#Konflik politik
Explore tagged Tumblr posts
Text
AJI Bekali Wartawan Pamekasan Tangkal Isu Sensitif Jelang Pilkada 2024
PAMEKASAN, MaduraPost – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya mengadakan workshop bertajuk liputan isu-isu sensitif yang berpotensi memicu konflik politik pada Pilkada 2024. Acara ini berlangsung di Café Manifesco, Jalan Raya Jalmak, Pamekasan, Sabtu (28/9/2024), dengan melibatkan 20 jurnalis muda dan perwakilan aktivis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dari berbagai perguruan tinggi di…
#AJI Surabaya#Jurnalis muda#Kemerdekaan pers#Konflik politik#Konflik sosial#Lembaga Pers Mahasiswa#Liputan isu sensitif#LPM#Pamekasan#Pendidikan politik#Peran media#Pilar demokrasi#Pilkada 2024#Polarisasi politik#Profesionalisme jurnalis#Workshop jurnalis
0 notes
Text
Naik Kelas, Melihat Dunia
Saya lahir dari keluarga tidak berpendidikan. Ibu saya tidak tamat SD. Ayah saya meninggalkan madrasah tsanawiyah (setara SMP) karena yatim piatu dan tidak ingin merepotkan kakak tiri dan suami kakak tirinya yang memberi atap, makan, dan menyekolahkan. Saya sejak kecil tidak merasakan "kemewahan" seperti handphone pribadi, komik, diantar jemput pakai mobil, sega, nintendo, playstation atau liburan ke luar kota. Kami sekolah, mengerjakan PR, mengaji di mesjid, and repeat. Kami tidak tahu apa itu politik dalam negeri, apalagi politik luar negeri seperti penjajahan Isra3L pada Palestin4.
Baru setelah merantau ke Singapura, saya mulai belajar apa itu pergerakan, tipis-tipis. Sebelum lulus kuliah ikut Forum Indonesia Muda yang membuat saya terekspos dengan dunia aktivisme. Tapi masih fokusnya pada isu-isu nasional.
Saat master dan PhD di Inggris saya terekspos lebih jauh dengan aktivisme yang lebih formal, seperti menulis antologi, menulis opini di media massa, dan lalu policy brief (semacam rekomendasi kebijakan berdasarkan bukti dan studi ilmiah).
Menjelang lulus PhD, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris ketar-ketir dengan invasi Rusia ke Ukraina. Tiga entitas politik ini mengutuk aksi Putin dan mengirim bantuan pada warga Ukraina. Media satu suara mengecam Putin. Beberapa negara juga buka pagar untuk pengungsi Ukraina sebagai bentuk simpati.
Sekarang saya bekerja di Inggris, invasi dan pembunuhan secara terang-terangan oleh IsraëL kepada warga Palestin4 dengan jumlah korban 8000an dalam waktu tiga minggu. Korban masih berjatuhan, aksi militer terus digencarkan dan parahnya didukung oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaaan Inggris.
Dunia Barat dan negara superpower punya dua muka. Tahun lalu mereka mengecam invasi Rusia ke Ukraina, tapi tidak invasi Isra3L ke tanah Palestina.
Ini bukan perang karena seperti Ukraina-Rusia, kekuatan militer tidak sebanding. Ini invasi, penjajahan.
Ada hal-hal yang ternyata sulit diubah, tapi bisa jika kita semua satu suara melawan dan menolak diam.
Media massa sudah dua dekade berpihak pada Isra3L. Media massa punya pemilik. Pemiliknya punya keberpihakan. Pemilik media yang besar-besae berpihak pada siapa yang punya. Sulitnya, media seperti CNN dan BBC dipegang kendalinya oleh pendukung misi IsraëL. Kecaman pada grup militan di negara Timur Tengah dan Afrika itu bisa jadi teramplifikasi oleh media massa. Ketika kita lihat mendalam, ternyata ini jadi justifikasi Amerika Serikat membunuh ribu bahkan jutaan manusia di negara "konflik". Well, konflik ini mereka yang mulai dan amplikasi. Dibaliknya ada motivasi lain--sumber migas misalnya.
Ideologi Isra3L itu jelas, zionisme--merampas Tanah Palestina, menghapuskan negara dan bangsa Palestina demi berdirinya negara-bangsa Yahudi. Dari ideologi saja, sudah seharusnya kita tidak berpihak karena untuk mencapai misinya, Isra3L akan membunuh dan mengusir jutaan manusia warga lokal Palestina.
Isra3L sudah tumbuh menjadi negara maju yang punya jaringan bisnis. Ini membuat Uni Eropa tidak mengecam partner bisnis mereka koloni penjajah Isra3L.
Politisi punya hubungan dengan pebisnis Isra3L/orang-orang pendukung ide Zionisme. Misalnya, Perdana Menteri Inggris yang punya investor mantan militer Isra3L dan pejabat pentolan UNICEF ada istri dari investor bagong pendukung zionisme.
Dari 4 hal ini, sulit melawan jika banyak dari kita hanya diam. Media massa dan politisi negara maju tidak berpihak pada Palestin4. Bahkan 1-2 negara Arab malah "membantu" operasi pembantaian warga Palestin4 yang sedang berlangsung.
Jadi, harapan warga Palestin4 tinggal suara mayoritas (orang biasa, kita semua).
Setiap dari kita bisa melawan 4 kesulitan di atas. Lawan media massa yang misleading dengan media alternatif yang berpihak pada kemanusiaan. Tolak eksistensi Isr4el karena ideologinya pengusiran, perampasan, pembantaian, dan rasis. Anggurin semua komen pro-Isra3L biar komen mereka tenggelam. Like & reply komen yang cocok di hati. Jangan pakai istilah negara israhell, karena kita harus menolak mereka sebagai negara karena sejatinya mereka adalah koloni penjajah (settlers colonial state) yang sudah dibiarkan dunia (dengan kawalan negara adidaya) untuk mengambil rumah dan tanah warga Palestin4. Penjajah nomor satu, pembunuh nomor satu abad ini.
Lalu, lawan dominasi ekonomi dengan boikot brand dan block influencer yang mendukung Isra3L secara ekonomi maupun moril. Suarakan kebenaran terus menerus sampai dukungan hak warga Palestin4 dan kecaman pada pemerintah kolonial Isra3L menjadi mainstream. Kita mau semua manusia di dunia diakui sama dan punya hak yang sama, juga warga Palestin4 diakui setara (tidak seperti hari ini dimana pemerintah penjajah Israle menanggap warga Palestin4 hewan. Terlaknat mereka!)
Jika ada kesempatan, berkumpul dan ikutlah turun ke jalan. Buat perjuangan Palestina dan kejahatan perang Isra3L ini obrolan keluarga dan lingkar pertemanan kita. Jika busukny mereka sudah diakui jutaan orang, Isra3L dan teman-teman gentar dan mungkin akan meninggalkan perdana menteri IsraëL terpojok. Buat semua kanal media/tokoh yang mendukung Isra3L malu karena argumen invasi dan pengeboman mereka tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan HAM.
Akhirnya, Isra3L akan capek dan habis tenaga jika kita potong aliran dana dan sokongan pada mereka, seperti Rusia akhirnya tarik mundur karena melanjutkan invasi terlalu mahal.
Your boycott is important. Your voice to push politicians to cut ties with IsraëL is important.
We will win this together.
*
Ditulis oleh Bening, seorang anak pedagang kain di kios berdebu di pasar penampungan di Pekanbaru, dia baru saja mengedukasi dirinya lewat media alternatif dan akun Instagram wartawan lapangan di Gaza.
92 notes
·
View notes
Text
Retrospective
Meskipun belum kaya, gue bisa bilang bahwa dalam dua tahun tuh hidup gue sedang tidak dalam survival mode. Gue jadi punya waktu untuk memeriksa diri sendiri. Mulai dari kompas moral yang gue anut, pendirian gue dalam beragama, sampai karir gue mau diarahkan kemana.
Gue bersyukur hidup gue masuk fase ini meskipun mungkin aja kelak gue bakal mengalami hidup yang survival mode lagi. Hidup dalam survival mode itu beneran challenging. Saking challenging-nya, gue sampai begitu mensyukuri kehidupan stabil yang bagi gue dulu tuh kerasa membosankan karena minim konflik.
Kompas moral gue ke arah mana?
Gue memandang bahwa gue cuma manusia biasa. Bagian dari alam semesta yang maha luas. Kehidupan gue juga cukup singkat jika dibandingkan umur semesta. Maka sebagai tamu, gue cuma pengen hidup sebagai tamu yang baik. Sebisa mungkin nggak meninggalkan kerusakan di muka bumi.
Gue nggak memandang alam sebagai sesuatu yang gue taklukkan. Gue berterimakasih karena Allah menyediakan banyak hal di alam agar manusia kayak gue bisa hidup dengan baik.
Sejak membaca banyak referensi tentang antropologi dan ekologi, gue berusaha menghargai alam dengan baik dan cukup memahami bahwa relasi manusia dengan hewan dan tumbuhan tuh nggak seharusnya "berebut ruang hidup" melainkan saling menjaga. Maka menjaga kelestarian lingkungan itu bukanlah "amal baik" manusia kepada lingkungan melainkan "kewajiban" kita agar ekosistem tempat kita bertumbuh tetap layak didiami oleh semua makhluk.
Bagaimana pendirian gue dalam beragama?
Gue udah cukup lama nggak menulis tentang fiqih ataupun tafsir. Gue nggak pernah berhenti belajar. Dan excitement gue terhadap fiqih ataupun tafsir tuh nggak pernah hilang. Bahkan sekarang lebih excited.
Hanya saja makin lama gue menyadari bahwa ilmu agama gue hanya cukup untuk diri gue sendiri. Maka gue lebih memilih untuk berkontribusi maksimal ke bidang ilmu gue aja. Bidang Ilmu gue tuh Teknologi Game. Maka gue akan mendalami disiplin ilmu ini lebih jauh lagi agar lebih bermanfaat. Gue berharap kelak usaha gue untuk mendalami bidang ilmu ini tuh bisa menyediakan lapangan kerja yang layak dan memanusiakan manusia.
Kalo dulu gue termasuk orang yang mikir bahwa agama tidak boleh dipisahkan dengan politik, sekarang gue masih orang yang sama. Gue mikir bahwa agama itu nggak boleh dipisahkan dengan semua lini kehidupan kita. Hanya saja, dalam tataran prakteknya beda. Dulu mikir bahwa satu-satunya jalan untuk memperbaiki kualitas politik kita tuh dengan menjadi pendukung parpol.
