#Nama perempuan yang artinya Cinta
Explore tagged Tumblr posts
Text
Aku, Kamu, Rasa (1)
/1/
Aku tahu, aku hanya akan menjadi satu kisahmu yang akan luruh dimakan waktu. Aku tahu, aku hanya akan menjadi satu dari kehidupanmu untuk melalui kesenangan sesaat. Aku tahu, aku hanya akan berakhir sama dengan belasan perempuan lainnya.
Karena itu, kau juga aku terima sebagai satu bentuk dasar kebanggaan, bukan atas nama rasa. Kau juga aku pertahankan sebagai bentuk harga diri, bukan tentang hati.
Tapi melepasmu adalah aku, tentang bahagiamu yang aku rindu.
Aku tak lagi bisa menahanmu, sebab aku telah cinta. Hingga berat rasanya melihatmu di sini, hanya menjadikanku pelarian, perisai sesaat sebelum kau dapatkan dirimu secara utuh.
Maka hari itu, aku melepaskanmu.
Pergilah, selayaknya kau harus pergi. Jika suatu hari kau lelah, ingat, telah banyak hati yang kau remukkan untuk menemukan kata bahagia.
Aku masih di sini, tempat aku tak pernah menanti. Sebab kau bukan rencana, hanya kesalahan yang membuatku merasa benar.
Bukankah sejak awal kita berdua tahu, apa yang kita jalin hanya untuk kesenangan semata. Sebab itu aku tak akan pernah bicara tanggung jawab.
Kau tak salah, kita hanya sama-sama mencoba mencari bahagia.
Aku pikir, dengan begitu kau tak pernah menjadi yang menyakiti.
Lalu kau kembali.
Kini, apa yang kau cari?
-----
/2/
Aku pernah menjadi bodoh, menjeratmu pula menjadi bodoh.
Aku pikir, dengan bergonta-ganti tambatan diri maka aku bisa menenangkan pikir. Nyatanya aku salah, sebab tentangmu aku banyak berkilah.
Sama seperi belasan hati lainnya, yang katamu telah aku remukkan, kau juga tahu jika hatiku hanya satu, dan untuk dia, selalu. Aku pikir juga begitu, sebab aku masih sulit untuk mengaku.
Hingga hari itu, kau melepaskanku untuk menemukan arti bahagia.
Aku tak menolak, sebab ini waktu tepat untuk menjadikan dia pelabuhan terakhir. Aku pergi, sebab aku pikir ini adalah pilihan hati.
Waktu berlalu, belum sempat aku berlabuh, layaknya kapal tanpa nakhoda, aku tak mampu berlayar. Aku mendekam pada satu ruang, dan akhirnya aku tahu, itu ruang rindu.
Untukmu.
Tapi aku tak mampu menentukan diri, sebab aku takut menjadi menyakiti.
Dan waktu terus melaju dan aku terkurung rindu.
Berteman senja aku beranikan menantang waktu, tak peduli kau yang telah berlalu, kali ini aku yang akan datang, menemuimu dalam satu usaha yang disebut berjuang.
Mungkin nanti kau juga akan memahami, untuk menemukan arti bahagia, kita perlu merasa sakit. Hingga saat itu tiba, biarkan aku memberimu alasan untuk tertawa.
-----
/3/
"Kenapa?"
Senja baru saja berakhir, diganti pekat malam yang menghadirkan angin semilir yang tak bersahabat. Airin masih setia mendengar deburan ombak, meski kini seseorang telah mengganggu aktivitasnya.
"Pakai saja dulu, kamu kan nggak suka dingin."
Tak mengindahkan tanya Airin, laki-laki yang kini berjongkok dihadapan gadis itu meyerahkan jaket, meminta Airin untuk memakainya. Airin tak bergeming, ia tatap lekat-lekat wajah laki-laki itu.
"Kenapa?"
Laki-laki itu lagi-lagi tak menjawab. Kali ini ia berusaha memakaikan jaket yang disodorkannya pada Airin. Airin menepis.
"Radyan, aku tanya, kenapa?"
"Kangen."
Airin terpaku.
Radyan juga.
"Pakai ya." Radyan kembali memakaikan jaketnya pada Airin. Gadis itu diam, tak menolak. "Sekalian aku peluk, boleh?"
Airin tak menjawab, gadis itu seolah kehilangan kesadaran. Begitu juga saat tangan Radyan melingkupi tubuhnya, Airin masih bisu.
Radyan melepaskan pelukannya, lalu menatap Airin dengan seksama. Gadis itu masih beku, meski kini ia mampu membalas tatapan Radyan.
"Kita bahkan pernah lebih dari ini, kenapa jadi bisu?" Radyan tersenyum kecil.
Airin tak menjawab, ia masih menatap Radyan. "Kenapa?"
Radyan menghela napas, apa dengan begini belum jelas untuk Airin. "Airin, aku disini. Apa belum jelas artinya?"
"Kamu juga ada disisi aku ketika dia sakit."
"Mungkin sejak itu, aku pengen disisi kamu. Selalu."
"Kenapa?"
Radyan lagi lagi mendesah, frustasi. Kenapa hal sejelas ini belum juga Airin pahami.
"Aku bukan peramal yang tahu isi pikiran kamu, apalagi psikolog yang ngerti sikap kamu. Aku ya aku, saat kamu akhirnya pergi aku tahu kamu harus pergi, saat kamu sekarang ada disini, aku nggak berani mengambil kesimpulan. Bisa jadi ini sama dengan kedatangan kamu pertama kali."
"Aku, cinta." Radyan memberi jeda, mengambil napas dalam. "Kamu."
Keduanya diam. Lama.
"Aku punya cinta Rin, dan itu untuk kamu. Aku pernah melakukan kebodohan, meski sekarang aku tahu, itu adalah satu hal paling benar yang pernah aku lakukan. Aku nggak minta kamu percaya, tapi kali ini, aku akan selalu di sini, disisi kamu, saat kamu menangis, saat kamu lelah, saat kamu tertawa, hingga nanti kamu percaya, aku akan selalu disini."
Airin tak bisa untuk tidak menangis, setelah berkali-kali airmata itu mampir di pelupuk, kali ini luruh, bersama rengkuhan Radyan yang semakin erat.
"Jangan pergi lagi."
Radyan tersenyum, lalu mengangguk. "Aku akan selalu disini, untuk kamu, Airin."
SELESAI
31 notes
·
View notes
Text
Deep Connection (Part 2) "Laki-laki aneh". Perempuan itu masih tak mengerti. Tak cukup ada kata untuk menjelaskan padanya. Mereka memang cukup dekat sebagai teman sesirkel. Yang sepertinya diam-diam sama-sama memendam rasa. Walau tak mengungkapkannya, namun orang lain dapat membaca binar itu. Membaca ada sikap-sikap lain antarkeduanya. Ada gelagat yang berbeda. Lucu sekali mereka. Kita lihat saja nanti bagaimana akhir kisah mereka. Barangkali hanya waktu yang akan menjawab. Saat ini mereka hanya dua orang mahasiswa. Masih sangat jauh perjalanan mereka. *****
Dua dini hari laki-laki itu menghubungi sang perempuan. Dia bilang ada monster di kepalanya. Apa maksudnya ya? Perempuan itu tidak mengerti. Tetapi dia pikir, sepertinya laki-laki itu sedang kalut, sedang banyak pikiran, atau semacamnya. Dia bilang ingin datang, bolehkah? Perempuan itu ragu, namun akhirnya diiyakan.
Di ruang tamu itu sang perempuan tengah menunggu, tak lama ia dengar deru motor sang laki-laki. Di ruang tamu, sang laki-laki hanya duduk lemas di lantai, kepalanya ia tundukkan di atas meja yang tak terlalu tinggi. Sementara sang perempuan duduk di kursi yang ada di sampingnya, memandang punggung sang laki-laki. "Entah ada apa dengan laki-laki ini. Ingin kubelai rambutnya, ah, tidak-tidak. Tak patut jika aku demikian!", pikirnya. Dini hari itu yang ada hanyalah sunyi, sampai sang laki-laki pada akhirnya kembali.
-----
Waktu terus berjalan. Seiring dengan perjalanan kondisi dan pemahaman. Laki-laki itu sengaja pergi dan menjauh. Seperti halnya sang perempuan yang juga berusaha menjauh. Bukankah laki-laki dan perempuan tak seharusnya sedekat itu?
Waktu terus berjalan, seiring dengan perjalanan masing-masing di fase yang tengah mereka lalui. Seminggu lagi laki-laki itu wisuda. Sementara sang perempuan bergemuruh hatinya. Ingin sekali rasanya ia datang di momen spesial sang laki-laki. Galau sekali hatinya. "Apa dia mengharapkan aku datang? Apa dia menantiku?", pikirnya. Datang ke wisudanya setelah sekian lama tak bertemu, sekian lama berusaha menjauh, sama artinya seperti memupuk kembali perasaan condong yang sudah berusaha dimatikan. Sama saja seperti ia menghancurkan usaha pertahannya selama ini. Sekali saja bertemu, dia akan terpikirkan laki-laki itu sepanjang waktu. Dia tidak mau. Dia tau, perjalanan masih terlampau jauh. Lagipula, sekeras apapun perempuan itu berpikir, tetap saja dia tak tau di titik mana mereka akan mungkin bersatu. Pada akhirnya, sang perempuan tidak datang. Sudahlah... sudah...
-----
Bertahun berlalu. Nama sang laki-laki entah bagaimana masih istimewa di benak sang perempuan. Banyak tulisan yang diam-diam dia buat untuk mengungkapkan isi hatinya itu. Sekadar untuk meluapkan perasaannya. "Aku tak pernah berniat untuk mencintanya, namun hadirnya membawa pesona tersendiri. Aku mencintainya dengan leram. Bukan cinta yang menggebu. Ada perasaan aman dan nyaman ketika aku di sekitarnya." "Apa kabarnya ya? Apa disana sudah ada perempuan yang istimewa di hatinya? Ah, pasti banyak yang menarik di tempat kerjanya. Apakah pernah terbersit namaku di hatinya?" "Rindu rasanya. Bagaimana kabarnya ya? Dimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja? Sebetulnya apakah dia punya kecondongan hati denganku? Kadang aku merasa iya, kadang tidak. Apa hanya perasaanku saja? Ah sudahlah. Kalau dia ada kecondongan hati, sudah pasti dia datang. Kalau tidak datang, berarti dia tidak ada kecondongan hati. Atau dia belum siap. Aku buat simpel saja."
