#Kesembuhan dan harapan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pengobatan Gratis Ikatan Prabu Nusantara (IPN) di Karanganyar Disambut Antusias Warga
KARANGANYAR – Ikatan Prabu Nusantara (IPN) menggelar kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi masyarakat Karanganyar. Acara yang diadakan di Mantren, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, pada 23 Juni 2024 ini mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat. Ketua IPN, Pasopati, mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya IPN untuk membantu masyarakat yang membutuhkan…
View On WordPress
#Bakti sosial kesehatan#Bakti sosial kesehatan IPN#Desa Klodran#Harapan#IPN Karanganyar#IPN Mantren Klodran#Kesembuhan#Kesembuhan dan harapan#Layanan medis#Layanan medis gratis#Masyarakat Karanganyar#Pengobatan gratis#Pengobatan gratis Karanganyar
0 notes
Text
Apa yang mau kita sombongin?
Kita itu kecil banget yah ternyata. Keliatannya aja hebat, serba bisa, dan punya segalanya.
Tapi baru dikasih sakit aja, udah tuh semua yang kita punya seakan engga ada apa-apanya.
Kelar udah semuanya....
Cuma bisa diem aja, gerak dibatasin, makanan dibatasin, semua dibatasin.
Karena ternyata rezeki itu memang luas banget. Dikasih keluasan mencari rezeki aja, itu udah rezeki.
Padahal belum tentu dapet uangnya, tapi itu udah rezeki.
Kita dikasih gerak bebas, itu udah rezeki.
Kecil, teramat kecil memang menjadi manusia ini.
Bayangin nih, ada berapa banyak orang yang sedang terbaring dan hanya bisa memohon kesembuhan?
Yang mungkin uangnya memang bisa membiayai biaya rumah sakit, tapi belum tentu bisa membeli kesembuhannya.
Kadang memang kita terlalu jauh yah, terlampau tinggi memandang hidup dan harapan-harapan kita.
Padahal semua sudah kita punya, nikmat yang begitu besar untuk melakukan segala sesuatunya dengan mudah.
Kecil, kita ini kecil banget dan tidak ada apa-apa diantara begitu besar dan luasanya semesta ini.
Engga ada yang bisa kita sombongin.
Apa yang membuat kita besar kepala begitu mudah untuk dihancurin. Terlalu mudah dihilangin dan dibikin pergi.
Satu-satunya yang bisa membuat kita terlihat, hanyalah kebesaran hati.
Berbesar hati buat memaafkan ketika dibikin kecewa. Berbesar hati untuk membantu ketika kita sendiripun sebetulnya dalam kesusahan.
Susah ya, menjadi manusia yang bersyukur ternyata.
Karena kita sudah terlalu merasa sombong dengan semua yang sudah kita punya.
Padahal semua yang kita punya ini, cuma numpang aja. Bahkan tubuh kita sendiri pun cuma numpang aja.
Sementara....
—ibnufir
166 notes
·
View notes
Text
Apa yang mau kita sombongin?
Kita itu kecil banget yah ternyata. Keliatannya aja hebat, serba bisa, dan punya segalanya.
Tapi baru dikasih sakit aja, udah tuh semua yang kita punya seakan engga ada apa-apanya.
Kelar udah semuanya....
Cuma bisa diem aja, gerak dibatasin, makanan dibatasin, semua dibatasin.
Karena ternyata rezeki itu memang luas banget. Dikasih keluasan mencari rezeki aja, itu udah rezeki.
Padahal belum tentu dapet uangnya, tapi itu udah rezeki.
Kita dikasih gerak bebas, itu udah rezeki.
Kecil, teramat kecil memang menjadi manusia ini.
Bayangin nih, ada berapa banyak orang yang sedang terbaring dan hanya bisa memohon kesembuhan?
Yang mungkin uangnya memang bisa membiayai biaya rumah sakit, tapi belum tentu bisa membeli kesembuhannya.
Kadang memang kita terlalu jauh yah, terlampau tinggi memandang hidup dan harapan-harapan kita.
Padahal semua sudah kita punya, nikmat yang begitu besar untuk melakukan segala sesuatunya dengan mudah.
Kecil, kita ini kecil banget dan tidak ada apa-apa diantara begitu besar dan luasanya semesta ini.
Engga ada yang bisa kita sombongin.
Apa yang membuat kita besar kepala begitu mudah untuk dihancurin. Terlalu mudah dihilangin dan dibikin pergi.
Satu-satunya yang bisa membuat kita terlihat, hanyalah kebesaran hati.
Berbesar hati buat memaafkan ketika dibikin kecewa. Berbesar hati untuk membantu ketika kita sendiripun sebetulnya dalam kesusahan.
Susah ya, menjadi manusia yang bersyukur ternyata.
Karena kita sudah terlalu merasa sombong dengan semua yang sudah kita punya.
Padahal semua yang kita punya ini, cuma numpang aja. Bahkan tubuh kita sendiri pun cuma numpang aja Sementara....
☘🍁
4 notes
·
View notes
Text
𝗟𝗨𝗣𝗔 𝗨𝗡𝗧𝗨𝗞 𝗣𝗨𝗟𝗜𝗛 ✍️
Sakit itu telah-lama menetap. Menyatu dalam derita. Luka-nestapa membelenggu harap. Bangkit dari jatuh yang tiba-tiba.
Adalah doa-doa yang terus diyakini untuk sembuh, segala cara, pel-bagai nasihat, ragam anjuran telah dicoba, namun alhasil, setiap waktu hanya nyeri di mana-mana, nyilu menusuk-nusuk sekujur-raga, sampai pada suatu ketika, saya merasa benar-benar nyaman dalam kondisi yang kering itu.
Selagi sehat-dahulu, tak sadar, mungkin ada ambisi yang tinggi sebagai orang-muda, gelora itu bergemuruh dalam batin, ditopang oleh ceroboh, mencintai tantangan, selalu menguji batas kemampuan-diri, suka memburu kebutuhan-ingin, yang punya dahaga soal tuak-dunia, yang berani mengabaikan ikhtiar-ikhtiar hidup, menghapus kosa-kata tunggu dan nanti, seketika luluh tak berdaya ditikam gerak-terbatas.
Pijar masa-depan terlihat begitu redup diranjang-pesakitan.
Seperti kata Rumi : “Ini rasa manis yang tersembunyi”.
Memang, tak ada cara yang lebih instan dibanding rasa-sabar, butuh waktu untuk dapat menerima-sesuatu yang tak pernah ada dalam kalender masa-depan.
Mestinya saya sadari itu sejak-lama, bukankah Tuhan punya cara tersendiri untuk meyakini keturunan Adam? Bagaimana mungkin saya se-ragu ini?
Gejolak-batin telah memberi ‘isyarat’ kepada saya untuk percaya bahwa sejatinya ‘kita tidak dapat mengadili diri-sendiri’, namun saya tak bisa membaca tanda itu sebelumnya.
Jalani dan terima kenyataan, bukan berpasrah-rela.
Hadirkan Tuhan dalam yakin-diri, dan saya tetap di sini, berdiri dengan iman yang teguh.
