#Perdana Hotel KLCC | Explore Tumblr posts and blogs

nurizashfi · 6 years ago

Text

KL-Penang 17-21 April 2019 Day 1: Pesawat rasa Bus AKAP

Perjalanan ini direncanakan sejak akhir tahun 2018 oleh saya, Ike, Tsabit, Nunu, Fadlur dan tentu saja kompornya: Wahyu. Tiket pesawat beli promo CGK – KL – CGK sekitar 750.000, dengan penerbangan di malam hari. Dalam perjalanan perencanaan itinerary, akhirnya kami memutuskan memasukan destinasi Penang kedalamnya, karena ada tiket promo juga KL – Penang PP 100.000

Seminggu sebelum perjalanan ini dimulai, sebenarnya ike yang kerja di salah satu perusahaan pelayanan publik belum fixed apakah bisa mengikuti semua rangkaian perjalanan ini karena jadwal shift dan dia yang sangat diandalkan oleh teman-teman dan atasannya. Tapi alhamdulillah, setelah lobby-lobby, ike bisa ikut! yey!

17 April 2019,

Karena tiket promo dan ngga dapet bagasi 20kg (kalo mau ada, nambah) jadi cuma dapet kabin. Itu juga sempet lupa kalo cuma boleh 7kg/orang. Jadilah kami yang berangkat malam itu: saya, ike, tsabit dan nunu ngebongkar tas kami dan membagi supaya tiap orang pas 7 kg.

Setelah lari lari ngejar boarding yang ternyata gatenya jauh sekali, kami berhasil masuk ke pesawat. Karena masuk belakangan, kami ga kebagian kabin, huf. Padahal tiap orang harusnya bisa masukin kabin, artinya ada yang berlebihan dan mendzalimi kami kami ini, sampe saya dan ike harus memangku tas kami yang besar bersama tentengannya sepanjang flight ke KL 2 jam. Santai, nikmatin aja ya kan

18 April 2019

Jam 01.30 pagi waktu KL kami mendarat di KLIA2, sudah selesai dramanya? Oh tentu belum. Karena antrian imigrasinya luarbiasak sekali walaupun ini penerbangan tengah malam. Mungkin sekitar 1 jam kami mengantri imigrasi sampai selesai.

Sungguh antrian ini sangat melelahkan sampe kami benar benar kelaparan dan akhirnya memutuskan makan KFC, rasanya seperti sahur.

Sekitar jam 03.30 kami tiba di hotel ceria di Jl. Pudu, sungguh ngga kebayang kalo kami pakai rencana awal untuk istirahat di bandara aja, karena saat itu capek dan ngantuknya luarbiasa. Sampe ngga ngeh kalo beli nomer di KL dengan paket data 35 GB yang harganya 50 RM.

Sekitar jam 11 siang kami checkout, nitip tas di hotel dan jalan-jalan sambil nunggu wahyu datang.

LRT

Dari hotel ke masjid jamek kami menggunakan LRT dari Stesen(Stasiun) Hang Tuah ke Stesen Masjid Jamek yang ternyata jaraknya cuma dua kali transit. Sempet kagok juga, gimana makenya wkwkwk dan rada kaget juga karena tiketnya yang kami beli dari ticketing machine bentuknya seperti koin warna biru dan terbuat dari plastik.

Kami sempat bingung ke peron mana seharusnya kami berjalan, karena sama sekali ngga ada petugas di stesen itu. Ini juga yang kami sadari, mungkin semua warga Malaysia sudah sangat mandiri dan tertib, biasa self service sampai petugas stesen pun ngga ada. Mau beli tiket? Pake mesin, bingung kemana arah stesen tujuan? Baca peta yang ada gede-gede disana. Satu satunya petugas yang saya lihat sepertinya hanya petugas kebersihan saja. Kebersihan disekitar stesen pun sepanjang pengamatan saya bersih banget, ngga ada sampah-sampah berserakan, mantap.

Masjid Jamek

Masjid Jamek ini merupakan salah satu masjid tertua di Kuala Lumpur, warna bangunannya didominasi warna putih dan merah bata, ada payungnya juga mirip di masjid nabawi. Semua pengunjung harus menutup auratnya untuk masuk ke area masjid. Untuk turis-turis asing yang beragama non islam disediakan jubah untuk menutup tubuh mereka. Masjid jamek ini juga letaknya dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Gombak dan Sungai Klang yang disebut sebagai Sungai Nadi Kehidupan yang juga merupakan asal muasal nama Kuala Lumpur. Dari Masjid Jamek cukup berjalan saja kebelakangnya dan akan melewati jembatan yang langsung menghubungkan ke Dataran Merdeka

Dataran Merdeka (Lapangan Merdeka)

Merupakan tempat pertama kalinya bendera Malaysia dikibarkan dan peringatan hari kemerdekaan selalu dirayakan disini. Bangunanya sudah tua dan sepertinya peninggalan Inggris. Spotnya instagramable banget sih karena bersih dan terawat. Setelah ini, kami balik lagi ke Hotel Ceria untuk bertemu dengan Wahyu yang baru aja landing dan nunggu kami disana, lalu checkin ke apartemen tempat kami menginap tiga malam kedepan.

Cuaca

Cuaca disini, panas banget. Kalau di Jakarta panas tapi masih ada anginnya, tapi disini panas aja ngga ada anginnya, tapi juga ngga berdebu kaya di Jakarta. Sepanjang jalan kaki mondar mandir disekitaran KL juga polusi udaranya ngga separah Jakarta. Perbedaan waktu Malaysia dan Indonesia (WIB) adalah satu jam, tapi disini matahari baru terbit jam setengah 8an dan baru tenggelam sekitar jam 19.

Apartemen Cassa Residence

Apartemen ini kami temukan di Airbnb, harganya sekitar Rp. 850.000/malam (exc biaya administrasi airbnb) dengan tiga kamar yang masing-masing ada kamar mandi. Fasilitas seperti airbnb lainnya, lengkap dengan peralatan masak, cuci, setrika, dan mandi. Pemandangan dari apartemen juga luarbiasa! Bisa langsung keliatan Stadion Negara. I’m pretty sure, we will use this apt if we come back to KL. Iya, senyaman itu!

Saya dan ike sempet sempetnya nyuci disini, biar cucian ga numpuk dan bisa dipake lagi dilain hari hahaha, yang bikin wahyu terheran-heran “kok lo nyuci sih?”

KLCC

Malamnya, kami pergi ke tempat iconic di KL: Menara kembar. Pas kami datang, pas banget lagi ada pertunjukan air mancur yang bagus banget! Sampe diakhir pertunjukan saya rasanya pengen tepuk tangan, hahaha. Setelah itu kami makan malam di KLCC dan tentu saja foto foto!

Sebenernya banyak penjaja lensa fish eye seharga 30 RM, tapi harga segitu rasanya sayang banget buat nyewa lensa doang, padahal bisa buat 2x makan.

Selesai foto-foto, kami kembali ke apartemen, dan dini harinya fadlur datang! The squad is complete yey!

Sebelum Fadlur datang, ehe

Tentang Ringgit Malaysia

Pada saat tulisan ini dikeluarkan, nilai tukar IDR ke RM adalah Rp. 3.490/RM. So keep it in mind and keep your calculator ready everytime you want to buy something! Karena asli, diawal-awal perjalanan kami berapa kali ngerasa 50RM adalah Rp. 50.000, termasuk saat beli kartu perdana yang cuma dipake tiga hari ituu, karena udah lelah ngantuk jadi 50 RM dikira Rp. 50.000, padahal ada kartu perdana yang harganya jauh lebih murah. Heu~

Tentang Kartu Perdana

Setelah landing dan nyalain handphone langsunglah cari wifi airport dan kabarin keluarga kalau udah landing dengan selamat. Pas lagi jalan keluar nanti ada yang jual kartu perdana di counter gitu. Kemarin saya pakai digi, aslinya ada yang 25RM untuk seminggu, tapi saya keburu ditawarin yang buat sebulan dengan kuota 35 GB seharga 50RM. Buat apaan pulakkk padahal di apt juga ada wifi~

(bersambung)

0 notes

thekursuns · 8 years ago

Text

The Kursuns Trip to Malaysia!