------
Waktu terus berlalu. Perempuan itu semakin disibukkan oleh pekerjaan. Ia tak slalu memikirkan sang laki-laki. Bahkan ada masa dimana dia seperti mati rasa. Kadang dia juga tertarik dengan sosok lain yang ada di sekitar. Tetapi tertarik hanyalah gerbang awal saja. Rasanya berbeda spt ketika dia dengan laki-laki itu. Namanya masih memiliki daya tarik khusus tersendiri. Hati lembut sang laki-laki nyatanya mampu meluluhkan kekeras kepalaan sang perempuan. Seperti sudah menemukan pawangnya.
Surat diam-diam kesekian "You are such a gold in my heart. You are still special till now. Tak terasa waktu terus berjalan. Aku sudah punya keinginan untuk menikah. Kamu tau nggak sih, aku termasuk yang angkatan akhir yang belum nikah lho. Beberapa peluang datang.... Haaaaah, *tarik nafas panjang" dia tutup bukunya, tidak dia lanjutkan ceritanya itu." Tidak jadi dia pergi dari ruang menulis dan membacanya, dia lanjutkan lagi. Apa aku pergi saja? Ambil saja setiap peluang, bukankah jalan jodoh tidak ada yang tau? Kubuka saja pintu hatiku selebar-lebarnya? Tetapi aku takut krik-krik jika dengan orang baru. Aku tak cukup pandai membangun suasana. Atau, aku pastikan saja ke dia? Hmmm... gila gila gilaaa. Diiih. Malu sekali aku. Tapi bukankah ini ide bagus? Ah, entahlah. Lagipula dia akhir-akhir ini seperti memberi sinyal-sinyal. Tapi kenapa dia tak kunjung datang ya? Ah sudahlah." Kali ini dia benar-benar sudah mengakhiri percakapan dengan dirinya sendiri. ******** to be continue... Deep Connection (Part 1) https://yonarida.tumblr.com/post/741821291675484161/deep-connection
1 note
·
View note
Text
Namaku, Charles Saputra. Kalo kata orang-orang sih, aku ini chindo karena orangtuaku ada keturunan Tionghoa. Maka dari itu, aku kuliah di jurusan Sastra Cina di Universitas Indonesia. Aku tertarik untuk mempelajari budaya leluhurku.
Namun semua tidak berjalan seindah bayanganku.
Dari semester satu aja, aku udah dibuat mabok sama yang namanya hanzi. Kalo kalian nggak tahu, hanzi itu nama huruf cina. Ya, mirip kanji di Jepang. Ditambah, pinyin ada nadanya. Pinyin itu romaji Beda nada, beda arti gais.
ASTAGA TUHAN SAYA PUSING.
Kalo kalian tanya padaku: orang cina kok gak bisa bahasa cina?
Jawabannya: BAHASA CINA ITU PUSING GAIS. SERIUS! BEDA NADA BEDA ARTI.
Misal, kata ai. Kalo āi yang ada garis diatas. Ini artinya sehat. Tapi kalo ài yang garisnya begini, artinya cinta.
Pusing? Sama.
Oke, mari lupakan bahasa mandarin dan fokus pada perkenalanku.
Walau mental terbantai karena hanzi, untungnya aku masih bisa bertahan sampai di semester 7 ini. Iya, sebentar lagi lulus. Walau selama kuliah, ngerjain tugas selalu sambil nangis. Ini semua demi mama papa yang mendukungku—dari surga.
Iya, aku nggak punya orangtua lagi. Tapi aku diadopsi oleh tetanggaku, yang punya anak perempuan seusiaku. Nama anak itu Sherina Jovanka. Aku juga punya sahabat namanya Lucas Pramana, jadi ya, hidupku nggak sedih sedih amat kok. Psst, aku juga punya gebetan, namanya Valerie Xylia. Aku naksir dia sejak semester 1, tapi sampe sekarang, aku belum berani confess, ehe.
Oh, aku bisa lihat hantu, karena kecelakaan waktu umurku 10 tahun. Kecelakaan ini juga yang menewaskan orangtuaku. Tapi ya, walau aku bisa lihat hantu, belum sekalipun aku melihat arwah orangtuaku. Mungkin mereka udah tenang di surga?
Idk. Semoga aja begitu.
Tambahan: Hal Kecil Tentang Diriku
◇ Tanggal lahirku adalah 15 April 2002
◇ Aku menganut kepercayaan Konghuchu, walau ke klenteng bisa dihitung jari
◇ Aku suka mendengarkan musik dari negara manapun dan berbagai macam genre. Namun genre favoritku tetap dangdut koplo
◇ Suka makan permen, terutama yang merk relaksa (bukan endorse)
◇ Fotografi dan menulis adalah hobiku
◇ Jarang top up game, kecuali untuk membeli beberapa item favorit. Game favoritku adalah identity v dan cookie run kingdom
◇ Memiliki hubungan love hate relationship dengan hanzi
◇ Walau mengaku nggak bisa bahasa mandarin, tapi setiap UAS nilai-nilaiku selalu diatas B+. IPK ku? Sejauh ini sudah menginjak angka 3,7. Aku juga punya sertifikat HSK 4. Flexing dikit
◇ Sedang dalam life crisis dimana lulus kuliah bingung mau jadi apa
◇ Bisa melihat hantu, terkadang berkomunikasi dengan mereka
◇ Suka mengoleksi succulent
1 note
·
View note
Text
Peri cintaku.
Disclaimer: this is fanfiction written by me and I use THE BOYZ’s Ji Changmin and KEP1ER’s Shen Xiaoting as the face claim of my character here. Everything is here is not related to THE BOYZ, KEP1ER, IST Entertainment or Wake One Entertaining. Picture credit to the owner.
Tags: love distance religion, sensitive topic, and broke up.
୨୧
Hari Minggu adalah satu-satunya hari yang selalu ditunggu dan disukai oleh Alby. Bekerja sebagai budak korporat membuat Alby mencintai hari Minggu lebih dari mencintai hari-hari lainnya yang ada di dalam seminggu. Maka setiap hari Mingu Alby akan menyempatkan dirinya untuk sekadar keluar rumah, menonton Netflix di kamar atau melakukan apapun yang ia anggap sebagai sarana 𝘳𝘦𝘤𝘩𝘢𝘳𝘨𝘦 𝘦𝘯𝘦𝘳𝘨𝘺 setelah berhari-hari bekerja di depan layar komputer yang mengharuskan Alby memakai kacamata miliknya berjam-jam.
Dikesempatan Minggu ini Alby memilih menikmati waktu liburnya dengan bersantai-santai di dalam kamarnya. Sebelum melaksanakan rencananya Alby berkeliling apartemen miliknya untuk memastikan segala hal sudah aman dan sesuai dengan seharusnya. Usai memeriksa semuanya dengan teliti Alby melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya rapat lalu berbaring di atas ranjang empuk miliknya.
Tidak butuh waktu lama bagi Alby untuk menyusun segala hal yang sudah ia siapkan untuk menemaninya menonton serial apapun di 𝘕𝘦𝘵𝘧𝘭𝘪𝘹 yang menarik perhatian lelaki itu di pagi ini. Belum sempat Alby memulai aktivitas yang selalu ia tunggu-tunggu, suara ponsel pintarnya menarik perhatian Alby. Keningnya berkerut heran melihat Keanu— teman semasa kuliahnya— tiba-tiba mengirim sebuah video. Kerutan di kening Alby semakin menjadi begitu melihat siapa orang yang ada di dalam video yang Keanu kirimkan padanya.
Namun semua apa mungkin
Iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu
Kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi
Meski cinta takkan bisa pergi
Itu Belinda. Perempuan yang pernah singgah di hatinya. Perempuan yang mampu membuat dunia Alby seperti di tengah taman bunga yang luas dan berwarna, yang mampu juga membuat dunia Alby gelap seketika karena benteng besar di hubungan mereka. Benteng dengan nama keyakinan.
“Kita pacaran udah berapa lama, Al?”
Pertanyaan milik Belinda membuat Alby mengentikan aktivitasnya memperhatikan anak-anak kecil yang tengah sibuk berlarian di taman tempat ia dan Belinda menghabiskan waktu sore ini. Kepala lekaki tersebut menoleh ke arah Belinda lalu tersenyum kecil. “Dari kita SMA kelas satu sampai kita kerja. Dari aku lima belas tahun sampai aku dua puluh empat tahun. Berarti sembilan tahun kita pacaran.” Alby menjawab dengan lugas, penuh percaya diri dengan senyum yang tidak luntur sejak awal. “Kenapa, 𝘱𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴?” kini Alby melontarkan pertanyaan.
Belinda tidak langsung menjawab. Si cantik yang selalu Alby sebut dengan ‘𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴’ memilih melangkah mendekat sebelum memeluk lengan Alby erat dan menjatuhkan kepalanya di bahu Alby. Dua menit berlalu dan Belinda masih setia dalam diam memeluk lengan Alby dengan hidung yang sesekali sengaja ia gesekkan di kemeja yang Alby pakai sore ini.
“Kamu kenapa, Bel?” Alby menggerakan tangannya merangkul bahu Belinda. Tangannya sengaja memberikan elusan-elusan lembut penuh kasih sayang di bahu sang kekasih.
“Kalau gitu kita pacaran udah lama ya.” Belinda mulai membuka suara. “Mama aku sempat tanya sama aku beberapa waktu lalu soal hubungan kita. Katanya kita pacaran lama banget, tapi benar-benar gak ada progres apapun padahal kita berdua sama-sama punya tujuan yang akan tercapai dalam waktu dekat-dekat ini. Finansial kita juga lumayan baik walaupun kita baru mulai kerja beberapa waktu ini. Singkatnya Mama bilang hubungan kita jalan di tempat. Enggak ada kemajuan apapun.” Belinda kembali melanjutkan ucapannya setelah jeda lama.
Belinda mendongakkan kepalanya, menatap Alby dengan sorot mata yang Alby sendiri tidak tau apa artinya. Sorot mata asing yang baru pertama kali Alby lihat. Sorot mata yang mampu membuat Alby merasakan banyak perasaan; tidak nyaman, sedih dan bingung di saat bersamaan.
“Aku sempat berpikir deh Al, hubungan kita selama ini akhirnya kemana ya nanti? kita menghabisi waktu sama-sama, membuat memori indah sama-sama, melakukan semua hal yang kita klaim tujuan hidup kita sama-sama. Tapi akhirnya kita gimana? akhirnya siapa yang akan bersanding sama kamu atau aku?”
