#Merdeka belajar
Explore tagged Tumblr posts
ranah-upaya · 1 year ago
Text
Krisisnya Nalar Kritis
Pergolakan dalam hal kurikulum pendidikan di negeri kita, menjadi hal lazim bagi seluruh lintas generasi. Bukan hanya bagi pendidik dan peserta didik, tetapi keresahan dan permasalahan ini juga sangat mendominasi para orang tua, yang sangat berharap akan keberhasilan anaknya di masa depan. Terhitung, hampir 11 kali mengalami pergantian kurikulum pendidikan sejak tahun 1947 hingga kini. Adapun kurikulum yang sedang diterapkan saat ini adalah Kurikulum Merdeka Belajar yang diusung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem.
Tumblr media
Banyak kritik dan saran, kesan dan pesan terkait kebijakan mendikbud ini. Belum lagi, permasalahan yang menjamur di setiap lini lapisan masyarakat. Kompleksitas permasalahan ini tidak merata, saling tumpang tindih, ketimpangan. Belum selesai memahami, memaknai, mengimplementasi, dan mengaplikasikan kurikulum pendidikan yang diusung sebelumnya, lalu dipaksa untuk menerima dengan legowo kebijakan selanjutnya. Baiklah, mungkin terbilang mudah bagi sekolah yang notabene sesuai dengan kualifikasi yang diperkirakan Mas Menteri; fasilitas tercukupi, SDM yang memadai, lingkungan yang mendukung, para orang tua yang mampu dan suportif dan masih banyak lainnya. Lalu, bagaimana dengan kami yang harus beradaptasi dengan hal tidak serupa? Tentu jomplang, berat sebelah dan tidak seimbang.
Hadirnya teknologi, memang tidak bisa terus disalahkan. Teknologi memang hadir untuk memudahkan segala pekerjaan manusia. Mereka menciptakan, mereka yang mengatur, mereka yang memfungsikan. Hadirnya teknologi, memang sudah tidak asing seharusnya. Apalagi semenjak pandemi merebak, teknologi dan kecerdasan buatan sudah menjadi sahabat. Sayangnya, tidak semua memahami dan kemudian memfungsikan dengan bijak. Misal, hadirnya Chat GPT sebagai alat untuk mempermudah diskusi dan menuangkan ide untuk ranah kehidupan. Faktanya, kita semua sudah terlalu percaya bahwa AI (Artificial Intelligent) bisa menggantikan tugas guru di sekolah. Anak-anak sudah tidak perlu membaca dan sibuk mencari referensi sumber, sibuk mendengarkan penjelasan guru yang membosankan, tidak menarik. Belum lagi harus berhadapan dengan karakter dan pribadi guru pengajar yang menakutkan, menyeramkan, pemarah, suka mem-bully para siswa yang tidak mengerjakan tugas atau melanggar. Ini bukan hanya sekali dua kali saja. Sejujurnya, para siswa tidak pernah berfikir dan merindukan gurunya saat mengajar di sekolah. Mereka hanya ingin bertemu sahabatnya di sekolah, karena juga malas dan tidak betah di rumah.
Problematika seperti ini, memang tidak pernah disadari oleh individu pendidik sendiri. Padahal, komponen utama dalam kegiatan mendidik itu sendiri adalah kesamaan resonansi antara pendidik dan peserta didik. Tetapi, pada realitanya. Pendidik hanya berfokus pada tujuan utama dirinya sendiri; hanya mengajar dan menyampaikan ilmu di buku. Urusan pembentukan karakter, kematangan mental, nalar yang kritis untuk bisa menghadapi permasalahan yang lebih kompleks, menjadi nomor sekian. Ya, pada akhirnya mengajar yang juga sebagai kegiatan mulia seorang guru, dimonetisasi dan hanya dijadikan ladang penghidupan bukan menjadi ladang amal.