Betapa tidak. Dalam kenyataannya, ada banyak tuntutan tanggung-jawab dan kewajiban tak berjalan mulus.
Saya merasa cukup gagal dalam urusan ini, gagal sebagai anak di hadapan orang-tua, sebagai suami dan ayah bagi anak dan istri, sebagai kakak bagi adik-adiknya, sebagai warga di suatu Desa, tanggung-jawab dan kewajiban saya sebagai manusia di hadapan khalayak umum, menjadi terbatas di segala gerak. Hal yang demikian, tak pernah saya hadirkan dalam mimpi. Tak terbetik peristiwa itu dalam mimpi. Terlalu tragis dan dramatis.
Karenanya saya terus menulis notulensi kehidupan walapun saya sadar mereka dapat memahami dan memaafkan dikarenakan oleh sebab-tertentu yang saya alami, namun hal itu bukanlah alasan pemaaf untuk bisa disebut sebagai "force majure".
Saya terus berteguh hati untuk memilah dan menilai, batas antara sehat dan sakit keduanya adalah sama, jika sakit maka sakit, jika sehat maka disehatkan. Keduanya merupakan nikmat, yang membedakan hannyalah cara kita menerimanya.
Ketika kita menerima rasa sakit sebagai ibadah, lalu kemudian memahami segala kenyataan yang dialami, niscaya alam menuntun jalan terbaik menuju kesembuhan diri.
Bukankah dunia pasti terlihat cukup gelap, jika kita menutup mata? Apakah ada yang mustahil dalam hidup? Kita merencanakan takdir kita sendiri, tapi Tuhanlah yang Maha-menentukan.
Hari, Bulan, Tahun terus berganti Musim.
Jasad boleh tanpa-daya, tapi harapan harus hidup penuh-daya. Ada banyak pengalaman baru yang saya temukan setelah kejatuhan ini.
Hingga seiring waktu berjalan, saya #LUPA UNTUK PULIH.
Apa pun itu, Tuhan menantang kita untuk berpasrah diri pada kehendak yang manusiawi, sebab pertolongan Tuhan akan datang jika memang itu di luar batas kemampuan insani.
Sepertinya..
Kita harus saling memahami bahwa :
"Upaya yang kita rajut di kehidupan ini hannyalah alasan bagi Tuhan kepada manusia sekiranya kita dipantaskan memperoleh jannah-Nya di kehidupan nanti".
Sekedar berbagi, yang sakit teruslah berjuang, sementara yang sehat, peliharalah kesehatanmu. Selagi kuat, lakukan hal terbaik sebanyak yang kita mampu, karna jika terbaring sakit, ribuan keinginan hanya akan mendakwamu dalam gelisah dan rasa serba-salah.
Semoga. Hari-hari kita dikuatkan, disehatkan, dan selalu diberi banyak petunjuk ☯
#Coretantetelawas
#Motivasi #Inspirasi #Quotes #Katabijak #Nasihat #kehidupan #sajak #puisi
Picture by Pinterest
17 notes
·
View notes
Text
Refleksi Kelas Sosial #3
(lebih tepatnya curahan hati ehe)
Sayang izinkan aku merajuk, lagi-lagi ada kredo yang menggorogoti isi kepalaku. Rasa-rasanya ucapan "kamu perempuan" kini menjelma menjadi rantai yang mengikat tubuh dan jiwaku.
Sayang, mengapa penjagaan terhadap perempuan begitu ketat? pergi kemana? kegiatan apa? jam berapa? dengan siapa? berapa laki-laki? berapa perempuan? harus pulang jam segini! Mengapa perempuan punya banyak batasan dalam melakukan sesuatu walaupun itu hal positif?
Mereka meyakinkanku bahwa aku sedang dijaga, tapi mengapa jiwaku malah terasa dikekang?
Sayang, beberapa orang menganggapku keliru memahami tindakan itu, katanya aku terlalu bodoh untuk lebih paham arti dibalik setiap aturan. Katanya semua demi kebaikanku pada akhirnya. Tapi mengapa batinku malah tidak baik-baik saja?
Aku paham jika perempuan adalah peradaban yang harus dijaga. Namun apakah peradaban akal yang tidak maju, kekeringan rasa kemanusiaan dan penuh peperangan batin layak dihuni oleh manusia?
Sayang, gejolak untuk memutuskan rantai itu semakin kuat. Bolehkah kuhidupkan benih harapan keterlibatanmu membantuku? Terkadang rasanya tak ada kepercayaan diri dan kehilangan identitas.
Sayang, apakah terlahir sebagai perempuan itu sebuah kesalahan? Kini perempuanmu dibuat lemah, dianggap tidak akan setangguh laki-laki di kehidupan sosial karena dia hanya akan merepotkan dan emosional.
Sayang, kini perempuanmu dipaksa kehilangan apa-apa yang begitu diimpikannya hanya karena dia terlahir sebagai perempuan.
Sekali lagi izinkan aku menanam benih harapan akan kesembuhan itu kepadamu.
3 notes
·
View notes
Text
SADARI untuk Menyadari
"Sebuah cerita nyata, dari salah seorang pasien wanita. Usianya 39 tahun, masih usia kepala tiga dan terbilang muda. Pasien tersebut memiliki anak tiga, dengan anak terkecil berusia setahun, masih balita dan memerlukan ibunya. Kali terakhir bertemu, saat pasien tersebut meminta rujukan ke poli penyakit dalam bagian onkologi atau kanker, masih cukup stabil saat itu kondisinya. Walaupun selalu ada perasaan seperti tertahan yang terlihat dari semburat raut wajahnya tiap kali aku bertemu dengannya. Dorongan semangat yang diberi untuk rutin menjalani kemoterapi, selalu dibalas oleh senyum kecil yang menyimpan rahasia."
Bayangkan jika pasien itu adalah anda duhai wanita. Bagaimana rasanya saat divonis menderita kanker payudara stadium tiga. Bagaimana rasanya saat dijelaskan bahwa sel-sel ganas tersebut sudah menjalar ke mana-mana. Bagaimana rasanya saat harus menjalani kemoterapi setiap minggu, saat kehidupan sudah cukup dan tenang di desa. Bagaimana rasanya harus bolak-balik kontrol ke rumah sakit dan menempuh waktu perjalanan yang cukup lama. Bagaimana rasanya meninggalkan anak yang masih kecil merengek-rengek memanggil mama. Pasrah, tak bisa berbuat apa-apa. Dan bagaimana rasanya, seandainya mengetahui bahwa harapan hidup tak lagi lama.
Kanker masih merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di negeri kita. Kanker leher rahim dan kanker payudara masih bersaing sengit untuk menempati urutan teratas dalam merenggut nyawa wanita. Padahal, kanker payudara dapat dicegah dengan deteksi dini yang dilakukan sendiri oleh tiap wanita. Caranya sangat mudah dan sederhana. Tidak ada alat dan bahan yang diperlukan untuk memeriksa. Lantas, bagaimana caranya?
