dan yang paaaling bikin aku makin maasyaAllah lagi, ia menemukan cahaya, ketikaia mengetahui salah satu arti ayat al quran yang saat itu terlarang untuk diungkap oleh belanda (see, dari dulu penjajah emang gitu. Segala radikal radikul diberangus, dilarang, tanpa alasan yang jelas. Jadi, udah kebacakan polanya yang sekarang pun berulang? #eh). Cahaya yang pertama kali ditemuan (menurut novel abidah) adalah tentang keutamaan menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan. Wah… makin-makinlah ia merasa merdeka menyuarakan pendapatnya tentang hak yang setara dalam menuntut ilmu. Dan rasa merdeka itulah yang membuat ia berani.
Bahkan kemerdekaan pikirannya itu, menjadi salah satu quote favoritku, yang kuharap benar-benar tertulis dalam sejarah:
Menyandarkan diri pada manusia samalah halnya dengan mengikatkan diri kepada manusia. Jalan kepada Allah hanya satu. Siapa yang sesungguhnya mengabdi kepada Allah, tidak terikat kepada seorangpun, dialah sejatinya merdeka.
Allahu akbar…
Tauhid bangeeeettttt
Dan, kutipan itu yang bikin belanda makin panic. Yes….
Iman membuat seseorang menjadi merdeka. Dan merdeka melahirkan rasa berani. Karena seseorang dengan iman dihatinya, akan merasakan kehadiran Allah dalam langkah yang diyakininya. Ia tidak takut dengan gertakan apapun, dengan ancaman siapapun. Ia akan merdeka dari keterikatan dan belenggu manusia manapun. Dan inilah yang membuat pasukan islam menjadi sangat ditakuto pada masa jayanya. Sejarah mencatat, karakter mereka yang tidak takut mati. Karena bagi mereka, mati di medan perang adalah jihad dengan kehormatan tinggi di sisi Allah dan rasulnya. Mereka selalu merasa full energized yakin Allah yang maha memberi kekuatan.
Sedahsyat itulah iman. Islam. Tauhid. Jika sebenar-benar tauhid. Berpendar dalam kehormatan dan keteguhan. Makanya belanda atuuuuuuuuuuuuttttt…..
Etapi, berani-berani doang tanpa ilmu juga bahaya lo. Namanya nekat. Kalo bahas ini, inget abu dzar al ghifari. Petinggi bani ghifar yang sebelum hijrah kelakuannya bikin geleng2. Kesulut dikit perang. G bisa disenggol lah. Tapi ketika menemukan iman, keberaniannya jadi gak nggak ukuran. Dan itupun diingatkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Intinya, bekal berani doang dalam iman belum cukup. Kita butuh yang namanya ilmu. Ilmu itu yang kemudian menuntun orang-orang seperti abu dzar mampu memnggunakan kekuatannya dengan tepat.
Nih, berani tanpa iman itu ibarat pemanah yang memiliki anak panah tajam dan beracun, tapi tidak mampu mengarahkan sasaran dengan tepat. Jadinya ia bisa mengarah kemana saja tanpa kendali. Dan malah akan mengancam diri sendiri.
Makanya, pupuk iman adalah ilmu. Perintah iman selalu bersanding dengan ilmu. Itu agar keberanian yang kita punya, akan membawa maslahat yang lebih luas.
Itulah… perjalanan membacaku.
Seru kan baca tuh…
Aku akan tutup tulisan ini dengan sebuah kutipan:
“Sesungguhnya, diatas muka bumi ini, yang paling merdeka adalah orang islam. Sebab orang islam hanya tunduk kepada Allah, hanya menyembah Allah. Umat islam tidak menyembah sesame manusia, atau manusia yang dianggap tuhan. Umat islam hanya sujud kepada Allah semata. Inilah cara ibadah para nabi dan rasul sejak nabi adam sampai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
Wallahu a’lam
5 notes
·
View notes
Text
Suami~
Saya baru paham nikmatnya menikah. Dipertemukan dengan orang yang bisa saya pahami dengan seutuhnya (semoga selalu diberikan kesabaran) dan juga memahami saya dengan tulus.
Cintanya suami tidak diungkapkan kan dengan kata-kata. Tidak selalu. Buktinya, kalau aku ajukan pertanyaan "Abang sayang gak sama aku?" Jawabanya ga ada. Haha tapi aku ketawa sendiri. Sikapnya yang membuat saya merasa sangat dicintai. Kayak Ayah yang memberikan rasa cintanya untuk anak-anaknya.
