#Langit biru
Explore tagged Tumblr posts
Text
Terbangkanlah segala resah
Terbangkanlah segala amarah
Terbangkanlah segala hal yang membuatnya patah
Bukan hanya senja, langit biru pun membuatku candu
Diikuti layang-layang yang saling berpacu
Memandang langit biru yang luas, melukis senyum yang lepas
Oh Tuhaan, semesta-Mu begitu luas
Langit-Mu indah menenteramkan meleburkan segala was-was,
Siapapun yang memandang, menjadi enggan untuk lekas bergegas
Langit biru,
Terima kasih telah melenyapkan segala hal yang sendu
4 notes
·
View notes
Text
Saat musim hujan tiba, birunya langit menjadi pemandangan langka.
Begitulah cara hidup memetakan rindu.
Kadang rindu dingin nya hujan ketika panas sedang mendera. Kadang rindu pada cerahnya langit dan hari ketika mendung sedang tiba dengan begitu seringnya.
2 notes
·
View notes
Text
Cepat atau lambat hari itu akan datang. Aku seperti telah siap menghadapinya. Hari-hari yang menguras jiwa. Hari-hari tanpa kata. Niscaya akan selalu datang. Bagaikan tak bisa aku tolak, entah datang dari mana. Ia selalu hadir menimpa.
Aku menyiapkan diri. Tak banyak yang aku pikirkan lagi tentangnya. Hanya sepucuk tanya. Mengapa harus selalu seperti ini. Sedang dalam fikirku ada banyak jalan lain yang lebih menentramkan untuk ditempuh.
Kemudian aku harus mengunci kata-kata. Hingga aku perkirakan langit telah cerah seperti semula. Biru yang menenangkan. Tak lagi hitam yang menyesakkan. Aku menghampirinya dengan senyuman.
Angin ini sangat aku syukuri. Waktu-waktu ini begitu syahdu aku sadari. Tak tertebak entah apa yang menanti di depan sana. Kuhanya menggumamkan dzikir. Betapa aku telah berusaha ikhlas atas apa yang terjadi.
5 notes
·
View notes
Text
Langit Budak Biru
Category: Short Film Country: Malaysia Where to watch: GagaOOLala Year: 2018 Watched: 31.01.2023
Humans are all created by God, right? Yes. Humans are created by God. Just like the plants…animals…the sky, earth…and the universe. It is all created by God. I am God’s creation too, right? Yes. Of course you are. What’s wrong? Why did God create me?
This is a short film that stabs the heart, where you can literally feel the loneliness and isolation.
Abu and Nuwas both attend a religious boarding school and share a room with several other boys. Both keep a secret that makes them forget reality for a short moment at night in the toilet. Homosexuality is still illegal in Malaysia and can be politically and/or religiously persecuted.
While Nuwas is relatively sure of his identity and his sexual orientation and does not seem to doubt his love for another boy as much as Abu, the latter has a problem reconciling his faith and the fact that he loves a boy. How can God let him love a boy when it is actually forbidden. How could God create him as this person and sent him into the world, where he was taught that homosexuality is sinful. It is heartbreaking to watch the soul of these boys break. One in search of an answer to questions that no one but himself can answer in the end and the other in search of a place in the world where he is not lonely and does not have to fear being threatened or beaten up by his classmates for his simple existence. Both are angry and in the end they have only each other to be understood.
Based on a true story, the film shows reality in a depressingly real way. It leaves me thinking. I cannot relate to what it is like to live in such a society, hiding my identity from others and always facing the threat that my sexual orientation would be grounds for persecution. I grew up very privileged and can believe what I want or live and love how I want. To live has different meanings in different regions of this world. While some people are trying to find the meaning of life, others are just trying to survive.
Such films are important. They can wake us up, they make the invisible visible, they can make people talk and think, and if they talk and think enough, maybe they will change their minds and with changed minds changes can arise.
I have the highest respect for such a brave film, the actors and all who worked on it.
This one is definitely a 10 out of 10 for me.
11 notes
·
View notes
Text
Langit, aku belum bisa lupa. Mungkinkah ini yang disebut pemenang?
Nyatanya, berdamai memang tidak semudah kata. Begitu sulit berdamai dengan kejadian yang pernah menciptakan sebuah luka. Begitu sulit berpura-pura kuat ketika semesta mengingat kembali. Dia itu luka untukku.