SADARI artinya pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan dilakukan oleh diri kita sendiri, dengan melihat dan meraba payudara sendiri. SADARI dilakukan semenjak seorang wanita mendapat haid pertama kali. Untuk mengetahui perubahan payudara dari waktu ke waktu, SADARI perlu dilakukan setiap 1 bulan sekali. Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah seminggu setelah periode menstruasi. SADARI bisa dilakukan saat berada di depan kaca, saat berbaring, atau saat mandi.
Pertama, lihat terlebih dulu, apakah ada yang tampak berbeda di payudara. Apakah ada payudara yang terlihat lebih besar dibandingkan yang satunya. Apakah ada kulit yang mengerut di puting dan area sekitarnya.
Setelah melihat, barulah meraba. Boleh lumuri tangan dengan pelembab atau minyak agar lebih memudahkan saat meraba. Angkat tangan pada sisi payudara yang ingin diperiksa, sementara tangan lain akan meraba. Lakukan pemeriksaan dengan meraba secara melingkar searah jarum jam, lakukan bergantian untuk keduanya. Sentuh dan rasakan apakah kira-kira terdapat benjolan di payudara. Selanjutnya, pencet perlahan puting untuk melihat apakah ada cairan yang keluar. Jangan buru-buru, lakukanlah dengan saksama.
Jika setelah SADARI ditemukan benjolan atau ada sesuatu yang dirasa mengganjal, maka jangan langsung panik dan cemas. Cukup datanglah ke puskesmas. Tenaga kesehatan akan melakukan SADANIS atau pemeriksaan payudara secara klinis. Jika ditemukan benjolan, pasien akan dilakukan rujukan ke dokter ahli untuk pemeriksaan lanjutan. Harapannya, deteksi dini dapat menemukan kasus kanker yang masih stadium dini. Peluang pengobatan dan kesembuhan sangat tinggi apabila kasus ditemukan lebih awal dan dini. Jadi, tunggu apa lagi? Segera lakukan SADARI untuk menyadari.
"Rupanya, kali terakhir bertemu dengan pasien tersebut benar-benar menjadi pertemuan terakhir kami. Tiba-tiba aku dikabari bahwa pasien tersebut telah menutup mata untuk yang terakhir kali. Mata berkaca, bergetar rasanya hati. Hanya doa dan harapan yang mampu diberi. Terima kasih, karena kisah ini akan selalu menjadi pembelajaran yang sangat berarti bagi kami."
***
2 notes
·
View notes
Text
Hari ini, aku kembali harus merelakan seorang sahabatku pergi. Bedanya, perpisahan kali ini bukan sekadar berbeda kota atau pulau, melainkan berbeda fase kehidupan.
Aku mungkin hanyalah sebuah titik dari banyaknya orang yang telah kehilangan. Ya, beliau Rahimahallah adalah jiwa yang baik, saking baiknya beliau, orang yang telah menyakitiku bersikap sangat baik kepadanya.
Aku menyadari banyak luka dari sisi pertemanan yang aku punya, maka di awal aku bergabung pada kelas Bahasa Arab, aku hanya fokus belajar. Terlebih aku menyadari bahwa akulah murid termuda di kelas, jadi agak sungkan rasanya untuk berkenalan duluan dengan Ummahat lain yang usianya bisa lebih tua 12 tahun dariku.
Tapi, beliau berbeda. Beliau yang pertama kali mendekatiku, mengajak belajar bersama dan berteman denganku.
Dari sanalah aku mengenalnya. Sosok single parent yang tangguh. Berusaha mendidik putri kandung satu-satunya di saat beliau juga harus pulih dan kuat dari luka perceraian terdahulu.
Ya, perpisahan itulah salah satu harga yang harus beliau bayar demi sebuah kebahagiaan yang sejati, yakni hidayah di atas Sunnah.
Ketika jalan kebenaran itu tidak bisa dan tidak mau dilalui oleh sang nahkoda, maka memilih untuk berlayar pada bahtera yang berbeda adalah jalan yang dipilihnya.
Meski berat dan penuh perjuangan, beliau lebih memilih keselamatan agamanya ketimbang sebuah ikatan cinta dengan makhluk.
Meski harus berjuang sendirian bersama putri kecilnya, semua beliau lewati hingga kemudian sama-sama tinggal satu kota perantauan denganku.
Dari kelas Ummahat itulah, Allah perkenankan aku mengenalnya. Dari sanalah aku banyak belajar dan mencerna perjuangan yang beliau lalui.
Aku banyak mengenal single parent mom, tapi tidak semua diberi hadiah berupa hidayah pada jalan yang lurus.
Dari kisah masa lalu beliau, aku pun menyadari bahwa hidup kita bukanlah seperti di film-film, yang mana setiap kemenangan selalu dikaitkan dengan kesuksesan duniawi bagi orang yang terzalimi.
Justru kisah beliau adalah salah satu kenyataan yang bertolakbelakang dengan angan-angan semu yang selalu tertanam di alam bawah sadar kita.
Setelah bercerai, berjuang sendirian kurang lebih 9 tahun, beliau kembali diuji Allah dengan penyakit kanker serviks.
Alhamdulillah, dengan Rahmat Allah yang begitu luas banyak orang-orang baik pilihan-Nya yang ikut membantu semua proses pengobatan dan membantu menjaga putri beliau, ketika beliau harus bolak-balik ke rumah sakit.
Sebuah pesan yang ditanamkan oleh beliau adalah nasihat untuk,
Menempuh sebab tanpa bergantung kepada sebab.
Ya, beliau menempuh sebab kesembuhan, tapi selalu menggantungkan harapan kepada Dzat yang Maha Menyembuhkan.
Beliau menjalani semua rangkaian proses kemoterapi dan sinar, tapi hatinya sepenuhnya bertauhid kepada Allah.
Yang aku begitu terharu, sesakit apapun beliau, rutinitasnya adalah memuroja'ah pelajaran bahasa Arab. Tak lama sebelum vonis kanker itu diterima, beliau pindah ke kelas reguler sehingga pelajaran diulang dari awal dan kami pisah kelas. Namun semangat belajarnya tidak pernah luntur walaupun beliau sakit. Sering kali ketika aku menjenguk beliau, kitab bahasa arab sedang dimurajaah olehnya.
Di kelas reguler inilah beliau ditemukan oleh banyak Ummahat lain yang mereka lebih baik dan lebih banyak membantu proses kehidupan beliau selama sakit.
Sampai akhirnya di hari Rabu, 3 Januari 2024 ini usia beliau dicukupkan sampai 42 tahun.
Terakhir kali aku bertemu dengannya adalah di malam tepat sebelum aku jatuh sakit karena ujian yang aku terima.
Aku selalu menyadari bahwa diriku tidak bisa leluasa berinteraksi jika aku menjenguk beliau berbarengan dengan Ummahat lain, oleh sebab itu aku selalu punya waktu tersendiri untuk main ke rumah beliau.
Malam itu, aku menumpahkan semua kesedihanku. Lagi, aku kembali merepotkan beliau dan lagi beliau membantuku untuk bisa lebih tenang. Di malam itu pula kami berbincang dan pertama kalinya pertahanan beliau runtuh. Di malam itulah beliau menangis dan merasa takut dengan sakitnya.
Itu kali pertama aku melihat beliau benar-benar membuka diri akan perasaan yang beliau rasakan, karena selama ini beliau selalu berusaha kuat di hadapan orang lain dan enggan menangis di depan orang lain.
Kami saling menguatkan dan tak lama akupun pamit untuk pulang karena waktu sudah lewat dari isya. Aku pun harus bekerja lagi besok pagi. Namun qadarullah ternyata hari itulah hari terakhir aku bisa bekerja. Karena setelahnya aku jatuh sakit karena faktor psikis.
Dan qadarullah tidak lama setelah itupun beliau kondisinya menurun dan memiliki gejala sakit yang sama denganku, yaitu sesak nafas.
Qadarullah metastasis di paru-paru beliau semakin membesar, hingga menyebabkan komplikasi pada sistem pernafasan.
Di situasi yang semakin kritis, beliau berusaha untuk tidak mau membuat gaduh atau merepotkan banyak orang. Beliau sangat menjaga muruahnya sebagai seorang muslimah. Sisi kuat beliau masih ada dan itu adalah sebuah contoh yang sangat aku syukuri bisa belajar darinya.
Aku tau, aku hanyalah seorang yang berpapasan dalam hidup beliau. Aku tidak memberikan banyak manfaat untuk beliau, tapi tetap saja, ketika beliau berpulang, hatiku terasa sangat kehilangan.
Salah satu nasihat beliau bi'idznillah telah membantuku pulih dari luka pengasuhan. Beliau memberikan pencerahan yang bi'idznillah membuatku bisa berdamai dengan luka inner child-ku.
Ada banyak kebaikan dan kenyamanan yang aku rasakan di dalam berteman dengan beliau Rahimahallah. Walaupun mungkin aku hanyalah seorang yang tidak berarti dalam hidupnya, tapi beliau sangat berarti bagiku.
Beliau adalah seorang teman yang baik, hatinya selamat dari berbagai ujian hati yang kerap dimiliki wanita pada umumnya.
Dan dari perjalanan beliau inilah aku menyadari, bahwa kemenangan itu bukanlah seperti apa yang digambarkan di skenario dusta pada film-film.
Terkadang secara zahir orang yang terzalimi diuji terus menerus, seolah kemenangan itu tidak diraihnya. Padahal sesungguhnya setiap ujian yang dilalui adalah sebuah anak tangga yang terus menaikkan derajatnya dan menggugurkan dosa-dosanya.
Hingga akhirnya kemenangan yang sejati itu bisa diraih, yakni ketika seorang hamba bertemu dengan Rabbnya dalam keadaan bersih dari dosa, dan Rabbnya menjauhkan dia dari siksa kubur dan siksa api neraka, lalu kemenangan itu diberikan berupa kehidupan yang kekal abadi di dalam surga.
Aku harus kembali menyadari bahwa proses kemenangan itu bisa jadi harus dilewati dengan penuh liku, rasa sakit dan perjuangan. Karena kemenangan itu bukan sekadar kita melihat orang yang menyakiti kita hidup tersiksa, melainkan lebih mulia dari itu.
Karena memang kita hidup selalu di dalam perjalanan menuju Allah dan negeri Akhirat. Bukan sekonyong-konyong soal pribadi kita Vs orang yang menzalimi kita.
Karena pada kenyataannya semua kehidupan kita selalu bermuara kepada hubungan kita kepada Allah.
Allah selalu punya cara tersendiri untuk menegakkan keadilan-Nya. Dan keadilan-Nya itu pasti akan terlaksana, entah kita menyaksikannya atau tidak. Entah kita mengetahuinya atau tidak. Entah kita merasakannya atau tidak. Allah selalu menegakkan janji-Nya. Dan Dia tidak pernah menzalimi siapapun, bahkan kepada orang kafir sekalipun.
Jadi, kembali lagi, kemenangan seperti apa yang mau kita raih? Rasanya terlalu murah jika setelah dizalimi kita hanya berharap karma (kafarat) kepada orang yang menzalimi kita.
Kembali harus menata diri, menata hati. Sepatutnya kita meminta ganti dengan hal-hal yang mahal, semahal keselamatan hati dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Inilah kehidupan yang nyata, tidak sedramatis skenario dusta di film-film.
Jadi jangan berekspektasi semua kezaliman orang yang telah menzalimimu akan kamu lihat balasannya dengan kedua matamu.
Hidupmu terlalu berharga untuk dihabiskan menoleh kepada hal yang remeh.
Semoga kita selalu menjadi hamba yang memegang erat tauhid, memiliki kesabaran dan keikhlasan pada hentakan pertama ujian dan semoga keyakinan kita kepada Allah lebih kuat daripada ego yang kita punya.
—SNA, Ruang Untukku #129
Kamis, 04-01-2024 | 00.44
Venetie Van Java,
Teman perjuanganku berkurang 1. Tersisa 9 orang termasuk aku. Semoga kami tetap Istiqomah belajar hingga ajal menjemput. Aku bersedih tapi aku bangga memiliki teman yang tidak pernah menyerah untuk menempuh jalan ilmu bagaimanapun kondisinya.
Semoga Allah menerangi kuburmu selalu ya, Umm. Semoga kelak Allah pertemukan kita di surga-Nya. Aamiin Allahumma aamiin 🌧️
2 notes
·
View notes
Text
dimanapun kamu nanti berada, Garut atau Jakarta dan sesibuk apapun kamu nanti - sampai mungkin kita belum bisa chattingan atau telfunan dulu, aku cuman mau bilang kamu adalah notifikasi favorit ku, aku selalu excited untuk mengabadikan momen² notifikasi darimu hadir di handphone ku 😁
im your bigfans 🥰 and im yours too 🥹
dan aku ga akan pernah bosen untuk bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepadamu, karena telah mengizinkan aku sampai bisa sedekat ini, seperti sekarang denganmu 🥹🍀
aku berharap, diwaktu yg berjalan nanti aku bisa bercerita dengan lepas kepadamu tentang hal-hal yang selalu aku simpan sendiri dan begitupun harapan yg sama darimu kepadaku 🥺🥹
sehat-sehat yaa de 🥺🥹, aku khsuskan doa malam ini semoga Allah taala memberikan kesembuhan, kesehatan yg prima, memberikan kesalamatan dan perlindungan kepada kamu, saudaramu dan seluruh peserta mulaqat nanti agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam acara mulaqat yg sebentar lagi tiba.. aamiin tsumma aamiin 🤲🏻🤲🏻
adeeeeee 🥺🥹🤗🥰🍀 kaka sayang kamuu, sayang banget rasanya.. ❤️🍀
4 notes
·
View notes
Text
Terapi Hepatitis C: Panduan Lengkap untuk Pengobatan Terkini
Kontak dan Janji Temu Hubungi 0812 1440 8050 Balai Pengobatan Tradisional Ny. Djamilah Najmuddin merupakan sebuah klinik pengobatan tradisional yang sudah berdiri sejak tahun 1985 hingga sekarang dan bertempat di kota Bandung.
Kontak dan Janji Temu Hubungi
Jl Guntur Madu No. 03 Kel. Turangga, Kec. Lengkong, Kota Bandung
0812 1440 8050 https://wa.me/6281214408050
Kunjungi website djamilah-najmuddin.com
Follow juga akun sosmed yang lainnya : Instagram | https://www.instagram.com/nydjamilahnajmuddin/ Youtube | https://www.youtube.com/@djamilahnajmudin Tik Tok | https://www.tiktok.com/@djamilah_najmuddin
Hepatitis C adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV), yang dapat mengakibatkan kerusakan serius pada hati, termasuk sirosis dan kanker hati jika tidak diobati. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, terapi hepatitis C telah mengalami banyak kemajuan, memberikan harapan baru bagi pasien. Terapi modern kini difokuskan pada menghilangkan virus sepenuhnya dari tubuh dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
Pada artikel ini, kami akan membahas terapi hepatitis C terkini, serta bagaimana pengobatan ini dikombinasikan dengan langkah-langkah pendukung, seperti hepatitis A terapi, cara mengobati HBsAg pada ibu hamil, dan mengobati penyakit hepatitis secara umum. Selain itu, artikel ini juga mencakup langkah-langkah pencegahan dan pengobatan hepatitis yang perlu diperhatikan.
1. Terapi Hepatitis C Modern
Pada masa lalu, terapi untuk hepatitis C melibatkan penggunaan interferon dan ribavirin, yang sering menimbulkan efek samping yang berat dan tidak selalu memberikan hasil yang optimal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terapi hepatitis C telah mengalami terobosan besar dengan ditemukannya obat antivirus kerja langsung (DAAs). DAAs adalah pengobatan yang lebih efektif, dengan tingkat kesembuhan yang lebih tinggi, dan memiliki efek samping yang lebih ringan.
Obat Antivirus untuk Hepatitis C
Obat antivirus kerja langsung (DAAs) bekerja dengan cara menargetkan berbagai tahapan siklus replikasi virus hepatitis C. Beberapa obat DAA yang umum digunakan antara lain:
Sofosbuvir: Merupakan obat yang banyak digunakan dalam terapi hepatitis C modern. Sofosbuvir bekerja dengan menghambat enzim yang dibutuhkan oleh virus untuk berkembang biak.
Ledipasvir: Sering dikombinasikan dengan sofosbuvir, ledipasvir membantu menghentikan perkembangan virus dengan menargetkan protein tertentu.
Velpatasvir: Obat ini dikenal sebagai pengobatan yang bekerja pada semua genotipe virus hepatitis C, sehingga cocok untuk berbagai jenis infeksi HCV.
Obat DAAs biasanya diberikan dalam jangka waktu 8 hingga 12 minggu, dan kebanyakan pasien dapat sembuh sepenuhnya dari infeksi hepatitis C setelah menjalani terapi ini.
Cara Mengobati HBsAg pada Ibu Hamil
Sementara hepatitis C menjadi fokus dalam artikel ini, penting untuk juga membahas cara mengobati HBsAg pada ibu hamil, khususnya bagi ibu hamil yang mengidap hepatitis B. HBsAg adalah antigen permukaan hepatitis B yang menandakan infeksi aktif. Ibu hamil yang positif HBsAg berisiko menularkan virus kepada bayinya saat melahirkan.
Untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke bayi, beberapa langkah pengobatan yang umum dilakukan termasuk:
Pemberian vaksin hepatitis B dan imunoglobulin segera setelah lahir, yang dapat melindungi bayi dari infeksi.
Penggunaan antivirus lamivudine atau tenofovir pada ibu selama kehamilan untuk mengurangi viral load, terutama jika viral load hepatitis B tinggi.
2. Terapi Pendukung Hepatitis A dan Hepatitis C
Selain pengobatan langsung dengan obat antivirus, ada juga terapi pendukung hepatitis A dan hepatitis C yang bertujuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan hati, dan mengurangi gejala. Terapi pendukung ini meliputi perawatan alami, pola makan yang sehat, dan gaya hidup yang mendukung pemulihan.
Terapi Pendukung Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) dan biasanya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Meski hepatitis A umumnya sembuh dengan sendirinya tanpa menyebabkan kerusakan hati jangka panjang, terapi pendukung diperlukan untuk mempercepat pemulihan.
Langkah-langkah dalam terapi pendukung hepatitis A meliputi:
Istirahat yang cukup: Tubuh memerlukan energi untuk melawan virus, sehingga istirahat yang cukup sangat penting.
Hidrasi yang baik: Hidrasi yang cukup membantu tubuh tetap bugar dan mempercepat proses penyembuhan.
Pola makan sehat: Konsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral, terutama yang mendukung fungsi hati seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan protein rendah lemak, dapat membantu memulihkan kesehatan hati.
Mengobati Penyakit Hepatitis dengan Pola Makan dan Gaya Hidup
Selain terapi medis, pasien hepatitis—baik hepatitis C maupun A—harus menerapkan pola makan dan gaya hidup yang mendukung kesehatan hati. Beberapa langkah penting dalam mengobati penyakit hepatitis secara holistik meliputi:
Hindari alkohol dan makanan berlemak: Alkohol dan makanan tinggi lemak memperburuk kerusakan hati dan harus dihindari oleh pasien hepatitis.
Konsumsi makanan yang kaya antioksidan: Makanan seperti buah beri, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna cerah membantu melawan radikal bebas dan mendukung pemulihan hati.
Aktivitas fisik ringan: Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mendukung pemulihan.
3. Pencegahan dan Pengobatan Hepatitis
Untuk menanggulangi penyebaran hepatitis, penting untuk memahami langkah-langkah pencegahan dan pengobatan hepatitis. Vaksinasi, perilaku hidup bersih, dan pengobatan dini merupakan kunci dalam mencegah komplikasi hepatitis jangka panjang.
Pencegahan Hepatitis
Pencegahan adalah langkah pertama dan terpenting dalam mengurangi penyebaran hepatitis. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hepatitis:
Vaksinasi: Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah hepatitis A dan B. Vaksin hepatitis A diberikan pada anak-anak, sedangkan vaksin hepatitis B diberikan baik pada anak-anak maupun orang dewasa yang berisiko tinggi.
Higiene yang baik: Mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, adalah langkah penting untuk mencegah penyebaran hepatitis A.
Hindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril: Ini penting untuk mencegah penularan hepatitis B dan C, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik atau di fasilitas kesehatan dengan prosedur invasif.
Pengobatan Hepatitis
Pengobatan hepatitis melibatkan pendekatan medis yang spesifik sesuai dengan jenis hepatitis. Untuk hepatitis C, DAAs adalah pilihan utama, sementara untuk hepatitis A, pengobatan suportif yang bertujuan untuk mengurangi gejala dan memperkuat daya tahan tubuh menjadi pilihan yang utama. Pengobatan untuk hepatitis B pada ibu hamil, seperti yang telah disebutkan, bertujuan untuk mencegah penularan kepada bayi.
FAQ tentang Pengobatan Hepatitis
Apakah ada obat antivirus untuk hepatitis?
Ya, ada beberapa obat antivirus untuk hepatitis, terutama untuk hepatitis B dan C. Untuk hepatitis C, antivirus kerja langsung (DAAs) seperti sofosbuvir, ledipasvir, dan velpatasvir sangat efektif dan memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Sedangkan untuk hepatitis B, obat seperti tenofovir dan entecavir digunakan untuk menekan replikasi virus dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati.
Apakah ada pengobatan herbal untuk hepatitis?
Ada beberapa pengobatan herbal yang dianggap membantu mendukung kesehatan hati dan sering digunakan sebagai bagian dari terapi pendukung hepatitis. Beberapa di antaranya adalah:
Milk thistle: Tanaman ini dikenal karena kemampuannya dalam mendukung fungsi hati dan melindungi sel-sel hati dari kerusakan.
Kunyit: Mengandung curcumin yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan, yang dapat membantu mengurangi peradangan hati.
Meskipun pengobatan herbal bisa bermanfaat sebagai terapi tambahan, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama jika pasien sedang menjalani pengobatan medis.
Apa manfaat minyak kelapa dalam pengobatan hepatitis?
Minyak kelapa memiliki sifat antivirus dan antiinflamasi yang dapat membantu dalam mengurangi gejala hepatitis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam laurat dalam minyak kelapa dapat membantu melawan virus, meskipun tidak ada bukti konklusif bahwa minyak kelapa bisa menyembuhkan hepatitis. Namun, penggunaannya sebagai bagian dari pola makan sehat dapat mendukung kesehatan hati secara keseluruhan.
Apakah terdapat dukungan dari keluarga dan teman-teman bagi individu yang menjalani pengobatan tradisional hepatitis?
Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting bagi individu yang menjalani pengobatan hepatitis, baik itu pengobatan tradisional maupun medis. Dukungan emosional dari orang-orang terdekat dapat membantu pasien menjalani proses pemulihan dengan lebih baik. Selain itu, keluarga juga dapat membantu pasien menjaga pola makan sehat, mengingatkan minum obat, dan mematuhi instruksi dokter.
Bagaimana memanfaatkan jamu tradisional dalam pengobatan hepatitis?
Jamu tradisional adalah salah satu bentuk pengobatan alternatif yang sering digunakan di Indonesia untuk mendukung kesehatan hati. Jamu yang terbuat dari bahan
Sarijadi Bandung,Sukarasa Bandung,Babakanciamis Bandung,Braga Bandung,Kebonpisang Bandung,Merdeka Bandung,Cigending Bandung,Pasanggrahan Bandung,Pasirendah Bandung,Pasirjati Bandung
Pengobatan Tradisional Hepatitis Cijerah Bandung,Pengobatan Hepatitis C Cijerah Bandung,Pengobatan Hepatitis A Cijerah Bandung,Pengobatan Hepatitis B Cijerah Bandung,Pengobatan Alami Hepatitis Cijerah Bandung,Pengobatan Alternatif Hepatitis Cijerah Bandung,Pengobatan Hepatitis D Cijerah Bandung,Pengobatan Penyakit Hepatitis Cijerah Bandung,Pengobatan Herbal Hepatitis Cijerah Bandung,Pengobatan Alternatif Hepatitis B Cijerah Bandung
#PengobatanTradisionalHepatitisCijerahBandung #PengobatanHepatitisCCijerahBandung #PengobatanHepatitisACijerahBandung #PengobatanHepatitisBCijerahBandung #PengobatanAlamiHepatitisCijerahBandung #PengobatanAlternatifHepatitisCijerahBandung #PengobatanHepatitisDCijerahBandung #PengobatanPenyakitHepatitisCijerahBandung #PengobatanHerbalHepatitisCijerahBandung #PengobatanAlternatifHepatitisBCijerahBandung
0812-1440-8050 Pengobatan Tradisional Hepatitis Ny. Djamilah Najmuddin di Cijerah Bandung
#Pengobatan Tradisional Hepatitis Cijerah Bandung#Pengobatan Hepatitis C Cijerah Bandung#Pengobatan Hepatitis A Cijerah Bandung#Pengobatan Hepatitis B Cijerah Bandung#Pengobatan Alami Hepatitis Cijerah Bandung#Pengobatan Alternatif Hepatitis Cijerah Bandung#Pengobatan Hepatitis D Cijerah Bandung#Pengobatan Penyakit Hepatitis Cijerah Bandung#Pengobatan Herbal Hepatitis Cijerah Bandung#Pengobatan Alternatif Hepatitis B Cijerah Bandung
0 notes
Text
Markus 5:21-43
Sufis, Rumi pernah berkata, jika jalan di sekitarmu gelap, mungkin kamu gak tahu, kamulah terang itu. Perkataannya mengingatkan kita untuk terus mengobarkan harapan.
Dalam keadaan terdesak Yairus datang pd Yesus mengharap Yesus menjamah anak perempuannya. Sakitnya sudah tak tertahankan dan penuh harap, ayah yang baik dan saleh ini mohon pada Yesus. Yesus tentu berbelas kasih.
Namun di tengah jalan, interupsi terjadi perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun menjamahjubah Yesus. Yesus merasakan aliran energi dan harapan dr seseorang. Sakit perempuan itu menginterupsi perjalanan Yesus ke rumah Yairus. Krn perempuan pendarahan itu, maka waktu melambat. Anak Yairus mati.
Jika Yesus bukan Tuhan tentu Dia tak bisa berbuat apa apa dengan itu. Tapi Injil Markus menyatakan kemahakuasaan Yesus. Yesus bukan manusia saja. Dia Allah yang Sanggup Melakukan perkara di luar akal dan pikiran manusia.
Maka, Dia menenangkan Yairus, sebelùmnya Dia mengangkat martabat perempuan yg gak punya keberanian tampil di muka umum dengan menyatakan kesembuhan. Sekali dayung tiga pulau. Dalam satu kali perjalanan, Yesus yang profesional dan Maha Kuasa berhasil melakukan dua penyembuhan dan pengajaran.
Kita bersyukur atas karya Yesus, namun jika kita yang mengalami, apakah kita bisa bersabar dalam cobaan? Apa kita bisa menahan diri? Apa kita akan jadi tekun? Bagaimana cara bertekun..?
Bisa saja anda menghadapi situasi yang amat sulit sehingga rentan putus asa. Atau mungkin sdh mau putus asa? Siapa saja bs merasakan. Wajar kok orang merasa putus asa.
Tapi...apakah kita akan memutuskan berhenti berjuang? Jangan...
Tetaplah bangkit, tarik napas dan berjuanglah....cari cara agar kita tidak menyerah. Datang pada Allah meski dengan daya dan upaya penghabisan. Karena tidak menyerah menyimpan probabilitas untung lebih besar dibanding menyerah.
Membangun daya juang itu yang harus kita buat. Yesus menguatkan Yairus jangan takut, percaya saja! Membangun iman seprti Yairus dan perempuan ini tidak mudah. Krn mrk ada di titik terendah mrk menjadi putus asa. Dan melawan keputus asaan itu pekerjaan besar saat ini. Di medsos, ramai kasus laki laki gantung diri di cimahi. Dia pintar, tp dibully. Surat perpisahannya panjang sekali menunjukkan dia kesepian dan sendirian menghadapi dunia. Bagaimana saling menguatkan di zaman ini?