Setelah menikah kami sibuk. Sibuk beres-beres rumah. Kebetulan acaranya di rumah. Kami pun belum merencanakan honeymoon kemana. Sempat terbesit ingin kembali ke kota istimewa (Jogjakarta). Tapi, sepertinya belum bisa. Gak apa-apa nanti kita akan kembali kesana yah sayang.
Ternyata dibalik kesibukan beberes rumah dan juga pingitan orang menikah yang tidak boleh keluar. Rumah sebelum 5 hari. Banyak yang bisa kita lakukan bersama di rumah. Seperti hari stelah resepsi kami menyapu halaman depan rumah bersama (Oya, halaman rumah ku kebetulan luas soalnya rumah di kampung hehe). Saling menyapa dng masyarakat yang lewat. Romantis menurutku. Lalu ada beberapa yang saya ingat, ketika menyapu halaman belakang saya lupa pake sendal. Eh pak suami bawakan saya sepasang sendal swalo. Hahaha.
Semua berubah. Tapi indah karena setiap yang saya jalankan berbuah pahala.
Aku pada diriku. Semangat selalu yah. Sabar selalu yah. Mari kita jalankan challenge 40 hari tanpa marahan. Perbesar rasa memahami pada pasangan.
2 notes
·
View notes
Text
Beberapa Budaya Serta Adat di Jawa Timur yang Harus Kamu Tahu
Beberapa Budaya Serta Adat di Jawa Timur yang Harus Kamu Tahu
Jawa Timur yang punya luas daerah seputar 47.922 km² serta jumlahnya penduduknya seputar 42.030.633 jiwa saat disensus pada tahun 2017. Propinsi ini punya daerah paling luas antara 6 propinsi yang berada di Pulau Jawa serta punya keseluruhan masyarakat yang paling banyak ke-2 sesudah Jawa Barat di Indonesia.
Dengan beberapa angka itu, tentu saja Jawa Timur punya budaya serta adat yang demikian…
View On WordPress
0 notes
Photo
Di Pingit ibu mertua sebelum hari H, Maaf untuk acara yang tidak bisa saya hadiri🙌🙃 #pingitan #tradisionaljawa #adat #adatjawa #jawa
0 notes
Text
15/7/19
15 Juli 2019 Pukul 10:06 PM Pasteur, Bandung.
H-7 sebelum memasuki tahap pertama, Pingitan.
Hehehe sampai hari ini sebenarnya masih belum percaya akan sampai pada titik ini dalam waktu secepat ini. Alhamdulillah...
Dari dulu memang sudah mempunyai impian ingin menikah muda, tidak ingin mencoba untuk pacaran (sempat labil, tp di kembalikan ke niat awal :D), inginnya langsung di ajak menikah aja. hehe iya se-random itu dulu, sampai kadang merasa bingung sendiri sama diri sendiri karena ga paham kenapa bisa punya pemikiran seperti itu sejak dulu, bahkan kalau ga salah inget punya keinginan menikah muda dan berpikiran ingin langsung menikah aja tanpa pacaran itu mungkin sekitar kelas 3 SMP, yang pada masanya sebagai remaja lagi mulai beger lah istilahnya sekarang. Mungkin karena selalu di ingatkan sama mama kalau harus fokus dulu sama sekolah, jangan dulu kenal yang namanya laki-laki, mama pernah bilang kalau aku baru boleh pacaran kalau sudah umur 17 tahun. Ya namanya sebagai anak pasti akan patuh sama orang tua, mencoba untuk berpikir positif bahwa itu bukan melarang melainkan untuk kebaikan diri kita sendiri. Sampai pada akhirnya ternyata merasa nyaman seperti ini, dan ntah darimana tiba-tiba terpikir tidak ingin pacaran, inginnya langsung menikah aja.
Namanya juga masih ABG dulu masih labil, dulu sempet mikir kalau misalnya keinginan itu cuma sesaat aja, pasti nanti bakalan pacaran juga (pede :D). Ternyata sampai SMA masih tetep seperti itu. Ya sempat lah merasa goyah sedikit, sempat merasakan suka sama orang tapi ya sekedar iseng aja, bukan yang beneran suka dan ingin jadi pacar. Tapi akhirnya balik lagi sama keinginan yang pertama, tidak ingin pacaran inginnya langsung menikah aja sekarang fokus dulu sekolah. Hehehe akhirnya sampai di satu saat, mungkin karena pada akhirnya jadi merasa nyaman sendiri jadi mama yang nanya “mba sekarang lagi deket sama siapa?” “mba kalau lagi deket sama cowok kenalin sama mama ya” “mba udah punya pacar?” “mba mama juga pengen dong kenal sama temen cowok mba kalau ada yang lagi deket” “mba kalau lagi deket sama cowok, ajak main ke rumah ya biar bisa kenal” dan masih banyak lagi pertanyaan serupa. Wkwkwk gimana yah, mungkin karena keasikan sendiri jadinya ya ga kepikiran untuk nyari pacar padahal udah kuliah semester akhir pula :)). Temen cowok pun yang emang real hanya temen aja, temen main, ga ada yang lebih.