Nalar kritis yang selalu digaungkan sebagai harapan pelajar pancasila itu, hanya berwujud sebagai jawaban hitam putih saat ujian. Walau tugas-tugas dalam lembar kerja siswa tertanda sebagai soal HOTS. Apakah kualitas nalar berfikir kritis juga serupa? Rasanya tidak. Mengapa? Karena penyampaian materi di kelas, jarang bahkan tidak pernah sama sekali mengajak para siswa berfikir kritis, menggunakan kemampuan berfikir yang luar biasa, memfungsikan logika yang sudah Allah karuniai pada setiap hamba. Ketakutan para siswa dengan jawaban yang salah, sangat mempengaruhi kemampuan berfikir mereka yang bebas. Mereka memikirkan jawaban yang umum, jawaban yang tertulis di bukunya, dan juga jawaban tepat pada pilihan ganda.
Belum lama ini, Maudy Ayunda sempat ditanya oleh konten kreator, tentang kebijakannya bila dinobatkan sebagai menteri pendidikan. Maudy menjawab, bahwa ia akan menghapuskan asesmen pilihan ganda, dan menggantinya dengan soal esai berbasis critical thinking, ia juga menyampaikan bahwa ingin mengajak anak bangsa untuk punya hobi belajar dan mencintai ilmu seperti dirinya. Lalu, apa kabar hari ini? Bila memang hal itu terjadi setelah kebijakan Mas Menteri yang telah lama menghapuskan UN, meniadakan skripsi bagi mahasiswa dengan mengganti tugas yang sepadan, kemudian disusul dengan kebijakan-kebijakan yang hampir serupa di masa yang akan datang. Bagaimana dengan kondisi lapangan hari ini yang masih sangat lemah dalam hal bernalar kritis? Semoga pendidikan anak bangsa, kebijakan pemerintah dan urusan mengenai masa depan sebuah peradaban semakin membaik dan juga bermanfaat untuk agama, nusa dan bangsa.
15 notes · View notes
realitajayasaktigroup · 5 months ago
Text
Penerapan P5 di SLB Pohuwato, Siswa Diajarkan Mengolah Sampah dan Berkebun
Rekonfunews.com, Pohuwato – Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Pohuwato melakukan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ke seluruh peserta didik SD, SMP dan SMA Kegiatan tersebut diawali dengan mengajarkan mereka mengenai tata cara mengolah sampah organik dan non organik menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk tanaman. “Proses awal yang kami lakukan adalah…
0 notes
yaudahgituaja · 9 months ago
Text
M. Dany Jaelani, Semangat Hardiknas 2024: Gerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar
Ya Udah Gitu Aja – M. Dany Jaelani, Bacawalkot dari partai Gerindra dan Ketua GM FKPPI Kota Cirebon, menegaskan pentingnya memberikan pendidikan berkualitas kepada setiap anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa. Dia menyatakan bahwa semangat Hari Pendidikan Nasional juga memacu semangat belajar para pelajar, karena pemahaman ilmu adalah kunci menuju masa depan yang cerah. Ing Ngarso Sing…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bantennews · 10 months ago
Text
Tips Memilih Jurusan Kuliah Agar Siap Kerja
MEMILIH jurusan kuliah adalah keputusan penting yang akan memengaruhi jalur karier dan masa depan seseorang. Saat ini, persaingan di pasar kerja semakin ketat, oleh karena itu, penting untuk memilih jurusan yang tidak hanya sesuai minat, tetapi juga memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Berikut adalah panduan untuk memilih jurusan kuliah agar siap kerja: 1.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hargo-news · 1 year ago
Text
PGRI Kabgor Evaluasi Program Merdeka Belajar Episode 24
PGRI Kabgor Evaluasi Program Merdeka Belajar Episode 24 #PGRI #KabupatenGorontalo #ForyNaway #EvaluasiProgram #MerdekaBelajar
Hargo.co.id, MANADO – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Gorontalo (Kabgor) menggelar evaluasi program mandatori implementasi kebijakan merdeka belajar, Ahad (19/11/2023). Kegiatan yang dilangsungkan di Swiss Bell Hotel Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) itu, dibuka secara resmi oleh Ketua PGRI Kabupaten Gorontalo, Fory Naway. “Transformasi pendidikan melalui merdeka…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kelasdika · 1 year ago
Text
Tumblr media
Hello everyone, today Miss Dika will share the works of the 7th-grade students in class VII C in creating an Science poster with the topic of Temperature and Its Changes. They are very creative, and Miss Dika loves it :)
1 note · View note
sigitadmojo · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Indonesia memiliki tantangan besar dalam memajukan pendidikan di tengah dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang terus berubah. Namun, pada Hari Pendidikan Nasional 2023, kita harus tetap mempertahankan semangat untuk merayakan dan memperkuat pendidikan di Indonesia.