Assalamualaykum, Here we are!

Sebenernya banyak sekali yang mau dishare di blog, tapi ternyata daya kemalasan lebih besar dari seharusnya, alhasil kebanyakan keseharian saya diisi dengan mager! :D

Sekarang lagi ada niat kuat buat apdet blog, hal pertama yang mau dishare adalah soal perjalanan serba mendadak kami ke negri jiran dan negri singa dengan modal tiket promo dan uang saku sebesar 2 juta rupiah! Masha Allah, rezeki Allah bisa dari mana saja!

Bulan July 2016 abah Murtza sempat mengundang kami menghadiri pernikahan Emel dan Farhan Murtza. Kami sempat menjawab tidak bisa datang dikarenakan mungkin kami sudah kembali ke Turki ketika pernikahan itu berlangsung. Kami memang sudah membeli tiket untuk kepulangan kami ke Indonesia untuk bulan agustus, sedangkan pernikahan diselenggarakan bulan Januari 2017. Kami sendiri tidak bisa menghadiri resepsi pernikahan mereka karena harus pergi ke resepsi pernikahan salah satu sahabat lain, jadi kami hanya datang di acara pertunangan dan akad nikah mereka saja. Ada sedikit rasa bersalah kepada sahabat kami Emel dan Farhan Murtza ketika kami tidak bisa menghadiri resepsi pernikahan mereka.

Manusia memang hanya bisa berencana, selebihnya Allah yang menentukan. Siapa sangka bulan January 2017 kami masih menetap di Indonesia. Kami sempat pesimis tidak bisa berkunjung ke Malaysia karena kendala biaya. Tetapi entah dari mana saja, rezeki dari Allah datang kepada kami dan kami segera membeli 2 tiket untuk pergi ke Malaysia selama satu minggu.

Sudah hampir 8 bulan saya tidak bertemu dengan sahabat dekat saya Emel. Biasanya kami bertemu setiap dua atau tiga bulan sekali di Istanbul, bahkan tak jarang saya menginap di flatnya. Kami seperti saudara, sangat dekat. Entah bagaimana saya selalu bisa bercerita lepas kepadanya. Saya bisa menangis sesegukan sambil memeluknya ketika saya bercerita, hal tersebut bahkan jarang bisa saya lakukan ketika bercerita dengan sahabat saya di Indonesia. Sahabat terbaik yang saya miliki di negri rantau.

25 January 2017 saya menginjakan kaki di negara Malaysia untuk pertamakalinya, dan keduakalinya untuk suami saya. Hal yang paling saya suka, ketika saya travelling bersama suami saya. Saya selalu suka saat kami bersama-sama, saya suka berjalan beriringan dengan suami saya sambil memegang tangannya sambil menyusuri tempat baru.

Emel dan farhan sudah menunggu kami di gerbang kedatangan. Hal pertama yang saya lakukan adalah memeluk sahabat saya ini, tak terasa mata kami basah. Betapa rindu ini sudah terlampau menyakitkan bagi saya. Kami berpelukan cukup lama, suami kami hanya tersenyum melihat kami berpelukan cukup lama. Keadaan yang mengharuskan kami berpisah sedikit lebih lama. Saya rindu, rindu sekali dengan dia. Dia yang selalu setia mengajak saya berjalan-jalan ke tempat baru di sekitaran Istanbul dan baercerita panjang lebar tentang sejarah kekaisaran ottoman.

Kemudian setelah itu kami makan siang di food court yang ada di sekitar bandara KLCC. Saya melanjutkan obrolan dengan Emel dan para suami memesan makanan untuk kami. Kemudian mereka membawa kami ke penginapan yang sudah mereka pesan selama satu minggu untuk kami. Dan kami tidak membayar sepeserpun untuk itu. Masha Allah, semoga Allah melimpahkan rezeki kepada orang-orang yang sudah sangat baik kepada kami.

***

Selesai beristirahat, Farhan menjemput kami untuk makan malam bersama keluarganya. Untuk keduakalinya kami bertemu dengan Amak, Abah, dan abang. Mereka sangat hangat, menganggap kami seperti saudara bukan orang lain. Mereka menjamu kami makan di restauran Arab sekitar Kajang (kami menetap di kajang selama seminggu). Dan wow, porsi makanan Arab lebih banyak dibanding porsi makanan Turki, suami saya juga bilang begitu. Saya memesan kebab sis (sate) karena sedang rindu makanan Turki. Luar biasa, saya bisa begitu sangat merindukan makanan Turki yang dulu saya benci hehehe. Selesai makan kami kembali k epenginapan, Abah sempat membelikan kami jus buah khas Arab di salah satu restaurant lain.

Ah, saya sangat suka Malaysia dan orang-orangnya!

***

26 Januay 2017 kami pergi berjalan-jalan disekitaran Kuala lumpur bersama Emel, Farhan dan Amak. Sebelumnya kami sarapan nasi lemak dan sotong di dekat rumah! Ow yes, that’s food so tasty! Emel yang tidak biasa makan nasi pagi pagi hanya makan dengan telur dadar dan mentimun saja. Selesai sarapan kami jalan-jalan ke menara Petronas, menara yang gaya arsitekturnya terinspirasi dari gaya arsitektur candi prambanan ini benar-benar cantik. Tidak lupa kami mengambil banyak foto disana. Selesai berjalan-jalan di sekitaran sana, kami masuk ke Suria Mall untuk makan siang, saat itu sedang tahun baru Cina, beberapa menu dibuat spesial untuk tahun baru Cina. Oya, Malaysia merupakan salah satu negara yang mempunyai hari libur terbanyak di dunia. Karena negara ini sangat multietnis, maka akan ada hari libur ketika suatu kelompok etnis atau agama merayakan hari itu. Bahkan jumlah hari liburnya juga lebih banyak dari hari libur di Indonesia, untuk imlek sendiri hari libur yang diberikan oleh pemerintah Malaysia adalah sekitar satu-dua minggu minggu. Kebanyakan dari masyarakat etnis Cina pergi pulang kampung untuk merayakan tahun baru Cina.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke masjid negara, salah satu masjid terbesar di Malaysia. Masjidnya bersih, toiletnyapun bersih walaupun tidak ada pegawai kebersihan ketika saya masuk kesana. Kondisinya kontras dengan mesjid istiklal tahun 2009 lalu. Saat itu saya dan beberapa sahabat saya backpacker ke Jakarta dan mengunjungi masjid istiklal. Agak kecewa sedikit karena maaf saat itu suasana masjid agak sedikit bau karena “kali” yang ada di pelataran masjid tidak dibersihkan. Masuk ke toilet saya melihat beberapa pegawai berjaga disana, tetapi kondisi didalam toilet tidak bersih. Saya harus melihat penampakan tidak mengenakan di toilet masjid saat itu. Keluar masjid saya dimintai biaya masuk toilet oleh salah satu ibu yang berjaga di toilet. Hmmm, meminta haknya tapi tidak memenuhi kewajibannya (sayapun tidak tahu kalau meminta pungutan masuk toilet itu merupakan haknya karena saat itu tidak tertulis biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan jasa toilet di masjid). Iyu terjadi di tahun 2009, semoga hari ini tidak ada hal itu lagi karena saya sudah lama tidak berkunjung ke istiklal, terakhir berkunjung tahun 2015 dan datang pada saat malam karena berjanji bertemu dengan seorang kawan disana. Dan malam itu kami tidak sampai 20 menit berkunjung karena harus segera pulang.

