#Mayat pria
Explore tagged Tumblr posts
Text
Misteri Mayat Pria di Pantai Kebon Kalapa, Sukabumi: Tanpa Luka, Sempat Terlihat Mondar-mandir
JENTERANEWS.com – Warga Kampung Cigenteng, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, digemparkan dengan penemuan mayat seorang pria di pinggir Pantai Kebon Kalapa pada Senin (10/3/2025) pagi. Penemuan ini memicu kehebohan warga sekitar yang langsung memadati lokasi kejadian. Mayat tersebut pertama kali ditemukan sekitar pukul 06.00 WIB oleh dua warga yang sedang melintas. Kapolsek Cisolok, AKP Bayu…
#Berita Kriminal#Cisolok#Mayat pria#Orang meninggal#Pantai Kebon Kalapa#Penemuan mayat#Polres Sukabumi#Polsek Cisolok#Sukabumi
0 notes
Text
Warga Kabila Bone Digegerkan dengan Penemuan Sesosok Mayat Pria
Hargo.co.id, GORONTALO – Warga Desa Huangobotu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, digegerkan dengan penemuan sosok mayat berjenis kelamin pria dengan identitas AH (43), di kamar gudang sebuah rumah, Ahad (15/9/2024) sekitar pukul 17.30 Wita. Kapolsek Kabila Bone, Iptu Ferron Baiku SH, menjelaskan, Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh dua orang kakak korban, yang resah akan…
0 notes
Text
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Dalam Mobil yang Terparkir di BSD
TANGSEL – Sesosok mayat pria ditemukan tak bernyawa di dalam mobilnya yang terparkir di depan minimarket Jalan Boulevar BSD, Serpong, Tangsel pada Senin, (24/6/2024) malam. Korban ditemukan tak bernyawa oleh seorang juru parkir saat memarkirkan mobil box yang hendak memasukan barang ke minimarket. Kasie Humas Polres Tangsel, AKP Agil mengatakan identitas korban diketahui berinisial R. R (51).…

View On WordPress
#AKP Agil#BSD Tangerang Selatan#Kasie Humas Polres Tangsel#Penemuan mayat#Pria ditemukan tewas#Pria tewas di dalam mobil
0 notes
Text
Pion
Dua pion maju berbenturan. Lonceng berbunyi dua belas kali, tengah malam di Chinatown masih menggeliat menggerakkan roda kehidupan. Dari kepiting rebus sampai pekerja seks komersial masih tersaji di pinggiran jalan, komplit, tinggal pilih. Sastro ada di sana. Ia kerja lembur di toko arloji seberang klinik herbal Akiong.
“Kalian pulanglah, aku mau tutup!” Sastro meneriaki dua orang temannya yang duduk berhadapan di ruang tunggu pelanggan.
Teriakannya tidak digubris, mereka menjawab lewat gerakan gesit dua kuda yang melompat melewati pion. Awal pertandingan, belum ada ancaman. Yang pasti mereka bergerak khusyuk sembari menelisik langkah yang akan dilakukan lawan.
“Aku tidak akan berteriak dua kali, terserah jika kalian mau jadi anjing penjaga toko sampai pagi.” Obeng kecil, kaca pembesar, dan onderdil arloji sudah tertata rapi di rak-rak sebelah etalase. Sastro mematikan lampu sorot kecil di meja kerjanya dan beranjak menuju papan catur usang di sudut ruangan.
“Mengapa kalian mendadak tuli, bodoh!?” Sastro masih tidak mendapat jawaban. Ia beringsut duduk menarik kursi dari meja sebelah. Mencoba mengikuti dan memahami alur pertandingan catur tengah malam.
Pertandingan catur itu baru benar-benar dimulai. Keheningan mereka seakan meredam teriakan para penjual sayur dan rayuan pria hidung belang yang meminta diskon pada wanita penjaja kemaluan di Chinatown. Sastro ikut hening, tahu betul bahwa keheningan mereka tak pelak sebuah perang yang berkecamuk melalui bidak-bidak di atas bidang persegi dengan motif putih-hitam. Ia ikut terpaku dalam papan catur tanpa sadar.