Sekarang gue mikir untuk nggak menunjukkan dukungan ke parpol manapun. Selain karena gue ASN, gue juga memandang bahwa memperbaiki kualitas politik juga bisa dicapai lewat jalur pendidikan. Dengan meningkatkan awareness kita terhadap kebutuhan manusia untuk hidup layak. Dengan mendefinisikan bahwa salah satu kriteria hidup layak adalah manusia tetap punya ruang untuk bertumbuh. Waktunya tidak boleh habis untuk mikir kebutuhan perut aja atau habis di jalan karena jarak antara rumah dan tempat kerja terlalu jauh
:")
Waktu kecil, tayangan TV sering nunjukin ke gue tentang keluarga yang hidup miskin ataupun cukup dan anak-anaknya sholeh sholiha. Kemudian ada juga keluarga kaya yang cuma peduli masalah uang dan anaknya jadi aneh-aneh. Stigma kayak gini tuh nempel sampe gue dewasa.
Bahwa yang mikir kebutuhan perut sampe nggak ngurusi anak tuh cuma orang kaya. Padahal realitanya tidak begitu.
Ada banyak orang miskin yang susah mendapatkan akses lapangan kerja yang layak sehingga waktu mereka habis untuk bekerja. Personal development mereka nggak keurus. Pendidikan anaknya juga.
Kalau ada kisah tentang ulama besar dari keluarga miskin, maka itu rezeki dari Allah yang perlu kita syukuri. Namun ini sama sekali tidak menghilangkan kewajiban kita untuk memberikan kehidupan yang layak bagi orang-orang miskin.
Islam memerintahkan kita untuk memelihara jiwa.
Jadi sebagai muslim, gue merasa perlu punya standar yang jelas perkara rasa "nyaman" agar bisa memelihara jiwa dengan baik.
So, kadang-kadang gue merasa perlu keluar dari perspective survival mode dengan sudut pandang:
"Bisa makan besok aja untung"
Ke perspective hidup yang lebih nyaman. Agar gue punya standar yang tinggi dalam memperlakukan diri sendiri atau orang lain baik secara personal ataupun dalam lingkup kebijakan.
Sorry kalau penjelasan gue agak belibet ~XD udah lama ga menulis beginian.
Salah satu contoh memelihara jiwa dalam versi gue adalah dengan memelihara kesehatan mental. Memelihara kesehatan mental yang tidak melulu soal awareness tentang mental ilness dan penyediaan layanan psikiatri.
Tapi lebih ke meningkatkan awareness kita terhadap kebutuhan dasar manusia akan rasa nyaman. Sehingga kita bisa merumuskan kebijakan yang menjamin kenyamanan tersebut.
Duh jadi muter-muter ~XD Tapi gini lho.... ada masalah-masalah psikologis yang bisa diselesaikan oleh psikolog dan psikiater. Ada juga masalah-masalah psikologis yang semakin runyam kalo kondisinya nggak nyaman. Masalah ini bisa dikurangi jika triggernya dihilangkan melalui intervensi kebijakan. Seperti memastikan support system bagi ibu yang baru selesai melahirkan agar resiko baby blues bisa diturunkan.
Demikian islam mengajarkan kita :")
Apakah gue berpendapat bahwa dakwah dengan membagikan ilmu agama di medsos tidak diperlukan? Jelas diperlukan. Tapi orangnya bukan gue ~XD Ada banyak ustadz/ustadzah yang lebih capable dan punya ijazah yang jelas.
Karir gue diarahkan kemana?
Gue suka banget riset, ngoding, dan nulis cerita. Tentunya, dengan segala pahit dan manisnya, gue sampai saat ini akan milih bertahan menjadi akademisi. Tapi di sisi lain, gue juga sedang bersiap merintis karir yang sustain sebagai game developer. Kenapa harus menjadi game developer? Karena di situ gue bisa meneliti, nulis cerita dan ngoding. Sementara hasil penelitian gue bisa gue share ke mahasiswa :")
Sekarang sampai mana?
Masih jauh banget. Mohon doanya aja. Moga Allah ngasih berkah atas semua usaha gue.
32 notes
·
View notes
Text
Kalau Seandainya Kita Memimpin Dunia Hari Ini
Kalau seandainya kita memimpin dunia hari ini, akan seperti apa kepemimpinan kita? siapa saja yang akan membersamai kita? dan ideologi apa yang kita tawarkan?
Jawaban normatifnya adalah Islam. Apakah sesimpel itu?
Dalam melihat konflik Palestina hari ini, mayoritas umat masih memandangnya dalam kacamata hitam dan putih. Padahal di lapangan sangatlah dinamis, pragmatis, bahkan transaksional.
Misal kebijakan Hamas saat islah dengan Hizbullah. Apakah kita langsung mencap Hamas itu syiah? apakah Hamas adalah proxy Iran? sedangkan Hizbullah adalah aktor yang membantu Rezim Asad membantai Kaum Sunni di Suriah. Apakah sesedarhana itu? Tentu tidak.
Untuk menjawab ini, mungkin video Bang Amar bisa memberi wawasan :
youtube
Selanjutnya, apakah kita bisa bilang bahwa Yordania dan Turki adalah pengkhianat? Saat Raja Abdullah membantu menghalau rudal ke israel atau Turki yang masih menjalin hubungan dagang, padahal Yordania adalah negara Sunni penerus Dinasti Hasyimiyah dan Turki banyak memberi suaka kepada korban rezim asad di Suriah.
Semua ini tentang politik dan kompromi.
Dimensi berpikirnya memang kompleks dan elit muslim hari ini masih belum menjadi leading opinion, apalagi negara kita.
Maka apa yang bisa kita lakukan?
Dalam rekayasa sosial kurang ada 3 kelompok :
1. Basis Massa
2. Basis Penggerak
3. Basis Pemikir
Setiap gerakan pembaharu pasti akan dimulai deri creative minority. Dari pribadi perlu untuk mengupgrade pemahaman dan menjadi profesional di bidangnya hingga mencapai level basis pemikir.
Selanjutnya langkah gerak kita perlu terarah, terukur, dan teratur. Kita jadikan bahasan ini di level penggerak dan pemikir. Kita biasakan untuk mampu berpikir konstruktif, mencari titik temu, dan bersikap moderat. Di tahap ini jangan lupakan penguatan ruhiyah dan tsaqofah keislaman.
Dan terakhir, kita perlu memperkuat basis-basis ekonomi umat agar ini bisa menjadi daya tawar dan kekuatan kontrol.
Kita perlu naik level dari glorifikasi kehebatan umat menuju rekayasa sosial. Karena realita dunia hari ini tidak bergerak secara hitam dan putih.
Ini pekerjaan sulit dan melelahkan. Namun kalau kita ingin benar-benar memimpin dunia, kita harus memantaskan diri dan umat ini masih jauh dari itu.
CnB, 10 Oktober 2024
Catatan diskusi dengan Bang Herriy Cahyadi
12 notes
·
View notes
Text
Tugas Sejarah Mauza Wulandari(18) & Neng Arla Cantika(29).
Resensi Novel : Gadis Kretek.
Judul Buku: Gadis KretekPenulis
Buku: Ratih Kumala
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (Kompas Gramedia)
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 274
ISBN: 978-979-22-8141-5
Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala termasuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. Novel Gadis Kretek ini sudah diterjemahkan dalam 3 bahasa yaitu Inggris, Mesir dan Jerman.
Sang penulis novel, Ratih Kumala merupakan seseorang yang mengenyam pendidikan di jurusan sastra, tepatnya di Sastra Inggris di Universitas Sebelas Maret. Buku pertama Ratih Kumala yang ia tulis berjudul Tabula Rasa yang juga mendapatkan penghargaan di Sayembara Novel Dewan Kesenian di tahun yang sama saat buku ini pertama kali diterbitkan yaitu tahun 2004.
Novel "Gadis Kretek" karya Ratih Kumala menggambarkan latar belakang sejarah industri rokok kretek di Indonesia dan perjalanan cinta di masa pergerakan nasional. Berikut adalah resume yang berfokus pada aspek pergerakan nasional dalam novel ini:
Cerita bermula pada masa penjajahan Belanda, ketika bisnis rokok kretek mulai berkembang di Indonesia. Salah satu tokoh utama, Soeraja, adalah anak seorang pengusaha rokok kretek yang ambisius. Soeraja bertemu dengan Jeng Yah, seorang gadis desa yang penuh semangat dan berpengaruh besar dalam hidupnya. Hubungan mereka tidak hanya dibangun di atas cinta, tetapi juga pada semangat pergerakan nasional.
Jeng Yah terlibat dalam kegiatan pergerakan nasional, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Keberaniannya dalam menyuarakan kemerdekaan dan melawan penindasan menjadi inspirasi bagi Soeraja dan orang-orang di sekitarnya. Namun, perjalanan cinta mereka tidak berjalan mulus. Konflik dan perbedaan pandangan politik memisahkan mereka.
Selama masa pendudukan Jepang, industri kretek mengalami tantangan besar, tetapi semangat nasionalisme tetap membara di antara para tokohnya. Ketika Indonesia merdeka, industri kretek kembali bangkit, dan kisah cinta serta perjuangan mereka menjadi simbol dari kekuatan dan ketahanan bangsa.
Dalam novel *Gadis Kretek* karya Ratih Kumala, periode pergerakan nasional yang digambarkan mencakup akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, khususnya pada masa penjajahan Belanda. Novel ini mengisahkan tentang pergerakan nasional Indonesia melalui kehidupan seorang wanita muda, dan latar belakang sejarah yang digambarkan mencerminkan perjuangan melawan penjajahan kolonial Belanda serta kebangkitan kesadaran nasional.
Periode yang digambarkan dalam novel ini melibatkan beberapa fase penting dalam pergerakan nasional Indonesia, termasuk:
1. Awal Pergerakan Nasional Penggambaran kehidupan sosial dan politik di masa awal pergerakan kemerdekaan, ketika berbagai organisasi dan tokoh mulai muncul untuk menentang kekuasaan kolonial.
2. Pertumbuhan Gerakan Kemerdekaan Menunjukkan bagaimana ide-ide nasionalisme mulai berkembang dan menginspirasi berbagai lapisan masyarakat untuk berjuang melawan penjajahan Belanda.