Di masjid negara kami melihat makam perdana mentri negara Malaysia. Ada satu hal yang unik disana, Perdana mentri terpilih sudah mempunyai “lubang kubur sendiri”. Hal ini dilakukan agar mereka mengingat bahwa kematian adalah hal yang niscaya kedatangannya, sehingga mereka berfikir dua kali untuk melakukan hal yang merugikan masyarakat. Kiranya hal tersebut baik untuk muhasabah diri para pemimpin dunia, bahwa sejatinya baik mereka maupun kita semua adalah calon mayat yang menunggu waktu kematian tiba.

Selesai kunjungan masjid, kami pergi ke tempat penyewaan gaun pengantin untuk pernikahan Emel dan Farhan tanggal 28 mendatang.

***

Tanggal 27 January 2016 kami memutuskan untuk pergi berwisata mengelilingi Malaysia tanpa Emel dan Farhan. Tentunya mereka mempunyai agenda sendiri bersama keluarga besar dan kami tidak mau mengganggu itu. Biarkan mereka memiliki waktu mereka dan kami memiliki waktu untuk travelling hehehe.

Agenda kami adalah pergi mengunjungi Batu Cave yang sangat fenomenal di Malaysia. Kuil Hindu terbesar di luar India ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi kami berdua. Sebelum mengunjungi Batu Cave, kami mempunyai rencana makan pagi bersama kenalan suami. Namanya Bapak Ahmad Rodzi. Bapak Rodzi dan istri merupakan orang yang cukup terkenal di dunia medis Malaysıa, khususnya di kalangan mahasiswa Malaysia yang menempuh pendidikan di Mesir. Mereka merupakan orang yang cukup aktif dalam organisasi beasiswa medik untuk mahasiswa Malaysia yang menempuh pendidikan medik di Mesir. Indahnya silaturahim kan? :D

Kami makan pagi di Hotel JW Marriot Putra Jaya. Bapak Rodzi menjemput kami di hostel ditemani ketiga anaknya, one of them is my favorite because she is so smart! Mereka bertiga menempuh pendidikan dengan jalur home scholling.

Hotel JW Marriot tentunya merupakan hotel yang cukup bergengsi untuk ditempati, agaknya bukan tipe kami hehehe. Kalo bukan karena bapak Rodzi mungkin entah kapan kami bisa makan disana heheh. Kami merupakan pasangan traveller tipe budget murah, kalau masih ada hotel murah, kenapa harus booking hotel yang mahal hehe.

Kami sarapan sambil berbincang ringan bersama keluarga Bapak Ahmad Rodzi. Selepas makan kami diberi oleh-oleh oleh mereka. Masha Allah, semoga Allah selalu melapangkan rezeki mereka. Bapak Rodzi kemudian mengantarkan kami ke stasiun Comutter Line Putra Jaya.

Pukul 11 siang kami sampai ke stasiun kereta. Kami membeli tiket sekali jalan ke KL senter (sebenarnya ada tiket langsung ke Batu cave, kami salah memesan). Tiketnya berupa koin plastik yang hanya bisa satu kali digunakan, setelah selesai menggunakan kita harus mengembalikannya ke lubang penyimpanan di gate keluar stasiun tujuan. Harganya cukup murah, sekitar 2-3 ringgit Malaysia. Selain menggunakan koin itu, kami juga bisa menggunakan kartu sakti ala Malaysia, kartu itu bisa kita gunakan untuk membayar jasa transportasi umum dan juga bisa digunakan untuk membayar makanan . kartu sakit yang benar-benar sakti ya, bukan abal-abal :p. Pengisian pulsanyapun sangat mudah. Kita bisa mengisi pulsa di mini market 7eleven yang banyak terdapat di Malaysia.

Ada dua jenis gerbong KRL disana. Satu untuk umum, dan satu lagi khusus perempuan. Suami sempat salah masuk gerbong, dia menjadi satu dari dua orang laki-laki yang berada diantara puluhan perempuan di gerbong khusus perempuan. Akhirnya di stasiun selanjutnya suami pindah gerbong, kami berjanji keluar di stasiun KL centre.

Kereta commutter line di Malaysia sangat nyaman, bersih dan teratur. Orang-orangnyapun tertib. Agaknya masyarakat Indonesia harus belajar sedikit dari keteraturan Masyarakat Malaysia.

Kami berhenti di Stasiun KL centre untuk membeli tiket kereta ke Batu Cave. Oya, kereta meuju Batu Cave ada setiap satu jam sekali, jadi tidak usah khawatir ketika ketinggalan kereta ya. Akhirnya pukul 1 siang kami sampai ke Batu Cave. Hari itu pengunjung tidak terlalu ramai, mungkin karena sedang musim hujan dan sedang hari libur nasional tahun baru Imlek.

Kami meniti sekitar 200 anak tangga untuk menuju Kuil yang terdapat di atas bukit. Disana kita bisa menemukan banyak monyet liar, hati-hati ya kadang mereka tak jarang mengambil barang milik wisatawan. Tidak waspada, barang kita bisa hilang. Ditengah perjalanan meniti anak tangga hujan tiba-tiba turun.

Akhirnya sampai juga diatas bukit. Kami melihat lebih banyak monyet liar disana, wisatawan memberi makanan dan minuman untuk mereka. Sebenarnya ada larangan untuk tidak memberikan makanan kepada monyet liar disana, tetapi para wisatawan kadang tidak mengikuti imbauan itu. Disana ada beberapa tempat ibadah yang “mempunyai dewa” berbeda. Kami melihat beberapa orang Hindu India yang sedang berdoa disana, hal yang baru untuk saya karena pertamakalinya saya melihat seseorang dari agama Hindu berdoa didekat saya.

Setelah beberapa menit “berpusing-pusing” di Kuil, kami akhirnya turun “gunung”. Hujan kembali turun, kami menunggu sekitar 10 menit. Setelah itu kami berniat berfoto didepan patung dewa raksasa Batu Cave dengan meminta tolong beberapa pengunjung. Kami menunggu beberapa menit sampai akhirnya saya menemukan orang yang mau memfoto kami. Abangnya gabisa bahasa Inggris, diajak ngobrol diem aja hehehe, serba salah jadinya. Tapi hasil foto dari abangnya cukup bagus hehee, makasih ya abang yang tidak dikenal hehehe.

Kami berencana makan siang di restaurant uyghur yang terletak di jalan Langkawi. Kami pergi menggunakan jasa Grab car dengan membayar sekitar 10 RM. Tetapi kami kurang beruntung, restaurant Uyghur yang dituju sedang tidak buka hari itu, salahnya kami adalah tidak menelepon terlebih dahulu. Alhasil kami harus berpusimg-pusing di Jalan Langkawi untuk beberapa menit. Akhirnya kami makan di Restaurant milik orang India, namanya adalah Restaurant Nasi Kandar Deen. Saya sangat merekomendasikan nasi biryani disini, lezat sekali berbeda dengan nasi biryani yang dijual di Zam-zam restaurant Singapura.

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan ke bukit bintang, katanya merupakan kawasan turistik di Kuala Lumpur. Kami kembali menggunakan jasa grab car dengan membayar sekitar 10 RM lagi. Sesampainya disana, saya agak kecewa. Karena tempatnya tidak seperti yang saya bayangkan. Mirip seperti pusat perbelanjaan di kawasan Kizilay di Ankara. Saya memang bukan orang yang gila belanja, jadi wisata belanja barang branded bukan pilihan wisata saya ketika berkunjung ke tempat baru.akhirnya kami pergi ke kawasan sungai wang. Katanya disana juga merupakan pusat oleh-oleh murah di Malaysia, tetapi karena sedang tahun baru imlek, jadi beberapa toko tutup. Akhirnya kami hanya membeli oleh-oleh coklat. Oya coklat Malaysia merupakan coklat terenak nomer 4 di dunia loh, jadi wajib hukumnya membeli oleh-oleh coklat ketika berkunjung ke Malaysia.salah satu merk coklat terkenal adalah Beryls. Info ini saya dapatkan dari Om Irfan, makasih yaaa untuk informasinya selama kami berwisata di malaysia. Harga coklat beryls sedikit lebih mahal dari coklat lain, but wort it to try! Enak banget!