Alby menghela nafasnya berat. Seketika isi kepalanya terasa kosong. “Mama mau kita—”
“Nikah.” sela Belinda sebelum Alby sempat menyelesaikan ucapannya. Sengaja gadis itu tegakkan tubuhnya. “Mama mau kita nikah. Tapi kita gak akan bisa nikah karena ada tembok tinggi yang masing-masing dari kita gak bisa runtuhin.” lanjut Belinda.
Alby mengerti. Alby mengerti kemana arah pembicaraan yang akan Belinda bawa saat ini. Alby mengerti dengan jelas apa yang Belinda inginkan, apa yang gadis itu khawatirkan dan apa yang gadis itu sebutkan dalam doa setiap harinya. Alby paham. Alby memahami Belinda lebih dari Belinda memahami dirinya sendiri.
Dan satu hal yang keduanya paham, hubungan dengan keyakinan yang berbeda itu menyesakkan dada dan menyulitkan setiap gerak atau langkah yang akan mereka lakukan. Keduanya punya keyakinan yang berbeda, tapi masih dengan arogan dan keras kepalanya memilih melanjutkan hubungan mereka.
“Aku paham Bel.” Alby menatap lurus kearah Belinda. Tangannya bergerak membelai rambut halus milik Belinda lembut, merapikan poni tipis yang menutupi sedikit kening milik gadisnya itu. “Bunda juga tanya hal yang sama. Bunda tanya hubungan kita akan berakhir gimana karena keyakinan kita yang berbeda satu sama lain. Bunda bilang hubungan kita terlalu rumit karena perbedaan ini.”
Helaan nafas berat terdengar dari Belinda. Ia meraih tangan Alby, menggenggamnya erat seolah tidak akan pernah melepaskan tangan Alby sampai kapanpun. “Mama dan Papa gak kasih izin aku melepas keyakinan aku demi kamu. Aku juga yakin Bunda dan Ayah kamu gak kasih izin serupa, iyakan?”
“Iya.” satu jawaban keluar dari bibir Alby mampu membuat Belinda terisak tanpa suara. Genggaman tangan Belinda terasa lebih erat dari sebelumnya.
“Aku sempat berpikir melepas keyakinan aku buat kamu. Aku sempat berpikir untuk melepas pencipta aku untuk ciptaan-Nya. Tapi setelahnya aku sadar gimana kalau kamu bukan jodoh aku? gimana kalau hubungan kita gak sesuai sama hal yang kita mau? gimana kalau aku melepas Tuhan untuk hal yang gak pasti di masa depan apa? kamu tau Alby, aku gak suka berharap sama hal kosong, hal yang gak akan pernah aku tau akhirnya gimana.” Belinda mengigit bibirnya susah payah menahan tangis yang membuat bahunya bergetar hebat. “Aku juga berpikir, gimana bisa aku meninggalkan pencipta aku untuk untuk sesuatu hal yang aku gak bisa prediksi gimana nantinya di masa depan? aku juga takut kamu akan berpikiran ‘Penciptanya aja ditinggal, apalagi aku?’ kalau aku mengambil langkah itu.”
“𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴, hey.” Alby memeluk gadisnya erat. Lebih erat dari pelukan biasa yang Alby berikan. Alby menyadari itu, begitu juga sang gadis. “Aku pernah sebut kamu dalam doa aku. Aku berharap kamu mau mengalah, kamu mau melepas keyakinan kamu demi aku. Aku berpikiran sama. Aku merasa malu. Aku merasa malu dan gak tau diri berdoa untuk mengambil kamu dari Tuhan kamu di saat aku sadar aku belum punya apapun dan gak akan bisa kasih apa yang Tuhan kamu kasih ke kamu. Aku sayang kamu Bel. Aku sayang kamu dan kamu jelas tau itu. Tapi maaf, aku lebih menyayangi Tuhanku dan aku yakin seratus persen kamu pun lebih sayang Tuhan kamu daripada aku.”
Tanpa balasan, tanpa suara tangis yang menyesakkan dada, keduanya memilih diam sibuk dengan pemikiran masing-masing dengan air mata yang membasahi pipi mereka. Diam memeluk satu sama lain seerat yang mereka bisa karena baik Belinda dan Alby sadar kalau titik ini adalah akhir mereka.
Alby menggelengkan kepalanya lalu menepuk pelan pipi kanannya agak keras. “Apaan sih, anjing.” umpat Alby untuk dirinya sendiri. Ibu jarinya bergerak menahan lama ��𝘶𝘣𝘣𝘭𝘦 𝘤𝘩𝘢𝘵 yang dikirimkan Keanu lalu menekan 𝘪𝘤𝘰𝘯 tempat sampah. Menghapus video tentang Belinda yang dikirimkan Keanu padanya.
Alby menggenggam ponselnya erat-erat sambil menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengisi paru-parunya dengan pasokan udara sebanyak yang ia mampu. Tiga tahun berlalu. Tiga tahun sudah hubungannya dan Belinda selesai, tapi semuanya masih terasa sama. Perasaanya masih sama dan Alby tidak berniat untuk membuat semuanya tetap sama. Bagi Alby dan Belinda hubungan mereka sudah selesai. Keduanya memilih memeluk erat keyakinan masing-masing sebagai akhir dan 𝘧𝘪𝘯𝘢𝘭 bagi hubungan mereka. Menurut Alby hubungannya dan Belinda sudah mencapai titik 𝘵𝘩𝘦 𝘦𝘯𝘥, tanpa 𝘦𝘱𝘪𝘭𝘰𝘨𝘶𝘦.
୨୧
0 notes
Text
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Venus
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Venus
Arti Nama Venus – namaanakperempuan.net. Bagi orangtua yang tengah menunggu kehadiran putri tercinta, kini pasti sedang membutuhkan referensi nama bagi anak perempuannya. Tenang saja kami telah memilihkan nama anak terbaru yang mungkin bisa menjadi pilihan nama perempuan Ayah/bunda.
Misalnya melalui nama dari Venus. Kata Venus mempunyai arti penuh kebaikan. Diambil dari bahasa Latin dan negara…
View On WordPress
#Arti Venus#Gabungan Nama Venus#Makna Nama Venus#Maksud Nama Venus#Nama perempuan yang artinya Cinta#Rangkaian Nama Venus
0 notes
Text
Arti Nama Chadna Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Chadna Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Chadna – tanyanama.com. Sembari menanti kehadiran bayi perempuan, tak ada salahnya mulai memilih nama yang bagus bagi anak perempuan. Pilihan nama bayi bisa berasal dari banyak inspirasi. Tetapi yang terutama harus diperhatikan yaitu arti namanya.
Chadna mungkin layak disematkan menjadi nama anak gadis Anda. Selain modern, Chadna juga mempunyai makna nama bagus. Kata asal bahasa India…
View On WordPress
#Arti Chadna#Makna Nama Chadna#Maksud Nama Chadna#Nama perempuan yang artinya cinta#Rangkaian Nama Chadna
0 notes
Text
Kepada Mu, Ku Kembalikan Segala Rasa Ini
Aku begitu kagum dengan seorang perempuan yang mampu mengkonsep mahabbahnya dengan sangat rapi. Seakan-akan ia memang ingin menunjukkan kepada sang pencipta bahwa “ ya allah..iniloh aku kembalikan rasa yang pernah engkau titipkan kepadaku saat itu, aku telah mengembalikannya seperti saat engkau menitipkannya kepadaku. Tanpa adanya campur tangan noda-noda kemaksiatan didalamnya”.
Akupun tersadar bahwa seseorang yang cerdas tentu akan meluruskan pola orientasinya ini hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karna ia faham posisinya ini sebagai siapa? karna seringkali kita menyangkal bahwa diri ini hanyalah seorang hamba bukan sang pencipta.
Pihal sebuah mahabbah, mari kita mengulik kisah cinta seorang perempuan yang begitu luar biasa. Ia biasa di panggil dengan sebutan Rabi’ah. Sangking besarnya rasa cinta beliau kepada sang khaliq, beliau seolah-olah tidak mengenali yang lain selain daripada Allah SWT. Oleh karena itu, dia terus menerus mencintai Allah SWT semata. Beliau tidak mempunyai tujuan yang lain selain daripada untuk mencapai keridhoan-Nya. Rabi’ah telah menali mati akal, pikiran, dan perasaannya hanya kepada akhirat semata.
Cinta Rabi’ah kepada Allah SWT seakan-akan masih belum terpuaskan, meski hijab penyaksian telah disibakkan dan menyilaukan setiap mata yang membaca keseriusan cintanya. Oleh karena itu, Rabi’ah tidak henti-hentinya memohon kepada kekasihnya itu agar ia bisa terus mencintainya dan dia pun cinta kepada-nya. hal ini sesuai dengan firman Allah SWT “ dia mencintai mereka dan mereka mencintainya.(qs.5;59).
Aku, menemukan salah satu doa yang dipanjatkan oleh Rabi’ah al adawiyah kepada sang khaliq. Doa penuh pengharapan agar ia tetap diberikan izin oleh Allah SWT untuk tetap mencintai-Nya hingga Allah SWT memenuhi ruang hatinya.
“ Tuhanku, malam telah berlalu dan siang segera menampakkan diri. Aku gelisah apakah amalanku engkau terima, hingga aku merasa bahagia. Ataukah engkau tolak sehingga aku merasakan bersedih. Demi ke-Maha Kuasaan-Mu,inilah yang akan ku lakukan. Selama engkau beri aku hayat, sekiranya engkau usir dari depan pintu-Mu, aku tidak akan pergi karena rasa cintaku pada Mu telah memenuhi hatiku “.
Cinta bagi Rabi’ah telah mempesonakan dirinya hingga ia telah melupakan segalanya selain daripada Allah ta’ala. Tapi, bagi Rabi’ah cinta tentu bukan hanya sekedar tujuan. Akan tetapi lebih daripada itu. Cinta adalah jalan menuju tuhan sehingga Dia ridho kepada hamba yang mencintai-Nya.
Masya Allah .. seketika aku menanyakan ke hatiku, prihal komitmen yang ingin ku bangun kepada-Nya. Disepanjang usia ku, belum pernah ku temukan doa seindah itu di dalam bait-bait panjangku. Aku tidak pernah merasakan rangkaian kata seindah ini. Seakan-akan aku terbawa dalam proses rasa cintanya Rabi’ah kepada Allah ta’ala.
Di dalam surah al-Anfal ayat 2, allah berfirman yang mana artinya : “sesungguhnya, orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya….”