3. Perubahan Sosial dan Politik Menggambarkan dinamika dan perubahan sosial serta politik yang terjadi di Indonesia pada masa tersebut, serta bagaimana perjuangan kemerdekaan mempengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat.
Novel ini memberikan perspektif fiksi yang kaya tentang bagaimana pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan Indonesia berlangsung di tengah latar belakang sejarah yang penuh tantangan.
Gadis Kretek dikisahkan dengan dua sudut pandang. Sudut pandang orang pertama dari tokoh Lebas, sebagai “aku”. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Soeraja dan Purwanti. Gaya bercerita yang asyik membuat kami ikut merasakan dengan apa yang dirasakan Lebas. Penulis juga menggunakan sudut pandang orang ketiga, si serba tahu sehingga memudahkan pembaca dalam memahami alur cerita dan ikut terhanyut dalam kisah masing-masing tokoh.
Kelebihan novel ini yaitu penulis mampu menggabungkan berbagai latar, kisah, sisi budaya dan sejarah dengan porsi yang pas. Kita diajak melihat perjuangan pergerakan menuju Indonesia merdeka dari segi industri kretek. Diksi yang digunakan dalam novel ini mampu membuat para pembaca untuk memahami ceritanya serta mampu menghadirkan suasana dengan alur yang menarik dan menyenangkan sehingga para pembaca dapat merasakan hadir di dalamnya.
Adapun kekurangan tidak banyak, mungkin karena buku ini menarik dari awal, kekurangan-kekurangannya jadi terlewat. Namun alangkah baiknya keterangan tentang istilah bahasa Jawa diletakkan sebagai footnote, tidak di belakang bab, supaya memudahkan pembaca yang tidak bisa berbahasa Jawa. Ada pula beberapa typo di sana-sini juga penulisan nama tokoh yang sepertinya tertukar.
Melalui narasi yang menggabungkan sejarah keluarga dan dinamika industri rokok kretek, novel ini menyoroti pentingnya semangat pergerakan nasional dalam membentuk identitas dan masa depan bangsa Indonesia. "Gadis Kretek" menggambarkan bagaimana perjuangan, cinta, dan nasionalisme saling berkaitan dan membentuk perjalanan hidup para tokohnya.
3 notes
·
View notes
Text
Mengupas Sejarah Kekinian: Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Kini
Sejarah bukanlah sekadar kumpulan fakta dan peristiwa masa lalu. Sejarah adalah kunci untuk memahami dunia kita saat ini, karena kita hidup dalam warisan dari masa lalu yang terus membentuk dan mempengaruhi kehidupan kita. Dalam tulisan ini, kita akan mengupas sejarah dengan pendekatan yang kekinian, menjelajahi bagaimana memahami dan menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta mengungkap relevansi sejarah dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.
Sejarah dan Identitas Pribadi: Masa lalu kita adalah bagian integral dari identitas pribadi kita. Melacak asal-usul keluarga, mengeksplorasi budaya leluhur, atau mempelajari peristiwa bersejarah yang mempengaruhi nenek moyang kita dapat memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita sebagai individu. Dengan memahami sejarah pribadi kita, kita dapat menghargai akar kita dan merayakan keberagaman yang kita miliki.
Mengenali Pola Sejarah yang Berulang: Dalam sejarah, seringkali ada pola-pola dan temuan yang dapat ditemukan di berbagai periode. Dengan mempelajari masa lalu, kita dapat mengidentifikasi pola-pola ini dan menerapkannya pada situasi dan peristiwa masa kini. Misalnya, memahami konflik atau perubahan sosial yang terjadi pada masa lalu dapat membantu kita mengenali tanda-tanda serupa dalam masyarakat saat ini.
Relevansi Sejarah dalam Isu Sosial Kontemporer: Banyak isu sosial dan politik yang kita hadapi saat ini memiliki akar sejarah yang kuat. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul masalah ini, melihat bagaimana isu-isu tersebut berkembang dari masa lalu, dan belajar dari kesalahan serta pencapaian masa sebelumnya. Sejarah memberi kita perspektif dan kerangka pemikiran yang diperlukan untuk berkontribusi pada perubahan positif dalam masyarakat kita.
Teknologi dan Visualisasi Sejarah: Kemajuan teknologi memberikan kita akses baru ke sumber daya sejarah dan pengalaman visual yang mendalam. Dengan penggunaan augmented reality (AR), virtual reality (VR), atau platform digital interaktif lainnya, kita dapat menjelajahi dan "mengalami" peristiwa sejarah dengan cara yang lebih mendalam dan menarik. Teknologi ini membantu menjembatani kesenjangan antara generasi yang berbeda dan membuat sejarah lebih mudah diakses dan dipahami.
Sejarah dalam Budaya Populer: Sejarah telah menjadi sumber inspirasi bagi industri budaya populer seperti film, musik, dan literatur. Karya-karya ini membawa sejarah ke dalam gaya yang kekinian, menghidupkan kembali peristiwa atau tokoh-tokoh sejarah dengan cara yang menarik dan relevan bagi generasi muda. Mengikuti karya-karya ini dapat memberikan wawasan baru tentang sejarah sambil menikmati hiburan yang menarik.
Jadi, sejarah bukan hanya tentang peristiwa masa lalu yang jauh tetapi juga menjadi cermin bagi identitas kita dan kunci untuk memahami dunia yang kita tinggali saat ini. Dalam menjalani kehidupan kekinian, penting bagi kita untuk menghubungkan diri dengan sejarah, mempelajari pelajaran berharga dari masa lalu, dan menerapkan pengetahuan itu dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. Dengan melihat ke belakang, kita dapat melangkah maju dengan pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita dan masyarakat kita.
22 notes
·
View notes
Text
Peran Perempuan & Laki-laki
Dari kecil aku bercita-cita jadi dokter atau dosen, supaya bisa kerja tapi tetap punya waktu banyak dengan anak. Walaupun akhirnya tidak jadi dokter atau dosen, Alhamdulillah Allah kabulkan dengan jalan lain, yaitu dapat kesempatan kerja WFH selama 3 tahun ini. Tapi yang namanya kerja, walaupun WFH tetep ya the struggle is reaal. Kadang cinta banget dengan kerjaan yang memang banyak hitung menghitung dan olah data, hal yang memang aku suka. Happy juga punya teman-teman yang baik. Tapi kadang benci juga kalau sudah di-push, disuruh pusing & mikir sendiri, atau harus menghadapi drama/politik kantor yang menyebalkan heu heu.
Dari pengalaman bekerja selama 5 tahun ini, aku merasa kalau Islam itu agama yang sangat adil dan memuliakan wanita. Hamil, menyusui, dan mengurus anak itu sudah jadi tanggung jawab yang berat. Apalagi kalau ditambah harus mencari nafkah. Maka Allah bebankan kewajiban mencari nafkah itu pada suami. Kalau tidak memberi nafkah yang ma'ruf, suami berdosa (kecuali kalau ada udzur syar'i).
Sementara itu wanita tidak wajib mencari nafkah, bahkan sunah pun tidak. Sebelum menikah, Ayah menanggung nafkah anak perempuannya. Setelah menikah, tanggung jawab beralih ke suami. Jika suami & ayah tidak ada, beralih ke wali terdekat seperti paman atau saudara laki-laki.
Tapi bukan berarti wanita jadi diam saja & leha-leha. Wanita harus aktif beramal soleh dan memberikan manfaat. Satu nasihat dari Teh Karina Hakman yang sangat enlightening: Wanita bekerja untuk beramal, bukan untuk mencari nafkah. Jika pekerjaannya membuat dia kesulitan dalam mengurus dan mendidik anak, juga tidak punya supporting system yang membantunya dalam mendidik anak dengan baik, maka ia bisa mengganti pekerjaannya dengan jenis amal yang lain. Mungkin yang lebih fleksibel atau yang bisa dikerjakan dari rumah.
Aku memang memilih bekerja karena masih bisa bekerja dari rumah. Pekerjaanya pun tidak terlalu sibuk dan aku juga melakukannya tanpa tuntutan dari siapapun untuk memiliki penghasilan sehingga nothing to loose. Walaupun begitu tetap saja terkadang melelahkan.
Islam dengan sangat adil membagi peran suami dan istri: Suami bertanggung jawab mencari nafkah dan istri bertanggung jawab mengurus & mendidik anak. Tentu suami juga wajib mendidik anak tapi eksekusinya pasti lebih banyak dilakukan oleh istri. Terserah apa kata teori-teori feminisme jaman sekarang, tapi aturan ini datang dari Allah dan Allah lah yang menciptakan kita sehingga tau persis fitrah & kemampuan masing-masing laki-laki dan perempuan. Pembagian peran yang jelas ini pun akan meminimalisir konflik dalam rumah tangga. Tidak ada yang merasa lebih capek dan lebih berkorban. Karena semua punya porsinya masing-masing.
Tapi kita temui ada banyak juga kasus seorang ibu harus kerja keras karena tidak ada peran suami atau wali yang menafkahi. Maka dari itu, jika ibu rumah tangga atau ibu yang bekerja dari rumah minder karena merasa tertinggal atau karirnya tidak cemerlang, sadarlah, Bu, kita ini sesungguhnya diberi priviledge lain yang tak kalah berharga: bisa dengan leluasa membersamai anak penuh waktu tanpa dibebani tuntutan mencari uang :")
Bermain dengan anak itu menyenangkan, memeluk dan mencium anak itu menenangkan, melihat anak berkembang itu mengharukan, dan mengurus anak merupakan ladang amal yang saangat banyak. Betapa baiknya Allah menjadikan hal-hal yang menyenangkan bagi wanita, karena memang sudah fitrahnya, sebagai sumber seorang wanita mengumpulkan amal soleh.
Begitupun dengan laki-laki, betapa baiknya Allah menjadikan hal-hal yang sudah menjadi fitrah laki-laki - memiliki fisik yg lebih kuat, kemampuan logika yang umumya lebih baik dari perempuan, suka melindungi, memimpin, suka berkompetisi - menjadi sumber seorang laki-laki dalam mengumpulkan amal soleh, salah satunya saat mencari nafkah untuk keluarganya.
