#Observasi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mahasiswa FSB saat PLP I Hanya untuk Observasi, Asna: Bukan Mengajar Siswa
Hargo.co.id, GORONTALO – Masih banyak sekolah di Gorontalo yang salah mengartikan pelaksanaan pengenalan lapangan persekolahan (PLP) I bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Hal ini terungkap pada diskusi yang bertujuan untuk memastikan mahasiswa mendapatkan pengalaman PLP I sesuai dengan tujuan akademik, antara…
#Fakultas Sastra dan Budaya#FSB UNG#Mahasiswa#Observasi#Pengenalan Lapangan Persekolahan#PLP#Universitas Negeri Gorontalo
0 notes
Text
Observasi astrologi 10.0
- Venus 3H dan 9H lebih mentingin ningkatin mentalitas, skill, dan pengetahuan dibanding penampilan.
- Lo kira orang Taurus moon itu pendiem cuma karena sangat jarang ngepost di socmed? Wkwk sebenernya mereka selalu aktif, cuma diem2 aja. Ga tahu kan lo? 🤭
- Buat lo yang punya Venus 12H kemungkinan punya temen yang sebenernya benci dengan lo, ibarat kata kek musuh dalam selimut.
- Coba lo perhatiin bocah2 yang lahir tahun 96-98, mereka look younger kan? Mereka lahir pas saturn in Aries.
- Aries venus suka bertepuk sebelah tangan ya cintanya?
- Aries saturn karirnya jarang long term, doyan pindah2 juga.
- Scorpio emang representasi transformasi, tapi ga berarti urusan penampilan juga transformatif. Mereka cenderung punya fashion modelan gitu2 aja. Wkwk 😭🙏
- Kalo lo punya fear dengan relationship, coba perhatiin 5H dan 7H ruled by sign apa? Lalu barangkali Venus atau Libra rules 12H? Dll. Banyak indikator. Tapi jangan lupa juga lihat 1H karena 1h opposite dengan 7H. Kalau 1H ga beres, bakal berkaitan dengan issue di 7H. :)
- Patokan pertama kalau mau baca cepat deep trauma seseorang, boleh lihat posisi lilith dan chiron-nya di house mana, lalu dikuasi sign apa?
- Selama ini kita sering lihat 12H sebagai house of spirituality, tapi jangan lupa perhatiin posisi Sagittarius dan 9H, ada higher learning terkait perjalanan hidup. Walaupun Sagittarius dan 9H punya Jupiter yang dikaitkan dengan keberuntungan dan kelimpahan, tapi kalau placementnya keras, akan jadi higher learning bagi seseorang yang kalau ia awake akan jadi makin dewasa secara spiritual. (Sharing with Desya Lim)
- Kalo lo pengen tahu gimana lo bisa ngasilin duit? Lihat 2H lo ruled by sign apa dan ada planet apa disitu. Penting juga lo perhatiin 8H yang opposite dengan 2H.
- 11H itu represents social media kita, bisa kelihatan kok kita bakal famous apa ga dan bahkan jadi gambaran siapa audience kita di socmed tergantung ada sign ruler apa. Contoh aja, ada mercury or gemini/virgo, kemungkinan mostly audience kita orang-orang yang doyan bacot lewat tulisan. IMO ya.. cocok banget main di platform Twitter.
- Posisi Jupiter bisa ngasih lihat lo keberuntungan bentuk apa yang bakal lo dapat tanpa perlu usaha keras sekalipun.
4 notes
·
View notes
Video
youtube
Quest Archon Observasi Lebih Lanjut || Genshin Impact Indonesia
#youtube#observasi lebih lanjut#genshin impact#genshin impact indonesia#vtuber id#vtuber indonesia#mutant vtuber#vtuber petir#vtuber biru#quest archon
0 notes
Text
Tanaman Strelitzia Nicolai
Strelitzia Nicolai adalah tanaman tropis yang akan tumbuh setinggi 25 hingga 30 kaki . Memiliki daun jenis tanaman pisang dan batang seperti pohon palem. Ini mekar di musim semi dengan bunga yang tidak biasa yang menyerupai burung. Bunganya terdiri dari bract biru, kelopak putih dan lidah ungu kebiruan. Bunga bisa sebesar 7 inci lebar dan 18 inci panjang. Batang utama tanaman tampak kokoh dan menegak, memberikan kesan kuat dan eksotis.
Strelitzia Nicolai berasal dari bagian selatan dan timur Provinsi Cape dan Natal utara di Afrika Selatan. Spesies ini telah diperkenalkan ke bagian tengah dan tropis Amerika Selatan dan secara luas dibudidayakan sebagai tanaman hias dan bunga potong.
Tanaman ini ditempatkan di lokasi yang mendapat cahaya pagi yang cukup, tetapi tidak terkena sinar matahari langsung sepanjang hari. Sehingga daun-daunnya tidak mengalami tanda-tanda terbakar oleh sinar matahari.
Daun-daun Strelitzia Nicolai memiliki permukaan yang halus dan rapi. Beberapa daun yang lebih tua mungkin memiliki noda atau robekan kecil, tetapi secara keseluruhan, daun-daun ini menunjukkan kesehatan yang baik.
Tanaman Strelitzia Nicolai ini terlihat tumbuh sangat sehat di taman MKS karna terkena sinar matahari yang cukup dan mendapatkan perawatan yang cukup baik.

1 note
·
View note
Text
Menerapkan kiat-kiat ini akan membantu memastikan kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas yang maksimal bagi ternak Anda.
