#Keceriaan Anak-anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
Keceriaan Anak-anak Pegunungan Tengah Beserta Satgas Yonif Mekanis 203/AK pada Lomba Mewarnai
Keceriaan Anak-anak Pegunungan Tengah Beserta Satgas Yonif Mekanis 203/AK pada Lomba Mewarnai
Lanny Jaya, Goosela.com – Keceriaan dan senyum anak-anak Pegunungan Tengah terpancar bersama personel Satgas Yonif Mekanis 203/AK dalam kegiatan lomba mewarnai di Desa Lowanom, Distrik Malagayneri, Kabupaten Lanny Jaya, Sabtu (3/12/2022). Disampaikan Komandan Pos Malagayneri Letda Inf Sukamto bahwa tujuan diadakannya kegiatan lomba tersebut guna menumbuhkan minat dan semangat belajar kepada…
View On WordPress
0 notes
Text
Berbahagialah ...
Karena Allah yang meminta kita untuk berbahagia. Merayakan hari yang seharusnya dirayakan. Ikut bersuka cita bahkan atas hal kecil yang kita dapatkan.
Jangan sampai terbalik. Perayaan yang datangnya bukan dari Islam kita sambut dengan penuh keceriaan sementara hari rayanya ummat muslim diliputi kesedihan, bahkan ada yang mengaku hari raya ini biasa saja.
Berbahagialah ...
Ketika kita buka siroh Nabawiyyah, akan kita dapati kisah Nabi yang pernah menghibur seorang anak yatim ketika hari raya.
Berbahagialah ...
Atas hal kecil sekalipun. Sekadar melihat tetangga yang sudah tua tapi masih Allah panjangkan umurnya. Atau menemukan anak tetangga yang ternyata sudah besar -dulu kamu lihat pas masih bayi misalnya-.
Berbahagialah ...
Jangan cemari hari raya dengan ketakutan yang hanya karena sebuah pertanyaan "kapan nikah?" Atau pertanyaan berawal kata tanya yang sama. Bisa jadi bukan karena ingin menghakimi kenapa kamu tidak sesuai dengan ekspetasi sosial, tapi bisa jadi karena orang yang bertanya bersungguh-sungguh menginginkan jawaban.
Bukankah akan jadi indah jika momen ditanya seperti itu menjadi ajang untuk meraup segala doa? Minta didoakan ketika memang belum bisa menjawab "kapan". Barangkali ada satu dari sekian penanya yang doanya didengar Allah. Iya, kan?
Berbahagialah, hari ini ...
🌸 تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمنِْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ 🌸
عيد الفطرى مبارك ١٣٣٥ ه
Mohon maaf lahir batin atas salah, lupa, dan segala ketidaksempurnaan ✨
🌸 Happy Eid Fithr 1445 H 🌸
~ Avrindah ~
19 notes
·
View notes
Text
Selamat Hari Guru Nasional 🌹
Peringatan Hari Guru menjadi bahan refleksi sdh sebaik apa peranku selama menjadi guru. Terharu melihat bagaimana inisiatif dari anak-anak yg membuat hari ini menjadi sangat spesial. Di pagi hari mereka sdh bersiap-siap menyambut kedatangan ku, ruangan kelas dan teras sdh kinclong. Alhamdulillah anak-anak sdh terbiasa bersih² karena diberikan kepercayaan dan rasa tanggung jawab. Selalu mendengar kalimat "kebersihan adalah sebagian dari cabang keimanan".
Bedanya, mereka berdiri berjejer di belakang pintu. Menjadi pagar hidup; laki-laki sebelah kanan dan perempuan sebelah kiri. Entah siapa yg memberi komando. Mereka semua kompak, menyambutku dengan tangan terbuka, senyum cerianya dan suara menggemaskan yg hampir memecahkan gendang telinga. Sungguh menyejukkan sekali hari-hari ku melihat senyum dan tawa di wajah mereka. Keceriaan mereka adalah penyemangat utk diriku.
Tidak mau berekspektasi apa-apa tentang hari ini, karena sejujurnya kondisi sedang kurang fit (flu, batuk dan kepala berat) tapi khawatir di moment ini anak-anak akan kecewa karena gurunya tdk hadir. Yaa tetap semangat utk ke sklh. Alhamdulillah, Allah Maha Baik memberikan Qurrota A'yun ku hati yg lembut. Walaupun kadang-kadang mereka juga membuat sumbuku menjadi pendek dan beberapa kali hampir meledak tapi Allah selalu memberikan hati yg seluas langit dan sedalam samudera utk saling memaafkan, berbagi kasih dan cinta diantara ikatan murid dan guru. Semoga Allah jaga dan lindungi kami semuanya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Setelah serangkaian kegiatan di lapangan sklh, anak-anak kembali masuk ke dlm kelas. Sebagian dari mereka sdh menarik dan mendorong ku utk segera masuk kelas, pdhl masih belum selesai sesi salam-salaman bersama para guru dan mahasiswa PPL. Oh tenyata mereka mau memberikan kejutan, diatas meja guru dan dibawahnya sdh menumpuk berbagai macam bunga dan bingkisan. Anak-anak kompak menyembunyikannya dan baru diperlihatkan ketika diriku masuk kembali ke dlm kelas. MasyaAllah tabarakallah, semoga rezeki org tuanya senantiasa Allah tambah dan diberi ganti yg lebih baik. Beberapa dari bingkisan yg diberikan sungguh membuatku geleng-geleng kepala: "ini sungguhan? apa org tua tdk kerepotan menyiapkannya? ku tenteng bgmn ini klu pulang?" 5 Love language hari ini diborong oleh guru.
