#taaruf
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kita sering berterimakasih kepada orang2 yang baik kepada kita Tapi kita jarang berterimakasih kepada orang yang tidak baik pada kita, padahal sebenarnya merekalah yang membuat kita tumbuh lebih dewasa dan bijaksana.
Aku mulai senang ketika ada orang yang merendahkanku, entah apa sebabnya berdasarkan beberapa pengalaman biasanya Allah justru memberikan suatu rezeki/pencapaian setelah aku diremehkan.
Dan aku mulai gelisah jika ada orang yang meninggikanku, entah apa sebabnya berdasakan yang sudah2 biasanya Allah justru memberiku sebuah ujian setelah ada yang memujiku.
#selfreminder#sabar#islamic quotes#syukur#inspiration#ikhlas#islamic reminders#surga#neraka#tawakal#istiqomah#bahagia#jodoh#pernikahan#cinta#taaruf#qanaah#maut#kematian#rezeki#taubat#doa
254 notes
·
View notes
Text
Kilas balik setahun
Sebenarnya, pengen nulis ini untuk mengingat sebuah momen yang pernah aku lalui setahun lalu :")
Tepat setahun lalu mengenal nama seseorang yang kini menjadi teman hidupku. Tepat setahun lalu, ada satu proposal nikah yang diajukan padaku setelah aku mengumpulkan proposal diri pada tanggal 4 Oktober 2022. Tidak ada pikiran sama sekali bahwa aku yang akhirnya menerima balasan balik seperti ini.
Kaget, tentu saja, karena proposal yang kukirim begitu singkat, padat, jelas dan membuatnya selama 2 hari karena segera diminta oleh guru ngaji. Namun yang kurasakan saat mengumpulkan proposal sungguh campur aduk, takut. Takut jika ini saat-saat terakhir aku menikmati kehidupan jomblo ku yang bahagia sekaligus berpasrah kepada Allah, bersiap menjemput sebuah takdir kehidupan baru. Karena entah mengapa aku punya firasat jodoh itu semakin dekat rasanya. Tak kusangka firasat itu menjadi semakin nyata ketika menerima balasan proposal.
Sejujurnya, aku tidak langsung membuka proposal dan membacanya. Aku cuma melihat namanya di halaman pertama setelah itu langsung mengirimkannya ke umi, karena bagiku apapun yang menjadi ridho dan keputusan umi adalah yang pertama, selanjutnya baru aku menanyakan bagaimana pandangan diriku terhadapnya
Melalui proses ta'aruf yang sangat singkat menurutku. Aku hanya mengenalnya 3 hari melalui lembaran kertas online yang ditujukan padaku. Waktuku hanya tiga hari karena sejak hari pertama umi sudah menyukai pribadinya, dan menyatakan ya setuju. Dan sisanya, aku yang menentukan. Lalu kubuka dan kubaca ulang proposalnya. Entah, yang ku highlight pertama kali selain namanya adalah tanggal lahirnya. 29 Oktober.
Pikirku, sepertinya aku akan memberi jawaban di hari ini aja ya wkwk
Lanjutan part 2 bisa kesini
7 notes
·
View notes
Text
Jika kau mencintai seseorang sebelum menikah, tidaklah ada yang halal untuknya kecuali Do'a. Cinta itu Do'a. Maka doakan yang kau cintai
Habib ali zaenal abidin al kaff
8 notes
·
View notes
Text
Taaruf (?)
Ini cerita taaruf yang pernah gue denger dan sampai saat ini pegang predikat paling ajaib. Bukan cerita taaruf gue ya, disclaimer dulu wkwk. Ini cerita orang tua gue.
Part ajaib pertama, dari sejak tukeran cv sampai akad durasi nya cuma 1 bulan. Cepat? Oh bukan lagi, kilat inimah. Syarat utama dari orang tua abi itu asal daerah nya sama. Beberapa kali masuk cv ke abi stuck di nenek gue ya karena asal daerah itu. Sampai suatu saat masuk lah cv umi gue, yang asal nya sama-sama dari Semarang.
Abi gue waktu itu umur 23 menuju 24, umi gue umur 22. Mereka seangkatan cuma beda waktu lulus aja, abi lulus duluan. Posisi nya umi baru banget kelar skripsi nya. Tiba-tiba ditanya sama guru ngaji doi, “kamu ada rencana nikah belum? Mau dikenalin engga?”. Umi gue yang sangat rasional langsung ngeruntut, lulus udah, kerjaan juga pasti dapet karena kan ikatan dinas, mau cari apa lagi? Ya emang step selanjutnya nikah. Diiyain lah itu tawaran taaruf. Udah kan tuker cv.