***

Kami selesai berrpusing-pusing di sungai wang saat matahari tenggelam. Kami berencana mengunjungi kawasan pasar seni. Kami mencoba moda transportasi gratis disana. Namanya Go KL, bus ini merupakan bus gratis yang siap membawa kita ke beberapa tujuan wisata di pusat kota Malaysia. Sayangnya malam itu kami tidak berhasil menjelajahi Pasar seni, akhirnya kami berjalan ke kawasan China Town. Oya, ketika berkunjung ke China Town, ada baiknya kita tidak terlalu sadis menawar harga. Kabarnya disana ada beberapa gangster yang siap menyerang kita ketika kita menawar barang dengan harga murah. Saya baru tahu info ini ketika kami akan kembali ke Indonesia. Entah benar atau tidak ada baiknya berhati-hati. So far mengunjungi China Town di Malaysia kita seakan diajak mengunjungi Hongkong hehhee. Sedikit sulit menemukan makanan halal disana, kami hanya mencoba Air mata kucing yang legedaris itu. Selesai berbelanja beberapa oleh-oleh, kami akhirnya pulang. Tetapi suami saya kehilangan arah tujuan dalam mencari stasiun comutter line. Berkali-kali kami harus melewati jalan yang sama. Suami saya sempat stress bukan main karena mungkin sudah kelelahan juga. Setelah bebereapa menit, kami menemukan stasiun yang dituju. Tiket sakti saya hanya bisa digunakan sekali, akhirnya suami membeli tiket biasa kali ini. Tiket berupa koin plastik sebelumnya. Jangan sekali-kali pergi tanpa tiket resmi, kita bisa dikenakan sanksi ketika kedapatan pergi tanpa tiket.

Sampai stasiun Kajang Farhan menjemput kami. Setelah itu kami pulang dan bersiap-siap untuk pernikahan besok harinya.

*** kami didaulat menjadi tamu kehormatan oleh keluarga Farhan, sempat kaget karena tidak ada informaasi ini sebelumnya. Kami dimaksudkan duduk bersama pengantin ketika jamuan makan dimulai.

Pagi-pagi kami bersiap untuk ke pesta pernikahan. Mengunjungi upacara penikahan dari negara lain merupakan hal yang saya sukai. Saya bisa belajar banyak hal disana, salah satunya perbedaan adat. Upacara pernikahan di Malaysia tidak seramai prosesi pernikahan di Indonesia. sebagai seseorang yang terlahir dari suku sunda, saya mengalami banyak prosesi saat pernikahan saya dilangsungkan. Saya sangat menyukai hal-hal yang berbau adat, maka dari itu pernikahan saya dan suami di Indonesia sarat akan adat sunda yang kental. Tetapi informasi yang saya dapat dari Abah, pernikahan adat Malaysia di perdesaan bisa sangat kental sekali. Biasanya mereka mengadakan pernikahan selama seminggu penuh. Tetapi di kawasan perkotaan, hal tersebut sulit ditemui.

Upacara penikahan diawali dengan penyambutan pengantin oleh orang tua (saat itu orang tua Emel tidak hadir, hanya da orang tua farhan disana yang menyambut mereka), setelah itu mereka disambut oleh pasukan pencak silat. So, pencak silat bukan hanya di Indonesia loh yaa, di malaysia juga pencak silat sangat terkenal. Wajar saja, karena Indonesia dan Malaysia merupakan negara serumpun. Setelah itu kakak tertua farhan mulai memberi sambutan dengan pantun klasik Malaysia. Mirip tradisi pernikahan adat Betawi.selesai itu sampailah pada moment jamuan makan, kami dipanggil untuk duduk bersama tamu kehormatan lain, saya duduk disamping pengantin perempuan. Emel terlihat sangat cantik di hari pernikahan itu.

Selesai pernikahan kami pergi ke Putra Jaya untuk melakukan sesi pemotretan pasca wedding bersama pengantin. Selesai itu kami pergi ke rumah farhan untuk makan malam dan kembali ke penginapan untuk istirahat karena kami harus pergi ke Singapura keesokan harinya. Untuk cerita perjalanan kami ke Singapura akan saya ceritakan di postingan terpisah.

***

31 january 2017, hari terakhir di Malaysia.

Kami besama Emel dan Faarhan pergi kembali menyusuri Kuala Lumpur. Kami mencari oleh-oleh di kawasan Central Market. Central market adalah kawasan oleh-oleh termurah di Malaysia. Harganya jauh lebih murah dibanding kawasan wisata oleh-oleh lain. Jadi saya sangat merekomendasikan kawasan ini.

Selepas berbelanja, kami berjalan-jalan di sekitar Kuala lumpur. Kami mencoba es cendol Malaysia. Rasanya sangat segar dan sedikit berbeda dengan es cendol di Indonesia. es cendol ini sangat spesial karena disajikan di mangkuk khas dari China.

Kami berjalan-jalan ke kawasan dataran Kemerdekaan Malaysia. Kawasan ini sangat bersejarah bagi masyarakat Malaysia, karena untuk pertamakalinya bendera Malaysia berkibar menggantikan bendera kolonial pada waktu tengah malam tanggal 31 Agustus 1957 silam. Bangunan tua di kawasan itu instagramable bangetlah. Jadi cocok untuk kita yang hobby narsis.

Setelah itu kami makan di restaurant terkenal di malaysia. Kenapa terkenal? Karena restaurant itu milik Chef Ismail. Chef Ismail merupakan chef keturunan China Melayu yang sangat terkenal di Malaysia. Disana kita akan menemukan berbagai hidangan tradisional Malaysia. Makanannya disajikan ala prasmanan, favorit saya adalah nasi hujan panas. Nasi warna warni ini mirip dengan nasi uduk. Harga makanan disana tidak semahal yang saya bayangkan, cukup terjangkau untuk kami. Nama restaurantnya adalah Restaurant Rebung Dato Chef ismail. Letaknya berada di Jalan Tanglin, Tasik perdana Kuala Lumpur Malaysia.

Akhirnya sampailah kami ke detik terakhir di malaysia, kami kembali mengunjungi Amak dan Abah untuk berpamitan. Amak dan Abah memberi kami kenang-kenangan untuk kami yang konon mereka beli dari Italy. Ternyata mereka menyelipkan pecahan Poundsterling ke hadiah yang mereka berikan kepada kami, semoga menjadi doa agar suatu saat kami bisa berkunjung ke London Inggris dan tentunya Italy.

Emel dan Farhan mengantarkan kami sampai ke Bandara. Sedih harus berpisah kembali dengan mereka. Agaknya seminggu kurang cukup untuk kami. Semoga suatu saat kami bisa travelling bareng lagi hehehe.

Ada satu fakta yang saya baru ketahui ketika berkunjung ke malaysia. Ternyata negara Singapura awalnya adalah bagian dari negara malaysia, apa Cuma saya disini yang baru tahu fakta tersebut? Saya sangat buruk dalam pelajaran sejarah heehhe. Selain itu, peraturan pernikahan di malaysia cukup ketat juga, yang saya tahu dari farhan, mereka tidak mengizinkan pernikahan antar agama (entah ini benar atau tidak, mungkin ada yang tahu fakta lain atau fakta yang saya dapatkan salah? Silahkan berbagi). Untuk mengurus dokumen pernikahan disana, Emel harus bisa menyebutkan rukun iman dan tukun islam didepan petugas, sungguh saya baru mengetahu hal tersebut.