#petani muda#petani milenial#kiat pemeliharaan ternak#penyediaan pakan berkualitas#penyediaan air bersih#perawatan kandang dan kebersihan lingkungan#manajemen kesehatan ternak#praktik manajemen reproduksi yang baik#observasi dan pemantauan rutin#konsultasi dengan ahli ternak
0 notes
Text
Terjawab Sudah
Tengah malam tadi satu rumah dibuat hectic, tiba-tiba Abi minta dibawa ke IGD karena merasakan kesusahan dalam bernafas. Setelah menunggu beberapa jam, hasil observasi mengatakan kalau Abi boleh pulang. Sesampainya di rumah, kehectican baru dimulai, belum ada satu jam, tiba-tiba Abi merasakan sesak lagi.
Melihat itu, kami cukup panik karena tidak ada oksigen portable di rumah. Mau minta tolong sana sini, juga kurang memungkinkan karena saat itu pukul 01.00 WIB dini hari. Umi coba menenangkan, setelah itu Abi bisa tidur nyenyak, meskipun dengan raut muka kepayahan.
"Kita tetap harus usahakan tabung oksigen untuk jaga-jaga kedepannya." kata Umi.
Saat itu juga kami coba hubungi sana-sini, nihil hasil. Selain karena waktu, kami memilih tidak kontak langsung, karena jika tetangga tahu pasti gempar. Benar saja, entah dapat dari mana mereka info itu, tiba-tiba tetangga 'berebut' membantu mencarikan, dan alhamdulillah pagi ini tersedia 6 stok di rumah, dan masih ada lagi yang menawarkan.
Salah satu tetangga ketika mengantarkannya pagi tadi, berkata "Kami selalu siap direpoti ustadzah, berkabar saja. Semoga ustadz lekas sehat, dan bisa mengajar kembali. Sudah ditunggu banyak orang." dari ruang tamu saya mendengarnya, merinding saya dibuatnya.
"Umi kenapa banyak sekali yang ingin bantu Abi?" tanya saya.
"Masa nggak ingat dua hari lalu, dini hari, ketika Abi dengan nafas tersengal mengerang kesakitan, minta apa ke mas? Minta diceritakan kabar dakwah dan umat, bukan yang lainnya." jawab Umi.
Saya teringat betul, dengan suara lirih itu, Abi bertanya demikian dan saya diam seribu bahasa. Kayak serius ini, setahun berlalu, ratusan hari sudah berbaring di tempat tidur, pindah rumah sakit ini itu, bahkan dengan nafas dan suara yang berat dan tersengal itu, masih memikirkan yang lain?
Tidak heran, kenapa begitu banyak yang mencintainya. Begitu besar kerinduannya berkhidmat, bisa turut andil dalam mendidik umat, sampai mengesampingkan rasa sakit yang dialaminya. Pikirannya betul-betul untuk orang lain. Tidak sering Umi kepayahan menenangkan Abi agar fokus kesehatan dan semangat sembuh, untuk meredakan kekhwatiran di kepalanya itu.
Lekas sehat Abi, do'a kami semua selalu menyertaimu. Aamiin yaa Rabbal 'alamin.
Dengan kerendahan hati saya minta tolong do'anya teman-teman, setelah lebih dari setahun, alhamdulillah pertengahan Januari kemarin diberi tahu dokter, bahwa letak penyakit Abi sudah ketemu, dan akhir Januari besok insyaallah akan dimulai operasi dan pengobatan. Terima kasih🙏🏻
99 notes
·
View notes
Text
Catatan Pribadi: Mengungkapkan Pikiran, Perasaan, dan Kebutuhan Tanpa Drama
Pernah nggak sih ngerasa kesal sama seseorang, tapi bukannya ngomong langsung, malah diem aja sambil berharap dia bisa baca pikiranmu? Atau pernah nggak, pas akhirnya ngomong, malah keluar dengan nada marah dan bikin situasi makin ribet? Kalau pernah, kita sama!
Banyak dari kita tumbuh dengan keyakinan bahwa mengungkapkan perasaan itu ribet, bikin lemah, atau malah bisa bikin orang lain ilfeel. Akhirnya, kita memilih diam, menahan diri, atau kalau udah nggak kuat, baru meledak. Padahal, komunikasi yang sehat bukan cuma bikin hidup lebih tenang, tapi juga menyelamatkan banyak hubungan—entah itu hubungan asmara, pertemanan, atau profesional.
Kenapa Kita Susah Ngomongin Pikiran, Perasaan, dan Kebutuhan?
Alasannya banyak. Bisa jadi karena kita tumbuh di lingkungan yang nggak membiasakan komunikasi terbuka. Mungkin dulu waktu kecil, setiap kali nangis atau marah, kita malah disuruh diam dan "jangan manja." Atau kita sering melihat orang-orang di sekitar kita lebih memilih menyampaikan kekesalan atau kebutuhannya dengan cara tidak langsung, alias pasif-agresif, daripada berbicara secara terbuka.
Misalnya:
Daripada bilang "Aku butuh bantuanmu di rumah," seseorang malah ngomel sendiri sambil banting-banting piring biar pasangannya sadar.
Daripada bilang "Aku kecewa karena kamu nggak datang," seseorang malah diam dan ngasih jawaban "Yaudah, gapapa kok" dengan nada ketus.
Daripada jujur merasa nggak suka, seseorang malah nyeletuk sindiran kayak "Wah, enak ya jadi kamu, bisa seenaknya sendiri."