Umi gue setiap cerita taaruf mereka selalu ngomel, “abi abis tukeran cv janji mau ke rumah, tapi ga kabar dan ga dateng-dateng”. Gue kira awal nya “ga ada kabar dan ga dateng-dateng” itu hitungan bulan. Baru terkonfirmasi minggu kemarin kalau dighosting nya ya baru sekitar seminggu dua minggu gitu. Karena abi gue ga ada kabar, umi ngomong dong ke guru ngaji nya, “ini niat gak mau ngajak nikah? Kalo sampe minggu ini ga ada kabar batal ya”. Kaya ngebet banget wkwk. Tapi sebenernya alasan dibalik nyepet-nyepetin tu karna umi gue mau bintal (bina mental).
Jadi sebelum masuk kerja tuh umi gue kudu ikut pembinaan sama tni gitu. Nah, kelakuan gue kaya nya nurun dari umi wkwk. Temen cowo nya banyak, jangan suudzon ya wkwk bukan temen yang kutip. Umi gue yakin banget kalo nanti di bintal dia main nya bakal sama geng gong yang cowo-cowo. Jadi kan kudu jelas, ini dinikahin apa engga. Kalo nikah ya berarti umi gue di bintal lebih ngejaga diri dong. Ngga se bar-bar sebelum nya wkwk.
Oke long story short, abi gue setelah diancem batal taaruf nya jadi langsung sat set sat set dong ke rumah umi. Ditentukan lah langsung tanggal nikah nya kapan. Ndilalah waktu nya sangat-sangat mepet. Umi gue dalam 2 minggu kudu ke Bandung buat bintal. Minggu ini nya wisuda sarjana. Keputusan akhir nya Jumat sebelum bintal nikah. Ga ada walimah, mana sempet nyiapin wkwk. Akad doang sama pengajian di rumah umi jadi nya.
Jadi yaudah, nikah. Sekilat itu. Dari sejak tuker cv sampe akad cuma 1 bulan. Sat set sat set. Umi gue juga, kelar akad ga ada acara honeymoon jauh-jauh wkwk. 2 hari setelah akad juga udah masuk pembinaan.
Ajaib nya masi banyak lagi, cuma udah panjang jadi next post aja wkwk
14 notes
·
View notes
Text
Ahad Malam
Rasa-rasanya, keinginan untuk menikah harus saya simpan di bagian paling belakang dalam daftar prioritas. Sedang tidak tertarik pada siapapun.
Yang perlu dijalani hingga saat ini adalah banyak bersyukur, masih di kelilingi orang-orang baik.
Ada banyak hal yang harus diselesaikan, sadar diri, bahwa saya memang ditakdirkan untuk menjadi seorang perintis bukan pewaris.
Menikmati segala proses jatuh dan bangkit kembali dan berharap semua berjalan baik hingga dimudahkan dan dikuatkan, meski tidak semua sesuai ekspetasi.
7 notes
·
View notes
Text
Tentang Jodoh dan Pernikahan
Sedikit catatan dari telepon grup malam ini~
Biar ngga gampang baperan, coba bayangkan...
Mungkin akhirnya kamu merasa kamu menemukan dia sebagai calon pasanganmu, tapi apakah dia juga merasa dia menemukan kamu sebagai calon pasangannya?🫠
Lebih bahaya lagi, ketika kalian akhirnya sama-sama merasa menemukan, tapi ngga siap untuk maju ke jenjang pernikahan dan kalian sama-sama tau bahwa pacaran itu ngga diperbolehkan, maka kalian akan terjebak dalam hubungan yang ngga semestinya, TTM misalnya.
Idealnya pernikahan membuat kita sakinah, diam, tenang. Tapi realitanya belum tentu seperti itu.
Sakinah itu bukan sesuatu yang auto kita dapatkan ketika melakukan pernikahan, melainkan harus kita usahakan.
Jadi, jangan berpikir bahwa ke-nggasakinah-an kita saat ini disebabkan karena belum menikah. Justru kita harus mengusahakan untuk mendapatkan sakinah sedini mungkin karena kalo kita udah sakinah sebelum menikah, maka potensi mendapatkan sakinah setelah pernikahan juga besar. Pun sebaliknya, kalo sebelum menikah ngga sakinah, maka potensi ngga sakinah setelah menikah juga lebih besar.