Tidak ada tuhan di permainan ini. Makan atau dimakan. Bunuh atau dibunuh. Ya silakan saja. Tidak ada yang melarang. Selayaknya hukum rimba berlaku. Atau mungkin ini sebenarnya adalah permainan antara dua tuhan yang berebut kekuasaan. Tuhan yang isi kepalanya dipenuhi intrik yang apik nan licik agar bidak lawan menemui ajal.
Arloji di tangan kiri Sastro tidak berhenti berdetik, begitu pula dengan tangan kedua teman Sastro yang dengan sabar tarik ulur memainkan bidak catur. Sastro hanyut semakin dalam, berpikir bahwa manusia tak ubahnya hanyalah permainan catur.
Semakin larut Sastro tidak lagi menunjuk-nunjuk papan catur yang entah sudah berapa ribu kali digunakan untuk berperang. Sastro tahu kedua teman mereka tidak akan menggubris omelan-omelan tentang ratu yang dikorbankan hanya untuk sebuah pion. Karena Sastro paham betul Ia tidak tahu pikiran dan strategi apa yang sedang berjalan di dalam kepala mereka. Karena sejatinya hidup juga seperti itu bukan? Orang lain hanya akan selalu mencela langkah-langkah yang kita lalui tanpa tahu apa yang telah kita korbankan. Yang jelas, kita hanya perlu untuk terus berjalan dengan bidak catur yang tersisa.
Tinggal setengah bidak catur yang berdiri di atas papan.
“Mungkin aku akan mati.”
“Diamlah, kau harus terus hidup.”
“Kau mungkin benar. Atau mungkin tidak.”
“Aku akan mati untukmu.”
“Berjanjilah untuk terus berusaha hidup.”
“Yayaya. Aku akan berusaha, tapi tidak berjanji.”
Para bidak berbincang untuk membunuh ketakutan. Mereka bagai mayat hidup yang harus tetap bergerak untuk hidup dan menang, untuk mati dikorbankan, atau yang lebih buruk adalah mati dan kalah dalam kesengsaraan.
Tapi manusia bukan pion, bukan kuda, bukan menteri, bukan benteng, bukan pula ratu bahkan raja. Bidak catur hanyalah buah dari pilihan-pilhan yang ada dalam hidup seorang manusia. Manusia adalah tangan dan pikiran yang menggerakkan bidak catur itu sendiri. Bukan sebaliknya. Manusia harus tahu kapan waktunya memajukan pion, menarik mundur kuda, mengorbankan ratu, bahkan harus tahu kapan waktunya menyerah ketika kehabisan langkah.
Chinatown mulai sepi, ingar bingar penjual dan pembeli surut, dan belum ada tanda kedua temannya akan berhenti. Sastro menyerah menunggui permainan catur yang tak kunjung usai. Memutuskan untuk tidur di samping papan catur setelah seharian bergelut dengan mur dan baut mini dalam arloji, mengistirahatkan diri untuk bersiap menjalani pilihan yang ia ambil esok hari.
—Duatujuhsepuluh
2020
10 notes
·
View notes
Text
TEH DAN PENGKHIANAT

Penulis : Iksaka Banu
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Jumlah halaman : 162 halaman
Buku ini berisi kumpulan cerpen dari penulis Iksaka Banu yang pernah beliau publikasikan diberbagai surat kabar.
***
Buku Iksaka Banu yang pertama kali dibaca, keracunan buku ini gegara lalu lalang di linimasa twitter. Alhamdulillah buku ini terbeli dari hasil giveaway. Dan ternyata diriku gak cocok dengan gaya penulisan mas Iksaka Banu 😅
Buku ini harusnya jadi comfort book karena memiliki tema, latar waktu dan latar tempat yang selalu bikin interest, tapi karena gaya penulisannya yang kurang nyaman jadi enggak bisa masuk kategori comfort book ku.
Terdiri dari 13 cerpen berlatar waktu masa pendudukan Belanda hingga masa Agresi Militer Belanda, bukan tipe buku yang bisa dibaca sekali duduk (untukku), hanya satu cerpen yang jadi favorit dengan judul "Tawanan". And ya, ku tuliskan potongan dialog dalam cerpen berjudul "Tawanan" ini untukmu, selamat membaca!