Lalu, aku mencoba meraba hatiku, Kenyataan, bahwa diriku belum berada di level mencinta-Nya adalah sesuatu yang harus terus dipertanyakan. “mau sampai kapan, hatimu sehambar ini ketika menghadap sang pencipta ?”.
Ya allah ..
Kepada-Mu, ku kembalikan segala rasa ini. Jadikanlah aku seorang perempuan ke dua setelah Rabi’ah al adawiyah yang begitu mencintai-Mu dan Engkau Cintai.
13-Mei-2022
5 notes
·
View notes
Text
Loveyou Anak Mami Elsa dan Papi Ressa 🖤
#cleafreya
#cleafreyanayyaraalmahyra
#artinamacleafreya
CLEAFREYA adalah nama anak bayi perempuan yang artinya Dewi Cinta yang Dermawan.
CLEA
Clea adalah nama populer untuk anak perempuan. ... Nama Clea ini melambangkan orang yang terampil, ulet, dan kompeten. Ia adalah orang yang lembut hati dan murah hati dalam urusan uang.
Semoga Dermawan ya nak! Bantu yg lagi membutuhkan berkah selalu yg positif .
FREYA
ARTINYA DEWI CINTA | Kebahagiaan DALAM PERNIKAHAN
NAYYARA
Nayyara Dari bahasa arab yang memiliki makna (1) Bercahaya (2) Bersinar. Kita pun dapat maknai arti Bercahaya, dan Bersinar sebagai doa agar calon bayi perempuan kita menjelma menjadi anak bayi perempuan yang selalu ceria.
ALMAHYRA
Berasal dari bahasa Islami, Almahyra memiliki makna yang teramat bagus. Almahyra memiliki makna keberhasilan, cerdas, dan beruntung. Dengan makna demikian, terpanjat doa orang tua agar kelak anak perempuannya tumbuh menjadi sosok yang cerdas, juga selalu dilimpahi keberhasilan dan keberuntungan dalam kehidupan.(Sejahtera)
Bahagia selalu ya Sayang❤️
CLEAFREYA NAYYARA ALMAHYRA
CLEAFREYA NAYYARA ALMAHYRA RYOEHAN
#cleafreyanayyraalmahyra
#cleafreyanayyaraalmahyraryoehan
#cleafreya2019
#namaanak2019
#november2019
#artinamacleafreya
#namabayiperempuan
2 notes
·
View notes
Text
Yang dibutuhkan ialah ketaatan
#KEHIDUPAN SUAMI ISTERI KEHIDUPAN DUA SAHABAT
Oleh: Hafidz Abdurrahman
Meski Islam menjadikan pria sebagai "Qawam" bagi isterinya, tidak berarti suami identik dengan raja, dan isterinya menjadi rakyat. Suami menjadi majikan, dan isterinya menjadi pembantu, bahkan budak. Tidak. Bukan begitu makna "Qawam"
"Qawam" itu adalah sandaran. Suami adalah sandaran hati isteri. Maka, suami harus siap menampung keluh kesahnya. Jadilah pendengar yang baik bagi isterimu
"Qawam" itu artinya, suami membimbing dan menuntun isterinya. Memenuhi apa yang menjadi nafkahnya. Makanan, pakaian dan tempat tinggalnya. Dengan bekerja di luar rumah mencari nafkah
Isteri adalah ibu dan pengurus rumah. Meski capek bekerja, ketika melihat isteri membutuhkan bantuan, tanpa diminta, suami akan membantunya. Begitu juga sebaliknya
Hal-hal kecil, seperti mencuci piring, bejana, menjahit baju, mencuci pakaian kotor juga dilakukan Nabi. Begitu juga membuat minuman, Nabi membuat sendiri. Kalau di rumah tak ada makanan, dengan segera Nabi berpuasa. Kalau ada makanan, dan masakannya kurang pas pun, Nabi tidak mengeluh apalagi mencaci
Itulah cara Nabi menjaga perasaan isteri. Cara Nabi menjadi sahabat bagi isterinya, dan cara Nabi menjadi "Qawam"
Nabi di rumah juga bergurau dengan isterinya. Membuat isterinya tersenyum dan tertawa. Kadang Nabi merayu dan menggoda mereka. Meski tak berarti di rumah mulianya tak pernah ada masalah
Suatu ketika Aisyah ada masalah dengan Nabi, Nabi ajukan beberapa nama menjadi penegah, Aisyah menolak, hingga disetujuilah Abu Bakar, ayahnya sebagai penegah. Saat tahu masalahnya, Abu Bakar marah, putri dipukul hingga hidungnya berdarah. Saat itu, Nabi dengan penuh kasih sayang mengusap hidung Aisyah yang berdarah, membersihkannya dengan air dan kain. Usapan yang penuh kasih sayang dan cinta
Nabi menjadi suami terbaik bagi isterinya, baik saat monogami 25 tahun dengan Khadijah, maupun poligami 10 tahun dengan 9 isterinya
Kata Nabi, "Lelaki terbaik, adalah lelaki yang paling baik kepada isterinya. Dan akulah lelaki yang paling baik kepada isteriku." Maka, wasiat khutbah wada' pun ditujukan kepada lelaki agar berbuat baik kepada isterinya.
================================================
Ini tulisan salah satu ustadz, zaman sekarang karena perempuan itu macem makhluk nomor dua, akhirnya banyak muslimah yang mengambil ide-ide yang sejatinya sudah ada dalam Islam dan lebih complit untuk dijadikan nilai hidup mereka. Ide-ide yang mereka ambil sejenis gender equality dkk itu tidak menghantarkan perempuan pada apapun selain menutup masalah dengan masalah.
Kalau saja sebelum mengambil ide-ide sesat sejenis gender equality itu para muslimah mau mendalami dengan seksama bagaimana kehidupan berumah tangga suri teladan yang wajib kita ikuti, niscaya para wanita akan mendapatkan kesimpulan yang sederhana yaitu agar terciptanya hubungan yang harmonis maka dibutuhkan skill agama & skill kehidupan dengan ‘wasit’ syariat Islam.
46 notes
·
View notes
Text
Rivera : Chapter 2
“Jadi, siapa pilihan lu, Ver?”
Sontak pandangannya berubah, sedang aku kembali mencoba menekuri kompas matanya yang lagi-lagi berulah. Ya, perempuan muda di hadapanku ini sedang resah. Rivera, Rivera. Kok permasalahan cinta bikin kamu sebingung ini?
“Gatau, ngga ngerti gue Nan,” keluhnya.
“Pola singularitas yang sama, lagi-dan-lagi,” Aku tersenyum. “Lu tuh anak Psikologi, sukanya ilmu jiwa, tapi sekarang kok bingung kalau jatuh cinta,”
Sepersekian detik, mulutnya memonyong dan meniupkan udara ke arah keningnya, layaknya bunyi angin dari ban yang gembos yang dapat menggerakkan beberapa helai poninya yang menyembul dari gelung rambutnya. Aku kagum sekaligus heran, kok perempuan bisa begitu cantik kalau melakukan hal itu ya?
Ia menggaruk lantai dengan pangkal sepatu loafer-nya, meregangkan kakinya yang sejak tadi bersilangan tampak tak karuan seperti keadaan hatinya. Bahasa tubuhnya sudah menunjukkan gelisah yang konkret.
Sedang aku, hanya tersenyum melihatnya. Maksudku, melihat pokok permasalahannya mengenai lelaki, menurut perspektifku- sembari ya, menuntun ia mengeja jawaban apa yang ia inginkan bibirnya selaras dengan hatinya. Ya, ia bukan perempuan polos yang tak tahu jawaban dari pilihannya sendiri. Siapa bilang perempuan andal dalam menilai kerumitan lelaki? Boleh jadi teorinya dipelajari di kelas, tapi menemui beda tiap kepala tentu saja artinya berbeda lagi.
“Dua-duanya bikin nyaman,” ucapnya, sambil menyalakan batang mentol kedua.
“Nyaman dalam definisi apa, dulu?” sergahku.
“Ya gitu deh. Punya karakter masing-masing,”
“Ya itu mah pasti,” Kutangkap ekor matanya. “Masalahnya bukan itu. Tapi, gimana caranya supaya elu mampu memilih yang tepat untuk kondisi sekarang,”
“Maksud lu, Nan?” Kali ini Rivera menggeser kuda-kuda kursinya mendekat ke arahku.
Aku menghela nafas. Penjelasan soal logika kadang tak melulu mudah dimengerti oleh perempuan. Lelaki memang menang telak soal ini, bukan? Sialnya, dalam kasus ini yang justru harus memilih adalah perempuan, diantara dua kutub hatinya yang begitu bertentangan satu sama lain.
“Kata dasarnya nyaman, ya. Tolong garisbawahi dulu ucapan gue,” aku mendeham. “Tolong matiin dulu itu rokok , asapnya ganggu, gue jadi gabisa mikir nih,”
Ia mengangguk pelan sembari menyilangkan lagi kakinya, merebahkan punggungnya di bahu kursi panjang berukir yang sejak tadi tak digunakannya untuk bertopang. Kini badannya condong penuh ke arahku, bersikap menekuri arif setiap ucapku. I’ll give you the last shot, semoga kau mengerti.
“Tergantung lu sih, Ver. Rasa nyamannya eu sama sifat dua lelaki itu pasti punya gaya yang beda. Satu, ada sifat cowo yang bikin elu nyaman terlindungi. Ini bakal cocok banget kalau elu ngerasa hidup dan tantangan yang dijalanin tiap hari itu bikin ngga nyaman,”
“…. Misal, kaya tugas-tugas kuliah elu, atau kaya semacam kumpul himpunan, atau apalah, yang pokoknya ribet-ribet, pokoknya elu tuh sibuk, when you have through many hard times,” Sembari telunjukku mengacung, “Cowo ini yang pas buat meredam tensi stres lu, yang bakal ngerti lu di kala kesibukan, yang bisa ngatur waktunya buat tetap terhubung dengan lu, yang jadi es pendingin di hari-hari lu yang panas ngga jelas. Ya, lelaki gini cocok lah kalo gitu,”
Ia mengangguk. Sontak matanya melihat tanganku yang membentuk huruf V.