Overall Malaysia merupakan negara yang nyaman untuk travelling. Baik dengan cara backpacker atau dengan budget supet. Sistem transportasi disana sangat ,aju, berbeda dengan Indonesia yang masih carut marut. Kemacetanpun tidak separah di Indonesia. sistem jalan tolnyapun nyaman mirip sistem yang berada di Turki, tidak perlu menunggu lama di gate jalan tol, cukup tunjukan kartu tol di kaca depan mobil, maka otomatis palang pintu akan terbuka. Tidak lagi ada petugas manual jalan tol disana. Masyarakat disana cukup maju, terutama dalam hal kebersihan dan antri. Masyarakat sangat segan membuang sampah dijalan, mereka pasti membawa sampah tersebut ke tempat sampah. Sedangkan budaya antri disana cukup unik juga, contohnya ketika saya mengantri di toilet, mereka tidak mengantri tepat di depan kamar toilet melainkan di pintu luar toilet. Jadi siapa yang datang duluan akan masuk duluan, saya rasa tipe antri tersebut cukup fair. Dan satu yang terpenting, Kuliner malaysia sangat lezat!!!! Sangat recomended untuk dicoba!!! Tapi jangan lupa tanya kehalalannya ya! Dan info ini penting banget! Ternyata Milo Malaysia jauh lebih enak dari Milo Indoensia? Tanya kenapa? Karena di malaysia, coklat di kemasan Milo jauh lebih banyak dari kemasan Milo di Indonesia hehehe.

Liburan kami benar-benar diisi dengan banyak hal gratisan. Semua dikarenakan oleh the power of silaturahim! Alhamdulillah selalu bertemu dengan orang-orang baik. Rezeki bisa dari mana saja.. ke Malaysia dan Singapura dengan Budget dua juta saja selama seminggu untuk dua orang? Bisa banget buat Thekursuns! :D

NB: dikarenakan kami banyak mengambil video disana, jadi kami akan membuat vlog tentang perjalanan kami di Malaysia dan Singapura! Kalian bisa liat vlog kami di channel Thekursuns, jangan lupa subscrise ya! Nanti kami akan kabari kapan kami uploads video kami! Terima kasih sudah mampir!

Sampai bertemu di postingan selanjutnya tentang travelling ke negara Singapura!

#travelling #traveling

1 note · View note

malaysiakltour-blog · 6 years ago

Text

Top 4 Best Tours in Malaysia

Worry not, we have hand-picked a portion of the best Malaysian visits in our Top Best Tours in Malaysia manual for give you some splendid thoughts on what to do while going by this excellent nation. From the touristy walkabout in the capital city of Kuala Lumpur to the more off-the-beaten-track ride on a helicopter, these visits give you the best of Malaysia!

Most Booked HOTELSRating Shangri-La Hotel - Kuala Lumpur 4.6/5 Eastern And Oriental Hotel 4.6/5 Traders Hotel Kuala Lumpur 4.5/5 DoubleTree by Hilton Hotel Kuala Lumpur 4.3/5 Le Meridien Kuala Lumpur 4.6/5 Royale Chulan Kuala Lumpur 4.3/5 Sheraton Imperial Kuala Lumpur Hotel 4.3/5 The Majestic Hotel Kuala Lumpur, Autograph Collection 4.6/5 Mandarin Oriental Kuala Lumpur 4.7/5 Hotel Maya Kuala Lumpur 3.7/5 Most Booked TOURS Batu Caves, Royal Selangor and Batik Half-Day Tour Sunway Lagoon Theme Park Admission with RM10 Meal Voucher Historical City of Malacca Full-Day Tour Traditional English Afternoon Tea at the Eastern and Oriental Hotel Glittering Fireflies Night Tour with Dinner City Half-Day Tour Aquaria KLCC Admission Kuala Lumpur Tower Observation Deck Dining in the Clouds at the KL Tower with Transfer Half-Day City Highlights Tour 1 Half Day Batu Cave Countryside Kuala Lumpur The Half-Day Batu Caves Tour will take you on an excursion to see some of Kuala Lumpur's best-known attractions. Initially get a look at some customary Malay houses, and in addition watch the creation of fine silk Batik articles of clothing at the Malaysian Batik Cottage. The following stopover on the agenda is a bona fide elastic estate before the voyage proceeds to the Selangor Pewter plant; the visit closes with a visit to the all-around perceived Batu Caves.

KL Hop On Hop Off Ticket

This vacationer well-disposed transport is the most ideal approach to visit KL's most prevalent touring attractions. The transport covers a circuit that takes you to more than 4o KL traveler locales and you can jump on and off this twofold decker visitor transport as regularly as you like. It's the most ideal approach to investigate the downtown area particularly in the event that you might want to do as such in cooled comfort; the visit is likewise awesome for individuals who need to movement around and see the sights without being obliged by a period plan.

Langkawi Day Discovery Tour

Langkawi – a Malaysian West Coast whiz – is an archipelago of 99 islands encompassed by blue-green blue waters. With its capturing inside greenery and white-sand shorelines, it is home to a heap grouping of normal and also artificial attractions. Find a portion of the island's best known attractions with the Langkawi Discovery Day Tour; it takes you on a journey to see probably the most well known sights on the island including Eagle Square, Jetty Point, Galleria Perdana, Oriental Village and Underwater World

Langkawi Skybridge Tour

The Langkawi Skybridge Tour takes you on a voyage to visit a portion of the island's best known attractions. Begin the day with a visit to Oriental Village where you can ride the link auto to the pinnacle of Gunung Matchincang and get a 10,000 foot perspective of Langkawi's verdant lavishness. The visit proceeds with a visit to Taman Buaya Langkawi – where you can watch handlers grapple with these crocs. The day slows down with a visit to Black Sand Beach – an extraordinary photograph stop opportunity – and the Langkawi Wildlife Park.

For more information please visit www.malaysiakltour.com

#malaysia tour package #kuala lumpur city tour

0 notes

senigayungfatani · 3 days ago

Text

Pencalonan Anugerah Silat Kebangsaan 2023-2024 Kini Dibuka!

Adakah anda seorang pesilat, jurulatih, atau tokoh silat yang telah mencipta impak besar dalam seni silat Malaysia? Atau mungkin anda sebahagian daripada kelab atau program silat yang membawa perubahan di peringkat nasional dan antarabangsa? Inilah masanya untuk anda bersinar! Pencalonan Anugerah Silat Kebangsaan (ASK) 2023–2024 kini dibuka, dan ini adalah peluang anda untuk mengukuhkan nama anda…

0 notes

hokalohnews · 6 years ago

Text

Hokaloh News Updated: Buffet Ramadhan di Kuala Lumpur PNB Perdana On The Park - Berita Terkini

https://hokaloh.news/resepi-masakan/buffet-ramadhan-di-kuala-lumpur-pnb-perdana-on-the-park-berita-terkini/

Bulan Ramadan yang penuh dengan keberkatan pastinya dinantikan oleh setiap umat Islam, tidak kurang juga bagi mereka yang menggunakan peluang yang ada untuk berbuka puasa bersama keluarga dan insan yang tersayang. PNB Perdana On The Park semestinya merupakan lokasi ideal untuk juadah berbuka puasa pada bulan Ramadan ini. Bertemakan Nostalgia Ramadan, abadikan saat indah anda bersama yang tersayang dengan seleksi juadah aneka pilihan berkonsepkan masakan tradisional Melayu dan antarabangsa.