***
TAWANAN
"...sadarlah kau sedang mencoreng martabat bangsamu sendiri!"
"...martabat seperti apa yang sedang kau risaukan sebenarnya? Apakah pilot P-40 pembantai rombongan tentara Siliwangi yang sedang melakukan long march tempo hari itu punya martabat? Para pejuang Republik itu membawa anak-istri mereka, cita-cita mereka, masa depan mereka. Berjalan kaki sejauh 900km dari Yogya, hanya untuk kemudian terkapar berserakan, berkubang darah di sawah berlumpur sepertu hama tukus!"
"Teman-temanmu, para ekstremis itu, membantai kami tiga hari lalu. Dua perwira Belanda gugur, juga belasan lain. Kau tidak memikirkan keluarga dan masa depan mereka?"
"Turut berduka. Tetapi para Belanda itu tidak membawa anak-istri saat ditembak. Itu beda!"
"Seharusnya kau tau, hal semacam itu disebut ekses,"
"Reaksi di luar kendali. Maklum, kelakuan para ekstremis selalu sama: menghadang konvoi Belanda, melepas tembakan, lalu lari ke tengah perkampungan. Bisa juga ke tengah kerumunan long march itu. Memancing amarah dan rasa frustasi kami. Lalu semua terjadi, tanpa terkendali."
"Suatu petang, di Jembatan Oldenallerbug, antara Putten dan Nijkerk, pecahan unit kami menyerang sebuah mobil patroli Jerman berisi dua perwira yang dikawal dua orang kopral. Salah seorang pewira luka parah kemudian mati, tetapi sempat memberitahu rekan-rekannya."
"Sebagai militer, kau tentu mendengar yang terjadi keesokan harinya. Seratus rumah dibakar, enam pria dan seorang wanita ditembak karena melawan. Ratusan sisanya dikirim ke tempat kerja paksa."
"Itulah ekses, kawan!"
"Yang terbunuh satu orang, lalu muncul aksi pembalasan kelewat batas. Itupun hanya tujuh orang Belanda yang mati. Bandingkan dengan insiden di Karawang. Pernah mendengar yang terjadi dikampung Rawagede saat berlangsung Operasi Produk 1947, Kapten?"
"Tidak ada penyergapan oleh tentara Republik sebelumnya. Hanya pertempuran singkat. Tetapi suatu hari Belanda datang, lalu melampiaskan kekesalan ke sejumlah desa karena tidak menemukan senjata apa pun di situ. Berapa banyak orang sipil yang mati? Entah. Ada yang mengatakan 150 atau 200 orang. Mereka diambil acak, dibariskan, lalu dihabisi. Mayat mereka tertimbun memenuhi parit. Lihat bedanya? Itu bukan ekses, tetapi sebuah aksi terencana."
"Kau tak mengerti. Aku ditugaskan ke Hindia menemani ribuan pemuda belia, para wajib militer, untuk membebaskan tanah air ini dari cengkeraman Jepang."
"Mengusir Jepang, melindungi penduduk. Aku pun dulu dicekoki doktrin seperti itu. Kita begitu naif."
"Faktanya, penduduk tak ingin lagi Belanda tinggal di sini. Sama seperti kita menolak Nazi Jerman bercokol lebih lama di negeri kita. Mereka ingin merdeka. Dan pahamilah, orang-orang ini sama sekali bukan garong atau ekstremis. Kalau kau tinggal di tengah mereka, bernapas seperti mereka, ikut long march bersama mereka, matamu akan terbuka. Betapa orang Belanda itu banyak lagak dan biadab."
4 notes
·
View notes
Text
Tangkap Pembunuh Wanita Hamil di Cengkareng
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Hamil di Cengkareng

Pembunuh wanita hamil yang ditemukan di tumpukan sampah di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat ditangkap. Polres Metro Jakarta Barat menangkap pria inisial HS (30).
Jakarta Pembunuh wanita hamil yang ditemukan di tumpukan sampah di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat ditangkap. Polres Metro Jakarta Barat menangkap pria inisial HS (30).
Dari pelaku yang kita amankan, tapi kan belum ada omongan ke situ kan. (Ditangkap) Sudah tadi pagi jam 7," kata Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Kompol Andri Kurniawan saat dihubungi, Kamis (13/7/2023).