Semakin mengetahui aturan Islam, rasanya semakin terharu bagaimana Allah membuat aturan seadil-adilnya untuk kebaikan manusia sendiri. Tidak perlu bingung lagi dengan berbagai macam teori baru tentang peran dan kewajiban suami istri, semua sudah Allah atur dengan sebaik-baiknya.
4 notes
·
View notes
Text
On Palestine
Sebelum memulai aktivitas kita hari ini, sejenak kita luangkan waktu untuk memikirkan saudara-saudara kita di Palestina sana yg dibelenggu penjajahan Israel selama 75 tahun terakhir. Yg hingga saat ini pun, hilal akan kemerdekaan mereka kian buram lagi suram dan jauh dari genggaman. Penjajahan, penjarahan, dan politik apartheid, adalah sejumlah kata kunci yg dapat kita garis bawahi, dan jadi landasan bagi kita untuk mau peduli, sekali lagi, mau peduli dan mau memahami dengan adil perihal apa yg terjadi di Palestina.
Penjajahan Israel atas Palestina yg didukung oleh sekutu-sekutunya seperti Amerika Serikat & negara-negara Barat adalah perilaku barbar yg jelas mencoreng hak asasi manusia, dan ironisnya para penjahatnya inilah yg selama ini menunjuk diri sebagai garda terdepan pelindung hak asasi manusia. Tatkala tiap hari tentara pendudukan Israel membunuh warga Palestina, atau membantai dengan ganas seperti di Sabra & Shatila pada 1982, dan di Gaza pada 2014 lalu, "mereka" ini akan diam saja, bak orang yg sengaja membutakan diri padahal jelas-jelas pembunuhan oleh tentara pendudukan Israel itu peristiwa rutin, mengorbankan anak-anak, wanita, bahkan jurnalis, dan kalangan non-kombatan lainnya. Yg terbaru, kita disuguhkan parodi penuh tipu-tipu yg memperlihatkan negara-negara Barat, khususnya AS dan Uni Eropa pasang badan untuk Israel pasca serangan milisi Hamas. Mereka ini pastilah sadar, tapi sudah membatu nuraninya, bahwa wilayah Gaza, yg menjadi basis milisi Hamas, merupakan open air prison, sebuah wilayah yg memenjarakan jutaan warga Palestina dengan pagar berkawat menjulang tinggi dan seluruh persenjataan Israel mengawasi mereka setiap saat. Setiap Israel melancarkan operasi militer ke Gaza, bisa dipastikan korbannya masif, karena tiada jalan keluar yg mudah dari wilayah ini, inilah "ghetto" bagi warga Palestina. Tapi apakah AS dan Uni Eropa selaku penyokong Israel peduli dengan hal itu? Oh, jelas tidak. Mereka dengan sukacita membantu Israel, lewat suntikan dana dan bantuan alutsista mempertahankan status quo, yakni penjajahan yg sistematis. Penjajahan, yg seharusnya sudah diberangus sejak gelombang dekolonisasi pada pertengahan abad ke-20, nyatanya masih dipelihara oleh Israel dkk di abad modern ini.
Lalu, mengapa penting bagi kita untuk peduli dengan apa yg terjadi di Palestina? Sebagaimana penjahat super, mereka akan melakukan segala cara agar kejahatan mereka tak terendus. Lebih parah, mereka akan memutarbalikkan narasi seolah-olah kejahatan yg mereka lakukan adalah upaya pembelaan diri (yg padahal bukan), dan mengerahkan segala upaya agar kejahatan yg mereka lakukan bisa dipoles sedemikian rupa agar dilihat oleh khalayak umum sebagai tindakan berbudi luhur. Itulah yg Israel dan sekutunya lakukan dalam hal penjajahan atas Palestina. Sebuah operasi militer yg membunuh penduduk sipil/non-kombatan akan diperlihatkan sedemikian rupa sebagai upaya pembelaan diri terhadap ancaman "teror" dari Palestina (padahal siapa teroris sejatinya di sini? Haha), dan ketika operasi militer itu menimbulkan korban jiwa dalam jumlah masif, dengan segala upaya mereka mencegah agar media mainstream tak meliput soal itu, dan membelokkan lagi ke perkara hak Israel dalam membela diri tadi. Dan yg terbaru ini, serangan Hamas dibesar-besarkan dengan sedemikian rupa oleh Israel lewat buzzer-nya dari pelbagai kalangan, seperti influencer, artis, atlet, dll. Pun media mainstream Barat dengan penuh gairah diarahkan meliput "kebejatan" Hamas tersebut. Tanpa malu-malu, sampai bikin hoaks dalam skala masif. Contohnya adalah berita hoaks yg jadi bumerang bagi mereka sendiri, seperti soal Hamas membunuh bayi-bayi Israel, padahal realitanya yg terjadi, justru dalam beberapa hari eskalasi konflik saja, Israel telah membunuh ratusan bayi dan anak-anak Palestina di Gaza.
Fakta-fakta yg diputarbalikkan dan berita-berita "sampah" perihal Palestina yg disuguhkan Israel dan kroninya nyatanya banyak konsumennya, terutama di belahan dunia Barat sehingga antipati dan mengerdilkan perjuangan Palestina menuntut keadilan, yakni hak kemerdekaannya. Dan inilah, yg menjadi tanggung jawab moril bagi kita dan sesiapa saja agar mampu melakukan counter attack terhadap kepalsuan dan ketidakadilan dalam pemberitaan yg melingkupi Palestina. Bentuk counter attack itu kita lakukan dengan mulai menumbuhkan awareness & kepedulian kita akan penjajahan sistematis yg terjadi di Palestina, mengedukasi diri dengan membaca referensi yg kredibel perihal sejarah Palestina dan rekam jejak penjajahan Israel dan sokongan sekutunya terhadap Palestina. Begitu hal tersebut telah tercapai, kita sebarkan benih kepedulian itu pada kolega dan orang di sekitar kita, yg nantinya akan membentuk persatuan akan simpati terhadap Palestina, yg membuktikan bahwa masih jauh lebih banyak yg peduli dan tak sudi menutup mata akan penjajahan keji yg sedang berlangsung.
Namun, ketika kita mencoba peduli akan nasib saudara kita di Palestina, entah di medsos atau di dunia nyata, mirisnya, akan kita jumpai cibiran seperti, "ya elah, ngapain sih capek-capek peduli sama yg jauh begitu? Tuh masih banyak tetanggamu di sini yg butuh kepedulianmu." Argumen bau kakus macam itu yg mirisnya meluncur dari si paling merasa bermoral justru tiada berguna. Karena kepedulian, bisa kita ekspresikan dengan seluas-luasnya & secara beriringan, baik terhadap saudara kita yang terdekat, pun pada saudara kita yang jauh seperti di Palestina sana yg nyata-nyata menghadapi kesulitan lahir batin. Cibiran semacam itu, baiknya kita hadapi dengan ketegaran dan kebulatan tekad, untuk lebih giat belajar lagi perihal sejarah penjajahan Israel terhadap Palestina, dan teruslah menebarkan benih kepedulian agar dunia tahu, bahwa ada bangsa bernama Palestina, yg hingga detik ini, sedang dijajah dan menghadapi pemusnahan akan eksistensinya.
Terakhir, kita berharap dan berdoa semoga penjajahan Israel terhadap Palestina lekas berakhir dan perdamaian yg nyata, yg dilandasi keadilan, bisa terwujud di sana. From the river to the sea, Palestine will be free.
8 notes
·
View notes
Text
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.
RAND Corp adalah Pusat Penelitian dan Kajian Strategis tentang Islam di Timur Tengah atas biaya Smith Richardson Foundation, berpusat di Santa Monica-California dan Arington-Virginia, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya ia perusahaan bidang kedirgantaraan dan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California, namun entah kenapa beralih menjadi think tank (dapur pemikiran) dimana dana operasional berasal dari proyek-proyek penelitian pesanan militer.
Garis besar dokumen Rand berisi kebijakan AS dan sekutu di Dunia Islam. Inti hajatannya adalah mempeta-kekuatan (MAPPING), sekaligus memecah-belah dan merencanakan konflik internal di kalangan umat Islam melalui berbagai (kemasan) pola, program bantuan, termasuk berkedok capacity building dan lainnya.
Sedang dokumen lain senada, terbit Desember tahun 2004 dibuat oleh Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council) atau NIC bertajuk Mapping The Global Future. Tugas NIC ialah meramal masa depan dunia.
Tajuk NIC di atas pernah dimuat USA Today, 13 Februari 2005 — juga dikutip oleh Kompas edisi 16 Februari 2005.
Inti laporan NIC tentang perkiraan situasi tahun 2020-an. Rinciannya ialah sebagai berikut: (1) Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia, dengan China dan India bakal menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia; (2) Pax Americana: Dunia tetap dipimpin dan dikontrol oleh AS; (3) A New Chaliphate: Bangkitnya kembali Khilafah Islamiyah, yakni Pemerintahan Global Islam yang bakal mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat; dan (4) Cycle of Fear: Muncul lingkaran ketakutan (phobia). Yaitu ancaman terorisme dihadapi dengan cara kekerasan dan akan terjadi kekacauan di dunia — kekerasan akan dibalas kekerasan.
Jujur harus diakui, ke-empat perkiraan NIC kini riil mendekati kebenaran terutama jika publik mengikuti “opini global” bentukan media mainstream yang dikuasai oleh Barat.
Isi dokumen NIC di atas menyertakan pandangan 15 Badan Intelijen dari kelompok Negara Barat. Tahun 2008 dokumen ini direvisi kembali tentang perkiraan atas peran AS pada tata politik global. Judulnya tetap Mapping The Global Future, cuma diubah sedikit terutama hegemoni AS era 2015-an diramalkan bakal turun meski kendali politik masih dalam cengkeraman.
Tahun 2007, Rand menerbitkan lagi dokumen Building Moderate Muslim Networks, yang juga didanai oleh Smith Foundation. Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah membangun Jaringan Muslim Moderat pro-Barat di seluruh dunia. Baik Rand maupun Smith Foundation, keduanya adalah lembaga berafiliasi Zionisme Internasional dimana para personelnya merupakan bagian dari Freemasonry-Illuminati, sekte Yahudi berkitab Talmud.
Gerakan tersebut memakai sebutan “Komunitas Internasional” mengganti istilah Zionisme Internasional. Maksudnya selain menyamar, atau untuk mengaburkan, juga dalam rangka memanipulasi kelompok negara non Barat dan non Muslim lain. Pada gilirannya, kedua dokumen tadi diadopsi oleh Pentagon dan Departemen Luar Negeri sebagai basis kebijakan Pemerintah AS di berbagai belahan dunia.