Syukron jazilan...
Namlea, 25 November 2024 || Pkl. 20.30 WIT
Iffah Aathirah 🤍
#tulisan#catatan harian#reminder#diriku#semangat#kehidupan#life#guru#pgri#happyteachersday#menjadi dewasa#self love#hidup#maluku
3 notes
·
View notes
Text
Adik sayang. Selamat ulang tahun, selamat karena sudah hidup selama 1 tahun ini dengan membawa kebahagiaan, keceriaan, keberkahan dan keharuan. Kelahiran adik adalah salah satu Rizky dari Allah yang kami syukuri. Meskipun hidup bersama kami tidak selalu sempurna, tetapi kami selalu mengusahakan untuk memberikan semua hal baik yang adik butuhkan.
Terimakasih karena sudah menjadi obat untuk yi. Tiap kali yi sedih, yi selalu menghampiri adik, mengajak adik bermain dan bercerita. Senyuman dan tawa adik adalah obat sederhana yang terampuh untuk yi.
Ada banyak waktu yang adik punya untuk mengoleksi memori bahagia di hidup adik. Semoga memori itu bisa membantu adik ketika menghadapi dewasa nanti. Kalau semua hal yang sudah terlewati bisa menjadi sumber alasan kenapa adik harus selalu bertahan.
Sebagaimana arti nama dari adik, nama Syaki adalah nama yang yi cari selama 3 harian di internet hahaha. Nama Syaki dalam bahasa arab artinya 'yang menuangkan air'. Yi harap, adik tumbuh menjadi manusia yang hidupnya diberkahi. Hidupnya berguna untuk orang disekelilingnya. Sebagaimana arti 'yang menuangkan air', maka adik didoakan menjadi penolong sesama, memberikan 'air' untuk 'dahaga' bagi orang-orang yang membutuhkan.
Tumbuh menjadi anak yang baik ya adik. Satu hal yang perlu adik tanamkan ke dalam diri adik. Kalau setiap manusia yang terlahir di dunia harus disambut dengan ribuan doa dan rasa syukur. Maka kelahiran adik adalah sebuah anugerah yang harus dicintai sama besarnya. Kami mencintai adik dan adik harus mengetahui itu.
- 30 Januari 2024
14 notes
·
View notes
Text
Dear Kak Monic,
Makasih sudaaaah hadir bersama banyaaak keceriaan, orang yang tiap ketawa selalu "ngajak-ngajak" karena ketawanya renyah, semogaaa apa-apa yang sedang diperjuangkan Allah ridho atasnya.
Kita pernah punya mimpi yang sama. Sama-sama ingin jadi pengajar muda di Indonesia Mengajar. Tapi takdir punya cara lain mewujudkan tujuan, mungkin bukan lewat IM, tapi Ka Monic masih memegang kuat mimpi itu. Mencerdaskan anak bangsa. Dan aku Allah kasih izin lewat cara lain juga ✨️
Satu hal yang ga akan pernah salah, ia bernama "skenario Allah". Engga mungkin Allah bercanda mempertemukan kita. Pasti ada maksud baik-Nya.
Dengan bertambahnya usia sekaligus berkurang sisa waktu tunggu pulang ke kampung halaman yang sebenarnya -surga- semogaaa menjadikan tiap detik engga ada yang bertambah selain taat dan manfaat. Semogaa tiap hela nafas ada jejak-jejak kebaikan yang ditinggalkan sepanjang perjalanan.
Mohon maaf atas banyaak momen yang udah dirancang tapi engga jadi dilalui bersama. Pasti "skenario-Nya" yang terbaik. Mungkin belum waktunya di 2023 , hanya sedikit momen barengnya, tapi semoga 2024 dan seterusnya Ia mengizinkan kita mencipta lebih banyak momen bareng-bareng ✨️
Makasih udah jadi salah satu "sosok kakak" yang seruu, yang selalu menyediakan telinga, dan mau terus menebar manfaat. Makasih sudah berjuang untuk apa-apa yang layak diperjuangkan salah satunya melahirkan buku "Tumbuh Meski Tak Utuh". Makasih sudah merawat mimpi dan menjalaninya sebaik-baiknya. Besok lagi ya! Hehe
Semoga Allah berikan keberkahan dalam usianya. Bertambah kebaikan yang mengalirkan kebaikan berikutnya ♡
With love,
Icha
9 notes
·
View notes
Text
Kehilangan
Lagi dan lagi akhirnya aku kehilangan satu sosok yang luar biasa dalam hidupku, aku sebut aja mba cantik. Awal Juli kemarin mba cantik akhirnya pergi dari dunia ini dan sampai sekarang aku masih bersedih, padahal temen lain udah ingetin "dia sekarang udah ga sakit lagi."