Yang paling sering, mengunggah status sindiran di media sosial, atau menunjukkan sikap kesal tanpa mau menjelaskan apa yang sebenarnya dipikirkan, dirasakan, dan dibutuhkan.
Di sisi lain, kita mungkin takut dikira terlalu sensitif, terlalu ribet, atau malah terlalu banyak mau. Jadi, daripada ngomongin apa yang sebenarnya kita rasakan, kita memilih menahannya, pura-pura baik-baik saja, lalu berharap orang lain ngerti sendiri.
Pasif-agresif ini sering dipilih karena dianggap lebih ‘halus’, tapi justru bikin komunikasi makin berantakan. Orang lain bisa bingung atau malah kesal karena nggak ngerti maksudnya.
Kesalahan Umum dalam Berkomunikasi
Diam Tapi Berharap Orang Lain Ngerti Sendiri “Kalau dia benar-benar peduli, harusnya dia sadar sendiri dong!” Maaf, tapi nggak. Sebaik apa pun seseorang, mereka tetap nggak bisa baca pikiranmu.
Ngomong, Tapi Pas Udah Meledak Awalnya diem, diem, diem… lalu tiba-tiba meledak seperti gunung berapi. Akibatnya? Bukannya masalah selesai, malah makin runyam.
Menggunakan Sindiran atau Kode-Kode Nggak Jelas Pernah dengar kalimat kayak gini? "Terserah deh!" atau "Gak apa-apa kok, aku udah biasa gak dianggap." Kalau iya, selamat datang di dunia komunikasi pasif-agresif! Masalahnya, nggak semua orang paham kode.
Fokus Menyalahkan Daripada Menjelaskan Apa yang Dirasakan “Kamu tuh emang selalu nggak peka!” Dibanding menyampaikan perasaan, kalimat ini malah terdengar seperti serangan. Respon yang didapat? Mungkin defensif, bukan solusi.
Tapi, mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan dengan benar bukan cuma soal kita bisa ngomong atau nggak. Ini juga soal bagaimana cara kita menyampaikannya agar bisa dipahami dan diterima oleh orang lain. Kalau caranya menyindir, menyalahkan, atau terlalu abstrak, orang lain justru merasa diserang atau tidak mengerti maksud kita.
Di sinilah Nonviolent Communication (NVC) bisa jadi pilihan yang tepat—metode komunikasi yang dikembangkan oleh Marshall Rosenberg untuk membantu orang menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jujur, tanpa menyalahkan atau menyerang lawan bicara.
Empat Komponen Utama dalam NVC
Observation → Feel → Needs → Request
1. Observasi / Observation (O)→ Menyampaikan fakta tanpa opini atau asumsi.
❌ "Kamu tuh selalu cuek sama aku!" (Ini subjektif dan mengandung asumsi) ✅ "Aku perhatiin minggu ini kita jarang ngobrol berdua." (Ini fakta, tanpa tuduhan)
❌ "Kamu selalu telat!" ✅ "Aku perhatikan tadi kamu datang 30 menit setelah waktu yang kita sepakati."
2. Perasaan / Feel (F) → Mengungkapkan emosi yang benar-benar dirasakan.
❌ "Kamu nyebelin banget sih!" (Ini menyalahkan) ✅ "Aku merasa kesepian dan diabaikan." (Ini lebih jujur dan fokus pada perasaan sendiri)
❌ "Kamu nggak pernah peduli!" ✅ "Aku merasa kecewa dan kesal ketika harus menunggu tanpa kepastian."
3. Kebutuhan / Needs (N) → Menyatakan kebutuhan yang mendasari perasaan tersebut.
❌ "Kenapa sih kamu gak pernah perhatian?" ✅ "Aku butuh komunikasi yang lebih sering supaya merasa lebih terhubung sama kamu."
❌ "Kenapa sih kamu kayak gini terus?" ✅ "Aku butuh kepastian waktu supaya bisa mengatur rencanaku dengan baik."
4. Permintaan / Request (R) → Mengajukan permintaan yang konkret dan realistis.
❌ "Coba deh lebih peka!" (Terlalu abstrak, sulit dipahami) ✅ "Bisa nggak kita luangin waktu ngobrol berdua setiap malam sebelum tidur?"
❌ "Kamu harus berubah!" ✅ "Bisa nggak kamu kasih tahu aku kalau kamu bakal telat?"
Jadi, daripada ngomong: "Kamu tuh nggak pernah peduli sama aku!" Coba ubah menjadi: "Aku perhatiin akhir-akhir ini kita jarang ngobrol. Aku merasa agak jauh dan kesepian. Aku butuh lebih banyak komunikasi sama kamu. Bisa nggak kita luangin waktu ngobrol sebentar setiap malam?"
Tambahan: Cara Efektif Mengomunikasikan Pikiran, Perasaan, dan Kebutuhan
Gunakan “I Statement” daripada “You Statement” Coba bandingkan: ❌ "Kamu tuh nggak pernah dengerin aku!" ✅ "Aku merasa diabaikan ketika aku cerita tapi kamu sibuk main HP." Lihat bedanya? Yang satu menuduh, yang satu menyampaikan perasaan.
Jangan Takut Kelihatan “Lemah” Saat Ngomongin Perasaan Justru yang berani jujur itu kuat. Mengungkapkan apa yang kamu rasakan bukan tanda kelemahan, tapi tanda kedewasaan.
Kenali Kebutuhanmu Dulu Sebelum Menyampaikannya Kadang kita marah, tapi nggak tahu sebenarnya butuh apa. Misalnya, marah karena pasangan sibuk, tapi sebenarnya yang kita butuhkan adalah waktu berkualitas. Kalau kita nggak tahu kebutuhan kita sendiri, gimana orang lain bisa mengerti?