“Dua, ada juga sifat cowo yang justru bikin elu keluar dari zona nyaman. Ngerti kan? Jadi, ini bakal pas kalau hidup lu itu terasa mengalir seperti biasa aja, ngga ada yang aneh, bahkan cenderung basi. Aktivitas elu mungkin gitu-gitu doang, segala tantangan bisa lu handle, sekolah-pulang-sekolah-pulang… dan bahkan kalau elu ngerasa bosan ngejalaninnya…”
“…Nah, cowo tipe gini yang lu butuhin banget. Yang suatu kali tiba-tiba ngajak elu pulang naik damri bareng, yang tiba-tiba dateng ke rumah kamu ngajak ngejain tugas sambil bawa sebuket bunga, atau yang bela-belain nyanyi pake gitar pas dari selasar kampus kalau lu lagi belajar di kelas. Gila sih emang, tapi yang kaya gini ada. Yang intinya bikin hidup lu lebih berwarna, yang bisa bikin roller coaster gitu, yang bikin elu bakal nanya ; kejutan yang dia buat hari ini kira-kira apa ya?”
Rivera menghembuskan nafasnya panjang, bernada sumbang. Kebingungannya ia jadikan alasan untuk menepuk-nepuk sweater birunya yang kejatuhan abu rokok sejak tadi. Tampaknya, logikanya yang berkelir sedang memilih, mencari-cari alasan terbaiknya untuk satu nama.
Sementara, aku terdiam dan menunggu setelah kuselesaikan kalimat pamungkasku. Barangkali, terang pilihannya untuk dapat dikatakannya sekarang juga. Atau justru kalimat bingung nan ambigu yang sama?
.
“Namanya siapa aja, sih?”
“Bernard.. ama Tarra, Nan” ujarnya, sambil merentangkan tangan menjangkau zippo miliknya.
“Jadi, mau ama siapa?” Pungkasku, sambil merampas zippo itu terlebih dulu.
“Gatau,” dia memaksa nyengir.
“Hehe,” tukasku, kesal. “Jangan pake perasaan mulu, napa. Sekali-kali logikaan coba! Dasar cewe,”
Ia berdeham.
“Hehe,”
“Haha-hehe-haha-hehe, huuuuu,” Aku makin kesal dibuatnya. “Inget, asal ngga ganggu kuliahnya ya! Elu sendiri bilang semester kemarenan udah dapet dua nilai C matkul dosen killer, masa mau diulangin lagi?”
‘Iyaaaaa,” ucapnya, sambil memperagakan gerakan mencium ke arahku.
“Woy apaan, anjir!!” aku mengibaskan jemariku, sementara Rivera seperti biasa hanya terkekeh. Ia sudah sangat terbiasa menggodaku. Katanya, lelaki rikuh sepertiku enak untuk digoda. Paling tidak, tidak ada intensi membalas. Curang memang, ia sering mencubit dadaku sementara aku tidak bisa melakukan hal yang sama.
“Tapi, makasih ya Nan. Nanti deh, gue pilih nama yang terbaik. Jangan sampe salah pilih, jangan sampe nyakitin hati salah seorang dari mereka.” ujarnya diplomatis.
Aku tersenyum, mengacak-acak rambutnya. Sengaja kucuri jepit rambutnya, agar rambutnya tergerai bebas seperti kebingungannya yang sejak tadi menyanderanya. Ia masih setia dengan jepitan rambut dari kadoku dulu.
“Iya, Astari,” Aku tersenyum. “Duh, udah berapa orang pacar elu sih, Ver. Gebetan mah udah ngga keitung. Elu kok gampang banget jatuh cinta, kenapa deh?” tanyaku, sambil merogoh kocek mencari sebungkus kretek.
“Elu mau tau ngga rahasia penting,” cengirnya manis. “Gue sebagai anak psikologi itu demen banget sih mengenali karakter orang, kesan pada jiwa orang kan beda-beda. Lewat mata, yang katanya jendela jiwa. Lalu lewat kata-katanya, perbuatannya, kebiasannya, sampe ke pemikirannya,” ujarnya, sambil menyalakan lagi mentolnya bersamaku.
“Kalo gitu mah wawancara aja udeh, kenapa mesti pacaran? ribet,”
“Aduh, Nan. Gimana ya ngejelasinnya. Situasi gini butuh pengorbanan, musti nge-blend. Mengenali Psyche itu ngga cuma bisa kaya nyentuh permukaan air. Sekali waktu, elu harus nyelem ke dalemnya. Ini cara gue buat lebih ngerti, terutama pikiran lelaki ke perempuan kaya gue,”
Aku mencoba memahaminya dalam satu hembusan kretek yang panjang. Mengepulkannya ke atas kepala, membuat bulatan-bulatan yang berkelir dengan kebingunganku di udara.
“Nyelem mah elu kudu nikah dong ama dia. Ngga fair dong kalo cuma pacaran mah. Elu ngga tidur ama dia, ngga hidup dengan dia, ngga membersamai dia….”
Telunjuk Rivera menyentuh bibirku. “Iya iya, ini mah cuman snorkeling lah, ibaratnya. Serius amat hidup lu, Nan. Lah jadi keder gue, heran deh,”
“Iya, santai dong ah, gue cuman excited doang kali,” ujarku sembari menyusutkan posisi tegak bahuku. Mengedarkan pandangan sekeliling, aku merasa cukup nyaman berada di cafe kecil berornamen serba putih di bilangan jalan Maranatha ini. Kebetulan hari sedang hujan dan tidak sedang ramai orang. Seringkali dalam hening, aku tak sadar bisa menggumam sendiri. Kali ini soal perilaku Rivera yang membuatku heran, apakah dia sengaja untuk mencari sesuatu yang baik dengan menyakiti perasaan orang lain? Kadang bisa gila juga aku kalau menelusuri jalan pikirannya. Hanya saja dalam pikiranku, ada sedikit hal yang kusetujui ; bahwa dalam melakukan percobaan, seringkali memang membutuhkan korban.
Bersandar lalu menatap jendela, menghembuskan dua pertiga sisa kretekku dengan khidmat. Pacaran? Cih. Aku seperti tak mengenali lagi ujaran itu. Hampir dua tahun aku merasakan abrasi dalam hatiku soal keberanian menghadapi ancaman cinta-mencintai. Buatku, pengalaman cinta memang sekolosal itu ; berani berlayar, berani juga menghadapi resiko tenggelam. Hanya saja, aku waktu itu belum siap dan terkaget-kaget ketika perahu hubunganku limbung dengan seorang wanita yang sampai hari ini masih membekas ingatannya padaku. Ah, sial. Belum ada obatnya.
“Kenapa ngga elu aja sih, Nan, yang jadi pacar gue?”
Aku yang tadi sedang berada di kuadran masa lalu, seperti tertarik oleh suara lentik yang seperti petir di siang bolong. Untung, pikiranku masih sempat berhitung soal jawaban terbaik.
“Bukan tipe gue, elu mah,”
“Taik.” semburnya kesal.
“Yeeh, nyolot,”
“Trus, kenapa elu ngga pacaran sampe sekarang?”
“Males gue. Masih belum nemu aja, Ver”
“Secakep sih mantan lu? Siapa namanya, Alya ya? Yang dulu sempat lu ceritain? Sampe bikin elu jadi lelaki kikuk kaya gini, aduh. Padahal elu tipe yang bisa banget ngertiin cewe loh, Nan.”
“Udah lah, ngga usah diobrolin lagi,”
Rivera menangkap perubahaan moodku. Dengan segera ia menamatkan mentolnya dan membenamkannya ke dalam asbak. Lalu, ia bernyanyi tanpa lirik sembari melihatku mengatur kembali suasana hati. Ia agaknya sudah paham bagaimana caraku marah. Dan cara marahku adalah diam. Saat ketika diam seperti ini caranya yang paling membuatku segera lebih baik adalah memperdengarkan suara merdunya. Jujur, aku menikmatinya. Bagaimanapun, sosok perempuan ini memang spesial. Aku akui. Hal kecil seperti merokok bersama perempuan adalah sebuah kecanggungan bahkan tabu ; tetapi tidak terjadi bila aku bersama Rivera.
“Dah, yok balik,” aku menenggelamkan punting terakhirku.
“Yok,” Ia mengenakan jaket dan menggelung rambutnya, merampas lagi jepitan rambut ungu miliknya yang sejak tadi kuletakkan di atas meja.
“Mendung nih. Bawa si Cooper ngga?” ujarku, menanyakan mobilnya.
“Ngga. Lagian bodo amatlah basah dikit, deket kok kosan gue. Hayu aja cus balik,”
“Siap, princess..”
Kustarter Piaggioku, menawarkan boncengan sebentar ke depan kostnya sebelum aku menerjang hujan yang dinginnya terasa jeri. Meski begitu, seperti hari-hari biasanya, hubunganku dengan Rivera tampak berlangsung dengan baik-baik saja.
.
Bersambung...
Bandung, 18 April 2020.
Cerita sebelumnya di sini.
41 notes
·
View notes
Text
What Books to Read during Quarantine Days?
Beberapa teman saya mulai kehabisan film atau series untuk ditonton, beberapa yang lain mulai bernostalgia masa-masa sebelum menjalani karantina, dan beberapa yang lain mulai melakukan hal-hal baru yang tidak terbayang akan mereka lakukan dalam hidup mereka. Sebagai seseorang yang gemar membaca buku, rasanya saya ingin mencoba menularkan kebiasaan saya ini kepada beberapa orang. Karena memang, buku dapat menjadi terapi tersendiri bagi orang-orang yang rindu rutinitas dan pemandangan dunia luar.
Membaca buku dapat mengantarkan kita pada tempat-tempat indah lainnya. Buku juga dapat membawa kita menjelajahi waktu, tentunya dengan mengandalkan imajinasi. Salah satu hal yang saya sukai dari membaca buku adalah fakta bahwa saya dapat tenggelam dalam pikiran dan kehidupan orang lain pada suatu waktu dan dapat mempelajari suatu hal berharga tanpa harus mengalaminya langsung. Jika selama ini beberapa orang terlarut dalam kesibukannya di luar sehingga sulit mencari waktu untuk membaca buku saya rasa saat pandemi ini, dengan waktu luang yang ada, adalah waktu yang tepat untuk memulai.
Saya adalah salah satu orang yang dapat tenggelam dalam berbagai genre buku. Bukan hanya novel fiksi, akan tetapi buku nonfiksi seperti biografi, politik, sejarah dan buku how-to yang mengajarkan kita banyak hal praktis dalam kehidupan menjadi genre buku yang saya gemari. Kali ini saya akan membagikan beberapa buku yang menjadi pilihan bacaan saya selama masa swakarantina ini dengan harapan tulisan ini akan membantu orang-orang yang ingin mencoba hobi baru atau memperluas koleksi bukunya.
What Books to Read during Quarantine Days?