Mbaa cantik inii salah satu orang berpengaruh dalam hidup aku, dia menginspirasi aku dalam banyak hal yang sampai sekarang aku belum bisa sehebat dia. Rasanya yang akan aku tulis ini juga gada apa-apa sama yang udah dia lakukan, ini cewe gileee hebat banget demi Allah semoga Allah di sana jaga kamu dan kasih kamu tempat terindah di sisiNya yaa mba😭.
Jadi akuu kenal dia 2017 karna suatu keadaan, kami ditakdirkan punya kekurangan yang sama tapi liat dia bisa hebat begitu aku juga jadi semangat. Allah hebat banget sih ciptain mba cantik ini yang selalu ceria dan chill di hadapan orang lain padahal dia lagi ga baik-baik aja.
Singkat cerita kita pertama kali meet up di rumahku karna dia ngeluh ada masalah sama giginya di 2022. Karna selama ini kita cuma chat/ tlpan jadi kayak pecah banget sih pas ketemu. Oya saat itu dia ajak anaknya dan aku bisa liat anaknya dewasa banget jagain dia. Sayang foto kita ilang jadi aku ga bisa inget lebih banyak lagi tentang keceriaan kita waktu itu.
Bulan 9 th 2023 kita ketemu lagi, masih di rumahku dan kondisi nya segar bugar fit. Kali ini aku masih nyimpen foto terakhir kita. Awal Januari 2024 kesehatan nya menurun, aku sempet liat story nya badannya jauh beda dari yang terakhir kali kita ketemu, tapi aku ga berani tanya apapun, aku selalu support dan bilang "Mba sehat2 ya, cepet keluar dr RS yaa.." Udah itu aja, dia selalu bales "makasih mba, kamu juga sehat terusyaa " Terus terusan begitu chat aku ke dia 2024 sampai akhirnya dia pergi 😭.
Nah tadi pagi aku mimpi agak random, ceritanya aku datang dari 2024 ketemu dia di 2009 yang baru gejala aja tapi belum terdiagnosa. Dia bingung banget liatin aku dan aku juga bingung cara jelasinnya kayak gimana. Akhirnya aku nangis lama dan dia mulai ga enak kayak yaudah deh gitu.. Dia nanya gimana kabarnya dia terakhir? Aku makin susah jelasinnya. Aku cuma bilang dia sudah berkeluarga, punya anak 1 perempuan yang hebat dan penyayang, terus aku mau peluk dia tapi tiba-tiba aku bangun dari mimpi.
Aku ga bisa lupain kebaikan, keceriaan dan hebatnya kamu mba, belum ada manusia cantiknya luar dalam kayak kamu😭
2 notes
·
View notes
Text
Aku pernah memiliki impian dan cita-cita yang begitu tinggi. Dulu, angan-anganku melayang jauh, mengejar mimpi-mimpi yang terasa begitu nyata. Namun, seiring berjalannya waktu, hidup membawaku ke jalan yang berbeda. Impian-impian itu perlahan memudar, dan aku menemukan diriku di tempat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Kini, aku bersyukur menjalani hidupku yang sekarang. Dalam keseharian yang sederhana, aku menemukan kebahagiaan yang sejati. Ada tangan kecil yang menggenggam tanganku, tangan yang mulai beranjak remaja, penuh semangat dan keceriaan. Anak kecil itu adalah sumber inspirasiku, penyemangat yang membuatku terus melangkah dengan penuh keyakinan.
Melihatnya tumbuh setiap hari, aku menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari pencapaian impian besar, tetapi dari momen-momen kecil yang berharga. Tangan kecil itu mengajarkanku untuk melihat keindahan dalam hal-hal sederhana, untuk mensyukuri setiap detik yang diberikan oleh hidup.
Sekarang, aku tidak lagi mengejar bayangan masa lalu. Aku hidup untuk hari ini, untuk senyuman dan tawa anakku, untuk cinta yang mengalir dalam keluarga kecilku. Impian mungkin berubah, tetapi kebahagiaan sejati selalu ada di sini, dalam kehangatan cinta yang tak tergantikan.
Terima kasih, Nak! sudah memilih ibu.
01.30 a.m.|| Makassar.