Jangan Pakai Asumsi, Tanyakan Langsung Daripada berpikir “Dia pasti udah nggak peduli”, lebih baik bertanya, “Aku merasa kurang diperhatikan, ada sesuatu yang bikin kamu jadi lebih sibuk akhir-akhir ini?”
Apa yang Bisa Didapat Kalau Kita Bisa Melakukan Ini?
Hubungan lebih sehat dan minim drama.
Lebih mudah memahami diri sendiri dan orang lain.
Terhindar dari kesalahpahaman yang nggak perlu.
Mental lebih sehat karena nggak menumpuk unek-unek.
Tantangan:
Dalam seminggu ke depan, coba lakukan ini: ✔️ Setiap kali ada sesuatu yang mengganggumu, coba ungkapkan dengan jelas dan jujur. ✔️ Hindari asumsi, tanyakan langsung. ✔️ Catat hasilnya. Siapa tahu ini jadi awal perubahan besar dalam hidupmu.
Orang lain bukan cenayang. Kalau butuh dimengerti, belajarlah untuk bicara.
39 notes
·
View notes
Text
Re-Parenting my parents (and learning process for me)
Ada satu hal yang menarik dari lamanya orangtuaku tinggal disini. Bapakku 2 bulan, dan ibuku 3 bulan. Aku jadi bisa observasi mereka “diteritorial”-ku.
Salah satu hal yg menarik terjadi sore kemarin, kami baru saja pulang dari zoo menuju station. Aku membantu mereka untuk tap-on kartu myki mereka di alat, dan kukembalikan pada mereka. Saat sudah dekat dengan station, kuminta lagi kartu mereka untuk ku tap off.
Ayahku mencari-cari kartunya, ia menanyakan aku dan ibuku, apakah aku megang kartunya dia? aku blang enggak dan sudah aku berikan ke dia. Dia panik mencari-cari, sampe akhirnya dia gak tap off karena bisnya sudah berhenti dan kita sudah harus turun. Ia masih panik mencari-cari sambil sumpah serapah dan menyalahkan dirinya sendiri.
Aku diam, tenang, memperhatikan. I saw a little ricky (nama ayahku) there. And i saw a little me there.
Di titik itu aku jadi tau, kalau ayahku itu sering banget disalah-salahkan sama orangtuanya, or at least ibunya, karena aku tau ayahku gak banyak interaksi sama ayahnya karena dia adalah anak dari istri kedua.
And he didn’t have any chance to reflects that, the bad impact of that, and inherit that menyalahkan-nyalahkan orang lain ke anak-anaknya. Sehingga, aku tuh juga somehow tumbuh suka “mukulin diri sendiri” kalau gue lagi berbuat kesalahan, sekecil apapun.
balik ke kejadian kartu ilang, after a few minutes, kartunya ketemu, ada di dalam tas dia, padahal dia dari tadi udah nyari juga di tas dia. Aku cuman bilang, “Udah tenang, gapapa kok. Its okay, cuman kesalahan kecil.”
My parents never did that. But i did that to my parents and my kid. A simple gesture for calming others.
Terus, selama berjalan ayahku masih keliatan kemrusung gitu dengan kesalahannya sendiri. Sampe pas kita duduk di restaurant, dia kaya masih nyalahin dirinya sendiri. I touch his hands, and said “Its okay ayah, gak apa-apa.”
Ayahku terkesiap, maybe never anyone did that to himself.
Cerita lain, juga banyak melibatkan aku, ayahku atau ibuku dan anakku.
Misalkan, Hannah lagi bete, terus semakin dibercandain ayahku. Terus hannah nangis dan teriak-teriak marah. I can see Hannah within myself. Aku juga dulu gitu, aku gak suka kalau aku lg bete dan ayahku make fun of me.
Dulu malah aku yg di judge judes lah, apalah. Tapi sekarang biasanya yg aku lakukan adalah, aku peluk anakku, aku validasi Hannah kalau hannah kesal, tapi aku ingatkan Hannah juga kalau marah nggak boleh teriak-teriak atau lempar barang.
Kemudian kalau udah agak tenang, aku bilang sama Hannah, “Hannah bisa bilang dengan baik kalau Hannah gak suka. ‘Abah, Hannah gak suka diganguin’” all those process aku lakukan di depan orangtuaku, biar mereka juga tau, bahwa bukan anakku yg cengeng, dan aku juga gak mau bikin orangtuaku yg bersalah di depan anakku, instead, kita bisa saling komunikatif dan saling menghormati satu sama lain.
i was so lucky to have a partner like my husband. Dia jadi partner cerita dan refleksi aku. Aku bisa lebih tenang dalam berbagai hal, ya karena diingetin terus sama suamiku dengan cara yang baik.
Furthermore, I am so so so lucky, to have resources and access to a psychologist whenever I need one. Kalau gue udah mentok banget, gak bisa lihat silver lining, gabisa solving my own problems, i will run to my psychologist.
Terus aku semalam kirim VN juga ke addekku via whatsapp tentang kejadian kartu hilang, dan di balas begini
For his whole life nobody told him that it is okay to make mistake so he end up mikir hal yang sama juga about his children and surroundings. Dia kan kdg suka nyebelin ngatur2 ngelarang2 krn dia takut anak2nya bikin kesalahan kan while actually mindset kita saat ini “maybe I should make this mistake so I can learn
True.. gak semua orang punya kesempatan dan mungkin kemampuan buat berefleksi, so he/she can do better in the past, or lebih jauh lagi, tidak inherited that “trauma” to the next generation.