Bagaimana menjadi gereja yang saling mendukung sehingga kita dikuatkan dalam menjalani hidup?
Mari belajar dari Kristus. Yang tidak mendapat support dr murid2 krn kedegilan mrk. Tp bisa mensupport orang2 di sekitarNya. Dia bisa melihat orang2 dengan belas kasih dan mengundang kita menjadi grj yang berbelas kasih.
Dengan itu kita bs memunculkan sikap menopang iman. Itu fungsi gereja saat ini. Ingat jika seluruh dunia gelap, mungkin kitalah Terang itu. Jgn kehilangan pendaran cahaya kita. Kenapa? Sebab hidup kita itu memiliki kekuatan. Ada roh Allah dalam hidup kita.
Kiranya Anak Domba Allah yang menderita memberi belas kasih dan kuasa sehingga kita bisa bersukacita memikul salib dalam Dia yang memberi kelegaan. Kiranya kita juga diberi cinta yang berlimpah untuk menguatkan mrk yang perlu kita topang.
Selamat berjalan bareng Yesus!
0 notes
Text
Manis-Pahit
Mejelajahi konsep manis-pahit kehidupan tentu takkan terasa mudah. Izinkanku sampaikan mengajakmu mengapresiasi dan menghargai dari kedua sisi tersebut.
Di balik sisi manis ada rasa bahagia. Menikmati hal-hal kecil yang ada dalam hidup (hangatnya berkumpul bersama keluarga, diberikan kesehatan, bertemu dan berteman dengan teman baik yang shalih/ah, mendapat lingkungan yang baik, rezeki yang halal dan lainnya) sebab suatu hari nanti kita akan melihat ke belakang dan kemudian menyadari bahwa itu adalah hal-hal yang besar. Focus on "what we have" don't focus on "what we missing" -Yasmin Mogahed. Memang hidup adalah sebuah perjuangan dan patut untuk diperjuangkan. Teruslah melangkah.
Melangkah, berlomba-lomba dalam kebaikan dan semoga akan tetap dalam kebenaran. Mengingat, karena kebaikan sekecil apapun jangan pernah diremehkan. Sisi lain kebahagiaan terindah bagaimana bisa menghamba, mencintai dan selalu dekat dengan Rabb semesta Alam.
Mengawali hari dengan do'a, mari berusaha dan semoga selalu diupayakan. Semoga rasa syukur selalu tereja atas apa yang telah dimiliki atau atas hasil jerih payah yang telah dicapai dari mimpi/harapan yang dibangun. Semangatlah meraih kebermanfaatan untuk sesama dan selalu mohonlah pertolongan kepada Allah agar setiap apa-apa yang sedang dijalani diridhai. Menjadikan sebuah pengingat bahwa hindari rasa tinggi hati, jangan sampai! Karena, semua hanyalah sebuah titipan dari-Nya.
Di balik sisi pahitnyapun, tentu ada sisi positifnya. Mengajarkan sebuah kekuatan perubahan bagaimana bisa merangkul segala perspektif di dalamnya. Ternyata, ketidaksempurnaan dalam hidup memungkinkan hati yang patah. Kata "patah" menggambarkan, bahwa kehidupanpun bisa "melukai", namun sebab lukanya kita juga bisa mengenal makna baik yang lain.
Lewat luka, kita memahami apa itu pulih, seindah apa kesembuhan, makna lega, damai dan tenang. Sebab luka, kita mampu mengungkapkan kata "kita baik-baik saja" atau "yowes rapopo."
Hidup kita adalah cerita kita sendiri, mau gak mau, terima ndak terima, patah itu salah satu yang membuatnya menjadi menarik. Maka agaknya, kita harus meluangkan waktu untuk sembuh dari luka. Dan terkadang sedih bisa menyeimbangkan atau justru bisa dibutuhkan, qadarullah wa ma sya'a fa'ala. Agar selalu menjadikan "kita" yang bisa lebih belajar dan menjadikan sebuah pelajaran, meningkatkan kesabaran, lebih mendewasakan, lebih kuat dan lebih siap "life must go on".
"Kamu tidak dapat memiliki pelangi tanpa hujan, dan kamu tidak akan tahu seperti apa rasanya manis tanpa mencicipi pahitnya." Begitulah kata-kata dari sebuah pepatah. Menjelajahi manis dan pahit ini semoga selalu diberikan kesempatan untuk berkembang dan terus bertumbuh, menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri✨
Life is like a roller coaster, live it, just handle every bump that comes your way, you will survive, Just hold on!
#SalamSehat #HappyJumu'ah #Jum'atMubarak
0 notes
Photo
Jangan biarkan kanker payudara mengambil alih hidup Anda. Ambil langkah pertama menuju pemulihan dengan Utsukushii Gold hari ini. Dapatkan manfaat luar biasa dari produk ini dan tingkatkan harapan serta kualitas hidup Anda. Klik tombol di bawah ini untuk memesan Utsukushii Gold sekarang juga dan mulailah perjalanan menuju kesembuhan dan kebahagiaan yang lebih besar.(via 0823-4566-3917 Distributor SOP Subarashi Bantaeng)
0 notes
Text
Pengobatan Gratis IPN di Desa Klodran, Colomadu: Komitmen Sosial yang Membawa Harapan dan Kesembuhan
REKONFUNEWS.COM, KARANGANYAR – Warga Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, mendapatkan kesempatan istimewa untuk menerima pengobatan medis dan non-medis secara gratis yang diselenggarakan oleh Ikatan Prabu Nusantara (IPN). Acara yang berlangsung pada Minggu, 23 Juni 2024, ini merupakan bagian dari program bakti sosial IPN yang telah dilakukan sebanyak lima kali sejak organisasi…
View On WordPress
#Kemanusiaan#Bakti Sosial#Colomadu#Desa Klodran#Ikatan Prabu Nusantara (IPN)#Inspiratif#IPN#Karanganyar#Kecamatan Colomadu#Kesehatan Masyarakat#Kesembuhan#Komitmen IPN#Komitmen Sosial#Masyarakat Karanganyar#Pengobatan Gratis
0 notes
Text
Menuliskan ini karena teringat pertanyaan suami beberapa waktu lalu, "apa momen paling berkesan selama kajian?"
"Bisa karena suasananya, temen-temen, faidah yang menampar, dll" Lanjutnya.
________
Dulu, di tingkat akhir. Sewaktu penyakit umi sudah komplikasi dan dirawat di RS dalam keadaan sudah tak sadarkan diri. Posisi diri waktu itu sedang ngelab. Sementara banyak hal yang menjadi tanggung jawabku di sini (re: tikus dan mencit), sehingga tidak memungkinkan diri untuk pulang (selain karena biaya transportasi yang juga mahal). Di tingkat akhir dulu, aku melakukan pengujian yang membutuhkan banyak sekali hewan uji. Tiap hari, termasuk sabtu dan minggu, entah itu untuk pengujian, atau sekadar membersihkan kandang dan memberi makan minum hewan uji. Walaupun sebenarnya kegiatan itu bisa dialihkan ke orang lain untuk sementara waktu, namun tentunya ia pun membutuhkan biaya jasa, pengunduran waktu uji, juga kemungkinan kesehatan hewan yang kurang menjadi perhatian sehingga harus membeli yang baru dengan biaya yang tak sedikit. Lagi-lagi soal biaya. Kemungkinan terburuknya juga adalah diri ini bisa jadi terlambat lulus. Khawatir justru akan semakin membebani orangtua, sementara perawatan umi di sana pastinya membutuhkan biaya yang banyak pula, alhasil dengan berat hati, ku putuskan untuk tidak pulang saat itu.