Berikut ialah inti resume dari Agenda dan Strategi Pecah Belah yang termuat pada kedua dokumen tersebut, antara lain:
Pertama, Komunitas Internasional menilai bahwa Dunia Islam berada dalam frustasi dan kemarahan, akibat periode keterbelakangan yang lama dan ketidak-berdayaan komparatif serta kegagalan mencari solusi dalam menghadapi kebudayaan global kontemporer;
Kedua, Komunitas Internasional menilai bahwa upaya umat Islam untuk kembali kepada kemurnian ajaran adalah suatu ancaman bagi peradaban dunia modern dan bisa mengantarkan kepada Clash of Civilization (Benturan Peradaban);
Ketiga, Komunitas Internasional menginginkan Dunia Islam yang ramah terhadap demokrasi dan modernitas serta mematuhi aturan-aturan internasional untuk menciptakan perdamaian global;
Keempat, Komunitas Internasional perlu melakukan pemetaan kekuatan dan pemilahan kelompok Islam untuk mengetahui siapa kawan dan lawan, serta pengaturan strategi dengan pengolahan sumber daya yang ada di Dunia Islam;
Kelima, Komunitas Internasional mesti mempertimbangkan dengan sangat hati-hati terhadap elemen, kecenderungan, dan kekuatan-kekuatan mana di tubuh Islam yang ingin diperkuat; apa sasaran dan nilai-nilai persekutuan potensial yang berbeda; siapa akan dijadikan anak didik; konsekuensi logis seperti apa yang akan terlihat ketika memperluas agenda masing-masing; dan termasuk resiko mengancam, atau mencemari kelompok, atau orang-orang yang sedang dibantu oleh AS dan sekutunya;
Keenam, Komunitas Internasional membagi Umat Islam ke dalam Empat Kelompok, yaitu:
(1) Fundamentalis: kelompok masyarakat Islam yang menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat Kontemporer, serta menginginkan formalisasi penerapan Syariat Islam;
(2) Tradisionalis: kelompok masyarakat Islam Konservatif yang mencurigai modernitas, inovasi dan perubahan. Mereka berpegang kepada substansi ajaran Islam tanpa peduli kepada formalisasinya;
(3) Modernis: kelompok masyarakat Islam Modern yang ingin reformasi Islam agar sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi bagian dari modernitas;
(4) Sekularis: kelompok masyarakat Islam Sekuler yang ingin menjadikan Islam sebagai urusan privasi dan dipisah sama sekali dari urusan negara.
Ketujuh, Komunitas Internasional menetapkan strategi terhadap tiap-tiap kelompok, sebagai berikut:
1) Mengkonfrontir dan menentang kaum fundamentalis dengan tata cara sebagai berikut: (a) menentang tafsir mereka atas Islam dan menunjukkan ketidak-akuratannya; (b) mengungkap keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok dan aktivitas-aktivitas illegal; (c) mengumumkan konsekuensi dari tindak kekerasan yang mereka lakukan; (d) menunjukkan ketidak-mampuan mereka untuk memerintah; (e) memperlihatkan ketidak-berdayaan mereka mendapatkan perkembangan positif atas negara mereka dan komunitas mereka; (f) mengamanatkan pesan-pesan tersebut kepada kaum muda, masyarakat tradisionalis yang alim, kepada minoritas kaum muslimin di Barat, dan kepada wanita; (g) mencegah menunjukkan rasa hormat dan pujian akan perbuatan kekerasan kaum fundamentalis, ekstrimis dan teroris; (h) kucilkan mereka sebagai pengganggu dan pengecut, bukan sebagai pahlawan; (i) mendorong para wartawan untuk memeriksa isu-isu korupsi, kemunafikan, dan tak bermoralnya lingkaran kaum fundamentalis dan kaum teroris; (j) mendorong perpecahan antara kaum fundamentalis.
2) Beberapa aksi Barat memojokkan kaum fundamentalis adalah dengan menyimpangankan tafsir Al-Qur’an, contoh: mengharaman poligami pada satu sisi, namun menghalalkan perkawinan sejenis di sisi lain; mengulang-ulang tayangan aksi-aksi umat Islam yang mengandung kekerasan di televisi, sedang kegiatan konstruktif tidak ditayangkan; kemudian “mengeroyok” dan menyerang argumen narasumber dari kaum fundamentalis dengan format dialog 3 lawan 1 dan lainnya; lalu mempidana para aktivis Islam dengan tuduhan teroris atau pelaku kekerasan dan lain-lain.
3) Mendorong kaum tradisionalis untuk melawan fundamentalis, dengan cara: (a) dalam Islam tradisional ortodoks banyak elemen demokrasi yang bisa digunakan counter menghadapi Islam fundamentalis yang represif lagi otoriter; (b) menerbitkan kritik-kritik kaum tradisionalis atas kekerasan dan ekstrimisme yang dilakukan kaum fundamentalis; (c) memperlebar perbedaan antara kaum tradisionalis dan fundamentalis; (d) mencegah aliansi kaum tradisionalis dan fundamentalis; (e) mendorong kerja sama agar kaum tradisionalis lebih dekat dengan kaum modernis; (f) jika memungkinkan, kaum tradisionalis dididik untuk mempersiapkan diri agar mampu berdebat dengan kaum fundamentalis, karena kaum fundamentalis secara retorika sering lebih superior, sementara kaum tradisionalis melakukan praktek politik “Islam pinggiran” yang kabur; (g) di wilayah seperti di Asia Tengah, perlu dididik dan dilatih tentang Islam ortodoks agar mampu mempertahankan pandangan mereka; (h) melakukan diskriminasi antara sektor-sektor tradisionalisme berbeda; (i) memperuncing khilafiyah yaitu perbedaan antar madzhab dalam Islam, seperti Sunni – Syiah, Hanafi – Hambali, Wahabi – Sufi, dll; (j) mendorong kaum tradisionalis agar tertarik pada modernisme, inovasi dan perubahan; (k) mendorong mereka untuk membuat isu opini-opini agama dan mempopulerkan hal itu untuk memperlemah otoritas penguasa yang terinspirasi oleh paham fundamentalis; (l) Mendorong popularitas dan penerimaan atas sufisme;
4) Mendukung sepenuhnya kaum modernis, dengan jalan: (a) menerbitkan dan mengedarkan karya-karya mereka dengan biaya yang disubsidi; (b) mendorong mereka untuk menulis bagi audiens massa dan bagi kaum muda; (c) memperkenalkan pandangan-pandangan mereka dalam kurikulum pendidikan Islam; (d) memberikan mereka suatu platform publik; (e) menyediakan bagi mereka opini dan penilaian pada pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dari interpretasi agama bagi audiensi massa dalam persaingan mereka dengan kaum fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki Web Sites, dengan menerbitkan dan menyebarkan pandangan-pandangan mereka dari rumah-rumah, sekolahan, lembaga-lembaga dan sarana lainnya; (f) memposisikan sekularisme dan modernisme sebagai sebuah pilihan “counter culture” kaum muda Islam yang tidak puas; (g) memfasilitasi dan mendorong kesadaran akan sejarah pra-Islam dan non-Islam dan budayanya, di media dan di kurikulum dari negara-negara yang relevan; (h) membantu dalam membangun organisasi-organisasi sipil independen, untuk mempromosikan kebudayaan sipil (civic culture) dan memberikan ruang bagi rakyat biasa untuk mendidik diri sendiri mengenai proses politik dan mengutarakan pandangan-pandangan mereka.
Beberapa bukti tindakan program ini misalnya mengubah kurikulum pendidikan di pesantren-pesantren dengan biaya dari Barat, kemudian menghembuskan dogma “Time is Money – dengan pengeluaran sekecil-kecilnya menghasilkan pendapatan sebesar-besarnya”.
5) Tempo doeloe, pernah dalam mata pelajaran PMP dtampilkan gambar rumah ibadah masing-masing agama dengan tulisan dibawahnya: “semua agama sama”.
Mendirikan berbagai LSM yang bergerak dibidang kajian filsafat Islam, menyebar artikel dan tulisan produk LSM yang dibiayai Amerika. Intinya menyimpulkan bahwa semua agama adalah hasil karya manusia dan merupakan peradaban manusia. Tujuannya tak lain guna menggoyah keyakinan beragama, termasuk mendanai beberapa web site di dunia maya dan lainnya.
6) Mendukung secara selektif kaum sekularis, dengan cara: (a) mendorong pengakuan fundamentalisme sebagai musuh bersama; (b) mematahkan aliansi dengan kekuatan-kekuatan anti Amerika berdasarkan hal-hal seperti nasionalisme dan ideologi kiri; (c) mendorong ide bahwa dalam Islam, agama dan negara dapat dipisahkan dan hal ini tidak membahayakan keimanan tetapi malah akan memperkuat.
7) Untuk menjalankan Building Moderate Muslim Networks, AS dan sekutu menyediakan dana bagi individu dan lembaga-lembaga seperti LSM, pusat kajian di beberapa universitas Islam maupun universitas umum lain, serta membangun jaringan antar komponen untuk memenuhi tujuan-tujuan AS. Contoh keberhasilan membangun jaringan ini ketika mensponsori Kongres Kebebasan Budaya (Conggress of Cultural Freedom), dimana pertemuan ini berhasil membangun komitmen antar elemen membentuk jaringan anti komunis.
Hal serupa juga dilakukan dalam rangka membangun jaringan anti Islam. Kemudian membangun kredibilitas semu aktivis-aktivis liberal pro-Barat, demi tercapai tujuan utama memusuhi Islam secara total. Bahkan apabila perlu, sikap tidak setuju atas kebijakan AS sesekali diperlihatkan para aktivisnya seolah-olah independen, padahal hanya tampil pura-pura saja.
AS dan sekutu sadar, bahwa ia tengah terlibat dalam suatu peperangan total baik fisik (dengan senjata) maupun ide. Ia ingin memenangkan perang dengan cara: “ketika ideologi kaum ekstrimis tercemar di mata penduduk tempat asal ideologi itu dan di mata pendukung pasifnya”.
Ini jelas tujuan dalam rangka menjauhkan Islam dari umatnya. Muaranya adalah membuat orang Islam supaya tak berperilaku lazimnya seorang muslim.