Ramadan ini, PNB Perdana On The Park menampilkan kompilasi menu masakan yang lazat bertemakan dekorasi kontemporari di The 39 Restoran dan dekorasi klasik di 10 Binjai Restoran. Pilih tarikh anda dari 18 Mei ini hingga 15 Jun bagi merasai sendiri pengalaman berbuka puasa yang pastinya berbaloi dan tidak menghampakan.

Istimewanya di The 39 Restoran ini, pengunjung dapat melihat sendiri panorama indah pemandangan bandaraya Kuala Lumpur sambil di buai dengan keindahan elemen muzik. Pakej harga Bufet Ramadan kali ini sememangnya berbaloi dengan tawaran harga bersih RM116.00 bagi dewasa dan RM69.60 bagi kanak-kanak yang berusia 4 hingga 12 tahun. (Promosi bermula pada 1 Jun 2018).

Seleksi menu yang mampu membangkitkan selera anda terdiri dari pelbagai variasi menu ramadhan bufet antaranya ialah menu utama yang terdiri daripada Nasi Minyak Badam, Ayam Masak Merah, Daging Salai Percik, Ikan Pari Asam Pedas, Sotong Lemak Cili Padi dan Kacang Panjang goring taugeh tidak dilupakan kambing bakar bersama sos istimewa, Ayam Golek Madu Lembah Pantai serta seleksi pilihan seafood untuk sajian grill. Di samping itu, aneka sajian kerabu yang terdiri daripada buah-buahan dan salad juga disajikan. Pastinya anda merasa teruja untuk merasai hidangan makanan lazat penuh khasiat sebagai menu berbuka puasa untuk seisi keluarga dan rakan-rakan.

Di samping itu, Bufet Ramadan di Restoran 10 Binjai juga memperlihatkan seleksi rangkaian masakan berkonsepkan ala kampung yang pastinya akan membuatkan anda merasa seolah-olah sedang menikmati air tangan masakan ibu sambil mengimbau nostalgia di desa. Antara menu yang disajikan ialah Nasi Beriani Kismis, Ayam masak Beriani, Daging Rendang, Ikan Tenggiri Masak Taucu, Kupang sambal bawang dan kobis masak lemak. Di samping itu, terdapat juga live cooking stall yang menghidangkan makanan seperti Mee Rebus, Keow Teow, Murtabak, Roti Jala yang sememangnya enak.

Harga Bersih bufet Ramadan bagi dewasa ialah RM92.00 manakala bagi kanak-kanak yang berusia 4 hingga 12 tahun ialah RM55.20. (Promosi bermula pada 1 Jun 2018).

PNB Perdana On The Park yang berkonsepkan syariah islam sememangnya telah diiktiraf halal oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) sejak tahun 2007 lagi. Jadi sudah pastinya status halal itu merupakan satu perkara yang tidak perlu dicurigai kerana kami merupakan salah satu Hotel yang menerima pensijilan syariah sepenuhnya daripada JAKIM. Disamping itu, kemudahan untuk solat maghrib dan tarawih juga disediakan di tingkat 5.

Dimiliki sepenuhnya oleh Permodalan Nasional Berhad (PNB) sejak dibuka pada Jun 2000, PNB Perdana On The Park yang menempatkan 338 bilik ini merupakan lokasi strategik dan ideal kerana berhampiran dengan pusat membeli-belah Suria KLCC, Pavillion, Lot 10, Bukit Bintang dan Plaza Sungei Wang.

Untuk tempahan dan maklumat lanjut:-

The 39 Restaurant : 03-7490 3939

Restoran 10Binjai : 03-7490 3838

Untuk maklumat lanjut, sila layari http://www.pnbperdanaonthepark.com/

قالب وردپرس

#ResipiMasakan #Air #AsamPedas #Ayam #Daging #Ibu #Ikan #Islam #Jabatan #Jakim #Kampung #KanakKanak #Keluarga #Klcc #Malaysia #Pari #Pilihan #Pnb #Ramadan #Restoran #Roti #Sambal #Status #Utama #Variasi #Wang Ambo

0 notes

mrjohnhthompson · 6 years ago

Text

Here’s What Expats Need To Know About Buying Properties In Malaysia

Malaysia is one of the friendliest and most hassle-free countries in the Asian region for foreigners and expats who are on the lookout to acquire properties. There is no limit on the number of residential properties a foreigner can purchase, and aside from certain rules and restrictions, the entire buying process for a foreigner is the same as a local buyer. It’s one of the most flexible countries when it comes to legal issues relating to buying of properties. [block type="info" title="The best locations to call home"]A property’s value is determined by its location, major residential properties in Malaysia are within city limits or slightly out of it but are well connected via highways, and public transport. Kuala Lumpur City Centre (KLCC) Designed to be a city within a city, KLCC is made up of Jalan Ampang, Jalan P. Ramlee, Jalan Pinang, Jalan Kia Peng and Jalan Binjai. It hosts many key commercial properties such as shopping malls, hotels, offices and retail space including the iconic Petronas Twin Towers, making it a go-to residential cum leisure spot for expats and foreigners. What’s more, the well-developed road networks and transportation system such as MRT and LRT lines around KLCC allows for easy access. Petaling Jaya PJ as it is popularly known; Petaling Jaya achieved city status in June 2006, and is made up of many commercial properties such as warehouses, factories, shopping malls, office buildings and shop lots, hence making it one of the central hubs of the Klang Valley for industrial development. PJ is also widely connected via several highways and public transport systems such as LRT and MRT. Damansara Damansara, or better known as the Golden Triangle of Petaling Jaya is comprised of mature neighbourhoods such as Damansara Utama, Bandar Sri Damansara, Bandar Utama and Damansara Perdana. Commercial properties are in abundance in Damansara, while residential properties ranging from terraced houses to luxury condominiums are also easily found in the area. Topped with outstanding connectivity via the Sungai Buloh MRT line and amenities, this sought-after suburb has its property prices on the rise while demand remains at an all-time high. Kepong Prominent neighbourhoods in Kepong include Bandar Menjalara, Desa Aman Puri, Metro Prima and Desa Park City. This urbanised area is a mix of commercial and residential properties which are relatively new and command good prices. Apart from that, this township also has an excellent connectivity to the city and the rest of the state via major roads and highways such as LDP, MRR2, DUKE 2, Jalan Kuching, Jalan Ipoh and KTM train. Penang Island Being the fourth-largest island in Malaysia has its perks as Penang is able to retain the old world charm while enjoying the benefits of modern development. Back in 2008, George Town, the state’s capital, was inscribed as a UNESCO World Heritage Site. The island’s beautiful beaches and famous street food holds an irresistible pull for tourists attracting many foreigners to call it home, which in turn pushes up the demand and value of properties on the island. Ipoh Another property gem is Ipoh. After the closing down of the tin mines, Ipoh has seen much development through industrialisation and commercialisation. Today, it is a popular ground for various commercial properties such as shopping malls, offices and shop lots. Additionally, there are many high-rise buildings as well as landed residential properties around Ipoh, making it a go-to choice for property investors due to its strategic location between Kuala Lumpur and Penang.[/block]