5 notes
·
View notes
Text
Suatu siang di lampu merah
Aku ingin bercerita tentang ini. Sesuatu yang menghangatkan hati. Ketika perjalanan pulang siang itu,,, seperti biasa,,, beberapa lampu merah sepanjang perjalanan terpaksa membuat berhenti. Dan disana, kita sesekali akan bertemu dg penjual yang akan sigap mendekat ketika lampu merah mulai menyala. Beberapa menawarkan makanan, kadang juga penjual tisu. Dan siang itu, aku bertemu dg seorg ibu yg sedang asyik menawarkan tisu kepada pemotor yg berhenti paling depan. Dan disamping ibu itu, berdiri seorang anak, dg setia menemani ibunya berjualan. Jarak antara aku dan ibu itu beberapa langkah, aku menunggu sesaat dan berharap anak itu menoleh ke arah ku. Dan benar saja, dia menatap ku,,,, dengan cepat aku ayunkan tangan, memberikan kode panggilan. Dia mendekat ke arah ku dengan senyuman yg begitu menghangatkan. Tatapan matanya berbinar,,,, aku menanyakan harga dan dg cepat meminta dia mengambilkan aku satu buah tisu,,, dia berlari ke arah ibunya dan mengambil tisu dan memberikannya kepada ku dengan senyum ceria di wajahnya. Aku terenyuh sekali, hal yang begitu sepele tapi bagi dia, aku adalah pelanggannya. Dan tatapannya penuh semangat, tak ku temukan wajah murung itu,,,,,, hangat sekali rasanya,,,, seperti ia menularkan keceriaan itu. Lampu hijau tak lama menyala, aku melambaikan tangan ke arahnya. Meski mungkin ia tidak melihat wajahku yg juga senyum karena tertutup masker dan kacamata, tapi smoga lambaian tanganku padanya, bisa menjadi isyarat salam perkenalan. Rasanya akulah yang harus berterima kasih padanya. Dia mengajarkan tentang rasa syukur. Ya, dia sama sekali tidak menunjukan wajah kesal karena harus menemani ibunya di siang hari yg panas untuk berjualan. Tp justru sebaliknya dia menjalani itu dengan penuh suka cita.
2 notes
·
View notes
Text
Siapakah Aku
Merah-oranye-kuning menyala Indah membingkai pinggiran sungai yang tenang Indah birunya bagai cermin yang memancarkan sang langit Merah-oranye-kuning tertiup angin Lembut menari-nari bak lidah api Kontras warnanya menghiasi birunya sekitar Begitu indah begitu menenangkan
Puluhan --mungkin ratusan turis datang Berfoto berlatar pepohonan dengan daun gradasi merah-kuning yang menyala Tersenyum bahagia Orang tua mengenalkan autumn colors pada anak-anaknya Menggunakan baju coklat senada Mata berbinar terpesona
Dengan mereka terdengar tawa Dengan mereka terbawa keriuhan riang Keceriaan dan kebahagiaan Atas syukur dan keindahan Musim gugur yang tidak akan bertahan lama Sebelum datangnya dingin selanjutnya
Dengan mereka terdengar suara Keriangan bocah-bocah berlarian Saling goda pertemanan Benih-benih cinta yang sedang berbunga-bunga Kaki-kaki mereka menginjak rata Dedaunan yang kurang indah
Dedaunan yang tidak dipuji dengan tatapan berbinar Dedaunan yang bernasib untuk menjadi bantalan jatuh sang bocah Dedaunan yang dewasa sebelum waktunya Dedaunan yang jauh sebelum sempat menunjukan merahnya Dedaunan yang tidak sempat bersinar di galeri foto mereka Dedaunan yang selalu ada Dedaunan yang tidak diberi kesempatan untuk membingkai birunya Dedaunan yang bahkan tidak lewat sedikit pun di benak para manusia yang sedang sibuk mengabadikan saudaranya
Musim gugur musim semi bagi hangat sang merah Musim gugur musim kesempatan bagi kuningnya Musim gugur musim kesempurnaan bagi coklat oranyenya Musim gugur musim penuh penginjakan bagi mereka yang telah gugur sebelum waktunya
Apakah merahku tak sama? Apakah merahku tak seindah yang di dahan? Apakah kuningku lusuh dan mengganggu pemandangan? Apakah oranyeku terlalu gelap hingga mengobarkan kepedihan yang susah payah kau kubur dalam-dalam jiwamu yang lelah?
Musim gugur. Merah-oranye-kuning dimana-mana
sebuah puisi spontan di ombang-ambing malam penuh tugas sthlm, tjugosjätte april tusentjugofyra
3 notes
·
View notes
Text
Orang yang ngotot nggak mau punya anak, nggak akan bisa dipaksa punya anak. Yang ada malah kasihan anaknya, nanti jadi korban.
Sama kayak orang nggak paham internet disuruh jadi Menkominfo. Hasilnya malah jadi amburadul.
Walaupun demikian, buat gue anak memang trigger terbaik yang bikin tetap "awake" sama kehidupan.
Se-down apapun kondisi, kalau ketemu anak ya minimal sadar kalau gue harus bangkit karena ada yang harus "dijadiin sesuatu".