1. A Brief History of Time - Stephen Hawking
Buku ini saya letakkan pada pilihan pertama bukan lain karena buku ini begitu berkesan bagi saya ketika saya selesai membacanya beberapa hari yang lalu. Stephen Hawking merupakan salah satu fisikawan cemerlang pada abad ini. Sumbangsihnya untuk ilmu pengetahuan patut diapresiasi dan beliau merupakan salah satu tokoh inspiraif bagi saya. Tidak seperti judulnya, buku ini bukan merupakan “buku sejarah” yang ditulis sesuai metodenya (kebetulan saya adalah mahasiswa ilmu sejarah sehingga saya tahu apa bedanya). Melainkan buku ini merupakan tulisan singkat mengenai bagaimana dunia ini bekerja, ditinjau dari ilmu fisika dan astronomi.
Pembaca akan sulit mengerti apa yang dibicarakan oleh Hawking dalam karyanya ini karena ia sedikit banyak menjelaskan teori ilmu alam yang asing, terutama untuk orang-orang yang tidak familiar dengan istilah dan rumus fisika. Akan tetapi Hawking dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh pembaca awam sehingga maksud, tujuan, dan pesan dari penulisan buku tersebut dapat sampai kepada pembaca. Setelah membaca buku ini, pandangan saya terhadap alam semesta dan terhadap kehidupan berubah. Jika kita selama ini memandang dunia hanya pada sebuah pohon, setelah membaca buku ini kita dapat memandang dunia pada seluruh hutan dengan segala keragamannya.
2. Garis Batas - Agustinus Wibowo
Sebenarnya saya telah selesai membaca buku ini pada tahun 2018. Akan tetapi saya kembali diingatkan pada buku ini ketika saya mulai membaca biografi Gengis Khan yang ditulis oleh John Man (yang saya beli pada tahun 2016, dan belum selesai saya baca hingga saat ini). Ketika membaca kisah hidup Gengis Khan, tentu saja kita akan dibawa mengelilingi tempat lahir, tempat ia tumbuh besar, dan tempat ia mulai menaklukkan hampir seluruh bagian Asia. Saya sangat tertarik dengan deskripsi John Man terhadap wilayah-wilayah negara stan pada buku itu. Kemudian saya teringat akan buku yang ditulis dengan sangat baik karya Agustinus Wibowo tersebut.
Buku Garis Batas bukan seperti tulisan perjalanan atau travel yang biasa kita lihat atau baca di majalah, atau buku di gramedia pada rak travel yang kebanyakan hanya berisi tips yang sebenarnya bisa kita ketahui dengan mudah dari internet. Buku ini menceritakan perjalanan Agustinus Wibowo di beberapa negara stan secara mendalam. Bukan hanya bercerita mengenai pemandangan yang indah, akan tetapi beliau juga bercerita mengenai manusia dan segala lika-liku kehidupan di beberapa negara yang sangat kontras antara satu sama lain. Melalui bukunya, kita akan membuka mata terhadap fakta bahwa meskipun berasal dari ras dan etnis yang sama, akan negara dan politik membuat nasib manusia-manusia sungguh berbeda. Buku ini cocok untuk orang-orang yang memiliki hobi berkelana, khususnya pada masa pandemi ini ketika menjadi turis adalah sesuatu yang berbahaya untuk dilakukan.
3. Call Me By Your Name - Andre Aciman
Perkenalan saya dengan buku ini mungkin terbilang unik. Jika biasanya kita membaca buku terlebih dahulu sebelum akhirnya diproduksi dalam bentuk film, saya berkenalan dengan buku ini setelah saya selesai menonton filmnya. Betul, buku ini merupakan asal adaptasi dari film dengan judul yang sama, yang diperankan dengan sangat baik oleh Timothee Chalamet dan Armie Hammer. Buku ini adalah buku yang saat ini sedang saya baca dan tentu saya belum bisa menyimpulkan kesan yang saya dapat dan pelajaran apa yang dapat kita peroleh. Akan tetapi buku ini menjadi salah satu rekomendasi saya karena buku ini dapat mengatasi rasa rindu kita terhadap karya fiksi yang utuh--dalam artian dari segi pemilihan kata, penyampaian narasi, plot, hingga latar tempat dalam cerita disampaikan dengan begitu baik.
Pengalamannya tentu berbeda dengan menonton filmnya, dalam buku ini, kita masuk ke dalam isi hati dan kepala Elio. Kita dapat memandang Oliver dan keindahan Italia dari sudut pandang Elio. Bagi orang-orang yang menganggap filmnya bagus (bukan hanya karena aktornya yang tampan), mereka akan jatuh cinta pula dengan bukunya--tentu jika mereka mengalami perkenalan yang unik dengan bukunya sama seperti saya!
4. Sapiens - Yuval Noah Harari
Siapa yang tidak kenal buku ini? Di kalangan sejarawan atau orang yang suka membaca literatur sejarah, Yuval Noah Harari sudah tentu bukan nama yang begitu asing. Ia merupakan seorang sejarawan berkebangsaan Israel yang semasa studinya (atau hidupnya sampai saat ini) didedikasikan kepada penulisan sejarah berbingkai makro. Jika sejarawan biasanya menulis permasalahan yang spesifik pada ruang dan waktu tertentu, Yuval Noah Harari menulis permasalahan besar yang terjadi secara global serta dalam bingkai waktu yang panjang--artinya dari abad ke abad, dari generasi ke generasi. Seperti pada buku Sapiens.
Saya ingat betul ketika awal buku ini muncul di Indonesia, buku ini begitu terkenal bukan hanya karena apresiasi orang-orang terhadap ilmu yang terkandung di dalamnya, akan tetapi juga karena kontroversi yang timbul hanya karena sang penulis merupakan orang Israel yang diasosiasikan dengan agama Yahudi (yang tentu kita tahu betapa sensitifnya hal tersebut di negara kita). Untungnya saya baru sempat membaca buku ini ketika saya sudah berkuliah dan telah mendalami sejarah sebagai sains, sehingga saya paham betul pesan yang disampaikan dalam buku ini dan paham cara bagaimana mengkonsumsi buku ini dengan benar.
Buku ini sangat cocok untuk dibaca pada masa pandemi Covid-19 kali ini, sehingga kita dapat melihat permasalahan global tersebut bukan sebagai alat politik atau sebagai sebuah konspirasi, melainkan sebagai sebuah permasalahan yang memang harus dituntaskan secara sains. Sesuai dengan judulnya, buku ini menceritakan perjalanan sejarah manusia sebagai sebuah spesies sejak jaman pra-sejarah hingga masa kini. Alangkah baiknya bila sebelum membaca buku ini, kita terlebih dahulu melepaskan identitas ras, etnis, dan agama dari pikiran kita agar dapat melihat pesan yang disampaikan buku ini secara objektif. Setelah membaca buku ini, kita akan mengerti mengapa dunia menjadi seperti yang kita lihat saat ini. Buku ini dapat menjadi pelengkap bacaan buku Stephen Hawking pada poin pertama.
5. I am Malala - Malala Yousafzai
Terakhir adalah buku autobiografi Malala Yousafzai. Kita tahu betul siapa Malala. Ia begitu terkenal karena keberaniannya untuk melawan opresi terhadap kaum perempuan di tempat kelahirannya, Pakistan, ketika Taliban mulai menguasai seluruh sistem di negara tersebut. Saya telah membaca buku Malala setidaknya sebanyak empat kali dalam empat tahun ke belakang. Saya sangat terinspirasi dari kisah hidupnya, bukan hanya keberanian beliau untuk memperjuangkan hak perempuan atas pendidikan, akan tetapi juga karena buku biografi “I am Malala” menceritakan Malala dengan sangat baik.
Buku ini ditulis melalui sudut pandang Malala sendiri. Di mulai dari kisah ketika ia masih kecil dengan Pakistan yang dideskripsikan olehnya masih dipenuhi damai dan rasa aman. Buku ini terus bercerita mengikuti proses tumbuh besar Malala, yang diiringi oleh perubahan Pakistan secara radikal. Saya pikir, perempuan yang membaca buku ini akan dengan sendirinya setuju dengan hal-hal yang diperjuangkan dalam feminisme pada akhirnya. Buku ini memberikan gambaran kepada pembaca mengenai hal-hal yang kemudian menjadikan Malala seperti sosok yang kita kenal hingga saat ini. Autobiografi Malala ini merupakan salah satu buku biografi terbaik yang pernah saya baca, karena buku ini ditulis dengan unik--yaitu melalui sudut pandang dan narasi seorang gadis yang memang mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan.
We really should normalize reading as a daily activity!
Buku-buku tersebut merupakan lima dari banyak buku yang pernah saya baca dan menimbulkan kesan yang begitu mendalam. Saya harap buku-buku tersebut dapat menjadi awal mula yang baik bagi mereka yang baru akan memulai hobi membaca ini, dan dapat menambah pengetahuan baru bagi orang-orang yang ingin memperluas jangkauan genre-nya.
Saya harap, pilihan membaca buku selama menjalani hari-hari di rumah dapat menjadi hobi baru untuk banyak orang terutama di masyarakat kita dengan minat baca yang masih terbilang rendah. Sebaik-baiknya menjadi produktif, rebahan sejenak dan membuka halaman per halaman sebuah buku menjadi kegiatan yang sama produktifnya dengan berolahraga atau membuat kopi dalgona di rumah!