Rental agreements

Now that you have your dream property, the next step is rental agreements. In Malaysia, landlords and potential tenants are free to negotiate the rental amount as rent control has been abolished. Having an estate agent who is well versed in the legal proceedings will be useful and is highly recommended as he or she will be able to help negotiate on your behalf. However, it’s a plus point for you to know what the main factors are when it comes to renting. Thus, here are the basic guidelines for property renting in Malaysia. Lease agreement Once you have found an ideal property rent, you’ll need to contact the landlord, usually via an estate agent, to make an offer. In Malaysia, most landlords are open to negotiation on the amount of rent to be paid. This is usually handled by the estate agent as they would have a good idea of the amount the landlord is hoping for. It is advisable for you to do your homework on the local rental market value to be able to negotiate a good price for the property. After all the negotiations are settled, an earnest deposit, which is usually one month's rent, has to be paid. This acts as a booking fee, which means that once this deposit has been made, the landlord cannot allow other tenants to view the property or rent it to anyone else. A letter of offer is signed at the same time, which outlines the basic terms and conditions of the lease, as well as what other payments are due and when. During the following week, you would need to make payment on a security deposit of two months' rent and a utility deposit. The value of the security deposit can vary, with half of the monthly rent being the usual amount. These are kept by the landlord to be returned at the end of the tenancy period, minus any costs for damages incurred and unpaid bills. Tenancy agreement The agreement is usually arranged and prepared by the landlord's lawyer. It usually is drawn up for one to three years, the tenancy agreement must be stamped so that it can be used as evidence in a court of law. Note that tenancy renewal and any rent adjustments should be agreed in advance. Here is what you can expect from a standard form of tenancy agreement:

Details of both parties

Beginning and end date of the agreed tenancy period

Rent payment details

Responsibilities of both the tenant and landlord

The person who is responsible for maintaining the property and is responsible for damages

Normally, landlords require that a property is returned to its original state once it is vacated. Therefore, it is highly advisable to discuss and come to an agreement as to what are the necessary measures needed to be taken a couple of months in advance of vacating the property. Note that this makes it more likely for you to get your deposit back in full without any mishaps. Diplomatic clause This clause comes into effect if or when the tenant has to leave the country and requires the contract be terminated early. The clause states that the landlord is either compensated for at least two months' rent or is given two months' written notice prior to the tenant leaving. A tenant who wants to terminate a contract early often has to provide evidence that they are leaving, such as the cancellation of a work permit. In most tenancy agreements, an exit clause does not take effect in the first 12 months of the lease.

Residential property restrictions for foreigners

On June 30, 2009, the Economic Planning Unit (EPU) produced a comprehensive set of guidelines on property acquisition by foreigners in Malaysia to replace the previous approving authority under the Foreign Investment Committee. Following this, the EPU had revised the minimum threshold on the acquisition of properties by foreign interests from RM500,000 to RM1 million, effective March 1, 2014, which is stipulated nationwide. It was increased from RM 500,000, partially in an effort to curb speculation from foreign investors. Note that although the EPU guidelines on property acquisition by foreigners apply nationwide, the acquisition is still subject to the respective state authorities’ approval. The minimum purchase price for foreign property buyers are based on three things:

Where the property is located (typically which state it’s in)

The title of the property - strata or individual title

Whether the buyer holds a Malaysia My Second Home (MM2H) visa or not (more on this below)

Here’s a list of the minimum purchase prices across Malaysia: [table id=1060 /] Penang, Selangor, and Melaka are stricter on minimum purchase prices, particularly for landed properties (or those on individual titles) whilst offering more leniency for those on strata titles. Property ‘title’ usually refers to your ownership rights. In Malaysia, you’ll need to be familiarised with three types of title: A master title usually refers to the ‘top-level’ title held by a property developer, which affords the developer full control and rights over the land they own. Typically you’ll find references to the master title when new properties are being constructed before individual or strata titles are granted. A strata title is usually granted to a property owner who buys a property in a shared building (i.e. non-landed property). So, for example, owners of condominiums usually have strata titles. An individual title is similar to a strata title, but it typically refers to landed properties like houses, bungalows, semi-detached houses and so forth - where the property owner has a discrete piece of land, usually below the property. Note that Penang, Melaka, and Johor imposes a ‘state levy’. Penang imposes a state levy of 3% whilst Melaka and Johor charge a state levy of 2%. This can no doubt significantly bump up your buying costs. Selangor is probably the strictest of all states, although it doesn’t impose a levy state, they only allow foreigners to buy landed properties if they have strata titles. This usually limits foreigners from buying in gated developments. For new developments in Selangor, foreigners are not allowed to purchase more than 10% of the total number of properties set aside for non-Bumiputera (each new development has a quota set aside for Bumiputera, or the indigenous Malay people, called “Bumi Lot”). Foreigners are also not able to buy property at auction or buy agricultural land in Selangor.

Property purchasing procedure

Here are seven main procedures you’ll need to be familiarised with as it sums up the process of acquiring a property in Malaysia: 1. Sign the developer’s sales form or the offer to purchase form with the vendor, for sub-sale transactions. 2. Apply for financing if necessary. 3. Provide these following documents to the solicitor:

Photocopy of passport

Correspondence address and contact numbers

· Income tax number and the place of submission of the income tax, note that this is applicable for sub-sale purchase only

4. Within 14 days from the date of signing of the sales form, or offer to purchase, sign the Sale and Purchase Agreement (SPA), deed of mutual covenant and other transactional documents. Pay the 10% deposit to the developer. 5. Solicitor to apply for state authority consent. Purchaser to provide the following documents to the solicitor:

One certified true copy of the SPA

One certified true copy of the Foreign Purchaser’s passport

One certified true copy of the constitution in the case that the purchaser is a foreign company

Latest quit rent and assessment receipt of the property

Application form under the Section 433B of the NLC

6. Pay the balance purchase price in accordance with the Third Schedule of Schedule H Housing Development (Control and Licensing) Regulations 2015 or the SPA. 7. Pursuant to Schedule H, the developer shall deliver vacant possession of the property within 36 months from the date of the SPA, or a later date as may be approved by the relevant authority. Upon delivery of vacant possession, the developer shall deliver the strata title and certificate of completion and compliance to the foreign purchaser. In the case of a sub-sale transaction, the vendor shall deliver vacant possession to the purchaser in accordance with the terms of the SPA.

Residential property financing for expats in Malaysia

Malaysian banks and foreign banks in the country provide loans to foreigners up to 70% to 80% of the property price, an offer that you won’t be able to find in many other countries. These loans will be given to foreigners who are working in Malaysia and have a valid working permit. However, there are also foreign and local banks who would be willing to lend loans to non-resident foreigners or those who have retired in Malaysia under the Malaysia My Second Home (MM2H) programme. MM2H Programme The Malaysia My Second Home (MM2H) Programme is endorsed by the Government of Malaysia to allow foreigners who fulfil certain criteria, to stay in Malaysia for as long as possible on a multiple-entry social visit pass. This Social Visit Pass is initially for a period of ten years. However, it’s renewable. Below are the terms and conditions of application: Financial requirements: Applicants are expected to be financially capable of supporting themselves before applying for this programme in Malaysia. Upon application:

Applicants aged below 50 years are required to show proof of liquid assets worth a minimum of RM500,000 and offshore income of RM10,000 per month. For certified copy(s) of Current Account submitted as financial proof, applicants must provide the latest 3 months’ statement with each month’s credit balance of RM 500,000.

Applicants aged 50 and above may comply with the financial proof of RM350,000 in liquid assets and offshore income of RM10,000 per month. For certified copy(s) of Current Account submitted as financial proof, applicants must provide the latest 3 months’ statement with each month’s credit balance of RM350,000. For government pensioners, they can show proof of receiving a pension of at least RM10,000 per month.

Upon approval: Aged Below 50 years old

Open a fixed deposit account of RM300,000.

After a period of one year, the participant can withdraw up to RM150,000 for approved expenses relating to house purchase, education for children in Malaysia and medical purposes.

Must maintain a minimum balance of RM150,000.00 from second year onwards and throughout stay in Malaysia under this programme.

Aged 50 years and above

Open a fixed deposit account of RM 150,000.00

After a period of one year, a participant who fulfills the fixed deposit criterion can withdraw up to RM50,000.00 for approved expenses relating to house purchase, education for children in Malaysia and medical purposes.

Participant must maintain a minimum balance of RM100,000.00 from the second year onwards and throughout his/her stay in Malaysia under this programme.