Pembangunan jaringan muslim moderat ini dilakukan melalui tiga level, yaitu: (a) menyokong jaringan-jaringan yang telah ada; (b) identifikasi jaringan dan gencar mempromosi kemunculan serta pertumbuhannya; (c) memberikan kontribusi untuk membangun situasi dan kondisi bagi berkembangnya sikap toleran dan faham pluralisme.
Sebagai pelaksana proyek, Departemen Luar Negeri AS dan USAID telah memiliki mandat dan menunjuk kontraktor pelaksana penyalurkan dana dan berhubungan dengan berbagai LSM, dan para individu di negeri-negeri muslim yaitu National Endowment for Democracy (NED), The International Republican Institute (IRI) The National Democratic Institute (NDI), The Asia Foundation (TAF), dan The Center for Study of Islam and Democracy (CSID).
Pada fase pertama, membentuk jaringan muslim moderat difokuskan pada organisasi bawah tanah, dan kemudian setelah melalui penilaian AS selaku donatur, ia bisa ditingkatkan menjadi jaringan terbuka.
Adapun kelompok-kelompok yang dijadikan sasaran perekrutan dan anak didik adalah : (a) akademisi dan intelektual muslim liberal dan sekuler; (b) cendikiawan muda muslim yang moderat; (c) kalangan aktivis komunitas; (d) koalisi dan kelompok perempuan yang mengkampanye kesetaraan gender; (e) penulis dan jurnalis moderat.
Para pejabat Kedutaan Amerika di negeri-negeri muslim harus memastikan bahwa kelompok ini terlibat, dan sesering mungkin melakukan kunjungan ke Paman Sam. Adapun prioritas pembangunan jaringan untuk muslim moderat ini diletakkan pada sektor: (a) Pendidikan Demokrasi. Yaitu dengan mencari pembenaran nash dan sumber-sumber Islam terhadap demokrasi dan segala sistemnya; (b) dukungan oleh media massa melakukan liberalisasi pemikiran, kesetaraan gender dan lainnya — yang merupakan “medan tempur” dalam perang pemikiran melawan Islam; (c) Advokasi Kebijakan. Hal ini untuk mencegah agenda politik kelompok Islam.
AS dan sekutu sadar bahwa ide-ide radikal berasal dari Timur Tengah dan perlu dilakukan “arus balik” yaitu menyebarkan ide dan pemikiran dari para intelektual moderat dan modernis yang telah berhasil dicuci otak dan setuju westernisasi yang bukan berasal dari Timur Tengah, seperti Indonesia dan lainnya. Tulisan dan pemikiran moderat dari kalangan di luar Timur Tengah harus segera diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, kemudian disebarkan di kawasan Timur Tengah.
Agaknya inilah jawaban, kenapa Indonesia seringkali dijadikan pertemuan para cendikiawan dan intelektual muslim dari berbagai negara yang disponsori AS dan negara Barat lain. Banyak produk baik tulisan maupun film diproduksi “Intelektual Islam Indonesia”, kemudian disebarkan dan diterjemahkan dalam bahasa Arab. Semua bantuan dana dan dukungan politik ini tujuannya guna memecah-belah umat Islam.
Seperti berkembang banyak LSM memproduk materi-materi dakwah atau fatwa namun isinya justru “menjerumuskan” Islam, termasuk munculnya banyak tokoh liberal sebagai opinion maker di tengah masyarakat, merupakan isyarat bahwa konspirasi menghancur Islam itu ada, nyata dan berada (existance). Yang paling memprihatinkan, justru jurus pecah belah dilakukan menggunakan tangan-tangan (internal) kaum muslim itu sendiri di negara tempat mereka lahir, tumbuh dan dibesarkan, sedang mereka “tak menyadari” telah menjadi pengkhianat bagi bangsa, negara dan agamanya!
2 notes
·
View notes
Text
Ashe
the Frost Archer
Ashe adalah Warmother Iceborn dari Suku Avarosa yang memimpin kelompok terpadat di utara. Tabah, cerdas, dan idealis, namun tidak nyaman dengan perannya sebagai pemimpin, dia memanfaatkan sihir leluhur dari garis keturunannya untuk menggunakan busur True Ice. Dengan kepercayaan sukunya kalau dia adalah reinkarnasi pahlawan mitologi, Ashe berharap dapat menyatukan Freljord sekali lagi dengan merebut kembali tanah suku kuno mereka.
~~~~~
Ashe berasal dari Freljord utara, di mana serangan suku yang brutal dan perang antar klan menjadi bagian dari pemandangan seperti jeritan angin yang membekukan, dan dinginnya tundra yang tiada henti.
Ashe, anak tunggal Grena, kepala suku wanita dari suku kecil Avarosa, adalah Iceborn: anggota kasta prajurit, dikaruniai hubungan leluhur dengan kekuatan sihir negerinya, dan kemampuan langka untuk menggunakan kekuatan True Ice. Semua orang berpikir kalau Ashe akan mengikuti ibunya sebagai pemimpin suku berikutnya. Namun, ini bukan pujian yang diinginkan Ashe. Tanggung jawab berat dari garis keturunannya yang suka berperang dan bakatnya yang luar biasa malah membuat Ashe merasa terisolasi, terbebani, dan kesepian.
Satu-satunya waktu istirahatnya adalah ketika Sejuani, seorang gadis Iceborn dari suku saudari, akan tinggal bersama mereka untuk perburuan musim panas di sekitar Ornnkaal Rocks. Persahabatan gadis-gadis itu menjelaskan masa kecil mereka, tapi terputus ketika mereka mencapai usia remaja. Entah bagaimana, Grena telah menyinggung nenek Sejuani, dan persahabatan antar suku mereka tiba-tiba berakhir.
Segera setelahnya, dengan masa mudanya yang memudar, ibu Ashe memulai pencarian seumur hidupnya untuk “Tahta Avarosa”, sebuah tempat yang diduga timbunan harta karun dan benda-benda ajaib yang dia harap akan mengembalikan kejayaan sukunya.
Namun keyakinan Grena pada ramalan dan legenda membuatnya mengambil risiko, yang sering kali membuat sukunya melemah. Akhirnya, dalam serangan berbahaya dan tidak perlu di tanah suku lain, Grena terbunuh. Kematiannya yang mendadak membuat Ashe muda melarikan diri, sementara sebagian besar sukunya musnah.
Sendirian, diburu, Ashe mengikuti peta terakhir ibunya ke gletser yang sepi di mana dia menemukan makam Avarosa, dan busur ajaib True Ice-nya. Ashe menggunakan senjata tersebut untuk membalas kematian ibunya, lalu berbelok ke barat.
Entah karena tugas atau kesepian, Ashe mendapatkan reputasi dengan melindungi banyak suku terpencil yang dia temui. Dia menolak kebiasaan menerima budak, dan lebih memilih untuk mengambil orang-orang yang putus asa ini sebagai anggota penuh suku barunya, dan ketenarannya tumbuh dengan cepat. Tak lama kemudian banyak orang mulai percaya dia tidak hanya membawa senjata Avarosa—Ashe adalah sang legenda itu sendiri, terlahir kembali dan ditakdirkan untuk menyatukan kembali Freljord.
Akan tetapi, cerita-cerita dongeng tidak akan memberi makan para pengikutnya, dan perjalanan panjang mereka ke selatan membuat suku tersebut berada di ambang kelaparan. Jadi, Ashe memanfaatkan mitos-mitos yang ada di sekitarnya, menggunakannya untuk membentuk aliansi dengan suku-suku selatan yang kuat dan memiliki tanah yang subur, berjanji untuk menyatukan mereka menjadi sebuah negara yang mampu menantang kerajaan-kerajaan tetangga.
Aliansi baru ini membawa bahaya baru, dan Ashe dengan cepat menjadi pusat perseteruan politik. Seorang Warmother, sebutan bagi para pemimpin suku di Freljord, diharapkan menikah, dan mengambil suami dari salah satu suku besar akan membuat marah suku lainnya. Ashe bisa saja mengambil beberapa suami, tapi ini hanya akan membuat konflik semakin memanas di dalam rumah tangganya, dan pertumpahan darah yang terjadi akan menghancurkan aliansi yang telah dia bangun dengan susah payah.
Jawabannya adalah seorang pengembara miskin dari klan pegunungan yang hampir musnah—Tryndamere sang pejuang. Dia bukan seorang spirit-walker atau diberkati dengan kekuatan alam apa pun, tapi setibanya di ibu kota baru Ashe, Tryndamere telah terjun ke setiap arena duel yang bisa dia temukan. Dia bertarung dengan putus asa untuk membuktikan bahwa orang miskin yang selamat dari klannya layak diambil oleh salah satu suku yang lebih kuat. Tetapi bahkan bagi Freljord, gaya bertarungnya yang brutal dan kekuatannya yang hebat meresahkan, dan banyak yang menduga dia tersentuh oleh ilmu hitam. Mengabaikan hal ini, Ashe menawarkan untuk mengadopsinya sebagai anggota sukunya, jika dia menjadi bloodsworn-nya—“suami” atau “istri” yang disumpah Warmother, biasanya prajurit terkuat dari suku—yang pertama dan satu-satunya.
Tryndamere menerimanya dengan enggan. Meski ini pernikahan politik, ketertarikan mereka terhadap satu sama lain terlihat jelas, dan perlahan-lahan rasa kasih sayang tulus pun bersemi.
Kini, Ashe berdiri sebagai pemimpin koalisi suku Freljord terbesar dalam beberapa generasi. Meski begitu, persatuan yang akan ia ciptakan bertumpu pada perdamaian yang tidak mudah yang terancam oleh intrik internal, kekuatan asing, kelompok Winter's Claw yang kejam yang semakin banyak, dan takdir yang setidaknya harus Ashe pura-pura percayai...
2 notes
·
View notes
Text
BEDES
Awalnya nenek moyang kita ini adalah pemburu pengumpul yang bergerombol, mereka ya sebenernya tujuan hidupnya sederhana, mempertahankan hidupnya sendiri dan keturunannya, jadi ya kegiatannya sesederhana wedus2 atau sapi2 atau mamalia lain yang kita lihat itu, makan, bercumbu, sama beranak. Sederhana tho? ya memang, sesederhana itu, ya nasib kita aja yang memang terlanjur hidup di masa dengan berbagai macam narasi yang akhirnya bikin pusing. Jam sekarang ndakik2 tujuan hidup ingin menjadi bermakna, haisss kebanyakan nonton motivasuuu.