Level cinta itu harus kita usahakan, harus kita bangun. Karena level cinta itu ngga mungkin stagnan. Kalo ngga naik pasti turun. Maka ketika kita sudah terikat dalam suatu pernikahan, kita harus mengupayakan terus biar level cinta kita terhadap pasangan tetep naik.
Intinya, sebagai perempuan, selama CV dia belum masuk ke kita atau dia belum bilang mau serius sama kita, yaudah, ngga usah dipikir. Buatlah kriteria yang kuat dan mendasar, yang ngga gampang dibantah. Jadi kalo ketemu orang yang bikin kita kagum, cek lagi, memenuhi kriteria kita ngga? Kalo ngga memenuhi yaudah, ngga usah dipikir, jadi ngurangin potensi buat gampang baperan.
Ketika berdoa, lafalkan dengan spesifik, ngga perlu sebut nama, misalnya, ya Allah jodohkan aku dengan si X.. atau ya Allah, semoga jodohku nanti sifatnya seperti si X... Kenapa? Karena sifat orang bisa berubah, siapa tau ketika kita berdoa supaya jodoh kita sifatnya seperti si X yang sabar dan bijaksana, ternyata si X sekarang lagi berubah jadi gampang marah. Makanya, lafalkan aja langsung secara spesifik kalo emang kita mintanya jodoh kita itu orang yang sabar dan bijaksana, misalnya. (Aduuh, susah dong, kepanjangan nanti :" -Helloo, mbok berkorban dikitlah, buat masa depan rumah tangga yang lebih samawa supaya saat menikah nanti dapet jodoh yang sesuai harapan lho, masa berdoa aja ngga mau, ya gimana nanti bisa menghadapi dunia pernikahan yang penuh lika-liku😌) Hal ini juga bertujuan untuk mengamankan hati, biar kita ngga membanding-bandingkan dengan sosok yang lain ketika bertemu dengan seseorang.
Tetap optimis, tetap berharap, tapi jangan berekspektasi lebih, dan tetep perhitungkan resikonya. Semangaat🙌
5 notes
·
View notes
Text
Sejak aku memutuskan melakukan hal yang cukup berani. Minggu ini pikiranku setengahnya aku habiskan dengan hal tersebut. Tentu ini salahku, jadi aku harus sibuk bekerja hingga tak ada lagi waktu memikirkan itu. Dan Allah mendukungnya, Minggu yg akan kulewati besok dipenuhi oleh tumpukan tugas. Menjadi penguji, mempersiapkan sertifikat, mendesain acara, menjadi sekretaris panitia dan banyak lagi.
Mungkin ini rencana Allah agar aku tetap fokus di hidupku, namun aku juga berharap segera ku dengar keputusan tersebut. Mudahkan ya Allah, wakafa billahi syahidaa.
Gresik, 29 Januari 2023
Sazzadiyatan
6 notes
·
View notes
Text
Terpaksa nikah! Gadis 27 tahun dijodohkan papanya dengan pria asing yang tiba-tiba melamar!
Misty hampir gila setelah semingguan sudah mondar-mandir di kamarnya untuk membuat CV taaruf dalam waktu cepat. Itu karena orangtuanya selalu memaksa Misty untuk menikah, padahal Misty saja nggak ingin melakukannya. Namun, kali ini dia nggak bisa menolak lagi. Papa sudah marah besar karena selama beberapa bulan ini, Misty nggak menunjukkan ketertarikannya sama pilihan Papa.
Misty baru 27 tahun, kenapa Papa memaksa Misty menikah seperti umurnya sudah nenek-nenek saja?
Meski Misty sudah mengatakan kalau dia belum mempersiapkan semuanya—entah itu perasaan, kesiapan menjadi istri, ataupun jodohnya itu sendiri—Papa tetap nggak mau Misty menunda lagi. Misty harus menikah, dengan pilihannya sendiri atau nggak sama sekali. Sudah, itu saja, titik! Papa egois kali, ya?
Saat itu, penolakannya masih bisa diterima, tetapi bulan ini, Papa bahkan sudah menentukan tanggal kapan dia harus menikah. Aneh kali! Nikah, kok, dipaksa-paksa?
Papa menetapkan pernikahannya tanggal empat bulan depan, itu bahkan hanya empat belas hari lagi! Misty lemas memikirkannya. Dia tidak mungkin mencari calon suami begitu cepat. Siapa yang mau menikah di waktu yang mepet begitu? Papa aneh-aneh saja!
"Udahlah, Pa, jangan aneh-aneh! Gimana mau dapat suami kalau waktunya kayak rebutan sembako begitu!" Misty berucap dengan wajah masam ketika sampai di ruang kerja papanya siang ini.
Namun, bukannya merasa iba, Papa malah makin marah sama Misty. Wajahnya sudah masam mendengar penolakan Misty lagi. "Kalau kamu nggak mau cari sendiri, ini Papa kasih CV terbaru. Papa dapat langsung dari orangnya!" Papa menyodorkan selembar CV beserta amplop cokelatnya.
"Nggak, Pa, Misty nggak mau Papa jodohkan!" tolaknya dengan segera. Misty semakin membuat Papa kesal mendengarnya.
"Ya udah, kamu nggak perlu banyak alasan lagi! Cari calon suamimu dalam tiga hari ke depan. Terserah mau nyebar CV ke mana pun, Papa mau laki-laki itu datang tiga hari lagi!" putus Papa dengan bulat, tetapi Misty masih nggak senang dengan ucapan papanya. Dia mengentakkan kaki karena nggak mau keputusan sepihak ini yang terkesan sangat menyulitkannya.
"Pa, tolonglah! Misty udah besar, lho. Misty bisa cari sendiri, tapi bukan sekarang!" mohon Misty dengan sungguh-sungguh. Dia nggak mau sampai dijodohkan Papa dalam waktu tiga hari ini. Memangnya, dia nggak selaku itu?
"Nggak ada penolakan, Misty! Kamu terus ngebantah ucapan Papa dari kemarin. Papa nggak mau dengar alasan lagi, bawa kemari laki-laki itu dalam tiga hari atau Papa putuskan sendiri!" Papa keluar dari ruang kerjanya setelah mengatakan itu. Misty semakin bingung harus melakukan apa sekarang.
"Apa-apaan, sih, Papa! Semuanya diatur terus, sampai jodoh juga diatur! Memangnya, kenapa kalau belum nikah? Harus banget gitu nikah?" Misty mengomel sepanjang jalan menuju kamar.
"Ah, udahlah, sakit kepalaku memikirkan semua ini!" teriak Misty, tetapi nggak begitu keras. Kalau didengar Papa, bisa-bisa sampai itu tangannya ke mulut Misty yang sudah kurang ajar.
Misty mengambil ponselnya di nakas, kemudian mencari kontak sahabat sehidup sematinya. Dia cuma punya orang ini untuk berkeluh kesah, ya untuk saat ini.
"Halo, San! Kau di mana? Ayok, kita ketemuan!" katanya setelah panggilan teleponnya diangkat.
Bukannya menjawab, kawannya itu malah terdengar mengembuskan napas. "Pake salam dulu napa, Ty! Kebiasaan kalau lagi butuh selalu aja maksa, sebelas dua belas sama Om!" komennya dengan mendengus di akhir.
Misty yang mendengar itu malah cekikikan nggak jelas. Dia nggak bisa berbasa-basi untuk tujuan mengajak kawannya ikut dalam rasa stresnya juga.
"Jam berapa?" tanya Hassanah dengan suara pelan.
"Sekarang, San! Ayok, kita ketemu di kafe dekat sekolah. Aku mau cerita tentang Papa. Pusing kepalaku mikir sendiri, San!" beber Misty dengan ekspresi pusingnya.
"Eh, enak aja kaubawa-bawa aku dalam kepusinganmu! Nggak mau mikir sendiri, jadi nyuruh aku mikirnya gitu?" Hassanah bertanya balik dengan nggak senang, itu membuat Misty tertawa mendengarnya.
"Udahlah, tolong bantu aku, ya, Sanah! Kawanku yang paling salihah!" Misty menceletuk agar Hassanah kembali marah padanya.
"Ya udah, setengah jam lagi aku sampai. Kau duluan datang, ya. Nggak mau aku nunggu kau di sana!" Hassanah berpesan dengan sungguh-sungguh.
Setelah mengakhiri sambungan teleponnya, Misty langsung bergegas untuk mandi sore, kemudian berdandan ria. Ah, dia bukan untuk memikat laki-laki, memang sehari-harinya dia selalu dandan. Bukan juga karena suka, memang begitulah adanya. Menurut Misty, matanya makin cantik kalau dipoles eyeshadow.
Setelah sampai di kafe, Misty langsung memarkirkan motor matik berwarna toskanya dengan rapi. Dulu, sewaktu berbelanja di supermarket, tukang parkirnya menawari Misty untuk kerja di sana. Itu karena parkiran Misty sangat rapi dan cekatan, ya ajaran Papa, siapa lagi!
Sambil membawa amplop CV-nya, Misty memasuki kafe dengan tergesa-gesa antara harus datang tepat waktu dengan kunci motor dan ponsel yang harus dimasukan ke tas selempang kecilnya. Sayangnya, mata Misty nggak digunakan saat masuk melalui pintu samping kafe. Dia menabrak bahu seseorang di sana dengan cerobohnya.
"E-eh, maaf, Bang. Saya nggak sengaja," mohonnya dengan menunduk tanpa melihat orangnya dengan jelas, kemudian menyatukan tangannya.
"It's okey!" Setelah jawaban dari laki-laki yang ditabraknya, Misty langsung pergi. Dia lebih nggak mau terlambat sampai di depan muka Hassanah daripada dimarahi laki-laki tadi.
"Ty, Ty, cerobohmu nggak hilang-hilang!" kritik Misty dengan suara pelan pada dirinya sendiri.
Setelah melihat posisi duduk Hassanah, Misty langsung mendatanginya. Dia duduk di depan Hassanah dengan lega karena sudah melalui perjalanan panjang dari rumahnya sampai ke kafe. Oke, kali ini Misty memang lebai!
"Pesankan aku minum sama kentang goreng napa, San. Aku haus, kayak lagi di padang gurun!" celetuk Misty makin lebai. Hassanah yang tahu tabiat kawannya cuma mendengarkan dengan wajah masam. Misty selalu seperti itu!
Hassanah memesankan makanan dan minuman sesuai permintaan Ratu Misty, setelah itu baru mengorek kepusingan temannya itu. "Jadi, ada apa lagi sama Om dan kau? Kayaknya kalian berdua selalu aja ribut!" tebaknya dengan benar.
"Iyalah, siapa lagi yang ngajak ribut selain Papa? Kayaknya, Papa itu begitu karena si Natan nggak pernah di rumah sepulang sekolah. Andai Natan ada di rumah ngobrol sama Papa, pasti Papa nggak merecoki Misty.
"Kalian sebelas dua belas, Ty! Aku pusing melihat bapak dan anak yang selalu ngeributin semua hal kayak kalian dua ini! Nggak ada habisnya." Hassanah mengusap dahinya karena pusing selalu mendengar perdebatan dua orang di rumah Misty.
"Jadi, gimana, San? Aku disuruh Papa nyari suami dalam waktu tiga hari. Bayangkan, coba! Memangnya, tuh, laki kayak gorengan di pinggir jalan apa? Pusing aku sama maksud Papa!" Misty kembali mengeluhkan kelakuan papanya yang memaksa untuk segera menikah.
Baca selengkapnya di
0 notes
Text
Satu kalimat yg membuat aku lebih tenang saat masih sendiri, kurang lebih begini "kita akan menikah hanya ketika Allah mengizinkan kita menikah". Aku meyakini bahwa tugas manusia hanya sampai pada doa dan ikhtiar, masalah waktunya kapan adalah sepenuhnya hak Allah
Jika belum Allah kehendaki bukan karena Allah tak mau beri, tapi Allah selamatkan kita dari rencana takdir yang kita pikir indah dijalani. Allah ingin kita maksimal dan meraih Surga lewat peluang yang saat ini Allah bentangkan.
Baik itu jalan studi, berbakti, berkhidmat untuk umat, merawat luka diri sendiri, ataupun peluang lainnya yang aroma Surga tercium disana..