Dulu inget banget pernah di nasehatin sama salah satu temen kurang lebih seperti ini :
“kalau nanti ada yang datang ke kamu, meminta kamu menjadi pacarnya, jangan mau! tapi kalau ada yang datang ke kamu, meminta kamu menjadi istrinya, baru itu yang harus kamu terima”
Waktu itu dibilangin seperti itu ya setuju-setuju aja karena sependapat.
Akhirnya yasudah, Let it flow...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
bersambung...
Note : ceritanya ingin mulai rajin nulis lagi, dan siap-siap ya kamu yang jadi tokoh utama(lagi) yang ada di setiap tulisanku.
7 notes
·
View notes
Text
Kasih sayang sudah menjelma legenda, yang ada kini hanya keinginan kalian untuk sekadar memiliki teman tidur.
Dongeng Mantan Pingitan
#toxic marriage#stand up for yourself#be a brave mom#dongeng mantan pingitan#memorabilium#semestahelen
2 notes
·
View notes
Text
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Article by Flora Astia
Pahlawan bukan hanya yang berjuang dalam medan perang untuk meraih kemerdekaan. Tidak semua pahlawan nasional melakukan perlawanan dengan mengangkat senjata, tapi ada juga dengan menjadi pendidik atau guru. Pahlawan tanpa tanda jasa itu kalimat yang menggambarkan pengorbanan para guru memajukan pendidikan. Perjuangan para guru sekarang tidak kalah dengan perjuangan para guru pada zaman penjajahan.
Pada masa penjajahan, banyak anak-anak pribumi atau asli Indonesia yang sulit mendapatkan pendidikan. Sehingga, beberapa pahlawan nasional melakukan kegiatan belajar mengajar secara sembunyi-sembuyi. Para pahlawan tersebut berjuang keras untuk mencerdaskan anak-anak agar bisa terbebas dari penjajahan. Untuk itu mari kita kilas balik mengenai pahlawan-pahlawan dalam dunia pendidikan.
Ki Hajar Dewantara
Tokoh satu ini tentu tidak diragukan lagi akan perannya dalam dunia pendidikan. Teman-teman juga pasti sudah tahu tentang kehebatan dari Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan, hingga mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Ia bersama dengan teman-temannya mendirikan sebuah sekolah bercorak nasional yang bernama National Onderwijs Institut Taman Siswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa. Sekolah itu berdiri pada 3 Juli 1922 di tempat kelahirannya, yaitu Yogyakarta.
2. Raden Adjeng Kartini
Pahlawan nasional selanjutnya adalah Raden Adjeng (RA) Kartini. Nama RA Kartini tentu sudah tidak asing bagi teman-teman, bahkan hari kelahiran pahlawan perempuan ini pun selalu diperingati setiap tahunnya. Tokoh yang lahir di Jepara pada 21 April 1879, ini banyak memperjuangankan hak-hak perempuan selama masa penjajahan. RA Kartini tumbuh sebagai perempuan yang sama dengan perempuan lainnya pada masa itu. Ia menjalani masa pingitan yang ketat hingga berusia 12 tahun. Walau menjalani pingitan, RA Kartini tetap menjalin hubungan dengan beberapa temannya di Eropa melalui surat. Ia banyak berdiskusi dengan teman-temannya tentang kondisi di sekitarnya dan impiannya membangun sekolah khusus perempuan.
Setelah menikah, RA Kartini tidak berhenti melanjutkan mimpinya untuk mendirikan sekolah. Dengan restu dari suaminya KRM Adipai Ario Singgih Djojo Adhiningrat, RA Kartini mendirikan sekolah yang terletak di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang. Ia pun sangat senang karena impiannya menjadi guru dan memiliki sekolah tercapai.
3. Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah pahlawan wanita asal Bumi Parahyangan. Beliau lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Selain Kartini, Dewi Sartika adalah tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan. Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.
1 note
·
View note