Medical report: All applicants and their dependents are required to submit a medical report from any private hospital or clinic in Malaysia. Medical insurance: Approved participants and their dependents must possess valid medical insurance coverage that is applicable in Malaysia from any insurance company. However, exemptions may be given for participants who face difficulty in obtaining a medical insurance due to their age or medical condition. Security bond (Direct application only): Applicants applying directly are required to fulfil the security bond condition. Please refer to Security Bond for the rate per person by nationality, ranging from RM200 to RM2000.00. Personal bond (Application through an agent): Licensed companies are required to provide the personal bond for their clients who have been approved under the MM2H Program. The programme is open to citizens of all countries recognised by Malaysia regardless of race, religion, gender or age. Applicants are allowed to bring their spouses and unmarried children below the age of 21 as dependants. Log on to the official portal http://www.mm2h.gov.my/index.php/en/ for more info.

The best country to reside in

Over recent years, the property market in Malaysia has climbed steadily higher, although from the end of 2016 the steep price rise has appeared to level off. The final quarter of 2016 saw prices rising 5.36% year on year, compared to 7.35% year on year for 2015. Depending on the location, average property prices in Malaysia tend to vary. It’s common to buy property as opposed to renting, and hence the steady demand creates plenty of opportunity for both buyers and sellers. Kuala Lumpur, Georgetown, and Ipoh are all sought-after areas to live in, whether that’s for expats, retirees, students or locals. Accordingly, the properties in these cities command higher prices. Kuala Lumpur – affectionately referred to as “KL” by locals – is the most expensive in the region, with average house prices of around RM 770,000 (US$173,000). What’s more, Malaysian property prices are still among the cheapest in Asia with good growth amidst a resilient economy.

The post Here’s What Expats Need To Know About Buying Properties In Malaysia appeared first on iMoney Malaysia.

0 notes

cybitmedia · 7 years ago

Photo

Mengapa Mahathir Tak Perlukan GST Tun Mahathir mendakwa, tanpa GST, Malaysia masih mampu menjadi Harimau Asia. Untuk memperbetulkan Tun Mahathir, kita tak pernah menjadi salah satu dari empat Harimau Asia iaitu Hong Kong, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan. Bagaimanapun, Malaysia pernah dikenali sebagai salah sebuah negara Ekonomi Anak Harimau yang turut mencakupi Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Sebahagian besar Malaysia mengalami pertumbuhan deras pada 1990-an disebabkan Perjanjian Plaza apabila negara barat menandatanganinya dengan Jepun pada 22 September 1985 di Hotel Plaza di bandaraya New York, di mana nilai matawang Jepun terpaksa dinaikkan ekoran pengeksportan Jepun adalah berlandaskan kepada nilai matawang rendah memberi kesan kepada negara barat. Hanya bagi tempoh beberapa tahun, matawang Yen meningkat tinggi dan sekali ganda berbanding Dolar Amerika serta matawang lain. Peningkatan tinggi Yen, dollar Taiwan ketika itu dan Won Korea Selatan menyebabkan perpindahan industri di ketiga-tiga negara itu ke China dan Asia Tenggara termasuk Malaysia. Gelombang pelaburan terus asing ini mencetuskan pertumbuhan yang rancak selama sedekad dan hanya terhenti ketika krisis kewangan Asia Timur yang meletus pada Julai 1997. Tanpa Perjanjian Plaza itu, Mahathir tidak akan mendapat pertumbuhan kukuh pada awal 90-an. Sebab itu negara di sekeliling Malaysia turut mengalami pertumbuhan pada kadar yang sama (lihat foto) ketika tempoh di mana Mahathir menggelarnya sebagai ‘era emas’. Ia tidak unik kepadanya mahupun kepada Malaysia kerana ia disebabkan Jepun yang mengalami peningkatan nilai matawang terpaksa memindahkan kilang mereka ke tempat lain bagi mendapatkan kos pengeluaran lebih rendah. Tanpa bersikap tidak bersyukur seperti Mahathir di mana beliau turut memainkan peranannya dan negara ini beruntung kerana turut menerima manfaat ketika itu dan beliau tak sepatutnya mengaku 100 peratus ia adalah usahanya. Bagaimanapun, Malaysia ketika pentadbiran Mahathir tidak memerlukan GST ketika itu kerana mempunyai sumber dana lain, di mana kebanyakannya tidak lagi wujud untuk kita. Salah satunya, Mahathir meminjam secara giat dan pantas sehingga hutang kita berbanding nisbah KDNK mencapai 103 peratus pada 1986. Nisbah ini kekal melepasi 60 peratus selama 10 tahun. Bandingkan ini dengan nisbah 50.7 peratus ketika ini. Berbanding sekarang, Malaysia pada masa itu juga mengenakan cukai korporat dan individu yang tinggi iaitu melebih 30 peratus. Sebaliknya, Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Abdul Razak telah mengurangkan cukai ini dari 28 peratus kepada 24 peratus dan turut membuat perubahan kepada sistem percukaian individu di mana individu yang memperoleh pendapatan bulanan di bawah RM4,000 tidak perlu lagi membayar cukai. Disebalik cukai jualan antara 10 hingga 20 peratus serta cukai perkhidmatan 6 peratus, Mahathir turut mengenakan cukai jualan 19.64 sen bagi setiap liter diesel dan 58.62 sen bagi setiap liter petrol hampir sepanjang 22 tahun pentadbirannya. Benar, Mahathir tidak pernah menyalurkan subsidi untuk petrol sebaliknya mengenakan cukai kerana harga minyak ketika itu antara US$10 hingga US$20 setong, berbanding US$60 bagi setiap tong. Cukai 58.62 bagi setiap liter petrol ini dimansuhkan pada 2004. Mahathir juga tidak pernah menyalurkan subsidi bagi beras, minyak kelapa sawit atau gula pasir ketika era pentadbirannya kerana harga global bagi komoditi ini ketika itu adalah rendah. Saya pelawa anda untuk memeriksa rentetan harga global komoditi berkenaan ketika era Mahathir. Penswastaan pula adalah nama lain bagi menjual saham dalam aset Kerajaan bagi mendapatkan wang untuk kerajaan. Mahathir banyak melakukan ini. Antaranya, beliau menjual pemilikan besar Telekom Malaysia, Tenaga Nasional, bursa saham, kebanyakan pelabuhan seperti Pelabuhan Klang, Kuantan dan beberapa bank, kesemua lapangan terbang, syarikat penerbangan, jambatan Pulau Pinang, khidmat Pos malah Lembaga Padi juga, dijualnya. Anda sebutkan, mungkin beliau menjualnya. Mahathir juga kerap menjarah wang Petronas bagi membina projeknya seperti KLCC untuk manfaatkan ahli keluarga sebagaimana didakwa pembangkang dan Anwar Ibrahim. Sebab itu, baki wang Petronas adalah hanya antara RM20 bilion hingga RM30 bilion ketika eranya tetapi hari ini ia adalah RM128.2 bilion setakat hujung 2017. Sebagai perbandingan, Najib menunjukkan lebih hormat kepada Petronas dan membiarkan Petronas memiliki lebih banyak wang untuk memperkembangkan perniagaan mereka. Dan disebalik kesemua ini, Mahathir juga tidak melaksanakan sistem pengagihan tunai seperti BR1M. Kroninya menerima manfaat yang besar dalam ekonomi dan aset kerajaan tetapi rakyat tidak dibayar apa- apa pun sebagaimana BR1M. Dan bagi menjawab kisah kononnya Tun Mahathir selamatkan Malaysia pada 1998, saya ingin bertanya, siapakah Perdana Menteri ketika itu yang menyebabkan negara ini terjerumus ke kedudukan itu yang memerlukan Mahathir menyelamatkan Malaysia? Eric See-To Penafian : https://goo.gl/m2H63G

0 notes