Andri mengatakan HS ditangkap di bandara Soekarno Hatta ketika hendak melarikan diri ke luar kota.
Ya (sudah diketahui identitasnya), kan autopsi udah, terkuak untuk identitas korban sudah termonitor ya kan boleh," katanya.
Sementara dari hasil penyelidikan, Andri mengatakan kalau mereka berdua bukanlah suami istri. Oleh sebab itu, penyidik sampai saat ini masih mencoba mengontak keluarga dari P.
Kalau dia kan ngakunya sama ibu kosan suami istri padahal sih enggak. Kita lagi nyari, belum dapat nih keluarga korban," ujarnya.
Geger Temuan Mayat Wanita

Sebelummya, Warga Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat digegerkan atas penemuan mayat seorang wanita yang ditumpuk pakaian dan sampah. Perempuan tanpa identitas itu tewas saat hamil.
Saat ditemukan korban (wanita) tengah hamil muda," kata Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Kompol Andri Kurniawan saat dihubungi, Kamis (13/7).
Atas penemuan mayat ini, Andri mengatakan pihaknya masih mendalami terkait dugaan penyebab pembunuhan wanita tersebut. Dengan menunggu hasik autopsi jasad wanita yang telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
0 notes
Text
Babinsa 410-05/TKP Laporkan Penemuan Jenazah Pria Tuna Wisma di Depan Toko Istana Mebel
Bandar Lampung, Mediapromoter.id – Babinsa Kelurahan Pelita, Kecamatan Enggal, Pelda Pranoto Koramil 410-05/TKP melaporkan penemuan mayat di depan Toko Istana Mebel, Jalan Raden Intan, Kelurahan Pelita, Kecamatan Enggal. Diketahui, mayat tersebut ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan dan diduga meninggal dunia akibat sakit. Dari informasi yang berhasil dihimpun, korban tersebut berjenis…
0 notes
Text
Mayat Diduga Korban Banjir Ditemukan Mengapung di Sungai Tanralili Maros
MAROS – Warga Maros digegerkan penemuan mayat pria mengapung di aliran sungai Dusun Cambayya, Desa Alleare, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Minggu 16 Februari 2025 kemarin. Kepala BPBD Maros, Towadeng, saat dikonfirmasi menuturkan, mayat pria tersebut diperkirkan berusia 40-50 tahu. “Tubuh korban sudah membusuk dan membengkak, sehingga sangat sulit dikenali,”…
0 notes
Text
Terungkap! Terduga Pelaku Pembunuhan Pria di Banyuates Sampang Sosok Kekasih Gelapnya
SAMPANG, MaduraPost – Kasus penemuan mayat pria paruh baya di lahan kosong Desa Tebanah, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, akhirnya terungkap. Nama(required) Surel(required) Situs web Pesan Submit Δ Diketahui mayat tersebut bernama Saeri, ternyata dibunuh oleh seorang janda bernama Samu’ah (46), yang tak lain merupakan kekasihnya. Kapolres Sampang, AKBP Hartono, mengungkapkan bahwa…
#Berita madurapost#Berita Sampang#Dugaan pembunuhan#MaduraPost Sampang#Mayat#Polres Sampang#Polsek Banyuates
0 notes
Text
Warga Kampung Kudang Desa Limbangan Timur Digegerkan Dengan Pria Lansia Meninggal di Kamar Kontrakan
LOCUSONLINE, GARUT – Warga Kampung Kudang, Desa Limbangan Timur, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, digegerkan oleh penemuan mayat seorang pria lanjut usia di sebuah kontrakan, Jumat, 31 Januri 2025 sekitar pukul 11.00 WIB. Peristiwa ini terungkap setelah Dase (52), seorang saksi, Dase menjelaskan, ia mendatangi kontrakan tersebut karena korban sudah dua hari tidak terlihat keluar kamar. Dase…
0 notes
Text
Ditemukannya Jenasah Pria Lanjut Usia Di Kos-kos an di Kota Batu
Kota Batu, Siaptv.com - Seorang pria lanjut usia bernama Bambang ditemukan meninggal dalam kamar kos-kosan di Depan Jatim Park 2 Kelurahan Temas Kota Batu, setelah warga tidak mendapati korban tidak ada aktifitasnya selama 4 hari oleh warga sekitar. ( 31 Januari 2025 )
Kejadian ini berawal dari warga sekitar yang tidak melihat aktifitas korban selama 4 hari, saat awak media menanyakan pada salah satu warga, diketahui bapak paru baya ini telah lama menderita sakit dan hidup berdua dengan anak laki-lakinya, dan saat bapak tersebut ditemukan meninggal dunia anak laki-lakinya selama 4 hari kebetulan tidak menemani ayahnya.
Bambang adalah seorang tukang bangunan dan warga tidak mampu, yang menderita sakit jantung, dimana hidupnya juga banyak dibantu oleh warga sekitar yang sering memberikan makanan pada korban.
Menurut Dian salah satu ibu warga sekitar, Bambang memang dikenal berprofesi tukang bangunan, dan membenarkan memang korban meninggal ada riwayat jantung.
" Ya setelah kami panggil-panggil tidak keluar, akhirnya saya dan warga dobrak dan ternyata bapak sudah meninggal, kalau usianya kurang lebih 60 an. Kalau bapak aslinya warga Temas dan berprofesi di bangunan.
Sebenarnya bapak bersama seorang putranya, hanya sudah satu minggu yang lalu dia tidak pulang, mungkin karena itu juga bapa resah dan juga karena ada sakitnya., serta mau minta makan kesiapa lagi karena masalah ekonominya yang kurang.
Terlihat gerak cepat tim Inafis Polres Batu dalam mengevakuasi Penemuan Mayat yang meninggal di kamar kosnya di Desa Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu, pukul 10.00 WIB mendapatkan apresiasi dari masyarakat.
Didapati informasi Bambang Irawan (59) warga Jalan Dewi Sartika Gg V a Desa Temas Kecamatan Batu Kota Batu ditemukan meninggal dunia dan sempat tercium bau yang menyengat di sekitar lokasi penemuan ya.
Dalam release Polres Batu, Kapolres Batu AKBP Andy Yudha Pranata melalui PLH Kasi Humas Polres Batu Aiptu Doni mengatakan jika pihak kepolisian menerima laporan masyarakat.
"Korban berada lokasi hanya seorang diri dan disekujur tubuh korban tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan, saudara ataupun keluarga korban membenarkan bahwa korban dalam keadaan sakit, " ujarnya, Jumat (31/01).
Penemuan mayat korban ini bermula saat pertama kali saksi yang mengetahui yakni Dian Justina Wardani yang saat itu hendak memberikan minuman kopi kekamar kosnya.
Karena saksi curiga selama 4 hari korban tidak memesan kopi dan tidak keluar kamar kos, sehingga saksi mencoba mencari korban.
Saat saksi datang ke kamar kosnya dan hendak masuk diketahui tercium bau busuk dan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia, selanjutnya saksi menghubungi warga sekitar sekaligus memberitahukan peristiwa tersebut ke Polsek Batu Kota.
Saat awak media mewawancarai anak korban, Amir Jamaah Fahrudin ( 20 Tahun), ia mengutarakan ia tidak tahu karena belum pulang selama seminggu ini, hari ini baru ditelp dan di WA katanya ayahnya tiada, ia kaget dan tak percaya lalu membuktikannya.
" Ya ternyata benar ayah saya meninggal, kalau waktu itu saya tak berani pulang karena tidak ada uang, dahulu bapak memang sakit tapi sepertinya sudah sembuh, mungkin karena ada rawat jantung, ya yang mendobrak tetangga karena berniat menolong bapak. " ungkap Amir Hamzah Fahrudin
0 notes
Text
Misteri di Kontrakan Ibu Eni: Pria Lanjut Usia Ditemukan Tak Bernyawa di Kampung Palagan
JENTERANEWS.com – Warga Kampung Palagan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, digemparkan oleh penemuan mayat seorang pria lanjut usia pada Selasa pagi (18/02/2025). Jasad pria yang diketahui bernama Edi alias Bah Ace (60) itu ditemukan dalam kondisi membusuk di sebuah kontrakan milik Ibu Eni. Korban, yang berprofesi sebagai wiraswasta, merupakan warga Kampung Palagan RT…
0 notes
Text
Seorang Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Pantai Lopo Batudaa Pantai
Hargo.co.id, GORONTALO – Seorang pria tanpa identitas ditemukan warga di pesisir pantai Desa Lopo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, Ahad (21/7/2024). Informasi yang dihimpun awak media, pria tersebut mengenakan celana olahraga training dan jaket warna hitam. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang dan kedua kaki terikat. Kapolsek Batudaa Pantai IPDA Syamsudin N Bunga ketika…
0 notes
Text
Warga Saketi Pandeglang Temukan Pria Membusuk di Perkebunan
PANDEGLANG – Warga Kampung Ciandur, Desa Ciandur, Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang, Banten digegerkan dengan penemuan mayat. Mayat berjenis kelamin laki-laki itu sudah membusuk di sebuah gubuk perkebunan warga sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (24/6/2024). Penemuan mayat tersebut bermula saat salah satu warga melintas di sekitar gubuk mencium adanya bau busuk yang sangat menyengat, warga itu…

View On WordPress
#banten#Desa Ciandur#Kampung Ciandur#Kasus pembunuhan#Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang#Kepala PKM Puskemas Saketi#mayat pria di kebun#Oman#Penemuan mayat#Polres Pandeglang
0 notes
Text
Kamar Mayat
Di gerbang depan sebuah Rumah Sakit di tengah kota yang sedang diguyur hujan, masuk sebuah motor bebek yang dikendarai oleh seorang pria paruh baya. Motornya melaju pelan ke arah parkiran motor di samping bangunan.
Setelah memakirkan motor dan melepaskan helmnya, pria itu segera berlari menuju pintu samping. Dengan masih mengenakan jas hujannya pria itu berjalan menuju ke arah belakang bangunan Rumah Sakit.
Sesampainya di sebuah ruangan yang cukup besar, segera dia melepaskan jas hujan yang dikenakannya dan menggantungnya.
“Si Rudi sudah pulang rupanya. Tak biasanya dia pulang terlebih dahulu sebelum aku datang. Mungkin karena dia tidak mau terjebak hujan, makannya dia segera pulang”, gumam Andi pelan. Andi adalah seorang penjaga Ruangan Mayat. Seperti biasa dia bertukar shif dengan temannya yang bernama Rudi.
Diperhatikannya sekeliling ruangan, terlihat berderet kereta mayat yang berjumlah 8 buah. “Sepertinya ada penghuni baru nih”, katanya pelan. Andi menyadari itu karena sehari sebelumnya hanya ada 4 kereta mayat yang terisi.
Dilangkahkan kakinya ke arah kereta mayat bernomor 5 dan 6. Dibacanya keterangan yang menempel pada kereta mayat itu.
Saat dia sedang membaca, tiba-tiba terdengar sebuah benda jatuh di belakangnya. Seketika Andi menoleh ke belakang. Andi sudah terbiasa dengan kejadian-kejadian ganjil di ruangan ini. Suara-suara manusia tanpa wujud, benda yang bergerak sendiri dan sebagainya.
Dilangkahkan kakinya menuju sumber suara itu. “Iya saya tau, kamu penghuni baru kan?, Saya tau kamu mau kenalan. Saya kerja di sini, kamu juga baru di sini, jadi kita jangan saling mengganggu ya”, kata andi sambil memungut jas hujan yang baru saja digantungnya yang kemudian entah kenapa tiba-tiba terjatuh ke lantai.
“Dingin-dingin begini enaknya minum kopi manis nih”, gumamnya. Dilangkahkan kakinya ke sebelah ruangan kamar mayat yang merupakan dapur kecil untuk berbagai keperluan. Dihidupkannya kompor dan diletakkannya panci untuk memanaskan air. Sambil menunggu airnya panas, Andi bersenandung pelan menyanyikan lagu band kesukaannya.
Terdengar sayup-sayup siulan yang mengiringi senandungnya. Didengarnya siulan itu cukup nyaring, seperti berasal dari ruangan kamar mayat.
Beberapa saat kemudian bunyi panci air mengagetkan Andi. Segera dituangkannya air panas itu ke dalam cangkir yang telah berisi kopi dan gula. Segera dia kembali lagi ke ruangan mayat.
Diletakkannya cangkir kopi itu di atas meja, tapi baru saja Andi ingin duduk, matannya menangkap sesuatu yang ganjil. Dia terdiam terpaku, wajahnya pucat pasi. Tak terasa keringat dingin menetes dari keningnya. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya dia berkata, “kemana mayat di kereta nomor 6??”.
Dengan keberanian yang masih dimilikinya, perlahan dia berjalan mendekati kereta mayat itu. Dilihatnya kereta itu seperti telah bergeser dari tempatnya semula dan kain penutup mayatnya pun telah jatuh di atas lantai.
Dengan keadaan panik diarahkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Ditundukkannya tubuhnya hingga dia berjongkok untuk melihat di sekitar kolong kereta-kereta mayat. “Tidak ada, astaga! Kemana mayat itu?”
Seketika pandangannya terhenti pada kolong kereta mayat nomor 1. Kereta mayat nomor 1 terletak di dekat pintu keluar kamar mayat. Betapa terkejutnya Andi, tampak sepasang kaki manusia berdiri tepat di samping kereta mayat nomor 1. Karena dalam posisi sedang berjongkok dan pandangannya terhalang, Andi hanya dapat melihat bagian kakinya saja. Kakinya seperti kaki manusia akan tetapi kulitnya berwarna hitam legam dan tanpa alas kaki. Secepat kilat Andi berdiri, dan melihat ke arah kereta nomor 1.
Heran, itu lah yang ada dipikirannya sekarang. Tak tampak satu pun manusia yang berdiri di sana. Padahal dengan pasti tadi dia telah melihat sepasang kaki yang sedang berdiri. “Apakah itu hantu?”, batin Andi dalam hati.
Selama 10 tahun dia bekerja di ruangan mayat ini, tapi kalau dibilang baru kali ini dia melihat wujud hantu walaupun cuma sebatas kaki. Seakan tak percaya dan ingin memastikannya kembali cepat-cepat dia berlari ke arah pintu keluar kamar mayat, siapa tau memang ada orang yang berdiri tadi di sana. Hanya tampak lorong-lorong kosong dan rintik hujan yang membasahi taman kecil di depannya.
Seketika hawa dingin menyelimutinya, tubuhnya menggigil kedinginan, disilangkannya kedua tangannya di depan dadanya. Cepat-cepat dia berbalik masuk dan menutup pintu kamar mayat.
Seketika Andi terpaku, didengarnya suara seperti benda yang diseret di lantai. Kemudian dia berbalik dan mencari asal suara itu, suaranya pelan tapi jelas sekali. Arahnya dari kereta yang paling ujung yaitu nomor 8. Karena pandangannya terhalang oleh kereta-kereta yang lain, sehingga dia tidak dapat melihat ke arah lantai dimana suara itu berasal.
Untuk memastikan benda apa yang membuat suara itu, perlahan dia berjalan ke arah tengah ruangan agar pandangannya lebih jelas. “AaakKkkhhh….!!!”, tiba-tiba Andi menjerit sejadi-jadinya. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tubuh Andi melemah, seakan kakinya tak kuasa menahan berat tubuhnya, dia pun jatuh terduduk di lantai.
Dihadapannya tampak sesosok makhluk dengan kulit hitam legam dalam posisi merangkak pelan ke arah Andi. Matanya seakan memandang tajam ke arah Andi dengan giginya yang menyeringai marah.
Makhluk hitam itu merangkak maju sambil mengeluarkan suara geraman yang membuat Andi tambah ketakutan.
Tak kuasa Andi melihatnya, ditutupnya wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “Pergi!!, jangan sakiti aku!”, pekik andi gemetar.
Semakin lama suara geraman itu semakin jelas, yang sepertinya sudah mulai mendekat ke arah Andi.
Tiba-tiba sebuah cengkraman kuat memegang kedua belah tangan Andi dan menyingkirkannya dari wajahnya. Betapa terkejutnya Andi, sekarang dihadapannya terpampang sosok makhluk hitam dengan wajah setengah hancur di bagian atas kepalanya. Walaupun wajahnya hitam, andi dapat melihat tetesan darah segar yang mengucur dari atas kepalanya yang hancur.
“Kenapa kau membunuhku?”, terdengar sebuah pertanyaan dari sosok makhluk hitam itu. “Membunuhmu? Apa yang kau bicarakan? Aku tak mengerti”, jawab andi gemetar. “Kau tak ingat apa yang telah terjadi? Aku begini karena ulahmu. Lihatlah aku sekarang, apakah kau tak mengenaliku?”, wujud makhluk hitam itu semakin mendekatkan wajahnya ke hadapan Andi.
“Rudi… itukah kau?”, kata Andi seakan tak percaya. Andi baru menyadari kalau yang dihadapannya sekarang adalah teman kerjanya. “Ya, ini aku Rudi. Akibat ulahmu aku jadi celaka, aku kehilangan kendali hingga aku terjatuh dan menabrak sebuah mobil Truk dan terbakar”, kata makhluk itu dengan nada marah. “Apa yang kau bicarakan? Tak pernah aku..”, Andi terdiam, sebelum dia menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba dia teringat kejadian saat di jalan menuju Rumah Sakit.
Saat itu jalanan sedang sepi karena hujan, hanya beberapa kendaraan roda empat yang melaju di jalanan.
Karena terburu-buru, Andi menambah kecepatan motornya dan mencoba menyalip sebuah mobil di depannya. saat Andi menyalip, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sebuah motor. Karena terkejut cepat-cepat Andi menghindar ke arah kiri.
Karena teringat akan hal itu tak terasa air matanya menetes dan Andi mulai menangis. “Apakah orang yang mengendarai motor itu adalah kau, Rudi? Oh.. tuhan, maafkan aku”, Andi menangis sejadi-jadinya. “Ya, Andi. Itu aku. Sekarang aku ada di sini, menjadi penghuni Ruangan ini selamanya sama sepertimu”, kata makhluk itu sambil tersenyum hingga menampakkan giginya yang mengeluarkan darah.
“Penghuni di sini selamanya bersamamu? Apa maksudmu?”, Andi terkejut dengan perkataan makhluk itu.
“Kau sama sepertiku, Andi. Kau juga sudah mati. Kau terjatuh dan menabrak sebuah pohon saat mencoba menghindariku”, kata makhluk itu sambil tersenyum sinis dan kemudian dia mulai tertawa hingga menggema di dalam kamar mayat.
0 notes
Text

🇮🇳#INDIA🇮🇳
UN ABUELO 'VUELVE A LA VIDA' CUANDO LO LLEVAN A LA MORGUE.
Fecha Jueves 23 de enero de 2025
Un abuelo llamado Pavithran (67) de la India causó revuelo porque "volvió a la vida" después de que su familia lo creyera muerto. El abuelo se despertó cuando lo iban a trasladar a la morgue.
Según detikHealth, el incidente ocurrió en el distrito del norte de Kerala, cuando la familia preparaba el funeral del abuelo.
Mientras se preparaba para el funeral, la familia encomendó que el cuerpo de Pavithran fuera colocado en un contenedor refrigerado en la morgue del AKG Memorial Cooperative Hospital.
El plan es que una vez finalizados los preparativos, el cuerpo sea trasladado a su ciudad natal para su entierro.
Justo cuando estaba a punto de ser trasladado a la morgue, un funcionario del hospital llamado Jayan notó un ligero movimiento en los dedos del paciente. Cuando vio esto, se puso en contacto con el equipo médico y la familia.
"Además de mí, también estaba allí nuestro electricista Anoop. Vio los dedos del hombre moviéndose y me llamó. Yo también lo vi. Informamos inmediatamente a los familiares y al médico. Cuando le midieron la presión arterial al paciente, los resultados fueron normales".
Los médicos se apresuraron a trasladar a Pavithran a la unidad de cuidados intensivos del hospital para recibir tratamiento adicional.
La familia dijo que Pavithran entró a la casa después de experimentar varios problemas de salud, como problemas pulmonares y cardíacos.
Via News del Sector Funerario Mundial
Fuente ⛲️
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/jabar/berita/d-7743847/bikin-kaget-pria-india-hidup-kembali-saat-mau-dibawa-ke-kamar-mayat/amp
0 notes