MasyaAllah tabarakallah
0 notes
Text
Kenalin mbak-mbak aku yang ngekick aku dari wag pas aku lagi bucin-bucinnya saking bucin nya suka gaada waktu untuk sekedar kumpul bareng mereka tapi mereka orang yang selalu meluk aku lagi paling kuat pas aku lagi nggak baik-baik aja terimakasih sudah mengizinkan aku yg beda line ini untuk join di line kalian wkwkwk
Semoga mbak-mbak aku segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknyaa yaaa Aamiin
0 notes
Text
Menikah
Cerita ini kubuka dengan quotes "kalo bukan karena Allah yang menyatukan, mungkin kita tidak bisa bersatu"
Ku kira menemukan dia sebagai jodohku itu, yaudah... after that, what next? Ya life must go on, but tidak semudah itu fulgoso
Banyak buanget perbedaan kita yg ngga tertulis di cv dan sering lupa saat tanya jawab ketika pertama kali taaruf
Ditengah perbedaan itu, yang paling mencolok adalah pandangan kita terhadap pernikahan, ternyata kita berasal dari background ortu yang sangat kontras. Aku yg lumayan extrovert (even kadang introvert) dan dy yang introvert serta cenderung kurang bisa komunikasi dengan orang lain, dan termasuk denganku, istrinya ....
Dan setelah ku pelajari kenapa sih dia bisa begitu? Yang jelas dan pasti adalah karena didikan ortu yang kurang bisa mendengar anak, sedangkan ortuku sangat open minded dengan apa yang anak sampaikan
3tahun menjalani pernikahan dan aku merasa sangat ngoyo dengan masalah yg sangat mendasar ini, apalagi kalo lagi g enak hati, bawaannya pengen ngomel di depan dia sambil nanya "kamu kenapa sih? Kenapa tiba-tiba diemin aku berhari-hari tanpa tau salahku?" Tapi aku diem aja lah, yg jelas aku sudah berusaha untuk bertanya dimana salahku dan meminta maaf, sisanya? Ya biar belio yang instrospeksi diri
Ternyata ngetik di HP capek
Wakakakakakakaka
Yaudahlah sekian dulu ceritanya,
Wassalamualaikum 🙏🏻
0 notes
Text
LEPASKANLAH HIJAB
Kutipan novel harmoni semesta - meyda sefira & lutfiah hayati
"Lepaskanlah hijab" menarik sekali saat mereka memaknai dari sudut pandang lain yaitu hijab kita dengan Allah.
"Tidak ada hijab(penghalang) antara Allah kepada makhluknya (Q.S Qaf : 16). Akan tetapi dari makhluk kepada Allah,hijabnya banyak sekali. Dari yang banyak itu dikategorikan menjadi dua. Hijab kegelapan dan hijab cahaya.
Hijab kegelapan adalah kemaksiatan,dosa, dsb. Hal ini jelas akan menghalangi manusia kepada Allah.
Hijab cahaya seperti apakah itu?
Analogi paling mudahnya adalah dalam siang yang terik, lihatlah matahari maka kita akan kesulitan melihatnya. Lantas apa hubungannnya dengan cinta lawan jenis?
Bahwa ketika mencintai seseorang. Frekuensi mengingatnya jauh lebih banyak daripada mengingatNYA. Ini bisa menjadi awal hijab cahaya. Pun ketika, dengan alasan cinta kepadanya itu menjadi titik tolak kita berbuat baik dan beribadah. Bisa jadi hijab cahaya itu sangat terang, sehingga kita tidak lagi beribadah karenaNYA, tapi karena makhluk. Kita beribadah bukan lagi mengharap ridhaNYA.
Hal ini sering terjadi pada para pencinta yang menggebu-gebu, mendekati tuhannya tiba tiba berdoa semoga berjodoh, banyak mengutip ayat qur'an. Namun dalam fase yang sama hijab kegelapan juga datang. Berduaan pegangan tangan dsb. Maka lengkaplah hijab yang menghalanginya dari Allah. Bila tidak segera diobati, orang tersebut bisa bisa menjadi hijab antara dia dan tuhannya, maka sekali lagi ketika kamu sedang dalam fase menyukai, jatuh cinta, atau sejenisnya. Apabila ketika sholat dia terus yang diingat segeralah bertobat. Jangan sampai hati kita terhalang dari Allah oleh orang lain.
"Bukankah seharusnya orang lain tersebut menjadi partner yang baik untuk bersama-sama menujuNYA, bukan menjadi penghalangmu dariNYA. Ketaatanbkepada imam jangan melebihi ketaatan kepadaNYA. Dan imam bukanlah perantara makmum kepadaNYA."
