Namamu samudra yang tak pernah mengering, sedangkan aku hamparan butir pasir yang membingkaimu, seolah memelukmu namun tak akan pernah memilikimu : pantai
ternyata berjalan di atas pasir pantai basah melelahkan
aku cukup terseok melangkah di atasnya
mengangkat kaki untuk terus melangkah
sebakda kaki terperosok dalam pasir terjerembab
aku tidak mampu berjalan cepat
apalagi berlari bersegera
jadi bagaimana masih berkenan menunggu di depan sana?
Pacitan, November 2023
Aku merenung saat langkah kakiku berjalan menyusuri tepi pantai selatan, sembari mengangkat juntai gamis hitamku, sedikit berat karena ujungnya telah basah diterpa ombak, pasir pasir putih telah menempel di sisi-sisinya.
lalu aku hening dan berfikir sejenak sembari mengatur nafas karena aku harus melangkah di tengah tengah pasir pantai yang basah, ternyata "melehkan juga" berjalan diatasnya. ini seperti arah menujumu, lirihku.
tapi mungkin aku masih bisa bertahan, meski lelah dan perlahan jalanan yang kulalui sangat indah, pasir putih, biru ombak laut dan langit, juga kesempatan yang tidak semua orang mendapatkannya.
tapi ini bukan tentang berjalan diatas pasir pantai yang basah, doakan semoga usahaku baik darat, dan langit membuahkan hasil, meski memang tidak mudah :)
Mengapa Tuan tak menyukai lautan. Apakah Tuan tak merasakan udara yang bersenandung bersama deru ombak. Takkah Tuan rindu pada cantiknya matahari yang sinarnya hangat terbias di bola mata.
Tuan dihantui ketakutan tenggelam dalam lautan yang dalam. Padahal kita bisa bermain di bibir pantai, mengapa harus menyalahkan lautan?.
Tuan, kapan kita pergi mengunjungi pantai ini kembali? Aku menyesal tak memelukmu saat aram sedang cantiknya menggoda suasana hati.
"Kamu suka pantai ya?", tanya seseorang padaku di sebuah kesempatan.
"Tidak, aku lebih suka pegunungan", jawabku.
"Lalu kenapa banyak sekali fotomu di pantai?"
"Aku hanya belajar untuk pasrah dan mengikhlaskan, sebagaimana pantai melepas ombak. Kita semua pasti pernah memiliki keinginan, bermimpi untuk melakukan hal ini dan itu, memiliki ini dan itu, mencapai sebanyak-banyak hal dalam hidup. Tapi tak jarang kita hanya diminta untuk mengikhlaskan apa yang menjadi keinginan, cita-cita dan pencapaian kita. Sebagaimana aku menyukai gunung, tapi ternyata lebih banyak dipertemukan pantai. Aku hanya sedang belajar menjadi seikhlas pantai, meskipun sebetulnya sangat ingin menaklukan tingginya puncak gunung. Setidaknya saat belum mampu menaklukan gunung, aku masih punya hati yang bisa menerima apapun ketetapan dari Sang Kuasa."
Aku lebih suka di rumah, jarang sekali ke tempat rekreasi untuk sekadar haha hihi atau lainnya, kalaupun pergi hanya sesekali, itu pun direncanakan jauh-jauh hari, bisa dari 1 - 2 bulan sebelumnya.
Tapi lain cerita kalau tugas kerjaan luar kota, kalau dekat pantai maka aku sempat-sempatkan ke pantainya. Seperti kali ini, Pantai Kuta 4 Oktober 2023, belum ada seminggu habis kecelakaan dan H-1 presentasi di acaranya instansi tetangga.
Terakhir ke pantai ini bulan Januari lalu, saat semuanya masih aman tidak banyak hal yang dipikirkan. Kini aku kesini lagi agak lain rasanya, setelah berbagai hal terjadi.
Pantai tidak pernah gagal membuatku melamun dan merenung, apalagi sunset menjelang maghrib gini...