Buat diriku sendiri pun ini adalah a very long-long process. Aku udah mulai ke psikolog dan mulai berusaha berdamai dengan segala luka pengasuhan semenjak tahun 2017. Sampe sekarang sebenernya aku masih suka banget ke trigger sama ayahku.
3 hari sebelum bapak mertuaku meninggal, aku kirim pesan ke psikologku, kalau aku anxious banget mau baik ke Indonesia dan ketemu lagi sama orangtuaku krn males akan gesekan-gesekan yg mungkin terjadi. Dan pas hari H bapak mertuaku meninggal aku nangis, karena aku takut banget orangtuaku keburu meninggal dan aku belum bisa maafin mereka.
3 tahun jadi orangtua, aku tau banget jadi orangtua gak gampang. Aku juga masih banyak ke trigger sama masa laluku dan secara gak sadar melakukan hal tsb ke hannah. Aku juga gak pernah menganggap diriku lebih baik dari orangtuaku, karena bisa jadi aku meninggal duluan dan nanti anakku diasuh sm orangtuaku. We never know.
Tapi kembali tinggal serumah lagi dengan orangtua, setelah 5 tahun berpisah, setelah punya anak, setelah puluhan kali konseling ke psikolog, aku jadi bisa melihat semua ini lebih dalam. Semoga orangtuaku juga bisa menghormati aku dan cara aku membesarkan anakku.
kalau ke trigger sm orangtua gimana? inget kata Nussa dan Rarra “Berkata baik atau diem” nah itu yg lagi kucoba terapkan wkwk bismillah
28 notes
·
View notes
Text
Bukan soal uang, tapi panggilan hati menjadi manusia
Menghadapi persalinan istri selalu menjadi hal yang paling mendebarkan.
Bapak paling tangguh sekalipun, pasti menangis ketika mengumandangkan adzan untuk pertama kalinya.
Meski ini anak yang kedua, tapi rasa-rasanya tidak mengurangi rasa khawatir dari yang pertama.
Tetep aja dibikin melow.
Alhamdulillah terlahir normal, seperti kakaknya.
Dan barangkali memang betul bahwa kontrol setiap bulan ke dokter adalah salah satu ikhtiar untuk memudahkan persalinan.
Adalah seorang dokter kandungan perempuan, yang membuat kami yakin untuk melahirkan di rumah sakit prakteknya.
Waktu kami kontrol bulanan, beliau pernah bilang "Saya tidak mau menjadi dokter dengan tingkat prestasi lahiran caesar yang tinggi"
"Padahal ngapain kan, duitnya lebih sedikit"
"Kalau caesar saya jelas dapat lebih banyak. Tapi ini bukan hanya soal uang, tapi panggilan hati menjadi manusia."
"Sehari, dua hari, saya tungguin, saya pantau saya observasi terus. Lahiran caesar jalan pertolongan terakhir"
Ternyata betul-betul ditungguin. Hampir rata-rata pasien melahirkan hari ini di rumah sakit ini normal.
Masya Allah...
Padahal dulu waktu pertama kontrol saya sempat jengkel karena menunggu lama dari jadwal praktek.
"Pindahlah" saya bilang ke istri.
Tapi pas masuk "maaf ibu bapak" katanya. "Saya habis bantu pasien lahiran dan batalin puasa dulu" Puasa hari senin.
Orang tua mana yang tidak ingin mempercayakan kepada yang kuat keyakinannya.
Akhirnya kami kembali, rutin setiap bulan.
Dan yang paling saya ingat adalah kalimat-kalimat menenangkannya.
"Orang hamil itu jangan dibikin tegang. Engga usah terlalu jauh mikirnya. Dibawa santai aja, lha wong sudah ada yang ngatur kok"
"Pasrah nggih pak, buk"
Alhamdulillah Bu dokter Lisnur dan ibuk-ibuk bidan, kami menjadi saksi ketulusanmu memberi pertolongan.
Terima kasih, dari bayi laki-laki pelengkap keluarga kami.
Tegal, 26 Januari 2024. 20.00 WIB. Rumah Sakit Islam Harapan Anda.
—ibnufir
73 notes
·
View notes
Text
#perempuan30s
Baru selesai meng-edit tulisan terkait usia 30 dengan hastag #perempuan30s , agar teman-teman bisa lebih mudah meng-track tulisan terkait.
Perempuan single usia 30s dengan berbagai stigma yang sepertinya harus aku buat sendiri narasinya. Kenapa? karna aku yang mengalami, dan berpuluh-ratus-bahkan juta perempuan di negara berkembang yang mengalami social pressure yang sama.
Enggak maksud me-romantisasi atau mencari validasi bahwa perempuan single 30s itu wajar belum menikah. Karna, ya buat apa meromantisasi hal tersebut? Aku pribadi sibuk bertahan hidup dengan tenang, lagian gak perlu nyari validasi orang. Ngapain.
Yang mau aku tekankan adalah, ada hal-hal yang sifatnya personal experience yang enggak bisa kamu jabarkan hanya dengan argumen atau observasi atau mendengar saja.
Aku pernah menulis "narasi pembodohan" (dicari aja ya di archieve tahun ini) soal perempuan menikah tidak harus mengorbankan kebahagiaanya. Lalu ada yang bertanya, "apa mbak sudah menikah?", kemudian aku berpikir, "oh, argumen ku kurang valid. Harusnya aku menulis topik tersebut kalau aku sudah menikah". Ke depan, aku akan mengurangi tulisan yang sifatnya argumen untuk personal experience. Terimakasih sudah mengingatkan.