6 notes
·
View notes
Text
Filosofi Warna Biru Foto Pasangan SIAP Simbol Bawa Perubahan
Rekonfunews.com, Pohuwato – Akhirnya pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pohuwato Saipul – Iwan atau SIAP meluncurkan warna pakaian dan logo untuk Pilkada 2024. Dengan mengambil warna biru langit, kedua pasangan ini mengumumkan penggunaan kemeja berwarna biru langit dan latar bendera merah putih sebagai ciri khas mereka pada agenda kampanye nanti. Juru bicara SIAP menjelaskan penggunaan warna…
0 notes
Text
Kuasa Hukum Eks Pejabat Bank Banten Sebut Perkara Kliennya Bukan Korupsi
SERANG – Kuasa hukum dua terdakwa korupsi pemberian kredit modal kerja (KMK) menyebut perkara yang menjerat kliennya bukanlah korupsi, melainkan permasalahan perbankan mengenai hutang piutang. Hal tersebut disampaikan Zaelani dan Afrikal selaku tim kuasa hukum terdakwa mantan Manager Bisnis Bank Banten, Ershad Bangkit dan Direktur CV Langit Biru, Achmad Abdillah selaku pengaju kredit saat…
View On WordPress
#Achmad Abdillah#Bank Banten#Bank pembangunan daerah Banten#Direktur CV Langit Biru#Ershad Bangkit#KMK Bank Banten#korupsi kredit modal kerja#Manager Bisnis Bank Banten#Sidang bank Banten
0 notes
Text
Terbaik, 0818-0958-4233 Vendor Kaos biru langit
Terbaik, 0818-0958-4233 Vendor Kaos biru langit
Produsen baju: baju Polos hitam,baju ,baju distro,baju kaki,baju abu abu, baju anak,baju berkerah,baju batik,baju brand local,baju couple,baju custom
PT. ARKANA PUTRA BAROKAH
Kami Melayani Order Delivery, Juragan Cukup Telpon/WA 0818-0958-4233. Kami Akan Datang Ketempat Juragan Membawakan Beberapa Contoh Sampel Produksi Kami. Terimakasih
Vendor Kaos biru langit
#VendorKaosbirulangit
0 notes
Text
Bila Akhirnya Puisiku Mati
Bila akhirnya puisiku mati, temukan aku di langit biru yang menghiasi kotamu pukul dua belas siang, saat matahari tepat di atas ubun-ubun. Aku tak lagi pagi yang hangat, senja yang menenangkan dan malam yang senyap. Aku telah menjadi apa yang kau benci dari segala musim.
Bila akhirnya puisiku mati, relakan aku sebagai air yang mengalir menuju muara ketika bandang tiba. Aku tak lagi sebening telaga, seberisik hujan dan semurni air mata. Aku telah menjadi apa yang paling bebas dari semua dahaga.
Bila akhirnya puisiku mati, kau tak perlu mencari sebab-sebab yang jelas maknanya; aku berhenti jatuh cinta.
191 notes
·
View notes
Text
biru langit wajahmu biaskan selaut rindu yang karam ribuan waktu
sekelumit - layur
30 notes
·
View notes
Text
Di mana ketenangan itu sebenarnya?
Pernah engga sih merasa begitu tenang, menjalani hidup tuh kaya pasrah aja gitu. Ga banyak minta, ga banyak berharap apa-apa.
Bener-bener tenang, tanpa beban.
Padahal sebenernya boleh-boleh aja berharap dalam doa. Bahkan mau minta apa aja, ya boleh.
Mungkinkah memang semenangkan ini di sepertiga malam?
Diantara begitu banyaknya kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan. Dari begitu banyaknya hal yang rasanya ingin sekali diceritakan.
Seakan seperti badai yang kemudian mereda dengan sendirinya. Langit menjadi biru, udara menjadi sejuk dan matahari menghangat dalam dada.
Seperti seorang anak kecil yang menangis kencang lalu tiba-tiba tenang di pelukan ibunya.
Masya Allah....
Semakin dekat denganMu, kedamaian hati ini semakin nyata.
Apakah mungkin segala macam bentuk kekhawatiranku selama ini, adalah bentuk ketidakpasrahanku?
Apakah segala macam bentuk ketakutan dan kecamasanku, adalah bukti semakin jauhnya diri ini dariMu ya Rabb?
Sebab nyatanya, semua yang di hidupku sekarang cukup. Semua baik-baik saja dan aku mampu melewatinya.
Hanya bedanya, aku tidak pernah memiliki ketenangan seperti sekarang.
Ketenangan yang barangkali sebetulnya memang miliku.