Tinggal serumah sama anak kecil juga bikin gue selalu ingat, bahwa gue tuh dulu sekecil ini loh. Ada proses dalam kehidupan, nggak ada yang lahir langsung jadi besar.
Walaupun cuma sebentar, tapi inilah perjalanan hidup yang sedang kita lalui. Kehadiran anak terasa mempertebal perenungan tentang hidup.
Punya anak juga menstimulus sifat alamiah gue, setelah mungkin terlalu larut menjadi "orang dewasa" saat seharian di luar rumah.
Anak-anak ini lah yang kerap menetralisir, mengajak untuk balik ke setelan manusia yang penuh keceriaan. Tanpa dendam, tanpa kekhawatiran.
Gue dan khaulah diamanahi empat anak, yang lewat mereka kami belajar sangat banyak hal. Termasuk pelajaran bahwa every single person was born special, dan nggak bisa dipukul rata.
Mungkin kalau kami childfree, belum tentu bisa lebih paham tentang perbedaan karakter anak.
Orang barat mengira anak lahir hanya karena hubungan seks yang berhasil berbuah. Padahal Allah utus malaikat untuk tiup nyawa dan bikin dia jadi hidup.
Mereka nggak paham kalau justru nyawa anak inilah hak preogratif mutlakNya yang tidak bisa kita otak-atik hasil lahirnya bakal mau jadi gimana.
Sejak awal kehamilan anak pertama sampai detik ini, walaupun capeknya mantap, sampai kerap stressful juga, kami berdua nggak pernah bergeser pendirian bahwa mereka adalah blessing dari Allah yang secara khusus diamanahkan kepada kami.
Mereka adalah anugerah terbaik yang turun dari langit. Mereka lah yang membuat hidup kami terasa jauh lebih bermakna. Hidup tuh jadi ada artinya. Nggak kosong.
Kita tahu, pernyataan "childfree bikin awet muda" ini nggak valid. Kalaupun itu memang benar, ya buat apa sih terlihat awet muda, kalau hidupmu hampa dan nggak bermakna 😐
#FatihIslah
7 notes
·
View notes
Text
[Secuil Kisah Menyapih]
Menyapih dengan Cinta - Weaning With Love Part Asma
“Menyusui bukan sekadar memberi asi, ada kasih sayang di setiap pelukan, ada doa disetiap teguknya, dan ada perjuangan di setiap tetesnya.”
Kata-kata itu mungkin cukup menggambarkan bagaimana indahnya menyusui. Alhamdulillah.. saya sangat bersyukur mengalami masa-masa dapat menyusui anak-anak, baik sambil duduk atau menyusui sambil berbaring. Menyusui bukan sekedar memberi asi, tetapi lebih dari itu memberikan rasa nyaman, tenang dan membangun ikatan yg kuat (bonding) antara ibu dan anak.
Hal terberat bagi seorang ibu dengan anaknya adalah saat-saat seorang anak memasuki usia 2 tahun. Menjelang fase 2 tahun, sedari dini ibu mempersiapkan banyak hal:
Sounding dimulai sejak 18 bulan “Adek sudah besar ya nak, nanti 2 tahun sudah tidak mimi lagi. Walau sudah tidak mimi, ibu tetap sayang adek”
Mengurangi frekuensi mimi malam
Memperbanyak stok makanan dan memperbanyak aktivitas di siang hari
Mengatur pola tidur
Rutinitas sebelum tidur seperti bercerita
Menjelang 2 tahun, beberapa kali adek sakit. 23 bulan dan 24 bulan adek sakit, nafsu makan dan minum berkurang. Ia lebih suka untuk mimi lebih sering.
25 bulan ibu meniti kembali puing-puing perjuangan. Mengulangi proses menyapih dari awal. Berat dan cukup melelahkan.
Belum lagi perkataan orang-orang sekitar yg kami abaikan.
“2 tahun belum disapih”
“Udah pakai batrawali aja”
“Udah, ditakut2in pake betadine aja miminya biar anak ga mau lagi”
.
.
Dan perkataan yg lainnya. Tak ada terbersit sedikit pun kami ingin membohongi, keyakinan diri bahwa menyapih adalah bagian dari cinta kami, cinta tak perlu dengan dibohongi atau ditakut-takuti.
Setelah adek pulih dari sakit, ibu menguatkan hati untuk memulai proses menyapih kembali. Ada kesalahan yg tidak sengaja ibu lakukan saat menyapih adek yg kedua kali, ibu menyapih adek saat ayah kerja di luar kota.
Adek merasa sedih dan tertekan, merasa tidak disayangi bahkan sampai mengalami sleep trauma dan kehilangan keceriaan. Adek sering menarik diri dari bermain, sering menangis sendiri, merajuk ingin ke ayah bahkan .. setiap kali waktu tidur siang maupun tidur malam tiba, adek selalu menangis dan menolak tidur, teriak histeris bahkan selalu marah dan pada ibu. Sediih.. ibu menangis setiap kali melihat kondisi adek yg demikian. Seperti bukan adek yg selalu ceria sebelumnya. Kondisi itu tak membuat ayah dan ibu menyerah, kami lakukan evaluasi dan terus berbenah diri. Dimulai dari pemberhentian pendisiplinan, luapan kasih sayang yg selalu kami tunjukkan, kata maaf dan kata sayang selalu kami tunjukkan dan ucapkan. Pelukan, kecup hingga bermain menguatkan bonding kami lakukan. Tak lupa doa yg terus kami panjatkan.
Kami pun berkonsultasi dengan kawan yg psikolog anak, الحَمْدُللهperlahan sleep trauma menurun dan keceriaan kembali hadir.
28 bulan kami mulai kembali, sounding penuh cinta dan kehangatan kami utamakan. Kami persiapkan hati, diri dan emosi. Doa yg tak kalah penting terus kami panjatkan.
Ayah yg selalu setia dan hadir disetiap prosesnya. الحَمْدُلله..
Siap bergantian menggendong dan menemani adek walau adek tidur lebih larut, selalu menyemangati ibu, mengingatkan agar setiap usaha harus dibingkai lillah, bahkan memijat punggung ibu dikala lelah. مَاشَاءَالله.. الحَمْدُلله
Usaha tak menghianati hasil, sudah hampir 2 bulan adek bisa tidur mandiri tanpa mimi. Walau sudah tidak mimi, kami tetap selalu menyayangi.
الحَمْدُلله..
باركالله فيك nak shalihah
“Setiap anak memiliki kisahnya sendiri, unik. Perjuangannya pun berbeda. Yakinlah, setiap perjuangan yg dibingkai lillah harus kita nikmati prosesnya, agar menikmati manisnya akhir kisah”
Buat para ibu sekalian, semangat ya. Alloh yg lebih paham,
hanya Alloh yang tau besar nilai perjuangan kita,
dan hanya Alloh yang berhak dan pantas memberikan imbalannya,
semoga menjadi keberkahan buat para ibu dan keluarga kita semua.
Sukabumi, 6-12-22
8 notes
·
View notes
Text
Ya, tentu ada maksud atas setiap keputusan orang tua yang hendak diterapkan kepada buah hatinya. Mengapa seorang anak diberi mainan a, b, atau c dan sebagainya. Mengapa anak dilarang a, b, c, dan sebagainya. Mengapa anak harus a, b, c, dan sebagaianya. Tentu semua ada tujuan dan maksud yang tidak harus dijelaskan di depan khalayak ramai. Ada saatnya kita sebagai orang tua harus menyembunyikan seorang anak dari pengaruh yang (mungkin) kurang baik di luar sana. Karena, tentunya kita tidak bisa mengontrol apapun paparan dari luar yang akan dikonsumsi anak kita.
Mendidik, mengasuh amanah dari-Nya bukan hal yang mudah juga bukan sesuatu hal yang cukup susah. Banyak sekali poin-poin kehidupan yang harus kami sematkan di hatinya, agar mereka tidak lengah, agar mereka tidak semaunya. Setiap orang tua punya gaya sendiri dalam mendidik anaknya. Itu hak mereka sebagai orang tua dan tidak ada satupun orang yang berhak merusaknya. Ada banyak contoh di kanan dan kiri, depan dan belakang, yang harus pandai-pandai kami memilah mana yang harus diikuti, dicontoh, dan mana yang harus kami cukup tau saja. Tentunya Allah menitipkan seorang anak kepada orang yang lebih dewasa dalam hal iini orang tuanya, tentu dengan maksud dan tujuan yang mulia.
Ibaratnya menaiki sebuah tangga, ada banyak sekali anak tangga yang harus dilalui. Begitupun dengan membersamai buah hati tercinta. Langkah demi langkah harus kami lalui untuk menitah anak-anak kami mulai dari keluar dari rahim sang Ibu hingga ia bisa berjalan tegap sendiri menantang dunia fana didepan nantinya. Satu dua langkah adalah proses yang sangat lama dan melelahkan dalam membersamai mereka di awal kehidupannya. Namun percayalah, lelah demi lelah itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan kebahagiaan dan keceriaan yang dirasakan karena telah diijinkan memilikinya.
Namun, dalam mendidik anak tentunya tidak bisa menghindar dari lantunan-lantunan kalimat sarkas dari kanan dan kiri telinga. Ejekan, sindiran, hinaan, makian rasanya memang perih sekali ketika baru saja didengar. Tapi, bukankan tanpa itu semua perjalanan mendidik anak menjadi hampa dan tidak berwarna? Karena justru itulah yang akan membangun dan menguatkan hati para orang tua.
Yang menjadikan lemah adalah ketika kami sebagai orangtua berusaha menerapkan aturan yang jelas untuk ananda, lalu dengan mudahnya orang lain datang menggeser aturan tersebut karena tidak sepaham hingga kami mengalah lalu longgarlah aturan tersebut. Dalam hati menguatkan hati sendiri semoga kami tidak pernah melakukan apa yang mereka lakukan. Semoga kami selalu bisa menghargai setiap hak orang tua lain dalam bagaimana mereka ingin mencetak putra-putrinya.
Pondasi demi pondasi kehidupan setidaknya harus dikokohkan di masa-masa kecilnya. Mebekalinya dengan afirmasi-afirmasi positif setiap harinya, mengesampingkan apapun tentang harta, fasilitas mewah agar tidak menjadi tujuan utama mereka nantinya. Tentunya dengan tetap menjaga hubungan yang hangat antara anak dan orang tua. Saling bercerita tertawa bersama dengan guyonan yang renyah. Mengiringinya dengan nasihat-nasihat yang membangun dengan tidak menyampaikannya di depan banyak mata, meminimalisir pujian atas apa yang dicapainya dengan menggantinya dengan apresiasi-apresiasi indah yang akan membangunnya. Karena pujian yang menggema sudah pasti hanya akan membuat dia bangga seketika atas pencapaiannya, bukan dengan usahanya. Dan tentu kembali mengingatkannya lagi dan lagi bahwasanya kepada Allah-lah nantinya kita akan kembali dengan tidak membawa apa-apa kecuali amaliyah yang jelas sanadnya dan kepasrahan kita kepada-Nya. Wallahualam 🌸
8 notes
·
View notes
Text
Gak usah pakai judul, tapi mau ungkapin rasanya setelah 2 Minggu jadi Mom of two amazing daughters. Capeknya gak main-main, bahkan rasanya 24 jam ini gak cukup untuk ngurusin badan sendiri + 2 anak (Newborn dan Toddler). Tapi hati rasanya penuh syukur, inget seberapa dulu sedihnya baca berita bayi dibuang sementara gue yang pengen anak susah banget. Sampai nanya, setidak pantas itukah gue jadi ibu sampai Allah memilih anak itu keluar dari rahim ibu yang buang mereka. Ternyata Allah sedang mempersiapkan dua anak perempuan ini untuk gue.
Saleema, Sadiya, anak-anak ibu yang ibu sayang...
Mungkin ada hari-hari dimana ibu mengecewakan kalian atau ibu yang kalian rebutin ini berubah jadi ibu yang menakutkan dan menyebalkan. Tapi ibu bersyukur banget Allah titipkan kalian ke ibu sama papi.
Ibu bersyukur sekali punya anak kaya Saleema yang ceria, berani, dan cerdas. Rasanya kemanapun pergi sama Saleema meskipun capek, tapi semua hal jadi menyenangkan. Saleema bawa warna kemanapun Saleema pergi...
Doa ibu untuk Saleema, keceriaan Saleema gak akan padam sampe dewasa nanti. Ibu juga berdoa semoga dunia menyuguhkan hal-hal indah bakal keceriaan di hati Saleema juga.
Ibu juga bersyukur sekali sudah dikasih izin sama Allah untuk jadi ibunya Sadiya. Anak manis, penyabar, dan penyejuk hati bahkan dari masih di dalam perut. Rasanya liat adik itu tenaaang sekali hati ibu. Rasanya tiap ibu liat Yaya kaya ibu lagi ada di bawah pepohonan yang rindang, kena terpaan angin semilir tapi ada hangat dari cahaya matahari yang nyelip diantara pepohonan...
Doa ibu untuk Yaya, semoga bara hangat di dalam diri Yaya yang menghangatkan orang-orang di sekitar Yaya juga memberikan kehangatan untuk diri Yaya sendiri.
I love you anak anak ibu, ibu sayang calcal & yaayaa
3 notes
·
View notes
Text
Tumblr, tempat para ekstrovert mengekspresikan kesenduan dan para introvert mengekspresikan kebebasan
Eyaa sok tahu 🤣
Terimakasih Tumblr, sudah menjadi partner dalam menjaga kesehatan mental dan mempertemukan kami pada lintasan pikiran di masa silam. Juga isi kepala orang orang yang sosoknya bahkan tak terbayang.
Esok lusa ketika kami kembali terpuruk, dengan membuka Tumblr ada diri kami yang sama, yang pernah begitu semangat membara. Bernostalgia dengannya jadi menenangkan jiwa.
Esok lusa ketika merasa tak cukup, ada catatan lama yang bercerita tentang euphoria kebahagiaan mendapatkan hal hal sederhana. Ia menjadi cambukan untuk kembali bersujud.
Esok lusa ketika dendam lama mulai kembali beraroma busuk, ada sosok anak baik yang menjelma menjadi tulisan tulisan dan memeluk hati yang remuk.
Esok lusa ketika perjalanan mengejar impian mulai tersaruk saruk, membaca kembali jejak strategi dan anak tangga yang sudah dilewati hingga hari ini membuat kami kembali mengencangkan sabuk
Esok lusa ketika merasa sendirian di dunia yang penuh hiruk pikuk, mengenang tulisan yang bernuansa keceriaan jadi sukses merubah ekspresi wajah yang tertekuk.
Terimakasih Tumblr ❤️
6 notes
·
View notes
Text
"Udahan aja gt ya, capek!"
Tapi pikiran dan perasaan seperti itu hanya sebentar. Apalagi kalau lihat semangat mereka, keceriaan mereka.
Aku banyak sekali belajar dan dituntut untuk terus belajar.
Kalau aku bilang capek, aku cuma pengen menerima perasaan aku bahwa aku juga bisa lelah, itu saja. Bukan ingin menyerah.
"Ibu...ibu... Aku bikin sesuatu."
"Oh ya, apa itu?"
"Taraaa (lalu menunjukan hasil karyanya."
"Waaah, indah sekali ada tulisannya ibu dan bentuk hati ya itu? Bagus Zahra warnanya juga cantik. (Lalu aku kembalikan gambarnya)."
"Itu untuk ibu."
"Untuk ibunya Zahra? (Kan gak mau geer 😁)."
Ia menggelengkan kepala lalu menunjukku, sembari malu-malu
"Untuk ibu?" aku mengkonfirmasi
"Iyaaaa (ia menjawab dengan gaya khasnya)."
"Waaah, terima kasih banyak. Ibu suka sekali, gambarnya bagus. Cantiiik. Sekali lagi terima kasih ya nak, nanti ibu simpan :)"
Belum juga selesai dibuat meleleh oleh anak usia 6 tahun itu, ia kembali menambah haru
"Itu artinya i love u ibu."
"Waah, Zahra manis sekali sih nak. Ibu juga sayang sama Zahra. Juga sayang sama temen-temen yang lainnya. Semuanya ibu sayang. Terima kasih sudah sayang sama ibu ya."
Jadi mana tega aku nyerah, lalu mematahkan harapan mereka, bahagia mereka.
Suatu saat ketika sampai pada titik takdir-Nya yang lain, peran yang baru, atau hal-hal yang menjadikan kebersamaan aku dan mereka harus diakhiri. Aku ingin berakhir dengan pamit yang menyenangkan, yang semoga bisa menjadi kenang-kenangan bagi mereka juga.
Maka sebelum waktu itu tiba, izinkan aku menikmatinya ya. Meski dalam kelelahan, kepayahan dan ketidakberdayaan.
Aku capek. Tapi ini pilihanku sembari menjemput takdir-Nya. Bolehkan?
5 notes
·
View notes
Text
Dunia Baru#2
Hidup didalam keluarga yang berpoligami menuntutku untuk tidak banyak berharap, anak laki-laki satu-satunya di keluarga membuatku harus berjuang diperantauan. Untuk biaya kuliah saja aku bersyukur ibuku masih bisa membiayai, namun dibelakang ibu aku menyembunyikan banyak hal. Berpura-pura menjadi asisten profesor dikampus ketika libur semester padahal aku pergi ke Bali menjadi barista di salah satu cafe terkenal. Pergi sore pulang pagi, pernah menjadi pekerja serabutan di pasar, menjadi driver go**k banyak hal yang aku sembunyikan dari ibu. Pikirku, yang penting ibu bisa tenang tanpa khawatir pada diriku diperantauan dan aku masih bisa membelikan barang-barang bagus untuk adik-adikku.
Hari ini, hari dimana aku menerima kelulusanku setelah sidang pagi tadi. Banyak teman-temanku yang mengucapkan selamat, banyak bouquet bunga maupun makanan, dan dimalam harinya aku traktir semua teman seperjuangan maupun adik tingkatku. Namun, keceriaan itu sirna setelahku kembali ke kosan. Pikiranku mengawang, mau dibawa kemana hidupku ini?
Usia tepat 22 tahun dibulan ini, usia yang membuatku gelisah karena title yang aku sandang sekarang, lulusan perguruan tinggi ternama di Jogja. Namun aku merasa tidak memiliki skill yang mumpuni. Tekanan sebagai seorang laki-laki sangat besar mengarah padaku. Aku semakin takut menatap masa depan. “Bu, doakan abang cepat dapat kerja yang sesuai mimpi abang yah bu” Ucapku ditelfon minggu pagi, “Bang percaya sama ibu, abang akan mendapatkan semua yang abang inginkan” ucap ibu, “Bang kangen ingin pulang, tapi ini masih ada urusan dikampus” ucapku lirih. “Bang, yang penting kamu sehat nak, ibu dan adik-adikmu disini jangan kamu khawatirkan, kami baik-baik saja. Titip nak fokus dulu ke masa depan kamu yah, jangan mengenal dulu perempuan” Ucap ibu. “Baik bu, abang ingat pesan ibu ini” jawabku sebelum menutup telfonku dengannya. Semoga doa ibu dan doaku Tuhan kabulkan yah bu...
(Bersambung....)
2 notes
·
View notes