Nah dalam rangka mempertahankan keturunannya tadi, ada yang namanya pembagian tugas biologis, yang punya titit itu ya tugasnya menyebarkan sperma sebanyak banyaknya, yang punya rahim ya tugasnya mengandung dan mengasuh. Nah itu, bedes bertitit ini kecenderungannya adalah memang menyalurkan sebanyak2nya sperma, gak heran kalo bedes bertitit ga cukup sama satu betina. Sedangkan bedes betina ini karena nalurinya adalah pengasuhan, maka otak emosinya cenderung mencari pasangan yang bisa berkomitmen untuk melindungi keturunannya, ukurannya apa? bisa berburu, bisa melindungi, yang ditandai dengan penampakan yang simetris, baik mukanya, badannya. Sehingga bedes betina ini lebih gampang jatuh cinta sama bedes bertitit yang simetris secara muka badan dsb, dan seiring berjalannya waktu kita definisikan sebagai "handsome".
Masih dalam rangka mempertahankan keturunan, sebenarnya yang terjadi ketika dua bedes bertemu, mereka itu sedang menimbang-nimbang, ini orang kalo punya keturunan sama aku kira2 bakal gimana ya, itu yang terjadi di otak emosi kita, kita nggak akan bisa ngaku kalo sebenernya di pikiran kita tuh itu, karena yang namanya otak emosi itu definisi nya adalaha bagaimana otak mengenali pola lingkungan, dan bagaimana otak merespon lingkungan, dan respon itu terjadi secepat kilat, macem sepersekian detik, sampe kita ga sadar dengan apa dan bagaimana kita memproses apa yang kita lihat, sentuh, dan dengar. Ketika bedes yang kita temui punya kriteria sesuai dengan kriteria yang terekam di otak emosi kita, maka disitulah jatuh cinta itu berlangsung.
Waktu jaman berburu itu, mereka hidup berkelompok, dalam suatu keluarga inti pemburu pengumpul, misalnya ada 3 orang cewe sama 3 orang cowo, ketika 1 cewe ini punya anak, maka anak ini akan dianggap sebagai cowo oleh 3 orang lelaki tadi, nhaa lebih menguntungkan thoo. Terus akhirnya gerombolan2 ini akhirnya punya suku, terus abis itu kan ada tuh kepala suku, masuk ke revolusi pertanian terus melahirkan para elit pemalas yang menjustifikasi hal hal gak logis, misalnya aku harus jadi kepala suku karena diperintah lelembut pohon ciplukan. Nah pas itu namanya hubungan lawan jenis itu ya dalam rangka kontrak politik aja, ini masuk ke patriarkis, dan dalam waktu yang cukup lama wanita itu menjadi objek, gak boleh milih, mau nggak mau ya harus mau.
Nah seperti itulah berbagai macam gaya bedes mempertahankan keturunannya, dari mulai gaya bebas berburu berkumpul yang matriarki, gaya yang cewek cuma jadi objek dan patriarkis, sampe akhirnya muncul gaya mempertahankan keturanan versi romantic sekarang ini yang penuh konflik, romantisasi, dan sakralisasi, lho ya padahal ya intinya persetubuhan antara bedes bertitit dan bedes betina.
Nah apa seh yang terjadi dengan cinta romantis yang selama ini kita bahas, sebenernya itu tuh ya masa percumbuan sebelum persetubuhan pertama, dimana alur umumnya adalah kita melihat bedes lawan jenis yang tipe gue banget, hormon testosteron meningkat, ini yang bikin mak dyeg atau berbunga2, nah kalo udah bertatap-tatapan itu yang bekerja adalah dopamin karena seolah2 memberikan kita harapan, harapan opo? mendapatkan hubungan seksual. Gempa testosteron dan banjir dopamin mematikan nalar bedes. Kalo mereka berdekatan, oksitosinnya itu banjir, itu yang membuat bedes itu lebih percaya pada bedes yang baru dikenal 2 minggu, dibanding sama ibuknya. Selanjutnya, ketika sudah terjadi persetubuhan pertama, itu deg degan nya itu ilang. Ya emang jatuh cinta itu juga gak lama umurnya 6-8 doang, tapi ya ada sih bedes yang deg deg an seumur hidup. Selanjutnya cuma saling membutuhkan untuk maintain dopamin dan oksitosin tadi. Pasangan2 yang udah berjalan 6-8 bulan, kebanyakan ada diajak berantem, gada dicari, mereka itu langi menimbang2 masalah komitmen sebenernya.
dah capek gabisa mikir males ngetik, lanjut nanti prat 2.
4 notes
·
View notes
Text
ULasan: Pulang
Judul Buku: Pulang Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik Penulis Buku: Leila S. Chudori Bahasa: Indonesia Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia Rating Goodreads: 4.3/5 Rating Pribadi: 4.5/5
Novel dengan tebal 474 halaman ini akan mengantarkan pembaca ke setidaknya tiga latar masa lalu dalam ritme yang cepat. Pertama September 1965, di Indonesia. Kedua Mei 1968 di Perancis dan Mei 1998 di Indonesia. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian dengan alur maju-mundur. Tiga bagian yang ada masing-masing memuat sudut pandang orang pertama dari point of view tiga tokoh utama (multiple POVs) dan dua tokoh pendukung. Walau memiliki pergantian point of view dan plot campuran, penulis menjahit masing-masing bagian cerita dengan sangat apik sehingga masing-masing cerita saling melengkapi "kekosongan" pada cerita lainnya. Setiap konflik dan penggalan kisah memunculkan rasa penasaran dari pembaca dan membuat pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan perjalanan membacanya.
Pada bagian satu, novel ini berkisah tentang empat eksil politik Indonesia yang menjadi pendiri Restoran Tanah Air di Paris: Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro, Risjaf, dan Tjahjadi Sukarna (Tjai Sin Soe). Kecuali Tjai, mereka berempat merupakan wartawan di Kantor Berita Nusantara sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Hananto Prawiro, pimipinan kantor Berita Nusantara adalah seorang jurnalis berpengalaman ekstrim kiri. Walau beberapa jurnalis dan karyawan lainnya cenderung netral dan bahkan memiliki sikap politik yang berlawanan, tetap saja eksistensi Hananto cukup untuk menjadikan Kantor Berita Nusantara dianggap sebagai gudang antek dan simpatisan PKI.
Menjelang Peristiwa 30 September 1965 terjadi, Dimas Suryo dan Nugroho menghadiri Konferensi International Organization of Journalists di Santiago, Chile. Sedangkan Risjaf menghadiri “agenda” lain di Havana, Kuba. Sementara Tjai meninggalkan Indonesia menuju Singapura sesaat setelah Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 tidak berpihak dan sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah bisa dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo, Nugroho dan Risjaf tidak berani untuk pulang. Selain itu, situasi membuat mereka memang tidak mungkin bisa pulang karena paspor mereka dicabut. Mereka kemudian pergi ke Peking dan bertemu dengan banyak eksil politik lain. Dari Peking mereka berkelana ke beberapa negara dan berakhir dengan pertemuan kembali di Paris kemudian mendirikan Restoran Tanah Air.
Di Prancis, Dimas Suryo menikah Vivienne Deveraux dan punya satu orang anak perempuan yang bernama Lintang Utara. Singkat cerita, Lintang dewasa pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas akhirnya di universitas Sorbonne, yaitu membuat film dokumenter yang berisi wawancara dengan para eks-tapol Peristiwa 1965 beserta keluarga. Lintang pergi ke Jakarta pada bulan Mei 1998 dan bertemu dengan Segara Alam putra Hananto Prawiro dan Bimo putra Nugroho.
Setidaknya ada dua premis besar dalam novel ini, yang pertama tentang bagaimana kehidupan para eksil politik yang terpaksa berpetualang dari negara satu ke negara lain dan kemudian menjalani kehidupan sebagai warga negara Perancis di Paris, ribuan kilometer dari tanah air yang sangat mereka rindukan. Kemudian premis utama ini memunculkan premis baru tentang kehidupan anak-anak para eksil politik di luar negeri dan juga di Indonesia menghadapi situasi politik yang kembali memanas di tanah air, tiga puluh tiga tahun pasca pemberontakan PKI.
Keunggulan novel ini adalah penulis dapat menyajikan kisah sejarah kelam Indonesia dengan alur cerita yang menarik. Pembaca seolah dapat “menyaksikan” apa yang terjadi selama dua masa kelam perpolitikan Indonesia lewat rincinya penggambaran cerita yang disajikan melalui sudut pandang karakter utama. Sementara kekurangannya adalah karena tema dan pembahasan dalam cerita, novel ini memiliki segmentasi pembaca yang cenderung khusus yaitu dewasa di atas 17 tahun dengan minat bacaan fiksi-sejarah fiksi-politik.
12 notes
·
View notes
Text
inilah 3 produk Israel yang di boikot sebagian negara!
inilah 3 produk Israel yang di boikot sebagian negara! Boikot terhadap produk Israel terkait dengan isu-isu politik dan konflik di Timur Tengah.Sebagai referensi, beberapa produk yang sering dihubungkan dengan boikot yang melibatkan perusahaan seperti:1. Ahava: Produsen kosmetik dan produk perawatan kulit berbasis di Tamar, Israel.2. SodaStream: Perusahaan pembuat mesin pembuat air soda dan peralatan minuman berkarbonasi, sebelumnya berbasis di Israel, tetapi pindah ke Amerika Utara.3. Produk pertanian Israel: Terutama produk-produk pertanian seperti buah dan sayuran yang diimpor dari Israel. Sebelum memutuskan untuk terlibat dalam boikot atau mendukungnya, penting untuk memahami konteks dan informasi lebih lanjut tentang konflik yang terlibat. itulah 3 produk israel yang diboykot sebagian negara!
Sumber: Mbah Kampil
2 notes
·
View notes
Text
Turki dan Jalan Dakwah Kita
Hingar bingar kontestasi politik Turki nyatanya cukup menjadi perhatian bagi sebagian kita di tanah air.
Turki dengan sejarahnya menyimpan banyak sekali pelajaran, dimulai dengan runtuhnya Kekhalifahan, pemerintah sekuler, Islam di bawah Erbakan, kudeta militer, sampai masa pembaharu Turki Modern, Presiden Erdogan.