0 notes
madurapost · 2 years ago
Text
Bekerja dengan Totalitas, Ini Pesan Disdik Sumenep untuk Para Guru di Peringatan Hardiknas 2023
SUMENEP, MaduraPost – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta para tenaga pendidik agar bekerja dan mengabdi secara totalitas. Selasa, 2 Mei 2023. Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra mengatakan, pada perayaan Hardiknas 2023 ini para guru diharapkan mampu memberikan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ikadesi-b · 2 years ago
Text
RPP/Modul Ajar Apakah Hanya Untuk Administrasi?
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
drfm-me · 2 years ago
Text
Sutarno, Tiga Dosa Besar di Dunia Pendidikan Yang Harus Bersihkan
Dapur Remaja Radio| Depok. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berfokus dalam pengembangan minat dan juga bakat siswa sejak dini. Kurikulum tersebut lebih menitik beratkan pada mater esensial, kompetensi peserta didik dan juga pengembangan karakter. (more…) “”
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kebumen24-com · 3 months ago
Text
Kurikulum Merdeka Belajar Bakal Diganti Deep Learning: Apa itu Deep Learning?
JAKARTA, Kebumen24.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengemukakan rencana untuk mengusung pendekatan Deep Learning sebagai alternatif bagi Kurikulum Merdeka Belajar. Continue reading Kurikulum Merdeka Belajar Bakal Diganti Deep Learning: Apa itu Deep Learning?
0 notes
zahranesia · 3 months ago
Text
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
OLEH : AZZAHARA, S.Pd
KONEKSIANTARMATERIMODUL3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ICGP ANGKATAN 11 KOTA BATAM
(Fasilitator : Bapak Aminul Mukminin, S.Pd dan Pengajar Praktik : Ibu Valentina Pardede S.Pd.Gr)
Koneksi Antar Materi Dengan Merangkum Kesimpulan Pembelajaran Dengan Pertanyaan Panduan
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitandenganpenerapanpengambilankeputusansebagai seorang pemimpin?
Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara ada tiga Pratap Triloka yang berkaitan denga penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Triga Pratap tersebut adalah Ing Ngarso sung Tulodo (menjadi teladan/inspirasi). Seorang pemimpin (guru) haruslahmemberikancontohteladanyangbaikbagiorangyang
dipimpinnya. Baik tindakan maupun perkataannya agar bisa ditiru oleh orang lain sehingga keputusan yang diambil akan dipatuhi dengan kesungguhan hati. Ing Madyo Mangun Karso (seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi, memberdayakan, mengembangkan potensi dan kekuatan sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab), Tut Wuri Handayani (memberi dorongan/semangat), seorang pemimpin (guru) harus bisa menjadi motivator atau pemberi semangat bagi anak didiknya (murid). Misalnya mendorong kinerja murid untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jadi, apabila seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilemma etika, maka untuk mengambil keputusanharusberpedomanpadaPrataptriloka yang diajarkan oleh Ki Hajjar Dewantara ini.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai – nilai positif itu merupakan Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa:Keadilan,Keselamatan,Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan,danlain-lain. Nilai–nilai tersebut sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan seperti nilai keadilan (besikap adil dalam memutuskan sesuatu) bertanggungjawab (mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang sudah diambil) kasih sayang (munculnya rasa kasihan saat mengambil keputusan) dan lebih berpihak kepada murid setiap keputusan yang diambil serta sabar dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi sehingga melahirkan keputusan yang tepat. Nilai-nilai kebajikan yang sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam pengambilan keputusan adalah keadilan, kasih sayang dan tanggungjawab.
Adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya, Kasih sayang sangatlah penting agar manusia bisa mencapai kebahagiaan hidup, sedangkan tanggungjawab berarti mampu menanggung resiko dari keputusan yang telah kita pilih. Nilai ini harus ditanamkan sejak dini dan dibudayakan dalam lingkungan sekolah, agar kelak murid kita menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’” (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah adapertanyaan-pertanyaandalamdirikitaataspengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Melalui coacing kita juga mampu menggali potensi seseorang untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan proses “coaching” maka akan terwujud pengambilan keputusan yang positif, adil serta berpihak pada kepetingan murid. Melalui “coaching” pengambilan keputusan lebih efektif karena menggali potensi, ide, dan gagasan yang bersumber dari potensi coachee.