Raga di sini, namun jiwa dan hati ini berada di sana. Setiap pergi, selalu ingin menyelesaikan pekerjaan dengan cepat agar bisa pulang sesegera mungkin dan menelpon ayah atau adik. Terkadang juga, sambil menunggu pengujian, aku menyempatkan keluar lab sejenak videocall untuk mengetahui perkembangan umi.
Ayah dan adik bergantian bolak-balik rumah dan RS. Mencuci pakaian, beres-beres rumah, masak, memberi makan peliharaan, dll. Belum lagi perjalanan yang cukup jauh dengan motor. Sementara diri, tak ada yang mampu dilakukan selain doa yang senantiasa dipanjatkan.
Alhamdulillah, beberapa hari kemudian umi sadar. Namun, hal selanjutnya yang membuat terpukul tatkala mendapat kabar bahwa umi kehilangan beberapa memorinya.
________
Pernah ada di titik terpuruk dan tidak bergairah menjalani hari. Tidak ada pelarian.
Namun waktu itu, Allah menggerakkan diri untuk terus mengikuti kajian-kajian tauhid.
Sedih..
Namun entah mengapa, hati juga sekaligus merasa tenang saat itu. Sampai pada titik bersyukur, karena hadirnya ujian diiringi harapan pengguguran dosa dan limpahan pahala dariNya.
________
Sore itu jadwal mengaji.
Hujan deras, namun dari awal sudah mentekadkan diri untuk datang. Aku menyiapkan payung, 2 sepatu, 2 pasang kaos kaki –jaga-jaga apabila basah selama di perjalanan–. Dan benar saja, baru sampai di jalanan keluar kos, sepatu sudah terendam air karena banjir. Nanti ganti sesampainya aja, pikirku. Aku lanjut berjalan ke jalan raya dan menunggu angkot. Dalam perjalanan sembari berdoa, "Ya Allah, jika memang niatku jujur, berilah umi kesembuhan, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit."
Rindu sekali..
Rasa-rasanya ingin mengulang waktu, merasakan ketenangan hati saat itu.
Aku yakin, tiap orang punya momen berkesan masing-masing, yang kiranya hanya dirinya dan Allah yang mengetahui.
_____
Memang benar..
Tidak ada obat yang paling mujarab melainkan dengan berusaha mendekatkan diri padaNya.
Tidak ada ketenangan yang paling indah melainkan ketenangan dalam ketaatan kepadaNya.
Wahai jiwa yang sudah lama berpaling dari mengingatNya,
Apa harus ada momen besar dalam hidup dulu baru diri berkenan kembali?
Menulis ulang dalam rangka bersyukur dan memantik diri (lagi).
Semoga Allah wafatkan kita dalam keadaan islam dan sebaik-baiknya iman.
#Selfreminder
1 note
·
View note
Text
Perpisahan yang baik itu sulit..
Kadang memang ada hal yang tidak bisa dicapai dengan cara musyawarah mufakat, terutama ketika salah satu masih berharap hubungan dapat diperbaiki dan salah satunya tidak..
Kadang merasa jahat, tapi jika dipandang secara logis dan objective, enggak juga. Bukan tanggung jawab kita untuk menyembuhkan luka orang lain. Kadang "tidak jahat" menurut dia hanyalah mau mengulang kembali kisah atau mau memperbaiki hubungan atau mau berteman dengan masih menyimpan harapan.
Sulit memang berusaha tidak menyakiti orang lain sama sekali. Meskipun sudah menggunakan kalimat yang baik pun, kadang tidak cukup. Pada akhirnya, kita tidak akan pernah bisa selalu memenuhi harapan orang lain.
Akupun terseok-seok mengobati luka sendiri. Jadi ngga usahlah berusaha untuk menyembuhkan luka orang lain. Aku tidak jahat, aku hanya lebih sayang dengan diriku sendiri.
Bukankah hal yang abu-abu itu tidak pernah baik? Sudahi atau lanjutkan. Tidak pernah sehat untuk menjalani hal abu-abu.
Mungkin awalnya menyakitkan, tapi waktu akan meredakan sakitnya. Jika sudah saling menyakiti, bukannya untuk sembuh bukan dengan cara berkomunikasi? Bagaimana mungkin meminta kesembuhan pada orang yang sudah menyakiti? Aku tidak ingin membuatmu berharap, sama halnya aku pun tidak ingin membuatku berharap.
Ikhlaskan hubungan yang sudah berakhir. Jalani hidup masing-masing.
0 notes
Text
Blue Day ,28 July 2021
Aku sangat ingat hari itu, hari yang sungguh membuat hati begitu perih dan menahan tangis. Pada awalnya, aku menjalani masa liburku normal- normal saja di kos adikku. Dia bekerja di sebuah sekolah swasta full time dari pagi hingga sore hari.
Saat sore hari, ketika dia pulang, dia berjalan masuk ke kamar sedikit tertatih dan langsung ambil tempat di kasur dan rebahan. "Kak, saya habis jatuh dari motor". Ucapnya di sepersekian detik kemudian. Ekspresinya datar untuk seseorang yang harusnya merintih atau harusnya teriak kalau bisa. Aku lupa bagaimana ekspresiku hari itu, namun aku segera bertanya banyak hal soal kondisinya dan memintanya memperlihatkan lukanya. Ada luka goresan yang agak barut di sekitar lutut. Sepertinya akan berbekas. Apakah dia menangis saat kejadian itu.? Apakah ini sebuah takdir, aku berada di sini tepat saat ia mungkin membutuhkanku.? Terlepas dari semua itu, aku pun menyuruhnya istirahat. Di malam hari, lukanya diobati. Lalu dia istirahat terlebih dahulu. Aku selalu tidur lebih akhir darinya, karena aku selalu meluangkan waktu untuk memeriksa keadaannya apalagi saat sakit seperti ini. Melihat muka lelahnya saat tidur plus sedang sakit, sudah membuat hati terasa perih. Sampai menangis dibuatnya. Dia selalu cerita kalau dia sering sakit sendirian dan tidak bilang ke siapapun. . Makanya jadi tambah sedih deh. Padahal ini baru bulan pertama dia menjalani kehidupan orang dewasa, namun dia sudah mengalami banyak hal.. Hari itu banyak harapan yang kubuat, dan sebagian besar memohon kesembuhan, kekuatan dan keselelamatan untuk adikku yang sakit ini. Semoga dalam hari-hari terberatnya dia kuat, dan aku bisa berada di sampingnya. Aamin.
0 notes