Banyak orang melihat kepemimpinan awal Erdogan adalah cara baru politik Islam, namun banyak juga yang mengkritik kepemimpinanya setelah 20 tahun berkuasa.
Kalau kita cermati, sebenarnya Indonesia dan Turki ini memiliki beberapa kemiripan dan barangkali memiliki penyelesaian masalah yang sama juga :
1. Turki dan Indonesia sama-sama mayoritas penganut Sunni dan tarekat yang kuat. Maka dari itu Islam dan Negara tidak bisa dipisahkan.
2. Berada dipersimpangan konflik sosial dan ekonomi. Jelas secara geografis menentukan ini.
3. Memiliki potensi SDA dan SDM yang besar.
Setidaknya ada 2 pelajaran penting yang bisa menjadi inspirasi untuk negeri tercinta kita ini :
1. Penyelesiaan masalah sosial ekonomi
Erdogan di Istanbul melakukan perubahan fundamental dari kerapihan dan sanitasi kota yang menjadi masalah lama. Dari hal sederhana itu, lama kelamaan memunculkan kepercayaan di kalangan warga Istanbul, yang notabene adalah loyalis CHP Partai oposisi.
Ditahap negara, Erdogan membentuk "Oligarki Sholeh" yang akhirnya menjadi modal politik selain masyarakat yang sudah percaya akan kepemimpinanya.
Dengan dukungan mereka, stabilitas politik terjaga, peraturan menjadi mudah, dan Turki mampu menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru sekaligus menyelesaikan masalah perut rakyatnya.
2. Perubahan Mindset dan semangat perubahan
Apa yang menjadi semangat muda Erdogan adalah belajar ke masa lalu dan akhirnya menemukan cara baru dalam mengusung konsep politiknya.
Populisme Islam dalam tataran politik sangatlah rentan dengan kudeta, perlu wajah baru yang demokratis namun tetap menghidupkan semangat Islam secara struktural yang bertahap. Seperti suksesornya Erbakan yang akhirnga dikudeta, juga dengan Presiden Mursi di Mesir.
Dimulai dengan poin 1 sebelumnya, dilanjutkan dengan lobi politik yang tidak kaku, semisal Islam yang biasanya konfrontatif terhadap kafir semacam Rusia, Israel, Amerika, Turki di bawah Erdogan mampu bermain 2 kaki, bersiasat, dan menjaga stabilitas politiknya.
Tentunya di poin ini banyak memunculkan perdebatan dan juga syubhat.
Saat ini Erdogan mengalami kekalahan di kota-kota besar, salah satu penyebabnya dalah munculnya generasi baru yang tak merasakan masa awal Erdogan, sehingga kecenderungan anak muda yang ingin berbeda, ingin perubahan, sejalan dengan masalah kepemimpinan Erdogan yang sarat kritik, yang akhirnya memilih keluar dari status quo.
Nyatanya, sudah menjadi naluri para pemuda, terutama poin nomor 2, selayaknya seperti generasi awal Erdogan dulu saat mulai hadir di politik Turki.
Ini menjadi pelajaran penting bagaimana dakwah agar menyesuaikan zamanya, bahwa anak muda hari ini memiliki pola pikir yang berbeda, terbentuk secara instan dari kemajuan teknologi, yang berpangaruh dalam pengambilan keputusan.
Hemat saya anak muda sekarang perlu untuk diajak lebih partisipatif dan kolaboratif untuk urusan yang "agak mikir" ini.
Dimulai dengan memberi ruang atas gagasan dan ekspresi, bukan semata-mata glorifikasi generasi terdahulu, atau bahkan dijadikan komoditas agar terlihat milenial, yang akhifnya hanya menjadi bumper untuk status quo semata.
Jangan sampai.
26 notes
·
View notes
Text
Moslem Content Creator Alhamdulillah Ramadhan tahun ini telah tiba … Dalam suasana kebersamaan dan refleksi diri yang kental, bulan Ramadhan memberikan kita peluang untuk memperbaiki diri dan hubungan kita dengan sesama. Di tengah masa pemulihan hubungan sosial pasca-Pemilu 2024 di Indonesia, bulan suci ini bisa menjadi momentum yang tepat untuk mempererat kembali silaturahim yang mungkin sempat retak. Sebagai seorang konten kreator blogger yang juga berdakwah tentang Islam, kita memiliki kesempatan unik untuk menggunakan platform kita dalam menginspirasi dan menyatukan kembali hati-hati yang mungkin terpecah karena dinamika politik. Mengintegrasikan Dakwah dalam Menulis Konten Blog di Bulan Ramadhan Bulan Ramadhan mengajarkan kita tentang kesabaran, kepedulian, dan persaudaraan. Nilai-nilai inilah yang sebaiknya menjadi fokus dalam setiap konten yang kita ciptakan, terutama dalam menyembuhkan luka-luka sosial pasca-Pemilu. Berikut beberapa cara mengintegrasikan dakwah melalui konten blog di bulan Ramadhan: Konten yang Memperkuat Tali Persaudaraan:Tulis artikel yang mengingatkan kita semua tentang pentingnya memelihara tali persaudaraan dan persatuan, terutama setelah peristiwa politik yang memecah belah. Bagikan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur’an dan Hadits yang menceritakan tentang keutamaan memaafkan, berdamai, dan berkolaborasi untuk kebaikan bersama. Ajakan untuk Berbagi dan Peduli:Ramadhan adalah bulan kebaikan, di mana kita diajarkan untuk lebih peduli terhadap sesama. Gunakan platform Anda untuk mengajak pembaca melakukan aksi nyata dalam bentuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Anda bisa mengadakan atau mempromosikan inisiatif sosial, seperti berbagi paket iftar untuk dhuafa atau penggalangan dana untuk amal. Renungan dan Muhasabah:Publikasikan konten yang merenungkan tentang makna dan hikmah dari ibadah puasa serta praktik-praktik lainnya di bulan Ramadhan. Ajak audiens untuk bersama-sama melakukan introspeksi diri, memperbaiki kekurangan, dan meningkatkan kualitas ibadah serta interaksi sosial mereka. Edukasi tentang Toleransi dan Kedamaian:Sebagai negara dengan keragaman yang kaya, penting bagi kita untuk saling menghormati dan toleran terhadap perbedaan. Buat konten yang mengedukasi tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai, menghargai perbedaan, dan menghindari konflik. Konten yang Inklusif dan Menghibur:Sajikan juga konten yang ringan namun tetap bermanfaat, seperti resep hidangan berbuka yang sehat, tips menjaga kesehatan selama puasa, atau aktivitas positif yang bisa dilakukan selama Ramadhan. Ini akan membuat konten Anda lebih variasi dan menarik bagi audiens yang lebih luas. Interaksi dengan Pembaca:Manfaatkan kolom komentar atau media sosial untuk berinteraksi langsung dengan pembaca. Ajak mereka untuk berbagi pengalaman, cerita, atau ide tentang bagaimana mereka mengimplementasikan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Ini tidak hanya meningkatkan engagement pada blog Anda, tetapi juga membangun komunitas yang solid dan positif. Konten Jariyah:Buatlah konten yang tidak hanya relevan selama Ramadhan tetapi juga bermanfaat untuk jangka waktu yang panjang. Artikel-artikel yang memberikan pelajaran, hikmah, atau inspirasi bisa menjadi sumber ilmu yang terus menerus dibaca dan dibagikan, menjadi pahala jariyah bagi Anda. Kolaborasi dengan Blogger Lain:Manfaatkan jaringan Anda dengan blogger lain yang memiliki visi serupa untuk melakukan kolaborasi. Bersama-sama, Anda bisa menciptakan konten berseri, webinar, atau diskusi online yang mengangkat tema-tema penting di bulan Ramadhan. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya konten Anda tetapi juga memperluas jangkauannya. Konsistensi dan Keberlanjutan:Pastikan untuk konsisten dalam mempublikasikan konten sepanjang bulan Ramadhan. Jangan biarkan momentum yang telah terbangun mereda begitu saja. Lanjutkan dengan konten yang menginspirasi dan mendidik bahkan setelah Ramadhan berakhir, agar pembaca terus mendapatkan manfaat dan inspirasi dari blog Anda. Personalisasi Konten:Ceritakan pengalaman pribadi Anda dala...
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
SIKAP
Terus terulang sebuah hal yg saya meyakini nya adalah euforia momentum, selalu ramai hanya ketika hal itu sedang terjadi dan tak pernah continue. sikap sikap buzzer, pengaruh pengaruh politik, bisikan bisikan keberpihakan, tekanan politik, intrik intrik tertentu yang selalu muncul hanya pada saat itu saja. kepada siapa kita berpihak, kepada siapa kita memberikan dukungan.
terlepas dari isu apapun, konflik apapun yang terjadi, perdebatan apapun yang muncul dan keberpihakan tertentu, diri kita adalah kunci utama daripada seluruh hal yg ada tsb. memiliki kepribadian yang kokoh dan pendirian yang tegas menjadi sebuah keharusan bagi individu seluruhnya bukan hanya beberapa.
tapi semua itu tidak ada artinya tanpa di barengi dengan analisis yg tajam, objektifitas pola fikir, critical thinking dan filterisasi yang jitu. itu semua tentu saja tidak mudah, tentu saja harus di asah dan di cari dengan kemauan yang kuat. supaya bisa mencipatakan sebuah sikap yang tidak salah langkah dalam keberpihakan.
dan tentu saja, sikapmu dan sikapku belum tentu sama bukan karena keterbelakangan masing masing, melainkan karena hal yang kita dapatkan terkadang berbeda, atau bahkan kita memliki doktrin yang berbeda, sehingga kita tidak satu jalan yang sama. untuk saat ini, bukan esok hari.
tapi bukan berarti kita tidak bisa melangkah dengan satu arah mata yang sama saudara, tak perlu khawatir dengan itu karena manusia sangat mudah untuk berubah dan itu bukan hal yang langka. mari kita saling berbagi pandang di arah mata yang sama, hingga kita menemukan kebenaran yang utuh.
mari kita bersikap dengan potensi kesempurnaan yang dimiliki manusia, jangan kita batasi diri ini untuk mengeskplor segala nya. eksplorlah segalanya hanya saja jangan lupakan untuk tetap mengingat pedoman dan landasan yang terpatri dalam dirimu.
2 notes
·
View notes