Salah satu tujuan coaching adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak kepada murid.
Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebutdapatdipertanggungjawabkanyangnantinya akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem kelas dan sekolah.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kompetensi sosial emosional seorang guru tentu saja sangat berpengaruh terhadap kemampuan dalam pengambilan suatu keputusan khususnya yang menyangkut dilemma etika.
Guru yang memiliki potensi sosial emosional yang baik yang meliputi kesadaran diri pengelolahan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, maka akan lebih mampu mengambilkeputusan yang efektif. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek social emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan. Seorang guru yang memiliki kesadaran diri yang baik, akan menunjukan integritas dan tanggungjawab dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan Dilema Etika
Guru juga harus mampu memiliki kesadaran penuh Ketika menghadapi suatu dilema etika, dengan kesadaran penuh, maka perhatian,rasaingintahu,dankebaikanakanmempengaruhi
keputusan guru dalam menciptakan wellbeing ekosistem (kesejahteraan psikologis)
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, seorang pendidik harus tetapmengedepankannilai-nilai kebajikan universal yaitu kebenaran,keadilan,persatuan,toleransi, cinta kasih, penghargaan, serta tanggungjawab. Dengan berpedoman kepada nilai-nilai tersebut, maka apapun keputusan yang diambil akan dapat dipertanggungjawabkan serta mampu mengatasi masalah yang ada.
Nilai-nilai yang dianut olehpendidiksepertikeadilan,Kasihsayang, kemanusiaan, tanggungjawab, kejujuran dan lain-lain akan sangat mempengaruhi pendidik tersebut dalam mengambil sebuah keputusan, baik yang berupa dilema etika maupun bujukan moral. Karena nilai ini akan menjadi dasar seseorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan nilai yang muncul dalm kasusdilema etika dan bujukan moral. Mana nilai yang harus dipertegas, dikuatkanataumungkindikalahkanagarkeputusanyangdihasilkan bisa berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Lingkungan yang posittif, konduktif, aman dan nyaman, adalah lingkungan yang membangun persepsi, bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda, dan orang lain adalah mitra bukan saingan. Lingkungan tersebut dapat dibangun dengan menciptakan budaya positif di sekolah. Budaya positif terbentuk dari pengambilan keputusan pimpinan yang tertuang secara efektif dan bijak dalam program-program sekolah melalui kesepakatan dan kolaborasi dengan semua warga sekolah. Juga dengan melaksanakan prinsip among dan pendekatan inkuiri apresiasif yang mampu mendorong untuk berfikir dan bertindak etis di kelas maupun di sekolah
Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman adalah lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memeiliki potensi yang berbeda-beda, orang lain adalah mitra bukan saingan. Tugas pendidik adalah membentuk anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi tersebut akan mendorongkuatnyakolaborasiantarmurid,gurudan orangtua.
Lingkungan tersebut akan tercipta dari budaya positif. Budaya positif akan terbentuk dari kesepakatan dan sinergitas para pelaku lingkungan dalam menyepakati Tindakan positif. Dalam kesepakatan ini lah dibutuhkan suatu keterampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusanterhadapkasus-kasusdilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang ada saat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika adalah saat terjadinya perbedaan pendapat dalam memutuskan suatu keputusan. Untuk itu dibutuhkan sekali pimpinan yang bijak dalam menyingkapi perbedaan pendapat antara anggotanya yang dapatmempengaruhi keputusan yang diambil. Dan perlu sekali adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memecahkan suatu masalah dilemma etika berdasarkan paradigmanya seperti individu vc kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang.
Tantangan muncul Ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan. Pada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema etika, dibutuhkan suatukejeliandalamanalisisnya. Akankah menggunakan prinsip end based thinking, role based thinking, care based thinking dalam penyelesaiannya.