Dan untuk tulisan kali ini, aku sekalian ingin mengingatkan diri sendiri, bahwa tidak ada yang berhak memberikan judgement kurang baik jika tidak mengalami sendiri.
Oh ya, aku dan teman-teman 30s ku berniat membuat buku tentang perempuan single 30s. Mungkin hanya sebatas soft file dan berbayar seperti minum kopi di cafe kabupaten. Kami targetkan akhir tahun ini selesai. Semoga bisa menjadi secercah hikmah haha.
22 Oktober 2023
88 notes
·
View notes
Text
Perihal menulis
Sedari kecil, salah satu impianku yang aku pun malu mengatakannya adalah aku ingin menulis buku sendiri. Tetapi, sampai sekarang skill menulis ku tidak jauh membaik hahaha.
Aku banyak overth perihal ekspektasi orang lain menanggapi tulisanku. Takut ngga suka, takut mereka menganggap aku aneh, takut tulisanku ngga nyambung sama sekali.
Akhirnya, tulisanku cuma sesekali aku posting di sosial media.
Konsistensi ku mengenai menulis sama sekali buruk. Ada banyak judul cerita yang aku buat, hanya mampu sampai dua paragraf awal. Karena aku pun bingung melanjutkannya hahaha.
Satu judul belum selesai, aku malah sibuk membuat judul lain dengan perasaan menggebu-gebu "Pokoknya jalan ceritanya kaya gini, pokoknya klimaks ceritanya gini dan akhir cerita harus gini" yang lagi-lagi tidak pernah menemukan akhir. Jalan cerita menggantung begitu saja.
Akhirnya, aku paham kalau mungkin aku ngga cukup kompeten untuk menulis dengan jalan cerita yang harus membutuhkan imajinasi, banyak observasi dan memerlukan konsistensi.
Aku beralih menulis puisi. Sajak-sajaknya suka-suka aku saja, yang penting apa yang memenuhi isi hatiku bisa tercurahkan dengan baik.
Tetapi, aku lagi-lagi mulai bosan untuk menulis. Aku ngga suka puisi yang aku buat, karena terlalu abu-abu. Keputusasaan terlalu sering aku romantisasi dan aku malu terlihat menyedihkan.
Akhirnya, pilihan terakhirku demi melangsungkan hobi menulisku adalah dengan membuat jurnal harian. Bercerita banyak hal melalui tulisan sekaligus sebagai alat terapiku dalam menuntaskan emosi yang sudah kadung malu aku utarakan ke orang lain.
Meskipun kelemahanku adalah perihal konsistensi, nyatanya aku masih tetap pulang dan kembali menulis.
Sedari Allah memberikan kehidupan dan memberikan takdir untuk menulis kehidupanku, aku adalah pemeran utama dalam kehidupanku. Aku yang menulis jalan cerita hidupku dan aku pula yang harus menuntaskan cerita hidupku dengan baik. Pantang bagiku melabuhkan tanda titik di waktu yang tidak tepat.
- 17 Maret 2025 #17haridari31
5 notes
·
View notes
Text
notes 365+: selip pesan ke gambar
jadi kan ini udah setahun lebih dikit sejak pertama kali kerja gambar-gambar editorial... kebetulan juga barengan sama masa-masa banyak yang gambar aktivisme/protes (at least di twitter). jadi pengen nulis dikit soal notes/stuffs yang kupelajarin aja...
tentu ini gak definitif dan bisa berubah lagi karena belajar gak ada habisnya, aku juga gak ngerasa kalo ini macem "godly tips gweh yang paling bener sejagat raya" tapi i think some people would be interested karena alasan di atas????? yea also i just like to yap so oof
intensitas pesan: yang aku baru ngeh dari ngegambar editorial komersil & nonkomersil (biasanya buat protes, atau emang temanya agak absurd, kayak seri metaphora/bunuh-bunuhan politikus), semakin frontal penggambaran dan penyampaian pesan, biasanya semakin kuat emosinya. mungkin karena pemrosesannya simbolismenya lebih singkat, berhubung sifatnya frontal. gak berarti gambar yang gak frontal gak bisa punya emosi yang sama kuat dengan yang frontal (diomongin di poin 2) ya. tapi misal, dari observasi bandingin gambar protes Indonesia Gelap sama gambar editorial umum, gambar protes biasanya mengandung elemen darah, kekerasan, dsb.. editorial umum cenderung lebih halus, biasanya karen ada kode etik jurnalistik & taking precautions aja. di awal-awal kerja, aku pernah ngajuin gambar yang ada elemen tusuk-tusukannya, tapi ditolak bos WKWKWK, suruh perhalus lagi...
frontalitas ≠ intensitas: tergantung topik, mungkin frontalitas pesan gambar harus dikurangin. frontalitas, bukan intensitas ya. ini mostly dapet dari ngikut campaign bootcampnya remotivi yang ganti gambar kekerasan seksual. berhubung temanya sensitif, jadi gambar sifat frontal biasanya dihindarin karenabisa jadi traumatik, berhubung kita gak bisa kontrol reaksi orang (ini juga penting, secara umum). nah untuk bedanya, coba liat gambar aiko yoshina ini, kebetulan masuk ke pameran campaignnya. pas sesi talkshow pameran, salah satu narsumnya yang penyintas KS bilang ini gambar yang paling memorable buat dia karena emosinya dapet – alias intensitasnya tetep ada. menurutnya, gambar ini ngegambarin banget emosi yang dirasaiin penyintas, yang harapannya juga bisa sampai ke nonpenyintas yang gak bisa tahu langsung rasanya kayak apa. contoh lain ngurangin frontalitas tanpa harus ngorbanin pesan yang mau disampaiin ada tweet soal sampul the saturday evening oleh norman rockwell. bisa dipake kalo misal kalian belom terlalu berani buat gambar sesuatu yang agak frontal dan mau lebih delicate. gambar sesuatu yang intens juga gak selalu harus tentang peristiwanya, bisa juga tentang gimana penyintas melawannya (liat tweet ini). jadinya gak mojokkin penyintas (terutama karena temanya protes), tapi dukung mereka gituh.
artstyle gak terlalu ngaruh, the more the merrier: ini gak terlalu berhubungan sama alasan kenapa aku nulis ini sih, tapi kadang suka ngeliat orang yang khawatir soal art style di twitter. so i'll put some samples of ilustrator editorial lokal yang bisa patahin stigma kalo gambar harus punya 1 style tertentu. ilustrator sampul tempo, kendra paramita, itu punya lebih dari 1 style – dari yang polos kartun sampe yang painting realis (liat gambar brigadir VS ali sadikin di sampulnya). so far aku pribadi lebih kerasa karena tergantung aja waktu pengerjaannya berapa lama, sama tema/konsep gambarnya gimana. yang stylenya gak realis/karikatur, tapi bahas topik politik? juga ada sih, misal nina & riizky di jawa pos (kayaknya nama lengkapnya masing-masing isnina aryani hasanah & rizky agung, kalo liat daftar redaksi). stylenya nina agak ke buku anak-anak, sementara rizky manga.



relatability ke kehidupan sehari-hari: gak otomatis memperbagus gambar, tapi IMO ini bisa nambah "koneksi" penikmat gambar ke pesan gambarnya tergantung cara pake. still about kendra – aku suka cover ini. ketika dikasih brief "saling kunci kursi menteri", aku pribadi kepikirannya ya... kursi diborgol. some others probably would think the same. alih-alih pakai metafora yang, it works, tapi juga agak "emangnya kita bakal pernah liat kursi diborgol IRL?" kendra bikin metafora yang rasanya lebih dekat ke keseharian karena lebih mungkin ngebayanginnya kejadian: orang pergang bagian-bagian kursi (OK still weird to see that IRL, tapi at least bisa kebayang tukang bawa bagian kursi kalo lagi bikin kursi). kinda hard to explain, tapi kadang aku pribadi ngerasa kadang gambarnya jadi agak "tacky" kalo metaforanya terlalu "fantasi"... sama lebih jenaka & bisa memorable aja kalo nyambung ke keseharian? contoh lainnya cover tenang, ibu sudah di sini. ngetandem motor yang sein kanan belok kiri itu khas indonesia banget, jadi ada koneksi "bonus" antar pesan dan pengamat.


kayaknya ini aja dulu, yang masih terkait sama ruang lingkup twitter & gambar protes-protesan. panjang banget... well happy drawink dan tetap manyala ges
EDIT: lupa selipin link twitter yang norman rockwell, sudah ditambahin ya. MAAF WKWKWK
#indopol#err gak indopol banget sih... tapi emang mainly nulis ini karena banyak gambar perpolitikan/gambar buat protes aja
6 notes
·
View notes
Text
Observasi astrologi 9.0 (Edisi Moon)

Pexels
- Urusan spontanitas itu Aries moon juaranya. Bahkan mereka independen dan grow too fast.
- Taurus moon people itu ngedate buat nyari pasangan hidup. Ga heran terkenal most loyal juga.
- Kalo lo pengen punya pasangan jiwa keibuan, pacarin Cancer moon. Biasanya mereka punya hubungan yang deep dengan ibunya bahkan di past life. Cancer emang ruling moon dan moon represents mother.
- Ga cuma Gemini mercury, Gemini moon juga potensial urusan debate. Bahkan punya great humor. Semua gemini placements pada inteligen.
- Ibunya Leo moon men biasanya cakep, karena mentingin penampilan luar. Makanya ga heran cakepnya leo moon men turunan ibunya.
- Gw perhatiin, ga cuma Virgo sun doang, tapi Virgo moon juga. Hubungan intense mereka cuma sama salah satu ortunya. Bahkan mereka agak kesulitan mengekspresikan intense emotion mereka. Gw udah pengalaman nemu Virgo yang biasa silent treatment.
- Beberapa orang Libra moon punya ibu yang agak acuh dengan emosi mereka ketika mereka kecil. Sehingga pas dewasa mereka mengabaikan emosi mereka sendiri untuk kepentingan orang lain.
- Buat lo yang punya Scorpio moon, mesti belajar bahwa segala sesuatunya ga bisa lo genggam terutama perihal hubungan. Even lo deep dan intense banget dalam mencintai pasangan, tapi percayalah ada masanya lo mesti ngelepasin relationship that doesn't work.
- Orang Sagittarius moon kemungkinan punya ibu yang religius. Sehingga ketika mereka dewasa, mindset dan belief system mereka pun berubah seiring waktu berjalan saat mereka sudah banyak belajar SARA.
- Coba tanya orang Capricorn moon, apakah mereka terlahir di lingkungan yang ga stabil? Sehingga mereka begitu protektif pada diri mereka? Pesan buat orang2 ini, menjadi rentan itu adalah hal yang tidak apa2. Bahkan di hidup ini memang ga ada yang benar2 stabil.
- Aquarius moon itu menurut gw ada kemiripan dengan Aquarius sun dalam urusan ga mau ikutan campur urusan orang lain. Mereka juga terbuka terhadap pengalaman dan orang baru, namun ga dalam urusan mengekspresikan diri mereka sebenarnya.
- Lo pada ngerasa ga kalo orang yang punya Pisces placement deep secara emotional bahkan sensitif? Ga cuma Pisces sun, tapi Pisces moon lebih lagi. Mereka doyan dreamy, bahkan untuk hal2 ga realistis. Ini juga bisa jadi dipengaruhi oleh ibu mereka yang begitu emosional. Perasaan "pengen selalu kelihatan as good person" itu kadang2 ngebuat mereka jadi ga punya boundaries. Makanya, kalaupun doyan nolong orang, kadang2 ga bisa milih mana yang harus ditolong dan mana yang ga perlu ditolong.
#observasi astrologi#astrology observation#aries moon#taurus moon#capricorn moon#scorpio moon#moon edition
3 notes
·
View notes
Text
Pratinjau Pasangan
Membaca blurb sebelum membeli sebuah buku dapat memberikan gambaran umum tentang isi buku itu kepada kita; begitu pula dalam memilih pasangan hidup.
Sebagaimana blurb menyajikan cuplikan cerita dan tema utama sebuah buku, pengenalan awal terhadap calon pasangan memungkinkan kita untuk mengetahui nilai-nilai, minat, dan harapan yang mereka miliki. Ini membantu mencegah kesalahpahaman dan memastikan kesesuaian di masa depan.
Memilih pasangan tanpa pemahaman yang cukup seringkali berujung pada kekecewaan dan konflik di kemudian hari. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa mengenal seseorang tidak harus melulu melalui pacaran. Pertemanan, interaksi sosial, dan observasi juga merupakan cara yang efektif untuk memahami seseorang secara lebih dalam sebelum memasuki hubungan yang lebih jauh. Dengan demikian, kita dapat lebih yakin dalam memilih pasangan hidup yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai kita.
—Arsualas
13 notes
·
View notes
Text
A Little Lifehack of Hlm
Aku baru dapat testimoni (mungkin bagiku itu penguatan untuk terus belajar) dari salah satu rekan guru yang setahun ini baru dikenal, kalau aku ini cukup baik dalam manajemen waktu. I'm balanced, tidy, and fast learner. Alhamdulillah, if she sees me like that. Allah yang mampukan. Di satu sisi, rasanya masih babak belur dalam menyusun rutinitas, tugas, dan mimpi yang berserakan. Namun, aku juga melihat sekitar ternyata seni manajemen waktu ini tidaklah bisa didapat semua orang. Ku observasi rekan kerja ada yang sejujurnya secara kualitas dan manajemen masih cukup banyak evaluasi.. (i hope we would be better person in manajerial, kak..)
Aku, lantas refleksi, kemampuan seperti itu darimana ya aku dapatkan. Mungkin dari salah satu habit yang sudah aku lakukan sejak tahun 2019, selepas wisuda kampus. Saat itu, karena masih berstatus freelancing dan memang mesti mengatur waktu agar padat (iyaa padat, karena godaan bagi yang tak punya jam kerja tetap, adalah leyeh-leyeh seharian haha), jadi aku membuat to do list dalam sepekan.


Formatnya seperti ini. Sebelah kiri to do list dan waktu pengerjaan. Sedangkan yang kanan lebih ke pertemuan/event yang mesti aku hadirin. Setelah satu pekerjaan selesai, langsung aku coret. Biasanya di penghujung hari atau sesempatnya ku coret. Feel mencoret kalau kita sudah menyelesaikan tugas-tugas kita itu... ngebuat perasaan PUAS tersendiri. Hehe. Tentunya dengan izinNya aku mampu melaksanakan setiap urusan. Dan hal ini masih aku lakukan sampai sekarang, walau dengan format yang lebih satset..

Aku harap, tulisan ini bisa membantu teman-teman yang masih kesulitan dalam manajemen waktu. Sekarang pun, sudah banyak jurnal atau buku productivity yang bertebaran ataupun dijual di marketplace. Aku sempat beberapa kali memakai buku tebal yang sudah terdesain, tapi rasanya kurang efektif di checker harian seperti ini. Apapun bentuknya, pilihlah yang diri kita merasa nyaman dan efektif menggunakannya. Pun, pakai kertas folio, hvs, binder, selebaran, kita masih bisa gunakan :)
Ohya satu lagi, pesan Teh Karin dalam manajemen waktu, yang mestinya kita atur adalah manajemen nafsu kita. Kita harus sadar dan menekan keinginan-keinginan melakukan hal-hal yang membuat kita terlena sama waktu.
Semoga Allah memudahkan kita menjalankan amanah-amanah kehidupan di dunia ini, memupuknya sebagai ibadah, dan mendapat kebaikannya untuk akhirat kita kelak.
8 notes
·
View notes
Text
Setiap tanaman memiliki kebutuhan perawatan yang khusus, jadi pastikan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang kebutuhan tanaman spesifik yang Anda tanam. Pengamatan yang cermat dan perawatan yang konsisten akan membantu tanaman Anda tumbuh sehat dan menghasilkan hasil yang memuaskan.
#petani muda#petani milenial#perawatan tanaman#penyiraman#pemupukan#pemangkasan#pemberantasan gulma#perlindungan dari hama#dukungan dan penyangga#observasi dan perhatian
0 notes