Tetapi ketika Kau hadir, di malam-malamku. Aku tidak pernah berusaha untuk mengambilnya darimu.
Sebuah ketenangan milikku.
Ketenangan yang tidak lagi membuatku tergesa-gesa.
—ibnufir
349 notes
·
View notes
Text
Saat rindu laut.. aku menatap langit.
Sama sama biru. Sama-sama berisi rindu..
Rabbana ma khalaqta hadza bathila (artinya, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia.) Q.s Ali ‘Imran (3 : 191)
3 notes
·
View notes
Text
171.
“Na, apa rasanya menikah?”
Campur aduk. Tidak terdefinisikan.
Siapa yang menduga kalau akhirnya aku mau menerima lamaran dari seseorang? Padahal aku adalah pecahan kaca yang telah melukai banyak kaki yang mencoba mendekati.
Siapa yang menduga jika ternyata ada seseorang yang bisa meyakinkanku untuk hidup bersama yang insyaAllah sampai surga-Nya.
Dulu, aku selalu mempertanyakan bagaimana kira-kira ceritaku bertemu dengan si dia? Melihat betapa romantis cerita mereka dalam menemukan dan ditemukan. Ternyata, takdir dan jalan cerita yang dibuat untuk semua hamba-Nya selalu luar biasa.
Selalu ada alasan kenapa Allah membuatmu menanti lebih lama dari teman-teman sebayamu. Pun ada hikmah yang ingin Dia sampaikan ketika semua rencana harus tertunda. Jika belum sekarang hikmah itu bisa dipetik mungkin besok atau setelah lama waktu berjalan kita akan tersadar dan bergumam, “ooo, ternyata ini maksud Allah dulu.”
Percayalah Allah tahu mana yang terbaik. Terbaik menurut-Nya bukan menurut kacamata kita sebagai manusia.
Selamat terus menjaga hati sampai Allah hadirkan dia yang benar-benar layak untuk ditaati. Dia yang datang membawa niat yang sangat baik dan memintamu dengan cara yang baik pula; cara yang Allah ridhoi.
Jadi, apa rasanya menikah? Tetap tidak bisa terdefinisikan.
Langit Biru, 12.13 | 09 September 2023.
312 notes
·
View notes
Text
Kalau langit itu biru, Berarti aku apa dong ?
Found me here
#adult model#beautiful model#fashion model#tobrut#hijab girl#malay hijab#cantik#cewekcantikindo#gemoy#cewekmanis
17 notes
·
View notes
Text
Aku suka memandang langit, baik ketika membiru maupun tersendu. Kita memandang langit yang sama, ciee
3 notes
·
View notes
Text
SANDYAKALA
Malam terkadang ingin menjadi Pagi. Betapa ceria warna-warni dunia bergegap gempita kala Pagi tiba. Biru langit dan hijau ladang menopang lengkung-lengkung garis pelangi. Kumpulan awan seputih kapas saling melempar canda menertawakan pasir-pasir di pantai. Malam tergoda turut memiliki semua itu. Pernah beberapa kali Malam hilang harap. Meski banyak Ia merapah permohonan, akan tetapi pada masanya bulan tersandera gerhana jua.
Malam merasa kelam, Ia kesepian.
Pagi bukan tak menyadari. Betapa Pagi pun menyimpan cemburu pada sang Malam yang senantiasa dikelilingi kerlip rasi gemintang. Bintang-bintang tak lelah berpendar meski tanpa suar. Tak jarang Pagi ingin Malam bisa terus menemani, bukan hanya bertemu sesekali. Akan tetapi rasuk sinar matahari pasti terkekang embun pagi. Hasrat ingin menyentuh kelopak yang merekah, apa daya diri hanya bisa berpasrah.
Pagi merasa patah hati, Ia tak boleh memiliki.
Pada dingin udara fajar dan lembut lembayung senja, sering keduanya bersua, tapi tidak untuk bersama. Keduanya hanya mampu bersitatap untuk kemudian terbenam pada gulat peran-peran kehidupan.
Rindu-rindu yang tertasbihkan tetapi bukan untuk saling menggenggam.
Sering Pagi dan Malam tertunduk berpeluh airmata. Hanya semesta masing-masing yang mampu mendekap melalui lirih doa-doa. Airmata keduanya menjelma menjadi bisik risau angin pada rinai-rinai hujan yang memeluk bumi, merintik dalam sewaktu lalu setia menggenang penuh sunyi.
Tak mampu saling meninggalkan namun tak kunjung bisa sejalan berdampingan.
22 notes
·
View notes