Oleh karena itu perlu adanya komunikasi dan keterbukaan untuk memetakan suatu masalah dilema etika berdasarkan paradigmanya. Seperti individu vs kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan atau jangka pendek vs jangka panjang.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan sangat berpengaruh sekali denga pengajaran memerdekakan murid kita. Untuk itu, perlumemutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda yaitu dengan mempertimbangan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Guru dapat memutuskan strategi, model dan Teknik pembelajaran yang sesuai yang selalu merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid seperti pembelajaran berdiferensiasi.
Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, maka kita harus mengetahui kesiapan, minat, dan profil belajar murid lebih dulu. Dengan memahami ketiganya, maka kita akan mampu Menyusun pembelajaran yang berpihak pada murid, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, baik dari sisi konten, proses, maupun produknya. Dengan mewujudkan pembelajaranyangdemikianmkamuridakan semakin “merdeka dalam belajarnya”.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran harus mengambil keputusanyang tepat dan bijaksana serta hati-hati. Keputusan yang diambil harus memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggungjawab, dan berpihak pada murid.
Keputusan seorang pemimpin akan berdampak besar pada kehidupan atau masa depan muridnya karena yang diputuskan tersebut akan menjadi pedoman hidup bagi murid tersebut.Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus lebih berhati-hati dalampengambilankeputusan.Karenakeputusanyangkitaambil
akan terkait secara terus menerusdanberdampakpadakehidupan murid kita di masa yang akan datang.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat ditarik tarik dari pembelajaran modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan harus berlandasaskan kepada filosofi Ki hajar Dewantara (yang dikaitkan dengan pemimpin pembelajaran dan didasarkan pada tiga unsur yaitu berpihak pada murid, nilai – nilai kebajiban universal dan bertanggung jawab terhadap segala konsekwensinya.
Sebagai seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan jugaharusberlandaskankepadanilaidanperangurupenggerak
.Juga harus mampu melaksanakan pembejaran berdiferensiasi dengan meningkatkan Kompetensi Sosial Emosionalsertamemiliki kemampuan coaching yang baik.
Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebutberpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
Sebagai seorang pendidik kita harus mampu mengenali nilai dari person diri kita agar mampu memahami dan menerapkan filosofi KHD dalam pembelajaran. Kita juga harus mampu memahami kebutuhan belajar murid kita yang beragam dan mampu untuk mengelola social emosional murid kita.
Pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi menggunakan prinsip coaching/ supervisi akademik. Dengan demikian akan muncul keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dilema etika terjadi jika sebuah kasus terdapat pertentangan antara benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral jika kasus terjadi pertentangan antara yang benar lawan yang salah.
Dalam pengambilan suatu keputusan maka harus memperhatikan4 paradgma, tiga prinsip dan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Hal-hal di luar dugaan terjadi apabila sebuah kasus bujukan moral ada terdapat pelanggran hukum dan kode etik maka pengujian tidak perlu lagi dilanjutkan lagi. Silahkan diambil jalan lain dan di selesaikan sesuai jalur yang benar.
Pemahaman saya tentang modul 3.1 adalah tentang penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengambilankeputusan. Dimana pemahaman tersebut saya gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar vs benar ( dilema etika) dan benar vs salah (bujukan moral)
Hal mengejutkan diluardugaanyangsayadapatkanpadamodulini adalah Ketika kita menghadapi kasus dilema etika maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar muncul solusi kreatif yang bisa diterima semua pihak.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya sudah pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilemma. Namun, semua yang saya lakukan belum sepenuhnya mengacu pada apa yang disampaikan dalam modul ini. Bedanya yang saya pelajari di modul ini ada patokan yang jelas seperti 4 pradigma dilemma etika yang dipakai atau yang dipedomani, ada 3 prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan serta ada 9 langkah pengujiannya. Sehingga yang kita lakukan terarah dan jelas. Sementara selama ini saya mengambil keputusan seperti apa yang pikirkan saat itu saja dan tergantung dengan suasana hati.