#buku#rekomendasi buku#books#quarantine#covid-19#yuval noah harari#malala yousafzai#stephen hawking#andre aciman#agustinus wibowo#art#places#philosophy
26 notes
·
View notes
Text
LAGU YANG LAGI VIRAL
Bismillaah Beberapa waktu terakhir, sedang banyak perbincangan tentang hukum sebuah lagu. Sebenernya perdebatan ini udah lama sih. Masih hangat juga pertanyaan dari Nana; kamu pilih lagu atau Qur'an? Nah loh. Di grup kemarin sempet bahas juga pengalaman baik Nana maupun Afid yang sempat terlena karna lagu trs mempengaruhi hafalan trs mereka berlepas dari lagu. Ya gitu, shock habbits juga kan baru dari boarding school ke kampus yang lebih bebas pegang gadget. Sempat juga dilarang buat ga mikirin suatu makhluk kalo ingin bnrbnr intens sama Qur'an. Iya, untuk hal itu bukan dalam bentuk pertanyaan lagi. Tapi anjuran serta larangan! Haha oke deh aku pengen ngerangkum pandangan Bunda Riannawati yang biasa ku panggil Bunda Ri. Beliau jadi pembina IQ di pengurusan ku ke-3 dan kami pernah berkunjung ke rumahnya. Bunda juga aktif menjadi pembicara di banyak acara. Pernah bertemu di Sekolah Keluarga Samara haha ex SPN atau Sekolah Pra Nikah-nya UNS ft. KPPA Benihnya Bu Vida. Juga sering bgt ketemu di kajian Jumat siang tiap akhir bulan di NH. Biasanya aku terkorbankan oleh para takmiroh menjadi panitia dadakan seperti penjaga snack, tilawah, maupun MC. But Im happy sih. Bunda Ri mengawali diskusi dengan rambu-rambu bahwa akan banyak perbedaan pendapat karena memang ini kajiannya terkait dengan fiqh khilafiyah/perbedaan pendapat, tinggal kemantapan hatinya bagaimana. Tapi kita ingin kemantapan hati itu dengan ilmu kan ya... Dari awal aja udah ada perbedaan, misalnya ada yang yakin mengharamkan lagu dan musik, ya udah akhirnya kita hormati itu, terus berarti gak perlu dong mengkaji tafsir lagu? Ya boleh saja, siapa tahu bermanfaat bisa melihat sisi lain mengapa kita masih suka bernyanyi. Nah, dijelaskan bahwa Bunda Ri termasuk yang tidak mengharamkan lagu dan musik, menganggap boleh asal isi lagu tersebut baik dan menyeru pada kebaikan. Musik sebagai sarana yang mengantar liriknya, jadi boleh. Tapi akan berbeda jika musik tersebut laghwi/berlebih-lebihan dan membuat kita terlena. Maka di sinilah kita mengambi tengah-tengah. Nah sekarang ke lagu Aisyah Istri Rasululah. Banyak sekali yang hafal liriknya, bahkan youtuber banyak sekali yang cover. Disebutkan beliau bahwa ini merupakan fenomena budaya populer. Ketika suatu produk laku di pasaran, maka berbondong-bondong produk sejenis akan menirunya. Meniru ini dengan tujuan masing-masing, ada yang komersil (diunggah di youtube ingin dapat uang), ada yang untuk sarana dakwah, atau hanya untuk having fun aja, senang-senang. Lagu ini awalnya dari Malaysia yang berjudul ‘Aisyah Satu Dua Tiga Cinta Kamu’ milik band asal Malaysia Projector Band. Berbeda dengan lagu Aisyah Istri Rasullullah yang lebih islami, lagu awalnya justru menceritakan sepasang kekasih yang putus nyambung. Kemudian dengan notasi yang sama, lirik lagu itu diubah Mr. Bie youtuber asal Malaysia dengan lirik seperti yang kita kenal sekarang. Awalnya lagu ini bernada ceria, tapi Sabyan Gambus membawakan lagu ini dengan gaya khusyu dan mellow, diposting 29 Maret 2020. Barulah kemudian peng-cover lainnya bermunculan. Bahkan liriknya sama sekali beda, tidak tentang Aisyah, tapi dengan notasi yang sama. Ada Aishwa anak sholehah, Ramadhan dll itu. Semua menggunakan nada yang sama bukan? Karena memang itu yang sudah akrab di telinga masyarakat. Mengapa tafsir yang muncul berbeda-beda? Sama sebenarnya saat kita membaca karya sastra, ada tafsir yang berbeda juga terhadap karya yang sama. Ini muncul karena wawasan masing-masing orang berbeda. Ada yang mengganggap bahwa lirik lagu tersebut terlalu ulgar, terlalu menggambarkan fisik Rasulullah, tidak sopan menyebut beliau tanpa embel-embel. Ini menurut orang yang sudah paham tentang Aisyah dan dan punya kesan tersendiri atas pemahamannya itu. Sehingga muncul pendapat, tak layak Sayyidah Aisyah digambarkan seperti itu dalam lagu. Begitu penjelasan dosen Sastra S1 UNS tersebut. Tapi bagi orang yang tidak tahu atau sedikit sekali wawasannya tentang Aisyah, akan mengatakan o... pipinya Aisyah itu putih bersih ya, romantis banget ya sama Rasul kalau marah dicubit hidungnya, minum dengan gelas yang sama, pernah lomba lari. Itu semua sumbernya dari hadits lho, bukan karangan si pencipta lirik. Ada wawasan baru buat dia bahwa ternyata seromantis itu hubungan Rasul dan Aisyah. Bahkan ada yang kemudian mengalihkan pengidolaan mereka dari wanita atau slebritas yang cantiiik banget versi mereka, ke Aisyah yang ternyata lebih cantik. Alumni sastra postgraduated UGM ini mengemukakan rasa salut bahwa sekarang mulai banyak yang cinta Aisyah, mengenal lebih jauh dan mengidolakannya. Serta berpesan untuk proses yang sekarang ini jangan berhenti, yang perlu dikritisi justu visualisasi dalam video klip lagu. Ada kan yang menghadirkan perempuan cantik putih tidak bercadar (karena ingin menunjukkan pipi putih berseri) dan ‘dimaknai’ penonton sebagai “Aisyah kayak gitu to?” apalagi ditambah penyanyinya yang genit dengan kedip mata. Orang jadi berpikir bahwa ini ‘pelecehan’ terhadap sosok Aisyah, ada juga yang berpikir “besok kalau cari istri yang begitu’. Bunda Ri menjelaskan bahwa itu semua ranah hermeneutik, penafsiran. Menurut ilmu hermeneutik, tidak ada tafsir yang salah jika berdasar pada alasan yang jelas. Salah itu menurut orang yang menganggap tafsiran orang lain tidak sama dengan tafsirannya. "Ya akhirnya kita kembali pada selera kita yang mana. Tapi harus diingat, kita tidak bisa menyalahkan orang lain yang tidak sama seperti kita karena memang sampai di situlah dia menafsir. Dalam proses lebih, kemudian ada yang mengubah liriknya seperti yang disarankan Buya Yahya, jadi ada Sayyidah di depan nama Aisyah. Ada unsur kecerdasan Aisyah juga dimasukkan lirik, bukan hanya fisik. Dalam video klip juga sudah ada yang dibuat sederhana, tanpa memunculkan visualisasi perempuan. Ya itu semua sah-sah saja. Budaya populer ya begitu. Dibuat untuk memenuhi selera masyarakat.Digubah dan didesain ulang sesuai tujuan masing-masing." Jelasnya panjang lebar. Bunda Ri lebih sepakat dengan apa yang disampaikan Ust Abdul Shomat dalam hal ini. Bahwa permasalahannya adalah pada siapa lagu itu ditujukan. UAS menganalogikan Aisyah adalah ibu (ummull mukminin) yang kemudian kita (anaknya ini) akan mengenalkannya ke cucunya (generasi milenial), maka menggunakan bahasa milenial juga https://republika.co.id/berita/q8lg3r5524000/viral-lirik-lagu-aisyah-istri-rasulullah-ini-kata-ustaz-abdul-somad [bisa dibaca lengkapnya] "Jadi kita ambil sisi positifnya bahwa populernya lagu itu menjadi sarana generasi milenial untuk lebih mengenal dan mencintai Aisyah. Tapi setelahnya jangan berhenti sampai di situ, kita harus terus menyemangati diri dan teman-teman kita untuk belajar sosok Aisyah tidak hanya dari lagu." Analogi dari Bunda Ri sama dengan muslimah yang belum berjilbab, kita harus lembut hati mengajak mereka untuk berjilbab. Yang berjilbabnya masih ngikat leher, ya pelan-pelan kita ajak mereka mengulurkan jilbab menutup dada, yang jilbab lebar pergaulannya masih aduhai, ya pelan-pelan kita luruskan. Eishhhh. Ketampar nihh!!! :') "Jangan terlalu ekstrim hitam putih dalam berdakwah yang kaitannya dengan akhlaq. Kalau aqidah iya, tapi kalau akhlak kan semua orang butuh berproses. Tapi bagi yang sudah paham ya ayo segera, jangan berproses itu selalu dijadikan alasan nggak maju-maju." Ehm ada kegalauan lagi; tapi bagaimana kalau lirik itu membuat laki-laki memvisualisasikan dan mengundang syahwat? Jawaban beliau, "wah, ini harus dicek dulu nih, benar nggak lirik itu mengundang syahwat. Subyektif sekali saya kira. Kalau begitu, banyak lirik lagu lainnya yang jauuuuh lebih mengundang syahwat dan mengapa itu tidak dipermasalahkan. Kalau ini soal orangnya ya, bukan soal lagunya. Saya akan berikan contoh cerpen karya Hamsad Rangkuti yang berjudul “Kuhapus bekas bibirnya di bibirmu dengan bibirku” Coba, ini vulgar nggak? Itu cerpen terbaik lho versi sastrawan Kompas. Tapi tidak bagi saya Ya mereka biasa dengan istilah2 begitu. Tapi sastra Islami tidak sama estetikanya dengan mereka, sehingga ketika menuls karya, kita tentu bisa membedakannya. Yang ekstrim ya bandingkan saja Ayu Utami dengan Helvy Tiana Rosa." Artinya apa? Perbedaan itu akan selalu ada. Kalau dikaitkan dengan dakwah di masyarakat, begitulah ternyata lahan dakwah memang sangat luas. Mereka yang masih menafsirkan dengan pemahaman mereka itu ya harus diajak lebih lagi mengenal sosok Aisyah tidak hanya dari lagu. Tapi banyak referensi, bacaan dan sumber ilmu lainnya. Semoga kita bisa mengambil ibrah, lebih bijak dalam menyikapi fenomena budaya yang terkait dengan Islam. Insya Allah iini bisa memicu kita belajar lebih banyak lagi tentang Sayyidah Aisyah. Mohon dimaafkan jika ada kekurangan, wabillahi taufiq wal hidayah. Allahua'lam.
18 notes
·
View notes
Text
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Latrevo
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Latrevo
Arti Nama Latrevo – namaanakperempuan.net. Maksud nama yang tercantum pada nama anak dapat berarti positif, atau bahkan negatif bagi bayi perempuan. Sebab itulah, pilih nama secara cermat disaat menamai bayi perempuan pertama anda!
Nama anak perempuan modern terbaru contohnya Latrevo. Dengan kata unik asal negara / bahasa Yunani ini dijamin bisa menambah aura keanggunan putri kesayangan Ayah /…
View On WordPress
#Arti Latrevo#Gabungan Nama Latrevo#Makna Nama Latrevo#Maksud Nama Latrevo#Nama perempuan yang artinya Cinta#Rangkaian Nama Latrevo
0 notes
Text
Arti Nama Venus Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Venus Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Venus – tanyanama.com. Nama menjadi hal yang sangat universal di zaman modern ini. Melalui nama kita dimudahkan bersosialisasi dengan orang lain. Dengan semakin banyaknya kebutuhan nama anak, kini telah banyak tulisan membagikan tentang nama bayi lengakp bersama arti nama sang anak.
Venus jadi rekomendasi bagus saat ini. Mengapa? Karena kata Venus punya maksud positif dan penuh arti…
View On WordPress
#Arti Venus#Makna Nama Venus#Maksud Nama Venus#Nama perempuan yang artinya cinta dan cantik#Rangkaian Nama Venus
0 notes
Text
Fisik Juga Menjadi Pertimbangan Sebelum Menikah
Oke, lanjut cerita yang semalam ya..
Mungkin perlu kujabarkan bagaimana menariknya laki-laki ini di mataku. Postur tubuhnya tidak begitu besar, sedang-sedang saja tapi gagah. Ia berkulit putih. Dan aku mudah sekali jatuh cinta dengan pria berkulit putih. Entah kenapa. Putih tapi manis. Hmm Pokoknya gitulah..
Ga usah dibayangin..
Yang kutahu, ia pekerja keras dan bertanggungjawab.
Dan itu yang membuatku kagum padanya-waktu itu.
Namun, setelah berhijrah dan sedang menikmati manisnya iman, aku tak pernah lagi mengingatnya. Obrolan terakhir via Messenger pun tahun 2016-kalau tidak salah. Dan sekarang, tiba-tiba ia hadir lalu mengajukan proposal untuk menjadi pendamping hidupku.
Waktu itu, pengen teriak rasanya. Campur aduk antara bahagia, syok, terharu dan ga percaya.
Hmmm...
Setelah istikharah-istikharah panjang malam itu, akhirnya aku memutuskan membuka hati untuk ia mengenalku lebih dalam. Prosesnya cukup lama. Karena kami memang belum saling mengenal sebelumnya. Hanya tau sebatas nama saja. Dan sekarang kami membahas masa depan bersama. Canggung banget rasanya. Terlebih dia orangnya dingin. Tidak akan memulai obrolan jika bukan aku yang memulai duluan. Cuek asli. Tapi itu yang bikin greget. Jadi ngerasa salah doa. Pengennya dapat suami yang cuek, pas di kasih rasanya ga kuat. Haha
Aku bukan tipe perempuan yang mau-mau saja terima Ikhwan tanpa kenal sebelumnya. Karena banyak pengalaman orang lain yang membuat aku menjadi trauma. Dan semakin berhati-hati sebelum menerima. Aku belum bisa seyakin itu untuk memercayai siapa saja yang datang sebagai sosok yang katanya shalih. Jadi aku harus kenal dulu ikhwannya siapa? Orang mana? Anaknya siapa? Asal usul keluarganya juga penting menurutku. Dan semua itu harus jelas sebelum aku memutuskan untuk menerima dia. Karena ta'aruf tidak sesederhana itu.
Aku mengambil pendapat ustadz Nuzul Dzikri bahwa komunikasi saat ta'aruf itu boleh. Selama masih bisa menjaga batasan-batasan syariat.
youtube
Dan sampai hari ini, belum ada cinta yang tumbuh di hati kami. Mungkin itu cara Allah menjaga agar tidak terjebak dalam bisikan-bisikan syaiton. Alhamdulillah.
Tapi kalau ketertarikan secara fisik, ya.. ga usah di tanya. Mungkin selain karena Agama, fisik juga menjadi bagian terpenting yang harus dipertimbangkan. Dan, sepertinya itulah alasan kenapa kami memiliki keyakinan untuk lanjut sampai hari ini.
Yakin bahwa suatu saat, cinta akan tumbuh setelah akad. Insyaallah
Memasuki Minggu ke-3 perkenalan, ada hal penting yang ingin ia jelaskan, katanya.
"kapan bisa saya hubungi ki'?" Tanyanya dengan logat khas Makassar.
Siang itu, adalah siang yang paling menyebalkan. Setelah sekian lama menutup pintu rapat-rapat untuk seorang pria, membuat aku merasa canggung memulai obrolan dengan calon pasanganku sendiri. Keringat dingin, gugup, gagu, dan bodoh. Iya, itulah yang bisa kugambarkan seperti apa suasana obrolan kami pertama kali via telepon waktu itu. Berkali-kali aku menarik napas panjang hanya untuk menenangkan diri sendiri.
Aku mendengar suaranya, lembut. Di hatiku belum ada getaran apapun. Saat itu dia yang banyak bercerita tentang dirinya, keluarganya, dan rencana kedepannya akan seperti apa. Aku hanya mendengarkan. Dan yang membuat aku kembali syok adalah ketika ia menceritakan akan tinggal di mana setelah menikah, dan berapa mahar yang bisa ia berikan. Masyaallah, seketika terharu melihat keseriusannya. Padahal aku sendiri belum memikirkan sampai kesana. Dan disitulah aku mulai yakin bahwa pilihanku ini tidak salah.
Tidak butuh waktu lama untuk kami bisa sama-sama yakin satu sama lain.
Berhubung karena jarak kami yang terlampau jauh, kami tidak bisa bertemu (nadzhor) saat itu juga. Setelah bertanya ke beberapa teman dan mendengar beberapa pendapat ustadz, maka kami memutuskan untuk saling mengirim foto terbaru untuk bisa melihat fisik satu sama lain.
Deggg....
Walau sudah bertahun-tahun lalu bertemu dia, aku masih ingat betul bagaimana rupanya yang menawan itu. Dan sudah kupastikan bahwa hari ini, ia mungkin jauh lebih gagah dari waktu pertama aku melihatnya-dulu.
Dan.
Ternyata benar.
Dugaanku tidak salah.
Setelah melihat fotonya, giliran aku yang minder.
Ya Allah, dia terlalu sempurna untuk aku yang biasa saja.
Hmmmm...
Tetapi, aku berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa jodoh tidak ditentukan oleh fisik. Tetapi Allah yang menggerakkan hati seseorang untuk cenderung kepada kita.
Malam itu, aku langsung berfoto (tanpa cadar) lalu mengirimnya. Karena memang sudah serius dengannya, untuk itu aku berani mengirimkan fotoku padanya. Cuma bisa pasrah apapun keputusannya nanti. Walaupun mungkin aku akan merasa sakit hati jika ia membatalkan untuk lanjut setelah melihat fotoku. Ya, hati perempuan pasti sakit digituin. Hmm dan gw perempuan. Sekuat apapun, ya pasti mewek juga kalau gagal ta'aruf hanya karena fisik ga mendukung.
Dan.
Alhamdulillah, doi memutuskan untuk lanjut. Itu artinya, ada ketertarikan fisik yang membuat ia ingin melanjutkan proses ini ke tahap berikutnya. Dan itu artinya, bahwa gw ga jelek-jelek amat hehe.
Bersambung ...
-Episode Perkenalan
06 Okt '19
Besok lagi ya lanjutannya ..
122 notes
·
View notes
Text
Adiktif Retisalya
Halo, apa kabar kalian? Saya mau melanjutkan cerita dari Pangeran Darian, tahukah kalian? kalau saya ini harus membaca episode kesatu sama ketiga untuk meningat-ingat nama tokoh dan silsilah kerajaannya, saya ini pelupa, sangat menyebalkan memang. Beri saya waktu saya akan lanjutkan cerita ini dalam beberapa hari ke depan.
Jadi, awalnya konsep dari tumblr saya ini seperti membahas cinta bertepuk sebelah tangan semesta, seperti nama tumblr ini "Retisalya Semesta"; Retisalya itu artinya luka dalam hati, bahasa ini berasal dari sansekerta, biasanya digunakan oleh beberapa nama anak perempuan di India.
So, maknanya adalah semesta ini sedang luka dalam hatinya maka dari itu saya menulis mewakilkan perasaan semesta yang sedang terluka, entah karena perbuatan manusia, perbuatannya sendiri atau takdir yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Hmm, saya sempat mendapat beberapa pertanyaan, kenapa sih tulisannya galau melulu? biar saya jawab disini, sekali lagi seperti yang saya sudah jelaskan di atas, saya ini mewakili perasaan semesta yang sedang terluka di dalam hatinya, contohnya; dari polaris yang tak pernah dikunjungi manusia, meteoroid yang kehabisan nafas karena sesak terdesak oleh lapisan atmosfer dan sampai pluto kecil yang sedih karena sudah tidak diakui sebagai planet. Saya mewakili perasaan mereka.
Judul saya kebanyakan soal-menyoal semesta, saya sering berpikir, bagaimana jika semesta bisa berbicara? bagaimana jika bulan, matahari, dan bintang bisa berbicara? sepertinya kita akan merasa diawasi mereka dari atas. Itu tidak enak bukan.
Tapi pernah kalian berpikir bagaimana jika semesta bisa ngomoel-ngomel? mungkin tidak akan ada penambangan liar, tidak akan penebangan liar, serta tidak ada pencemaran air dan udara.
Coba kalian bayangkan jika ada penebang liar ketika mereka baru mau memotong pohon di hutan tiba-tiba pohon-pohon itu meneriaki dan mengomeli para penebang, seperti "Hei manusia! Apa yang kamu lakukan? Pergi sana saya diciptakan untuk dilestarikan bukan untuk dihancurkan!", lalu penebang itu pergi lari terbirit-birit karena terkejut diomeli semesta. Haha. Bayangkan coba bayangkan.
Bagaimana jika mereka bisa diajak diskusi? Kebalikannya dari kasus di atas, seperti penebang yang izin untuk memohon kepada para pohon meminta dari sebagian tubuhnya untuk keperluan pekerjaan sang pemahat kayu, lalu para pohon meminta imbalan dengan memberi syarat "kalian boleh mengambil sebagian tubuhku tapi kalian perlu merawat, menanam dan melestarikan kami!", saya membayangkan suara mereka yang menggema seperti raksasa di film-film.
Hidup akan damai jika kita bisa saling mengerti dengan semesta, saling menjaga, saling melestarikan, saling memberi asupan makanan; manusia menyirami tanaman dan pohon memberi hasil buahnya, Ah, Tentram sekali rasanya jika hidup seperti itu.
Jadi mari kita bermutualisme dengan alam dengan semesta dengan sama-sama saling melestarikan, bayangkan jika hidup kita tidak ada gunung, laut, dan hutan. Ah, saya tidak bisa membayangkannya sepertinya hampa sekali isi bumi. Mari saling menjaga, saling mengasihi, saling memberi, dan saling mengingati agar hidup makhluk dan semesta lestari.
1 note
·
View note