3 notes
·
View notes
Text
Tips Menjalin Hubungan dengan Taaruf
Taaruf adalah sebuah metode perkenalan dalam Islam yang bertujuan untuk mencari pasangan hidup dengan cara yang halal dan syar’i. Berikut beberapa tips untuk menjalin hubungan dengan taaruf: 1. Niat yang Baik: Pastikan niat Anda untuk taaruf adalah karena Allah SWT dan ingin membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah. Hindari niat yang tidak baik seperti mencari kesenangan semata. 2.…
View On WordPress
0 notes
Text
Yang kita butuhkan adalah keberanian
Apakah kamu mengira bahwa saya selalu percaya diri? Tidak! Justru seringkali gemetaran ketakutan, tapi semakin kesini saya semakin paham, jika terus menerus membatasi diri maka tidak ada yang berubah dalam hidupku ini.
Saya lebih suka gagal tapi belajar, daripada tetap nyaman tapi tidak mendapatkan pelajaran baru dalam hidup.
Ketakutan itu ada di pikiran, sedangkan akai dan tindakan kita ada di anggota badan. Percayalah, kita selalu melakukan sesuatu tanpa mempedulikan isi kepala. Apalagi isi kepala itu hanya menghambat kemajuan.
Yang kita butuhkan hanyalah berani, berani mengambil langkah awal dari kegagalan. Berani untuk bangkit lagi jika nanti terjatuh dan berani untuk menerima apapun hasilnya.
6 notes
·
View notes
Text
#islamic books#convert to islam#books & libraries#books and literature#Taaruf hazrat jibraeel#Allama siddique Multiani#books
0 notes
Text
Apa yang salah?
Haii tumbr .... belum ada cerita bahagia nih.
Kisah taaruf yang sekian kalinya ( hahahaha) perantara salah satu ustadz yang ngisi kajian. Walau ragu karena cv ikhwan yang di kasih hanya tertera nama, tanggal lahir, pekerjaan, tb, bb dan riwayat pendidikan.
Untuk keterangan lain sama sekali tidak ada, baiklah aku juga segera buat cv baru yang lebih sedikit lengkap dari ikhwan, aku mulai dari nama sampai keluarga, kemudian sampai acara nikah nanti seperti apa.
Saat taaruf aku banyak tanya ke pihak ikhwan masalah setelah menikah tinggal dimana, orang tuanya, manajemen keuangan nya nanti gimana, visi misinya apa, nanti punya anak atau tidak gimana, tapi perantara ku bilang kalau pertanyaan-pertanyaan ku itu terlalu idealisme.
______
Aku ," Sudah berapa lama belajar ngaji atau mendalami agama? seberapa jauh persiapan untuk menikah, ilmu, mental dan finansial? visi misi menikah nya apa?
Jawaban ikhwan : Persiapan nikah : ya belajar Agama, berusaha memperbaiki diri dan menabung untuk menyelenggarakan walimah sederhana. Serta berusaha tidak berhutang. Mental menikah : Insya Allah sudah siap mengingat umur sudah kepala 3. Sambil terus berdoa.
Visi misi : Rumah tangga yg sakinah mawadah warahmah Saling mengerti Visi misi menikah untuk menghindari fitnah zina dan perbuatan buruk yg tidak disukai Allah Saling membimbing ke jalan Allah dan belajar agama yg baik.
Pertanyaan ku yang mengikuti jawaban ikhwan sebelumnya.
__________
Aku,"Belum lama juga nggih, maaf sblm nya mau tanya lagi, niat menikah nya bukan karena umur nggih? maksudnya ga buru-buru menikah hanya karena umur sudah mencapai kepala tiga tadi?
Maaf, lalu bagaimana mencapai sakinah mawadah warahmah itu sendiri dalam rumah tangga? Dan seperti apa nanti mas menjadi qowwam/pemimpin dalam rumah tangga?"
___________
Perantara bilang, "Laki-laki itu cukup baik akhlaknya, sholat 5 waktu, tidak merokok, kerjaan ada, tidak punya riwayat penyakit yg membahayakan itu sudah cukup, karena tidak semua laki-laki nyaman diajukan pertanyaan seperti itu."
Lalu haruskah besok kalau taaruf lagi aku mengajukan pertanyaan umum saja? Yang umum itu seperti apa? Apa yang salah di diriku?
Lalu siapa yang salah? Aku atau pertanyaanku?
Lalu apa yang keliru? Cara bertanyaku? Atau cara berpikirku?
Mas-mas jodohku ( wkwkwkw ) kita ga usah taaruf yuks, bisa nggak langsung duduk berdua ngobrol bareng, cocok, khitbah, nikah.
Janjian dimana yuks wkwkwkwkwkw
45 notes
·
View notes