Ya, saya pernah, misalnya Ketika ada murid saya yang sering tidak masuk sekolah dan sering tidak mengerjakan PR / Tugas. Menurut kesepakatan kelas anak yang tidak mengerjakan Tugas harus
menerima hukuman, namun ada satu anak yang sering tidak mengerjakan, setelah saya telusuri ternyata anak tersebut anak yatim karena Bapaknya sudah meninggal. setiap malam harus membantu Ibunya berjualan, sehingga tidak ada waktu belajar. Ketika itu saya jadi dilema, disatu sisi saya harus menegakkan aturan agar anak tumbuh dengan rasa tanggungjawab, disisi lain saya kasihan terhadap anak tersebut jika setiap hari dihukum. Akhirnya saya minta anak-anak lain untukn membantunya melengkapi tugas-tugas yang belum dikumpulkan. Saya juga membantunya jika ada kesulitan-kesulitan pada pelajaran yang ketinggalan.
Setelah mempelajari modul ini sayamengertimemangdilemaetika tidak bisa dihindari dan kadang kita harus memunculkan opsi trilema agar ada solusi terbaik bagi semua.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya rasakan sangat luar biasa. Saya paham cara mengambil keputusan yang harus selalu memperhatikan, nilai – nilaikebajibanuniversal,berpihakkepadamuriddanbertanggung
jawab terhadap segala konsekwensinya. Dan saya akan selalu terapkan di sekolah. Apapun masalah dilemma etika maka keputusan yang saya ambil tidak bolehmerugikanmuriddanharus melalui 9 langkah uji pengambilan keputusan. Tentunya juga harus melalui musyawarah dengan kepala sekolah dan teman sejawat.
Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung menyelesaikan maslah menggunakan prinsip end based thinking, yaitu saya melakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang maupun rule based tinking, yaitu berpusat pada tugas dan aturan yang ada. Setelah mempelajari modul 3.1 ini saya lebih banyak mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa peduli (care based thinking)
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Materi ini sangatpentingsekalibagisayasebagaiindividudanjuga pemimpin. Karena modul ini telah mengajarkan saya cara mengambil keputusan yang tepat melalui uji 9 langkah dan 3prinsip yang harus berpihak kepada murid, nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab terhadap segala konsekwensinya.
“Setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya"
“SALAM SEMANGAT, SEHAT DAN BAHAGIA“
Demikianlah koneksi antar materi pada modul 3.1. karena keterbatasan ilmu yang saya miliki, maka masih terdapat kekurangan dari tulisan saya ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca Budiman akan selalu saya harapkan untuk kesempurnaan tulisan saya pada masa akan datang.
0 notes
realitajayasaktigroup · 8 months ago
Text
Mahasiswa UNG Antusias Ikuti Kuliah ‘Merdeka Belajar’ oleh Merdeka Copper Gold
Relasipublik.or.id, Pohuwato – Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) antusias mengikuti kuliah tamu dengan tema Good Mining Practice dan Keselamatan Kerja Untuk Mewujudkan Industri Pertambangan Berkelanjutan di Aula FMIPA, Kampus 4 UNG di Kabupaten Bone Bolango belum lama ini. Kuliah tamu ini diselenggarakan oleh FMIPA UNG bekerjasama dengan PT Merdeka Copper Gold Tbk. yang merupakan induk…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yaudahgituaja · 9 months ago
Text
Forum Penikmat Kopi Peringati Hardiknas 2024: Gerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar
Ya Udah Gitu Aja – Ketua Forum Peniat Kopi, Riyadi, pada Hari Pendidikan Nasional 2024, menyampaikan pesan penting tentang pentingnya kolaborasi dan keselarasan antar seluruh elemen bangsa dalam memajukan pendidikan di Indonesia. “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar sebagai landasan untuk membangun generasi muda yang cerdas, kreatif, dan inovatif.” Ungkap Riyadi. Kamis…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kantorberita · 4 months ago
Text
Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Kota Bengkulu Terapkan Program P5 dalam Kurikulum Merdeka
Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Kota Bengkulu Terapkan Program P5 dalam Kurikulum Merdeka KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kini telah diterapkan secara merata di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bengkulu Program ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan,…
0 notes
bantennews · 8 months ago
Text
Mahasiswa PMM Untirta Diperkenalkan Tradisi Debus Banten
Cilegon – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melalui kegiatan Modul Nusantara memperkenalkan seni tradisi debus kepada mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Sabtu (1/6/2024). Kegiatan Modul Nusantara ini difasilitasi oleh Qory Jumrotul ‘Aqobah, selaku Dosen Pembimbing serta Dea Ananda selaku LO dari kelompok 5 PMM…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes